• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II ASPEK – ASPEK HUKUM DALAM AKTA PERJANJIAN KREDIT A. Pengertian Kredit dan Perjanjian Kredit - Chapter II (568.1Kb)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II ASPEK – ASPEK HUKUM DALAM AKTA PERJANJIAN KREDIT A. Pengertian Kredit dan Perjanjian Kredit - Chapter II (568.1Kb)"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

ASPEK – ASPEK HUKUM DALAM AKTA PERJANJIAN KREDIT

A. Pengertian Kredit dan Perjanjian Kredit

Dalam kehidupan kita sehari-hari, setiap orang di belahan dunia manapun

pasti saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Antara manusia yang satu

dengan manusia yang lain saling berinteraksi guna mendapatkan kebutuhan

masing-masing yang tentu berbeda-beda dengan jumlah dan kualitas yang juga

tidak sama.

Melalui kebutuhan dan saling ingin memenuhi kebutuhan masing-masing,

maka setiap manusia tentu membutuhkan alat yang bisa memenuhi kebutuhan

masing-masing dari mereka.

Jika pada zaman dahulu kala, sistem barter dijadikan sistem transaksi yang

maju, maka di zaman yang sekarang sudah ada alat tukar menukar untuk

melakukan transaksi yang dinamakan uang.

Uang sampai saat ini adalah salah satu alat pembayaran yang sah dan dapat

digunakan dengan lebih mudah karena tidak perlu membawa barang yang ingin

kita tukarkan dengan barang yang kita butuhkan kepada orang lain.

Namun, ternyata ada kebutuhan yang apabila ingin kita raih ternyata tidak

mempunyai uang yang cukup untuk membeli atau mendapatkan barang tersebut.

(2)

cukup, bahkan tidak ada modal sekalipun tetapi dengan keinginan yang kuat saja

tentu kita tidak bisa mendirikan usaha yang kita inginkan.

Perlu diketahui bahwa kondisi masyarakat dapat dibagi kedalam tiga

golongan sehingga kita dapat memahami golongan mana sebenarnya yang

dimaksud sebagai masyarakat yang membutuhkan uang tetapi tidak mempunyai

uang atau bahkan kekurangan uang. Adapun pembagian golongan itu adalah

sebagai berikut:

1. Golongan masyarakat yang mempunyai pendapatan atau penghasilan yang

lebih tinggi dari kebutuhan sehari-harinya. Kelompok masayarakat ini

sangat tidak mungkin sekali kekurangan uang dikarenakan uang yang ada

pun masih berlebih sehingga bisa menutupi kekurangan dana yang ada.

2. Golongan masyarakat yang mempunyai pendapatan atau penghasilan yang

sama dengan pengeluaran sehari-harinya. Golongan masyarakat seperti ini

mempunyai kemungkinan yang besar juga untuk tidak kekurangan uang

karena mempunyai pendapatan yang masih cukup untuk membiayai

keperluannya.

3. Golongan masyarakat yang pendapatan atau penghasilannya jauh dibawah

pengeluaran sehari-harinya. Golongan masyarakat inilah yang dimaksud

dimana setiap saat masyarakat seperti ini selalu kekurangan modal untuk

memulai usaha atau pemenuhan terhadap kebutuhan hidupnya sehingga ia

harus berpikir untuk melakukan cara-cara guna menutupi kekurangan dana

(3)

Hal yang menjadi poin ketiga diatas tentu yang menjadi penghambat

pertumbuhan ekonomi individu bahkan sampai perkenomian suatu bangsa bisa

maju dan meningkat dikarenakan masyarakat dunia mayoritas berada pada posisi

golongan ketiga.

Maka, manusia dengan segala daya upaya menggunakan akal pikirannya

untuk menemukan cara atau solusi guna mendapatkan dana guna merubah kondisi

perekonomian.

Seiring dengan berkembangnya pola perekonomian masyarakat, maka ada

salah satu cara yang bisa digunakan untuk membuat usaha tanpa mempunyai

seluruh dana yang dibutuhkan. Cara yang dimaksud disini adalah dengan cara

kredit.

Dikaji dari sudut pandang sejarah kata, maka kredit sebenarnya sudah ada

di negara lain pada dahulu kala. Dahulu, kredit dikenal dengan istilah “credere”

atau credo. Istilah ini diambil dari bahasa Latin yang menganut pengertian yang

cukup sederhana yaitu saya percaya dimana dalam artian bahwa apabila seseorang

telah memperoleh kredit, maka ia percaya12

12

H. Hadiwidjaja, EC. R.A. Rivai Wirasasmita, ANALISIS KREDIT (Dilengkapi Telaah

Kasus), cetakan pertama, Pionir Jaya, Bandung, Maret 1991, hal. 4

.

Bila dijabarkan lebih lanjut, maka yang dimaksud dengan kepercayaan

adalah dalam hal pinjam meminjam uang, dimana ada seseorang yang

membutuhkan uang kemudian meminta pinjaman kepada orang lain dan dengan

janji untuk mengembalikan uang tersebut pada suatu saat yang telah ditentukan

(4)

Ada istilah yang perlu untuk dipahami yang kemudian timbul untuk

pemberi pinjaman dan penerima pinjaman yaitu kreditur dan debitur. Berikut akan

diberikan pengertian berupa gambar di bawah ini:

Hal diatas merupakan dasar yang menjadikan kredit menjadi istilah yang

digunakan dalam istilah ekonomi dalam pinjam meminjam uang.

Sementara itu, di Indonesia, kredit mempunyai beberapa pengertian,

diantaranya berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang didalam

Undang-Undang 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang-Undang-Undang nomor 7 tahun

1992 yang mengatakan bahwa defenisi kredit adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

pemberian bunga.

Maksud dari defenisi kredit berdasarkan undang-undang diatas adalah

bahwa ada sebuah lembaga dalam hal ini adalah sebuah bank yang menyediakan

sejumlah dana untuk dipinjamkan kepada pihak lain dengan melalui sebuah

perjanjian yang telah dilakukan antara kedua belah pihak dan telah mencapai

kesepakatan dimana pihak peminjam wajib untuk membayar sejumlah uang yang

telah dipinjamnya dari bank atau lembaga pemberi pinjaman tersebut dengan satu Pemberi Pinjaman

(Kreditur)

Penerima Pinjaman (Debitur)

(5)

rentang periode tertentu dengan membayar juga bunga atas jumlah pinjaman yang

telah dipinjamnya.

Sementara itu, beberapa pengertian yang didapat dari kredit menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah13

1. cara menjual barang dengan pembayaran secara tidak tunai (pembayaran

ditangguhkan atau diangsur); :

2. pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur;

3. pinjaman sampai batas jumlah tertentu yg diizinkan oleh bank atau badan

lain.

Ada pula pengertian yang sama dari Sudarsono tentang kredit14

Sarjana Amir R. Batubara memberikan pengertian kredit adalah suatu

pemberian prestasi yang kontra prestasinya akan terjadi pada suatu waktu di hari

yang akan datang

yang

mengatakan sama persis dengan apa yang dikatakan oleh Kamus Besar Bahasa

Indonesia.

15

Rolling G. Thomas juga memberikan pengertian kredit yaitu dalam

pengertian umum, kredit itu didasarkan kepada kepercayaan atas kemampuan si

peminjam untuk membayar sejumlah uang pada masa yang akan datang (in

general sense, credit is a based on confidence in the debtor ability to make a

money payment a some future time) .

16

13

Kamus Besar Bahasa Indonesia online,

.

diakses pada tanggal 15 Februari 2012 14

Sudarsono, op. cit., hal. 232 15

H.Hadiwidjaja, EC. R.A. Rivai Wirasasmita, op cit, hal. 6 16

(6)

Sementara itu, beberapa pengertian lain dari beberapa sarjana terkemuka

pada zamannya tentang kredit, yaitu sebagai berikut:17

1. Savelberg, menyatakan bahwa kredit mempunyai arti:

a). Sebagai dasar dari setiap perikatan (verbintenis) dimana seseorang

berhak menuntut sesuatu dari orang lain. Pada poin ini mempunyai

penjelasan bahwa setiap perikatan berisi antara hak seseorang atau

sebuah pihak dengan pihak yang lain dimana didalamnya ada

kewajiban yang harus dijalankan;

b). Sebagai jaminan, dimana seseorang menyerahkan sesuatu kepada

orang lain dengan tujuan untuk memperoleh kembali apa yang

diserahkan itu (commodatus, depositus, regulare, pignus). Uraian

dari poin ini adalah bahwa apabila ada seseorang yang dengan

sengaja dan sadar menyerahkan sesuatu barang kepunyaannya

dalam hal ini adalah miliknya, maka orang tersebut mengharapkan

imbalan atas penyerahan barangnya itu berupa pengembalian

barangnya itu dengan kelebihan-kelebihan yang ada dan disepakati

sebelumnya.

2. Levy, mengatakan bahwa kredit adalah menyerahkan secara sukarela

sejumlah uang untuk dipergunakan secara bebas oleh penerima kredit.

Penjelasan yang dapat penulis berikan adalah bahwa penerima kredit

berhak mempergunakan pinjaman itu untuk hal-hal pribadi si penerima

kredit apakah kredit itu hendak dipergunakan untuk sesuatu yang positif

17

Mariam Darus Badrulzaman, Beberapa Masalah Hukum Dalam Perjanjian Kredit Bank

Dengan Jaminan Hypotek Serta Hambatan-Hambatannya Dalam Praktek di Medan, Alumni,

(7)

atau tidak tetapi dengan pertanggungjawaban bahwa kredit itu nanti

dengan periode tertentu harus dikembalikan kepada si pemberi kredit

dengan bunga-bunga yang juga telah disepakati.

3. Jakile, menyatakan bahwa kredit itu adalah suatu ukuran kemampuan

dari seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai ekonomis

sebagai ganti dari janjinya untuk membayar kembali utangnya pada

tanggal tertentu. Pengertiannya tidak jauh beda dari pengertian kredit

pada umumnya yaitu bahwa seseorang yang ingin mendapatkan kredit

berjanji untuk membayar kembali utangnya pada satuan periode

tertentu.

Hal-hal mengenai pengertian kredit diatas dapat diperoleh sebuah

pemikiran bahwa kredit itu merupakan kejadian atau peristiwa dimana seseorang

memberi pinjaman berupa uang yang merupakan barang yang dinilai mempunyai

nilai ekonomis yang kemudian diberikan kepada seseorang yang dengan sadar dan

sengaja untuk meminta uang itu untuk kebutuhan yang jauh lebih penting bagi si

penerima pinjaman dengan kesepakatan bahwa si peminjam haruslah

mengembalikan uang tersebut dengan rentang waktu yang telah disepakati

sebelumnya dan dengan bunga yang telah ditentukan jumlahnya.

Kemudian, setelah kita memperoleh pengertian tentang kredit, maka hal

yang perlu diketahui adalah unsur-unsur kredit itu sendiri.

Ada beberapa sarjana yang menulis unsur-unsur kredit itu, diantaranya

adalah H. Hadiwidjaja dan Abdul Kadir Muhammad. Para sarjana ini mempunyai

(8)

H. Hadiwidjaja menyebutkan unsur-unsur kredit itu dalam 6 pokok bahasan

yang penting, yaitu 18

Sementara itu, menurut tuan Abdul Kadir Muhammad yang menelaah UU

Perbankan, unsur-unsur kredit itu secara yuridis dapat disederhanakan kedalam 4

bagian penting saja, yaitu :

1. Adanya orang/badan yang memiliki uang, barang atau jasa, dan

bersedia untuk meminjamkannya kepada pihak lain. Orang ini disebut

Kreditur;

2. Adanya orang/badan sebagai pihak yang memerlukan/meminjam uang,

barang atau jasa. Orang ini disebut Debitur;

3. Adanya kepercayaan kreditur terhadap debitur;

4. Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada krditur.

Hal inilah yang nantinya akan dituangkan didalam perjanjian secara

tertulis;

5. Adanya perbedaan waktu, yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang,

barang atau jasa, oleh kreditur dengan saat pembayaran kembali oleh

debitur; dan,

6. Adanya resiko, sebagai akibat dari adanya perbedaan waktu, karena

terbayang jelas ketidakpastian untuk masa yang akan datang.

Maksudnya adalah kedua belah pihak tidak bisa menebak apa yang

akan terjadi dimasa yang akan datang sehingga berpengaruh terhadap

isi kesepakatan.

19

18

Hadi Widjaja, EC. R.A. Rivai Wirasasmita, op cit, hal. 7

(9)

1. Penyediaan uang sebagai hutang oleh pihak bank;

2. Tagihan yang dapat dipersamakan dengan penyediaan uang sebagai

pembiayaan, misalnya pembiayaan kenderaan bermotor dan tempat

tinggal;

3. Kewajiban peminjam untuk melunasi hutangnya menurut jangka waktu

yang telah ditentukan beserta bunga-bunganya; dan,

4. Berdasarkan persetujuan pinjam meminjam uang antara bank/lembaga

pemberi pinjaman dan peminjam dengan persyaratan yang disepakati

bersama.

Hal diatas merupakan unsur-unsur dari kredit. Ada persamaan yang

mendasar dari kedua pendapat sarjana-sarjana diatas.

Persamaan itu adalah mengenai kewajiban peminjam untuk membayar

kembali utang-utangnya kepada pemberi pinjaman dengan jangka waktu yang

ditetapkan dan dengan sejumlah bunga yang kemudian ditulis dalam sebuah

perjanjian tertulis. Didalam perjanjian itu juga nantinya ada syarat-syarat

tambahan agar terjadi kesepakatan yang sama-sama menyenangkan kedua belah

pihak.

Kemudian, setelah selesai menguraikan tentang krdit, maka perlu dijelaskan

pengertian dari perjanjian kredit. Perlu diketahui bahwa perjanjian kredit berasal

dua suku kata yang berbeda, perjanjian dan kredit.

Jika pada kredit telah diberi penjelasan sebelumnya dibagian awal bab ini,

maka sekarang akan diberi penjelasan mengenai perjanjian.

19

Abdul Kadir Muhammad dan Rilda Marniati, Segi Hukum Lembaga Keuangan dan

(10)

Kalau dilihat pengertian perjanjian pada Kamus Besar Bahasa Indonesia,

kita dapat memperoleh pengertian perjanjian yaitu persetujuan (tertulis atau

dengan lisan) yg dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing bersepakat akan

menaati apa yg tersebut didalam persetujuan itu.

Maksud dari pengertian diatas adalah bahwa perjanjian merupakan hasil

dari kedua belah pihak yang telah menyetujui untuk melakukan sebuah

kesepakatan yang kemudian dituangkan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

yang kemudian kedua belah pihak terrsebut harus bertanggungjawab terhadap isi

perjanjian itu dengan kemudian menaatinya.

Sedangkan menurut Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

menyebutkan bahwa perjanjian adalah perbuatan dengan mana satu orang atau

lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

Pada pasal di atas, pengertian perjanjian dapat dijelaskan secara sederhana

yaitu kesediaan seseorang dengan sadar dan sengaja untuk mengikatkan dirinya

yang dalam hal ini adalah bersedia membuat kesepakatan dengan orang lain.

Sementara itu, R. Subekti mempunyai pengertian lain yang cukup mudah

dimengerti tentang defenisi dari perjanjian yaitu suatu peristiwa dimana seseorang

berjanji kepada orang lain, atau dimana dua orang saling berjanji untuk

melaksanakan sesuatu20

Maka diperoleh inti dari beberapa penjelasan singkat mengenai perjanjian

yaitu berupa kesimpulan singkat yaitu bahwa perjanjian adalah suatu peristiwa

dimana ada seseorang atau lebih yang dengan sengaja dan sadar untuk membuat .

20

(11)

kesepakatan dengan orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal

dimana keduanya wajib untuk menaati perjanjian itu karena perjanjian itu

merupakan undang-undang bagi mereka yang membuatnya.

Adapun perbuatan perjanjian ini ada beberapa macam ditinjau dari jenis

macam perjanjian itu dilaksanakan, yaitu21

1. Perjanjian untuk memberikan/menyerahkan suatu barang.

:

Maksudnya adalah perjanjian ini dibuat oleh kedua belah pihak yang isinya

untuk memberikan atau menyerahkan barang baik antara pihak yang satu kepada

pihak yang lain demikian juga sebaliknya.

Jenis-jenis dari perjanjian ini adalah perjanjian jual beli, tukar menukar,

pemberian atau penghibahan, sewa menyewa, dan lainnya yang termasuk kepada

pemberian atau menyerahkan suatu barang dari satu pihak kepada pihak lain.

2. Perjanjian untuk berbuat sesuatu.

Maksudnya adalah pihak yang satu bersedia mengikatkan diri dengan pihak

yang lain dimana pihak pertama bersedia melakukan sesuatu untuk pihak yang

lain selama itu tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang

telah ditetapkan.

Adapun jenis-jenis perjanjian dari perjanjian untuk berbuat sesuatu ini

adalah perjanjian untuk membuat suatu benda, perjanjian pekerja, perjanjian untuk

membuat rumah, dan perjanjian yang lain yang isinya untuk melakukan

pembuatan terhadap sesuatu.

3. Perjanjian untuk tidak berbuat sesuatu.

(12)

Maksud dari perjanjian ini adalah bahwa seseorang atau lebih berjanji

kepada orang lain atau lebih untuk tidak melakukan sesuatu hal yang mana

perbuatan itu tidak dilarang oleh undang-undang.

Adapun perjanjian ini contohnya adalah perjanjian untuk tidak mendirikan

pembatasan rumah yang satu dengan yang lainnya, perjanjian untuk tidak

mendirikan perusahaan yang sama dengan temaannya dimana perusahaan tersebut

sejenis usahanya.

Ketiga macam perjanjian diatas adalah jenis-jenis perjanjian yang telah

ditinjau dari segi macamnya.

Ada isitilah yang perlu diketahui tentang pelaksanaan perjanjian. Istilah itu

disebut dengan “prestasi”.

Prestasi ini juga dapat dibagi kedalam dua macam prestasi, yaitu prestasi

primer dan prestasi subsidair22

Wanprestasi ini terjadi biasanya dengan beberapa alasan, yaitu .

Prestasi primer adalah barang yang diperjanjikan itu untuk kemudian

dilaksanakan oleh pihak yang seharusnya melaksanakannya.

Sedangkan prestasi subsidair adalah ganti rugi barang yang telah

diperjanjikan yang nilainya diperkirakan bisa sama dengan barang yang pertama.

Sedangkan pelanggaran terhadap ketentuan perjanjian yang telah

diperjanjikan biasanya disebut dengan wanprestasi.

(13)

1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya, artinya

adalah pihak yang harus melakukan apa yang telah diperjanjikan

ternyata tidak dapat melakukan isi dari perjanjian itu;

2. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana

diperjanjikan artinya adalah bahwa pihak yang akan melaksanakan

prestasi tidak melaksanakan sesuai isi dari yang diperjanjikan dan

bahkan lain dari yang diperjanjikan;

3. Melakukan apa yang diperjanjikannya tetapi terlambat artinya adalah

bahwa yang melaksanakan prestasi tidak melakukannya tepat waktu

sesuai dengan butir perjanjian; dan

4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya

artinya adalah si pelaksana isi perjanjian melanggar isi dari ketentuan

yang telah diperjanjikan.

Terhadap apa yang menjadi wanprestasi diatas, maka seharusnya

diberlakukan beberapa macam sanksi yang dapat dikenakan kepada pihak yang

melanggar perjanjian, sanksi-sanksi itu dapat berupa 24

1. Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur / ganti rugi.

:

Pada umumnya ganti rugi ini harus senilai dengan tindakan wanprestasi

yang telah dilakukannya.

Ganti rugi ini jika dilihat dari unsur katanya mempunyai tiga unsur yaitu:

biaya, rugi, dan bunga.

(14)

Jika yang dimaksud pada biaya adalah segala macam pengeluaran atau

perongkosan yang nyata-nyata sudah dikeluarkan oleh suatu pihak selama

perjanjian ini berlangsung.

Sedangkan rugi adalah kerugian yang diderita oleh salah satu pihak karena

kerusakan barang-barang kepunyaan salah satu pihak yang diakibatkan kelalaian

oleh pihak lain yang ada didalam perjanjian.

Dan kemudian bunga. Bunga adalah kerugian yang didapat karena

kehilangan keuntungan yang sudah dibayangkan oleh pihak yang memberikan

pinjaman.

2. Pembatalan perjanjian /pemecahan perjanjian.

Pembatalan perjanjian ini dapat dilakukan dengan kesepakatan kedua belah

pihak, tidak boleh hanya sepihak saja;

3. Peralihan resiko;

4. Membayar biaya perkara, kalau sampai diperkarakan didepan hakim.

Tetapi satu hal yang perlu juga untuk diingat bahwa harus bisa dilihat juga

si debitur melakukan wanprestasi atau tidak karena hal ini sering sekali menjadi

perdebatan yang mengakibatkan ketidakrelaan sidebitur membayar ganti kerugian.

Kalau perkara sampai kedepan hakim, maka hakim harus pandai melihat isi

dari perjanjian itu pasal demi pasal, karena sering sekali hal-hal sepele tidak

diperjanjikan kedua belah pihak, padahal hal itu menjadi permasalahan besar

dibelakang hari.

Misalnya saja, ada seorang kontraktor rumah menjanjikan akan

(15)

tetapi waktu yang diperjanjikan tidak jelas kapan, maka disini kontraktor rumah

tidak bisa dipersalahkan dan dianggap lalai karena tidak ada dibuat didalam

perjanjian kapan tepatnya rumah yang akan diselesaikan itu selesai hanya

dikatakan didalam perjanjian itu akan diselesaikan tepat pada waktunya.

Namun, bila si debitur yang dianggap lalai oleh kreditur tidak menerima

bahwa dirinya lalai, ada beberapa cara yang dapat dilakukan debitur untuk

membela dirinya, antara lain 25

1. Debitur dapat mengajukan tuntutan adanya keadaan memaksa.

:

Istilah asing dari keadaan memaksa ini adalah overmacht. Dalam keadan

memaksa ini debitur dapat mengatakan bahwa sebenarnya debitur mempunyai

suatu keadaan dimana ia tidak dapat melaksanakan isi perjanjian dikarenakan

keadaan yang sungguh-sungguh tidak dapat dihindarinya karena keadaan itu

diluar ekspektasi atau dugaannya. Maka perjanjian itu menjadi tidak dapat

dilaksanakannya.

2. Mengajukan bahwa kreditur sendiri juga telah lalai

Istilah asing untuk hal ini adalah exception non adimpleti contractus. Hal ini dapat

dilakukan debitur dalam pembelaannya dengan mengatkan kreditur juga telah lalai

dalam melaksanakan isi dari perjanjian dimana ada didalam Pasal 1478 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa “Si penjual tidak

diwajibkan menyerahkan barangnya, jika si pembeli belum membayar harganya,

sedangkan si penjual tidak mengizinkan penundaan pembayaran tersebut”.

25

(16)

Hal diatas merupakan kata lain bahwa setiap pihak harus secara

bersama-sama melaksanakan perjanjian dengan tidak ada kata terlambat satu dengan yang

lainnya.

3. Mengajukan bahwa kreditur telah melepaskan haknya untuk menuntut

ganti rugi.

Istilah yang dapat digunakan untuk pelepasan hak ini adalah

rechtsverweking, dimana didalam poin nomor tiga ini menjelaskan bahwa si

kreditur telah dianggap melepaskan haknya untuk meminta ganti rugi.

Sebagai contoh bahwa apabila ada pembeli memakai barang yang telah

dibelinya dari penjual namun ternyata barang itu mengalami cacat tersembunyi

dan sipembeli tidak mengetahui dan malah memesan lagi barang tersebut dengan

spesifikasi yang sama, maka dalam hal ini si pembeli telah dianggap melepaskan

haknya terhadap sipenjual karena dengan cara memesan barang tersebut maka

dianggap sipembeli telah puas memakai barang yang dijual oleh sipenjual.

Hal itulah yang bisa dijelaskan mengenai perjanjian dan secara umum

perjanjian kredit sebenarnya adalah nama lain dari perjanjian pinjam meminjam.

Perjanjian pinjam meminjam dalam hal ini yang dimaksudkan adalah dalam

hal uang. Uang yang dipinjam oleh debitur dari kreditur haruslah dibuat perjanjian

yang baku sehingga semua jelas dan tidak absurd isinya.

Nama perjanjian pinjam meminjam uang ini berubah menjadi perjanjian

kredit dikarenakan hanya factor perkembangan zaman dan kosa kata yang kini

mulai banyak dipergunakan oleh khalayak ramai. Objek yang diperjanjikan pun

(17)

B. Jenis-Jenis Kredit

Ada beberapa jenis kredit yang dapat dijelaskan di dalam skripsi ini.

Kredit-kredit itu dibagi ke dalam beberapa penggolongan dan penggolongan itu

sendiri dibuat oleh beberapa sarjana yang berbeda-beda. Berikut ini akan

dijelaskan mengenai pembagian kredit-kredit itu sendiri.

Ada pembagian kredit berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu26

1. Kredit Konsumtif.

:

Kredit konsumtif ini adalah kredit yang bertujuan untuk

memuaskan/sebagai alat pemuas kebutuhan manusia secara langsung.

Contoh yang dapat diberikan adalah manusia memerlukan kredit untuk

membeli bahan makanan sehari-hari.

2. Kredit Produktif.

Kredit produktif ini mempunyai pengertian bahwa nantinya apabila

ingin mengajukan kredit ini penggunaannya kepada agar dapat

memperloh faedah-faedah yang maksimal dalam kegunaan (utilities),

bentuk (form utilites), tempat (place utilities), waktu (time utilities) dan

kepemilikan (possecion utilities). Lebih jelasnya bahwa kredit jenis ini

digunakan untuk peningkatan usaha-usaha dalam memproduksi sesuatu.

Sementara itu, kredit produktif ini dibagi kedalam tiga jenis kredit lagi

yaitu:

a). Kredit Investasi.

26

(18)

Kredit jenis ini adalah kredit dengan mana si debitur

menggunakan kredit untuk membeli barang-barang tahan lama

guna kepentingan produksinya. Contohnya adalah kredit tanah

untuk mengolah lahan.

b). Kredit modal kerja (Kredit Eksploitasi/Working Capital).

Jenis kredit ini adalah kredit yang dipakai untuk mendanai

modal lancer, yang biasa habis dalam satu periode waktu.

Contohnya adalah barang dagangan, bahan baku dan upah

pekerja.

c). Kredit Likuiditas.

Jenis yang satu ini berbeda dengan dua kredit yang sebelumnya

yaitu kredit investasi dan kredit modal kerja. Kredit ini lebih

menitikberatkan kepada perusahaan yang sedang mengalami

likuiditas dalam memelihara likuiditas minimalnya. Kredit ini

biasanya diberikan oleh Bank Sentral. Likuiditas mempunyai

pengertian perihal posisi uang kas suatu perusahaan dan

kemampuannya untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo

tepat pada waktunya; kemampuan memenuhi kewajiban

membayar utang dan sebagainya pada waktunya.

Pada negara-negara berkembang maupun negara-negara maju, kredit

produktif ini terutama kredit modal kerja dan kredit investasi sangat berpengaruh

(19)

Kemudian ada jenis-jenis kredit yang dikelompokkan berdasarkan

pengalihan hak materinya. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut27

1. Kredit dalam bentuk uang (money credit)

;

Kredit jenis ini seperti pada kredit umunya yaitu pemberiannya dalam

bentuk uang.

2. Kredit dalam bentuk bukan uang (non money credit)

Kredit jenis ini pemberiannya berupa barang atau jasa yang biasa

diberikan oleh perusahaan-perusahaan, sedangkan pengembaliannya

dalam bentuk uang. Kredit ini mempunyai istilah lain yaituj mercantile

credit atau merchant credit.

Jenis pengelompokan kredit berikutnya adalah kredit menurut cara

penggunaannya. Jenis kredit ini dapat diuraikan sebagai berikut28

1. Kredit Tunai (Cash Credit).

:

Kredit tunai ini adalah kredit yang penggunaannya dilakukan secara

tunai atau pemindahbukuannya berdasarkan keinginan si debiturnya.

2. Kredit Bukan Tunai (Non Cash Credit).

Kredit jenis ini adalah kredit yang tidak dibayarkan langsung pada saat

perjanjian pinjaman dibuat, melainkan ada tenggang waktu yang harus

dilakukan, misalnya seperti:

a) Garansi Bank. Garansi bank ini adalah kesediaan tertulis

bank penjamin untuk membayar kepada sesorang atau

pihak yang ditunjuk oleh pemohon jaminan Bank.

27

Ibid, hal 17 28

(20)

b) Letter of Credit. L/C ini yaitu surat yang dikeluarkan oleh

Bank yang diminta oleh pembeli untuk disampaikan kepada

penjual/eksportir sebagai jaminan pembeli kepada penjual,

sampai sejumlah harga barang dikirimkan kepada pembeli

harus dibayar oleh pembeli.

Ada juga pembagian kredit menurut jangka waktunya. Pembagiannya

adalah sebagai berikut29

1. Kredit Jangka Pendek

:

Kredit jangka pendek adalah kredit yang diberikan oleh lembaga

pemberi pinjaman dengan jangka waktu pelunasan maksimal 1 tahun.

2. Kredit Jangka Menengah

Kredit jangka menengah adalah kredit yang diberikan oleh lembaga

pemberi pinjaman dengan jangka waktu pelunasanan maksimal 3 tahun.

Biasanya kredit inin berguna untuk keperluan-keperluan modal kerja

permanen atau invesatasi yang kecil.

3. Kredit Jangka Panjang

Kredit jangka panjang adalah kredit yang diberikan oleh lembaga

pemberi pinjaman dengan maksimal lebih dari 3 tahun atau 5 tahun.

Kredit jenis ini biasanya diberikan untuk investasi sarana dan prasarana

perusahaan seperti alat berat, pembangunan kantor-kantor.

(21)

Adapula pembagian kredit berdasarkan cara penarikannya dan cara

pembayarannya kembali. Adapun kredit-kredit jenis ini adalah sebagai berikut30

1. Kredit sekaligus (aflopend)

:

Adalah kredit yang penyediaan dananya dapat diambil sekaligus baik

secara langsung maupun dengan cara pemindahbukuan. Kredit ini

mempunyai dua cara pengembalian, yaitu:

a). Kredit sekaligus ini bisa dikembalikan dengan cara diangsur selama

beberapa periode hingga sampai pada pelunasannya.

b). Kredit sekaligus ini dapat diambil dan dikembalikan secara

sekaligus pula. Kredit sperti ini biasanya dipergunakan untuk modal

kerja.

2. Kredit rekening Koran ( R/K atau R/C)

Kredit rekening Koran ini adalah kredit yang dilakukan dengan

pembayaran berangsur-angsur menggunakan alat pemindahbukuan

yang ada seperti cek, bilyet giro, dan instrument pemindahbukuan yang

lainnya.

Adapan kredit rekening Koran ini dibagi kedalam 2 bagian, yaitu:

a). Kredit rekening Koran dengan plafond atau dasar yang tetap sampai

akhir masa perjanjian. Pada akhir pinjaman harus dilunaskan

sekaligus.

(22)

b). kredit rekening Koran dengan batas makasimum kredit yang

menurun tergantung isi perjanjian apakah bulanan, harian, atau

bahkan tahunan.

3. Kredit bertahap

Adalah kredit yang pemberiannya dilakukan secara bertahap. Kredit ini

efektif untuk nilai investasi yang memang membutuhkan

tahapan-tahapan dana, jadi tidak sekaligus langsung diberikan.

4. Kredit berulang (revolving credit)

Kredit berulang ini adalah kredit yang apabila sudah habis dan lunas

pinjamannya, maka dapat diulang kembali dengan nilai yang sama atau

berbeda tetapi sesuai dengan isi yang akan diperjanjikan kemudian.

5. Kredit pre-transaksi (selfquidating credit – eenmalige transactie

crediet)

Kredit jenis ini adalah kredit yang hampir sama dengan kredit berulang,

namun kredit ini agak berbeda di tujuannya, yaitu kredit ini dipakai

untuk membelanjakan suatu transaksi dan hasil dari transaksi yang telah

dilakukan itu kemudian dibayarkan terhadap kredit itu.

Kemudian, ada kredit yang dilihat dari segi sektor ekonominya, yaitu

sebagai berikut31

1. Kredit Sektor Pertanian

:

Kredit jenis ini digunakan untuk tujuan produktif peningkatan hasil

pertanian.

(23)

2. Kredit Sektor Pertambangan

Kredit pertambangan ini bertujuan untuk mendapatkan hasil maksimal

dari hasil-hasil tambang.

3. Kredit Sektor Industri

Kredit ini bertujuan untuk mengubah bentuk atau menambah modal

usaha.

4. Kredit Sektor Listrik, Gas dan Air

Kredit ini bertujuan untuk pengadaan alat-alat listrik, gas dan air.

5. Kredit Sektor Konstruksi

Kredit ini bertujuan untuk mengadakan pembangunan, perbaikan

konstruksi-konstruksi baik bangunan, jembatan, dan lain sebagainya.

Ada lagi kredit yang dilihat berdasarkan segi jaminan yang ada dalam

kredit itu sendiri, yaitu sebagai berikut32

1. Jaminan perorangan (personal security)

:

Maksudnya adalah bahwa kredit ini diberikan sebagai jaminan

seseorang atau badan sebagai pihak ketiga yang bertindak sebagai

avalist atau penanggungjawab kredit.

2. Jaminan kebendaan secara fisik (tangible securities)

Jaminan berupa benda-benda yang:

- Bergerak: mesin-mesin, kenderaan bermotor, perhiasan, dan

lain-lain.

(24)

- Tidak bergerak: tanah dan bangunan, mesin-mesin berat, kapal, dan

lain-lain.

3. Jaminan kebendaan non fisik (intangible securities)

Maksudnya adalah bahwa jaminan ini meliputi surat-surat obligasi, hak

tagih, dan surat berharga lainnya.

Ada pengelompokan yang cukup sederhana yaitu kredit tanpa jaminan atau

yang dikenal dengan uncecured loan. 33

Kredit yang lain dapat dikelompokkan menurut pemberiannya, yaitu

Kredit semacam ini biasanya tidak diberikan oleh undang-undang

Perbankan di Indonesia karena landasan pemberiannya hanya berdasarkan

kepercayaan, namun kalau untuk kalangan keluarga dan pengusaha hal ini masih

diperbolehkan asalkan satu dengan yang lain saling percaya.

34

1. Kredit yang terorganisasi (organized credit)

:

Kredit yang terorganisasi maksudnya adalah bahwa kredit ini diberikan

oleh lembaga-lembaga yang sudah mempunyai struktur dan organisasi

perusahaan dengan baik semisalnya bank dan lembaga non bank seperti

koperasi. Ada juga lembaga kredit pedesaan.

2. Kredit yang tidak terorganisasi (unorganized credit)

Kredit tidak terorganisasi ini maksudnya adalah kredit yang diberikan

oleh sekelompok orang yang tidak mempunyai organisasi resmi.

Kemudian ada juga kredit apabila dilihat dari segi alat buktinya atau

dikenal dengan instrument credit, yaitu sebagai berikut 35

(25)

1. Kredit secara lisan. Maksdunya adalah kredit yang perjanjiannya

dilakukan secar lisan. Biasanya hal ini terjadi apabila kedua belah

pihak sudah saling mengenal dengan baik. Kelemahannya adalah

apabila ada yang ingkar, maka sangat sukar dibuktikan karena tidak ada

bukti ikatan janjinya.

2. Kredit tercatat. Maksudnya adalah bahwa kredit ini merupakan semua

transaksi kredit yang dicatat dalam suatu catatan khusus tentang kredit.

Kredit ini biasanya dilakukan oleh kaum-kaum niaga.

3. Kredit dengan perjanjian tertulis. Maksudnya adalah bahwa setiap

kredit yang dilakukan maka dibuat sebuah perjanjian khusus kredit

terhadap hal itu. Hal ini sudah lumrah bagi masyarakat Indonesia dan

sering digunakan lembaga bank maupun non bank dalam pemberian

kreditnya.

Kemudian ada pula kredit yang diklasifikasikan menurut sumber dananya

yaitu sebagai berikut 36

1. Kredit yang dananya berasal dari tabungan masyarakat. Maksudnya

adalah kredit ini ada dikarenakan oleh adanya kelebihand dari dana

simpanan masyarakat dalam sebuah lembaga. :

2. Kredit yang dananya berasal dari penciptaan uang baru. Maksudya

adalah kredit ini ada dikarenakan adanya penambahan uang baru.

Namun, kredit ini biasanya yang menyebabkan faktor inflasi terjadi bila

35

Ibid. hal. 25

(26)

tidak ada penyeimbangan antara peningkatan jumlah produksi terhadap

jumlah uang beredar.

Ada juga kredit menurut negara pembelinya. Kelompok kredit itu adalah

sebagai berikut 37

1. Kredit dalam negeri. Yaitu kredit yang pemberi dan penerimanya

berasal dari dalam negeri. :

2. Kredit luar negeri. Yaitu kredit yang diberikan oleh pihak asing kepada

peminjam didalam negeri.

Kredit kemudian digolongkan juga kedalam 4 macam jenis kredit

berdasarkan kolektibilitasnya atau kemampuan membayarnya, yaitu38

1. Kredit lancar

:

2. Krdit kurang lancar

3. Kredit yang diragukan

4. Kredit macet.

Kredit-kredit yang telah disebutkan diatas adalah jenis-jenis kredit yang

digunakan oleh mayoritas lembaga bank dan non bank.

Ada juga pengelompokan kredit yang dibuat oleh koperasi simpan pinjam

yaitu C.U. Rukun Damai dimana dilakukan penelitian sehubungan dengan

kaitannya dengan perjanjian kredit.

Adapun jenis kredit yang dibuat oleh koperasi simpan pinjam C.U. Rukun

Damai ini adalah sebenarnya juga merupakan produk dari koperasi ini dalam lebih

(27)

Jenis-jenis pinjaman atau kredit itu antara lain sebagai berikut39

1. PINTAS (Pinjaman Terbatas)

:

Pinjaman ini adalah pinjaman yang diberikan oleh koperasi dalam

jumlah yang batasannya telah ditentukan, yaitu Rp. 500.000 dan hanya

bisa dipinjam oleh karyawan Koperasi ini dengan jangka waktu hanya

sebulan.

2. Pinjaman biasa (dibawah saham/ sama dengan dua kali saham)

Pinjaman ini maksudnya adalah pinjaman yang boleh diberikan oleh

koperasi tergantung dari jumlah saham atau dana yang disimpan

anggotanya. Maksimal pemberian pinjamannya hanya boleh dikali dua

dari jumlah sahamnya.

3. Pinjaman Potong Gaji

Pinjaman ini tentu sudah jelas artinya yaitu pembayarannya dilakukan

dari pemotongan gaji anggota yang melakukan pinjaman. Maka

koperasi ini menjalin kerjasama dengan instansi-instansi di tempat

dimana si anggota yang meminjam uang bekerja.

4. Pinjaman Semi Hipotik (Agunan/Surat Tanah)

Pinjaman ini tidak jauh beda dengan pinjaman dengan memakai agunan

atau jaminan. Jaminan disini bisa surat tanah atau juga surat berharga

lainnya.

5. Pinjaman UPAKOP (Usaha Pribadi Anggota Koperasi)

39

(28)

Pinjaman ini adalah pinjaman berdasarkan tujuannnya dimana koperasi

memberikan pinjaman dengan tujuan untuk meningkatkan usaha yang

dijalankan anggota koperasi. Pinjaman ini mirip dengan pinjaman

produktif.

6. Pinjaman Kutipan Harian (Pasar dan Luar Pasar)

Pinjaman ini adalah pinjaman yang cara angsurannya adalah dengan

membayar secara harian. Pinjaman ini dilakukan dengan pengutipan

oleh pegawai-pegawai lapangan koperasi setiap hari kepada para

anggota yang mayoritas berusaha di pasar maupun diluar pasar yang

sifatnya kecil-kecilan.

7. Pinjaman Musiman (Sistem Panen)

Pinjaman ini diberikan kepada anggota yang umumnya mempunyai

mata pencaharian yang tidak setiap bulan, melainkan pada masa-masa

panen semisal petani. Cara mengangsurnya adalah dengan menyicil

setiap panen datang tetapi dengan perjanjian yang dibuat sedemikian

rupa oleh notaris dikarenakan angsurannya juga lumayan lama.

C. Tujuan dan Fungsi Kredit

Kredit mempunyai beberapa tujuan dan fungsi yang diapat dijabarkan.

Adapun tujuan dan fungsi dari pengadaan kredit itu akan diuraikan sebagai

berikut40

1. Tujuan Kredit.

:

40

(29)

a). Profitability

Yang dimaksud dengan profitability adalah tujuan pengadaan kredit

untuk memperolhe hasil dari kredit tersebut berupa keuntunganj yang

didapat dari pemungutan bunga terhadap kredit tersebut.

b). Safety

Yang dapat didefenisikan dari safety adalah bahwa pengadaan kredit

itu bertujuan untuk memberikan keamanan dari prestasi atau fasilitas yang

diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat

benar-benar tercapai tanpa hambatan-hambatan yang cukup besar.

Baik lembaga keuangan bank maupun non bank seperti koperasi

menjalankan tujuan kredit diatas selain tujuan pribadi bank tersebut secara umum.

Hal itu dijalankan guna tercapainya kredit yang aman dan benar-benar

dapat digunakan sesuai sasaran dan tujuan yang ingin dicapainya.

2. Fungsi Kredit.

Secara umum kredit mempunyai fungsi untuk membantu kesejahteraan

masyarakat pada umumnya sehingga tercapailah kemakmuran dan kesejahteraan

bangsa.

Berikut akan diuraikan fungsi kredit bila dipandang dari sudut

perekonomian, yaitu 41

1. Kredit dapat meningkatkan dayaguna dari modal/uang

:

41

(30)

Fungsi ini adalah untuk menambah produksi suatu usaha dari modal

yang telah diperoleh sehingga lebih mendapatkan hasil yang maksimal.

2. Kredit dapat meningkatkan dayaguna suatu barang

Fungsi ini meningkatkan dayaguna suatu barang semisall barang

mentah yang sudah diproduksi dapat ditingkatkan menjadi barang

setengah jadi atau barang jadi dengan proses melakukan kredit.

3. Kredit dapat meningkatkan lalu lintas peredaran uang

Peredaran uang didalam fungsi ini adalah bahwa dengan adanya kerdit,

maka peredaran giro, check, wesel, promess dan surat-surat seperti itu

akan berkembang sehingga menambah kegairahan masyarakat dalam

berusaha.

4. Kredit dapat meingkatkan kegairahan masyarakat dalam berusaha

Dengan adanya kredit, maka masyarakat dapa melakukan usaha yang

mereka inginkan tanpa harus menunggu sampai mereka mendapatkan

modal yang cukup untuk memulai usahanya.

5. Kredit sebagai alat stabilisasi ekonomi

Kredit dalam arti ini adalah harus mengarah kehal-hal yang lebih

produktif dan usaha yang lebih berkembang dikarenakan apabila terjadi

inflasi maka bank harus pintar dalam memberikan kredit.

6. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional

Dalam hal ini kredit sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan

(31)

melalui kredit, maka secara otomatis pendapatan negara akan jauh

meningkat.

7. Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional

Kredit sebagai alat hubungan internasional dalam hal memberikan

bantuan kepada negara-negara yang membutuhkan pinjaman untuk

membangun negara tersebut. Dalam hal ini biasanya dilakukan oleh

negara maju dengan bank yang sudah mapan. Seperti contoh negara

Indonesia dibantu dalam pinjaman luar negerinya oleh grup-grup

lembaga pemberi bantuan asing khusus untuk Indonesia.

D. Asas-Asas atau Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Adapun asas atau prinsip nya, kredit pun punya sejarah dan asas atau

falsafahnya sendiri.

Adapun falsafah yang paling dikenal untuk pemberian kredit ini adalah No

one likes to be in debt.42

Hal ini terjadi dikarenakan karena lembaga pemberi pinjaman juga

mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional.

Pendapatan-pendapatan nasional bergantung sebagian besar juga kepada hidup matinya suatu

usaha, maka untuk menjamin suatu usaha tetap berjalan, maka dibutuhkan

tambahan modal untuk memberikan kehidupan baru bagi usaha-usaha tersebut. Artinya adalah bahwa tidak seorang pun suka melakukan

hutang. Tetapi hal ini justru tampaknya tidak berlaku dengan semakin maraknya

orang melakukan kredit.

42

(32)

Disinilah kredit berperan besar. Jadi, tidak serta merta yang dibayangkan

kredit itu adalah hutang yang harus dibayar.

Berikut akan diberikan beberapa prinsip-prinsip pemberian kredit yang

didapat dari uraian panjang dari bab II ini yaitu sebagai berikut:

1. Kredit yang diberikan harus melihat jenis usahanya produktif atau tidak

2. Kredit yang diberikan wajib melihat apakah sipeminjam dapat

membayar dengan maksimal biaya yang mampu ditanggungnya agar

kemacetan pembayaran dapat dihindarkan.

3. Lembaga pemberi pinjaman harus bisa melihat apakah itikad baik

peminjam ada atau tidak.

4. Kredit tidak diberikan kepada mereka yang menggunakan kredit

tersebut untuk hal yang kurang bermanfaat.

E. Bentuk-bentuk Perjanjian Kredit

Ada beberapa bentuk perjanjian kredit yang akan dijelaskan. Namun di

dalam penulisan ini akan dijabarkan bentuk perjanjian kredit secara substansi atau

isi.

Adapun materi atau isi dari perjanjian kredit itu ada syarat-syarat yang

harus dapat dipenuhi sehingga perjanjian itu dapat dipertanggungjawabkan dan

tidak cacat hukum.

Materi-materi perjanjian itu yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut43

1. Syarat-syarat penarikan kredit pertama kali.

:

43

(33)

Syarat ini isinya tentang bagaimana cara mendapakan kredit didalam

perjanjian kredit

2. Klausul mengenai maksimum kredit

Adalah mengenai seberapa besar jumlah kredit yang dapat diperoleh

berdasarkan perhitungan dan resiko yang didapat

3. Klausul mengenai jangka waktu kredit

Adalah mengenai berapa lama kredit harus dibayar sampai lunas

4. Klausul mengenai bunga pinjaman

Adalah berapa besar bunga yang ditentukan. Bunga kredit bisa flat bisa

menurun, tergantung lembaga pemberi pinjamannya.

5. Klausul mengenai barang agunan kredit

Biasanya klausul ini ada dikarenakan jumlah kredit yang besar. Tetapi

kalusul ini adalah tidak mutlak digunakan.

6. Klausul asuransi

Apabila sipeminjam melakukan kredit, maka aka nada asuransi

terhadap kredit itu sendiri.

7. Klausul mengenai tindakan yang dilarang oleh lembaga pemberi kredit

Adalah segenap peraturan yang berisikan peraturan yang tidak

diperbolehkan pemberi pinjaman terhadap peminjam.

8. Tiger clause

Adalah klausul dimana lembaga pemberi pinjaman berhak mengakhiri

masa pinjaman secara sepihak apabila ada hal-hal diluar dugaan terjadi

(34)

Adalah biaya yang harus dibayar apabila si peminjam macet dalam

melakukan pembayaran.

10.Experience clause

Adalah ongkos tambahan dalam pembuatan perjanjian kredit

11.Klausul ketaatan pada lembaga pemberi pinjaman

Adalah klausul mengenai bahwa si peminjam harus taat dan mematuhi

isi perjanjian

12.Pasal-pasal tambahan

Pasal-pasal tambahan yang perlu dalam perjanjian kredit

13.Pasal penutup

Pasal yang menutup isi perjanjian kredit

Macam-macam perjanjian kredit ini kemudian dibagi kedalam dua

kelompok besar, yaitu :

1. Perubahan Perjanjiannya

a. Perjanjian Pembaruan Kredit. Adalah perjanjian untuk

memperpanjang jangka waktu pinjaman apabila si anggota tidak

sanggup membayar.

b. Perjanjian perpanjangan kredit. Perjanjian yang berisikan

perpanjangan jangka waktu pinjaman yang dilakukan sebelum

dilakukan perjanjian pembaruan.

c. Perjanjian tambahan kredit. Adalah perjanjian yang dilakukan

apabila ada hal-hal lain yang ingin ditambahakan sementara

(35)

2. Dari Wujud dan Bentuknya

a. Kredit uang. Yaitu perjanjian kredit yang dihubungkan dengan

penyerahan sejumlah uang kepada peminjam.

b. Kredit barang. Yaitu perjanjian kredit yang dihubungkan dengan

penyerahan barang atau sejumlah barang kepada peminjam dengan

pembayaran barang tersebut diangsur.

F. Sahnya Perjanjian Kredit

Maka sahnya perjanjian kredit tidak jauh beda dengan sahnya suatu

perjanjian. Didalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, sahnya

perjanjian dikatakan apabila:

1. Sepakat kedua belah pihak mengikat dirinya

2. Kecapakan untuk membuat perikatan

3. Suatu hal tertentu

4. Suatu sebab yang halal

Hal itulah yang dapat membuat suatu perjanjian itu sah. Dalam perjanjian

kredit, untuk memperoleh keabsahannya ada beberapa tambahan, yaitu:

1. Adanya perjanjian itu dibuat oleh pihak ketiga selain kreditur dan

debitur. Didalam hal ini notaris bisa membantu membuat perjanjian

tersebut agar tidak melanggar undang-undang.

2. Adanya batasan maksimum bunga yang ditetapkan sehingga tidak

(36)

3. Adanya jangka waktu, jumlah pinjaman, jumlah angsuran, dan hal-hal

lain yang khusus didalam perjanjian kredit.

Hal-hal itulah yang dapat dikatakan membantu untuk membuat suatu

perjanjian kredit menjadi sah. Sebenarnya perjanjian kredit ini bebas dibuat tetapi

khusus perjanjian kredit tentu harus memuat ketentuan-ketentuan khusus agar

Referensi

Dokumen terkait

Trimester kedua ini merupakan periode dimana wanita mulai merasa nyaman dan bebas dari segala ketiknyamanan ditrimester pertama. Pada trimester kedua, akan lebih

lokasi minimarket dengan pasar, di Kabupaten Banyumas terdapat 58 minimarket atau sekitar 55 % sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas sedangkan sisanya

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka akan muncul pertanyaan penelitian, yaitu apakah corporate governance yang dalam penelitian ini

Pert um buhan yang sangat t inggi dan k onst ribusi yang m akin m eningkat m enunj ukkan bahwa dim asa dat ang, bidang pos dan t elekom unikasi dapat m em berikan

Tabulasi Silang dan Uji Statistik Hubungan Dukungan Orangtua dengan Pre stasi Belajar Mahasiswa Semester IV Program Studi DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta Tahun

Ditimbang rata-rata 10 tablet papaverin HCl digerus sampai halus, kemudian timbang sebanyak 200 mg masukkan ke dalam corong pisah, tambahkan 25 mL fasa

Rekapitulasi Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2014-20171. Sumber: Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Bangka Tengah,

Aplikasi dapat mencari data tugas akhir yang sejenis sekaligus berdasarkan judul dengan menggunakan algorithma pencarian Knuth Morris Pratt. Aplikasi dapat mencari data