PENGANTAR HUKUM BISNIS
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS JEMBER
S I L A B I
1. Pengantar Hukum Bisnis2. Pengantar Hukum Bisnis 3. Kontrak Bisnis
4. Bentuk Usaha/Organisasi Perusahaan 5. Usaha Kecil
6. Ketenagakerjaan
7. Hak Jaminan/Hak Tanggungan 8. Midtest
11. Perlindungan Konsumen 12. Sengketa Bisnis
13. Sengketa Bisnis
REFFERENCES :
1. Bintang, Sanusi dan Dahlan, Pokok-Pokok Hukum
Ekonomi dan Bisnis, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000.
PENGANTAR HUKUM EKONOMI DAN BISNIS
• Pengertian
Hukum adalah peraturan atau ketentuan baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan sanksi terhadap pelanggarannya.
Bentuk Hukum : a. Hukum tertulis
b. Hukum tidak tertulis
• Ekonomi dan Bisnis
Dari “oikonomia” artinya pengaturan rumah tangga Istilah bisnis memiliki pengertian yang lebih sempit (khusus) daripada istilah ekonomi yang luas (umum). Bisnis tertuju pada usaha komersial dan interaksi
antar para pelakunya, yaitu berkaitan dengan ekonomi perusahaan/ekonomi mikro.
Karakteristik bisnis terutama terletak pada tujuan pencapaian keuntungan (laba). Kegiatan bisnis meliputi produksi, distribusi dan penjualan untuk
• Hukum Ekonomi dan Bisnis
Hukum ekonomi adalah hukum yang berkaitan dengan berbagai aktivitas ekonomi. Aktivitas ekonomi dalam berbagai bbidangnya ada yang diatur oleh hukum, ada pula yang tidak atau belum diatur oleh hukum. Jadi, hukum ekonomi (economic law) mempunyai ruang lingkup pengertian yang luas meliputi semua persoalan berkaitan dengan hubungan antara hukum dan kegiatan ekonomi.
Macam hukum ekonomi Indonesia :
b. Hukum ekonomi sosial, yaitu seluruh peraturan dan pemikiran hukumm engenai cara-cara pembagian hasil pembangunan ekonomi secara adil dan merata, sesuai hak asasi manusia (hukum perburuhan dan hukum perumahan)
Sarjana Hukum membagi hukum menjadi :
a. Hukum privat (perdata) yang mengatur kepentingan pribadi
b. Hukum publik yang mengatur kepentingan umum
Ciri penting hukum ekonomi adalah adanya keterlibatan negara atau pemerintah dalam pengaturan berbagai
kegiatan perdagangan.
Berbeda dengan hukum dagang dan bisnis yang kaidah-kaidahnya berbentuk undang-undang yang dibuat
dengan partisipasi, baik pemerintah maupun wakil rakyat (DPR). Hukum ekonomi banyak yang dibuat oleh
otoritas publik dalam bentuk perundang-undangan di bawah undang-undang, seperti Peraturan PEmerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Mentri, Surat Keputusan
B. HUKUM EKONOMI DAN BISNIS DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
C. SUMBER HUKUM EKONOMI DAN BISNIS
1. Perundang-Undangan
Di Indonesia tingkatan perundang-undangan adalah : a. UUD 1945
b. Tap MPR
c. Undang-Undang (UU)
d. Peraturan Pemerintah (PP)
e. Keputusan Presiden (Keppres)
Hukum yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan hukum yang lebih tinggi (lex superior derogat legi infiriori)
Apabila terjadi pertentangan antara peraturan yang setingkat maka penyelesaiannya dilakukan atas dasar asas ‘lex specialis derogat legi generatif)
2. Perjanjian
Perjanjian mempunyai kekuatan hukum yang sama
dengan perundang-undangan. Artinya, perjanjian yang dibuat oleh pihak tertentu dapat dijadikan dasar hukum bagi yang membuatnya.
Perbedaan dengan perundang-undangan adalah dalam hal bahwa perjanjian hanya berlaku bagi pihak yang mebuatnya saja tidak mengikat orang lain atau
masyarakat umum, sedang perundang-undangan
Materi 2
Pengertian Kontrak
• Istilah kontrak sering disebut dengan istilah
‘perjanjian’, sebagai terjemahan dari ‘agreement’
dalam bahasa inggris atau overeenkomst dalam
bahasa belanda.
• Kontrak adalah suatu kesepakatan yang
diperjanjikan (promissory agreement) diantara 2
(dua) atau lebih pihak yang dapat menimbulkan,
memodifikasi, atau menghilangkan hubungan
Kontrak dan Perikatan
Suatu perikatan lahir, baik akrena undang-undang maupun karena kontrak/perjanjian. Adapun yang
merupakan contoh perikatan yang tidak berdasarkan atas kontrak, tetapi berdasarkan atas undang-undang adalah sebagai berikut :
1. Perikatan yang menimbulkan kewajiban-kewajiban tertentu diantara penghuni pekarangan yang saling berdampingan.
2. Perikatan yang menimbulkan kewajiban mendidik dan memelihara anak.
4. Perikatan yang timbul karena perbuatan
sukarela (zaakwarneming) sehingga perbuatan
sukarela tersebut haruslah dituntaskan
5. Perikatan yang timbul dari pembayaran tidak
terhutang.
Asas-Asas Kontrak
1. Asas kontrak sebagai hukum mengatur
2. Asas Kebebasan Berkontrak
Asas freedom of contract ini merupakan
konsekuensi dari berlakunya asas kontrak
sebagai hukum mengatur. Asas kebebasan
berkontrak ini dibatasi oleh rambu-rambu hukum
sebagai berikut :
a. Harus memenuhi syarat sebagai seuatu
kontrak
b. Tidak dilarang oleh undang-undang
c. Tidak bertentangan dengan kebiasan yang
berlaku
3. Asas Pacta Sunt Servanda
Istilah ‘pacta sunt servanda’ berarti janji itu mengikat. Artinya
apabila suatu pihak dalam kontrak tidak menuruti kontrak yang telah dibuatnya, oleh hukum disediakan ganti rugi atau bahkan
pelaksanaan kontrak secara paksa. 4. Asas Konsensual
Bahwa jika suatu kontrak telah dibuat, maka ia telah sah dan mengikat secara penuh, bahkan pada prinsipnya persyaratan tertulispun tidak disyaratkan oleh hukum, kecuali untuk beberapa jenis kontrak tertentu, yang memang dipersyaratkan syarat tertulis. Syarat tertulis tersebut misalnya dipersyaratkan untuk jenis kontrak berikut ini :
5. Asas Obligatoir
Suatu asas yang menentukan bahwa jika suatu
kontrak telah dibuat, maka para pihak telah
terikat, tetapi keterikatannya itu hanya sebatas
timbulnya hak dan kewajiban semata-mata.
hak milik baru berpindah setelah adanya kontrak
kebendaan tersebut atau yang sering disebut
juga dengan serah terima (levering). Hukum
kontrak Indonesia memberlakukan asas
obligatoir ini karena hukum kontrak Indonesia
berdasarkan pada Kitab Undang-Undang
SYARAT SAHNYA KONTRAK
Persyaratan yuridis syarat sahnya kontrak :
1. Syarat sah yang objektif berdasarkan Pasal 1320 KHUPerdata
a. Perihal tertentu
b. kausa yang diperbolehkan
Suatu kontrak haruslah berkenaan dengan hal yang etrtentu, jelas dan dibenarkan oleh hukum.
Syarat kausa yang diperbolehkan adalah bahwa suatu kontrak haruslah dibuat dengan maksud atau alasan yang sesuai hukum yang berlaku.Jika salah satu
syarat objektif ini tidak dipenuhi adalah bahwa kontrak tersebut tidak sah dan batal demi hukum (null and
2. Syarat sah yang subjektif berdasarkan Pasal
1320 KUHPerdata
a. Adanya kesepakatan kehendak
b. Wewenang berbuat
Hukum umumnya diterima teori bahwa
kesepakatan kehendak itu ada jika tidak
terjadinya salah satu unsur-unsur sebagai
berikut :
a. Paksaan (dwang,duress)
b. Penipuan (bedrog,fraud)
Kewenangan berbuat baru dianggap sah oleh hukum jika kontrak dilakukan oleh hukum jika kontrak dilakukan oleh orang-orang sebagai berikut :
a. orang yang sudah dewasa
b. orang yang tidak ditempatkan di bawah pengampuan. c. wanita yang bersuami (syarat ini tdk berlaku lagi)
3. Syarat sah yang umum di luar Pasal 1320 KUHPerdata a. kontrak harus dilakukan dengan itikad baik
b. kontrak tidak bertentangan dengan kebiasaan yang berlaku
c. kontrak harus dilakukan berdasarkan asas kepatutan. d. kontrak tidak boleh melanggar kepentingan umum. Apabila kontrak dilakukan dengan melanggar salah satu dari 4 prinsip tersebut, maka konsekuensi yuridisnya
4. Syarat sah yang khusus
a. syarat tertulis untuk kontrak-kontrak tertentu.
b. syarat akta notaris untuk kontrak tertentu.
c. syarat akta pejabat tertentu untuk kontrak
tertentu.
PRESTASI DAN WAN PRESTASI
Prestasi adalah pelaksanaan dari isi kontrak yang telah diperjanjikan menurut tata cara yang telah disepakati bersama.
Model prestasi dari suatu kontrak : a. memberikan sesuatu
b. berbuat sesuatu
c. tidak berbuat sesuatu
Wan prestasi adalah tidak dilaksanakannya suatu prestasi atau kewajiban sebagaimana yang telah disepakati bersama.
Wan prestasi dipilah-pilah sebagai berikut :
a. Wan presatsi berupa tidak memenuhi prestasi
GANTI RUGI
• Komponen ganti rugi :a. Biaya b. Rugi c. Bunga
Model ganti rugi akibat wan prestasi dari sutau kontrak : 1. Ganti rugi dalam kontrak
Ganti rugi hanya dapat dimintakan seperti tertulis dalam kontrak tersebut, tidak boleh dilebihi atau dikurangi.
2. Ganti rugi ekspektasi
3. Pergantian biaya
Dimana ganti rugi dibayar sejumlah biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh pihak yang dirugikan dalam
hubungan dengan kontrak tersebut.
4. Restitusi
Restitusi adalah suatu nilai tambah atau manfaat yang telah diterima oleh pihak yang melakukan wan prestasi, dimana nilai tambah tersebut terjadi akibat pelaksanaan prestasi dari pihak lainnya. Pihak yang melakukan wan prestasi dalam ilmu hukum sebagai telah ‘memperkaya diri tanpa hak’ (unjust enrichment), dan hal ini tidak
5. Quantum meruit
dalam quantum meruit manfaat atau barang tertentu
sudah tidak dapapt lagi dikembalikan, misalnya manfaat atau barang tersebut sudah dialihkan ke pihak lain, atau sudah dipakai, musnah atau sudah berubah wujud.
6. Pelaksanaan kontrak
MATERI 3
PENGERTIAN JUAL BELI
METODE PEMBAYARAN DALAM
TRANSAKSI JUAL BELI
1. Metode pembayaran tunai seketika
Dalam hal ini harga barang diserahkan semuanya, sekaligus pada saat diserahkannya barang objek jual beli kepada pembeli.
2. Metode Pembayaran dengan cicilan/kredit
Menurut hukum, jual beli dan peralihan hak sudah
sempurna terjadi, sementara cicilan yang belu dibayar menjadi hutang piutang belaka.
3. Metode pembayaran dengan memakai kartu kredit
4. Metode pembayaran dengan memakai kartu debit
Pada pihak penjual tersedia alat yang dengan menekan kode rahasia kartu ATM/debit etrsebut oleh pihak
pembeli, maka rekening pihak pembeli langsung didebit oleh bank dan mengkreditkannya langsung ke rekening penjual.
5. Metode pembayaran dengan memakai cek 6 Metode pembayaran terlebih dahulu
Pihak penjual baru mengirim barangnya jika telah
menerima seluruh pembayaran terhadap harga barang tersebut.
7. Metode Open Account
8. Metode atas dasar konsinyasi
Pembayaran dilakukan setelah barang dalam toko
tersebut laku terjual kepada pihak konsumen dari toko tersebut.
9. Metode pembayaran secara documentary collection merupakan cara pembayaran dengan menggunakan bills of exchange.
PERKREDITAN DAN PEMBIAYAAN
•
Elemen yuridis dari suatu kredit :
1. Adanya kesepakatan antara debitur dengan
kreditur yang disebut perjanjian kredit
2. Adanya pihak yaitu kreditur dan debitur
3. Adanya
kesanggupan
atau
janji
untuk
membayar hutang
4. Adanya pinjaman berupa pemberian sejumlah
uang
•
Elemen yuridis suatu pembiayaan :
1. Adanya kesepakatan antara pemberi biaya
(kreditur) dan penerima biaya (debitur)
2. Adanya
para
pihak, pihak
pemberi
dan
penerima
3. Adanya kesanggupan atau janji membayar
hutang
4. Adanya pemberian pembiayaan
DASAR HUKUM
• Dasar HUkum Kredit : 1. Kontrak kredit
2. Undang-Undang Perbankan dan Undang-Undang Jaminan Hutang
3. Peraturan Perundang-Undangan lainnya 4. Yurisprudensi tentang perkreditan
5. Kebiasaan, terutama kebiasaan perbankan • Dasar Hukum Pembiayaan :
1. Kontrak pembiayaan
2. Undang-Undang Jaminan HUtang
3. Peraturan Perundang-Undangan lainnya 4. Yurisprudensi tentang pembiayaan
PRISIP PERKREDITAN DAN
PEMBIAYAAN
1. Prinsip Kepercayaan
Kepercayaan dari kreditur bahwa debitur dapat mengembalikan dana.
2. Prinsip Kehati-Hatian
Pihak kreditur harus menganalisis dan
mempertimbangkan semua faktor yang relevan.
3. Prinsip Sinkronisasi
4. Prinsip Kesamaan Valuta
Maksudnya agar resiko fluktuasi mata uang dapat dihindari
5. Prinsip Perbandingan antara Pinjaman dengan
Modal
Artinya harus dalam suatu rasio wajar.
6. Prinsip Perbandingan antara Pinjaman dengan
Aset
Harus dalam rasio yang wajar.
7. Prinsip 5 C
a. Character (kepribadian) c. Capital (modal)
PERJANJIAN KREDIT
Perjanjian kredit dibagi menjadi :
1. Perjanjian kredit sebagai perjanjian pinjam
pakai habis
JAMINAN KREDIT
Hak jaminan redit konvensional : 1. Hipotik
2. Creditverband 3. Hak tanggungan
4. Gadai benda bergerak 5. Gadai tanah
6. Fidusia
7. Bank garansi
Hak jaminan non konvensional :
1. Cassie untuk menjamin hutang
2. Pengalihan hak tagih asuransi
3. Kuasa menjual yang tidak dapat dicabut
kembali
4. Jaminan untuk menutupi kekurangan biaya
5. Indemnity
6. Bid/Tender Bonds
KREDIT SINDIKASI
Model-model kredit sindikasi :
1. Model Direct Participation
Semua kreditur yang tercakup dalam sindikasi
kreditur
berhubungan
secara
kotraktual
langsung dengan debitur.
2. Model Indirect participation
3. Model Club Deal
Adalah suatu model sindikasi yang mana selain
kreditur yang memberi pinjaman uang secara
kredit, terdapat
juga
kreditur
yang
memberikannya
dengan
cara
pembiayaan
• SUBJEK PEMBIAYAAN
Subjek yang meberikan pembiayaan adalah :
- Pihak Lembaga Pembiayaan
- bank
MODEL-MODEL PEMBIAYAAN
1. Model Pembiayaan Lewat Lembaga Pembiayaan
a. Sewa Guna Usaha (Leasing)
Leasing adalah suatu kegiatan pembiayaan lewat penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan (debitur atau lessee) untuk suatu jangka waktu etrtentu, berdasarkan pembayaran secara berkala yang disertai atau tanpa disertai atau tanpa disertai dengan hak pilih (opsi) dari perusahaan (debitur) untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan di akhir masa leasing atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang di sepakati bersama. a. Adanya para pihak d. Adanya jangka waktu
b. Adanya biaya e. Pembayaran kembali h. sewa c. Adanya barang modal f. adanya hak opsi
PENGERTIAN KEAGENAN DAN DISTRIBUSI
Agen adalah seseorang atau suatu perusahaan yang
mewakili pihak lainnya (yang disebut dengan
prinsipal) untuk melakukan kegiatan bisnis
(misalnya menjual produk) untuk dan atas nama
prinsipal kepada pihak ketiga dalam suatu wilayah
pemasaran tertentu, dimana sebagai imbalan atas
jerih payahnya itu, agen akan mendapatkan komisi
tertentu.
AGEN, DISTRIBUTOR, KANTOR
REPRESENTATIF DAN KANTOR CABANG
Antara Agen dan Distributor memiliki perbedaan sbb:
1.
Hubungan dengan prinsipal
Agen akan menjual barang atau jasa untuk dan
atas nama pihak prinsipalnya, sementara seorang
distributor bertindak untuk dan atas namanya
sendiri (independent tender).
2.
Pendapatan perantara
3. Pengiriman Barang
Dalam hal keagenan barang di kirim langsung dari
prinsipal kepada konsumen, sedangkan dalam hal
distribusi, barang dikirim kepada distributor dan
baru dari distributor di kirim kepada konsumen. Jadi
dalam hal distribusi, pihak prinsipal bahkan tidak
mengetahui siapa konsumen itu.
4. Pembayaran Harga Barang
Kantor representatif berbeda dengan agen atau
distributor sebab kantor representatif bukan pihak
luar dari prinsipal, melainkan orang prinsipil sendiri.
Kantor representatif lebih banyak bertugas dalam
hal pemasaran produk saja.
KONTRAK KEAGENAN
Transaksi keagenan diatur oleh suatu kontrak yang
dibuat di antara pihak prinsipal dengan agen, yang
disebut
dengan
kontrak
keagenan
(Agency
Agreement). Pada prinsipnya kontrak keagenan ini
berisikan hal-hal sebagai berikut :
• Pengangakatan keagenan
• Hak dan kewajiban prinsipal
• Hak dan kewajiban agen
• Masa berlaku keagenan
• Spesifikasi produk yang akan dijual oleh agen
• Tentang paten dan merek barang yang akan dijual
• Tentang komisi atau harga barang
• Target yang harus di capai oleh agen
• Pelayanan purna jual
PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM
Elemen yuridis dari suatu asuransi adalah sbb :
1. Adanya pihak tertanggung (pihak yang kepentingannya diasuransikan)
2. Adanya pihak penanggung (pihak perusahaan asuransi yang menjamin akan membayar ganti rugi)
3. Adanya kontrak asuransi (antara tertanggung dan penanggung)
4. Adanya kerugian, kerusakan atau kehilangan (yang diderita oleh tertanggung)
5. Adanya peristiwa tertentu yang mungkin akan terjadi (misalnya kebakaran dalam asuransi kebakaran.
Dalam suatu kontrak asuransi, prestasi dari pihak
tertanggung adalah membayar premi, sedangkan
prestasi
pihak
penanggung
adalah
membayar
sejumlah ganti rugi jika peristiwa tertentu terjadi,
misalnya kebakaran, kecelakaan, dll.
RISIKO DALAM ASURANSI
•
Risiko dalam hukum asuransi :
1.
Risiko Murni
• Risiko perorangan (personal risk) adalah suatu risiko
yang tertuju
langsung
pada
orang
yang
bersangkutan, yakni yang akan mempengaruhi
secara langsung terhadap penghasilannya.
• Risiko tanggung jawab
(liability risk)
adalah risiko
yang mungkin akan timbul karena seseorang harus
bertanggung jawab karena melakukan sesuatu
perbuatan yang menimbulkan kerugian terhadap
orang lain. Misal, seseorang menabrak orang yang
menyebabkan penabrak harus membayar kerusakan
kendaraan orang yang ditabrak dan/atau membiayai
pengobatannya.
2. Risiko Spekulasi
(speculative risk)
3. Risiko Khusus
Risiko yang terbit dari tindakan individu dengan
dampak hanya terhadap seorang tertentu saja. Misal
risiko berupa kebakaran pada mobil seseorang yang
tidak menyebabkan kebakaran pada mobil orang lain.
4. Risiko Fundamental
5. Risiko Statis
Suatu risiko yang tidak berubah dari masa ke masa. Misal, risiko dari banjir, kebakaran,gempa bumi tetap saja dari dulu sampai sekarang.
6. Risiko Dinamis
Risiko yang berubah-ubah mengikuti perkembangan jaman. Misalnya, patah tangan bagi seorang pemain bola dahulu bukan risiko, tetapi sekarang merupakan risiko yang dapat dijaminkan.
Masalah risiko dapat ditangani dengan jalan sbb : - menghindari risiko (avoidance)
- mengurangi risiko (reduction)
- mempertahankan risiko (retention)
- membagi risiko (risk sharing)
ASURANSI MENURUT KUH PERDATA
• Syarat sahnya suatu kontrak menurut Pasal 1320
sbb ;
- Adanya kesepakatan kehendak
- Cakap berbuat
KONTRAK ASURANSI
• Asas kontrak asuransi : 1. Asas Idemnity
Jika asuransi kebakaran terhadap suatu rumah dan rumah tersebut terbakar, maka harga rumah tersebut mesti diganti sebesar yang ditetapkan dalam kontrak asuransi
2. Asas Kepentingan yang dapat diasuransi (insurable interest)
3. Asas Keterbukaan
Jika ada informasi yang tidak terbuka atau tidak benar pada hal informasi begitu penting, sehingga seandainya perusahaan asuransi mengetahui sebelumnya, dia tidak akan mau menjaminnya, meskipun tertanggung dalam keadaan itikad baik, membawa akibat terhadap batalnya kontrak asuransi tersebut (sesuai ketentuan dalam KUHD).
4. Asas Subrograsi untuk Kepentingan Penanggung
5. Asas Kontrak Bersyarat
Kontrak bersyarat seperti kontrak asuransi disebut
kontrak dengan syarat tangguh. Artinya jika prestasi
pihak tertentu (pihak penanggung) ditangguhkan
terlebih dahulu sebelum peristiwa tersebut terjadi.
6. Asas Kontrak Untung-Untungan
PENGERTIAN
• Hak milik intelektual (Intellectual property rights)
merupakan suatu hak kebendaan yang syah
dan diakui oleh hukum atas benda tidak
berwujud berupa kekayaan/kreasi inteletual
yang dapat berupa hak cipta, paten, merek
dagang, desain industri, dan lain-lain. Seperti
hak kebendaan lainnya, hak milik intelektual
dapat beralih atau dialihkan dan dapat
MEREK
• Merek adalah tanda yang berupa gambar,
nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
perbedaan dan digunakan dalam kegiatan
• Merek dagang adalah merek yang
digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara
bersama-sama atau badan hukum untuk
• Merek jasa adalah merek yang
digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara
bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa
• Hak atas merek adalah hak ekslusif yang
diberikan oleh negara kepada pemilik
merek yang terdaftar dalam Daftar Umum
Merek untuk jangka waktu tertentu dengan
menggunakan sendiri merek tersebut
memberikannya kepada pihak lain untuk
Suatu merek tidak dapat didaftarkan manakala
mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
1. Merek tersebut bertentangan dengan
undang-undang yang berlaku.
2. Merek tidak memiliki daya pembeda
3. Telah menjadi milik umum
4. Merupakan keterangan atau ebrkaitan dengan
barang atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya.
5. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan merek milik orang lain
yang sudah terlebih dahulu terdaftar untuk
9. Merupakan tiruan atau menyerupai nama atau
singkatan nama, bendera, lambang atau simbol
atau emblem negara atau lembaga nasional
maupun internasional, kecuali atas persetujuan
tertulis dari pihak yang berwenang.
10. Merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau
cap atau stempel resmi yang digunakan oleh
PATEN
Hak paten adalah suatu hak khusus yang eksklusif yang berupa penemuan baru yang dapat diterapkan dalam
bidang perindustrian, yang diberikan negara kepada para penemunya atas hasil temuannya di bidang teknologi selama waktu tertentu, untuk melaksanakan
sendiri penemuannya tersebut atau memberikan persetujuan kepada orang lain untuk
melaksanakannya. Penemuan disini adalah suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang
teknologi yang dapat dalam wujud suatu : a. Proses
b. Hasil produksi
c. Penyempurnaan dan pengembangan proses
Paten tidak dapat diberikan terhadap penemuan-penemuan sebagai berikut :
1. Proses atau produk yang pengumuman dan
penggunaan atau pelaksanaannya bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama, ketertiban umum, atau kesusilaan. 2. Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan
atau pembedahan yang diterapkan terhadap manusia atau hewan.
3. Teori atau metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika
4. Semua makhluk hidup kecuali jasad renik
6. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan merek yang sudah
terkenal milik pihak lain untuk barang atau jasa
sejenis.
7. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhan dengan indikasi geografis yang
sudah terkenal.
8. Merupakan atau menyerupai nama orang
Jangka waktu paten adalah :
a. 20 tahun untuk paten biasa
Hak paten dapat beralih atau dialihkan
kepada pihak lain dengan jalan sbb:
1. Pewarisan
2. Hibah
3. Wasiat
4. Perjanjian tertulis
HAK CIPTA
Hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta
atau penerima hak untuk mengumumkan
atau memperbanyak ciptaannya atau
memberi izin untuk itu dalam bidang
pengetahuan, kesenian dan
Objek pengaturan hak cipta :
1. Buku
2. Program komputer, pamflet, semua hasil karya
tulis
3. Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lainnya
yang diwujudkan dengan cara diucapkan.
4. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan
ilmu pengetahuan.
7. Karya pertunjukkan
8. Karya siaran
9. Seni rupa seperti seni lukis, gambar, seni ukkir,
kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, seni
terapan yang berupa kerajinan tangan.
10. Arsitektur
11. Peta
12. Seni batik
13. Fotografi
14. Sinematografi
PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM
Tujuan perlindungan konsumen :
1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri.
2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkan dari ekses negatif pemakaian barang atau jasa.
3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam
memilih, menentukan dan menuntut hak-hak sebagai konsumen.
4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang
5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha
mengenai pentingnya perlindungan
konsumen sehingga tumbuh sikap yang
jujur dan bertanggung jawab dalam
berusaha.
Hak konsumen :
1. Hak mendapatkan advokasi, perlindungan dan
upaya penyelesaian sengketa konsumen
2. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan
pendidikan konsumen
3. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara
benar, jujur, tidak diskriminatif
4. Hak untuk mendapatkan kompensasi yang
layak
Kewajiban konsumen :
1. Membaca atau mengikuti petunjuk, informasi
dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan
barang atau jasa demi keamanan dan
keselamatan.
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi
pembelian barang atau jasa.
3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang
telah disepakati
Hak pelaku usaha :
1. Menerima pembayaran sesuai kesepakatan
2. Mendapatkan perlindungan hukum dari
perlakuan konsumen yang tidak beritikad baik.
3. Melakukan pembelaan diri sepatutnya dalam
penyelesaian sengketa konsumen
4. Merehabilitasi nama baik apabila etrnyata
dalam penyelesaian sengketa dengan
konsumen, ternyata kerugian konsumen bukan
disebabkan oleh barang dari pelaku usaha
tersebut.
Kewajiban pelaku usaha :
1. Beritikad baik dalam elakukan kegiatan
usahanya
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan
jujur tentang kondisi dan penggunaan barang
dan jasa.
3. Memberlakukan dan melayani konsumen
secara benar, jujur dan tidak diskriminatif
4. Menjamin mutu barang/jasa sesuai standar
mutu yang berlaku
5. Memebri kesempatan yang masuk akal
6. Memberikan ganti rugi manakala terjadi
kerugian bagi konsumen dalam hubungan
dengan penggunaan barang/jasa
7. Memberikan ganti rugi manakala terjadi
kerugian bagi konsumen jika etrnyata
barang/jasa tidak sesuai dengan yang
diperjanjikan.
8. Menyediakan suku cadang dan atau fasilitas
purna jual oleh produsen minimal untuk jangka
waktu 1 tahun
JUAL BELI INTERNASIONAL
1.
Pengertian Jual Beli Internasional
Jual beli internasional dimana pihak penjual dan
pihak pembeli tidak berada dalam satu negara.
Hukum tentang jual beli internasional sejalan
dengan hukum ekspor impor.
2.
Benturan-benturan
hukum
dalam
jual
beli
internasional
Permasalahan yang muncul berhubung berbedanya hukum diantara negara :
• Kekuatan Hukum Negosiasi
Negosiasi tidak mengikat sama sekali. Jadi, ikatan hukum baru ada setelah ditandatanganinya kontrak. KUH Perdata Indonesia (Pasal 1320) menganut prinsip ini.
b. Akseptasi yang Berbeda dengan Tawaran
Pada tahap awal suatu kontrak, salah satu pihak melakukan penawaran (offer) dan pihak lain melakukan penerimaan (acceptance) terhadap penawaran tersebut.
c. Pembatalan suatu Tawaran
d. Perlu tidaknya Suatu Consideration
Suatu consideration merupakan prestasi dari pihak
lawan sebagai akibat adanya prestasi dari pihak yang
melakukan
penawaran
kontrak. Jika
barang
ditawarkan oleh pihak penjual maka yang merupakan
consideration adalah harga barang yang harus
dibayar oleh pihak pembeli.
e. Keharusan Kontrak Tertulis
f. Waktu Dianggap Tercapainya Kata Sepakat
DASAR HUKUM JUAL BELI
INTERNASIONAL
• Ketentuan dalam kontrak tersebut, berdasarkan
prinsip kebebasan berkontrak.
• Ketentuan dalam Undang-Undang tentang Hukum
Kontrak (nasional)
• Kebiasaan bisnis (trade usage)
• Yurisprudensi
• Kaidah Hukum Perdata Internasional
PENGATURAN RESIKO DALAM JUAL BELI
INTERNASIONAL
• Untuk pengaturan resiko dam jual beli internasional ini, hukum memberikan jalan yuridis sebagai berikut :
a. Resiko dapat diatur sendiri dalam kontrak ybs
b. Resiko mengikuti kepemilikan. Apabila hak milik sudah berpindah kepada penjual maka resiko pun berpindah kepada penjual.
c. Resiko mengikuti pengaturan hukum mana yang berlaku.
e. Resiko mengikuti penyerahan benda. Jika benda sudah diserahkan maka resiko pun sudah harus
berpindah. Tentang saat penyerahan benda ini terdapat berbagai kemungkinan bergantung model mana yang dipilih oleh para pihak dalam kontrak etrsebut. Misalnya dapat dipilih model FOB (free on board), CIF (cost,
METODE PEMBAYARAN
INTERNASIONAL
1. Metode Pembayaran Terlebih Dahulu
Pihak penjual (eksportir) baru akan mengirim barang dagangannya setelah menerima pengiriman harga barang. 2. Metode Pembayaran Secara Open Account
Metode ini harga baru dibayar oleh pembeli setelah harga diterima oleh penjual.
3. Metode Pembayaran Atas Dasar Konsinyasi
4.
Metode
Pembayaran
Secara
Documentary
Colletion
Dilakukan dengan menggunakan dokumen Bills of
Exchange, yakni harga barang segera harus dibayar
setelah shipping documents tiba di banknya importir.
Tanpa
shipping documents
, pihak importir tidak dapat
mengambil barang tersebut.
5. Metode Pembayaran Secara
Documentary Credit
LETTER OF CREDIT
• L/C adalah suatu kontrak, dengan mana suatu bank (issuing bank) bertindak atas nama dan perintah dari
sorang nasabah (pemohon L/C) yang biasanya
UNSUR-UNSUR YURIDIS DARI PENERBITAN SUATU L/C
a. Adanya kontrak jual beli
b. Atau dipakai surat pesanan, proforma invoice atau
confirmation of sale, jika kontrak jual beli tersebut tidak ada.
c. Menyediakan sejumlah dana yang harus di setor kepada bank sesuai peraturan dan ketentuan
WORLD TRADE ORGANIZATION
GATT MEMILIKI BEBERAPA SISTEM DAN FORUM
a. Sistem yuridis
Berfungsi sebagai pembuat aturan main 9rule making) b. Forum negosiasi
Berfungsi sebagai pelaksana negosiasi putaran perundingan, dengan sasaran untuk mencapai pengembangan terhadap perjanjian
multilateral, tariff dan non tarif, dsb. c. Forum pengambilan keputusan
Berfungsi sebagai pengendali arah GATT sebagai suatu sistem d. Sistem Penyelesaian Sengketa
Fungsinya adalah untuk menyelesaikan sengketa yang timbul dengan mekanisme yang baik dan adil
e. Sistem Organisasi Internasional
PENGERTIAN DAN URGENSI ALTERNATIF
PENYELESAIAN SENGKETA
• Pengadilan sengketa konvensional dilakukan melalui
sebuah badan yang disebut dengan pengadilan.
Di Indonesia syarat untuk menjadi arbiter adalah :
a.
Cakap dalam melakukan tindakan hukum
b.
Berumur minimal 35 tahun
c.
Tidak mempunyai hubungan sedarah dengan
kedua belah pihak yang bersengketa.
d.
Tidak mempunyai kepentingan finansial atau
kepentigan lain atas putusan arbitrase
e.
Mempunyai pengalaman atau menguasai secara
aktif dalam bidangnya paling sedikit selama 15
tahun.
MODEL ALTERNATIF PENYELESAIAN
SENGKETA
1.
Arbitrase
Cara penyelesaian sengketa perdata swasta di luar
pengadilan umum yang didasarkan pada kontrak
arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh pihak
yang bersengketa.
2. Negosiasi
3. Mediasi
Suatu proses penyelesaian sengketa berupa negosiasi
untuk memecahkan masalah melalui pihak luar yang
netral untuk membantu menemukan solusi dalam
menyelesaikan sengketa.
4. Konsiliasi
konsiliasi mirip dengan mediasi. Tetapi mediasi
mempunyai
kewenangan
untuk
mengusulkan
penyelesaian sengketa, hal itu tidak dimiliki oleh
konsiliasi.
5. Pencari Fakta
6. Minitrial
sistem pengadilan swasta untuk menyelesaikan,
memeriksa dan memutuskan terhadap kasus-kasus
perusahaan yang dilakukan oleh orang yang disebut
dengan ‘manajer’ yang diberi wewenang untuk
menegosiasikan suatu settlement diantara pihak
yang bersengketa.
7. Ombudsman
8. Penilaian Ahli
Penilaian ahli untuk memberikan pendapat saja
9. Pengadilan Kasus
Model pengadilan dalam sistem peradilan biasa
tetapi
dengan
memakai
prosedur
dan
sistem
pembuktian yang sederhana, pengadilan hanya
berwenang mengadili kasus-kasus kecil dengan
prosedur cepat dan tidak dibenarkan memakai
pengacara.
10. Peradilan Adat
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
ARBITRASE
• Kelebihan Arbitrase
1. Prosedur tidak berbelit 2. Biaya lebih murah
3. Putusan tidak diekspos di depan umum
4. Hukum terhadap pembuktian dan prosedur luwes
5. Para pihak dapat memilih hukum mana yang diberlakukan oleh arbitrase
6. Para pihak dapat memilih sendiri para arbiter
7. Dapat dipilih arbiter dari kalangan ahli di bidangnya 8. Putusan dapat lebih terkait dengan situasi dan kondisi 9. Putusan umumnya inkracht
10. Putusan arbitrase juga dapat dieksekusi oleh pengadilan tanpa atau dengan sedikit review
•
Kelemahan Arbitrase :
1. Tersedia dengan baik untuk perusahaan besar
2. Due process kurang etrpenuhi
3. Kurangnya unsur finality
4. Kurangnya power untuk menggiring para pihak
ke settlement
5. kurangnya power dalam hal law enforcement dan
eksekusi
6. Kurangnya power untuk menghadirkan barang
bukti atau saksi
EKSEKUSI PUTUSAN ARBITRASE
1.
Eksekusi Secara Paksa
Eksekusi yang tidak memerlukan campur tangan
dari pihak ketua Pengadilan \negeri mana pun,
tetapi para pihak melaksanakan sendiri secara
sukarela etrhadap apa-apa yang telah diputuskan
oleh arbitrase yang bersangkutan.
2. Eksekusi Secara Paksa
Campur tangan pihak pengadilan diperlukan, yaitu
dengan memaksa para pihak yang kalah untuk
LISENSI
• Perjanjian lisensi untuk hak milik intelektual telah diatur dalam undang-undang tentang :
1. Lisensi merek diatur dalam Undang-Undang tentang merek
2. Lisensi paten diatur dalam Undang-Undang tentang paten
A. LISENSI PATEN
Pemilik paten, dapat memberikan persetujuan terhadap orang lain untuk membuat, menjual,
menyewakan, menyerahkan, memakai, menyediakan untuk disewakan atau dijual dan sebagainya. Paten dapat beralih misalnya karena pewarisan dan dapat juga dialihkan. Apabila yang dialihkan itu pemilikannya cara yang ditempuh adalah melalui :
- hibah - wasiat
- perjanjian
• Lisensi terkena wajib daftar dalam Daftar Umum Paten • Permohonan lisensi wajib harus menunjukkan bukti yang
meyakinkan terhadap :
a. harus diajukan ermohonan oleh yang ingin memperoleh lisensi wajib
b. harus membayarkan royalti kepada pemegang paten
c. diajukan setelah lewat jangka awaktu 36 bulan sejak tanggal pemberian paten
d. jika paten ybs dilaksanakan dengan cara yang merugikan
kepentingan masy. Di Ind oleh pemegang paten atau pemegang lisensi paten
e. kemampuan untuk melaksanakan sendiri paten ybs
f. mempunyai sendiri fasilitas untuk melaksanakan paten ybs
• Pembayaran
• Model pembayaran royalti dari pemegang lisensi kepada pemilik paten minimal dikenal 6 (enam) metode
pembayaran sbb :
a. pembayaran suatu jumlah sekaligus b. persentase harga jual
c. pembayaran jumlah etrtentu dihitung tiap masing2 komponen yang dibuat
d. persentase dari profit
e. partisipasi pihak pemberi lisensi dalam perusahaan penerima lisensi melalui pemilikan saham
f. membayarnya dengan barang 9imbal jual) atau dengan jasa seperti jasa melakukan riset, dan
FRANCHISE (WARALABA)
• Franchise atau waralaba adalah suatu cara melakukan kerja sama di bidang bisnis antara dua atau lebih
eprusahaan, dimana satu pihak akan bertindak sebagai franchisor dan pihak yang lain sebagai franchisee.
• Franchhise adalah suatu lisensi kontraktual yang diberikan oleh franchisor kepada franchisee yang :