• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Komunikasi Pembalap Drag Bike Pemula Dalam Menjalin Interaksi Dengan Pembalap Senior di Kota Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola Komunikasi Pembalap Drag Bike Pemula Dalam Menjalin Interaksi Dengan Pembalap Senior di Kota Bandung"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan dalam Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Program Studi Ilmu

Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh:

OKKY FIRDAUS DRAMAR NIM. 41809198

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)

161

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama Lengkap : Okky Firdaus Dramar Tempat & Tanggal Lahir : Bandung, 18-Oktober-1991

NIM : 41809198

Tingkat/ Semester : 10

Program Studi : Ilmu Komunikasi (Hubungan Masyarakat) Jenis Kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat Lengkap : Jl. Cangkuang Banjaran Bandung Jawa Barat No Telepon / HP : 081312406085

E-mail : okky.firdaus@ymail.com

Berat Badan : 50 Kg

Tinggi Badan : 160 Cm

Status Marital : Belum Menikah Orang Tua

Nama Ayah : Sudrajat

Pekerjaan : PNS

Alamat : Jl. Cangkuang Banjaran Bandung Jawa Barat

Nama Ibu : Enok Sumarni

Pekerjaan : PNS

(3)

Pendidikan Formal

No Tahun Uraian Keterangan

1.

2009-Sekarang

Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung.

-

2. 2006-2009 SMA Negeri 1 Katapang Lulus/Berijazah

3. 2003-2006 SMP 1 Pasundan Banjaran Lulus/Berijazah

4. 1997-2003 SD Negeri 1 Karangsetra Lulus/Berijazah

5. 1996-1997 TK Al-Mudiyah Lulus/Berijazah

Pendidikan Non Formal

No Tahun Uraian Keterangan

1. 2010 Peserta “Kegiatan Seminar Budaya Preneurship” diselenggarakan oleh Pusat Inkubator Bisnis Mahasiswa UNIKOM

Bersertifikat

2. 2010 Peserta “Table Manner”

diselenggarakan oleh UNIKOM bekerja sama dengan Hotel Amaroosa

Bersertifikat

3. 2010 Peserta “Mentoring Agama Islam” deiselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi & Public Relation FISIP UNIKOM

Bersertifikat

4. 2011 Peserta “Study Tour Media Massa” diselenggarakan oleh Ilmu Komunikasi & Public Relations UNIKOM

(4)
(5)

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Bandung, Agustus 2014 Hormat Saya

(6)

ix

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.2.1 Rumusan Masalah Makro ... 10

1.2.2 Rumusan Masalah Mikro ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 11

1.3.1 Maksud Penelitian ... 11

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

(7)

x

2.1 Tinjauan Pustaka ... 13

2.1.1 Studi Terdahulu ... 13

2.1.2 Pengertian Komunikasi ... 15

2.1.2.1 Unsur-Unsur Komunikasi ... 22

2.1.2.2 Proses Komunikasi ... 24

2.1.3 Tinjauan Pola Komunikasi ... 27

2.1.4 Tinjauan Tentang Adaptasi ... 27

2.1.5 Tinjauan Pembalap Motor ... 31

2.1.6 Tinjauan Drag bike ... 32

2.2 Kerangka Pemikiran... 31

2.2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 31

2.2.2 Kerangka Pemikiran Konseptual ... 34

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 39

3.1.1 Sejarah Drag Bike ... 39

3.1.2 Tentang Drag Bike ... 42

3.1.3 Peraturan Drag Bike ... 43

3.2 Metode Penelitian ... 54

3.2.1 Desain Penelitian ... 54

(8)

xi

3.2.3.1 Informan Pendukung ... 56

3.2.4 Teknik Analisa Data ... 58

3.2.4.1 Uji Keabsahan Data ... 60

3.2.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 61

3.2.5.1 Lokasi Penelitian ... 61

3.2.5.2 Waktu Penelitian ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Informan ... 66

4.2 Hasil Penelitian ... 71

4.2.1 Proses Komunikasi Pembalap drag bike Pemula dalam Menjalin Interaksi dengan Pembalap Senior Dalam Menciptakan Solidaritas Antar Sesama Pembalap... 74

4.2.2 Hambatan Komunikasi pada kegiatan Latihan Drag Bike di Briggif Cimahi Bandung ... 86

4.3 Pembahasan Penelitian... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 98

(9)

xii

(10)

102

Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Devito, A. Joseph. 1984. The Interpersonal Comunication book.

Effendi, Onong Uchjana, 2000. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Effendy, Onong Uchjana. 1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya

Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

---. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Effendi, Onong Uchjana, 1990. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Mulyana, Deddy & Solatun. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy.2000. Ilmu Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mulyana, Deddy.2003. Ilmu Komunikasi suatu pengantar, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

---. 2007. Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA

Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta

(11)

Internet seaching

www.Bimoal.blogspot.com tanggal 1 Maret 2014 pkl.20.37 www.e-journal.uajy.ac.id tanggal 10 Maret 2014 pkl. 16.00 www.mrgen17.blogspot.com tanggal 10 Maret 2014 pkl. 23.04

http://masudumar.wordpress.com/2012/09/19/kehidupan-sosial-manusia tanggal 14 Maret 2014 pkl 10.04 WIB

http://demalungjava.wordpress.com/2009/11/13/tentang-drag-race/ tanggal 12 Maret 2014 pkl. 22.07

www.sarjanaku.com/2013/01/metode-pengumpulan-data-teknik.html tanggal 13 Maret 2014 pkl. 11.13

http://subliyanto.blogspot.com/2010/06/subyek-penelitian-dan-responden.html tanggal 14 Maret 2014 pkl. 22.06

http://www.scribd.com/doc/52842072/PURPOSIVE-SAMPLING tanggal 15 Maret 2014 pkl. 22.20

Referensi

Ricky Ichsan Hilmanasah, Program Ilmu Komunikasi Bidang Kajian Ilmu Kehumasan, Universitas Komputer Indonesia dengan judul Pola Komunikasi Pimpinan Departemen Komunikasi PT. Dirgantara Indonesia. (Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Pimpinan Departemen Komunikasi Dalam Memotivasi Karyawan PT. Dirgantara Indonesia). Yuni Rizani, Program Ilmu Komunikasi Bidang Kajian Ilmu Kehumasan,

Universitas Komputer Indonesia dengan judul Komunikasi Organisasi

Komunitas Motor “KNC” (Kawasaki Ninja Club) Wilayah Bandung

(12)

vi Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah segala puji syukur kita panjatkan kepada Yang Maha Agung dan Maha Tinggi Allah SWT. Karena atas Rahmat dan Karunia Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi Penelitian ini dengan tepat waktu. Skripsi ini berjudul Pola Komunikasi Pembalap Motor Drag Bike Pemula dalam Menjalin Interaksi dengan Pembalap Motor Senior yang di mulai pada bulan Agustus 2014.

Penulis mengucapkan terima kasih dan rasa bangga kepada orang tua tercinta Ibu Enok Sumarni dan Bapak Ajat Sudrajat yang selalu memberikan kasih sayang dan semangat pada penulis dan juga memberikan doa serta dukungan moril maupun materi kepada penulis dalam mengerjakan Skripsi ini.

Dalam menyusun Skripsi ini penulis mengalami hambatan dan kesulitan yang dialami. Terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan wawasan menjadi hambatan besar dalam penyusunan Skripsi ini. Namun berkat kerja keras dari semua pihak, pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan semaksimal mungkin. Saran dan kritik yang membangun penulis harapkan juga dapat memberi manfaat bagi peningkatan penulis di masa mendatang.

Penyusunan tidak dapat terlaksana tanpa dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. 2. Yth. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

(13)

vii

sebagai dosen yang telah banyak membantu memberikan arahan, masukan-masukan yang berarti bagi penulis serta memberikan pengetahuan dan berbagi ilmu juga wawasan selama penulis melakukan perkuliahan.

4. Yth, Bpk. DR. Mahi M Hikmat, M. Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu memberikan arahan, masukan-masukan yang berarti bagi penulis selama penyususan Skripsi, serta memberikan pengetahuan dan berbagi ilmu juga wawasan selama penulis melakukan perkuliahan.

5. Yth, Bpk. Sangra Juliano Prakasa.,S.I.Kom selaku Dosen Wali IK-5 2009 yang telah banyak memberikan nasihat, semangat dan arahan kepada penulis selama menempuh studi di UNIKOM.

6. Yth, Ibu Rismawaty,S.Sos.,M.Si, Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si., Ibu Tine Agustin, S.I.Kom, Bpk Adiyana Slamet, S.IP., M.Si, Olih Solihin., S.Sos., M.I.Kom selaku Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNIKOM yang telah mengajarkan penulis selama ini beserta seluruh dosen Ilmu Komunikasi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis selama perkuliahan berlangsung.

7. Yth, Ibu Ratna Widiastuti, A.Md selaku Sekretariat Dekan FISIP UNIKOM yang telah membantu penulis dalam hal administrasi.

8. Yth, Ibu Astri Ikawati,A.Md.Kom selaku sekretariat Progran Studi Ilmu Komunikasi & Public Relations FISIP UNIKOM yang telah membantu penulis dalam hal administrasi.

(14)

viii

Arya, Hysua, Lani, Ayu, Andreas, Seni, Rio, Ovi, Galih Luginawati, Rinjani, Depe, serta segenap angkatan IK-5 2009, IK-Humas 1, yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih untuk motivasi dan kebersamaan kalian.

12.Semua pihak, yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih atas doa dan dukungannya.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis pada pelaksanaan Skripsi sampai penulisan dan penyusunan penelitian, semoga dibalas setimpal oleh Allah SWT.

Skripsi ini tidak luput dari kesalahan, baik dalam proses pembuatannya ataupun hasil yang penulis sajikan. Untuk itu, guna penyempurnaan laporan ini, penulis selalu terbuka untuk kritik dan saran. Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat berguna di masa yang akan datang. Amin.

Bandung, Agustus 2014

(15)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap orang sejak lahir perlu komunikasi. Komunikasi bertahap dari pembelajaran sampai bisa. Sejak awal berkomunikasi dengan adanya pengaruh yang lebih bisa. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari komunikasi dengan lingkungan keluarga, lingkungan teman dekat, hingga komunikasi dengan lingkungan masyarakat. Komunikasi berbeda-beda dari segi penyampaian pesan hingga segi budaya, bahasa, serta pendidikan. Ini dikarenakan dalam penyampaian pesan bisa berbeda, tergantung bagaimana seseorang memulai kebiasaan komunikasinya. Berkomunikasi akan terjadi jika ada dua orang atau lebih, ini dimaksudkan sebagai seseorang tidak akan pernah lepas dari sebuah pola komunikasi.

(16)

berubah dari kenyataan sebelumnya, dapat dipastikan seseorang tersebut akan mengalami perubahan yang lebih baik dari sebelumnya.

Dalam komunikasi adanya suatu interaksi, yaitu dimana orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial. Tepatnya melalui apa yang disebut pengambilan peran orang lain (role talking). Diri (self) berkembang lewat interaksi dengan orang lain. Dalam interaksi itu individu selalu memperlihatkan dirinya melalui perspektif (peran) orang lain (Deddy Mulyana:2003).

Terjadi interaksi jika dalam satu lingkungan dengan profesi yang sama. Seseorang untuk mendapatkan yang diinginkan pasti perlu interaksi untuk menjalaninya karena sebuah profesi dapat dikejar dengan melihat seseorang yang lebih dari pada dirinya, yang sama dalam profesinya. Faktor pendorong kesuksesan tersebut yang ingin dimilikinya, sangat dibutuhkan interaksi untuk mendapatkan hal tersebut. Seseorang pasti akan selalu melakukan interaksi dengan orang lain untuk menciptakan hal yang diharapkan. Akan tetapi tidak mudah untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan karena orang lain juga melihat dari cara berkomunikasi dengan baik dan benar.

(17)

menjadi pendorong karena hanya menilai saja tidak tahu apa yang sebenarnya itu hanya kesimpulan dari pihak lain. Untuk mendapatkan hasil lebih baik berkomunikasi dengan sesama dalam bidangnya lebih membantu dalam menjalin interaksi lebih baik, karena dengan pengalaman menjadi gambaran. Jika seseorang jauh dari profesinya tidak akan menjadi perbandingan tetapi jika dalam satu kelompok disatukan untuk menjadi satu pemikiran bisa menjadi faktor pendorong untuk apa yang diinginkannya. Karena dalam satu kelompok disatukan menjadi satu pemikiran untuk masukan banyak gambaran untuk mendorong.

(18)

suatu hal yang dapat memotivasi pembalap motor pemula untuk mempunyai kemampuan seperti pembalap senior.

Di dalam acara balap motor, dibedakan kelas yaitu pembalap motor pemula dan pembalap motor senior. Pembalap motor pemula yaitu pembalap yang masih mendasar dapat diartikan belum pernah punya prestasi. Sedangkan pembalap motor senior yaitu pembalap yang sudah lama dan sudah menjadi profesi dalam mata pencaharian. Akan tetapi sudah mempunyai bukti prestasi juga, disebut demikian karena ada juga yang sudah lama tetapi belum punya prestasi.

Perbedaan lain juga muncul dimata peneliti, mengenai pembalap motor pemula dengan pembalap motor senior. Pembalap motor pemula masih tergolong membutuhkan keuangan pribadi dalam proses prestasi yang diinginkan. Akan tetapi pembalap motor senior tergolong sudah menunjukan prestasinya sehingga mempunyai, keuangan yang lebih stabil dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Dari sekian banyak kategori balapan motor ada yang dinamakan drag bike, Drag bike adalah kejuaraan mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi yang dilakukan didalam sebuah lintasan pacu aspal yang tertutup yang terdiri dari dua buah jalur lurus sejajar dengan panjang yang sama.

(19)

ajang yang tepat untuk menyalurkan hobi balapan yang seperti ini. Selain mengasah kemampuan dan naluri berkendara, dengan mengikuti kejuaraan ini juga bisa mendapatkan pengalaman yang berharga.

Di setiap wilayah sering mengadakan kejuaraan drag bike. Seperti kejuaraan motor di Bandung tidak pernah kekurangan peserta, bahkan penonton yang sekedar ingin tahu juga tidak kalah banyaknya. Karena arena yang diperlukan berupa jalur lurus, maka dari itu tidak sedikit arena yang bisa dijadikan ajang drag bike motor ini. Asal tidak dilakukan secara ilegal dan mengutamakan keselamatan, kegiatan ini didukung secara positif, balapan jenis ini juga sangat menarik perhatian pemuda setempat. Jika melihat motor drag bike pasti langsung mengenali karena memiliki ciri tersendiri.

Memang kejuaraan drag bike ilegal sering menjadi masalah dan juga memakan banyak korban jiwa, untuk itulah diperlukan sebuah kompetisi yang legal sebagai tempat menyalurkannya. Keamanan juga selalu menjadi faktor utama bagi pengendaranya seperti helm, sarung tangan, jaket dan celana juga sepatu.

(20)

Di Indonesia sendiri, komunitas sepeda motor drag bike sendiri lahir dari balap jalanan. Jangan dipikir drag bike yang dipakai berspesifikasi besar, canggih, dan elegan seperti kebanyakan acara drag bike di luar negeri. Bentukan sepeda motor drag bike disini lebih ke arah minimalis atau boleh dibilang kerempeng dan minim perkakas, cukup rangka dan mesin saja. Motor drag bike di Indonesia haruslah sangat enteng, sebisa mungkin tidak ada aksesoris yang nggak penting. Kuncinya, untuk membuat sepeda motor drag bike haruslah memiliki konsep rangka yang tepat. Jika kurang enteng, pemilik siap melubangi rangka dan kaki-kaki yang enteng, mesin berspesifikasi balap, perubahan posisi duduk, setang jepit, hingga ban khusus drag bike adalah wajib hukumnya. Dengan pemangkasan ini, bobot pembalap motor berkurang drastis. Jangan heran kalau penyusutan beratnya bisa mencapai 40-50%. Untuk proses ini, rata-rata bengkel membutuhkan waktu sekitar 3-5 bulan. Tak penting sebuah tampilan, yang jelas pembalap motor harus menyandang predikat enteng (Bimoal.blogspot.com: 2014). Pembalap motor drag bike sangat membutuhkan proses untuk menuju kesuksesannya yang tergolong dalam Pola komunikasi. Di dalam Pola komunikasi adanya interaksi pembalap motor dengan sesama pembalap motor untuk memperbaiki dari kekurangannya.

“Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang

atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat sehingga

(21)

“Dimensi pola komunikasi terdiri dari dua macam, yaitu pola yang

berorientasi pada konsep dan pola yang berorientasi pada sosial yang mempunyai

arah hubungan yang berlainan” (Sunarto, 2006:1).

Tubbs dan Moss mengatakan bahwa “pola komunikasi atau hubungan itu

dapat dicirikan oleh : komplementaris atau simetris. Dalam hubungan komplementer satu bentuk perilaku dominan dari satu partisipan mendatangkan perilaku tunduk dan lainnya. Dalam simetri, tingkatan sejauh mana orang berinteraksi atas dasar kesamaan. Dominasi bertemu dengan dominasi atau

kepatuhan dengan kepatuhan” (Tubbs, Moss, 2001:26).

Disini kita mulai melihat bagaimana proses interaksi menciptakan struktur sistem. Bagaimana orang merespon satu sama lain menetukan jenis hubungan yang mereka miliki.

Dari pengertian diatas maka suatu pola komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan yang dikaitkan dua komponen, yaitu gambaran atau rencana yang meliputi langkah-langkah pada suatu aktifitas dengan komponen- komponen yang merupakan bagian penting atas terjadinya hubungan komunikasi antar manusia atau kelompok dan organisasi.

(22)

hidupnya didalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori interaksi sosial, sedangkan interaksi sosial yang peneliti gunakan adalah teori interaksi perbandingan sosial. Teori perbandingan sosial adalah proses saling mempengaruhi dalam interaksi sosial yang ditimbulkan karena adanya kebutuhan untuk menilai diri sendiri dengan membandingkan diri dengan orang lain.

Pada umumnya yang dijadikan perbandingan adalah orang yang dinilai mempunyai kasamaan atribut dengannya, misalnya sama dalam hal usia, jenis kelamin, sikap, emosi, pendapat, kemampuan atau pengalaman. Melalui perbandingan tersebut, seseorang akan memperoleh persamaan dan keunikan diri. Oleh karena itu melalui perbandingan sosial, orang tidak hanya mendapatkan penilaian diri saja tetapi juga dapat mengembangkan pribadinya. (Brigham : 1991) Dalam interaksi terdapat teori adaptasi interaksi yang dikemukakan oleh Burgoon. Didalam penelitiannya, Burgoon menemukan bahwa komunikator

memiliki semacam „sinkroni interaksi‟ yaitu pola saling bergantian yang

terkoordinasi. Dan juga terdapat dua pola dalam interaksi. Pola resiprokal dan pola kompensasi.

(23)

komunikator ataupun sebaliknya. Karena adanya ketertarikan komunikasi di antara keduanya.

Sedangkan pola kompensasi lebih kepada penghindaran terhadap komunikasi yang diberikan. Pola kompensasi masih sama dengan divergensi komunikasi, pada komunikasi ini komunikator tidak meniru komunikan. Bahkan cenderung menghindari dan lebih mempertahankan apa yang ia punya. Misalnya seperti mempertahankan cara khas ia berbicara atau cara ia berkomunikasi.

Pada kehidupan sehari-hari, pengaplikasian interaksi dengan pola resiprokal dan pola kompensasi sangat sering dilakukan. Pola resiprokal masih sama seperti komunikasi konvergensi. Komunikan menerima pesan komunikator, contohnya seperti komunikator melambaikan tangan dan komunikan memberi timbal balik dengan melambaikan tangan juga. Berbeda dengan pola kompensasi, komunikator melambaikan tangan kepada komunikan, tetapi komunikan enggan untuk membalasnya.

Menurut Burgoon, „posisi interaksi‟ yaitu tempat atau titik awal dimana individu memulai komunikasinya. Dalam adaptasi interaksi terdapat pula tiga faktor yang menentukan posisi interaksi. Yang dinamakan RED, yaitu Requirements (kebutuhan), Expectation (harapan) dan Desires (keinginan). Ketiga faktor tersebut mendukung adanya adanya proses adaptasi interaksi. (Morrisan, 2000 : 120)

(24)

kalangan acara balap. Setiap orang memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda, dan itu sudah mutlak. Pada saat-saat tertentu, setiap orang harus mampu menyesuaikan diri di lingkungannya. Sama halnya pada acara balap, dengan adanya pembalap senior menjadi gambaran untuk pemula untuk meningkatkan motivasi dirinya didalam acara balap pasti terdiri dari berbagai macam pembalap yang mempunyai latar belakang dan karakter yang berbeda satu sama lainnya. Di acara balap tertentu ada yang memiliki perbedaan ras, suku, dan agama. Disini adaptasi diperlukan agar interaksi dengan sesama pembalap terjalin dengan baik dan lancar.

Dari wacana yang telah dijelaskan di atas dapat ditarik sebuah permasalahan tentang Pola komunikasi pembalap motor drag bike pemula dalam menjalin interaksi dengan pembalap senior. Alasan kuat inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti secara mendalam. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti dapat merumuskan judul penelitian, yaitu: Pola Komunikasi Pembalap Motor Drag Bike Pemula dalam Menjalin Interaksi dengan Pembalap Senior di Kota Bandung.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah Makro

(25)

1.2.2 Rumusan Masalah Mikro

Berdasarkan rumusan masalah secara makro maka rumusan masalah secara khusus pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Proses Komunikasi Pembalap Motor Drag Bike Pemula dalam Menjalin Interaksi dengan Pembalap Senior di Kota Bandung ? 2. Bagaimana Hambatan Pembalap Motor Drag Bike Pemula dalam

Menjalin Interaksi dengan Pembalap Senior di Kota Bandung ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui, menganalisa dan menceritakan tentang Pola komunikasi Pembalap Motor Drag Bike Pemula dalam Menjalin Interaksi dengan Pembalap Senior di Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Proses Komunikasi Pembalap Motor Drag Bike Pemula dalam Menjalin Interaksi dengan Pembalap Senior di Kota Bandung.

2. Untuk Mengetahui Hambatan Pembalap Motor Drag Bike Pemula dalam Menjalin Interaksi dengan Pembalap Motor Drag bike Senior di Kota Bandung.

(26)

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Penelitian Teoritis

Dalam penelitian ini sebagai usaha untuk mengembangkan Ilmu Komunikasi secara umum dan Komunikasi orang khususnya Tentang Adaptasi Pembalap Motor Drag Bike Pemula dalam Menjalin Interaksi dengan Pembalap Senior di Kota Bandung.

1.4.2 Kegunaan Penelitian Praktis

Secara praktis semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat meliputi : 1. Kegunaan Bagi Peneliti

Kegunaan penelitian ini bagi peneliti diharapkan dapat memberi pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti, khususnya dalam mengetahui Pola Komunikasi Pembalap Motor Drag Bike dan penelitian ini juga memberikan kesempatan yang baik bagi peneliti untuk menerapkan pengetahuan yang diterima selama perkuliahan di bidang Ilmu Komunikasi.

2. Kegunaan Bagi Universitas Komputer Indonesia

Bagi Universitas khususnya Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Humas, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi ilmu untuk pengembangan disiplin ilmu yang bersangkutan.

3. Kegunaan Bagi Masyarakat

(27)

13 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu penting dilakukan dalam sebuah penelitian. Selain sebagai bahan komparasi serta refrensi, studi terdahulu juga bertujuan untuk memetakan posisi penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya yang relevan dengan sasaran peneliitian.

Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat kajian pustaka berupa penelitian yang ada. Selain itu, karena pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang menghargai berbagai perbedaan yang ada serta cara pandang mengenai objek-objek tertentu, sehingga meskipun terdapat kesamaan maupun perbedaan adalah suatu hal yang wajar dan dapat disinergikan untuk saling melengkapi.

(28)
(29)

Wilayah

Melihat hasil terdahulu yang telah dipaparkan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema yang sama yaitu mengenai Pola komunikasi. Namun yang membedakan dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti mengambil fokus Interaksi dari sudut pandang Pembalap Motor Drag Bike.

2.1.2 Pengertian Komunikasi

Secara morfologis, terminologi komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu Communis atau Communication, yang dalam bahasa Inggris Common yang memiliki arti sama. Berkomunikasi berarti berusaha untuk mencapai kesamaan makna atau kesamaan arti (commonness). Dalam komunikasi yang melibatkan dua orang, komunikasi berlangsung apabila adanya kesamaan makna. (Effendy, 2004:9).

(30)

diharapkan dan bahkan ada kesalahan maksud dalam penerimaan pesan tersebut, untuk itu diperlukan suatu komunikasi yang efektif.

Mulyana (2000: 61-69) mengungkapkan pengertian komunikasi dalam pandangan:

1. Komunikasi Sebagai Tindakan Satu Arah

Komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pesan dari seseorang misalnya instruktur kepada pihak lain (peserta pelatihan), baik langsung melalui suatu tatap muka ataupun tidak langsung melalui suatu media. Gambaran peristiwanya, seseorang atau organisasi mempunyai suatu informasi kemudian disampaikan kepada orang lain dan orang lain itu menerima informasi tersebut baik dengan cara mendengarkan atau dengan cara membaca (suatu quiz). Komunikasi yang terjadi berorientasi pada pesan a message-centered philosophy of communication. Keberhasilan komunikasi seperti ini terletak pada penguasaan fakta atau informasi dan pengaturan mengenai cara-cara penyampaian fakta atau informasi tersebut.

2. Komunikasi Sebagai Interaksi

(31)

seterusnya. Komunikasi demikian berorientasi pada pembicara a speaker-centered philosophy of communication dan mengabaikan kemungkinan seseorang bisa mengirim dan atau menerima informasi pada saat yang sama. Di sini unsur umpak balik (feed-back) menjadi cukup penting. Bagaimana pihak pengirim dan penerima suatu informasi bisa silih berganti peran karena persoalan umpan balik.

3. Komunikasi Sebagai Transaksi

Komunikasi sebagai transaksi merupakan suatu proses yang bersifat personal karena makna atau arti yang diperoleh pada dasarnya bersifat pribadi. Penafsiran di atas merupakan suatu informasi melalui proses penyandian (encoding process) dan melalui penyandian kembali (decoding process) dalam peristiwa komunikasi baik atas perilaku verbal ataupun atas perilaku non-verbal bisa amat bervariasi. Peristiwanya melibatkan penafsiran yang bervariasi dan pembentukan makna yang lebih kompleks. Komunikasi tidak membatasi pada kesengajaan atau respon yang teramati melainkan pula mencakup spontanitas, bersifat simultan dan kontekstual. Komunikasi ini berorientasi pada arti baru yang terbentuk, biasa disebut a meaning-centered philosophy of communication.

Para ahli komunikasi mendefinisikan proses komunikasi sebagai

Knowing what he wants to communicate and knowing how he should deliver his

(32)

deepest penetration possible”, artinya pengertian komunikasi bersumber dari

gagasan komunikator yang ingin disampaikan kepada pihak penerima, dengan segala daya dan usaha bahkan tipu daya agar pihak penerima tersebut (komunikan) mengenal, mengerti, memahami dan menerima “ideologinya” lewat pesan–pesan yang disampaikan (Purwasito, 2003 :195).

Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau kegiatan yang ada kaitannya dengan masalah hubungan, ada pula yang mengartikan saling tukar-menukar pikiran dan pendapat. Gode (dalam Wiryanto, 2004: 6) memberikan pengertian mengenai komunikasi sebagai suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula dimonopoli oleh satu atau beberapa orang. Raymond S. Ross mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih dan mengirim simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud oleh sang komunikator. Everet M. Rogers dan Lawrence Kincaid (dalam Wiryanto, 2004: 6) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang ada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.

(33)

sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. Adapun definisi komunikasi menurut Katz (1978) merupakan proses penyampaian dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung arti, baik yang berwujud informasi-informasi, pemikiran-pemikiran, pengetahuan ataupun yang lain- lain dari penyampai atau komunikator kepada penerima atau komunikan. Dalam komunikasi yang terpenting yaitu adanya pengertian bersama dari lambang-lambang tersebut, oleh karenanya komunikasi juga merupakan proses sosial. Dengan demikian dapat ditarik suatu inti dari teori ini, yaitu komunikasi memungkinkan manusia dapat saling bertukar informasi, ide ataupun pemikiran serta pengetahuan berikut konsep kepada orang lain.

Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia (human communication) bahwa:

“Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang untuk mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia, (2) melalui pertukaran informasi, (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu”. (Hafied, 2005:18)

(34)

dengan masalah hubungan. Atau dapat diartikan bahwa komunikasi adalah saling menukar pikiran atau pendapat.

Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang umum atau bersama-sama.

A process by which a source transmits a message to a reciever through some channel.” (Komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beberapa saluran) Sarah Trenholm dan Arthur Jensen (1996: 4).

“It is a process that makes common to or several what was the monopoly of one or some.” (Komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau beberapa orang) Gode (1969: 5).

Banyak definisi komunikasi diungkapkan oleh para ahli dan pakar komunikasi seperti yang di ungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip oleh

Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek” ilmu komunikasi

adalah: Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampain informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. (Effendy, 2004:10). Menurut Hovland, dikutip oleh Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu

Komunikasi Teori dan Peraktek” mendefinisikan komunikasi sebagai berikut :

proses mengubah perilaku orang lain. (communications is the process to modify the behavior of other individuals). (Effendy, 2004: 10).

(35)

yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals). Akan tetapi, seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apa bila komunikasinya itu memang komunikatif seperti diuraikan di atas.

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: “Who, Says what, In which channel, To whom, With what effect?”

Paradigma Lasswell tadi menunjukkan bahwa komunikasi itu meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yakni:

1. Komunikator (communicator, source, sender) 2. Pesan (message)

3. Komunikan (communicant,communicate, receiver) 4. Media (channel)

5. Efek (effect, influence). (Effendy, 1990: 10)

(36)

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Pikiran bisa juga merupakan keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kemarahan, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hatinya.

Adapun definisi komunikasi menurut Roger dan D. Lawrence (1981), adalah : “Suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba

pada saling pengertian yang mendalam” (Cangara, 2004 :19).

Sedangkan Onong Uchjana Effendy berpendapat bahwa komunikasi

adalah “Proses pernyataan antara manusia yang dinyatakan adalah pikiran atau

perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat

penyalurnya” (Effendy, 1993 :28).

2.1.2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

Menurut Harold Laswell cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: who, says what, in which channel, to whom, with what effect?, atau siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana. Berdasarkan definisi Laswell ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi, yaitu:

1. Komunikator atau sumber (source)

(37)

bervariasi, dari mulai sekedar menyapa, menghibur, menyampaikan informasi, dan lain sebagainya. Komunikator harus bisa menyampaikan perasaan dan pikirannya ke dalam seperangkat simbol verbal dan atau non verbal yang idealnya dapat dipahami oleh penerima pesan.

2. Pesan

Yaitu apa yang dikomunikasikan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau non verbal yang dapat mewakili perasaan, pikiran, nilai, atau maksud komunikator. Pesan mempunyai tiga komponen, yaitu: makna, simbol, dan kata-kata.

3. Media atau saluran

Yaitu alat atau wahana yang digunakan komunikator untuk menyampaikan pesannya kepada komunikan. Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan, apakah langsung (tatap muka) ataukah bermedia.

4. Komunikan atau penerima

Komunikan adalah orang yang menerima pesan dari komunikator. Komunikan menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal dan atau non verbal yang diterimanya menjadi suatu gagasan yang dapat dipahami. Proses ini disebut penyandian balik (decoding)

5. Efek

(38)

2.1.2.2 Proses Komunikasi

Secara sederhana komunikasi dapat dipahami sebagai suatu proses atau aliran mengenai suatu pesan atau informasi bergerak dari suatu sumber (pengirim) hingga penerima dan berlangsung dinamis. Suatu penyimpangan yang terjadi dalam komunikasi pada dasarnya merupakan akibat dari rintangan yang tidak dapat teratasi.

Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).

Proses komunikasi dapat dilihat dari beberapa perspektif : 1. Perspektif psikologis

Perspektif ini merupakan tahapan komunikator pada proses encoding, kemudian hasil encoding ditransmisikan kepada komunikan sehingga terjadi komunikasi interpersonal.

2. Perspektif mekanis

Perspektif ini merupakan tahapan disaat komunikator mentransfer pesan dengan bahasa verbal/non verbal. Komunikasi ini dibedakan menjadi beberapa bagian, diantaranya adalah:

a. Proses komunikasi primer

(39)

b. Proses komunikasi sekunder

Merupakan penyampaian pesan dengan menggunakan alat setelah memakai lambang sebagai media pertama.

c. Proses komunikasi linier

Penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal.

d. Proses komunikasi sirkular

Terjadinya feedback atau umpan balik dari komunikan ke komunikator.

Secara skematis proses komunikasi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2.1 Proses Komunikasi

(40)

Unsur-unsur dalam proses komunikasi di atas adalah sebagai berikut (Effendi, 1984: 18-19):

1. Sender

Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

2. Encoding

Penyandian, yakni proses pengalihan fikiran ke dalam bentuk lambang. 3. Message

Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

4. Media

Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

5. Decoding

Proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

6. Receiver

Komunikan yang menerima pesan dari komunikator. 7. Response

Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah menerima pesan 8. Feedback

(41)

9. Noise

Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator.

2.1.3 Tinjauan Pola Komunikasi

“Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang

atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat

sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami” (Djamarah, 2004:1). “Dimensi pola komunikasi terdiri dari dua macam, yaitu pola yang berorientasi pada konsep dan pola yang berorientasi pada sosial yang

mempunyai arah hubungan yang berlainan” (Sunarto, 2006:1)

Disini kita mulai melihat bagaimana proses interaksi menciptakan struktur sistem. Bagaimana orang merespon satu sama lain menetukan jenis hubungan yang mereka miliki.

Dari pengertian diatas maka suatu pola komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan yang dikaitkan dua komponen, yaitu gambaran atau rencana yang meliputi langkah-langkah pada suatu aktifitas dengan komponen- komponen yang merupakan bagian penting atas terjadinya hubungan komunikasi antar manusia atau kelompok dan organisasi.

2.1.4 Tinjauan Tentang Adaptasi

(42)

lingkungan, juga dapat berarti mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan pribadi.

Menurut Suparlan (Suparlan, 1993:20) adaptasi itu sendiri pada hakekatnya adalah suatu proses untuk memenuhi syarat-syarat dasar untuk tetap melangsungkan kehidupan. Syarat-syarat dasar tersebut mencakup:

1) Syarat dasar alamiah-biologi (manusia harus makan dan minum untuk menjaga kesetabilan temperatur tubuhnya agar tetap berfungsi dalam hubungan harmonis secara menyeluruh dengan organ-organ tubuh lainya). 2) Syarat dasar kejiwaan (manusia membutuhkan perasaan tenang yang jauh

dari perasaan takut, keterpencilan gelisah).

3) Syarat dasar sosial (manusia membutuhkan hubungan untuk dapat melangsungkan keturunan, tidak merasa dikucilkan, dapat belajar mengenai kebudayaanya, untuk dapat mempertahankan diri dari serangan musuh).

Ketika melakukan percakapan, individu kerap berperilaku sama yaitu

adanya upaya untuk saling meniru atau konvergensi dalam suatu „pola resiprokal‟

(43)

terdapat pola komunikasi yang memiliki dua jenis komunikasi. Yaitu pola resiprokal dan pola kompensasi yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Pola resiprokal

Pola resiprokal ini memiliki arti yang sama dengan konvergensi komunikasi. Didalamnya terdapat komunikasi yang bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan pihak lain atau lawan bicaranya. Apabila komunikator dan komunikan sudah memiliki rasa nyaman dalam percakapannya. Maka komunikator ataupun komunikan dengan otomatis akan mengikuti gerak atau cara bicara lawan bicaranya. Yang mendorong ketertarikan terjadinya komunikasi tersebut karena adanya kesamaan percayaan, kesamaan kepribadian atau memiliki perilaku yang sama.

Menurut Giles and Smith (1979) dikutip dari buku Morrisan, M.A, menyatakan bahwa sejumlah faktor lainnya memengaruhi ketertarikan kita kepada orang seperti kemungkinan interaksi di masa depan dengan lawan bicara, kemampuan individu dalam berkomunikasi dan perbedaan status antara komunikator.

2. Pola Kompensasi

(44)

menjaga jarak dengan individu lainnya. Dan juga bisa terjadi karena perbedaan kekuasaan dan peran dalam percakapan.

Di dalam hal ini Street (1991) dalam buku Morissan menyebutkan bahwa:

Interactants having greater status may speak for longer periods, initiate most of the conversational topics, speak more slowly, and maintain a more relaxed body posture than does the less powerful”

“Pembicara dengan status yang lebih tinggi akan berbicara lebih

lama, berinisiatif memulai sebagian besar topik pembicaraan, berbicara secara lebih lambat, dan menunjukkan postur tubuh yang lebih santai dibandingkan dengan mereka yang kurang

berkuasa”(Morissan, M.A, 2010 : 117)

Akomodasi pada dasarnya menjadi suatu proses adaptasi yang lebih kompleks yang terdapat pada suatu interaksi sebagaimana dikemukakan Jude Burgoon dalam teorinya yang dinamakan “teori adaptasi interaksi‟.

Menurut Burgoon dalam buku Morrisan, M.A menyebutkan bahwa ketika anda mulai berkomunikasi dengan orang lain, Anda memiliki ide umum mengenai apa yang akan terjadi yang disebut Burgoon sebagai “posisi interaksi‟ yaitu dimana titik awal Anda akan memulai komunikasi. (Morrisan, M.A, 2010:120)

Burgoon menyatakan bahwa posisi interaksi ditentukan oleh 3 faktor yang dinamakan RED yang merupakan singkatan dari requirements (kebutuhan), expectation (harapan) dan desires (keinginan).

1. Requirements (Kebutuhan)

(45)

2. Expectation (Harapan)

Pola-pola yang diperkirakan akan terjadi. Jika individu tidak terlalu mengenal seseorang, maka individu tersebut akan mengandalkan norma-norma kesopanan di situasi tertentu.

3. Desires (Keinginan)

Kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang menarik perhatian. Apa yang ingin individu capai, individu tersebut percaya bahwa apa yang ingin dicapai akan terjadi.

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Dalam penelitian ini, sebagaimana yang dijelaskan pada latar belakang masalah, Peneliti bermaksud untuk mengetahui bagaimana Pola komunikasi Pembalap Motor Drag Bike di Kota Bandung. Sebagaimana yang telah dipaparkan pada tinjauan pustaka diatas, maka peneliti mengambil titik konsentrasi pada penelitian ini ialah mengenai Pola Komunikasi Pembalap Motor Drag Bike di Kota Bandung ditinjau melalui studi deskriptif dan Pola Komunikasi.

Pola Komunikasi hampir dilakukan oleh siapapun dan kapanpun itu di berbagai macam situasi. Adaptasi dapat juga diartikan sebagai penyesuaian diri individu untuk melakukan pendekatan pada situasi tertentu untuk memenuhi kebutuhannya.

(46)

merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok- kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia1

Gambar 2.2 Kerangka Teoritis

Sumber: mrgen17.blogspot.com 2014

1

(47)

Pada Pola komunikasi terdapat Adaptasi interaksi, yaitu Pola resiprokal dan Pola kompensasi. Pola resiprokal lebih kepada saling meniru pesan. Apabila pola kompensasi lebih kepada menjaga jarak komunikasi.

Menurut Burgoon dalam buku Morissan yang menjelaskan tentang teori adaptasi interaksi, dengan menggunakan teori adaptasi interaksi ini dapat diperhatikan bahwa perilaku individu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh individu lainnya sehingga menghasilkan pola-pola tertentu yang teratur. Dan pola yang teratur tersebut ditujukan kepada pola resiprokal (reciprocal pattern) dan pola kompensasi (compensation pattern).

Berikutnya dalam kerangka pemikiran ini peneliti akan menjelaskan sub-sub fokus yang akan diteliti. Kata kunci yang pertama adalah Pola resiprokal atau (reciprocal pattern). Didalamnya terdapat komunikasi yang bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan pihak lain atau lawan bicaranya. Dan apabila komunikator dan komunikan sudah memiliki rasa nyaman dalam percakapannya. Maka komunikator ataupun komunikan dengan otomatis akan mengikuti gerak atau cara bicara lawan bicaranya. Dan yang mendorong ketertarikan terjadinya komunikasi tersebut karena adanya kesamaan percayaan, kesamaan kepribadian atau memiliki perilaku yang sama.

(48)

dengan tidak memberikan perhatian. Hanya saja dalam komunikasi ini individu lebih memilih untuk memisahkan diri atau menjaga jarak dengan individu lainnya. Dan juga bisa terjadi karena perbedaan kekuasaan dan peran dalam percakapan.

2.2.2 Kerangka Pemikiran Konseptual

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan dalam kerangka pemikiran teoritis maka peneliti berusaha untuk mengaplikasikan seluruh kata kunci berhubungan dengan adaptasi interaksi pembalap motor drag bike di kota Bandung.

Dengan tersusunnya kerangka tersebut akan tersusun proses yang terjadi pada acara drag bike tersebut untuk menggapai kepuasan atau sesuatu hal yang dibutuhkan oleh individu dalam melakukan penyesuaian diri.

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Sumber : Peneliti 2014

Proses komunikasi Pembalap motor pemula menjalin interaksi dengan

Hambatan komunikasi Sesama pembalap melakukan

proses pemisahan satu individu terhadap individu

yang lainnya Pola komunikasi

(49)

Kata kunci yang pertama yaitu Pola resiprokal, dengan dijelaskannya arti dari pola resiprokal pada kerangka teoritis, maka pada kerangka konseptual peneliti mengaplikasikannya. Pengaplikasian tersebut dapat dilihat bahwa pada pola resiprokal ini pembalap motor drag bike melakukan pendekatan atau adaptasi yang bersifat positif. Dalam arti lain komunikasi ini memiliki timbal balik yang baik untuk kedua individu yang sedang berkomunikasi. Karena dalam pola resiprokal ini individu tertarik satu sama lain, dan memiliki kemungkinan untuk menirukan gaya lawan bicara ataupun nada dan kecepatan bicaranya.

(50)

Dalam melakukan komunikasi yang berkaitan kepada pola resiprokal, setiap pembalap atau individu akan membangun kepercayaan kepada setiap pembalap drag bike tersebut dengan berkomunikasi dan melakukan pendekatan, karena kepercayaan adalah suatu hal yang penting dalam melakukan proses adaptasi. Apabila kepercayaan sudah dipupuk dan tumbuh dengan baik, maka pendekatan pun akan berjalan dengan baik dan lancar.

Kepercayaan yang dipupuk akan membuahkan hasil, hasil yang didapat yaitu kenyamanan pada setiap pembalap. Pembalap akan merasa nyaman berkomunikasi apabila didalam diri setiap pembalap sudah tertanam rasa kepercayaan. Melalui rasa nyaman tersebut sebuah komunikasi akan berjalan dengan lancar dan akan bergulir terus menerus tanpa ada halangan.

Perilaku yang sama akan menyebabkan kenyamanan pula, bahkan akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan tujuan yang sama ataupun hobi yang sama kepada setiap pembalap. Sebab dari rasa nyaman tersebut setiap pembalap tidak memiliki perasaan khawatir, karena sudah menyimpan suatu kepercayaan kepada teman sekaligus pembalap drag bike tersebut.

(51)

Identitas yang berbeda-beda didalam kelompok atau acara balap tersebut. Identitas berpengaruh besar pada berjalannya komunikasi pada acara balap ini, karena seringkali rasa canggung muncul dari perbedaan identitas tersebut. Selain identitas yang sering menimbulkan hambatan dalam proses komunikasi diacara drag bike tersebut. Budaya yang berbeda-beda pada setiap pembalap motor juga berpengaruh kepada proses komunikasi antar pembalap. Perbedaan budaya setiap pembalap adalah suatu hal yang membuat komunikasi tersebut tidak berjalan lancar. Perbedaan tersebut bisa mencakup kepada latar belakang budayanya seperti sifat dari budaya tersebut dan juga bisa dari bahasa budaya tersebut. Maka dari itu dalam berjalan komunikasi pasti akan ada proses penghindaran yang terjadi diantara setiap pembalap dalam menjalani proses komunikasi atau pendekatannya. Dilihat dari perbedaan bahasa tersebut, maka pada acara balap tersebut diharuskan untuk memakai bahasa yang universal agar setiap pembalap bisa menangkap pesan yang disampaikan dengan baik dan juga akan menghasilkan timbal balik yang baik juga.

(52)
(53)

39 3.1 Objek Penelitian

Pembalap motor adalah seseorang yang mengendarai motor dalam suatu perlombaan balap motor, adapun pembalap yang di perbolehkan ikut balapan resmi:

Peserta yang di perbolehkan mengikuti balapan adalah masyarakat umum yang memiliki SIM C dan KIS (Kartu Ijin Start) yaitu kartu lisensi yang diperoleh dengan mengikuti ujian khusus IMI (Ikatan Motor Indonesia).

Pembagian kategori peserta adalah sebagai berikut :

• Pemula adalah pembalap yang baru mengikuti kejuaraan dan belum pernah

juara.

• Senior (Seeded) B merupakan pembalap yang telah lama mengikuti

kejuaraan dan pernah meraih juara.

• Senior (Seeded) A merupakan pembalap yang telah lama mengikuti

kejuaraan dan pernah meraih juara minimal lima kali. (e-journal.uajy.ac.id:2014) 3.1.1 Sejarah Drag Bike

Drag bike adalah kejuaraan mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi yang dilakukan didalam sebuah lintasan pacu aspal yang tertutup yang terdiri dari dua buah jalur lurus sejajar dengan panjang yang sama.

(54)

yang sekedar ingin tahu juga tidak kalah banyaknya. Karena arena yang diperlukan berupa jalur lurus, maka dari itu tidak sedikit arena yang bisa dijadikan ajang drag bike motor ini.

Asal tidak dilakukan secara ilegal dan mengutamakan keselamatan, kegiatan ini didukung secara positif, balapan jenis ini juga sangat menarik perhatian pemuda setempat. Jika melihat motor drag bike pasti langsung mengenali karena memiliki ciri tersendiri.

Memang kejuaraan drag bike ilegal sering menjadi masalah dan juga memakan banyak korban jiwa, untuk itulah diperlukan sebuah kompetisi yang legal sebagai tempat menyalurkannya. Keamanan juga selalu menjadi faktor utama bagi pengendaranya seperti helm, sarung tangan, jaket dan celana juga sepatu.

Balapan jenis ini juga memerlukan seorang mekanik yang handal, tidak sembarang mekanik bisa memodifikasi motor menjadi motor drag bike yang sesuai dengan keinginan. Kemampuan mekanik menganalisa dan memodifikasi mesin motor merupakan faktor utama selain pembalap motor yang memang harus bisa menyesuaikan dengan kendaraannya.

(55)

Kuncinya, untuk membuat sepeda motor drag bike haruslah memiliki konsep rangka yang tepat. Jika kurang enteng, pemilik siap melubangi rangka dan kaki-kaki yang enteng, mesin berspesifikasi balap, perubahan posisi duduk, setang jepit, hingga ban khusus drag bike adalah wajib hukumnya. Dengan pemangkasan ini, bobot pembalap motor berkurang drastis. Jangan heran kalau penyusutan beratnya bisa mencapai 40-50%. Untuk proses ini, rata-rata bengkel membutuhkan waktu sekitar 3-5 bulan. Tak penting sebuah tampilan, yang jelas pembalap motor harus menyandang predikat enteng.

Awalnya berasal dari Amerika, saat terjadinya perang dunia ke-11. Para penggemar otomotif yang sebagian besar adalah para sedadu atau tentara yang sedang tidak bertugas berkumpul di gurun Mojave, bagian Timur Los Angles. Mereka berkumpul untuk saling mengadu kecepatan kendaraan masing-masing.

Sirkuit Drag bike pertama dibangun pada bulan juli 1959 di St. Anna, California dengan panjang lintasan ¼ mil. Jenis kendaraan yang dipergunakan pada perlombaan ini adalah kendaraan yang ada dipasaran, merupakan motor 2-tak atau motor 4-2-tak.

(56)

3.1.2 Tentang Drag Bike

Drag Bike balapan di trek lurus berjarak pendek 402 meter (jarak trek International) tapi di Indonesia saat ini kebanyakan berjarak 201 meter (mungkin karena sulit mencari trek lurus 402 meter ditambah jarak pengereman 200 meteran) yang diperlukan adalah kecepatan spontan dari 0 – ? dijarak terbatas 201 meter dengan demikian diperlukan power mesin dan torsi yang sesuai (tidak harus besar, karena akan sulit dikendalikan) untuk gear harus disesuaikan dengan power engine nya juga. Intinya bagaimana mendapat waktu tercepat sampai pada garis finish.

(Motor Drag) Apa saja yang perlu diubah? Gambar 3.1 Contoh Motor Drag bike

(57)

Konsekuensi Motor Drag/Motor dengan perubahan maksimal yaitu bahan bakar lebih boros, suara mesin lebih kasar, mesin cenderung berumur pendek dari pada mesin standar.

Step-step perubahan mengubah intake sistem yaitu pake filter tipis/dilepas, pake leher angsa (intake manifold) yang lebih pendek, pake karburator dengan lubang venturi yang lebih besar, jika perlu penambahan maen forced induction (turbocharger, supercharger, nos), memperbaiki efisiensi folumetrik (panjangin batang klep, memperbesar diameter klep)

Mengubah pemprosesan terdiri dari ganti noken as yang berdurasi tinggi, ganti/modifikasi head untuk meningkatkan efisiensi dan kompresi, ganti piston yang lebih lebar diameternya dan lebih panjang diukur dari lubang pin pistonnya, ganti busi kompresi tinggi, ganti koil, mengubah exhaust sistem, meperlancar lubang pembuangan (mesin), memperbesar lubang pembuangan (knalpot), mengganti knalpot dengan yang lebih lancar.

Knalpot untuk motor Drag harus memperhatikan perbandingan kompresi, campuran bahan bakar dan udara atau setingan main jet dan pilot jetnya. Karena banyak terjadi pada putaran rendah akselerasi pas, tapi pada RPM tinggi kurang maksimal.

3.1.3 Peraturan Drag Bike

A. Lintasan untuk Drag Bike

(58)

2. Lebar lintasan pacu minimal 4 meter tiap jalur.

3. Lintasan harus bebas dari halangan/hambatan, dengan kondisi jalur aspal yang datar dan rata.

4. Lintasan pacu dan pengereman harus diberi pemisah jalur yang tidak menghalangi pandangan dengan ban atau karung dengan tinggi minimal 60 cm.

5. Lintasan pacu dan pengereman yang berbatasan dengan penonton wajib dipisahkan dengan pagar pembatas yang tertutup rapat. Minimal 1,5meter dari tepi jalur lintasan.

6. Dibelakang garis start harus disediakan daerah untuk persiapan, line up dan start dengan minimal panjang 10 meter.

B. Peserta

1. Peserta wajib memiliki Kartu Izin Start untuk Kategori Balap Motor. 2. Setiap peserta hanya diijinkan untuk mengikuti maksimal 3 kelas

Utama.

3. Setiap peserta diwajibkan memakai satu nomor start di setiap kelas yang diikuti.

4. Setiap peserta hanya boleh mendaftar satu kali di kelas yang sama. 5. Setiap peserta wajib mendaftar minimal satu kelas di Kelas Utama. 6. Penggantian peserta sesudah scruttinering dilarang keras.

C. Kelas-Kelas Utama

(59)

1. Kelas Campuran 250 cc 2 Langkah Tune Up. 2. Kelas Bebek 125 cc 4 Langkah Tune Up. 3. Kelas Sport 150 cc 2 Langkah Tune Up. 4. Kelas Bebek 125 cc 2 Langkah Tune Up.

Adapun kelas-kelas lainnya merupakan Kelas Pendukung.

D. Batas Kapasitas Silinder

1. Kelas Campuran 250 cc 2 Langkah Tune Up : 80 cc s/d 250 cc 2. Kelas Bebek 125 cc 4 Langkah Tune Up : 80 cc s/d 130 cc 3. Kelas Sport 150 cc 2 Langkah Tune Up : 135 cc s/d 155 cc 4. Kelas Bebek 125 cc 2 Langkah Tune Up : 80 cc s/d 125 cc E. Tata Cara Lomba

1. Lomba dilaksanakan dalam 2 heat.

2. Urutan start Heat kedua berdasarkan hasil dari Heat Pertama. Waktu terkecil pertama start dahulu, dilanjutkan urutan waktu terkecil kedua dan seterusnya.

3. Pada saat peserta masuk ke area starting, peserta akan ditentukan panitia jalur mana yang akan dipergunakan peserta tersebut (jalur A atau B), dengan jalur yang berbeda setiap heat.

4. Peserta wajib membawa kendaraannya dan hadir ditempat start sesuai dengan jadwal start untuk kelas tersebut.

(60)

6. Tidak diperbolehkan memperbaiki kendaraan di area starting. 7. Tidak diperbolehkan memindahkan gigi dengan tangan.

8. Kedua tangan harus memegang stang kendaraan dan tidak diperbolehkan mengangkat kaki, baik sebelah maupun kedua-duanya keatas jok.

9. Peserta yang mencuri start langsung dikenakan sanksi Diskualifikasi. 10.Start dilakukan dalam keadaan mesin hidup/menyala.

11.Perlombaan ini terdiri dari dua heat yang mengambil waktu tempuh tercepat dalam detik dan pecahannya (Best time).

12.Pencatatan waktu dilakukan digaris Finish yang dilakukan dengan alat cetak dan didukung pencatatan biasa (alat cetak waktu bukan suatu keharusan).

13.Hasil waktu tempuh peserta yang dikeluarkan oleh kamar hitung adalah mutlak dan tidak dapat diprotes/diganggu gugat.

14.Jika terjadi nilai waktu yang sama, pemenang ditentukan dari catatan waktu yang terbaik di heat kedua.

15.Bila masih sama, untuk menentukan pemenang dilihat dari kapasitas cc yang lebih kecil.

16.Ada atau tidaknya suatu protes panitia berhak memerintahkan pembongkaran mesin kendaraan peserta. Sanksi : Diskualifikasi. F. Penghentian Lomba dan Restart.

(61)

lomba diteruskan, maka Pimpinan Perlombaan akan mengumumkannya di garis start. Batas waktu 30 menit setelah lomba dihentikan, diadakan pemantauan situasi bersama Dewan Juri. Keputusan untuk menghentikan lomba (dengan alasan apapun), merupakan wewenang Pimpinan Perlombaan atau Dewan Juri. Apabila Pimpinan Perlombaan tidak di tempat, dapat dilakukan oleh Wakil Pimpinan Perlombaan.

Apabila lomba dihentikan ketika start baru diselesaikan 3 pembalap atau kurang maka :

1. Lomba sebelum dihentikan dinyatakan batal.

2. Semua Pembalap yang mengikuti lomba dapat melakukan restart.

3. Jika lomba tidak mungkin dimulai kembali, maka lomba tersebut dianggap tidak dilaksanakan dan para Pembalap tidak mendapat point kejuaraan.

4. Restart harus sudah dilakukan selambat-lambatnya 30 menit setelah penghentian lomba.

Apabila lomba dihentikan setelah start diselesaikan 3 pembalap atau lebih, tetapi di bawah 2/3 dari jumlah peserta yang terdaftar di kelas tersebut, maka :

(62)

2. Hasil bagian sebelum lomba dihentikan diambil /dihitung saat para pembalap menyelesaikan start secara penuh tanpa ada tanda Bendera Merah.

G. Point dan Hadiah untuk Setiap Kelas Utama : Point/Angka/Nilai Kejuaraan.

Point/angka diberikan kepada pemenang :

1. Tiap Heat : Pada lomba yang terdiri dari beberapa Heat.

2. Peserta akan kehilangan seluruh point yang diraihnya apabila memanipulasi data nama asli sesuai kartu pengenal sah, umur, domisili, kategori maupun data lainnya. Dilarang keras memakai nama panggilan, alias maupun julukan.

3. Tiap putaran perlombaan dari suatu rangkaian seri kejuaraan.

Point/angka yang diberikan kepada pemenang adalah :

(63)

Hadiah :

Juara I Rp. 1.250.000,- + Piala Juara II Rp. 1.000.000,- + Piala Juara III Rp. 800.000,- + Piala Juara IV Rp. 600.000,- + Piala Juara V Rp. 400.000,- + Piala

Hadiah uang tersebut dibagikan dengan ketentuan :

1. Keseluruhan hadiah uang tersebut diatas dibagikan apabila jumlah pembalap yang mengikuti kelas tersebut sekurang-kurangnya 15 peserta.

2. Apabila jumlah pembalap yang mengikuti kelas tersebut 12 peserta atau lebih tetapi kurang dari 15 peserta, hadiah uang hanya diberikan kepada Juara I, II, III. Sedangkan Juara IV dan V hanya menerima Piala saja.

3. Apabila jumlah pembalap yang mengikuti kelas tersebut hanya 8 peserta atau lebih tetapi kurang dari 12 peserta, maka hadiah uangnya hanya diberikan kepada juara I, sedangkan Juara II – IV hanya menerima Piala saja.

H. Biaya Pendaftaran

(64)

2. Lampu berada ditengah lintasan berjarak 3-4 meter dari garis/gerbang start dengan ketinggian 2–2,5meter dari permukaan lintasan.

3. Garis start berupa 2 garis lurus sejajar melintang dilintasan dengan jarak 50 cm pada saat peserta melakukan start roda depan berada diantara 2 garis tersebut dalam keadaan diam/statis.

4. Sensor jump start sejajar dengan garis luar (pasal 8.2)

5. Start dilakukan pada saat lampu merah padam (apabila mengunakan lampu merah) atau pada saat lampu hijau menyala (apabila mengunakan sistem Chrismas Tree).

J. Peraturan tentang Teknik Motor Drag Bike

Kendaraan yang diperbolehkan turut serta adalah semua sepeda motor yang diproduksi negara Asia, kecuali pada kelas Campuran. Untuk semua kelas, ketentuan masalah teknik kendaraan yang boleh dirubah atau diganti adalah :

1. Kapasitas mesin sesuai dengan kelasnya masing-masing.

2. Pelek depan dan belakang diperbolehkan diganti dengan minimum 16 inci dan maksimum 19 inci dan merupakan pelek untuk sepeda motor.

(65)

4. Ukuran-ukuran ban minimal 50/90 – 17 depan. 5. Ukuran-ukuran ban minimal 60/90 – 17 belakang. 6. Spakbor depan harus terpasang boleh dirubah/diganti.

7. Rem depan dan belakang harus terpasang dan berfungsi sempurna.

8. Rangka diperbolehkan dibor, dengan batasan minimal 10 cm dari sambungan rangka.

9. Suspensi depan dan belakang boleh dirubah atau diganti, akan tetapi sistem suspensi depan harus merupakan jenis telescopic dengan hydroulic atau friction dumping dan tidak membahayakan peserta. Diperbolehkan memasang stabilisator. 10.Suspensi depan mempunyai spasi gerak peredaman minimal 5

cm.

11.Panjang atas sisa as suspensi depan tidak boleh menonjol lebih dari 5 cm di atas stang dan diberi tutup pengaman.

12.Suspensi belakang boleh dirubah atau diganti dari suspensi ganda menjadi monoshock atau sebaliknya dari monoshock menjadi ganda.

(66)

kecuali bawaan dari pabrik) dan harus mempunyai katup/ kran pembuka dan penutup.

14.Tangki bahan bakar tidak boleh merupakan bagian dari kerangka/frame kendaraan.

15.Wajib memasang tombol cut off (pemutus arus) untuk mematikan mesin.

16.Jok boleh dirubah atau diganti dan dirancang supaya pengendara aman dan nyaman duduk pada posisinya, harus terpasang kuat dengan ketebalan minimum 3 cm, serta harus mempunyai rangka tersendiri.

17.Posisi pijakan kaki/footstep boleh dirubah atau diganti.

18.Pipa knalpot boleh diganti, tetapi panjangnya ke belakang tidak melebihi ban belakang dan tidak mengenai pengendara, tangki bahan bakar atau ban.

19.Ujung stang/hand lebar harus tertutup karet, sedangkan ujung batang handle rem dan kopling harus bundar, tidak boleh lancip dan runcing.

20.Diperbolehkan untuk melakukan modifikasi/perubahan untuk seluruh bagian dalam mesin dan perseneling (gear box).

21.Stang stir (pengemudi ) boleh dirubah pakai sistem stang jepit. 22.Kedudukan tempat pijak (footstep) boleh dirubah/dipindahkan

(67)

23.Wajib membuat papan nomor untuk didepan motor boleh rata atau melengkung.

24.Berat kendaraan + pembalap sesuai dengan kelas-nya : Berat Kering (Tanpa bahan bakar)

• Kelas Campuran 250 cc 2 Langkah Tune Up : 125 kg.

• Kelas Bebek 125 cc 4 Langkah Tune Up : 115 Kg.

• Kelas Sport 150 cc 2 Langkah Tune Up : 125 Kg.

• Kelas Bebek 125 cc 2 Langkah Tune Up : 115 Kg.

Balast atau pemberat harus berupa lempengan timah yang terikat dengan sempurna pada rangka tengah motor (karburator bebas dan sistem pengapian bebas)

K. Lain- lain

1. Apabila ada pasal yang membahas hal yang sama antara Peraturan Balap Motor dengan Peraturan Drag Bike maka yang digunakan adalah Peraturan Drag Bike.

2. Apabila ada Peraturan yang belum tercakup di dalam Peraturan ini, semuanya mengacu kepada Peraturan Balap Motor, yaitu : Peraturan Dasar Olahraga Sepeda Motor Nasional berikut Lampiran-lampirannya.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian yang relevan
Gambar 2.1 Proses Komunikasi
Gambar 2.2
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

memasukkan data target case dengan menggunakan metode Nearest neighbor untuk menemukan kasus termirip dengan solusinya berupa saran tindakan medis terhadap kasus yang telah

Telah dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang pelatihan identifikasi dan pengamatan burung bagi pemandu wisata alam Tangkoko Kota Bitung dengan

Ada beberapa faktor yang menyebabkan intensi menyontek dalam pelajaran matematika subjek berada pada taraf rendah, yaitu Intensi menyontek dalam pelajaran matematika pada siswa

Dalam program ini tujuan utama yang ingin dicapai adalah memanfaatkan sesuatu yang sudah biasa diolah oleh masyarakat yaitu kelapa yang kemudian diharapkan akan menjadi sesuatu

bahasa perancis. 2) dapat digunakan sebagai salah satu teknik dalam pembelajran membaca. teks bahasa Perancis untuk pemula. Manfaat

Dalam makalah ini akan disajikan Model Pendampingan Neuro Coaching Untuk Membangun Karakter Technopreneurship Mahasiswa Dalam Upaya Mencetak Wirausaha Baru.. 1.1

Metode PERT menggunakan pendekatan waktu dengan memberikan tiga angka estimasi waktu untuk setiap kegiatan, yaitu waktu yang paling mungkin ( most likely estimate

Setelah dilakukan penelitian terhadap 10 dan 20 data uji dengan masukan nilai kepentingan yang sama untuk setiap kriteria maka didapat kesesuaian antara