• Tidak ada hasil yang ditemukan

7. Bagaimana program dan pendekatan perusahaan terkait kesempatan bekerja bagi SDM lokal ?

8. Bagaimana efektivitas pelaksanaan kesempatan kerja tersebut ? 9. Kendala yang dihadapi perusahaan dalam penerapan Local Hiring ?

III. Tingkat kepuasan dan kepentingan responden terhadap indikator kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd

No Indikator Kinerja Kepuasan Kepentingan STP (1) TP (2) BS (3) P (4) SP (5) STP (1) TP (2) BS (3) P (4) SP (5) A Kinerja Ekologi

1 Kehati dan Jasa Ekosistem

2 Kualitas udara

3 Kualitas air laut

B Kinerja Sosial Ekonomi

1 Program CD tahap proses

2 Program CD tahap output

3 Program CD tahap outcome

Lampiran 3 Kuesioner kajian kinerja Corporate Social Responsibility studi kasus Santos (Madura Offshore) Pty Ltd (Masyarakat)

I. Persepsi Responden Terhadap Indikator Kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd

1.1 Indikator Kinerja Ekologi

1. Program pelestarian lingkungan apa (seperti penanaman pohon, pengelolaan kualitas udara/air laut/air tawar, dan pengelolaan limbah) yang dilakukan oleh perusahaan ?

2. Menurut Anda, apa manfaat yang Anda rasakan dari program pelestarian lingkungan yang telah dilakukan perusahaan?

2.2 Indikator Kinerja Sosial Ekonomi 2.2.1 Program CD Tahap Proses 1. Bagaimana mekanisme:

a. perencanaan program CD perusahaan yang Anda ketahui? b. pelaksanaan program CD perusahaan yang Anda ketahui? c. pemantauan program CD perusahaan yang Anda ketahui? d. evaluasi program CD perusahaan yang Anda ketahui?

2 Bagaimana dengan sosialisasi kegiatan operasional perusahaan selama ini di Kecamatan Giligenting ?

2.2.2 Program CD Tahap Output

1. Apa saja program CD perusahaan yang Anda ketahui (bidang lingkungan hidup, pendidikan, ekonomi, fasilitas umum, dsb) ?

2. Menurut Anda, apa manfaat dan pengaruh program CD perusahaan terhadap: a.Aspek Sosial -Aksesibilitas wilayah : -Pola pikir : -Gaya hidup/konsumtif : b. Aspek Ekonomi -Pendapatan : -Pendidikan : -Pekerjaan :

3.Kendala apa saja yang dihadapi masyarakat terkait program CD perusahaan ? 4.Bagaimana tindak lanjut Anda sebagai masyarakat Giligenting terhadap

program CD perusahaan?

5.Harapan Saudara terhadap keberlangsungan program CD perusahaan ?

2.2.3 Program CD Tahap Outcome

1. Menurut Anda, bagaimana dampak program CD perusahaan terhadap indikator taraf hidup (fisik) yang meliputi:

a) kondisi fisik rumah; b) sekolah;

c) fasilitas kesehatan; d) fasilitas komunikasi;

2. Menurut Anda, bagaimana dampak program CD perusahaan terhadap indikator kelembagaan yang bekelanjutan berupa pembinaan terhadap suatu komunitas di Giligenting?

3. Menurut Anda, bagaimana dampak program CD perusahaan terhadap indikator tata kelola, berupa penerapan good governance system (transparansi,

akuntabilitas, desentralisasi, demokrasi, dll) ?

4. Menurut Anda, bagaimana dampak program CD perusahaan terhadap indikator kemandirian masyarakat, meliputi:

a) tumbuhnya inisiatif; b) adaptasi;

c) otonomi dalam komunitas;

5. Menurut Anda, bagaimana dampak program CD perusahaan terhadap indikator kohesi sosial, meliputi:

a) isu kerjasama/konflik;

b) integrasi/harmonisasi sosial di masyarakat;

II.Tingkat kepuasan dan kepentingan responden terhadap indikator kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd

No Indikator Kinerja Kepuasan Kepentingan STP (1) TP (2) BS (3) P (4) SP (5) STP (1) TP (2) BS (3) P (4) SP (5) A Kinerja Ekologi

1 Kehati dan Jasa Ekosistem

2 Kualitas udara

3 Kualitas air laut

B Kinerja Sosial Ekonomi

1 Program CD tahap proses

2 Program CD tahap output

3 Program CD tahap outcome

Lampiran 6 Kebijakan hubungan eksternal dan investasi sosial Santos Corporate Indonesia

Lampiran 7 Mekanisme perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pengembangan masyarakat Kabupaten Sumenep

Sumber : Komite CD Kab. Sumenep, 2010

Mei-Desember

Proses pelaksanaan kegiatan oleh Pokmas dan Evaluasi pelaksanaan oleh

KKKS dan Tim CD satker terkait Komite CD Kec dan KKKS memberikan

laporan scr berkala kepada Komite CD Kabupaten sebagai bahan monitoring &

evaluasi thp pelaksanaan program

Evaluasi kedua hasil akhir program/kegiatan November-Desember

Tim Kecil Kab dan Tim Kecil KKKS bertemu u/membahas rencana dan dana

kegiatan u/program baru dan evaluasi program kegiatan tahun lalu

Januari

KKKS menyampaikan hasil keputusan ke BPMIGAS untuk mendapat persetujuan BPMIGAS melaksanakan pembahasan,

koreksi, dan memberikan persetujuan Februari-Maret

Program & Anggaran yang disetujui BPMIGAS disampaikan kepada KKKS

April

Menjelaskan kepada masyarakat melalui komite CD terkait program/kegiatan yg disetujui BPMIGAS, dihadiri oleh : 1. Bupati, Ketua DPRD, & Komisi B

2. Seluruh komite CD Kab & Kec

3. Perwakilan BPMIGAS

4. Perwakilan KKKS

KKKS melakukan koordinasi dengan komite CD Kec & Kepala Desa untuk persiapan pelaksanaan program yg telah

direncanakan Hasil Musrenbangdes dibawa ke

kecamatan melalui MUSRENBANGCAM Penyusunan rencana program dan kegiatan CD berdasarkan skala prioritas sesuai bidang

dan kegiatannya kemudian disandingkan dg program yang didanai APBD II, APBD I,

APBN, dan Loan

Usulan Satker ke Tim CD Kabupaten Sumenep Masyarakat desa bermusyawarah melalui Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Desa MUSRENBANGDES

Lampiran 8 Realisasi program CD tahun 2011 Santos (Madura Offshore) Pty Ltd

No Program Lokasi (Desa) Biaya Keterangan

A Bidang Sarana Prasarana 750.000.000

1 Pengaspalan jalan karang beto Dusun Julung Daja Galis 125.000.000 Pokmas

2 Pengaspalan jalan Dusun Ragang, (Lanjutan) Gedugan 125.000.000 Pokmas

3 Pengaspalan jalan Dusun Gunung, (lanjutan) Bringsang 125.000.000 Pokmas

4 Pengaspalan jalan Dusun Murassem Timur Aenganyar 125.000.000 Pokmas

5 Pengaspalan jalan Jln Arjuno, Dusun Tanodung Lombang 125.000.000 Pokmas

6 Peningkatan jalan dan 1 unit gorong-gorong Dusun Billa Kramat Banbaru 125.000.000 Pokmas

B Bidang Pendidikan 385.000.000

1 Pembangunan RKB MTS Al-Arief : 2 lokasi Jate 125.000.000 Pokmas

2 Pembangunan RKB MTS Darul Ulum : 2 lokasi Banmaleng 125.000.000 Pokmas

3 Beasiswa Akademi Perikanan Sidoardjo (APS) 8 desa 135.000.000 APS

C Bidang Kesehatan 80.000.000

1 PMTAS (Balita, TK/RA, dan SD/MI) pada 5000 anak

8 desa 50.000.000 PKK Kecamatan

2 Pelatihan kader PKK Bidang kesehatan (25 orang/8 desa) 30.000.000 PKK Kecamatan

D Bidang Ekonomi Masyarakat 220.000.000

1 Bantuan modal/peralatan u/ home industry Galis 30.000.000

-

2 Bantuan modal/peralatan u/ home industry Gedugan 30.000.000

3 Bantuan modal/peralatan u/ home industry Bringsang 30.000.000

4 Bantuan modal/peralatan u/ home industry Aenganyar 30.000.000

5 Bantuan berupa pembayaran rekening pelanggan listrik Lombang 25.000.000

6 Bantuan berupa pembayaran rekening pelanggan listrik Jate 25.000.000

7 Bantuan berupa pembayaran rekening pelanggan listrik Banbaru 25.000.000 8 Bantuan berupa pembayaran rekening pelanggan listrik Banmelang 25.000.000

E Bidang Lingkungan Hidup 65.000.000

1 Transplantasi terumbu karang di perairan Giligenting (Takat

Noko) Gedugan 65.000.000 -

Total Dana Progam CD 1.500.000,00

Lampiran 9 Perhitungan IPA, Gap Analysis, dan CSI 9.1 Consumen Satisfaction Index (CSI)

No Atribut Rataan Tingkat Kepentingan Rataan Tingkat Kepuasan Importance Weighting Factor (WF) Weighted Score (WS)

1 Tahap proses program CD 5 2.72 0.043 0.116

2 Aksesibilitas Wily 5 3.61 0.043 0.155 3 Pola pikir 5 2.06 0.043 0.088 4 Gaya hidup 5 1.51 0.043 0.065 5 Pendapatan 5 1.55 0.043 0.066 6 Pendidikan 5 3.02 0.043 0.129 7 Pekerjaan 5 2.08 0.043 0.089

8 Tindak lanjut komunitas 5 1.10 0.043 0.047

9 Kondisi rumah warga 5 1.10 0.043 0.047

10 Kondisi bagunan Sekolah 5 2.81 0.043 0.120

11 Kondisi Fasilitas Kes 5.0 2.01 0.043 0.086

12 Kondisi Sarana komunikasi 3.1 1.04 0.027 0.028 13 Kelembagaan berkenlajutan (program pembinaan komunitas) 5 1.26 0.043 0.054

14 Tata kelola organisasi (good governance) 5 1.69 0.043 0.072 15 Inisiatif 5 1.30 0.043 0.056 16 Adaptasi 5 1.28 0.043 0.055 17 Otonomi 5 1.30 0.043 0.056 18 Kerjasama 5 1.95 0.043 0.084 19 Konflik 5 2.42 0.043 0.104 20 Integrasi/harmonisasi sosial 5 1.68 0.043 0.072 21 Local recruiment 4.89 2.34 0.042 0.098 22 Kehati 4.87 2.03 0.042 0.085 23 Kualitas udara 4.02 1.00 0.034 0.034

24 Kualitas air luat 4.73 1 0.041 0.041

Rata-rata total 4.86 1.83 1 1.85

9.2 IPA Gap Analysis No Indikator Tingkat Kepentingan (a) Tingkat Kepuasan (b) Selisih (b) – (a)

1 Program CD tahap proses 5 2.72 -2.28

2 Aksesibilitas wilayah 5 3.61 -1.39 3 Pola pikir 5 2.06 -2.94 4 Gaya hidup 5 1.51 -3.49 5 Pendapatan 5 1.55 -3.45 6 Pendidikan 5 3.02 -1.98 7 Pekerjaan 5 2.08 -2.92

8 Tindak lanjut komunitas 5 1.10 -3.90

9 Kondisi rumah warga 5 1.10 -3.90

10 Kondisi bagunan Sekolah 5 2.81 -2.19

11 Kondisi fasilitas kesehatan 5.0 2.01 -2.99

12 Kondisi sarana komunikasi 3.1 1.04 -2.06

13 Kelembagaan berkelanjutan (program pembinaan komunitas)

5 1.26 -3.74

14 Tata kelola organisasi (good

governance) 5 1.69 -3.31 15 Inisiatif 5 1.30 -3.70 16 Adaptasi 5 1.28 -3.72 17 Otonomi 5 1.30 -3.70 18 Kerjasama 5 1.95 -3.05 19 Konflik 5 2.42 -2.58 20 Integrasi/harmonisasi sosial 5 1.68 -3.32 21 Local recruiment 4.89 2.34 -2.56 22 Kehati 4.87 2.03 -2.84 23 Kualitas udara 4.02 1.00 -3.02

24 Kualitas air luat 4.73 1 -3.73

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada tanggal 9 Juli 1986 dari Ayah Hadi Hanapi dan Ibu Kartika, merupakan anak ke-2 dari tiga saudara. Pendidikan Sarjana ditempuh di Jurusan Manajemen Bisnis dan Ekonomi Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bodor pada tahun 2004 dan lulus pada Tahun 2008. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan S-2 pada Program Studi pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Penulis bekerja di PT. Binawahana Inti Nusa yang merupakan konsultan lingkungan dari tahun 2010 sampai dengan sekarang.

I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan energi saat ini masih didominasi oleh sumberdaya tak terbarukan (non-renewable resources) yang berasal dari minyak dan gas (migas) bumi serta batubara. Sumber energi tersebut masih menjadi andalan bahan bakar alat transportasi dan sebagian dikonversi menjadi listrik dan keperluan industri.

Sumberdaya migas sebagai sumberdaya alam strategis di Indonesia didefinisikan sebagai kekayaan nasional yang dikuasai negara. Kegiatan pemanfaatan migas di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No.22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi dan peraturan pelaksana turunannya. Berdasarkan peraturan tersebut, penguasaan oleh negara dilaksanakan oleh pemerintah sebagai pemegang kuasa pertambangan yang selanjutnya diwakili oleh Badan Pelaksana dan Badan Pengatur.

Struktur industri migas Indonesia, terdiri atas usaha inti (core business), meliputi usaha hulu dan hilir dan usaha non-inti (non core business). Kegiatan usaha hulu (upstream business) berupa eksplorasi dan eksploitasi migas, dan usaha hilir (downstream business) berupa pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, dan niaga migas. Badan pelaksana bertugas sebagai pengendali kegiatan usaha hulu migas dan Badan pengatur bertugas mengatur dan mengawasi penyediaan dan pendistribusian bahan bakar migas pada kegiatan usaha hilir. Semenjak Januari 2013, Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) berganti nama menjadi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKKMIGAS) dengan payung hukum Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. SKKMIGAS bertanggung jawab secara institusi kepada Presiden dan berkoordinasi dengan Kementerian Energi Sumberdaya Mineral.

Kegiatan usaha hulu migas dilaksanakan dan dikendalikan melalui kontrak kerja sama. Perusahaan yang melakukan operasional hulu migas disebut sebagai operator dan bertindak sebagai kontraktor yang memperlakukan migas milik negara. Perusahaan kontraktor tersebut disebut juga sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Jumlah KKKS di Indonesia sampai tahun 2012 adalah 118 perusahaan, terdiri atas 54 KKKS Coal Based Methane (CBM), 108 KKKS eksplorasi, dan 44 KKKS produksi. Berdasarkan catatan statistik dari halaman website SKKMIGAS (http://www.skspmigas-esdm.go.id/), sumbangsih industri hulu migas terhadap pendapatan negara pada tahun 2011 mencapai US$ 35.798 miliar dan tahun 2012 mencapai US$ 34.934 miliar. Total produksi pada tahun 2011 untuk minyak sebesar 794 Barrel Oil Equivalen Per Day (BOEPD), gas sebesar 1.499 BOEPD, dan kondensat sebesar 108 BOEPD.

Pasca berakhirnya Perang Dingin, masyarakat sipil menjadi sebuah lembaga yang diperhitungkan dan menuntut kegiatan korporasi didasarkan atas pertimbangan nilai-nilai humanisme dan ekologisme. Proses perizinan operasional yang taat hukum (legal license to operate) harus diimbangi dengan transparansi konsultasi publik untuk mendapat izin sosial masyarakat (social lisence to operate). Bentuk-bentuk pertimbangan dan perhatian sosial lingkungan tersebut merupakan upaya memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak

negatif kehadiran korporasi saat ini. Perlakuan terhadap dampak keberadaan korporasi tidak hanya diterjemahkan dalam keuntungan ekonomi semata, tetapi perlakuan terhadap seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) korporasi. Upaya mengharmoniskan tiga sektor utama kehidupan manusia (triple bottom line), yaitu ekonomi, sosial, dan ekologi, pada saat ini dipahami sebagai

Corporate Social Responsibility atau CSR (Sampurna 2007). Menurut tim

Europen Comission (2009), CSR didefinisikan sebagai sebagai suatu konsep dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dan lingkungan ke dalam operasi bisnis mereka dan dalam berinteraksi dengan para stakeholder perusahaan secara sukarela. Marina et al. (2012) menyatakan bahwa CSR juga dipahami sebagai kewajiban seseorang atau organisasi untuk memiliki konteks sosial, yang meliputi masyarakat serta lingkungan fisik, ketika melakukan kegiatan yang konsekuensinya tidak hanya mempengaruhi individu atau internal organisasi.

International Standar Organization (ISO) memberikan suatu pedoman melaksanakan CSR dalam ISO 26000:2010 Guidance on Social Responsibility.

Corporate Social Responsibility didefinisikan sebagai responsibility of an organization for the impacts of its decisions and activities on society and the environment, through transparent and ethical behavior that contributes to sustainable development, health, and the welfare of society ; takes into account the expectations of stakeholders ; is in compliance with applicable law and consistent with international norms of behavior; and is integrated throughout the organization and practiced its relationships.

Dokumen ISO 26000:2010 berisikan definisi, prinsip, subjek inti, dan petunjuk melaksanakan prinsip dan subjek inti CSR suatu organisasi. Subjek inti dalam CSR terdiri atas tata kelola organisasi (perusahaan), Hak Asasi Manusia, ketenagakerjaan, lingkungan, praktik operasi yang adil, konsumen, serta pelibatan dan pengembangan masyarakat. Jalal (2010) menyatakan dari definisi ISO tersebut, dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan manajemen dampak baik positif maupun negatif, sehingga seluruh isu yang terkait dampak operasional perusahaan harus diperhatikan dan salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan adalah ekspektasi pemangku kepentingan terhadap perusahaan. ISO 26000:2010 pun dapat membantu organisasi berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan dan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap perusahaan. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 16 perusahaan jasa ternama Spanyol, menyimpulkan bahwa sertifikasi ISO 26000:2010 positif mempengaruhi pencitraan perusahaan (Marina et al. 2012).

Definisi CSR berdasarkan ISO 26000:2010 sejalan dengan definisi perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (pasal 1 ayat 2) berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), yaitu upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Baik CSR maupun upaya PPLH tersebut merupakan manajemen dampak yang meliputi aspek sosial, ekonomi, dan ekologi.

Sebagai pelaksana kegiatan operasional di lapangan, KKKS merupakan subjek dari semua produk peraturan perundangan, termasuk dalam bidang perlindungan dan pelestarian lingkungan. Aspek perlindungan dan pelestarian

lingkungan merupakan bagian penting dari kegiatan operasional usaha hulu migas, karena kegiatan eksplorasi dan eksploitasi berpotensi memberikan dampak negatif dan positif bagi lingkungan sekitar daerah operasi.

Santos (Madura Offshore) Pty Ltd merupakan salah satu KKKS pemerintah yang berlokasi di wilayah administratif Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Perusahaan ini memproduksi gas alam cari dari Lapangan Gas Maleo yang selanjutnya di jual ke PT Perusahaan Gas Negara di Porong melalui pipa bawah laut. Komitmen Santos (Madura Offshore) Pty Ltd

corporate terhadap manajeman dampak di wilayah operasionalnya dituangkan dalam suatu sistem manajemen lingkungan yang sistematis dan menyeluruh mengacu pada Australian Standard 4801- 2000 OH and S Management Systems

dan ISO 14001:2004. Sistem manajemen lingkungan tersebut terintegrasi ke dalam sistem manajemen lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja, disebut sebagai EHSMS (Environmental, Health, Safety Management System). Pelaksanaan EHSMS disesuaikan dengan peraturan pengelolaan lingkungan di negara wilayah operasional.

Implementasikan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd terhadap

stakeholders eksternalnya berupa efisiensi penggunaan energi operasional lapangan, melakukan studi lingkungan seperti Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL), Rencana Pengelolaan Lingkungan/Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL-RPL), audit lingkungan, dan Program Penilaian Peringkat Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Perusahaan (PROPER), membuat dan melaksanakan Emergency Respone Plan (ERP), mempekerjakan masyarakat lokal, dan melaksanakan program pengembangan masyarakat (Community Development atau CD). Beberapa permasalah terkait keberadaan Santos (Madura

Offshore) Pty Ltd di Kecamatan Giligenting adalah 1) program CD perusahaan dirasakan belum signifikan menyentuh permasalahan sosial ekonomi masyarakat, karena program yang telah dilaksanakan masih dalam tataran fisik, 2) adanya pendapat gejala penurunan hasil tangkapan nelayan selama operasional Lapangan Gas Maleo sebesar 50% dan kerusakan terumbu karang, 3) sistem penyaluran dana CD yang terlalu panjang, menyebabkan aspirasi masyarakat Giligenting tidak tersalurkan secara optimal, dan 4) terbatasnya informasi pengelolaan lingkungan fisik oleh perusahaan bagi masyarakat Giligenting dan wilayah sekitarnya. Manajemen dampak atau pelaksanaan CSR terhadap stakeholders

eksternal yang telah dilakukan oleh Santos (Madura Offshore) Pty Ltd masih memiliki kekurangan. Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah:

1. bagaimana kinerja pelaksanaan CSR perusahaan terhadap stakeholders

eksternalnya pada saat ini ?

2. bagaimana tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan indikator kinerja CSR menurut stakeholders eksternal perusahaan?

3. bagaimana usulan penguatan dan pengembangan kebijakan yang ada untuk meningkatkan keberlanjutan kinerja CSR perusahaan?

Tujuan Penelitian

1. Menganalisis kinerja pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd terhadap stakeholders eksternal perusahaan

2. Menganalisis tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan atribut kinerja CSR menurut stakeholders eksternal Santos (Madura Offshore) Pty Ltd

3. Menganalisis alternatif kebijakan untuk keberlajutan kinerja CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd

Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi bagi pihak manajemen Santos (Madura Offshore) Pty Ltd sebagai bahan pertimbangan dan menentukan alternatif kebijakan terkait pelaksanaan CSR.

2. Sebagai informasi ilmiah bagi stakeholders yang berkepentingan dengan keberlanjutan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd di Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur.

Ruang Lingkup Penelitian

Sektor energi dan sumberdaya mineral di Indonesia sampai saat ini masih memberikan konstribusi yang tinggi terhadap pembangunan nasional. Kontribusi yang diberikan oleh sektor ini diharapkan tidak hanya dalam bentuk sumbangan devisa negara tetapi dapat juga dilihat dari efek pengganda (multiplier effect) yang telah diciptakan oleh industri energi dan mineral.

Perusahaan yang ingin berkelanjutan, haruslah memperhatikan prinsip 3P (profit, planet, dan people). Selain mengejar profit, perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkonstribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Dalam gagasan ini, tanggung jawab perusahaan tidak hanya berpijak pada single bottom line, yaitu ekonomi yang difleksikan dalam kondisi finansial nya saja, namun harus juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya (Elkington 1997).

Santos (Madura Offshore) Pty Ltd merupakan KKKS pemerintah yang beroperasi di Perairan Selat Madura, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Perusahaan sendiri memiliki kewajiban untuk memproduksi gas sesuai dengan target produksi dan melaksanakan manajemen dampak atas operasional perusahaan di sekitar wilayah operasinya. Komitmen Santos (Madura Offshore) Pty Ltd terhadap pembangunan berkelanjutan diwujudkan dalam suatu sistem manajemen lingkungan yang mengacu pada Australian Standard 4801- 2000 OH and S Management Systems dan ISO 14001:2004. Sistem manajemen lingkungan tersebut terintegrasi ke dalam sistem manajemen lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja, disebut sebagai EHSMS (Environmental, Health, Safety Management System). Pelaksanaan EHSMS disesuaikan dengan peraturan lingkungan yang berlaku di negara wilayah operasional.

Ruang lingkup penelitian ini adalah mengkaji kondisi eksisting pelaksanaan CSR Santos (Madura Offshore) Pty Ltd terhadap stakeholders eksternalnya dalam aspek ekologi, meliputi pelestarian jasa ekosistem dan pengelolaan dampak

operasional produksi terhadap lingkungan sekitar dan aspek sosial ekonomi, meliputi pelaksanaan program community development dan local recruitment.

Kajian kondisi eksisting selanjutnya dikombinasikan dengan kebijakan/peraturan lingkungan yang berlaku untuk melihat kesenjangan pelaksanaan. Hasil yang didapat akan diformulasikan dalam suatu konsep

expected condition menggunakan teori manajemen resiko lingkungan yang bertujuan untuk penguatan dan pengembangan kebijakan yang telah ada. Kerangka rencana penelitian, tersaji pada Gambar 1.1 berikut ini.

Keterangan :

--- = Ruang Lingkup Penelitian

= Lambang proses dalam diagram alir

= Lambang input/output dalam diagram alir

Gambar 1.1 Kerangka pemikiran penelitian Kebutuhan Migas Nasional

Corporate setting (EHSMS)

Santos (Madura Offshore) Pty Ltd

Existing condition Expected condition Kebijakan yang ada

Produksi Corporate Social Responsibility

(IPIECA, 2010 dan BPMIGAS, 2008)

Teknologi

K3 Ekologi Sosial Ekonomi

1. Jasa Ekosistem

Keanekaragaman Hayati

2. Dampak terhadap Lingkungan sekitar

Kualitas udara

Kualitas air laut

Limbah 1. Program community development 2. Local recruitment Penguatan dan pengembangan kebijakan yang ada Keberlanjutan aspek sosial,

ekonomi, dan ekologi dari opersional Santos (Madura

2 ANALISIS KINERJA PELAKSANAAN

CSR SANTOS (MADURA OFFSHORE) PTY LTD TERHADAP

STAKEHOLDERS EKSTERNAL PERUSAHAAN

Pendahuluan

Keberlanjutan suatu industri memerlukan elaborasi tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu keadilan sosial, efisiensi ekonomi, dan kinerja lingkungan ke dalam praktek operasional perusahaan. Perusahaan yang bersaing dalam tataran global dituntut untuk berkomitmen dan melakukan pelaporan keberlanjutan secara holistik mencakup seluruh aspek operasionalnya. Mengingat CSR bersifat

intangible sehingga sulit dilakukan penilaian tingkat keberhasilan yang telah dicapai, diperlukan berbagai pendekatan kuantitatif dengan menggabungkan konsep triple bottom line (sosial, ekonomi, dan ekologi) atau lebih dikenal sebagai

suistainability reporting, yaitu praktek pengukuran, pengungkapan, dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada para stakeholders perusahaan baik internal maupun eksternal (GRI 2000).

Laporan keberlanjutan merupakan upaya untuk mengkomunikasikan CSR perusahaan, karena suatu laporan keberlanjutan menunjukkan akuntabilitas, peningkatan kinerja, membangun hubungan dengan stakeholders, manajemen keberlanjutan, dan menunjukkan kondisi kerja. Selain pihak internal perusahaan, pembaca laporan keberlanjutan adalah masyarakat sipil, mereka yang termasuk

value chain, dan investor. Pelaporan CSR dapat mengacu pada beberapa pedoman, yaitu ISO 26000:2010 untuk pedoman kegiatan CSR, International Performance Standards (IFC) untuk standar pelaporan, dan Global Reporting Initiative (GRI)-G3 dan GRI-Miningand Metals Sector Suplement (MMSS) untuk standar pelaporan (Futtera 2011 dalam Jalal dan Rahman 2011).

Sambodo et al. (2012) menyatakan bahwa jumlah perusahaan di Indonesia yang telah melakukan kegiatan CSR bidang lingkungan dan mengungkapkan informasinya masih sangat sedikit. Memperhatikan hal tersebut, maka penyampaian kinerja CSR bidang lingkungan secara sederhana, informatif, dan mudah dimengerti kepada publik sangat dibutuhkan. Senada dengan hal tersebut, Wenbiao (2012) menyatakan bahwa semakin banyak praktek perusahaan dan hasil studi menunjukkan terdapat korelasi positif antara tanggung jawab sosial dan kinerja perusahaan. Perusahaan internasional sangat mementingkan tanggung jawab sosial, mendapat reputasi dari masyarakat dan publik, dan menjaga perkembangan trend perusahaan.

Pedoman pelaporan keberlanjutan bagi perusahaan migas dapat mengacu pada IFC Performance Standards (2012), GRI Standard Disclosure G3.1 (2011), GRI Oil and Gas Sector Supplement (2011), International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA) Indigenous Peoples and Oil and Gas Industry (2011), Oil and Gas Industry Guidance on Voluntary Sustainability Reporting (2010), serta Creating Succesful, Sustainable Social Investment (Zandvliet 2008) yang kemudian bisa digabungkan dengan ISO 26000:2010 karena CSR bersifat universal sekaligus partikular.

Selain pedoman internasional tersebut, untuk mengevaluasi program CD pada perusahaan migas di Indonesia dapat mengacu pada Panduan Penilaian

Community Development di Lingkungan Perusahaan Migas, BPMIGAS (2008). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja CSR Santos (Madura

Offshore) Pty Ltd berdasarkan standar kinerja CSR dalam laporan keberlanjutan industri migas.

Bahan dan Metode Tempat dan Waktu Penelitian

Dokumen terkait