ANALISIS PRODUKSI CUMI-CUMI UNIT PENANGKAPAN
BOUKE AMI
DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA
BAYU PRIRAHARDI ROOSKANDAR
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul "Analisis Produksi Cumi-cumi Unit Penangkapan Bouke Ami di PPS Nizam Zachman Jakarta" adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya limpahkan hak cipta karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
ABSTRAK
BAYU PRIRAHARDI ROOSKANDAR. Analisis Produksi Cumi-cumi Unit Penangkapan Bouke Ami di PPS Nizam Zachman Jakarta. Dibimbing oleh MULYONO S. BASKORO dan ROZA YUSFIANDAYANI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis teknis alat tangkap, produktivitas dan faktor produksi cumi-cumi dari unit penangkapan bouke ami di PPS Nizam Zachman Jakarta. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis teknis, analisis produktivitas serta faktor yang mempengaruhi produksi menggunakan analisis OLS. Alat tangkap jaring bouke ami seluruhnya adalah PE (Polyethylene) dengan bukaan mulut jaring mencapai 15 meter dan panjang jaring mencapai 14 meter. Jaring menggunakan tiang gawang dengan bahan bambu sepanjang 17 meter. Fishing ground unit penangkapan bouke ami terletak di perairan pulau Bangka hingga Selat Karimata. Penurunan produktivitas terbesar pada tahun 2013 terjadi pada nelayan. Produktivitas nelayan menurun jauh lebih dari 19% pada tahun 2013 sementara jumlah nelayan mengalami kenaikan mencapai 42,05% pada tahun 2013. Hasil analisis OLS menunjukkan aktivitas trip, jumlah kapal dan musim mempengaruhi produksi cumi-cumi secara positif, sedangkan nilai negatif terlihat pada nelayan yang artinya semakin banyak nelayan pada unit penangkapan maka produksi cumi-cumi akan semakin tidak efisien.
Kata kunci: cumi-cumi, bouke ami, teknis alat tangkap, produktivitas, faktor produksi
ABSTRACT
BAYU PRIRAHARDI ROOSKANDAR. Bouke Ami Fishing Unit's Squid Production Analysis at Nizam Zachman Jakarta Ocean Fishing Port. Supervised by MULYONO S. BASKORO dan ROZA YUSFIANDAYANI
This study aims to analyze the technical of catching gear, productivity and factors of squid production by the bouke ami fishing unit in Nizam Zachman Jakarta Ocean Fishing Port. Data analysis was conducted on the technical analysis, analysis of productivity and factors affecting the production using OLS analysis. Bouke ami fishing gear nets are all PE (Polyethylene) with net mouth openings up to 15 meters long and 14 meters of net reach. Nets using a frame with a 17-meter bamboo material. Bouke ami fishing unit's fishing ground is located at the waters of the Bangka island up to Karimata strait. Biggest productivity reduction in 2013 occurred on fishermen. Fishing productivity reduce much more than 19% in 2013 while the number of fishermen has increased up to 42.05% in 2013, OLS analysis results showed activity of trip, number of vessels and season are positively affect the squid production, while a visible negative value indicated by fishermen which means the more number of fishermen on the fishing unit then the squid production will be even less efficient.
ANALISIS PRODUKSI CUMI-CUMI UNIT PENANGKAPAN
BOUKE AMI
DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA
BAYU PRIRAHARDI ROOSKANDAR
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Judul Penelitian : Analisis Produksi Cumi-cumi Unit Penangkapan Bouke Ami di PPS Nizam Zachman Jakarta
Nama : Bayu Prirahardi Rooskandar
NIM : C44090050
Mayor : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Dr Ir Budy Wiryawan, MSc Ketua Departemen
Tanggal lulus:
Prof Dr Ir Mulyono S. Baskoro, MSc Pembimbing I
PRAKATA
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya, karya ilmiah yang berjudul "Analisis Produksi Cumi-cumi Unit Penangkapan Bouke Ami di PPS Nizam Zachman Jakarta" dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terimakasih sebanyak-banyaknya penulis sampaikan kepada Prof Dr Ir Mulyono S. Baskoro, MSc dan Dr Roza Yusfiandayani, SPi selaku pembimbing, Dr Ir Anwar Bey Pane, DEA selaku penguji luar komisi, Dr Ir Budhi Hascaryo Iskandar, MSi yang mewakili sebagai komdik PSP dan Dr Ir Budy Wiryawan, MSc selaku Kepala Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada yang tercinta Nandha Rizki Awalia.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
METODE PENELITIAN 4
Waktu dan Tempat Penelitian 4
Alat dan Bahan 4
Metode Pengambilan Data 4
Analisis Data 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Kondisi Umum 7
Unit Penangkapan 8
Analisis Kelayakan Usaha Penangkapan Bouke Ami 16
Pembahasan 16
KESIMPULAN DAN SARAN 18
Kesimpulan 18
Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN 21
DAFTAR TABEL
1 Jumlah nelayan purse seine dan nelayan bouke ami di PPS Nizam Zachman
Jakarta 8
2 Volume produksi cumi-cumi oleh unit penangkapan bouke ami 11 3 Produktivitas hasil tangkapan unit penangkapan bouke ami di PPS Nizam
Zachman Jakarta 2011-2013 13
4 Hasil analisis OLSterhadap hasil tangkapan unit penangkapan bouke ami 13
5 Musim penangkapan cumi-cumi 14
6 Hasil analisis usaha terhadap unit penangkapan bouke ami 16
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran penelitian 3
2 Peta PPS Nizam Zachman, Muara Baru Jakarta 4
3 Kapal dan alat tangkap pada unit penangkapan 9
4 Volume produksi cumi-cumi per bulan unit penangkapan bouke ami di PPS
Nizam Zachman Jakarta 12
5 Fishing Ground unit penangkapan bouke ami 14
6 Konsentrasi klorofil di Bulan Mei 2012 15
7 Konsentrasi klorofil di Bulan November 2012 15
DAFTAR LAMPIRAN
1 Jumlah nelayan dan kapal bouke ami di PPSNZ 21
2 Volume produksi cumi-cumi di PPSNZ 22
3 Jumlah kapal bouke ami yang melakukan aktifitas bongkar di PPSNZ 23 4 Komposisi hasil tangkapan unit penangkapan bouke ami 24 5 Perhitungan analisis usaha unit penangkapan bouke ami 25
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Cumi-cumi merupakan salah satu komoditas ekonomi yang memiliki nilai strategis sebagai sumber devisa negara. Ekspor cumi-cumi segar pada tahun 2001 mencapai 13 ribu ton lebih (senilai US$ 22 ribu), nilai produksi ekspornya menunjukkan peningkatan yang cukup tajam pada tahun 2005. Tahun 2010 jumlahnya berlipat menjadi 25 ribu ton lebih (senilai lebih dari US$ 42 ribu) (Anonimus vide Hulalata 2011). Permintaan cumi-cumi paling tinggi berasal dari Italia, Korea termasuk Taiwan begitu juga Jepang. Pemesanan cumi-cumi paling tinggi dari keempat negara tersebut berasal dari Italia dan Korea (Baskoro et al
2011). Cumi-cumi merupakan konsumsi makanan yang berasal dari laut yang dagingnya yang mudah dicerna, juga mengandung asam amino esensial serta kaya akan mineral seperti fosfor dan kalsium yang berguna untuk pertumbuhan dan pembangunan tulang (Meirina 2008). Karakter daging cumi-cumi yang kenyal membuat komoditas ini menjadi pilihan yang tepat untuk menjadi produk olahan makanan domestik hingga ekspor mancanegara. Cumi-cumi adalah jenis
chepalopoda yang dikenal dalam dunia perdagangan disamping sotong dan gurita. Cumi-cumi merupakan salah satu komoditas perikanan penting yang menempati urutan ketiga setelah ikan dan udang di bidang perikanan komersial (Okuzumi dan Fuji 2000).
Kebutuhan cumi-cumi untuk memenuhi permintaan ekspor tersebut didukung oleh pelabuhan-pelabuhan yang memproduksi hasil tangkapan cumi-cumi. PPS Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) merupakan salah satu dari beberapa pelabuhan yang memproduksi cumi-cumi dengan skala besar yaitu mencapai 36.893 ton pada tahun 2010 hingga 2013. PPS Nizam Zachman terletak di Muara Baru, Jakarta Utara. Pelabuhan ini memiliki beberapa hasil tangkapan dengan volume produksi yang besar. Hasil tangkapan yang menjadi unggulan bedasarkan volume produksi di PPSNZJ tahun 2013 diantaranya adalah cakalang (Katsuwonus pelamis) sebesar 33.684,844 ton di urutan pertama dan cumi-cumi (Loligo sp) sebesar 11.424,208 ton diurutan kedua (PPS Nizam Zachman 2014).
Produksi cumi-cumi dengan jumlah terbesar di PPSNZJ dilakukan oleh unit penangkapan bouke ami. Volume produksi cumi-cumi pada tahun 2013 oleh unit penangkapan ini mencapai 10.677 ton dan mengalami kenaikan sebesar 9% dari tahun sebelumnya (PPSNZJ 2014).
Nama alat tangkap bouke ami berasal dari bahasa Jepang yang berarti jaring angkat. Alat tangkap bouke ami termasuk kedalam kategori stick held dip net
salah satu dari jenis lift net yang pada awalnya digunakan untuk menangkap ikan saury (Cololabis saira) (Nomura 1962). Bouke ami di operasikan menggunakan tiang gawang sebagai pembuka mata jaring agar berbentuk persegi dan dioperasikan pada malam hari saat hari mulai gelap. Alat tangkap ini dioperasikan pada malam hari ketika menangkap cumi-cumi, karena sifat cumi-cumi adalah fototaksis positif.
Penelitian yang dilakukan berfokus pada unit penangkapan cumi-cumi, yaitu
Perumusan Masalah
Cumi-cumi memiliki nilai ekonomis tinggi di pasar domestik dan internasional sehingga menjadi salah satu sumber devisa negara yang layak diperhatikan. Produksi cumi-cumi dilakukan oleh para pengusaha unit penangkapan cumi-cumi, dimana unit bouke ami adalah unit penangkapan cumi-cumi terbesar yang ada di PPS Nizam Zachman Jakarta, Muara Baru. Proses produksi cumi-cumi tidak terlepas dari keragaan teknis unit penangkapan, produktivitas dan kelayakan dari usaha. Kajian lebih dalam mengenai produksi cumi-cumi oleh unit penangkapan bouke ami akan diteliti lebih dalam pada penelitian ini. Oleh karena itu, permasalahan yang akan diangkat pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana teknis alat tangkap pada unit penangkapan bouke ami? 2. Seberapa besar produktivitas unit penangkapan bouke ami?
3. Apakah faktor yang paling mempengaruhi produksi cumi-cumi oleh unit penangkapan bouke ami?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui teknis alat tangkap pada unit penangkapan bouke ami. 2. Mengetahui seberapa besar produktivitas unit penangkapan bouke ami. 3. Mengetahui faktor yang paling mempengaruhi produksi cumi-cumi oleh
unit penangkapan bouke ami.
Manfaat Penelitian
Manfaat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu usaha dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang teknis dan finansial usaha dari unit penangkapan
bouke ami.
2. Sebagai informasi bagi para stakeholder usaha perikanan bouke ami terkait teknis alat tangkap dan produksi cumi-cumi dari perikanan cumi-cumi oleh unit penangkapan bouke ami.
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian
• Faktor yang paling mempengaruhi produksi cumi-cumi
Analisis Produksi bouke ami di PPS Nizam Zachman Jakarta
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014, bertempat di PPS Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ). Proses pengolahan dan analisis data dilakukan di Laboratorium Teknologi Penangkapan Ikan, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Bogor.
Sumber: Google Earth 2014
Gambar 2 Peta PPS Nizam Zachman, Muara Baru Jakarta Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner nelayan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah masing-masing satu nelayan dari 15 unit penangkapan bouke ami.
Metode Pengambilan Data
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus terhadap unit penangkapan bouke ami di PPSNZJ. Aspek yang diteliti berupa jumlah nelayan pada unit penangkapan, jumlah trip penangkapan yang dilakukan oleh unit penangkapan, lama hari operasi penangkapan oleh unit penangkapan, jumlah kapal unit penangkapan bouke ami yang ada di PPSNZJ.
Responden yang digunakan untuk kuesioner dianggap memenuhi kriteria. Kuesioner dilakukan dengan pengambilan data dari masing masing satu sampel dari 15 unit penangkapan bouke ami. Sampel yang digunakan untuk data harus memiliki beberapa ketentuan khusus, diantaranya adalah: nelayan unit penangkapan bouke ami, bekerja ≥1 tahun, mampu mengoperasikan alat tangkap utama dan alat tangkap tambahan serta mengenal wilayah fishing ground unit penangkapan bouke ami.
Data Utama
Data utama digunakan untuk menjawab inti dari penelitian yang dilakukan. Data utama dibagi atas dua jenis yaitu:
1. Data Primer
(1) Volume hasil tangkapan cumi-cumi yang diperoleh masing-masing unit penangkapan bouke ami.
(2) Banyak trip yang dilakukan oleh masing-masing unit penangkapan
bouke ami per tahun.
(3) Lama hari operasi penangkapan dalam per tahun.
(4) Lama waktu untuk melakukan perbaikan dan perawatan kapal.
(5) Lama waktu yang dihabiskan untuk melakukan perbekalan trip penangkapan.
(6) Musim penangkapan cumi-cumi oleh unit penangkapan bouke ami. 2. Data Sekunder
(1) Volume hasil tangkapan cumi-cumi yang didaratkan oleh unit penangkapan bouke ami di PPSNZJ 2011-2013.
(2) Jumlah nelayan unit penangkapan bouke ami yang ada di PPSNZJ 2011-2013.
(3) Jumlah, nama, ukuran, bobot dan kekuatan kapal unit penangkapan
bouke ami yang ada di PPSNZJ 2011-2013.
(4) Jumlah aktifitas bongkar muat setelah trip oleh unit penangkapan
bouke ami 2011-2013.
(5) Konsentrasi klorofil pada daerah penangkapan.
Data Tambahan
Data tambahan digunakan untuk mendukung data utama pada penelitian yang dilakukan. Data tambahan dibagi atas dua jenis yaitu:
1. Data Primer
(1) Metode pengoperasian alat tangkap. (2) Daerah penangkapan.
(3) Harga jual cumi-cumi oleh nelayan kepada pengusaha. (4) Harga perbekalan kapal sebelum operasi penangkapan. 2. Data Sekunder
(1) Volume dan jenis hasil tangkapan sampingan yang didaratkan oleh unit penangkapan bouke ami di PPSNZJ 2011-2013.
(2) Konstruksi alat tangkap utama yang digunakan unit penangkapan
bouke ami.
(3) Konstruksi alat tangkap tambahan yang digunakan nelayan unit penangkapan bouke ami.
Analisis Data
Analisis Produktivitas
produktivitas trip penangkapan dan produktivitas unit penangkapan (kapal) (Sobari, et al 2009). Rumus dari produktivitas yaitu:
Produktivitas nelayan = ௨ௗ௨௦ ()
Analisis Ordinary Least Square (OLS)
Analisis regresi linear berganda atau Ordinary Least Square (OLS). Analisis OLS bekerja dengan menghubungkan nilai setiap variabel atau komponen dengan nilai total hasil tangkapan, sehingga dapat ditemukan variabel yang paling berpengaruh dalam produksi penangkapan cumi-cumi. Model analisis OLS dapat digunakan untuk meminimalkan tingkat kesalahan pengganggu.
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan satu variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas),dengan tujuan untuk mestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati 1995).
Y = a + b1X1 + b2X2 + ... + bnXn
Keterangan :
Y = Volume produksi cumi-cumi a = Konstanta
Analisis ini digunakan untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu usaha dan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha yang dilakukan (Sugiarto et al. 2002). Keuntungan dihitung dengan menggunakan rumus :
π = TR-TC
1 Lama waktu yang dihabiskan untuk operasi penangkapan dalam satu tahun. Hari operasi
terhitung dari saat unit penangkapan meninggalkan pelabuhan untuk melakukan trip penangkapan hingga kembali lagi ke pelabuhan untuk mendaratkan hasil tangkapan.
Keterangan :
π = Keuntungan per tahun (Rp)
TR = Total penerimaan pengusaha per tahun (Rp)
TC = Total biaya pengeluaran unit penangkapan per tahun (Rp) Kriteria :
Jika TR > TC maka usaha untung. Jika TR < TC maka usaha tidak untung.
Jika TR = TC maka usaha tidak untung dan tidak rugi (impas). Analisis Revenue-Cost Ratio (RCR)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu cukup menguntungkan (Sugiarto et al. 2002). revenue-cost ratio dihitung dengan menggunakan rumus:
ܴ
ܥ =
ܴܶ
ܶܥ
Keterangan :
TR = Total penerimaan pengusaha per tahun (Rp)
TC = Total biaya pengeluaran unit penangkapan per tahun (Rp) C = Cost (biaya pengeluaran unit penangkapan per tahun) R = Revenue (pendapatan yang diterima pengusaha) Kriteria :
Jika R/C > 1, maka kegiatan usaha tersebut untung sehingga usaha tersebut layak untuk dilanjutkan.
Jika R/C < 1, maka kegiatan usaha tersebut rugi sehingga usaha tersebut tidak layak untuk dilanjutkan.
Jika R/C = 1, maka kegiatan usaha tersebut tidak memberikan keuntungan ataupun kerugian (impas).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Unit penangkapan cumi-cumi di PPSNZJ bedasarkan alat tangkapnya terdiri dari dua kategori, yaitu unit penangkapan pancing cumi-cumi dan unit penangkapan bouke ami. Unit penangkapan bouke ami yang terdapat di PPSNZJ tahun 2011-2013 rata-rata sebanyak 392 unit per tahun, sedangkan jumlah unit penangkapan pancing cumi jauh lebih sedikit, dengan rata-rata sebanyak 16 unit per tahun (PPSNZJ 2014).
Tabel 1 Jumlah nelayan purse seine dan nelayan bouke ami di PPSNZJ
Tahun Purse Seine Bouke Ami
2011 8.609 3.586
2012 10.223 4.273
2013 12.281 6.070
Sumber: Data statistik syahbandar PPSNZJ 2011-2013.
Unit Penangkapan Kapal
Kapal unit penangkapan bouke ami yang ada di PPSNZJ sebagian besar diproduksi di Bagan si Api-api Provinsi Riau, Sumatera Utara. Kapal unit penangkapan bouke ami yang ada di pelabuhan ini menggunakan bahan kayu dan sudah menggunakan freezer. Konstruksi kapal unit penangkapan bouke ami di PPS Nizam Zachman dari tahun 2011 hingga tahun 2013 memiliki ukuran panjang (L) 11,50-32,92 m, lebar (B) 1,52-9,08 m dan tinggi (D) 1,02-8,93 dengan bobot rata-rata 48 GT dan kekuatan mesin 265 HP. Merek mesin utama kapal yang digunakan unit penangkapan bouke ami, diantaranya adalah CUMMINs, FUSO, HINO, HYUNDAI, ISUZU, MITSUBISHI, NISSAN dan sebagai alat tangkap utama untuk menangkap cumi-cumi. ABK unit penangkapan
bouke ami-cumi menggunakan alat tangkap pancing cumi (hand line) yang biasa digunakan oleh ABK untuk mendapatkan hasil tangkapan lebih.
Bahan jaring alat tangkap bouke ami seluruhnya adalah PE (Polyethylene)
multifilament dengan bentuk persegi panjang, dengan lebar bukaan mulut jaring seluas 15 meter dan panjang dari mulut jaring hingga kantong sepanjang 14 meter. Jaring menggunakan tiang gawang dengan bahan bambu sepanjang 17 meter yang digunakan sebagai tempat penyangga dan pembuka jaring agar jaring dapat membentuk persegi panjang di permukaan perairan. Kontruksi rancang bangun
bouke ami juga menggunakan tali kolor untuk menutup mulut jaring, cincin atau
ring pada mulut jaring dengan bahan kuningan, tali penarik jaring yang tersambung pada gawang dan empat buah roller dimana terdapat dua roller
disetiap ujung tiang gawang. Kerusakan jaring setelah melakukan operasi penangkapan dapat langsung diperbaiki oleh ABK dengan menggunakan jaring cadangan yang digunakan untuk menambal bagian jaring yang rusak. Jaring bouke ami memiliki umur teknis 1-2 tahun tergantung cara pemakaian dan perawatannya. Gambar kapal dan alat tangkap dapat dilihat pada Gambar 3
Pengoperasian jaring bouke ami didukung oleh alat-alat penangkapan yang digunakan untuk mendukung operasi penangkapan, yaitu:
3. Fish Finder untuk mendeteksi ikan yang ada di perairan;
Sedangkan alat bantu penangkapan yang digunakan adalah lampu toki sebanyak empat buah dengan daya 500 watt, lampu atraktor bohlam sebanyak 30-40 buah dengan daya 500 watt dan lampu sorot sebanyak tiga buah dengan daya 500 watt;
(a) kapal bouke ami saat mengoperasikan jaring
(b) jaring bouke ami saat dioperasikan
Sumber: Catatan Petugas Pemeriksa Fisik Kapal PPS Nizam Zachman Jakarta
(c) pancing cumi (hand line) Sumber: Silaban 2013
Gambar 3 Kapal dan alat tangkap pada unit penangkapan
monofilament. Pancing cumi terdiri dari swivel yang berfungsi untuk menjaga pancing tetap kuat saat branch line bermanuver, pemberat dan mata pancing. Terdapat dua jenis mata pancing pada alat tangkap pancing cumi, yaitu mata pancing berbentuk hook mata pancing nomor 7 dan squid jigger. Pancing cumi yang digunakan pada kapal bouke ami ada yang menggunakan penggulung dan tanpa penggulung. Penggulung pancing cumi menggunakan plastik dan tanpa penggulung menggunakan kayu yang berada disisi kapal untuk mengaitkan main line.
Nelayan
Nelayan pada unit penangkapan bouke ami yang ada di PPS Nizam Zachman Jakarta rata-rata berjumlah 12 orang. Pembagian kerja dibagi sesuai dengan keahlian setiap nelayan, dimana terdiri dari satu orang tekong (kapten), satu orang wakil tekong (wakil kapten), dua orang juru mesin dan delapan orang ABK. Pembagian kerja dari delapan orang ABK, yaitu sebagai: (1) pengatur lampu; (2) pengoperasian setting dan hauling jaring; (3) membereskan jaring setelah proses penangkapan cumi-cumi; (4) perbaikan jaring.
Metode Penangkapan
Laevastu dan Hela (1970), menyatakan bahwa biota yang bersifat fototaksis
positif biasanya akan lebih efektif dilakukan sebelum tengah malam dan cumi-cumi merupakan salah satu biota yang efektif dilakukan di malam hari. Dalam satu malam dimulai dari jam 6-8 malam dapat dilakukan 5-11 kali setting jaring. Proses penangkapan dilakukan selama 45-90 menit, waktu tergantung dari banyaknya cumi-cumi yang ada dan lama cumi-cumi dapat berkumpul di atas jaring. Proses setting membutuhkan waktu lima menit hingga jaring diturunkan sedalam 10-15 meter dan proses hauling membutuhkan waktu 10-15 menit.
Operasi penangkapan cumi-cumi menggunakan bouke ami dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Persiapan
Tahap pertama operasi penangkapan dilakukan dengan menentukan daerah penangakapan (fishing ground) oleh kapten yang juga merangkap sebagai
fishing master. Penentuan lokasi penangkapan dibantu oleh teknologi GPS dan fish finder. Informasi mengenai fishing ground juga sering kali didapatkan dari kapal cumi-cumi lain yang telah melakukan operasi penangkapan.
2. Setting
lampu toki mencapai 2000 watt (merkuri atau LED) dan besar kecil cahaya dari lampu ini dapat disesuaikan.
3. Hauling
Tahap ketiga adalah menaikan jaring beserta tangkapannya ke atas kapal. Saat cumi-cumi telah terkumpul ramai di bawah sekitar kapal, lampu atraktor bohlam perlahan mulai diredupkan dan lampu toki dinyalakan. Lampu toki memusatkan cahayanya ke atas jaring, sehingga cumi-cumi tetap mendekat ke sumber cahaya. Setelah lampu toki dinyalakan, perlahan cahaya lampu toki mulai diredupkan sedikit demi sedikit hingga cumi-cumi meraih permukaan air. Cumi-cumi yang telah terkumpul dan terpusat di permukaan air diatas jaring dapat ditangkap.
Pengusaha menyediakan seluruh perbekalan sebelum trip penangkapan, dibutuhkan dua hari untuk menyiapkan seluruh persediaan trip. Perbekalan yang disiapkan diantaranya berupa: bahan bakar, konsumsi, peralatan dapur, suku cadang, air tawar. Trip penangkapan dilakukan selama tiga bulan dengan jarak tempuh selama 2-3 hari menuju fishing ground.
Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan unit penangkapan bouke ami tidak hanya cumi-cumi namun terdapat berbagai jenis ikan lainnya. Hasil tangkapan dibagi menjadi dua kategori, yaitu hasil tangkapan utama dan sampingan. Tangkapan yang didapat oleh nelayan sering kali dijadikan konsumsi tambahan sebagai menu makanan selama
trip penangkapan. Volume produksi cumi-cumi oleh unit penangkapan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Volume produksi cumi-cumi oleh unit penangkapan bouke ami
Tahun Volume Produksi (ton) Unit Penangkapan
2011 6.724,01 297
2012 9.715,79 388
2013 10.677,13 491
Sumber: Laporan statistik PPS Nizam Zachman Jakarta 2011-2013.
Hasil tangkapan utama unit penangkapan bouke ami adalah cumi-cumi (Loligo sp), sedangkan masih terdapat 20 jenis hasil tangkapan sampingan, diantaranya adalah ikan alu-alu (Sphyraena barracuda), ayam-ayam (Pterois radiata), bandeng (Chanos chanos), bawal hitam (Parastromateus niger), bawal putih (Pampus argentus), belanak (Mugil chepalus), beloso (Saurida tumbil), beronang (Siganus canaliculatus), cakalang (Katsuwonus pelamis), cendro (Tylosorus sp), cucut (Squalus sp), cunang (Congresox talabon), ekor kuning (Caesio cuning), gabus (Rachycentron canabus), giandara (Lepidocibium plavobrunneum), golok-golok (Chirocentrus dorab), japuh (Dussumieria acuta), jenaha (Lutjanus ruselli), kakap batu (Labotes surinamensis), kakap merah (lutjanus sp). Volume produksi cumi-cumi per bulan unit penangkapan bouke ami
Gambar 4 Volume produksi cumi-cumi per bulan unit penangkapan bouke ami di PPS Nizam Zachman Jakarta
Sumber: Laporan statistik PPS Nizam Zachman Jakarta 2011-2013
Hasil tangkapan cumi-cumi oleh unit penangkapan bouke ami menggunakan data selama 36 bulan, tahun 2011-2013. Jumlah hasil tangkapan cumi-cumi oleh unit penangakapan bouke ami terus mengalami kenaikan selama tiga tahun terakhir. Kenaikan volume produksi cumi-cumi berbanding lurus terhadap kenaikan jumlah unit penangkapan di Muara Baru. Total volume produksi cumi-cumi yang ditangkap oleh unit penangkapan bouke ami pada tahun 2011-2013 adalah sebanyak 27.116,949 ton dengan jumlah rata-rata 9.038,983 ton per tahunnya.
Produktivitas Hasil Tangkapan
Jumlah input yang menjadi parameter produksi hasil tangkapan cumi-cumi terdiri dari empat jenis, yaitu jumlah nelayan, jumlah hari operasi penangkapan, jumlah trip dan jumlah kapal. Data yang didapatkan untuk setiap jenis input
berasal dari data pelabuhan dan kuesioner. Data pelabuhan didapatkan dari dinas PPS Nizam Zachman, sedangkan data kuesioner didapatkan dari kapten, ABK dan pengurus usaha penangkapan bouke ami. Penurunan produktivitas terbesar pada tahun 2013 terjadi pada nelayan. Produktivitas nelayan menurun jauh lebih dari 19% pada tahun 2013 sementara jumlah nelayan mengalami kenaikan mencapai 42,05% pada tahun 2013. Produktivitas hasil tangkapan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Produktivitas hasil tangkapan unit penangkapan bouke ami di PPS Nizam Zachman Jakarta 2011-2013
Produktivitas Tahun Rata-rata
2011 2012 2013
Nelayan (kg/nelayan/tahun) 58.463,20 61.687,40 49.397,12 56.515,91 Hari Operasi (kg/hari operasi/tahun) 20.817,40 30.079,86 33.056,15 27.984,47 Trip (kg/trip) 89.324,45 97.923,02 82.859,64 90.035,70 Unit Penangkapan (kg/kapal/tahun) 665.569,70 614.125,60 528.297,20 602.664,60
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Tangkapan
Analisis ordinary least square menggunakan empat faktor penentu produksi, yaitu jumlah nelayan, trip penangkapan, musim penangkapan dan kapal unit penangkapan. Hasil tangkapan menggunakan data volume produksi PPS Nizam Zachman Jakarta. Hasil analisis OLS terhadap faktor-faktor produksi unit penangkapan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil analisis OLSterhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cumi-cumi oleh unit penangkapan bouke ami
Dependent Variable: LOG(VOL) Method: Least Squares
Date: 08/20/14 Time: 23:08 Sample: 2011M01 2013M12 Included observations: 36
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
Nelayan -0,371288 0,174458 -2,128235 0,0414
Trip 0,975131 0,075002 13,00135 0,0000
Musim 0,120258 0,059490 2,021501 0,0519
Kapal 0,341265 0,186110 1,833670 0,0763
Constanta 9,968964 0,548390 18,17861 0,0000
Pada nelayan didapatkan coefficient minus yang berarti semakin banyak jumlah nelayan yang ada di unit penangkapan, maka unit penangkapan semakin tidak efisien. Koefisien positif terkecil ditunjukan oleh musim, hal ini disebabkan oleh kapal bouke ami yang ada di pelabuhan merupakan kapal-kapal besar yang rata-rata bobotnya lebih dari 45 GT. Kapal-kapal ini melakukan trip penangkapan secara rutin yaitu empat kali trip per tahunnya.
Daerah dan Musim Penangkapan
Fishing ground unit penangkapan bouke ami secara umum terletak di perairan pulau Bangka, Sumatera Selatan hingga selat Karimata pada WPP-RI 711 dan sangat sedikit armada yang melakukan operasi penangkapan di perairan pulau Kalimantan Barat, dikarenakan jarak tempuh yang jauh dengan kelimpahan cumi-cumi tidak banyak seperti yang ada di perairan pulau Bangka. Lama perjalanan menuju fishing ground ditempuh selama 2-3 hari perjalanan.
Sumber: Google Earth 2014
Gambar 5 Fishing Ground Unit Penangkapan Bouke Ami
Musim penangkapan unit penangkapan bouke ami menggunakan data selama 36 bulan, tahun 2011-2013. Musim dibagi menjadi musim puncak tangkapan dan musim paceklik. Musim puncak tangkapan ada pada bulan Mei, Agustus, September, Oktober dan November. Musim paceklik terjadi di bulan Desember, Januari, Februari, Maret, April, Juni dan Juli. Musim penangkapan cumi-cumi dapat lihiat lebih jelas pada Tabel 5.
Tabel 5 Musim penangkapan cumi-cumi
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Musim Paceklik Puncak Paceklik PuncakPuncak Pace
klik
Musim puncak dan paceklik dibedakan berdasarkan kelimpahan klorofil yang ada di perairan. Musim puncak tangkapan berada di bulan Agustus hingga November, namun volume hasil tangkapan juga terjadi kenaikan di bulan Mei. Melimpahnya jumlah cumi-cumi di bulan Mei tidak dianggap sebagai kesempatan bagi banyak pengusaha, kelimpahan yang terhitung hanya sebentar dapat menjadi merugikan bagi pengusaha. Pengusaha mempertimbangkan bahan bakar dan perbekalan yang akan digunakan selama trip, jadi tidak semua pengusaha unit penangkapan bouke ami melakukan trip penangkapan pada bulan ini.
Plankton yang ada diperairan tidak hanya dipengaruhi oleh klorofil, faktor suhu juga berpengaruh penting. Suhu perairan di perairan pulau Bangka pada bulan Mei 2012 sebesar 31°C dan bulan Mei 2013 sebesar 38°C. Konsentrasi klorofil dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7.
Sumber: LAPAN 2012
Gambar 6 Konsentrasi klorofil di Bulan Mei 2012
Jumlah cumi-cumi yang meningkat di bulan Mei disebabkan oleh kenaikan klorofil secara drastis pada bulan ini. Kenaikan konsentrasi klorofil mempengaruhi jumlah plankton di perairan secara positif. Kenaikan jumlah hasil tangkapan di perairan ini lebih banyak berada di selat Karimata yaitu daerah timur pulau Belitung, di antara pulau Belitung dan Kalimantan. Unit penangkapan mengalihkan fishing ground dari perairan Belitung selatan menuju perairan Belitung timur menuju pulau Kalimantan.
Sumber: LAPAN 2012
Gambar 7 Konsentrasi klorofil di Bulan November 2012
Analisis Pendapatan Usaha Penangkapan
Pendapatan Pengusaha
Pengusaha unit penangkapan memulai usahanya dengan mangajukan pinjaman kepada bank, namun pinjaman tersebut mampu dikembalikan oleh pengusaha kurang dari waktu kontrak pinjaman yang telah disepakati oleh pengusaha dan pihak bank. Hasil analisis pada usaha salah satu unit penangkapan
bouke ami dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Hasil analisis usaha terhadap unit penangkapan bouke ami
Aspek Analisis Usaha Nilai yang berarti usaha unit penangkapan bouke ami menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.
Pendapatan Nelayan
Pendapatan ABK dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu pendapatan tetap dan pendapatan ekstra. Pendapatan tetap adalah gaji yang diterima oleh ABK dari pengusaha unit penangkapan bouke ami yang berjumlah Rp 20.000,- per hari. Pendapatan ekstra didapatkan dari kegiatan memancing ABK selama trip penangkapan yang akan dijual setelah kembali ke darat. Rata-rata hasil tangkapan ekstra ABK pertrip sebanyak 4,59 kg. Pendapatan ekstra ABK per trip berkisar antara Rp 62.500,- hingga Rp 325.000,- dengan rata-rata Rp 109.000,-.
Pendapatan yang didapat setelah satu kali melakukan trip penangkapan digunakan untuk keperluan pribadi maupun keluarga yang ditanggung. Pengeluaran ABK unit penangkapan bouke ami berkisar antara Rp 1.200.000,- hingga Rp 3.000.000,- dengan rata-rata Rp 1.926.667,- dalam satu kali selesai mengikuti trip penangkapan.
Kesejahteraan ABK unit penangkapan bouke ami masih belum bisa dikatakan sejahtera. Rata-rata pendapatan dan pengeluaran ABK setelah trip adalah sebanyak Rp 1.901.000,- dan Rp 1.926.667,- dimana jumlah pengeluaran lebih besar dari jumlah pendapatan. Pendapatan yang didapatkan dari trip penangkapan akan disesuaikan dengan kebutuhan ABK di darat dengan cara menekan jumlah pengeluaran menjadi lebih sedikit.
Pembahasan
penangkapan melakukan trip penangkapan selama 3 bulan dengan jarak tempuh 2-3 hari menuju fishing ground.
Jaring bouke ami biasa dibuat menggunakan jasa pembuat jaring yang ada di PPS Nizam Zachman. Jaring bouke ami yang ada di PPS Nizam Zachman memiliki ukurang yang relatif sama di setiap unit penangkapan. Beberapa unit menggunakan jaring lebih dari dua tahun dengan cara menambal bagian jaring yang rusak, namun beberapa unit memilih untuk mengganti jaring berkala setiap 9-12 bulan.
Teknik penangkapan ikan sejak dahulu sampai sekarang relatif sama, yakni dilandaskan pada pemanfaatan tingkah laku (behaviour) ikan itu sendiri, misalnya alat tangkap yang menggunakan cahaya sebagai atraktor (Zulfia vide Yuda 2012). Unit penangkapan bouke ami dapat menggunakan lebih dari 32 lampu atraktor saat melakukan operasi penangkapan. Berdasarkan PERMEN Kelautan dan Perikanan RI Nomor PER.02/MEN/2011 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf b, alat penangkapan bouke ami yang bersifat pasif yang dioperasikan dengan menggunakan ukuran ≥30GT dan dioperasikan pada jalur penangkapan WPP-NRI 711 harus dioperasikan menggunakan alat bantu penangkapan ikan berupa lampu dengan total daya ≤16.000 watt. Lampu atraktor yang berjumlah lebih dari 32 lampu dengan daya 500 watt per lampu pada operasi penangkapan tidak sesuai dengan PERMEN Kelautan dan Perikanan RI Nomor PER.02/MEN/2011 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf b.
Penelitian ini menggunakan analisis OLS, salah satu metode analisis data yang dapat digunakan untuk mencari faktor yang paling berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Hasil dari analisis OLS menunjukkan coefficient minus pada nelayan, dimana semakin banyak jumlah ABK pada unit penangakapan bouke ami
maka operasi penangkapan akan semakin tidak efisien, hal ini dikarenakan masih banyak unit penangkapan yang memiliki ABK lebih banyak dari seharusnya. Nelayan memberikan pengaruh negatif terhadap operasi penangkapan ketika ada beberapa nelayan di dalam unit penangkapan yang tidak mendapatkan kordinasi atau pembagian kerja, hal ini dapat disebabkan oleh lebihnya jumlah nelayan dari kapasitas nelayan yang seharusnya pada unit penangkapan tersebut. Hasil analisis ini membuktikan bahwa semakin banyak ABK yang ada pada unit penangkapan
bouke ami belum tentu mempengaruhi hasil tangkapan secara positif. Rata-rata kenaikan jumlah nelayan selama tiga tahun terakhir lebih besar dari 20%.
Produktivitas diukur dari satuan upaya nelayan, hari operasi penangkapan, trip penangkapan dan unit penangkapan (kapal) (Sobari et al., 2009). Input terkait produktivitas unit penangkapan bouke ami memberikan jumlah tertentu yang menunjukkan banyaknya hasil tangkapan bedasarkan input tertentu. Produktivitas paling tinggi ditunjukkan oleh rata-rata jumlah kapal bouke ami di PPS Nizam Zachman sebanyak 602.664,6 kg pada tahun 2011-2013 dengan asumsi menggunakan 12 nelayan disetiap kapalnya atau sesuai dengan rata-rata jumlah nelayan per kapal bouke ami dan aktif melakukan operasi penangkapan.
Permasalahan dari jumlah nelayan yang ada di setiap kapal bouke ami
penangkapan. Masih banyak kapal yang bobot kapalnya tidak terdaftar sesuai dengan seharusnya, pengusaha mendaftarkan bobot kapal lebih kecil dari seharusnya kepada pihak pelabuhan. Bedasarkan data yang didapat dari syahbandar PPS Nizam Zachman masih banyak kapal yang jumlah nelayannya berbeda-beda pada GT dan HP kapal yang sama.
Rata-rata ABK masih memiliki pengeluaran yang lebih besar dari pendapatan. Pengeluaran yang besar tidak jarang diatasi oleh nelayan dengan melakukan bon kepada pengusaha unit penangkapan, yaitu dengan memotong gaji di trip berikutnya. Sistem kerja ABK di unit penangkapan bouke ami tidak tetap atau tanpa kontrak, dimana ABK bisa dengan keingingan sendiri untuk tetap melanjutkan atau meninggalkan pekerjaannya sebagai ABK.
Usaha unit penangkapan bouke ami menghasilkan keuntungan rata-rata sebesar Rp 303.568.920,- per tahun dengan jumlah trip sebanyak empat kali dalam setahun. Modal awal usaha sebesar Rp 1.073.900.000,- diluar biaya administrasi dan izin. Usaha penangkapan cumi-cumi membutuhkan modal yang besar sehingga banyak pengusaha yang mengandalkan pinjaman bank untuk memulai usahanya.
Beberapa pengusaha yang ada di PPS Nizam Zachman memiliki lebih dari satu kapal. Pengusaha unit penangkapan yang memiliki lebih dari 1 kapal, biasanya melakukan peminjaman modal kembali kepada bank setelah kontrak peminjaman modal usaha yang sebelumnya selesai.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Bahan jaring bouke ami yang digunakan adalah PE (poly ethylene). Lampu atraktor yang digunakan saat melakukan operasi penangkapan berjumlah 30-40 buah. Bagian mulut jaring dan kantong menggunakan PE d/12 dan badan jaring menggunakan PE d/6. Jaring menggunakan tiang gawang dari bambu sebagai penyangga agar jaring berbentuk persegi. Gawang memiliki tali kerek dengan bahan PEØ3mm yang dibantu oleh roller di setiap ujung gawang sebagai penarik jaring saat hauling. Ring yang terdapat di tali kolor berjumlah 65 buah dengan bahan dari kuningan. Alat tangkap pancing cumi yang digunakan oleh unit penangkapan bouke ami menggunakan nylon, swivel, mata pancing nomor 7 dan mata pancing squid jigger. Kapal bouke ami di PPS Nizam Zachman menggunakan freezer dengan Konstruksi ukuran panjang (L) 11,50-32,92 m, lebar (B) 1,52-9,08 m dan tinggi (D) 1,02-8,93 dengan bobot rata-rata 48 GT dan kekuatan mesin rata-rata 265 HP.
2) Produktivitas unit penangkapan bouke ami di PPS Nizam Zachman Jakarta pada tahun 2011-2013 per satuan upaya adalah: nelayan sebesar 56.515,91 (kg/nelayan/tahun), hari operasi sebesar 27.984,47 (kg/hari operasi/tahun), trip sebesar 90.035,70 (kg/trip) dan unit penangkapan sebesar 602.664,60 (kg/kapal/tahun).
dinilai tidak memiliki pengaruh besar terhadap produksi cumi-cumi unit penangkapan bouke ami.
Saran
1) Pihak pelabuhan perlu melakukan tindakan tegas perihal jumlah nelayan yang ada pada unit penangkapan, sehingga tidak ada unit penangkapan yang memiliki jumlah nelayan lebih atau kurang.
2) Perlu dibuat penelitian mengenai kekuatan suplai listrik pada kapal sehingga unit penangkapan dapat menggunakan lampu atraktor dengan kapasitas yang sesuai peraturan pemerintah, yaitu ≤16.000 watt.
3) Perlu adanya penelitian lebih dalam mengenai analisis finansial untuk perikanan bouke ami.
DAFTAR PUSTAKA
[BMKG] Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. 2013. Data Anomali Suhu Permukaan Laut Indonesia. Dari http://cews.bmkg.go.id/ Repository/Repo_Anomali_Suhu_Permukaan_Laut_(SSTA).bmkg. 05 Juli 2014.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Perikanan 2013. Jakarta (ID): BPS. Badan Pusat Statistik Kota Administrasi Jakarta Utara. 2013. Produksi Ikan
Menurut TPI Tahun 2012. Dari http://jakutkota.bps.go.id/ index.php?hal=tabel&id=20. 13 Mei 2014.
Baskoro MS, Purwangka F, Suherman A. 2011. Atraktor Cumi-cumi. Semarang (ID): Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 3-4 hal.
Alimin N. 2014. Catatan Petugas Pemeriksa Fisik Kapal PPS Nizam Zachman Jakarta (ID): PPS Nizam Zachman Jakarta.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jakarta. 2013. Catatan Produksi Tempat Pendaratan Ikan 2012. Jakarta: Pusat Data dan Informasi DKP Provinsi Jakarta.
Google Earth. 2014. Explore, Search, and Discover. Dari http://www.earth.google.com. 05 Juli 2014.
Gujarati D. 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta (ID: Penerbit Erlangga. 6 hal. Hulalata A, Makapedua DM, Paparang RW. 2013. Studi Pengolahan Cumi-cumi
(Loligo sp) Asin Kering Dihubungkan dengan Kadar Air dan Tingkat Kesukaan Konsumen [Jurnal]. Manado (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi. 1 hal.
Laevastu T dan I. Hela. 1970. Fisheries Oceanography. London (GB): Fish News Ltd, 110 Fleet Street. 238 hal.
[LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 2012. Klorofil-Mei 2012. Dari http://inderaja.lapan.go.id/simba/subcat/kf?m=5&y=2012& periode=&daerah=. 05 Juli 2014.
__________. 2012. Klorofil-November 2012. Dari http://inderaja.lapan.go.id /simba/subcat/kf?m=11&y=2012&periode=&daerah=. 05 Juli 2014.
Moninja D, Martasuganda S. 1989. Teknologi Penangkapan Ikan [Diktat Kuliah]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. (tidak dipublikasikan). 129 hal. Nazir M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia. 66 hal.
Nomura M. 1962. Stick-help Dip Net Fishery in Japan. Tokyo (JP):Protokolle zur Fischereitechnik 7. 330-348 hal.
Nontji A. 1993. Laut Nusantara. Jakarta (ID): Penerbit Djambatan. 77-84 hal. Okuzumi M. dan T. Fuji. 2000. Nutritional and functional properties of squid
and cuttlefish. Tokyo (JP): National Cooperative Association of Squid Processors.
[PPSNZJ] Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta. 2014. Data Statistik Syahbandar PPS Nizam Zachman Jakarta 2011-2013. Jakarta (ID): PPS Nizam Zachman Jakarta.
__________. 2012. Statistik Perikanan Pelabuhan Perikanan Samudera Tahun 2011. Jakarta (ID): PPS Nizam Zachman Jakarta.
__________. 2013. Statistik Perikanan Pelabuhan Perikanan Samudera Tahun 2012. Jakarta (ID): PPS Nizam Zachman Jakarta.
__________. 2014. Statistik Perikanan Pelabuhan Perikanan Samudera Tahun 2013. Jakarta (ID): PPS Nizam Zachman Jakarta.
Peraturan Menteri No.2 Tahun 2011 tentang Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat Penangkapan Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.
Silaban IN. 2013. Penilaian Teknis dan Ekonomi Unit Penangkapan Jaring Cumi di PPP Bajomulyo Pati Jawa Tengah [Skripsi]. Bogor (ID). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 9 hal.
Sobari MP, Diniah, Isnaini. 2009. Kajian Bio-ekonomi dan Investasi Optimal Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Ekor Kuning di Perairan Kepulauan Seribu. Jurnal Mangrove dan Pesisir IX (2). 56-66 hal.
Sugiarto, Herlambang T, Brastoro, Sudjana R, Kelana S. 2002. Ekonomi Mikro: Sebuah Kebijakan Komprehensif. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. 514 hal.
Umar H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis: Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komprehensif. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. 541 hal.
Lampiran 1 Jumlah Nelayan dan Kapal Bouke Ami di PPSNZ
Sumber: Data statistik syahbandar PPS Nizam Zachman Jakarta 2011-2013
Bulan 2011 2012 2013
JNB JKB JNK JNB JKB JNK JNB JKB JNK
1 810 68 11,91 1327 118 11,25 1310 101 12,97
2 738 67 11,01 552 50 11,04 1483 114 13,01
3 576 44 13,09 495 48 10,31 958 80 11,98
4 312 24 13,00 466 44 10,59 478 42 11,38
5 310 21 14,76 267 23 11,61 582 42 13,86
6 216 16 13,50 236 20 11,80 237 17 13,94
7 136 12 11,33 183 16 11,44 251 20 12,55
8 35 3 11,67 200 19 10,53 156 16 9,75
9 215 20 10,75 247 16 15,44 234 20 11,70
10 91 8 11,38 121 14 8,64 109 13 8,38
11 69 6 11,50 127 14 9,07 154 14 11,00
12 78 8 9,75 52 6 8,67 118 12 9,83
Total 3586 297 12,07407 4273 388 11,01289 6070 491 12,36253 Keterangan:
JNB = Jumlah nelayan bouke ami
JKB = Jumlah kapal bouke ami
Lampiran 2 Volume produksi cumi-cumi di PPSNZ
Sumber: Data statistik syahbandar PPS Nizam Zachman Jakarta 2011-2013
Bulan Tahun
2011 2012 2013
1 560,319 832,312 692,924
2 492,008 273,596 676,371
3 548,955 372,561 601,676
4 568,008 678,82 658,596
5 702,546 1.093,81 1.081,48
6 555,462 1.019,299 1.143,223
7 649,151 429,877 919,147
8 611,862 1.158,544 1.077,092
9 787,284 1.316,626 851,742
10 895,291 1.015,087 1.065,48
11 897,894 1.715,884 1.731,656
12 905,534 1.144,793 924,821
Total 8.174,314 11.051,209 11.424,208
(a) Volume produksi cumi-cumi di pelabuhan (ton)
Bulan Tahun
2011 2012 2013
1 437,123 707,31 648,196
2 480,243 253,986 672,544
3 419,192 328,899 577,816
4 308,246 611,337 647,55
5 516,405 981,809 1.011,144
6 489,538 714,093 836,253
7 590,522 403,651 845,25
8 541,057 1.092,888 1.021,702
9 702,45 1.170,468 816,518
10 736,249 840,734 1.009,312
11 715,817 1.545,022 1.714,876
12 787,177 1.065,598 875,974
Total 6.724,019 9.715,795 10.677,135
Lampiran 3 Jumlah kapal bouke ami yang melakukan aktifitas bongkar di PPSNZ
Sumber: Laporan statistik PPS Nizam Zachman Jakarta 2011-2013
Bulan Tahun
2011 2012 2013
1 47 106 97
2 69 35 107
3 58 57 87
4 59 93 98
5 80 113 154
6 83 86 121
7 74 64 134
8 72 118 149
9 98 122 113
10 83 84 125
11 92 150 214
12 88 116 131
Lampiran 4 Komposisi Hasil Tangkapan Unit Penangkapan Bouke Ami
Sumber: Laporan Statistik PPS Nizam Zachman Jakarta 2011-2013
Jenis Ikan Tahun
2011 2012 2013
Albakora/ Thunnus alalunga 0,705
Alu-alu/ Sphyraena barracuda 81,313 34,989 20,944
Ayam-ayam/ Pterois radiata 11,973 2,887
Bandeng/ Chanos chanos 0,023
Bawal Hitam/ Paratromateus niger 379,746 69,138 121,263
Bawal Putih/ Pampus argentus 3,9 0,717
Belanak/ Mugil chepalus 0,551 0,004
Beloso/ Saurida tumbil 0,449 13,659 37,381
Beronang/ Siganus canaliculatus 0,025 1,723
Cakalang/ Katsuwonus pelamis 6,408 5,793 68,094
Cendro/ Tylosurus sp 0,805 93,586 156,518
Cucut/ Squalus sp 35,238 11,81 21,084
Cumi-cumi/ Loligo sp 6.724,019 9.715,795 10.677,135
Cunang/ Congresox talabon 1,676 2,286
Ekor Kuning/ Caesio cuning 1,454 0,898
Gabus/ Rachycentron canadus 69,097 51,086 63,828 Gindara/ Lepidocibium plavobrunneum 1,241 4,522 Golok-golok/ Chirocentrus dorab 40,509 39,693 48,832
Japuh/ Dussumieria acuta 7,252 67,837 90,493
Jenaha/ Lutjanus ruselli 4,353
Kakap Batu/ Labotes surinamensis 0,421
Lampiran 5 Perhitungan Analisis Usaha Unit Penangkapan Bouke Ami
1. Modal Investasi
Modal Awal Rp
Kapal 850.000.000
Mesin kapal 90.000.000
Generator 50.000.000
Jaring 2.000.000
Trafo lampu 63.750.000
Lampu samyung 16.000.000
Lampu toki 1.000.000
Search Light 1.150.000
2. Biaya Operasional
Kebutuhan Rp
Freezer valve (per trip) 698.580
Konsumsi(per trip) 2.500.000
Air Tawar(per trip) 240.000
Solar(per trip) 137.500.000
Oli(per trip) 940.000
Biaya nelayan(per trip) 21.600.000
Lampiran 6 Kapal bouke ami di PPSNZ Dokumentasi 2014
(a) Kapal bouke ami
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 8 Agustus 1991 dari ayah Ir Roosdiardi Rooskandar dan Dra Nani Rahmania. Penulis adalah putra pertama dari empat bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Labschool Cinere Depok dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Tes Masuk IPB (UTMI) dan diterima di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.