• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsumsi Pangan, Aktivitas Fisik, Status Antropometri dan Persen Lemak Tubuh pada Mahasiswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsumsi Pangan, Aktivitas Fisik, Status Antropometri dan Persen Lemak Tubuh pada Mahasiswa"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

KONSUMSI PANGAN, AKTIVITAS FISIK, STATUS

ANTROPOMETRI DAN PERSEN LEMAK TUBUH

PADA MAHASISWA

WILDA YUNIESWATI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Konsumsi Pangan, Aktivitas Fisik, Status Antropometri, dan Persen Lemak Tubuh pada Mahasiswa adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

(4)
(5)

RINGKASAN

WILDA YUNIESWATI. Konsumsi Pangan, Aktivitas Fisik, Status Antropometri, dan Persen Lemak Tubuh pada Mahasiswa. Dibimbing oleh DODIK BRIAWAN.

Pertumbuhan pada usia anak yang relatif terjadi dengan kecepatan yang sama, secara mendadak meningkat saat memasuki remaja. Peningkatan pertumbuhan ini disertai dengan perubahan-perubahan hormonal, kognitif dan emosional (Almatsier et al. 2011). Memasuki zaman modernisasi, terjadi perubahan gaya hidup di kalangan remaja termasuk dalam perubahan konsumsi pangan dan aktivitas fisik. Konsumsi pangan, aktivitas fisik, dan status antropometri (indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang pinggul) merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persen lemak tubuh.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis konsumsi pangan, aktivitas fisik, status antropometri dan persentase lemak tubuh pada mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Departemen Gizi Masyarakat Tahun Ajaran 2013/2014. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi karakteristik subjek (usia, jenis kelamin, besar keluarga, dan uang saku per bulan), 2) Menilai persentase lemak tubuh pada mahasiswa, 3) Menilai konsumsi pangan (tingkat kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, dan jenis pangan yang dikonsumsi), 4) Menilai aktivitas fisik mahasiswa, 5) Menilai status antropometri mahasiswa (indeks massa tubuh, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang pinggul), 6) Mengkaji hubungan konsumsi pangan dengan persentase lemak tubuh, 7) Mengkaji hubungan aktivitas fisik dengan persentase lemak tubuh, 8) Mengkaji hubungan status antropometri (indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan RLPP) dengan persentase lemak tubuh pada mahasiswa.

Penelitian berlangsung sejak bulan Februari hingga April 2014. Penelitian ini menggunakan data primer dengan desain penelitian cross sectional study. Subjek penelitian ini adalah 117 orang mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Departemen Gizi Masyarakat IPB Tahun Ajaran 2013/2014 dengan subjek laki-laki sebanyak 16 orang (13.7%) dan subjek perempuan sebanyak 101 orang (86.3%). Sampel memiliki kriteria inklusi yaitu bersedia mengikuti penelitian dan berada di dalam lokasi penelitian. Adapun kriteria ekslusi bagi sampel pada penelitian ini adalah tidak bersedia mengikuti penelitian dan berada di luar lokasi dalam jangka waktu yang lama sehingga tidak dapat mengikuti pemeriksaan komposisi lemak tubuh pada saat penelitian.

Berdasarkan analisis deskriptif yang telah dilakukan pada karakteristik individu, sebagian besar subjek berusia 18 tahun (68.4%) dengan rata-rata usia subjek penelitian 18.13±0.57 tahun. Besar keluarga subjek sebagian besar dalam kategori sedang (50.4%) dengan rata-rata besar keluarga 4.87±1.16 orang. Sebagian besar uang saku subjek berada dalam kisaran Rp 600000-Rp1000000 (75.2%) dengan rata-rata uang saku per bulan Rp 945470±318759.

(6)

Secara umum tingkat kecukupan zat gizi (energi, protein, lemak, dan karbohidrat) rata-rata subjek penelitian masih kurang dari yang dianjurkan. Rata-rata subjek mengalami defisit tingkat berat pada semua zat gizi makro. Jenis pangan sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi dalam satu hari adalah nasi dengan rata-rata konsumsi 388.8 gram per hari. Sementara itu, pangan hewani yang paling banyak dikonsumsi dalam satu hari adalah ayam dengan rata-rata konsumsi 44.9 gram per hari. Terdapat hubungan antara konsumsi pangan sumber karbohidrat (umbi dan nasi) dengan persen lemak tubuh (p<0.05)

Secara umum aktivitas fisik di hari kuliah termasuk dalam kategori ringan pada laki-laki (43.8%) dan perempuan (86.1%). Sementara itu, aktivitas fisik di hari libur hampir bisa dikatakan sama. Sebagian besar mahasiswa laki-laki pada hari libur memiliki aktivitas fisik ringan (43.8%) dan mahasiswa perempuan memiliki aktivitas fisik ringan (61.4%). Rata-rata kegiatan yang paling banyak dilakukan mahasiswa pada hari kuliah adalah kuliah/praktikum selama 6.29±1.40 jam, dan mengerjakan tugas/belajar selama 3.53±1.95 jam. Sementara itu, rata-rata kegiatan yang paling banyak dilakukan mahasiswa pada hari libur adalah mengerjakan tugas selama 4.33±2.67 jam, menonton TV 1.49±2.10 jam dan mengobrol/berdiskusi selama 1.44±2.16 jam.

Status antropometri yang diteliti meliputi indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang pinggul (RLPP). Sebagian besar mahasiswa laki-laki memiliki status gizi normal (75%), ukuran lingkar pinggang normal (87.5%), dan rasio lingkar pinggang pinggul yang dikategorikan normal/tidak beresiko (93.8%). Sementara itu, sebagian besar mahasiswa perempuan memiliki status gizi normal (83.2%), ukuran lingkar pinggang normal (98.0%) dan rasio lingkar pinggang pinggul yang dikategorikan normal/tidak beresiko (95.0%).

(7)

ABSTRAK

WILDA YUNIESWATI. Konsumsi Pangan, Aktivitas Fisik, Status Antropometri, dan Persen Lemak Tubuh pada Mahasiswa. Dibimbing oleh DODIK BRIAWAN.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsumsi pangan, aktivitas fisik, status antropometri dan persentase lemak tubuh pada mahasiswa. Subjek penelitian yang digunakan sebanyak 117 orang mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Departemen Gizi Masyarakat IPB Tahun Ajaran 2013/2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subjek mengalami defisit tingkat berat pada zat gizi makro (energi, protein, lemak dan karbohidrat). Aktivitas fisik di hari kuliah dan libur sebagian besar berada dalam kategori ringan. Sebagian besar subjek memiliki status gizi normal, ukuran lingkar pinggang normal dan rasio lingkar pinggang dan pinggul normal. Persen lemak tubuh pada subjek laki-laki sebagian besar memiliki persen lemak tubuh normal (37,5%). Sementara itu, sebagian besar subjek perempuan memiliki persen lemak tubuh normal (56%). Terdapat hubungan bermakna antara indeks massa tubuh, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang pinggul, persen tingkat kecukupan energi dan zat gizi makro (protein, lemak, karbohidrat) dengan persen lemak tubuh (p<0.05). Namun, tidak terdapat hubungan bermakna antara aktivitas fisik dengan persen lemak tubuh (p>0.05).

Kata kunci: konsumsi pangan, aktivitas fisik, status antropometri, lemak tubuh

ABSTRACT

WILDA YUNIESWATI. Food Consumption, Physical Activity, Antropometry Status and Body Fat Percentage of students. Supervised by DODIK BRIAWAN

The objective of this study was to analyze the food consumption, physical activity, anthropometry status, and body fat percentage of students. The subject of this study were 117 sample of first year students in Departement of Community Nutrition IPB school year 2013/2014.. The result showed that most of subjects were categorized as inadequate in macro nutrients (energy, protein, fat, and carbohydrate). Physical activity in the school day and holiday were mostly in the light category. Most subject have a normal nutritional status, normal waist circumference and normal waist-hip-ratio. Most of the male subjects had a normal (37.5%) body fat percentage. While, most of the female subjects had normal body fat percentage (35%). There were a significant correlation between nutritional status, waist circumference, %RDA of energy and macro nutrients (protein, fat, and carbohydrate) and percentage of body fat (p<0.05). However, there were no significant relationship between physical activity and percentage of body fat (p>0.05)

(8)
(9)

KONSUMSI PANGAN, AKTIVITAS FISIK, STATUS

ANTROPOMETRI DAN PERSEN LEMAK TUBUH

PADA MAHASISWA

WILDA YUNIESWATI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi

Dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(10)
(11)

Judul

Nan1a

NIM

: Konsumsi Pangan, Aktivitas Fisik, Status Antropometri dan Persen Lemak Tubuh pada Mahasiswa

: Wilda Yunieswati : 114100048

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Dodik Briawan, MCN Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Rimbawan Ketua Departemen

(12)
(13)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Konsumsi Pangan, Aktivitas Fisik, Status Antropometri, dan Persen Lemak Tubuh pada Mahasiswa. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof Dr Ir Dodik briawan, MCN selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya, memberikan arahan, saran, kritik, serta dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi, 2. Ibu Dr Ir Sri Anna Marliyati, MS selaku dosen pemandu seminar dan

dosen penguji skripsi yang telah memberikan arahan, saran, dan kritik kepada penulis untuk penyempurnaan skripsi ini,

3. Ibu Djuwita Legiawati dan Bapak M.Hidayat (Alm) tercinta, kakak-kakak, keponakan tersayang dan keluarga besar lainnya atas kasih sayang yang luar biasa, dukungan dan doa yang tak ada hentinya diberikan kepada penulis di setiap perjalanan kehidupan,

4. Sahabat penelitian payung: Rekyan Nadewi, Ridhati Utria, Hafiduddin, M.Yulianto Kurniawan, Fajar Safitri dan Nida Nadia yang selalu

memberikan dukungan dan semangat dengan caranya yang tidak biasa dan kesabaran yang luar biasa,

5. Sahabat seperjuangan Gizi Masyarakat 47 yang selalu menyemangati dan menemani hari-hari penulis selama 3 tahun terakhir dengan keceriaan dan kebahagiaan yang tak pernah henti,

6. Keluarga Departemen Gizi Masyarakat angkatan 46, 48, dan 49, Keluarga PSDM HIMAGIZI, keluarga LASKAR HIMAGIZI yang memberikan banyak pelajaran hidup dan pelajaran bersosialisasi di dunia kampus, 7. Adik-adik Departemen Gizi Masyarakat angkatan 50 yang bersedia

menjadi responden dalam penelitian ini,

8. Teman-teman seperjuangan internship dietetika (ID) RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo kloter 1 (Fitria, Farid, Novia, Dita, dan Dini) yang telah mendukung dan menyemangati penulis,

9. Teman-teman seperjuangan KKBM Desa Sukaluyu (Regina, Dita, Sarah, Ipa, Emir, Dery, Yazka) yang telah mendukung dan menyemangati, 10.Seluruh pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak

langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Allah membalas segala kebaikan dengan pahala dan kebaikan yang lebih besar dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2014

(14)
(15)

DAFTAR ISI

PRAKATA i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iii

DAFTAR LAMPIRAN iv

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan penelitian 2

Manfaat Penelitian 3

KERANGKA PEMIKIRAN 3

METODE 5

Desain, Waktu dan Tempat 5

Teknik Penarikan Subjek 5

Jenis dan Cara Pengumpulan Data 5

Pengolahan dan Analisis Data 6

Definisi Operasional 12

HASIL DAN PEMBAHASAN 14

Karakteristik subjek penelitian 14

Persen Lemak Tubuh 15

Konsumsi pangan 17

Tingkat Kecukupan Zat Gizi 18

Tingkat kecukupan energi 18

Tingkat kecukupan protein 20

Tingkat kecukupan lemak 21

Tingkat kecukupan karbohidrat 22

Aktivitas Fisik 24

Status Antropometri 25

Indeks Massa Tubuh 25

(16)

Rasio lingkar pinggang dan pinggul 27

Hubungan tingkat kecukupan zat gizi dengan persen lemak tubuh 28

Hubungan aktivitas fisik dengan persen lemak tubuh 32

Hubungan status antropometri dengan persen lemak 34

SIMPULAN DAN SARAN 36

Simpulan 36

Saran 37

DAFTAR PUSTAKA 38

LAMPIRAN 41

RIWAYAT HIDUP 42

DAFTAR TABEL 1 Jenis dan cara pengumpulan data 6

2 Pengelompokkan variabel penelitian 7

3 Physical Activity Ratio berbagai aktivitas fisik 10

4 Sebaran subjek berdasarkan jenis kelamin, usia, besar keluarga, dan 14

uang saku subjek penelitian 5 Sebaran subjek berdasarkan persen lemak tubuh 16

6 Rata-rata jenis pangan yang dikonsumsi subjek dalam sehari 17

7 Sebaran subjek berdasarkan tingkat kecukupan energi 19

8 Sebaran subjek berdasarkan tingkat kecukupan protein 20

9 Sebaran subjek berdasarkan tingkat kecukupan lemak 22

10 Sebaran subjek berdasarkan tingkat kecukupan karbohidrat 23

11 Sebaran subjek berdasarkan aktivitas fisik 24

12 Sebaran subjek berdasarkan indeks massa tubuh 26

13 Sebaran subjek berdasarkan ukuran lingkar pinggang 27

14 Sebaran subjek berdasarkan rasio lingkar pinggang dan pinggul 28

15 Sebaran subjek berdasarkan tingkat kecukupan zat gizi dan persen lemak 30

tubuh 16 Sebaran subjek berdasarkan aktivitas fisik dan persen lemak tubuh 33

17 Sebaran subjek berdasarkan IMT, lingkar pinggang, rasio lingkar 35

pinggang pinggul dan persen lemak tubuh DAFTAR LAMPIRAN 1 Uji Chi Square hubungan tingkat kecukupan zat gizi dan persen 41

lemak tubuh 2 Uji Spearman hubungan status antropometri dan persen lemak tubuh 41

(17)

1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis dalam diri seseorang dimana seseorang membutuhkan jumlah energi yang besar yang diakibatkan oleh faktor pertumbuhan dan aktivitas yang tinggi. Pertumbuhan pada usia anak yang relatif terjadi dengan kecepatan yang sama, secara mendadak meningkat saat memasuki remaja. Peningkatan pertumbuhan ini disertai dengan perubahan-perubahan hormonal, kognitif dan emosional (Almatsier et al. 2011). Menurut Ahmadi dan Sholeh (2005) terdapat tiga fase pada masa remaja yang meliputi, fase remaja awal (usia 12-14 tahun), remaja pertengahan (usia 14-18 tahun), dan fase remaja akhir (usia 18-21 tahun).

Memasuki zaman modernisasi, terjadi perubahan gaya hidup di kalangan remaja termasuk dalam perubahan konsumsi pangan. Remaja saat ini cenderung mengonsumsi makanan cepat saji yang tinggi kalori, lemak, dan kolestrol, pola makan tidak teratur, dan mengonsumsi makanan yang kurang bergizi, beragam dan berimbang. Penelitian Pasanea (2011) menunjukkan bahwa 29.1% mahasiswa putri TPB IPB yang diteliti memiliki tingkat kecukupan energi defisit berat dan 40.5% mahasiswi memiliki tingkat kecukupan protein defisit berat. Sebagian besar mahasiswa putri TPB IPB masih sering melewatkan sarapan sehingga hanya memiliki frekuensi makan makanan utama sebanyak 1- 2 kali/hari. Selain itu mahasiswa putri juga sebagian besar menyukai camilan gurih dan gorengan serta memiliki kebiasaan mengomsumsi soft drink (Pasanea 2011).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (2010) menunjukkan bahwa sebanyak 54.5% remaja di Indonesia mengonsumsi energi lebih rendah dari kebutuhan minimal dan 61% persen remaja di Indonesia mempunyai tingkat konsumsi protein yang lebih rendah dari kebutuhan minimal (berdasarkan tabel kecukupan gizi orang Indonesia tahun 2004). Konsumsi pangan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persen lemak tubuh. Penelitian tentang hubungan konsumsi pangan dengan persen lemak tubuh menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persen lemak tubuh dengan asupan zat gizi makro (asupan karbohidrat dan lemak) pada wanita (Paul et al. 2004).

(18)

2

dalam tubuh. Penelitian Du et al (2013) menunjukkan bahwa tambahan aktivitas fisik setara dengan 1.5 jam/hari berhubungan dengan penurunan IMT (Indeks Massa Tubuh) 0.15 unit, penurunan lingkar perut 0.58 cm, dan pengurangan persen lemak tubuh 0.48 poin. Sebaliknya, setiap penambahan waktu senggang kurang gerak setara dengan 1.5 jam/hari, berhubungan dengan peningkatan IMT 0.19 unit, peningkatan lingkar perut 0.57 cm dan penambahan persen lemak tubuh 0.44 poin (Du et al 2013). Penelitian lain juga menunjukkan bahwa persen lemak tubuh berhubungan dengan physical activity level (PAL) (Zanovec et al 2009).

Status antropometri dapat dilihat menggunakan berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang, lingkar pinggul, dan rasio lingkar pinggang pinggul (RLPP). Penelitian Ruhl et al. (2007) menunjukkan persen lemak tubuh berhubungan dengan IMT pada perempuan dan laki-laki dewasa sehingga dapat disimpulkan dengan IMT yang lebih tinggi biasanya seseorang memiliki persen lemak tubuh yang lebih tinggi juga. Sementara itu menurut penelitian Yang (2006) pada laki-laki dan perempuan usia 20-45 tahun di China, lingkar pinggang dan RLPP berkorelasi positif dengan persen lemak tubuh.

Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor merupakan salah satu subjek kumpulan remaja yang dapat diteliti. Pola makan yang tidak teratur, konsumsi pangan yang kurang beragam dan bergizi, status antropometri yang beragam serta aktivitas fisik yang kurang dapat menyebabkan adanya perubahan dalam persentase lemak tubuh pada mahasiswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menganalisa konsumsi pangan, aktivitas fisik dan status antropometri serta bagaimana pengaruhnya terhadap persentase lemak tubuh pada mahasiswa TPB Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor.

Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara konsumsi pangan, aktivitas fisik dan status antropometri dengan persentase lemak tubuh mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2013/2014.

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Menganalisis konsumsi pangan, aktivitas fisik, status antropometri dan persentase lemak tubuh pada mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2013/2014.

Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi karakteristik subjek (usia, jenis kelamin, besar keluarga, dan uang saku per bulan)

2. Menilai persentase lemak tubuh pada mahasiswa

3. Menilai konsumsi pangan (tingkat kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, dan jenis pangan yang dikonsumsi)

(19)

3

5. Menilai status antropometri mahasiswa (indeks massa tubuh, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang pinggul)

6. Mengkaji hubungan konsumsi pangan dengan persentase lemak tubuh 7. Mengkaji hubungan aktivitas fisik dengan persentase lemak tubuh 8. Mengkaji hubungan status antropometri (indeks massa tubuh, lingkar

pinggang, dan RLPP) dengan persentase lemak tubuh

Manfaat Penelitian

1. Bagi masyarakat: penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tentang hubungan antara konsumsi pangan, aktivitas fisik, dan status antropometri dengan persentase lemak tubuh pada mahasiswa

2. Bagi akademisi: penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam perkembangan ilmu pengetahuan mengenai persentase lemak tubuh dan sebagai bahan informasi tambahan dalam pendidikan kesehatan dan gizi pada remaja

3. Bagi mahasiswa dan Departemen Gizi Masyarakat: penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui data antropometri, persen lemak tubuh, konsumsi pangan dan aktivitas fisik yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui status gizi dan status kesehatan dari mahasiswa tersebut.

KERANGKA PEMIKIRAN

Masa remaja adalah masa perubahan dalam diri seseorang dimana seseorang membutuhkan jumlah energi yang besar yang diakibatkan oleh faktor pertumbuhan dan aktivitas yang tinggi. Pertumbuhan pada usia anak yang relatif terjadi dengan kecepatan yang sama, secara mendadak meningkat saat memasuki remaja. Peningkatan pertumbuhan ini disertai dengan perubahan-perubahan hormonal, kognitif dan emosional (Almatsier et al. 2011). Individu mencapai usia remaja ketika mempunyai usia yang berkisar antara 10 sampai 19 tahun sehingga mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2013/2014 termasuk dalam kategori remaja.

Persentase lemak tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsumsi pangan, aktivitas fisik, status antropometri, faktor genetik dan faktor hormonal. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara persen lemak tubuh dengan konsumsi pangan seseorang terutama asupan zat gizi makro (asupan karbohidrat dan lemak) pada wanita (Paul et al. 2004).

(20)

4

Status antropometri dapat mempengaruhi persen lemak dalam tubuh. Penelitian Ruhl et al. (2007) menunjukkan persen lemak tubuh berhubungan dengan indeks massa tubuh (IMT) pada perempuan dan laki-laki dewasa sehingga dapat disimpulkan dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi biasanya seseorang memiliki persen lemak tubuh yang lebih tinggi juga. Penelitian lain yaitu penelitian Flegal et.al (2009) pada 12901 orang remaja berusia 12-19 tahun menunjukkan bahwa pada remaja laki-laki persen lemak tubuh berhubungan signifikan terhadap lingkar perut (p<0.05). Sementara itu menurut penelitian Yang (2006) menunjukkan bahwa lingkar pinggang dan RLPP berkorelasi positif dengan persen lemak tubuh pada laki-laki dan perempuan usia 20-45 tahun di China. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi pangan, aktivitas fisik dan status antropometri terhadap persentase lemak tubuh pada mahasiswa mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2013/2014. Uraian lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka hubungan antara konsumsi pangan, aktivitas fisik dan status antropometri terhadap persen lemak tubuh pada mahasiswa

Keterangan :

: Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti : Hubungan yang diteliti : Hubungan yang tidak diteliti

Persen Lemak Tubuh Konsumsi pangan

- Tingkat kecukupan energi dan zat gizi makro (protein, lemak dan karbohidrat)

- Jenis pangan yang dikonsumsi

Aktivitas Fisik

Hormonal

Genetik

Status Antropometri

- Indeks Massa Tubuh - Lingkar pinggang - Lingkar pinggul

(21)

5

METODE

Desain, Waktu dan Tempat

Penelitian tentang analisis konsumsi pangan, aktivitas fisik, status antropometri dan persen lemak tubuh ini menggunakan desain cross sectional study karena dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara konsumsi pangan, aktivitas fisik dan status antropometri terhadap persen lemak tubuh mahasiswa pada saat tertentu. Pengambilan data dilakukan mulai dari bulan Februari 2014-April 2014. Penelitian dilakukan pada mahasiwa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Departemen Gizi Masyarakat IPB Tahun Ajaran 2013/2014 di kampus Dramaga Institut Pertanian Bogor.

Teknik Penarikan Subjek

Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 117 orang. Subjek memiliki kriteria inklusi yaitu bersedia mengikuti penelitian dan berada di dalam lokasi penelitian. Adapun kriteria eksklusi bagi subjek pada penelitian ini adalah tidak bersedia mengikuti penelitian dan berada di luar lokasi dalam jangka waktu yang lama sehingga tidak dapat mengikuti pemeriksaan komposisi lemak tubuh dan pengukuran lingkar pinggang dan pinggul pada saat penelitian.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer. Data primer yang dikumpulkan meliputi data karakteristik subjek (usia, jenis kelamin, besar keluarga dan uang saku per bulan), status antropometri (indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan RLPP), konsumsi pangan subjek, aktivitas fisik subjek, dan persen lemak tubuh subjek.

(22)

6

ke tempat-tempat pembelian makanan untuk pencatatan estimasi berat makanan. Data aktivitas fisik didapat melalui wawancara menggunakan kuesioner. Recall aktivitas fisik dilakukan 2x24 jam pada hari kuliah dan hari libur. Data persen lemak tubuh diperoleh menggunakan alat pengukur persen lemak tubuh digital Omron HBF-306. Jenis dan cara pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data

No. Data Jenis Data Cara pengumpulan

data

(23)

7

secara statistik. Pengelompokkan variabel di dalam penelitian ini dijelaskan pada Tabel 2.

Tabel 2 Pengelompokkan variabel penelitian

No Variabel Kelompok Sumber pustaka

1 Jenis kelamin 1. Laki-laki

2. Perempuan

2. Usia subjek 1. 17 tahun

2. 18 tahun 3. 19 tahun 4. 20 tahun

3. Uang saku per bulan 1. < Rp 600.000

2. Rp 600.000-Rp 1.000.000 3. > Rp 1.000.000

4 Besar keluarga 1. Kecil (≤ 4orang)

2. Sedang (5-6 orang) 3. Besar (≥ 7 orang)

BKKBN (1998)

5. Status gizi IMT : WHO/IASO/IOTF

1. <18.5 (berat badan kurang) (2000) 2. 18.5-22.9 (normal)

3. >23.0 (berat badan lebih)  23.0-24.9 (beresiko)  25.0-29.9 (obese I)  >30.0 (obese II)

IMT/U : Kemenkes (2010)

1. -3 SD ≤ Z< -2 SD (berat badan kurang) 2. -2 SD≤Z<+1 SD (normal) 3. +1 SD ≤ Z<+2 SD (berat badan lebih) 4. Z<+2 SD (obesitas)

6. Status Antropometri Lingkar pinggang wanita : WHO (2008) 1. Normal (<80 cm)

2. Obesitas abdominal (≥80 cm)

(24)

8

No Variabel Kelompok Sumber Pustaka

Lingkar pinggang pria:

11. Persentase lemak tubuh Wanita 18-29 tahun :

1. Rendah (4-20%) Omron Body Fat

2. Normal (20-29%) Monitor HBF-306

(25)

9

Data karakteristik subjek yang dikumpulkan meliputi jenis kelamin, usia, besar keluarga, dan uang saku per minggu/bulan. Data dikelompokkan dan dianalisis secara deskriptif. Jenis kelamin dikategorikan menjadi laki-laki dan perempuan. Usia subjek dikategorikan menjadi 17 tahun, 18 tahun, 19 tahun, dan 20 tahun. Besar keluarga dikategorikan menjadi kecil (<4 orang), sedang (5-6 orang), dan besar (≥7 orang). Uang saku dikategorikan menjadi < Rp 600000, Rp 600000-Rp 1000000, dan > Rp 1000000. Secara keseluruhan pengelompokkan data dapat dilihat pada Tabel 2

Pengukuran status antropometri meliputi pengukuran indeks massa tubuh yang didapat dari data berat badan dan tinggi badan dengan pengkategorian dari WHO/IASO/IOTF (2000). Pengukuran lingkar pinggang memberikan gambaran sederhana terhadap kegemukan sentral (Wells & Fewtrell 2006). Sebagian besar orang Asia menggunakan nilai lingkar pinggang ≥90.0 cm untuk laki-laki dan ≥80.0 cm untuk perempuan yang menunjukkan adanya obesitas (WHO 2008).

Sementara itu, sebagian besar orang Asia menggunakan nilai RLPP ≥ 0.90 cm

pada pria dan ≥0.85 cm pada wanita untuk menujukkan adanya resiko obesitas dan kesehatan. Kategori status gizi, lingkar pinggang dan RLLP dapat dilihat pada Tabel 2.

Pengukuran tingkat aktivitas fisik dilakukan terhadap jenis aktivitas yang dilakukan subjek dan lama waktu melakukan aktivitas fisik dalam sehari. FAO (2001) menyatakan bahwa aktivitas fisik adalah variabel utama setelah angka metabolisme basal dalam penghitungan pengeluaran energi. Berbagai aktivitas fisik memiliki nilai Physical Activity Ratio (PAR). Physical Activity Ratio (PAR) adalah jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu. Menurut FAO/WHO/UNU (2001) besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang dalam 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical activity level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (kkal/kap/hari) per kilogram berat badan dalam 24 jam. Kemudian PAL (tingkat aktivitas fisik) akan dikategorikan menjadi tiga kategori menurut FAO/WHO/UNO (2001) yaitu ringan (1.40-1.69), sedang (1.70-1.99) dan berat (2.00-2.39). PAL ditentukan dengan rumus berikut:

PAL = Σ(PAR x alokasi waktu tiap aktivitas) 24 jam

Keterangan :

PAL : Physical activity level (tingkat aktivitas)

PAR : Physical activity ratio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu)

No Variabel Kelompok Sumber pustaka

Wanita 18-29 tahun :

1. Rendah (4-20%) Omron Body Fat

2. Normal (20-29%) Monitor HBF-306

(26)

10

Tabel 3 Physical Activity Ratio berbagai aktivitas fisik

Kebersihan diri Mandi/berpakaian/dandan 2.3 2.3

(27)

11

Data konsumsi pangan berupa jenis dan jumlah makanan dalam gram diolah menggunakan analisis konsumsi pangan. Data jumlah pangan yang dikonsumsi dikonversikan ke dalam satuan energi (kkal), protein (gram), lemak (gram), karbohidrat (gram), dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) Indonesia 2010. Kandungan zat gizi makanan yang dikonsumsi dihitung menggunakan rumus berikut (Hardinsyah dan Briawan 1994):

Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan :

Kgij : kandungan zat gizi i dalam bahan makanan j dengan berat B gram Bj : berat makanan j yang dikonsumsi (gram)

Gij : kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan j BDDj : bagian bahan makanan j yang dapat dimakan (%BDD)

Pengukuran tingkat kecukupan energi dan protein merupakan tahap lanjutan dari perhitungan konsumsi pangan. Tingkat kecukupan konsumsi didapat dari persentase konsumsi aktual anak terhadap Angka kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan berdasarkan WNPG tahun 2012. Perhitungan kecukupan energi dan zat gizi subjek yang dikoreksi dengan berat badan aktual sehat (dari setiap kelompok usia) digunakan rumus sebagai berikut

AKGi = (Ba/Bs) x AKG Keterangan :

AKGi : Angka kecukupan energi dan zat gizi Ba : Berat badan aktual sehat (kg)

Bs : Berat badan rata-rata yang tercantum dalam AKG

AKG : Angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2012

Selanjutnya dilakukan perhitungan tingkat kecukupan gizi (% AKG) dengan membandingkan kandungan zat gizi semua makanan yang dikonsumsi oleh mahasiswa selama sehari dengan Tabel Angka Kecukupan Gizi 2013 dalam persen. Tingkat kecukupan gizi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut (Hardinsyah dan Briawan 1994):

TKGi = (Ki/AKGi) x 100% Keterangan :

TKGi : Tingkat kecukupan zat gizi i Ki : Konsumsi zat gizi i

AKGi : Angka kecukupan zat gizi i

(28)

12

Pengukuran persen lemak tubuh dilakukan menggunakan alat pengukur lemak digital Omron Body Fat Monitor HBF- 306. Hal-hal yang penting dilakukan untuk menghindari kesalahan tidak lebih dari 4% dalam melakukan pengukuran menggunakan pengukur lemak tubuh digital Omron Body Fat Monitor meliputi:

1. Tidak makan dan minum selama empat jam sebelum pengukuran

2. Tidak melakukan latihan (exercise) selama 12 jam dari waktu pengukuran 3. Urinasi dalam kurun waktu 30 menit dari waktu pengukuran

4. Tidak mengonsumsi minuman beralkohol selama 48 jam sebelum pengukuran

5. Tidak mengonsumsi diuretik dalam 7 hari sebelum pengukuran

Kategori persen lemak tubuh pada wanita dan pria usia 18-29 dikategorikan menjadi rendah, normal, tinggi, dan sangat tinggi. Pengkategorian persen lemak tubuh dapat dilihat pada Tabel 2.

Analisis data yang dilakukan meliputi uji deskriptif (total, rata-rata, dan persentase) dan uji statistik. Analisis deskriptif yang dilakukan meliputi karakteristik subjek (usia, jenis kelamin, uang saku per bulan, dan besar keluarga), komposisi persen lemak tubuh, konsumsi pangan, aktivitas fisik dan status antropometri subjek (IMT, lingkar pinggang, lingkar pinggul, dan RLPP).

Uji yang digunakan adalah uji Spearman dan Chi-Square. Uji spearman digunakan untuk menganalisis hubungan aktivitas fisik dan status antropometri (IMT, lingkar pinggang, lingkar pinggul, dan RLPP) dengan persen lemak tubuh pada mahasiswa. Jika nilai p<0.05 maka terdapat korelasi yang bermakna antara kedua variabel. Sementara itu, uji Chi-Square digunakan untuk menganalisis hubungan konsumsi pangan (tingkat kecukupan energi, protein, lemak dan karbohidrat) dengan persentase lemak tubuh pada mahasiswa. Uji beda menggunakan T-Test pada data yang berdistribusi normal dan menggunakan uji Mann Whitney jika data berdistribusi tidak normal. Uji T-Test digunakan untuk mengetahui perbedaan proporsi tingkat kecukupan energi (TKE) dan tingkat kecukupan karbohidrat (TKK) pada hari kuliah dan libur. Uji Mann-Whitney digunakan untuk mengetahui perbedaan proporsi tingkat kecukupan lemak (TKL), tingkat kecukupan protein (TKP), dan aktivitas fisik pada hari kuliah dan libur.

DEFINISI OPERASIONAL

Populasi adalah seluruh mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2013/2014

Subjek adalah mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2013/2014 yang memenuhi kriteria inklusi

Karakteristik subjek adalah identitas pribadi subjek yang meliputi usia, jenis kelamin, besar keluarga, dan uang saku per bulan

(29)

13

lemak tubuh diukur menggunakan alat pengukur lemak digital Omron HBF-306 dan dikategorikan menjadi rendah, normal, tinggi, dan sangat tinggi. Konsumsi pangan adalah jumlah pangan yang dikonsumsi mahasiswa dalam 2

hari (hari kuliah dan hari libur) yang dinilai melalui metode food recall 2x24 jam

Tingkat kecukupan energi adalah perbandingan antar jumlah energi yang dikonsumsi mahasiswa selama sehari terhadap energi berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) yang dikategorikan defisit berat (<70% kebutuhan), defisit sedang (70-79% kebutuhan), defisit ringan (80-89% kebutuhan), normal (90-119% kebutuhan) dan berlebih (>120% kebutuhan)

Tingkat kecukupan protein adalah perbandingan antar jumlah protein yang dikonsumsi mahasiswa selama sehari terhadap protein berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) yang dikategorikan defisit berat (<70% kebutuhan), defisit sedang (70-79% kebutuhan), defisit ringan (80-89% kebutuhan), normal (90-119% kebutuhan) dan berlebih (>120% kebutuhan)

Tingkat kecukupan lemak adalah perbandingan jumlah lemak (gram) yang dikonsumsi mahasiswa selama sehari dikali dengan 9 kkal/gram dengan jumlah energi yang dikonsumsi dalam sehari yang dikategorikan kurang (<20% energi dari lemak), cukup (20-30% energi dari lemak), dan berlebih (>30% energi dari lemak)

Tingkat kecukupan karbohidrat adalah perbandingan jumlah karbohidrat (gram) yang dikonsumsi mahasiswa selama sehari dikali dengan 4 kkal/gram dengan jumlah energi yang dikonsumsi dalam sehari yang dikategorikan kurang (<45% energi dari karbohidrat), cukup (45-65% energi dari karbohidrat), dan berlebih (>65% energi dari karbohidrat)

Aktivitas fisik adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari oleh mahasiswa dalam waktu 24 jam yang diukur menggunakan PAL (physical activity level) dan kemudian nilai PAL dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu ringan (1.40-1.69), sedang (1.70-1.99) dan berat (2.00-2.39).

Status Antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh pada manusia yang meliputi berat badan, tinggi badan, ukuran lingkar pinggang, lingkar pinggul, dan rasio lingkar pinggang pinggul (RLPP) dan dinyatakan dalam sentimeter (cm)

Berat badan adalah massa tubuh dalam satuan kilogram yang ditimbang menggunakan timbangan injak dengan ketelitian 0.1 kg.

Tinggi badan adalah hasil pengukuran tinggi badan subjek dalam posisi berdiri tegak sempurna menempel ke dinding dan menghadap ke depan diukur dengan menggunakan microtoise ketelitian 0.1 cm.

Lingkar pinggang adalah hasil pengukuran lingkar pinggang subjek dengan menggunakan pita ukur dan dinyatakan dalam sentimeter (cm)

Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul adalah perbandingan antara hasil pengukuran lingkar pinggang dan lingkar pinggul dan dinyatakan dalam sentimeter (cm)

Status Gizi adalah massa tubuh subjek yang ditentukan berdasarkan indikator antropometri IMT atau IMT/U yang digolongkan menjadi underweight (IMT<18.5) atau (-3SD ≤ Z< -2SD), normal (18.5≤IMT≤22.9) atau (-2

SD≤Z<+1 SD), overweight (23≤IMT≤25) atau (+1 SD ≤ Z< +2 SD), dan

(30)

14

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik subjek Penelitian

Subjek penelitian yang diambil pada penelitian ini adalah mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2013/2014. Subjek penelitian terdiri dari 117 orang. Sebaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, besar keluarga, dan uang saku per bulan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Sebaran subjek berdasarkan jenis kelamin, usia, besar keluarga, dan uang saku subjek penelitian

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 16 13.7

Perempuan 101 86.3

Total 117 100.0

Usia

17 tahun 11 9.4

18 tahun 80 68.4

19 tahun 25 21.4

20 tahun 1 0.9

Total 117 100.0

Rata-rata usia 18.13 ± 0.57

Besar keluarga

Kecil (≤4 orang) 47 40.2

Sedang (5-6 orang) 59 50.4

Besar (≥7 orang) 11 9.4

Total 117 100.0

Rata-rata besar keluarga 4.87 ±1.16

Uang saku

< Rp 600000 4 3.4

Rp 600000-Rp 1000000 88 75.2

>Rp 1000000 25 21.4

Total 117 100.0

(31)

15

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 117 orang. Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian besar subjek penelitian adalah perempuan (86.3%). Sebaran jenis kelamin subjek penelitian adalah laki-laki berjumlah 16 orang (13.7%) dan subjek perempuan berjumlah 101 orang (86.3%).

Usia remaja merupakan masa transisi dari usia anak-anak menjadi dewasa. Menurut Ahmadi dan Sholeh (2005) terdapat tiga fase pada masa remaja yang

Besar keluarga adalah banyaknya atau jumlah anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan anggota keluarga lain dari pengelolaan sumber daya yang sama. Menurut BKKBN (1998), besar keluarga dapat dibagi menjadi

tiga kategori, yaitu keluarga kecil (≤4 orang), keluarga sedang (5-6 orang) dan

keluarga besar (≥7 orang). Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa sebagian

besar keluarga mahasiswa berada dalam kategori keluarga sedang (50.4%), sedangkan sebanyak 40.2% keluarga mahasiswa termasuk dalam kategori keluarga kecil, dan 9.4% sisanya termasuk dalam kategori keluarga besar. Rata-rata jumlah anggota keluarga mahasiswa adalah 4.87±1.16 orang. Hal ini sedikit berbeda dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga di Indonesia pada tahun 2000 yaitu 4.12 dan tahun 2004 yaitu 4.09 berada pada kategori besar keluarga kecil (Data Statistik Indonesia 2013).

(32)

16

persentase lemak tubuh normal pada perempuan usia 18-29 tahun yaitu 20-29%. Sebaran subjek berdasarkan persen lemak tubuh dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Sebaran subjek berdasarkan persen lemak tubuh

Persen lemak tubuh

Laki-laki Perempuan

n % n %

Rendah 0 0.0 15 14.9

Normal 6 37.5 57 56.4

Tinggi 6 37.5 25 24.8

Sangat tinggi 4 25.0 4 3.9

Total 16 100.0 101 100

Rata-rata lemak tubuh (%) 20.35 ± 7.43 26.32 ± 5.60

Berdasarkan Tabel 5, mahasiswa laki-laki sebagian besar memiliki persen lemak tubuh normal sebanyak 37.5%. Rata-rata mahasiswa laki-laki memiliki persen lemak tubuh 20.35±7.43 yang dikategorikan tinggi. Sementara itu, sebagian besar mahasiswa perempuan memiliki persen lemak tubuh normal (56%). Rata-rata mahasiswa perempuan memiliki persen lemak tubuh 26.32±5.60 yang dikategorikan normal. Nilai rata-rata persen lemak tubuh dalam kategori normal salah satunya berkaitan dengan usia mahasiswa yang masih dalam kategori remaja, dimana dengan bertambahnya usia orang dewasa, aktifitas menurun, lean body mass menurun, sedangkan jaringan lemak bertambah (Soetardjo 2011).

Rata-rata persen lemak tubuh pada perempuan (26.32±5.60) lebih tinggi dari rata-rata persen lemak tubuh pada laki-laki (20.35±7.43). Hal ini sesuai dengan penelitian Fahey et al. (2010) yang menyatakan bahwa persentase lemak tubuh essensial pada perempuan lebih besar dibandingkan pada laki-laki. Perbedaan persentase lemak ini digunakan perempuan untuk kebutuhan dalam melahirkan dan fungsi hormon lain (Fahey et al. 2010).

(33)

17

Konsumsi Pangan

Pangan merupakan istilah umum yang digunakan untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan, sedangkan makanan ialah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi yang berguna bagi tubuh. Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya bila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi essensial yang merupakan zat gizi yang harus diperoleh dari makanan (Almatsier 2001).

Menurut Hardinsyah dan Martianto (1992), konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang dimakan seseorang atau sekelompok orang (keluarga atau rumah tangga) pada waktu tetentu. Manusia memerlukan sejumlah zat gizi agar dapat hidup sehat dan mempertahankan hidupnya. Oleh karena itu, jumlah zat gizi yang diperoleh melalui konsumsi pangan harus mencukupi kebutuhan tubuh untuk melakukan kegiatan (internal dan eksternal), pemeliharaan tubuh, dan pertumbuhan bagi orang dewasa dan lansia.

Menurut beberapa penelitian, beberapa jenis pangan berhubungan dengan persen lemak di dalam tubuh. Salah satu penelitian Crory et al. (1999) pada 71 orang dewasa di Amerika Serikat menunjukkan bahwa variasi makanan sumber karbohidrat berhubungan positif dengan persen lemak tubuh (r= 0.38 dan p= 0.001). Sementara itu, variasi sayuran berhubungan negatif dengan persen lemak tubuh (r= -0.31 dan p=0.01). Tabel 6 menunjukkan rata-rata konsumsi jenis pangan sumber karbohidrat, pangan sumber lemak, sayuran dan buah yang cukup sering dikonsumsi oleh subjek penelitian dalam satu hari.

Tabel 6 Rata-rata jenis pangan yang dikonsumsi subjek dalam sehari

Jenis pangan Rata-rata konsumsi (gram) p

Laki-laki Perempuan

Nasi 388.8±163.6 294.6±150.9 p<0.05 *

Tepung 29.7±29.7 37.0±36.8 p>0.05

Umbi 21.8±28.7 6.3±12.4 p<0.05 *

Mie 32.1±54.8 27.2±46.7 p>0.05

Telur 36.4±34.5 29.9±33.3 p>0.05

Ikan 5.8±13.0 10.0±22.8 p>0.05

Daging 12.4±22.4 10.5±16.2 p>0.05

Ayam 44.9±36.7 31.8±40.8 p>0.05

Susu 91.3±144.6 62.2±102.4 p>0.05

Sayuran A a) 7.7±12.8 4.9±10.3 p>0.05

Sayuran B b) 28.2±19.7 41.6±37.8 p>0.05

Buah 9.4±25.6 41.4±80.7 p>0.05

(34)

18

Keterangan: a) sayuran yang kandungan energinya dapat diabaikan b) sayuran yang memiliki kandungan energi

Tabel 6 menunjukkan rata-rata konsumsi jenis pangan yang menurut penelitian sebelumnya berhubungan dengan persen lemak tubuh dan cukup sering dikonsumsi oleh subjek. Jenis pangan tersebut yaitu jenis pangan sumber karbohidrat (nasi, tepung, umbi, mie), sumber protein dan lemak (telur, ikan, daging, ayam, susu, dan minyak), sayuran dan buah. Berdasarkan Tabel 6 rata-rata konsumsi nasi dan umbi pada mahasiswa laki-laki lebih banyak dibandingkan mahasiswa perempuan. Sementara itu rata-rata konsumsi sumber karbohidrat lain bervariasi. Konsumsi nasi dan umbi pada laki-laki lebih banyak dikarenakan mahasiswa laki-laki lebih banyak mengonsumsi pangan sumber karbohidrat dibandingkan mahasiswa perempuan. Hal ini dapat dilihat dari hasil recall 2x24 jam pada hari kuliah dan hari libur.

Pangan hewani yang rata-rata dikonsumsi paling banyak adalah ayam dengan rata-rata konsumsi sehari 44.9±36.7 gram per hari pada laki-laki dan 31.8±40.8 gram per hari pada perempuan. Konsumsi sayur dan buah, laki-laki lebih banyak mengonsumsi sayuran A yaitu 7.7±12.8 gram per hari. Sayuran A adalah sayuran yang kandungan energinya dapat diabaikan contohnya ketimun, selada, tomat, dan lobak. Perempuan lebih banyak mengonsumsi sayuran B (41.6±37.8 gram per hari) dan buah-buahan (41.4±80.7 gram per hari). Sayuran B merupakan sayuran yang memiliki kandungan energi contohnya seperti bayam, kangkung, daun singkong, kol, labu siam, buncis, dan wortel. Rata-rata konsumsi minyak pada mahasiswa laki-laki dan perempuan relatif sama yaitu 19.4±6.6 gram per hari pada laki-laki dan 19.1±12.9 gram per hari pada perempuan.

Hasil uji spearman menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi nasi dan umbi berhubungan signifikan dengan persen lemak tubuh pada mahasiswa (p<0.05). Hal ini sesuai dengan penelitian Crory et al. (1999) pada 71 orang dewasa di Amerika Serikat menunjukkan bahwa variasi makanan sumber karbohidrat berhubungan positif dengan persen lemak tubuh (r= 0.38 dan p= 0.001). Sementara itu konsumsi pangan lain seperti pangan hewani, sayuran, buah, dan minyak tidak berhubungan signifikan dengan persen lemak tubuh. Hal ini kemungkinan dikarenakan konsumsi pangan mahasiswa yang kurang sehingga tidak berhubungan signifikan dengan persen lemak tubuh pada mahasiswa.

Tingkat Kecukupan Zat Gizi

Pengukuran tingkat kecukupan zat gizi merupakan tahap lanjutan dari perhitungan konsumsi pangan. Tingkat kecukupan zat gizi didapat dari persentase konsumsi aktual subjek terhadap Angka kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan berdasarkan Kemenkes (2014). Berikut disajikan sebaran mahasiswa berdasarkan tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, tingkat kecukupan lemak dan tingkat kecukupan karbohidrat.

Tingkat kecukupan Energi

(35)

19

Kebutuhan energi menurut FAO-WHO (2001) adalah konsumsi energi yang berasal dari makanan dan diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang dengan tingkat aktivitas yang sesuai untuk kesehatan jangka panjang, dan pemeliharaan fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi.

Angka Kecukupan Energi (AKE) berdasarkan Kemenkes (2014) untuk laki-laki usia 16-18 tahun sebesar 2675 kkal dan untuk laki-laki usia 19-29 tahun sebesar 2725 kkal. Sementara itu, angka kecukupan energi untuk perempuan usia 16-18 tahun adalah 2125 kkal dan untuk perempuan usia 19-29 tahun sebesar 2250 kkal. Tingkat kecukupan energi subjek penelitian di hari kuliah dan libur termasuk dalam kategori defisit berat. Berikut adalah sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi subjek laki-laki dan perempuan pada hari kuliah dan libur.

Tabel 7 Sebaran subjek berdasarkan tingkat kecukupan energi

Laki-Laki Perempuan

TKE Kuliah Libur Kuliah Libur

n % n % n % n %

Defisit berat 13 81.3 11 68.8 63 62.4 62 61.4

Defisit sedang 1 6.3 3 18.8 10 9.9 14 13.9

Defisit ringan 1 6.3 2 12.5 15 14.9 10 9.9

Normal 1 6.3 0 0.0 12 11.9 10 9.9

Berlebih 0 0 0 0.0 1 1.0 5 5.0

Total 16 100 16 100 101 100 101 100

Rata-rata TKE (%) 55.9±1.87 56.05±1.91 64.23±2.27 66.55±2.77

p 0.982 0.516

Berdasarkan Tabel 7, mahasiswa laki-laki sebagian besar mengalami defisit berat pada hari kuliah (81.3%) dan hari libur (68.8%). Sementara itu, sebagian besar mahasiswa perempuan pun mengalami defisit berat energi pada hari kuliah (62.4%) dan hari libur (61.4%). Penelitian Adawiyah (2012) pada mahasiswa Institut Pertanian Bogor menunjukkan bahwa sebagian besar (81.0%) mahasiswa Institut Pertanian Bogor memiliki tingkat kecukupan energi dengan kategori defisit berat.

Kekurangan energi dapat terjadi bila intake energi dari makanan lebih rendah dibandingkan energi yang dikeluarkan tubuh, sehingga terjadi keseimbangan energi negatif dan terjadi penurunan berat badan. Bila terjadi keseimbangan negatif dalam jangka panjang pada anak-anak dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan. Sementara itu, bila terjadi keseimbangan negatif dalam jangka panjang pada orang dewasa dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan terganggunya fungsi tubuh.

(36)

20

berat dari angka kecukupan diduga disebabkan kurangnya konsumsi pangan sumber energi oleh subjek dalam konsumsi pangan sehari-hari. Selain itu, hal ini diduga disebabkan oleh beberapa kesalahan yang kemungkinan terjadi dalam pengukuran konsumsi pangan. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain adanya kecenderungan dimana subjek akan melaporkan lebih pada konsumsi yang sedikit (overestimate low intakes) atau melaporkan sedikit pada konsumsi yang berlebihan (underestimate hight intakes). Dalam penelitian ini ada kemungkinan subjek melaporkan konsumsi yang lebih sedikit (underestimate intakes) karena faktor kesulitan dalam mengingat makanan yang dikonsumsi di hari kemarin. Pelaksanaan food weighing ke beberapa tempat makan subjek dapat meminimalisir kesalahan tersebut, tetapi masih ada kemungkinan adanya perbedaan berat makanan yang ditimbang pada hari tersebut dengan berat makanan yang dikonsumsi oleh subjek pada saat itu.

Tingkat Kecukupan Protein

Protein terbentuk dari asam-asam amino yang dirangkaikan oleh ikatan peptida. Beberapa fungsi protein dalam tubuh, antara lain membangun jaringan tubuh yang baru, memperbaiki jaringan tubuh, menghasilkan senyawa esensial (hormon, enzim), mengatur tekanan osmotik, mengatur keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa, menghasilkan pertahanan tubuh (antibodi); menghasilkan mekanisme transportasi, dan menghasilkan energi (Hartono 2006).

Angka Kecukupan Protein (AKP) berdasarkan Kemenkes (2014) untuk laki-laki usia 16-18 tahun sebesar 66 gram dan untuk laki-laki usia 19-29 tahun sebesar 62 gram. Sementara itu, angka kecukupan protein untuk perempuan usia 16-18 tahun adalah 59 gram dan untuk perempuan usia 19-29 tahun sebesar 56 gram. Berikut adalah sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan protein subjek laki-laki dan perempuan pada hari kuliah dan libur

Tabel 8 Sebaran subjek berdasarkan tingkat kecukupan protein

Laki-laki Perempuan

TKP Kuliah Libur Kuliah Libur

n % n % n % n %

Defisit berat 10 62.5 11 68.8 64 63.4 73 72.3

Defisit sedang 4 25.0 3 18.8 16 15.8 10 9.9

Defisit ringan 1 6.3 1 6.3 7 6.9 3 3.0

Normal 1 6.3 1 6.3 11 10.9 9 8.9

Berlebih 0 0 0 0 3 3.0 6 5.9

Total 16 100 16 100 101 100 101 100

Rata-rata TKP (%) 63.5±1.86 57.33±2.04 64.62±3.84 62.71±2.82

p 0.374 0.776

(37)

21

sebagian besar mahasiswa perempuan pun mengalami defisit berat energi pada hari kuliah (63.4%) dan hari libur (72.3%). Penelitian Adawiyah (2012) pada mahasiswa IPB menunjukkan bahwa 38% mahasiswa Institut Pertanian Bogor memiliki tingkat kecukupan energi dengan kategori defisit berat. Uji beda pada TKP hari kuliah dan libur menunjukkan angka p>0.05 yang menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara tingkat kecukupan protein pada hari kuliah dan hari libur.

Kekurangan protein dapat menyebabkan terjadinya hypoproteinemia, pertumbuhan terhambat, dan juga sindrom marasmus dan kwarsiorkhor. Tingkat kecukupan protein yang masih tergolong defisit berat diduga disebabkan kurangnya konsumsi pangan sumber protein oleh subjek dalam konsumsi pangan sehari-hari. Selain itu, hal ini diduga disebabkan oleh beberapa kesalahan yang terjadi dalam pengukuran konsumsi pangan. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain adanya kecenderungan dimana subjek akan melaporkan lebih pada konsumsi yang sedikit (overestimate low intakes) atau melaporkan sedikit pada konsumsi yang berlebihan (underestimate hight intakes). Dalam penelitian ini ada kemungkinan subjek melaporkan konsumsi yang lebih sedikit (underestimate intakes) karena faktor kesulitan dalam mengingat makanan yang dikonsumsi di hari kemarin. Pelaksanaan food weighing ke beberapa tempat makan subjek dapat meminimalisir kesalahan tersebut, tetapi masih ada kemungkinan adanya perbedaan berat makanan yang ditimbang pada hari tersebut dengan berat makanan yang dikonsumsi oleh subjek pada saat itu.

Tingkat Kecukupan Lemak

Lemak merupakan zat gizi kedua yang digunakan tubuh sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi. Selain sumber energi, lemak juga berperan dalam membentuk komponen struktural membran sel. Fungsi utama lemak adalah sumber dan cadangan energi yang dapat menghasilkan 9 kalori untuk tiap gram, yaitu 2.5 kali besar energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama. Sebagai simpanan lemak, lemak merupakan cadangan energi tubuh paling besar. Simpanan ini berasal dari konsumsi berlebihan salah satu atau kombinasi zat-zat energi (karbohidrat, lemak, dan protein). Lemak tubuh pada umumnya disimpan 50% di jaringan bawah kulit (subkutan), 45% di sekeliling organ dalam rongga perut, dan 5% di jaringan intramuskuler. Fungsi lemak yang lain yaitu, lemak merupakan sumber asam lemak essensial seperti asam linoleat dan asam linolenat. Lemak mengandung vitamin larut lemak tertentu. Lemak dapat membantu transportasi dan absorbsi vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K. Fungsi lemak yang lain yaitu sebagai pelindung organ tubuh. Lapisan lemak yang menyelubungi organ-organ tubuh seperti jantung, hati dan ginjal membantu menahan organ-organ tersebut tetap di tempatnya dan melindunginya terhadap benturan dan bahaya lain (Almatsier 2001).

(38)

22

Tabel 9 Sebaran subjek berdasarkan tingkat kecukupan lemak

Berdasarkan Tabel 9, mahasiswa laki-laki sebagian besar berada dalam kategori lemak yang kurang pada hari kuliah (81.3%) dan hari libur (75.0%). Sementara itu, sebagian besar mahasiswa perempuan pun berada dalam kategori lemak yang kurang pada hari kuliah (66.3%) dan hari libur (70.3%). Penelitian Adawiyah (2012) pada mahasiswa IPB menunjukkan bahwa 72% mahasiswa Institut Pertanian Bogor memiliki kecukupan lemak dengan kategori defisit berat. Uji beda pada TKL hari kuliah dan libur menunjukkan angka p>0.05 yang menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara tingkat kecukupan lemak pada hari kuliah dan hari libur.

Defisiensi lemak dalam tubuh akan mengurangi ketersediaan energi dan mengakibatkan terjadinya katabolisme protein. Cadangan lemak semakin berkurang yang ditandai dengan penurunan berat badan. Asupan lemak yang masih tergolong kurang dari angka kecukupan diduga disebabkan kurangnya konsumsi pangan sumber lemak oleh subjek dalam konsumsi pangan sehari-hari. Selain itu, hal ini diduga disebabkan oleh beberapa kesalahan yang terjadi dalam pengukuran konsumsi pangan. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain adanya kecenderungan dimana subjek akan melaporkan lebih pada konsumsi yang sedikit (overestimate low intakes) atau melaporkan sedikit pada konsumsi yang berlebihan (underestimate hight intakes). Dalam penelitian ini ada kemungkinan subjek melaporkan konsumsi yang lebih sedikit (underestimate intakes) karena faktor kesulitan dalam mengingat makanan yang dikonsumsi di hari kemarin. Pelaksanaan food weighing ke beberapa tempat makan subjek dapat meminimalisir kesalahan tersebut, tetapi masih ada kemungkinan adanya perbedaan berat makanan yang ditimbang pada hari tersebut dengan berat makanan yang dikonsumsi oleh subjek pada saat itu.

Tingkat Kecukupan Karbohidrat

Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi makro. Karbohidrat ada yang dapat dicerna oleh tubuh sehingga menghasilkan glukosa dan energi, dan ada pula karbohidrat yang tidak dapat dicerna yang berguna sebagai serat makanan. Fungsi utama karbohidrat yang dapat dicerna bagi manusia adalah untuk menyediakan energi bagi sel, termasuk sel-sel otak yang kerjanya tergantung pada suplai karbohidrat berupa glukosa. Kekurangan glukosa darah (hipoglikemia) bisa

Tingkat Kecukupan

Lemak

Laki-laki Perempuan

Kuliah Libur Kuliah Libur

n % n % n % n %

Kurang 13 81.3 12 75.0 67 66.3 71 70.3

Cukup 2 12.5 3 18.8 25 24.8 17 16.8

Berlebih 1 6.2 1 6.2 9 8.9 13 12.9

Total 16 100 16 100 101 100 101 100

Rata-rata TKL (%) 14.97±9.6 17.86±9.07 18.26±9.01 19.12±1.14

(39)

23

menyebakan pingsan atau fatal. Kelebihan glukosa darah menimbulkan hiperglikemia yang bila berlangsung terus meningkatkan risiko penyakit diabetes atau kencing manis (Mahan & Stump 2008).

Karbohidrat dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah unit gula (glukosa) yang dikandungnya. Bila mengandung satu unit gula disebut monosakarida, seperti glukosa dan fruktosa yang banyak terdapat dalam larutan gula dan buah-buahan. Bila mengandung dua unit gula disebut disakarida seperti sukrosa (gula meja, buah, sayur), laktosa (dalam susu), dan maltosa (dalam karamel). Bila mengandung 3-10 unit gula disebut oligosakarida seperti rafinosa dan stachyosa yang banyak dijumpai dalam kacang-kacangan. Bila mengandung lebih dari sepuluh unit gula disebut polisakarida seperti kanji, glikogen dan selulosa (Kemenkes 2014). Kecukupan karbohidrat seseorang dipengaruhi oleh ukuran tubuh (berat badan), usia atau tahap pertumbuhan dan perkembangan, dan aktifitas fisik. Ukuran tubuh dalam arti masa otot yang semakin besar dan aktifitas fisik yang semakin tinggi berimplikasi pada kecukupan karbohidrat yang semakin tinggi (Kemenkes 2014).

Angka Kecukupan Karbohidrat (AKK) berdasarkan Kemenkes (2014) untuk laki-laki usia 16-18 tahun sebesar 368 gram dan untuk laki-laki usia 19-29 tahun sebesar 375 gram. Sementara itu, angka kecukupan karbohidrat untuk perempuan usia 16-18 tahun adalah 292 gram dan untuk perempuan usia 19-29 tahun sebesar 309 gram. Berikut adalah sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan karbohidrat subjek laki-laki dan perempuan pada hari kuliah dan libur

Tabel 10 Sebaran subjek berdasarkan tingkat kecukupan karbohidrat

Tingkat Kecukupan

Karbohidrat

Laki-laki Perempuan

Kuliah Libur Kuliah Libur

n % n % n % n %

Kurang 4 25.0 4 25.0 78 77.2 71 70.3

Cukup 5 31.3 4 25.0 14 13.9 21 20.8

Berlebih 7 43.8 8 50.0 9 8.9 9 8.9

Total 16 100 16 100 101 100 101 100

Rata-rata TKK (%) 36.50±1.47 35.46±1.44 39.88±1.58 41.30±1.81

p 0.842 0.560

(40)

24

Defisiensi karbohidrat dalam jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya gizi kurang. Asupan karbohidrat yang masih tergolong defisit berat dari angka kecukupan pada perempuan diduga disebabkan kurangnya konsumsi pangan sumber karbohidrat oleh subjek dalam konsumsi pangan sehari-hari. Asupan karbohidrat yang berlebih pada laki diduga karena mahasiswa laki-laki biasanya mengonsumsi sumber karbohidrat seperti nasi dengan jumlah yang lebih banyak daripada mahasiswa perempuan. Selain itu, hal ini diduga disebabkan oleh beberapa kesalahan yang terjadi dalam pengukuran konsumsi pangan. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain adanya kecenderungan dimana subjek akan melaporkan lebih pada konsumsi yang sedikit (overestimate low intakes) atau melaporkan sedikit pada konsumsi yang berlebihan (underestimate hight intakes). Dalam penelitian ini ada kemungkinan subjek melaporkan konsumsi yang lebih sedikit (underestimate intakes) karena faktor kesulitan dalam mengingat makanan yang dikonsumsi di hari kemarin. Pelaksanaan food weighing ke beberapa tempat makan subjek dapat meminimalisir kesalahan tersebut, tetapi masih ada kemungkinan adanya perbedaan berat makanan yang ditimbang pada hari tersebut dengan berat makanan yang dikonsumsi oleh subjek pada saat itu.

Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya, serta memerlukan energi di luar kebutuhan untuk metabolisme basal (Almatsier 2001). Penilaian aktivitas fisik dilakukan dengan menggunakan Physical Activity Level. Nilai tersebut digunakan untuk menunjukkan keseluruhan aktivitas fisik yang diasumsikan bahwa variasi dalam pengeluaran energi rata-rata per hari tergantung pada ukuran tubuh dan aktivitas fisik (Gibney et al. 2009). Physical Activity Level (PAL) dalam WHO diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu sangat ringan (<1.40), ringan (1.40-1.69), sedang (1.70-1.99) dan berat (2.00-2.40). Berikut disajikan sebaran mahasiswa berdasarkan tingkat aktivitas fisik pada hari kuliah dan libur dalam Tabel 11.

Tabel 11 Sebaran subjek berdasarkan aktivitas fisik

Aktivitas fisik

Laki-laki Perempuan

Kuliah Libur Kuliah Libur

n % n % n % n %

Sangat ringan 7 43.8 7 43.8 9 8.9 24 23.8

Ringan 7 43.8 7 43.8 87 86.1 62 61.4

Sedang 1 6.3 1 6.3 5 5.0 14 13.9

Berat 1 6.3 1 6.3 0 0 1 1.0

Total 16 100 16 100 101 100 101 100

Rata-rata PAL 1.50±0.26 1.50±0.25 1.51±0.09 1.52±0.16

(41)

25

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa laki-laki pada hari kuliah memiliki aktivitas fisik sangat ringan dan ringan (43.8%), sedangkan hanya 6.3% mahasiswa laki-laki yang memiliki aktivitas fisik sedang dan berat. Sementara itu, sebagian besar mahasiswa perempuan memilki aktivitas fisik ringan (86.1%). Rata-rata nilai PAL tingkat aktivitas fisik mahasiswa pada hari kuliah adalah 1.51±0.13 sehingga termasuk dalam kategori aktivitas ringan. Hal tersebut dapat terjadi mengingat kegiatan yang dilakukan mahasiswa sebagian besar digunakan untuk duduk, belajar, tidur, serta jarang sekali berolahraga.

Sementara itu, aktivitas fisik di hari libur hampir bisa dikatakan sama. Sebagian besar mahasiswa laki-laki pada hari libur memiliki aktivitas fisik sangat ringan (43.8%) dan ringan (43.8%). Sementara itu, sebagian besar mahasiswa perempuan memiliki aktivitas fisik ringan (61.4%). Terjadi sedikit perbedaan pada aktivitas fisik hari libur dibandingkan aktivitas fisik hari kuliah, dimana terjadi penambahan pada kategori aktivitas fisik sangat ringan. Hal ini dikarenakan pada hari libur kegiatan tidur dan beristirahat menjadi lebih dominan. Sementara itu, peningkatan juga terjadi pada kategori aktivitas fisik sedang dan berat karena beberapa subjek ada yang melakukan olahraga seperti jogging, bersepeda dan bermain bola sehingga aktivitas fisik di hari libur menjadi lebih tinggi. Rata-rata nilai PAL tingkat aktivitas fisik mahasiswa pada hari libur adalah 1.52±0.14 yang dikategorikan dalam kategori aktivitas ringan.

Rata-rata kegiatan yang paling banyak dilakukan mahasiswa pada hari kuliah adalah kuliah/praktikum selama 6.29±1.40 jam dan mengerjakan tugas/belajar 3.53±1.95 jam. Sementara itu, rata-rata kegiatan yang paling banyak dilakukan mahasiswa pada hari libur adalah mengerjakan tugas 4.33±2.67 jam, menonton TV 1.49±2.10 jam, dan mengobrol/berdiskusi 1.44±2.16 jam. Uji beda pada hari kuliah dan libur menunjukkan angka p>0.05 yang menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara aktivitas fisik pada hari kuliah dan hari libur.

Penelitian Pasanea (2011) kepada mahasiswa putri TPB Institut Pertanian Bogor menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa putri TPB IPB memiliki tingkat aktivitas ringan dengan persentase sebesar 97.5 %. Aktivitas mahasiswa putri tergolong ringan dikarenakan sebagian besar waktu dihabiskan untuk kuliah dan tidur, sebagian besar mahasiswa putri juga jarang melakukan aktivitas yang cukup berat seperti mencuci baju, memasak, dan berjalan kaki. Hal ini diduga menyebabkan aktivitas fisik mahasiswa putri sebagian besar tergolong ringan.

Status Antropometri

Indeks Massa Tubuh

(42)

26

Tubuh menurut Usia (IMT/U) (Kemenkes 2010). Pengukuran status gizi pada subjek penelitian dengan usia >18 tahun dihitung menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT).

Indeks massa tubuh dapat diketahui dengan mengetahui berat badan dan tinggi badan seseorang. Berat badan subjek laki-laki memiliki nilai rata-rata 63.40±19.82 kg. Tinggi badan subjek laki-laki memiliki nilai rata-rata 168.40±7.83 cm. Sementara itu, berat badan subjek perempuan memiliki nilai rata-rata 51.26±7.70 kg. Tinggi badan subjek perempuan memiliki nilai rata-rata 154.73±5.07 cm. Setelah diketahui berat badan dan tinggi badan, indeks massa tubuh dapat dihitung menggunakan rumus dan dikategorikan menjadi empat kategori analisis yaitu underweight, normal, overweight, dan obese. Sebaran subjek penelitian berdasarkan indeks massa tubuh dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Sebaran subjek berdasarkan indeks massa tubuh

Indeks Massa Tubuh Laki-laki Perempuan

n % n %

Underweight 1 6.3 3 3.0

Normal 12 75.0 84 83.2

Overweight 0 0.0 12 11.9

Obese 3 18.8 2 2.0

Total 16 100.0 101 100.0

Berdasarkan Tabel 12, mahasiswa laki-laki sebagian besar memiliki indeks massa tubuh normal (75%). Sementara itu, sebagian besar mahasiswa perempuan memiliki indeks massa tubuh normal (83.2%). Waryana (2010) mengungkapkan bahwa status gizi yang baik akan berpengaruh terhadap kesehatan. Kekurangan atau kelebihan gizi dalam jangka waktu yang panjang akan berakibat buruk terhadap kesehatan. Uji beda pada indeks massa tubuh menunjukkan angka p>0.05 yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara proporsi distribusi status gizi pada mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan.

Penelitian Fitriana (2011) pada mahasiswa ilmu gizi Institut Pertanian Bogor menunjukkan bahwa status gizi contoh sebagian besar (75%) berada dalam kategori normal, 15.6% termasuk dalam kategori kurus, 3.1% termasuk dalam kategori overweight dan 6.2% termasuk dalam kategori obese. Penelitian lain yang dilakukan pada mahasiswa TPB-IPB oleh Pasanea (2011) menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian memiliki status gizi normal (60.8%). Subjek yang tergolong kurus (underweight) sebanyak 8.9%. Subjek yang tergolong overweight sebanyak 30.4% dan tidak ada mahasiswa TPB-IPB di dalam penelitian tersebut yang termasuk dalam golongan obese.

Lingkar Pinggang

Gambar

Gambar 1  Kerangka hubungan antara konsumsi pangan, aktivitas fisik dan status                    antropometri terhadap persen lemak tubuh pada mahasiswa
Tabel 1  Jenis dan cara pengumpulan data
Tabel 2  Pengelompokkan variabel penelitian
Tabel 2. Pengukuran tingkat aktivitas fisik dilakukan terhadap jenis aktivitas yang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa : Tesis yang berjudul : “PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN PENERAPAN

Hal ini sesuai dengan asas unus testus nullus testis (satu saksi bukan saksi). c) Akta harus ditandatangani oleh para pihak, saksi-saksi dan PPAT. Kedudukan Tanda tangan

120/Pid.Sus/2016/PN.SLK. Untuk mengetahui dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap anggota Polisi yang melakukan tindak pidana penyalahgunaan

Dalam penelitian ini Pustakawan The Habibie Center memanfaatkan Ganesha Digital Library (GDL) 4.2 sebagai salah satu produk dari profesional teknologi informasi yang diperoleh

Self-efficacy dengan hasil belajar IPA menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self efficacy dengan hasil belajar siswa kelas VII SMP

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka peneliti dapat mengambil simpulan bahwa dari perhitungan dan analisis data yang telah dilakukan diketahui

Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus L.) yang

Selain itu dalam website ini terdapat buku tamu, forum, news, polling, gallery serta informasi mengenai gunung gunung yang ada di Indonesia yang semuanya dapat di-update secara