NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh
DITTA ANGGRAENI
Masalah dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa di sekolah. Adapun permasalahan penelitian ini adalah apakah peningkatan minat belajar dapat tercapai dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015?”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan minat belajar dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilakukan pada 20 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 dan sekaligus sebagai subjek penelitian yang terbagi menjadi dua kelompok yakni eksperimen dan kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka probabilitas < sig. 0.05 (0.005<0.05) pada kelompok eksperimen maka Ha1 diterima dan Ho1 ditolak, sedangkkan pada kelompok kontrol probabilitas > 0.05 (0.339>0.05) artinya bahwa Ha2 ditolak dan Ho2 diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan minat belajar yang signifikan pada kelompok eksperimen setelah diberi layanan bimbingan kelompok, selain dari pada itu layanan bimbingan kelompok juga efektif dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.
Saran dalam penelitian ini ditujukan ; (1) kepada siswa SMP Negeri 1 Bandar Lampung, hendaknya mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan minat belajar, (2) kepada guru bimbingan dan konseling, hendaknya menjadikan kegiatan layanan bimbingan kelompok sebagai salah satu program unggulan dalam bimbingan dan konseling di sekolah sebab hal ini sangat efektif digunakan dalam meningkatkan minat belajar siswa. (3) bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang peningkatan minat belajar hendaknya dapat menggunakan subjek yang berbeda dan meneliti variabel lainnya.
PENINGKATAN MINAT BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh Ditta Anggraeni
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir tanggal 23 Februari 1992 di Pulung Kencana,
Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang
Bawang Barat, Lampung. Penulis adalah putri keempat dari
lima bersaudara, pasangan Bapak Suroto dan Ibu Eko
Rustiningsih.
Penulis menempuh pendidikan formal yang diawali dari: SD Negeri 01 Pulung
Kencana lulus tahun 2003; SMP Negeri 4 Tulang Bawang Tengah lulus tahun
2006 ; kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 1 Tumijajar lulus tahun 2009.
Tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Ujian Mandiri (UM). Selanjutnya,
pada bulan Juli-September 2013 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) dan Praktik Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (PLBK-S) di
SMP N 3 Lambu Kibang, Kecamatan Lambu Kibang, Kabupaten Tulang Bawang
Barat, kedua kegiatan tersebut dilaksanakan di Kibang Yekti Jaya, Lambu Kibang,
Lampung periode 2012/2013, dan Ketua Umum Team Movement Everywhere
Lampung periode 2012/2013. Selain aktif dalam kegiatan kemahasiswaan penulis
juga memberikan sumbangsih prestasi bagi almamater tercinta Universitas
Lampung atara lain: bersama Paduan Suara Mahasiswa Universitaas Lampung
penulis meraih 1 medali emas dan 2 medali perak pada Pesta Paduan Suara
Gerejawi Mahasiswa 2012 yang diselenggarakan di Ambon, Maluku. Meraih 2
medali emas pada Bali International Choir Festival di Bali pada tahun 2012. Meraih 1 medali emas dan 2 medali perak pada Pesta Paduan Suara Gerejawi
Teruntuk Ayahanda Suroto dan Ibunda Eko Rustiningsih tercinta yang selalu setia mendoakanku, memberikanku semangat dan motivasi dalam menempuh study, yang selalu
membimbing dan mengajarkanku untuk “setia pada perkara yang kecil, sebab Tuhan akan memberikan perkara yang besar ketika menemukan kesetiaan ada dalam diri
anak-anankNya”.
Tak lebih, hanya sebuah karya sederhana ini yang bisa kupersembahkan.
Kakak-kakakku yang terkasih: Mbak Ferry, Bang Hendrik, Mbak Pipit, Mas Nur, Mas Indra,
juga adik dan keponakanku yang kusayang: Septi, Anya dan Carol. Sahabat-sahabat serta almamater tercinta.
“
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.
”
(Pengkhotbah 3:11a)
“Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara
dalam kesukaran.”
SANWACANA
Segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan anugerah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Minat Belajar
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Adapun maksud penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan
Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung;
2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung;
3. Bapak Drs. Yusmansyah, M.Si. selaku Ketua Prigram Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Lampung yang telah memberikan bimbingan, kritikan
dan masukan dalam proses penyelesaian skripsi ini;
4. Drs. Muswardi Rosra, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah menyediakan
waktunya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis
6. Ibu Diah Utaminingsih, S.Psi, M.A., Psi. selaku Pembahas yang telah banyak
memberikan masukan dan perbaikan selama ini sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan;
7. Dosen-dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah
mencurahkan segala ilmunya;
8. Drs. H. Haryanto, M.Si, selaku Kepala SMP Negeri 1 Bandar Lampung.
Terima kasih atas bantuan dan kesediaannya membantu penulis dalam
mengadakan penelitian;
9. Ibu Hj. Supriani, S.Pd selaku guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1
Bandar Lampung yang telah memberikan dukungan serta bantuan kepada
penulis dalam mengadakan penelitian;
10. Siswa-siswi SMP Negeri 1 Bandar Lampung yang telah bersedia memberikan
bantuan dan kerjasama sebagai subjek dalam penelitian, terimakasih untuk
IDH, ADY, MYF, JLA, GEP, PTR, YDH, WVA, MRW, JLA, DSH, EDK,
RLD, AGN, ASV, GTR, ANS, DKS, NDY, dan RDS;
11. Kedua orang tuaku tersayang, Bapak Suroto dan Ibu Eko Rustiningsih yang
selalu setia mendoakanku, membimbingku, serta mengajarkanku untuk selalu
setia pada pekara yang kecil, sebab ketika Tuhan melihat kesetiaan hambanya
13. Mas Nur, mbak Pipit, dan Carol yang memberikan kesempatan yang sungguh
indah untuk tinggal bersama keluarga istimewa ini, aku dapat belajar banyak
hal yang membangun, mendapat motivasi, semangat terlebih dukungan doa
yang tiada henti hari lepas hari, kiranya berkat Tuhan melimpah atas keluarga
ini;
14. Bang Hendri, mbak Feri, juga kakak Anya terimakasih untuk doa dan
semangat yang diberikan dalam penyusunan skripsiku;
15. Mas Indra dan adik Septi (Citul) yang selalu berantem tapi saling mengasihi,
yang mengingatkan masa kecilku, dan selalu mendoakan serta
menyemangatiku untuk dapat segera menyelesaikan skripsi dengan baik;
16. M2z Raiz (mbah Jambrong) terimakasih karena kehadiranmu membawa
semangat dalam hidupku, engkau menjadi seorang sahabat yang menaruh
kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaranku, serta
memberikan doa dan dukungan tanpa henti dalam penyusunan skripsi ini;
17. Keluarga Tang: mama Bebeth (si gupek), kakak Desti (doraemon), nduk
Iphana (Iphanul), nduk Lusi (bebidol), dan mbokde Megga kalian adalah
keluarga terindah dalam perjalanan perkuliahanku, suka-dukaku menjalani
persahabatan dan kekeluargaan bersama kalian membuatku semakin dewasa,
terimakasih atas semangat dan motivasi yang kalian berikan selama ini;
18. Sahabat kampusku : Bebeth, Desti, Lusi, Ivana, Megga, Amel, Dyah, Nissa,
dan kebersamaan kalian selama perkuliahan yang membuat hari-hariku di
kampus semakin berwarna;
19. Sahabat-sahabat yang berjasa dalam penyusunan skripsiku, yang telah
memberiku semangat, doa serta dukungan tanpa mengenal lelah, terimakasih
Mas Wahyu, Amel, mbak Nike, mbak Febri, mas Sandi, Andreas dan juga
kak Ikhwan;
20. Sobirin Pradanet yang telah menjadi editor terbaik dalam penyusunan
skripsiku;
21. Pendeta, Majelis dan Jemaat GITJ Candra Kencana, GITJ Solafide Bandar
dan GKMI El-Shaddai Bandar Lampung yang dengan setulus hati senantiasa
mendoakan keberhasilanku dalam menempuh study dan penyenyelesaian skripsi;
22. Seluruh staf dan teman-teman terkasih di LPMI Lampung dan TMEW
Lampung yang telah mendukung dalam doa dan pelayanan bersama selama
berkuliah di Unila;
23. Pelatih, alumni, senior, teman-teman seperjuangan dan adik-adik tersayang di
PSM Unila yang telah mendukung dalam doa serta memberi kesempatan
belajar berorganisasi yang baik serta meraih banyak pengalaman bahkan
prestasi selama kuliah;
menyusun skripsi;
25. Sahabat-sahabat KKN dan PPL: Papa Singgih, Mama Uung, Anty Nesia,
Abang Hendra, Cumi/Cimu Galuh, Ami Juizah, Adek Ala, Opa Yadi, Oma
Siti. Pengalaman yang tidak terlupakan bersama kalian selama tiga bulan baik
dalam suka maupun duka;
26. Abah, Emak, Teh Nok, Kang Encep, Risa, terimakasih untuk keluarga baruku
di desa Kibang Yekti Jaya, yang menerima dan memberi sambutan hangat
ketika kami tinggal di sana selama KKN dan PPL;
27. Almamaterku tercinta.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
2. Identifikasi Masalah ... 7
3. Pembatasan Masalah ... 8
4. Rumusan Masalah ... 8
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
1. Tujuan Penelitian ... 9
2. Manfaat Penelitian ... 9
C. Ruang Lingkup penelitian ... 10
1. Ruang Lingkup Objek Penelitian ... 10
3. Ciri-ciri Siswa Berminat Dalam Belajar... 19
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa ... 20
B. Layanan Bimbingan Kelompok ... 24
1. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok ... 24
2. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok ... 28
3. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok... 30
4. Asas-asas dalam Layanan Bimbingan Kelompok ... 35
5. Teknik Layanan Bimbingan Kelompok ... 40
6. Tahap-tahap dalam Layanan Bimbingan Kelompok... 41
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 51
1. Variabel Penelitian ... 51
2. Definisi Operasional ... 53
E. Teknik Pengumpulan Data ... 54
1. Skala ... 54
F. Uji Persyaratan Instrumen ... 57
1. Uji Validitas ... 57
2. Uji Reliabilitas ... 58
G. Teknik Analisis Data ... 59
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 61
1. Gambaran Umum Pra Bimbingan Kelompok ... 61
2. Deskripsi Data ... 62
3. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok ... 64
4. Data Skor Subyek Sebelum dan Setelah Mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok (Pretest dan Posttest) ... 75
5. Analisis Data Hasil Penelitian ... 102
6. Uji Hipotesis ... 105
B. Pembahasan ... 106
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 113
B. Saran ... 114
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kriteria bobot nilai pada skala psikologi ... 55
Tabel 4.1 Kriteria kemampuan minat belajar siswa ... 63
Tabel 4.2 Data siswa kelompok eksperimen ... 63
Tabel 4.3 Data siswa kelompok kontrol ... 64
Tabel 4.4 Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian ... 64
Tabel 4.5 Skor pretest dan posttest minat belajar siswa pada kelompok eksperimen ... 75
Tabel 4.6 Peningkatan minat belajar IDH ... 77
Tabel 4.7 Peningkatan minat belajar ADY ... 79
Tabel 4.8 Peningkatan minat belajar PTR... 81
Tabel 4.9 Peningkatan minat belajar MYF ... 83
Tabel 4.10 Peningkatan minat belajar JLW ... 85
Tabel 4.11.Peningkatan minat belajar GEP ... 86
Tabel 4.12 Peningkatan minat belajar WVA ... 89
Tabel 4.13. Peningkatan minat belajar YDH ... 91
Tabel 4.14 Peningkatan minat belajar MRW ... 93
Tabel 4.15 Peningkatan minat belajar JLA ... 95
Tabel 4.16 Skor pretest dan posttest minat belajar siswa pada kelompok kontrol ... 96
Tabel 4.17 Analisis hasil penelitian menggunakan uji wilcoxon pada data pretest-posttest kelompok eksperimen ... 103
Halaman
Lampiran 1. Blue print skala minat belajar ... 116
Lampiran 2. Hasil uji ahli aitem skala minat belajar ... 118
Lampiran 3. Skala minat belajar ... 121
Lampiran 4. Uji validitas dan realibilitas instrumen ... 124
Lampiran 5. Data penjaringan subjek ... 131
Lampiran 6. Kesimpulan penjaringan subjek... 125
Lampiran 7. Modul... 128
Lampiran 8. Satuan layanan dalam setiap pertemuan ... 157
Lampiran 9. Foto-foto kegiatan layanan bimbingan kelompok ... 171
Lampiran 10. Data pretest-posttest kelompok eksperimen ... 175
Lampiran 11. Data pretest-posttest kelompok kontrol ... 176
Lampiran 12. Hasil uji wilcoxon ... 177
Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian... 13
Gambar 2.1 Skema suasana layanan bimbingan kelompok yang kurang efektif ... 33
Gambar 2.2 Skema suasana layanan bimbingan kelompok yang tidak efektif ... 33
Gambar 2.3 Skema suasana layanan bimbingan kelompok yang efektif ... 33
Gambar 2.4 Tahap pembentukan dalam layanan bimbingan kelompok ... 42
Gambar 2.5 Tahap peralihan dalam layanan bimbingan kelompok ... 43
Gambar 2.6 Tahap kegiatan dalam layanan bimbingan kelompok ... 44
Gambar 2.7 Tahap kegiatan dalam layanan bimbingan kelompok ... 45
Gambar 2.8 Tahap pengakhiran dalam layanan bimbingan kelompok ... 46
Gambar 3.1 Desain penelitian peningkatan minat belajar siswa ... 50
Gambar 4.1 Grafik perubahan minat belajar IDH ... 77
Gambar 4.2 Grafik perubahan minat belajar ADY ... 79
Gambar 4.3 Grafik perubahan minat belajar PTR ... 81
Gambar 4.4 Grafik perubahan minat belajar MYF ... 83
Gambar 4.5 Grafik perubahan minat belajar JLW ... 85
Gambar 4.6 Grafik perubahan minat belajar GEP ... 87
Gambar 4.7 Grafik perubahan minat belajar WVA ... 89
Gambar 4.8 Grafik perubahan minat belajar YDH ... 91
Gambar 4.9 Grafik perubahan minat belajar MRW ... 93
Gambar 4.10 Grafik perubahan minat belajar JLA ... 95
Gambar 4.11 Grafik perubahan minat belajar DSH ... 97
Gambar 4.12 Grafik perubahan minat belajar EDK... 98
Gambar 4.13 Grafik perubahan minat belajar RLD ... 98
Gambar 4.14 Grafik perubahan minat belajar AGN ... 99
Gambar 4.15 Grafik perubahan minat belajar ASV ... 99
Gambar 4.16 Grafik perubahan minat belajar GTR ... 100
Gambar 4.17 Grafik perubahan minat belajar ANS ... 100
Gambar 4.18 Grafik perubahan minat belajar DKS ... 101
Gambar 4.19 Grafik perubahan minat belajar NDY ... 101
Gambar 4.20 Grafik perubahan minat belajar RDS ... 102
Gambar 4.21 Grafik peningkatan minat belajar yang signifikan pada kelompok eksperimen ... 104
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas
manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka keberadaan
pendidik atau guru dengan siswa yang komunikatif dan saling menunjang proses
keberhasilan pendidikan sangat dibutuhkan.
Dalam dunia pendidikan, khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Pertama
terdapat guru bimbingan konseling yang secara khusus memiliki peranan dan
fungsi untuk memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa di sekolah.
Keberadaan guru bimbingan dan konseling juga sangat mendukung tercapainya
tujuan dan kualitas pendidikan yang baik, adapun proses terbentuknya guru
bimbingan dan konseling di sekolah degan berbagai kompetensi yang dimiliki
adalah sebagai berikut:
(S.Pd) bidang bimbingan dan konseling. Kompetensi konselor/ guru bimbingan dan konseling sekolah yang tertuang dalam PP 19/2005 menyatakan bahwa terdapat empat kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru bimbingan dan konseling yaitu, kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesi. Sudibyo (2008:8).
Pada kompetensi guru bimbingan dan konseling di atas, salah satunya terdapat
kompetensi kepribadian dengan sub kompetensi yang didalamnya tertulis bahwa
seorang guru bimbingan dan konseling mampu menampilkan kinerja berkualitas
tinggi dengan beberapa cara seperti menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif,
inovatif dan produktif. Hal ini juga menjadi dasar yang penting bagi guru
bimbingan dan konseling dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok
yang dapat mendukung tercapainya tujuan belajar.
Kegiatan belajar di sekolah tidak terlepas dari perkembangan peserta didik. Para
ahli psikologi pada umumnya menunjuk pada pengertian perkembangan sebagai
suatu proses perubahan yang bersifat progresif dan menyebabkan tercapainya
kemampuan dan karakterstik psikis yang baru. Menurut (Ali & Ansori, 2006:11)
menyatakan bahwa perkembangan dapat dicapai dengan adanya proses belajar
dan proses belajar hanyalah mungkin berhasil jika ada kematangan. Kematangan
dalam belajar merupakan kematangan intelek atau kematangan perkembangan
secara kogntif. Piaget (Ali & Ansori, 2006:11) menyatakan bahwa kematangan
perkembangan secara kognitif meliputi empat tahap yakni,
2. Tahap praoperasional (2-7 tahun) Tahap ini disebut juga tahap institusi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana intuitif, dalam arti semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tapi oleh unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang bermakna dan lingkungan disekitarnya.
3. Tahap operasional konkrit (7-11 tahun). Tahap ini merupakan tahap dimana anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan lebih objektf, dan sudah mulai memahami hubungan fungsional.
4. Tahap operasional formal (11 tahun keatas). Pada tahap ini anak sudah mampu melakukan abstraksi, memakai arti kiasan dan simbolik, dan memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis.
Berdasarkan tahap kematangan perkembangan di atas, siswa SMP tergolong
kedalam rentang usia remaja, dengan demikian mereka seharusnya sudah berada
pada tahap operasional formal dan sudah mampu berpikir abstrak, logis, rasional
serta mampu memecahkan masalah yang bersifat hipotesis, namun dalam
kenyataannya masih banyak siswa SMP yang mengalami kesulitan dalam
memecahkan masalahnya secara mandiri, oleh karena itu peran guru BK sangat
penting dalam membantu siswa mengatasi masalah yang mereka hadapi di
sekolah khususnya dalam ruang lingkup belajar. Masalah yang dihadapi oleh
siswa di sekolah erat kaitanya dengan minat dalam belajar, sebab semakin
rendah minat belajar siswa maka semakin besar kemungkinan terjadinya
masalah dalam belajar bahkan pencapaian kematangan perkembangan kognitif
siswa itu sendiri.
Minat berperan sangat penting dalam kehidupan siswa dan mempunyai dampak
yang besar terhadap perilaku yang ditimbulkan. Siswa yang berminat terhadap
berminat dalam belajarnya. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil
belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat, maka siswa akan belajar dengan kurang baik sebab tidak menarik
baginya.
Pada era globalisasi ini para siswa mengalami minat belajar yang rendah
dikarenakan jenuh dalam belajarnya karena pergaulan, motivasi belajar yang
rendah, kesehatan fisik, kompetensi/kemampuan yang dimiliki siswa, fasilitas
yang dimiliki, jarang masuk sekolah, hingga ketidaktertarikan pada mata
pelajaran. Berdasarkan wawancara dengan guru bimbingan dan konseling di
SMP Negeri 1 Bandar Lampung dalam penelitian pendahuluan terdapat
sejumlah siswa yang masih memiliki minat belajar rendah, hal ini terlihat dari
sikap dan perilaku yang nampak seperti bermain HP saat guru mengajar,
mengobrol saat guru sedang mengajar, tidak memperhatikan penjelasan yang
disampaikan guru dengan seksama, masih terdapat siswa yang sering mengantuk
saat belajar, kurang bersemangat dalam belajar, kurang puas dengan hasil
belajar, sulit mengerjakan tugas pelajaran yang diberikan oleh guru, tidak
memiliki peralatan belajar yang lengkap, masih sering meninggalkan buku
catatan di dalam kelas, meninggalkan buku cetak di rumah, tidak menyukai
semua pelajaran yang di sampaikan oleh setiap guru, mudah bosan dalam
belajar, serta bersikap pasif dalam belajar. Hal ini disebabkan adanya beberapa
faktor yakni Faktor dari dalam yaitu sifat pembawaan siswa, serta faktor dari
luar yaitu keluarga, sekolah, masyarakat atau lingkungan. Supratmono (2009:2)
rendah ini juga disebabkan adanya beberapa faktor lainya antara lain: faktor
budaya, faktor sistem pendidikan, faktor orang tua dan keluarga, serta faktor
guru.
Faktor budaya, dimana budaya serba instan membuat siswa malas untuk bekerja
keras dan giat belajar demi tercapainya hasil belajar yang lebih baik, kemudian
faktor sistem pendidikan yang kerap kali berubah-ubah sehingga membuat siswa
kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam belajar dan meningkatkan minat
belajarnya, faktor yang selanjutnya yakni faktor orang tua dan keluarga yang
memiliki peran penting dalam mendukung perumbuhan serta peningkatan minat
belajar siswa, dan faktor terakhir yang tak kalah pentingnya adalah faktor guru,
dimana cara mengajar guru serta pengemasan belajar yang menarik menjadi
daya tarik tersendiri bagi siswa dalam menumbuhkan dan peningkatan minat
belajarnya di sekolah.
Berdasarkan hal di atas terdapat beberapa indikasi minat belajar rendah pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung. Menurut Fuad dan Lukman
(KBBI, 2010:376) Indikasi adalah tanda-tanda yang menarik perhatian, dalam
hal ini tanda-tanda yang menarik perhatian adanya minat belajar yang rendah
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung adalah kurangnya
perhatian siswa saat mengikuti pembelajaran di sekolah, kejenuhan siswa dalam
mengikuti pembelajaran karena cara mengajar guru yang monoton/ kurang
tugas-tugas pelajaran yang diberikan oleh guru, serta kurang aktifnya siswa
dalam mengikuti proses belajar di sekolah.
Berdasarkan indikasi adanya minat belajar siswa yang rendah pada siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung seperti di atas, maka guru bimbingan dan
konseling berupaya untuk mengatasinya. Upaya dalam mengatasi masalah minat
belajar yang telah dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling SMP Negeri 1
Bandar Lampung selama ini dengan menggunakan layanan konseling individu
dan hal ini kurang mendapat hasil yang optimal karena layanan konseling
individu hanya dapat dilakukan secara perseorangan sehingga tidak efektif
diberikan kepada siswa yang jumlahnya cukup banyak. Kegiatan layanan
bimbingan kelompok juga belum dilaksanakan secara intensif oleh guru
bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Bandar Lampung. Hal ini disebabkan
karena kurangnya waktu, sehingga pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan
kelompok belum bisa dilaksanakan dengan baik oleh guru bimbingan dan
konseling.
Kegiatan bimbingan kelompok tersebut cukup efektif membantu siswa untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi, khususnya dalam meningkatkan minat
belajar siswa, pada layanan bimbingan kelompok, aktivitas dan dinamika
kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi
pengembangan atau pemecahan masalah siswa yang menjadi peserta layanan.
Dinamika kelompok merupakan jiwa yang menghidupkan dan menghidupi suatu
kelompok. Menurut Prayitno (2010:62) dinamika kelompok ini dimanfaatkan
diperoleh siswa dalam melakukan kegiatan layanan bimbingan kelompok antara
lain: meningkatkan persaudaraan antara anggota-anggotanya, melatih keberanian
siswa dalam berbicara di depan orang banyak dalam menanggapi permasalahan
yang dialami, melatih keberanian siswa untuk mengemukakan masalahnya, serta
membantu siswa untuk berperan secara aktif dalam mengikuti bimbingan
kelompok.
Hasil yang bisa diperoleh dari kegiatan layanan bimbingan kelompok adalah
konseli yang adalah siswa di sekolah lebih mampu memahami diri dan
lingkungannya, dan dapat mengembangkan diri secara optimal. Melalui layanan
layanan bimbingan kelompok tersebut guru bimbingan dan konseling diharapkan
mampu menumbuhkan ketertarikan siswa dalam belajar, selain daripada itu
siswa juga dapat saling bertukar pikiran dan mengemukakan pendapat yang
dimilikinya.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti memetik permasalahan yang akan dikaji lebih jauh lagi dalam penelitian ini yakni mengenai “Penggunaan
layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015”.
2. Identifikasi Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah dan penelitian pendahuluan yang telah
a. Terdapat siswa yang tidak memandang guru ketika guru sedang mengajar.
b. Ada beberapa siswa yang mengobrol dengan teman saat guru mengajar.
c. Terdapat siswa yang menguap saat guru mengajar.
d. Terdapat siswa yang meletakkan kepala di atas meja saat guru menjelaskan.
e. Adanya siswa yang bermain HP saat guru mengajar.
f. Terdapat siswa yang tidak mau bertanya kepada guru ketika belum mengerti
mengenai apa yang dijelaskan.
g. Adanya siswa yang tidak mau memberikan pendapat dalam diskusi belajar,
meski telah diminta untuk mengemukakannya.
h. Terdapat siswa yang tidak mau menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh
guru secara lisan.
3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah mengenai “Peningkatan minat belajar dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok
pada siswa kelas VIII SMP N 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.”
4. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah dalam penelitian ini, maka permasalahannya adalah “Apakah peningkatan minat belajar dapat
tercapai dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan, memprediksi, dan/atau mengontrol
fenomena berdasarkan pada asumsi bahwa semua perilaku dan kejadian adalah
beraturan dan bahwa semua akibat mempunyai penyebab yang dapat diketahui
Sabarti (2007:49). Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan
penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan minat belajar dengan menggunakan layanan bimbingan
kelompok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2014/2015.
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitan ini di bagi menjadi dua yaitu manfaat secara
teoritis dan secara praktis yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Manfaat secara teoritis
Secara teoritis penelitian ini memberikan manfaat bagi pengembangan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah secara khusus pada layanan
bimbingan kelompok yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling di
sekolah guna memberikan layanan secara efektif, kreatif dan inovatif dalam
b. Manfaat secara praktis
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh siswa, guru bimbingan dan
konseling, maupun peneliti itu sendiri. Bagi siswa, dapat meningkatkan
minat belajar setelah mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok.
Bagi guru bimbingan dan konseling di sekolah, sebagai bahan masukan
dalam melaksanakan kegiatan layanan bimbingan kelompok. Serta bagi
peneliti, dapat menambah pengalaman dan ketrampilan cara meningkatkan
minat belajar siswa melalui pemberian layanan bimbingan kelompok.
C. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Objek Penelitian
Ruang lingkup objek dari penelitian ini adalah minat belajar siswa yang akan
ditingkatkan dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok.
2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar
Lampung yang akan terseleksi berdasarkan kriteria yang digunakan, dalam hal
ini subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
3. Ruang Lingkup Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandar Lampung
D. Kerangka Pikir
Minat dapat terbentuk dengan adanya dorongan dari dalam diri yang mengarahkan
seseorang untuk melakukan sesuatu tanpa adanya paksaan dari orang lain, demikian
halnya dengan minat dalam belajar yang akan terbentuk ketika siswa memiliki
kemauan dan rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang akan dipelajarinya dengan
berperan secara aktif. Peran siswa yang secara aktif dalam proses belajar sangat
mendukung keberlangsungan belajar yang baik dan membuat suasana belajar
semakin hidup serta membantu proses pencapaian tujuan belajar sesuai dengan apa
yang diharapkan.
Harapan yang ingin dicapai dalam proses belajar selanjutnya tentu adalah
peningkatan dalam minat belajar serta pencapaian prestasi yang baik, namun dalam
kenyataannya masih terdapat siswa yang memiliki minat belajar rendah, hal ini
disebabkan adanya beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal
antara lain: kesehatan fisik yang sangat berpengaruh terhadap minat siswa dalam
belajar, sebab dengan kondisi tubuh yang kurang sehat maka akan membuat siswa
malas, jenuh, serta menurunkan minat siswa dalam belajar, faktor selanjutnya
adalah motivasi belajar yang rendah. Motivasi belajar yang rendah akan sangat
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan proses belajar secara maksimal, sebab
dengan rendahnya motivasi yang dimiliki siswa dalam belajar maka akan
menimbulkan minat belajar yang rendah, selain dari pada itu yang menjadi faktor
rendahnya minat belajar siswa adalah cara mengajar guru yang monoton sehingga
berkaitan dengan pencapaian proses belajar sebab dengan adanya ketidaktertarikan
pada suatu pelajaran maka akan menurunkan semangat dan minat siswa dalam
belajar dan pada akhirnya prestasi yang dicapai siswa juga akan rendah. Faktor
budaya, dimana budaya serba instan membuat siswa malas untuk bekerja keras dan
giat belajar demi tercapainya hasil belajar yang lebih baik, kemudian faktor sistem
pendidikan yang kerap kali berubah-ubah sehingga membuat siswa kesulitan dalam
menyesuaikan diri dalam belajar dan meningkatkan minat belajarnya, dan faktor
terakhir yang tak kalah penting adalah faktor orang tua dan keluarga dalam
mendukung perumbuhan serta peningkatan minat belajar siswa
Berbagai faktor-fator penyebab rendahnya minat belajar siswa yang berpengaruh
terhadap pencapaian hasil belajar dapat diatasi dengan berbagai cara dan salah
satunya adalah dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok, dimana siswa
dengan minat belajar rendah diberikan layanan bimbingan yang sesuai dengan
kebutuhan, dalam bimbingan kelompok tersebut siswa akan diarahkan, diberikan
topik diskusi bimbingan kelompok yang mengacu pada peningkatan minat belajar,
mendapatkan tugs-tugas dan latihan tentang bagaimana meningkatkan minat
belajar, serta mengevaluasi hasil bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan,
hingga pada akhirnya minat belajar siswa akan dapat meningkat sesuai dengan apa
yang diharapkan. Secara garis besar kerangka pemikiran di atas dapat digambarkan
Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Sugiyono (2010:84). Hipotesis dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah bahwa
penggunaan layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat belajar siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan hipotesis penelitian di atas, peneliti mengajukan hipotesis statistik
sebagai berikut :
Ha1 : Terdapat peningkatan minat belajar yang signifikan pada kelompok eksperimen setelah diberi layanan bimbingan kelompok.
Ho1 : Tidak terdapat peningkatan minat belajar yang signifikan pada kelompok eksperimen setelah diberi layanan bimbingan kelompok.
Minat belajar siswa rendah
Layanan bimbingan
kelompok
Ha2 :Terdapat peningkatan minat belajar yang signifikan pada kelompok kontrol tanpa diberi layanan bimbingan kelompok.
Ho2 : Tidak terdapat peningkatan minat belajar yang signifikan pada kelompok kontrol tanpa diberi layanan bimbingan kelompok.
Untuk menguji hipotesis ini peneliti menggunakan uji statistik dengan uji wilcoxon
Dengan ketentuan jika hasil probabilitas < 0.05 maka hipotesis Ha diterima dan Ho
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Minat Belajar
Minat belajar dalam proses pendidikan memiliki peranan penting yang juga
menentukan keberhasilan proses belajar siswa di sekolah, dalam dunia
pendidikan khususnya Sekolah Menengah Pertama atau SMP merupakan
tingkat satuan pendidikan yang menjadi tempat bagi siswa untuk semakin
mengembangkan potensi diri secara optimal, sehingga penting bagi guru dan
siswa untuk memahami minat belajar yang dimiliki oleh siswa itu sendiri,
berikut akan dijelaskan mengenai pengertian minat belajar yang akan
membantu kita dalam memahami dan mengetahui bagaimana cara
meningkatkan minat belajar siswa.
1. Pengertian Minat
Pengertian minat dalam kajian berikut ini memuat pendapat beberapa ahli
yang telah teruji sebelumnya yakni: menurut Djamarah (2011:13) “minat
adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap
aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa
rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa
ada yang menyuruh.” Djamarah (2011:90) menyatakan bahwa dalam
proses pembelajaran minat dan kebutuhan perlu diperhatikan, sebab
kedua hal tersebut menjadi penyebab tumbuhnya perhatian. Sesuatu yang
menarik minat siswa dan dibutuhkan akan menarik perhatiannya, dengan
demikian mereka akan sungguh-sungguh dalam belajar.
Siswa akan berminat terhadap suatu pelajaran dan mempelajarinya
dengan sungguh-sungguh karena adanya daya tarik bagi siswa. Proses
belajar siswa akan berjalan dengan lancar bila disertai minat, sebab minat
merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan
kegairahan dalam belajar dalam rentang waktu tertentu. Minat bukanlah
sesuatu yang dibawa sejak lahir, minat adalah perasaan yang didapat
karena berhubungan dengan sesuatu. Djamarah (2011:12). Minat
terhadap sesuatu itu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya
serta mempengaruhi minat-minat yang baru, dengan demikian minat
dapat ditumbuhkan melalui suatu kegiatan yang menarik salah satunya
melalui bimbingan kelompok yang pada akhirnya melalui bimbingan
kelompok tersebut tumbuh minat siswa ketika mengikuti pembelajaran
dan berpengaruh terhadap minat belajar selanjutnya.
Selain dari pengertian minat di atas terdapat pula definisi minat menurut
Bimo Walgito (2004:90) bahwa minat adalah suatu keadaan dimana
akhirnya membuktikan lebih lanjut tentang objek tersebut.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah
kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan berpartisipasi
secara aktif terhadap sesuatu atau aktivitas dengan perhatian yang
konsisten serta didasari rasa senang tanpa ada yang menyuruh. Demikian
halnya dengan minat belajar yang dimiliki oleh siswa, siswa akan merasa
berminat dalam belajar apabila proses yang dilalui menyenangkan dan
tidak membosankan bagi siswa.
2. Pengertian Belajar
Belajar memiliki cakupan makna yang luas, para ahli psikologi dan
pendidikan mengemukakan rumusan yang brilian mengenai belajar dan
tentu saja dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Berikut adalah
rumusan mengenai pengertian belajar menurut para ahli:
Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut Syah (2007:90) belajar
dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu
yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Menurut Darsono (2002:32)
mana tujuan belajar disini untuk mencapai perubahan tingkah laku.
Cronbach (Djamarah, 2011:13) menyatakan “ Learning is shown by change in behavior as a result of experiece” yang berarti bahwa belajar
sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan perilaku sebagai
hasil dari pengalaman.
Menurut Spears (Sumardi, 2001:179) “learning is to observe, to read, to
imitate to try something themselves, to listen, to follow direction” yang
berarti, belajar adalah untuk mengamati, membaca, meniru dan mencoba
sesuatu sendiri, mendengarkan, serta mengikuti arahan.
James O. Whittaker (Djamarah, 2011:187) merumuskan belajar adalah
sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman. Sedangkan menurut Howard L. Kingskey
(Djamarah, 2011:13) Leaning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training.
Belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan
atau diubah melalui praktek atau latihan.
Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang secara
keseluruhan baik secara fisik maupun psikis untuk mencapai perubahan
tingkah laku melalui pengalaman dan latihan serta interaksi dengan
disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu kecenderungan seseorang
yang menetap untuk memperhatikan dan berpartisipasi aktif dalam proses
perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan yang terjadi
secara konsisten dengan didasari rasa senang serta adanya kesiapan di
dalam belajar. Perubahan tingkah laku dapat terjadi sebagai hasil dari
adanya pengalaman dan latihan yang terbentuk ketika siswa mengikuti
bimbingan kelompok di sekolah, sebab dalam bimbingan kelompok
siswa akan diarahkan dan mendapat banyak pengalaman serta
latihan-latihan yang berkaitan dengan peningkatan minat belajarnya.
3. Ciri-ciri Siswa Berminat Dalam Belajar
Siswa yang memiliki minat dalam belajar memiliki beberapa ciri-ciri
seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2010:180) ciri-ciri siswa yang
berminat dalam belajar antara lain:
a) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
b) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang dipelajari.
c) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang dipelajari.
d) Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
e) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lainnya.
f) Serta dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan belajar.
Minat dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, oleh sebab itu minat
belajar perlu ditanamkan serta ditingkatkan dalam diri siswa sejak
terbentuk dari dalam diri siswa tetapi dari berbagai hal dan berbagai
faktor yang mendukung proses belajar yang baik pula, berikut ini
faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya minat belajar siswa.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa
Minat belajar siswa dapat dipengaruhi oleh berbagi macam hal. Berikut
ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa
di sekolah. Menurut Sugihartono (2007:156) terdapat dua faktor yang
mempengaruhi minat belajar siswa yaitu:
a. Faktor dari dalam yaitu sifat pembawaan seseorang.
b. Faktor dari luar yaitu keluarga, sekolah, masyarakat atau lingkungan.
Selain dari kedua faktor di atas terdapat faktor lainya yang menyebabkan
rendahnya minat belajar siswa, menurut Supatmono (2009:2)
faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Faktor budaya
Dalam masyarakat, terdapat budaya bahwa orang kurang senang
dengan bekerja keras. Hal ini berdampak pada pemikiran seseorang
akan hasil yang instan, dalam dunia belajar siswa yang seringkali berfikir dan mencapai hasil belajar secara instan akan
mengesampingkan proses penting yang dilalui dalam belajar yakni
Perubahan sistem pendidikan membuat siswa terus berpacu untuk
menyesuaikan diri dan kelangsungan belajar dengan baik, namun hal
ini tak selamanya berjalan dengan mulus, seperti halnya saat ini
ketika kurikulum 2013 berjalan siswa dituntut untuk mampu belajar
secara mandiri, aktif dan berbudi pekerti yang baik, menjadi satu
tugas berat tersendiri bagi siswa, sebab siswa akan memperoleh
peranan dan porsi dalam proses pembelajaran yang lebih banyak
ketimbang guru yang memberikan materi pembelajaran, hal ini sangat
berpengaruh terhadap peningkatan minat siswa dalam proses belajar,
apabila siswa tidak memiliki kesiapan dalam belajar maka niscaya
minat yang lahir dalam diri siswa juga akan sulit untuk mengalami
peningkatan.
c. Faktor orang tua dan keluarga
Terkadang orang tua mengandalkan proses belajar telah beres di
sekolah sehingga perkembangan siswa tidak dipantau oleh orang tua.
Namun ada pula siswa yang beminat dalam belajar apabila mendapat
perintah dari orang tuanya saja, kedua hal ini seharusnya berjalan
dengan seimbang, dimana antara perhatian orang tua serta kemauan
siswa itu sendiri dalam menumbuhkan minat dalam belajar terpupuk
dengan baik, oleh karena itu orang tua perlu meluangkan waktu untuk
memperhatiakan anaknya sehingga anak akan termotivasi untuk
Sikap siswa yang positif, terutama kepada guru dan mata pelajaran
merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa. Hal ini
dikemukakan oleh Syah (2007:135). Guru yang terkesan galak,
mengajar dengan cara penyampaian yang monoton akan membuat
siswa mudah merasa bosan, dan mengalami penurunan semangat dan
ketertarika dalam belajar, oleh karena itu peran guru dalam mengajar
juga sangat penting dalam menumbuhkan serta meningkatkan minat
belajar siswa.
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak
akan belajar dengan baik sebab hal tersebut tidak menarik baginya. Siswa
akan malas belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari apa yang
dipelajari. Syamsudin (2006:133) berpendapat tentang cara
mengembangkan minat belajar siswa yaitu sebagai berikut:
a. Mengenai tujuan
Dengan mengenalkan tujuan dan kegunaan suatu materi yang dipelajari, siswa disadarkan akan kegunaan suatu ilmu untuk mempersiapkan masa depannya sehingga akan menambah minat bahkan memperkuat minat yang telah ada.
b. Membuat situasi menarik
Tempat yang rapi, bersih di dalam kelas, cara mengajar guru yang tidak monoton merupakan situasi belajar yang menyenangkan.
c. Memelihara kondisi fisik dan mental
menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan
tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan
memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa
belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang dianggap
penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajar akan
membawa kemajuan pada dirinya, siswa akan lebih berminat untuk
mempelajarinya.
Siswa yang kurang berminat dalam belajar dapat diusahakan agar
mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal
yang menarik dan berguna bagi kehidupannya serta berhubungan dengan
cita-cita yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Menurut Slameto
(2010:98-99) Usaha-usaha atau berbagai macam cara yang dapat
dilakukan guru dalam meningkatkan minat belajar siswa antara lain:
a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri siswa, sehingga dia rela untuk belajar tanpa adanya paksaan.
b. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki siswa, sehingga siswa mudah menerima bahan pelajaran.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif.
d. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual siswa.
Berbagai macam cara dalam meningkatkan minat belajar siswa di atas
juga dapat diadopsi oleh guru bimbingan dan konseling melalui pemberian layanan bimbingan kelompok bagi siswa di sekolah, sebab
konseling dalam meningkatkan minat belajar siswa secara efektif.
B. Layanan Bimbingan Kelompok
Penelitian ini akan menggunakan salah satu layanan dari sembilan layanan
bimbingan dan konseling yakni layanan bimbingan kelompok, dalam layanan
tersebut tercakup beberapa hal penting yang perlu kita ketahui dan akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengertian Layanan bimbingan kelompok
Layanan bimbingan kelompok diartikan sebagai suatu upaya bimbingan
kepada individu-individu melalui kelompok dengan memanfaatkan
dinamika kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan
konseling. Prayitno (2010:61). Layanan bimbingan kelompok juga
merupakan layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah siswa
secara bersama-sama memperoleh bahan dari guru bimbingan dan
konseling yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari baik
sebagai pelajar anggota keluarga maupun anggota masyarakat. Sukardi
(2008:64).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa layanan
bimbingan kelompok merupakan suatu layanan bimbingan yang
melibatkan sejumlah siswa untuk aktif di dalamnya dan adanya bahan
yang disampaikan oleh guru bimbingan dan konseling untuk menunjang
kelompok yang dinamis dalam mencapai tujuan dari layanan bimbingan
kelompok itu sendiri.
Kegiatan layanan bimbingan kelompok dijiwai oleh dinamika kelompok
yang akan menentukan gerak dan arah pencapaian tujuan kelompok.
Dinamika kelompok ini dimanfaatkan untuk mencapai tujuan bimbingan
dan konseling melalui layanan bimbingan kelompok serta menghidupkan
suasana di dalamnya.
Kelompok yang hidup adalah kelompok yang bergerak, aktif serta
terdapat komunikasi di dalamnya, apabila dalam suatu kelompok diam
saja, tidak bergerak dan tidak tedapat komunikasi yang baik maka sudah
dapat dipastikan bahwa layanan bimbingan kelompok tersebut pada
hakikatnya adalah mati, hal ini sangat berkaitan erat dengan
pengembangan dinamika kelompok yang mengarahkan guru bimbingan
dan konseling untuk mampu menciptakan serta mengembangkan
dinamika kelompok secara kreatif. Pengembangan dinamika dalam suatu
layanan bimbingan kelompok merupakan tugas utamadan pertama, tanpa
berkembangnya dinamika kelompok sampai pada taraf keefektifan
tertentu tidak dapat diharapkan kegiatan layanan bimbingan kelompok
yang membuahkan hasil seperti apa yang diharapkan.
Dinamika kelompok dapat diibaratkan seperti suatu kendaraan yang “siap dipakai” barang-barang muatan. Yang dimaksud dengan muatan adalah
kendaaraan ini dengan baik agar dapat mengantarkan muatannya dengan
selamat sampai ke tempat tujuan, dalam hal ini yakni tujuan dari layanan
bimbingan kelompok itu sendiri. Dengan adanya dinamika kelompok,
siswa akan merasakan adanya komunikasi yang sejalan dan turut
berperan aktif di dalamnya, bahkan secara tidak langsung dinamika
kelompok yang hidup juga akan membangun minat siswa dalam belajar.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik umum dan
teknik permainan dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok.
Teknik umum yang digunakan meliputi komunikasi multiarah secara
efektif, dinamis dan terbuka, pemberian rangsangan kepada siswa untuk
menimbulkan inisiatif dalam pembahasan dan diskusi, memberi
dorongan minimal untuk memantapkan respon siswa dalam mengikuti
aktifitas kelompok, sedangkan teknik permainan yang digunakan berupa
permainan sederhana dan tidak membutuhkan banyak tenaga sebagai
selingan supaya anggota kelompok tidak merasa bosan dalam mengikuti
kegiatan, selain daripada dinamika kelompok serta teknik yang
digunakan dalam layanan bimbingan kelompok, terdapat tiga fungsi
layanan bimbingan kelompok yang juga menjadi bagian penting dalam
pencapaian tujuan layanan bimbingan kelompok tersebut. Sukardi
(2008:42) menyatakan bahwa ketiga fungsi tersebut adalah 1) fungsi
informatif, 2) fungsi pengembangan, dan 3) fungsi preventif dan kreatif.
Pada fungsi informatif, layanan bimbingan kelompok berfungsi sebagai
ini akan sangat menunjang tercapainya tujuan layanan bimbingan
kelompok sebab dengan penyampaian informasi secara tepat maka siswa
akan mendapatkan sesuatu hal yang bermanfaat untuk menunjang
kehidupannya baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah, dalam hal
ini siswa akan memperoleh informasi yang tepat serta bermanfaat bagi
peningkatan minat belajar.
Fungsi pengembangan, pada fungsi ini layanan bimbingan kelompok
akan sangat membantu proses pengembangan diri siswa di berbagai
bidang, secara khusus dalam bidang belajar siswa akan diarahkan dan
dibentuk untuk mencapai perkembangan diri yang matang dan dapat
mencapai tujuan belajar secara optimal. Fungsi pengembangan juga
mengarahkan siswa untuk dapat mencapai peningkatan minat dalam
belajar.
Fungsi preventif dan kreatif, layanan bimbingan kelompok berfungsi
secara prefentif atau sebagai pencegahan terhadap adanya
tindakan-tindakan siswa yang dapat menyimpang dari peraturan maupun
norma-norma yang berlaku baik di sekolah maupun di luar sekolah, sedangkan
layanan bimbingan kelompok berfungsi kreatif yaitu bahwa dalam
layanan bimbingan kelompok dapat menumbuhkan kreativitas baik
dalam diri siswa maupun guru bimbingan dan konseling itu sendiri dalam
siswa tentu erat kaitannya dengan adanya kelompok di dalamnya, pada
layanan bimbingan kelompok terdapat dua macam kelompok yakni
kelompok bebas dan kelompok tugas, dalam penelitian ini digunakan
kelompok tugas.
Menurut Prayitno (2010:25) kelompok tugas yaitu kelompok yang pada dasarnya diberi tugas untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, baik pekerjaan yang ditugaskan oleh pihak luar kelompok itu maupun tumbuh di dalam kelompok itu sendiri sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan kelompok itu sebelumnya.
Pada kelompok tugas setiap anggota kelompok diharapkan untuk
berpusat pada satu titik yaitu penyelesaian tugas, sehingga seluruh
anggota akan memperhatikan, mengemukakan pendapat, tanggapan,
reaksi dan saling hubungan antar semua anggota dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan dengan adanya dinamika kelompok di dalamnya.
2. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok
1) Tujuan Umum
Tujuan umum layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya
kemampuan sosial siswa, khususnya kemampuan komunikasi siswa
dalam layanan bimbingan kelompok. Prayitno (2010:2), sedangkan
menurut Sukardi (2008:64) menyatakan bahwa :
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
tujuan umum bimbingan kelompok adalah mengembangkan
kemampuan sosial siswa yang dapat menunjang proses pengarahan
diri serta kemampuan dalam belajar yang terlaksana secara ekonomis
dan efektif. Sering menjadi kenyataan bahwa kemampuan
bersosialisasi/berkomunikasi setiap siswa dapat terganggu dengan
berbagai macam hal seperti: perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan
sikap yang tidak objektif, sempit dan terkungkung serta tidak efektif,
yang juga berdampak terhadap minat belajar siswa sehingga hal ini
akan sangat menghambat proses tercapainya tujuan belajar siswa itu
sendiri. Hal inilah yang akan menjadi tujuan umum dalam pemberian
bimbingan kelompok pada siswa SMP Negeri 1 Bandar Lampung
dimana bimbingan kelompok dapat memberikan kesempatan bagi
siswa untuk belajar akan hal-hal penting dalam mengarahkan dan
meningkatkan minat belajar siswa
2) Tujuan Khusus
Menurut Prayitno (2010:40) yang menjadi tujuan khusus dalam
layanan bimbingan kelompok adalah membahas topik-topik tertentu
yang mengandung permasalahan aktual (hangat) dan menjadi
perhatian siswa, dalam penyampaiaan layanan bimbingan kelompok
bimbingan kelompok dengan baik, selain daripada itu tujuan khusus
layanan bimbingan kelompok juga akan tercapai dengan baik apabila
tercipta suasana meaningful learning (kondisi layanan bimbingan kelompok yang aktif, komunikatif, semangat, menyenangkan dan
menantang). Tujuan khusus bimbingan kelompok dalam penelitian ini
tercapainya peningkatan minat belajar siswa melalui penggunaan
berbagai topik-topik khusus yang berkenaan dengan minat belajar
siswa.
3. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok
Pada umumnya dalam layanan bimbingan kelompok dikenal 5 komponen
utama yang akan dijelaskan sebagai tersebut:
1) Pemimpin Kelompok
Pemimpin kelompok adalah guru bimbingan dan konseling yang
terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik layanan bimbingan
kelompok. Prayitno (2010:41). Pemimpin kelompok memiliki tugas
yang besar dalam menyampaikan layanan bimbingan kelompok bagi
siswa, sebab pemimpin kelompok harus mampu menciptakan
suasanan kelompok yang dinamis agar proses pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok dapat berhasil dan mencapai tujuan yang
Agar dinamika kelompok dapat benar-benar hidup maka dalam
bimbingan kelompok sangat diperlukan peran dari pemimpin
kelompok.
Prayitno (2010:35) mengelompokkan peran yang dimiliki oleh
pemimpin kelompok menjadi beberapa, yaitu:
1) Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan atau campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok.
2) Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang dalam kelompok itu.
3) Jika kelompok itu tampak kurang menjurus ke arah yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan.
4) Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan balik) tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok.
5) Pemimpin kelompok juga harus mampu mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok.
6) Bertanggung jawab terhadap kerahasiaan kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul dalam kelompok.
3) Anggota Kelompok
Tidak semua kumpulan orang atau individu dapat dijadikan sebagai
anggota layanan bimbingan kelompok. Untuk terselenggaranya
layanan bimbingan kelompok guru bimbingan dan konseling perlu
membentuk kelompok siswa yang memiliki persyaratan sebagaimana
yang ditentukan. Prayitno (2010:33) menyatakan bahwa ada beberapa
persyaratan agar kelompok tersebut dapat menjadi bagian dalam
layanan bimbingan kelompok dan mengembangkan dinamika
2) Tumbuhnya tujuan bersama di antara anggota kelompok, dalam suasana kebersamaan.
3) Berkembangnya itikad dan tujuan bersama untuk mencapai tujuan kelompok.
4) Terbinanya kemandirian pada diri setiap anggota kelompok, sehingga mereka masing-masing mampu berbicara dan tidak menjadi yes-man.
5) Terbinanya kemandirian kelompok, sehingga kelompok ini berusaha dan mampu “tampil beda” dari kelompok lain.
4) Besarnya Kelompok
Kelompok yang terlalu kecil dalam layanan bimbingan kelompok,
misalnya hanya terdiri dari 2-3 orang akan mengurangi efektifitas
layanan bimbingan kelompok itu sendiri, sebab hal ini akan
mengakibatkan kedalaman serta variasi pembahasan topik terbatas
karena anggota kelompok yang memang terbatas jumlahnya.
Sebaliknya kelompok layanan bimbingan kelompok dengan jumlah
anggota yang terlalu banyak juga tidak akan berjalan secara efektif
karena partisipasi aktif siswa sebagai anggota kelompok menjadi
kurang intensif, kesempatan berbicara, dan memberikan/menerima
topik dalam layanan bimbingan kelompok.
Kekurangefektifan suatu kelompok akan sangat terasa apabila jumlah
anggota kelompok lebih dari 15 orang, sehingga jumlah yang paling
ideal bagi suatu kelompok dalam layanan bimbingan kelompok adalah
10-15 orang, dengan demikian intensitas siswa dalam mengemukakan
sebagai berikut:
Gambar 2.1. Skema Suasana Layanan bimbingan kelompok yang kurang efektif
Gambar 2.2. Skema suasana layanan bimbingan kelompok yang tidak efektif
: Pemimpin Kelompok
: Anggota Kelompok
5) Peran Anggota Kelompok
Peran anggota kelompok bersifat, dari, untuk dan oleh anggota
kelompok itu sndiri, adapun peran anggota kelompok menurut
Prayitno (2010:37) antara lain:
1) Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok.
2) Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri pada kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 3) Mendengar, memahami dan merespon dengan tepat dan positif
(3-M).
4) Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik.
5) Merasa, berempati dan bersikap.
6) Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.
7) Berusaha membantu anggota lain
8) Memberikan kesempatan kepada anggota lain untuk juga menjalankan peranannya.
9) Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu.
Berbagai peranan di atas merupakan hal yang sangat penting dalam
layanan bimbingan kelompok sebab dengan terlaksananya berbagai
peranan baik pada pemimpin kelompok maupun anggota kelompok
secara baik maka akan tercapai pula tujuan layanan bimbingan
Asas-asas yang terdapat dalam bimbingan kelompok terbagi menjadi
beberapa bagian, seperti yang dikemukakan oleh Sukardi (2008:46-51)
bahwa terdapat 12 asas bimbingan dan konseling antara lain, asas
kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kekinian, asas
kemandirian, asas kegiatan, asas kedinamisan, asas keterpaduan, asas
kenormatifan, asas keahlian, asas alih tangan, asas Tut Wuri Handayani,
dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan beberapa asas di atas
khususnya yang berkaitan dengan topik serta layanan bimbingan
kelompok yang akan diberikan kepada siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Bandar Lampung dalam meningkatkan minat belajar yang rendah.
Adapun asas-asas yang digunakan anatra lain:
1) Asas Kesukarelaan
Kesukarelaan siswa dimulai sejak awal perencanaan pembentukan
kelompok oleh guru bimbingan dan konseling. Hal ini secara
terus-menerus dibina melalui upaya guru bimbingan dan konseling
mengembangkan syarat-syarat kelompok yang efektif dan tepat sesuai
dengan struktur bimbingan kelompok, dengan adanya kesukarelaan
diantara guru bimbingan konseling dengan siswa dalam mengikuti
layanan bimbingan kelompok maka akan lebih mudah dalam
Layanan bimbingan kelompok yang efisien adalah layanan bimbingan
kelompok yang dapat berlangsung dalam suasana keterbukaan.
Sukardi (2008:47), dengan keterbukaan ini setiap topik yang akan
dibahas dalam layanan bimbingan kelompok akan lebih mudah
diterima oleh siswa dan secara otomatis siswa dapat terbuka dalam
menyampaikannya permasalahan yang dihadapi berkenaan dengan
minat belajar siswa yang rendah kepada guru bimbingan dan
konseling.
3) Asas Kekinian
Asas kekinian mengandung pengertian bahwa guru bimbingan dan
konseling tidak boleh menunda-nunda dalam pemberian bantuan
Sukardi (2008:48), dalam hal ini asas kekinian juga berkenaan dengan
fungsi informasi dalam layanan bimbingan kelompok sebab informasi
yang diberikan dalam layanan bimbingan kelompok haruslah
informasi yang terkini dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Informasi
yang akan diberikan berkenaan dengan bagaimana cara meningkatkan
minat belajar siswa yang rendah serta hal-hal apa saja yang dapat
meningkatkan minat belajar siswa, dengan demikian siswa yang
mengalami minat belajar rendah dapt memperoleh informasi secara
Guru bimbingan dan konseling selalu berusaha untu memandirikan
siswa yang dibimbing. Kemandirian ini menjadi arah dari keseluruhan
proses layanan bimbingan kelompok dan hal ini baik dilakukan oleh
guru bimbingan dan konseling serta siswa. Khususnya pada siswa,
layanan bimbingan kelompok akan melatih mereka untuk mandiri
dalam memecahkan permasalahan minat belajarnya melalui diskusi
serta tugas-tugas yang diberikan dalam layanan bimbingan kelompok
dan menemukan kemandirian mereka dalam memecahkan masalah
yang dihadapi berkenaan dengan minat belajar siswa yang rendah.
5) Asas Kegiatan
Usaha yang dilakukan dalam layanan bimbingan kelompok akan
membuahkan hasil yang berarti apabila siswa turut serta melakukan
kegitan dalam layanan bimbingan kelompok untuk tercapainya tujuan
yang diharapkan. Untuk itu guru bimbingan dan konseling hendaknya
menciptakan suasana layanan bimbingan kelompok yang dapat
mendorong siswa untuk aktif dan terlibat dalam kegiatan yang
dilaksanakan. Pada penelitian ini setiap siswa diajak untuk terlibat
secara aktif dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok yang
Upaya layanan bimbingan kelompok menghendaki terjadinya
perubahan sikap dan tingkah laku pada diri siswa tetunya berkenaan
dengan peningkatan minat belajar siswa kearah yang lebih baik.
Perubahan ini bukan sekedar perubahan yang terjadi secara
berulang-ulang namun perubahan yang dimaksud adalah perubahan sikap dan
tingkah laku siswa dalam meningkatkan minat belajar yang
mengalami pembaruan dan menjadi lebih maju.
7) Asas Keterpaduan
Keterpaduan antara topik yang diberikan dalam layanan bimbingan
kelompok dengan kebutuhan siswa akan sangat menunjang
tercapainya tujuan layanan bimbingan kelompok secara baik, oleh
sebab itu asas keterpaduan ini juga menjadi bagian penting dalam
penyampaian layanan bimbingan kelompok bagi siswa di sekolah.
Sesuai dengan asas keterpaduan ini maka penulis memberikan
beberapa topik mengenai meningkatkan niminat belajar siswa antara
lain: cara menumbuhkan minat belajar, perhatian dan kesiapan dalam
belajar, rasa senang dan keaktifan dalam belajar, serta minat belajarku
meningkat. Keempat topik tersebut merupakan topik yang diusung
oleh peneliti dalam meningkatkan minat belajar siswa melalui layanan