• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KOPERASI DAN CITRA KOPERASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN MELALUI KEPUTUSAN PEMBELIAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI KUD MEKAR KECAMATAN UNGARAN KABUPATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KOPERASI DAN CITRA KOPERASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN MELALUI KEPUTUSAN PEMBELIAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI KUD MEKAR KECAMATAN UNGARAN KABUPATEN"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN

KOPERASI DAN CITRA KOPERASI TERHADAP

KEPUASAN KONSUMEN MELALUI KEPUTUSAN

PEMBELIAN SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING DI KUD MEKAR KECAMATAN

UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

2012/2013

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

oleh

Heni Wahyu Mulyani NIM 7101409266

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii skripsi di Semarang, pada :

Hari :

Tanggal :

Tahun :

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd Dra. Harnanik, M.Si

NIP. 19670106 1991031003 NIP. 195108191980032001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

(3)

iii Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Penguji Skripsi

Dr. Widiyanto, MBA., M.M. NIP. 196302081998031001

Anggota I Anggota II

Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd Dra. Harnanik, M.Si

NIP. 19670106 1991031003 NIP. 195108191980032001

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

iv

saya sendiri, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi. Pendapat atau temuan orang lain yang

terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis

orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Semarang, 2013

Penyusun,

(5)

v Motto

 Mohonlah pertolongan (kepada Alloh) dengan sabar dan sholat. Sungguh,

Alloh beserta orang-orang yang sabar . (QS. AL - Baqarah : 153)

 Sesungguhnya setelah kesulitan pasti ada kemudahan, maka apabila kamu

telah selesai dalam suatu urusan, lakukanlah dengan sungguh-sungguh urusan

yang lain. Dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap. (Q.S.

AL Insyiroh 6-8)

Persembahan

 Kepada Bapak, Ibu, Kakak, dan Keponakanku

tercinta, terima kasih atas do’a dan

dukungannya yang tak pernah usai

 Almamaterku Universitas Negeri Semarang

(6)

vi

melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

“Pengaruh Kualitas Pelayanan Koperasi dan Citra Koperasi terhadap Kepuasan

Konsumen melalui Keputusan Pembelian sebagai Variabel Intervening di KUD

Mekar Kecamatan Ungaran Kabupaten Samarang Tahun 2012/2013” dapat

penyusun selesaikan.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penelitian ini tidak terlepas dari

bimbingan, bantuan dan saran dari segala pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr Fathur Rokhman M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang atas

kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di

Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan

kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan penelitian.

3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah

memberikan kemudahan administrasi dalam perizinan pelaksanaan penelitian.

4. Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd, Dosen pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan yang teramat sabar, arahan, dan saran kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini;

5. Dra. Harnanik, M.Si, Dosen pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, ketelitian, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan

(7)

vii

Semarang yang telah memberikan bekal ilmu yang tak ternilai harganya

selama penulis menempuh pendidikan di Universitas;

8. Bapak S.Moesdaan, ketua KUD Mekar Kecamatan Ungaran yang telah

memberikan izin penelitian dan membantu terlaksananya penelitian ini;

9. Bapak Ariyadi, Administrasi umum KUD Mekar Kecamatan Ungaran yang

telah memberi izin dan membantu terlaksananya penelitian ini;

10.Bapak Heri Supriyono, Administrasi Perusahaan Unit Persusuan KUD Mekar

Kecamatan Ungaran

11.Bapak/Ibu konsumen KUD Mekar Kecamatan Ungaran yang telah bersedia

menjadi responden dalam pengambilan data penelitian ini;

12.Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga skipsi ini dapat bermanfaat dan memberikan tambahan ilmu serta

wawasan bagi para pembaca.

Semarang, ... 2013

(8)

viii

Tahun 2012/2013. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd dan Dra. Harnanik, M.Si.

Kata kunci: Kualitas Pelayanan Koperasi, Citra Koperasi, Keputusan Pembelian, Kepuasan Konsumen

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di KUD Mekar Kecamatan Ungaran menunjukkan bahwa penjualan produk susu selama tahun 2012 mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Penjualan produk susu KUD Mekar dalam meningkatkan jumlah konsumen harus mengutamakan kepuasan konsumennya. Sehingga dalam merencakan pelayanan, koperasi harus memperhatikan pada kepentingan konsumen agar pelanggan akan terpuaskan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan koperasi dan citra koperasi terhadap kepuasan konsumen melalui keputusan pembelian sebagai variabel intervening baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisis pengaruh kualitas pelayanan dan citra secara langsung maupun tidak langsung terhadap kepuasan konsumen melalui keputusan pembelian sebagai variabel intervening.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang membeli produk susu di KUD Mekar Kecamatan Ungaran. Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan iterasi dan diperoleh sampel sebanyak 88 orang. Metode pengambilan data menggunakan angket. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling artinya responden yang dijumpai saat membeli produk susu di KUD Mekar. Metode analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung variabel kualitas pelayanan koperasi dan citra koperasi terhadap kepuasan konsumen melalui keputusan pembelian sebagai variabel

intervening. Hasil analisis jalur yang pertama diperoleh persamaan Y1 = 11,894 + 0,302X1 + 0,261X2 dan yang kedua diperoleh Y = 0,180 + 0,160X1 + 0,128X2 + 0,177Y1.

(9)

ix

2012/2013. Final Project. Economy Education. The Faculty of Economy. Semarang State University. Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd and Dra. Harnanik, M.Si.

Key Words: The Quality of Co-op Services, Co-op Image, Purchase Decision, Consumers Satisfaction.

Based on the results of the observation done by the researcher at KUD Mekar, Ungaran District, it showed that the milk product sales during 2012 decreased compared to the previous years. KUD Mekar should concern to the consumers satisfaction during the milk product sales in order to increase the number of consumers. Therefore, in planning the services, it should concern to the consumers requirements to make them satisfied. This research was conducted to know how much the effect of the quality of co-op services and co-op image towards consumers satisfaction through purchase decision as intervening variable directly and indirectly is. The objective of this study was to describe and analyse the effect of the quality of co-op services and co-op image towards consumers satisfaction through purchase decision as intervening variable.

The population used in this study was all the consumers who buy milk product in KUD Mekar, Ungaran District. Decided by using iteration, the sample consists of 88 respondents. Questionnaire was used to collect the data. The sample was taken by using accidental sampling technique that was the respondents who were buying milk product at KUD Mekar. Further, path analysis was used as the method of analyzing the data.

The result of the research showed that there was direct and indirect effect of variable the quality of co-op services and co-op image towards consumers satisfaction through purchase decision as intervening variable. The equivalent of the first path analysis was Y1 = 11,894 + 0,302X1 + 0,261X2 and the second one was Y = 0,180 + 0,160X1 + 0,128X2 + 0,177Y1.

(10)

x

Persetujuan Pembimbing ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Pernyataan Keaslian Skripsi ... iv

Motto dan Persembahan ... v

Kata Pengantar ... vi

Sari ... viii

Abstract ... ix

Daftar Isi ... x

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kepuasan Konsumen... ... 8

2.2 Posisi Kepuasan Konsumen dalam Pemasaran Koperasi ... 13

2.3 Konsep Dasar Kualitas Pelayanan Koperasi ... 15

2.4 Keterkaitan Kualitas Pelayanan Koperasi terhadap Kepuasan Konsumen ... 19

2.5 Konsep Dasar Citra Koperasi ... 20

2.6 Keterkaitan Citra Koperasi terhadap Kepuasan Konsumen ... 25

(11)

xi

3.2 Populasi dan Sampel ... 36

3.2.1 Populasi ... 36

3.2.2 sampel ... 37

3.3 Variabel Penelitian ... 40

3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Angket ... 41

3.4.2 Dokumentasi ... 42

3.5 Validitas dan Reliabilitas 3.5.1 Validitas Instrumen ... 43

3.5.2 Reliabilitas Instrumen ... 44

3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Analisis Deskriptif ... 46

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 62

3.6.3 Analisis Jalur ... 64

3.6.4 Pengujian Hipotesis ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 68

4.1.1 Gambaran Umum ... 68

4.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 68

4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif Kepuasan Konsumen ... 68

4.2.2 Hasil Analisis Deskriptif Kualitas Pelayanan Koperasi ... 69

4.2.3 Hasil Analisis Deskriptif Citra Koperasi... 75

4.2.4 Hasil Analisis Deskriptif Keputusan Pembelian ... 78

4.2.5 Hasil Uji Asumsi Klasik... 82

4.2.6 Hasil Analisis Jalur ... 86

4.2.7 Hasil Pengujian Hipotesis ... 92

(12)

xii

DAFTAR PUSTAKA ... 126

(13)

xiii

3.1 Analisis Jalur………...65

4.1 Grafik Uji Heteroskedasitas………... 83

4.2 Normal P-Plot...86

(14)

xiv

Tabel 3.2 Kategori Variabel Kepuasan Konsumen ... 47

Tabel 3.3 Kategori Indikator Konfirmasi Harapan ... 48

Tabel 3.4 Kategori Indikator Minat Pembelian Ulang ... 49

Tabel 3.5 Kategori Indikator Kesediaan Merekomendasikan ... 49

Tabel 3.6 Kategori Variabel Kualitas Pelayanan Koperasi ... 50

Tabel 3.7 Kategori Indikator Bukti Fisik ... 51

Tabel 3.8 Kategori Indikator Keandalan ... 52

Tabel 3.9 Kategori Indikator Daya Tanggap... 52

Tabel 3.10 Kategori Indikator Jaminan ... 53

Tabel 3.11 Kategori Indikator Empati ... 54

Tabel 3.12 Kategori Variabel Citra Koperasi ... 55

Tabel 3.13 Kategori Indikator Kualitas Manajemen ... 55

Tabel 3.14 Kategori Indikator Perhatian terhadap Lingkungan dan Bahan Mentah ... 56

Tabel 3.15 Kategori Indikator Kesan Baik dari Karyawan ... 57

Tabel 3.16 Kategori Indikator Inovasi ... 58

Tabel 3.17 Kategori Variabel Keputusan Pembelian ... 59

Tabel 3.18 Kategori Indikator Mengenali Kebutuhan ... 59

Tabel 3.19 Kategori Indikator Pencarian Informasi ... 60

Tabel 3.20 Kategori Indikator Evaluasi Alternatif ... 61

Tabel 3.21 Kategori Indikator Keputusan Membeli ... 62

Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kepuasan Konsumen ... 69

Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Indikator Konfirmasi Harapan ... 70

Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Indikator Minat Pembelian Ulang ... 70

Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Indikator Kesediaan Merekomendasikan 71 Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kualitas Pelayanan ... 72

(15)

xv

Tabel 4.11 Hasil Analisis Variabel Citra Koperasi ... 75

Tabel 4.12 Hasil Analisis Deskriptif Indikator Kualitas Manajemen ... 76

Tabel 4.13 Hasil Analisis Deskriptif Indikator Perhatian terhadap Lingkungan dan Bahan Mentah ... 77

Tabel 4.14 Hasil Analisis Deskriptif Indikator Kesan Baik dari Karyawan ... 77

Tabel 4.15 Hasil Analisis Deskriptif Indikator Inovasi ... 78

Tabel 4.16 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Keputusan Pembelian ... 79

Tabel 4.17 Hasil Analisis Deskriptif Indikator Mengenali Kebutuhan... 80

Tabel 4.18 Hasil Analisis Deskriptif Indikator Pencarian Informasi ... 80

Tabel 4.19 Hasil Analisis Deskriptif Indikator Evaluasi Alternatif ... 81

Tabel 4.20 Hasil Analisis Deskriptif Indikator Keputusan Membeli ... 81

Tabel 4.21 Uji Multikolineasitas ... 82

Tabel 4.22 Uji Glejser ... 84

Tabel 4.23 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 85

Tabel 4.24 Hasil Analisis Jalur Kualitas Pelayanan Koperasi dan Citra Koperasi terhadap Keputusan Pembelian ... 87

Tabel 4.25 Hasil Analisis Jalur Kualitas Pelayanan Koperasi dan Citra Koperasi terhadap Keputusan Pembelian ... 87

Tabel 4.26 Hasil Analisis Jalur Kualitas Pelayanan Koperasi, Citra Koperasi dan Keputusan Pembelian terhadap Kepuasan Konsumen ... 90

Tabel 4.27 Hasil Analisis Jalur Kualitas Pelayanan Koperasi, Citra Koperasi dan Keputusan Pembelian terhadap Kepuasan Konsumen ... 91

Tabel 4.28 Hasi Uji Parsial (Uji t) ... 93

(16)

xvi

Lampiran 1. Data Penjualan Produk Susu KUD Mekar 2012 ... 128

Lampiran 2. Kisi-Kisi Angket Uji Coba ... 129

Lampiran 3 Angket Uji Coba ... 130

Lampiran 4. Tabulasi Data Uji Coba ... 139

Lampiran 5. Kisi-Kisi Angket Penelitian ... 140

Lampiran 6 Angket Penelitian ... 141

Lampiran 7 Hasil Analisis Deskriptif ... 149

Lampiran 8 Tabulasi Data Penelitian ... 158

Lampiran 9 Data Dokumentasi ... 159

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kepuasan konsumen senantiasa menjadi fokus dari setiap kegiatan

usaha perusahaan. Kepuasan konsumen merupakan evaluasi setelah

pembelian di mana apa yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melebihi

harapan konsumen. Persaingan yang semakin ketat menyebabkan setiap

perusahaan saling bersaing dalam memberikan kepuasan kepada konsumen.

Tujuan utama perusahaan adalah untuk memuaskan konsumen. Sehingga

keberhasilan perusahaan ditentukan oleh kepuasan yang diberikan kepada

konsumen (Supriatin dan Sugiharto, 2009:5).

Konsumen dikatakan memperoleh kepuasan apabila konsumen

mengkonfirmasikan harapannya setelah melakukan pembelian. Hal ini,

memberikan dasar yang baik untuk konsumen melakukan pembelian ulang

dan membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan bagi

perusahaan (Tjiptono, 2000:24). Koperasi sebagai unit usaha sudah

selayaknya memperhatikan pada kepuasan konsumen. Koperasi adalah badan

hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi

dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk

menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di

bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi

(18)

Koperasi Unit Desa. Koperasi Unit Desa (KUD) Mekar beralamatkan di Jalan

A.Yani No.24 Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Koperasi

ini bergerak di bidang jasa penyaluran susu sebagai salah satu unit usahanya.

Konsumen susu dari KUD Mekar berasal dari Kecamatan Ungaran Barat,

Kecamatan Ungaran Timur, dan Banyumanik. Penjualan susu KUD Mekar ke

konsumen saat ini mulai turun. Hal demikian, disebabkan konsumen sudah

tidak merasa puas sehingga konsumen tidak bersedia untuk melakukan

pembelian ulang.

Diduga kepuasan konsumen ditentukan oleh kualitas pelayanan.

Harapan konsumen sebelum membeli adalah untuk memperoleh pelayanan

yang memuaskan. Dalam persaingan mendapatkan konsumen,

perusahaan-perusahaan secara berangsur-angsur manitikberatkan pada kualitas layanan

yang diberikan dan tingkat kepuasan konsumen. Strategi tersebut sangat

menguntungkan perusahaan dan konsumen. Peningkatan kualitas layanan

yang disediakan dapat menarik para konsumen lebih banyak. Sehingga dari

hal tersebut, dibutuhkan peningkatan dari teknik untuk analisis tingkat

kepuasan konsumen. Teknik-teknik tersebut membuat aspek-aspek penting

dari layanan yang disediakan dapat diidentifikasi dan kepuasan konsumen

dapat ditingkatkan (Cuomo, 2000 dalam Eboli dan Mazzula, 2007:21).

Dalam perkembangannya KUD Mekar berusaha meningkatkan

pelayanannya untuk memperoleh kepercayaan konsumen. Namun, KUD ini

masih mempunyai kekurangan dalam dalam hal kebersihan, maupun

(19)

KUD Mekar unit persusuan sebanyak 5 orang, meliputi 1 orang kepala bagian

perusahaan, 1 orang administrasi perusahaan, 1 orang penerima susu, dan 2

orang driver. Jumlah peralatan KUD Mekar meliputi, 3 koling susu, 5 tangki

susu, 1 pengukur fat, 1 meja kursi penjualan, dan 1 mobil pengangkut susu.

Data mengenai kepuasan konsumen di KUD Mekar dapat dilihat dari

penjualan susu pada tahun 2012 mengalami penurunan. Penjuaan susu bulan

Januari sebanyak 71.218 liter. Bulan Februari turun 5,10% menjadi 67.582

liter. Bulan Maret penjualan susu naik 0,32% dari bulan Februari. Bulan April

dan Mei naik 0,47% dan 0,32%. Bulan Juni penjualan susu turun 1,81 % dan

bulan Juli kembali turun 7,01%, penjualan susu bulan ini hanya 65.253 liter.

Bulan Agustus naik 22,60%. Namun, bulan September turun 18,23 % dari

bulan Agustus. Penjualan susu turun 22.79% pada bulan Oktober. Bulan

November naik 13,77% dari bulan Oktober dan turun di bulan Desember

1,45% dari bulan sebelumnya. Sehingga penjualan susu KUD Mekar unit

persusuan tersisa 57.093 liter pada bulan Desember.

Kepuasan konsumen dapat dipengaruhi oleh harga, produk, pelayanan,

profesionalisme staf, citra, dan promosi penjualan (Palitati, 2004:66). Upaya

peningkatan kualitas pelayanan pada umumnya difokuskan dalam pengukuran

reliability, responsitiveness, assurance, empathy, dan tangibles (Andreani,

2007:59). Selain itu, kepuasan konsumen ditentukan oleh citra koperasi. Citra

merupakan suatu hal yang mampu mempengaruhi persepsi konsumen dari

produk yang ditawarkan perusahaan. Biasanya persepsi seseorang terhadap

(20)

tersebut. Citra yang baik menimbulkan persepsi produk berkualitas, sehingga

pelanggan memaafkan suatu kesalahan, meskipun tidak untuk kesalahan

selanjutnya (Rangkuti, 2006:34). Selain itu, citra perusahaan yang baik

merupakan keunggulan bersaing yang mempengaruhi kepuasan konsumen

(Supriatin dan Sugiharto, 2009:5).

Citra perusahaan dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap

jati diri perusahaan. Konsumen akan memutuskan untuk membeli ketika citra

KUD Mekar dapat dipercaya oleh konsumen. Jati diri KUD Mekar selama ini

masih dapat menarik konsumen untuk membeli produk susunya. Namun,

Kualitas manajemen di KUD Mekar belum optimal dalam menjalankan tugas

dan fungsinya masing-masing. Semua urusan penjualan produk susu

diserahkan sepenuhnya kepada pegawai sehingga pengurus dan pengawas

tidak mengetahui kondisi riil konsumen produk susu. Selain itu, KUD juga

belum mempunyai layanan internet seperti website resmi yang bisa

mempermudah konsumen mengakses penjualan produk susu. Pegawai mulai

menjual produk susu hanya pada pukul 07.00 – 08.30 dan 15.00 – 16.30 WIB

saja setiap harinya tetapi sering terjadi keterlambatan waktu berjualan.

Tinggi rendahnya kepuasan konsumen ditentukan setelah konsumen

melakukan keputusan pembelian. Apabila keputusan untuk melakukan

pembelian itu tinggi berarti kepuasan yang dirasakan konsumen tinggi pula.

Sedangkan apabila keputusan untuk melakukan pembelian rendah maka

(21)

Pelayanan yang berkualitas diperlukan perusahaan untuk menarik

keputusan pembelian dan mencapai kepuasan konsumen. Menentukan tingkat

kepuasan seorang konsumen sering kali dilihat dari nilai lebih suatu produk

maupun kinerja pelayanan yang diterima dari suatu proses keputusan

pembelian produk (Lupiyoadi, 2008:174).

Citra perusahaan yang meliputi nama baik perusahaan, reputasi ataupun

keahliannya merupakan faktor yang sering mempengaruhi keputusan

pembelian (Farida, 2005:183). Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan

bagi banyak orang dalam mengambil berbagai macam keputusan penting.

Contoh keputusan tersebut adalah membeli barang atau jasa yang dihasilkan

perusahaan, berlangganan, dan merekomendasikan produk perusahaan kepada

orang lain (Supriatin dan Sugiharto, 2009:5). Dengan demikian keputusan

pembelian dijadikan sebagai variabel intervening antara kualitas pelayanan

koperasi dan citra koperasi terhadap kepuasan konsumen.

Bardasarkan kenyataan dan permasalahan yang ada peneliti tertarik

untuk mengambil judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra Koperasi

terhadap Kepuasan Konsumen melalui Keputusan Pembelian sebagai

Variabel Intervening di KUD Mekar Kecamatan Ungaran Kabupaten

(22)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan

dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan koperasi secara langsung

terhadap kepuasan konsumen di KUD Mekar?

2. Seberapa besar pengaruh citra koperasi secara langsung terhadap

kepuasan konsumen di KUD Mekar?

3. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan koperasi secara tidak

langsung terhadap kepuasan konsumen di KUD Mekar melalui

keputusan pembelian sebagai variabel intervening?

4. Seberapa besar pengaruh citra koperasi secara tidak langsung terhadap

kepuasan konsumen di KUD Mekar melalui keputusan pembelian

sebagai variabel intervening?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penemuan masalah tersebut di atas tujuan penelitiannya

adalah:

1. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis besarnya pengaruh kualitas

pelayanan koperasi secara langsung terhadap kepuasan konsumen di

KUD Mekar.

2. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis besarnya pengaruh citra

(23)

3. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis besarnya pengaruh kualitas

pelayanan koperasi secara tidak langsung terhadap kepuasan konsumen

di KUD Mekar melalui keputusan pembelian sebagai variabel

intervening.

4. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis besarnya pengaruh citra

koperasi secara tidak langsung terhadap kepuasan konsumen di KUD

Mekar melalui keputusan pembelian sebagai variabel intervening.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Bersifat Teoritis

1. Bagi peneliti lebih lanjut

Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dalam

melakukan penelitian dan melatih diri dalam menerapkan ilmu

pengetahuan yang sudah diperoleh, khususnya di bidang perkoperasian.

2. Bagi pembaca

Semoga penelitian ini dapat menambah bahan kajian dalam penelitian.

Harapan lainnya, semoga pembaca menjadi lebih paham tentang

perkoperasian dan mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari.

b. Bersifat Praktis

Bagi pihak koperasi, hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi

bahan masukan dalam mengembangkan usaha dan membantu dalam

mengembangkan strategi untuk menghadapi persaingan serta dapat dijadikan

(24)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen adalah salah satu ukuran dari kualitas jasa yang

disampaikan, dimulai dari analisas tentang kepuasan konsumen dan berakhir

dengan kepuasan konsumen (Farida, 2005:199). Oliver mendefinisikan bahwa

kepuasan konsumen adalah tingkat reaksi emosional dari layanan yang didapat

konsumen atas suatu produk (Rahman, 2012:57). Kepuasan konsumen

didefinisikan sebagai respon konsumen terhadap ketidaksesuaian antara tingkat

kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian

(Rangkuti, 2006:30).

Selain itu, kepuasan dapat diartikan sebagai tingkat perasaan seseorang

setelah membandingkan kinerja yang dia rasakan dibandingkan dengan

harapannya (Kotler, 2000:52). Tingkatan kepuasan konsumen ada tiga tingkatan.

Pertama, jika kinerja perusahaan berada di bawah harapan konsumen maka

konsumen akan kecewa. Kedua, jika kinerja perusahaan sesuai dengan harapan

konsumen maka konsumen puas. Ketiga, jika kinerja perusahaan melebihi

dengan apa yang diharapkan konsumen maka konsumen akan puas, senang, dan

gembira.

Secara umum dapat dikatakan bahwa kepuasan adalah evaluasi setelah

pembelian dimana apa yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melebihi

(25)

konsumen mengkonfirmasikan harapannya setelah melakukan pembelian. Hal

ini, memberikan dasar yang baik untuk konsumen melakukan pembelian ulang

dan membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan bagi

perusahaan (Tjiptono, 2000:24). Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat

dikatakan bahwa kepuasan konsumen adalah kelebihan harapan dari konsumen

setelah melakukan pembelian suatu produk. Jika apa yang diharapkan melebihi

dengan apa yang diterima maka konsumen akan merasa puas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen yaitu nilai,

daya saing, persepsi konsumen, harga, citra, kualitas pelayanan, momen

pelayanan, dan tingkat kepentingan konsumen (Rangkuti, 2002:30). Faktor lain

yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen dapat dijelaskan melalui model

teoretikal, di antaranya adalah model diskonfirmasi harapan (expectancy

disconfirmation model), equity theory, attribution theory, dan

experientially-based affective feelings (Tjiptono, 2000:96).

1. Expectancy Disconfirmation Model

Model teori ini mendefinisikan kepuasan konsumen sebagi evaluasi yang

memberikan hasil di mana pengalaman yang dirasakan setidaknya sama

baiknya dengan yang diharapkan. Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh

kinerja aktual yang meliputi kinerja merek, jasa, atau penyedia jasa.

2. Equity Theory

Model teori ini menjelaskan bahwa untuk mengetahui kepuasan

konsumen orang menganalisis rasio input dan hasilnya (outcome) dengan

(26)

dipengaruhi oleh perbandingan terhadap rasio hasil dan input konsumen

lain. Jadi evaluasi terhadap keadilan keseluruhan dalam transaksi

pembelian produk berpengaruh terhadap kepuasan atau ketidakpuasan

konsumen.

3. Attribution Theory

Attribution theory mengidentifikasi proses yang dilakukan seseorang

dalam menentukan penyebab aksi atau tindakan dirinya, orang lain, dan

obyek tertentu. Atribut yang dilakukan seseorang dapat mempengaruhi

kepuasan purnabelinya terhadap produk, karena atribut (produk atau jasa

itu sendiri dan factor keadaan atau tindakan) memoderasi puas atau tidak

puas.

4. Experientially-Based Affective Feelings

Pendekatan eksperiensial berpendapat bahwa kepuasan konsumen

dipengaruhi perasaan positif dan negatif yang diasosiasikan konsumen

dengan barang atau jasa tertentu setelah konsumen melakukan keputusan

pembelian.

Konsep yang diukur dalam kepuasan konsumen meliputi, (1) kepuasan

pelanggan keseluruhan (Overall Customer Satisfaction), (2) dimensi kepuasan

pelanggan, (3) konfirmasi harapan (Confirmation of Expectations), (4) minat

pembelian ulang (Repurchase Intent), (5) kesediaan untuk merekomendasikan

(Willingness to Recommend), dan (6) ketidakpuasan pelanggan (Customer

Dissatisfaction) (Tjiptono, 2000:101).

(27)

kepuasan konsumen yang telah disesuaikan dengan kondisi konsumen di tempat

penelitian, yaitu:

1. Konfirmasi Harapan

Konfirmasi harapan memiliki yaitu kesediaan konsumen untuk

mengkonfirmasikan harapannya, apakah harapan konsumen sudah sesuai atau

tidak sesuai dengan kinerja perusahaan. Kesesuaian harapan merupakan

gabungan dari kemampuan suatu produk atau jasa dan perusahaan yang

diandalkan, sehingga suatu produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan apa yang

dijanjikan perusahaan (Tumpal, 2012:3).

2. Minat Pembelian Ulang

Minat pembelian ulang yaitu kesediaan konsumen untuk memakai dan

membeli kembali atas produk yang ditawarkan perusahaan (Kotler, 2000:258).

Apabila apa yang diinginkan konsumen dapat dipenuhi perusahaan maka

konsumen merasa puas. Setelah konsumen puas, mereka tidak akan beralih ke

produk lainnya dan bersedia membeli kembali produk perusahaan.

3. Kesediaan Untuk Merekomendasikan

Kesediaan untuk merekomendasikan yaitu kesediaan konsumen untuk

merekomendasikan produk terhadap teman atau keluarganya atau orang lain

(Supriatin dan Sugiharto, 2009:5). Konsumen-konsumen baru biasanya lebih

percaya dan bersedia melakukan pembelian atas suatu produk perusahaan dari

teman atau keluarga daripada melihat dari iklan dan promosi. Sehingga

rekomendasi dari mulut ke mulut sangat penting daripada melakukan promosi

(28)

Untuk mengetahui seberapa besar kepuasan konsumen, perusahaan

dapat memperolehnya dengan berbagai cara atau metode pengukuran. Ragam

cara dapat dipilih oleh perusahaan untuk menganalisis kepuasan konsumen

dengan menyesuaikan kondisi yang dialami perusahaan. Perusahaan dapat

melakukan survei langsung kepada konsumen untuk mengatahui seberapa besar

kepuasan mereka terhadap produk perusahaan. Survei langsung dapat dilakukan

perusahaan dengan memberikan pertanyaan tentang seberapa besar ungkapan

mereka tentang produk perusahaan baik melalui telepon, pos, atau wawancara

langsung. Selain itu, konsumen juga dapat menuliskan kritik dan sarannya

setelah menikmati produk yang ditawarkan perusahaan. Namun, perusahaan juga

dapat mengambil langkah untuk menghubungi kembali konsumen yang telah

berhenti membeli kemudian menanyakan mengapa hal itu terjadi sehingga dapat

dijadikan bahan evaluasi untuk perusahaan.

Cara pengukuran survei langsung tersebut juga dinyatakan oleh

Rangkuti (2002:24). Bahwa ada empat cara pengukuran survei langsung

kepuasan konsumen, meliputi : (1) pengukuran dapat dilihat dari ungkapan

langsung dari konsumen seperti, sangat tidak puas, kurang puas, cukup puas,

puas, dan sangat puas; (2) responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar

yang mereka harapkan; (3) Responden diminta menuliskan masalah yang

dihadapi yang berkaitan dengan produk perusahaan dan menuliskan saran untuk

perusahaan; (4) responden diminta meranking elemen produk perusahaan dan

seberapa baik kinerja perusahaan di setiap elemen.

(29)

mengukur kepuasan konsumen. Pengukuran dilakukan dengan sistem keluhan

saran dan survei kepuasan konsumen. Biasanya perusahaan yang berwawasan

konsumen mempermudah konsumennya untuk memberikan saran dan keluhan.

Perusahaan dapat memberikan formulir kepada konsumen untuk melaporkan

kesukaan dan keluhan mereka. Alur informasi ini memberikan banyak gagasan

baik dan perusahaan dapat bergerak lebih cepat untuk mengatasi masalah yang

berkaitan dengan kepuasan konsumen.

2.2. Posisi Kepuasan Konsumen dalam Pemasaran Koperasi

Koperasi sebagai unit usaha perlu meletakkan kepuasan konsumen

sebagai fokus utama kegiatan usahanya. Hal demikian juga dikemukakan oleh

Supriatin dan Sugiharto (2009:5), bahwa keberhasilan perusahaan ditentukan

oleh kepuasan yang diberikan kepada konsumen. Koperasi produsen yang

tertuang dalam UU Nomor 17 tahun 2012 mengartikan bahwa koperasi produsen

menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana

produksi dan pemasaran produksi yang dihasilkan Anggota kepada Anggota dan

non-Anggota.

Koperasi yang menjadi tempat penelitian ini adalah KUD Mekar

Ungaran dengan unit persusuan. Koperasi ini dapat dikatakan sebagai lembaga

pemasaran karena koperasilah yang mengadakan kegiatan pemasaran,

menyalurkan produk dari produsen ke konsumen dengan unit persusuan sebagai

salah satu kegiatan usahanya. Pemasaran koperasi adalah tindakan yang

(30)

pembeli yang menimbulkan distribusi fisik atas barang tersebut (Sukamdiyo,

1996: 65).

Penjualan koperasi bergantung kepada kesuksesan dari pemasaran

produk. Pemasaran merupakan starting poin bagi koperasi untuk menjual

produksinya. Konsumen koperasi yang berasal dari nonanggota menjadi sumber

masalah dengan timbulnya banyak persaingan dengan perusahaan lain untuk

memperoleh konsumen dan mencapai kepuasan konsumen.

Kepuasan konsumen penting dalam pemasaran koperasi. Apabila

koperasi mampu menciptakan kepuasan konsumen maka koperasi siap untuk

bersaing dengan perusahaan lainnya. Jika kepuasan konsumen sudah didapatkan,

produk koperasi akan terus terjual di pasaran karena konsumen yang puas tidak

akan beralih ke perusahaan lainnya.

Kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa manfaat bagi

koperasi dan bagi konsumen itu sendiri. Bagi koperasi tercapainya kepuasan

konsumen dapt mewujudkan hubungan baik dengan konsumen, menjadi dasar

baik pembelian ulang oleh konsumen dan merekomendasikan sehingga koperasi

memperoleh keuntungan. Manfaat bagi konsumen yaitu terpenuhinya apa yang

diinginkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

Manfaat lain dari kepuasan konsumen meliputi, (1) reaksi terhadap

produsen berbiaya rendah, (2) manfaat ekonomik retensi konsumen versus

perpetual prospecting, (3) nilai kumulatif dari relasi berkelanjutan, (4) daya

persuasif word of mounth. (5) reduksi sensitivitas harga, (6) kepuasan konsumen

(31)

yang diharapkan konsumen merupakan faktor utama yang dapat dipertimbangkan

oleh koperasi dalam menyusun rencana kebijakan dalam penjualan yang akan

dilakukan koperasi.

2.3. Konsep Dasar Kualitas Pelayanan Koperasi

Kualitas menjadi perhatian pertama konsumen sebelum melakukan

pembelian. Baik kualitas atas suatu produk atan kualitas pelayanannya. ISO 9000

menyebutkan bahwa kualitas merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik

yang menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan

pelanggan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006:175).

Kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang

bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan

atau tersirat (Kotler&Keller, 2009:143). Sementara itu menurut menurut ISO

8402, bahwa kualitas adalah ”Conformance to the requirements” artinya bahwa

kualitas merupakan totalitas dari suatu karakteristik pelayanan yang sesuai

dengan persyaratan atau standar (Laksana, 2008:88).

Definisi kualitas berpusat pada upaya untuk pemenuhan kebutuhan dan

keinginan konsumen serta ketepatan penyampaian guna mengimbangi harapan

konsumen. Sedangkan Herry Achmad Buchary dan Djaslim Saladin

mengemukakan pendapatnya bahwa kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat

dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh kepada kemampuan untuk

meningkatkan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat (Ubaidillah dan Isyanto,

(32)

suatu barang atau jasa yang diterima atau dirasakan oleh konsumen.

Pelayanan menurut Kotler adalah setiap tindakan atau kegiatan yang

dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak

berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun (Laksana, 2008:84).

Sedangkan pengertian pelayanan menurut Zeithaml & Bitner bahwa pelayanan

termasuk segala aktivitas ekonomi yang output nya bukan merupakan produk

fisik, umumnya dikonsumsi dan diproduksi pada saat yang sama dan

memberikan nilai tambah dalam berbagai bentuk, seperti kenyamanan, kesukaan,

kegembiraan, atau kesenangan yang biasanya berkaitan dengan hal-hal yang

tidak tampak abstrak bagi pembeli layanan (Andreani, 2007:58).

Sedangkan Zeithaml et.al menyatakan kualitas pelayanan yang

diterima konsumen dinyatakan sebagai tingkat persepsi mereka. Tingkat kualitas

pelayanan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang perusahaan tetapi harus

dipandang dari sudut pandang penilaian pelanggan (Laksana, 2008:88). Kualitas

pelayanan sangat terkait erat dengan service pervomance yaitu kemampuan

seseorang dalam memberikan layanan (Andreani, 2007:57). Sehingga kualitas

pelayanan koperasi merupakan suatu penilaian konsumen terhadap hasil kinerja

pelayanan dari suatu koperasi.

Untuk mengetahui kualitas pelayanan ada delapan dimensi yang

dipergunakan oleh David Garvin. Pertama, Performance yang berkaitan dengan

waktu dan harga. Dengan kata lain lebih cepat dan lebih murah. Kedua, Feature

yang berkaitan dengan fungsi tambahan atas pilihan-pilihan dan

(33)

atau jasa. Keempat, Durability berkaitan dengan daya tahan produk. Kelima,

Conformance yaitu konfirmasi produk terhadap kebutuhan. Keenam, Service

Ability yaitu kemampuan pelayanan berkaitan dengan kecepatan, keramahan atau

kesopanan, kompetensi, dan kemudahan. Ketujuh, Aesthetics dari suatu produk

yaitu lebih banyak berkaitan dengan perasaan pribadi dan mencakup karakteristik

tertentu. Kedelapan, Perceived Quality yaitu kualitas yang dirasakan konsumen

setelah mengkonsumsi produk (Laksana, 2008:89).

Parasuraman dalam salah satu studi mengenai SERQUAL (Lupiyoadi

dan Hamdani, 2008:182) berhasil mengidentifikasi lima kelompok karakteristik

yang digunakan konsumen untuk mengevaluasi kualitas jasa antara lain

Tangibles (Bukti Fisik), Reliability (Keandalan), Responsiveness (Ketanggapan),

Assurance (Jaminan), Empathy (Empati).

Kualitas pelayanan dalam penelitian ini menggunakan lima dimensi

sebagai indikator untuk mengukur kualitas pelayanan, yaitu:

1. Bukti Fisik (Tangibles)

Bukti fisik yang dimaksud adalah kemampuan perusahaan dalam

menunjukkan eksistensinya kepada konsumen dan masyarakat luas. Bukti nyata

dari pelayanannya meliputi sarana dan prasarana fisik perusahaan. dapat dilihat

dari gedung, gudang, teknologi dari perlengkapan dan peralatan yang digunakan

serta penampilan pegawainya.

2. Keandalan (Reliability)

Keandalan berarti kemampuan kinerja yang diberikan perusahaan

(34)

harus sesuai dengan harapan konsumen. Kinerja berkaitan dengan ketepatan

waktu, pelayanan yang sama tanpa membedakan masing-masing konsumen dan

memberikan pelayanan tanpa kesalahan kepada konsumen.

3. Ketanggapan (Responsiviness)

Ketanggapan dapat diwujudkan dari pelayanan cepat karyawan,

karyawan yang selalu bersedia memberikan informasi yang jelas kepada

konsumen, dan kesediaan karyawan membantu konsumen.

4. Jaminan (Assurance)

Jaminan dapat dilihat dari keamanan, kesopanan, dan pengetahuan

karyawan. Hal tersebut yang dapat menumbuhkan rasa percaya konsumen

kepada perusahaan.

5. Empati (Empathy)

Empati memiliki arti kemampuan perusahaan dalam memberikan

perhatian tulus kepada konsumen. Perhatian dapat dilakukan untuk mengetahui

kebutuhan dari konsumen.

2.4. Keterkaitan Kualitas Pelayanan Koperasi terhadap Kepuasan

Konsumen

Kepuasan konsumen salah satunya dipengaruhi oleh kualitas

pelayanan (Lupiyoadi, 2008:174). Dalam memberikan pelayanan yang

berkualitas sebagai usaha untuk mencapai kepuasan konsumen, perusahaan dapat

berpedoman pada dimensi kualitas jasa. Jasa di sini berarti pemberian suatu

(35)

Sugiharto, 2009:3). Kepuasan konsumen ditentukan oleh kualitas pelayanan yang

didapatkan oleh konsumen selama menggunakan tahapan kualitas pelayanan

(Rangkuti, 2006:35). Kepuasan yang diperoleh konsumen pada tahap awal

pelayanan menimbulkan persepsi berupa kualitas pelayanan yang baik, sehingga

konsumen akan merasa puas dengan pelayanan secara keseluruhan.

Kualitas pelayanan koperasi dapat dilihat dari kinerja pelayanan yang

diberikan pengurus dan karyawan yang bekerja di koperasi. Kualitas pelayanan

meliputi kemampuan koperasi dalam melayani konsumen saat melakukan

penjualan produk dan pemberian informasi yang lengkap untuk konsumen yang

memerlukan informasi terkait produk dari koperasi. Kesopanan, keramahan, dan

kerapian cara berpakaian pengawas, pengurus dan karyawan menjadi hal yang

dapat meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan demikian, kualitas pelayanan

koperasi dapat menjadi faktor penentu kepuasan konsumen. Semakin tinggi

kualitas pelayanan yang diberikan koperasi akan meningkatkan kepuasan

konsumennya. Hal ini, sesuai dengan teori yang dinyatakan Kurz & Clow

menyebutkan bahwa pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen

dijelaskan sebagai berikut “If the service Performs at the level that is expected or

predicted, the satisfaction level is considered to be just”OK” artinya jika

pelayanan yang diberikan kepada konsumen sesuai yang diharapkan, maka akan

(36)

2.5. Konsep Dasar Citra Koperasi

Citra adalah pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang

perorang, benda atau organisasi (Supriatin dan Sugiharto, 2009:4). Nguyen dan

Leblanc mengatakan bahwa citra perusahaan adalah bukti fisik, perilaku

perusahaan, nama perusahaan, arsitektur, jenis produk, dan hubungan antara

perusahaan dan konsumen (Rahman, 2012:57). Sedangkan Gronroos

mendefinisikan citra sebagai representasi penilaian-penilaian dari konsumen,

baik konsumen yang potensial maupun konsumen yang kecewa, termasuk

kelompok-kelompok lain yang berkaitan dengan perusahaan seperti pemasok,

agen maupun para investor (Farida, 2005:184).

Kotler (1999:33) mendefinisikan bahwa citra merupakan persepsi

masyarakat terhadap perusahaan dan produknya, dan dipengaruhi oleh banyak

faktor di luar kontrol perusahaan. Para eksekutif bisnis mengakui bahwa citra

perusahaan yang baik merupakan keunggulan bersaing yang mempengaruhi

tingkat kepuasan konsumen dari sudut positif (Cravens:1996)

Berdasarkan pendapat di atas, citra koperasi menunjukkan kesan atau penilaian

konsumen terhadap suatu jati diri koperasi yang terbentuk dengan memproses

informasi setiap waktu dan berbagai sumber terpercaya.

Citra dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dikemukakan oleh

Peters (1999). Faktor yang mempengaruhinya, yaitu kepemimpinan yang

dilakukan, kebijaksanaan dan strategi, kebijaksanaan sumber daya manusia,

pengelolaan kekayaan, pengelolaan proses, kepuasan konsumen, kepuasan

(37)

Kesembilan faktor ini diperlukan oleh perusahaan, konsumen, distributor, dan

pihak-pihak yang berkepentingan.

Melihat dari faktor yang mempengaruhi citra maka dalam penelitian

ini menggunakan lima indikator untuk mengukur citra koperasi, meliputi:

1. Mempunyai kualitas manajemen yang baik

Manajemen yang berkualitas dari koperasi adalah suatu manajemen

yang dapat menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan baik. Kualitas

manajemen dalam pengukuran dan pembentukan citra yaitu manajemen yang

menjalankan koperasi dengan baik dan berusaha meningkatkan citra koperasi

dengan kebijakan-kebijakan yang baik bagi koperasi dan konsumen.

2. Perhatian yang tinggi terhadap lingkungan dan bahan mentah;

Kepedulian terhadap lingkungan, kualitas bahan mentah, dan tingkat

keamanan pada manajemen modern merupakan faktor yang tidak dapat

diabaikan. Kepedulian yang perlu diperhatikan adalah pencemaran terhadap

lingkungan, perhatiannya terhadap hak asasi manusia, cara menangani masalah

perburuhan, menangani masalah keselamatan dan keamanan kerja.

Perhatian perusahaan terkait tanggung jawab sosial terhadap

lingkungan, kualitas bahan mentah, dan tingkat keamanan perusahaan, yaitu: (1)

perusahaan harus mengetahui dan mengikuti seluruh peraturan pemerintah yang

berkaitan dengan bisnis; (2) sebagai bisnis jasa, perusahaan selalu mengikuti

aturan-aturan pemerintah yang berkaitan dengan kebersihan, kesehatan

lingkungan, maupun peraturan mengenai kondisi peralatan yang dipakai; (3)

(38)

peraturan hak peten dari pemerintah; (4) Perusahaan harus menyediakan

peralatan-peralatan keamanan termasuk masalah security; (5) perusahaan harus

mensosialisasikan kepada karyawan mengenai pentingnya masalah security bagi

konsumen (Farida, 2009:204).

Selain itu, citra yang baik untuk koperasi dapat dilihat dari kualitas

barang atau jasa yang tinggi. Persoalan kualitas sudah menjadi harga yang harus

dibayar oleh koperasi agar tetap bertahan dalam bisnisnya. Saat ini, hampir

semua perusahaan sudah dapat menghasilkan kualitas barang dan jasa yang

ditetapkan ISO 9001 (Lupiyoadi, 2008:168).

3. Kesan baik dari karyawan;

Kesan baik dari karyawan merupakan hal yang tidak kalah pentingnya

untuk menjadi perhatian koperasi. Karyawan yang termotivasi dengan baik akan

melaksanakan tugasnya untuk memberikan yang terbaik bagi konsumen. Kesan

baik dari sudut pandang karyawan dapat diberikan koperasi kepada karyawan

dengan cara pelatihan-pelatihan yang diperlukan, penghargaan yang diberikan,

kepastian dalam perencanaan karier.

Perhatian dari atasan secara pribadi, toleransi, team work yang baik

dan integritas merupakan nilai utama yang akan mendorong mereka untuk

bekerja keras, karena memiliki tujuan yang jelas, yang merupakan dasar motivasi

dan komitmennya untuk memberikan yang terbaik kepada koperasi.

4. Selalu melakukan pembaharuan;

Pembaharuan atau inovasi adalah satu kesempatan terbesar bagi

(39)

mendalam tentang kesempatan di pasar dan kebutuhan pelanggan, untuk meraih

lebih dari fungsi mereka dan bekerja lintas bisnis, untuk melangkah ke tantangan

yang lebih strategis (Peter, 2006:194). Dalam pengukuran dan pembentukan

citra, inovasi yang dimaksud adalah inovasi yang dilakukan oleh koperasi yang

bertujuan meningkatkan pelayanan sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin

maju selanjutnya mewujudkan kepuasan konsumen.

Mengukur citra juga dikemukakan Peters, bahwa perusahaan memiliki

citra yang baik apabila memiliki kualitas manajemen yang baik, laba atau

penghasilan yang diperoleh, kesan baik dari sudut pandang karyawan, selalu

melakukan pembaharuan, berorientasi terhadap keinginan konsumen,

mempunyai kontribusi penting dalam perekonomian nasional, mempunyai

harapan untuk berkembang lebih lanjut di masa yang akan datang, mempunyai

kualitas produk yang tinggi, aktif memberikan informasi kepada masyarakat,

perhatian yang tinggi terhadap lingkungan, dan tingkat keamanan (Farida,

2005:184).

Penelitian lain tentang citra dengan membatasi pada empat indikator

(Tumpal, 2012:4) yaitu :

1.Tanggung jawab sosial

Tanggung jawab sosial yaitu tanggung jawab sosial perusahaan terhadap

lingkungan ekstern perusahaan, misalnya pada masyarakat sekitar

perusahaan. Perusahaan memberikan kompensasi atas keberadaan

perusahaan tersebut.

(40)

Inovasi yaitu pembaharuan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan

meningkatkan pelayanan selanjutnya mewujudkan kepuasan konsumen.

3.Kualitas Manajemen

Kualitas manajemen yaitu manajemen yang menjalankan perusahaan

dengan baik dan berusaha meningkatkan citra perusahaan dengan

kebijakan-kebijakan yang baik bagi perusahaan dan konsumen.

4.Kepercayaan Masyarakat

Kepercayaan masyarakat yaitu persepsi masyarakat dengan perusahaan.

Kepercayaan masyarakat dapat dibentuk setelah melihat kinerja dari

perusahaan tersebut sehingga masyarakat percaya bahwa perusahaan

dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan masyarakat.

2.6. Keterkaitan Citra Koperasi terhadap Kepuasan Konsumen

Selain kualitas pelayanan koperasi, kepuasan konsumen juga

dipengaruhi oleh citra koperasi. Suatu koperasi memiliki citra yang kuat apabila

namanya dikenal luas dan koperasi tersebut memiliki reputasi yang baik. Dengan

citra yang baik maka konsumen akan mencari produk hasil koperasi tanpa

koperasi perlu mengeluarkan banyak biaya untuk memasarkan produknya. Citra

perusahaan yang baik merupakan keunggulan bersaing yang mempengaruhi

kepuasan konsumen (Supriatin dan Sugiharto, 2009:5).

Koperasi idealnya harus dapat membangun citra yang baik di mata

masyarakat pada umumnya dan konsumen pada khususnya. Citra positif dari

(41)

koperasi, seperti melakukan keputusan pembelian di koperasi yang pada akhirnya

akan berujung pada kepuasan konsumen. Hal ini, sesuai dengan teori yang

menyatakan faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah citra, dimana

citra yang baik menimbulkan persepsi produk berkualitas, sehingga konsumen

memaafkan suatu kesalahan (Rangkuti, 2002: 34).

2.7. Konsep Dasar Keputusan Pembelian

Tinggi rendahnya kepuasan konsumen ditentukan setelah konsumen

melakukan keputusan pembelian. Keputusan pembelian adalah tahap dalam

proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar-benar

membeli (Ubaidillah dan Isyanto, 2012:11). Namun, sebuah proses pengambilan

keputusan pembelian tidak hanya berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian

saja, akan tetapi diikuti pula oleh tahap perilaku purnabeli (Tjiptono, 2000:21).

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian (Kotler,

2009:196) yaitu:

a. Faktor budaya: kultur, subkultur, dan kelas sosial

b. Faktor sosial: kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status

c. Faktor pribadi: umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan

ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep pribadi.

d. Faktor psikologis: motivasi, persepsi, pengetahuan, kepercayaan dan

pendirian.

Konsumen yang cerdas saat ini sudah mulai melihat kualitas pelayanan

(42)

membeli produk dari perusahaan. Sehingga keputusan pembelian konsumen

penting bagi perusahaan yang berorientasi pada kepuasan konsumen. Sehingga

perusahaan memutuskan memilih cara untuk mengetahui proses pengambilan

keputusan pembelian konsumen.

Di bawah ini adalah proses tahapan pengambilan keputusan pembelian

yang 4 diantaranya dijadikan indikator penelitian ini, yaitu mengenali kebutuhan,

pencarian informasi, evaluasi alternatif, dan keputusan membeli:

Tahap Keputusan Pembelian

Sumber : Kotler, 2000:251-259

Keterangan:

1. Mengenali Kebutuhan

Mengenali kebutuhan konsumen menjadi langkah awal koperasi untuk

melancarkan keputusan pembelian konsumen. Dimulai dengan

mengenali apa yang dibutuhkan konsumen. Setelah mengetahui apa

yang menjadi kebutuhan yang diinginkan konsumen maka produsen

dapat mengambil strategi yang tepat untuk memicu konsumen untuk

membeli produk koperasi.

2. Pencarian Informasi

Sebelum membeli biasanya konsumen berusaha untuk mencari

(43)

informasi konsumen terdiri dari empat kelompok, yaitu: sumber pribadi

(keluarga dan teman); sumber komersial (iklan, tenaga penjual,

pedagang, perantara, pengemasan, dan demonstrasi); sumber umum

(media massa, organisasi ranting konsumen); dan sumber pengalaman,

penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.

3. Evaluasi alternatif

Sebelum benar-benar melakukan pembelian konsumen pasti akan

berpikir atas kemanfaatan barang yang akan dibeli. Konsumen selalu

memperhitungkan tentang alternatif lain untuk memenuhi

kebutuhannya.

4. Keputusan Membeli

Setelah menentukan kepercayaan terhadap suatu produk, maka

konsumen akan melakukan pembelian atas produk yang paling disukai.

5. Perilaku Pascapembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami rasa kepuasan

atau ketidakpuasan tertentu. Untuk itu, koperasi harus memantau

kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian, dan pemakaian

produk pascapembelian. Apabila konsumen tetap merasa puas setelah

melakukan pembelian, konsumen cenderung akan membeli kembali

produk tersebut dan menjadi pelanggan setia yang tidak akan beralih ke

perusahaan lain.

Keputusan pembelian dijadikan variabel intervening dalam penelitian

(44)

seorang konsumen sering kali dilihat dari nilai lebih suatu produk maupun

kinerja pelayanan yang diterima dari suatu proses keputusan pembelian produk

(Lupiyoadi, 2008:174). Pendekatan eksperiensial berpendapat bahwa kepuasan

konsumen dipengaruhi perasaan positif dan negative yang diasosiasikan

konsumen dengan barang atau jasa setelah konsumen melakukan keputusan

pembelian (Tjiptono, 2000:96). Selain itu juga teori yang menyatakan bahwa

citra perusahaan yang meliputi nama baik perusahaan, reputasi ataupun

keahliannya merupakan faktor yang sering mempengaruhi keputusan pembelian

(Farida, 2005:183).

2.8. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian mengenai kualitas pelayanan dan citra terhadap kepuasan

konsumen telah banyak dilakukan. Penelitian tersebut antara lain, Penelitian

Handro Tumpal P dengan judul Pengaruh Citra Perusahaan dan Kualitas

Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen PO.Nusantara Jurusan

Semarang-Jakarta 2012. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan uji parsial (uji

t), variabel citra perusahaan diperoleh t hitung sebesar 5,702 dengan nilai

signifikansi 0,000 menunjukkan ada pengaruh citra perusahaan terhadap

kepuasan konsumen. Uji parsial variabel kualitas pelayanan diperoleh t hitung

sebesar 4,141 dengan nilai signifikansi 0,000 menunjukkan ada pengaruh

kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen. Berdasarkan hasil uji simultan

(uji F) sebesar 56,641 dengan nilai signifikansi 0,000, maka ada pengaruh citra

(45)

bersama-sama. Adjusted R Squared sebesar 0,524 menunjukkan kedua variabel bebas

mampu menjelaskan variabel terikatnya sebesar 52,4%. Hal ini berarti 47,6%

variasi variabel kepuasan konsumen dijelaskan oleh factor lain di luar penelitian.

Penelitian Tasquma Farisky Basit Pratama dengan judul Analisis

Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Nilai Pelanggan terhadap Kepuasan Anggota

Koperasi Simpan Pinjam Jasa Cabang Purwokerto 2012. Penelitian tersebut

menunjukkan bahwa berdasarkan analisis diskriptif variabel kualitas pelayanan

diketahui dari responden secara klasikal presentasi kualitas pelayanan sebesar

78,5% dan termasuk dalam setuju. Hasil analisis deskriptif variabel nilai

pelanggan secara klasikal presentasi nilai pelanggan sebesar 75,8% dan termasuk

dalam criteria setuju. Sedangkan analisis deskriptif variabel kepuasan secara

klasikal presentasi nilai terhadap biaya sebesar 81,4% termasuk dalam criteria

setuju. Ada pengaruh positif yang signifikan antara kualitas pelayanan dan nilai

terhadap kepuasan dengan t hitung =3,662 > t table =1,9808 dan t hitung =5,782 > t table

=1,9808 dengan 0,000<5%.

Penelitian Wayan Arya Paramarta dengan judul Pengaruh Kualitas

Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan di Pizza Hut Gatot Subroto Denpasar

2008. Menunjukkan bahwa secara simultan dimensi kualitas pelayanan member

pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan. Nila R Square 0,351 atau 35.1%

berarti variasi variabel bebas secara simultan sebesar 35,1% terhadap kepuasan

pelanggan sisanya 64,9% kontribusi dari variabel lain. Dimensi Tangibles

memberi pengaruh sebesar 27,60% terhadap kepuasan pelanggan,

(46)

0,42%, dan Reliability sebesar 0,13%.

Penelitian Ade Nena Supriatin yang berjudul Analisis Kepuasan

Konsumen Berdasarkan Variabel Fasilitas, Harga, dan Citra Perusahaan.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan model penelitian kepuasan

konsumen dengan metode regresi serta hasil perhitungan diketahui koefisien

Beta Standar dari variabel fasilitas berpengaru langsung terhadap kepuasan

konsumen sebesar 17,56%, variabel harga sebesar 35,81%, dan citra perusahaan

dapat mempengaruhi kepuasan konsumen secara langsung sebesar 46,62%.

Penelitian Dede Ubaidillah dan Puji Isyanto yang berjudul Analisis

Kualitas Jasa terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Jasa Rental Studio

Musik 21 Karawang. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan

pengujian hipotesis diperoleh nilai t hitung sebesar 9,95 dan lebih besar dari t

tabel dengan nilai 1,671 (t hitung> t tabel). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima

yang menyatakan hubungan antar kualitas jasa dengan keputusan pembelian pada

produk jasa rental studio kuat dan positif(r = 0,772) dan sangat signifikan dengan

tingkat kesalahan 5% yang menghasilkan nilai koefisien determinasi sebesar

59,6 dan sisanya sebesar 40,4% merupakan factor lain yang tidak diteliti.

Penelitian Eva Shella Rahma yang berjudul Pengaruh Kualitas

Pelayanan dan Citra terhadap Minat Beli dan Dampaknya pada Keputusan

Pembelian. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel citra mempunyai

pengaruh positif terhadap minat membeli, yang ditubjukkan dengan nilai korelasi

sebesar 0,30. Variabel kualitas pelayanan menunjukkan pengaruh positif

(47)

kualitas pelayanan yang baik akan mendorong minat beli konsumen yang

menunjukkan nilai estimasi sebesar 0,32. Sebaliknya, minat beli konsumen yang

rendah akan mencegah konsumen untuk membeli produk yang ditunjukkan

dengan nilai estimasi sebesar 0,06.

2.9. Kerangka Berpikir Penelitian

Berawal dari kebutuhan konsumen yaitu kebutuhan akan produk susu

yang harus dipenuhi oleh KUD Mekar. Harapannya konsumen akan merasa puas

setelah membeli produk susu. (Tjiptono, 1997:24). Kepuasan konsumen dapar

dilihat dari beberapa hal yaitu konfirmasi harapan, minat untuk membeli

kembali, kesediaan untuk merekomendasikan (Tjiptono, 2000:101).

Kualitas pelayanan akan sangat menentukan tingkat kepuasan

konsumen terhadap produk yang ditawarkan koperasi, sedangkan tingkat kualitas

akan sangat menunjang pembentukan kepuasan konsumen terhadap pelayanan

yang diterimanya. Tangible (Bukti Fisik) yaitu kemampuan perusahaan di dalam

menunjukkan eksistensi dirinya kepada pihak eksternal. Reliability (Keandalan)

kemampuan perusahaan memberikan pelayanan yang dijanjikan secara akurat

dan terpercaya. Responsiveness (Daya tanggap) kemauan para staf untuk

membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada

pelanggan. Assurance (Jaminan) berkaitan dengan pengetahuan, kompetensi,

kesopansantunan, dan kemampuan pegawai perusahaan untuk menumbuhkan

rasa percaya pelanggan kepada perusahaan. Misalnya keamanan, kesopanan,

(48)

tulus dan bersifat personal dan berupaya memahami kebutuhan dan keinginan

pelanggan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2008:182).

Citra koperasi merupakan persepsi dan kesan dari masyarakat terhadap

suatu koperasi. Citra positif koperasi dapat juga mendorong terjadinya kepuasan

konsumen. Pembentukan citra positif yang dapat mendorang terjadinya kepuasan

konsumen antara lain mempunyai kualitas manajemen yang baik; perhatian yang

tinggi terhadap lingkungan, dan bahan mentah; kesan baik dari karyawan; dan

selalu melakukan pembaharuan (Farida, 2005:185).

Citra positif adalah faktor penunjang kesuksesan koperasi. Citra

koperasi dapat tercipta dengan adanya interaksi antara kualitas pelayanan yang

diberikan dan pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen. Tingkat kualitas

pelayanan akan sangat menentukan tingkat kepuasan konsumen terhadap jasa

yang diberikan, sedangkan tingkat kualitas akan sangat menunjang pembentukan

kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diterimanya selanjutnya akan

membentuk citra yang baik pada perusahaan. Citra yang baik adalah kesan yang

benar, yaitu sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan serta pemahaman

atas kenyataan yang sesungguhnya.

Keputusan pembelian menjadi variabel intervening antara kualitas

pelayanan koperasi dan citra koperasi terhadap kepuasan konsumen. Keputusan

pembelian yang menjadi indikator dalam penelitian ini yaitu pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, dan keputusan membeli

(49)

:

Gambar 2.1: Kerangka Berpikir

Kebutuhan Konsumen

Harapan Konsumen

Kualitas Pelayanan

Koperasi

Citra Koperasi

Keputusan Pembelian

Kepuasan Konsumen Lingkungan Fisik

Karyawan

Jati Diri Koperasi Persepsi Konsumen

Konfirmasi Harapan

Pembelian Ulang Merekomendasikan

(50)

Menurut Arikunto (2010:64), hipotesis Adela suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul.

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka dapat ditarik rumusan atau

dugaan sementara yang diambil sebagai hipotesis sebagai berikut:

H1 :Ada pengaruh kualitas pelayanan koperasi secara langsung

terhadap kepuasan konsumen pada KUD Mekar

H2 :Ada pengaruh citra koperasi secara langsung terhadap kepuasan

konsumen pada KUD Mekar

H3 :Ada pengaruh kualitas pelayanan koperasi secara tidak langsung

terhadap kepuasan konsumen pada KUD Mekar melalui keputusan

pembelian sebagai variabel intervening

H4 :Ada pengaruh citra koperasi secara tidak langsung terhadap

kepuasan konsumen pada KUD Mekar melalui keputusan pembelian

(51)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif murni atau survei.

Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh kualitas pelayanan koperasi dan

citra koperasi terhadap kepuasan konsumen KUD Mekar melalui keputusan

pembelian sebagai variabel intervening. Metode yang digunakan yaitu metode

statistik dan bersifat kausalitas karena meneliti seberapa jauh faktor-faktor

yang diperkirakan mempengaruhi suatu variabel (Kuncoro, 2007:13).

Sedangkan pendekatan penelitian yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif

yaitu suatu pengukuran gejala-gejala atau indikasi sosial yang diterjemahkan

dalam skor-skor atau angka-angka untuk dianalisis secara statistik.

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi, 2010:173).

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen produk susu KUD Mekar.

Konsumen susu KUD Mekar beragam, mulai dari pedagang yang membeli

susu untuk dijual kembali, karyawan, pegawai negeri, dan ibu rumah tangga

(52)

3.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi,

2010:174). Adapun untuk menentukan jumlah sampel yang mewakili populasi

secara keseluruhan maka rumus yang ditempuh melalui beberapa tahap

perhitungan (Soemantri & Muhidin, 2006:96). Pada langkah pertama,

menentukan perkiraan harga koefisien korelasi (ρ) tekecil antara variabel bebas

dan variabel terikat. Kedua, menentukan harga (α) dan (β) serta kuasa uji (1-β),

setelah itu baru menentukan sampel secara iterasi.

Pada iterasi pertama mengguanakan rumus :

Sedangkan :

Dimana merupakan konstanta yang diperoleh dari distribusi

normal.

Pada iterasi kedua menggunakan rumus:

Sedangkan :

Keterangan :

(53)

= Kostanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal.

α = Kekeliruan Tipe I

β = Kekeliruan Tipe II

Ukuran sampel minimal iterasi pertama dan kedua harganya sampai

dengan bilangan satunya sama maka iterasi berhenti, apabila belum sama perlu

dilakukan iterasi yang ketiga dengan menggunakan rumus iterasi kedua. Jika

koefisien korelasi terendah tidak diketahui maka disarankan menggunakan 0,30

(Soemantri, 2006:96). Dari penelitian terdahulu diperoleh keterangan bahwa

korelasi antara kinerja karyawan dan kualitas pelayanan adalah sebesar 0,40,

taraf nyata α = 5%, β = 5%, dengan kuasa uji 95%, sehingga untuk mencari

ukuran sampel dapat dilakukan sebagai berikut:

ρ = 0,40 diperoleh dari tabel distribusi normal

= 1,96 dan = 1,96

a. Menghitung iterasi pertama :

(54)

= 88,617= 89

c. Menghitung iterasi ketiga :

(55)

= 87,68

= 88

d. Menghitung iterasi keempat :

1

dalam penelitian ini adalah 88 responden. Jumlah populasi dalam penelitian ini

tidak diketahui secara pasti maka dalam menentukan sampel menggunakan

teknik accidental sampling yaitu sampel yang terdiri dari individu yang paling

mudah dijumpai atau diakses (Tjiptono, 2007:177).

3.3. Variabel Penelitian

a. Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen yaitu kelebihan harapan konsumen atas kinerja

Gambar

Gambar 2.1: Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas
Tabel  3.3 Kategori Indikator Konfirmasi Harapan
Tabel  3.4 Kategori Indikator Minat Pembelian Ulang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi dan kualitas pelayanan baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap kepuasan pengunjung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh secara positif dan signifikan baik secara langsung maupun tidak langsung variabel kualitas pelayanan dan lokasi

Dari uraian latar belakang akhirnya peneliti mengambil judul penelitian yaitu “ Analisa Pengaruh Citra Diri Konsumen Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Pembelian Ulang Dengan

Keragaman Produk, Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan secara stimultan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Ulang, ini

Variabel kualitas pelayanan (X1) terhadap keputusan penggunaan (Y) melalui kepuasan konsumen (Z) secara bersama- sama memiliki pengaruh positif dengan nilai koefisien

Bahwa secara statistik dapat ditunjukan bahwa secara langsung kualitas pelayanan melalui kepuasan konsumen berpengaruh signifikan terhadap citra tempat (kepuasan konsumen

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh secara parsial baik langsung maupun tidak langsung dari variabel citra merek yang terdiri dari citra perusahaan,

4.2.7 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen melalui Keputusan Pembelian Sebagai Variabel Interveing Hasil penelitian ini mempunyai koefisien jalur sebesar 0,196