• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDUGAAN POPULASI HAMA SYMPHYLIDS (HANSENIELLA SP.) PADA TANAMAN NANAS DENGAN METODE EKSTRAKSI LANGSUNG VS METODE UMPAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDUGAAN POPULASI HAMA SYMPHYLIDS (HANSENIELLA SP.) PADA TANAMAN NANAS DENGAN METODE EKSTRAKSI LANGSUNG VS METODE UMPAN"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENDUGAAN POPULASI HAMA SYMPHYLIDS (HANSENIELLA SP.) PADA TANAMAN NANAS DENGAN METODE EKSTRAKSI

LANGSUNG VS METODE UMPAN

Oleh

Suparman

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dan menganalisis pendugaan populasi hama symphilids (Haniseniella sp.) pada tanaman nanas dengan metode ekstraksi langsung versus metode umpan. Penelitian dilakukan pada

bulanSeptember hingga November di lahan pertanaman nanas PT Great Giant Pinneaple (GGP), Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan enam lokasi petak. Dari masing-masing petak ditentukan empat titik sampel dan setiap titik sampel dipilih dua tanaman secara acak sehingga terdapat 48 satuan percobaan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan program lognorm untuk mengetahui pola sebaran hama.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pendugaan metode umpan hama symphilids pada pengamatan minggu 0-8 mempunyai pola sebaran mengelompok, sedangkan pendugaan dengan metode ekstraksi langsung menghasilkan pola sebaran hama symphylids bervariasi. Pada pengamatan minggu 0 dan 4, hama sympylids mempunyai pola menyebar dan pada pengamatan minggu 1, 2, 3, 5, 6, 7, dan 8 mempunyai pola sebaran mengelompok. Berdasarkan hasil pendugaan populasi hama symphylids, penggunaan metode ekstraksi langsung secara umum menghasilkan hasil dugaan populasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode umpan.

(2)

PENDUGAAN POPULASI

HAMA SYMPHYLIDS (HANSENIELLA SP.) PADA TANAMAN NANAS DENGAN METODE EKSTRAKSI LANGSUNG VS METODE UMPAN

Oleh SUPARMAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PENDUGAAN POPULASI

HAMA SYMPHYLIDS (HANSENIELLA SP.) PADA TANAMAN NANAS DENGAN METODE EKSTRAKSI LANGSUNG VS METODE UMPAN

(Skripsi)

Oleh SUPARMAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tanaman Nanas (Ananas comosusL.)... . 7 2. Hama Symphylids(Hanseniella sp.)... 11 3. Enam lokasi petak pengamatan pada hamparan nanas berumur + 2

bulan ... 14 4. Empat titik sampel lokasi petak pengamatan pada hamparan nanas

berumur + 2 bulan... 14 5. Pengamatan dan penghitungan jumlah hama Symphylids yang terbawa

dengan metode ekstraksi langsung... 15 6. Umpan yang berisi tanah dan bahan organik dipendam kembali

di dalam bekas galian tanah sedalam+15 cm... 16 7. Kain kasa yang berisi umpan bahan organik (daun pepaya) setelah empat

hari diletakkan dalam nampan berwarna merah... 17 8. Rata–rata hasil dugaan populasi hama symphylids dengan metode

ekstraksi Vs metode umpan pada pertanaman nanas berumur dua bulan di lahan PT GGP Lampung pada periode September hingga

November 2012... 23 9. Nilai ragam hama symphylids dengan metode ekstraksi Vs metode umpan

pada pertanaman nanas berumur dua bulan di lahan PT GGP Lampung pada periode September hingga November 2012... 23 10. Nilai indeks green hama symphylids dengan metode ekstraksi Vs

metode umpan pada pertanaman nanas berumur dua bulan di lahan

(5)

v

11. Chi-square binomial negative hama symphylids dengan metode ekstraksi Vs metode umpan pada pertanaman nanas berumur dua bulan di lahan PT GGP Lampung pada periode September hingga

November 2012... 24 12. Nilai dugaan k hama symphylids dengan metode ekstraksi Vs

metode umpan pada pertanaman nanas berumur dua bulan di lahan

PT GGP Lampung pada periode September hingga November 2012... 25 13. Beberapa tingkat serangan hama Symphilids pada tanaman nanas

(A. ringan, B. sedang, C. berat)... 30

(6)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

I. PENDAHULUAN ... . 1

1.1. Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 4

1.3 Kerangka Pemikiran ... 5

1.4 Hipotesis ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1 Tanaman Nanas(Ananas comosus L.)... 7

2.2 Hama Symphylids(Hanseniella sp.)... 9

2.3 Pendugaan Populasi Hama... 11

III. BAHAN DAN METODE ... 13

3.1 Tempat dan Waktu penelitian ... 13

3.2 Bahan dan Alat ... 13

3.3 Metode Penelitian ... 13

(7)

ii

3.3.2 Pendugaan Populasi Hama Symphylids dengan Metode

Ekstraksi Langsung………..….. 14 3.3.3 Kandungan Populasi Hama Symphylids Dengan Metode Umpan….. 15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……… 18

4.1 Hasil Pendugaan Populasi Hama Symphylids dengan Metode Ekstraksi

Langsung….………... 18

4.2 Hasil Pendugaan Populasi Hama Symphylids dengan Metode Umpan... 20

4.3 Perbandingan Pendugaan Populasi Hama Symphylids Metode Umpan dengan Metode Ekstraksi Langsung... 21

V.KESIMPULAN DAN SARAN... 26

5.1 Simpulan... 26

5.2 Saran... 26

PUSTAKA ACUAN... 27

(8)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Beberapa indeks sebaran dan dugaan pola sebaran hama Symphylids dengan metode ekstraksi langsung pada pertanaman nanas berumur

dua bulan dilahan PT GGP Lampung Tengah... . 19

2. Beberapa indeks sebaran dan dugaan pola sebaran hama Symphylids dengan metode umpan pada pertanaman nanas berumur dua bulan

(9)
(10)
(11)

MOTO

Cukup Allah bagiku, tidak ada lain selain dia hanya kepadanNYA lah aku bertawakal (Qs. At taubah 129)

Reason is most powerfull weapon that have

( alexander lebed)

Orang yang paling miskin adalah orang yang tidak punya impian ( Zig ziglar)

Terus belajar menyalahkan diri sendiri karna disetiap kesalahan, kita menjadi salah satu faktor penyebabnya

(suparman)

(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 10 Juni 1989 di Kelurahan Yukum Jaya, Lampung Tengah. Penulis merupakan anak kesembilan dari sembilan bersaudara pasangan Atma dan Siti Fatimah.Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 4 Yukum Jaya pada tahun 2001, Madrasah Tsanawiyah di MTs Negeri 1Poncowati pada tahun 2004, dan Madrasah Aliyah di MA Negeri 1 Poncowati pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui

jalurPenelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB) dan pada tahun 2008 penulis menjadi Mahasiswa Agroekoteknologi disebabkan adanya kebijakan peleburan tiga jurusan (Budi Daya Pertanian, Ilmu Tanah dan Proteksi Tanaman).

Pada tahun akademik 2010, penulis melaksanakan Praktik Umumdi Balai

(13)

Departemen Kesekretariatan (2009), Anggota Bidang Hubungan Alumni dan Komunikasi Umat (2010), dan sebagai Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam cabang Bandar Lampung Komisariat Pertanian Unila (2011).

(14)

SANWACANA

Teriring salam dan do’apenulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pendugaan Populasi Hama Symphylids

(Hanseniella sp.) padaTanaman Nanas

denganMetodeEkstraksiLangsungVsMetodeUmpan.

Penulis menyadari bahwa selama penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan saran dari banyak pihak.

Padakesempataninipenulismengucapkanterimakasihkepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. HamimSudarsono, M.Sc.,selakupembimbingutama yang telahmemberikanbimbingan, gagasan, nasihat, arahandan saran yang

sangatbermanfaatdalampenyusunanskripsiinihinggaselesai. 2. Bapak Ir. Agus M Hariri, M.P., selakupembimbingkedua yang

telahmemberikan saran, nasehat,

danbimbinganselamapenelitiandanpenulisanskripsiinihinggaselesai. 3. Bapak Prof. Dr. Ir. Purnomo, M.S.,selakupenguji yang telahmemberikan

(15)

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.S., selaku pembimbing akademik yang telah memberikan saran, kritik, dan nasehat selama penulis kuliah di Universitas Lampung.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

6. Bapak Dr. IrKuswanta F.Hidayat, M.P.,selakuKetuaJurusanAgroteknologi. 7. Seluruh Dosen Jurusan Agroteknologi atas bimbingan dan ilmu pengetahuan

yang telah diberikan selama penulis menjadi mahasiswa.

8. Emak tercinta dan Bapakterimakasih atas segala do’a, dukungan, kepercayaan dan limpahan kasih sayang selama ini, untuk kakakku yang hebat, kang Mus dan tujuh kakakku sekeluarga yang selalu memberi semangat dan nasehat berharga untukku, semoga perjuangan kalian semua untukku tidak sia-sia, amin.

9. Katrin Kenese yang selalu setia memberikan bantuan, semangat, dan kasih sayangnya kepada penulis selama ini, ingat mba kalau jodoh tak akan kemana. 10. Bapak Ahyar di BALITTRO Bogor, Bapak Maulana, Ibu Mahrita Willis, atas

pengalaman, pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis selama Praktik Umum.

11. Rekan satu timpenelitianMarjuki (alm) yang telahtenangdisana”amin” atas kerjasama, bantuan dan semangat yang selalu diberikan selama melaksanakan penelitian.

(16)

13. KeluargabesarBTN Endy, Kiki, Furqon, Indra, danRusli, terima kasih atas semangat dan motivasinya

14. Mas Iwan dan Mbak WidyaningrumAlita Sari, S. P., atas kerjasama dan bantuan selama penulis menjadi mahasiswa.

15. Teman- teman seperjuangan angkatan 2007: Hasbul, Saka, Anto, Alwie, Fajri, Jaya,Yoshua, Syukur, lyan, Meri, Eka, Riki, Juwita, Mpeb,Via, lilis, Cici, Uus, Sisil, Resma, Tere, Maria, Kristin dan yanti dan teman-teman HPT angkatan 2000 (Bang Joni Hidayat dan Bang Hasrat Tanjung dkk.), 2001 (Adjo dkk.), 2002 (Bang Zul, Bang Hardi dkk.), 2003 (Bang Ikhsan dkk.), 2004 (Mba Eka, Bang Madda dkk.), 2005 (Bang David, Bang Helsond dkk.), 2006 (Bang Nanda, Bang Slamet, Bang Arif, Bang Agung, Mba Ipeh, dkk.) dan teman – teman Agroteknologi angkatan 2008 sampai 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih untuk kebersamannya selama ini. 16. Teman – teman di HMI Komisariat Pertanian Unila, juga teman- teman

angkatan KUDETA, JIJIK, jangan pernah berhenti berjuang untuk

mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Terima kasih atas tenaga, waktu diskusi dan berbagi selama ini” Yakusa”.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin.

Penulis

(17)
(18)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Pada saat ini Indonesia merupakan negara eksportir nanas terbesar di dunia dengan rata-rata ekspor nanas mencapai 200.000 ton per tahun.Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor nanas baik segar maupun kalengan selama Januari hingga Juni 2013 mencapai 75,78 ribu ton dengan nilai US$ 68,43 juta (Badan Pusat Statistik, 2013). Komoditas subsektor hortikultura yang

mempunyai nilai ekspor terbesar pada bulan Juni 2013 adalah nanas sebesar US$ 13,7 juta (Pusdatin, 2013). Ekspor nanas ini terutama merupakan produksi dari PT Great Giant Pinneaple (GGP) yang berada di Provinsi Lampung.Nanas yang diekspor saat ini tercatat sebagai eksportir koktail no. 3 di dunia dengan investasi mencapai Rp.1,4 triliun (Detikcom, 2012). Tujuan utama ekspor nanas dari PT GGP adalah negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Belanda, Kanada, China, Inggris, Portugal, Rusia, Spanyol, Taiwan, Mesir, dan Thailand (Financeroll, 2012).

(19)

2

hingga pengendalian hama dan penyakit tanaman nanas. Secara umum, aspek-aspek budidaya nanas di PT GGP telah berkembang cukup baik dan mapan. Namun demikian, kegiatan pengendalian hama harus dilakukan secara terus-menerus dengan mengikuti perkembangan populasi hama dan penyakit tanaman yang ada. Selalu terjadi kemungkinan masuknya jenis hama atau penyakit baru pada areal perkebunan yang luas. Oleh karena itu, kegiatan pemantaun hama dan penyakit tanaman, tak terkecuali pada perkebunan nanas, harus dilakukan secara terprogram berdasarkan jenis hama dan/atau penyakit yang sedang menjadi masalah.

Masalah hama dan penyakit pada tanaman nanas merupakan salah satu faktor yang memengaruhi produksi nanas. Hama yang menyerang tanaman nanas di antaranya adalah penggerak buah Thecla basilides(Lepidoptera), kumbang Carpophilus hemipterus L. (Coleoptera), lalat buah Atherigona sp. (Diptera),

Thrips (Holopothrips ananasi; Thysanoptera), ulat buah Tmolus echinon L

(Lepidoptera), tikus dan nematode (Semangun,2007). Di antara beberapa hamatersebut, hama Symphylids pada saat ini mempunyai potensi menimbulkan kerugian yang sangat besar. Menurut Bartholomew (2001), Symphylids dapat mengurangi penyerapan nutrisi dan air sehingga tanaman mengalami penurunan pertumbuhan dan perkembangan yang tertunda dalam tanaman nanas.

Hama symphylids yang tergolong ke dalam Ordo Symphyla dan termasuk

(20)

3

bercabang-cabang seperti sapu, sedangkan rambut akarnya umumnya habis

dimakan. Akibatnya serapan akar terhadap nutrisi dan airpun berkurang, sehingga pertumbuhan tanaman terganggu dan tanaman menjadi kerdil. Seperti serangan hama umumnya, kerusakan tanaman akibat serangan hama ini juga tidak tersebar merata tetapi mengelompok (Bartholomew, 2001).

Mengingat hamasymphylids hidup pada daerah perakaran tanaman nanas,

populasi hama ini diperkirakan justru akan berkembang dengan baik ketika tanah memiliki kandungan bahan organik tinggi akibat dari penggunaan pupuk alami. Dengan demikian, pengendalian secara kimiawi umumnya dinilai merupakan salah satu pilihan yang ekonomis dalam budidaya skala besar. Pengendalian symphylids secara kimiawi adalah cara yang paling berhasil dalam mengelola populasi hama symphylids agar tidak merusak tanaman, yaitu dengan cara aplikasi fumigasi tanah, aplikasi pestisida ke dalam tanah sebelum tanam, dan aplikasi setelah tanam melalui sistem irigasi tetes. Namun demikian, mengingat dampak negatif aplikasi insektisida yang berpotensi mengganggu ekosistem pertanaman nanas maka aplikasi kimiawi ini seyogyanya hanya dilaksanakan jika populasi hama symphillids cukup tinggi dan secara ekonomis telah menyebabkan kerugian yang benar-benar memerlukan tindakan pengendalian kimiawi. Kondisi ini semakin penting karena aplikasi insektisida di dalam tanah bisa mempunyai dampak yang lebih sistemik dan berbahaya bagi artropoda-artropoda tanah nir-hama.

(21)

4

dapat menurunkan populasi mikroorganisme tanah seperti cacing tanah, bakteri rhizobium dan mikoriza. Selain itu, penggunaan pestisida yang berlebihan akan berdampak negatif terhadap lingkungan melalui pencemaran air dan tanah, timbulnya spesies hama yang resisten, merusak keseimbangan ekosistem, dan timbulnya spesies hama baru atau ledakan hama sekunder (Darmono,

2001).Berdasarkan keperluan ini maka penelitian untuk pendugaan populasi hama symphylids pada pertanaman nanas sangat diperlukan. Pendugaan populasi hama yang akurat diharapkan mampu memberikan keputusan yang tepat pada saat aplikasi insektisida dilaksanakan. Dengan informasi populasi yang akurat maka kemungkinan terjadinya aplikasi yang berlebihan dapat dihindarkan karena aplikasi insektisida hanya benar-benar dilaksanakan ketika populasi hama target telah memenuhi standar terendah yang ditetapkan.

Menurut Rukmana (1996), pendugaan populasi hama symphylids pada

pertanaman nanas dapat dilaksanakan dengan dua metode, yaitu dengan metode pendugaan ekstraksi langsung dan metode pendugaan dengan umpan. Masing-masing metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.Oleh karena itu, kedua metode ini perlu dipelajari dan dibandingkan untuk menentukan bagaimana hasil dari masing-masing metode ini.

1.2 Tujuan Penelitian

(22)

5

1.3 Kerangka Pemikiran

Pendugaan pada dasarnya merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan, sebab efektif atau tidaknya suatu keputusan umumnya tergantung pada beberapa faktor yang tidak atau belum diketahui pada waktu keputusan itu diambil. Pendugaan dan pengambilan keputusan adalah merupakan dasar dalam menyusun suatu bentuk perencanaan yang menjadi aktifitas

kehidupan sehari-hari.Alasan dibutuhkannya pendugaan adalah karena adanya perbedaan waktu antarkejadian nyata suatu peristiwa yang cukup lama. Apabila beda waktu itu kecil atau tidak ada, maka pendugaan tidak dibutuhkan lagi (Suwardiwijaya, 2009).

Mengingat hamasymphylids hidup di dalam tanah dan di daerah perakaran tanaman nanas, akurasi pendugaan populasi sangat penting agar aplikasi

insektisida yang diberikan tidak mubazir atau berlebihan. Apabila aplikasi hanya dilaksanakan berdasarkan gejala kerusakan tanaman maka kemungkinan besar terjadi keterlambatan aplikasi karena gejala kerusakan pada umumnya terlihat setelah beberapa lama kemudian. Oleh karena itu, pendugaan populasi hama simphylids pada perkebunan nanas mempunyai makna yang lebih penting daripada pendugaan hama-hama yang menyerang bagian tanaman yang di atas permukaan tanah.

Pergerakan hamasymphylidsdi dalam tanah biasanya dibatasi oleh jenis tanah dan cenderung untuk tinggal di dalam tanah dengan struktur tanah yang

(23)

6

atau memiliki struktur kasar, terutama dengan kadar bahan organik yang tinggi dan pengolahan tanah sangat sedikit selama persiapan lahan (Bartholomew, 2001).

Pemilihan suatu metode pendugaan populasi suatu hama dapat ditentukan oleh beberapa faktor. Apabila metode pendugaan populasi suatu hama telah

berkembang dengan baik maka metode pendugaan yang dipilih dapat

dipertimbangkan berdasarkan tingkat akurasi, efisiensi biaya, dan kemudahan pelaksanaannya. Namun demikian, apabila metode pendugaan tersebut belum banyak dikembangkan maka harus diujicoba beberapa metode pendugaan dan kemudian membandingkan hasil keduanya. Apabila kedua metode tersebut memberikan hasil pendugaan relatif sama maka sebaiknya dipilih salah satu metode pendugaan yang paling murah dan pelaksanaannya paling mudah.

Untuk menduga populasi hama symphylids pada pertanaman nanas umumnya dikenal dua metode pendugaan, yaitu dengan metode ekstraksi langsung dengan cara mencabut tanaman nanas dan dengan metode umpan dengan cara mengambil sampel tanah pada lahan pertanaman nanas yang diambil dengan menggunakan alat ring sampel dan menempatkannya ke dalam lembaran kain kasa yang dicampur dengan daun pepaya sebagai umpan organik.

1.4 Hipotesis

(24)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Nanas (Ananas comosus L.)

Tanaman nanas merupakan tanaman buah yang selalu tersedia sepanjang tahun dan merupakan tanaman yang tergolong dalam tanaman yang tahan terhadap kemarau dan dapat hidup baik pada suhu sekitar 30°C dengan taburan hujan sebanyak 1250 mm setahun (Rukmana, 1996). Tanaman nanas berbentuk semak (Gambar 1) dan hidupnya bersifat perennial. Tanaman nanas terdiri dari akar, batang, daun, batang, bunga, buah dan tunas-tunas. Akar nanas dapat dibedakan menjadi akar tanah dan akar samping, dengan sistem perakaran yang terbatas. Akar-akar tanaman nanas melekat pada pangkal batang dan termasuk berakar serabut (monocotyledonae). Kedalaman perakaran pada media tumbuh yang baik tidak lebih dari 50 cm, sedangkan di tanah biasa jarang mencapai kedalaman 30 cm (Semangun, 2007).

(25)

8

Menurut Bartholomew, (2003) secara taksonomis, tanaman nanas tergolong ke dalam famili Bromeliaceae, yaitu kelompok tanaman monokotil berbunga yang berasal dari wilayah tropis (Amerika Selatan). Klasifikasi ilmiah tanaman nanas adalah sebagai berikut

Kerajaan : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Kelas : Angiospermae (berbiji tertutup) Ordo : Bromeliales

Famili : Bromeliaceae Subfamili : Bromeliadeae Genus : Ananas

Species : Ananas comosus (L.) Merr.

Batang tanaman nanas berukuran cukup panjang 20-25 cm atau lebih, batang sebagai tempat melekat akar, daun bunga, tunas dan buah, sehingga secara visual batang tersebut tidak nampak karena sekelilingnya tertutup oleh daun. Tangkai bunga atau buah tanaman nanas merupakan perpanjangan batang.Pada daunnya ada yang tumbuh dari duri tajam dan ada yang tidak berduri. Tetapi ada pula yang durinya hanya ada di ujung daun. Duri nanas tersusun rapi menuju ke satu arah menghadap ujung daun. Daun nanas tumbuh memanjang sekitar 130-150 cm, lebar antara 3-5 cm atau lebih, permukaan daun sebelah atas halus mengkilap berwarna hijau tua atau merah tua bergaris atau coklat kemerah-merahan. Sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna keputih-putihan atau

(26)

9

helai yang tata letaknya seperti spiral, yaitu mengelilingi batang mulai dari bawah sampai ke atas arah kanan dan kiri (Semangun, 2007).

Berdasarkan laporan Financeroll (2012), pada saat ini Indonesia tercatat sebagai eksportir nanas terbesar dunia dengan nilai ekspor per tahun mencapai ratusan juta dolar Amerika Serikat. Tercatat total nilai ekspor nanas Indonesia mencapai $139 juta, sebagian besar dikirim ke Amerika Serikat, kemudian negara-negara Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Latin seperti Peru, Uruguay, Panama, dan India. Nanas ini diekspor dalam bentuk produk olahan seperti kemasan kaleng.

2.2 Hama Symphylids (Hanseniella sp.)

Hama symphylids berukuran sangat kecil (panjang 0,2-1,2 cm), berwarna putih krem dan ditemukan pada semua jenis tanah. Symphylids (Gambar 2) mempunyai tekstur lunak, dengan tubuh yang bersegmen sepanjang tubuhnya, biasanya ada 15 – 24 segmen, dengan ujungnya terdapat dua titik cerci.Segmennya pada bagian

dorsal ditutup oleh semacam plat pelindung dorsal (Dano, 2012).

(27)

10

Klasifikasi ilmiah symphylids adalah sebagai berikut (Dano, 2012): Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Subfilum :Myriapoda

Kelas :Symphylids

Ordo :Symphyla

Genus :Hanseniella

Spesies :Hanseniella sp.

Symphylids dapat ditemukan berbagai habitat yang luas, terutama pada habitat hutan, dalam tanah, kayu yang membusuk atau di mikrohabitat

sejenis.Symphylids ditemukan juga di kebun, rumah kaca (greenhouse),

perkebunan, dan biasanya ditemukan didekat permukaan tanah.Symphylids dapat berlari dengan cepat, karena berwarna putih dapat dengan mudah diidentifikasi tetapi sulit untuk dikumpulkan dengan tangan kosong (Dano, 2012).

Symphylids bersifat polifag, memakan jaringan meristem atau rambut akar. Pada tanaman nanas, akar di dalam tanah akan terlihat bercabang-cabang seperti sapu seperti gejala witches brooms. Kerusakan tanaman nanas karena symphylids ini juga sangat mirip dengan serangan nematoda. Akibat serangan symphilids

efisiensi akar akan terganggu, serapan akar terhadap nutrisi dan air pun berkurang, sehingga pertumbuhan tanaman terganggu dan tanaman menjadi kerdil. Serangan hama symphylids pada tanaman nanas dilapangan jika diamati secara langsung sulit di bedakan dengan gejala lain seperti kekurangan air atau unsur

(28)

11

Gambar 2. Hama symphylids (Hanseniella sp.) ( Sumber Suparman, 2013)

2.3 Pendugaan Populasi Hama

Pendugaan terhadap populasi suatu hama dengan ketepatan dan akurasi yang tinggi sangat diperlukan dalam usaha pengendalian hama. Untuk memperoleh dugaan populasi hama yang akurat, diperlukan suatu metode pendugaan yang sesuai dengan karakteristik dan perilaku hama yang diduga populasinya. Selain itu, akurasi dugaan yang diperoleh juga ditentukan oleh metode sampling atau penarikan contoh yang digunakan. Menurut Lasmito et al. (1983), metode penarikan contoh yang dipergunakan banyak macamnya, tergantung pada jenis tanaman dan sifat-sifat dari hama. Sifat-sifat hama yang perlu diketahui yaitu penyebaran dan cara hidupnya. Metode penarikan contoh apapun yang dipergunakan, ada dua syarat yang perlu diperhatikan, yaitu praktis dan dapat dipercaya.

(29)

12

cara mencabut tanaman nanas dan diletakkan pada sebuah nampan dan dihitung langsung hama symphylids dengan cara membalik–balik tanah sedangkan metode umpan umumnya digunakan dengan mengambil sampel suatu tanaman atau media yang digunakan dengan memberikan umpan yang telah dicampur dengan tanah.

Metode umpan sering digunakan oleh peneliti, seperti yang dilakukan oleh (Pereira etal., 1994), pada pengamatan bulk-stored grain dengan menggunakan perangkap plastik berbentuk silinder dan mengambil sampel kacang-kacangan dengan menggunakan saringan.Teknik sampling untuk mendeteksi serangga pada bulk-stored grain menyediakan informasi yang berarti untuk pengelolaan,

pemasaran dan penelitian. Teknik ini juga secara efisien, akurat, dan ekonomis mengurangi jumlah perlakuan, tingkat dari residu dan resiko bagi pengelola serta secara umum meningkatkan kualitas hasil dugaan yang dihasilkan.

Teknik sampling serangga yang baik adalah teknik yang dilakukan dengan pengulangan, memberikan hasil dugaan secara akurat dan mengurangi

ketergantungan hasil dugaan pada pelaksana sampling. Berdasarkan program pemantauan yang baik, pengaturan pengendalian dapat diambil pada tingkat populasi yang tepat, sehingga dapat mengurangi secara signifikan kehilangan dan harga. Metode umpan juga digunakan oleh (Reed etal., 2010), dengan

menggunakan tiga metode sampel yaitu sweep-net, hand vacuum dan blower vacuum pada pengamatan serangga yang menyerang daun kentang. Menurut

(30)

13

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanaman nanas milik PT Great Giant Pinneaple (GGP), Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian dilaksanakan dari bulan September 2012 sampai dengan November 2012.

3.2 Bahandan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah, tanaman nanas berumur + 1-2 bulan, dan daun pepaya sebagai umpan hama symphylids.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kotak plastik (volume 1 kg), pisau, nampan plastik bewarna merah berukuran 25 x 40 cm, kuas, skop tanah, kain kasa dan alat tulis.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Penentuan Lahan Pengamatan dan Contoh Petak Tanaman

(31)

14

[image:31.595.185.441.237.348.2] [image:31.595.191.448.405.518.2]

(Gambar 3), pada setiap petak percobaan terdapat 60 tanaman nanas. Dalam metode ekstraksi langsung, masing-masing petak kemudian dipilih dua tanaman secara acak untuk diamati.Sedangkan dalam pendugaan populasi dengan metode umpan dari masing-masing petak ini selanjutnya ditentukan empat titik sampel (Gambar 4).

Gambar 3. Enam lokasi petak pengamatan pada hamparan nanas berumur + 2 bulan

Gambar 4. Empat titik sampel lokasi petak pengamatan pada hamparan nanas berumur + 2 bulan.

3.3.2 Pendugaan Populasi Hama Symphylids dengan Metode Ekstraksi Langsung

(32)

15

[image:32.595.164.488.277.518.2]

dengan alat serok tangan sehingga tanah di sekitar perakaran tanaman nanas terbongkar dan bisa diletakkan pada nampan untuk diamati. Jumlah hama symphylids dihitung secara langsung di hamparan dengan cara memeriksa dan membalik-balik bongkaran tanah dengan hati-hati. Karena hama sympylids bergerak sangat lincah, pengamatan dilakukan pada pagi hari ketika hama belum terlalu aktif.

Gambar 5. Pengamatan dan penghitungan jumlah hama symphylids yang terbawa dengan metode ekstraksi langsung.

3.3.3 Pendugaan Populasi Hama Symphylids dengan Metode Umpan

(33)

16

[image:33.595.128.487.370.606.2]

lembaran kain kasa (lebar ± 40 cmx 40 cm). Kain kasa ini berisi campuran sampel tanah dan umpan daun pepaya ini selanjutnya dimasukkan dan dipendam sebagai umpan organik ke dalam lubang berdiameter ± 25 cm dengan kedalaman± 15 cm (Gambar 6). Empat hari kemudian, kain kasa yang berisi umpan bahan organik (tanah dan daun pepaya) diambil dan diletakkan pada nampan berwarna merah untuk dihitung jumlah hama symphylids yang berada di dalamnya (Gambar 7). Jumlah hama symphylids dihitung secara langsung di hamparan dengan cara memeriksa dan membalik-balik tanah dan umpan organik dengan hati-hati. Karena hama symphylids bergerak sangat lincah, pengamatan harus dilakukan pada pagi hari ketika hama belum terlalu aktif.

(34)
[image:34.595.133.503.98.354.2]

17

(35)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkann bahwa:

1. Pendugaan populasi hama symphylids pada pertanaman nanas dengan metodeekstraksi langsung memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode umpan.

2. Pada pertanaman nanas metode ekstraksi langsung dapat dilaksanakan relatif lebih cepat dibandingkan dengan metode umpan.

5.2 Saran

(36)

27

PUSTAKA ACUAN

Alphonsine, P.M., Fourner, P., Dole,B., Govindin, C.J., Queneherue, P.,& Soler, A. 2011. A bait and Trap Method ForSampling Symphylid Populations in Pineapple. Banana, Plantain and Pineapple Cropping Systems. France. 6 hal.

Badan Pusat Statistik. 2013. Tabel Ekspor Impor. Diakses Tanggal 19 Agustus 2014.http://bps.go.id.

Bartholomew, D. 2001. Newsletter of the Pineapple Working Group.International Society for Horticultural Science.

Borror, D J,. Triplehorn,C.A.,& Jhonson, N.F. 1996. Pengenalan Pembelajaran Serangga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 1083 hlm.

Dano, D. 2012. Mengenal Symphilids. Laporan.PPIC Plantation, PT Great Giant Pineapple. 20 hal.

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam.Penerbit Universitas Indonesia.

Jakarta 179 hal.

Detikcom. RI. 2012. Jadi Negara Pengekspor Nanas Terbesar di Dunia. Diakses tanggal 18

Agustus2014.http://detik.com/read/2012/01/02/192700/ 1804972/4/ri-jadi-negara-pengekspor-nanas-terbesar-didunia.

Djojosumarto, P. 2008. Pestisida Dan Aplikasinya. Penerbit PT Agromedia Pustaka. Jakarta.332 hal.

Financeroll. 2012.Indonesia pengekspor nanas terbesar dunia. Akses tanggal 13 juni 2012.http://financeroll.co.id/news/17366/indonesia-pengekspor-nanas-terbesar-dunia.

(37)

28

Ludwig, J.A. &Reynolds, J.F. 1988. Statistical Ecology: A Primer on Methods and Computing.John Willey and Sons. San Diego. 337 pp.

National Pesticide Information Centre.2012. Bifenthrin Technical fact sheet.Akses tanggal 15 Juni 2012.http://npic.orst.edu/factsheets/biftech.pdf.

Pereira, P.R.V.S., Lazzari, F.A., Lazzari,S.M.N., &Almeida, A.A. 1994. Comparison Between Two Methods Of Insect Sampling In Stored Wheat.proceeding. CAB Internasional Working Conference on Stored-product, Wallingford, United Kingdom,Canberra, Ausralia, April 17-23, 1994. 1:435-438

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin). 2013.Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian. Kementrian Pertanian Republik Indonesia. Vol VII. 35 hal

Rani, C. 2003.Metode PengukurandanAnalisisPolaSpasial (Dispersi) Organisme Bentik.Jurnal Protein.19 : 1351-1368

Reed, J.T.,Adams, L C., & Abel. 2010. Comparison of Three Insect Sampling Methods in Sweetpotato Foliage in Mississippi.J. Entomol. Sci. 45(2): 111-128

Rukmana, R. 1996. Nenas Budidaya dan Pasca Panen.Akses tanggal 4 Mei 2012. Penerbit Kanisius. http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/deskripsi-nanas. html.

Semangun, H. 2007. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sumeru, A. 2005. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Suwardiwijaya, E. 2009.Aplikasi Model Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tanaman Padi.Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Jakarta. 7 hal.

Gambar

Gambar 1.  Tanaman nans(Ananas comosus L.) (sumber foto: Divisi R & D PT GGP).
Gambar 2.  Hama symphylids (Hanseniella sp.) ( Sumber Suparman, 2013)
Gambar 3.  Enam lokasi petak pengamatan pada hamparan nanas berumur + 2  bulan
Gambar 5. Pengamatan dan penghitungan jumlah hama symphylids yang terbawa dengan metode ekstraksi langsung
+3

Referensi

Dokumen terkait

Minyak kelapa yang banyak diproduksi di Indonesia umumnya merupakan minyak kelapa tradisional yang dibuat dengan metode ekstraksi kering (dry rendering ) dari kelapa yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengkalibrasikan metode ekstraksi kalium tanah dengan produksi tanaman untuk mendapatkan nilai kritis kecukupan kalium bagi

Penelitian ini bertujuan untuk mengkalibrasikan metode ekstraksi kalium tanah dengan produksi tanaman untuk mendapatkan nilai kritis kecukupan kalium bagi

Kesimpulan yang dapat diambil dari pengembangan Sistem Pakar Diagnosa Hama dan Penyakit Tanaman Padi (SIPADI) dengan Metode Certainty Factor bahwa SIPADI telah

Aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa hama dan penyakit pada tanaman stroberi berbasis web dengan metode forward chaining yang dibangun ini merupakan suatu

Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan Aplikasi Deteksi Penyakit dan Serangan Hama Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Dengan Metode Perceptron telah mampu

Dalam mendukung keputusan untuk memilih pestisida yang tepat guna untuk mencegah hama pada tanaman padi, metode WASPAS dapat diterapkan dengan sangat baik serta dalam

Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan Aplikasi Deteksi Penyakit dan Serangan Hama Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Dengan Metode Perceptron telah mampu