• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN MINAT BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh

DITTA ANGGRAENI

Masalah dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa di sekolah. Adapun permasalahan penelitian ini adalah apakah peningkatan minat belajar dapat tercapai dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015?”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan minat belajar dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilakukan pada 20 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 dan sekaligus sebagai subjek penelitian yang terbagi menjadi dua kelompok yakni eksperimen dan kontrol.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka probabilitas < sig. 0.05 (0.005<0.05) pada kelompok eksperimen maka Ha1 diterima dan Ho1 ditolak, sedangkkan pada kelompok kontrol probabilitas > 0.05 (0.339>0.05) artinya bahwa Ha2 ditolak dan Ho2 diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan minat belajar yang signifikan pada kelompok eksperimen setelah diberi layanan bimbingan kelompok, selain dari pada itu layanan bimbingan kelompok juga efektif dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

Saran dalam penelitian ini ditujukan ; (1) kepada siswa SMP Negeri 1 Bandar Lampung, hendaknya mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan minat belajar, (2) kepada guru bimbingan dan konseling, hendaknya menjadikan kegiatan layanan bimbingan kelompok sebagai salah satu program unggulan dalam bimbingan dan konseling di sekolah sebab hal ini sangat efektif digunakan dalam meningkatkan minat belajar siswa. (3) bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang peningkatan minat belajar hendaknya dapat menggunakan subjek yang berbeda dan meneliti variabel lainnya.

(2)

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP

NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh Ditta Anggraeni

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir tanggal 23 Februari 1992 di Pulung Kencana,

Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang

Bawang Barat, Lampung. Penulis adalah putri keempat dari

lima bersaudara, pasangan Bapak Suroto dan Ibu Eko

Rustiningsih.

Penulis menempuh pendidikan formal yang diawali dari: SD Negeri 01 Pulung

Kencana lulus tahun 2003; SMP Negeri 4 Tulang Bawang Tengah lulus tahun

2006 ; kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 1 Tumijajar lulus tahun 2009.

Tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Ujian Mandiri (UM). Selanjutnya,

pada bulan Juli-September 2013 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) dan Praktik Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (PLBK-S) di

SMP N 3 Lambu Kibang, Kecamatan Lambu Kibang, Kabupaten Tulang Bawang

Barat, kedua kegiatan tersebut dilaksanakan di Kibang Yekti Jaya, Lambu Kibang,

(7)

Lampung periode 2012/2013, dan Ketua Umum Team Movement Everywhere

Lampung periode 2012/2013. Selain aktif dalam kegiatan kemahasiswaan penulis

juga memberikan sumbangsih prestasi bagi almamater tercinta Universitas

Lampung atara lain: bersama Paduan Suara Mahasiswa Universitaas Lampung

penulis meraih 1 medali emas dan 2 medali perak pada Pesta Paduan Suara

Gerejawi Mahasiswa 2012 yang diselenggarakan di Ambon, Maluku. Meraih 2

medali emas pada Bali International Choir Festival di Bali pada tahun 2012. Meraih 1 medali emas dan 2 medali perak pada Pesta Paduan Suara Gerejawi

(8)

Teruntuk Ayahanda Suroto dan Ibunda Eko Rustiningsih tercinta yang selalu setia mendoakanku, memberikanku semangat dan motivasi dalam menempuh study, yang selalu

membimbing dan mengajarkanku untuk “setia pada perkara yang kecil, sebab Tuhan akan memberikan perkara yang besar ketika menemukan kesetiaan ada dalam diri

anak-anankNya”.

Tak lebih, hanya sebuah karya sederhana ini yang bisa kupersembahkan.

Kakak-kakakku yang terkasih: Mbak Ferry, Bang Hendrik, Mbak Pipit, Mas Nur, Mas Indra,

juga adik dan keponakanku yang kusayang: Septi, Anya dan Carol. Sahabat-sahabat serta almamater tercinta.

(9)

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.

(Pengkhotbah 3:11a)

“Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara

dalam kesukaran.”

(10)

SANWACANA

Segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan anugerah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Minat Belajar

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Adapun maksud penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan

Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung;

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Yusmansyah, M.Si. selaku Ketua Prigram Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Lampung yang telah memberikan bimbingan, kritikan

dan masukan dalam proses penyelesaian skripsi ini;

4. Drs. Muswardi Rosra, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah menyediakan

waktunya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis

(11)

6. Ibu Diah Utaminingsih, S.Psi, M.A., Psi. selaku Pembahas yang telah banyak

memberikan masukan dan perbaikan selama ini sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan;

7. Dosen-dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah

mencurahkan segala ilmunya;

8. Drs. H. Haryanto, M.Si, selaku Kepala SMP Negeri 1 Bandar Lampung.

Terima kasih atas bantuan dan kesediaannya membantu penulis dalam

mengadakan penelitian;

9. Ibu Hj. Supriani, S.Pd selaku guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1

Bandar Lampung yang telah memberikan dukungan serta bantuan kepada

penulis dalam mengadakan penelitian;

10. Siswa-siswi SMP Negeri 1 Bandar Lampung yang telah bersedia memberikan

bantuan dan kerjasama sebagai subjek dalam penelitian, terimakasih untuk

IDH, ADY, MYF, JLA, GEP, PTR, YDH, WVA, MRW, JLA, DSH, EDK,

RLD, AGN, ASV, GTR, ANS, DKS, NDY, dan RDS;

11. Kedua orang tuaku tersayang, Bapak Suroto dan Ibu Eko Rustiningsih yang

selalu setia mendoakanku, membimbingku, serta mengajarkanku untuk selalu

setia pada pekara yang kecil, sebab ketika Tuhan melihat kesetiaan hambanya

(12)

13. Mas Nur, mbak Pipit, dan Carol yang memberikan kesempatan yang sungguh

indah untuk tinggal bersama keluarga istimewa ini, aku dapat belajar banyak

hal yang membangun, mendapat motivasi, semangat terlebih dukungan doa

yang tiada henti hari lepas hari, kiranya berkat Tuhan melimpah atas keluarga

ini;

14. Bang Hendri, mbak Feri, juga kakak Anya terimakasih untuk doa dan

semangat yang diberikan dalam penyusunan skripsiku;

15. Mas Indra dan adik Septi (Citul) yang selalu berantem tapi saling mengasihi,

yang mengingatkan masa kecilku, dan selalu mendoakan serta

menyemangatiku untuk dapat segera menyelesaikan skripsi dengan baik;

16. M2z Raiz (mbah Jambrong) terimakasih karena kehadiranmu membawa

semangat dalam hidupku, engkau menjadi seorang sahabat yang menaruh

kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaranku, serta

memberikan doa dan dukungan tanpa henti dalam penyusunan skripsi ini;

17. Keluarga Tang: mama Bebeth (si gupek), kakak Desti (doraemon), nduk

Iphana (Iphanul), nduk Lusi (bebidol), dan mbokde Megga kalian adalah

keluarga terindah dalam perjalanan perkuliahanku, suka-dukaku menjalani

persahabatan dan kekeluargaan bersama kalian membuatku semakin dewasa,

terimakasih atas semangat dan motivasi yang kalian berikan selama ini;

18. Sahabat kampusku : Bebeth, Desti, Lusi, Ivana, Megga, Amel, Dyah, Nissa,

(13)

dan kebersamaan kalian selama perkuliahan yang membuat hari-hariku di

kampus semakin berwarna;

19. Sahabat-sahabat yang berjasa dalam penyusunan skripsiku, yang telah

memberiku semangat, doa serta dukungan tanpa mengenal lelah, terimakasih

Mas Wahyu, Amel, mbak Nike, mbak Febri, mas Sandi, Andreas dan juga

kak Ikhwan;

20. Sobirin Pradanet yang telah menjadi editor terbaik dalam penyusunan

skripsiku;

21. Pendeta, Majelis dan Jemaat GITJ Candra Kencana, GITJ Solafide Bandar

dan GKMI El-Shaddai Bandar Lampung yang dengan setulus hati senantiasa

mendoakan keberhasilanku dalam menempuh study dan penyenyelesaian skripsi;

22. Seluruh staf dan teman-teman terkasih di LPMI Lampung dan TMEW

Lampung yang telah mendukung dalam doa dan pelayanan bersama selama

berkuliah di Unila;

23. Pelatih, alumni, senior, teman-teman seperjuangan dan adik-adik tersayang di

PSM Unila yang telah mendukung dalam doa serta memberi kesempatan

belajar berorganisasi yang baik serta meraih banyak pengalaman bahkan

prestasi selama kuliah;

(14)

menyusun skripsi;

25. Sahabat-sahabat KKN dan PPL: Papa Singgih, Mama Uung, Anty Nesia,

Abang Hendra, Cumi/Cimu Galuh, Ami Juizah, Adek Ala, Opa Yadi, Oma

Siti. Pengalaman yang tidak terlupakan bersama kalian selama tiga bulan baik

dalam suka maupun duka;

26. Abah, Emak, Teh Nok, Kang Encep, Risa, terimakasih untuk keluarga baruku

di desa Kibang Yekti Jaya, yang menerima dan memberi sambutan hangat

ketika kami tinggal di sana selama KKN dan PPL;

27. Almamaterku tercinta.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Juni 2015

Penulis

(15)

DAFTAR ISI

2. Identifikasi Masalah ... 7

3. Pembatasan Masalah ... 8

4. Rumusan Masalah ... 8

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Manfaat Penelitian ... 9

C. Ruang Lingkup penelitian ... 10

1. Ruang Lingkup Objek Penelitian ... 10

3. Ciri-ciri Siswa Berminat Dalam Belajar... 19

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa ... 20

B. Layanan Bimbingan Kelompok ... 24

1. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok ... 24

2. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok ... 28

3. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok... 30

4. Asas-asas dalam Layanan Bimbingan Kelompok ... 35

5. Teknik Layanan Bimbingan Kelompok ... 40

6. Tahap-tahap dalam Layanan Bimbingan Kelompok... 41

(16)

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 51

1. Variabel Penelitian ... 51

2. Definisi Operasional ... 53

E. Teknik Pengumpulan Data ... 54

1. Skala ... 54

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 57

1. Uji Validitas ... 57

2. Uji Reliabilitas ... 58

G. Teknik Analisis Data ... 59

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 61

1. Gambaran Umum Pra Bimbingan Kelompok ... 61

2. Deskripsi Data ... 62

3. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok ... 64

4. Data Skor Subyek Sebelum dan Setelah Mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok (Pretest dan Posttest) ... 75

5. Analisis Data Hasil Penelitian ... 102

6. Uji Hipotesis ... 105

B. Pembahasan ... 106

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 113

B. Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA

(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kriteria bobot nilai pada skala psikologi ... 55

Tabel 4.1 Kriteria kemampuan minat belajar siswa ... 63

Tabel 4.2 Data siswa kelompok eksperimen ... 63

Tabel 4.3 Data siswa kelompok kontrol ... 64

Tabel 4.4 Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian ... 64

Tabel 4.5 Skor pretest dan posttest minat belajar siswa pada kelompok eksperimen ... 75

Tabel 4.6 Peningkatan minat belajar IDH ... 77

Tabel 4.7 Peningkatan minat belajar ADY ... 79

Tabel 4.8 Peningkatan minat belajar PTR... 81

Tabel 4.9 Peningkatan minat belajar MYF ... 83

Tabel 4.10 Peningkatan minat belajar JLW ... 85

Tabel 4.11.Peningkatan minat belajar GEP ... 86

Tabel 4.12 Peningkatan minat belajar WVA ... 89

Tabel 4.13. Peningkatan minat belajar YDH ... 91

Tabel 4.14 Peningkatan minat belajar MRW ... 93

Tabel 4.15 Peningkatan minat belajar JLA ... 95

Tabel 4.16 Skor pretest dan posttest minat belajar siswa pada kelompok kontrol ... 96

Tabel 4.17 Analisis hasil penelitian menggunakan uji wilcoxon pada data pretest-posttest kelompok eksperimen ... 103

(18)

Halaman

Lampiran 1. Blue print skala minat belajar ... 116

Lampiran 2. Hasil uji ahli aitem skala minat belajar ... 118

Lampiran 3. Skala minat belajar ... 121

Lampiran 4. Uji validitas dan realibilitas instrumen ... 124

Lampiran 5. Data penjaringan subjek ... 131

Lampiran 6. Kesimpulan penjaringan subjek... 125

Lampiran 7. Modul... 128

Lampiran 8. Satuan layanan dalam setiap pertemuan ... 157

Lampiran 9. Foto-foto kegiatan layanan bimbingan kelompok ... 171

Lampiran 10. Data pretest-posttest kelompok eksperimen ... 175

Lampiran 11. Data pretest-posttest kelompok kontrol ... 176

Lampiran 12. Hasil uji wilcoxon ... 177

(19)

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian... 13

Gambar 2.1 Skema suasana layanan bimbingan kelompok yang kurang efektif ... 33

Gambar 2.2 Skema suasana layanan bimbingan kelompok yang tidak efektif ... 33

Gambar 2.3 Skema suasana layanan bimbingan kelompok yang efektif ... 33

Gambar 2.4 Tahap pembentukan dalam layanan bimbingan kelompok ... 42

Gambar 2.5 Tahap peralihan dalam layanan bimbingan kelompok ... 43

Gambar 2.6 Tahap kegiatan dalam layanan bimbingan kelompok ... 44

Gambar 2.7 Tahap kegiatan dalam layanan bimbingan kelompok ... 45

Gambar 2.8 Tahap pengakhiran dalam layanan bimbingan kelompok ... 46

Gambar 3.1 Desain penelitian peningkatan minat belajar siswa ... 50

Gambar 4.1 Grafik perubahan minat belajar IDH ... 77

Gambar 4.2 Grafik perubahan minat belajar ADY ... 79

Gambar 4.3 Grafik perubahan minat belajar PTR ... 81

Gambar 4.4 Grafik perubahan minat belajar MYF ... 83

Gambar 4.5 Grafik perubahan minat belajar JLW ... 85

Gambar 4.6 Grafik perubahan minat belajar GEP ... 87

Gambar 4.7 Grafik perubahan minat belajar WVA ... 89

Gambar 4.8 Grafik perubahan minat belajar YDH ... 91

Gambar 4.9 Grafik perubahan minat belajar MRW ... 93

Gambar 4.10 Grafik perubahan minat belajar JLA ... 95

Gambar 4.11 Grafik perubahan minat belajar DSH ... 97

Gambar 4.12 Grafik perubahan minat belajar EDK... 98

Gambar 4.13 Grafik perubahan minat belajar RLD ... 98

Gambar 4.14 Grafik perubahan minat belajar AGN ... 99

Gambar 4.15 Grafik perubahan minat belajar ASV ... 99

Gambar 4.16 Grafik perubahan minat belajar GTR ... 100

Gambar 4.17 Grafik perubahan minat belajar ANS ... 100

Gambar 4.18 Grafik perubahan minat belajar DKS ... 101

Gambar 4.19 Grafik perubahan minat belajar NDY ... 101

Gambar 4.20 Grafik perubahan minat belajar RDS ... 102

Gambar 4.21 Grafik peningkatan minat belajar yang signifikan pada kelompok eksperimen ... 104

(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka keberadaan

pendidik atau guru dengan siswa yang komunikatif dan saling menunjang proses

keberhasilan pendidikan sangat dibutuhkan.

Dalam dunia pendidikan, khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Pertama

terdapat guru bimbingan konseling yang secara khusus memiliki peranan dan

fungsi untuk memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa di sekolah.

Keberadaan guru bimbingan dan konseling juga sangat mendukung tercapainya

tujuan dan kualitas pendidikan yang baik, adapun proses terbentuknya guru

bimbingan dan konseling di sekolah degan berbagai kompetensi yang dimiliki

adalah sebagai berikut:

(21)

(S.Pd) bidang bimbingan dan konseling. Kompetensi konselor/ guru bimbingan dan konseling sekolah yang tertuang dalam PP 19/2005 menyatakan bahwa terdapat empat kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru bimbingan dan konseling yaitu, kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesi. Sudibyo (2008:8).

Pada kompetensi guru bimbingan dan konseling di atas, salah satunya terdapat

kompetensi kepribadian dengan sub kompetensi yang didalamnya tertulis bahwa

seorang guru bimbingan dan konseling mampu menampilkan kinerja berkualitas

tinggi dengan beberapa cara seperti menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif,

inovatif dan produktif. Hal ini juga menjadi dasar yang penting bagi guru

bimbingan dan konseling dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok

yang dapat mendukung tercapainya tujuan belajar.

Kegiatan belajar di sekolah tidak terlepas dari perkembangan peserta didik. Para

ahli psikologi pada umumnya menunjuk pada pengertian perkembangan sebagai

suatu proses perubahan yang bersifat progresif dan menyebabkan tercapainya

kemampuan dan karakterstik psikis yang baru. Menurut (Ali & Ansori, 2006:11)

menyatakan bahwa perkembangan dapat dicapai dengan adanya proses belajar

dan proses belajar hanyalah mungkin berhasil jika ada kematangan. Kematangan

dalam belajar merupakan kematangan intelek atau kematangan perkembangan

secara kogntif. Piaget (Ali & Ansori, 2006:11) menyatakan bahwa kematangan

perkembangan secara kognitif meliputi empat tahap yakni,

(22)

2. Tahap praoperasional (2-7 tahun) Tahap ini disebut juga tahap institusi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana intuitif, dalam arti semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tapi oleh unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang bermakna dan lingkungan disekitarnya.

3. Tahap operasional konkrit (7-11 tahun). Tahap ini merupakan tahap dimana anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan lebih objektf, dan sudah mulai memahami hubungan fungsional.

4. Tahap operasional formal (11 tahun keatas). Pada tahap ini anak sudah mampu melakukan abstraksi, memakai arti kiasan dan simbolik, dan memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis.

Berdasarkan tahap kematangan perkembangan di atas, siswa SMP tergolong

kedalam rentang usia remaja, dengan demikian mereka seharusnya sudah berada

pada tahap operasional formal dan sudah mampu berpikir abstrak, logis, rasional

serta mampu memecahkan masalah yang bersifat hipotesis, namun dalam

kenyataannya masih banyak siswa SMP yang mengalami kesulitan dalam

memecahkan masalahnya secara mandiri, oleh karena itu peran guru BK sangat

penting dalam membantu siswa mengatasi masalah yang mereka hadapi di

sekolah khususnya dalam ruang lingkup belajar. Masalah yang dihadapi oleh

siswa di sekolah erat kaitanya dengan minat dalam belajar, sebab semakin

rendah minat belajar siswa maka semakin besar kemungkinan terjadinya

masalah dalam belajar bahkan pencapaian kematangan perkembangan kognitif

siswa itu sendiri.

Minat berperan sangat penting dalam kehidupan siswa dan mempunyai dampak

yang besar terhadap perilaku yang ditimbulkan. Siswa yang berminat terhadap

(23)

berminat dalam belajarnya. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil

belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan

minat, maka siswa akan belajar dengan kurang baik sebab tidak menarik

baginya.

Pada era globalisasi ini para siswa mengalami minat belajar yang rendah

dikarenakan jenuh dalam belajarnya karena pergaulan, motivasi belajar yang

rendah, kesehatan fisik, kompetensi/kemampuan yang dimiliki siswa, fasilitas

yang dimiliki, jarang masuk sekolah, hingga ketidaktertarikan pada mata

pelajaran. Berdasarkan wawancara dengan guru bimbingan dan konseling di

SMP Negeri 1 Bandar Lampung dalam penelitian pendahuluan terdapat

sejumlah siswa yang masih memiliki minat belajar rendah, hal ini terlihat dari

sikap dan perilaku yang nampak seperti bermain HP saat guru mengajar,

mengobrol saat guru sedang mengajar, tidak memperhatikan penjelasan yang

disampaikan guru dengan seksama, masih terdapat siswa yang sering mengantuk

saat belajar, kurang bersemangat dalam belajar, kurang puas dengan hasil

belajar, sulit mengerjakan tugas pelajaran yang diberikan oleh guru, tidak

memiliki peralatan belajar yang lengkap, masih sering meninggalkan buku

catatan di dalam kelas, meninggalkan buku cetak di rumah, tidak menyukai

semua pelajaran yang di sampaikan oleh setiap guru, mudah bosan dalam

belajar, serta bersikap pasif dalam belajar. Hal ini disebabkan adanya beberapa

faktor yakni Faktor dari dalam yaitu sifat pembawaan siswa, serta faktor dari

luar yaitu keluarga, sekolah, masyarakat atau lingkungan. Supratmono (2009:2)

(24)

rendah ini juga disebabkan adanya beberapa faktor lainya antara lain: faktor

budaya, faktor sistem pendidikan, faktor orang tua dan keluarga, serta faktor

guru.

Faktor budaya, dimana budaya serba instan membuat siswa malas untuk bekerja

keras dan giat belajar demi tercapainya hasil belajar yang lebih baik, kemudian

faktor sistem pendidikan yang kerap kali berubah-ubah sehingga membuat siswa

kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam belajar dan meningkatkan minat

belajarnya, faktor yang selanjutnya yakni faktor orang tua dan keluarga yang

memiliki peran penting dalam mendukung perumbuhan serta peningkatan minat

belajar siswa, dan faktor terakhir yang tak kalah pentingnya adalah faktor guru,

dimana cara mengajar guru serta pengemasan belajar yang menarik menjadi

daya tarik tersendiri bagi siswa dalam menumbuhkan dan peningkatan minat

belajarnya di sekolah.

Berdasarkan hal di atas terdapat beberapa indikasi minat belajar rendah pada

siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung. Menurut Fuad dan Lukman

(KBBI, 2010:376) Indikasi adalah tanda-tanda yang menarik perhatian, dalam

hal ini tanda-tanda yang menarik perhatian adanya minat belajar yang rendah

pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung adalah kurangnya

perhatian siswa saat mengikuti pembelajaran di sekolah, kejenuhan siswa dalam

mengikuti pembelajaran karena cara mengajar guru yang monoton/ kurang

(25)

tugas-tugas pelajaran yang diberikan oleh guru, serta kurang aktifnya siswa

dalam mengikuti proses belajar di sekolah.

Berdasarkan indikasi adanya minat belajar siswa yang rendah pada siswa kelas

VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung seperti di atas, maka guru bimbingan dan

konseling berupaya untuk mengatasinya. Upaya dalam mengatasi masalah minat

belajar yang telah dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling SMP Negeri 1

Bandar Lampung selama ini dengan menggunakan layanan konseling individu

dan hal ini kurang mendapat hasil yang optimal karena layanan konseling

individu hanya dapat dilakukan secara perseorangan sehingga tidak efektif

diberikan kepada siswa yang jumlahnya cukup banyak. Kegiatan layanan

bimbingan kelompok juga belum dilaksanakan secara intensif oleh guru

bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Bandar Lampung. Hal ini disebabkan

karena kurangnya waktu, sehingga pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan

kelompok belum bisa dilaksanakan dengan baik oleh guru bimbingan dan

konseling.

Kegiatan bimbingan kelompok tersebut cukup efektif membantu siswa untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi, khususnya dalam meningkatkan minat

belajar siswa, pada layanan bimbingan kelompok, aktivitas dan dinamika

kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi

pengembangan atau pemecahan masalah siswa yang menjadi peserta layanan.

Dinamika kelompok merupakan jiwa yang menghidupkan dan menghidupi suatu

kelompok. Menurut Prayitno (2010:62) dinamika kelompok ini dimanfaatkan

(26)

diperoleh siswa dalam melakukan kegiatan layanan bimbingan kelompok antara

lain: meningkatkan persaudaraan antara anggota-anggotanya, melatih keberanian

siswa dalam berbicara di depan orang banyak dalam menanggapi permasalahan

yang dialami, melatih keberanian siswa untuk mengemukakan masalahnya, serta

membantu siswa untuk berperan secara aktif dalam mengikuti bimbingan

kelompok.

Hasil yang bisa diperoleh dari kegiatan layanan bimbingan kelompok adalah

konseli yang adalah siswa di sekolah lebih mampu memahami diri dan

lingkungannya, dan dapat mengembangkan diri secara optimal. Melalui layanan

layanan bimbingan kelompok tersebut guru bimbingan dan konseling diharapkan

mampu menumbuhkan ketertarikan siswa dalam belajar, selain daripada itu

siswa juga dapat saling bertukar pikiran dan mengemukakan pendapat yang

dimilikinya.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti memetik permasalahan yang akan dikaji lebih jauh lagi dalam penelitian ini yakni mengenai “Penggunaan

layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas

VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015”.

2. Identifikasi Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah dan penelitian pendahuluan yang telah

(27)

a. Terdapat siswa yang tidak memandang guru ketika guru sedang mengajar.

b. Ada beberapa siswa yang mengobrol dengan teman saat guru mengajar.

c. Terdapat siswa yang menguap saat guru mengajar.

d. Terdapat siswa yang meletakkan kepala di atas meja saat guru menjelaskan.

e. Adanya siswa yang bermain HP saat guru mengajar.

f. Terdapat siswa yang tidak mau bertanya kepada guru ketika belum mengerti

mengenai apa yang dijelaskan.

g. Adanya siswa yang tidak mau memberikan pendapat dalam diskusi belajar,

meski telah diminta untuk mengemukakannya.

h. Terdapat siswa yang tidak mau menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh

guru secara lisan.

3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah mengenai “Peningkatan minat belajar dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok

pada siswa kelas VIII SMP N 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.”

4. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah dalam penelitian ini, maka permasalahannya adalah “Apakah peningkatan minat belajar dapat

tercapai dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas

(28)

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan, memprediksi, dan/atau mengontrol

fenomena berdasarkan pada asumsi bahwa semua perilaku dan kejadian adalah

beraturan dan bahwa semua akibat mempunyai penyebab yang dapat diketahui

Sabarti (2007:49). Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan

penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui peningkatan minat belajar dengan menggunakan layanan bimbingan

kelompok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2014/2015.

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitan ini di bagi menjadi dua yaitu manfaat secara

teoritis dan secara praktis yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Manfaat secara teoritis

Secara teoritis penelitian ini memberikan manfaat bagi pengembangan

layanan bimbingan dan konseling di sekolah secara khusus pada layanan

bimbingan kelompok yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling di

sekolah guna memberikan layanan secara efektif, kreatif dan inovatif dalam

(29)

b. Manfaat secara praktis

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh siswa, guru bimbingan dan

konseling, maupun peneliti itu sendiri. Bagi siswa, dapat meningkatkan

minat belajar setelah mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok.

Bagi guru bimbingan dan konseling di sekolah, sebagai bahan masukan

dalam melaksanakan kegiatan layanan bimbingan kelompok. Serta bagi

peneliti, dapat menambah pengalaman dan ketrampilan cara meningkatkan

minat belajar siswa melalui pemberian layanan bimbingan kelompok.

C. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Objek Penelitian

Ruang lingkup objek dari penelitian ini adalah minat belajar siswa yang akan

ditingkatkan dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok.

2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

Lampung yang akan terseleksi berdasarkan kriteria yang digunakan, dalam hal

ini subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol.

3. Ruang Lingkup Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandar Lampung

(30)

D. Kerangka Pikir

Minat dapat terbentuk dengan adanya dorongan dari dalam diri yang mengarahkan

seseorang untuk melakukan sesuatu tanpa adanya paksaan dari orang lain, demikian

halnya dengan minat dalam belajar yang akan terbentuk ketika siswa memiliki

kemauan dan rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang akan dipelajarinya dengan

berperan secara aktif. Peran siswa yang secara aktif dalam proses belajar sangat

mendukung keberlangsungan belajar yang baik dan membuat suasana belajar

semakin hidup serta membantu proses pencapaian tujuan belajar sesuai dengan apa

yang diharapkan.

Harapan yang ingin dicapai dalam proses belajar selanjutnya tentu adalah

peningkatan dalam minat belajar serta pencapaian prestasi yang baik, namun dalam

kenyataannya masih terdapat siswa yang memiliki minat belajar rendah, hal ini

disebabkan adanya beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal

antara lain: kesehatan fisik yang sangat berpengaruh terhadap minat siswa dalam

belajar, sebab dengan kondisi tubuh yang kurang sehat maka akan membuat siswa

malas, jenuh, serta menurunkan minat siswa dalam belajar, faktor selanjutnya

adalah motivasi belajar yang rendah. Motivasi belajar yang rendah akan sangat

berpengaruh terhadap pencapaian tujuan proses belajar secara maksimal, sebab

dengan rendahnya motivasi yang dimiliki siswa dalam belajar maka akan

menimbulkan minat belajar yang rendah, selain dari pada itu yang menjadi faktor

rendahnya minat belajar siswa adalah cara mengajar guru yang monoton sehingga

(31)

berkaitan dengan pencapaian proses belajar sebab dengan adanya ketidaktertarikan

pada suatu pelajaran maka akan menurunkan semangat dan minat siswa dalam

belajar dan pada akhirnya prestasi yang dicapai siswa juga akan rendah. Faktor

budaya, dimana budaya serba instan membuat siswa malas untuk bekerja keras dan

giat belajar demi tercapainya hasil belajar yang lebih baik, kemudian faktor sistem

pendidikan yang kerap kali berubah-ubah sehingga membuat siswa kesulitan dalam

menyesuaikan diri dalam belajar dan meningkatkan minat belajarnya, dan faktor

terakhir yang tak kalah penting adalah faktor orang tua dan keluarga dalam

mendukung perumbuhan serta peningkatan minat belajar siswa

Berbagai faktor-fator penyebab rendahnya minat belajar siswa yang berpengaruh

terhadap pencapaian hasil belajar dapat diatasi dengan berbagai cara dan salah

satunya adalah dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok, dimana siswa

dengan minat belajar rendah diberikan layanan bimbingan yang sesuai dengan

kebutuhan, dalam bimbingan kelompok tersebut siswa akan diarahkan, diberikan

topik diskusi bimbingan kelompok yang mengacu pada peningkatan minat belajar,

mendapatkan tugs-tugas dan latihan tentang bagaimana meningkatkan minat

belajar, serta mengevaluasi hasil bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan,

hingga pada akhirnya minat belajar siswa akan dapat meningkat sesuai dengan apa

yang diharapkan. Secara garis besar kerangka pemikiran di atas dapat digambarkan

(32)

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Sugiyono (2010:84). Hipotesis dikatakan sementara karena jawaban

yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data. Hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah bahwa

penggunaan layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat belajar siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.

Berdasarkan hipotesis penelitian di atas, peneliti mengajukan hipotesis statistik

sebagai berikut :

Ha1 : Terdapat peningkatan minat belajar yang signifikan pada kelompok eksperimen setelah diberi layanan bimbingan kelompok.

Ho1 : Tidak terdapat peningkatan minat belajar yang signifikan pada kelompok eksperimen setelah diberi layanan bimbingan kelompok.

Minat belajar siswa rendah

Layanan bimbingan

kelompok

(33)

Ha2 :Terdapat peningkatan minat belajar yang signifikan pada kelompok kontrol tanpa diberi layanan bimbingan kelompok.

Ho2 : Tidak terdapat peningkatan minat belajar yang signifikan pada kelompok kontrol tanpa diberi layanan bimbingan kelompok.

Untuk menguji hipotesis ini peneliti menggunakan uji statistik dengan uji wilcoxon

Dengan ketentuan jika hasil probabilitas < 0.05 maka hipotesis Ha diterima dan Ho

(34)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Minat Belajar

Minat belajar dalam proses pendidikan memiliki peranan penting yang juga

menentukan keberhasilan proses belajar siswa di sekolah, dalam dunia

pendidikan khususnya Sekolah Menengah Pertama atau SMP merupakan

tingkat satuan pendidikan yang menjadi tempat bagi siswa untuk semakin

mengembangkan potensi diri secara optimal, sehingga penting bagi guru dan

siswa untuk memahami minat belajar yang dimiliki oleh siswa itu sendiri,

berikut akan dijelaskan mengenai pengertian minat belajar yang akan

membantu kita dalam memahami dan mengetahui bagaimana cara

meningkatkan minat belajar siswa.

1. Pengertian Minat

Pengertian minat dalam kajian berikut ini memuat pendapat beberapa ahli

yang telah teruji sebelumnya yakni: menurut Djamarah (2011:13) “minat

adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap

aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa

(35)

rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa

ada yang menyuruh.” Djamarah (2011:90) menyatakan bahwa dalam

proses pembelajaran minat dan kebutuhan perlu diperhatikan, sebab

kedua hal tersebut menjadi penyebab tumbuhnya perhatian. Sesuatu yang

menarik minat siswa dan dibutuhkan akan menarik perhatiannya, dengan

demikian mereka akan sungguh-sungguh dalam belajar.

Siswa akan berminat terhadap suatu pelajaran dan mempelajarinya

dengan sungguh-sungguh karena adanya daya tarik bagi siswa. Proses

belajar siswa akan berjalan dengan lancar bila disertai minat, sebab minat

merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan

kegairahan dalam belajar dalam rentang waktu tertentu. Minat bukanlah

sesuatu yang dibawa sejak lahir, minat adalah perasaan yang didapat

karena berhubungan dengan sesuatu. Djamarah (2011:12). Minat

terhadap sesuatu itu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya

serta mempengaruhi minat-minat yang baru, dengan demikian minat

dapat ditumbuhkan melalui suatu kegiatan yang menarik salah satunya

melalui bimbingan kelompok yang pada akhirnya melalui bimbingan

kelompok tersebut tumbuh minat siswa ketika mengikuti pembelajaran

dan berpengaruh terhadap minat belajar selanjutnya.

Selain dari pengertian minat di atas terdapat pula definisi minat menurut

Bimo Walgito (2004:90) bahwa minat adalah suatu keadaan dimana

(36)

akhirnya membuktikan lebih lanjut tentang objek tersebut.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah

kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan berpartisipasi

secara aktif terhadap sesuatu atau aktivitas dengan perhatian yang

konsisten serta didasari rasa senang tanpa ada yang menyuruh. Demikian

halnya dengan minat belajar yang dimiliki oleh siswa, siswa akan merasa

berminat dalam belajar apabila proses yang dilalui menyenangkan dan

tidak membosankan bagi siswa.

2. Pengertian Belajar

Belajar memiliki cakupan makna yang luas, para ahli psikologi dan

pendidikan mengemukakan rumusan yang brilian mengenai belajar dan

tentu saja dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Berikut adalah

rumusan mengenai pengertian belajar menurut para ahli:

Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut Syah (2007:90) belajar

dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Menurut Darsono (2002:32)

(37)

mana tujuan belajar disini untuk mencapai perubahan tingkah laku.

Cronbach (Djamarah, 2011:13) menyatakan “ Learning is shown by change in behavior as a result of experiece” yang berarti bahwa belajar

sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan perilaku sebagai

hasil dari pengalaman.

Menurut Spears (Sumardi, 2001:179) “learning is to observe, to read, to

imitate to try something themselves, to listen, to follow direction” yang

berarti, belajar adalah untuk mengamati, membaca, meniru dan mencoba

sesuatu sendiri, mendengarkan, serta mengikuti arahan.

James O. Whittaker (Djamarah, 2011:187) merumuskan belajar adalah

sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui

latihan atau pengalaman. Sedangkan menurut Howard L. Kingskey

(Djamarah, 2011:13) Leaning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training.

Belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan

atau diubah melalui praktek atau latihan.

Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang secara

keseluruhan baik secara fisik maupun psikis untuk mencapai perubahan

tingkah laku melalui pengalaman dan latihan serta interaksi dengan

(38)

disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu kecenderungan seseorang

yang menetap untuk memperhatikan dan berpartisipasi aktif dalam proses

perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan yang terjadi

secara konsisten dengan didasari rasa senang serta adanya kesiapan di

dalam belajar. Perubahan tingkah laku dapat terjadi sebagai hasil dari

adanya pengalaman dan latihan yang terbentuk ketika siswa mengikuti

bimbingan kelompok di sekolah, sebab dalam bimbingan kelompok

siswa akan diarahkan dan mendapat banyak pengalaman serta

latihan-latihan yang berkaitan dengan peningkatan minat belajarnya.

3. Ciri-ciri Siswa Berminat Dalam Belajar

Siswa yang memiliki minat dalam belajar memiliki beberapa ciri-ciri

seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2010:180) ciri-ciri siswa yang

berminat dalam belajar antara lain:

a) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

b) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang dipelajari.

c) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang dipelajari.

d) Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.

e) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lainnya.

f) Serta dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan belajar.

Minat dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, oleh sebab itu minat

belajar perlu ditanamkan serta ditingkatkan dalam diri siswa sejak

(39)

terbentuk dari dalam diri siswa tetapi dari berbagai hal dan berbagai

faktor yang mendukung proses belajar yang baik pula, berikut ini

faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya minat belajar siswa.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa

Minat belajar siswa dapat dipengaruhi oleh berbagi macam hal. Berikut

ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa

di sekolah. Menurut Sugihartono (2007:156) terdapat dua faktor yang

mempengaruhi minat belajar siswa yaitu:

a. Faktor dari dalam yaitu sifat pembawaan seseorang.

b. Faktor dari luar yaitu keluarga, sekolah, masyarakat atau lingkungan.

Selain dari kedua faktor di atas terdapat faktor lainya yang menyebabkan

rendahnya minat belajar siswa, menurut Supatmono (2009:2)

faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Faktor budaya

Dalam masyarakat, terdapat budaya bahwa orang kurang senang

dengan bekerja keras. Hal ini berdampak pada pemikiran seseorang

akan hasil yang instan, dalam dunia belajar siswa yang seringkali berfikir dan mencapai hasil belajar secara instan akan

mengesampingkan proses penting yang dilalui dalam belajar yakni

(40)

Perubahan sistem pendidikan membuat siswa terus berpacu untuk

menyesuaikan diri dan kelangsungan belajar dengan baik, namun hal

ini tak selamanya berjalan dengan mulus, seperti halnya saat ini

ketika kurikulum 2013 berjalan siswa dituntut untuk mampu belajar

secara mandiri, aktif dan berbudi pekerti yang baik, menjadi satu

tugas berat tersendiri bagi siswa, sebab siswa akan memperoleh

peranan dan porsi dalam proses pembelajaran yang lebih banyak

ketimbang guru yang memberikan materi pembelajaran, hal ini sangat

berpengaruh terhadap peningkatan minat siswa dalam proses belajar,

apabila siswa tidak memiliki kesiapan dalam belajar maka niscaya

minat yang lahir dalam diri siswa juga akan sulit untuk mengalami

peningkatan.

c. Faktor orang tua dan keluarga

Terkadang orang tua mengandalkan proses belajar telah beres di

sekolah sehingga perkembangan siswa tidak dipantau oleh orang tua.

Namun ada pula siswa yang beminat dalam belajar apabila mendapat

perintah dari orang tuanya saja, kedua hal ini seharusnya berjalan

dengan seimbang, dimana antara perhatian orang tua serta kemauan

siswa itu sendiri dalam menumbuhkan minat dalam belajar terpupuk

dengan baik, oleh karena itu orang tua perlu meluangkan waktu untuk

memperhatiakan anaknya sehingga anak akan termotivasi untuk

(41)

Sikap siswa yang positif, terutama kepada guru dan mata pelajaran

merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa. Hal ini

dikemukakan oleh Syah (2007:135). Guru yang terkesan galak,

mengajar dengan cara penyampaian yang monoton akan membuat

siswa mudah merasa bosan, dan mengalami penurunan semangat dan

ketertarika dalam belajar, oleh karena itu peran guru dalam mengajar

juga sangat penting dalam menumbuhkan serta meningkatkan minat

belajar siswa.

Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila

bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak

akan belajar dengan baik sebab hal tersebut tidak menarik baginya. Siswa

akan malas belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari apa yang

dipelajari. Syamsudin (2006:133) berpendapat tentang cara

mengembangkan minat belajar siswa yaitu sebagai berikut:

a. Mengenai tujuan

Dengan mengenalkan tujuan dan kegunaan suatu materi yang dipelajari, siswa disadarkan akan kegunaan suatu ilmu untuk mempersiapkan masa depannya sehingga akan menambah minat bahkan memperkuat minat yang telah ada.

b. Membuat situasi menarik

Tempat yang rapi, bersih di dalam kelas, cara mengajar guru yang tidak monoton merupakan situasi belajar yang menyenangkan.

c. Memelihara kondisi fisik dan mental

(42)

menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan

tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan

memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa

belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang dianggap

penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajar akan

membawa kemajuan pada dirinya, siswa akan lebih berminat untuk

mempelajarinya.

Siswa yang kurang berminat dalam belajar dapat diusahakan agar

mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal

yang menarik dan berguna bagi kehidupannya serta berhubungan dengan

cita-cita yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Menurut Slameto

(2010:98-99) Usaha-usaha atau berbagai macam cara yang dapat

dilakukan guru dalam meningkatkan minat belajar siswa antara lain:

a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri siswa, sehingga dia rela untuk belajar tanpa adanya paksaan.

b. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki siswa, sehingga siswa mudah menerima bahan pelajaran.

c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif.

d. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual siswa.

Berbagai macam cara dalam meningkatkan minat belajar siswa di atas

juga dapat diadopsi oleh guru bimbingan dan konseling melalui pemberian layanan bimbingan kelompok bagi siswa di sekolah, sebab

(43)

konseling dalam meningkatkan minat belajar siswa secara efektif.

B. Layanan Bimbingan Kelompok

Penelitian ini akan menggunakan salah satu layanan dari sembilan layanan

bimbingan dan konseling yakni layanan bimbingan kelompok, dalam layanan

tersebut tercakup beberapa hal penting yang perlu kita ketahui dan akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengertian Layanan bimbingan kelompok

Layanan bimbingan kelompok diartikan sebagai suatu upaya bimbingan

kepada individu-individu melalui kelompok dengan memanfaatkan

dinamika kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan

konseling. Prayitno (2010:61). Layanan bimbingan kelompok juga

merupakan layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah siswa

secara bersama-sama memperoleh bahan dari guru bimbingan dan

konseling yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari baik

sebagai pelajar anggota keluarga maupun anggota masyarakat. Sukardi

(2008:64).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa layanan

bimbingan kelompok merupakan suatu layanan bimbingan yang

melibatkan sejumlah siswa untuk aktif di dalamnya dan adanya bahan

yang disampaikan oleh guru bimbingan dan konseling untuk menunjang

(44)

kelompok yang dinamis dalam mencapai tujuan dari layanan bimbingan

kelompok itu sendiri.

Kegiatan layanan bimbingan kelompok dijiwai oleh dinamika kelompok

yang akan menentukan gerak dan arah pencapaian tujuan kelompok.

Dinamika kelompok ini dimanfaatkan untuk mencapai tujuan bimbingan

dan konseling melalui layanan bimbingan kelompok serta menghidupkan

suasana di dalamnya.

Kelompok yang hidup adalah kelompok yang bergerak, aktif serta

terdapat komunikasi di dalamnya, apabila dalam suatu kelompok diam

saja, tidak bergerak dan tidak tedapat komunikasi yang baik maka sudah

dapat dipastikan bahwa layanan bimbingan kelompok tersebut pada

hakikatnya adalah mati, hal ini sangat berkaitan erat dengan

pengembangan dinamika kelompok yang mengarahkan guru bimbingan

dan konseling untuk mampu menciptakan serta mengembangkan

dinamika kelompok secara kreatif. Pengembangan dinamika dalam suatu

layanan bimbingan kelompok merupakan tugas utamadan pertama, tanpa

berkembangnya dinamika kelompok sampai pada taraf keefektifan

tertentu tidak dapat diharapkan kegiatan layanan bimbingan kelompok

yang membuahkan hasil seperti apa yang diharapkan.

Dinamika kelompok dapat diibaratkan seperti suatu kendaraan yang “siap dipakai” barang-barang muatan. Yang dimaksud dengan muatan adalah

(45)

kendaaraan ini dengan baik agar dapat mengantarkan muatannya dengan

selamat sampai ke tempat tujuan, dalam hal ini yakni tujuan dari layanan

bimbingan kelompok itu sendiri. Dengan adanya dinamika kelompok,

siswa akan merasakan adanya komunikasi yang sejalan dan turut

berperan aktif di dalamnya, bahkan secara tidak langsung dinamika

kelompok yang hidup juga akan membangun minat siswa dalam belajar.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik umum dan

teknik permainan dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok.

Teknik umum yang digunakan meliputi komunikasi multiarah secara

efektif, dinamis dan terbuka, pemberian rangsangan kepada siswa untuk

menimbulkan inisiatif dalam pembahasan dan diskusi, memberi

dorongan minimal untuk memantapkan respon siswa dalam mengikuti

aktifitas kelompok, sedangkan teknik permainan yang digunakan berupa

permainan sederhana dan tidak membutuhkan banyak tenaga sebagai

selingan supaya anggota kelompok tidak merasa bosan dalam mengikuti

kegiatan, selain daripada dinamika kelompok serta teknik yang

digunakan dalam layanan bimbingan kelompok, terdapat tiga fungsi

layanan bimbingan kelompok yang juga menjadi bagian penting dalam

pencapaian tujuan layanan bimbingan kelompok tersebut. Sukardi

(2008:42) menyatakan bahwa ketiga fungsi tersebut adalah 1) fungsi

informatif, 2) fungsi pengembangan, dan 3) fungsi preventif dan kreatif.

Pada fungsi informatif, layanan bimbingan kelompok berfungsi sebagai

(46)

ini akan sangat menunjang tercapainya tujuan layanan bimbingan

kelompok sebab dengan penyampaian informasi secara tepat maka siswa

akan mendapatkan sesuatu hal yang bermanfaat untuk menunjang

kehidupannya baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah, dalam hal

ini siswa akan memperoleh informasi yang tepat serta bermanfaat bagi

peningkatan minat belajar.

Fungsi pengembangan, pada fungsi ini layanan bimbingan kelompok

akan sangat membantu proses pengembangan diri siswa di berbagai

bidang, secara khusus dalam bidang belajar siswa akan diarahkan dan

dibentuk untuk mencapai perkembangan diri yang matang dan dapat

mencapai tujuan belajar secara optimal. Fungsi pengembangan juga

mengarahkan siswa untuk dapat mencapai peningkatan minat dalam

belajar.

Fungsi preventif dan kreatif, layanan bimbingan kelompok berfungsi

secara prefentif atau sebagai pencegahan terhadap adanya

tindakan-tindakan siswa yang dapat menyimpang dari peraturan maupun

norma-norma yang berlaku baik di sekolah maupun di luar sekolah, sedangkan

layanan bimbingan kelompok berfungsi kreatif yaitu bahwa dalam

layanan bimbingan kelompok dapat menumbuhkan kreativitas baik

dalam diri siswa maupun guru bimbingan dan konseling itu sendiri dalam

(47)

siswa tentu erat kaitannya dengan adanya kelompok di dalamnya, pada

layanan bimbingan kelompok terdapat dua macam kelompok yakni

kelompok bebas dan kelompok tugas, dalam penelitian ini digunakan

kelompok tugas.

Menurut Prayitno (2010:25) kelompok tugas yaitu kelompok yang pada dasarnya diberi tugas untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, baik pekerjaan yang ditugaskan oleh pihak luar kelompok itu maupun tumbuh di dalam kelompok itu sendiri sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan kelompok itu sebelumnya.

Pada kelompok tugas setiap anggota kelompok diharapkan untuk

berpusat pada satu titik yaitu penyelesaian tugas, sehingga seluruh

anggota akan memperhatikan, mengemukakan pendapat, tanggapan,

reaksi dan saling hubungan antar semua anggota dalam menyelesaikan

tugas yang diberikan dengan adanya dinamika kelompok di dalamnya.

2. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok

1) Tujuan Umum

Tujuan umum layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya

kemampuan sosial siswa, khususnya kemampuan komunikasi siswa

dalam layanan bimbingan kelompok. Prayitno (2010:2), sedangkan

menurut Sukardi (2008:64) menyatakan bahwa :

(48)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

tujuan umum bimbingan kelompok adalah mengembangkan

kemampuan sosial siswa yang dapat menunjang proses pengarahan

diri serta kemampuan dalam belajar yang terlaksana secara ekonomis

dan efektif. Sering menjadi kenyataan bahwa kemampuan

bersosialisasi/berkomunikasi setiap siswa dapat terganggu dengan

berbagai macam hal seperti: perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan

sikap yang tidak objektif, sempit dan terkungkung serta tidak efektif,

yang juga berdampak terhadap minat belajar siswa sehingga hal ini

akan sangat menghambat proses tercapainya tujuan belajar siswa itu

sendiri. Hal inilah yang akan menjadi tujuan umum dalam pemberian

bimbingan kelompok pada siswa SMP Negeri 1 Bandar Lampung

dimana bimbingan kelompok dapat memberikan kesempatan bagi

siswa untuk belajar akan hal-hal penting dalam mengarahkan dan

meningkatkan minat belajar siswa

2) Tujuan Khusus

Menurut Prayitno (2010:40) yang menjadi tujuan khusus dalam

layanan bimbingan kelompok adalah membahas topik-topik tertentu

yang mengandung permasalahan aktual (hangat) dan menjadi

perhatian siswa, dalam penyampaiaan layanan bimbingan kelompok

(49)

bimbingan kelompok dengan baik, selain daripada itu tujuan khusus

layanan bimbingan kelompok juga akan tercapai dengan baik apabila

tercipta suasana meaningful learning (kondisi layanan bimbingan kelompok yang aktif, komunikatif, semangat, menyenangkan dan

menantang). Tujuan khusus bimbingan kelompok dalam penelitian ini

tercapainya peningkatan minat belajar siswa melalui penggunaan

berbagai topik-topik khusus yang berkenaan dengan minat belajar

siswa.

3. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok

Pada umumnya dalam layanan bimbingan kelompok dikenal 5 komponen

utama yang akan dijelaskan sebagai tersebut:

1) Pemimpin Kelompok

Pemimpin kelompok adalah guru bimbingan dan konseling yang

terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik layanan bimbingan

kelompok. Prayitno (2010:41). Pemimpin kelompok memiliki tugas

yang besar dalam menyampaikan layanan bimbingan kelompok bagi

siswa, sebab pemimpin kelompok harus mampu menciptakan

suasanan kelompok yang dinamis agar proses pelaksanaan layanan

bimbingan kelompok dapat berhasil dan mencapai tujuan yang

(50)

Agar dinamika kelompok dapat benar-benar hidup maka dalam

bimbingan kelompok sangat diperlukan peran dari pemimpin

kelompok.

Prayitno (2010:35) mengelompokkan peran yang dimiliki oleh

pemimpin kelompok menjadi beberapa, yaitu:

1) Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan atau campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok.

2) Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang dalam kelompok itu.

3) Jika kelompok itu tampak kurang menjurus ke arah yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan.

4) Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan balik) tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok.

5) Pemimpin kelompok juga harus mampu mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok.

6) Bertanggung jawab terhadap kerahasiaan kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul dalam kelompok.

3) Anggota Kelompok

Tidak semua kumpulan orang atau individu dapat dijadikan sebagai

anggota layanan bimbingan kelompok. Untuk terselenggaranya

layanan bimbingan kelompok guru bimbingan dan konseling perlu

membentuk kelompok siswa yang memiliki persyaratan sebagaimana

yang ditentukan. Prayitno (2010:33) menyatakan bahwa ada beberapa

persyaratan agar kelompok tersebut dapat menjadi bagian dalam

layanan bimbingan kelompok dan mengembangkan dinamika

(51)

2) Tumbuhnya tujuan bersama di antara anggota kelompok, dalam suasana kebersamaan.

3) Berkembangnya itikad dan tujuan bersama untuk mencapai tujuan kelompok.

4) Terbinanya kemandirian pada diri setiap anggota kelompok, sehingga mereka masing-masing mampu berbicara dan tidak menjadi yes-man.

5) Terbinanya kemandirian kelompok, sehingga kelompok ini berusaha dan mampu “tampil beda” dari kelompok lain.

4) Besarnya Kelompok

Kelompok yang terlalu kecil dalam layanan bimbingan kelompok,

misalnya hanya terdiri dari 2-3 orang akan mengurangi efektifitas

layanan bimbingan kelompok itu sendiri, sebab hal ini akan

mengakibatkan kedalaman serta variasi pembahasan topik terbatas

karena anggota kelompok yang memang terbatas jumlahnya.

Sebaliknya kelompok layanan bimbingan kelompok dengan jumlah

anggota yang terlalu banyak juga tidak akan berjalan secara efektif

karena partisipasi aktif siswa sebagai anggota kelompok menjadi

kurang intensif, kesempatan berbicara, dan memberikan/menerima

topik dalam layanan bimbingan kelompok.

Kekurangefektifan suatu kelompok akan sangat terasa apabila jumlah

anggota kelompok lebih dari 15 orang, sehingga jumlah yang paling

ideal bagi suatu kelompok dalam layanan bimbingan kelompok adalah

10-15 orang, dengan demikian intensitas siswa dalam mengemukakan

(52)

sebagai berikut:

Gambar 2.1. Skema Suasana Layanan bimbingan kelompok yang kurang efektif

Gambar 2.2. Skema suasana layanan bimbingan kelompok yang tidak efektif

(53)

: Pemimpin Kelompok

: Anggota Kelompok

5) Peran Anggota Kelompok

Peran anggota kelompok bersifat, dari, untuk dan oleh anggota

kelompok itu sndiri, adapun peran anggota kelompok menurut

Prayitno (2010:37) antara lain:

1) Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok.

2) Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri pada kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 3) Mendengar, memahami dan merespon dengan tepat dan positif

(3-M).

4) Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik.

5) Merasa, berempati dan bersikap.

6) Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.

7) Berusaha membantu anggota lain

8) Memberikan kesempatan kepada anggota lain untuk juga menjalankan peranannya.

9) Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu.

Berbagai peranan di atas merupakan hal yang sangat penting dalam

layanan bimbingan kelompok sebab dengan terlaksananya berbagai

peranan baik pada pemimpin kelompok maupun anggota kelompok

secara baik maka akan tercapai pula tujuan layanan bimbingan

(54)

Asas-asas yang terdapat dalam bimbingan kelompok terbagi menjadi

beberapa bagian, seperti yang dikemukakan oleh Sukardi (2008:46-51)

bahwa terdapat 12 asas bimbingan dan konseling antara lain, asas

kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kekinian, asas

kemandirian, asas kegiatan, asas kedinamisan, asas keterpaduan, asas

kenormatifan, asas keahlian, asas alih tangan, asas Tut Wuri Handayani,

dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan beberapa asas di atas

khususnya yang berkaitan dengan topik serta layanan bimbingan

kelompok yang akan diberikan kepada siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Bandar Lampung dalam meningkatkan minat belajar yang rendah.

Adapun asas-asas yang digunakan anatra lain:

1) Asas Kesukarelaan

Kesukarelaan siswa dimulai sejak awal perencanaan pembentukan

kelompok oleh guru bimbingan dan konseling. Hal ini secara

terus-menerus dibina melalui upaya guru bimbingan dan konseling

mengembangkan syarat-syarat kelompok yang efektif dan tepat sesuai

dengan struktur bimbingan kelompok, dengan adanya kesukarelaan

diantara guru bimbingan konseling dengan siswa dalam mengikuti

layanan bimbingan kelompok maka akan lebih mudah dalam

(55)

Layanan bimbingan kelompok yang efisien adalah layanan bimbingan

kelompok yang dapat berlangsung dalam suasana keterbukaan.

Sukardi (2008:47), dengan keterbukaan ini setiap topik yang akan

dibahas dalam layanan bimbingan kelompok akan lebih mudah

diterima oleh siswa dan secara otomatis siswa dapat terbuka dalam

menyampaikannya permasalahan yang dihadapi berkenaan dengan

minat belajar siswa yang rendah kepada guru bimbingan dan

konseling.

3) Asas Kekinian

Asas kekinian mengandung pengertian bahwa guru bimbingan dan

konseling tidak boleh menunda-nunda dalam pemberian bantuan

Sukardi (2008:48), dalam hal ini asas kekinian juga berkenaan dengan

fungsi informasi dalam layanan bimbingan kelompok sebab informasi

yang diberikan dalam layanan bimbingan kelompok haruslah

informasi yang terkini dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Informasi

yang akan diberikan berkenaan dengan bagaimana cara meningkatkan

minat belajar siswa yang rendah serta hal-hal apa saja yang dapat

meningkatkan minat belajar siswa, dengan demikian siswa yang

mengalami minat belajar rendah dapt memperoleh informasi secara

(56)

Guru bimbingan dan konseling selalu berusaha untu memandirikan

siswa yang dibimbing. Kemandirian ini menjadi arah dari keseluruhan

proses layanan bimbingan kelompok dan hal ini baik dilakukan oleh

guru bimbingan dan konseling serta siswa. Khususnya pada siswa,

layanan bimbingan kelompok akan melatih mereka untuk mandiri

dalam memecahkan permasalahan minat belajarnya melalui diskusi

serta tugas-tugas yang diberikan dalam layanan bimbingan kelompok

dan menemukan kemandirian mereka dalam memecahkan masalah

yang dihadapi berkenaan dengan minat belajar siswa yang rendah.

5) Asas Kegiatan

Usaha yang dilakukan dalam layanan bimbingan kelompok akan

membuahkan hasil yang berarti apabila siswa turut serta melakukan

kegitan dalam layanan bimbingan kelompok untuk tercapainya tujuan

yang diharapkan. Untuk itu guru bimbingan dan konseling hendaknya

menciptakan suasana layanan bimbingan kelompok yang dapat

mendorong siswa untuk aktif dan terlibat dalam kegiatan yang

dilaksanakan. Pada penelitian ini setiap siswa diajak untuk terlibat

secara aktif dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok yang

(57)

Upaya layanan bimbingan kelompok menghendaki terjadinya

perubahan sikap dan tingkah laku pada diri siswa tetunya berkenaan

dengan peningkatan minat belajar siswa kearah yang lebih baik.

Perubahan ini bukan sekedar perubahan yang terjadi secara

berulang-ulang namun perubahan yang dimaksud adalah perubahan sikap dan

tingkah laku siswa dalam meningkatkan minat belajar yang

mengalami pembaruan dan menjadi lebih maju.

7) Asas Keterpaduan

Keterpaduan antara topik yang diberikan dalam layanan bimbingan

kelompok dengan kebutuhan siswa akan sangat menunjang

tercapainya tujuan layanan bimbingan kelompok secara baik, oleh

sebab itu asas keterpaduan ini juga menjadi bagian penting dalam

penyampaian layanan bimbingan kelompok bagi siswa di sekolah.

Sesuai dengan asas keterpaduan ini maka penulis memberikan

beberapa topik mengenai meningkatkan niminat belajar siswa antara

lain: cara menumbuhkan minat belajar, perhatian dan kesiapan dalam

belajar, rasa senang dan keaktifan dalam belajar, serta minat belajarku

meningkat. Keempat topik tersebut merupakan topik yang diusung

oleh peneliti dalam meningkatkan minat belajar siswa melalui layanan

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 2.1. Skema Suasana Layanan bimbingan kelompok yang kurang efektif
Gambar 2.4 Tahap pembentukan dalam layanan bimbingan kelompok
Gambar 2.5 Tahap peralihan dalam layanan bimbingan kelompok
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, kegiatan layanan bimbingan kelompok dianggap tepat untuk membantu siswa dalam meningkatkan konsep diri positif pada dirinya, karena melalui dinamika

Alasan peneliti menggunakan subyek penelitian karena penelitian ini merupakan aplikasi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa rendah dengan menggunakan layanan

Bimbingan kelompok adalah salah satu kegiatan layanan yang banyak dipakai karena lebih efektif. Banyak siswa yang mendapatkan layanan sekaligus dalam satu waktu.

OPTIMALISASI KONSEP DIRI SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN (Penelitian Tindakan Bimbingan Pada siswa Kelas VIII A SMP Kanisius

Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa kondisi siswa dalam bimbingan kelompok melalui teknik diskusi kelompok dalam setiap siklus mengalami peningkatan.Hal ini

Mengajak dan membimbing siswa untuk memulai kegiatan pembelajaran dengan penuh perhatian, semangat dan penampilan mereka dengan melakukan kegiatan berpikir, merasa,

Peneliti juga berharap layanan bimbingan kelompok ini dapat digunakan untuk membantu siswa dalam meningkatkan sikap siswa yang rendah terhadap mata pelajaran

Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa adanya pengaruh bimbingan kelompok terhadap peningkatan sikap percaya diri siswa memberikan perhatian, bimbingan,