• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Val It Framework Untuk Pengukuran Perencanaan Tata Kelola Investasi Teknologi Informasi (Studi Kasus: Universitas Pendidikan Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Val It Framework Untuk Pengukuran Perencanaan Tata Kelola Investasi Teknologi Informasi (Studi Kasus: Universitas Pendidikan Indonesia)"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi informasi pada saat ini,

para pemangku kepentingan di dalam perusahaan maupun organisasi

mengharuskan semua jajaran di dalamnya untuk menggunakan teknologi informasi

ini yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau mempercepat pekerjaan

sehingga efektif dan efisien. Teknologi informasi juga digunakan untuk

meningkatkan nilai bisnis sehingga investasi yang dilakukan oleh pelaku bisnis

dapat memberi dukungan yang terbaik bagi tujuan strategis dan realisasi bisnis

(Lulu, 2013:99). Hal ini berakibat pada pentingnya para pemangku kepentingan

untuk memperkirakan investasi teknologi seberapa besar manfaat bagi perusahaan

apabila menerapkan teknologi informasi ini. Investasi IT dapat mendatangkan

manfaat terhitung dan tidak terhitung, manfaat terhitung mungkin dapat

diperkirakan seberapa besar manfaatnya, tetapi belum semuanya dapat

diperhitungkan dengan akurat (Witanti , 2007:31).

Val IT Framework adalah salah satu framework dari beberapa tools penilaian

investasi IT yang tersedia dan dapat digunakan untuk memberikan gambaran yang

jelas mengenai manfaat investasi teknologi informasi pada suatu organisasi. Val IT

dikeluarkan oleh Information Technology Governance Institute (ITGI). Val IT

(2)

IT, kerangka kerja yang utama dari Val IT ini adalah untuk membawa suatu

penilaian Investasi IT secara luas (Popović, 2010:221). Untuk dapat menerapkan

kerangka kerja ini maka perusahaan harus menentukan Business Case terlebih

dahulu dikarenakan itu akan diterapkan pada proyek investasi IT tertentu, yang

nantinya akan menjadi alat bantu untuk merencanakan, mengukur, dan memantau

investasi IT. Business Case ini akan memberikan gambaran untuk pemangku

kepentingan dalam membuat keputusan mengenai investasi IT (Witanti, 2007:35).

Direktorat Akademik UPI sebagai bagian dari institusi pendidikan

mengharapkan dapat melakukan suatu perencanaan investasi IT yang akan

mendapatkan hasil dan manfaat yang maksimal. Oleh karena itu Direktorat

Akademik UPI harus melihat apa yang akan dilakukan dalam investasi IT. Atas

dasar inilah penelitian dilakukan untuk menilai perencanaan investasi IT pada

Direktorat Akademik UPI sehingga dapat menentukan keputusan yang terbaik

untuk investasi IT-nya.

1.2Identifikasi Masalah

Masalah utama yang akan dibahas pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana menerapkan proses (Value Governace, Portfolio Management,

dan Investment Management) Val IT Framework untuk menilai Investasi IT

pada Direktorat Akademik UPI?

2. Bagaimana membuat Business Case untuk memberikan gambaran atas

manfaat Investasi IT dalam membantu pihak manajemen dalam membuat

(3)

3. Bagaimana membuat usulan dan rekomendasi Investasi IT bagi Direktorat

Akademik UPI?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini yaitu:

1. Mengidentifikasikan proses Val IT dan Business Case untuk memberikan

gambaran yang jelas tentang manfaat yang diperoleh dari penerapan

teknologi informasi sebagai aset.

2. Menggambarkan dan merancang proses (Value Governance, Portfolio

Management, dan Investment Management) Val IT Framework sebagai aset

teknologi informasi melalui aset teknologi informasi.

3. Menghasilkan suatu portofolio atau langkah-langkah yang terbaik bagi

pihak Direktorat Akademik UPI pada saat akan mengambil keputusan untuk

merencanakan Investasi IT.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dikemukakan menjadi dua sisi :

1. Manfaat Teoritis

(4)

2. Manfaat Praktis

Bagi penulis, manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa seluruh

tahapan penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas

wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan empirik mengenai analisis

investasi IT dengan menggunakan Val IT. Bagi pihak-pihak yang

berkepentingan dengan hasil penelitian, penulis berharap manfaat hasil

penelitian dapat diterima sebagai kontribusi untuk meningkatkan pemahaman

tentang pentingnya tata kelola investasi IT yang dapat mendatangkan

keuntungan finansial dan non-finansial.

1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah

1. Penelitian ini menggunakan pengembangan kerangka kerja Val IT Framework

2.0 2008 yang dikeluarkan oleh IT Governace Institute semua proses dalam Val

IT dilakukan dalam penelitian ini.

2. Pembuatan Business Case pada Direktorat Akademik UPI dengan studi kasus

Investasi Sistem Informasi Akademik untuk proses kelancaran akademik.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tesis ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Berisi mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah dan asumsi, dan

(5)

Bab II Tinjauan Pustaka

Berisi uraian tentang studi literatur yang berkaitan dengan penilaian

kelayakan perencanaan investasi teknologi informasi dengan memakai VAL IT

Framework untuk mendukung penulisan dan pemecahan masalah dalam tesis

ini.

Bab III Metodologi Penelitian

Berisi mengenai gambaran umum perusahaan meliputi sejarah, visi, misi,

tujuan dan sasaran perusahaan, standarisasi aplikasi teknologi informasi,

manajemen perusahaan, pendekatan penelitian meliput kajian penelitian,

perencanaan kuesioner, penjelasan uji validitas serta reabilitas dari kuesioner.

Bab IV Analisis Identifikasi Val IT dan Business Case

Berisi tentang uraian identifikasi proses (Value Governace, Portfolio

Management, dan Investment Management) Val IT framework, analisis Business Case, tingkat maturity serta rekomendasi peningkatan maturity level,

serta hasil yang diperoleh.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Berisi tentang uraian tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran

(6)

2.1 Nilai (Value)

Nilai dalam bahasa Yunani axia yang berarti berharga, namun ada

perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna

sesuatu yang memiliki suatu yang berkualitas sehingga merupakan sesuatu yang

didambakan orang dan nilai tidak selalu berkaitan dengan harga. Sedangkan harga

bermakna hal yang selalu terkait dengan nilai tukar barang terhadap uang.

Nilai (value) merupakan sebuah konsep yang bersifat kompleks, spesifik

pada sebuah konteks dan dinamis. Nilai memiliki makna yang berbeda untuk setiap

jenis organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada keuntungan finansial,

nilai cenderung dipandang dari segi keuangan dan dapat berupa peningkatan profit

yang dihasilkan dari investasi. Sedangkan untuk organisasi non-profit, termasuk

sektor publik, nilai lebih bersifat kompleks dan seringkali dilihat dari segi

nonfinansial.

2.2 Perencanaan

Dalam ilmu manajemen dijelaskan bahwa salah satu fungsi pokok

manajemen adalah perencanaan. Perencanaan merupakan fungsi pokok manajemen

yang pertama harus dijalankan. Sebab tahap awal dalam melakukan aktivitas

perusahaan sehubungan dengan pencapaian tujuan organisasi perusahaan adalah

dengan membuat perencanaan.

(7)

“Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.” (Erly Suandy (2001:2)

2.3 Pengertian Investasi

Investasi sering juga disebut penanaman modal atau pembentukan modal.

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran penanam-penanam modal atau

perusahaan untuk membeli barang-barang modal atau perlengkapan-perlengkapan

produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa

yang tersedia dalam perekonomian. Jadi sebuah pengeluaran dapat dikatakan

sebagai investasi jika ditujukan untuk meningkatkan kemampuan produksi.

Investasi merupakan hal yang penting dalam perekonomian.

Menurut Jack Clark Francis mengatakan bahwa investasi adalah Penanaman

modal yang diharapkan dapat menghasilkan tambahan dana pada masa yang akan

datang.

Sedangkan investasi adalah:

“Komitmen satu dollar dalam satu periode tertentu, akan mampu memenuhi kebutuhan investor di masa yang akan datang dengan: (1) waktu dana tersebut akan digunakan, (2) tingkat inflasi yang terjadi, (3) ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang akan datang”.( Frank Reilly,2003:5)

Berdasarkan definisi-definisi investasi di atas, dapat disimpulkan bahwa

investasi merupakan suatu bentuk pengorbanan kekayaan di masa sekarang untuk

(8)

2.4 Investasi Informasi Teknologi

Informasi Teknologi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk

mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, dan

memanipulasi data berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas,

yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang dapat digunakan untuk

keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan, serta merupakan informasi yang

strategis untuk pengambilan keputusan. Sedangkan pendapat lain menerangkan

bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi

(komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data,

suara dan video (Williams’s dan Sawyer, 2003).

Seorang ahli teknologi mengemukakan tentang teknologi informasi

merupakan hal yang tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras

dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi,

melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi

(Martin,1999).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi tidak

hanya sebatas pada kecanggihan teknologi komputer tetapi juga mencakup

teknologi komunikasi. Secara umum informasi teknologi adalah gabungan dari

teknologi komputer dan teknologi informasi.

Melakukan investasi informasi teknologi dengan cara melakukan pembelian

peralatan teknologi informasi dapat memberikan keuntungan antara lain tangible

benefit dan ingtangible benefit.Tangible benefit yaitu keuntungan yang dapat

(9)

relevan, sedangkan ingtangible benefit keuntungan yang tidak dapat diperkirakan

seutuhnya dan tidak mempunyai data-data yang relevan (Yanti, 2008:66).

2.5 Kerangka Kerja Val IT Framework 2.0

Val IT diprakasai oleh Information Technologi Governance Institute (ITGI)

melalui masukan–masukan dari para pimpinan, praktisi, sekumpulan tim yang

tergabung pada komunitas IT. Val IT menyedikan sebuah pelayanan, penelitian,

publikasi dan pendukung-pendukung untuk membantu organisasi dalam melakukan

penilaian investasi IT, yang bertujuan untuk membantu mereka untuk

merealisasikan secara optimal investasi IT yang diterapkan pada organisasinya

(Latulipe,2007:2).

Gambar 2.1

Inisiatif Val IT Framework (ITGI, 2008:6)

Berdasarkan gambar 2.1 Val IT memberikan pedoman proses-proses dan

dukungan praktis untuk membantu pimpinan dan manajemen eksekutif dalam

memahami dan melaksanakan peran yang sesuai dalam merencanakan investasi

teknologi informasi. Organisasi dapat menggunakan prinsip-prinsip, proses-proses,

dan hal-hal praktis yang terdapat di Val IT untuk memperoleh manfaat strategik dan

(10)

Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan kerangka kerja Val IT

Framework menurut (Winanti, 2007; I-33) adalah:

1. Meningkatkan pemahaman dan transparansi atas biaya, resiko, dan manfaat

yang dihasilkan dari keputusan manajamen yang dilandasi oleh informasi

yang memadai.

2. Meningkatkan kemampuan memilih investasi yang memiliki potensial

pengembalian manfaat terbesar.

3. Meningkatkan kecenderungan keberhasilan dalam menjalankan investasi

yang dipilih sehingga investasi tersebut dapat menghasilkan manfaat sesuai

yang diharapkan.

4. Mengurangi biaya dengan hanya mengerjakan apa yang seharusnya

dikerjakan dan segera mengambil tindakan korektif atau menghentikan

investasi yang tidak menghasilkan potensi manfaat yang diharapkan.

5. Mengurangi resiko kegagalan, khususnya kegagalan yang beresiko tinggi.

6. Mengurangi ‘kejutan’ yang berhubungan dengan biaya dan delivery IT,

sehingga dapat meningkatkan nilai bisnis, mengurangi biaya yang tidak

perlu dan meningkatkan kepercayaan terhadap IT secara keseluruhan.

2.5.1 Prinsip-Prinsip Val IT

Prinsip-prinsip Val IT menurut(ITGI, 2008:11) adalah sebagai berikut:

1. Investasi-investasi IT akan dikelola sebagai portofolio investasi.

2. Investasi-investasi IT akan meliputi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk

(11)

3. Investasi-investasi IT akan dikelola melalui seluruh siklus hidup ekonomi

investasi tersebut.

4. Kaidah pemberian nilai akan menunjukkan adanya perbedaan katagori

investasi yang akan dievaluasi dan dikelola secara berbeda.

5. Kaidah pemberian nilai akan menjelaskan dan memonitor matrik utama dan

akan memberikan respon yang cepat terhadap segala perubahan atau

penyimpangan.

6. Kaidah pemberian nilai akan melibatkan seluruh stakeholder dan

memberikan akuntabilitas yang tepat bagi penyampaian kapabilitas serta

realisasi dari keuntungan bisnis.

7. Kaidah pemberian nilai akan di pantau, di evaluasi dan ditingkatkan secara

berkelanjutan.

2.5.2 Proses–Proses Val IT Framework

Gambar 2.2

(12)

Dari gambar 2.2 menjelaskan bahwa domain dan proses Val IT

Framework 2.0, proses adalah kumpulan aktivitas yang dilakukan sesuai dengan

praktek manajemen berinteraksi. Proses mengambil masukan dari satu atau lebih

banyak sumber (termasuk proses lainnya), memanipulasi masukan, memanfaatkan

sumber daya sesuai dengan kebijakan, dan menghasilkan output (termasuk output

ke proses lainnya). Proses harus memiliki alasan bisnis yang jelas untuk, pemilik

akuntabel, peran yang jelas dan tanggung jawab yang ada sekitar pelaksanaan setiap

proses, dan sarana untuk melakukan dan mengukur kinerja

Untuk memperoleh pengembalian investasi, dasar dari Val IT diterapkan

oleh stakeholder melalui proses–proses berikut (ITGI, 2008:12):

1. Value Governance (VG)

Sasaran Value Governance adalah mengoptimalkan nilai dari sebuah

investasi berbasis IT dengan cara.

a. Menetapkan kerangka tata kelola pengelolaan nilai terintegrasi

sepenuhnya dengan tata kelola perusahaan.

b. Memberikan arahan strategis untuk menentukan keputusan investasi

c. Menentukan karakteristik portofolio yang diperlukan untuk

mendukung investasi dan layanan IT, asset dan sumber daya lainnya.

d. Meningkatkan nilai manajemen secara terus menerus, berdasarkan

pembelajaran proses investasi IT yang didapat.

Proses–proses Value Governace terdiri dari 6 proses antara lain:

1. VG1 Establish informed and committed leadership, yaitu menetapkan

(13)

2. VG2 Define and implement processes, yaitu mendefinisikan kebutuhan

proses investasi IT dan mengimplementasikan proses-proses.

3. VG3 Define portfolio characteristics, yaitu mendefinisikan

karakteristik portofolio investasi IT.

4. VG4 Align and integrate value management with enterprise financial

planning, yaitu meluruskan dan mengintegrasikan nilai manajemen

dengan perencanaan keuangan organisasi.

5. VG5 Establish effective governance monitoring, yaitu mengidentifikasi

kunci dari tujuan proses nilai manajemen untuk diawasi secara efektif

dan dilaporkan.

6. VG6 Continuously improve value management practices, yaitu

meningkatkan secara berkala tentang proses nilai manajemen.

2. Portfolio Management (PM)

Sasaran Portfolio Management (PM) adalah untuk memastikan bahwa

semua portofolio investasi IT selaras dan memberikan kontribusi optimal

terhadap sasaran strategis organisasi dengan cara:

a. Penerapan dan mengelola profil sumber daya.

b. Pendefinisian awal investasi.

c. Mengevaluasi, prioritasi dan memilih, menunda atau menolak

investasi baru.

d. Pengelolaan portofolio secara menyeluruh.

(14)

Proses-proses Portfolio Management (PM) terdiri dari 6 proses antara lain:

1. PM1 Establish strategic direction and target investment mix, yaitu

menentukan arah tujuan strategis, dan target invertasi.

2. PM2 Determine the availability and sources of funds, yaitu menentukan

ketersediaan dan sumber dana untuk investasi IT.

3. PM3 Manage the availability of human resources, yaitu mengelola

ketersediaan sumber daya manusia.

4. PM4 Evaluate and select programmes to fund, yaitu mengevaluasi dan

memilih program untuk didanai.

5. PM5 Monitor and report on investment portfolio performance, yaitu

memantau dan melaporkan protofolio investasi.

6. PM6 Optimise investment portfolio performance, yaitu

mengoptimalkan kinerja portofolio investasi.

3. Investment Management (IM)

Sasaran Investment Management memastikan program investasi berbasis IT

sebuah organisasi menghasilkan nilai optimal dengan biaya yang terjangkau dan

tingkat resiko yang dapat diterima dengan cara:

a. Identifikasi kebutuhan bisnis.

b. Membangun pemahaman yang jelas atas kandidat program investasi.

c. Pelaksanaan analisis alternativ untuk melaksanakan program.

d. Mendefinisikan program dan mendokumentasikan sebuah Business

(15)

termasuk detail manfaatnya pemberian tanggung jawab dan portofolio

yang jelas.

e. Menetapkan akuntabilitas yang jelas dan kepemilikan, termasuk untuk

merealisasikan keuntungan.

f. Pengelolaan program melalui siklus hidup ekonomi yang penuh.

g. Memantau dan melaporkan kinerja program.

Proses–proses Investment Management terdiri dari 10 proses antara lain:

1. IM1 Develop and evaluate the initial programme concept Business Case,

yaitu mengembangkan dan mengevaluasi konsep program permasalahan

bisnis.

2. IM2 Understand the candidate programme and implementation options,

yaitu memahami kandidat program dan memilih implementasi program.

3. IM3 Develop the programme plan, yaitu mengembangkan rencana program. 4. IM4 Develop full life-cycle costs and benefits, yaitu mengembangkan biaya

siklus hidup dan manfaat yang dapat dicapai.

5. IM5 Develop the detailed candidate programme Business Case, yaitu

mengembangkan program Business Case yang terperinci.

6. IM6 Launch and manage the programme, yaitu melaksanakan dan

mengelola program.

7. IM7 Update operational IT portfolios, yaitu melakukan pembaharuan

operasional portofolio IT.

8. IM8 Update the Business Case, yaitu melakukan pembaharuan Business

(16)

9. IM9 Monitor and report on the programme, yaitu memantau dan

melaporkan kinerja program.

10.IM10 Retire the programme, yaitu tahap akhir program.

Proses–proses diatas merupakan proses yang utama dalam Val IT

Framework oleh karena itu Value Governance, Portfolio Management danInvestment Management mempunyai Detailed Key Management Practices yang

meliputi proses-proses yang lebih detail, hal itu dijelaskan pada lampiran.

2.5.3 Maturity Model Val IT

Model kematangan proses Val IT membedakan tingkat kematangan

menjadi 6 skala kematangan sebagai berikut ini:

1. Level 0 (Non-Existent): Proses belum dikenali secara utuh. Organisasi

belum mengenal adanya isu atau permasalahan yang harus diselesaikan.

2. Level 1 (Initial): Organisasi telah mengenal isu atau masalah yang ada dan

perlu diarahkan. Tidak ada proses standarisasi, tetapi sekurang-kurangnya

ada pendekatan khusus (ad hoc) yang cenderung diterapkan pada individu

atau dasar kasus demi kasus. Pendekatan terhadap keseluruhan manajemen

tidak terorganisir.

3. Level 2 (Repeatable): Proses telah berkembang pada tahap di mana

prosedur yang sama diikuti oleh orang yang berbeda dalam menjalankan

tugas yang sama, tetapi tidak ada pelatihan formal atau prosedur komunikasi

standar. Tanggung jawab diserahkan kepada setiap individu. Kepercayaan

terhadap pengetahuan individu sangat tinggi sehingga seringkali terjadi

(17)

4. Level 3 (Defined): Prosedur telah distandarisasi, didokumentasikan dan

dikomunikasikan melalui pelatihan, tetapi implementasinya masih

bergantung pada individu dalam hal ketaatan terhadap prosedur. Prosedur

dikembangkan sebagai bentuk formalisasi dari praktek yang ada.

5. Level 4 (Managed): Proses telah memungkinkan untuk memantau dan

mengukur ketaatan pada prosedur sehingga dengan mudah diambil tindakan

apabila proses yang ada tidak berjalan secara efektif. Perbaikan proses

dilakukan secara kontinyu dan memberikan best practices. Otomatisasi dan

peralatan yang digunakan masih terbatas.

6. Level 5 (Optimized): proses telah di seleksi pada tingkat best practices

berdasarkan hasil perbaikan yang terus menerus dan pengukuran model

maturity dengan organisasi lain. IT digunakan secara terintegrasi untuk

mengotomatisasi arus kerja, menyediakan alat untuk meningkatkan kualitas

dan efektifitas dan membuat perusahaan mudah untuk beradaptasi.

Analisis tingkat Maturity Proses Val IT dilakukan apabila telah

terpenuhinya perhitungan proses dari survei dan kuisioner, dikarenakan tingkatan

level dari kematangan proses Val IT dapat digunakan untuk menilai proses Val IT

apakah sangat baikatautidak ada proses yang dijalankan.

Cara melakukan perhitungan tingkat maturity dilakukan dengan dalam bentuk

indeks dengan rumus:

Indeks ∑ ………(2.1)

Keterangan:

(18)

Responden

∑ ฀(Pertanyaan Kuesioner) = Jumlah Pertanyaan Kuesioner Sumber:

Rumus dan tabel index maturity Oleh: Agus Prasetyo Utomo dan Novita

Mariana, Fakultas teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang, 2011.

Sedangkan skala pembuatan indeks bagi pemetaan ketingkat model

maturity terdapat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Maturity Scale

Sumber: Skala maturityfigure 2.1The Val IT Framework 2.0 (2008:31)

Untuk lebih lanjut mengenai skala pembuatan indeks maturity dapat

dilihat dari tabel 2.1.

Tabel 2.1 Skala pembulatan indeks

Skala Pembulatan Tingkat Model Maturity

5,00 5 - Dioptimalisasi 4,00 – 4,99 4 - Diatur

3,00 – 3,99 3 - Ditetapkan 2,00 – 2,99 2 - Dapat diulang 1,00 – 1,99 1 - Inisialisasi 0,00 – 0,99 0 - Tidak Ada

(19)

2.5.4 Panduan Manajemen Val IT

Val IT menyediakan panduan manajemen untuk membantu dalam mengatur

dan mengelola proses manajemen di lingkungannya. Panduan manajemen untuk

tata kelola Val IT merujuk pada 3 domainnya yaitu Value Governance, Portfolio

Management, dan Investmen Mnagement dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini : Tabel 2.2 Panduan Manajemen Val IT

Domain Tujuan Domain Input Output

Value 2. Kerangka tata kelola,

kontrol dan 4. Sumber daya yang

(20)

2.6 Konsep Business Case

Untuk dapat menerapkan kerangka kerja Val IT, institusi harus menerapkan

Business Case. Business Case merupakan sebuah pedoman yang menjelaskan

delapan langkah dalam mengembangkan Business Case yang efektif. Business Case

adalah salah satu alat yang berharga dalam manajemen yang menjadi pedoman

pembuatan value bisnis. Melalui Business Case, kita dapat mengevaluasi seberapa

besar penciptaan nilai atas satu proposal bisnis. Business Case merupakan alat

bantu operasional yang harus selalu diperbaharui secara kontinyu selama siklus

hidup ekonomis investasi berlangsung dan digunakan untuk mendukung

implementasi dan ekseskusi sebuah program, termasuk juga realisasi manfaat

program tersebut. Business Case harus dapat menjawab pertanyaan pada empat area

yang menjadi landasan pertimbangan investasi yaitu (ITGI Business Case,

2008:11):

1. Are we doing the right things? Apa yang ditawarkan, dampak bisnis dan

bagaimana proyek dalam program berkontribusi?

2. Are we doing the right way? Seberapa baik proses tersebut berlangsung, dan

apa yang akan dilakukan untuk menjamin bahwa semua investasi tersebut

akan sesuai dengan kapasitas saat ini dan dimasa mendatang?

3. Are we getting them done well? Apa rencana pelaksanaannya, sumberdaya,

serta dana apa yang diperlukan?

4. Are we getting the benefits? Bagaimana manfaatnya dapat dirasakan? Apa

(21)

2.6.1 Struktur Business Case

Business Case untuk investasi IT mempertimbangkan hubungan sebab

akibat, berikut struktur dari Business Case (ITGI Business Case, 2008:12):

1. Sumber daya yang dibutuhkan untuk pengembangan program investasi IT.

2. Sebuah teknologi/layanan yang mendukung pengembangan investasi IT.

3. Sebuah kemampuan operasional yang mendukung dalam pengembangan

investasi IT.

4. Sebuah kemampuan bisnis yang akan digunakan untuk mengembangkan

investasi IT.

5. Value Stakeholder, yang akan diwakili sebuah pengembalian finansial

sesuai resiko atau pengembalian total stakeholder.

Business Case harus dikembangkan secara Top-Down dimulai dengan

pemahaman yang jelas tentang pencapaian hasil bisnis yang diinginkan oleh

perusahaan. Setelah investasi disetujui, pengiriman kemampuan investasi ini harus

di pantau dan di kontrol melalui siklus hidup ekonomi yang penuh dari investasi.

2.6.2 Komponen Business Case

Komponen-komponen tersebut bersama-sama membangun dasar untuk

model analisis sebagai berikut (ITGI Business Case, 2008:12):

a. Outcomes

Hasil yang jelas dan terukur, termasuk hasil antara (intermediate/leading),

yaitu hasil-hasil yang diperlukan tetapi tidak cukup untuk mencapai manfaat

akhir, dan hasil akhir (lagging) yang merupakan manfaat akhir yang harus

(22)

b. Initiatives

Bisnis, proses bisnis, orang (people), teknologi dan organisasi dari kegiatan

proyek (termasuk proses membangun, implementasi, pengoperasian dan

penghentian / retire) yang berkontribusi terhadap satu atau beberapa hasil.

c. Contributions

Kontribusi yang terukur yang diharapkan dari inisiatif atau hasil antara ke

inisiatif atau hasil antara lainnya.

d. Assumptions

Hipotesis yang berhubungan dengan kondisi yang diperlukan untuk

mewujudkan hasil atau inisiatif, dimana program organisasi tidak terlalu

banyak bisa mengawasi kondisi tersebut. Penilaian atas resiko (risk

assessment), yang dinyatakan dengan asumsi dan berbagai batasan lainnya

seperti pertimbangan biaya, manfaat dan keselarasan, merupakan bagian

utama pada proses Business Case.

2.6.3 Langkah-Langkah Pengembangan Business Case (ada penjelasan)

Gambar 2.4 Step of Business Case

(23)

Penjelasan dari gambar 2.4 bahwa Pengembangan Business Case terdiri dari

delapan langkah sebagai berikut (ITGI Business Case, 2008:13):

1. Membuat lembar fakta dengan data yang relevan dan melakukan analisis

data yang meliputi hal-hal berikut :

Lembar fakta berisi semua data yang diperlukan untuk menganalisis

keselarasan strategis, keuangan dan non-keuangan, dan resiko dari program

dikumpulkan untuk membuat Business Case.

2. Analisis Keselarasan

Analisis keselarasan merupakan sarana untuk menjamin

penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien. Ada dua jenis keselarasan

yang relevan dalam konteks investasi IT:

a. Kepastian investasi yang berhubungan dengan IT mendukung sasaran

strategi bisnis.

b. Kepastian investasi yang berhubungan dengan IT disesuaikan dengan

target arsitektur perusahaan.

3. Analisis Keuntungan Finansial.

Mengekspresikan keuntungan secara finansial adalah tujuan utama

dari membangun Business Case dan harus dicapai sebisa mungkin. Sponsor

bisnis memberikan penilaian tentang investasi IT tidak seperti keputusan

individu.

Langkahnya adalah:

(24)

b. Menilai resiko dan menentukan tingkat pengembalian modal untuk

mengurangi pengeluaran yang diharapkan.

c. Dikalkulasinya nilai saat ini dari arus kas yang diharapkan.

d. Penentuan biaya proyek dan perbandingan dengan apa yang sepadan

dengan proyek itu.

4. Analisis Keuntungan Nonfinansial

Berdasarkan keuntungan nonfinansial, organisasi perlu

mengembangkan pengertian yang eksplisit tentang nilai untuk organisasi

dan bagaimana nilai diciptakan seperti menunjukkan bagaimana

keuntungan ini dapat berkontribusi dalam menciptakan nilai.

5. Analisis Resiko

Penilaian resiko menjadi proses menganalisis dan mengevaluasi

resiko yang dikenali kepada pencapaian hasil dari proses program. Terdapat

2 (dua) aspek resiko antara lain:

a. Delivery Risk: Resiko yang tidak mengirimkan kemampuan bisnis,

proses bisnis, manusia, teknologi, dan proyek organisasi yang

diperlukan

b. Benefits Risk: Resiko mengenai manfaat yang diharapkan tapi tidak

diperoleh.

6. Optimasi Resiko dan Pengembalian

Keputusan meneruskan suatu investasi IT dengan melihat

keseluruhan dari keselarasan normalisasi, keuntungan finansial dan

(25)

suatu program individu yang terperinci sebagai berikut: keselarasan strategi,

keuntungan finansial, keuntungan nonfinansial, dan resiko dikombinasikan

untuk menilai suatu resiko, serta profil dari program.

Gambar 2.5 adalah alat yang digunakan dalam melakukan penilaian

dan optimasi hasil atau resiko berupa matriks keputusan berikut ini:

(26)

7. Dokumentasi Business Case

Pencatatan secara terstruktur atas hasil-hasil dari tahap sebelumnya

yang dokumentasi Business Case, dan hasil akhir yang selalu diperbaharui.

Langkah ini dimulai dari Langkah 2 (dua) sampai dengan 6 (enam) dan

didokumentasikan sebagai dasar perencanaan Investasi IT.

8. Melakukan Perbaharuan dan Mempertahankan Business Case

Suatu Business Case adalah alat operasional yang harus secara terus

menerus diperbaharui sepanjangn perjalanan bisnis dari suatu investasi, dan

digunakan untuk mendukung implementasi serta pelaksanaan program yang

berkelanjutan termasuk realisasi keuntungan.

2.7 Penelitian Deskriptif

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif adalah

salah satu metode penelitan yang banyak digunakan pada penelitian yang bertujuan

untuk menjelaskan suatu kejadian.

Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011) penelitian desktiptif

adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu

keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah

untuk menjawab masalah secara aktual.

Sukmadinata (2006) berpendapat bahwa metode penelitian deskriptif adalah

sebuah metode yang berusaha mendeskripsikan, menginterpretasikan sesuatu,

misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang

(27)

Dari kedua pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa metode penelitian

deskriptif adalah sebuah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan,

menginterpretasikan sesuatu fenomena, misalnya kondisi atau hubungan yang ada,

pendapat yang berkembang, dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk

menjawab masalah secara aktual.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskripsi

dalam bentuk survey. Metode ini menekankan lebih pada penentuan informasi

tentang variable daripada informasi tentang individu dan bermaksud

mengumpulkan data yang relatif terbatas dari sejumlah kasus yang relatif besar.

Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, penyebaran angket

dan studi kepustakaan. Sedangkan alat penelitiannya adalah mencatat hasil

observasi, melakukan analisis angket tanggapan karyawan, dan melakukan

colecting data kepustakaan (buku, teks, dokumentasi, file, jurnal, artikel dimedia

massa cetak).

2.7.1 Pengujian Data Penelitian

Dalam suatu penelitian data mempunyai kedudukan yang sangat penting.

Hal ini dikarenakan data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan

berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Valid atau tidaknya data sangat

menentukan bermutu atau tidaknya data tersebut. Hal ini tergantung instrumen yang

digunakan, yakni memenuhi asas validitas dan reliabilitas.

2.7.2 Pengujian Validitas Data Penelitian

Validitas tes digunakan untuk mengukur suatu alat evaluasi apakah valid

(28)

Untuk mencari koefisien validitas setiap butir soal adalah dengan menggunakan

rumus korelasi product moment dari Pearson (Suherman, 2003:120)

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ………..(2.2)

Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y = banyak subjek (testi)

= skor yang diperoleh dari tes = skor total

Kriteria tingkat validitas yang digunakan yaitu (Suherman, 2003:113):

Tabel 2.3 Kriteria Tingkat Validitas

Nilai Keterangan

0,90 < Rxy < 1,00 Sangat tinggi 0,70 < Rxy < 0,90 Tinggi 0,40 < Rxy < 0700 Sedang 0,20 < Rxy < 0,40 Rendah 0,00 < Rxy < 0,20 Sangat rendah Rxy < 0,00 Tidak Valid

Pengujian validitas instrument menggunakan bantuan program komputer

dengan paket program SPSS Versi 20.0.

2.7.3 Pengujian Reliabilitas Data Penelitian

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji penafsiran responden mengenai

butir-butir pernyataan yang terdapat dalam instrumen penelitian yang ditunjukkan

(29)

Koefisien reliabilitas menyatakan derajat keterandalan alat evaluasi,

dinotasikan dengan . Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas

bentuk uraian dikenal dengan Rumus Alpha, yaitu sebagai berikut (Suherman,

2003:155)

………..(2.3)

Keterangan:

= koefisien reliabilitas = banyak butir soal

∑ = jumlah varians skor setiap soal = varians skor total

Kriteria koefisien reliabilitas menurut Guilford (Ruseffendi, 2005:160) adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.4 Kriteria Koefisien Reliabilitas

Nilai Keterangan

(30)

2.8 Penelitian terkait

Berikut ini adalah penelitian–penelitian yang terkait dan telah dipergunakan

untuk tujuan mengukur investasi teknologi informasi menggunakan Val IT

Framework, di tampilkan dalam tabel 2.5.

Tabel 2.5 Penelitian terkait dalam penggunaan Val IT Framework

No. Peneliti Judul Penelitian Keterangan

1. De Haes,

Metode : Kerangka Kerja Val IT

Hasil : Menerapkan kerangka kerja Val IT pada perusahaan KLM dengan mengukur kinerja dari CIO officer, serta dapat memfokuskan diri untuk memanajemen investasi IT

2. Darma, 2004 The Impact of

Metode : Theoretical framework dengan menggabungkan IT Investment dan Hotel Performance sehingga dapat mengetahui seberapa besar manfaat IT Investmen dalam industri perhotelan.

Hasil : Menghasilkan suatu model tentang dampaknya IT Investment dalam industri perhotelan

3. Hendarti,dk,

2011 Analisis Investasi Sistem Informasi

Metode : Evaluasi Investasi TIdengan menggunakan Metode Information Economics

Hasil : Peningkatan Pendapatan atau permintaan pemesanan pada PT. NASA tidak terjadi peningkatan karena produksi tidak dipengaruhi oleh IT karena I hanya digunakan untuk system informasi manajemen dan administrasi yang tidak berpengaruh langsung terhadap kemampuan berproduksi maupun peningkatan Penjualan

Metode : Kerangka kerja VAL IT

(31)

No. Peneliti Judul Penelitian Keterangan

Metode : Penilaian perencanaan investasi teknologi informasi untuk investasi laboratorium komputer pada Fakultas Teknik

Hasil : Tingkat kematangan investasi teknologi informasi

6. Ginting,

Metode : Kerangka kerja Val IT pada proses Portofolio Management, berfokus pada pengelolaan kumpulan program investasi TI, mulai dari perencanaan sumber daya manusia hingga evaluasi kinerja portofolio Bank ABC Hasil : Tingkat kematangan terhadap atribut awareness and communication (AC), responsibility and accountability (RA),goal setting and measurement (GM), policies,

standard and procedure (PSP), skill and expertise (SE), dan tools and automation (TA) dimana sebagian besar berada pada indeks 3

7. Komalasari,

2013 Penggunaan Framework Val IT Dalam

Metode : Kerangka Kerja Val IT

Hasil : Tingkat Kematangan Investasi Teknologi Informasi

Dari penelitian–penelitian investasi teknologi diatas dapat disimpulkan bahwa

investasi teknologi sangat diperlukan oleh perusahaan/organisasi dikarenakan

investasi teknologi ini dapat menghasilkan suatu keuntungan finansial maupun

keuntungan dari segi manajemennya. Pada prakteknya investasi teknologi ini

(32)

mencapai keuntungan yang telah ditetapkan sebelumnya. Investasi teknologi ini

tidak hanya dari segi pengadaan hardware dan software saja tetapi investasi

teknologi mencakup jaringan, aplikasi, sumber daya manusia, dan lainnya.

Perbedaan Penelitian ini dengan yang sebelumnya adalah :

1. Versi Framework Val IT yang digunakan versi 2.0 sedangkan yang

sebelumnya menggunakan Versi 1.0.

2. Semua aplikasi yang ada di akademik UPI ikut dimasukan dalam proses

(33)

BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1Profil Direktorat Akademik UPI

Direktorat Akademik adalah unit pelaksana pembantu Pimpinan Universitas yang bertugas menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengembangan dan layanan akademik, serta pendidikan profesi dan jasa keprofesian. Secara keseluruhan Direktorat Akademik bertugas melayani administrasi akademik, menyusun kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan serta layanan profesi dan sertifikasi.

3.2Visi, Misi dan Tujuan Direktorat Akademik UPI

Direktorat Akademik UPI bertekad memberikan jasa layanan administrasi akademik serta layanan pendidikan profesi dan jasa keprofesian yang memenuhi persyaratan pelanggan dan bermutu untuk mencapai kepuasan pelanggan sesuai dengan visi misi.

VISI : Pelopor dan unggul dalam layanan administrasi akademik serta layanan pendidikan profesi dan jasa keprofesian.

MISI :

 Penyelenggaraan proses layanan administrasi akademik serta layanan pendidikan profesi dan jasa keprofesian yang berkualitas,

(34)

 Pengembangan manajemen layanan administrasi akademik serta layanan pendidikan profesi dan jasa keprofesian secara berkelanjutan.

3.3Sasaran Strategis Direktorat Akademik UPI

Tugas Pokok Direktorat Akademik adalah menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengembangan dan layanan akademik, serta pendidikan profesi dan jasa keprofesian. Direktorat Akademik berada di bawah Koordinasi Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. Dalam struktur organisasi kelembagaannya Direktorat Akademik dipimpin oleh seorang Direktur, dan 3 Kepala Divisi.

Untuk mencapai visi tersebut Direktorat Akademik UPI menerapkan Sistem Manajemen Mutu sesuai ISO 9001 : 2008, dan menetapkan Kebijakan Mutu sebagai berikut :

1. Selalu berupaya memberikan layanan prima dalam bidang administrasi akademik serta layanan pendidikan profesi dan jasa keprofesian.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sarana prasarana.

3. Melakukan perbaikan terus menerus terhadap proses, pelayanan dan efektivitas penerapan Sistem Manajemen Mutu.

3.4Sistem Informasi Sebagai Strategi

(35)

2010. Selain itu dilakukan penambahan server jaringan, penambahan hotspot, koneksi ke jaringan pendidikan nasional (jardiknas) untuk teleconference, serta peningkatan jaringan fiber optic untuk koneksi internet ke delapan gedung baru. Peningkatan fasilitas ini telah berdampak pada kemudahan dan kecepatan akses internet untuk mendukung kegiatan manajemen universitas dan pembelajaran. Sebagian penyebaran informasi sudah dilakukan melalui website dan e-mail. Dampaknya mulai nampak, yaitu dosen dan mahasiswa sudah mulai memanfaatkan internet untuk mencari referensi kuliah dan penelitian. Implementasi program

e-learning oleh beberapa unit/prodi diharapkan jadi model pengembangan e-learning yang dapat diikuti oleh unit-unit lainnya. Peningkatan kualitas pengelolaan internet telah membawa UPI pada peringkat webometrics yang baik yaitu pada posisi ke-4 di Indonesia dan 2035 di dunia.

Pengembangan konten pembelajaran elektronik dan multimedia interaktif melalui program Pusat Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional (P3AI) serta hasil penelitian dosen dan mahasiswa telah memperkaya referensi yang dapat dimanfaatkan untuk konten perkuliahan elektronik. Sementara itu, melalui program Indonesia-Managing Higher Education for Relevance and

(36)

sistem akunting. Dalam waktu dekat sistem monitoring juga akan terintegrasi. Keempat sistem tersebut diharapkan menjadi alat untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen universitas.

Saat ini tercatat mahasiswa UPI sebanyak 35.000 mahasiswa pada posisi semester genap 2014/2015.

Sistem Aplikasi yang ada di UPI :

1. Sistem Informasi akademik (sia) aplikasi pendukung :

- sistem pendaftaran online - sistem jadwal kuliah - sistem krs online

- sistem input nilai (sindo) - sistem cuti kuliah - sistem wisudawan - dll.

2. Sistem Informasi Keuangan (siku)

3. Sistem Informasi aset dan fasilitas (siasep)

(37)

Gambar 3.1 Sistem aplikasi akademik UPI

Dalam lima tahun terakhir, UPI telah merevitalisasi SIA (Sistem Informasi Akademik) dan mengembangkan tiga sistem informasi lain yaitu SIKU (Sistem Informasi Keuangan), SIASEF (Sistem Informasi Aset dan Fasilitas), dan SISUDAMA (Sistem Informasi Sumber Daya Manusia). Keempat sistem tersebut dirancang sebagai sistem yang terintegrasi. Revitalisasi SIA telah berjalan sejak tahun 2007. Tiga sistem informasi lainnya baru selesai dikembangkan yaitu, sistem manajemen SKPL (spesifikasi kebutuhan perangkat lunak), dan dalam proses

(38)

Saat ini di Direktorat Akademik sedang dikembangkan sistem penerimaan mahasiswa baru online yang merupakan fasiltas yang baru dari aplikasi SIA, yang secara bertahap mulai diimplementasikan. Ini dilakukan mengingat tuntutan manajemen akademik. Di samping itu, pengembangan sistem informasi manajemen UPI yang terintegrasi masih berlangsung. Idealnya, sistem informasi yang dikembangkan di Direktorat Akademik sejalan dengan kebijakan Teknologi Informasi dan komunikasi dan cetak biru sistem informasi dan komunikasi UPI. Hal ini penting agar sistem informasi yang dikembangkan dapat diintegrasikan ke dalam sistem informasi manajemen UPI.

Direktorat Akademik dan hampir seluruh Program Studi di lingkungan UPI telah memiliki fasilitas untuk dapat mengakses dan memanfaatkan ICT, baik untuk kepentingan manajemen maupun perkuliahan (e-learning). Di Direktorat Akademik juga memiliki sejumlah tenaga teknis yang berlatar belakang teknologi informasi. Selama ini mereka ditugaskan dalam kegiatan pembuatan aplikasi program untuk membantu kegiatan di Direktorat Akademik dan kegiatan lain yang relevan.

3.5Struktur Organisasi Direktorat Akademik UPI

(39)
(40)

3.6 Metodologi Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif adalah salah satu metode penelitan yang banyak digunakan pada penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu kejadian.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskripsi dalam bentuk survey. Metode ini menekankan lebih pada penentuan informasi tentang variable daripada informasi tentang individu dan bermaksud mengumpulkan data yang relatif terbatas dari sejumlah kasus yang relatif besar.

Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, penyebaran angket dan studi kepustakaan. Sedangkan instrumen (alat) penelitiannya adalah mencatat hasil observasi, melakukan analisis angket tanggapan karyawan, dan melakukan colecting data kepustakaan (buku, teks, dokumentasi, file, jurnal, artikel dimedia massa cetak).

(41)

Tahap 1  Kajian dan Analisis

Identifikasi Proses  

Analisis Business case

Analisis Tingkat Maturity 

Proses Val IT

Input : Penelitian tentang Investasi TI

Metode : Studi pustaka, Wawancara, Kuisioner  Output : Research Question, Tujuan dan manfaat  penelitian, Lingkup penelitian  

(42)

Adapun penjelasan dari langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap 1 Perumusan masalah

Pada tahap ini meliputi : a. Studi Pustaka

Mempelajari bahan penelitian sebelumnya, literatur, standar dan prosedur yang mendukung topik penelitian. Studi pustaka ini dilakukan melalui buku referensi, internet, jurnal, dan sumber-sumber lainnya yang relevan

b. Identifikasi Masalah

Mempelajari masalah-masalah yang terjadi di Direktorat Akademik Universitas Indonesia dan sudah dijelaskan pada Bab 1.

c. Perancangan dan Pengumpulan Data

Merancang suatu kuisioner dan wawancara sangatlah penting dalam suatu penelitian karena keberhasilan suatu penelitian ditentukan oleh bagaimana rancangan kuisioner itu dibuat dan skema wawancara yang baik. Tujuan dari wawancara dan kuisioner ini untuk memperoleh informasi yang akurat dari responden dan relevan dengan tujuan penelitian.

(43)

Berdasarkan presentase jawaban Ya dan presentase Jawaban Tidak tersebut diambil kesimpulan apakah proses tersebut sudah dilakukan atau belum. Jika jawaban Ya lebih besar dari 50 % dinyatakan proses Val IT tersebut sudah dilakukan. Jika ada proses-proses yang belum dilakukan maka dapat diusulkan beberapa kegiatan yang harus dilakukan pada setiap proses. Jika sudah dilakukan maka performa yang memiliki skor yang paling tinggi dari pernyataan (5) Sangat Baik, (4) Baik, (3) Cukup, (2) Kurang, (1) Ragu-ragu, (0) Tidak sama sekali.

2. Tahap 2 Kajian dan Analisis

Pengkajian dan analisis dilakukan dengan cara mengolah hasil kuisioner yang sudah dilakukan di Direktorat Akademik terkait pengelolaan investasi TI terhadap kerangka kerja Val IT. Pengolahan data ini dilakukan dengan cara:

a. Proses Val IT

a) Identifikasi Value Governance b) Identifikasi Portfolio Management

c) Investment Management

Semua proses Val IT diatas sudah dijelaskan di Bab 2 b. Analisis Business Case

(44)

Sistem Informasi Akademik Direktorat Akademik. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian 2.6 tentang langkah-langkah untuk membuat Business Case.

c. Analisis Tingkat Maturity Proses Val IT

Model kematangan (maturity model) digunakan sebagai alat untuk melakukan

benchmarking dan self assessment oleh manajemen teknologi informasi secara lebih efisien. Model kematangan untuk pengelolaan dan kontrol pada proses teknologi informasi didasarkan pada metoda evaluasi perusahaan atau organisasi, sehingga dapat mengevaluasi sendiri, mulai dari level 0 (non-existent) hingga level 5 (optimised). d. Usulan Pelaksanaan Proses Val IT

Berdasarkan peingidentifkasian proses-proses Val IT di Direktorat Akademik UPI dan analisis Business Case, maka akan diusulkan beberapa hal yang harus dilakukan oleh pihak Direktorat Akademik dalam melaksanakan proses-proses Val IT tersebut dan usulan program perencanaan investasi teknologi informasi berdasarkan hasil analisis

Business Case.

(45)

4.1 Pengujian Data Penelitian

4.1.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Populasi juga

berarti kumpulan atau agregasi dari seluruh elemen atau individu-individu yang

merupakan sumber informasi dalam suatu riset (Sumarsono, 2005).

Pada penelitian ini sampel tidak digunakan sedangkan peneliti

menggunakan seluruh populasi sebanyak 33 orang yang diambil dari berbagai

macam unit/bagian seperti pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Responden di Direktorat Akademik UPI

No Level Management atau Unit kerja Jumlah Responden 1 Manajemen Tingkat Tinggi (Direktur, Kepala Divisi Layanan

Akademik, Kepala Divisi RMB, Kepala Divisi P2JK) 4 2 Manajemen Tingkat Menengah (Kasi Kerumahtanggaan, Kasi

Pendidikan Profesi, Kasi Jasa Keprofesian) 3

3 Satuan Kendali Mutu 2

4 Staf Direktorat Akademik 24

4.1.2 Pengujian Validitas Data Penelitian

Pengujian data ini dimaksudkan untuk mempertimbangkan metode Val IT

(46)

menguji validitas dan reliabilitas data-data yang diperoleh melalui angket

penelitian.

Pengujian data ini menggunakan metode yang telah disampaikan

sebelumnya dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson,

Pengujian validitas instrument menggunakan bantuan program komputer dengan

paket program SPSS Versi 20.0.

Tabel 4.2, 4.3 dan 4.4 adalah hasil dari pengujian validitas dengan

responden 33 orang yang berasal dari Direktorat Akademik UPI untuk menguji

apakah instrument itu valid atau tidak.

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Value Governance

Proses Value Governance

Pearson

Correlation Keterangan VG.1 No. 1 . 626** Valid

(47)

Proses

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Portfolio Management

(48)

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Investment Management

Proses Investment

Management Correlation Keterangan Pearson IM.1 No. 1 .442* Valid

Management, dan Investment Management dapat menjadi acuan untuk pengolahan data selanjutnya. Proses dari tabel tersebut mempunyai hasil positif (Valid) atau

negatif (Tidak Valid). Proses-proses yang tidak valid tidak dapat digunakan untuk

pengolahan data selanjutnya.

Berdasarkan hasil pengujian, semua pertanyaan dari proses-proses tersebut

(49)

selanjutnya, sedangkan proses-proses yang nilainya > 0.3 dapat digunakan dalam

pengolahan selanjutnya.

4.1.3 Pengujian Reliabilitas Data Penelitian

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji penafsiran responden mengenai

butir-butir pernyataan yang terdapat dalam instrumen penelitian yang ditunjukkan

dengan kekonsistenan jawaban yang diberikan. Dalam hal ini responden yang

diujikan sebanyak 15 orang, pengujian ini menggunakan Aplikasi Program SPSS

Versi 20.0 yang menghasilkan nilai r alpha seperti yang terlihat pada tabel 4.5 sampai tabel 4.7.

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Value Governance Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.754 27

Sumber: Output Scale Reliability Analysis

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Portfolio Management Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.868 24

Sumber: Output Scale Reliability Analysis

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Investment Management Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.668 22

(50)

Setelah data yang diperoleh valid maka dilanjutkan dengan uji realibilitas.

Kriterianya, instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien

yang diperoleh > 0,60 (Imam Ghozali, 2002). Pada pengujian reliabilitas dengan

ukuran sampel sebanyak 15 responden percobaan, diperoleh nilai Cronbach’s

Alpha 0.754 untuk Value Governance, 0.868 untuk Portfolio Management dan 0.668 Investment Management yang berarti lebih tinggi dari persyaratan yang harus dilalui yaitu > 0,6 maka hasil data hasil angket memiliki tingkat reliabilitas yang

baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya. Hal ini berarti

pengukuran dengan pengumpulan data yang dilakukan dapat memberikan hasil

yang konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama.

4.2. Identifikasi Proses Val IT

Pelaksanaan analisis Val IT di Direktorat Akademik UPI ini terlebih dahulu

dilakukan dengan mengidentifikasi proses-proses Val IT berdasarkan hasil survey

kuesioner ada atau tidaknya proses tersebut. Identifikasi proses-proses Val IT telah

dilakukan dengan menyebarkan 33 (Tiga Puluh Tiga) kuesioner.

4.2.1 Identifikasi Value Governance

Tujuan dan sasaran Value Governance (VG) adalah untuk dapat

mengoptimalkan nilai dari sebuah investasi berbasis IT. Proses pengidentifikasian

di Direktorat Akademik UPI berdasarkan analisis dari pengumpulan data yang

(51)

Tabel 4.8 Identifikasi VG.1

No

Proses Val IT

VG.1 Menetapkan pemberitahuan informasi tentang Investasi IT dan komitmen pimpinan

Indeks Eksistensi Performa

1 Apakah semua pimpinan di Direktorat Akademik

UPI sudah paham tentang Investasi teknologi? 4.2 Ya Level 4 2 Apakah aturan atau tata cara pelaporan yang terkait

dengan IT sudah dilakukan secara efektif? 4.2 Ya Level 4 3 Apakah sudah membentuk forum kepemimpinan

tentang investasi IT beserta tanggung jawabnya? 4.2 Ya Level 4 4 Apakah ada pemahaman yang jelas tentang nilai

investasi IT? 4.3 Ya Level 4

5 Apakah kepastian keselarasan dan integrasi strategi institusi dan strategi IT dikomunikasikan secara rutin?

4.3 Ya Level 4

Total 4.2 Level 4 (Managed)

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pimpinan yang berada di institusi

Direktorat Akademik UPI dapat memahami tentang apa yang dimaksud dengan

investasi teknologi, disamping itu kondisi-kondisi tentang tata cara pelaporan,

pembentukan forum kepemimpinan dan keselarasan integrasi IT yang berada di

Direktorat Akademik UPI ditanggapi secara positif.

Tabel 4.9 Identifikasi VG.2

No

Proses Val IT

VG.2 Mendefinisikan kebutuhan proses investasi IT dan mengimplementasikan

proses-proses

Indeks Eksistensi Performa

6 Apakah sudah ditentukan kerangka kerja tata kelola investasi IT secara konsisten? 4.2 Ya Level 4

(52)

No

Proses Val IT

VG.2 Mendefinisikan kebutuhan proses investasi IT dan mengimplementasikan

proses-proses

Indeks Eksistensi Performa

8 Apakah prioritas investasi IT sudah dilakukan dalam kerangka keseluruhan perencanaan di Direktorat Akademik UPI?

4.4 Ya Level 4

9

Apakah telah dilakukannya pendefinisian, pengimplementasian yang secara konsisten dari tujuan yang strategis pada Direktorat Akademik UPI?

4.0 Ya Level 4

10

Apakah telah dilakukan pendefinisian, pengimplementasian, dan komunikasi atas peran, tanggungjawab dan akuntanbilitas bagi semua personel di Direktorat Akademik UPI tentang strategi bisnis tentang Investasi IT?

3.7 Ya Level 3

11 Apakah telah terdapat struktur organisasi yang telah memiliki koordinasi dan komunikasi secara jelas?

3.8 Ya Level 3

Total 4.0 Level 4 (Managed)

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa institusi Direktorat Akademik UPI dapat

mendefinisikan kebutuhan proses investasi IT dan mengimplementasikan

proses-proses investasi IT ini dengan baik serta mendapatkan respon positif dari berbagai

lapisan manajemen di Direktorat Akademik UPI ini. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa dalam proses pengimplementasian Sistem Informasi akademik ini telah

terpenuhi dan struktur organisasi dibentuk untuk mendukung proses tersebut.

Proses mendefinisikan kebutuhan proses investasi IT dan mengimplementasikan

proses tersebut telah terdefinisi secara jelas oleh pimpinan Direktorat Akademik

UPI sehingga pimpinan dapat membentuk strategi investasi IT dan menentukan

(53)

peran serta tanggung jawab yang dijabarkan dalam SOP (Standar Operating Procedure) dapat memudahkan pengembangan SIA di Direktorat Akademik UPI ini.

Tabel 4.10 Identifikasi VG.3

No

Proses Val IT VG.3 Mendefinisikan karakteristik portofolio investasi IT

Indeks Eksistensi Performa

12 Apakah Direktorat Akademik UPI telah memiliki portofolio investasi IT dan dikelola dengan sesuai prosesnya?

4.2 Ya Level 4

13 Apakah telah dilakukan pengelompokan atau pengkategorian investasi ITdalam portofolionya?

4.0 Ya Level 4

14 Apakah sudah dibuat dan dikomunikasikan kriteria evaluasi untuk setiap kategori yang dilakukan?

4.2 Ya Level 4

15 Apakah telah ditetapkan bobot untuk setiap kriteria yang dilakukan? 4.4 Ya Level 4

16 Apakah telah didefinisikan persyaratan awal dan detail untuk setiap kategori yang dilakukan?

4.6 Ya Level 4

Total 4.3 Level 4 (Managed)

Tabel 4.10 mendefinisikan portofolio investasi IT direspon positif oleh para

pimpinan, indikator pendefinisian karakteristik portofolio investasi IT ini dimulai

dengan perencanaan portofolio investasi, pengelompokkan investasi dalam

portofolio serta komunikasi dan evaluasi portofolio sesama pemangku kepentingan

di Direktorat Akademik UPI dan menyusun bobot kriteria dari portofolio investasi

ini sampai pendefinisian detail katagori yang akan dilakukan untuk

(54)

ketentuan-ketentuan yang berlaku sehingga tidak menyebabkan tidak berjalannya proses

tersebut.

Tabel 4.11 Identifikasi VG.4

No

Proses Val IT

VG.4 Meluruskan dan mengintegrasikan nilai manajemen dengan perencanaan keuangan organisasi

Indeks Eksistensi Performa

17 Apakah telah dilakukan pembuatan anggaran secara keseluruhan tentang Investasi IT? 3.8 Ya Level 3

18 Apakah dilakukan analisis dampak anggaran yang dikeluarkan bagi Direktorat Akademik UPI dengan pelaksanaan sebenarnya?

3.8 Ya Level 3

19 Apakah perubahan anggaran dilakukan dengan prioritas investasi IT? 3.8 Ya Level 3

20 Apakah perencanaan investasi dilakukan dengan melihat perencanaan investasi IT yang telah ada sebelumnya?

4.0 Ya Level 4

Total 3.8 Level 3 (Defined)

Tabel 4.11 Menunjukkan eksistensi dan performa yang cukup pada aspek

meluruskan dan mengintegrasikan nilai manajemen dengan perencanaan keuangan

organisasi, hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pembuatan anggaran tentang pengembangan investasi IT terutama

pengembangan SIA Direktorat Akademik UPI harus dibuat karena

keuntungan dari SIA ini dapat dirasakan oleh semua civitas akademik UPI.

b. Analisis dampak anggaran diperlukan untuk merealisasikan anggaran ini

(55)

c. Perubahan anggaran diperlukan apabila terjadi perubahan mendasar tentang

pengembangan SIA, maka dalam hal ini perubahan anggaran diperlukan

untuk mendukung pengembangan SIA.

d. Menganalisis perencanaan anggaran tahun lalu dapat menjadikan

penyusunan anggaran saat ini dapat teralokasikan dengan sangat baik.

Tabel 4.12 Identifikasi VG.5

No

Proses Val IT

VG.5 Mengidentifikasi kunci dari tujuan proses nilai manajemen untuk diawasi secara efektif dan

dilaporkan. Indeks Eksistensi Performa

21 Apakah ada metrik antara aktivitas dan ukuran kinerja yang telah disetujui oleh pimpinan Direktorat Akademik UPI?

3.5 Ya Level 3

22 Apakah proses pengumpulan data untuk pengawasan tata kelola dilakukan secara tepat dan efektif? 3.9 Ya Level 3

23 Apakah telah didefinisikan teknik dan metoda pelaporan yang dapat memberikan gambaran bagi UPI?

3.7 Ya Level 3

24 Apakah telah dilakukan indentifikasi dan pengawasan atas aksi-aksi yang dilakukan manajemen/pelaksana? 3.8 Ya Level 3

Total 3.7 Level 3 (Defined)

Tabel 4.12 Menunjukkan bahwa eksistensi pada mengidentifikasi kunci dari

tujuan proses nilai manajemen untuk diawasi secara efektif dan pelaporannya dapat

diterima dengan baik. Dapat diidentifikasi bahwa mengidentifikasi kunci dari

tujuan proses nilai manajemen diawasi secara efektif dan dilaporkan secara rutin

(56)

pengawasan sangatlah penting karena merupakan elemen kunci dari proses nilai

manajemen, sedangkan teknik dan metoda pelaporan yang digunakan sudah

memenuhi kriteria yang diinginkan oleh pimpinan serta dilakukan dengan

digitalisasi pelaporan.

Tabel 4.13 Identifikasi VG.6

No

Proses Val IT

VG.6 Meningkatkan secara berkala tentang proses

nilai manajemen. Indeks Eksistensi Performa

25 Apakah telah dilakukan peningkatan manajemen nilai dari proses pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya?

3.5 Ya Level 3

Total 3.5 Level 3 (Defined)

Tabel 4.13 mengidentifikasi tanggapan responden sebagai performa cukup

terhadap peningkatan manajemen nilai dari proses pembelajaran yang dilakukan

sebelumnya, menunjukkan bahwa peningkatan manajemen nilai dari proses

pembelajaran sangatlah belum mencukupi oleh karena itu peningkatan manajemen

nilai perlu dilakukan secara periodik.

4.2.2 Identifikasi Portfolio Management

Sasaran Portfolio Management (PM) adalah untuk memastikan bahwa

semua portofolio investasi IT selaras dan memberikan kontribusi optimal terhadap

sasaran strategis organisasi. Indikator Portfolio Management (PM) sebagian besar

(57)

Tabel 4.14 Identifikasi PM.1

No

Proses Val IT

PM.1 Menentukan arah tujuan strategis, dan

target invertasi. Indeks Eksistensi Performa

27 Apakah telah dilakukan keselarasan antara strategi bisnis dan peran IT di Direktorat Akademik UPI? 4.2 Ya Level 4

27 Apakah terdapat pemahaman yang sama tentang peran IT dan fungsi IT dan apakah hal ini telah dikomunikasikan secara menyeluruh?

4.1 Ya Level 4

28 Apakah alokasi pendanaan investasi IT telah selaras dengan arah strategis Direktorat Akademik UPI? 4.5 Ya Level 4

29 Apakah strategi dan tujuan bisnis sudah diterjemahkan dalam strategi dan tujuan IT? 4.3 Ya Level 4

Total 4.3 Level 4 (Managed)

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa aspek penentuan arah tujuan strategis, dan

target investasi dalam mengaplikasikan tujuan dari pengembangan SIA dengan

performa baik. Untuk menentukan arah tujuan strategis, dan target invertasi

diperlukan suatu keselarasan antara strategi bisnis dan peran IT, keselarasan

tersebut dimanfaatkan betul oleh pimpinan Direktorat Akademik UPI untuk

mengembangkan SIA. Pemahaman tentang peran IT dan fungsinya juga tidak dapat

dihindarkan dari pengembangan SIA ini karena pemahaman sangat penting bagi

penyusunan SIA serta alokasi-alokasi anggaran yang akan digunakan untuk proses

(58)

Tabel 4.15 Identifikasi PM.2

No

Proses Val IT

PM.2 Menentukan ketersediaan dan sumber dana untuk investasi IT.

Indeks Eksistensi Performa

30 Apakah telah ditetapkan prosedur pendanaan investasi? 4.2 Ya Level 4

Total 4.2 Level 4 (Managed)

Tabel 4.15 menunjukan bahwa dalam penetapan prosedur anggaran

investasi untuk menentukan ketersediaan dan sumber daya untuk investasi IT

direspon dengan baik oleh responden karena prosedur itu sudah dilakukan

berdasarkan SOP anggaran yang dituangkan kepada RKAT.

Tabel 4.16 Identifikasi PM.3

No

Proses Val IT

PM.3 Mengelola ketersediaan sumber daya

manusia. Indeks Eksistensi Performa

31 Apakah sudah ada perhatian tentang ketersediaan kompetensi sumber daya manusia di Direktorat Akademik UPI?

3.8 Ya Level 3

32 Apakah dilakukan analisis kebutuhan SDM untuk bisnis institusi saat ini dan masa depan? 4.2 Ya Level 4

33 Apakah terdapat strategi untuk mengatasi kekurangan ataupun kelebihan SDM? 4.2 Ya Level 4

34 Apakah sudah dilakukannya perencanaan SDM bilamana terjadi perubahan tujuan Strategis di Direktorat Akademik UPI?

4.0 Ya Level 4

35

Apakah pengalokasian SDM sudah dilakukan untuk menyesuaikan dengan proses-proses tujuan bisnis di Direktorat Akademik UPI dalam bentuk pengawasan dan perbaikan?

Gambar

Tabel 2.5 Penelitian terkait dalam penggunaan Val IT Framework
Gambar 3.1 Sistem aplikasi akademik UPI
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Direktorat AkademikUPI (Borang Direktorat AkademikUPI 2013)
Gambar 3.3 Langkah‐langkah Metode Penelitian 
+7

Referensi

Dokumen terkait

program. Sebaiknya perusahaan melakukan pengawasan secara rutin dan efektif sehingga pimpinan dapat melihat kondisi dan kemajuan aplikasi metatrader 4.0 yang sedang

Hal ini memberikan informasi pada manajemen STMIK ProVisi untuk meningkatkan indikator- indikator berkaitan dengan investasi IT ke depan antara lain : STMIK

Keberadaan Sistem Informasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang menunjang proses bisnis perusahaan tidak terlepas dari dukungan layanan Teknologi Informasi

Evaluasi ini dapat diaplikasikan dengan salah satu domain yang terdapat didalam Val IT Framework 2.0 bertujuan untuk menjamin investasi teknologi informasi pada

Tujuan Value Governance (VG) ialah pengoptimalan nilai dari sebuah investasi berbasis teknologi informasi dengan cara menetapkan arahan strategis untuk keputusan

Para pemimpin organisasi harus mengarahkan mereka yang bertanggung jawab, untuk memastikan bahwa TI mendukung bisnis (pencapaian sasaran organisasi), dengan data yang benar

Tahapan perencanaan dimulai dari evaluasi terhadap kondisi saat ini, penilaian terhadap ekspektasi yang ingin dicapai organisasi dengan mengacu pada rencana strategis dan

Rekomendasi tata kelola resiko teknologi informasi No Atribut RG Risk Governance Rekomendasi 1 Kesadaran dan komunikasi Awareness and Commmunication - Mengikuti forum/seminar