STUDI TENTANG PENERBITAN SERTIFIKAT HASIL TANGKAPAN IKAN (SHTI) DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA (PPZNZJ)
SKRIPSI
Oleh:
MUH. FATHI FAUZI 1622080446
PROGRAM STUDI PENGELOLAAN PELABUHAN PERIKANAN JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP 2020
HALAMAN PENGESAHAN
STUDI TENTANG PENERBITAN SERTIFIKAT HASIL TANGKAPAN IKAN (SHTI) DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA (PPSNZJ)
SKRIPSI
Oleh :
MUH. FATHI FAUZI 1622080446
Tugas Skripsi ini sebagai Syarat untuk menyelesaikan Studi pada program Studi Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Jurusan Teknologi Kemaritiman Politeknik
Pertanian Negeri Pangkep
Telah Diperiksa dan Disetujui oleh :
Pembimbing I, Pembimbing II,
Mukhlisa A.Ghaffar, S.Pi., M.Si Dr. Muhammad Sulaiman, S.Pi., M.Si NIP. 197212131997022001 NIP. 197009101995121001
Mengetahui
Direktur, Ketua Jurusan,
Dr. Ir. H. Darmawan, M.P Syamsul Marlin Amir, ST,M.SiNIP.
196702021998031002 NIP. 197905072005011001
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
Judul : STUDI TENTANG PENERBITAN SERTIFIKAT HASIL TANGKAPAN IKAN (SHTI) DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA (PPSNZJ)
Nama : Muh. Fathi Fauzi
Nim : 1622080446
Program Studi : Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Jurusan : Teknologi Penangkapan Ikan
Menyetujui, Tim Penguji
1. Mukhlisa A.Ghaffar, S.Pi., M.Si ( ... )
2. Dr.Muhammad Sulaiman, S.Pi., M.Si ( ... )
3. Shidik Burhani, ST., MT ( ... )
4. Adam, S.Pi., M.Si ( ... ) Mengetahui,
Ketua Program Studi,
Sitti Muslimah Bachrum, S.Pi., M.Si.
NIP. 197106051997032001
ii
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir/skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Pangkep, 15 Agustus 2020 Yang menyatakan,
Muh. Fathi Fauzi
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Terapan (Diploma IV) pada Program Studi Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan serta rintangan yang penulis hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak dan Ibu saya yang telah mendukung dan memberikan doa selama proses pendidikan dan kelancaran penelitian ini
2. Bapak Dr. Ir. Darmawan, MP, selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
3. Bapak Syamsul Marlin, S.T., M.Si. selaku ketua jurusan Teknologi Penangkapan Ikan.
4. Ibu Sitti Muslimah Bachrum., S.Pi., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pengelolaan Pelabuhan Perikanan
5. Ibu Mukhlisa A.Ghaffar, S.Pi., M.Si selaku Pembimbing pertama 6. Bapak Dr. Muhammad Sulaiman, S.Pi., M.Si selaku Pembimbing kedua
v
7. Bapak Shidik Burhani, ST., MT selaku Penguji pertama 8. Bapak Adam, S.Pi., M.Si selaku Penguji kedua
Pangkep,15 Agustus 2020
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
KATA PENGANTAR... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAK ... xii
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian... 3
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 4
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian umum sertifikat hasil tangkapan ikan... 4
2.2 Jenis-jenis sertifikat hasil tangkapan ikan... 5
2.3 Kewenangan penerbitan sertifikat hasil tangkapan ikan... 5
2.4 Penelitian Terdahulu ... 7
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat ... 9
3.2 Alat dan Bahan ... 9
3.3 Pengumpulan Data... 9
3.4 Analasis Data ... 10
vii
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Lokasi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta
... 12
4.2 SejarahPelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta ... 14
4.3 Struktur Organisasi UPT Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta ... 17
4.4 Visi dan Misi Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta ... 18
4.5 Fasilitas Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta... 18
4.6 Garis Besar Akitvitas UPT Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta ... 19
5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penerbitan SHTI di PPS Nizam Zachman Jakarta ... 20
5.2 Implementasi penerbitan SHTI di PPS Nizam Zachman Jakarta ... 28
5.3 Kesesuaian penerapan dalam penerbitan SHTI menurut pemohon ... 29
5.4 Kesesuaian penerapan dalam penerbitan SHTI menurut petugas SHTI ... 36
5.5 Kesesuaian penerapan dalam penerbitan SHTI menurut pengawas perikanan ... 40
5.6 Kesesuaian penerapan dalam penerbitan SHT menurut kepala pelabuhan ... 42
6 KESIMPULLAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 46
6.2 Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 47
LAMPIRAN ... 49
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kuisoener untuk pemohon SHTI ... 11
Tabel 3.2 Kuisoener untuk petugas SHTI ... 12
Tabel 3.3 Kuisoener untuk pengawas perikanan ... 13
Tabel 3.4 Kuisoener untuk kepala pelabuhan... 14
Tabel 3.5 Konversi jawaban menjadi penilaian... 15
Tabel 3.6 Skor skala likert ... 15
Tabel 3.7 Rentang skala penilaian ... 16
Tabel 4.1. Fasilitas Pelabuhan Perikanan Samudra Nizam Zachman Jakarta 18 Tabel 4.2 Garis bersar aktivitas UPT PPS Nizam Zachman Jakarta ... 19
Tabel 5.1 Prosedur penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan(SHTI) ... 21
Tabel 5.2. Persepsi kesesuaian penerbitan SHTI menurut pemohon ... 30
Tabel 5.3. Persepsi kesesuaian penerbitan SHTI menurut petugas SHTI ... 36
Tabel 5.4. Persepsi kesesuaian penerbitan SHTI menurut pengawas perikanan ... 40 Tabel 5.5. Persepsi kesesuaian penerbitan SHTI menurut kepala pelabuhan . 42
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1. Peta lokasi PPS Nizam Zachman Jakarta ... 13 Gambar 4.2. Struktur Organisasi UPT PPS Nizam Zachman Jakarta ... 17 Gambar 5.1. Jumlah penerbitan SHTI di PPS Nizam Zachman Jakarta ... 24 Gambar 5.2. Prosedur Penerbitan Laporan Hasil Verifikasi Pendaratan
Ikan ... 26 Gambar 5.3. Persepsi kesuaian penerapan aturan penerbitan SHTI ... 30
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Identitas responden kuisoener pemohon SHTI ... 49
Lampiran 2. Identitas responden kuisoener petugas SHTI ... 49
Lampiran3. Identitas responden kuisoener pengawas perikanan ... 49
Lampiran 4. Identitas responden kuisoener kepala pelabuhan ... 50
Lampiran 5. Loket penerbitan SHTI PPS Nizam Zachman Jakarta ... 50
Lampiran 6. Pelayanan penerbitan SHTI ... 50
Lampiran 7. Pembuatan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan menggunakan aplikasi SI-SHTI ... 51
Lampiran 8. Wawancara dengan kepala pelabuhan ... 51
Lampiran 9. Contoh SHTI Lembar Awal ... 52
Lampiran 10. Contoh SHTI Lembar Turunan ... 56
Lampiran 11. Contoh SHTI Lembar Turunana Disederhanakan ... 60
xi
ABSTRAK
Muh.Fathi Fauzi. 1622080446. Studi Tentang penerbitan SHTI di PPS Nizam Zachman Jakarta .Dibimbing oleh Mukhllisa A. Ghaffar dan Muhammad Sulaiman.
Indonesia meratifikasi dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 13 tahun 2012 tentang Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI). Pasal 1 Permen KP No. PER 13/MEN/2012 ini yang dimaksud dengan Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan, yang selanjutnya disingkat SHTI, adalah surat keterangan yang menyatakan bahwa hasil perikanan yang diekspor bukan dari kegiatan Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing. Rumusan dalam penilitian ini yaitu Bagaimana syarat dan prosedur penerbitan SHTI di PPS Nizam Zachman Jakarta, Bagaimana kesesuaian penerapan aturan dalam penerbitan SHTI menurut PERMEN KP No. 13 tahun 2012 tentang SHTI di PPS Samudera Nizam Zachman Jakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui syarat penebitan SHTI di PPS Nizam Zachman Jakarta, menganalisis kesesuaian penerapan aturan dalam penerbitan SHTI menurut PERMEN KP No.13 Tahun 2012 tentang SHTI di PPS Nizam Zachman Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus yang memfokuskan kepada penilaian terhadap penerbitan SHTI. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan yaitu data primer dari hasil kuisoner dan hasil wawancara serta data sekunder yaitu syarat dan prosedur penerbitan SHTI di PPS Nizam Zachman Jakarta dan jumlah penerbitan SHTI. . Berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah, dari 18 responden menyatakan persepsinya bahwa: 12% menyatakan sangat tidak sesuai, 8% menyatakan tidak sesuai, 17% menyatakan sesuai, dan 63% menyatakan sangat sesuai. Hasil ini menunjukkan bahwa persepsi aktor yang diamati dalam penerbitan SHTI menyatakan bahwa kesesuaian penerapan peraturan dalam penerbitan SHTI sudah sesuai. Perlu Perlu adanya peningkatan terkhusus untuk pemohon dalam memahami prosedur dan persyaratan dari sertifikat hasil tangkapan ikan (SHTI) agar kredibilitas SHTI di PPS Nizam Zachman Jakarta tetap terjaga yang sesuai dengan PERMEN KP No. 13 tahun 2012 tentang Sertifikat Hasil Tangkapan (SHTI).
Kata Kunci : SHTI, PERMEN KP No. 13 TAHUN 2012, STUDI
xii
1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN
Sertifikat hasil tangkapan ikan adalah dokumen bukti bahwa ikan hasil tangkapan yang dilaporkan atau diperdagangkan bukan dari kegiatan IUU Fishing. Proses pembuktian ini disebut sertifikasi hasil tangkapan ikan yang
dilakukan oleh pihak-pihak berwenang di pelabuhan perikanan. Sejak Januari 2010, eksportir ikan Indonesia berupaya memenuhi peraturan tersebut agar ikan -ikan mereka dapat diterima oleh pengimpor di negara tujuan ekspor di Uni Eropa. Pada tahun 2012, Menteri Kelautan dan Perikanan menerbitkan sebuah peraturan baru, yaitu Permen KP Nomor PER.13/MEN/2012 tentang Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan yang merupakan pencabutan terhadap Permen KP Nomor PER.28/MEN/2009. Alasan pencabutan Permen KP pertama yaitu isi peraturan tersebut hanya fokus membahas persyaratan perdagngan atau dokumen untuk memenuhi perdagangan agar produk perikanan Indonesia dapat masuk ke pasar Uni Eropa, sehingga belum sepenuhnya mampu mengantisipasi perkembangan kebutuhan hukum dalam rangka pelaksanaan sertifikasi hasil tangkapan ikan. Pada Permen KP kedua ada ketegasan Indonesia yaitu tidak hanya agar produk perikanan Indonesia dapat masuk ke pasar Uni Eropa tetapi juga membantu upaya nasional dan internasional dalam mengurangi kasus IUU Fishing serta memastikan penelusuran (traceability) hasil tangkapan ikan.
2
Sertifikasi hasil tangkapan ikan merupakan salah satu instrumen pengelolaan perikanan global yang diterapkan oleh negara-negara importir, sehingga negara eksportir harus menyesuaikan dalam rangka mengirimkan ikannya ke pasar Uni Eropa dan sebagai instrumen untuk menangani IUU Fishing yang bersifat global. Hal ini adalah tren perdagangan global yang
secara perlahan tapi pasti akan mempengaruhi usaha penangkapan ikan di berbagai negara untuk turut serta menjaga kualitas hasil perikanan yang diperdagangkan. IUU fishing merupakan ancaman paling serius terhadap keberlanjutan sumberdaya ikan dan usaha perikanan Indonesia (Wagey et al.
2009, Basuki dan Jaelani 2014). Sejak tahun 2016, Pemerintah Indonesia berupaya menerapkan SHTI seoptimal mungkin dan harapannya prosesnya berjalan dengan baik di setiap pelabuhan perikanan yang sudah menerapkan SHTI (DJPT 2015).
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta merupakan salah satu Pelabuhan Perikanan yang berwenang untuk menerbitkan SHTI. PPS Nizam Zachman Jakarta memiliki jumlah penerbitan SHTI-Lembar Turunan (SHTI-LT) tebanyak di Indonesia sebanyak 13743 permohonan, dan menyusul di posisi kedua PP Karangantu dengan SHTI-LT sebanyak 10553 permohonan. Jumlah permohonan SHTI-Lembar Awal (SHTI-LA) di PPS Nizam Zachman juga salah satu yang terbanyak, yakni sejumlah 1014 permohonan, dengan jumlah terbanyak di PPS Kendari dengan 5865 permohonan SHTI-LA (KKP 2017). Berdasarkan hal tersebut penulis
3
tertarik untuk meneliti kesesuaian penerapan penerbitan SHTI di PPS Nizam Zachman Jakarta yang merupakan salah satu terbanyak di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana syarat dan prosedur penerbitan SHTI di PPS Nizam Zachman Jakarta?
2. Bagaimana kesesuaian penerapan aturan dalam penerbitan SHTI menurut PERMEN KP No. 13 tahun 2012 tentang SHTI di PPS Samudera Nizam Zachman Jakarta?
2.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Mengetahui syarat dan prosedur penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI).
2. Menganalisis kesesuaian penerapan aturan dalam penerbitan SHTI menurut PERMEN KP No. 13 tahun 2012 tentang SHTI di PPS Samudera Nizam Zachman Jakarta
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan informasi mengenai syarat dan prosedur pelaksanaan Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta
2. Informasi tentang kesesuaian penerapan peraturan dalam penerbitanSHTI di PPS Nizam Zachman Jakarta
4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini berdasarkan pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.13/MEN/2012 Tentang Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan
Pasal 1 Permen KP No. PER 13/MEN/2012 ini yang dimaksud dengan Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan, yang selanjutnya disingkat SHTI, adalah surat keterangan yang menyatakan bahwa hasil perikanan yang diekspor bukan dari kegiatan Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing.
Pasal 2 tentang Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan yang dimuat dalam Permen KP No. PER 13/MEN/2012 bertujuan untuk:
a. Memperlancar kegiatan perdagangan hasil tangkapan ikan dari laut oleh kapal penangkap ikan Indonesia dan/atau kapal penangkap ikan asing baik secara langsung maupun tidak langsung dipasarkan ke Uni Eropa.
b. Membantu upaya nasional dan internasional dalam memberantas (menghindari, melawan dan memerangi) kegiatan IUU Fishing.
c. Memastikan penelusuran (traceability) hasil tangkapan ikan pada tahapan penangkapan, pengolahan, pengangkutan dan pemasaran; dan
d. Melaksanakan ketentuan konservasi dan pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan.
Pasal 3 tentang ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi sertifikasi, kewenangan penerbitan, syarat dan tata cara penerbitan SHTI.
5
2.2 Jenis-jenis Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI)
Bab II pada pasal 4 menjelaskan tentang SHTI sebagai salah satu dokumen persyaratan ekspor dan selanjutnya SHTI yang dimuat dalam Permen KP No.
PER 13/MEN/2012 terdiri atas:
a. SHTI-Lembar Awal, adalah surat keterangan yang memuat informasi hasil tangkapan ikan yang didaratkan dari kapal penangkap ikan untuk tujuan pencatatan.
b. SHTI-Lembar Turunan, adalah surat keterangan yang memuat informasi sebagian atau seluruh hasil tangkapan ikan sesuai dengan lembar awal sebagai dokumen yang menyertai hasil perikanan yang dipasarkan ke Uni Eropa.
c. SHTI-Lembar Turunan yang Disederhanakan adalah surat keterangan yang memuat informasi seluruh atau sebagian hasil tangkapan ikan yang didaratkan dari kapal penangkap ikan sebagai dokumen yang menyertai hasil perikanan yang dipasarkan ke Uni Eropa. SHTI-Lembar Turunan yang Disederhanakan diterbitkan untuk hasil tangkapan ikan yang berasal dari kapal penangkap ikan dengan ukuran sampai dengan 20 GT.
2.3 Kewenangan Penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI)
Bab III dalam Permen KP No. PER 13/MEN/2012 menjelaskan tentang kewenangan penerbitan SHTI. Penerbitan SHTI melibatkan berbagai pihak sesuai dengan kewenangannya. Pada Pasal 6 menjelaskan kewenangan penerbitan SHTI ditugaskan kepada Otoritas Kompeten yaitu Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, namun dalam pelaksanaan Otoritas Kompoten
6
mendelagasikan kepada Otoritas Kompeten Lokal Otoritas Kompeten Lokal yang dimaksud adalah Kepala Pelabuhan Perikanan sebagai Unit Pelaksana Teknis.
Pada Pasal 8 menjelaskan Apabila Otoritas Kompeten Lokal berhalangan, maka penerbitan SHTI dilaksanakan oleh Pejabat Alternatif. Untuk dapat ditetapkan sebagai pejabat Alternatif harus memiliki Sertifikat Bimbingan Teknis Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan. Selanjutnya pada Pasal 9 dalam hal pelaksanaan Otoritas Kompoten bekerjasama dengan Direktur Jendral Pengolahan dan Pemasaran dan juga Direktur Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. Dalam pelaksanaan koordinasi Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan mempunyai kewenangan:
a. Melakukan komunikasi dengan otoritas terkait di luar negeri/otoritas kompeten negara importir/komisi Eropa yang berkaitan dengan SHTI,
b. Melakukan notifikasi antara lain: nama, specimen, Otoritas Kompeten dan Otoritas Kompoten Lokal Penerbit SHTI dan perubahannya, Pejabat Alternatif, dan perubahan SHTI, dan/atau
c. Menyampaikan informasi berbagai perkembangan, peraturan dan informasi dari otoritas terkait di luar negeri/otoritas kompeten negara importir/komisi Eropa yang berkaitan dengan SHTI.
Sedangkan dalam pelaksanaan koordinasi Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya kelautan dan Perikanan mempunyai kewenangan melakukan pengawasan
7
terhadap kapal penangkap ikan dan menyampaikan hasilnya kepada Otoritas Kompeten.
2.4 Penelitian Terdahulu
Jannah (2015) meneliti mengenai Analisis Aturan Perdagangan Uni Eropa dalam Pemberantasan Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing.
Berdasarkan penelitian tesebut, implementasi PERMEN KP No 13 tahun 2012 terhadap Council Regulation (EC) No.1005/2008 sudah mengadopsi mengenai hal inspeksi kapal negara ketiga dan produk perikanan ke negara anggota Uni Eropa, skema Sertifikasi Hasil Tangkapan dan daftar kapal komunitas IUU fishing, namun belum ada hal mengenai skema RFMO yang diakui dan penggunaan sistem penelusuran elektronik dibawah kendali negara ketiga atau peraturan khusus antara negara ketiga dengan Komisi Eropa. Implementasi di lapangan masih terdapat banyak kekurangan terutama dalam hal pengawasan.
Rahmat (2016) meneliti tentang pengaruh Kebijakan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI) Uni Eropa terhadap Indonesia. Penelitian ini menyatakan penerapan kebijakan tentang SHTI sudah cukup baik karena berjalan linear dengan beberapa kebijakan di Indonesia dalam bidang perikanan. Pemerintah Indonesia turut membantu pelaku ekspor untuk memudahkan dalam setiap proses pengurusan SHTI, dengan contoh proses pembuatan SHTI tanpa dipungut biaya dan penerbitan SHTI secara online.
Sistem SHTI online dinilai baik karena memudahkan untuk proses input data
8
dan lainnya karena telah tersinkron keseluruh Indonesia. Hal ini juga turut membantu pelaku ekspor sehingga tingkat ekspor semakin meningkat dan kualitas perikanan ke Uni Eropa semakin baik.
BAB III METEDOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta pada 17 januari 2020 sampai dengan 19 maret 2020 yang lokasinya berada di Jalan Tuna Raya No.1, Muara Baru Ujung, Penjaringan, Jakarta Utara, Provinsi DKI Jakarta.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan berupa kamera, recorder, kuesioner, dan laptop.
Bahan yang dipakai adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner, wawancara, dan pengamatan di lapangan. Data sekunder didapatkan dari instansi terkait berupa jumlah penerbitan SHTI, dan syarat/tatacara penerbitan SHTI di PPS Nizam Zachman Jakarta.
3.3 Pengumpulan Data
Penelitian menggunakan metode studi kasus, yang bertujuan untuk mendapat gambaran yang mendalam mengenai suatu kasus yang sedang diteliti (Sujarweni 2014). Studi kasus berfokus kepada penerbitan SHTI di PPS Nizam Zachman Jakarta.
Pengumpulan data dengan tujuan untuk pengisian kuesioner dan dengan wawancara.
Penentuan responden menggunakan sensus dimana seluruh responden merupakan seluruh pihak yang terlibat dalam penerbitan SHTI yaitu Petugas SHTI PPS Nizam Zachman Jakarta sebanyak 3 orang, Pengawasan Perikanan selaku penerbit Laporan Hasil Verifikasi Pendaratan Ikan sebanyak 4 orang, Otoritas Kompoten Lokal yakni Kepala Pelabuhan dan Syahbandar selaku penandatanganan SHTI sebanyak 1 orang dan Pemohon SHTI sebanyak 10 orang.
Data sekunder yang menjadi pendukung dalam penelitian ini diantaranya jumlah penerbitan SHTI di PPS Nizam Zachman Jakarta, dan syarat/tata cara
10
penerbitan SHTI di PPS Nizam Zachman Jakarta. Data tersebut didapatkan dari UPT PPS Nizam Zachman Jakarta.
3.4 Analisis Data
Analisis data untuk mengetahui syarat dan prosedur penerbitan SHTI adalah berdasarkan pada PERMEN KP NO.13 Tahun 2012 tentang Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk Menentukan kesesuaian penerapan aturan dalam penerbitan SHTI menurut PERMEN KP No. 13 tahun 2012 tentang SHTI di PPS Samudera Nizam Zachman Jakarta. Skala pengukuran menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2012) dalam Siregar (2015), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi dari individu atau kelompok tentang fenomena sosial. Fenomena sosial ini disebut variabel penelitian yang telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. Kuesioner dan wawancara berdasar pada PERMEN KP No. 13 tahun 2012 tentang SHTI dan dengan pelengkap PERDIRJEN PSDKP No. 10 tahun 2014 tentang petunjuk teknis Verifikasi Pendaratan Ikan. Kuesioner dan daftar wawancara untuk masing-masing tipe responden sebagai berikut:
1. Pemohon SHTI
Sebanyak 10 pernyataan dan 8 buah pertanyaan wawancara diajukan kepada tipe responden pemohon SHTI.
Tabel 3.1 Kuiseoner untuk pemohon SHTI
11
No Pernyataan
Jawaban Tidak
Pernah
jarang Sering Selalu
1 Pengawas Perikanan selalu memverifikasi kebenaran data yang diberikan oleh pihak kapal*
2 Petugas SHTI selalu mengecek kelengkapan dan kesesuaian dokumen persyaratan SHTI*
3 Pemohon SHTI dengan dokumen tidak lengkap atau tidak sesuai*
4 Petugas SHTI pernah menerima ataupun meminta uang untuk memperlancar proses pemeriksaan proses pemeriksaan dokumen pelayanan SHTI*
5 Pengawas perikanan pernah menerima ataupun meminta uang untuk memperlancar proses pemeriksaan dokumen pesyaratan Laporan Hasil Verifikasi Pendaratan Ikan**
6 Petugas SHTI PPS Nizam Zachman Jakarta melakukan pelayanan sesuai dengan antrian masuk berkas*
7 Pertugas SHTI PPS Nizam Zachman Jakarta mengerjakan pemohonan SHTI-LA yang melebihi batas waktu permohonan (2hari)*
8 Laporan Verifikasi Hasil Pendaratan diterbitkan maksimal 2 hari setelah dilakukan verifikasi**
9 Petugas SHTI PPS Nizam Zachman Jakarta melakukan pemeriksaan kelengkapan dan kesesuaian persyaratan tidak melebihi 2 hari*
10 Pengawas Perikanan selalu melakukan pendataan jumlah dan jenis ikan yang didaratkan**
Keterangan: (*) artinya tertera didalam PERMEN KP No. 13 tahun 2012 tentang Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (**) artinya tertera didalam PERDIRJEN PSDKP No. 10 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Verifikasi Pendaratan Ikan
Daftar pertanyaan wawancara
a. Apakah Pengawas Perikanan mengecek kebenaran data dari LHVPI?
b. Apakah petugas SHTI selalu mengecek kelengkapan dan kesesuaian dokumen SHTI?
c. Apakah permohonan ditangguhkan jika dokumen tidak lengkap?
d. Apakah pernah memberikan uang/imbalan untuk mempercepat proses pengurusan dokumen?
e. Apa kesulitan untuk membuat SHTI?
12
f. Apakah dokumen dilayani sesuai dengan urutan antrian berkas?
g. Apakah dokumen diterbitkan kurang dari 2 (dua) hari?
h. Apakah pengawas perikanan melakukan pendataan jumlah dan jenis ikan yang didaratkan?
2. Petugas SHTI
Sebanyak 5 pernyataan dan 7 buah pertanyaan wawancara diajukan kepada tipe responden petugas SHTI.
Tabel 3.2 Kuiseoner untuk petugas SHTI
No Pernyataan
Jawaban Tidak
Pernah
jarang Sering selalu
1 Pemohon SHTI merupakan pihak yang ditunjuk oleh perusahaan (bukan nahkoda atau pemilik kapal).
2 Dokumen persyaratan SHTI yang diajukan pemohon selalu lengkap dan sesuai dengan persyaratan*
3 Seluruh dokumen persyaratan SHTI merupakan dokumen yang sah (bukan dokumen replika atau tiruan)
4 Pemohon mengetahui dengan mendalam tentang informasi kapal dan hasil tangkapannya
5 Pengawas Perikanan selalu berkoordinasi dengan Operator SHTI tentang kebenaran data Laporan Verifikasi Hasil Pendaratan Ikan*
Keterangan: (*) artinya tertera didalam PERMEN KP No. 13 tahun 2012 tentang Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan
Daftar pertanyaan wawancara
a. Apakah ada kekurangan ketika pemohon adalah pihak ketiga?
b. Apakah sering ditemukan dokumen yang tidak lengkap?
c. Apakah pernah menemukan dokumen yang tidak sah? Jika iya, langkah apa yang dilakukan?
d. Apa yang menjamin data-data yang diberikan adalah data benar/akurat?
e. Koordinasi seperti apa yang dilakukan dengan Pengawas Perikanan?
f. Apakah tujuan SHTI sudah tercapai?
g. Apa kendala dalam penerbitan SHTI?
13
3. Pengawas Perikanan
Sebanyak 2 pernyataan dan 8 buah pertanyaan wawancara diajukan kepada tipe responden pengawas perikanan.
Tabel 3.3 Kuiseoner untuk pengawas perikanan
No Pernyataan
Jawaban Tidak
Pernah
jarang Sering selalu
1 Permohonan Verifikasi Hasil Pendaratan Ikan dibuat sesaat setelah hasil tangkapan diturunkan.
2 Operator SHTI selalu berkoordinasi dengan Pengawas Perikanan tentang kebenaran data Laporan Verifikasi Hasil Pendaratan Ikan*
Keterangan: (*) artinya tertera didalam PERMEN KP No. 13 tahun 2012 tentang Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan
Daftar pertanyaan wawancara:
a. Apakah pemohon LVHPI adalah nahkoda atau pemilik kapal?
b. Apakah LVHPI dibuat setelah hasil tangkapan didaratkan?
c. Apakah operator SHTI selalu berkoordinasi dengan Pengawas Perikanan terkait kebenaran data LVHPI?
d. Apakah LVHPI diterbitkan hanya untuk pengurusan SHTI?
14
4. Kepala Pelabuhan
Sebanyak 7 pernyataan dan 4 buah pertanyaan wawancara diajukan kepada tipe responden kepala pelabuhan.
Tabel 3.4 Kuiseoner untuk kepala pelabuhan
No Pernyataan
Jawaban Tidak
Pernah
Jarang Sering Selalu
1 Koordinasi yang dilakukan oleh petugas SHTI dengan Pengawas Perikanan sudah berjalan dengan baik*
2 Kepala Pelabuhan menandatangani SHTI yang diterbitkan*
3 Penandatanganan SHTI bisa diwakilkan bila Kepala Pelabuhan berhalangan.
4 Data permohonan SHTI dipertanggungjawabkan kepada Kepala Pelabuhan.
5 Petugas SHTI bertanggung jawab penuh atas kebenaran data sebagai dasar penerbitan SHTI.
6 Tidak pernah ditemukan kelalaian petugas atas data SHTI.
7 Petugas SHTI dibenarkan menerima hadiah atau “uang lelah” atas kewajibannya mengurus SHTI dari pemohon
Keterangan: (*) artinya tertera didalam PERMEN KP No. 13 tahun 2012 tentang Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan
Daftar pertanyaan wawancara:
a. Bagaimana koordinasi pengurusan SHTI yang dapat dibilang multi-direktorat?
b. Bagaimana penanggungjawaban atas data jumlah penerbitan SHTI?
c. Bagaimana kebenaran/keabsahan/keakuratan data yang diterbitkan dalam SHTI?
Apa yang membuat bapak/ibu yakin itu adalah data yang akurat?
d. Bagaimana sikap petugas SHTI dalam melaksanakan tanggungjawabnya?
15
Tabel 3. 5 Konversi jawaban menjadi penilaian
Alternatif Jawaban Penilaian
Tidak pernah Sangat tidak sesuai
Jarang Tidak sesuai
Sering Sesuai
Selalu Sangat sesuai
Tabel 3. 6 Skor skala likert
Hasil Penilaian Nilai Skor
Sangat tidak sesuai 1
Tidak sesuai 2
Sesuai 3
Sangat sesuai 4
16
Tabel 3.7 Rentang skala penilaian
Rentang Skala Kriteria Penilaian
1.00 - ≤ 1.75 Sangat tidak sesuai
1.75 - ≤ 2.50 Tidak sesuai
2.50 – ≤ 3.25 Sesuai
3.25 – ≤ 4.00 Sangat sesuai
Jawaban dari wawancara digunakan sebagai penjelasan secara deskriptif kualitatif. Data kuantitatif diproses menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel. Nilai skor jawaban kuesioner dari setiap responden dijumlahkan dan diratarata, lalu didapatkan jumlah persentase penilaian responden terhadap kesesuaian penerapan aturan penerbitan SHTI di PPS Nizam Zachman Jakarta.
Nilai keseluruhan kesesuaian penerapan aturan penerbitan SHTI di PPS Nizam Zachman Jakarta dicari dengan cara menjumlah nilai rata-rata tiap reponden dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan tabel kriteria penilaian diatas, akan didapatkan penilaian keseluruhan terhadap kesesuaian penerapan aturan dalam penerbitan SHTI di PPS Nizam Zachman Jakarta.