• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Ukuran Optimal Plot Contoh Untuk Pendugaan Biomassa Tegakan Acacia Mangium Willd. Di Kph Bogor, Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat Dan Banten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Ukuran Optimal Plot Contoh Untuk Pendugaan Biomassa Tegakan Acacia Mangium Willd. Di Kph Bogor, Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat Dan Banten"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN UKURAN OPTIMAL PLOT CONTOH UNTUK

PENDUGAAN BIOMASSA

Acacia mangium

Willd. DI KPH

BOGOR, PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL

JAWA BARAT DAN BANTEN

AGIL HANAFI IBRAHIM

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penentuan Ukuran Optimal Plot Contoh untuk Pendugaan Biomassa Tegakan Acacia mangium Willd. di KPH Bogor, Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

AGIL HANAFI IBRAHIM. Penentuan Ukuran Optimal Plot Contoh untuk Pendugaan Biomassa Tegakan Acacia mangium Willd. di KPH Bogor, Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten. Dibimbing oleh TATANG TIRYANA.

Pendugaan biomassa tegakan umumnya dilakukan menggunakan plot contoh dengan ukuran tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ukuran plot contoh optimal untuk menduga potensi biomassa tegakan mangium pada beberapa umur tegakan. Pengumpulan data tegakan dilakukan dengan membuat plot contoh berukuran 1 ha (100 m x 100 m) pada tegakan mangium berumur 2 tahun, 4 tahun dan 6 tahun di RPH Maribaya, BKPH Parung Panjang, KPH Bogor. Pada masing-masing petak 1 ha tersebut dilakukan simulasi ukuran plot berbentuk bujur sangkar mulai dari 10 m x 10 m hingga 80 m x 80 m. Hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran plot optimal untuk menduga potensi biomassa tegakan mangium adalah 30 m x 30 m untuk tegakan muda (umur 2 tahun), dan 60 m x 60 m untuk masing-masing tegakan sedang (umur 4 tahun) dan tegakan tua (umur 6 tahun).

Kata kunci: mangium, ukuran plot, biomassa, hutan tanaman

ABSTRACT

AGIL HANAFI IBRAHIM. Determining Optimum Size of Sample Plot for Estimating Biomass of Acacia mangium Willd. in KPH Bogor, Perum Perhutani West Java dan Banten Regional Devision. Supervised by TATANG TIRYANA.

Estimation of stand biomass is generally performed using a sample plot of a certain size. This study aims to determine the optimal size of sample plots to estimate the potential biomass of mangium stands at different stand ages. Stand data was collected from creating a sample plot measuring 1 ha (100 m x 100 m) on mangium stand of 2 years old, 4 years old and 6 years old in RPH Maribaya, BKPH Parung Panjang, KPH Bogor. In each plot of 1 ha of the simulation is a square plot size ranging from 10 m x 10 m to 80 m x 80 m. The results showed that the optimal plot size for estimating the potential of stands biomass of mangium is 30 m x 30 m for young stand age (2 years old), and 60 m x 60 m for each of the middle-age stands (4 years old) and mature stands (6 years old).

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Manajemen Hutan

PENENTUAN UKURAN OPTIMAL PLOT CONTOH UNTUK

PENDUGAAN BIOMASSA

Acacia mangium

Willd. DI KPH

BOGOR, PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL

JAWA BARAT DAN BANTEN

AGIL HANAFI IBRAHIM

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Penentuan Ukuran Optimal Plot Contoh untuk Pendugaan Biomassa Tegakan Acacia mangium Willd. di KPH Bogor, Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten. Penelitian ini bertujuan menentukan ukuran plot contoh optimal untuk menduga potensi biomassa tegakan mangium (Acacia mangium willd.) sesuai umur tegakan di RPH Maribaya, BKPH Parung Panjang, KPH Bogor.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesarnya-besarnya kepada Bapak Dr Tatang Tiryana SHut MSc selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis. Ayah dan Ibu tercinta atas doa dan dukungannya. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran yang membangun untuk memperlancar dan memperoleh hasil penelitian selanjutnya yang lebih baik.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Alat dan Bahan 2

Jenis dan Sumber Data 2

Pengumpulan Data di Lapangan 2

Simulasi Ukuran Plot Contoh 3

Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Parameter Jumlah Pohon per Hektar 7

Parameter Diameter Tegakan 9

Parameter Biomassa Tegakan 11

Ukuran Plot Contoh untuk Tiap Parameter Tegakan 13

SIMPULAN DAN SARAN 14

Simpulan 14

Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 14

(10)

DAFTAR TABEL

1 Nilai aktual dan nilai dugaan jumlah pohon per hektar 8 2 Hasil uji khi kuadrat, rata-rata bias, dan persen bias dari nilai dugaan

jumlah pohon per hektar 9

3 Nilai aktual dan nilai dugaan diamater tegakan 10 4 Hasil uji khi kuadrat, rata-rata bias, dan persen bias dari nilai dugaan

diameter tegakan per hektar 11

5 Nilai aktual dan nilai dugaan biomassa tegakan 12 6 Hasil uji khi kuadrat, rata-rata bias, dan persen bias dari nilai dugaan

biomassa tegakan per hektar 13

7 Ukuran plot contoh optimal untuk masing-masing parameter tegakan 13

DAFTAR GAMBAR

1 Bentuk petak 1 ha (100 m x 100 m) pada tegakan umur (a) 2 tahun

dan (b) 4 dan 6 tahun 3

2 Simulasi beberapa ukuran plot contoh pada setiap petak 1 ha tegakan

umur (a) 2 tahun dan (b) 4 dan 6 tahun 4

3 Sebaran letak pohon pada tegakan umur: (a) 2 tahun, (b) 4 tahun, dan

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kegiatan pengelolaan hutan memerlukan suatu perencanaan pengelolaan yang baik agar dapat mencapai hasil yang optimal dan menguntungkan baik secara ekonomi, ekologi serta bermanfaat bagi masyarakat. Penyusunan rencana pengelolaan hutan yang baik memerlukan data yang tepat dan akurat yang diperoleh dari kegiatan inventarisasi hutan (Sigit 2001).

Kegiatan inventarisasi hutan harus dilakukan dengan seksama dan terencana agar diperoleh data yang teliti dan tepat. Ada beberapa faktor pembatas dalam kegiatan inventarisasi hutan, seperti keterbatasan sumber daya manusia, biaya, dan waktu. Hal ini juga berkaitan dengan luasnya areal lahan yang akan diukur (Alfianto 2007). Selain itu, potensi tegakan cenderung berubah karena adanya dinamika tegakan yang dicerminkan oleh perubahan dimensinya (misalnya volume dan jumlah individu pohon). Menurut Oliver dan Larson (1990), dinamika tegakan merupakan perubahan yang terjadi pada struktur tegakan menurut waktu yang meliputi perilaku tegakan selama dan setelah mengalami gangguan atau perlakuan tertentu. Gangguan hutan dapat terjadi karena serangan hama, penyakit, dan penebangan liar. Perlakuan silvikultur, misalnya penjarangan untuk hutan tanaman, juga dapat menyebabkan perubahan struktur tegakan. Dinamika tegakan tersebut perlu diperhatikan dalam kegiatan inventarisasi hutan karena dapat mempengaruhi ketelitian pendugaan potensi tegakan.

Ukuran plot contoh yang sesuai dan efektif diperlukan untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan tersebut, sehingga metode penarikan contoh dipandang sebagai metode yang paling tepat. Pengamatan pada sebagian wilayah yang dianggap mewakili seluruh luas hutan merupakan prinsip metode penarikan contoh dalam inventarisasi hutan. Berbagai metode penarikan contoh dan penggunaan bentuk-bentuk plot contoh telah diteliti oleh ahli-ahli kehutanan dengan tujuan mendapatkan informasi potensi hutan yang mendekati keadaan sebenarnya. Hal ini juga berlaku bagi potensi biomassa pada suatu tegakan hutan.

Pohon-pohon dalam plot contoh merupakan pohon-pohon yang mewakili kondisi tegakan dalam areal hutan. Oleh karena itu, ukuran plot akan berpengaruh terhadap keterwakilkan kondisi tegakan pada areal hutan yang luas. Seperti yang dikemukakan Herbagung (2009), semakin besar ukuran plot contoh maka akan semakin mampu menampung keragaman tegakan yang diwakilkannya. Namun ukuran plot contoh yang besar akan mengakibatkan waktu dan tenaga yang digunakan untuk pembuatan dan pengukuran plot semakin besar. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menentukan ukuran plot contoh yang optimal untuk pendugaan parameter-parameter tegakan, khususnya biomassa tegakan.

Tujuan Penelitian

(12)

2

Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan informasi mengenai ukuran plot contoh yang optimal untuk pendugaan potensi biomassa tegakan mangium di RPH Maribaya, BKPH Parung Panjang, KPH Bogor, sehingga dapat membantu kegiatan inventarisasi hutan secara efisien.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan AgustusSeptember 2015 di hutan tanaman mangium (Acacia mangium willd.) di RPH Maribaya, BKPH Parung Panjang, KPH Bogor, Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten. Tepatnya pada petak 28H, 27F, dan 31A yang mewakili tegakan A. mangium dengan umur 2, 4, dan 6 tahun. Petak 28H ditanam pada tahun 2013 dengan luasan 20 ha, petak 27F ditanam pada tahun 2011 dengan luasan 44.81 ha, dan petak 31A ditanam pada tahun 2009 dengan luasan 13.71 ha. Masing-masing petak ditanami tegakan mangium dengan jarak tanam 3 m x 3 m.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas alat tulis, GPS, kompas, tali rafia, pita diameter, peta areal kerja, kamera, tally sheet, pita ukur, dan laptop yang dilengkapi dengan program Microsoft office (MS Word dan MS Excel). Bahan yang digunakan yaitu tegakan mangium (Acacia mangium willd.) umur 2, 4, dan 6 tahun yang berada di RPH Maribaya, BKPH Parung Panjang, KPH Bogor.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil pengukuran di lapangan meliputi diameter pohon setinggi dada (Dbh). Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kondisi umum lokasi penelitian.

Pengumpulan Data di Lapangan

(13)

3

Pada setiap petak dilakukan pengukuran diameter setinggi dada (Dbh = 1.3 m) semua pohon mangium dengan menggunakan pita diameter. Pengukuran dilakukan pada setiap subpetak sesuai urutan pada Gambar 1 untuk mempermudah dan mempercepat kegiatan pengukuran di lapangan.

Gambar 1 Bentuk petak 1 ha (100 m x 100 m) pada tegakan umur (a) 2 tahun dan (b) 4 dan 6 tahun

Simulasi Ukuran Plot Contoh

Untuk menentukan ukuran plot contoh yang optimal, pada masing-masing petak dilakukan simulasi beberapa ukuran plot contoh. Pada tegakan umur 2 tahun ukuran plot terdiri atas 10 m x 10 m, 20 m x 20 m, 30 m x 30 m, 40 m x 40 m, 50 m x 50 m, 60 m x 60 m, 70 m x 70 m, dan 80 m x 80 m. Sedangkan untuk tegakan umur 4 tahun dan 6 tahun dibuat ukuran plot 20 m x 20 m, 40 m x 40 m, 60 m x 60 m, dan 80 m x 80 m. Pada setiap ukuran plot contoh dilakukan 4 kali ulangan, yaitu dimulai dari sudut 1, 2, 3, dan 4 (Gambar 2). Melalui teknik computer scientific, 4 kali ulangan tersebut dilakukan untuk mendapatkan nilai rata-rata plot

(14)

4

Gambar 2 Simulasi beberapa ukuran plot contoh pada setiap petak 1 ha tegakan umur (a) 2 tahun dan (b) 4 dan 6 tahun

Analisis Data

Parameter tegakan mangium yang dianalisis dalam penelitian ini adalah jumlah pohon per hektar, diameter tegakan, dan biomassa tegakan per hektar. 1. Jumlah pohon per hektar

Jumlah pohon aktual adalah jumlah pohon dalam satu hektar yang diambil dari jumlah pohon keseluruhan sensus dalam petak 1 ha dan dinotasikan sebagai . Sedangkan jumlah pohon dalam plot contoh merupakan hasil pencacahan

individu pohon yang terdapat dalam plot contoh. Pendugaan jumlah pohon per hektar merupakan hasil bagi antara jumlah pohon dalam plot contoh dibagi dengan luas plot dan dinotasikan dalam

(1) Keterangan :

: pendugaan jumlah pohon dalam hektar berdasar jumlah pohon : jumlah pohon dalam plot contoh

: luas plot (hektar) 2. Diameter tegakan

Dimeter pohon dari tiap individu merupakan hasil dari penjabaran keliling batang (D = Keliling/π). Seperti yang dikemukakan Avery dan Burkhart (2002) serta Husch et al. (2003) bahwa diameter tegakan merupakan nilai rata-rata diameter seluruh pohon. Untuk itu, diameter tegakan aktual adalah diameter tegakan dalam petak 1 ha yang dihitung pada persamaan 2 dan dinotasikan sebagai , sedangkan penduga diameter tegakan adalah diameter tegakan berdasarkan pohon-pohon dalam plot yang dihitung pada persamaan 3 dan dinotasikan sebagai .

(15)

5

Seperti yang dikemukakan Miyakuni et al. (2004), penghitungan biomassa pohon jenis Acacia mangium dapat dihitung dengan menggunakan model alometrik sebagai berikut :

W = 0.0528 D2.7222 (4)

Keterangan:

W : biomassa (kg)

D : diameter pohon setinggi dada (cm) 4. Ketelitian ukuran plot contoh

(16)

6

n : jumlah ulangan (4)

5. Pembandingan parameter tegakan a. Rata-rata Bias

Untuk mengetahui bias dari masing-masing nilai penduga (dari plot contoh) terhadap nilai aktual (dari petak 1 ha) digunakan statistik rata-rata bias sebagai berikut (Huang et al. 2003 dalam Tiryana 2011):

ME = ∑ (8) Keterangan:

eij : Yaktual - yplot

n : jumlah ulangan plot penduga.

Nilai bias ini dapat bernilai positif dan negatif (Akca 1995, diacu dalam Muhdin 1999). Dengan demikian bias dapat mengukur kecenderungan overestimate atau underestimete dari pengukuran masing-masing nilai penduga.

b. Persen Bias

Persen bias masing-masing rumus dapat diketahui menggunakan persamaan sebagai berikut (Huang et al. 2003 dalam Tiryana 2011):

PE % =

(9)

Y merupakan nilai aktual untuk setiap parameter pada areal populasi 6. Uji Khi-kuadrat

Uji kesamaan nilai parameter tegakan antara plot contoh dibandingkan dengan parameter tegakan di dalam petak 1 ha dilakukan dengan menghitung nilai khi-kuadrat (chi-square) menggunakan rumus yang disarankan Kutner et al. dalam Herbagung (2009).

(10)

Keterangan :

χ2

: khi-kuadrat

Yaktual : parameter tegakan aktual dalam areal standar

Yplot : pendugaan parameter tegakan, dihitung berdasar data pohon-pohon

di dalam plot

dengan nilai parameter tegakan aktual.

(17)

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Parameter Jumlah Pohon per Hektar

Jumlah pohon dalam tegakan menggambarkan kerapatan tegakan. Kerapatan pohon aktual (dari petak 1 ha) paling tinggi dimiliki oleh tegakan umur 2 tahun dan kerapatan tegakan paling rendah dimiliki oleh tegakan umur 6 tahun (Gambar 3). Kerapatan tegakan semakin rendah seiring dengan bertambahnya umur tegakan karena adanya gangguan hutan seperti hama dan penyakit dan penebangan liar oleh masyarakat setempat (Perum Perhutani 2011). Selain itu, penjarangan pada tegakan yang sudah mencapai umur 5 tahun juga dapat mengurangi kerapatan tegakan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Direktorat Jendral Pengusahaan Hutan (2009) bahwa penjarangan merupakan tindakan pemeliharaan untuk mengatur ruang tumbuh dengan cara mengurangi kerapatan tegakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kualitas pohon.

(a) (b)

(c)

(18)

8

Tegakan mangium pada umur 2 tahun memiliki jumlah pohon paling banyak 817 pohon/ha (Tabel 1). Tegakan berumur 6 tahun memiliki jumlah pohon paling sedikit yaitu 426 pohon/ha. Ukuran plot contoh yang berbeda-beda memberikan nilai dugaan jumlah pohon per hektar yang berbeda dibandingkan dengan nilai aktualnya (dari petak 1 ha). Secara umum, nilai simpangan baku, standar error, dan koefisien variasi semakin kecil seiring bertambah luasnya ukuran plot contoh (Tabel 1). Nilai simpangan baku menunjukkan tingkat ragam dari suatu data. Hal ini menunjukan semakin kecil nilai simpangan baku maka semakin homogen data pendugaan. Nilai ragam yang tinggi dipengaruhi oleh tingkat penyebaran jumlah pohon yang bervariasi karena semakin bervariasi suatu data maka nilai ragamnya akan semakin tinggi. Dengan kata lain, semakin kecil nilai simpangan baku maka semakin tepat nilai penduga yang diperoleh (Draper & Smith 1992).

Tabel 1 Nilai aktual dan nilai dugaan jumlah pohon per hektar Umur

Y: Nilai parameter aktual; ӯ: Pendugaan rata-rata; SY: Simpangan baku; Se: Standard error; CV:

Koefisien variasi

Untuk menentukan ukuran plot contoh optimal yang dapat mewakili jumlah pohon per hektar dilakukan uji khi-kuadrat dan bias antara nilai aktual dengan nilai dugaan dari plot-plot contoh (Tabel 2). Untuk tegakan mangium umur 2 tahun, ukuran plot 60 m x 60 m, 70 m x 70 m, dan 80 m x 80 m memiliki nilai χ2 lebih kecil dari χ2tabel (terima H0) yang berarti tidak ada perbedaan yang nyata

antara nilai dugaan dengan nilai aktualnya. Oleh karena itu, ukuran plot optimal yang dipilih pada tegakan umur 2 tahun adalah 60 m x 60 m, karena ukuran plot tersebut adalah yang paling kecil dibanding kedua ukuran plot yang lain (70 m x 70 m dan 80 m x 80 m). Hal ini juga didukung dengan nilai rata-rata dan persen bias yang cukup kecil. Pada tegakan mangium umur 4 tahun, hasil uji khi-kuadrat pada semua ukuran plot contoh menunjukkan perbedaan yang nyata (tolak H0).

(19)

9 hektar tersebut sesuai dengan pernyataan Herbagung (2009) bahwa parameter jumlah pohon per hektar merupakan parameter yang sangat terpengaruh oleh perubahan ukuran plot. Hal ini dimungkinkan karena tingginya variasi jumlah pohon atau kerapatan tegakan pada setiap petak pengukuran di lapangan (Gambar 3).

: Khi-kuadrat hitung; χ2tabel = 7.815; ME: rata-rata bias; PE: persen bias; *) berbeda nyata pada

taraf 5%

Parameter Diameter Tegakan

(20)

10

Tabel 3 Nilai aktual dan nilai dugaan diamater tegakan Umur

Y: Nilai parameter aktual; ӯ: Pendugaan rata-rata; SY: Simpangan baku pendugaan; Se: Standard

error; CV: Koefisien variasi

Hasil uji khi-kuadrat pada Tabel 4 menunjukan bahwa nilai χ2 lebih kecil dari χ2

tabel(terima H0) pada seluruh ukuran plot contoh untuk setiap umur tegakan.

(21)

11

: Khi-kuadrat hitung; χ2tabel = 7.815; ME: rata-rata bias; PE: persen bias

Parameter Biomassa Tegakan

Tegakan mangium umur 6 memiliki nilai biomassa paling besar yaitu 69.63 ton/ha (Tabel 5). Hal ini dikarenakan semakin tua umur tegakan mangium maka semakin tinggi potensi biomassanya. Umur tegakan yang semakin besar diiringi dengan bertambahnya diameter tegakan (Tabel 3). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indrawan (1999), dapat diketahui bahwa pertumbuhan diameter pohon berbanding lurus dengan biomassa pohon, dimana setiap kenaikan diameter selalu diikuti oleh peningkatan biomassa pohon. Peningkatan biomassa tegakan disebabkan oleh meningkatnya dimensi tegakan, khususnya diameter tegakan. Dengan kata lain, semakin besar diameter tegakan maka potensi biomassanya akan semakin besar.

(22)

12

Tabel 5 Nilai aktual dan nilai dugaan biomassa tegakan Umur

Y: Nilai parameter aktual; ӯ: Pendugaan rata-rata; SY: Simpangan baku pendugaan; Se: Standard

error; CV: Koefisien variasi

Hasil uji khi-kuadrat (Tabel 6) menunjukkan bahwa untuk tegakan mangium umur 2 tahun, ukuran plot contoh 30 m x 30 m memberikan nilai dugaan biomassa tegakan yang tidak berbeda nyata (nilai χ2 lebih kecil dari χ2tabel

atau terima H0). Hal tersebut juga didukung dengan nilai rata-rata bias dan persen

bias yang relatif kecil. Untuk tegakan mangium umur 4 dan 6 tahun, plot contoh terkecil yang memiliki memberikan nilai dugaan yang tidak berbeda nyata (nilai χ2 lebih kecil dari χ2

tabel) terdapat pada ukuran plot 60 m x 60 m. Nilai bias dan

persen bias pada ukuran plot tersebut juga relatif kecil dan mendekati nol. Dengan demikian, ukuran plot contoh optimal untuk tegakan umur 2 tahun adalah 30 m x 30 m, sedangkan untuk tegakan umur 4 dan 6 tahun adalah 60 m x 60 m.

Menurut Hardjana (2014) plot contoh dapat dibuat dengan berbagai bentuk dan luasan tertentu, hal ini didasarkan pada keterwakilan areal atau lokasi penelitian. Pada tegakan umur 2 tahun, tingginya keterwakilan areal dikarenakan oleh kerapatan tegakan yang masih tinggi dan ketersebaran letak pohon yang masih merata (Gambar 3). Sehingga plot contoh berukuran 30 m x 30 m sudah dapat mewakili luasan tegakan umur muda untuk menduga biomassa dalam 1 ha.

(23)

13

: Khi-kuadrat hitung; χ2tabel = 7.815; ME: rata-rata bias; PE: persen bias; *) berbeda nyata pada

taraf 5%

Ukuran Plot Contoh untuk Tiap Parameter Tegakan

Secara umum, hasil uji kesamaan parameter tegakan dalam plot contoh dengan nilai parameter aktualnya dalam menentukan ukuran plot contoh optimal untuk masing-masing parameter tegakan dirangkum pada Tabel 7. Ukuran plot contoh optimal yang terpilih merupakan ukuran plot terkecil yang memberikan ketelitian pendugaan yang tinggi dalam menduga parameter-parameter tegakan hutan pada luasan 1 ha. Ukuran plot contoh optimal cenderung berbeda-beda untuk masing-masing parameter tegakan yang disebabkan oleh besar kecilnya keragaman masing-masing parameter tegakan tersebut.

Tabel 7 Ukuran plot contoh optimal untuk masing-masing parameter tegakan

Parameter Umur (tahun) Ukuran plot

(24)

14

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Pendugaan jumlah pohon per hektar pada tegakan mangium umur 2 tahun dapat menggunakan ukuran plot contoh 60 m x 60 m, sedangkan pada umur 6 tahun dapat menggunakan ukuran plot contoh 80 m x 80 m. Untuk tegakan umur 4 tahun, nilai dugaan dari berbagai ukuran plot contoh berbeda nyata dengan nilai aktualnya. Namun ukuran plot contoh 80 m x 80 m dapat memberikan ketelitian pendugaan yang lebih baik.

2. Pendugaan diameter tegakan mangium dapat menggunakan ukuran plot contoh 10 m x 10 m untuk umur 2 tahun dan ukuran 20 m x 20 m untuk umur 4 dan 6 tahun.

3. Pendugaan biomassa tegakan mangium dapat menggunakan ukuran plot contoh 30 m x 30 m untuk umur 2 tahun dan ukuran 60 m x 60 m untuk umur 4 dan 6 tahun.

Saran

Penelitian ukuran plot contoh optimal perlu dilakukan untuk jenis dan kondisi tegakan yang berbeda, termasuk di hutan alam. Selain ukuran plot, perlu juga diteliti bentuk plot contoh yang optimal, misalnya lingkaran atau persegi panjang, untuk pendugaan berbagai parameter tegakan.

DAFTAR PUSTAKA

Alfianto LS. 2007. Pendugaan potensi tegakan hutan pinus (Pinus merkusii) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi dengan metoda stratified systematic sampling with random start menggunakan unit contoh lingkaran konvensional dan tree sampling [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Avery TE. and HE Burkhart. 2002. Forest Measurements. McGraw-Hill. New York.

Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan. 2009. Pedoman dan Petunjuk Teknis Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) pada Hutan Alam Daratan. Buku Departemen Kehutanan. Jakarta.

Draper NR, H Smith. 1992. Analisis Regresi Terapan Edisi Kedua. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Evans J. 1982. Plantation Forestry in the Tropics. Oxford: Claredon Press.

Husch B, TW Beers and JA Kershaw. 2003. Forest Mensuration. Fourth Edition. John Wiley and Sons, Inc. New York.

(25)

15

Indrawan. 1999. Pendugaan Biomassa Pohon dengan Model Fractal Brancing pada Hutan Sekunder di Rantau Pandan Jambi. [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutananan Institut Pertanian Bogor.

Latifah S, Setiadi Y, Kusmana C, Suhendang N. 2005. The Comparation of Acacia mangium Stands and Soil Chemical Characteristic on Revegetation and Forest Estate Areas. Forestry Science Journal. 1(1): 1-37.

Miyakuni K, Kiyono, NM Heriyanto, and I Heriansyah. 2004. Allometric Biomass Equations, Biomass Expansion Factors and Root-to-shoot Ratios of Planted Acacia mangium Willd. Forests in West Java, Indonesia. Journal of Forest Planning 10: 69-76. Japan Society of Forest Planning.

Muhdin. 1999. Analisis beberapa rumus penduga volume log: Studi kasus pada jenis meranti (Shorea spp.) di areal HPH PT Siak Raya Timber, Propinsi Riau. Jurnal Manajemen Hutan Tropika5(2): 3344.

Perum Perhutani. 2011. RPKH Kelas Perusahaan Acacia mangium Kesatuan Pemangkuan Bogor Jangka Perusahaan 1 Januari 2011 s/d 31 Desember 2015. Bogor.

Oliver CD, and BC Larson. 1990. Forest Stand Dynamic. Mc Graw Hill, Inc. New York.

Sigit WE. 2001. Perbandingan efisiensi metode pohon contoh (tree sampling) dan metode konvensional dalam pendugaan potensi tegakan jati (Tectona grandis L.f.) di KPH Mantingan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sutarahardja S, Mawardi KI. 1997. Perbandingan antara Metode Areal Sampling dan Tree Sampling dalam Menaksir Volume Tegakan Pinus merkusii di Kesatuan Pemangkuan Hutan Bandung Utara. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

(26)

16

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 12 Mei 1993 dari Ayah Ridwan Dawami dan Ibu Sri Maryati. Penulis merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Jenjang pendidikan yang ditempuh penulis adalah MI Muhammadiyah Leuwiliang dengan tahun kelulusan 2005 kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Leuwiliang dan lulus pada tahun 2008. Tahun 2011 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Leuwiliang dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur SNMPTN Undangan di Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Gambar 1 Bentuk petak 1 ha (100 m x 100 m) pada tegakan umur (a) 2 tahun dan
Gambar 2 Simulasi beberapa ukuran plot contoh pada setiap petak 1 ha
Gambar 3 Sebaran letak pohon pada tegakan umur: (a) 2 tahun, (b) 4 tahun, dan
Tabel 1 Nilai aktual dan nilai dugaan jumlah pohon per hektar
+6

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku prososial dapat ditanamkan pada anak dengan cara bermain peran prososial agar anak juga dapat merasakan langsung respon positif dan penerimaan sosial yang dapat

Dapat mengetahui waktu produksi yang ada dalam perusahaan guna mencukupi waktu produksi yang diperlukan berdasarkan hasil peramalan permintaan konsumen pada masa mendatang

UPT dan Perangkat Daerah yang berbentuk Rumah Sakit yang sudah dibentuk tetap melaksanakan tugasnya sampai dengan ditetapkannya Peraturan Walikota tentang

[r]

Guru dan siswa bertanya jawab berkaitan dengan identitas diri yang dibutuhkan sebagai warga negara yang baik.. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan

diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik terhadap prestasi

Sistem yang dirancang adalah sistem layanan pemesanan dan antrian pada dapur restoran, dimana customer yang datang dapat melakukan pemesanan melalui PC yang

 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan sementara hingga  Keadaan  Kahar  berakhir  dengan  ketentuan,  Penyedia  berhak  untuk