• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi Minuman Fungsional Instan Berbasis Pegagan (Centella asiatica) dengan Potensi sebagai Antihiperurisemia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formulasi Minuman Fungsional Instan Berbasis Pegagan (Centella asiatica) dengan Potensi sebagai Antihiperurisemia"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL INSTAN BERBASIS PEGAGAN (Centella asiatica) DENGAN POTENSI SEBAGAI ANTIHIPERURISEMIA

SUCI CHAERUNNISA

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Formulasi Minuman Fungsional Instan Berbasis Pegagan (Centella asiatica) dengan Potensi sebagai Antihiperurisemia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

SUCI CHAERUNNISA. Formulasi Minuman Fungsional Instan Berbasis Pegagan (Centella asiatica) dengan Potensi sebagai Antihiperurisemia. Dibimbing oleh C. HANNY WIJAYA dan MIN RAHMINIWATI.

Hiperurisemia merupakan salah satu penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar asam urat dalam darah. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu formula minuman fungsional instan yang berpotensi dalam menanggulangi hiperurisemia. Penelitian ini difokuskan pada formulasi minuman fungsional menggunakan bahan baku pegagan (Centella asiatica) yang dikombinasikan dengan kumis kucing (Orthosiphon arustatus), jahe (Zingiber officinale), dan kayu manis (Cinnamomum burmanii). Formula dibuat berdasarkan batas atas dan bawah penerimaan sensori masing-masing ekstrak menurut hasil Focus Group Discussion (FGD). F2 dan F3 memiliki citarasa yang lebih disukai (netral hingga agak suka), dan memiliki kemampuan inhibisi xantin oksidase sebesar 63.64 % dan 81.82 % pada pengenceran lima kali. Hasil optimasi 25 formula minuman fungsional dengan metode Mixture Experiment desain Historical Data dengan software Design Expert 7.0. menghasilkan formula optimum konsentrasi pegagan sebesar a %, kumis kucing b %, jahe c %, kayu manis d %, dan menghasilkan nilai total fenol 2 240.68 ppm GAE, antioksidan 39 611.7 ppm AEAC, dengan nilai desirability 100%. Hasil perhitungan ekstrapolasi terhadap nilai total fenol untuk mengetahui nilai inhibisi xantin oksidase formula optimal, menyatakan bahwa minuman fungsional memiliki nilai inhibisi enzim xantin oksidase sebesar 100 %. Minuman instan berbasis pegagan mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi minuman fungsional antihiperurisemia.

Kata kunci: minuman fungsional, hiperurisemia, pegagan, Centella asiatica, xantin oksidase

ABSTRACT

SUCI CHAERUNNISA. Formulation of Instant Functional Drink Based on Gotu Kola (Centella asiatica) with Antihiperuricemia Activity. Supervised by C. HANNY WIJAYA and MIN RAHMINIWATI.

Hyperuricemia is one of metabolic diseases characterized by high level of uric acid in blood. The objective this research was formulating of functional drink which is potential as antihyperuricemia based on gotu kola (Centella asiatica) with java tea (Orthosiphon arustatus), ginger (Zingiber officinale), and cinnamon (Cinnamomum burmanii) as adjunct ingredients. Formulas were made based on maximum and minimum acceptance level by Focus Group Discussion (FGD). F2 and F3 were preferred flavor (neutral to slightly like), and they had 63.63 % and 81.82 % ability of xanthine oxidase inhibition on a dilution factor five times. The optimum formula, which formulated by Mixture Experiment method with Historical Data design, using Design Expert 7.0 software, was the mixture of a % of gotu kola, b % of java tea, c % of ginger, and d % of cinnamon, had 2 240.68 ppm GAE of total phenol, 39 611.7 ppm AEAC of antioxidant, with 100% desirability. Inhibitory activity for optimum formula was calculated by extrapolation method from total phenol comparison, resulted 100 % of xanthine oxidase inhibition activity. This proves that instant drink based on gotu kola has the potential to be developed into an antihyperuricemia functional drink.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian

pada

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL INSTAN BERBASIS PEGAGAN (Centella asiatica) DENGAN POTENSI SEBAGAI ANTIHIPERURISEMIA

SUCI CHAERUNNISA

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Formulasi Minuman Fungsional Instan Berbasis Pegagan (Centella asiatica) dengan Potensi sebagai Antihiperurisemia

Nama : Suci Chaerunnisa NIM : F24090075

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. C. Hanny Wijaya, M.Agr. Pembimbing I

drh. Min Rahminiwati, PhD Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Feri Kusnandar, M.Sc. Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 ini ialah pengembangan pangan fungsional, dengan judul Formulasi Minuman Fungsional Instan Berbasis Pegagan (Centella asiatica) dengan Potensi sebagai Antihiperurisemia. Penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Ibu C. Hanny Wijaya dan Ibu Min Rahminiwati atas bimbingan dan arahannya selama penulis melakukan penelitian.

2. Bapak Budi Nurtama sebagai penguji juga pemberi arahan selama penulis melakukan pengolahan data.

3. Keluarga tercinta, ibu (Lilis Nurhayati), bapak (Cecep Budiansyah), dan adik (M. Fikri Januar Akbar) yang selalu mendukung penulis hingga dapat menyelesaikan pendidikan sampai jenjang sarjana.

4. Seluruh staf pengajar yang telah membimbing selama penulis melakukan studi, para laboran di laboratorium ITP dan SEAFAST CENTRE yang selalu siap membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.

5. Ibu Susi Indariani dan seluruh staf Pusat Studi Biofarmaka yang telah banyak membantu saat penulis melaksanakan penelitian.

6. Bapak Sukanto Tanoto dan staf Tanoto Foundation yang telah membantu finansial penulis dalam menyelesaikan program sarjana melalui program National Champion Scholarship.

7. Sahabat BOS BEM TPB Saras, Desi, Sarah, Yusti, Nazar, Panji, Luki, Endro, Syarif, dan Lutfhan.

8. Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik sebimbingan, Sarah, Fahmi, Ka Frendy, Mbak Yunita, Kak Wulan, Kak Putra yang selalu saling membantu dan menyemangati.

9. Teman-teman ITP 46 dan ITP 47 yang telah bersama-sama melalui masa perkuliahan.

10. Abdullah Azzam Mahmud atas segala dukungan dan perhatiannya.

Penulis berharap semoga karya ilmiah ini memberikan manfaat bagi pembaca dan juga memberikan sumbangsih terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pangan Indonesia.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 3

METODE 3

Bahan 4

Alat 4

Prosedur Penelitian 4

Prosedur Analisis 5

Prosedur Analisis Data 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Penentuan Konsentrasi Minimum dan Maksimum Ekstrak Tunggal untuk

Formulasi Minuman 8

Penilaian Sensori Minuman dengan Uji Rating Hedonik 9

Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase 10

Optimasi Formula Minuman Menggunakan Software Design Expert 7.0 11

SIMPULAN DAN SARAN 15

Simpulan 15

Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 16

LAMPIRAN 20

(10)

DAFTAR TABEL

1 Penentuan konsentrasi maksimum dan minimum ekstrak dalam

minuman 9

2 Tiga formula minuman yang dipilih 9

3 Hasil uji organoleptik 10

4 Hasil pengukuran inhibisi xantin oksidase 11

5 Rangkuman analisis model respon total fenol dan antioksidan 13 6 Komponen dan respon yang dioptimasi, target, batas, dan importance

pada tahapan optimasi formula 14

7 Hasil optimasi kombinasi ekstrak 14

8 Prediksi pengambilan respon 14

DAFTAR GAMBAR

1 Tahapan penelitian 4

2 Grafik pengaruh penambahan ekstrak terhadap respon total fenol 12 3 Grafik pengaruh penambahan ekstrak terhadap respon antioksidan 13

DAFTAR LAMPIRAN

1 Diagram alir pembuatan ekstrak pegagan kering (Lubna 2014) 20 2 Diagram alir pembuatan ekstrak kumis kucing kering (Lubna 2014) 21 3 Diagram alir pembuatan ekstrak jahe kering (Lubna 2014) 22 4 Diagram alir pembuatan ekstrak kayu manis kering (Lubna 2014) 23

5 Scoresheet uji rating hedonik 24

6 Data uji rating hedonik 24

7 Hasil analisis statistik uji sensori formula minuman menggunakan

SPSS 20.0 30

8 Data dan contoh perhitungan inhibisi xantin oksidase 33

9 Hasil t-test inhibisi xantin oksidase 33

10 Kurva standar asam galat 34

11 Kurva standar asam askorbat 34

12 Rekapitulasi data uji total fenol 34

13 Rekapitulasi data uji antioksidan 35

14 Rancangan percobaan dengan mixture experiment desain historical data dan hasil analisis total fenol dan antioksidan 36 15 Hasil ANOVA respon total fenol (Design Expert 7.0) 37 16 Hasil ANOVA respon antioksidan (Design Expert 7.0) 38 17 Pehitungan ekstrapolasi prediksi nilai inhibisi xantin oksidase

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin pada manusia, baik purin yang berasal dari bahan pangan maupun dari hasil pemecahan purin asam nukleat tubuh. Berdasarkan penelitian laboratorium klinis, kadar asam urat normal untuk wanita berkisar 2.4 - 5.7 mg/dl dan untuk pria berkisar 3.4 - 7.0 mg/dl (Martin et al. 1984). Jika asam urat plasma melebihi standar ini disebut hiperurisemia.

Hiperurisemia terjadi akibat peningkatan produksi atau penurunan ekskresi asam urat, maupun kombinasi dari keduanya. Peningkatan produksi asam urat dapat disebabkan oleh tingginya konsumsi bahan pangan yang mengandung purin atau meningkatnya sintesis purin dalam tubuh (Krisnatuti et al. 2000). Asam urat dalam tubuh dengan jumlah melebihi batas normal (hiperurisemia) akan bersifat sebagai prooksidan sehingga dapat menstimulasi terjadinya aterosklerosis dan gangguan pada pembuluh darah. Peningkatan kadar asam urat sering dihubungkan dengan intoleransi glukosa, hipertensi dan dislipidemia, sekelompok gangguan metabolik dan hemodinamik yang dikarakterisasi dan disebut sebagai sindrom metabolik (Hayden dan Tyagi 2004).

Penelitian yang dilakukan oleh Conen et al. (2004) menunjukkan bahwa prevalensi hiperurisemia di negara-negara berkembang sangat sering. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, oleh karenanya diperlukan perhatian khusus untuk menanggulangi hiperurisemia. Satu survey epidemiologik yang dilakukan di Bandungan, Jawa Tengah atas kerjasama WHO COPCORD terhadap 4 683 sampel berusia antara 15 - 45 tahun didapatkan bahwa prevalensi hiperurisemia sebesar 24.3 % pada laki-laki dan 11.7 % pada wanita (Purwaningsih 2010).

Tradisi mengonsumsi tumbuhan obat atau rempah dalam bentuk ramuan jamu tradisional telah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia. Jamu merupakan obat tradisional Indonesia yang dipakai sejak dahulu dan sudah terbukti khasiatnya. Potensi alam Indonesia pun amat besar dengan keanekaragaman etnobotani (tanaman obat) yang dimiliki. Laporan Menteri Kesehatan menyatakan bahwa Indonesia memiliki lebih kurang 7 000 spesies tanaman obat, 1 000 diantaranya telah digunakan untuk pengobatan dan mengatasi masalah kesehatan (Depkes 2010).

Pangan fungsional menurut BPOM (2005) adalah pangan yang secara alamiah atau yang telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-kajian dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Pangan fungsional mempunyai karakteristik sebagai makanan yaitu karakteristik sensori, baik warna, tekstur, dan citarasanya, serta mengandung zat gizi disamping mempunyai nilai fisiologis bagi tubuh. Salah satu fungsi fisiologis yang dapat dikembangkan dalam pembuatan pangan fungsional adalah pencegahan dan penanggulangan penyakit, termasuk terhadap penyakit hiperurisemia.

(12)

oleh konsumen karena dipercaya berkhasiat bagi kesehatan. Sebagian besar minuman fungsional tersebut terbuat dari kombinasi rempah-rempah tradisional.

Penelitian ini akan diujicobakan suatu formulasi minuman fungsional berbasis pegagan yang digabungkan dengan tanaman kumis kucing, jahe, dan kayu manis. Pegagan (Centella asiatica) yang berfungsi sebagai penghambat ACE I dan diuretik; kumis kucing (Orthosiphon aristatus) berfungsi sebagai anti hiperglikemik dan diuretik; kayu manis (Cinnamomum burmannii) berfungsi sebagai antioksidan, memperbaiki kolesterol, dan memberi citarasa pada minuman; dan jahe (Zingiber officinale) berfungsi sebagai antioksidan dan inhibitor cox2 yang berpotensi sebagai antiinflamasi, menanggulangi inflamasi, dan memberikan citarasa pada minuman. Kombinasi dari keempat tanaman ini diharapkan akan diperoleh satu formula minuman fungsional berbasis pegagan yang dapat berpotensi sebagai penurun asam urat darah dalam mencegah dan menanggulangi hiperurisemia.

Metode Mixture Experiment (ME) digunakan untuk mengoptimasi formula minuman dalam penelitian ini. ME merupakan kumpulan dari teknik matematika dan statistika yang berguna untuk permodelan dan analisa masalah suatu respon yang dipengaruhi oleh beberapa variabel dan tujuannya adalah mengoptimalkan respon tersebut (Montgomery 2002). Variabel respon yang dipilih dalam penelitian ini adalah total fenol dan antioksidan.

Fenol merupakan zat yang memiliki cincin aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil. Senyawa fenolik memiliki aktivitas antioksidan karena kemampuannya mendonorkan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya kepada senyawa radikal (Apak et al. 2007). Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar. Hasil penelitian Iswantini dan Darusman (2003) menunjukkan peran ekstrak kasar flavonoid herba memiliki daya inhibisi xantin oksidase terkuat bila dibandingkan dengan produk jamu komersial yang beredar di pasaran. Hal ini sesuai dengan referensi dari Cos (1998) yang menyatakan bahwa ekstrak kasar herba yang mengandung komponen flavonoid salah satunya, dapat menghambat enzim xantin oksidase.

Senyawa antioksidan adalah senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas atau suatu bahan yang berfungsi mencegah sistem biologi tubuh dari efek yang merugikan yang timbul dari proses ataupun reaksi yang menyebabkan oksidasi berlebihan (Hariyatmi 2004). Aktivitas antioksidan pada minuman salah satunya dapat berasal dari senyawa fitokimia pada bahan minuman. Salah satu senyawa yang diduga berperan sebagai antioksidan yaitu senyawa fenolik. Pada minuman, salah satu kualitas penting yaitu aktivitas antioksidan. Nilai aktivitas antioksidan minuman diharapkan tidak kurang dari 600 ppm AEAC (Mardhiyyah 2012). Menurut Suherman (2009) dari Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sifat antioksidan dapat mengurangi terbentuknya asam urat melalui penghambatan produksi enzim xantin oksidase, sehingga dengan adanya antioksidan dalam minuman fungsional diharapkan dapat meningkatkan sifat antihiperurisemia.

(13)

menjadi asam urat. Dalam penelitian ini, akan dioptimasi kandungan total fenol dan antioksidan suatu minuman fungsional, kemudian akan diprediksikan besarnya kemampuan penghambatan aktivitas xantin oksidase untuk mengetahui potensinya dalam menanggulangi hiperurisemia.

Perumusan Masalah

1. Terdapat bahan baku untuk pembuatan minuman fungsional antihiperurisemia yang telah dioptimasi pada penelitian sebelumnya, dan belum difungsikan secara optimum sebagai sediaan minuman.

2. Pencampuran ekstrak kering pegagan, kumis kucing, jahe, dan kayu manis sebagai minuman fungsional antihiperurisemia merupakan hal baru sehingga perlu optimasi yang sesuai untuk formulasi minuman supaya diperoleh efek yang diinginkan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu formula minuman fungsional instan berbasis pegagan yang berpotensi sebagai antihiperurisemia ditinjau dari parameter mutu total fenol dan antioksidan.

METODE

Penelitian dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap formulasi dan optimasi minuman. Penelitian diawali dengan menentuan batas atas dan batas bawah masing-masing ekstrak rempah (pegagan, kumis kucing, kayu manis) dengan variabel respon cita rasa yang diujikan kepada panelis dalam sebuah focus group discussion (FGD). Batas ini kemudian dijadikan acuan untuk menentukan kombinasi masing-masing ekstrak rempah. Keempat ekstrak rempah ini kemudian dicampurkan secara dry mixing dengan menambahkan pemanis.

Tiga formula yang dipilih diuji sifat organoleptiknya oleh panelis meliputi pengujian hedonik untuk menilai tingkat kesukaan rasa, aroma, warna, dan overall. Formula yang paling diterima dari segi organoleptiknya kemudian diuji kemampuannya untuk menginhibisi enzim xantin oksidase.

(14)

Gambar 1 Tahapan penelitian

Bahan

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan minuman fungsional berbasis pegagan adalah air mineral, ekstrak kering pegagan, kumis kucing, jahe, dan kayu manis yang telah dioptimasi oleh Lubna (2014), pemanis aspartam, asesulfam-K, dan sukralosa. Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis adalah air suling, folin-ciocalteau, Na2CO3, asam galat, methanol, radikal bebas stabil

DPPH (1-1-diphenyl-2-picryl hydrazyl), buffer asetat, NaOH, HCl, asam askorbat, larutan substrat xantin, buffer kalium fosfat, enzim xantin oksidase, HCl, dan allopurinol.

Alat

Alat yang digunakan untuk formulasi minuman diantaranya neraca, sendok, dan plastik bertutup. Botol besar, gelas sloki, dan sendok kecil dibutuhkan untuk uji organoleptik. Alat-alat yang digunakan untuk analisis adalah aluminium foil, neraca analitik, piala gelas, gelas ukur, pipet volumetrik, pipet mikro, tabung reaksi, vortex, inkubator, kuvet, dan spektrofotometer.

Prosedur Penelitian

Pembuatan Ekstrak Kering Pegagan, Kumis Kucing, Jahe, dan Kayu Manis Pembuatan ekstrak kering pegagan, kumis kucing, jahe, dan kayu manis, masing-masing menggunakan cara ekstraksi dan pengeringan yang telah dioptimasi oleh Lubna (2014) (lampiran 1-4).

Pencampuran Kering (Firiera 2013; Saputra 2013)

Pencampuran kering didasarkan pada wawancara langsung kepada expert Departemen Research and Development (R&D) dari PT Nutrifood Indonesia dan PT Indofarma, Tbk. mengenai pencampuran serbuk kering skala laboratorium, pencampuran dilakukan dengan mencampurkan masing-masing ekstrak yang telah ditimbang bobotnya dalam sebuah kantung plastik yang tertutup, kemudian dihomogenkan.

• Penentuan batas atas dan bawah masing-masing ekstrak melalui FGD

• Penentuan kombinasi ekstrak pegagan, kumis kucing, jahe, dan kayu manis

Dry mixing untuk pembuatan minuman • Analisis organoleptik

• Analisis aktivitas inhibisi xantin oksidase Formulasi

Awal

• Optimasi 25 formula dengan Mixture Experiment desain Historical Data, DX-7.0 (Variabel respon: total fenol dan aktivitas antioksidan)

• Prediksi nilai inhibisi xantin oksidase Optimasi

(15)

Pembuatan Minuman Fungsional

Minuman dibuat dengan melarutkan campuran kombinasi ekstrak yang telah ditentukan ke dalam 200 ml air mineral (pada suhu ruang), kemudian diaduk sampai homogen.

Prosedur Analisis

Focus Group Discussion (FGD)

FGD dilakukan terhadap lima orang peserta untuk menilai ambang batas bawah dan atas penerimaan citarasa masing-masing ekstrak. Sampel dibuat dalam berbagai konsentrasi. Peserta menilai batas bawah yang merupakan konsentrasi sampel sudah dapat dideteksi rasanya dan batas atas merupakan konsentrasi sampel paling tinggi yang dapat diterima karakteristik rasanya oleh indra pencicip manusia.

Analisis Organoleptik Metode Skala Hedonik (Meilgaard et al. 1999)

Analisis organoleptik dilakukan dengan skala kesukaan atau hedonik terhadap formula minuman yang telah dibuat. Dalam uji ini panelis diminta mencicipi sampel dan diantara masing-masing pencicipan sampel diharuskan mengkonsumsi air minum sebagai penetral, kemudian panelis diminta untuk memberikan penilaian tingkat kesukaannya terhadap warna, aroma, dan rasa sampel menggunakan tujuh tingkat skala hedonik (dimulai dari amat sangat tidak suka (=1) sampai amat sangat suka (=9)).

Analisis Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase secara In vitro (Owen dan Johns 1999 dengan modifikasi)

Uji daya inhibisi xantin oksidase mengacu pada penelitian Owen and Johns (1999) dengan modifikasi. Uji dilakukan dengan mengukur aktivitas enzim xantin oksidase dengan xantin sebagai substrat pada spektrofotometri. Larutan xantin (0.15 mM) dilarutkan pada buffer fosfat pH 7.8. Enzim xantin oksidase dipersiapkan dengan melarutkan ke dalam larutan buffer fosfat hingga didapat konsentrasi 0.1 unit/mL. Reaksi diawali dengan memasukkan sampel, buffer dan substrat xantin pada tabung reaksi. Dilakukan pra-inkubasi selama 10 menit. Setelah itu ditambahkan enzim xantin oksidase sebelum diinkubasi pada suhu 30 oC selama 30 menit. Reaksi dihentikan menggunakan 1 mL larutan HCl 1N. Kontrol untuk masing-masing sampel juga dibuat seperti pembuatan sampel tetapi tanpa menggunakan enzim. Pengukuran aktivitas xantin menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang 281.5 nm. Daya hambat enzim xantin oksidase dihitung menggunakan (1 – B/A) x 100, dengan A adalah perubahan absorbansi blanko dan B adalah perubahan absorbansi sampel. Pada setiap analisis dibuat kontrol positif allupurinol sebagai pembanding.

Analisis Total Fenol (Strycharz dan Shetty 2002)

(16)

50 ml dengan air suling 50 ml. Larutan Na2CO3 dibuat dengan melarutkan 5 g

Na2CO3 dalam 100 ml air suling. Larutan standar atau sampel sebanyak 1 ml

dilarutkan dalam 5 ml air suling dan 0.5 ml larutan reagen. Setelah itu, larutan didiamkan selama 5 menit dalam ruang gelap kemudian ditambahkan 1 ml larutan Na2CO3 dan diinkubasi kembali dalam ruang gelap selama 1 jam. Setelah inkubasi,

larutan divorteks dan diukur absorbansinya pada 725 nm.

Analisis Antioksidan Metode DPPH (Kubo et al. 2002; Molyneux 2004)

Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode radikal bebas DPPH, menggunakan asam askorbat sebagai standar pembanding. Tahap-tahap yang dilakukan meliputi pencampuran 2 ml larutan buffer asetat (pH 5.5), 3.75 ml methanol, dan 200 μl larutan DPPH 13 mM dalam methanol, kemudian divortex. 50 μl larutan sampel atau larutan standar antioksidan ditambahkan ke dalam tabung lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 menit. Absorbansi sampel diukur dengan spektrofotometer pada 517 nm.

Prosedur Analisis Data

Data hasil penelitian diolah menggunakan berbagai piranti lunak sesuai tujuan masing-masing, yaitu:

One-way ANOVA dan Uji Lanjut Duncan pada Uji Rating Hedonik

Aroma, warna, rasa dan dan penerimaan secara overall diberikan nilai 1 (amat sangat tidak suka) sampai 9 (amat sangat suka) oleh panelis menurut tingkat kesukaan mereka terhadap minuman. Hasil penilaian parameter masing-masing formula dianalisis menggunakan metode one-way ANOVA dengan program SPSS 20 untuk mengetahui pengaruh kombinasi jumlah ekstrak terhadap parameter yang diukur. Ada tidaknya perbedaan antara rerata parameter yang diukur diketahui dengan melakukan uji lanjut Duncan.

T-Test pada Analisis Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase secara In Vitro

T-Test dilakukan pada selang kepercayaan 95% menggunakan program SPSS Statistics 20. Perlakuan yang memiliki signifikansi p<0.05 menunjukkan bahwa diantara kedua nilai tersebut berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%. Mixture Experiment (ME) untuk Optimasi Formula Minuman

Optimasi dilakukan dengan Mixture Experiment (ME) menggunakan software Design Expert 7.0. DX-7.0 mengolah rangkaian data respon yang ada menjadi suatu model atau persamaan. Model yang diterapkan pada program DX-7.0 merupakan model-model polinomial yang terdiri dari mean, linier, kuadratik, dan kubik. Penentuan model didasarkan pada orde tertinggi yang memiliki nilai signifikansi paling kecil (nilai-P kecil), tidak ada lack of fit (nilai p>0.10), dan memiliki nilai adjusted R-square dan predicted R-square yang hampir sama (minimal berjarak 0.2) (Stat Ease 2005). Model-model pada setiap respon dioptimasi dengan kondisi perlakuan (faktor) yaitu konsentrasi pegagan, kumis kucing, jahe, dan kayu manis; sehingga diperoleh respon total fenol dan antioksidan yang optimum.

(17)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemilihan bahan baku dalam penelitian berdasarkan terhadap kemampuan tanaman dalam menginhibisi xantin oksidase, sebagai upaya dalam penanggulangan hiperurisemia. Pegagan, kumis kucing, jahe, dan kayu manis dipilih sebagai bahan dalam pembuatan minuman karena masing-masing memiliki kemampuan yang mendukung terhadap fungsi yang diharapkan. Pencampuran tanaman obat dan rempah dalam formulasi minuman dilakukan untuk memperoleh suatu kombinasi aspek fisiologikal dengan aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan jika hanya digunakan secara terpisah/tunggal.

Pegagan dipilih menjadi bahan baku dalam pembuatan minuman fungsional antihiperurisemia karena pegagan mengandung zat kimia yang mendukung terhadap khasiat yang diinginkan. Menurut Barnes et al. (2002), kandungan kimia pegagan terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu asam amino, flavonoid, terpenoid, dan minyak atsiri. Asam amino terdiri dari sejumlah besar alanin dan serin, amino butirat, aspartat, glutamat, histidin, lisin, dan threonin; sedangkan flavonoid terdiri atas kuersentin, kaempfrenol, dan bermacam-macam glikosida. Terpenoid khususnya triterpenoid, yang ternyata merupakan kandungan utama dalam pegagan, terdiri atas asiatikosida, sentelosida, madekasosida, brahmosida dan brahminosida (glikosida saponin), asam asiatisentoik, asam sentellik, asam sentoik, dan asam madekasat. Minyak atsiri yang ditemukan terdiri atas berbagai macam terpenoid, termasuk β-caryophyllen, tran- β-farnecent, dan germacrena D (seskuiterpen) yang merupakan komponen utama, dan α-pinene dan β-pinene. Selain golongan-golongan tersebut, ada kandungan lain dalam pegagan yaitu alkaloida hidrokatilina, valerian, beberapa asam lemak seperti linoleat, lignosen, asam oleat, asam palmitat dan asam stearat, fitosterol seperti kampesterol, sitosterol, dan stigmasterol, resin, juga tannin.

Pegagan berfungsi membersihkan darah, memperlancar peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas (antipiretika), menghentikan pendarahan (haemostatika), antibakteri, tonik, antiagregat platelet, antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi, dan stimulan (Lasmadiwati et al. 2004). Ekstrak kering pegagan teroptimasi memiliki total fenol sebesar 10 027.72 ppm GAE dan antioksidan sebesar 36 866.67 ppm AEAC (Lubna 2014). Sifat dan khasiat tersebut sangat mendukung bagi pegagan untuk digunakan sebagai basis dari minuman antihiperurisemia.

(18)

diafragma mencit secara ex vivo serta memiliki aktivitas antihiperglikemik secara in vivo pada mencit hiperglikemik yang diinduksi dengan streptozotocin.

Jahe dan kayu manis ditambahkan sebagai upaya untuk peningkatan cita rasa, selain itu tanaman ini ternyata juga memiliki beberapa manfaat yang mendukung terhadap peningkatan aktivitas antihiperurisemia. Hasil penelitian Indariani (2011) menyebutkan bahwa jahe mempunyai kandungan senyawa fitokimia berupa alkaloid, tanin, flavonoid, triterpenoid, dan hidroquinon. Menurut Bhattarai et al. (2001), gingerol merupakan komponen aktif utama dalam rimpang jahe segar dan teridentifikasi dalam bentuk [6]-gingerol, yang diketahui memiliki efek farmakologis dan fisiologis, termasuk analgesik, antipiretik, gastroprotektif, kardiotonik, aktivitas antihepatotoksik, dan memiliki efek penghambatan dalam biosintesis prostalglandin. Menurut Jitoe et al. (1992), jahe memiliki kandungan senyawa aktif yang mampu berfungsi sebagai antioksidan. Serbuk ekstrak jahe hasil optimasi Lubna (2014) memiliki total fenol 9 807.92 ppm GAE dan antioksidan 42 575 ppm AEAC. Penelitian Akhani et al. (2004) dan Heimes et al. (2009), menyatakan bahwa kemampuan antidiabetik jahe disebabkan oleh perannya pada reseptor serotonin (5-hidroksitriptamin (5-HT)) dalam pengendalian glikemik, dimana jahe memiliki aktivitas serotonin. Gingerol dalam ekstrak jahe juga dapat meningkatkan sensitivitas insulin terhadap glukosa sehingga memperbaiki keadaan hiperglikemia. Hal ini mendukung terhadap khasiat produk karena hiperglikemia merupakan gejala yang juga sering diderita oleh pasien hiperurisemia.

Menurut Rismunandar dan Paimin (2001), kulit kayu manis kering yang bermutu baik pada umumnya mengandung minyak atsiri, pati, getah, resin, fixed oil, tannin, selulosa, zat warna, kalium oksalat, dan mineral. Hasil optimasi oleh Lubna (2014) menyatakan bahwa kandungan total fenol ekstrak kering kayu manis sebesar 22 940.59 ppm GAE dan antioksidan sebesar 65 200 ppm AEAC. Kayu manis dapat berperan sebagai antioksidan karena mengandung senyawa mengandung senyawa tanin dan eugenol (King 2000). Kemampuan mereduksi asam urat pada kayu manis adalah karena adanya senyawa sinamaldehida yang memiliki kemampuan aktivitas inhibisi enzim xantin oksidase (Wang et al. 2008).

Penentuan Konsentrasi Minimum dan Maksimum Ekstrak Tunggal untuk Formulasi Minuman

Penentuan konsentrasi minimum dan maksimum ekstrak pegagan, kumis kucing, jahe, dan pegagan dilakukan dengan Focus Group Discussion (FGD). Berdasarkan hasil FGD, diperoleh konsentrasi ekstrak pegagan yang digunakan dalam minuman sebanyak a - b % w/v. Penetapan jumah ini berdasarkan asumsi bahwa pegagan merupakan bahan utama dalam pembuatan minuman, dan pada konsentrasi tersebut rasa yang dihasilkan masih dapat diterima secara sensori. Pegagan berasa manis dan bersifat mendinginkan (Lasmadiwati et al. 2004), sehingga cocok digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan minuman.

(19)

menurunkan cita rasa minuman, sehingga konsentrasi d % w/v ditetapkan sebagai konsentrasi maksimum.

Jahe digunakan dalam konsentrasi e - f % w/v. Jahe memiliki sifat sensori yang cukup kuat dan pedas karena mengandung minyak atsiri 0.25 - 3.3%, yang terdiri dari zingiberens, kurkumin, dan philandren. Rimpang jahe juga mengandung oleoresin sebanyak 4.3 - 6.0% yang terdiri dari gingerols dan shogaols yang menimbulkan rasa pedas (Sutarno et al. 1999). Konsentrasi jahe lebih besar dari f % w/v memberikan rasa pedas yang sangat kuat sehingga ditetapkan sebagai batas maksimum.

Kayu manis digunakan dalam konsentrasi g - h % w/v. Penetapan jumlah konsentrasi kayu manis berdasarkan pada sifat sensori kayu manis yang dapat memberikan aroma manis. Komponen utama flavor dalam kayu manis adalah sinamaldehid sedangkan komponen minor flavornya adalah kumarin yang penting untuk memberi ciri khas flavor alami kayu manis (Ho et al. 1992).

Tabel 1 Penentuan konsentrasi maksimum dan minimum ekstrak dalam minuman Nama bahan Konsentrasi minimum

(%w/v)

Konsentrasi maksimum (%w/v)

Pegagan a b

Kumis kucing c d

Jahe e f

Kayu manis g h

Keterangan: data disamarkan

Merujuk pada hasil di atas maka ditetapkan 3 formula untuk diujikan tingkat kesukaannya oleh panelis, formula yang digunakan adalah:

Tabel 2 Tiga formula minuman yang dipilih

Formula

Konsentrasi (% w/v)

Pegagan Kucing Kumis Jahe Manis Kayu

I * * * *

II * * * *

III * * * *

*) Keterangan: data disamarkan

Penilaian Sensori Minuman dengan Uji Rating Hedonik

(20)

Formula yang dipilih dalam penelitian ini diujikan tingkat kesukaannya oleh 75 orang panelis. Ketiga formula diuji sensorinya dengan sebelumnya ditambahkan pemanis aspartam 0.0425 gram/100 ml, asesulfam-K 0.0157 gram/100 ml, dan sukralosa 0.0053 gram/100 ml (Febriyani 2012). Hasil uji organoleptik dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil uji organoleptik*

Formula Variabel Respon

*Pengolahan data dengan software SPSS 20, taraf kepercayaan 95%

Hasil uji hedonik untuk parameter warna dan aroma ketiga formula minuman tersebut tidak berbeda nyata. Parameter aroma menunjukkan tingkat penerimaan dari netral hingga suka, sedangkan parameter warna menunjukkan tingkat penerimaan agak suka hingga suka. Sensori ketiga formula minuman secara keseluruhan (overall) tidak berbeda nyata dengan tingkat penerimaan netral hingga agak suka.

F1 memiliki rasa yang berbeda nyata dengan F2 dan F3. F2 dan F3 lebih disukai dengan tingkat penerimaan netral hingga agak suka, dibandingkan F1 yang memiliki tingkat penerimaan agak tidak suka sampai netral. Hal ini disebabkan karena rasa pahit pada F1 cukup kuat (berdasarkan pendapat beberapa panelis). Hal ini dimungkinkan karena jahe ditambahkan terlalu sedikit sehingga tidak mampu menutupi cita rasa pahit dari komponen lain. Telah diketahui bahwa jahe merupakan salah satu rempah-rempah yang digunakan dalam meningkatkan aroma dan cita rasa suatu bahan pangan (Antara dan Wartini 2013). Kemungkinan lain adalah hasil FGD yang tidak terlalu mewakili terhadap penerimaan cita rasa oleh panelis. Hal ini disebabkan oleh pemilihan peserta FGD yang tidak melalui proses sceening dan evaluasi preference sehingga kemungkinan peserta yang mengikuti FGD berasal dari populasi yang homogen (memiliki kecenderungan tingkat penerimaan cita rasa yang sama), sehingga hasilnya kurang mewakili keseluruhan tingkat penerimaan oleh panelis. F2 dan F3 dipilih karena memiliki rasa yang lebih baik dibandingkan F1, untuk selanjutnya dilakukan pengujian inhibisi xantin oksidase.

Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase

(21)

Tabel 4 Hasil pengukuran inhibisi xantin oksidase Pengenceran Inhibisi F2

(%)

Inhibisi F3 (%)

5 65.91 80.68

5 61.36 82.95

Rata-rata 63.64 81.82

Kontrol positif allupurinol 50 ppm 84.07

Pengukuran dilakukan pada pengenceran 5x karena pada konsentrasi awal warna minuman terlalu pekat sehingga tidak terbaca saat pengukuran serapan oleh spektrofotometer. Hasil menunjukkan bahwa F2 memberikan nilai inhibisi lebih besar yaitu 81.82% dibandingkan F3 yang memberikan nilai inhibisi 63.64%. Berdasarkan T-test kedua formula terhadap inhibisi xantin oksidase pada taraf kepercayaan 95% diperoleh hasil bahwa F2 dan F3 tidak berbeda nyata dengan kontrol.

Kontrol yang digunakan adalah standar allupurinol. Allupurinol merupakan obat antihiperurisemia yang beredar dipasaran dengan kemampuan inhibisi enzim xantin oksidase. Hasil pengujian menunjukkan kemampuan inhibisi xantin oksidase oleh allupurinol sebesar 84.07 % pada konsentrasi 50 ppm.

Optimasi Formula Minuman Menggunakan Software Design Expert 7.0

Optimasi adalah suatu pendekatan normatif untuk mengidentifikasikan penyelesaian terbaik dalam pengambilan keputusan suatu permasalahan. Menurut Rusviani (2007), optimasi pada salah satu aspek atau seluruh aspek produk adalah tujuan dalam pengembangan produk. Dalam penelitian ini dilakukan optimasi terhadap 25 formula minuman, dengan batas minimum dan maksimum masing-masing ekstrak diperoleh melalui FGD. Dua puluh lima formula masing-masing-masing-masing diujikan kadar total fenol dan aktivitas antioksidannya.

Data respon yang diperoleh diolah dengan menggunakan metode Mixture Experiment (ME) desain Historical Data dengan batuan software DX-7.0. Desain Historical Data merupakan rangkaian data numerik atau kategorik yang penting yang diambil dari data yang telah ada dan dioptimasi. Program ini memberikan kemudahan pada pengolahan data yang telah ada. Kelebihan dari metode ini adalah dapat menganalisis kumpulan data yang telah diperoleh untuk mendapatkan suatu permodelan dari masing-masing faktor untuk memperoleh nilai respon yang optimum. Dibandingan dengan desain ME yang lain, bila menggunakan Simplex Lattice atau D-Optimal untuk optimasi hanya dilakukan 20 perlakuan. Diharapkan dengan adanya 25 pelakuan dapat diperoleh data yang lebih akurat.

Analisis Respon Total Fenol

(22)

tidak signifikan merupakan syarat untuk model yang baik. Hal ini menunjukkan adanya kesesuaian data respon total fenol dengan model.

Besarnya nilai predicted R-squared dan adjusted R-squared secara berturut-turut adalah 0.9268 dan 0.8244 yang menunjukkan bahwa data-data yang diprediksikan dan data-data aktual untuk respon total fenol tercakup ke dalam model sebesar 92.68% dan 82.44%. Nilai predicted R-squared yang dihasilkan mendukung nilai adjusted R-squared yang dihasilkan karena selisih keduanya lebih kecil dari 0.2.

Nilai Adequate Precision yang dihasilkan adalah 10.872. Nilai ini mengukur jarak relatif respon yang diprediksi terhadap kemungkinan error atau dengan kata lain sebagai sinyal dari noise ratio. Nilai yang disyaratkan untuk model yang baik ialah 4 atau lebih. Nilai Adequate Precision yang lebih besar dari 4 mengindikasikan sinyal yang memadai sehingga model ini dapat digunakan sebagai pedoman design space.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, model yang dihasilkan memenuhi syarat sebagai model yang baik sehingga diharapkan dapat memberikan prediksi yang baik. Persamaan polinomial untuk respon total fenol adalah sebagai berikut:

Total Fenol= − 19.84 *A + 4713.83 *B − 3.388E+005 *C − 1591.25 *D + 6.291E+005 *A*C + 6.999E+005 *B*C − 2.042E+005 *B*D + 6.932E+005 *C*D − 8.784E+005 *A*B*C + 4.509E+005 *A*B*D − 9.256E+005 *A*C*D − 3.593E+005 *B*C*D − 2.632E+005 *A*C*(A-C) − 3.874E+005 *B*C*(B-C) – 1.078E+005 *C*D*(C-D)

Keterangan: A = konsentrasi ekstrak kering pegagan, B = konsentrasi ekstrak kering kumis kucing, C= konsentrasi ekstrak kering jahe, D = konsentrasi ekstrak kering kayu manis (dalam bentuk rasio; A+B+C+D=1)

Total fenol akan meningkat seiring peningkatan komponen tertentu yang ditandai dengan konstanta positif dan akan mengalami penurunan seiring dengan peningkatan komponen tertentu yang ditandai dengan konstanta negatif. Berdasarkan persamaan tersebut terlihat bahwa hanya kumis kucing yang memberikan nilai positif terhadap kenaikan total fenol. Adanya interaksi antar masing-masing ekstrak juga dapat meningkatkan dan menurunkan total fenol.

(23)

Analisis Respon Antioksidan

Hasil ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% untuk respon antioksidan data dilihat pada lampiran 16. Nilai lack of fit yang diperoleh adalah sebesar 0.9255 yang menunjukkan bahwa lack of fit tidak signifikan relatif terhadap pure error karena nilainya lebih besar daripada 0.05. nilai lack of fit yang tidak signifikan adalah syarat untuk model yang baik. Nilai predicted R-squared yang dihasilkan bernilai negatif, yaitu -0.0851. Nilai predicted R-squared yang negatif menunjukkan bahwa overall mean memberikan prediksi lebih baik bagi respon antioksidan. Hasil ini diperoleh karena batas minimum dan maksimum yang ditetapkan terlalu sempit untuk variabel antioksidan sehingga perubahan konsentrasi antarkomponen tidak secara jelas terlihat, namun hasil antioksidan yang cukup tinggi (di atas 600 ppm AEAC) sudah menunjukkan hasil yang sudah sesuai target. Model yang dihasilkan untuk respon antioksidan berdasarkan nilai mean sehingga didapatkan persamaan:

Antioksidan = +39 611.65600

Gambar 3 Grafik pengaruh penambahan ekstrak terhadap respon antioksidan

Tabel 5 Rangkuman analisis model respon total fenol dan antioksidan

Kriteria Nilai Acuan

Model

Keterangan Total Fenol Antioksidan

Model p “prob>F” <0.05 0.0007 - Signifikan Lack of fit p “prob.F” >0.05 0.0994 0.9255 Tidak signifikan Predicted R- squared ~1.000 0.9268 -0.0851

Adjusted R- squared ~1.000 0.8244 0.0000 Selisih Predicted R-

squared dan Adjusted R- squared

Maks. 0.2

0.1024 0.0851

Adequate Precision ≥ 4 10.872 - Bentuk model - Kubik

termodifikasi

Linear

(24)

Tabel 6 Komponen dan respon yang dioptimasi, target, batas, dan importance pada tahapan optimasi formula

Komponen dan

Respon Target Batas Bawah Batas Atas Importance

Pegagan In range * * 3 (+++)

Seluruh komponen yang digunakan pada penelitian diberi target in range karena hasil yang diharapkan adalah formula optimal dari komposisi masing-masing ekstrak yang sesuai dengan batas maksimum dan minimum yang telah ditetapkan dalam FGD. Total fenol ditargetkan maksimum karena senyawa fenol mempunyai kecenderungan untuk mengikat protein yang dapat mengganggu proses metabolisme (Poeloengan 2010), sehingga diprediksikan bahwa semakin tinggi total fenol dalam minuman akan semakin meningkatkan nilai inhibisi xantin oksidase. Antioksidan ditargetkan in range karena nilai rata-rata antioksidan dalam setiap formula minuman cukup tinggi kandungannya (di atas konsentrasi yang diharapkan yaitu 600 ppm AEAC).

Hasil optimasi kombinasi ekstrak oleh program Design Expert 7.0 memberikan dua puluh solusi dengan rincian solusi terbaik dapat dilihat pada Tabel 7. Desirability dari formula ini sebesar 1.000, yang menunjukkan bahwa 100 % harapan untuk mencapai nilai optimum pada kedua respon dapat dicapai dengan formula tersebut.

Tabel 7 Hasil optimasi kombinasi ekstrak Konsentrasi (x100%) Total Fenol

(ppm GAE)

Point prediction merupakan tahap akhir dari optimasi formula ini. Tahap ini menampilkan nilai prediksi terhadap nilai respon yang akan diberikan oleh formula terpilih. Nilai confidence interval (CI) dan prediction interval (PI) juga dapat dilihat pada tahap ini. CI merupakan interval peluang spesifik dari masuknya parameter yang diperkirakan, dengan batasan pada kedua sisi (atas dan bawah) (Howell 2008). PI menunjukkan rentang dari nilai individual yang diperkirakan akan muncul (Stat Ease 2005). CI dan PI dalam penelitian ini bernilai 95%. Model yang baik seharusnya menghasilkan nilai yang masuk ke dalam rentang tersebut.

Tabel 8 Prediksi pengambilan respon

(25)

F2 dan F3 yang telah diketahui nilai inhibisi xantin oksidasenya digunakan untuk memprediksikan nilai inhibisi xantin oksidase formula hasil optimasi. Nilai yang digunakan untuk membandingkan adalah total fenol karena hanya respon ini yang memberikan permodelan polinomial kubik termodifikasi sehingga pengaruh konsentrasi masing-masing komponen dapat dilihat secara jelas. Hasil yang diperoleh setelah nilai komponen dimasukkan ke dalam permodelan adalah F2 dan F3 memiliki total fenol masing-masing 1 919.116 dan 2 070.295 ppm GAE. Hasil ini masuk ke dalam interval PI untuk F2 dan CI untuk F3.

Owen dan Johns (1999) menyatakan bahwa flavonoid yang merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar memiliki efek utama sebagai inhibitor xantin oksidase dan aktivitas antioksidan. Oleh karena itu, ada korelasi positif antara peningkatan jumlah komponen fenol pada minuman dengan aktivitas inhibisi xantin oksidase. Hal ini terbukti dari hasil F2 yang memliki total fenol 1 919.116 ppm GAE memiliki aktivitas inhibisi xantin oksidase sebesar 63.64 % dan F3 yang memiliki tptal fenol 2 070.295 ppm GAE memiliki aktivitas inhibisi xantin oksidase sebesar 81.82 %.

Total fenol formula optimum yang diperoleh adalah 2 240.68 ppm GAE. Nilai ini berada di atas nilai total fenol F2 dan F3, sehingga perhitungan prediksi nilai inhibisi xantin oksidase dicoba dilakukan dengan metode ekstrapolasi. Nilai prediksi inhibisi xantin oksidase dari formula optimum yang diperoleh adalah 102.32% yang melebihi nilai maksimum inhibisi yang seharusnya (100 %), oleh karena itu dalam hal ini inhibisi formula optimum yang diperoleh bisa dianggap sebagai 100 % pada konsentrasi gabungan 100 000 ppm.

Metode ekstrapolasi digunakan dengan asumsi bahwa nilai total fenol memiliki hubungan yang linear dengan aktivitas inhibisi xantin oksidase. Peningkatan konsentrasi flavanoid dalam ekstrak dapat meningkatkan aktivitas inhibisi xantin oksidase. Penelitian terhadap peningkatan ekstrak flavonoid tempuyung dapat meningkatkan nilai inhibisi xantin oksidase secara linear dengan nilai regresi 0.987, dan peningkatan ekstrak flavonoid meniran dapat meningkatkan nilai inhibisi xantin oksidase secara linear dengan nilai regresi 0.971 (Wardani 2008).

Idealnya, dilakukan verifikasi terhadap hasil optimasi yang dikeluarkan oleh program DX-7.0 ini untuk melakukan pembuktian terhadap prediksi dari nilai respon. Namun, hasil prediksi dari program ini sudah dapat dikatakan akurat. Didukung hasil yang diperoleh Kusumasari (2012) dalam optimasi formula minuman effervescent fungsional berbasis kumis kucing, yang mana hasil verifikasi responnya masuk ke dalam selang PI pada taraf kepercayaan 95%, dan oleh peneliti lain diantaranya Herold (2007) dan Febriani (2012).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(26)

a %, kumis kucing b %, jahe c %, kayu manis d %, dan menghasilkan nilai total fenol 2 240.68 ppm GAE, antioksidan 39 611.7 ppm AEAC, dengan nilai desirability 100%.Hasil perhitungan ekstrapolasi terhadap nilai total fenol untuk mengetahui nilai inhibisi xantin oksidase formula optimal, menyatakan bahwa minuman fungsional memiliki nilai inhibisi enzim xantin oksidase sebesar 100 %. Minuman fungsional instan berbasis pegagan mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi minuman fungsional antihiperurisemia.

Catatan:

Informasi data yang disamarkan bisa diperoleh melalui: Prof. C. Hanny Wijaya, M. Agr (hazemi@indo.net.id)

Saran

Cita rasa dari campuran keempat ekstrak bahan baku perlu dinilai kembali, bukan hanya dalam bentuk ekstrak tunggal. Perlu pengujian mutu yang menyeluruh terhadap formula minuman optimum yang diperoleh. Disamping itu juga dilakukan uji aktivitas inhibisi xantin oksidase secara in vivo, serta hubungan antara total fenol dan inhibisi xantin oksidase.

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah DR, Waysima. 2009. Evaluasi Sensori. Bogor (ID): ITP IPB.

Akhani SP, Goyal RK, Vishwakama SL. 2004. Anti-diabetic activity of Zingiber officinale in streptozotocin-induced type I diabetic rats. J Pharm Pharmacol. 56:101-105.

Antara NS, Wartini M. 2013. Senyawa Aroma dan Cita Rasa (Aroma and Flavor Compounds). Bali (ID): Universitas Udayana.

Apak R, Bektaşoğlu B, Berker KI, Çelik SE, Demirata B, Güçlü K, Özyürek, Özyürt. 2007. Comparative evaluation of various total antioxidant capacity assays applied to phenolic compounds with the CUPRAC assay. Review Molecules. 12:1496-1547.

Awale S, Adyana IK, Banskota AH, Kadota S, Tezuka Y. 2003. Nitric oxide inhibitory isopomarane-type diterpenes from Orthosiphon stamineus of Indonesia. J Natural Products. 66: 255-258.

Barnes J, Anderson LA, Phillipson JD. 2002. Herbal Medicines, Second Edition. London (UK): Pharmaceutical Press.

Bhattarai S, Duke CC, Tran VH. 2001. The stability of gingerol and shogaol in aqueous solutions. J. of Pharmaceutical Sci. 90(10):1658-1664.

[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2005. Pengaturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK 00.05.52.0685. Surat Keputusan Pangan Fungsional. Jakarta (ID): BPOM RI.

(27)

Cos P. 1998. Structure-activity relationship and classification of flavonoids as inhibitors of xanthin oxidase and superoxide scavengers.J. Nat. Prod. 61:71-76. [Depkes] Departemen Kesehatan RI. 2010. Jamu menjadi tuan rumah di negeri

sendiri. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1204-jamu-men jadi-tuan-rumah-di-negeri-sendiri.html. [14 Februari 2013].

Febriani E. 2012. Perbaikan cita rasa minuman fungsional berbasis daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus) berdasarkan kombinasi beberapa jenis pemanis dan varietas jeruk dengan menggunakan metode mixture experiment [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Firiera C. 2013. Pencampuran kering skala laboratorium di PT Nutrifood. Wawancara. Bogor. [1 April 2013].

Hariyadi P. 2006 Mei. Pangan fungsional Indonesia. Food Review. 1(4).

Hariyatmi. 2004. Kemampuan vitamin E sebagai antioksidan terhadap radikal bebas pada lanjut usia. Jurnal MIPA. 14(1).

Hayden MR, Tyagi SC. 2004. Uric acid: A new look at an old risk marker for cardiovascular disease, metabolic syndrome, and type 2 diabetes mellitus: the urate redox shuttle. Nutrition & Metabolism. 1:10.

Heimes K, Feistel B, Verphol EJ. 2009. Impact of the 50-HT3 receptor channel system for insulin seceretion and interaction of ginger extracts. European Journal of Pharmacology. 624:58-65.

Herold. 2007. Formulasi minuman fungsional berbasis kumis kucing (Orthosiphon aristatus BI. Miq) yang didasarkan pada optomasi aktivitas antioksidan, mutu citarasa dan warna [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Ho CT, Huang MT, Lee CY. 1992. Phenolics Compounds in Food and Their Effects on Health I: Analysis, Occurrence, and Chemistry. Washington DC (US): American Chemical Society.

Howell DC. 2008. Fundamental Statistics for the Behavioral Sciences, sixth edition. USA : Thomson Wadsworth.

Indariani S. 2011. Aktivitas antihiperglikemik minuman fungsional berbasis ekstrak daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus BI. Miq) pada mencit hiperglikemik yang diinduksi dengan streptozotocin [Tesis]. Bogor (ID): Program Studi Ilmu Pangan Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Iswantini D, Darusman LK. 2003. Effect of sidaguri extract as an uric acid

lowering agent on the activity of xanthine oxidase enzyme. proceeding of International Symposium on Biomedicines. Bogor Agricultural University: Biopharmaca Research.

Jitoe A, Gara IW, Masuda T, Nakatani N, Suprapta DN, Tengah IP. 1992. Antioxidant activity of tropical ginger extract analysis of the contained curcuminoids. J. Agric Food Chem.40:1337-1340.

Kemp SE, Hollowood T, Hort J. 2009. Sensory Evaluation: A Practical Handbook. Singapore: John Wiley & Sons, Ltd.

King RA. 2000. The role of polyphenol in human health. Di dalam: Brooker JD. (ed). Tannins in livestock and human nutrition. ACIAR Proceedings. 92. Kubo I, Haraguchi H, Masuoka N, Xiao P. 2002. Antioxidant activity of dodecyl

gallate. J Agric. Food Chem. 50: 3533-3539.

(28)

Lasmadiwati E, Herminati MM, Indriani YH. 2004. Pegagan, Meningkatkan Daya Ingat, Membuat Awet Muda, Menurunkan Gejala Stres, Meningkatkan Stamina. Jakarta (ID): Penebar Swadaya

Lubna S. 2014. Pengembangan minuman fungsional berbasis pegagan (Centella asiatica) dengan aktivitas antihiperurisemia: optimasi proses bahan baku minuman fungsional [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Mardhiyyah YS. 2012. Optimasi proses ekstraksi bahan-bahan minuman fungsional berbasis daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus BI. Miq) [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Martin DW, Mayer PA, Rodwell VW. 1984. Biokimia (Harper’s Review of

Biochemistry) Edisi 19. Jakarta (ID): EGC, Penerbit Buku Kedokteran.

Meilgaard M, Carr BT , Civille GV. 1999. Sensory Evaluation Techniques, 3rd Ed. USA: CRC Press.

Molyneux, P. 2004. The use of the stable free radical diphenylpicryl-hydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant activity. Songklanakarin J. Sci. Technol. 26 (2): 211-219.

Montgomery DC. 2002. Design and Analysis of Experiments. 5th ed. Singapore: John Wiley and Sons.

Owen PL, Timothy J. 1999. Xanthine oxidase inhibitory activity of northeastern North American plant remedies used for gout. Elsevier J. Ethnopharmacology. 64 (1999) 149-160

.

Poeloengan, Masniari., Praptiwi. 2010. Uji aktivitas antibakteri estrak kulit buah manggis (Garnicia mangostana Linn). http:// digilib. litbang. depkes.go.id/files/disk1/74/jkpkbppk-gdl-grey-2011-masniaripo-3692.pdf. [30 Maret 2014].

Purwaningsih T. 2010. Faktor-faktor resiko hiperurisemia pada studi kasus di rumah sakit umum kardinah kota Tegal. http://.undip.ac.id/24334. [4 Mei 2013]

Rismunandar, Paimin FB. 2001. Kayu Manis: Budi Daya dan Pengolahan. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Rusviani V. 2007. Reformulasi produk minuman fungsional berbasis jahe (Zingiber officinale Rose) berdasarkan kajian penerimaan dan preferensi konsumen di kota Bogor terhadap cita rasa [Skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Saputra SB. 2013. Pencampuran kering skala laboratorium di PT Indofarma, Tbk. Wawancara. Bogor. [1 April 2013].

Stat Ease. 2005. Design Expert 7.0 Tutorial. State Ease, Inc.

Strycharz S, Shetty K. 2002. Effect of Agrobacterium rhizogenes on phenolic content of Menthapulegium elite clonal line for phytoremediation applications. Process Biochemistry. 38: 287-293.

Suherman SK. 2009. Asam urat. http://www.terapizona.com/AsamUrat.html. [23 Maret 2013].

Sutarno H, Brink M, Hadad EA. 1999. Zingiber officinale Roscoe. Di dalam: De Guzman CC, Siemonsma JS. (Eds). Spices. Bogor (ID): Plant Resources of South-East Asia (PROSEA) Foundation No. 13: 238-244.

(29)

Robx. India: Departemen Farmakologi Institut Ilmu Paramedikal Sri Ramakrishna.

Wang SY, Chang ST, Chu FH, Lia JW, Yang CW, Zhen WW. 2008. Essential oil from leaves of Cinnamomum osmophloeum acts as a xanthine oxidase inhibitor and reduces the serum uric acid levels in oxonate-induced mice. Phytomedicine. 15 : 940–945.

Wardani CGT. 2008. Potensi ekstrak tempuyung dan meniran sebagai antiasam urat: aktivitas inhibisinya terhadap xantin oksidase [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Wijaya CH, Indariani S, Kusbiantoro B, Nurtama B, Rahminiwati M, Zaim MA.

(30)

Lampiran 1 Diagram alir pembuatan ekstrak pegagan kering (Lubna 2014)

Pegagan Segar

Pencucian

Pengeringan oven 50oC, 24 jam

Pegagan Kering

Blender

Serbuk Pegagan Kering

Maserasi waterbath shaker, a jam, boC

(Air:Pegagan 20:1) Air suling

Penyaringan

Filtrat

Homogenisasi, 3 menit Maltodekstrin

c % w/v

Pengeringan spray dryer, suhu inlet doC

Ekstrak Pegagan Kering

(31)

Lampiran 2 Diagram alir pembuatan ekstrak kumis kucing kering (Lubna 2014)

Daun Kumis Kucing Segar

Pencucian

Perebusan 33 menit

Penyaringan

Pemekatan dengan rotary evaporator sampai 1/3 volume

(T aoC, skala b %)

Pekatan kumis kucing

Homogenisasi, 3 menit Maltodekstrin

c % w/v

Pengeringan spray dryer, suhu inlet d oC

Ekstrak Kumis Kucing Kering

Air mendidih (1:20) (T 95-97 oC)

(32)

Lampiran 3 Diagram alir pembuatan ekstrak jahe kering (Lubna 2014)

Jahe Segar

Pencucian

Blansir 3 menit

Pemarutan

Dekantasi dalam refrigerator (18 jam)

Penyaringan dan pemerasan dengan kain

saring

Supernatan

Homogenisasi, 3 menit Maltodekstrin

c % w/v

Pengeringan spray dryer, suhu inlet doC

Ekstrak Jahe Kering Air panas

(T 90-95oC)

Pati

(33)

Lampiran 4 Diagram alir pembuatan ekstrak kayu manis kering (Lubna 2014)

Kayu Manis Segar

Pembersihan kulit

Pengeringan oven 50 oC, 24 jam

Kayu Manis Kering

Perebusan, 15 menit

Penyaringan

Filtrat

Homogenisasi, 3 menit Maltodekstrin

c %

Pengeringan spray dryer, suhu inlet doC

Ekstrak Kayu Manis Kering Pemotongan 2x2 cm

Air mendidih (10:1)

(34)

Lampiran 5 Scoresheet uji rating hedonik

Uji Hedonik

Nama : Tanggal: 24 September 2013

Dihadapan anda disajikan tiga produk minuman fungsional. Nilailah kesukaan anda terhadap parameter aroma, warna, rasa, dan overall dengan memberikan skor 1-9 sesuai dengan tingkat kesukaan anda terhadap produk. Pencicipan dilakukan dari sampel paling kanan ke kiri, dan netralkanlah mulut anda dengan air putih setiap peralihan sampel.

1 = Amat sangat tidak suka 4 = Agak tidak suka 7 = Suka 2 = Sangat tidak suka 5 = Netral 8 = Sangat suka 3 = Tidak suka 6 = Agak suka 9 = Amat sangat suka

Kode sampel Aroma Warna Rasa Overall

Komentar:

……… ……… ………

Lampiran 6 Data uji rating hedonik

Panelis Kode Sampel Skor Warna Skor Aroma Skor Rasa Skor Overall

1 415 5 5 4 5

1 620 7 5 7 7

1 521 6 7 4 4

2 415 5 7 6 7

2 620 8 6 4 6

2 521 5 5 4 5

3 415 4 5 4 4

3 620 7 4 7 7

3 521 7 5 6 7

4 415 4 3 8 4

4 620 3 4 2 3

4 521 7 8 4 5

5 415 7 7 4 5

5 620 7 8 6 7

5 521 8 7 5 6

6 415 5 7 8 7

(35)

6 521 5 6 7 6

7 415 6 7 6 7

7 620 6 7 4 6

7 521 6 7 3 6

8 415 6 7 7 6

8 620 7 4 3 2

8 521 7 3 4 3

9 415 3 2 2 2

9 620 3 3 4 3

9 521 3 3 2 3

10 415 7 5 4 7

10 620 7 6 7 7

10 521 7 6 6 7

11 415 7 6 6 5

11 620 7 5 6 6

11 521 7 7 4 5

12 415 7 7 7 7

12 620 7 7 4 4

12 521 7 8 4 6

13 415 7 6 6 6

13 620 7 7 3 4

13 521 7 7 6 6

14 415 7 5 6 6

14 620 7 7 5 6

14 521 7 7 7 7

15 415 7 7 5 5

15 620 7 7 5 6

15 521 7 7 4 5

16 415 7 7 6 6

16 620 7 6 6 6

16 521 7 7 5 5

17 415 6 6 6 6

17 620 6 5 4 5

17 521 7 7 5 6

18 415 6 6 1 1

18 620 4 4 6 6

18 521 4 6 3 3

19 415 7 5 4 5

19 620 7 7 7 7

19 521 7 8 5 6

20 415 7 8 5 6

20 620 8 8 8 8

20 521 7 8 6 7

(36)

21 620 5 5 5 4

21 521 5 3 4 4

22 415 7 8 7 7

22 620 7 6 5 6

22 521 7 7 6 6

23 415 6 3 7 7

23 620 5 7 5 5

23 521 8 5 3 3

24 415 3 7 8 7

24 620 7 5 7 7

24 521 7 7 6 6

25 415 7 7 7 7

25 620 7 8 8 8

25 521 6 7 3 6

26 415 6 6 4 5

26 620 4 5 3 4

26 521 6 6 3 4

27 415 6 6 4 5

27 620 6 6 3 4

27 521 6 6 7 7

28 415 7 3 4 5

28 620 7 5 3 4

28 521 5 7 3 4

29 415 5 5 3 4

29 620 3 6 6 6

29 521 3 6 5 5

30 415 7 7 8 8

30 620 7 7 8 8

30 521 7 7 7 7

31 415 6 5 8 7

31 620 5 6 4 5

31 521 5 7 6 6

32 415 5 6 4 5

32 620 7 7 4 6

32 521 6 8 3 5

33 415 5 6 4 4

33 620 8 8 6 6

33 521 6 6 3 3

34 415 3 7 3 4

34 620 7 7 3 5

34 521 6 5 7 6

35 415 5 5 1 1

35 620 5 5 3 2

(37)

36 415 5 7 6 7

36 620 7 8 4 4

36 521 5 8 2 3

37 415 8 7 2 4

37 620 4 7 7 7

37 521 7 7 3 7

38 415 7 5 6 6

38 620 7 5 7 7

38 521 3 4 3 3

39 415 4 6 4 4

39 620 4 6 6 6

39 521 4 6 6 5

40 415 5 6 7 6

40 620 7 7 7 7

40 521 6 4 8 7

41 415 7 8 6 6

41 620 8 7 4 6

41 521 6 5 3 4

42 415 5 7 5 5

42 620 5 6 4 4

42 521 5 7 6 6

43 415 3 4 2 3

43 620 7 3 3 4

43 521 3 8 7 6

44 415 6 7 4 5

44 620 6 7 6 6

44 521 6 7 4 5

45 415 6 5 4 4

45 620 3 5 3 3

45 521 4 5 6 5

46 415 4 7 3 4

46 620 7 6 3 6

46 521 3 6 2 3

47 415 8 6 3 7

47 620 5 5 2 3

47 521 3 5 1 2

48 415 5 8 4 6

48 620 6 3 2 4

48 521 6 5 2 4

49 415 4 7 8 8

49 620 6 6 6 7

49 521 6 8 4 5

50 415 4 4 4 4

(38)

50 521 5 5 3 5

51 415 7 5 6 6

51 620 7 8 8 8

51 521 8 6 3 7

52 415 8 7 4 6

52 620 6 4 4 4

52 521 8 8 8 8

53 415 3 7 3 3

53 620 3 7 4 3

53 521 3 7 3 3

54 415 8 9 8 8

54 620 7 8 6 7

54 521 6 5 4 6

55 415 7 4 3 4

55 620 4 6 4 5

55 521 3 5 2 4

56 415 6 6 6 7

56 620 8 7 7 6

56 521 3 8 3 7

57 415 4 4 3 3

57 620 6 5 4 5

57 521 3 7 3 3

58 415 5 5 6 6

58 620 5 4 4 5

58 521 7 4 7 6

59 415 4 7 2 3

59 620 7 3 3 3

59 521 7 7 3 3

60 415 6 5 9 7

60 620 8 5 8 7

60 521 8 8 7 8

61 415 4 5 9 2

61 620 2 5 3 3

61 521 9 5 8 8

62 415 4 7 8 7

62 620 7 5 5 6

62 521 5 5 3 4

63 415 3 7 3 3

63 620 3 7 2 3

63 521 3 3 1 3

64 415 7 7 3 6

64 620 7 8 7 8

64 521 7 7 6 7

(39)

65 620 7 5 5 5

65 521 7 4 3 3

66 415 6 5 4 4

66 620 7 6 6 6

66 521 5 7 4 4

67 415 5 7 3 3

67 620 5 3 4 4

67 521 5 7 3 4

68 415 1 3 1 1

68 620 5 3 1 1

68 521 9 8 1 7

69 415 5 7 8 8

69 620 5 5 6 5

69 521 5 6 4 4

70 415 8 5 6 5

70 620 6 5 7 6

70 521 8 7 7 7

71 415 7 7 6 7

71 620 7 7 8 8

71 521 8 8 6 7

72 415 4 6 4 5

72 620 5 5 3 4

72 521 4 5 3 3

73 415 6 8 6 6

73 620 6 8 7 7

73 521 6 8 6 6

74 415 7 7 7 7

74 620 7 7 3 4

74 521 8 5 4 5

75 415 6 7 6 7

75 620 5 6 8 5

75 521 7 8 4 8

Keterangan:

(40)

Lampiran 7 Hasil analisis statistik uji sensori formula minuman menggunakan SPSS 20.0

Parameter: Rasa

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Skor

Source Type III Sum

of Squares

Df Mean

Square

F Sig

.

Model 5686.582a 77 73.852 29.829 .000

Panelis 432.889 74 5.850 2.363 .000

Sampel 21.582 2 10.791 4.359 .014

Error 366.418 148 2.476

Total 6053.000 225

a. R Squared = .939 (Adjusted R Squared = .908)

Skor

Duncan

Sampel N Subset

1 2

521 75 4.39

620 75 5.00

415 75 5.08

Sig. 1.000 .756

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 2.476.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 75.000.

b. Alpha = 0.05.

Parameter: Warna

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Skor

Source Type III Sum

of Squares

Df Mean Square F Sig.

Model 7951.702a 77 103.269 60.819 .000

Panelis 283.582 74 3.832 2.257 .000

Sampel 6.036 2 3.018 1.777 .173

Error 251.298 148 1.698

Total 8203.000 225

(41)

Skor

Duncan

Sampel N Subset

1

415 75 5.63

521 75 5.85

620 75 6.03

Sig. .077

Means for groups in homogeneous

subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean

Square(Error) = 1.698.

a. Uses Harmonic Mean Sample

Size = 75.000.

b. Alpha = 0.05.

Peremeter: Aroma

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Skor

Source Type III

Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

Model 8434.413a 77 109.538 71.547 .000

Panelis 219.973 74 2.973 1.942 .000

Sampel 6.080 2 3.040 1.986 .141

Error 226.587 148 1.531

Total 8661.000 225

a. R Squared = .974 (Adjusted R Squared = .960)

Skor

Duncan

Sampel N Subset

1

620 75 5.85

415 75 6.01

521 75 6.25

(42)

Means for groups in

homogeneous subsets are

displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean

Square(Error) = 1.531.

a. Uses Harmonic Mean Sample

Size = 75.000.

b. Alpha = 0.05.

Parameter: Overall

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Skor

Source Type III Sum

of Squares

Df Mean Square F Sig.

Model 6614.902a 77 85.908 49.646 .000

Panelis 351.582 74 4.751 2.746 .000

Sampel 1.236 2 .618 .357 .700

Error 256.098 148 1.730

Total 6871.000 225

a. R Squared = .963 (Adjusted R Squared = .943)

Skor

Duncan

Sampel N Subset

1

521 75 5.17

415 75 5.31

620 75 5.35

Sig. .452

Means for groups in homogeneous

subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean

Square(Error) = 1.730.

a. Uses Harmonic Mean Sample

Size = 75.000.

(43)

Lampiran 8 Data dan contoh perhitungan inhibisi xantin oksidase

Sampel Pengenceran Absorbansi Inhibisi Rata-rata Inhibisi Blanko Kontrol

Blanko

Sampel Kontrol Sampel

F2 5 0.27 0.182 2.143 2.113 65.91 63.64

0.27 0.182 2.147 2.113 61.36

F3 5 0.27 0.182 1.818 1.801 80.68 81.82

0.27 0.182 1.816 1.801 82.95 Contoh Perhitungan Sampel F3:

Lampiran 9 Hasil t-test inhibisi xantin oksidase

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 kontrol1 84.0700 2 .00000 .00000

inhibisi_F3 81.8150 2 1.60513 1.13500

Pair 2 kontrol2 84.0700 2 .00000 .00000

inhibisi_F2 63.6350 2 3.21734 2.27500

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.

(2-tailed)

Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 kontrol1 -

inhibisi_F3 2.25500 1.60513 1.13500 -12.16654 16.67654 1.987 1 .297

Pair 2 kontrol2 -

inhibisi_F2 20.43500 3.21734 2.27500 -8.47162 49.34162 8.982 1 .071

Gambar

Grafik pengaruh penambahan ekstrak terhadap respon total fenol
Gambar 1 Tahapan penelitian
Tabel 4 Hasil pengukuran inhibisi xantin oksidase
Tabel 5 Rangkuman analisis model respon total fenol dan antioksidan

Referensi

Dokumen terkait

- Kedudukan pengembangan promosi OL UMKM makanan di Kecamatan Cibinong berada dalam kuadran V atau fase stabilitas; dan diperoleh sembilan strategi pengembangan

1) Asas kerahasian adalah segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain, atau lebih-lebih hal atau keterangan

Pada formulasi tablet herbal, penggunaan adsorben sebagai pengering dapat mempengaruhi sifat fisik dan profil disolusi tablet yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan

Simpulan dari penelitian ini adalah melalui penerapan model kooperatif tipe NHT berbantuan audiovisual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS meliputi

Bandung untuk mengetahui self esteem yang rendah. b) Penentuan sampel pada siswa yang memiliki self esteem rendah.. c) Pelaksanaan intervensi teknik restrukturisasi kognitif

Perlakuan dengan pestisida kimia kloropifos 2 ml/l menunjukkan peningkan jumlah daun yang tumbuh paling signifikan dibandingkan dengan perlakuan insektisida ekstrak daun

dibicarakan. Posisi sosial atau prestasi dari sumber pesan. Kemampuan untuk tetap tenang dibawah tekanan dan mampu menjelaskan dengan baik mengenai pesan terutama yang tidak

Perbedaan Hasil Tenunan ATBM Plain dan Dobby Dengan Menggunakan Pakan Benang Akrilik Untuk Bahan Upholstery adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan