• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMBANGUN PERADABAN BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MEMBANGUN PERADABAN BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MEMBANGUN PERADABAN BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN KOMPREHENSIF YANG BERMUTU

Bangsa yang maju dan modern adalah bangsa yang unggul peradabannya. Peradaban adalah bentuk budaya paling tinggi dari suatu kelompok masyarakat yang dibedakan secara nyata dari makhluk-makhluk

lainnya. Peradaban mencerminkan kualitas kehidupan manusia dalam masyarakat. Kualitasnya diukur dari ketentraman (human security), kedamaian (peacefull), keadilan (justice), kesejahteraan (welfare) yang merata.

Dalam membangun peradaban, Presiden Susilo Bambang Yudoyono (Pikiran Rakyat, 28 Oktober2009: 28) menegaskan bahwa Bangsa Indonesia akan

berusaha berada di garis depan, dalam upaya untuk mewujudkan tatanan dunia yang lebih baik dan sebagai pelopor dalam memperjuangkan peradaban. Upaya

itu dituangkan dalam dokumen Millennium Development Goals (MDGs). MDGs terdiri atas delapan tujuan pembangunan sebagai respons atas permasalahan global, yang akan dicapai pada tahun 2015. Delapan tujuan tersebut antara lain

memberantas kemiskinan dan kelaparan; mewujudkan pendidikan dasar yang merata dan universal; memajukan kesetaraan gender; mengurangi tingkat

mortalitas anak; memperbaiki kualitas kesehatan ibu hamil; memerangi HIV-AIDS, malaria, dan penyakit lain; menjamin kelestarian lingkungan; dan menjalin kerja sama global bagi kesejahteraan.

Dalam membangun peradaban, Rakyat Indonesia telah bertekad untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang bertujuan melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

(2)

dibangun sumber daya manusia yang terampil memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, berbudaya dan bermoral yang berakar dari agama yang

berkembang di Indonesia.

Banyak cendekiawan di antaranya Bernard Lewis (2005: 150)

merumuskan bahwa unsur pokok suatu peradaban adalah agama. Agama kata mereka adalah faktor terpenting yang menentukan karakteristik suatu peradaban. Huntington juga menulis bahwa agama merupakan karakteristik

sentral yang menentukan peradaban. Menurut Cristopher Dawson, agama-agama besar merupakan pondasi dari peradaban-peradaban besar sebagai

kelanjutannya.

Selain agama faktor terpenting lainnya dalam membangun peradaban bangsa adalah tradisi keilmuan. Adian Husaini (2005: xxxiii) menjelaskan bahwa

politik, ekonomi, informasi yang berbasiskan keilmuan yang tinggi adalah sektor penting dalam membangun peradaban bangsa. Salah satu upaya untuk

membangun tradisi keilmuan yang tinggi adalah melalui pendidikan yang bermutu. Daulat Purnama Tampubolon (2001:344) menjelaskan bahwa dengan pendidikan yang bermutu, generasi muda, khususnya para pemimpin penerus,

akan mampu mengemban tanggung jawab. Mereka juga akan mampu memelihara dan meningkatkan mutu dari hasil-hasil positif masa lalu. Semuanya

itu mungkin, karena sumber daya manusia tersedia melalui pendidikan bermutu.

Hal yang sangat esensial dalam membangun peradaban Bangsa Indonesia adalah mengembangkan sumber daya manusia Indonesia yang bermutu.

Peradaban Bangsa Indonesia sangat ditentukan oleh mutu berkarya dari sumber daya manusianya. Upaya pengembangan sumberdaya manusia Indonesia yang

(3)

dikembangkan untuk membangun peradaban Indonesia yang maju, sejahtera, mandiri dan kuat adalah manusia-manusia Indonesia yang memiliki keunggulan

yaitu “HO2”, “Hati” (iman dan taqwa), “Otak” (ilmu pengetahuan), dan “Otot” (teknologi).

Potensi Bangsa Indonesia untuk menjadi negara yang maju, modern, dan beradab sangat tinggi. Indonesia adalah sebuah negara yang sangat indah, Profesor dari Harvard University bernama Greg mengatakan: “Jika orang percaya di dunia itu ada surga, maka surga itu adalah Indonesia”. Jumlah pulau di Indonesia mencapai 20.000 pulau. Luas wilayah perairan laut Indonesia tercatat

mencapai kurang lebih 7,9 juta km persegi termasuk Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE). Panjang pantai yang mengelilingi seluruh kepulauan Nusantara tercatat kurang lebih 81.000 km. Jumlah penduduk yang berada di kawasan pesisirnya

mencapai 40.000.000 orang. Jumlah keseluruhan penduduk Indonesia lebih dari 230.000.000 orang, dengan corak alam yang sangat bervariasi, yang hidup di

antara lebih dari 400 etnis yang mendiaminya.

Potensi besar yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia belum sepenuhnya dapat diwujudkan menjadi prestasi yang mensejahterakan rakyat Indonesia.

Sebagai gambaran, dalam RAPBN 2010, jumlah pengangguran diperkirakan mencapai 8% dari total angkatan kerja yang ada. Sementara itu, jumlah

penduduk miskin diperkirakan mencapai 12-13,5% dari total penduduk Indonesia. Ini berarti jumlah penduduk miskin masih mencapai 27,3 juta orang atau mendekati angka 30 juta. Mengurangi angka ini tentu merupakan

tantangan tersendiri karena jika terjadi kesalahan dalam pengelolaan ekonomi, apalagi diiringi dengan gangguan keamanan, jumlah ini bisa meledak kembali.

(4)

Program’s Human Development menunjukkan posisi Indonesia dalam Human Development Index, pada tahun 2008 termasuk kategori medium, dengan skor 0,726 menduduki rangking 109 dari 179 negara, satu tingkat di atas Guyana dan satu tingkat di bawah Turkmenistan. Kita tertinggal jauh dari negara tetangga

kita Brunei (rangking 27), Singapore (rangking 28), Malaysia (rangking 63), Thailand (rangking 81), dan Philippines (rangking 102). Dilihat dari indikator peradaban dan indeks perkembangan manusia, perkembangan peradaban

Bangsa Indonesia masih belum optimal. Data terbaru (2009) posisi Indonesia dalam HDI mengalami penurunan yakni menduduki rangking 111 dari 179

negara di dunia.

Salah satu upaya untuk membangun peradaban Bangsa Indonesia adalah melalui pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan

yang mampu mengantarkan peserta didik memenuhi kebutuhannya, baik saat ini maupun di masa yang akan datang. Kebutuhan peserta didik ini merupakan

atribut-atribut yang menjadi dasar standar mutu pendidikan. Atribut kebutuhan peserta didik ini tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yang menjelaskan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Atribut kebutuhan peserta didik itu dipertegas lagi dalam fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa: Pendidikan nasional

(5)

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sekaitan dengan atribut mutu pendidikan Daulat P. Tampubolon (2001: 122) menjelaskan bahwa atribut-atribut pokok mutu pendidikan adalah sebagai berikut ini. Relevansi yaitu kesesuaian dengan kebutuhan. Apakah isi kurikulum,

silabus pembelajaran, dan satuan materi sajian sesuai dengan kebutuhan peserta didik (potensi, cita-cita, tingkat kemampuan), ketentuan nasional, serta

kebutuhan dunia kerja? Apakah kebijakan akademik sesuai dengan kebutuhan peserta didik, pemerintah dan masyarakat? Apakah buku di perpustakaan sesuai dengan kebutuhan atau tuntutan kurikulum? Apakah keahlian pendidik sesuai

dengan kebutuhan atau tuntutan bidang studi dan jenjang studi?

Atribut mutu pendidikan yang kedua adalah efisiensi. Kehematan dalam

penggunaan sumber daya (dana, tenaga, waktu) untuk menghasilkan dan menyajikan jasa-jasa dari lembaga pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Untuk menghasilkan produk pendidikan yang direncanakan, apakah

anggaran yang direncanakan dipergunakan secara hemat dan tepat? Apakah penyelesaian studi peserta didik tepat pada waktunya? Apakah penerimaan

tenaga pendidik dan pegawai didasarkan pada analisis jabatan yang objektif, sehingga tidak terjadi kelebihan tenaga?

Atribut mutu pendidikan yang ketiga adalah efektivitas. Kesesuaian

perencanaan dengan hasil yang dicapai, atau ketepatan sistem, metode, dan atau proses/prosedur yang digunakan untuk menghasilkan jasa yang

(6)

administrasi tepat dan baik sehingga semua berjalan lancar dan cepat untuk membuat pelanggan merasa puas?

Atribut mutu pendidikan yang keempat adalah akuntabilitas. Dapat tidaknya kinerja dan produk lembaga pendidikan, termasuk perilaku para

pengelola, dipertanggungjawabkan secara agama, hukum, etika akademik, dan nilai budaya. Apakah peraturan yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan dapat dipertanggungjawabkan secara undang-undang? Apakah materi pembelajaran

yang diberikan pendidik dapat dipertanggungjawabkan secara kurikuler dan etika akademik? Apakah nilai ujian yang diperoleh peserta didik terpercaya?

Apakah perilaku kepelayanan para pengelola lembaga pendidikan dapat dipertanggungjawabkan secara agama, hukum, etika, dan nilai budaya? Apakah penelitian yang dilakukan dan hasilnya tidak bertentangan dengan agama atau

undang-undang? Apakah lembaga pendidikan mempunyai kode etik?

Atribut mutu pendidikan yang kelima adalah kreativitas. Kemampuan

lembaga pendidikan untuk mengadakan inovasi, pembaharuan, atau menciptakan sesuatu yang sesuai dengan perkembangan zaman, termasuk kemampuan evaluasi diri. Apakah lembaga pendidikan secara periodik membuat

pembaharuan kurikulum sesuai perkembangan ilmu dan teknologi yang dibutuhkan dunia usaha? Apakah ada pendidik yang menciptakan teori baru

dalam bidang ilmunya berdasarkan penelitian atau metode pembelajaran yang baru? Apakah pendidik selalu memperbaharui materi pembelajarannya berdasarkan informasi yang didapatnya dari dunia kerja dan literatur? Apakah

lembaga pendidikan mempunyai alat untuk evaluasi diri dan melakukan evaluasi diri secara teratur?

(7)

pendidikan sehingga semua orang melaksanakan tugasnya dengan senang hati, tulus, dan penuh semangat. Apakah kebijakan yang diambil pimpinan lembaga

pendidikan adil sehingga tidak ada orang yang merasa dirugikan? Apakah unsur pimpinan lembaga pendidikan bersikap terbuka dan akrab terhadap semua

dosen, pegawai administrasi, dan mahasiswa sehingga semua merasa bebas dan tidak tertekan?

Atribut mutu pendidikan yang ketujuh adalah penampilan. Kerapian,

kebersihan, keindahan, dan keharmonisan fisik lembaga pendidikan, terutama para pengelola (pimpinan, pendidik, pegawai administrasi), yang membuat

situasi dan pelayanan semakin menarik. Apakah pimpinan dan para pegawai selalu berpakaian rapi serta bersih? Apakah pendidik, terutama waktu di kelas, selalu berpenampilan simpatik dan berpakaian rapi, bersih, serta harmonis?

Apakah pekarangan, taman, jalan, ruangan dan semua peralatan dalam lembaga pendidikan selalu terpelihara dengan baik, bersih, indah, teratur, dan harmonis?

Atribut mutu pendidikan yang kedelapan adalah empati. Kemampuan lembaga pendidikan, khususnya para pengelola, memberikan pelayanan sepenuh dan setulus hati kepada semua pelanggannya. Apakah pimpinan

lembaga pendidikan dan unit-unitnya selalu memperhatikan keadaan bawahan dengan penuh kasih sayang dan tanggung jawab, serta memberikan bantuan

dan dorongan semaksimal mungkin bila diperlukan? Apakah resepsionis menerima tamu (pelanggan) dengan ramah dan sopan, serta memberikan dan bantuan sebaik-baiknya bila diperlukan? Apakah pendidik memperhatikan dan

melayani peserta didik denngan sepenuh dan setulus hati?

Atribut mutu pendidikan yang kesembilan adalah ketanggapan.

(8)

pelanggan dengan cepat dan tepat. Apakah pimpinan lembaga pendidikan dan unit-unitnya dengan cepat dan tepat memberikan respons terhadap permintaan

atau pernyataan pihak pelanggan atau perkembangan zaman? Apakah pendidik memberikan perhatian dan respons yang cepat dan tapat terhadap kesulitan

yang dihadapi peserta didik?

Atribut mutu pendidikan yang kesepuluh adalah produktivitas. Kemampuan lembaga pendidikan dan seluruh staf pengelola untuk menghasilkan

produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan menurut rencana yang telah ditetapkan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif? Berapa jumlah peserta

didik yang lulus setiap tahun? Berapa persen yang dapat menyelesaikan studi tepat waktu? Berapa persen penelitian yang direncanakan dalam satu tahun dapat selesai sepenuhnya? Berapa persen program pengabdian pada

masyarakat setiap tahun dapat selesai dengan lengkap? Berapa persen karya tulis yang direncanakan pendidik dalam satu tahun dapat selesai sepenuhnya?

Berapa persen rancangan mutu perkuliahan dan satuan materi sajian yang seharusnya ada dapat dihasilkan pendidik setiap tahun?

Atribut mutu pendidikan yang kesebelas adalah kemampuan akademik.

Penguasaan peserta didik atas bidang studi yang diambilnya. Bagaimana hasil ujian semester? Berapa persen yang mendapat nilai A, B, C, D, dan E (Skala 5) ?

Berapa indeks prestasi rata-rata? Bagaimana indeks prestasi kumulatif lulusan? Berapa persen yang IPK-nya 3 ke atas? Adakah peserta didik yang memperoleh penghargaan tingkat lokal, nasional, regional, atau internasional atas prestasi

akademik (ilmiah) yang dicapainya?

Atribut-atribut mutu pendidikan di atas dijadikan dasar untuk menyusun

(9)

mutu pendidikan dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien. Standar mutu pendidikan dapat disusun secara lokal dulu. Kemudian, apabila telah

diterima secara nasional, dia akan menjadi standar mutu nasional. Selanjutnya dapat menjadi standar mutu internasional.

Sehubungan dengan standar mutu pendidikan, Bangsa Indonesia melalui Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Dalam Peraturan Pemerintah tersebut dijelaskan bahwa Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah

hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,

standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan

silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik kepada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar proses adalah standar nasional pendidikan

yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompeetensi lulusan. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun

mental, serta pendidikan dalam jabatan. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang

(10)

serta sumber belajar yang lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

Standar pengelolaan adalah standar nasional.

Untuk mencapai hasil pendidikan yang bermutu, diperlukan proses

pendidikan yang bermutu. Dalam dunia pendidikan, proses pendidikan yang bermutu mengacu pada kemampuan lembaga pendidikan dalam mengintegrasikan, mendistribusikan, mengelola, dan mendayagunakan

sumber-sumber pendidikan secara optimal sehingga dapat meningkatkan kemampuan belajar lulusannya (Tilaar, 1993: 163).

Referensi

Dokumen terkait

Adapun dalam jangka panjang variabel tingkat suku bunga memiliki koefisien positif sebesar 0.067409 namun tidak signifikan atau tidak memiliki pengaruh terhadap

Penggunaan teknologi anaerobik dengan menggunakan reaktor rektor fixed bed (reaktor unggun tetap), selain dapat membantu menyelesaikan permasalahan pencemaran lingkungan

[r]

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “ Penerapan Range

identifikasi kebutuhan segera, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh data primer dan data. sekunder.. Pengumpulan data

program yang pernah disiarkan. Acara tersebut bisa disiarkan karena berbagai pertimbangan berdasarkan efisiensi waktu, tenaga, maupun biaya. Sehingga produksinya

terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di. Bursa

luas. 21 Metode PQ4R merupakan metode yang digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca dan dapat.. membantu proses belajar mengajar di kelas