• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi binsis usaha ikan hias air tawar di ilmi fish farm, tajur, kota bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi binsis usaha ikan hias air tawar di ilmi fish farm, tajur, kota bogor"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI BISNIS USAHA

IKAN HIAS AIR TAWAR DI ILMI

FISH FARM

TAJUR, KOTA BOGOR

MUKTI KAMARULLAH

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Strategi Bisnis Usaha Ikan Hias Air Tawar Di Ilmi Fish Farm, Tajur, Kota Bogor” adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Mukti Kamarullah

(4)
(5)

ABSTRAK

MUKTI KAMARULLAH. Strategi Binsis Usaha Ikan Hias Air Tawar di Ilmi Fish Farm, Tajur, Kota Bogor. Dibimbing oleh SUHARNO.

Ilmi Fish Farm adalah salah satu organisasi bisnis ikan hias di Kota Bogor. Kegiatan usaha yang dilakukan adalah menjual dan mendeder ikan hias. Penelitian ini ditujukan untuk mencari strategi bisnis yang dapat dijalankan oleh Ilmi Fish Farm. Dari analisis matriks IE, Ilmi Fish Farm berada pada kuadran V yaitu menjaga dan mempertahankandengan strategi penetrasi psar dan pengembangan produk. Dari hasil analisis SWOT terdapat 4 alternatif strategi; (1) Menambah komoditas ikan hias, (2) menambah kuantitas aset untuk penampungan (3) menggunakan metode intensifikasi untuk menambah kepadatan jumlah ikan hias dan (4) menambah pemasok cacing sutera. Prioritas strategi yang didapat dari QSPM adalah metode intensifikasi untuk menambah kepadatan ikan hias dengan nilai STAS sebesar 3,56.

Kata kunci: alternatif strategi, Ilmi Fish Farm, Matiks IE, Matriks SWOT, prioritas strategi, QSPM,

ABSTRACT

MUKTI KAMARULLAH. Business Strategies of Freshwater Ornamental Fish Business in Ilmi Fish Farm, at Tajur, Bogor City. Supervised by Suharno.

Ilmi Fish Farm is one of the ornamental fish business organizations in Bogor city. The operations are selling and rearing of ornamental fish. From IE matrix analysis, the position of Ilmi Fish Farm is in quadrant V which is to hold and maintain with market penetration and product development. From the results of the SWOT analysis, there are 4 alternative strategies; (1) Adding more ornamental fish commodities, (2) increase the quantity of assets to be used as a shelter (3) using the method of intensification to increase the density ratio of ornamental fish and (4) adding supplier of silk worms. Priority strategy that receiveded from QSPM is intensification method to increase the density ratio of ornamental fish with STAS value of 3.56.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

STRATEGI BISNIS USAHA

IKAN HIAS AIR TAWAR DI ILMI FISH FARM

TAJUR, KOTA BOGOR

Mukti Kamarullah

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)
(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subahanu wa ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya atas segala yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelsaikan karya ilmiah ini. Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret hingga Juli 2014 judul Strategi Bisnis Usaha Ikan Hias Air Tawar di Ilmi Fish Farm, Tajur, Kota Bogor.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis memberikan rasa hormat dan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Suharno, M.Adev yang telah membimbing, mengoreksi dan memberikan saran hingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Kepada Ibu Ir. Narni Farmayanti M.Sc selaku dosen evaluator yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis, Bapak Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si selaku dosen komdik sidang dan Dr. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen penguji utama sidang yang telah memberi banyak panduan untuk hasil akhir skripsi yang baik. Penulis mengucapkan terimakasih sebagai bentuk penghargaan terhadap kedua orang tua, adik dan rekan-rekan yang

telah memberikan baik bantuan secara langsung ataupun motivasi dan do’a.

Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada pihak manapun yang membaca

Bogor, Juli 2014

(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 4

KERANGKA PEMIKIRAN 7

Kerangka Pemikiran Teoritis 7

Ikan Hias 7

Fungsi Pemasaran 8

Strategi 8

Visi, Misi dan Sasaran 9

Penilaian Internal 9

Penilaian Eksternal 10

Alternatif Pilihan Strategi 12

Matriks IFE dan EFE 16

Matriks IE 16

Matriks SWOT 17

Matriks QSPM 17

Kerangka Pemikiran Operasional 17

METODE PENELITIAN 19

Lokasi dan Waktu Penelitian 19

Jenis dan Sumber Data 19

Metode Pegumpulan data 19

Metode Pengambilan Responden 19

Metode Analisis Data 19

Analisis Deskriptif Lingkungan Eksternal dan Internal 19 Pembobotan Variabel Faktor Eksternal dan Internal 19

Matriks IFE dan EFE 20

Matriks IE 21

Matriks SWOT 22

(13)

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 24

Sejarah dan Perkembangan 24

Letak dan Lokasi 25

Visi, Misi dan Tujuan 25

Struktur Organisasi 26

Sumber Daya Perusahaan 26

Sumber Daya Manusia 26

Sumber Daya Fisik 26

Sumber Daya Modal 27

Kegiatan Operasional Perusahaan 27

Fungsi Pemasaran Perusahaan 28

ANALISIS LINGKUNGAN 29

Lingkungan Internal 29

Manajemen 30

Pemasaran 30

Operasional 31

Keuangan 32

Sumber Daya Manusia 32

Penelitian dan Pengembangan 33

Informasi 33

Lingkungan Eksternal 33

Ekonomi 33

Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan 34

Politik, Pemerintah dan Hukum 34

Teknologi 35

Pemasok 35

Pembeli 35

Pesaing 36

Faktor-Faktor Kekuatan dan Kelemahan 37

Kekuatan 37

Kelemahan 38

Faktor-Faktor Peluang dan Ancaman 40

Peluang 40

Ancaman 41

FORMULASI STRATEGI 42

Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) 42

Matriks EFE (External Factor Evaluation) 43

Matriks IE (Internal-External) 44

Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) 45

(14)

Strategi W-O (Weakness-Opportunity) 47

Strategi S-T (Strength-Threat) 47

Strategi W-T (Strength-Threat) 47

QSPM (Quantitative Strategic Planing Matrix) 48

KESMPULAN DAN SARAN 48

Kesimpulan 48

Saran 49

DAFRTAR PUSTAKA 49

LAMPIRAN 51

RIWAYAT HIDUP 62

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Negara tujuan ekspor ikan hias Indonesia tahun 2011-2012 1 Tabel 2 Nilai ekspor ikan hias air tawar periode tahun 2008-2012 2

Tabel 3 Penelitian terdahulu 6

Tabel 4 Penilaian bobot faktor-faktor eksternal perusahaan 20 Tabel 5 Penilaian bobot faktor-faktor eksternal perusahaan 20

Tabel 6 Matriks EFE 21

Tabel 7 Matriks IFE 21

Tabel 8 QSPM 24

Tabel 9 Sumber daya manusia Ilmi Fish Farm 26

Tabel 10 Aset (peralatan) Ilmi Fish Farm 27

Tabel 11 Daftar harga jual beberapa jenis ikan hias di Ilmi Fish Farm 27 Tabel 12 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) 43 Tabel 13 Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) 44 Tabel 14 Urutan alternatif strategi Ilmi Fish Farm 48

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Operasional 18

Gambar 2 Matriks IE 22

Gambar 3 Matriks SWOT 23

Gambar 4 Matriks IE Ilmi Fish Farm 45

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner penentuan faktor internal dan eksternal 51 Lampiran 2 Kuisioner Penentuan Prioritas Strategi 55

Lampiran 3 Pembobotan Faktor-Faktor Internal 56

Lampiran 4 Pembobotan Faktor-Faktor Eksternal 57

Lampiran 5 Penilaian Skor Bobot Faktor Internal 58

Lampiran 6 Penilaian Skor bobot Eksternal 59

(16)
(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki kekayaan hayati yang besar dan memiliki banyak sektor yang dapat diandalkan untuk meningkatkan GNP maupun GDP. Pada salah satu sub sektor dari sektor perikanan,yaitu pada ikan hias. Kekayaan hayati Indonesia dapat dikatakan sangat mendukung kegiatan usaha ikan hias yang dapat dilihat dari jumlah jenis ikan hias yang dimiliki Indonesia, hampir setengah dari ikan hias yang diperdagangkan di manca negara berasal dari Indonesia, tepatnya sekitar 400 dari 1.100 jenis ikan hias air tawar1. Sebagai perbandingan, Srilanka hanya memiliki165 jenis,Ethiopia 112 jenis, Filipina memiliki 109 jenis, Kenya 69 jenis, Hawaii memiliki 60 jenis dan Puerto Rico memiliki 49 jenis2. Selain kekayaan hayati, iklim tropis yang dimiliki Indonesia memungkinkan pelaku usaha ikan hias dapat tetap melakukan kegiatan usahanya sepanjang tahun. Menurut Kementrian Kelautan dan Perikanan, untuk realisasi nilai perdagangan ikan hias non konsumsi keseluruhan, sejak tahun 2011 sudah melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp. 565 miliar dari target sebesar Rp 350 miliar3. Dari segi kuantitas, pada tahun 2012, nilai realisasi jumlah ikan hias yang diekspor Indonesia juga melebihi target, yaitu 978 juta ekor dari target yang ditetapkan sebesar 850 juta ekor4.

Tabel 1 Negara tujuan ekspor ikan hias Indonesia tahun 2011-2012

Negara Nilai Ekspor (US $ Juta) Perubahan

(%)

2011 2012

Hongkong 2,92 3,73 25,88

USA 2,00 2,68 34,05

Japan 2,30 2,63 14,64

Singapore 2,31 2,40 3,68

Malaysia 1,52 0,79 -48,08

UK 0,87 0,79 -9,09

China 1,02 0,71 -30,36

Other Asia 0,66 0,71 7,22

Germany 0,54 0,64 17,97

Australia 0,37 0,62 68,77

Other 5,35 5,32 -0,54

Total 19,90 21,02 5,63

Sumber: Kementrian Kelautan dan Perikanan (2013)

1 http://www.kkp.go.id/ikanhias/index.php/news/c/47/Mendongkrak-Devisa-Negara-Melalui-Ekspor-Ikan-Hias/?category_id=3

2 http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=509

3 http://www.kkp.go.id/ppn/index.php/arsip/c/251/Ikan-Hias-Sebagai-Komoditas-Unggulan-Baru/?category_id=1

(18)

Indonesia memiliki peningkatan nilai ekspor ikan hias per tahun 2011 hingga 2012 sebesar 5,63 persen. Dari tabel tersebut diketahui Indonesia masih memiliki lebih banyak negara tujuan ekspor ikan hias dengan nilai ekspor yang meningkat dibandingkan dengan negara tujuan ekspor ikan hias dengan nilai ekspor yang menurun.

Tabel 2 Nilai ekspor ikan hias air tawar periode tahun 2008-2012

Tahun Nilai (US$)

Lebih jauh lagi, dari tabel dua dapat dilihat trend yang meningkat walaupun pada tahun 2010 hingga tahun 2011 terdapat penurunan nilai. Kegiatan ekspor Indonesia yang terus meningkat memberikan dampak riak (ripple effect). Dampak riak tersebut akan berpengaruh tidak hanya kepada pelaku kegiatan ekspor ikan hias, tapi hingga ke pembudidaya dan supplier ikan hias. Hal tersbut dikarenakan sebagian dari yang diproduksi oleh para pembudidaya juga akan disalurkan oleh

supplier-supplier hingga ke para pengusaha eksportir yang berujung pada peningkatan pemasukkan devisa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Bogor merupakan salah satu kota yang sudah dikenal sebagai kota yang memiliki keunggulan dalam perikanan, baik untuk komoditas perikanan konsumsi dan non konsumsi. Air merupakan inti dari usaha perikanan apapun, dan Kota Bogor memiliki ketersediaan air yang melimpah. Kondisi alam yang mendukung dan keberadaan lembaga-lembaga penunjang menjadi pendorong usaha ikan hias air tawar. Lembaga penunjang yang banyak berperan di sub sektor ikan hias diantaranya adalah Cibinong Raiser sebagai lembaga yang disediakan KKP untuk memfasilitasi pemberdayaan bagi pelaku usaha ikan hias, serta Institut Pertanian Bogor sebagai lembaga institusi pertanian, yang mencakup perikanan di dalamnya, sebagai salah satu institusi yang telah memiliki kredibilitas di dunia pertanian sebagai tempat penelitian, sosialisator dan aplikator di lapangan.

Salah organisasi bisnis ikan hias di Kota Bogor adalah Ilmi Fish Farm. Pada awalnya, Ilmi Fish Farm bergerak pada kegiatan produksi (pembenihan). Kegiatan usaha dilakukan pada kondisi pasar yang belum tetap namun lambat laun berkembang. Aset-aset pun ditambah dan lokasi usaha diperluas. Selain itu, Ilmi

Fish Farm mulai membudidayakan udang yang menjadi andalan hingga kegiatan usaha semakin berkembang. Namun sesuai keadaan pasar yang berubah, Ilmi Fish Farm mengubah kegiatan usaha dari pembudidaya menjadi pedagang ikan hias air tawar. Ilmi Fish Farm juga melakukan kegiatan pendederan atau melakukan penyetokan ikan hias. Beberapa jenis ikan hias yang dijual diantaranya adalah

Cardinal, Tetra, Corydoras, Rainbow, Botia dan lain-lain. Saat ini Ilmi Fish Farm

(19)

pemasukkan kepada Ilmi Fish Farm yaitu sekitar 70-80% dari pemasukan perbulannya, dengan omset total per bulan sekitar 30-60 juta rupiah.

Perumusan Masalah

Paparan sebelumnya memperlihatkan bahwa perkembangan perikanan khususnya ikan hias air tawar terus meningkat, bahkan nilai perdagangan ikan non-konsumsi selalu melebihi target dari tahun 2011 hingga kini. terdapat indikasi produksi dari sektor budidaya ikan hias yang meningkat seiring meningkatnya nilai perdagangan ekspor. Kegiatan ekspor ikan hias Indonesia tidak hanya mempengaruhi kegiatan usaha eksportir ikan hias saja, namun juga saluran pemasaran di bawahnya termasuk Ilmi Fish Farm, sehingga strategi bisnis jangka panjang layak dicari untuk Ilmi Fish Farm agar dengan permasalahan yang ada, Ilmi Fish Farm dapat tetap melakukan kegiatan bisnisnya. Sesuai apa yang diuarakan David (2009), strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang.

Persaingan tidak hanya mengacu pada ada atau tidaknya pesaing yang pada saat bersamaan sedang menargetkan, mencoba atau telah merebut pasar, tapi juga kepada segala hal yang menimbulkan potensi direbutnya suatu pasar. Kotler dan Keller (2009) menyebutkan bahwa persaingan mencakup semua penawaran dan produk substitusi yang ditawarkan oleh pesaing, baik yang aktual maupun potensial. Jika mengacu pada pernyataan tersebut tidak ada alasan untuk mengatakan tidak ada persaingan dalam suatu usaha, terlepas dari persaingan tersebut dapat dikendalikan atau tidak. Ilmi Fish Farm menjual kepada eksportir (Bogor), setelah eksportir tersebut memberikan daftar nama-nama ikan hias diminta. Setelah itu pihak Ilmi Fish Farm menceklis nama-nama ikan hias yang sanggup untuk dikirim dan dijual. Sisa jenis-jenis ikan hias dari daftar tersebut yang tidak diceklis oleh Ilmi Fish Farm, akan diberikan kepada supplier atau pembudidaya ikan hias lain. Setiap pihak yang memasarkan ikan hias kepada eksportir tersebut men-supply jenis ikan hias yang berbeda pada sistem penjualan tersebut. Walau demikian potensi persaingan tetap ada karena Ilmi Fish Farm

tidak mengetahui apakah jenis ikan hias yang biasa dijual ke eksportir tersebut dimiliki atau tidak oleh supplier lain yang menjual ikan hiasnya ke eksportir tersebut. Sama halnya dengan pelanggan yang Ilmi Fish Farm yang juga sesama pedagang, masing-masing pelanggan tersebut juga memiliki pemasok-pemasok lainnya yang tidak bisa dipastikan berpa jumlah dan lokasinya, sehingga dengan hal tersebut dapat dikatakan adanya persaingan yang dihadapi Ilmi Fish Farm.

Masalah lainnya ada di Ilmi Fish Farm adalah terkait manajemen dan teknis. Permasalahan mengenai manajemen adalah tidak terdapatnya SOP yang jelas mengenai kegiatan operasional atau dalam kalimat lain hanya dilakukan dengan improvisasi. Permasalahan yang terkait dengan manajemen tersebut jika tidak ditangani maka akan memberikan dampak pada kegiatan operasional (teknis).

(20)

strategi yang mungkin diterapkan pada Ilmi Fish Farm serta prioritas strategi dari alternatif-alternatif tersebut. Poin-poin tersebut adalah:

1. Apa saja faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kegiatan bisnis pada Ilmi Fish Farm?

2. Apa saja alternatif strategi yang dapat diterapkan pada kegiatan bisnis Ilmi

Fish Farm?

3. Bagaimana urutan prioritas dari alternatif strategi?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan di dalam penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kegiatan usaha di Ilmi Fish Farm

2. Menciptakan alternatif strategi yang dapat diterapkan pada kegiatan usaha di Ilmi Fish Farm

3. Menentukan prioritas strategi usaha untuk Ilmi Fish Farm Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai proses pembelajaran terhadap penulis terutama dalam kemampuan menulis dan menganalisis permasalahan.

2. Sebagai masukan kepada Ilmi Fish Farm dalam mengembangkan usahanya 3. Kepada siapa pun yang membaca dan memiliki kepentingan terhadap

penelitian ini.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan di lokasi kegiatan usaha Ilmi Fish Farm, hanya mencakup kajian analisis strategi bisnis berdasarkan pertimbangan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Penerapan strategi yang didapat merupakan hak penuh pemilik kegiatan usaha, bukan peneliti.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian terdahulu dijadikan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya sebagai pembanding. Pengkajian terhadap peneltitian terdahulu dapat membuka atau memberikan pemahaman tentang gambaran bagaimana penelitian akan dilakukan baik dari segi alat analisis, konsep, lingkup ataupun komoditas.

(21)

dapat memberikan alternatif strategi yang bersifat teknis, sistematis atau spesifik. Penelitian Susanto (2012) dengan judul Kajian Strategi Pemasaran Ikan Hias di Pasar Luar Negeri, penelitian Azizah (2011) dengan judul Strategi Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Kelompok Pembudidaya Ikan Curug Jaya Kota Depok Provinsi Jawa Barat, penelitian Kusniati (2007) dengan judul Strategi Bisnis Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Nusa Hias

dan penelitian Salahuddin (1996) dengan judul Analisis Strategi Pemasaran Ekspor Ikan Hias di CV. Cahaya Baru Jakarta Selatan menggunakan analisis SWOT. Susanto (2012) dan Kusniati (2007) menggunakan alat analisis matriks IFE, matriks EFE, Matriks IE dan Matriks QSPM. Pada penelitian Susanto (2012) alat analisis yang digunakan lebih banyak yaitu menggunakan juga matriks ansoff

dan BCG sebagai alat pencarian alternatif strategi. Pada Kusniati (2007), alat analisis lebih banyak dengan tambahan Matriks SPACE dan GS sebagai alat pencarian alternatif strategi.

Hasil Penelitian Susanto (2012), dari analisis QSPM, diperoleh prioritas strategi dalam pemasaran ikan hias Indonesia di pasar luar negeri adalah peningkatan produksi nasional dengan mutu dapat bersaing di pasar global melalui pengembangan kawasan dan market driven, penguatan dan perluasan pasar tujuan dan penguatan branding dan promosi dan dari perhitungan analisis BCG, diperoleh gambaran bahwa Indonesia berada pada posisi Question Mark, sehingga strategi yang dijalankan oleh Indonesia adalah strategi intensif, melalui penetrasi pasar dan pengembangan pasar, atau pengembangan produk, serta memperhatikan kombinasi antara mutu dengan harga agar bersaing. Penelitian Azizah (2011) hanya menggunakan QSPM untuk mencari prioritas strategi, dan hasil urutan prioritas strategi tersebut adalah mempertahankan kesinambungan dan kuantitas serta mempertahankan kualitas, menambah jenis ikan hias, meningkatkan kapasitas produksi, mempertahankan dan meningkatkan hubungan baik dengan konsumen dengan pemberdayaan para pengurus dan sistem penjualan satu pintu, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya dan administrasi, meningkatkan modal, memasarkan pada eksportir bertujuan selain Amerika dan Uni Eropa serta pada pasar lokal, dan ikut aktif dalam pameran ikan hias tahunan. Penelitian Kusniati (2007) menggunakan QSPM untuk mencari prioritas strategi, dimana urutan prioritas strategi tersebut adalah pengembangan pasar yang dilakukan dengan cara menambah areal usaha dan pemasaran, penetrasi pasar yang dilakukan dengan kemitraan, promosi dan peningkatan teknologi, serta pengembangan produk yang dilakukan dengan cara penambahan jenis produk, kualitas dan mutu. Berbeda dengan Susanto (2012), Azizah (2011) dan Kusniati (2007), penelitian Salahuddin (1996), hanya melakukan pembobotan dan perangkingan pada alternatif strategi untuk mendapatkan prioritas strategi, tanpa menggunakan QSPM, dimana hasilnya adalah, penetrasi pasar dengan mendorong pelanggan untuk membeli lebih bannyak dengan frekuensi tinggi, merekrut tenaga ahli pemasaran, melakukan promosi yang gencar dengan menyebarluaskan brosur untuk pengembangan pasa ke pengecer/konsumen, dan terakhirmembina kerja sama dengan pemasok melalui mitra kerja.

(22)

sedangkan penelitian Susanto (2012) lebih kepada pedagang ikan hias yang posisinya satu tingkat di atas yaitu eksportir sehingga cakupan penelitian Susanto (2012) lebih luas, karena memandang Indonesia sebgai pelaku usaha. Azizah (2011) melakukan penelitian pada kelompok pembudidaya. Salahuddin (1996) melakukan penelitian pada kegiatan produksi dan ekspor ikan hias, namun penelitian tersebut memperkecil cakupan penelitian hanya pada satu perusahaan. Penelitian Kusniati (2007), tidak dilakukan pada kegiatan budidaya pada satu perusahaan, tapi pada cakupan kelompok pembudidaya.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah penelitian ini ditujukan untuk mencari strategi untuk kegiatan usaha pada perusahaan yang bergerak sebagai trader/supplier/pedagang dan berfokus hanya pada perusahaan tersebut sebagai pelaku usaha, sehingga prioritas strategi yang akan dihasilkan diharapkan merepresentasikan strategi yang dapat untuk diterapkan lebih spesifik pada pengusaha trader/supplier/pedagang ikan hias air tawar.

Tabel 3 Penelitian terdahulu

Nia Kusniati Strategi Bisnis Ikan

(23)

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Ikan Hias

Ikan hias adalah komoditas ikan yang nilai jualnya terdapat pada penampilannya. Sesuai dengan namanya ornamental fish maka nilai ornamen atau nilai hias yang menjadi daya tarik ikan hias (Lesmana: 2001). Sejak zaman Romawi Kuno, telah ada kegiatan memelihara ikan hias sebagai hobi, namun baru beberapa puluh tahun belakangan menjadi populer (Lesmana dan Deden: 2009).

Menurut Sakurai et al dalam Darti dan Deden (2009), dari sudut pandang asal penyebaran, ikan hias dibagi menjadi beberapa kelompok:

1. Characoidea, tersebar di sebagian besar benua Amerika Tengah, sebagian besar benua Amerika Selatan dan sebagian besar benua Afrika

2. Cypirind, tersebar di sebagian besar benua Amerika Utara, sebagian besar benua Afrika dan sebagian besar benua Asia

3. Loaches/Cobtidae, tersebar di hampir seluruh benua Asia, kecuali bagian utara daerah Rusia dan Indonesia wilayah timur.

4. Cichlid, tersebar di Benua Amerika tengah, sebagian besar Benua Amerika Selatan dan sebagian besar benua Afrika

5. Anabantoidae dan Luciocephalidae, tersebar di sebagian benua Afrika, sebagian benua Asia selatan dan sebagian besar benua Asia Tenggara. 6. Livebearer/Poecilidae, tersebar di sebagian kecil benua Amerika Utara,

sebagian besar benua Amerika Tengah dan sebagian benua Amerika Selatan. 7. Catfishes/Siluridae, tersebar merata di seluruh benua, terkecuali sebagian Benua Amerika Utara, sebagian kecil Benua Afrika, sebagian kecil benua Asia dan sebagian kecil benua Australia.

8. Rainbow dan Ikan Muara, hanya di Indonesia tepatnya di seluruh wilayah Papua, di Papua Nugini dan sebagian benua Australia.

Menurut Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), 2011, ikan hias dibagi menjadi dua kelompok:

1. Ikan hias air laut 2. Ikan hias air tawar

Dari situs http://www.ava.gov.sg/ dalam Annissa (2011), Ikan yang hidup di air tawar adalah ikan yang menghabiskan sebagian atau seluruh hidupnya di air tawar, seperti sungai dan danau, dengan salinitas kurang dari 0,05 persen.

Menurut Lesmana (2002), daya tarik ikan hias terdiri dari: 1. Warna

Warna ikan disebabkan adanya sel pigmen (kromatofora) yang terdapat dalam dermis pada sisik. Sel pigmen ini diklasifikasikan menjadi lima kategori warna dasar yaitu hitam (melanofora), kuning (xanthofora), merah atau oranye (erythrofora), sel refleksi atau kemilau (iridofora) dan putih (leukofora). Warna-warni pada ikan hias merupakan gabungan dari kelima unsur pembentuk warna tersebut.

2. Bentuk dan kelengkapan fisik

(24)

kelengkapan atribut-atribut fisik pada ikan menjadi pertimbangan nilai yang dimiliki, semakin bagus bentuk dan sempurna kelengkapan fisik ikan hias semakin bernilai di mata konsumennya.

3. Perilaku

Setiap jenis ikan hias memiliki perilaku gerak-gerik yang berbeda yang menjadi ciri khas, seperti gerakan ikan yang tenang, gesit, lemah lembut. Semakin sesuai perilaku ikan hias dengan gerakan alamiahnya semakin memiliki nilai jual

4. Kesehatan atau stamina

Kesehatan ikan hias relatif terlihat dari penampilan, keresponsifan serta gerakannya. Dari penampilan, ikan hias yang sehat akan terlihat berwarna cemerlang, sisik terlihat lebih licin.

Fungsi Pemasaran

Terdapat beberapa fungsi dalam kegiatan pemasaran. Fungsi-fungsi tersebut bisa saja lengkap hadir pada kegiatan suatu perusahaan ataupun hanya sebagian. Fungsi pemasaran pada penelitian ini bertujuan agar membantu penulis untuk lebih memahami seperti apa kegiatan bisnis Ilmi Fish Farm. Menurut Kotler (1997) terdapat 9 fungsi pemasaran. (1) Fungsi Informasi; adalah kegiatan pengumpulan dan penyebaran informasi riset pemasaran mengenai pelanggan, pesaing, serta pelaku, dan kekuatan lain yang ada saat ini maupun yang potensial dalam lingkungan pemasaran.(2) Fungsi promosi; adalah kegiatan pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif yang dirancang untuk menarik pelanggan pada penawaran tersebut. (3) Fungsi negosiasi; adalah usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat lain sehingga transfer kepemilikian dapat diakukan. (4) Fungsi pemesanan; adalah kegiatan pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif yang dirancang untuk menarik pelanggan pada penawaran tersebut. (5) Fungsi pembiayanaan; adalah kegiatan untuk memperoleh dan mengalokasikan dana yang dibutuhkan untuk membiayai persediaan pada berbagai tingkat saluran pemasaran. (6) Fungsi pengambilan resiko; adalah proses penanggungan resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi saluran pemasaran tersebut. (7) Fungsi perubahan fisik; adalah kesinambungan penyimpanan dan pergerakan produk fisik dari bahan mentah sampai ke pelanggan akhir. (8) Fungsi pembayaran; proses pembayaran oleh pembeli dengan membayar ke penjual melalui bank dan institusi keuangan lainnya. (9) Fungsi hak milik; adalah berpindhanya kepemilikan sebenarnya dari satu organisasi atau orang ke organisasi atau orang lain.

Strategi

(25)

Visi, Misi dan Sasaran

Visi adalah sudut pandang mengenai bagaimana semestinya suatu bisnis

dijalankan. Menurut David (2009), “Ingin seperti apakah kita?” merupakan

pertanyaan akan suatu visi perusahaan. Ketika visi adalah perusahaan yang

“seperti ini”, misi adalah kami perusahaan “yang akan” atau “yang bertekad”.

Misi perusahaan isi adalah refleksi dari visi perusahaan itu sendiri atau untuk apa perusahaan itu berdiri. Menurut Drucker dalam David (2009), pertanyaan “apakah

bisnis kita?” sama dengan pernyataan “alasan tentang eksistensi” suatu

perusahaan itu berdiri. Tujuan adalah hasil-hasil spesifik yang ingin diraih suatu organisasi terkait dengan misinya.

Penilaian Internal

Penilaian internal dilakukan untuk melihat sumberdaya yang dimiliki suatu perusahaan yang mampu mendukung kegiatan perusahaan tersebut dalam lingkup dalam perusahaan. Menurut David (2009) kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas terkontrol suatu organisasi yang mampu dijalankan dengan sangat baik atau buruk.

1. Aspek Manajemen

Aspek manajemen terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan dan pengontrolan. Perencanaan merupakan langkah yang pertamakali ditempuh sebelum suatu kegiatan dimulai. Dengan perencanaan, kemungkinan mendapatkan hasil sedikit setelah kerja keras dapat dihindari. Pengorganisasian merupakan cara yang terkoordinasi dengan cara menentukan tugas dalam dan hubungan otoritas. Pengorganisasian dilakukan dalam rangka memadukan setiap tindakan dalam tiap tanggung jawab dalam suatu organisasi. Pemotivasian adalah proses mempengaruhi orang untuk meraih tujuan tertentu. Dengan adanya motivasi, setiap individu yang terlibat dalam perusahaan akan bertanggung jawab terhadap tugasnya. Kepemimpinan yang baik merupakan salah satu unsur untuk memotivasi setiap individu tersebut. Ketika manajer dan karyawan berjuang keras untuk mencapai target, artinya para pembuat keputusan strategi telah menjadi pemimpin yang baik. Penempatan staf, mencakup perekrutan, pewawancaraan, pengujian, penyeleksian, pengorientasian, pelatihan dan lain-lain yang berhubungan dengan penempatan individu sesuai dengan keriteria kemampuan yang dimiliki kepada tanggung jawab dan tugas yang sesuai (disarikan dari David, 2009). Pengendalian adalah kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan aktual sejalan dengan perencanaan. Tingkat efisiensi kinerja suatu organisasi dievaluasi dengan proses pengendalian. Menurut Umar manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari

planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumberdaya lainnya.

2. Aspek Pemasaran

(26)

a. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (Kotler, 1997). Produk memiliki baurannya sendiri yang terbagi atas; lebar produk yang mengacu kepada banyak macam lini produk, panjang produk yang mengacu pada jumlah unit produk dari setiap lini, kedalaman produk yang mengacu pada jumlah variasi produk dari tiap unit dan terakhir konsistensi produk yang mengacu kepada seberapa erat hubungan berbagai lini atau kesamaan setiap lini dalam hal penggunaan akhir, persyaratan produksi, saluran distribusi atau lainnya (disarikan dari Kotler, 1997)

b. Harga

Harga merupakan elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan dimana usnsur lainnya mengeluarkan biaya, dan harga itu sendiri menjadi elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel dibanding elemen bauran pemasaran lainnya (Kotler, 1997).

c. Tempat

Pemasaran pasti terkait dengan lokasi usaha. Elemen tempat memiliki variabel-variabel saluran, cakupan, pilihan lokasi dan persediaan/sarana transportasi (disarikan dari Kotler dan Keller, 2009). d. Promosi

Elemen promosi dalam bauran pemasaran terdiri dari promosi penjualan, periklanan tenaga penjualan, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung (disarikan dari Kotler dan Keller, 2009).

3. Aspek Keuangan

Keuangan merupakan isu sensitif, namun sangat penting untuk dikaji. Dalam David (2009), keuangan seringkali disebut sebgai ukuran tunggal terbaik posisi kompetitif perusahaan dan daya tariknya bagi investor.

4. Aspek Produksi/Operasional

Fungsi produksi/operasional mencakup semua kegiatan yang mengubah input menjadi barang atau jasa (David, 2009). Selain itu kegiatan operasional juga mecakup penanganan dan penambahan nilai.

5. Penelitian dan Pengembangan

Kegiatan yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas produk, mengembangkan produk-produk baru, efisiensi kegiatan produksi/operasional sehingga dapat meningkatkan pendapatan.

6. Aspek Informasi

Informasi merupakan input penting dalam pengambilan keputusan, karena dengan infomasi sebuah organisasi dapat menilai dengan baik sumber daya yang dimiliki apakah cukup atau kurang dalam menjalankan kegiatan usaha. Dalam David (2009), Informasi merepresentasikan sumber penting kekuatan dan kelemahan manajemen kompetitif.

Penilaian Eksternal

(27)

kejadian ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan hidup, politik, hukum, pemerintahan, teknologi dan kompetitif yang dapat secara signifikan menguntungkan atau merugikan sutu oreganisasi di masa yang akan datang. 1. Aspek Ekonomi

Kegiatan usaha apapun pasti terpengaruh oleh kondisi ekonomi. Begitu juga dengan Ilmi Fish Farm dalam cost yang dikorbankan dalam menjalankan kegiatan usaha. Selain itu faktor ekonomi dapat pula menjadi tolak ukur daya beli konsumen. Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa pemasar harus memperhatikan tren-tren yang mempengaruhi daya beli konsumen. 2. Aspek Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan

Kondisi sosial, budaya, demografi dan lingkungan suatu daerah membentuk karakter-karakter kelompok atau individu tershadap kegiatan apapun termasuk pula kegiatan bisnis. Karakter pihak-pihak yang terlibat mempengaruhi jalannya usaha. David (2009) menyatakan bahwa tren-tren sosial, budaya, demografis, dan lingkungan membentuk cara orang hidup,

bekerja, memproduksi, dan mengonsumsi, Sehingga diamati bagaimana

budaya bekerja di Ilmi Fish Farm dengan kondisi budaya, demografi dan lingkungan.

3. Aspek Politik, Pemerintah dan Hukum

Terkait regulasi yang mengaturbaik secara langsung maupun tidak langsung terhadap jalannya kegiatan yang dilakukan oleh Ilmi Fish Farm. Menurut David (2009), pemerintah baik pusat maupun daerah merupakan pembuat regulasi, deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja, dan konsumen utama organisasi. Oleh karenanya faktor-faktor tersebut dapat merepresentasikan peluang atau ancaman utama baik organisasi kecil maupun besar.

4. Aspek Teknologi

Teknologi memiliki pengaruh secara teknis maupun manajerial terhadap suatu organisasi dalam kegiatan bisnis. Menurut David (2009), kekuatan teknologi merepresentasikan peluang dan ancaman bear yang harus dipertimbangkan dalam perumusan strategi. Penelitian ini mengkaji sejauh mana penggunaan teknologi dalam kegiatan bisnis Ilmi Fish Farm terutama dalam kegiatan pemasaran.

5. Aspek Pemasok

(28)

6. Aspek Pembeli

Pembeli merupakan pihak yang memiliki permintaan yang menjadi sumber pemasukan terhadap kegiatan usaha. Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan permintaan sebagai keinginan akan produk-produk tertentu yang didukung oleh kemampuan untuk membayar. Mempertahankan konsumen untuk tetap membeli adalah upaya organisasi tersebut yang sedang atau telah mempertahankan posisi tawar di hadapan konsumen. Menurut David (2009), disebutkan posisi tawar konsumen semakin tinggi jika :

a. Konsumen dapat dengan mudah dan murah beralih ke merek atau pengganti pesaing.

b. Konsumen menduduki tempat yang penting bagi penjual.

c. Penjual menghadapi masalah menurunnya permintaan konsumen. d. Konsumen memegang informasi tentang produk, harga dan biaya

penjual.

e. Konsumen memegang kendali mengenai apa dan kapan mereka bias membeli produk.

7. Aspek Pesaing

Semua pihak yang secara aktual sedang merebut atau telah merebut pasar dan semua pihak yang memiliki kesempatan, berkemampuan atau berpotensi merebut pasar.

Alternatif Pilihan Strategi

Perusahaan akan bertindak sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki dalam menjalankan usahanya. Menurut David (2009), strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan

dalam jumlah besar. Alternatif-alternatif strategi tersebut adalah:.

1. Strategi Integrasi

Strategi integrasi disebut juga strategi vertikal. Strategi ini dilakukan untuk mengendalikan pemasok, distributor, dan/atau pesaing. Strategi ini dibagi menjadi:

a. Integrasi ke Depan

(29)

kuntungan dari produksi yang stabil sangat tinggi; ini menjadi pertimbangan karena organisasi dapat meningkatkan kemampuan memprediksi permintaan untuk outputnya melalui integrai ke depan b. Integrasi ke belakang

Integrasi ke belakang (backward integration) adalah sebuah strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan. Beberapa kondisi di mana strategi ini sangat baik digunakan adalah; (1) ketika pemasok oraginasi saat ini menjadi sangat mahal, atau tidak dapat diandalkan, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan. (2) Ketika jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing banyak. (3) Ketika perusahaan bersaing di sebuah industri yang berkembang pesat; ini merupakan faktor karena strategi jenis integratif (ke depan, ke belakang dan horizontal) mengurangi kemampuan organisasi untuk melakukan diversiffikasi di industri yang tengah mengalami kemerosotan. (4) Ketika organisasi memiliki banyak modal maupun sumber daya manusia untuk mengelola bisnis pemasokan bahan mentahnya sendiri yang baru. (5) Ketika keuntungan dari harga yang stabil sangat penting; ini menjadi faktor karena organisasi dapat menstabilkan biaya bahan mentahnya dan biaya-biaya lain yang terkait dengan produknya melalui integrasi ke belakang. (6) Ketika pemasok saat ini memiliki margin laba yang tinggi, yang menunjukan bahwa bisnis pemasokan produk atau jasa di suatu industri layak untuk dikembangkan. (7) Ketika organisasi perlu mengakuisisi atau memperoleh sumber daya yang dibutuhkannya secara tepat.

c. Integrasi horizontal

Integrasi horizontal mengacu pada strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing perusahaan. Merger, akusisi dan ambil alih merupakan bagian dari strategi ini. Beberapa kondisi yang tepat untuk menjalankan strategi ini adalah; (1) Ketika organisasi dapat memperoleh karakteristik monopolistik di suatu wilayah atau kawasan tertentu tanpa bertentangan dengan aturan

pemerintah yang melarang “penguasaan substansial” untuk

menghambat persaingan. (2) Ketika perusahaan bersaing di sebuah industri yang sedang berkembang. (3) Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan kompetitif yang besar. (4) Ketika organisasi memiliki baik modal maupun sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola dengan organisasi yang berekspansi. (5) Ketika pesaing melemah karena kurangnya keterampilan manajerial atau kebutuhan akan sumberdaya tertentu yang dimiliki sebuah organisasi; perhatikan bahwa integrasi horizontal tidak akan tepat jika pesaing mempunyai kinerja buruk, sebab dalam kasus ini penjualan industri keseluruhan telah merosot.

2. Strategi Intensif

(30)

perusahaan dengan produk yang ada saat ini ingin membaik. Strategi ini dibagi menjadi:

a. Penetrasi Pasar

Penetrasi pasar (market penetration) adalah strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Kondisi di mana penetrasi pasar dapat digunakan sebagai strategi yang efektif adalah: (1) Ketika pasar saat ini belum jenuh dengan produk atau jasa tertentu. (2) Ketika tingkat pemakaian konsumen saat ini dapat dinaikkan secara signifikan. (3) Ketika pangsa pasar pesaing utama menurun sementara total penjualan industri meningkat. (4) Ketika kegiatan pemasaran mampu mempengaruhi perilaku pasar. (5) Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan keompetitif yang besar.

b. Pengembangan Pasar

Pengembangan pasar (market development) meliputi pengenalan produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis yang baru. Kondisi di mana pengembangan pasar dapat dijadikan strategi yang efektif adalah: (1) Ketika saluran distribusi baru yang tersedia dapat diandalkan, tidak mahal dan berkualitas baik. (2) Ketika organisasi sangat berhasil dalam bisnis yang dijalankannya. (3) Ketika pasar baru yang belum dikembangkan dan belum jenuh muncul. (4) Ketika organisasi mempunyai modal dan sumnberdaya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola perluasan operasi. (5) Ketika organisasi memiliki kapasitas produksi yang berlebih. (6) Ketika industri dasar organisasi dengan cepat berkembang menjadi global dalam cakupannya

c. Pengembangan Produk

Pengembangan produk (product development) adalah sebuah strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Kondisi di mana pengembangan pasar dapat dijadikan strategi yang efektif adalah: (1) Ketika organisasi memiliki produk-produk berhasil yang berada di tahap kematangan dari siklus hidup produk; gagasannya di sini adalah menarik konsumen yang terpuaskan untuk mencoba produk baru (yang lebih baik) sebagai hasil dari pengalaman positif mereka dengan produk atau jasa saat ini. (2) Ketika organisasi berkompetisi di industri yang ditandai oleh perkembangan teknologi yang cepat. (3) Ketika pesaing utama menawarkan produk berkualitas lebih baik dengan

harga “bagus”. (4) Ketika organisasi bersaing dalam industri dengan tingkat pertumbuhan tinggi. (5) Ketika organisasi memiliki kapabilitas penelitian dan pengembangan yang sangat kuat.

3. Strategi Diversifikasi

Strategi ini dilakukan untuk menambah produk baru, baik yang terkait ataupu tidak terkait. Strategi diversifikasi terbagi menjadi:

(31)

Diversifikasi terkait dapat diartikan sebagai tindakan menambah poduk baru namun masih berkaitan dengan produk yang sudah ada. Diversifikasi terkait diterapkan pada kondisi; (1) ketika organisasi berkompetensi di sebuah industri yang tidak mengalami pertumbuhan atau pertumbuhannya lambat. (2) Ketika menambahkan produk yang baru namun terkait akan secara signifikan mendongkrak penjualan saat ini. (3) Ketika produk yang baru namun terkait dapat ditawarkan dengan harga yang bersaing. (4) Ketika produk yang baru namun terkait memiliki tingkat penjualan musiman yang dapat mengimpangi puncak dan jurang penjualan yang ada saat ini di perusahaan. (5) Ketika produk organisasai yang ada saat ini sedang dalam tahap penurunan dari siklus hidup produk. (6) Ketika organisasi memiliki tim manajemen yang kuat.

b. Diversifikasi Tidak Terkait

Diversifikasi tidak terkait memberikan peluang portofolio usaha yang lebih luas karena tidak bergerak hanya pada satu jenis produk. Diversifikasi tidak terkait diterapkan pada kondisi; (1) Ketika pendapatan dari produk atau jasa yang saat ini dimiliki organisasi akan meningkat secara signifikan dengan penambahan produk baru yang tidak terkait. (2) Ketika organiasai bersaing di sebuah industri yang sangat kompetitif dan/atau tidak mengalami pertumbuhan sebagaimana diindikasikan oleh marjin laba dan pengembalian industri yang rendah. (3) Ketika saluran distribusi organisasi saat ini dapat digunakan untuk memasarkan produk-produk baru kepada konsumen yang ada. (4) Ketika produk baru memiliki pola penjualan kontrasiklis bila dibandingkan dengan produk organisasi saat ini. (5) Ketika industri dasar suatu organisasi mengalami penurunan dalam penjualan dalam penjualan dan laba tahunan. (6) Ketika organisasi memilki modal dan talenta manajerial yang dibutuhkan untuk bersaing dengan biak di industri baru. (7) Ketika organisasi memiliki peluang untuk mebeli bisnis tak terkait yang menarik secara investasi. (8) Ketika ada sinergi finansial antara perusahaan yang diakuisisi dan mengakuisisi. (9) Ketika pasar yang ada sudah jenuh dengan produk organisasi saat ini. (10) Ketika aksi antitrust dapat didakwakan terhadap organisasi yang secara historis telah berkonsentrasi pada satu jenis industri. 4. Strategi Defensif

a. Penciutan

(32)

organisasi gagal untuk memanfaatkan peluang eksternal, meminimalkan ancaman eksternal, mengambil keuntungan dari kekuatan internal dan mengatasi kelemahan internal dari waktu ke waktu (dapat dikatakan dalam kondisi ini manajer strategis telah gagal). (5) Ketika organisasi tumbuh membesar terlampau cepat sehingga reorganisasi internal besar-besaran dibutuhkan.

b. Divestasi

Strategi yang dilakukan dengan ccara menjual satu atau bagian dari suatu organisasi. Strategi ini digunakan untuk mendapatkan modal guna akusisi atau investasi strategis yang lebih jauh. Kondisi dimana strategi ini baik untuk dijalankan adalah: (1) Ketika sebuah organissasi menjalankan strategi penciutan dan gagal untuk mencapai perbaikan yang diperlukan. (2) Ketika suatu divisi membutuhkan lebih banyak sumber daya agar lebih kompetitif dari yang dapat disediakan oleh perusahaan. (3) Ketika suatu diisi bertanggung jawab terhadap kinerja keseluruhan organisasi yang buruk. (4) Ketika suatu divisi tidak mampu menyesuaikan diri dengan bagian organisasi yang lain; ini bisa merupakan akibat dari pasar, konsumen, manajer, karyawan, nilai-nilai atau kebutuhan yang secara radikal berbeda. (5) Ketika sejumlah besar dana dibutuhkan dalam waktu dekat dan tidak dapat diperoleh dengan cara lain. (6) Ketika tindakan antitrust pemerintah mengancam sebuah organisasi.

c. Likuidasi

Menjual seluruh aset kekayaan perusahaan. Merupakan deklarasi kekalahan dan konsekuensinya menjadi keputusan yang sangat emosional. Kondisi yang menjadikan strategi ini dijalankan adalah; (1) Ketika sebuah organisasi menjalankan strategi penciutan dan divestasi, namun tidak berhasil. (2) Ketika hanya tersisa alternatif untuk menyatakan bangkrut. Merupakan cara yang paling sistematis untuk mendapatkan sumber daya dari penjualan asset perusahaan. (3) Ketika pemegang saham perusahaan dapat meminimalkan kerugian perusahaan mereka hanya dengan menjual asset organisasi

Matriks IFE dan EFE

Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) merupakan langkah dalam melaksanakan audit manajemen strategis internal, serta sebagai alat untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area-area fungsional bisnis, juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan di antara area tersebut (David 2009).

Matriks EFE (External Internal Evaluation) merupakan sebuah alat perumusan strategi yang memungkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi dan kompetitif (David 2009).

Matriks IE

(33)

2008). Input dari matriks IE adalah output dari matriks IFE dan EFE. Output dari matriks IE adalah alternatif strategi berdasarkan posisi strategi perusahaan stelah dipetakan ke dalam matriks, di mana terdapat 3 area dengan alternatif strategi yang berbeda. Kuadran I, II dan IV akan menghasilkan alternatif strategi tumbuh dan berkembang kuadran III, V dan VII akan menghasilkan strategi pertahankan dan pelihara, terakhir kuadran VI, VIIi dan IX akan menghasilkan strategi panen dan divestasi (David 2009)

Matriks SWOT

Dalam David (2009) disebutkan, matriks SWOT ( Strengths-Weaknesses-Opportunites-Threats) merupakan matriks yang membantu para manajer dalam mengembangkan empat jenis strategi, yaitu strategi SO (kekuatan-peluang), strategi WO (kelemahan-peluang) strategi ST (kekuatan-ancaman) dan stratei WT (kelemahan-ancaman).

Strategi SO memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau kekuatan dari peluang eksternal. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan menangkap peluang eksternal yang ada. Strategi ST dilakukan untuk menghindari atau meminimalisir dampak dari ancaman eksternal dengan kekuatan yang dimiliki. Strategi WT merupakan strategi protektif atau defensif untuk melindungi kelemahan yang ada dari ancaman yang mungkin akan merugikan.

Matriks QSPM

Dengan didapatnya altenatif-alternatif strategi, langkah selanjutnya adalah menentukan strategi mana yang penjadi prioritas untuk diimplementasikan. Dalam David (2009) disebutkan, QSPM adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya. Langkah tersebut dilakukan dengan menggunakan alat analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).Dengan kata lain menentukan strategi yang paling baik, secara objektif dengan QSPM.

Kerangka Pemikiran Operasional

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis perumusan strategi bisnis yang tepat untuk Ilmi Fish Farm di Tajur, Kota Bogor. Ilmi Fish Farm telah memiliki pasar dan merasa perlu melakukan kajian terhadap kegiatan pemasaran

(34)
(35)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ilmi Fish Farm, Tajur, Kota Bogor. Pemilihan tempat penelitian tersebut dilakukan dengan sengaja berdasarkan pertimbangan kemudahan mencari data. Penelitian dilakukan bulan Mei-Juli 2014.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari wawancara dan kuisioner dengan pemilik dan karyawan. Data sekunder didapat dari literatur buku dan internet, serta pihak-pihak yang memiliki kompetensi di bidang ikan hias.

Metode Pegumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara yaitu proses tanya jawab. Diskusi yaitu wawancara namun dengan proses bertukar pikiran dan penyamaan persepsi. Pengamatan yaitu melihat dengan langsung kegiatan di lokasi penelitian. Kuisioner yaitu dengan memberikan daftar sejumlah pertanyaan akan mendukung proses pencarian alternatif dan prioritas strategi.

Metode Pengambilan Responden

Metode pengambilan responden dilakukan dengan sengaja. Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah pemilik usaha dengan alasan hanya pemilik usaha yang memahami kegiatan usahanya dengan utuh.

Metode Analisis Data

Analisis Deskriptif Lingkungan Eksternal dan Internal

Menganalisis secara deskriptif lingkungan eksternal dan internal yang ada pada perusahaan. Langkah membantu mendapatkan faktor-faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan serta faktor-faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman.

Pembobotan Variabel Faktor Eksternal dan Internal

(36)

Tabel 4 Penilaian bobot faktor-faktor eksternal perusahaan

Faktor Eksternal A B C D Total Bobot

A B C D

Total

Sumber : Kinnear dan Taylor (1991) dalam Saputro (2006)

Tabel 5 Penilaian bobot faktor-faktor eksternal perusahaan

Faktor Eksternal A B C D Total Bobot

A B C D

Total

Sumber : Kinnear dan Taylor (1991) dalam Saputro (2006)

1 = Jika indikator horizontal kurang penting terhadap indikator vertikal 2 = jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = jika indikator horizontal lebih penting dibanding indikator vertikal

Rumus yang digunakan adalah :

Keterangan:

= bobot faktor-faktor eksternal ke-i Xi = nilai faktor-faktor eksternal ke-i i = 1, 2, 3, .... 10

n = jumlah variabel

Matriks IFE dan EFE

Setelah didapat nilai bobot untuk faktor-faktor eksternal dan internal, dilakukan pemberian rating pada setiap faktor. Untuk faktor eksternal diberikan

(37)

Tabel 6 Matriks EFE

Faktor-faktor eksternal utama Bobot Rating Skor Bobot Peluang

A B C D

Ancaman A

B C D

Total Sumber : David (2009)

Tabel 7 Matriks IFE

Faktor-faktor internal utama Bobot Rating Skor Bobot Kekuatan

A B C D

Kelemahan A

B C D

Total Sumber : David (2009)

Matriks IE

(38)

I II III

IV V VI

VII VIII IX

Gambar 2 Matriks IE

Matriks SWOT

Setelah faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang didapat dari penilaian internal dan eksternal didapat, faktor-faktor tersebut dikelompokan ke dalam matriks SWOT Untuk mendapatkan alternatif strategi yang lebih mempertimbangkan setiap faktor yang telah didapat.

Langkah yang dilakukan dalam menyusun matriks SWOT adalah:

1. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel strategi SO

2. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel strategi WO

3. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel strategi ST

4. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel strategi WT

0.3 0.2 0.1

0.3

0.2

0.1

Tinggi Sedang Rendah

Tinggi

Sedang

Rendah

Sk

o

r

b

o

b

o

t

to

tal

E

FE

(39)

Kekuatan (Strength)

QSPM digunakan untuk menetukan prioritas strategi dari alternatif-alternatif strategi yang telah didapatkan sebelumnya. David (2009) menyebutkan QSPM adalah alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif

secara obyektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal

yang diidentifikasi sebelumnya.

Langkah-langkah menyusun QSPM adalah:

1. Buatlah daftar berbagai peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan

kelemahan internal utama di kolom kiri QSPM.

2. Berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal utama tersebut sesuai

dengan bobot paa matriks IFE dan EFE.

3. Masukkan strategi-strategi alternatif yang sudah ditemukan dan

dipertimbangkan untuk diterapkan dalam organisasi

4. Tentukanlah skor daya tarik (AS – Attractiveness Score) dari masing-masing

strategi untuk setiap faktor. Skor daya tarik adalah nilai numerik yang mengindikasikan daya tarik relatif dari setiap strategi di rangkaian alternatif tertentu. Secara khusus, skor daya tarik harus diberikan pada setiap strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif suatu strategi atas strategi yang lain,

dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Kisaran skor dari 1 sampai „jumlah

strategi yang dievaluasi‟ dan pemberian skor yang sama dalam satu baris harus

dihindari.

5. Hitunglah skor daya tarik total. Skor daya tarik total didefinisikan sebagai hasil

kali antara bobot dengan skor daya tarik di setiap baris.

6. Hitunglah jumlah keseluruhan daya tarik total. Jumlah keseluruhan daya tarik

(40)

Tabel 8 QSPM

Faktor-faktor kunci Bobot

Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2

AS TAS AS TAS

Peluang A B C D

Ancaman A B

C D Kekuatan

A

B C D Kelebihan

A B C D

Jumlah total daya tarik

Keterangan AS = Nilai daya tarik

TAS = Total nilai daya tarik

Sumber : David (2009)

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah dan Perkembangan

(41)

yang kala itu terbilang jenis baru dengan harga Rp. 10.000,-/ekor ukuran satu inch. Setelah itu Ilmi Fish Farm menambah luas lahan usaha dengan membeli tanah seluas 72 m2, menambah aset yaitu sejumlah 50 akuarium dan 10 bak semen, dan mulai menambah komoditas ikan hias yang dibudidaya seperti Platidoras,

Sinodontis dan Stenofoma. Setelah agak lama berjalan Ilmi Fish Farm

mengalihkan komoditas andalan pada udang redbee, dengan negara pasar tujuan Jepang. Pada saat tersebut, indukan-indukan ikan hias dijual dan hanya tersisa indukan dan anakan udang.

Pada tahun 2008 Jepang yang menjadi negara tujuan ekspor Ilmi Fish Farm

dilanda bencana tsunami dan karena alasan tertentu Jepang berhenti beberapa waktu untuk mengimpor udang hias redbee yang mnjadi komoditas andalan Ilmi

Fish Farm. Kondisi stok udang hias Ilmi Fish Farm saat itu menumpuk, sementara stok ikan hias kosong sama sekali, Ilmi Fish Farm berada pada kondisi usaha yang sulit. Untuk membalikkan keaadaan keadaan, Pemilik mencari selah usaha dengan mencari order penjualan ikan hias apapun yang dapat diusahakan ada dengan cara membeli.

Lambat laun Ilmi Fish Farm dapat kembali merintis kegiatan usahanya. Kini dengan aset 130 akuarium ukuran standar (100cm x 50cm x 40cm), 44 akuarium ukuran kecil (25cm x 50cm 25cm), dan 20 bak semen (ukuran 1m x 1m) kegiatan usaha Ilmi Fish Farm sudah stabil dan sepenuhya menjadi pedagang ikan hias dengan target pasar eksportir dan pedagang ikan hias retail. Kini omset usaha Ilmi

Fish Farm berkisar antara 30 hingga 60 juta rupiah dengan modal berkisar antara 23 – 53 juta rupiah per bulan

Pemilik Ilmi Fish Farm juga tergabung pada kelompok tani ikan hias yang bernama Minakarya Bersama dengan kedudukan sebagai ketua kelompok dimana kelompok tersebut terdiri dari 9 anggota pembudidaya ikan hias (ketika kelompok tersebut berdiri, kegiatan usaha Ilmi Fish Farm masih sebagai pembudidaya).

Letak dan Lokasi

Lokasi penelitian dilakukan di Ilmi Fish Farm yang beralamat di Wangun Cibalok RT04/RW06, Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur, Jawa Barat.

Visi, Misi dan Tujuan

Visi Ilmi Fish Farm adalah, memandang kegiatan usaha ikan hias kegiatan

usaha yang dapat dilakukan dengan langkah mudah, sederhana yang tidak

mempersulit baik diri sendiri ataupun pihak lain yang berkepentingan. Misi Ilmi Fish

Farm adalah, memanfaatkan dan menggunakan celah ekonomi, sumberdaya dan link

yang ada guna berjalannya kegiatan ekonomi, serta memperkuat kerjasama dengan menciptakan kenyamanan kerjasama, memberikan timbal balik dan kontribusi

terhadap pihak-pihak yang terkait. Tujuan dari Ilmi Fish Farm adalah mencapai

(42)

Struktur Organisasi

Struktur organisasi di Ilmi Fish Farm sangat sederhana yaitu. hanya pemilik,

bagian pembukuan dan karyawan. Pemilik merangkap banyak tugas fungsi organisasi seperti, pemasaran, dokumentasi dan penjualan.

Sumber Daya Perusahaan

Sumber daya merupakan hal yang menjadikan suatu organisasi bisnis mampu melakukan kegiatan untuk mencari profit. Beberapa sumber daya tersebut adalah sumber daya manusia, sumberdaya fisik (aset) dan sumber daya modal.

Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting karena hanya dengan sumber daya manusialah sumber daya yang lain dapat dimanfaatkan. Menurut Madura (2007), sumber daya manusia adalah manusia yang mampu melakukan kegiatan bisnis. Dengan sumber daya manusia yang baik, kemungkinan penggunaan sumber daya tidak optimal semakin kecil.

Ilmi Fish Farm memiliki sumber daya manusia yang kecil dari segi kuantitas.

Sumber daya tersebut dapat dilihat pada tabel 9 di berikut

Tabel 9 Sumber daya manusia Ilmi Fish Farm

No Nama Jabatan (tugas)

1

2

Muykeu Febriana

Hafni Aghnia

Pemilik Pemasaran Operasional

Pembukuan keuangan

3 Ihsan Karyawan

Sumber : Ilmi Fish Farm (2014)

Sumber Daya Fisik

Sumber daya fisik merupakan aset yang akan digunakan oleh organisasi secara umum dan digunakan oleh sumber daya manusia secara khusus dalam kegiatan bisnis.

Ilmi Fish Farm memiliki luas lahan usaha sebesar 110 m2 ynag terbagi atas dua

ruangan ruangan yang pertama seluas 70 m2 dan ruangan kedua seluas 40 m2. Sumber

(43)

Tabel 10 Aset (peralatan) Ilmi Fish Farm sehingga sumber daya manusia sanggup menggunakan sumber daya fisik sehingga

tujuan untuk menjalankan bisnis dapat tercapai. Sumber daya modal Ilmi Fish Farm

berasal dari dana pribadi pemilik perusahaan dan dana pinjaman dari bank.

Kegiatan Operasional Perusahaan

Ilmi Fish Farm melakukan kegiatan bisnis dengan cara membeli ikan hias dan

menjual kembali. Pada kegiatannya, yang menjadi pemasok terhadap Ilmi Fish Farm

adalah petani/pembudidaya dan sesama penjual/pengumpul/supplier ikan hias.

Beberapa jenis ikan hias yang biasa dijual ditampilkan pada tabel berikut (tipe ukuran yang digunakan tidak selalu sama).

Tabel 11 Daftar harga jual beberapa jenis ikan hias di Ilmi Fish Farm

Nama Ikan Hias Ukuran Harga Jual

Rainbow Balloon 2 inch Rp 3.500

Baby Dolphin 2 inch Rp 4.000

Platydoras 1 inch Rp 1.000

Agamyxis 1,5 inch Rp 2.250

Red Lizard 2 inch Rp 12.000

Guppy 1,5 inch Rp 700

Cardinal Tetra M-L (Medium-Large) Rp 1.300

Corydoras Panda 1 Inch Rp 900

Discuss Torquise 2 Inch Rp 10.000

Discuss Blue Diamond 2 Inch Rp 17.250

(44)

Pedagang/pengumpul ikan hias dan petani/pembudidaya memiliki kelebihan dan kekurangn masing. Petani menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan dengan pengumpul, namun varian stok ikan hias yang dimiliki kecil dan sebagian besar homogen. Pengumpul di pihak lain memiliki varian ikan hias yang beragam

dibanding petani namun menawarkan harga yang lebih tinggi. Ilmi Fish Farm

seringkali memprioritaskan sesama pedagang/pengumpul sebagai pemasok ikan hias dengan alasan keberagaman stok ikan hias yang dimiliki.

Beberapa jenis ikan melalui proses penambahan nilai setelah dibeli oleh Ilmi

Fish Farm untuk dijadikan stok ikan hias, sehingga dapat dikatakan Ilmi Fish Farm

melakukan proses pendederan. Ikan hias lainnya dijual langsung tanpa melalui proses

penambahan nilai atau menjadi stok di Ilmi Fish Farm. Proses pemilihan pembelian

jenis ikan hias yang akan menjadi stok di Ilmi Fish Farm dilakukan berdasarkan

pertimbangan jenis ikan tersebut jarang ada di pasaran, memberikan keuntungan pantas ketika dijual dan/atau telah ada permintaan yang konstan dari pelanggan. Jenis

ikan hias yang biasa dibeli dan menjadi stok di Ilmi Fish Farm diantaranya Rainbow

Balloon, Baby Dolphin, Leporinus, Agamyxis dan Guppy. Pembelian dilakukan dengan cara tunai dan kredit. Ikan hias yang dijadikan stok dilakukan dengan cara tuna ikan hias yang dibeli untuk langsung dijual sebagian besar dilakukan dengan pembelian kredit.

Fungsi Pemasaran Perusahaan

9 fungsi pemasaran yang ada dijalankan seutuhnya pada kegiatan usaha Ilmi

Fish Farm. Penjelasan untuk setiap fungsi pemasaran yang diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Informasi

Informasi yang dicari oleh Ilmi Fish Farm adalah, informasi mengenai jenis ikan apa yang sedang banyak beredar, dan jenis ikan apa yang dimiliki oleh pemasok (pembudidaya/petani dan pedagang), harga ikan hias (yang biasa didapat oleh pembeli, harga di pemasok

2. Promosi

Promosi yang dilakukan secara langsung oleh Ilmi Fish Farm biasanya ketika ada pameran dan lomba ikan hias. Promosi lainnya dilakukan secara pasif, yaitu mengandalkan promosi yang dilakukan mulut ke mulut, atau rekomendasi oleh para pembelinya.

3. Negosiasi

Ilmi Fish Farm melakukan fungsi negosiasi dengan cara; (1) pemilik menawarkan harga secara langsung pada pembeli, (2) Pemilik bertanya kepada pembeli tentang berapa harga yang biasa diterima oleh pembeli lalu menawarkan harga kepada pembeli dan (3) menerima harga yang ditawarkan pembeli baik secara langsung ataupun menawar kembali. Proses negosiasi biasanya berjalan dengan singkat (tidak berjalan alot).

4. Pemesanan

(45)

5. Pembiayaan

Pendapatan dari usaha ikan hias diputarkan lagi untuk kegiatan usaha, yaitu pembelian ke pemasok dan penjualan kepada pelanggan, walaupun demikian persentase pendapatan yang akan dialokasikan lagi pada kegiatan usaha tidak selalu sama. Hal tersebut selain bergantung pada keperluan kegiatan usaha, namun juga pada sejumlah dana dari pendapatan yang akan digunakan untuk keperluan pribadi pemiilik perusahaan.

6. Pengambilan Resiko

Ilmi Fish Farm melakukan fungsi pengambilan resiko khususnya ketika melakukan pembelian ikan hias untuk tujuan stok atau pendederan. Pada kegiatan menyimpan ikan hias, Ilmi Fish Farm menanggung resiko penanganan. Resiko yang dihadapi tidak jauh berbeda dengan resiko-resiko yang biasa dihadapi oleh pembudidaya seperti resiko fluktuasi cuaca, kesehatan ikan, kematian ikan dan lain-lain. Pengambilan resiko juga dilakukan ketika melakukan pembelian utnuk langsung dijual lengsung kembali. Alasannya adalah, ketika Ilmi membeli ke pemasok dan ada masalah saat menjual seperti, kantong plastik bocor, perubahan cuaca yang ekstrim begitu pembelian ikan hias dilakukan sementara ikan tersebut belum sempat dijual, dan resiko saat pengiriman ikan hias, contohnya ketika ada ikan yang mati saat transportasi.

7. Pertukaran/perubahan fisik

Pada fungsi perubahan fisik terdapat proses pertambahan nilai yang akan menigkatkan harga jual. Fungsi ini ada pada Ilmi Fish Farm di kegiatan pendederan ikan hias. Pada kegiatan pendederan ukuran ikan hias akan bertambah sehingga meningkatkan harga jual. Selain pertambahan ukuran, penambahan nilai ikan hias juga ada pada kesehatan ikan hias yang membaik dan tampilan ikan hias seperti warna.

8. Pembayaran

Ilmi Fish Fam menerima pembayaran dengan cara transfer melalui rekening dari pada pembelinya. Pembayaran kepada para pemsaoknya, Ilmi Fish Farm tidak selalu melakukan pembayaran melaui transfer.

9. Hak Milik

Terlepas dari cara pembayaran tunai, hak kepemilikkan setiap ikan yang dijual berada pada Ilmi Fish Farm. Hal tersebut dikarenakan Ilmi Fish Farm

tidaj melakukan penjualan dengan cara konsinyasi (penjualan dengan cara penitipan, di mana hak milik masih berada pada pihak yang menitipkan).

ANALISIS LINGKUNGAN

Lingkungan Internal

Lingkungan yang akan dibahas adalah lingkungan yang mempengaruhi kegiatan

usaha Ilmi Fish Farm, dimana lingkungan tersebut dapat dikendalikan oleh Ilmi Fish

Farm sendiri. Lingkungan Internal didapat dari hasil wawancara melalui kuisioner

yang telah disiapkan utnuk kepentingan penelitian. Lingkungan Internal Ilmi Fish

Gambar

Tabel 1 Negara tujuan ekspor ikan hias Indonesia tahun 2011-2012
Tabel 2 Nilai ekspor ikan hias air tawar periode tahun 2008-2012
Tabel 3 Penelitian terdahulu
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Operasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Guna melakukan Pembuktian Dokumen Kualifikasi atas Penawaran yang disampaikan oleh Perusahaan Saudara dan diharapkan perusahaan membawa kelengkapan Administrasi

Sebagian orang-orang yang tidak mengerti menuduh mereka berdua sembarangan, bahkan dikatakan kepada saya: “Sungguh sebagian orang berkata: Diwajibkan untuk

Pemetaan 3D gua menggunakan software Blender, pemetaan dilakukan dengan mengambil dasar peta 2D yang telah di olah dengan Compass Cave sebagai pembuatan dasar lorong

Korelasi Lama Pengalaman Kerja Responden dengan Kecenderungan Menilai Durasi Proyek Dari hasil perbandingan antara data observasi dan durasi prediksi pada sub bab di atas dapat

Mesin diesel mengalami peningkatan prestasi kerja yang signifikan setelah menggunakan timing injeksi pada sudut 14˚ CA BTDC (Retarted) dengan nilai daya maksimum,

Setiap Tahun Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 6 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendpatan dan Belanja Daerah Tahun 2014 19 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Hari-hari kerja kujalani dengan menganalisa berbagai laporan keuangan perusahaan, saham, obligasi, prospek suatu perusahaan, kondisi ekonomi, dan rencana bisnis suatu

Tujuan dari departemen Food And Beverage ini adalah menjual makanan dan minuman sebanyak-banyaknya dengan harga yang sesuai, memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada tamu