AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SUB MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh
SRI ANDRIYANI DEWI LARASATI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SUB MATERI POKOK
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh
SRI ANDRIYANI DEWI LARASATI
Hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 2 Metro, diketahui bahwa
aktivitas dan hasil belajar siswa masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap aktivitas dan hasil
belajar siswa.
Penelitian ini merupakan kuasi eksperimental dengan desain pretes postes
kelompok ekuivalen. Sampel penelitian ini adalah kelas XI IPA1 sebagai kelas
eksperimen dan XI IPA2 sebagai kelas kontrol yang diambil dengan teknik
cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes dan N-gain yang
dianalisis secara statistik menggunakan uji t dan uji U dengan bantuan program
SPSS versi 17 dengan taraf kepercayaan 5%. Data kualitatif berupa aktivitas
siswa dan data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio-visual
iii
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas bekerja sama, menjawab
pertanyaan, mengajukan pertanyaan, dan mengemukakan ide/pendapat mengalami
peningkatan. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dengan nilai
rata-rata N-gain sebesar (59,31). Dengan demikian, pembelajaran menggunakan
media audio-visual berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa pada sub materi pokok sistem pernapasan pada manusia.
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR... xviii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6
F. Kerangka Pikir ... 7
G. Hipotesis ... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual ... 10
B. Pembelajaran Kooperatif ... 12
C. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe NHT ... 14
D. Aktivitas Belajar... 17
E. Hasil Belajar... 20
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
B. Populasi dan Sampel ... 22
C. Desain Penelitian ... 22
D. Prosedur Penelitian ... 23
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 29
F. Teknik Analisis Data ... 32
G. Pengolahan Data Aktivitas Siswa ... 34
H. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa terhadap Media Audio-Visual pada Pembelajaran Biologi ... 36
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38
xiv
B. Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 53
LAMPIRAN 1. Silabus ... 57
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 63
3. Lembar Kerja Siswa ... 88
4. Soal Pretes dan Postes ... 140
5. Data Hasil Penelitian ... 149
6. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 162
7. Angket Tanggapan Siswa ... 173
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses
membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain,
dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar
dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien
(Komalasari, 2010:3). Dalam proses pembelajaran, proses belajar merupakan
peranan yang sangat penting. Menurut Hamalik (2004:27), belajar adalah
modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurutnya,
Pengalaman ini dapat diperoleh dari interaksi antara individu dengan
lingkungannya.
Agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik, peserta didik sebaiknya
diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya (Arsyad, 2007:8). Sebab,
semakin banyak alat indera yang digunakan dalam menerima dan mengolah
informasi, maka semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti
dan dapat dipertahankan dalam ingatan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi SMA Negeri
2 Metro pada bulan Oktober 2012, dalam proses pembelajaran di sekolah,
menjelaskan materi, sementara siswa diam, bersikap pasif, dan hanya
mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Penggunaan media
dalam proses pembelajaran sebagai perantara yang efektif untuk mencapai
tujuan pembelajaran masih belum dioptimalkan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Trianto (2010:5) yang menyatakan bahwa pada masalah utama
pendidikan formal (sekolah) saat ini adalah masih rendahnya hasil belajar
peserta didik yang merupakan hasil kondisi pembelajaran konvensional yang
dalam proses pembelajaran memberikan dominasi guru dan tidak memberikan
akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri.
Selain itu, proses pembelajaran pada mata pelajaran biologi yang dilaksanakan
di SMA Negeri 2 Metro dalam menyampaikan materi Sistem Pernapasan pada
Manusia biasanya guru menggunakan metode ceramah dan diselingi tanya
jawab di dalam kelas, padahal materi ini memiliki karakteristik mekanisme
proses yang cukup rumit sehingga sulit untuk dipahami. Penggunaan metode
tersebut masih kurang efektif, sebab kurang dapat membuat siswa aktif.
Dalam proses pembelajaran, siswa lebih banyak menerima informasi dari
guru.
Kondisi seperti ini mengakibatkan suasana pembelajaran kurang interaktif,
siswa hanya duduk, mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh
guru. Terkadang guru memberi pertanyaan kepada siswa yang jawabannya
terdapat di dalam buku ajar sehingga siswa cukup membaca dan menghafal
jawabannya tanpa menganalisa terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan
mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa. Untuk mendukung proses
pembelajaran, guru di SMA tersebut belum pernah menggunakan fasilitas
media audio-visual sebagai perantara yang efektif dan menarik untuk
mencapai tujuan pembelajaran, sementara sekolah sudah memilikinya.
Penggunaan media yang kurang optimal tersebut diduga berdampak terhadap
aktivitas dan hasil belajar siswa. Aktivitas belajar siswa seperti turut serta
dalam melakukan penyelidikan dan menemukan suatu konsep jarang
dilakukan. Padahal aktivitas tersebut merupakan salah satu pengalaman belajar
yang penting bagi siswa. Siswa tidak banyak dilibatkan dalam proses
pembelajaran akibatnya siswa pasif dalam pembelajaran dan hasil belajar
siswa menjadi rendah. Hal ini ditunjukkan dari rendahnya pencapaian hasil
belajar biologi pada materi pokok Sistem Pernapasan. Berdasarkan hasil
ulangan harian kelas XI IPA SMA Negeri 2 Metro untuk materi pokok Sistem
Pernapasan sebagian nilai siswa belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimun) yang ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran biologi adalah
73.
Rendahnya aktivitas dan hasil belajar biologi di atas perlu ditingkatkan.
Untuk mewujudkan peningkatan tersebut perlu adanya inovasi dalam proses
pembelajaran yang dilakukan, khusunya dalam hal media pembelajaran yang
digunakan. Salah satu inovasi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran
khususnya Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan pada Manusia adalah dengan
penggunaan media audio-visual. Sistem pernapasan pada manusia seringkali
efektif jika diajarkan dengan media gambar saja. Hal ini diduga dapat
diminimalisir dengan menggunakan media audio-visual. Media audio visual
dapat memudahkan siswa dalam memahami keterkaitan antara struktur, fungsi
dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan
pada manusia. Sebab, menurut Arsyad (2007:9) belajar dengan mengunakan
indra dengar dan indra pandang akan memberikan keuntungan bagi siswa
karena siswa lebih mudah memahami materi pelajaran.
Media audio-visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan
perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi
media yang dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan didengar
(Rohani, 1997: 97-98). Berdasarkan hasil penelitian Sanudin (2007:39) yang
menyatakan bahwa penguasaan konsep siswa pada materi ekosistem oleh
siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung TP.2007/2008 menggunakan
media visual lebih tinggi dibanding tanpa menggunakan media
audio-visual. Selain itu, hasil penelitian Nugroho (2011:1) menyatakan bahwa
pemanfaatan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar IPA pada siswa kelas V SDN Kemiriswu 2 Pasuruan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
mengenai pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap aktivitas dan
hasil belajar siswa pada Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan pada Manusia
siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan media audio-visual berpengaruh secara signifikan
terhadap hasil belajar siswa pada sub materi pokok sistem pernapasan pada
manusia?
2. Apakah penggunaan media audio-visual berpengaruh terhadap aktivitas
belajar siswa pada sub materi pokok sistem pernapasan pada manusia?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitan ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap hasil
belajar siswa pada Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan pada Manusia.
2. Mengetahui pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap aktivitas
belajar siswa pada Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan pada Manusia.
D. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Siswa, yaitu mendapat pengalaman belajar yang berbeda dalam
pembelajaran Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan pada Manusia dengan
media audio-visual.
2. Guru, yaitu mendapatkan wawasan tentang penggunaan media audio-
aktivitas dan hasil belajar siswa pada Sub Materi Pokok Sistem
Pernapasan pada Manusia.
3. Peneliti, yaitu dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
menggunakan media audio-visual dan menjadi bekal untuk menjadi calon
guru yang profesional.
4. Sekolah, yaitu sebagai masukan untuk mengoptimalkan penggunaan
media audio-visual dalam kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 2
Metro.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI IPA1 dan IPA2 semester
genap SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Materi pelajaran dalam penelitian ini adalah Sub Materi Pokok Sistem
Pernapasan pada Manusia.
3. Media audio-visual yang dimaksud adalah media audio-visual bergerak
meliputi gambar, teks, dan suara mengenai sub materi pokok Sistem
Pernapasan pada Manusia yang kemudian diakses siswa dengan bantuan
laptop dari CD pembelajaran yang sudah disiapkan.
4. Aktivitas yang diamati yaitu aktivitas siswa dalam bekerjasama dalam
menyelesaikan tugas kelompok, mengajukan pertanyaan, menjawab
pertanyaan, dan mengemukakan ide/gagasan.
5. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah ranah kognitif. Ranah kognitif
6. Pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah pembelajaran kooperatif yang
terdiri dari empat fase, yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir
bersama, dan menjawab.
F. Kerangka Pikir
Kegiatan pembelajaran yang efektif adalah kegiatan pembelajaran yang
melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
aktif merupakan salah satu pembelajaran efektif yang dilakukan dengan cara
siswa belajar dari pengalamannya. Mereka belajar dengan melakukan
berbagai aktivitas untuk membangun suatu pemahaman mengenai materi
yang dipelajari agar dapat meningkatkan pengetahuan siswa. Proses
pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
yang memuaskan. Untuk memperoleh hasil belajar yang memuaskan tersebut
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: siswa, guru, model dan media
pembelajaran yang digunakan.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, salah satu upaya yang bisa dilakukan
oleh guru adalah adanya inovasi dalam proses pembelajaran yang dilakukan,
khususnya dalam hal media pembelajaran yang digunakan, sebab penggunaan
media yang sesuai dengan materi akan memudahkan siswa dalam memahami
materi yang disampaikan. Salah satu inovasi yang dapat dikembangkan
dalam pembelajaran khususnya Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan pada
Manusia adalah dengan penggunaan media audio-visual. Pembelajaran
informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti,
dan jelas, sehingga siswa dapat memahami dan menganalisa suatu
permasalahan dengan lebih mudah sehingga kemampuan berfikir siswa dapat
berkembang. Selain itu, media audio-visual juga dapat memberi dorongan
dan motivasi serta membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Dengan adanya rasa
ingin tahu tersebut, diharapkan aktivitas belajar dapat meningkat. Siswa
menjadi terdorong untuk bertanya mengenai materi yang kurang dipahami
kepada teman sekelompoknya. Adanya peningkatan aktivitas tersebut
diharapkan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Model pembelajaran yang dipakai dalam proses pembelajaran juga
mempunyai dampak yang sangat besar terhadap aktivitas dan hasil belajar
siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu
model pembelajaran yang mampu mendorong timbulnya aktivitas belajar dan
interaksi yang baik antara guru dan siswa sehingga tercipta proses
pembelajaran yang kondusif dan dapat melibatkan siswa langsung secara
aktif dalam proses pembelajaran. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe
NHT, siswa dilatih untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas
kelompok, menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, dan
mengemukakan ide/pendapat.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas adalah media audio-visual serta variabel terikatnya adalah
hasil belajar pada sub materi pokok Sistem Pernapasan pada Manusia oleh
Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat di gambarkan
sebagai berikut :
Keterangan: X = Media audio-visual; Y = Hasil belajar siswa
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
G. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
1. H1 = Penggunaan media audio-visual berpengaruh secara signifikan
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada Sub Materi Pokok
Sistem Pernapasan pada Manusia.
H0 = Penggunaan media audio-visual tidak berpengaruh secara signifikan
Pdalam meningkatkan hasil belajar siswa pada Sub Materi Pokok
Sistem Pernapasan pada Manusia.
2. Penggunaan media audio-visual berpengaruh dalam meningkatkan
aktivitas belajar siswa pada Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan pada
Manusia.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Audio-Visual
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Sadiman,
2009:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang untuk belajar. Sementara itu, Briggs (dalam Sadiman, 2006:6)
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan merangsang siswa untuk belajar.
Pengetahuan tentang kelebihan dan kelemahan setiap jenis media menjadi hal
yang penting sehingga guru dapat memperkecil kelemahan atas media yang
dipilih untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut Rohani
(1997:28-29) bahwa pemilihan dan pemanfaatan media perlu memperhatikan
kriteria sebagai berikut:
1. Tujuan, media hendaknya menunjang tujuan intruksionalyang telah
dirumuskan.
2. Ketepatgunaan (validitas), tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang
3. Keadaan Peserta Didik, kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta
didik, dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu pertimbangan.
4. Ketersediaan, pemilihan perlu memperhatikan ada/tidak media tersebut di
sekolah/ perpustakaan serta mudah sulitnya diperoleh.
5. Mutu Teknis, media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik.
6. Biaya, hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang di keluarkan
apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau
tidak.
Media pembelajaran menurut Asyar (2011:8), merupakan segala sesuatu yang
dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara
terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien. Secara
umum, menurut Asyar (2011:76) ada empat jenis media pembelajaran, yaitu :
1. Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan
indera penglihatan peserta didik semata-mata, sehingga pengalaman
belajar yang diterima peserta didik sangat tergantung pada kemampuan
penglihatannya seperti buku, jurnal, poster, foto, dsb.
2. Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses
pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik.
Pengalaman belajar yang akan didapatkan adalah dengan mengandalkan
indera kemampuan pendengaran.
3. Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus
disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal
yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran.
4. Multimedia, yaitu media yang melibatkan jenis media untuk merangsang
semua indera dalam satu kegiatan pembelajaran. Multimedia lebih
ditekankan pada penggunaan berbagai media berbasis TIK dan komputer.
Media audio-visual merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan
pesan pembelajaran. Adanya unsur audio kemungkinan siswa untuk dapat
menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual
memungkinkan menciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.
Menurut Anderson (1994:103-105) bahawa dalam media audio visual terdapat
kelebihan dan kekurangan antara lain:
Kelebihan media audio visual :
1. Dapat digunakan untuk klasikal atau individual 2. Dapat digunakan seketika.
3. Digunakan secara berulang.
4. Dapat menyajikan objek yang bersifat bahaya. 5. Dapat menyajikan objek secara detail.
6. Dapat diperlambat dan dipercepat. 7. Menyajikan gambar dan suara.
Kelemahan media audio visual:
1. Sukar untuk dapat direvisi. 2. Relatif mahal.
3. Memerlukan keahlian khusus.
B. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah
dengan temannya (Trianto, 2007: 41). Hal ini didukung oleh pendapat Jasmine
(2007:129) yang menyatakan bahwa melalui pembelajaran kooperatif siswa
dapat lebih aktif di dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajarnya. Anggota kelompok akan saling mendukung dan harus
menunjukkan hasil belajar mereka serta berpegang pada tanggungjawab
individu untuk belajar.
Definisi cooperative learning (pembelajaran kooperatif) menurut Bern dan
Erickson merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran
dengan menggunakan kelompok belajar kecil dimana siswa bekerja sama untuk
mencapai tujuan pembelajaran (Komalasari, 2010:62). Tujuan pembelajaran
kooperatif berbeda dengan kelompok konvensional yang menerapkan sistem
kompetisi, dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh
keberhasilan kelompoknya.
Menurut Arend (dalam Yusuf, 2005:30), urutan langkah-langkah perilaku
guru dalam model pembelajaran kooperatif pada tabel 1.
Tabel 1. Sintaks pembelajaran kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1:
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin di capai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2:
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase 3:
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Gru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase 4:
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Fase 5: Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6:
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai beik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap
kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan
kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa
yang berbeda latar belakangnya (Trianto, 2010:58). Dengan demikian, belajar
kooperatif dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang
lebih baik antar siswa, dan dapat mengembangkan kemampuan akademis
siswa (Ibrahim dalam Trianto, 2010:62).
C. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe NHT
Pembelajaran kooperatif NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada struktur khusus dan memiliki tujuan untuk
meningkatkan penguasaan akademik. Menurut Trianto (2010:82)
pembelajaran kooperatif NHT atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional. NHT pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagan untuk
melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam
suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran
memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat serta mendorong siswa untuk
meningkatkan semangat kerjasama mereka.
Menurut Ibrahim (2000:6), tiga tujuan yang hendak dicapai dalam
pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu:
1. Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2. Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai
berbagai latar belakang.
3. Pengembangan keterampilan sosial
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur
empat fase sebagai sintaks NHT:
a. Fase 1: Penomoran
Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.
b. Fase 2: Mengajukan Pertanyaan
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi.
Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya. Misalnya, “Berapakan jumlah gigi orang dewasa?” Atau berbentuk arahan, misalnya
“Pastikan setiap orang mengetahui 5 buah kota provinsi yang terletak di Pulau
c. Fase 3: Berpikir Bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu meyakinkan
setiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
d. Fase 4: Menjawab
Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai
mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas (Trianto, 2010:82-83).
Adapun kelebihan dan kekurangan dari penggunaan model pembelajaran
NHT menurut Lie (2008:47) adalah sebagai berikut.
Kelebihan NHT diantaranya:
1. Masing- masing anggota kelompok memiliki banyak kesempatan untuk
berkontribusi.
2. Interaksi lebih baik.
3. Banyak ide yang muncul.
4. Lebih banyak tugas yang bisa dilaksanakan.
5. Guru mudah memonitor kontribusi.
Kelemahan NHT diantaranya:
1. Membutuhkan lebih banyak waktu.
2. Membutuhkan sosialisasi yang lebih baik.
3. Kurangnya kesempatan untuk kontribusi individu.
D. Aktivitas Belajar
Menurut Hamalik (2004:171) bahwa pengajaran yang efektif adalah
pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan
aktivitas sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman (2007:95) yang
menyatakan bahwa pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Tidak ada belajar
kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip yang
sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar.
Selanjutnya Sardiman (2008:101) menjelaskan bahwa aktivitas siswa tidak
cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim di
sekolah-sekolah tradisional. Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya,
sehingga para ahli mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich (dalam
Sardiman, 2008: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan
siswa yang digolongkan ke dalam 8 kelompok :
1. Visual Activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca,
memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2. Oral Activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan
interupsi.
3. Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan
diskusi, musik dan pidato.
4. Writting Activities, seperti misalnya menulis: cerita, karangan, laporan,
5. Drawing Activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.
6. Motor Activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun
dan berternak.
7. Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil
keputusan.
8. Emotional Activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan,
bergairah, berani, tenang dan gugup.
Menurut Hamalik (2004:172), bahwa anak (siswa) belajar sambil bekerja.
Dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan
aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang
bermakna untuk hidup di masyarakat. Selanjutnya Hamalik (2004:175)
menyatakan bahwa penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para
siswa, oleh karena :
a. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara
integral.
c. Memupuk kerjasama yang yang harmonis di kalangan siswa.
d. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
f. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua
dengan guru.
g. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga
mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan
verbalistis.
h. Pengajaran disekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di
masyarakat.
Menurut Hamalik (2004:176) asas aktivitas digunakan dalam semua jenis metode
mengajar, baik metode dalam kelas maupun metode belajar diluar kelas. Namun,
aktivitas tersebut timbul karena adanya penyebab. Mc. Keadlie (dalam Yamin,
2007:77) berpendapat bahwa ada enam aspek penyebab terjadinya keaktifan siswa,
yaitu:
1. Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan pembelajaran;
2. Tekanan pada aspek afektif dalam kegiatan;
3. Partisipasi siswa dalam pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi
antarsiswa.
4. Kekompakkan kelas sebagai kelompok belajar;
5. Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa dan kesempatan untuk berbuat
serta mengambil keputusan penting dalam pembelajaran;
6. Pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik
E. Hasil belajar siswa
Menurut Purwanto (2006:7), peran sekolah dan guru-guru yang pokok adalah
menyediakan dan memberikan fasilitas untuk memudahkan dan melancarkan
cara belajar siswa. Guru harus dapat membangkitkan kegiatan-kegiatan yang
membantu siswa meningkatkan cara dan hasil belajarnya.
Menurut Hamalik (2004:30) bukti bahwa seseorang telah belajar ialah
terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku
memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur
rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Menurutnya,
tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak
pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek
tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi,
emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap.
Tujuan intruksional memegang peranan penting dalam proses belajar
mengajar (Sukardi, 2008:69). Definisi tujuan instruksional menurut Arikunto
(2008:132) adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan,
keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa akibat dari hasil
pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku (behavior) yang
dapat diamati dan diukur. Menurut Bloom (dalam Sukardi, 2008:74) bahwa
tujuan intruksional dalam proses pembelajaran pada prinsipnya dapat
dikelompokkan menjadi tiga domain atau ranah, yaitu kognitif, afektif, dan
kognitif merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan
perkembangannya dari persepsi, intropeksi, atau memori siswa.
Proses belajar di dalam diri seseorang untuk mencerna suatu pengetahuan
terjadi secara bertahap atau berjenjang. Jenjang belajar menunjukkan tingkat
kesulitan dan kedalaman penguasaan pengetahuan melalui berbagai metode
belajar dan medianya (Prawiradilaga, 2009:91). Hasil belajar dalam
kecakapan kognitif terdiri dari 6 proses berpikir, yaitu mengingat, mengerti,
menerapkan, menganalisis, menilai, dan berkreasi dijelaskan pada tabel 2.
Tabel 2. Ringkasan jenjang belajar
Berpikir Uraian Rincian
Mengingat Memunculkan pengetahuan dari jangka panjang
Mengenali Mengingat Mengerti Membentuk arti dari pesan pembelajaran
(isi): lisan, tulisan, grafis, atau gambar.
Memahami Menerapkan Melaksanakan atau menggunakan
prosedur dalam situasi tertentu
Melaksanakan Mengembangkan
Menganalisis Menjabarkan komponen atau struktur dengan membedakan dari bentuk dan fungsi, tujuan, dan seterusnya.
Membedakan Menyusun kembali Menandai
Menilai Menyusun pertimbangan berdasarkan kriteria dan persyaratan khusus.
Mengecek Mengkritik Berkreasi Menyusun sesuatu hal baru, memodifikasi
suatu model lama menjadi seseuatu yang berbeda, dan seterusnya
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2013 di SMA Negeri 2
Metro.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri
2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini adalah
siswa-siswi kelas XI IPA1 yang berjumlah 28 orang sebagai kelompok
eksperimen, dan kelas XI IPA2 yang berjumlah 28 orang sebagai kelompok
kontrol, yang diambil dengan teknik cluster random sampling.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes
ekuivalen. Dua kelompok penelitian, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol
dipilih secara random. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan
menggunakan media audio-visual dengan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT, sedangkan kelas kontrol hanya diterapkan model pembelajaran
postes yang sama kemudian hasilnya dibandingkan. Kedua kelas diberi pretes
sebelum pembelajaran berlangsung pada pertemua pertama, setelah proses
pembelajaran pada pertemuan kedua diberikan postes.
Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kelompok pretes perlakuan postes
I O1 X O2
II O1 C O2
Keterangan : I = Kelompok eksperimen; II = Kelompok kontrol;
O1 = Pretes; O2 = Postes; X = Perlakuan media audio-visual dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT;
C = Perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok ekuivalen (dimodifikasi dari Riyanto, 2001:43)
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke FKIP
Universitas Lampung untuk sekolah tempat diadakannya penelitian.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas
d. Membuat Media audio-visual untuk setiap pertemuan dengan cara
sebagai berikut :
1) Penentuan konsep media audio-visual dengan cara menetapkan :
Tujuan pembelajaran dengan media audio-visual pada
penelitian ini adalah siswa mampu menjelaskan keterkaitan
antara struktur, fungsi dan proses penapasan, serta penyakit dan
kelainan yang terjadi pada sistem pernapasan pada manusia.
Kategori media audio-visual yang digunakan berupa media
audio-visual bergerak yang meliputi gambar, teks, dan suara
dalam bentuk CD.
2) Perancangan pembelajaran menggunakan media audio-visual
dengan cara:
Pembuatan skenario pembelajaran dengan media audio-visual
untuk setiap pertemuan. Uraian materi pokok pada setiap
pertemuan adalah sebagai berikut. Pertemuan ke :
a) Satu : Keterkaitan struktur, fungsi organ penyusun
pernapasan dan proses pernapasan pada
manusia.
b) Dua : Kelainan struktur dan/atau fungsi organ
pernapasan yang menyebabkan penyakit pada
sistem pernapasan serta teknologi yang
berkaitan dengan sistem pernapasan pada
3) Mengumpulkan objek penyusun media audio-visual.
Objek media audio-visual dikumpulkan dengan cara mengunduh
dari beberapa sumber, yaitu :
a) www.google.com
b) www.youtube.com yang berjudul :
The Human Respiratory System, pertemuan pertama
VCD Harun Yahyayang berjudul “Keajaiban Penciptaan
Manusia”, pertemuan pertama
Patofisiologi Emfisema, pertemuan kedua
Pneumonia, pertemuan kedua
Asthma, pertemuan kedua
Bronchitis, pertemuan kedua
c) Buku
(1) Biologi (Campbell) untuk pertemuan ke 1 dan 2
(2) Histologi dasar untuk pertemuan ke 1 dan 2
4) Membuat media audio-visual meliputi teks, gambar, dan suara.
Video dipotong sengan menggunakan Software Pinnacle,
kemudian menyisipkan gambar, video dan suara dengan
menggunakan Movie Maker.
5) Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja
Kelompok (LKS) dan instrumen penelitian yaitu soal pretes/postes
berupa soal pilihan jamak beralasan yang akan diuji ahli.
7) Membagi siswa menjadi 7 kelompok, kelompok bersifat heterogen
dan dibentuk berdasarkan nilai semester ganjil pada kelas yang
sama dan berdasarkan jenis kelamin.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan media
audio-visual dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk kelas
eksperimen dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
tanpa media audio-visual untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan
sebanyak dua kali pertemuan. Rincian kegiatan untuk setiap pertemuan
dimuat di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a) Pendahuluan
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
1) Siswa diberikan pretes pada pertemuan pertama berupa soal
pilihan jamak beralasan mengenai keterkaitan antara struktur dan
fungsi organ tersebut dalam proses pernapasan pada manusia.
2) Siswa disajikan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar
(KD), indikator dan tujuan pembelajaran.
3) Siswa menerima apersepsi dengan menjawab pertanyaan
Pertemuan I : “Cobalah menahan napas selama 1 menit
saja! Dapatkah kalian melakukannya? Apakah
penting? Lalu organ-organ apa saja yang
menyusun sistem pernapasan pada manusia?”
Pertemuan II : ”Mengapa pada pengidap asma mengalami sesak
napas?”
4) Siswa diberikan motivasi sesuai materi setiap pertemuan.
Pertemuan I : Siswa menerima motivasi dengan memperoleh
penjelasan sederhana mengenai proses pernapasan
yang terjadi dalam tubuh dan mengungkapkan
pentingnya proses pernapasan tersebut bagi tubuh
kita.
Pertemuan II : Siswa dijelaskan penyebab Asma, penyakit kronis
dan menurun ini terjadi akibat menyempitnya bronkiolus sehingga udara yang masuk di bawah batas minimal. Selanjutnya guru memberikan penjelasan gangguan-gangguan yang mungkin
terjadi pada organ-organ yang terdapat pada sistem
pernapasan dan memberitahu tentang manfaat
siswa mempelajari tentang gangguan pada sistem
pernapasan.
b) Kegiatan inti Kelas eksperimen
1) Siswa dibagi dalam 7 kelompok, terdiri dari 4 orang siswa yang
yang berbeda, kelompok bersifat heterogen dibentuk berdasarkan
nilai akademik, kemudian siswa duduk dikelompoknya
masing-masing.
2) Siswa menerima Lembar Kerja Siswa (LKS) yang relevan dengan
media audio-visual yang akan disajikan selama proses
pembelajaran sesuai materi yang dibahas pada setiap pertemuan.
3) Siswa berpikir bersama dalam satu kelompoknya untuk menjawab
pertannyaan yang diberikan oleh guru dengan cara disajikan
media audio-visual yang dapat diakses langsung oleh siswa
menggunakan laptop.
4) Siswa diberikan pengarahan dan dibimbing oleh guru dalam
mengerjakan LKS.
5)Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil,
menjawab pertanyaan.
6)Siswa yang lain yang bernomor sama dari kelompok lain diberi
kesempatan untuk bertanya atau memberi penjelasan mengenai
jawaban dari hasil diskusi.
Kelas Kontrol
1) Siswa dibagi dalam 7 kelompok, terdiri dari 4 orang siswa yang
heterogen, dan setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
yang berbeda, kelompok bersifat heterogen dibentuk berdasarkan
nilai akademik, kemudian siswa duduk dikelompoknya
2)Siswa menerima Lembar Kerja Siswa (LKS)
3)Siswa berpikir bersama dalam satu kelompoknya untuk menjawab
pertannyaan yang diberikan oleh guru
4)Siswa diberikan pengarahan dan dibimbing oleh guru dalam
mengerjakan LKS.
5)Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil,
menjawab pertanyaan.
6)siswa yang lain yang bernomor sama dari kelompok lain diberi
kesempatan untuk bertanya atau memberi penjelasan mengenai
jawaban dari hasil diskusi.
c) Penutup
Kelas Eksperimen dan kelas kontrol
1)Siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang telah
didiskusikan dan kemudian guru bersama siswa menyimpulkan
seluruh materi yang telah dipelajari.
2) Siswa diberi postespada akhir pembelajaran pertemuan II berupa
soal pilihan jamak beralasan yang sama dengan soal pretes.
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data
Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah :
1. Jenis Data
Data penelitian berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
pretes diambil sebelum pembelajaran pertemuan pertama pada setiap kelas
baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil setelah
pembelajaran pertemuan kedua pada setiap kelas baik eksperimen maupun
kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa pilihan jamak
beralasan. Hasil belajar ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang
dinormalisasi (N-gain), antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dihitung dengan formula
Hake (Loranz, 2008 : 3) sebagai berikut:
N-Gain = x 100
Keterangan :
X= Nilai postes Y= Nlai pretes Z= Skor maksimum
Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi terhadap
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung Serta tanggapan
siswa terhadap media audio-visual yang diambil dengan menggunakan
angket pada akhir pertemuan kedua.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:
a)Tes
Data hasil belajar berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil
pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun
pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol.
Bentuk soal yang diberikan berupa soal pilihan jamak beralasan.
Teknik penskoran nilai pretes dan postesyaitu :
S= R x 100 N
Keterangan : S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).
b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang
diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin
kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√) pada lembar
observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.
c) Angket Tanggapan Siswa.
Data tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio-visual selama
proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui
penyebaran angket. Data angket siswa dimaksudkan untuk mengetahui
pendapat siswa tentang media audio-visual yang diberikan setelah
proses pembelajaran. Angket diukur menggunakan skala Guttman,
skala pengukuran dengan tipe ini akan mendapatkan jawaban yang
tegas. Dalam skala guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju” dan
“tidak setuju”. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu untuk jawaban
setuju dan terendah nol untuk jawaban tidak setuju (Sugiyono,
2009:139). Rubrik variabel, instrumen, jenis data dan analisis data
Tabel 3. Hubungan antara variabel, instrumen, jenis data dan analisis data
No Variabel Instrumen Jenis
Data
`2 Aktivitas siswa selama proses pembelajaran
Lembar observasi keaktifan siswa
Interval Persentase
3 Tanggapan siswa tentang media audio-visual
Angket Interval Persentase
F. Teknik Analisis Data 1. Data Hasil Belajar
Data penelitian yang berupa nilai pretes, postes, dan skor gain pada
kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan
program SPSS 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:
a) Uji Normalitas Data (Uji Lilliefors)
Uji normalitas data dilakukan menggunakan program SPSS versi 17.
a. Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal
b. Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Sudjana, 2002:466)
b) Kesamaan Dua Varian
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan uji
kesamaan dua varian yang dihitung melalui uji Barlett dengan program
SPSS versi 17 (Pidekso, 2009 : 162).
1. Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda
2. Kriteria Pengujian
Dengan kriteria uji yaitu jika F hitung < Ftabel atau probabilitasnya> 0,05 maka H0 diterima, jika Fhitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:71).
2. Pengujian Hipotesis
Setelah data dinyatakan normal dan homogen, berikutnya data di uji
dengan pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji
kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata, kemudian data
dimasukkan dalam uji t1 untuk uji kesamaan dua rata-rata, dan t2 untuk uji
perbedaan dua rata-rata.
a) Uji hipotesis dengan uji t
Uji Kesamaan Dua Rata-rata
1. Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama
2. Kriteria Uji
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004 : 12)
Uji Perbedaan Dua Rata-rata
1. Hipotesis
H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.
2. Kriteria Uji :
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004 : 10).
b) Uji U (Uji Mann Whitney)
Apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka dilakukan
Uji U atau Uji Mann Whitney.
1. Hipotesis
Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
2. Kriteria Uji
Jika p-value > 0,05 maka terima H0
Jika p-value < 0,05 maka tolak H0 (Pratisto. 2004:36).
G. Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan
data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan
menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:
1) Menghitung rata–rata presentase aktivitas menggunakan rumus:
∑Xi
X = x 100 % n
Tabel 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No. Nama Aspek yang diamati Xi
A B C D
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1
2 3 4 5
Jumlah
Catatan : Berilah tanda checklist(√) pada setiap item yang sesuai
Keterangan:
A. Bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok
1. Tidak mau bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok.
2. Mau bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok tetapi tidak
sesuai dengan permasalahan pada LKS.
3. Mau bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok sesuai dengan
permasalahan pada LKS.
B. Menjawab pertanyaan 1. Tidak menjawab pertanyaan.
2. Menjawab pertanyaan, tetapi tidak sesuai dengan permasalahan materi
sistem pernapasan pada manusia.
3. Menjawab pertanyaan sesuai dengan permasalahan materi sistem
pernapasan pada manusia.
C. Mengajukan pertanyaan
1. Tidak mengajukan pertanyaan.
3. Mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan.
D. Mengemukakan ide/pendapat
1. Tidak mengemukakan ide/pendapat (diam saja).
2. Mengemukakan ide/pendapat namun tidak sesuai dengan pembahasan
pada materi pernapasan pada manusia.
3. Mengemukakan ide/pendapat sesuai dengan pembahasan pada materi
pernapasan pada manusia.
2) Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa Sesuai
Klasifikasi pada tabel yang dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37).
Tabel 5. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa
Interval (%) Kategori
0,00 – 29,99 Sangat Rendah
30,00 – 54,99 Rendah
55,00 – 74,99 Sedang
75,00 – 89,99 Tinggi
90,00 – 100,00 Sangat Tinggi
H. Pengolahan Data Anggket Tanggapan Siswa Terhadap Media Audio-Visual pada pembelajaran biologi
Data angket tanggapan siswa terhadap media audio-visual diambil melalui
penyebaran angket. Angket berisikan 10 pernyataan, 7 pernyataan positif, dan
3 pernyataan negatif. Setiap pernyataan memiliki skor 1(satu) untuk
menyatakan setuju bagi pernyataan positif dan tidak setuju bagi pernyataan
dan setuju bagi pernyataan negatif. Jumlah skor setiap angket dihitung untuk
mengetahui persentase tanggapan siswa dengan rumus:
Persentase (%) =
N n
×100
Keterangan : n = Nilai yang diperoleh sampel; N = Nilai yang semestinya diperoleh sampel; Persentase % = Persentase kemenarikan media audio-visual (Ali, 1992:46)
Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks kemenarikan media
audio-visual sesuai klasifikasi pada tabel berikut:
Tabel 6. Kriteria tingkat kemenarikan media audio visual
No Rentang
skor
Interval Kriteria
1 10 – 15 66,6%< % ≤ 100% Tinggi
2 5 – 9 33,3% < % ≤ 60% Sedang
3 0 – 4 0%< % ≤ 26,6% Rendah
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan media audio-visual berpengaruh secara signifikan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada sub materi pokok sistem pernapasan
pada manusia dengan nilai rata-rata N-gain (59,09).
2. Penggunaan media audio-visual berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas
dengan diperoleh rata-rata aktivitas belajar siswa yang berkriteria tinggi
(75%).
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:
1. Pembelajaran menggunakan media audio-visual dapat digunakan oleh guru
biologi sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada sub materi pokok sistem pernapasan pada manusia.
2. Pada pembuatan media audio-visual selanjutnya diharapkan dapat dibuat lebih
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung.
Anderson, Ronald.H.1994.Pemilihan dan Pengembangan Media Video Pembelajaran. Grafindo Pers. Jakarta
Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Yogyakarta.
Arsyad, A. 2007. Media Pengajaran. Pt Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Asyhar, R. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada Press. Jakarta.
Belina. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan
Pendidikan Fisika UPI Bandung. Diakses dari
http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0519108-104827/ pada 9 November 2011 pukul 08.50 WIB.
Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.
Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatitf. University Press Unesa. Surabaya.
Jasmine, Julia. 2007. Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelligences. Bandung. Nuansa.
Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Refika Aditama. Bandung.
Lie, A. 2008. Cooperative Learning. PT Gramedia Widia Sarana Indonesia. Jakarta.
Loranz, D. 2008. Gain Score. Google. Diakses dari
http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assesment/downloads/documents/reports/arc hives/discipline/0708/SLOAPHYSDisiciplineRep0708.pdf pada 05
Nugroho, J. 2011. Pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan
pembelajaran IPA pada siswa kelas V SDN Kemiriswu 2 Pasuruan. Diakses dari http://library.um.ac.id/ptk/ index.php?mod=detail&id=52548 pada 11 November 2013 pukul 13.16.
Pidekso, Ari. 2009. SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statistik. Wahana Komputer. Semarang.
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.
Prawiradilaga, D. S. 2009. Penguasaan Disain Pembelajaran. Kencana. Jakarta.
Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip - Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC. Surabaya.
Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Sadiman, A. S. 2009. Media Pendidikan. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sanudin, Y. 2007. Pengaruh Penggunaan Media Audio-Visual dengan Menggunakan Model Pembelajaran Pemetaan Konsep Terhadap
Penguasaan Konsep Ekosistem oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung TP.2007/2008 (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Sardiman, A. M. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi Keenam. PT Tarsito. Bandung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung
Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Bumi Aksara. Yogyakarta.
Sulaeman, A. H. 1998. Media Audio-visual. Gramedia. Jakarta.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Sekolah : SMA Negeri 2 Metro Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XI
Semester : 2 (Genap)
Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar
Materi Pokok/Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar/ Alat dan Bahan Teknik Bentuk
Instrumen 3.4 Menjelaskan
keterkaitan antara struktur, fungsi, dan pertanyaan secara berkelompok mengenai keterkaitan struktur dan fungsi organ-organ sistem pernapasan, serta proses pernapasan pada manusia yang ada dalam LKS dengan
memanfaatkan media audio-visual yang ditayangkan.
Mendiskusikan pertanyaan secara berkelompok mengenai
Produk:
Menjelaskan keterkaitan
struktur dan fungsi organ-organ dalam sistem pernapasan.
Menjelaskan keterkaitan
antara struktur dan proses pernapasan pada manusia.
Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses pernapasan yang
- Tes untuk SMA kelas XI. Erlangga: Jakarta. - Media
audio-visual
Alat:
pernapasan pada manusia
Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan pada manusia
teknologi yang berkaitan dengan sistem
pernapasan pada manusia yang ada di LKS dengan
memanfaatkan media audio-visual yang ditayangkan.
kelainan/penyakit pada sistem pernapasan pada manusia.
Menjelaskan cara
pencegahan/ menghindari penyakit atau kelainan yang terjadi pada sistem
pernapasan pada manusia.
Menjelaskan penggunaan teknologi yang digunakan untuk membantu mengatasi gangguan dalam sistem pernapasan pada manusia.
Proses:
Menganalisis pertanyaan, mengidentifikasi kriteria jawaban yang mungkin, mengemukakan argumen.
Karakter:
Jujur, tanggung jawab, ingin tahu, komunikatif, dan bekerja sama.
Keterampilan Sosial: Menghargai pendapat orang lain.
(Kelas Kontrol)
Sekolah : SMA Negeri 2 Metro Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XI IPA
Semester : 2 (Genap)
Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/ atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar
Materi Pokok/Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator
Penilaian Teknik Bentuk
Instrumen
Proses pernapasan pada manusia
Penyakit/kelainan yang terjadi pada sistem pernapasan pada manusia
Mendiskusikan pertanyaan secara berkelompok mengenai keterkaitan struktur dan fungsi organ-organ sistem pernapasan, serta proses pernapasan pada manusia yang ada dalam LKS.
Mendiskusikan pertanyaan secara berkelompok mengenai kelainan/ penyakit serta teknologi yang
berkaitan dengan sistem
Produk:
Menjelaskan keterkaitan struktur
dan fungsi organ-organ dalam proses pernapasan.
Menjelaskan keterkaitan antara
struktur dan proses pernapasan pada manusia.
Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan pada manusia
sistem pernapasan pada manusia.
Menjelaskan penggunaan teknologi yang digunakan untuk membantu mengatasi gangguan dalam sistem pernapasan pada manusia.
Proses:
Menganalisis pertanyaan,
mengidentifikasi kriteria jawaban yang mungkin, mengemukakan argumen.
Karakter:
Jujur, tanggung jawab, ingin tahu, komunikatif, dan bekerja sama.
Keterampilan Sosial:
Menghargai pendapat orang lain.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)
Sekolah : SMA Negeri 2 Metro
Kelas : XI/IPA
Semester : II
Mata Pelajaran : Biologi Pertemuan ke- : I
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Standar Kompetensi :
3.Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar :
3.4 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung).
Indikator : a. Kognitif
1. Produk
a. Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi organ-organ dalam sistem pernapasan.
2. Proses:
Secara berkelompok, siswa dapat melaksanakan diskusi dengan
mengamati media audio-visual untuk memecahkan masalah yang terdapat pada LKS meliputi:
a. Menganalisis pertanyaan,
b. Mengidentifikasi kriteria jawaban yang mungkin, c. Mengemukakan argumen.
b. Afektif
1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: a) jujur,
b) tanggung jawab, c) ingin tahu, d) komunikatif, e) bekerja sama
2. Mengembangkan keterampilan sosial, seperti menghargai pendapat orang lain.
I. Tujuan Pembelajaran:
a. Kognitif 1. Produk:
Setelah mengamati media audio-visual dan mendiskusikan LKS, siswa dapat:
a) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi rongga hidung dalam proses pernapasan.
b) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi faring dalam proses pernapasan.
c) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi laring dalam proses pernapasan.
e) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi bronkus dalam proses pernapasan.
f) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi bronkiolus dalam proses pernapasan.
g) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi alveolus dalam proses pernapasan.
h) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan proses pernapasan pada manusia.
2. Proses:
Secara berkelompok, siswa dapat melaksanakan diskusi dengan mengamati media audio-visual untuk memecahkan masalah yang terdapat pada LKS meliputi:
a. Menganalisis pertanyaan,
b. Mengidentifikasi kriteria jawaban yang mungkin, c. Mengemukakan argumen.
b. Afektif 1. Karakter
Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa membuat kemajuandalam menunjukkan perilaku berkarakter meliputi: jujur, tanggung jawab, ingin tahu, komunikatif dan bekerja sama.
2. Keterampilan sosial:
Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa membuat kemajuandalam menunjukkan keterampilan sosial menghargai pendapat orang lain.
II. Materi Ajar
III. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT)
IV. Langkah - Langkah Pembelajaran A. Pendahuluan
Kegiatan Sintaks NHT Alokasi
Waktu 1. Siswa mengerjakan tes awal (pretest) berupa
soal pilihan jamak beralasan mengenai Sistem Pernapasan pada Manusia.
2. Siswa mendengarkan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran.
3. Siswa menerima apersepsi dengan menjawab pertanyaan “Cobalah menahan napas selama 1 menit saja! Dapatkah kalian melakukannya? Apakah yang kalian rasakan? Mengapa bernapas itu penting? Lalu organ-organ apa saja yang menyusun sistem pernapasan pada manusia?”
4. Siswa menerima motivasi dengan
memperoleh penjelasan sederhana mengenai proses pernapasan yang terjadi dalam tubuh dan mengungkapkan pentingnya proses pernapasan tersebut bagi tubuh kita.
30 menit
B. Inti
Kegiatan Sintaks NHT Alokasi
Waktu Pertemuan I
1. Siswa dibagi dalam 7 kelompok, terdiri dari 4 orang siswa yang heterogen, dan setiap siswa
Pembentukan kelompok
dalam setiap kelompok mendapat nomor yang berbeda, kelompok bersifat heterogen dibentuk berdasarkan nilai akademik, kemudian siswa duduk dikelompoknya masing-masing. 2. Siswa menerima Lembar Kerja Siswa (LKS)
yang berisi pertanyaan yang relevan dengan media audio-visual yang akan disajikan selama proses pembelajaran.
3. Siswa melaksanakan diskusi dan berpikir bersama dalam satu kelompoknya untuk menjawab pertannyaan yang diberikan oleh guru dengan cara disajikan media audio-visual yang dapat diakses langsung oleh siswa menggunakan laptop .
4. Siswa diberikan pengarahan dan dibimbing oleh guru dalam mengerjakan LKS.
5. Guru memanggil satu nomor tertentu dan setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban, kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk
menyampaikan hasil diskusinya sehingga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab individual siswa.
6. Siswa yang lain yang bernomor sama dari kelompok lain diberi kesempatan untuk memberi sanggahan atau melengkapi
jawaban yang disampaikan dari hasil diskusi namun tetap dengan sikap menghargai pendapat orang lain. Tahap ini dapat membuat siswa lebih komunikatif.
C. Penutup
Kegiatan Sintaks
NHT
Alokasi Waktu 1. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan
materi pelajaran yang dipelajari hari ini. 2. Siswa diberi tugas untuk membaca di rumah
materi selanjutnya tentang kelainan/penyakit
dan teknologi yang berkaitan dengan sistem
pernapasan pada manusia.
10 menit
V. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik : Tes dan Non Tes
2. Bentuk: Pilihan jamak beralasan dan Lembar observasi aktivitas siswa
VI. Sumber Pembelajaran
1. Pratiwi, D. A, dkk. 2006. Biologi untuk SMA kelas XI. Erlangga: Jakarta.
2. Media audio-visual
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)
Sekolah : SMA Negeri 2 Metro
Kelas : XI/IPA
Semester : II
Mata Pelajaran : Biologi Pertemuan ke- : II
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi :
3.Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar :
3.4 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung).
Indikator a. Kognitif
1. Produk:
a. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses pernapasan yang menyebabkan kelainan/penyakit pada sistem pernapasan pada manusia.
b. Menjelaskan cara pencegahan/menghindari penyakit atau kelainan yang terjadi pada sistem pernapasan pada manusia.
2. Proses:
Secara berkelompok, siswa dapat melaksanakan diskusi dengan
mengamati media audio-visual untuk memecahkan masalah yang terdapat pada LKS meliputi:
a. Menganalisis pertanyaan,
b. Mengidentifikasi kriteria jawaban yang mungkin, c. Mengemukakan argumen.
b. Afektif
1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: a) jujur,
b) tanggung jawab, c) ingin tahu, d) komunikatif, e) bekerja sama
2. Mengembangkan keterampilan sosial, seperti menghargai pendapat orang lain.
I. Tujuan Pembelajaran:
a. Kognitif 1. Produk:
Setelah mengamati media audio-visual dan mendiskusikan LKS, siswa dapat:
a. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses pernapasan yang menyebabkan kelainan/penyakit pada sistem pernapasan pada manusia.
b. Menjelaskan cara pencegahan/menghindari penyakit atau kelainan yang terjadi pada sistem pernapasan pada manusia.
d. Menjelaskan penggunaan teknologi yang digunakan untuk membantu mengatasi gangguan dalam sistem pernapasan pada manusia.
2. Proses:
Secara berkelompok, siswa dapat melaksanakan diskusi dengan
mengamati media audio-visual untuk memecahkan masalah yang terdapat pada LKS meliputi:
a. Menganalisis pertanyaan,
b. Mengidentifikasi kriteria jawaban yang mungkin, c. Mengemukakan argumen.
b. Afektif
1. Karakter
Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa membuat kemajuan dalam menunjukkan perilaku berkarakter meliputi: kejujuran, tanggung jawab, ingin tahu, komunikatif dan bekerja sama
2. Keterampilan sosial:
Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa membuat kemajuandalam menunjukkan keterampilan sosial menghargai pendapat orang lain.
II. Materi Ajar
Penyakit/kelainan yang terjadi pada sistem pernapasan pada manusia
Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan pada manusia
III. Model Pembelajaran :