STRATEGI BISNIS USAHA
IKAN HIAS AIR TAWAR DI ILMI
FISH FARM
TAJUR, KOTA BOGOR
MUKTI KAMARULLAH
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Strategi Bisnis Usaha Ikan Hias Air Tawar Di Ilmi Fish Farm, Tajur, Kota Bogor” adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Mukti Kamarullah
ABSTRAK
MUKTI KAMARULLAH. Strategi Binsis Usaha Ikan Hias Air Tawar di Ilmi Fish Farm, Tajur, Kota Bogor. Dibimbing oleh SUHARNO.
Ilmi Fish Farm adalah salah satu organisasi bisnis ikan hias di Kota Bogor. Kegiatan usaha yang dilakukan adalah menjual dan mendeder ikan hias. Penelitian ini ditujukan untuk mencari strategi bisnis yang dapat dijalankan oleh Ilmi Fish Farm. Dari analisis matriks IE, Ilmi Fish Farm berada pada kuadran V yaitu menjaga dan mempertahankandengan strategi penetrasi psar dan pengembangan produk. Dari hasil analisis SWOT terdapat 4 alternatif strategi; (1) Menambah komoditas ikan hias, (2) menambah kuantitas aset untuk penampungan (3) menggunakan metode intensifikasi untuk menambah kepadatan jumlah ikan hias dan (4) menambah pemasok cacing sutera. Prioritas strategi yang didapat dari QSPM adalah metode intensifikasi untuk menambah kepadatan ikan hias dengan nilai STAS sebesar 3,56.
Kata kunci: alternatif strategi, Ilmi Fish Farm, Matiks IE, Matriks SWOT, prioritas strategi, QSPM,
ABSTRACT
MUKTI KAMARULLAH. Business Strategies of Freshwater Ornamental Fish Business in Ilmi Fish Farm, at Tajur, Bogor City. Supervised by Suharno.
Ilmi Fish Farm is one of the ornamental fish business organizations in Bogor city. The operations are selling and rearing of ornamental fish. From IE matrix analysis, the position of Ilmi Fish Farm is in quadrant V which is to hold and maintain with market penetration and product development. From the results of the SWOT analysis, there are 4 alternative strategies; (1) Adding more ornamental fish commodities, (2) increase the quantity of assets to be used as a shelter (3) using the method of intensification to increase the density ratio of ornamental fish and (4) adding supplier of silk worms. Priority strategy that receiveded from QSPM is intensification method to increase the density ratio of ornamental fish with STAS value of 3.56.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
STRATEGI BISNIS USAHA
IKAN HIAS AIR TAWAR DI ILMI FISH FARM
TAJUR, KOTA BOGOR
Mukti Kamarullah
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subahanu wa ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya atas segala yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelsaikan karya ilmiah ini. Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret hingga Juli 2014 judul Strategi Bisnis Usaha Ikan Hias Air Tawar di Ilmi Fish Farm, Tajur, Kota Bogor.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis memberikan rasa hormat dan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Suharno, M.Adev yang telah membimbing, mengoreksi dan memberikan saran hingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Kepada Ibu Ir. Narni Farmayanti M.Sc selaku dosen evaluator yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis, Bapak Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si selaku dosen komdik sidang dan Dr. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen penguji utama sidang yang telah memberi banyak panduan untuk hasil akhir skripsi yang baik. Penulis mengucapkan terimakasih sebagai bentuk penghargaan terhadap kedua orang tua, adik dan rekan-rekan yang
telah memberikan baik bantuan secara langsung ataupun motivasi dan do’a.
Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada pihak manapun yang membaca
Bogor, Juli 2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 4
Manfaat Penelitian 4
Ruang Lingkup Penelitian 4
TINJAUAN PUSTAKA 4
KERANGKA PEMIKIRAN 7
Kerangka Pemikiran Teoritis 7
Ikan Hias 7
Fungsi Pemasaran 8
Strategi 8
Visi, Misi dan Sasaran 9
Penilaian Internal 9
Penilaian Eksternal 10
Alternatif Pilihan Strategi 12
Matriks IFE dan EFE 16
Matriks IE 16
Matriks SWOT 17
Matriks QSPM 17
Kerangka Pemikiran Operasional 17
METODE PENELITIAN 19
Lokasi dan Waktu Penelitian 19
Jenis dan Sumber Data 19
Metode Pegumpulan data 19
Metode Pengambilan Responden 19
Metode Analisis Data 19
Analisis Deskriptif Lingkungan Eksternal dan Internal 19 Pembobotan Variabel Faktor Eksternal dan Internal 19
Matriks IFE dan EFE 20
Matriks IE 21
Matriks SWOT 22
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 24
Sejarah dan Perkembangan 24
Letak dan Lokasi 25
Visi, Misi dan Tujuan 25
Struktur Organisasi 26
Sumber Daya Perusahaan 26
Sumber Daya Manusia 26
Sumber Daya Fisik 26
Sumber Daya Modal 27
Kegiatan Operasional Perusahaan 27
Fungsi Pemasaran Perusahaan 28
ANALISIS LINGKUNGAN 29
Lingkungan Internal 29
Manajemen 30
Pemasaran 30
Operasional 31
Keuangan 32
Sumber Daya Manusia 32
Penelitian dan Pengembangan 33
Informasi 33
Lingkungan Eksternal 33
Ekonomi 33
Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan 34
Politik, Pemerintah dan Hukum 34
Teknologi 35
Pemasok 35
Pembeli 35
Pesaing 36
Faktor-Faktor Kekuatan dan Kelemahan 37
Kekuatan 37
Kelemahan 38
Faktor-Faktor Peluang dan Ancaman 40
Peluang 40
Ancaman 41
FORMULASI STRATEGI 42
Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) 42
Matriks EFE (External Factor Evaluation) 43
Matriks IE (Internal-External) 44
Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) 45
Strategi W-O (Weakness-Opportunity) 47
Strategi S-T (Strength-Threat) 47
Strategi W-T (Strength-Threat) 47
QSPM (Quantitative Strategic Planing Matrix) 48
KESMPULAN DAN SARAN 48
Kesimpulan 48
Saran 49
DAFRTAR PUSTAKA 49
LAMPIRAN 51
RIWAYAT HIDUP 62
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Negara tujuan ekspor ikan hias Indonesia tahun 2011-2012 1 Tabel 2 Nilai ekspor ikan hias air tawar periode tahun 2008-2012 2
Tabel 3 Penelitian terdahulu 6
Tabel 4 Penilaian bobot faktor-faktor eksternal perusahaan 20 Tabel 5 Penilaian bobot faktor-faktor eksternal perusahaan 20
Tabel 6 Matriks EFE 21
Tabel 7 Matriks IFE 21
Tabel 8 QSPM 24
Tabel 9 Sumber daya manusia Ilmi Fish Farm 26
Tabel 10 Aset (peralatan) Ilmi Fish Farm 27
Tabel 11 Daftar harga jual beberapa jenis ikan hias di Ilmi Fish Farm 27 Tabel 12 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) 43 Tabel 13 Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) 44 Tabel 14 Urutan alternatif strategi Ilmi Fish Farm 48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Operasional 18
Gambar 2 Matriks IE 22
Gambar 3 Matriks SWOT 23
Gambar 4 Matriks IE Ilmi Fish Farm 45
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner penentuan faktor internal dan eksternal 51 Lampiran 2 Kuisioner Penentuan Prioritas Strategi 55
Lampiran 3 Pembobotan Faktor-Faktor Internal 56
Lampiran 4 Pembobotan Faktor-Faktor Eksternal 57
Lampiran 5 Penilaian Skor Bobot Faktor Internal 58
Lampiran 6 Penilaian Skor bobot Eksternal 59
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki kekayaan hayati yang besar dan memiliki banyak sektor yang dapat diandalkan untuk meningkatkan GNP maupun GDP. Pada salah satu sub sektor dari sektor perikanan,yaitu pada ikan hias. Kekayaan hayati Indonesia dapat dikatakan sangat mendukung kegiatan usaha ikan hias yang dapat dilihat dari jumlah jenis ikan hias yang dimiliki Indonesia, hampir setengah dari ikan hias yang diperdagangkan di manca negara berasal dari Indonesia, tepatnya sekitar 400 dari 1.100 jenis ikan hias air tawar1. Sebagai perbandingan, Srilanka hanya memiliki165 jenis,Ethiopia 112 jenis, Filipina memiliki 109 jenis, Kenya 69 jenis, Hawaii memiliki 60 jenis dan Puerto Rico memiliki 49 jenis2. Selain kekayaan hayati, iklim tropis yang dimiliki Indonesia memungkinkan pelaku usaha ikan hias dapat tetap melakukan kegiatan usahanya sepanjang tahun. Menurut Kementrian Kelautan dan Perikanan, untuk realisasi nilai perdagangan ikan hias non konsumsi keseluruhan, sejak tahun 2011 sudah melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp. 565 miliar dari target sebesar Rp 350 miliar3. Dari segi kuantitas, pada tahun 2012, nilai realisasi jumlah ikan hias yang diekspor Indonesia juga melebihi target, yaitu 978 juta ekor dari target yang ditetapkan sebesar 850 juta ekor4.
Tabel 1 Negara tujuan ekspor ikan hias Indonesia tahun 2011-2012
Negara Nilai Ekspor (US $ Juta) Perubahan
(%)
2011 2012
Hongkong 2,92 3,73 25,88
USA 2,00 2,68 34,05
Japan 2,30 2,63 14,64
Singapore 2,31 2,40 3,68
Malaysia 1,52 0,79 -48,08
UK 0,87 0,79 -9,09
China 1,02 0,71 -30,36
Other Asia 0,66 0,71 7,22
Germany 0,54 0,64 17,97
Australia 0,37 0,62 68,77
Other 5,35 5,32 -0,54
Total 19,90 21,02 5,63
Sumber: Kementrian Kelautan dan Perikanan (2013)
1 http://www.kkp.go.id/ikanhias/index.php/news/c/47/Mendongkrak-Devisa-Negara-Melalui-Ekspor-Ikan-Hias/?category_id=3
2 http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=509
3 http://www.kkp.go.id/ppn/index.php/arsip/c/251/Ikan-Hias-Sebagai-Komoditas-Unggulan-Baru/?category_id=1
Indonesia memiliki peningkatan nilai ekspor ikan hias per tahun 2011 hingga 2012 sebesar 5,63 persen. Dari tabel tersebut diketahui Indonesia masih memiliki lebih banyak negara tujuan ekspor ikan hias dengan nilai ekspor yang meningkat dibandingkan dengan negara tujuan ekspor ikan hias dengan nilai ekspor yang menurun.
Tabel 2 Nilai ekspor ikan hias air tawar periode tahun 2008-2012
Tahun Nilai (US$)
Lebih jauh lagi, dari tabel dua dapat dilihat trend yang meningkat walaupun pada tahun 2010 hingga tahun 2011 terdapat penurunan nilai. Kegiatan ekspor Indonesia yang terus meningkat memberikan dampak riak (ripple effect). Dampak riak tersebut akan berpengaruh tidak hanya kepada pelaku kegiatan ekspor ikan hias, tapi hingga ke pembudidaya dan supplier ikan hias. Hal tersbut dikarenakan sebagian dari yang diproduksi oleh para pembudidaya juga akan disalurkan oleh
supplier-supplier hingga ke para pengusaha eksportir yang berujung pada peningkatan pemasukkan devisa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Bogor merupakan salah satu kota yang sudah dikenal sebagai kota yang memiliki keunggulan dalam perikanan, baik untuk komoditas perikanan konsumsi dan non konsumsi. Air merupakan inti dari usaha perikanan apapun, dan Kota Bogor memiliki ketersediaan air yang melimpah. Kondisi alam yang mendukung dan keberadaan lembaga-lembaga penunjang menjadi pendorong usaha ikan hias air tawar. Lembaga penunjang yang banyak berperan di sub sektor ikan hias diantaranya adalah Cibinong Raiser sebagai lembaga yang disediakan KKP untuk memfasilitasi pemberdayaan bagi pelaku usaha ikan hias, serta Institut Pertanian Bogor sebagai lembaga institusi pertanian, yang mencakup perikanan di dalamnya, sebagai salah satu institusi yang telah memiliki kredibilitas di dunia pertanian sebagai tempat penelitian, sosialisator dan aplikator di lapangan.
Salah organisasi bisnis ikan hias di Kota Bogor adalah Ilmi Fish Farm. Pada awalnya, Ilmi Fish Farm bergerak pada kegiatan produksi (pembenihan). Kegiatan usaha dilakukan pada kondisi pasar yang belum tetap namun lambat laun berkembang. Aset-aset pun ditambah dan lokasi usaha diperluas. Selain itu, Ilmi
Fish Farm mulai membudidayakan udang yang menjadi andalan hingga kegiatan usaha semakin berkembang. Namun sesuai keadaan pasar yang berubah, Ilmi Fish Farm mengubah kegiatan usaha dari pembudidaya menjadi pedagang ikan hias air tawar. Ilmi Fish Farm juga melakukan kegiatan pendederan atau melakukan penyetokan ikan hias. Beberapa jenis ikan hias yang dijual diantaranya adalah
Cardinal, Tetra, Corydoras, Rainbow, Botia dan lain-lain. Saat ini Ilmi Fish Farm
pemasukkan kepada Ilmi Fish Farm yaitu sekitar 70-80% dari pemasukan perbulannya, dengan omset total per bulan sekitar 30-60 juta rupiah.
Perumusan Masalah
Paparan sebelumnya memperlihatkan bahwa perkembangan perikanan khususnya ikan hias air tawar terus meningkat, bahkan nilai perdagangan ikan non-konsumsi selalu melebihi target dari tahun 2011 hingga kini. terdapat indikasi produksi dari sektor budidaya ikan hias yang meningkat seiring meningkatnya nilai perdagangan ekspor. Kegiatan ekspor ikan hias Indonesia tidak hanya mempengaruhi kegiatan usaha eksportir ikan hias saja, namun juga saluran pemasaran di bawahnya termasuk Ilmi Fish Farm, sehingga strategi bisnis jangka panjang layak dicari untuk Ilmi Fish Farm agar dengan permasalahan yang ada, Ilmi Fish Farm dapat tetap melakukan kegiatan bisnisnya. Sesuai apa yang diuarakan David (2009), strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang.
Persaingan tidak hanya mengacu pada ada atau tidaknya pesaing yang pada saat bersamaan sedang menargetkan, mencoba atau telah merebut pasar, tapi juga kepada segala hal yang menimbulkan potensi direbutnya suatu pasar. Kotler dan Keller (2009) menyebutkan bahwa persaingan mencakup semua penawaran dan produk substitusi yang ditawarkan oleh pesaing, baik yang aktual maupun potensial. Jika mengacu pada pernyataan tersebut tidak ada alasan untuk mengatakan tidak ada persaingan dalam suatu usaha, terlepas dari persaingan tersebut dapat dikendalikan atau tidak. Ilmi Fish Farm menjual kepada eksportir (Bogor), setelah eksportir tersebut memberikan daftar nama-nama ikan hias diminta. Setelah itu pihak Ilmi Fish Farm menceklis nama-nama ikan hias yang sanggup untuk dikirim dan dijual. Sisa jenis-jenis ikan hias dari daftar tersebut yang tidak diceklis oleh Ilmi Fish Farm, akan diberikan kepada supplier atau pembudidaya ikan hias lain. Setiap pihak yang memasarkan ikan hias kepada eksportir tersebut men-supply jenis ikan hias yang berbeda pada sistem penjualan tersebut. Walau demikian potensi persaingan tetap ada karena Ilmi Fish Farm
tidak mengetahui apakah jenis ikan hias yang biasa dijual ke eksportir tersebut dimiliki atau tidak oleh supplier lain yang menjual ikan hiasnya ke eksportir tersebut. Sama halnya dengan pelanggan yang Ilmi Fish Farm yang juga sesama pedagang, masing-masing pelanggan tersebut juga memiliki pemasok-pemasok lainnya yang tidak bisa dipastikan berpa jumlah dan lokasinya, sehingga dengan hal tersebut dapat dikatakan adanya persaingan yang dihadapi Ilmi Fish Farm.
Masalah lainnya ada di Ilmi Fish Farm adalah terkait manajemen dan teknis. Permasalahan mengenai manajemen adalah tidak terdapatnya SOP yang jelas mengenai kegiatan operasional atau dalam kalimat lain hanya dilakukan dengan improvisasi. Permasalahan yang terkait dengan manajemen tersebut jika tidak ditangani maka akan memberikan dampak pada kegiatan operasional (teknis).
strategi yang mungkin diterapkan pada Ilmi Fish Farm serta prioritas strategi dari alternatif-alternatif tersebut. Poin-poin tersebut adalah:
1. Apa saja faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kegiatan bisnis pada Ilmi Fish Farm?
2. Apa saja alternatif strategi yang dapat diterapkan pada kegiatan bisnis Ilmi
Fish Farm?
3. Bagaimana urutan prioritas dari alternatif strategi?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan di dalam penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kegiatan usaha di Ilmi Fish Farm
2. Menciptakan alternatif strategi yang dapat diterapkan pada kegiatan usaha di Ilmi Fish Farm
3. Menentukan prioritas strategi usaha untuk Ilmi Fish Farm Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai proses pembelajaran terhadap penulis terutama dalam kemampuan menulis dan menganalisis permasalahan.
2. Sebagai masukan kepada Ilmi Fish Farm dalam mengembangkan usahanya 3. Kepada siapa pun yang membaca dan memiliki kepentingan terhadap
penelitian ini.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan di lokasi kegiatan usaha Ilmi Fish Farm, hanya mencakup kajian analisis strategi bisnis berdasarkan pertimbangan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Penerapan strategi yang didapat merupakan hak penuh pemilik kegiatan usaha, bukan peneliti.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian terdahulu dijadikan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya sebagai pembanding. Pengkajian terhadap peneltitian terdahulu dapat membuka atau memberikan pemahaman tentang gambaran bagaimana penelitian akan dilakukan baik dari segi alat analisis, konsep, lingkup ataupun komoditas.
dapat memberikan alternatif strategi yang bersifat teknis, sistematis atau spesifik. Penelitian Susanto (2012) dengan judul Kajian Strategi Pemasaran Ikan Hias di Pasar Luar Negeri, penelitian Azizah (2011) dengan judul Strategi Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Kelompok Pembudidaya Ikan Curug Jaya Kota Depok Provinsi Jawa Barat, penelitian Kusniati (2007) dengan judul Strategi Bisnis Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Nusa Hias
dan penelitian Salahuddin (1996) dengan judul Analisis Strategi Pemasaran Ekspor Ikan Hias di CV. Cahaya Baru Jakarta Selatan menggunakan analisis SWOT. Susanto (2012) dan Kusniati (2007) menggunakan alat analisis matriks IFE, matriks EFE, Matriks IE dan Matriks QSPM. Pada penelitian Susanto (2012) alat analisis yang digunakan lebih banyak yaitu menggunakan juga matriks ansoff
dan BCG sebagai alat pencarian alternatif strategi. Pada Kusniati (2007), alat analisis lebih banyak dengan tambahan Matriks SPACE dan GS sebagai alat pencarian alternatif strategi.
Hasil Penelitian Susanto (2012), dari analisis QSPM, diperoleh prioritas strategi dalam pemasaran ikan hias Indonesia di pasar luar negeri adalah peningkatan produksi nasional dengan mutu dapat bersaing di pasar global melalui pengembangan kawasan dan market driven, penguatan dan perluasan pasar tujuan dan penguatan branding dan promosi dan dari perhitungan analisis BCG, diperoleh gambaran bahwa Indonesia berada pada posisi Question Mark, sehingga strategi yang dijalankan oleh Indonesia adalah strategi intensif, melalui penetrasi pasar dan pengembangan pasar, atau pengembangan produk, serta memperhatikan kombinasi antara mutu dengan harga agar bersaing. Penelitian Azizah (2011) hanya menggunakan QSPM untuk mencari prioritas strategi, dan hasil urutan prioritas strategi tersebut adalah mempertahankan kesinambungan dan kuantitas serta mempertahankan kualitas, menambah jenis ikan hias, meningkatkan kapasitas produksi, mempertahankan dan meningkatkan hubungan baik dengan konsumen dengan pemberdayaan para pengurus dan sistem penjualan satu pintu, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya dan administrasi, meningkatkan modal, memasarkan pada eksportir bertujuan selain Amerika dan Uni Eropa serta pada pasar lokal, dan ikut aktif dalam pameran ikan hias tahunan. Penelitian Kusniati (2007) menggunakan QSPM untuk mencari prioritas strategi, dimana urutan prioritas strategi tersebut adalah pengembangan pasar yang dilakukan dengan cara menambah areal usaha dan pemasaran, penetrasi pasar yang dilakukan dengan kemitraan, promosi dan peningkatan teknologi, serta pengembangan produk yang dilakukan dengan cara penambahan jenis produk, kualitas dan mutu. Berbeda dengan Susanto (2012), Azizah (2011) dan Kusniati (2007), penelitian Salahuddin (1996), hanya melakukan pembobotan dan perangkingan pada alternatif strategi untuk mendapatkan prioritas strategi, tanpa menggunakan QSPM, dimana hasilnya adalah, penetrasi pasar dengan mendorong pelanggan untuk membeli lebih bannyak dengan frekuensi tinggi, merekrut tenaga ahli pemasaran, melakukan promosi yang gencar dengan menyebarluaskan brosur untuk pengembangan pasa ke pengecer/konsumen, dan terakhirmembina kerja sama dengan pemasok melalui mitra kerja.
sedangkan penelitian Susanto (2012) lebih kepada pedagang ikan hias yang posisinya satu tingkat di atas yaitu eksportir sehingga cakupan penelitian Susanto (2012) lebih luas, karena memandang Indonesia sebgai pelaku usaha. Azizah (2011) melakukan penelitian pada kelompok pembudidaya. Salahuddin (1996) melakukan penelitian pada kegiatan produksi dan ekspor ikan hias, namun penelitian tersebut memperkecil cakupan penelitian hanya pada satu perusahaan. Penelitian Kusniati (2007), tidak dilakukan pada kegiatan budidaya pada satu perusahaan, tapi pada cakupan kelompok pembudidaya.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah penelitian ini ditujukan untuk mencari strategi untuk kegiatan usaha pada perusahaan yang bergerak sebagai trader/supplier/pedagang dan berfokus hanya pada perusahaan tersebut sebagai pelaku usaha, sehingga prioritas strategi yang akan dihasilkan diharapkan merepresentasikan strategi yang dapat untuk diterapkan lebih spesifik pada pengusaha trader/supplier/pedagang ikan hias air tawar.
Tabel 3 Penelitian terdahulu
Nia Kusniati Strategi Bisnis Ikan
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Ikan Hias
Ikan hias adalah komoditas ikan yang nilai jualnya terdapat pada penampilannya. Sesuai dengan namanya ornamental fish maka nilai ornamen atau nilai hias yang menjadi daya tarik ikan hias (Lesmana: 2001). Sejak zaman Romawi Kuno, telah ada kegiatan memelihara ikan hias sebagai hobi, namun baru beberapa puluh tahun belakangan menjadi populer (Lesmana dan Deden: 2009).
Menurut Sakurai et al dalam Darti dan Deden (2009), dari sudut pandang asal penyebaran, ikan hias dibagi menjadi beberapa kelompok:
1. Characoidea, tersebar di sebagian besar benua Amerika Tengah, sebagian besar benua Amerika Selatan dan sebagian besar benua Afrika
2. Cypirind, tersebar di sebagian besar benua Amerika Utara, sebagian besar benua Afrika dan sebagian besar benua Asia
3. Loaches/Cobtidae, tersebar di hampir seluruh benua Asia, kecuali bagian utara daerah Rusia dan Indonesia wilayah timur.
4. Cichlid, tersebar di Benua Amerika tengah, sebagian besar Benua Amerika Selatan dan sebagian besar benua Afrika
5. Anabantoidae dan Luciocephalidae, tersebar di sebagian benua Afrika, sebagian benua Asia selatan dan sebagian besar benua Asia Tenggara. 6. Livebearer/Poecilidae, tersebar di sebagian kecil benua Amerika Utara,
sebagian besar benua Amerika Tengah dan sebagian benua Amerika Selatan. 7. Catfishes/Siluridae, tersebar merata di seluruh benua, terkecuali sebagian Benua Amerika Utara, sebagian kecil Benua Afrika, sebagian kecil benua Asia dan sebagian kecil benua Australia.
8. Rainbow dan Ikan Muara, hanya di Indonesia tepatnya di seluruh wilayah Papua, di Papua Nugini dan sebagian benua Australia.
Menurut Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), 2011, ikan hias dibagi menjadi dua kelompok:
1. Ikan hias air laut 2. Ikan hias air tawar
Dari situs http://www.ava.gov.sg/ dalam Annissa (2011), Ikan yang hidup di air tawar adalah ikan yang menghabiskan sebagian atau seluruh hidupnya di air tawar, seperti sungai dan danau, dengan salinitas kurang dari 0,05 persen.
Menurut Lesmana (2002), daya tarik ikan hias terdiri dari: 1. Warna
Warna ikan disebabkan adanya sel pigmen (kromatofora) yang terdapat dalam dermis pada sisik. Sel pigmen ini diklasifikasikan menjadi lima kategori warna dasar yaitu hitam (melanofora), kuning (xanthofora), merah atau oranye (erythrofora), sel refleksi atau kemilau (iridofora) dan putih (leukofora). Warna-warni pada ikan hias merupakan gabungan dari kelima unsur pembentuk warna tersebut.
2. Bentuk dan kelengkapan fisik
kelengkapan atribut-atribut fisik pada ikan menjadi pertimbangan nilai yang dimiliki, semakin bagus bentuk dan sempurna kelengkapan fisik ikan hias semakin bernilai di mata konsumennya.
3. Perilaku
Setiap jenis ikan hias memiliki perilaku gerak-gerik yang berbeda yang menjadi ciri khas, seperti gerakan ikan yang tenang, gesit, lemah lembut. Semakin sesuai perilaku ikan hias dengan gerakan alamiahnya semakin memiliki nilai jual
4. Kesehatan atau stamina
Kesehatan ikan hias relatif terlihat dari penampilan, keresponsifan serta gerakannya. Dari penampilan, ikan hias yang sehat akan terlihat berwarna cemerlang, sisik terlihat lebih licin.
Fungsi Pemasaran
Terdapat beberapa fungsi dalam kegiatan pemasaran. Fungsi-fungsi tersebut bisa saja lengkap hadir pada kegiatan suatu perusahaan ataupun hanya sebagian. Fungsi pemasaran pada penelitian ini bertujuan agar membantu penulis untuk lebih memahami seperti apa kegiatan bisnis Ilmi Fish Farm. Menurut Kotler (1997) terdapat 9 fungsi pemasaran. (1) Fungsi Informasi; adalah kegiatan pengumpulan dan penyebaran informasi riset pemasaran mengenai pelanggan, pesaing, serta pelaku, dan kekuatan lain yang ada saat ini maupun yang potensial dalam lingkungan pemasaran.(2) Fungsi promosi; adalah kegiatan pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif yang dirancang untuk menarik pelanggan pada penawaran tersebut. (3) Fungsi negosiasi; adalah usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat lain sehingga transfer kepemilikian dapat diakukan. (4) Fungsi pemesanan; adalah kegiatan pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif yang dirancang untuk menarik pelanggan pada penawaran tersebut. (5) Fungsi pembiayanaan; adalah kegiatan untuk memperoleh dan mengalokasikan dana yang dibutuhkan untuk membiayai persediaan pada berbagai tingkat saluran pemasaran. (6) Fungsi pengambilan resiko; adalah proses penanggungan resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi saluran pemasaran tersebut. (7) Fungsi perubahan fisik; adalah kesinambungan penyimpanan dan pergerakan produk fisik dari bahan mentah sampai ke pelanggan akhir. (8) Fungsi pembayaran; proses pembayaran oleh pembeli dengan membayar ke penjual melalui bank dan institusi keuangan lainnya. (9) Fungsi hak milik; adalah berpindhanya kepemilikan sebenarnya dari satu organisasi atau orang ke organisasi atau orang lain.
Strategi
Visi, Misi dan Sasaran
Visi adalah sudut pandang mengenai bagaimana semestinya suatu bisnis
dijalankan. Menurut David (2009), “Ingin seperti apakah kita?” merupakan
pertanyaan akan suatu visi perusahaan. Ketika visi adalah perusahaan yang
“seperti ini”, misi adalah kami perusahaan “yang akan” atau “yang bertekad”.
Misi perusahaan isi adalah refleksi dari visi perusahaan itu sendiri atau untuk apa perusahaan itu berdiri. Menurut Drucker dalam David (2009), pertanyaan “apakah
bisnis kita?” sama dengan pernyataan “alasan tentang eksistensi” suatu
perusahaan itu berdiri. Tujuan adalah hasil-hasil spesifik yang ingin diraih suatu organisasi terkait dengan misinya.
Penilaian Internal
Penilaian internal dilakukan untuk melihat sumberdaya yang dimiliki suatu perusahaan yang mampu mendukung kegiatan perusahaan tersebut dalam lingkup dalam perusahaan. Menurut David (2009) kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas terkontrol suatu organisasi yang mampu dijalankan dengan sangat baik atau buruk.
1. Aspek Manajemen
Aspek manajemen terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan dan pengontrolan. Perencanaan merupakan langkah yang pertamakali ditempuh sebelum suatu kegiatan dimulai. Dengan perencanaan, kemungkinan mendapatkan hasil sedikit setelah kerja keras dapat dihindari. Pengorganisasian merupakan cara yang terkoordinasi dengan cara menentukan tugas dalam dan hubungan otoritas. Pengorganisasian dilakukan dalam rangka memadukan setiap tindakan dalam tiap tanggung jawab dalam suatu organisasi. Pemotivasian adalah proses mempengaruhi orang untuk meraih tujuan tertentu. Dengan adanya motivasi, setiap individu yang terlibat dalam perusahaan akan bertanggung jawab terhadap tugasnya. Kepemimpinan yang baik merupakan salah satu unsur untuk memotivasi setiap individu tersebut. Ketika manajer dan karyawan berjuang keras untuk mencapai target, artinya para pembuat keputusan strategi telah menjadi pemimpin yang baik. Penempatan staf, mencakup perekrutan, pewawancaraan, pengujian, penyeleksian, pengorientasian, pelatihan dan lain-lain yang berhubungan dengan penempatan individu sesuai dengan keriteria kemampuan yang dimiliki kepada tanggung jawab dan tugas yang sesuai (disarikan dari David, 2009). Pengendalian adalah kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan aktual sejalan dengan perencanaan. Tingkat efisiensi kinerja suatu organisasi dievaluasi dengan proses pengendalian. Menurut Umar manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari
planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumberdaya lainnya.
2. Aspek Pemasaran
a. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (Kotler, 1997). Produk memiliki baurannya sendiri yang terbagi atas; lebar produk yang mengacu kepada banyak macam lini produk, panjang produk yang mengacu pada jumlah unit produk dari setiap lini, kedalaman produk yang mengacu pada jumlah variasi produk dari tiap unit dan terakhir konsistensi produk yang mengacu kepada seberapa erat hubungan berbagai lini atau kesamaan setiap lini dalam hal penggunaan akhir, persyaratan produksi, saluran distribusi atau lainnya (disarikan dari Kotler, 1997)
b. Harga
Harga merupakan elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan dimana usnsur lainnya mengeluarkan biaya, dan harga itu sendiri menjadi elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel dibanding elemen bauran pemasaran lainnya (Kotler, 1997).
c. Tempat
Pemasaran pasti terkait dengan lokasi usaha. Elemen tempat memiliki variabel-variabel saluran, cakupan, pilihan lokasi dan persediaan/sarana transportasi (disarikan dari Kotler dan Keller, 2009). d. Promosi
Elemen promosi dalam bauran pemasaran terdiri dari promosi penjualan, periklanan tenaga penjualan, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung (disarikan dari Kotler dan Keller, 2009).
3. Aspek Keuangan
Keuangan merupakan isu sensitif, namun sangat penting untuk dikaji. Dalam David (2009), keuangan seringkali disebut sebgai ukuran tunggal terbaik posisi kompetitif perusahaan dan daya tariknya bagi investor.
4. Aspek Produksi/Operasional
Fungsi produksi/operasional mencakup semua kegiatan yang mengubah input menjadi barang atau jasa (David, 2009). Selain itu kegiatan operasional juga mecakup penanganan dan penambahan nilai.
5. Penelitian dan Pengembangan
Kegiatan yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas produk, mengembangkan produk-produk baru, efisiensi kegiatan produksi/operasional sehingga dapat meningkatkan pendapatan.
6. Aspek Informasi
Informasi merupakan input penting dalam pengambilan keputusan, karena dengan infomasi sebuah organisasi dapat menilai dengan baik sumber daya yang dimiliki apakah cukup atau kurang dalam menjalankan kegiatan usaha. Dalam David (2009), Informasi merepresentasikan sumber penting kekuatan dan kelemahan manajemen kompetitif.
Penilaian Eksternal
kejadian ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan hidup, politik, hukum, pemerintahan, teknologi dan kompetitif yang dapat secara signifikan menguntungkan atau merugikan sutu oreganisasi di masa yang akan datang. 1. Aspek Ekonomi
Kegiatan usaha apapun pasti terpengaruh oleh kondisi ekonomi. Begitu juga dengan Ilmi Fish Farm dalam cost yang dikorbankan dalam menjalankan kegiatan usaha. Selain itu faktor ekonomi dapat pula menjadi tolak ukur daya beli konsumen. Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa pemasar harus memperhatikan tren-tren yang mempengaruhi daya beli konsumen. 2. Aspek Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan
Kondisi sosial, budaya, demografi dan lingkungan suatu daerah membentuk karakter-karakter kelompok atau individu tershadap kegiatan apapun termasuk pula kegiatan bisnis. Karakter pihak-pihak yang terlibat mempengaruhi jalannya usaha. David (2009) menyatakan bahwa tren-tren sosial, budaya, demografis, dan lingkungan membentuk cara orang hidup,
bekerja, memproduksi, dan mengonsumsi, Sehingga diamati bagaimana
budaya bekerja di Ilmi Fish Farm dengan kondisi budaya, demografi dan lingkungan.
3. Aspek Politik, Pemerintah dan Hukum
Terkait regulasi yang mengaturbaik secara langsung maupun tidak langsung terhadap jalannya kegiatan yang dilakukan oleh Ilmi Fish Farm. Menurut David (2009), pemerintah baik pusat maupun daerah merupakan pembuat regulasi, deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja, dan konsumen utama organisasi. Oleh karenanya faktor-faktor tersebut dapat merepresentasikan peluang atau ancaman utama baik organisasi kecil maupun besar.
4. Aspek Teknologi
Teknologi memiliki pengaruh secara teknis maupun manajerial terhadap suatu organisasi dalam kegiatan bisnis. Menurut David (2009), kekuatan teknologi merepresentasikan peluang dan ancaman bear yang harus dipertimbangkan dalam perumusan strategi. Penelitian ini mengkaji sejauh mana penggunaan teknologi dalam kegiatan bisnis Ilmi Fish Farm terutama dalam kegiatan pemasaran.
5. Aspek Pemasok
6. Aspek Pembeli
Pembeli merupakan pihak yang memiliki permintaan yang menjadi sumber pemasukan terhadap kegiatan usaha. Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan permintaan sebagai keinginan akan produk-produk tertentu yang didukung oleh kemampuan untuk membayar. Mempertahankan konsumen untuk tetap membeli adalah upaya organisasi tersebut yang sedang atau telah mempertahankan posisi tawar di hadapan konsumen. Menurut David (2009), disebutkan posisi tawar konsumen semakin tinggi jika :
a. Konsumen dapat dengan mudah dan murah beralih ke merek atau pengganti pesaing.
b. Konsumen menduduki tempat yang penting bagi penjual.
c. Penjual menghadapi masalah menurunnya permintaan konsumen. d. Konsumen memegang informasi tentang produk, harga dan biaya
penjual.
e. Konsumen memegang kendali mengenai apa dan kapan mereka bias membeli produk.
7. Aspek Pesaing
Semua pihak yang secara aktual sedang merebut atau telah merebut pasar dan semua pihak yang memiliki kesempatan, berkemampuan atau berpotensi merebut pasar.
Alternatif Pilihan Strategi
Perusahaan akan bertindak sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki dalam menjalankan usahanya. Menurut David (2009), strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan
dalam jumlah besar. Alternatif-alternatif strategi tersebut adalah:.
1. Strategi Integrasi
Strategi integrasi disebut juga strategi vertikal. Strategi ini dilakukan untuk mengendalikan pemasok, distributor, dan/atau pesaing. Strategi ini dibagi menjadi:
a. Integrasi ke Depan
kuntungan dari produksi yang stabil sangat tinggi; ini menjadi pertimbangan karena organisasi dapat meningkatkan kemampuan memprediksi permintaan untuk outputnya melalui integrai ke depan b. Integrasi ke belakang
Integrasi ke belakang (backward integration) adalah sebuah strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan. Beberapa kondisi di mana strategi ini sangat baik digunakan adalah; (1) ketika pemasok oraginasi saat ini menjadi sangat mahal, atau tidak dapat diandalkan, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan. (2) Ketika jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing banyak. (3) Ketika perusahaan bersaing di sebuah industri yang berkembang pesat; ini merupakan faktor karena strategi jenis integratif (ke depan, ke belakang dan horizontal) mengurangi kemampuan organisasi untuk melakukan diversiffikasi di industri yang tengah mengalami kemerosotan. (4) Ketika organisasi memiliki banyak modal maupun sumber daya manusia untuk mengelola bisnis pemasokan bahan mentahnya sendiri yang baru. (5) Ketika keuntungan dari harga yang stabil sangat penting; ini menjadi faktor karena organisasi dapat menstabilkan biaya bahan mentahnya dan biaya-biaya lain yang terkait dengan produknya melalui integrasi ke belakang. (6) Ketika pemasok saat ini memiliki margin laba yang tinggi, yang menunjukan bahwa bisnis pemasokan produk atau jasa di suatu industri layak untuk dikembangkan. (7) Ketika organisasi perlu mengakuisisi atau memperoleh sumber daya yang dibutuhkannya secara tepat.
c. Integrasi horizontal
Integrasi horizontal mengacu pada strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing perusahaan. Merger, akusisi dan ambil alih merupakan bagian dari strategi ini. Beberapa kondisi yang tepat untuk menjalankan strategi ini adalah; (1) Ketika organisasi dapat memperoleh karakteristik monopolistik di suatu wilayah atau kawasan tertentu tanpa bertentangan dengan aturan
pemerintah yang melarang “penguasaan substansial” untuk
menghambat persaingan. (2) Ketika perusahaan bersaing di sebuah industri yang sedang berkembang. (3) Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan kompetitif yang besar. (4) Ketika organisasi memiliki baik modal maupun sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola dengan organisasi yang berekspansi. (5) Ketika pesaing melemah karena kurangnya keterampilan manajerial atau kebutuhan akan sumberdaya tertentu yang dimiliki sebuah organisasi; perhatikan bahwa integrasi horizontal tidak akan tepat jika pesaing mempunyai kinerja buruk, sebab dalam kasus ini penjualan industri keseluruhan telah merosot.
2. Strategi Intensif
perusahaan dengan produk yang ada saat ini ingin membaik. Strategi ini dibagi menjadi:
a. Penetrasi Pasar
Penetrasi pasar (market penetration) adalah strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Kondisi di mana penetrasi pasar dapat digunakan sebagai strategi yang efektif adalah: (1) Ketika pasar saat ini belum jenuh dengan produk atau jasa tertentu. (2) Ketika tingkat pemakaian konsumen saat ini dapat dinaikkan secara signifikan. (3) Ketika pangsa pasar pesaing utama menurun sementara total penjualan industri meningkat. (4) Ketika kegiatan pemasaran mampu mempengaruhi perilaku pasar. (5) Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan keompetitif yang besar.
b. Pengembangan Pasar
Pengembangan pasar (market development) meliputi pengenalan produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis yang baru. Kondisi di mana pengembangan pasar dapat dijadikan strategi yang efektif adalah: (1) Ketika saluran distribusi baru yang tersedia dapat diandalkan, tidak mahal dan berkualitas baik. (2) Ketika organisasi sangat berhasil dalam bisnis yang dijalankannya. (3) Ketika pasar baru yang belum dikembangkan dan belum jenuh muncul. (4) Ketika organisasi mempunyai modal dan sumnberdaya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola perluasan operasi. (5) Ketika organisasi memiliki kapasitas produksi yang berlebih. (6) Ketika industri dasar organisasi dengan cepat berkembang menjadi global dalam cakupannya
c. Pengembangan Produk
Pengembangan produk (product development) adalah sebuah strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Kondisi di mana pengembangan pasar dapat dijadikan strategi yang efektif adalah: (1) Ketika organisasi memiliki produk-produk berhasil yang berada di tahap kematangan dari siklus hidup produk; gagasannya di sini adalah menarik konsumen yang terpuaskan untuk mencoba produk baru (yang lebih baik) sebagai hasil dari pengalaman positif mereka dengan produk atau jasa saat ini. (2) Ketika organisasi berkompetisi di industri yang ditandai oleh perkembangan teknologi yang cepat. (3) Ketika pesaing utama menawarkan produk berkualitas lebih baik dengan
harga “bagus”. (4) Ketika organisasi bersaing dalam industri dengan tingkat pertumbuhan tinggi. (5) Ketika organisasi memiliki kapabilitas penelitian dan pengembangan yang sangat kuat.
3. Strategi Diversifikasi
Strategi ini dilakukan untuk menambah produk baru, baik yang terkait ataupu tidak terkait. Strategi diversifikasi terbagi menjadi:
Diversifikasi terkait dapat diartikan sebagai tindakan menambah poduk baru namun masih berkaitan dengan produk yang sudah ada. Diversifikasi terkait diterapkan pada kondisi; (1) ketika organisasi berkompetensi di sebuah industri yang tidak mengalami pertumbuhan atau pertumbuhannya lambat. (2) Ketika menambahkan produk yang baru namun terkait akan secara signifikan mendongkrak penjualan saat ini. (3) Ketika produk yang baru namun terkait dapat ditawarkan dengan harga yang bersaing. (4) Ketika produk yang baru namun terkait memiliki tingkat penjualan musiman yang dapat mengimpangi puncak dan jurang penjualan yang ada saat ini di perusahaan. (5) Ketika produk organisasai yang ada saat ini sedang dalam tahap penurunan dari siklus hidup produk. (6) Ketika organisasi memiliki tim manajemen yang kuat.
b. Diversifikasi Tidak Terkait
Diversifikasi tidak terkait memberikan peluang portofolio usaha yang lebih luas karena tidak bergerak hanya pada satu jenis produk. Diversifikasi tidak terkait diterapkan pada kondisi; (1) Ketika pendapatan dari produk atau jasa yang saat ini dimiliki organisasi akan meningkat secara signifikan dengan penambahan produk baru yang tidak terkait. (2) Ketika organiasai bersaing di sebuah industri yang sangat kompetitif dan/atau tidak mengalami pertumbuhan sebagaimana diindikasikan oleh marjin laba dan pengembalian industri yang rendah. (3) Ketika saluran distribusi organisasi saat ini dapat digunakan untuk memasarkan produk-produk baru kepada konsumen yang ada. (4) Ketika produk baru memiliki pola penjualan kontrasiklis bila dibandingkan dengan produk organisasi saat ini. (5) Ketika industri dasar suatu organisasi mengalami penurunan dalam penjualan dalam penjualan dan laba tahunan. (6) Ketika organisasi memilki modal dan talenta manajerial yang dibutuhkan untuk bersaing dengan biak di industri baru. (7) Ketika organisasi memiliki peluang untuk mebeli bisnis tak terkait yang menarik secara investasi. (8) Ketika ada sinergi finansial antara perusahaan yang diakuisisi dan mengakuisisi. (9) Ketika pasar yang ada sudah jenuh dengan produk organisasi saat ini. (10) Ketika aksi antitrust dapat didakwakan terhadap organisasi yang secara historis telah berkonsentrasi pada satu jenis industri. 4. Strategi Defensif
a. Penciutan
organisasi gagal untuk memanfaatkan peluang eksternal, meminimalkan ancaman eksternal, mengambil keuntungan dari kekuatan internal dan mengatasi kelemahan internal dari waktu ke waktu (dapat dikatakan dalam kondisi ini manajer strategis telah gagal). (5) Ketika organisasi tumbuh membesar terlampau cepat sehingga reorganisasi internal besar-besaran dibutuhkan.
b. Divestasi
Strategi yang dilakukan dengan ccara menjual satu atau bagian dari suatu organisasi. Strategi ini digunakan untuk mendapatkan modal guna akusisi atau investasi strategis yang lebih jauh. Kondisi dimana strategi ini baik untuk dijalankan adalah: (1) Ketika sebuah organissasi menjalankan strategi penciutan dan gagal untuk mencapai perbaikan yang diperlukan. (2) Ketika suatu divisi membutuhkan lebih banyak sumber daya agar lebih kompetitif dari yang dapat disediakan oleh perusahaan. (3) Ketika suatu diisi bertanggung jawab terhadap kinerja keseluruhan organisasi yang buruk. (4) Ketika suatu divisi tidak mampu menyesuaikan diri dengan bagian organisasi yang lain; ini bisa merupakan akibat dari pasar, konsumen, manajer, karyawan, nilai-nilai atau kebutuhan yang secara radikal berbeda. (5) Ketika sejumlah besar dana dibutuhkan dalam waktu dekat dan tidak dapat diperoleh dengan cara lain. (6) Ketika tindakan antitrust pemerintah mengancam sebuah organisasi.
c. Likuidasi
Menjual seluruh aset kekayaan perusahaan. Merupakan deklarasi kekalahan dan konsekuensinya menjadi keputusan yang sangat emosional. Kondisi yang menjadikan strategi ini dijalankan adalah; (1) Ketika sebuah organisasi menjalankan strategi penciutan dan divestasi, namun tidak berhasil. (2) Ketika hanya tersisa alternatif untuk menyatakan bangkrut. Merupakan cara yang paling sistematis untuk mendapatkan sumber daya dari penjualan asset perusahaan. (3) Ketika pemegang saham perusahaan dapat meminimalkan kerugian perusahaan mereka hanya dengan menjual asset organisasi
Matriks IFE dan EFE
Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) merupakan langkah dalam melaksanakan audit manajemen strategis internal, serta sebagai alat untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area-area fungsional bisnis, juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan di antara area tersebut (David 2009).
Matriks EFE (External Internal Evaluation) merupakan sebuah alat perumusan strategi yang memungkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi dan kompetitif (David 2009).
Matriks IE
2008). Input dari matriks IE adalah output dari matriks IFE dan EFE. Output dari matriks IE adalah alternatif strategi berdasarkan posisi strategi perusahaan stelah dipetakan ke dalam matriks, di mana terdapat 3 area dengan alternatif strategi yang berbeda. Kuadran I, II dan IV akan menghasilkan alternatif strategi tumbuh dan berkembang kuadran III, V dan VII akan menghasilkan strategi pertahankan dan pelihara, terakhir kuadran VI, VIIi dan IX akan menghasilkan strategi panen dan divestasi (David 2009)
Matriks SWOT
Dalam David (2009) disebutkan, matriks SWOT ( Strengths-Weaknesses-Opportunites-Threats) merupakan matriks yang membantu para manajer dalam mengembangkan empat jenis strategi, yaitu strategi SO (kekuatan-peluang), strategi WO (kelemahan-peluang) strategi ST (kekuatan-ancaman) dan stratei WT (kelemahan-ancaman).
Strategi SO memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau kekuatan dari peluang eksternal. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan menangkap peluang eksternal yang ada. Strategi ST dilakukan untuk menghindari atau meminimalisir dampak dari ancaman eksternal dengan kekuatan yang dimiliki. Strategi WT merupakan strategi protektif atau defensif untuk melindungi kelemahan yang ada dari ancaman yang mungkin akan merugikan.
Matriks QSPM
Dengan didapatnya altenatif-alternatif strategi, langkah selanjutnya adalah menentukan strategi mana yang penjadi prioritas untuk diimplementasikan. Dalam David (2009) disebutkan, QSPM adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya. Langkah tersebut dilakukan dengan menggunakan alat analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).Dengan kata lain menentukan strategi yang paling baik, secara objektif dengan QSPM.
Kerangka Pemikiran Operasional
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis perumusan strategi bisnis yang tepat untuk Ilmi Fish Farm di Tajur, Kota Bogor. Ilmi Fish Farm telah memiliki pasar dan merasa perlu melakukan kajian terhadap kegiatan pemasaran
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ilmi Fish Farm, Tajur, Kota Bogor. Pemilihan tempat penelitian tersebut dilakukan dengan sengaja berdasarkan pertimbangan kemudahan mencari data. Penelitian dilakukan bulan Mei-Juli 2014.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari wawancara dan kuisioner dengan pemilik dan karyawan. Data sekunder didapat dari literatur buku dan internet, serta pihak-pihak yang memiliki kompetensi di bidang ikan hias.
Metode Pegumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara yaitu proses tanya jawab. Diskusi yaitu wawancara namun dengan proses bertukar pikiran dan penyamaan persepsi. Pengamatan yaitu melihat dengan langsung kegiatan di lokasi penelitian. Kuisioner yaitu dengan memberikan daftar sejumlah pertanyaan akan mendukung proses pencarian alternatif dan prioritas strategi.
Metode Pengambilan Responden
Metode pengambilan responden dilakukan dengan sengaja. Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah pemilik usaha dengan alasan hanya pemilik usaha yang memahami kegiatan usahanya dengan utuh.
Metode Analisis Data
Analisis Deskriptif Lingkungan Eksternal dan Internal
Menganalisis secara deskriptif lingkungan eksternal dan internal yang ada pada perusahaan. Langkah membantu mendapatkan faktor-faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan serta faktor-faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman.
Pembobotan Variabel Faktor Eksternal dan Internal
Tabel 4 Penilaian bobot faktor-faktor eksternal perusahaan
Faktor Eksternal A B C D Total Bobot
A B C D
Total
Sumber : Kinnear dan Taylor (1991) dalam Saputro (2006)
Tabel 5 Penilaian bobot faktor-faktor eksternal perusahaan
Faktor Eksternal A B C D Total Bobot
A B C D
Total
Sumber : Kinnear dan Taylor (1991) dalam Saputro (2006)
1 = Jika indikator horizontal kurang penting terhadap indikator vertikal 2 = jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = jika indikator horizontal lebih penting dibanding indikator vertikal
Rumus yang digunakan adalah :
Keterangan:
= bobot faktor-faktor eksternal ke-i Xi = nilai faktor-faktor eksternal ke-i i = 1, 2, 3, .... 10
n = jumlah variabel
Matriks IFE dan EFE
Setelah didapat nilai bobot untuk faktor-faktor eksternal dan internal, dilakukan pemberian rating pada setiap faktor. Untuk faktor eksternal diberikan
Tabel 6 Matriks EFE
Faktor-faktor eksternal utama Bobot Rating Skor Bobot Peluang
A B C D
Ancaman A
B C D
Total Sumber : David (2009)
Tabel 7 Matriks IFE
Faktor-faktor internal utama Bobot Rating Skor Bobot Kekuatan
A B C D
Kelemahan A
B C D
Total Sumber : David (2009)
Matriks IE
I II III
IV V VI
VII VIII IX
Gambar 2 Matriks IE
Matriks SWOT
Setelah faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang didapat dari penilaian internal dan eksternal didapat, faktor-faktor tersebut dikelompokan ke dalam matriks SWOT Untuk mendapatkan alternatif strategi yang lebih mempertimbangkan setiap faktor yang telah didapat.
Langkah yang dilakukan dalam menyusun matriks SWOT adalah:
1. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel strategi SO
2. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel strategi WO
3. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel strategi ST
4. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel strategi WT
0.3 0.2 0.1
0.3
0.2
0.1
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Sk
o
r
b
o
b
o
t
to
tal
E
FE
Kekuatan (Strength)
QSPM digunakan untuk menetukan prioritas strategi dari alternatif-alternatif strategi yang telah didapatkan sebelumnya. David (2009) menyebutkan QSPM adalah alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif
secara obyektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal
yang diidentifikasi sebelumnya.
Langkah-langkah menyusun QSPM adalah:
1. Buatlah daftar berbagai peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan
kelemahan internal utama di kolom kiri QSPM.
2. Berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal utama tersebut sesuai
dengan bobot paa matriks IFE dan EFE.
3. Masukkan strategi-strategi alternatif yang sudah ditemukan dan
dipertimbangkan untuk diterapkan dalam organisasi
4. Tentukanlah skor daya tarik (AS – Attractiveness Score) dari masing-masing
strategi untuk setiap faktor. Skor daya tarik adalah nilai numerik yang mengindikasikan daya tarik relatif dari setiap strategi di rangkaian alternatif tertentu. Secara khusus, skor daya tarik harus diberikan pada setiap strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif suatu strategi atas strategi yang lain,
dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Kisaran skor dari 1 sampai „jumlah
strategi yang dievaluasi‟ dan pemberian skor yang sama dalam satu baris harus
dihindari.
5. Hitunglah skor daya tarik total. Skor daya tarik total didefinisikan sebagai hasil
kali antara bobot dengan skor daya tarik di setiap baris.
6. Hitunglah jumlah keseluruhan daya tarik total. Jumlah keseluruhan daya tarik
Tabel 8 QSPM
Faktor-faktor kunci Bobot
Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2
AS TAS AS TAS
Peluang A B C D
Ancaman A B
C D Kekuatan
A
B C D Kelebihan
A B C D
Jumlah total daya tarik
Keterangan AS = Nilai daya tarik
TAS = Total nilai daya tarik
Sumber : David (2009)
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah dan Perkembangan
yang kala itu terbilang jenis baru dengan harga Rp. 10.000,-/ekor ukuran satu inch. Setelah itu Ilmi Fish Farm menambah luas lahan usaha dengan membeli tanah seluas 72 m2, menambah aset yaitu sejumlah 50 akuarium dan 10 bak semen, dan mulai menambah komoditas ikan hias yang dibudidaya seperti Platidoras,
Sinodontis dan Stenofoma. Setelah agak lama berjalan Ilmi Fish Farm
mengalihkan komoditas andalan pada udang redbee, dengan negara pasar tujuan Jepang. Pada saat tersebut, indukan-indukan ikan hias dijual dan hanya tersisa indukan dan anakan udang.
Pada tahun 2008 Jepang yang menjadi negara tujuan ekspor Ilmi Fish Farm
dilanda bencana tsunami dan karena alasan tertentu Jepang berhenti beberapa waktu untuk mengimpor udang hias redbee yang mnjadi komoditas andalan Ilmi
Fish Farm. Kondisi stok udang hias Ilmi Fish Farm saat itu menumpuk, sementara stok ikan hias kosong sama sekali, Ilmi Fish Farm berada pada kondisi usaha yang sulit. Untuk membalikkan keaadaan keadaan, Pemilik mencari selah usaha dengan mencari order penjualan ikan hias apapun yang dapat diusahakan ada dengan cara membeli.
Lambat laun Ilmi Fish Farm dapat kembali merintis kegiatan usahanya. Kini dengan aset 130 akuarium ukuran standar (100cm x 50cm x 40cm), 44 akuarium ukuran kecil (25cm x 50cm 25cm), dan 20 bak semen (ukuran 1m x 1m) kegiatan usaha Ilmi Fish Farm sudah stabil dan sepenuhya menjadi pedagang ikan hias dengan target pasar eksportir dan pedagang ikan hias retail. Kini omset usaha Ilmi
Fish Farm berkisar antara 30 hingga 60 juta rupiah dengan modal berkisar antara 23 – 53 juta rupiah per bulan
Pemilik Ilmi Fish Farm juga tergabung pada kelompok tani ikan hias yang bernama Minakarya Bersama dengan kedudukan sebagai ketua kelompok dimana kelompok tersebut terdiri dari 9 anggota pembudidaya ikan hias (ketika kelompok tersebut berdiri, kegiatan usaha Ilmi Fish Farm masih sebagai pembudidaya).
Letak dan Lokasi
Lokasi penelitian dilakukan di Ilmi Fish Farm yang beralamat di Wangun Cibalok RT04/RW06, Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur, Jawa Barat.
Visi, Misi dan Tujuan
Visi Ilmi Fish Farm adalah, memandang kegiatan usaha ikan hias kegiatan
usaha yang dapat dilakukan dengan langkah mudah, sederhana yang tidak
mempersulit baik diri sendiri ataupun pihak lain yang berkepentingan. Misi Ilmi Fish
Farm adalah, memanfaatkan dan menggunakan celah ekonomi, sumberdaya dan link
yang ada guna berjalannya kegiatan ekonomi, serta memperkuat kerjasama dengan menciptakan kenyamanan kerjasama, memberikan timbal balik dan kontribusi
terhadap pihak-pihak yang terkait. Tujuan dari Ilmi Fish Farm adalah mencapai
Struktur Organisasi
Struktur organisasi di Ilmi Fish Farm sangat sederhana yaitu. hanya pemilik,
bagian pembukuan dan karyawan. Pemilik merangkap banyak tugas fungsi organisasi seperti, pemasaran, dokumentasi dan penjualan.
Sumber Daya Perusahaan
Sumber daya merupakan hal yang menjadikan suatu organisasi bisnis mampu melakukan kegiatan untuk mencari profit. Beberapa sumber daya tersebut adalah sumber daya manusia, sumberdaya fisik (aset) dan sumber daya modal.
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting karena hanya dengan sumber daya manusialah sumber daya yang lain dapat dimanfaatkan. Menurut Madura (2007), sumber daya manusia adalah manusia yang mampu melakukan kegiatan bisnis. Dengan sumber daya manusia yang baik, kemungkinan penggunaan sumber daya tidak optimal semakin kecil.
Ilmi Fish Farm memiliki sumber daya manusia yang kecil dari segi kuantitas.
Sumber daya tersebut dapat dilihat pada tabel 9 di berikut
Tabel 9 Sumber daya manusia Ilmi Fish Farm
No Nama Jabatan (tugas)
1
2
Muykeu Febriana
Hafni Aghnia
Pemilik Pemasaran Operasional
Pembukuan keuangan
3 Ihsan Karyawan
Sumber : Ilmi Fish Farm (2014)
Sumber Daya Fisik
Sumber daya fisik merupakan aset yang akan digunakan oleh organisasi secara umum dan digunakan oleh sumber daya manusia secara khusus dalam kegiatan bisnis.
Ilmi Fish Farm memiliki luas lahan usaha sebesar 110 m2 ynag terbagi atas dua
ruangan ruangan yang pertama seluas 70 m2 dan ruangan kedua seluas 40 m2. Sumber
Tabel 10 Aset (peralatan) Ilmi Fish Farm sehingga sumber daya manusia sanggup menggunakan sumber daya fisik sehingga
tujuan untuk menjalankan bisnis dapat tercapai. Sumber daya modal Ilmi Fish Farm
berasal dari dana pribadi pemilik perusahaan dan dana pinjaman dari bank.
Kegiatan Operasional Perusahaan
Ilmi Fish Farm melakukan kegiatan bisnis dengan cara membeli ikan hias dan
menjual kembali. Pada kegiatannya, yang menjadi pemasok terhadap Ilmi Fish Farm
adalah petani/pembudidaya dan sesama penjual/pengumpul/supplier ikan hias.
Beberapa jenis ikan hias yang biasa dijual ditampilkan pada tabel berikut (tipe ukuran yang digunakan tidak selalu sama).
Tabel 11 Daftar harga jual beberapa jenis ikan hias di Ilmi Fish Farm
Nama Ikan Hias Ukuran Harga Jual
Rainbow Balloon 2 inch Rp 3.500
Baby Dolphin 2 inch Rp 4.000
Platydoras 1 inch Rp 1.000
Agamyxis 1,5 inch Rp 2.250
Red Lizard 2 inch Rp 12.000
Guppy 1,5 inch Rp 700
Cardinal Tetra M-L (Medium-Large) Rp 1.300
Corydoras Panda 1 Inch Rp 900
Discuss Torquise 2 Inch Rp 10.000
Discuss Blue Diamond 2 Inch Rp 17.250
Pedagang/pengumpul ikan hias dan petani/pembudidaya memiliki kelebihan dan kekurangn masing. Petani menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan dengan pengumpul, namun varian stok ikan hias yang dimiliki kecil dan sebagian besar homogen. Pengumpul di pihak lain memiliki varian ikan hias yang beragam
dibanding petani namun menawarkan harga yang lebih tinggi. Ilmi Fish Farm
seringkali memprioritaskan sesama pedagang/pengumpul sebagai pemasok ikan hias dengan alasan keberagaman stok ikan hias yang dimiliki.
Beberapa jenis ikan melalui proses penambahan nilai setelah dibeli oleh Ilmi
Fish Farm untuk dijadikan stok ikan hias, sehingga dapat dikatakan Ilmi Fish Farm
melakukan proses pendederan. Ikan hias lainnya dijual langsung tanpa melalui proses
penambahan nilai atau menjadi stok di Ilmi Fish Farm. Proses pemilihan pembelian
jenis ikan hias yang akan menjadi stok di Ilmi Fish Farm dilakukan berdasarkan
pertimbangan jenis ikan tersebut jarang ada di pasaran, memberikan keuntungan pantas ketika dijual dan/atau telah ada permintaan yang konstan dari pelanggan. Jenis
ikan hias yang biasa dibeli dan menjadi stok di Ilmi Fish Farm diantaranya Rainbow
Balloon, Baby Dolphin, Leporinus, Agamyxis dan Guppy. Pembelian dilakukan dengan cara tunai dan kredit. Ikan hias yang dijadikan stok dilakukan dengan cara tuna ikan hias yang dibeli untuk langsung dijual sebagian besar dilakukan dengan pembelian kredit.
Fungsi Pemasaran Perusahaan
9 fungsi pemasaran yang ada dijalankan seutuhnya pada kegiatan usaha Ilmi
Fish Farm. Penjelasan untuk setiap fungsi pemasaran yang diterapkan adalah sebagai berikut:
1. Informasi
Informasi yang dicari oleh Ilmi Fish Farm adalah, informasi mengenai jenis ikan apa yang sedang banyak beredar, dan jenis ikan apa yang dimiliki oleh pemasok (pembudidaya/petani dan pedagang), harga ikan hias (yang biasa didapat oleh pembeli, harga di pemasok
2. Promosi
Promosi yang dilakukan secara langsung oleh Ilmi Fish Farm biasanya ketika ada pameran dan lomba ikan hias. Promosi lainnya dilakukan secara pasif, yaitu mengandalkan promosi yang dilakukan mulut ke mulut, atau rekomendasi oleh para pembelinya.
3. Negosiasi
Ilmi Fish Farm melakukan fungsi negosiasi dengan cara; (1) pemilik menawarkan harga secara langsung pada pembeli, (2) Pemilik bertanya kepada pembeli tentang berapa harga yang biasa diterima oleh pembeli lalu menawarkan harga kepada pembeli dan (3) menerima harga yang ditawarkan pembeli baik secara langsung ataupun menawar kembali. Proses negosiasi biasanya berjalan dengan singkat (tidak berjalan alot).
4. Pemesanan
5. Pembiayaan
Pendapatan dari usaha ikan hias diputarkan lagi untuk kegiatan usaha, yaitu pembelian ke pemasok dan penjualan kepada pelanggan, walaupun demikian persentase pendapatan yang akan dialokasikan lagi pada kegiatan usaha tidak selalu sama. Hal tersebut selain bergantung pada keperluan kegiatan usaha, namun juga pada sejumlah dana dari pendapatan yang akan digunakan untuk keperluan pribadi pemiilik perusahaan.
6. Pengambilan Resiko
Ilmi Fish Farm melakukan fungsi pengambilan resiko khususnya ketika melakukan pembelian ikan hias untuk tujuan stok atau pendederan. Pada kegiatan menyimpan ikan hias, Ilmi Fish Farm menanggung resiko penanganan. Resiko yang dihadapi tidak jauh berbeda dengan resiko-resiko yang biasa dihadapi oleh pembudidaya seperti resiko fluktuasi cuaca, kesehatan ikan, kematian ikan dan lain-lain. Pengambilan resiko juga dilakukan ketika melakukan pembelian utnuk langsung dijual lengsung kembali. Alasannya adalah, ketika Ilmi membeli ke pemasok dan ada masalah saat menjual seperti, kantong plastik bocor, perubahan cuaca yang ekstrim begitu pembelian ikan hias dilakukan sementara ikan tersebut belum sempat dijual, dan resiko saat pengiriman ikan hias, contohnya ketika ada ikan yang mati saat transportasi.
7. Pertukaran/perubahan fisik
Pada fungsi perubahan fisik terdapat proses pertambahan nilai yang akan menigkatkan harga jual. Fungsi ini ada pada Ilmi Fish Farm di kegiatan pendederan ikan hias. Pada kegiatan pendederan ukuran ikan hias akan bertambah sehingga meningkatkan harga jual. Selain pertambahan ukuran, penambahan nilai ikan hias juga ada pada kesehatan ikan hias yang membaik dan tampilan ikan hias seperti warna.
8. Pembayaran
Ilmi Fish Fam menerima pembayaran dengan cara transfer melalui rekening dari pada pembelinya. Pembayaran kepada para pemsaoknya, Ilmi Fish Farm tidak selalu melakukan pembayaran melaui transfer.
9. Hak Milik
Terlepas dari cara pembayaran tunai, hak kepemilikkan setiap ikan yang dijual berada pada Ilmi Fish Farm. Hal tersebut dikarenakan Ilmi Fish Farm
tidaj melakukan penjualan dengan cara konsinyasi (penjualan dengan cara penitipan, di mana hak milik masih berada pada pihak yang menitipkan).
ANALISIS LINGKUNGAN
Lingkungan Internal
Lingkungan yang akan dibahas adalah lingkungan yang mempengaruhi kegiatan
usaha Ilmi Fish Farm, dimana lingkungan tersebut dapat dikendalikan oleh Ilmi Fish
Farm sendiri. Lingkungan Internal didapat dari hasil wawancara melalui kuisioner
yang telah disiapkan utnuk kepentingan penelitian. Lingkungan Internal Ilmi Fish