KAJIAN KINERJA
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
STUDI KASUS SANTOS (MADURA
OFFSHORE
) PTY LTD
PROVINSI JAWA TIMUR
RETNO ANGGRAENI
PROGRAM STUDI
PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Kajian Kinerja Corporate Social Responsibility Studi Kasus Santos (Madura Offshore) Pty Ltd, Provinsi Jawa Timur adalah benar karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor
Bogor, Juli 2013
Retno Anggraeni 052090231
RETNO ANGGRAENI. Kajian Kinerja Corporate Social Responsibility Studi Kasus Santos (Madura Offshore) Pty Ltd, Provinsi Jawa Timur. Dibimbing oleh HEFNI EFFENDI dan SRI MULATSIH.
Santos (Madura Offshore) Pty Ltd merupakan kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) pemerintah dalam bidang migas yang berlokasi di wilayah administratif Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Implementasi
Corporate Social Responsibility (CSR) Santos (Madura Offshore) Pty Ltd terhadap stakeholder eksternalnya berupa efisiensi energi operasional lapangan, pengelolaan dan pemantauan kualitas lingkungan biofisik berupa kualitas udara, kualitas air laut, penanaman mangrove, dan pemantauan struktur komunitas biota air laut (plankton dan terumbu karang), pembuatan dokumen lingkungan hidup (AMDAL, UKL-UPL, RKL/RPL, audit lingkungan, dan PROPER), membuat dan melaksanakan Emergency Response Plan (ERP), mempekerjakan masyarakat lokal, dan melaksanakan program pengembangan masyarakat (community development atau CD).
Beberapa permasalahan terkait CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd di Kecamatan Giligenting adalah 1) program CD perusahaan dirasakan belum signifikan menyentuh permasalahan sosial ekonomi masyarakat 2) munculnya pendapat gejala penurunan hasil tangkap dan kerusakan terumbu karang selama perusahaan beroperasi, 3) sistem penyaluran dana CD yang terlalu panjang, dan 4) terbatasnya informasi pengelolaan lingkungan biofisik oleh perusahaan bagi masyarakat Giligenting dan wilayah sekitarnya.
Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah 1) menganalisis kinerja pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd terhadap stakeholder
eksternalnya yang mengacu pada standar laporan keberlanjutan industri migas, 2) menganalisis tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan indikator kinerja CSR menurut stakeholder eksternal Santos (Madura Offshore) Pty Ltd, dan 3) merumuskan alternatif kebijakan untuk keberlajutan kinerja CSR Santos (Madura
Offshore) Pty Ltd. Penelitian ini menggunakan metode analisis kesenjangan,
Importance Performance Analysis (IPA), Costumer Satisfaction Index (CSI), dan analisis resiko lingkungan.
CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd yang perlu mendapat prioritas peningkatan kinerja menurut stakeholder eksternal perusahaan adalah 1) program CD tahap output indikator gaya hidup, pendapatan, dan tindak lanjut komunitas, 2) program CD tahap outcome indikator kondisi fisik rumah warga, kelembagaan berkelanjutan (program pembinaan komunitas), tata kelola organisasi (good governance), inisiatif, adaptasi, otonomi, kerjasama, dan intergrasi/harmonisasi sosial, dan 3) pengelolaan kualitas air laut bagi masyarakat di Kecamatan Giligenting. Sementara itu, hasil perhitungan indeks kepuasan stakeholder
eksternal (CSI) terhadap pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd, didapat nilai sebesar 1.85. Rentang penilaian tingkat kepuasan adalah 1 – 1.7 untuk kriteria tidak puas, 1.8 – 2.5 untuk kriteria kurang puas, 2.6 – 3.3 untuk kriteria cukup puas, 3.4 – 4.1 untuk kriteria puas, dan 4.2 – 5 untuk kriteria puas. Nilai tingkat kepuasan stakeholder eksternal terhadap pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd berada pada rentang kriteria kurang puas.
Penilaian analisis resiko lingkungan untuk merumuskan alternatif kebijakan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd disamping pengelolaan yang telah dilakukan sekarang, didapatkan hasil bahwa pengelolaan resiko kualitas udara dan kesempatan kerja bagi masyarakat Giligenting memerlukan perhatian yang lebih intensif dari pihak manajemen perusahaan.
RETNO ANGGRAENI. Corporate Social Responsibility Performance Assessment, Case Study Santos (Madura Offshore) Pty Ltd, Jawa Timur Province. Supervised by HEFNI EFFENDI and SRI MULATSIH
Santos (Madura Offshore) Pty Ltd is a government’s productiong sharing cost (PSC) in oil and gas industry, administratively located in Giligenting District, Sumenep Regency, Jawa Timur Province. The implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) of Santos (Madura Offshore) Pty Ltd towards its external stakeholders like energy efficiency for field operations, managing and monitoring the quality of the biophysical environment such as air quality, sea water quality, mangrove planting, and monitoring of aquatic biota (plankton and coral reefs) community structure, making of environmental document (AMDAL, UKL-UPL, RKL/RPL, environmental audits, and PROPER), creating and implementing the Emergency Response Plan (ERP), employing local people, and implementing community development programs (CD ).
Some issues related to CSR of Santos (Madura Offshore) Pty Ltd in the Giligenting District are 1) CD program have not significantly reach social and economic issues of local community, 2) emergence of the symptom of declining of fishing ground and destruction of coral reefs during the company's operations, 3) CD fund distribution system take a long time, and 4) limited information of biophysical environmental management by the company for Giligenting community and surrounding areas.
Based on that, the purpose of this study are 1) to analyze the performance of CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd to its external stakeholders wich refers to the oil and gas industry sustainability reporting standards, 2) to analyze the importance and satisfaction level of CSR performance indicators according to external stakeholders of Santos (Madura Offshore) Pty Ltd, and 3) to formulate alternatives policy for the CSR performance sustainability of Santos (Madura Offshore) Pty Ltd. This study used gap analysis, Importance Performance Analysis (IPA), Costumer Satisfaction Index (CSI), and Environmental Risk Assessment as data analysis method.
Offshore) Pty Ltd’s CSR performance indicators that need to prioritized for performance improvement according to company's external stakeholders are 1) CD program output indicator lifestyle, income, and community follow up, 2) CD program outcome (impact) indicator communities home physical condition, institutional sustainablity, good governance, initiative, adaptability, autonomy , cooperation, and integration / social harmonization, and 3) sea water quality management for Giligenting community. Meanwhile, the calculation of the external stakeholder satisfaction index (CSI) for the implementation of CSR of Santos (Madura Offshore) Pty Ltd is 1.85. Range assessment of the level of satisfaction are 1 - 1.7 for not satisfied criteria, 1.8 - 2.5 for less satisfied criteria, 2.6 - 3.3 for quite satisfied criteria, 3.4 - 4.1 for satisfied criteria, 4.2 - 5 for very satisfied criteria. The value of external stakeholder satisfaction level of the implementation of Santos (Madura Offshore) Pty Ltd CSR was in the range of less satisfied criteria.
Environmental risk assessment analysis to formulate alternativea CSR policy besides in addition to the current management of CSR (Madura Offshore) Pty Ltd, showed that air quality risk management and employment opportunities for people Giligenting require more intensive attention from the company management.
©Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB.
KAJIAN KINERJA
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
STUDI KASUS SANTOS (MADURA
OFFSHORE
) PTY LTD
PROVINSI JAWA TIMUR
RETNO ANGGRAENI
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains
pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
PROGRAM STUDI
PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Studi Kasus Santos (Madura Offshore) Pty Ltd, Provinsi Jawa Timur
Nama : Retno Anggraeni
NRP : P052090231
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing
Dr Ir Hefni Effendi, MPhil Dr Ir Sri Mulatsih, MScAgr
Ketua Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam
dan Lingkungan
Prof Dr Ir Cecep Kusmana, MS Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, karunia dan perkenanNya penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul Kajian Kinerja Corporate Social Responsibility Studi Kasus Santos (Madura Offshore) Pty Ltd, Provinsi Jawa Timur.
Tesis ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan serta bimbingan kepada penulis, yaitu:
1. Bapak Dr. Ir. Hefni Effendi, MPhil selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Dr. Ir. Sri Mulatsih, MSc.Agr selaku anggota Komisi Pembimbing.
2. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumenep dan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Sumenep.
3. Masyarakat di Desa Aenganyar, Desa Galis, Desa Bringsang, Desa Gedugan, Desa Lombang, Desa Jateh, Desa Banbaru, dan Desa Banmaleng, Pak Hasan,
Pak Fery, Pak Mun’im, atas bantuan selama melakukan penelitian di lapangan. 4. Pihak Santos (Madura Offshore) Pty Ltd yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian terkait CSR perusahaan dan memberikan data-data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini.
5. Teman-teman di PT Bina Wahanan Inti Nusa ; Om Beny, Om Suis, Mas Yof, Moy, Udin, Bibi, Pak Eko
6. Comcom, Dora, Nyai, Mba Fit, Om Jhon, Bang Nov yang selalu memberikan semangat kepada penulis
7. Teman-teman kuliah angkatan 2009 dan staf admistrasi Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan yang telah membantu selama proses penulisan dan pengolahan data.
Akhirnya, terima kasih dan hormat yang sangat mendalam penulis persembahkan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu telah memberikan dukungan doa, perhatian, pengertian dan dorongan moril maupun materiil yang tidak ternilai buat penulis. Penulis berharap, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Bogor, Juli 2013
DAFTAR TABEL XIII DAFTAR GAMBAR XIV DAFTAR LAMPIRAN XV
1 PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 4
Manfaat Penelitian 4
Ruang Lingkup Penelitian 4
2 ANALISIS KINERJA PELAKSANAAN CSR
SANTOS (MADURA OFFSHORE) PTY LTD BERDASARKAN
STANDAR LAPORAN KEBERLANJUTAN INDUSTRI MIGAS
7
Pendahuluan 7
Bahan dan Metode 8
Hasil 12
Pembahasan 21
Simpulan 46
3 ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT
KEPUASAN INDIKATOR KINERJA CSR MENURUT
STAKEHOLDERS EKSTERNAL SANTOS (MADURA
OFFSHORE) PTY LTD DAN FORMULASI STRATEGI KEBIJAKAN
47
Pendahuluan 47
Bahan dan Metode 48
Hasil 54
Pembahasan 55
Simpulan 71
4 PEMBAHASAN UMUM 72
5 SIMPULAN DAN SARAN 76
DAFTAR PUSTAKA 78
LAMPIRAN 81
2.1 Matriks jenis dan sumber data 8 2.2 Jumlah responden penelitian 9 2.3 Indikator kinerja CSR menurut IPIECA (2010) dan BPMIGAS
(2008)
10
2.4 Pelaksanaan CSR komponen ekologi Santos (Madura Offshore) Pty Ltd berdasarkan kriteria IPIECA (2010)
13
2.5 Pelaksanaan CSR komponen sosial ekonomi Santos (Madura
Offshore) Pty Ltd berdasarkan kriteria BPMIGAS (2008)
16
2.6 Sebaran suhu cooling water pada berbagai jarak dari sumber pembuangan
21
2.7 Kualitas udara emisi dari fasilitas produksi Lapangan Gas Maleo 23 2.8 Kualitas air luat di sekitar Lapangan Gas Maleo periode April dan
Maret 2012
24
2.9 Klasifikasi jenis limbah dan pengelolaanya 25
2.10 Landasan hukum CSR di industri hulu migas Indonesia 26 2.11 Kegiatan kehumasan, pengembangan masyarakat, dan PSPO
Santos (Madura Offshore) Pty Ltd periode 2010-2011
36
2.12 Tenaga kerja lokal dari Kecamatan Giligenting 41
3.1 Jumlah responden penelitian 49
3.2 Indikator kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd 50 3.3 Skala interval tingkat kepentingan dan pelaksanaan indikator
kinerja berdasarkan metode IPA
51
3.4 Matriks likelihood (peluang) resiko 53
3.5 Matriks penilaian konsekuensi (besaran) resiko 53
3.6 Matriks kualitatif analisis resiko – level resiko 54 3.7 Nilai tingkat kepentingan, tingkat kepuasan, dan selisih tingkat
kepuasan dan kepentingan indikator kinerja CSR Santos (Madura
Offshore) Pty Ltd
55
3.8 Hasil perhitungan indeks kepuasan responden 59
3.9 Resiko yang teridentifikasi dari kegiatan CSR Santos (Madura
Offshore) Pty Ltd
60
3.10 Matriks besaran resiko operasional Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
61
3.11 Matriks manajemen resiko lingkungan Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
68
1.1 Kerangka pemikiran penelitian 6 2.1 Persentase pengetahuan responden terhadap rogram penanaman
mangrove Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
29
2.2 Kondisi mangrove dan terumbu karang buatan di lokasi penelitian 30 2.3 Persentase pengetahuan responden terhadap mekanisme
perencanaan dan penyaluran program CD Santos (Madura
Offshore) Pty Ltd
32
2.4 Persentase jawaban responden/desa terhadap pengelolaan program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
34
2.5 Persentase jawaban responden/desa terhadap kegiatan sosialisasi Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
35
2.6 Persentase pengetahuan responden terhadap jenis program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
37
2.7 Persentase jawaban responden terhadap manfaat aspek sosial ekonomi yang dirasakan dari adanya program CD Santos (Madura
Offshore) Pty Ltd
39
2.8 Persentase jawaban responden pelaksanaan penerimaan tenaga kerja lokal (local hiring) Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
41
2.9 Beberapa jenis program CD Santos (Madura Offshore) Pty Ltd 42 2.10 Persentase jawaban responden mengenai dampak program CD
Santos (Madura Offshore) Pty Ltd indikator taraf hidup
43
2.11 Persentase jawaban responden mengenai dampak program CD indikator kelembagaan berkelanjutan
44
2.12 Persentase jawaban responden mengenai dampak program CD indikator tata kelola
45
2.13 Persentase jawaban responden terhadap dampak program CD dengan variabel kemandirian (a) dan variabel kohesi sosial (b)
46
3.1 Importance performance analysis martix 50 3.2 Matriks kuadran IPA indikator kinerja CSR Santos (Madura
Offshore) Pty Ltd
56
3.3 Matriks kesenjangan (gap) tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan responden terhadap pelaksanaan CSR Santos (Madura
Offshore) Pty Ltd
1 Lokasi penelitian 81 2 Kuesioner kajian kinerja corporate social responsibility, studi kasus
Santos (Madura Offshore) Pty Ltd (perangkat pemerintah)
82
3 Kuesioner kajian kinerja corporate social responsibility, studi kasus Santos (Madura Offshore) Pty Ltd (masyarakat)
83
4 Kebijakan lingkungan Santos Corporate Indonesia 85
5 Kebijakan perubahan iklim Santos Corporate Indonesia 86 6 Kebijakan hubungan eksternal dan investasi sosial Santos
Corporate Indonesia
87
7 Mekanisme perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pengembangan masyarakat Kabupaten Sumenep
88
8 Realisasi program CD tahun 2011 Santos (Madura Offshore) Pty Ltd perusahaan ltd
89
I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan energi saat ini masih didominasi oleh sumberdaya tak terbarukan (non-renewable resources) yang berasal dari minyak dan gas (migas) bumi serta batubara. Sumber energi tersebut masih menjadi andalan bahan bakar alat transportasi dan sebagian dikonversi menjadi listrik dan keperluan industri.
Sumberdaya migas sebagai sumberdaya alam strategis di Indonesia didefinisikan sebagai kekayaan nasional yang dikuasai negara. Kegiatan pemanfaatan migas di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No.22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi dan peraturan pelaksana turunannya. Berdasarkan peraturan tersebut, penguasaan oleh negara dilaksanakan oleh pemerintah sebagai pemegang kuasa pertambangan yang selanjutnya diwakili oleh Badan Pelaksana dan Badan Pengatur.
Struktur industri migas Indonesia, terdiri atas usaha inti (core business), meliputi usaha hulu dan hilir dan usaha non-inti (non core business). Kegiatan usaha hulu (upstream business) berupa eksplorasi dan eksploitasi migas, dan usaha hilir (downstream business) berupa pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, dan niaga migas. Badan pelaksana bertugas sebagai pengendali kegiatan usaha hulu migas dan Badan pengatur bertugas mengatur dan mengawasi penyediaan dan pendistribusian bahan bakar migas pada kegiatan usaha hilir. Semenjak Januari 2013, Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) berganti nama menjadi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKKMIGAS) dengan payung hukum Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. SKKMIGAS bertanggung jawab secara institusi kepada Presiden dan berkoordinasi dengan Kementerian Energi Sumberdaya Mineral.
Kegiatan usaha hulu migas dilaksanakan dan dikendalikan melalui kontrak kerja sama. Perusahaan yang melakukan operasional hulu migas disebut sebagai operator dan bertindak sebagai kontraktor yang memperlakukan migas milik negara. Perusahaan kontraktor tersebut disebut juga sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Jumlah KKKS di Indonesia sampai tahun 2012 adalah 118 perusahaan, terdiri atas 54 KKKS Coal Based Methane (CBM), 108 KKKS eksplorasi, dan 44 KKKS produksi. Berdasarkan catatan statistik dari halaman website SKKMIGAS (http://www.skspmigas-esdm.go.id/), sumbangsih industri hulu migas terhadap pendapatan negara pada tahun 2011 mencapai US$ 35.798 miliar dan tahun 2012 mencapai US$ 34.934 miliar. Total produksi pada tahun 2011 untuk minyak sebesar 794 Barrel Oil Equivalen Per Day (BOEPD), gas sebesar 1.499 BOEPD, dan kondensat sebesar 108 BOEPD.
negatif kehadiran korporasi saat ini. Perlakuan terhadap dampak keberadaan korporasi tidak hanya diterjemahkan dalam keuntungan ekonomi semata, tetapi perlakuan terhadap seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) korporasi. Upaya mengharmoniskan tiga sektor utama kehidupan manusia (triple bottom line), yaitu ekonomi, sosial, dan ekologi, pada saat ini dipahami sebagai
Corporate Social Responsibility atau CSR (Sampurna 2007). Menurut tim
Europen Comission (2009), CSR didefinisikan sebagai sebagai suatu konsep dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dan lingkungan ke dalam operasi bisnis mereka dan dalam berinteraksi dengan para stakeholder perusahaan secara sukarela. Marina et al. (2012) menyatakan bahwa CSR juga dipahami sebagai kewajiban seseorang atau organisasi untuk memiliki konteks sosial, yang meliputi masyarakat serta lingkungan fisik, ketika melakukan kegiatan yang konsekuensinya tidak hanya mempengaruhi individu atau internal organisasi.
International Standar Organization (ISO) memberikan suatu pedoman melaksanakan CSR dalam ISO 26000:2010 Guidance on Social Responsibility.
Corporate Social Responsibility didefinisikan sebagai responsibility of an organization for the impacts of its decisions and activities on society and the environment, through transparent and ethical behavior that contributes to sustainable development, health, and the welfare of society ; takes into account the expectations of stakeholders ; is in compliance with applicable law and consistent with international norms of behavior; and is integrated throughout the organization and practiced its relationships.
Dokumen ISO 26000:2010 berisikan definisi, prinsip, subjek inti, dan petunjuk melaksanakan prinsip dan subjek inti CSR suatu organisasi. Subjek inti dalam CSR terdiri atas tata kelola organisasi (perusahaan), Hak Asasi Manusia, ketenagakerjaan, lingkungan, praktik operasi yang adil, konsumen, serta pelibatan dan pengembangan masyarakat. Jalal (2010) menyatakan dari definisi ISO tersebut, dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan manajemen dampak baik positif maupun negatif, sehingga seluruh isu yang terkait dampak operasional perusahaan harus diperhatikan dan salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan adalah ekspektasi pemangku kepentingan terhadap perusahaan. ISO 26000:2010 pun dapat membantu organisasi berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan dan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap perusahaan. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 16 perusahaan jasa ternama Spanyol, menyimpulkan bahwa sertifikasi ISO 26000:2010 positif mempengaruhi pencitraan perusahaan (Marina et al. 2012).
Definisi CSR berdasarkan ISO 26000:2010 sejalan dengan definisi perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (pasal 1 ayat 2) berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), yaitu upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Baik CSR maupun upaya PPLH tersebut merupakan manajemen dampak yang meliputi aspek sosial, ekonomi, dan ekologi.
lingkungan merupakan bagian penting dari kegiatan operasional usaha hulu migas, karena kegiatan eksplorasi dan eksploitasi berpotensi memberikan dampak negatif dan positif bagi lingkungan sekitar daerah operasi.
Santos (Madura Offshore) Pty Ltd merupakan salah satu KKKS pemerintah yang berlokasi di wilayah administratif Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Perusahaan ini memproduksi gas alam cari dari Lapangan Gas Maleo yang selanjutnya di jual ke PT Perusahaan Gas Negara di Porong melalui pipa bawah laut. Komitmen Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
corporate terhadap manajeman dampak di wilayah operasionalnya dituangkan dalam suatu sistem manajemen lingkungan yang sistematis dan menyeluruh mengacu pada Australian Standard 4801- 2000 OH and S Management Systems
dan ISO 14001:2004. Sistem manajemen lingkungan tersebut terintegrasi ke dalam sistem manajemen lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja, disebut sebagai EHSMS (Environmental, Health, Safety Management System). Pelaksanaan EHSMS disesuaikan dengan peraturan pengelolaan lingkungan di negara wilayah operasional.
Implementasikan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd terhadap
stakeholders eksternalnya berupa efisiensi penggunaan energi operasional lapangan, melakukan studi lingkungan seperti Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL), Rencana Pengelolaan Lingkungan/Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL-RPL), audit lingkungan, dan Program Penilaian Peringkat Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Perusahaan (PROPER), membuat dan melaksanakan Emergency Respone Plan (ERP), mempekerjakan masyarakat lokal, dan melaksanakan program pengembangan masyarakat (Community Development atau CD). Beberapa permasalah terkait keberadaan Santos (Madura
Offshore) Pty Ltd di Kecamatan Giligenting adalah 1) program CD perusahaan dirasakan belum signifikan menyentuh permasalahan sosial ekonomi masyarakat, karena program yang telah dilaksanakan masih dalam tataran fisik, 2) adanya pendapat gejala penurunan hasil tangkapan nelayan selama operasional Lapangan Gas Maleo sebesar 50% dan kerusakan terumbu karang, 3) sistem penyaluran dana CD yang terlalu panjang, menyebabkan aspirasi masyarakat Giligenting tidak tersalurkan secara optimal, dan 4) terbatasnya informasi pengelolaan lingkungan fisik oleh perusahaan bagi masyarakat Giligenting dan wilayah sekitarnya. Manajemen dampak atau pelaksanaan CSR terhadap stakeholders
eksternal yang telah dilakukan oleh Santos (Madura Offshore) Pty Ltd masih memiliki kekurangan. Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah:
1. bagaimana kinerja pelaksanaan CSR perusahaan terhadap stakeholders
eksternalnya pada saat ini ?
2. bagaimana tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan indikator kinerja CSR menurut stakeholders eksternal perusahaan?
Tujuan Penelitian
1. Menganalisis kinerja pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd terhadap stakeholders eksternal perusahaan
2. Menganalisis tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan atribut kinerja CSR menurut stakeholders eksternal Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
3. Menganalisis alternatif kebijakan untuk keberlajutan kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi bagi pihak manajemen Santos (Madura Offshore) Pty Ltd sebagai bahan pertimbangan dan menentukan alternatif kebijakan terkait pelaksanaan CSR.
2. Sebagai informasi ilmiah bagi stakeholders yang berkepentingan dengan keberlanjutan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd di Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur.
Ruang Lingkup Penelitian
Sektor energi dan sumberdaya mineral di Indonesia sampai saat ini masih memberikan konstribusi yang tinggi terhadap pembangunan nasional. Kontribusi yang diberikan oleh sektor ini diharapkan tidak hanya dalam bentuk sumbangan devisa negara tetapi dapat juga dilihat dari efek pengganda (multiplier effect) yang telah diciptakan oleh industri energi dan mineral.
Perusahaan yang ingin berkelanjutan, haruslah memperhatikan prinsip 3P (profit, planet, dan people). Selain mengejar profit, perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkonstribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Dalam gagasan ini, tanggung jawab perusahaan tidak hanya berpijak pada single bottom line, yaitu ekonomi yang difleksikan dalam kondisi finansial nya saja, namun harus juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya (Elkington 1997).
Santos (Madura Offshore) Pty Ltd merupakan KKKS pemerintah yang beroperasi di Perairan Selat Madura, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Perusahaan sendiri memiliki kewajiban untuk memproduksi gas sesuai dengan target produksi dan melaksanakan manajemen dampak atas operasional perusahaan di sekitar wilayah operasinya. Komitmen Santos (Madura Offshore) Pty Ltd terhadap pembangunan berkelanjutan diwujudkan dalam suatu sistem manajemen lingkungan yang mengacu pada Australian Standard 4801- 2000 OH and S Management Systems dan ISO 14001:2004. Sistem manajemen lingkungan tersebut terintegrasi ke dalam sistem manajemen lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja, disebut sebagai EHSMS (Environmental, Health, Safety Management System). Pelaksanaan EHSMS disesuaikan dengan peraturan lingkungan yang berlaku di negara wilayah operasional.
operasional produksi terhadap lingkungan sekitar dan aspek sosial ekonomi, meliputi pelaksanaan program community development dan local recruitment.
Kajian kondisi eksisting selanjutnya dikombinasikan dengan kebijakan/peraturan lingkungan yang berlaku untuk melihat kesenjangan pelaksanaan. Hasil yang didapat akan diformulasikan dalam suatu konsep
Keterangan :
--- = Ruang Lingkup Penelitian
= Lambang proses dalam diagram alir
= Lambang input/output dalam diagram alir
Gambar 1.1 Kerangka pemikiran penelitian Kebutuhan Migas Nasional
Corporate setting (EHSMS)
Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
Existing condition Expected
condition
Kebijakan yang ada
Produksi Corporate Social Responsibility
(IPIECA, 2010 dan BPMIGAS, 2008)
Teknologi
K3 Ekologi Sosial Ekonomi
1. Jasa Ekosistem
Keanekaragaman Hayati
2. Dampak terhadap Lingkungan sekitar
Kualitas udara
Kualitas air laut
Limbah
1. Program community
development
2. Local recruitment
Penguatan dan pengembangan kebijakan
yang ada Keberlanjutan aspek sosial,
ekonomi, dan ekologi dari opersional Santos (Madura
2 ANALISIS KINERJA PELAKSANAAN
CSR SANTOS (MADURA
OFFSHORE
) PTY LTD TERHADAP
STAKEHOLDERS
EKSTERNAL PERUSAHAAN
Pendahuluan
Keberlanjutan suatu industri memerlukan elaborasi tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu keadilan sosial, efisiensi ekonomi, dan kinerja lingkungan ke dalam praktek operasional perusahaan. Perusahaan yang bersaing dalam tataran global dituntut untuk berkomitmen dan melakukan pelaporan keberlanjutan secara holistik mencakup seluruh aspek operasionalnya. Mengingat CSR bersifat
intangible sehingga sulit dilakukan penilaian tingkat keberhasilan yang telah dicapai, diperlukan berbagai pendekatan kuantitatif dengan menggabungkan konsep triple bottom line (sosial, ekonomi, dan ekologi) atau lebih dikenal sebagai
suistainability reporting, yaitu praktek pengukuran, pengungkapan, dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada para stakeholders perusahaan baik internal maupun eksternal (GRI 2000).
Laporan keberlanjutan merupakan upaya untuk mengkomunikasikan CSR perusahaan, karena suatu laporan keberlanjutan menunjukkan akuntabilitas, peningkatan kinerja, membangun hubungan dengan stakeholders, manajemen keberlanjutan, dan menunjukkan kondisi kerja. Selain pihak internal perusahaan, pembaca laporan keberlanjutan adalah masyarakat sipil, mereka yang termasuk
value chain, dan investor. Pelaporan CSR dapat mengacu pada beberapa pedoman, yaitu ISO 26000:2010 untuk pedoman kegiatan CSR, International Performance Standards (IFC) untuk standar pelaporan, dan Global Reporting Initiative (GRI)-G3 dan GRI-Miningand Metals Sector Suplement (MMSS) untuk standar pelaporan (Futtera 2011 dalam Jalal dan Rahman 2011).
Sambodo et al. (2012) menyatakan bahwa jumlah perusahaan di Indonesia yang telah melakukan kegiatan CSR bidang lingkungan dan mengungkapkan informasinya masih sangat sedikit. Memperhatikan hal tersebut, maka penyampaian kinerja CSR bidang lingkungan secara sederhana, informatif, dan mudah dimengerti kepada publik sangat dibutuhkan. Senada dengan hal tersebut, Wenbiao (2012) menyatakan bahwa semakin banyak praktek perusahaan dan hasil studi menunjukkan terdapat korelasi positif antara tanggung jawab sosial dan kinerja perusahaan. Perusahaan internasional sangat mementingkan tanggung jawab sosial, mendapat reputasi dari masyarakat dan publik, dan menjaga perkembangan trend perusahaan.
Pedoman pelaporan keberlanjutan bagi perusahaan migas dapat mengacu pada IFC Performance Standards (2012), GRI Standard Disclosure G3.1 (2011), GRI Oil and Gas Sector Supplement (2011), International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA) Indigenous Peoples and Oil and Gas Industry (2011), Oil and Gas Industry Guidance on Voluntary Sustainability Reporting (2010), serta Creating Succesful, Sustainable Social Investment (Zandvliet 2008) yang kemudian bisa digabungkan dengan ISO 26000:2010 karena CSR bersifat universal sekaligus partikular.
Community Development di Lingkungan Perusahaan Migas, BPMIGAS (2008). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja CSR Santos (Madura
Offshore) Pty Ltd berdasarkan standar kinerja CSR dalam laporan keberlanjutan industri migas.
Bahan dan Metode
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlokasi di wilayah operasional Santos (Madura Offshore) Pty Ltd yang terletak di Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur (Lampiran 1). Pengambilan data primer dilaksanakan pada bulan Desember 2011-Februari 2012.
Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data text dan image. Menurut Fauzi (2001) data text adalah data yang berbentuk alphabet maupun numerik, sedangkan data image adalah data yang memberikan informasi secara spesifik mengenai keadaan tempat penelitian yang berupa gambar, diagram, dan tabel. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung (observasi) dan wawancara dengan menggunakan kuesioner. Observasi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran kegiatan pengembangan masyarakat serta pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh Santos (Madura Offshore) Pty Ltd.
Informasi dari responden diperoleh melalui wawancara secara individual dan berkelompok, yaitu dengan menggunakan metode in-depth interview dan
Focus Group Disscusion, disertai pengisian kuesioner (Lampiran 2 dan 3). Informasi yang dibutuhkan juga diperoleh melalui metode triangulasi, yaitu dengan cara melakukan kroscek data dengan pihak-pihak terkait, yaitu officer
pada Departemen Community Development dan Health, Safety, and Environment
(HSE) perusahaan, tokoh masyarakat, dan lembaga pemerintahan desa dan Kecamatan Giligenting, dan Pemerintah Kabupaten Sumenep. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi terkait dan studi literatur. Matriks jenis dan sumber data penelitian tersaji pada Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Matriks jenis dan sumber data
No Data Jenis Sumber
1. Ekologi Sekunder - Dokumen Amdal Lapangan Gas Maleo
- Dokumen Pemantauan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo Periode 2012
- Dokumen PROPER Lapangan Gas Maleo 2011 - Observasi ke fasilitas produksi Lapanga Gas Maleo - Dokumen laporan CD Santos (Madura Offshore) Pty
Ltd
- Masyarakat di Pulau Giligenting dan Giliraja - Aparat pemerintah desa
- Aparat Kecamatan Giligenting
- Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Sumenep
- Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumenep - Officer HSE dan CDSantos (Madura Offshore) Pty
Ltd 2. Sosial dan
Ekonomi
Primer dan sekunder
Metode Pemilihan Responden
Teknik pemilihan responden dilakukan dengan metode non-probability sampling (tidak memberikan kemungkinan yang sama bagi tiap unsur populasi untuk dipilih) jenis purposive sampling. Pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak melainkan dengan pertimbangan tertentu dan secara sengaja (Nasution 2007).
Responden merupakan perwakilan stakeholders yang terdiri atas dua kelompok, yaitu stakeholders internal diwakili oleh officer Santos (Madura
Offshore) Pty Ltd dan stakeholders eksternal diwakili oleh masyarakat Giligenting. Responden masyarakat merupakan perwakilan dari kelompok masyarakat yang ada di Pulau Giliraja dan Pulau Giligenting. Berdasarkan hasil
social mapping Santos (Madura Offshore) Pty Ltd pada tahun 2010, kelompok masyarakat Kecamatan Giligenting terdiri atas kepala desa, kyai, pekerja lokal (petani, nelayan, peternak, petambak garam, pembudidaya rumput laut, dan buruh), kaum muda berpendidikan tinggi, juragan (pemilik modal dan alat produksi perikanan tangkap), pengepul ikan, dan pedagang. Pertimbangan pemilihan responden masyarakat berdasarkan pada tingkat pendidikan, lama tinggal lebih dari 10 tahun di Kecamatan Giligenting, jenis mata pencaharian, lokasi tempat tinggal, pengetahuan tentang program CD perusahaan, dan keterampilan berbahasa Indonesia. Jumlah total responden dalam rencana penelitian ini adalah 152 orang. Jumlah responden penelitian tersaji pada Tabel 2.2 berikut ini.
Tabel 2.2 Jumlah responden penelitian
No Kelompok
Responden Responden Lokasi
Jumlah (orang)
1 Stakeholders
Internal Officer CD
Santos (Madura Offshore) Pty Ltd
Kantor Surabaya 1
Officer HSE
Santos (Madura Offshore) Pty Ltd Kantor Jakarta
1
2 Stakeholders
Eksternal Masyarakat Pulau Giligenting
Desa Aenganyar 18
Desa Galis 11
Desa Bringsang 14
Desa Gedugan 22
Masyarakat Pulau Giliraja
Desa Lombang 22
Desa Jate 20
Desa Banbaru 27
Desa Banmaleng 16
Jumlah Total 152
Sumber : data primer
Metode Analisis Data
Data dianalisis secara deskriptif terhadap kondisi eksisting kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd. Tahapan dalam analisis deskripsi penelitian ini adalah:
Offshore) Pty Ltd di Kecamatan Giligenting. Identifikasi isu strategis berasal dari studi literatur dan penelitian pendahuluan.
Indikator kinerja ekologi CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd mengacu pada Oil and Gas Industry Guidance On Voluntary Sustainability Reporting
diterbitkan oleh IPIECA (2010) dan indikator sosial ekonomi mengacu pada Panduan Penilaian Program Community Development di Lingkungan Perusahaan Migas dari BPMIGAS (2008). Pemilihan indikator kinerja disesuaikan dengan pengelolaan komponen lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan. Indikator kinerja CSR komponen ekologi menurut IPIECA (2010) dan indikator CSR komponen sosial ekonomi menurut BPMIGAS (2008) tersaji pada Tabel 2.3 berikut ini.
Tabel 2.3 Indikator kinerja CSR menurut IPIECA (2010) dan BPMIGAS (2008)
No Indikator Komponen Penjelas
1. Keanekaragaman hayati (Kehati) dan Jasa Ekosistem
1. Company goals dan usaha perusahaan dalam melakukan konservasi terhadap Kehati dan jasa ekosistem
2. Manajemen resiko Kehati/ jasa ekosistem yang terintegrasi ke dalam sistem manajemen perusahaan 3. Persentase kawasan sensitif disekitar wilayah
operasional (ditentukan oleh perusahaan), termasuk kriteria yang digunakan untuk menentukan area sensitivitas
4. Penilaian dan evaluasi persepsi masyarakat dan stakeholder terkait isu Kehati/jasa ekosistem
5. Studi kasus dari area operasional perusahaan yang telah menerapkan pengelolaan adaptif dalam konteks pengelolaan dampak terhadap Kehati/jasa ekosistem
6. Penilaian efektivitas pengelolaan Kehati/jasa ekosistem
7. Pendekatan jasa ekosistem terkait dengan penggunaan SDA untuk proses produksi
2. Emisi udara 1. Data emisi total : senyawa organik volatil (VOC) terdiri atas oksida sulfur (SOx), oksida nitrogen (NOx), partikulat (PM); oksidan (O3), emisi udara lainnya
2. Pengelolaan kualitas udara di daerah operasional 3. Air buangan dari
fasilitas produksi
1. Kualitas air buangan/air limbah lainnya
2. Volume air terproduksi, air limbah yang telah diolah, dan jenis air lainnya yang dihasilkan dari fasilitas produksi dan dibuang ke perairan
3. Detail metode pengelolaan, tempat, dan proses daur ulang air limbah dari fasilitas produksi
4. Upaya pengelolaan air limbah sebelum dibuang ke perairan
5. Pembahasan tentang pengelolaan air di mudpit
4. Limbah 1. Total kuantitas limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3), dan Non B3 yg dihasilkan
No Indikator Komponen Penjelas
limbah domestik tenaga kerja (reuse, reduce, and recycle atau 3R)
5. Kinerja Program CD Tahap Input
1. Profil CD perusahaan 2. Rencana strategis CD
3. Program CD (jangka pendek dan menengah) 4. Pemetaan sosial (social mapping/baseline study). Tahap Proses
1. Perencanaan program CD 2. Pelaksanaan program CD
3. Monitoring dan evaluasi program CD Tahap Output
1. Bentuk output program CD
2. Manfaat program CD bagi masyarakat 3. Pengaruh pogram CD pada komunitas
4. Tindak lanjut dari komunitas terhadap program CD Tahap Dampak
1. Taraf hidup
Penilaian fokus pada indikator fisik, yaitu rumah/papan, sekolah, kesehatan, pangan, dan sarana komunikasi
2. Kelembagaan berkelanjutan
Penilaian pada satu kelompok warga yang mewakili komunitas
3. Tata kelola
Penilaian pada upper community/level makro, yaitu networking, pola-pola relasi yang berkenaan dengan nilai-nilai good governance system (transparansi, akuntabilitas, desentralisasi, demokrasi, dll).
4. Kemandirian
Penilaian aspek adanya inisiatif, adaptasi, dan otonomi dalam komunitas
5. Kohesi sosial
Fokus penilaian mengacu pada isu
kerjasama/konflik dan intergrasi/harmoni sosial yang timbul di level masyarakat
Sumber : IPEACE (2010) dan BPMIGAS (2008)
2) menganalisis kesenjangan pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd;
Analisis kesenjangan bertujuan untuk mengetahui perbedaan/kesenjangan antara pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd yang diterapkan sampai saat ini dengan standar kinerja yang telah ditentukan. Penilaian kesesuaian pelaksanaan CSR dengan standar kinerja mengadopsi perhitungan Daftar Periksa Kesiapan Diri untuk Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 (Hadiwiardjo 1997). Langkah penilaian adalah sebagai berikut:
2.1) mengkuantifikasi setiap indikator kinerja dalam satuan nilai dengan ketentuan:
1
: perusahaan sama sekali belum melaksanakan hal yang disyaratkan oleh IPIECA (2010) dan BPMIGAS (2008)
melaksanakan sebagian hal yang disyaratkan oleh IPIECA (2010) dan BPMIGAS (2008)
3 : perusahaan telah sepenuhnya melaksanakan hal yang disyaratkan oleh IPIECA (2010) dan BPMIGAS (2008)
2.2) menghitung skor akhir dari setiap kriteria penilaian pelaksanaan CSR perusahaan yang didapat kemudian dijumlahkan;
3) melakukan perhitungan nilai kesesuaian CSR perusahaan terhadap ke-2 standar acuan tersebut dengan rumus:
S
=
∑ ��∑ ��
...1)
Keterangan :
S : Nilai kesesuaian kinerja CSR terhadap IPIECA (2010) dan BPMIGAS (2008)
∑ Xi : Total nilai kesesuaian kinerja CSR ke-i terhadap IPIECA (2010 dan BPMIGAS (2008)
∑ Mi : Jumlah kriteria kinerja CSR IPIECA (2010) dan BPMIGAS (2008)
i : Pertanyaan ke-i setiap kriteria kinerja CSR IPIECA (2010) dan BPMIGAS (2008
4) selanjutnya skor total yang diperoleh dikategorikan dalam interval kelas nilai untuk menentapkan kriteria penilaian kesesuaian pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd terhadap IPIECA (2010) dan BPMIGAS (2008), yaitu sebagai berikut:
a. nilai yang diperoleh 1 – 1.69;
Pelaksanaan CSR perusahaan belum sesuai dengan standar IPIECA (2010) dan/atau BPMIGAS (2008). Perusahaan harus mengidentifikasi tantangan-tantangan dari manajemen lingkungan.
b. nilai yang diperoleh 1.79 – 2.39;
Pelaksanaan CSR perusahaan telah berada pada jalur yang sesuai dengan IPIECA (2010) dan/atau BPMIGAS (2008). Perusahaan harus selalu menerapkan penyempurnaan keberlanjutan.
c. nilai yang diperoleh 2.4 – 3.0;
Perusahaan telah menjalankan CSR yang sesuai dengan standar dan hampir memenuhi semua persyaratan dalam pelaksanaan CSR berdasarkan IPIECA (2010) dan/atau BPMIGAS (2008)
Hasil
Tabel 2.4 Pelaksanaan CSR komponen ekologi Santos (Madura Offshore) Pty Ltd berdasarkan kriteria IPIECA (2010)
No Indikator Komponen penjelas Skor Keterangan
1 Keanekaragaman hayati (Kehati) dan Jasa Ekosistem
1. Company goals dan usaha perusahaan dalam melakukan konservasi terhadap Kehati dan jasa ekosistem
3 1. Perusahaan telah memiliki visi lingkungan perusahaan, yaitu “kami akan
memperkecil dampak kegiatan kami” yang tercantum dalam Kebijakan
Lingkungan Santos Corporate Indonesia (Lampiran 4)
2. Upaya konservasi yang telah dilakukan perusahaan berupa penanaman mangrove pada Mei 2011 dan transplantasi terumbu karang pada Desember 2011 di pesisir Kecamatan Giligenting (Gambar 2.2) dan pemantauan struktur komunitas plankton dan terumbu karang di perairan sekitar lokasi anjungan yang terintegrasi dalam kegiatan pelaksanaan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo
2. Manajemen resiko tentang Kehati/ jasa ekosistem yang terintegrasi ke dalam sistem manajemen perusahaan
2 Manajemen resiko Santos (Madura Offshore) Pty Ltd belum secara eksplisit mencakup pengelolaan resiko keanekaragaman hayati.
3.Persentase kawasan sensitif disekitar wilayah operasional (ditentukan oleh perusahaan). Termasuk kriteria yang digunakan untuk menentukan area sensitivitas
2 Pada saat penelitian ini berlangsung, perusahaan belum melakukan pemetaan kawasan sensitif di sekitar lokasi kegiatan, baru pada tahap perencanaan.
4.Penilaian dan evaluasi persepsi masyarakat dan stakeholder terkait isu Kehati/jasa ekosistem
3 1. Program Comunity Development berupa pengelolaan dan rehabilitasi hutan mangrove seluas 5 hektar atau sebanyak 25.000 bibit di tiga desa yaitu Desa Bringsang, Gedugan, dan Galis yang juga merupakan salah satu bentuk kompensasi kegiatan Santos (Madura Offshore) Pty Ltd telah dilaksanakan pada periode 2010/2011. Evaluasi terhadap kegiatan tersebut hanya dilaksanakan pada 3 bulan pertama setelah kegiatan penanaman mangrove.
No Indikator Komponen penjelas Skor Keterangan
3. Kegiatan evaluasi akan lebih baik apabila dilaksanakan secara berkala untuk melihat perkembangan program penanaman serta persepsi dari masyarakat dan stakeholders.
5.Studi kasus dari area operasional perusahaan yang telah menerapkan pengelolaan adaptif dalam konteks pengelolaan dampak terhadap Kehati/jasa ekosistem
3 Pelaksanaan program penanaman mangrove menerapkan konsep partisipatif dengan melibatkan masyarakat Giligenting. Program tersebut meliputi:
1) tahap perencanaan, berupa sosialisasi kepada masyarakat. Perusahaan bekerjasama dengan BLHD Kabupaten Sumenep sebagai mitra pelaksana;
2) tahap pelaksanaan, berupa kegiatan penyemaian dan penanaman yang melibatkan masyarakat dalam pelaksanaanya;
3) tahap evaluasi dan monitoring, dilaksanakan oleh BLHD Kabupaten Sumenep dan kelompok masyarakat.
6.Penilaian efektivitas pengelolaan Kehati/jasa ekosistem
2 Penilaian efektivitas pengelolaan keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem berupa penanaman mangrove belum dilaksanakan secara berkala.
7.Pendekatan jasa ekosistem terkait dengan penggunaan SDA untuk proses
produksi
3 Sumberdaya alam yang digunakan dalam proses produksi berupa air laut. Pendekatan jasa ekosistem yang dilakukan perusahaan adalah dengan mengkaji dampak kegiatan terhadap perubahan kualitas air laut di sekitar lokasi kegiatan yang terangkum dalam Dokumen AMDAL Lapangan Gas Maleo dan melakukan pengelolaan dan pemantauan kualitas air laut seperti yang tercantum dalam RKL-RPL Dokumen AMDAL yang telah dibuat.
2 Emisi udara 1. Data emisi total : Senyawa organik volatil (VOC) terdiri atas oksida sulfur (SOx), oksida nitrogen (NOx),
partikulat (PM); oksidan (O3), emisi udara lainnya
3 Perusahaan telah melakukan perhitungan beban emisi total dari sumber emisi berupa turbin, mesin (diesel), flaring, dan fugitive dan melakukan pemantauan secara berkala terhadap kualitas udara ambient di lokasi kegiatan.
2. Pengelolaan kualitas udara di daerah operasional
3 Perusahaan telah memiliki kebijakan mengenai perubahan iklim (Lampiran 5) dan melakukan pemantauan kualitas udara di lokasi kegiatan. Hasil pemantauan kualitas udara dari sumber emisi perusahaan pada periode I tahun 2012 tersaji pada Tabel 2.7. 3 Air buangan dari
fasilitas produksi
1. Pelaporan kuantitas air buangan fasilitas
No Indikator Komponen penjelas Skor Keterangan
produksi selain dari hasil limbah cair selain dari IPAL
melaporkan volume/kuantitas dari limbah tersebut.
2. Volume air terproduksi, air limbah yang telah diolah, dan jenis air lainnya yang dihasilkan dari fasilitas produksi dan dibuang ke perairan
2 Perusahaan telah melakukan pemantauan kualitas air terproduksi, air limbah saniter, air limbah domestik, dan cooling water, namun volume air limbah tersebut belum dilaporkan.
3. Detail metode
pengelolaan, tempat, dan proses daur ulang air limbah dari fasilitas produksi
3 Perusahaan telah memiliki informasi mengenai metode, tempat, dan proses pengelolaan air limbah dari fasilitas produksi.
4. Upaya pengelolaan air limbah sebelum dibuang ke perairan
3 Perusahaan telah memiliki unit-unit pengolahan untuk mengelola air limbah sebelum dibuang ke perairan.
5. Pembahasan tentang pengelolaan air di unit pengolah air terproduksi
3 Gas yang dialirkan dari sumur produksi membawa air yang kemudian dipisahkan di production separator. Air terproduksi hasil pemisahan di production separator dialirkan ke produced water degasser untuk menghilangkan kandungan gas terikut supaya air terproduksi tidak berbau gas.
4 Limbah 1. Total kuantitas limbah B3 dan Non B3 yg dihasilkan
3 Perusahaan telah melakukan pencatatan dan pelaporan kuantitas limbah B3 dan non B3
2. Pengelolaan limbah B3, Non B3, dan limbah domestik tenaga kerja (reduce, reuse, and recycle atau 3R)
2 Perusahaan telah melakukan pengelolaan limbah B3, non B3, dan limbah domestik tenaga kerja (Tabel 2.9). Namun, prinsip 3R belum dioptimalkan baik yang dilaksanakan langsung oleh perusahaan maupun persyaratan yang diajukan perusahaan kepada pihak ke-3 yang mengelola masing-masing jenis limbah tersebut.
Totalkriteria ke-i dalam standar kinerja (∑ Xi) 42
Nilai maksimum kriteria ke-i standar kinerja (∑ Mi) 16
Tabel 2.5 Pelaksanaan CSR komponen sosial ekonomi Santos (Madura Offshore) Pty Ltd berdasarkan kriteria BPMIGAS (2008)
No Indikator Komponen penjelas Skor Keterangan
1 Tahap Input 1. Profil CD perusahaan 3 Perusahaan telah memiliki profil program CD dan membuat kebijakan lingkungan mengenai program tersebut, yaitu Kebijakan Hubungan Eksternal dan Investasi Sosial (Lampiran 6)
2. Kebijakan dan rencana program CD
3 Perusahaan telah membedakan pelaksanaan CSR aspek sosial dalam kegiatan Hubungan masyarakat (community relation atau CR) dan program pengembangan masyarakat (CD), yang sekarang dikenal sebagai Program Sosial Penunjang Operasi (PSPO). Klasifikasi program sosial perusahaan tersaji pada Tabel 2.11.
3. Program CD (jangka pendek dan menengah)
2 Program CD perusahaan telah dibagi berdasarkan jenis, berupa peningkatan kesehatan, pendidikan, ekonomi, infrastruktur, pelestarian lingkungan hidup, serta seni dan budaya. Namun, perencanaan program berdasarkan waktu (periodisasi) belum dibuat. 4. Pemetaan sosial (social
mapping/baseline study).
3 Perencanaan program CD perusahaan dimulai dengan melakukan Baseline study, Rapid Social Assessment (RSA), dialog, konsultasi publik, sosialisasi, dan koordinasi dengan berbagai kelompok masyarakat.
2 Tahap Proses 1. Perencanaan program CD 3 1.Program CD perusahaan berdasarkan mekanisme perencanaan dan pelaksanaan program CD sesuai Keputusan Bupati Sumenep No. 32/2000 (lampiran 7).
2.Mekanisme perencanaan program CD ditingkat desa melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrembangdes), lalu program disampaikan pada Musrembang Kecamatan, selanjutnya diteruskan pada Komite CD Kabupaten. 3.Program disusun berdasarkan skala prioritas dan dibandingkan dengan program
yang didanai oleh APBD II, APBD I, APBN, serta dana Loan.
4.Sasaran program pengembangan masyarakat di Kabupaten Sumenep meliputi bidang ekonomi, pendidikan dan kebudayaan, kesehatan, fasilitas umum/sosial, lingkungan, dan bidang lainnya.
5.Berdasarkan hasil penelitian ini, pengetahuan responden terkait mekanisme perencanaan dan pelaksana program CD adalah 47% responden menjawab melalui kepala desa dan 53% responden menjawab melalui Komite CD Kecamatan dan Pokmas (Gambar 2.3 dan Gambar 2.4)
2. Pelaksanaan program CD 3 1.Organisasi pelaksana program adalah Komite CD (tingkat kabupaten dan kecamatan) dan Kelompok Masyarakat (Pokmas) untuk tingkat desa.
No Indikator Komponen penjelas Skor Keterangan
Sosialisasi kepada masyarakat dilakukan oleh Komite CD Kecamatan dan Pokmas. 3.Berdasarkan hasil penelitian ini, sebesar 60% responden menyatakan adanya
sosialisasi program CD, yaitu melalui kepala desa yang nantinya diinformasikan kepada warga secara langsung dan tidak langsung, yaitu melalui tokoh/perwakilan masyarakat (Gambar 2.5).
3. Monitoring dan evaluasi program CD
3 1.Komite CD Kecamatan dan perusahaan memberikan laporan berkala kepada Komite CD Kabupaten sebagai bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program.
2.Sejak akhir 2011, perusahaan menggunakan jasa LSM Pupuk sebagai pihak ke-3 untuk melakukan monitoring langsung ke Kecamatan Giligenting.
3 Tahap Output 1. Bentuk output program CD 3 Program CD perusahaan sampai dengan tahun 2011 yang terealisasi berupa bidang sarana dan prasarana, pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat, dan lingkungan hidup (Lampiran 8). Berdasarkan hasil penelitian ini (Gambar 2.6):
a. sebesar 80.7% responden telah mengetahui program CD bidang pendidikan; b. sebesar 13.2% responden mengetahui program CD ekonomi pedesaan c. sebesar 81.15% responden mengetahui program CD bidang kesehatan d. sebesar 97.4% responden mengetahui program CD bidang
pembangunan/perbaikan fasilitas umum/sosial
e. sebesar 54% responden mengetahui program CD bidang lingkungan hidup 2. Manfaat program CD bagi
masyarakat
2 Evaluasi manfaat program CD telah dilakukan secara terintegrasi dalam laporan pemantauan pelaksanaan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo. Namun demikian, evaluasi program CD tersebut belum melaporkan secara spesifik aspek sosial dan ekonomi sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Panduan Penilaian Program CD Perusahaan dari BPMIGAS.
Aspek Sosial : a. Aksesibilitas wilayah b. Pola pikir
c. Gaya hidup
Hasil penelitian ini mengenai manfaat program CD berdasarkan aspek yang dipersyaratkan oleh BPMIGAS adalah sebagai berikut (Gambar 2.7):
Aspek Sosial:
1. sebesar 88% responden menyatakan adanya perbaikan sarana aksesibilitas wilayah darat berupa pengerasan jalan desa dan dusun menggunakan aspal dan paving; 2. perubahan terhadap pola pikir dinyatakan oleh 36% responden. Perubahan tersebut
berasal dari kesempatan menyampaikan pendapat pada forum Musrembangdes; 3. perubahan terhadap gaya hidup dinyatakan oleh 21.3% responden. Perubahan yang
No Indikator Komponen penjelas Skor Keterangan Aspek Ekonomi :
a. Pendapatan b. Pekerjaan c. Pendidikan
Aspek Ekonomi:
1. perubahan terhadap variabel pendidikan dinyatakan oleh 67.3% responden, perubahan tersebut berasal dari program beasiswa APS dan perbaikan sarana prasarana pendidikan;
2. perubahan terhadap variabel pendapatan dinyatakan oleh 46%. Perubahan pendapatan secara positif (meningkat) dinyatakan oleh 46% responden dan perubahan pendapatan secara negatif (menurun) dinyatakan oleh 53.6%. Hal ini berkaitan dengan adanya pembatasan wilayah penangkapan dengan jarak 1 km dari Anjungan Lapangan Gas Maleo;
3. perubahan terhadap variabel pekerjaan dinyatakan oleh 41% responden. Hal ini berasal dari penerimaan tenaga kerja sebagai security di Anjungan Lapangan Gas Maleo (Tabel 2.12) dan bekerja dengan Tim Pokmas;
4. kesempatan bekerja di perusahaan bagi masyarakat Giligenting merupakan salah satu dampak positif dari adanya kegiatan operasional perusahaan. Namun demikian, perusahaan belum menentukan proporsi/rasio jumlah tenaga kerja lokal dan kriteria (asal tenaga kerja sehingga dapat dikategorikan sebagai tenaga kerja lokal). Informasi tentang adanya penerimaan tenaga kerja bagi warga lokal sebagai security pada Anjungan Lapangan Gas Maleo diketahui oleh 64.7% responden (Gambar 2.8);
5. secara umum, manfaat program CD perusahaan pada aspek sosial dan ekonomi belum dirasakan masyarakat Kecamatan Giligenting, hal ini terlihat dari jawaban responden terhadap empat indikator aspek sosial ekonomi yang masih dibawah 50%.
3. Pengaruh program CD pada komunitas
1 Perusahaan belum melakukan kajian pengaruh program CD bagi masyarakat di Kecamatan Giligenting.
4. Tindak lanjut dari komunitas terhadap program CD
3 1.Tindak lanjut dari komunitas terhadap program CD telah dilaporkan secara terintegrasi dalam laporan pemantauan pelaksanaan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo.
No Indikator Komponen penjelas Skor Keterangan
4. Tahap Outcome
Tahap Outcome (lanjutan)
1. Taraf hidup Penilaian fokus pada indikator fisik, yaitu rumah/papan, sekolah, kesehatan, pangan, dan sarana komunikasi
1 Perusahaan belum melakukan penilaian program CD tahap dampak (outcome) terhadap variabel taraf hidup. Berdasarkan hasil penelitian ini, penilaian terhadap variabel taraf hidup masyarakat terkait program CD perusahaan adalah sebagai berikut (Gambar 2.10):
a. sebesar 62% responden menyatakan adanya perbaikan fasilitas pendidikan berupa renovasi dan pembangunan ruang kelas baru;
b. sebesar 50.7% responden menyatakan adanya pembangunan fasilitas kesehatan berupa Polindes di tujuh desa Kecamatan Giligenting (Kecuali di Desa Aenganyar);
c. sebesar 2% responden menyatakan adanya perbaikan fisik rumah warga di Desa Galis;
d. sebesar 100% responden menyatakan belum ada pembangunan/perbaikan fasilitas komunikasi dari program CD perusahaan
2. Kelembagaan berkelanjutan Penilaian pada satu kelompok warga yang mewakili komunitas
1 1.Perusahaan belum melakukan penilaian program CD tahap dampak (outcome) terhadap variabel kelembagaan berkelanjutan. Berdasarkan hasil penelitian ini, penilaian terhadap kelembagaan berkelanjutan terkait program CD perusahaan adalah sebagai berikut (Gambar 2.11):
a. responden menyatakan bahwa sampai dengan tahun 2011 belum terdapat program pembinaan terhadap kelompok di masyarakat, seperti pembinaan terhadap kelompok tani atau nelayan. Kelompok yang dibuat dan berhubungan dengan program CD perusahaan adalah Pokmas (Kelompok Masyarakat) yang memiliki fungsi sebagai pelaksana program CD di tingkat desa;
b. program CD yang diingat oleh responden (12%) terkait komunitas berupa bantuan alat tangkap yang langsung diberikan kepada nelayan secara perorangan, pelatihan budidaya rumput laut, pelatihan pembuatan gula siwalan kepada beberapa pembuat gula, home industry kue kering, dan pembuatan terumbu dari semen di Desa Gedugan.
3. Tata kelola
Penilaian pada upper community/level makro, yaitu networking, pola-pola relasi yang berkenaan
No Indikator Komponen penjelas Skor Keterangan
dengan nilai-nilai good governance system (transparansi, akuntabilitas,
desentralisasi, demokrasi, dll).
responden dalam hal akses informasi terhadap transparansi dana CD, jenis program yang diusulkan, dan yang akan direalisasikan, desentralisasi pelaksanaan program CD yang diwaliki oleh Pokmas, demokratis dalam hal keterwakilan komponen masyarakat pada saat Musrembangdes dan pelaksanaan program CD yang melibatkan tenaga kerja lokal (contohnya pengerasan jalan), dan akuntabilitas dari anggota Pokmas dengan keanggotaan yang ditentukan oleh kepala desa. Sejak tahun 2011, pihak perusahaan mengajarkan Pokmas untuk taat administrasi dalam hal pembuatan Rancangan Anggaran Biaya (RAB), desain teknis, dan keseluruhan administrasi terkait program CD yang akan diusulkan kepada perusahaan
4. Kemandirian
Penilaian aspek adanya inisiatif, adaptasi, dan otonomi dalam komunitas
1 Perusahaan belum melakukan penilaian program CD tahap dampak (outcome) terhadap variabel kemandirian. Berdasarkan hasil penelitian ini, penilaian terhadap variable kemandirian terkait program CD perusahaan adalah sebagai berikut (Gambar 2.13):
a. sebesar 10% responden menyatakan Program CD perusahaan menumbuhkan inisiatif di masyarakat;
b. sebesar 9.3% responden menyatakan Program CD perusahaan menumbuhkan adaptasi di masyarakat;
c. sebesar 10% responden menyatakan Program CD perusahaan menumbuhkan otonomi di masyarakat.
5. Kohesi sosial
Fokus penilaian mengacu pada isu kerjasama/konflik dan intergrasi/harmoni sosial yang timbul di level masyarakat
1 Perusahaan belum melakukan penilaian program CD tahap dampak (outcome) terhadap variabel kohesi sosial. Berdasarkan hasil penelitian ini, penilaian terhadap variable kohesi sosial terkait program CD perusahaan adalah sebagai berikut (Gambar 2.13):
a. sebesar 36% responden menyatakan Program CD perusahaan telah menciptakan hubungan kerjasama diantara masyarakat;
b. sebesar 28.7% responden menyatakan Program CD perusahaan berpotensi menimbulkan konflik diantara masyarakat;
c. sebesar 34.7% responden menyatakan Program CD perusahaan telah menciptakan intergrasi/harmonisasi social di masyarakat.
Totalkriteria ke-i dalam standar kinerja (∑ Xi) 34
Nilai maksimum kriteria ke-i standar kinerja (∑ Mi) 15
Pembahasan
Pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd Indikator Ekologi
Manajemen dampak atau CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd dalam bidang ekologi berdasarkan standar laporan keberlanjutan industri migas menurut IPIECA adalah sebagai berikut:
Keanekaragaman Hayati dan Jasa Ekosistem
Pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd dalam bidang pelestarian keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem pesisir dan laut di Kecamatan Giligenting berupa 1) pemantauan ekosistem terumbu karang, 2) pemantauan komunitas plankton, 3) penanaman mangrove, dan 4) transplantasi terumbu karang (telah dilaksanakan sampai tahun 2011).
Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang
Gosong Karang Katon merupakan ekosistem terumbu karang yang berjarak ± 2 km arah barat dari fasilitas Lapangan Gas Maleo. Sumber dampak perubahan ekosistem Gosong Karang Katon berasal dari pembuangan cooling water (air pendingin) dari fasilitas produksi, yang dapat menyebabkan fenomena bleaching
(pemutihan) sehingga berdampak pada proses pertumbuhan dan kalsifikasi karang.
Program pengelolaan lingkungan untuk mencegah terjadinya perubahan kualitas habitat Gosong Karang Katon adalah dengan membuang cooling water
pada kedalaman 20 m. Suhu buangan cooling water berkisar 28oC – 31oC. Berdasarkan hasil pemodelan pembuangan cooling water dengan sumber kedalaman 0-150 meter, didapat kesimpulan bahwa suhu cooling water mencapai 28°C dalam pada kedalaman pembuangan 20 m (Tabel 2.6). Pembuangan pada kedalaman 20 m bertujuan untuk menurunkan suhu buangan cooling water
sehingga tidak menyebabkan bleaching pada terumbu karang.
Tabel 2.6 Sebaran suhu cooling water pada berbagai jarak dari sumber pembuangan
Jarak dari sumber (m)
Suhu badan air setelah pembuangan cooling water
Perbedaan suhu dengan suhu normal badan air (280C)
0 38 10
5 36.52 8.52
10 30.88 2.88
25 28.58 0.58
50 28.18 0.18
100 28.06 0.06
150 28.29 0.29
400 28.06 0.06
Dokumen : ANDAL Pengembangan Lapangan Gas Maleo, 2005
Pengelolaan Komunitas Biota Air Laut (Plankton)
Program Penanaman Mangrove dan Transplantasi Terumbu Karang
Pelaksanaan program penanaman mangrove dan transplantasi terumbu karang bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Sumenep. Penanaman mangrove berlokasi di pesisir Desa Bringsang, Gedugan, dan Galis dengan luas total 5 ha (25.000 bibit). Wilayah penanaman di Desa Bringsang dan Gedugan masing-masing seluas 2 ha (10.000 bibit) dan Galis seluas 1 ha (5000 pohon). Pemilihan lokasi penanaman berdasarkan hasil musyawarah pada tingkat desa dan kecamatan. Program penanaman mangrove tersebut bertujuan untuk mencegah abrasi gelombang dan intrusi air laut dan melibatkan masyarakat selama pelaksanaan kegiatan dimulai dari proses pembibitan hingga penanaman.
Tahapan kegiatan penanaman mangrove Santos (Madura Offshore) Pty Ltd, adalah sebagai berikut (BLHD Kab. Sumenep, 2011):
1) tahap perencanaan;
melakukan sosialisasi program pengembangan masyarakat dan menyerap aspirasi masyarakat tentang kebutuhan dan sasaran dari program tersebut; 2) tahap pelaksanaan;
tahap pelaksanaan program meliputi dua kegiatan yaitu penyemaian dan penanaman. Kegiatan penyemaian dilakukan pada bulan Februari 2011 yang meliputi:
a. pengadaan polybag, pupuk, bambu, dan bibit mangrove; b. mobilisasi material ke lokasi penyemaian;
c. proses penyemaian (± 3 bulan sampai bibit siap tanam);
proses penyemaian berlokasi di Desa Bringsang untuk mempermudah mobilisasi. Jumlah orang yang terlibat dalam proses penyemaian sebanyak 24 orang untuk melakukan pengisian tanah ke polybag dan penanaman bibit mangrove. Sebagian besar pekerja pada proses penyemaian adalah wanita. Kegiatan penanaman dilakukan pada akhir bulan Juni 2011.
3) tahap monitoring dan evaluasi;
monitoring dan evaluasi dilakukan mulai dari proses penyemaian sampai dengan 3 bulan pascapenanaman. Pengawasan dilakukan oleh pihak BLHD Kabupaten Sumenep bekerjasama dengan kelompok masyarakat. Sebagai pengawas di lapangan, kelompok masyarakat bertugas untuk mengetahui perkembangan yang terjadi selama proses penyemaian, penanaman, hingga pascatanam.
Pengelolaan Komponen Fisika Kimia Kualitas udara
Komitmen Santos Corporate Indonesia dalam kampanye perubahan iklim tertuang dalam bentuk kebijakan perubahan iklim (Lampiran 5). Sumber dampak perubahan kualitas udara dari fasilitas produksi Lapangan Gas Maleo berasal dari emisi dan pembakaran gas ikutan tiga generator dan dua booster compresor. Gas emisi sebagai hasil samping dari pembakaran bahan bakar dibuang ke atmosfer melalui cerobong yang didesain aman bagi lokasi proses maupun pekerja. Untuk menurunkan emisi gas maka dilakukan efisiensi pembakaran dengan perawatan berkala generator dan turbin.
cold vent dan dibakar melalui LP flare. Pembakaran gas juga bertujuan untuk menjaga api pilot di flare tip tetap menyala, sehingga dalam keadaan emergency
maka blowdown gas akan langsung dibakar di flare tersebut. Pembakaran gas di
[image:39.595.110.516.189.438.2]flare tip merupakan bagian dari Emergency Flare Disposal System. Kualitas udara dari sumber emisi di Lapangan Gas Maleo pada pemantauan periode I tahun 2012 tersaji pada Tabel 2.7 berikut ini.