• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI DAN STRATEGI TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI DAN STRATEGI TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGARUH MOTIVASI DAN STRATEGI TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh

MIRAHANDAYANI SUPONO NIM. F0306053

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

MOTTO

“Kemuliaan terbesar kita bukanlah karena tidak pernah jatuh, melainkan karena

bangkit setiap kali jatuh”

(Konfusius)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(QS. A Lam Nasyrah : 6)

“Don’t waste the time or time will waste you”

(Matthew Bellamy – Vocalist of Muse Band)

“Jangan menjadi pohon kaku yang mudah patah, jadilah bambu yang mampu

bertahan melengkung melawan terpaan angin”

(5)

commit to user

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kan ku persembahan karyaku ini untuk:

Ayah & Ibuku yang paling aku cintai

terima kasih atas doa, bimbingan, dan kasih sayangnya selama ini

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sumber dari segala ilmu

pengetahuan yang telah melimpahkan kasih karuniaNya dan menyertai penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: “Pengaruh Motivasi dan Strategi Terhadap Praktik Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai

gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sebelas Maret.

Persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan hingga terselesaikannya penyusunan

skripsi ini tidak terlepas dari peran dan bantuan berbagai pihak baik secara moral

maupun material. Tiada yang dapat melukiskan kebahagiaan penulis selain rasa syukur

yang mendalam. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan

bantuan selama perkuliahan sehingga selesainya skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Dr. Sutomo M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Jaka Winarna M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Dra. Evi Gantyowati, M.Si.,Ak. selaku pembimbing akademik yang telah

(7)

commit to user

vii

5. Ibu Prof. Dr. Rahmawati, M.Si.,Ak. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, perhatian, dan pengarahan yang sangat berharga bagi

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Christiyangsih Budiwati S.E., M.Si. Ak. Selaku pembimbing akademik. Terima

kasih atas kesabaran Ibu membimbing penulis selama empat tahun ini.

7. Bapak Doddy Setiawan S.E., M.Si., Ak. Atas bimbingan mata kuliah Metodologi

Penelitian. Terima kasih banyak atas inspirasinya.

8. Semua dosen, karyawan, dan staf perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta, yang telah banyak memberikan andil selama penulis

menimba ilmu hingga akhirnya tertuang dalam penulisan skripsi ini.

9. Kedua orang tuaku yang selalu mendoakanku, memberi semangat dalam hidupku,

dan selalu sabar menghadapi semua tingkah lakuku. Terima kasih atas cinta dan

kasih sayang selama ini.

10. Puji Listiyani, adikku tersayang, terima kasih atas kasih sayangmu. Maaf kalau

selalu menyusahkanmu.

11. Saudara dan sepupuku tercinta. Semoga silaturahmi kita selalu terjaga.

12. Sahabat-sahabatku, Sesa, Sahilda, Putri, Mila, Ghea, Mawar, Ira yang selalu

memberikan dorongan dan motivasi selama penulisan skripsi sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

13. Sahabat masa sekolahku, Sindu dan Ratih. Terima kasih atas semua kenangan yang

pernah kita buat di masa sekolah dulu.

14. Teman-teman Akuntansi 2006. Momon, Lita, Ninda, Warih, Asri, Puput, Tryas,

Rofi, Denny, Yach, Vita, Hanny, Satria, Tata, Eko, Dyah, Kiky, Choir, Irham, Wida,

(8)

commit to user

viii

yang belum kesebut namanya (maaf) terima kasih banyak atas jalinan persahabatan

yang kita jalin selama empat tahun ini. Ditunggu kumpul-kumpulnya lagi.

15. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini yang tidak dapat penulis

sebutkan satu-satu.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimilki oleh penulis. Oleh

karena itu, segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini sepenuhnya

merupakan tanggung jawab penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat diharapkan demi sempurnanya skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak di kemudian hari.

Surakarta, 25 September 2010

(9)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAKSI ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

(10)

commit to user

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori ... 11

1. Praktik Manajemen Laba ... 12

2. Motivasi Manajemen Laba... ... 17

3. Strategi Manajemen Laba ... 22

B. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis... 24

1. Motivasi Manajemen Laba... ... 24

2. Strategi Manajemen Laba ... 30

C. Kerangka Pemikiran ... 32

BAB III METODA PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 33

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel... 33

C. Jenis dan Sumber Data... 34

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34

1. Variabel Independen ... 34

2. Variabel Dependen ... 35

E. Metoda Analisis Data ... 37

1. Uji Asumsi Klasik ... 37

2. Uji Hipotesis ... 40

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 43

(11)

commit to user

xi

2. Statistik Deskriptif ... 44

B. Pengujian Asumsi Klasik ... 46

1. Uji Multikolinieritas ... 47

2. Uji Autokorelasi ... 48

3. Uji Heteroskedastisitas ... 48

4. Uji Normalitas ... 49

C. Pengujian Hipotesis ... 50

1. Uji Ketepatan Perkiraan (Uji R2) ... 50

2. Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji F) ... 51

3. Uji Signifikansi Parameter Individu (Nilai t) ... 52

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 53

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 55

B. Keterbatasan Penelitian ... 56

C. Implikasi Penelitian ... 57

D. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(12)

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

IV.1 Kriteria Pengambilan Sampel... 42

IV.2 Statistik Deskriptif... 43

IV.3 Hasil Uji Multikolinieritas ... 45

IV.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 46

IV.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 47

IV.6 Hasil Uji Normalitas... 48

IV.7 Hasil Uji R2 ... 49

IV.8 Hasil Uji F ... 50

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Sampel

Lampiran 2 Data Variabel

(15)

commit to user

PENGARUH MOTIVASI DAN STRATEGI TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

MIRAHANDAYANI SUPONO F0306053

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada pengaruh antara motivasi dan strategi terhadap praktik manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Motivasi manajemen laba diproksikan oleh rencana bonus, debt

covenant, dan biaya politik, sedangkan strategi manajemen laba diproksikan oleh

strategi pemilihan metoda akuntansi.

Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari hasil analisis laporan tahunan perusahaan perbankan tahun 2004-2008 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling dengan kriteria perusahaan perbankan yang mempublikasikan

laporan keuangan tahunan secara lengkap. Sampel dari penelitian ini sebanyak 19 perusahaan perbankan yang terdiri dari 91 observasi. Model analisis dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS release 16.0.

Hasil pengujian regresi berganda menunjukkan bahwa variabel rencana bonus, debt covenant, dan biaya politik berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba. Manajer yg mendapat kompensasi bonus yg tinggi, debt

covenant yang rendah, dan biaya politik yang tinggi akan termotivasi untuk

melakukan praktik manajemen laba. Variabel strategi manajemen laba juga berpengaruh signifikan positif terhadap praktik manajemen laba. Perusahaan cenderung melakukan praktik manajemen laba dengan menggunakan strategi pemilihan metoda akuntansi yang biasanya berupa metoda penyusutan aktiva tetap.

(16)

commit to user

THE EFFECT OF MOTIVATION AND STRATEGY TO THE PRACTICE OF EARNINGS MANAGEMENT IN INDONESIA’S BANKING

INDUSTRY

MIRAHANDAYANI SUPONO F0306053

ABSTRACT

The objective of this research is to analyze the effect of motivation and strategy to the practice of earnings management in Indonesia’s banking industry. The motivation of earnings management is represented by bonus plan, debt covenant, and political cost, whereas the strategy of earnings management is represented by the strategy of accounting method election.

This research uses secondary data which obtained from the annual report of the banking companies from 2004-2008 which registered in IDX. The sampling technique is purposive sampling and the criteria is banking companies which publish annual report completely. The samples of this research are 19 banking companies which consist of 91 observations. The model of analysis in this research is multiple regression analysis using SPSS release 16.0 software.

Multiple regression test indicates that bonus plan, debt covenant, and political cost are positively significant to the practice of earnings management. Managers who get high bonus compensation, low debt covenant, and high political cost will have motivation to do the practice of earnings management. The strategy of earnings management is also positively significant to the practice of earnings management. The companies will do the practice of earnings management by using the strategy of accounting method election, such as the depreciation method of fixed assets.

(17)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pertama berikut ini akan dijelaskan mengenai latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk

menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan

(Widyaningdyah, 2001). Laporan keuangan penting bagi perusahaan karena

digunakan dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang dimaksud adalah

keputusan untuk membeli, mempertahankan dan menjual investasi bagi investor,

dan dalam perusahaan, keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti

manajemen (Masodah, 2007). Laporan keuangan biasanya disusun berdasarkan

akuntansi berbasis akrual (accruals accounting). Dalam penyusunan laporan

keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam mencerminkan

kondisi keuangan perusahaan secara riil. Namun, di sisi lain penggunaan dasar

akrual memiliki kelemahan, yaitu dapat memberikan keleluasaan kepada pihak

manajemen dalam memilih metoda akuntansi selama tidak menyimpang dari

aturan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku (Halim et al, 2005).

Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika

satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agen) untuk

(18)

commit to user

keputusan kepada agen tersebut. Hubungan antara principal (pemegang saham)

dan agen (manajer) dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan informasi

(asymmetrical information) karena agen berada pada posisi yang memiliki

informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan principal.

Dengan asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan

kepentingan diri sendiri, maka dengan asimetri informasi yang dimilikinya akan

mendorong agen untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui

principal. Dalam kondisi yang asimetri tersebut, agen dapat mempengaruhi

angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Standar akuntansi yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

mengizinkan pihak manajemen untuk mengambil suatu kebijakan dalam

mengaplikasikan metoda akuntansi guna menyampaikan informasi mengenai

kinerja perusahaan kepada pihak eksternal (Rahmawati dan Baridwan, 2006).

Pemberian fleksibilitas bagi manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi akan

membuka peluang manajemen untuk berperilaku oportunis, yaitu manajer akan

memilih kebijakan akuntansi yang dapat memaksimalkan expexted utility dan nilai

pasar perusahaan.

Earnings atau laba sering digunakan sebagai dasar untuk pembuatan

keputusan berbagai pihak yang berkepentingan, misalnya digunakan sebagai dasar

untuk memberikan bonus kepada manajer, digunakan sebagai dasar untuk

mengitung penghasilan kena pajak, dan juga digunakan sebagai kriteria penilaian

kinerja perusahaan (Hidayati dan Zulaikha, 2003). Tingkat keuntungan atau laba

yang diperoleh perusahaan sering dikaitkan dengan prestasi manajemen karena

(19)

commit to user

oleh manajer tergantung dari besar kecilnya laba yang diperoleh (Gumanti, 2000).

Oleh karena itu, informasi laba sebagai bagian dari laporan keuangan sering

menjadi target rekayasa melalui tindakan oportunistis manajemen untuk

memaksimumkan kepuasannya, tetapi dapat merugikan pemegang saham atau

investor. Tindakan oportunis dapat merugikan pemakai laporan keuangan karena

informasi yang disampaikan manajemen menjadi tidak akurat dan juga tidak

menggambarkan nilai fundamental perusahaan (Kusuma, 2006). Tindakan

oportunis tersebut dilakukan dengan cara memilih kebijakan akuntansi tertentu

sehingga laba perusahaan dapat diatur, dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan

keinginannya. Perilaku manajemen untuk mengatur laba sesuai dengan

keinginannya tersebut dikenal dengan istilah manajemen laba (earnings

management).

Manajemen laba merupakan fenomena yang sulit dihindari karena hal ini

merupakan dampak dari penggunaan dasar akrual dalam penyusunan laporan

keuangan. Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi

kredibilitas laporan keuangan karena manajemen laba menambah bias dalam

laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang

mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa

rekayasa (Setiawati dan Na’im, 2000 dalam Rahmawati, 2006). Manajer

termotivasi mengelola laba untuk mencapai target kinerja dan kompensasi bonus,

meminimalkan kemungkinan pelanggaran perjanjian utang (debt covenant), dan

meminimalkan biaya politik karena intervensi pemerintah (Achmad et al, 2007).

Manajer memiliki peluang untuk melakukan manajemen laba karena baik

(20)

commit to user

dijadikan sebagai suatu target dalam proses penilaian prestasi usaha suatu

departemen secara khusus (manajer) atau perusahaan (organisasi) secara umum.

Di samping itu, laba atau tingkat keuntungan juga merupakan alat untuk

mengurangi biaya keagenan (agency costs), dari sisi teori keagenan (agency

theory), dan juga biaya kontrak, dari sisi teori kontrak (contracting theory)

(Gumanti, 2000). Misalnya, pada saat keuntungan dijadikan sebagai patokan

dalam pemberian bonus, hal ini akan menciptakan dorongan kepada manajer

untuk mengatur data keuangan agar dapat menerima bonus seperti yang

diinginkannya.

Dalam praktik, manajer dapat memilih kebijakan akuntansi sesuai Standar

Akuntansi Keuangan sehingga sangat wajar jika manajer memilih

kebijakan-kebijakan tersebut untuk memaksimalkan utilitasnya dan nilai pasar perusahaan.

Manajemen laba tidak harus dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data

atau informasi akuntansi, tetapi lebih condong dikaitkan dengan pemilihan metoda

akuntansi (accounting methods) untuk mengatur keuntungan yang bisa dilakukan

karena memang diperkenankan menurut accounting regulations (Gumanti, 2000).

Sampai saat ini manajemen laba merupakan area yang paling kontroversial

dalam akuntansi keuangan. Pihak yang kontra terhadap manajemen laba seperti

investor, berpendapat bahwa manajemen laba merupakan pengurangan keandalan

informasi laporan keuangan sehingga dapat menyesatkan dalam pengambilan

keputusan. Di sisi lain, pihak yang pro terhadap manajemen laba seperti manajer,

menganggap bahwa manajemen laba merupakan hal yang fleksibel untuk

melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian yang tidak

(21)

commit to user

Manajemen laba menjadi hal menarik untuk diteliti karena dapat

memberikan gambaran akan perilaku manajer dalam melaporkan kegiatan

usahanya pada suatu periode tertentu, yaitu adanya kemungkinan munculnya

motivasi tertentu yang mendorong mereka untuk mengatur data keuangan yang

dilaporkan, terlebih lagi dalam perusahaan perbankan di Indonesia. Walaupun ada

regulasi yang bergitu ketat dalam industri perbankan, hal ini tidak menyurutkan

keinginan manajer untuk tetap melakukan manajemen laba (Hidayati dan

Zulaikha, 2003; Rahmawati dan Baridwan, 2006; Nasution dan Setiawan, 2006;

Masodah, 2007). Banyaknya motivasi manajer ketika melakukan manajemen laba

menimbulkan kesulitan dalam membedakan apakah motivasi manajemen bersifat

oportunis ataukah efisien, sehingga penelitian ini bertujuan mengindikasikan

sejauh mana motivasi dan strategi manajemen laba berpengaruh terhadap praktik

manajemen laba di perusahaan perbankan Indonesia.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Achmad et al. (2007) yang melakukan penelitian mengenai

investigasi motivasi dan strategi manajemen laba pada perusahaan publik di

Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peningkatan motivasi debt

covenant dan motivasi biaya politik akan meningkatkan praktik manajemen laba.

Namun, penelitian ini kurang berhasil dalam mengindikasikan pengaruh motivasi

rencana bonus dan strategi pilihan metoda akuntansi terhadap praktik manajemen

laba.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada sampel

yang digunakan. Peneliti sebelumnya menggunakan sampel perusahaan

(22)

commit to user

perbankan publik sebagai sampel dalam penelitian. Peneliti memilih

menggunakan sampel perusahaan perbankan karena regulasi di perusahaan

perbankan cenderung lebih ketat daripada regulasi perusahaan manufaktur

sehingga kemungkinan kecenderungan perusahaan perbankan untuk melakukan

manajemen laba lebih sulit daripada perusahaan manufaktur. Hal ini akan

mengakibatkan perusahaan perbankan akan lebih berhati-hati dalam melakukan

manajemen laba sehingga secara langsung akan berdampak terhadap laporan

keuangan perusahaan dan terhadap pihak eksternal pengguna laporan keuangan

perusahaan. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk menggunakan perusahaan

perbankan publik sebagai sampel dalam penelitian.

Selain itu, penelitian Ahmad et al. (2007) hanya menggunakan periode

sampel tiga tahun saja (2003-2005), sedangkan peneliti menggunakan sampel

perusahaan perbankan dengan periode penelitian lima tahun (2004-2008). Dengan

menggunakan periode penelitian tersebut diharapkan hasil penelitian lebih

mencerminkan keadaan terkini.

Perbedaan lain dengan penelitian Ahmad et al. (2007) adalah pada model

pengukuran manajemen laba yang digunakan. Karena sampel yang digunakan

adalah perusahaan manufaktur, maka Ahmad et al. (2007) menggunakan model

Jones modifikasian dalam mengukur manajemen laba, sedangkan dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan model akrual khusus Beaver dan Engel

(1996). Model ini merupakan model yang paling sesuai untuk digunakan dalam

menyelidiki adanya manajemen laba dalam industri perbankan di Indonesia

(23)

commit to user

B. Perumusan Masalah

Penelitian ini membahas kaitan antara strategi dan motivasi manajemen

laba dengan praktik manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan dengan

perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah motivasi manajemen laba (rencana bonus, debt covenant, dan

biaya politik) berpengaruh terhadap praktik manajemen laba di perusahaan

perbankan Indonesia?

2. Apakah strategi pilihan metoda akuntansi berpengaruh terhadap praktik

manajemen laba di perusahaan perbankan Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Menemukan bukti empiris mengenai pengaruh motivasi manajemen laba

(rencana bonus, debt covenant, dan biaya politik) terhadap praktik

manajemen laba di perusahaan perbankan Indonesia.

2. Menemukan bukti empiris mengenai strategi pilihan metoda akuntansi

terhadap praktik manajemen laba di perusahaan perbankan Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

(24)

commit to user

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu referensi bagi

pengembangan penelitian selanjutnya, khususnya yang terkait dengan

praktik manajemen laba yang dilakukan perusahaan perbankan.

2. Implikasi Praktis

a. Pihak regulator dan organisasi independen

Bagi IAI, penelitian ini diharapkan dapat membuat suatu pedoman

pengungkapan informasi tentang akuntansi akrual yang lebih

akomodatif di Indonesia sehingga IAI dapat langsung mengupayakan

penyempitan ruang bagi manajemen agar tidak melakukan manajemen

laba oportunis yang merugikan perusahaan maupun pihak-pihak yang

berkepentingan dengan perusahaan (stakeholder). Selain itu, penelitian

ini diharapkan juga dapat digunakan dalam membuat pembatasan

pemilihan metoda akuntansi dengan harapab meminimalkan terjadinya

manajemen laba dalam perusahaan.

Bagi BAPEPAM sebagai pengawas perdagangan saham di

pasar modal Indonesia, diharapkan untuk lebih menerbitkan

aturan-aturan mengenai pengungkapan informasi serta lebih memperketat

praktik penyampaian informasi oleh manajemen kepada masyarakat,

sehingga diharapkan asimetri informasi antara manajer dan pemegang

saham dapat lebih kecil. Hal ini perlu dilakukan mengingat sampai saat

ini masih banyak perusahaan yang belum melaksanakan aturan

penyampaian informasi akuntansi secara sungguh-sungguh khususnya

(25)

commit to user

Adanya manajemen laba yang dilakukan oleh manajer bank

umum dalam menyusun laporan keuangan mengindikasikan bahwa

Bank Indonesia perlu berhati-hati dalam menginterpretasikan

informasi laporan keuangan bank umum. Informasi hasil penelitian ini

juga sebagai pertimbangan dalam menyusun regulasi yang berkaitan

dengan kebijakan perbankan.

b. Pihak investor, kreditor, dan pengelola pasar modal

Bagi investor dan kreditor, hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai dasar masukan dan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan investasi saham, terutama dalam menilai

kualitas laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Bagi pengelola

pasar modal, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

masukan dan pertimbangan mengenai sejauh mana motivasi dan

strategi manajemen laba itu mempengaruhi praktik manajemen laba

sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk mendorong

perusahaan agar menyajikan informasi yang lebih berkualitas bagi

pihak luar.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi penelitian ini, sistematika penulisan yang

digunakan terdiri dari lima bab, dan masing-masing bab tersebut dapat diuraikan

(26)

commit to user BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Bab ini membahas landasan teori yang diantaranya berupa tinjauan

pustaka, penelitian terdahulu yang dikembangkan ke hipotesis,dan

kerangka pemikiran.

BAB III : METODA PENELITIAN

Bab ini membahas tentang desain penelitian; populasi, sampel, dan

teknik pengambilan sampel; pengukuran variabel; instrumen

penelitian; sumber data; metoda pengumpulan data; serta metoda

analisis data.

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang data yang digunakan, pengolahan data

tersebut dengan alat analisis yang diperlukan, dan hasil dari

analisis data.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data

yang telah dilakukan, keterbatasan penelitian, implikasi penelitian,

dan saran-saran yang diajukan dari hasil penelitian, dan

(27)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Setelah membahas pendahuluan di Bab I. Pada Bab II ini akan

menjelaskan mengenai landasan teori, kerangka pemikiran, serta penelitian

terdahulu dan pengembangan hipotesis dalam penelitian ini.

A. Landasan Teori

Menurut PSAK No. 31, bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai

perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki

kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit

unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan memberikan suatu pengertian bahwa

bank sebagai suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Bank pada dasarnya merupakan perusahaan jasa yang menyangkut bidang

keuangan yang dalam kegiatan pokoknya memiliki tiga fungsi, yaitu:

1. Menerima penyimpanan dana masyarakat dari berbagai bentuk.

2. Menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit pada masyarakat yang

memerlukan.

3. Melaksanakan berbagai jasa yang diperlukan masyarakat dalam kegiatan

perdagangan dan pembayaran dalam negeri maupun luar negeri, serta

(28)

commit to user

Perhatian mengenai manajemen laba cukup menarik untuk dibahas,

terbukti dengan banyak dilakukannya penelitian mengenai praktik manajemen

laba. Penelitian ini membahas kaitan antara motivasi dan strategi dengan praktik

manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan. Berikut ini akan dibahas

mengenai hal-hal dan variabel yang berkaitan dengan penelitian:

1. Praktik Manajemen Laba

Fischer dan Rosenzweig (1995) mendefinisikan manajemen laba

sebagai tindakan seorang manajer dengan menyajikan laporan yang

menaikan (menurunkan) laba periode berjalan dari unit usaha yang

menjadi tanggung jawabnya tanpa menimbulkan kenaikan (penurunan)

profitabilitas ekonomi unit tersebut dalam jangka panjang. Healy dan

Wahlen (1999) menyatakan bahwa manajemen laba timbul ketika manajer

menggunakan judgment dalam pelaporan keuangan dan dalam

strukturisasi transaksi untuk mempengaruhi laporan keuangan dan juga

mengelabui stakeholder terkait dengan kinerja ekonomik perusahaan atau

untuk mempengaruhi hasil kontrak yang bergantung pada angka akuntansi.

Definisi manajemen laba mengandung beberapa aspek (Healy dan

Wahlen, 1999). Pertama, intervensi manajemen laba terhadap pelaporan

keuangan dapat dilakukan dengan penggunaan judgment, misalnya

judgment yang dibutuhkan dalam mengestimasi sejumlah peristiwa

ekonomi di masa depan untuk ditunjukan dalam laporan keuangan, seperti

perkiraan umur ekonomis dan nilai residu aktiva tetap, tanggung jawab

untuk pensiun, pajak yang ditangguhkan, kerugian piutang dan penurunan

(29)

commit to user

seperti metoda penyusutan dan metoda biaya. Kedua, tujuan manajemen

laba untuk menyesatkan stakeholders mengenai kinerja ekonomi

perusahaan. Hal ini muncul ketika manajemen memiliki akses terhadap

informasi yang tidak dapat diakses oleh pihak luar.

Manajer dapat melakukan manajemen laba karena adanya beberapa

peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan, antara lain:

a. Manajemen akrual

Hal ini dikaitkan dengan segala aktivitas yang dapat

mempengaruhi aliran kas, juga keuntungan yang secara pribadi

merupakan wewenang dari para manajer. Contohnya yaitu dengan

mempercepat atau menunda pengakuan akan pendapatan (revenues),

menganggap sebagai ongkos (beban biaya) atau menganggap sebagai

suatu tambahan investasi atas suatu biaya (amortize or capitalizeof an

investment) (misalnya biaya perawatan aktiva tidak lancar, kerugian

atau keuntungan atas penjualan aktiva), dan perkiraan-perkiraan

akuntansi lainnya seperti misalnya beban piutang ragu-ragu, dan

perubahan perubahan metoda akuntansi (Gumanti, 2000).

b. Penerapan kebijaksanaan akuntansi yang wajib

Hal ini berkaitan dengan keputusan manajer untuk menerapkan

suatu kebijaksanaan akuntansi yang wajib diterapkan oleh perusahaan,

yaitu antara menerapkannya lebih awal dari waktu yang ditetapkan

atau menundanya sampai saat berlakunya kebijaksanaan tersebut. Di

banyak negara, biasanya untuk suatu kebijaksanaan akuntansi baru

(30)

commit to user

(governing accounting bodies) memberikan kesempatan kepada

perusahaan untuk dapat menerapkannya lebih awal dari waktu

berlakunya. Para manajer tentu saja akan memilih menerapkan suatu

kebijaksanaan akuntansi yang baru bila dengan penerapan tersebut

akan dapat mempengaruhi baik aliran kas maupun keuntungan

perusahaan (Gumanti, 2000).

c. Perubahan akuntansi secara sukarela

Hal ini berkaitan dengan upaya manajer untuk mengganti atau

mengubah suatu metoda akuntansi tertentu di antara sekian banyak

metoda yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan

akuntansi yang ada (generallly accepted accounting principles =

GAAP). Contoh untuk hal ini adalah dengan mengubah metoda

penyusutan aktiva dari metoda garis lurus (stright-line) ke metoda

penyusutan yang dipercepat (accelerated) atau sebaliknya dan

pengakuan atas biaya produksi yaitu antara menggunakan metoda

biaya penuh (absorption atau full costing) atau biaya langsung/variabel

(variable atau directcosting) (Gumanti, 2000).

Istilah manajemen laba menimbulkan pro dan kontra apakah

merupakan baik atau jelek. Namun, kejatuhan Enron, Worldcom dan

perusahaan-perusahaan besar milik Amerika menyebabkan Arthur Levitt,

Jr, Ketua Securities Exchange Commision (SEC), mengecam perusahaan,

para analis, dan auditor tentang praktik manajemen laba yang tidak sesuai

dengan prosedur bisnis yang sehat. Arthur Levitt, Jr mengatakan bahwa

(31)

commit to user

a. Big Bath Restructuring Charges

Pola ini terjadi pada saat perusahaan melakukan reorganisasi

dengan cara melaporkan kerugian yang lebih besar dengan tujuan

meningkatkan laba di masa mendatang.

b. Creative Acquisition Accounting

Metoda dalam akuisisi yang menghapuskan biaya riset dan

biaya investasi lain yang masih dalam proses untuk mengurangi beban

amortisasi untuk mendongkrak laba di masa mendatang.

c. Miscellaneous “Cookie Jar” Reserves

Metoda klasik di mana manajemen memperbesar cadangan di

masa "booming" kemudian digunakan untuk meratakan laba pada saat

perusahaan mengalami kerugian di masa-masa sulit.

d. Abuse of Materiality

Penyesuaian tanpa didukung dengan dokumen lengkap sering

diabaikan oleh auditor karena jumlahnya tidak material. Walaupun

jumlahnya tidak material, tetapi penyesuaian ini akan membantu

perusahaan (jika jumlah jenis transaksi cukup banyak).

e. Revenue Recognition

Metoda ini juga klasik di mana perusahaan ingin mengakui

laba lebih besar dengan cara mengakui pendapatan di masa mendatang

sebagai pendapatan periode berjalan atau memindahkan biaya periode

berjalan ke periode di masa mendatang. Jika menginginkan laba lebih

(32)

commit to user

Manajemen laba bukanlah suatu hal merugikan selama dilakukan

dalam koridor-koridor peluang karena manajemen laba tidak selalu

diartikan dengan proses manipulasi laporan keuangan karena terdapatnya

beberapa pilihan metoda yang dapat digunakan dan bukan sebagai suatu

larangan. Manajer melakukan praktik manajemen laba untuk mengatur

kondisi perusahaan dan sebagai usaha untuk mempengaruhi pihak-pihak

yang berkepentingan dengan laporan keuangan. Pola manajemen laba

menurut Scott (2000) dalam Rahmawati (2006) dapat dilakukan dengan

cara:

a. Taking a Bath

Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan

CEO baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan

ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa datang.

b. Income Minimization

Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat

profitabilitas yang tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang

diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba

periode sebelumnya.

c. Income Maximization

Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income

maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi

untuk tujuan bonus yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh

(33)

commit to user

d. Income Smoothing

Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang

dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar

karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.

2. Motivasi Manajemen Laba

Perilaku manajemen laba dapat dijelaskan melalui Positive

Accounting Theory (PAT) dan Agency Theory. Tiga hipotesis PAT yang

dapat dijadikan dasar pemahaman tindakan manajemen laba yang

dirumuskan Watts and Zimmerman (1986:257-262) yang ditegaskan

kembali oleh Scott (2003:276-278) dalam Tarjo (2008), yaitu:

a. Rencana Bonus (The Bonus Plan Hypothesis)

Bonus dapat menjadi alat motivasi yang baik, bahkan bagi

karyawan dari sebuah bisnis yang berukuran sangat kecil. Di samping

gaji, manajemen diberi bonus karena beberapa alasan, yaitu:

1) Bonus dapat meningkatkan kinerja manajemen.

2) Bonus merupakan sarana untuk menjaga agar manajer yang baik

tidak pindah ke perusahaan lain.

3) Manajemen dapat mengatur dan menentukan kompensasinya

sendiri.

Motivasi bonus merupakan dorongan manajer perusahaan

dalam melaporkan laba yang diperolehnya untuk memperoleh bonus

yang dihitung atas dasar laba tersebut. Jika besarnya bonus tergantung

(34)

commit to user

dengan meningkatkan laba setinggi mungkin. Misalkan, manajer

memilih metoda penyusutan garis lurus dan bukannya penyusutan

berganda karena metoda penyusutan garis lurus menghasilkan biaya

penyusutan yang lebih rendah dan laba yang tinggi pada masa awal

penyusutan. Dengan demikian, diperkirakan bahwa manajer dari

perusahaan yang mempunyai paket bonus akan cenderung memilih

prosedur akuntansi yang memingkatkan laba tahun berjalan. Alasanya

adalah tindakan seperti itu mungkin akan meningkatkan persentase

nilai bonus jika tidak ada penyesuaian untuk metoda yang dipilih.

Hipotesis rencana bonus ini menyatakan bahwa manajer pada

perusahaan dengan bonus plan cenderung untuk menggunakan metoda

akuntansi yang akan meningkatkan income saat ini. Manajer

perusahaan dengan perusahaan yang memiliki rencana pemberian

bonus akan lebih memilih metoda akuntansi yang dapat menggeser

laba dari masa depan ke masa kini, sehingga dapat menaikkan laba saat

ini. Hal ini dikarenakan manajer lebih menyukai pemberian upah yang

lebih tinggi untuk masa kini.

Dalam kontrak bonus dikenal dua istilah yaitu bogey (tingkat

laba terendah untuk mendapatkan bonus) dan cap (tingkat laba

tertinggi). Jika laba berada di bawah bogey, maka tidak ada bonus

yang diperoleh manajer, sedangkan jika laba berada di atas cap,

manajer tidak akan mendapat bonus tambahan. Jika laba bersih berada

di bawah bogey, manajer cenderung memperkecil laba dengan harapan

(35)

commit to user

jika laba berada di atas cap. Jadi, manajer akan berusaha menaikkan

laba bersih perusahaan hanya jika laba bersih berada di antara bogey

dan cap.

b. Debt Covenant (The Debt Covenant Hypothesis)

Debt covenant atau perjanjian utang adalah perjanjian untuk

melindungi kreditor dari risiko kegagalan pembayaran utang, seperti

ekuitas yang menurun tajam di bawah tingkat yang ditentukan. Dengan

kata lain, debt covenant berkaitan dengan syarat-syaratyang harus

dipenuhi perusahaan di dalam perjanjian utang. Janes (2006)

menyatakan bahwa debt covenant merupakan suatu mekanisme yang

digunakan lenders untuk melihat kesehatan keuangan peminjam utang

sehingga masalah finansial dapat diketahui sebelum pembayaran

pinjaman kembali berisiko.

Hipotesis debt covenant ini menyebutkan bahwa pada

perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity besar, manajer

perusahaan tersebut cenderung menggunakan metoda akuntansi yang

akan meningkatkan pendapatan maupun laba. Manajer dalam

menyikapi adanya pelanggaran atas perjanjian hutang yang telah jatuh

tempo, akan berupaya menghindarinya dengan memilih kebijakan

akuntansi yang menguntungkan dirinya.

Motivasi kontrak muncul karena perjanjian antara manajer dan

pemilik perusahaan berbasis pada kompensasi manajerial dan

(36)

commit to user

perusahaan, yang ekuivalen dengan semakin dekatnya (yaitu semakin

ketat) perusahaan terhadap kendala-kendala dalam perjanjian utang

dan semakin besar probabilitas pelanggaran perjanjian, semakin

mungkin manajer untuk menggunakan metoda-metoda akuntansi yang

meningkatkan income.

Sebagian besar perjanjian utang mempunyai syarat-syarat yang

harus dipenuhi oleh peminjam selama masa perjanjian. Pada umumnya

perusahaan peminjam berjanji untuk mempertahankan rasio-rasio

akuntansi seperti rasio utang terhadap modal, cakupan bunga, dan

modal kerja pada tingkatan tertentu. Jika perjanjian tersebut dilanggar,

maka perusahaan akan dikenakan sanksi seperti pembatasan atas

pembayaran dividen atau penambahan utang. Pada intinya, sanksi

tersebut akan membatasi tindakan manajer dalam mengelola

perusahaannya. Karena laba yang tinggi pada umumnya akan

mengurangi kemungkinan terjadinya pelanggaran syarat perjanjian,

maka untuk menghindari terjadinya pelanggaran, manajer akan

cenderung memilih kebijakan akuntansi yang meningkatkan laba.

Kecenderungan ini akan semakin meningkat dengan meningkatnya

kemungkinan perusahaan melanggar syarat perjanjian.

c. Biaya Politik (Political Cost Hypothesis)

Motivasi biaya politik merupakan motivasi manajemen dalam

menyiasati berbagai regulasi pemerintah. Perusahaan yang terbukti

(37)

commit to user

monopoli, manajernya melakukan manipulasi laba dengan

menurunkan laba yang dilaporkan.

Hipotesis biaya politik inimenyatakan bahwa pada perusahaan

yang besar yang memiliki biaya politik tinggi, manajer akan lebih

memilih metoda akuntansi yang menangguhkan laba yang dilaporkan

dari periode sekarang ke periode masa mendatang sehingga dapat

memperkecil laba yang dilaporkan. Biaya politik muncul dikarenakan

profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat menarik perhatian media

dan konsumen.

Perusahaan-perusahaan besar dengan tingkat laba yang tinggi

biasanya mendapat perhatian luas dari kalangan konsumen, media,

maupun pemerintah. Apabila laba yang dihasilkan dianggap terlalu

tinggi, maka pemerintah dapat mengeluarkan peraturan perpajakan

yang menetapkan tambahan pajak untuk perusahaan-perusahaan

tersebut. Untuk mengurangi kemungkinan dijadikan target pemerintah,

maka perusahaan-perusahaan besar akan cenderung memilih kebijakan

akuntansi yang cenderung mengurangi laba.

Walaupun manajer tidak dapat melakukan perubahan metoda

akuntansi secara sering, mereka dapat melakukan dengan bentuk bentuk

perubahan akuntansi lain yang berbeda baik secara individu maupun

bersama sama untuk beberapa periode. Bukti empiris menunjukkan bahwa

perusahaan perusahaaan besar cenderung memilih metoda akuntansi yang

menurunkan keuntungan (biasanya berbasis pada political cost

(38)

commit to user

hutang cenderung untuk memilih metoda akuntansi yang meningkatkan

keuntungan (biasanya berbasis pada debt-equity hypothesis), dan manajer

yang bekerja di perusahaan yang menerapkan aturan bonus akan memilih

metoda akuntansi yang bisa meningkatkan keuntungan (biasanya berbasis

bonus-plan hypothesis) (Gumanti, 2000).

3. Strategi Manajemen Laba

Ada beberapa pihak yang berkepentingan dengan pengungkapan

laba yang secara garis besar dibagi dua yaitu pihak internal dan pihak

eksternal. Namun, semua pihak eksternal mempunyai kepentingan yang

berbeda-beda terhadap informasi laba:

a. Pihak investor

Laba akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan

apakah akan melakukan investasi atau tidak (dengan menghilangkan

pertimbangan tujuan tertentu yang ingin dicapai seperti ingin

menguasai karena mempunyai hubungan lini aktivitas perusahaan

sebelumnya). Untuk kepentingan ini, manajer cenderung berusaha agar

laba lebih tinggi.

b. Pemilik perusahaan

Pemilik berkepentingan untuk mengetahui sejauh mana kinerja

manajer dalam mengelolah perusahaan dan sebagai dasar untuk

melakukan seberapa besar imbalan (dividen) yang akan diperoleh.

Pada kondisi ini manajemen akan dihadapkan dengan dua kondisi,

(39)

commit to user

rendah akan memperkecil arus kas yang harus dikeluarkan untuk

pembayaran dividen. Namun, kecenderungan manajer memilih untuk

kinerja dinilai lebih baik dibanding mempertimbangkan kas yang harus

dikeluarkan.

c. Pihak kreditor

Sama dengan pertimbangan investor, kreditor akan menilai

seberapa besar peluang untuk memperoleh keuntungan. Untuk

kepentingan ini, manajer cenderung berusaha agar laba lebih tinggi.

d. Pemerintah

Pemerintah berkepentingan melalui seberapa besar pajak yang

dapat diperoleh dari suatu perusahaan. Pada keadaan ini manajer

cenderung berusaha laba tidak terlalu besar.

Manajemen laba ada yang bersifat cosmetic (memanipulasi akrual

tanpa ada konsekuensi terhadap aliran kas) dan ada yang bersifat real

(melakukan manajemen terhadap aliran kas). Cosmetic earnings

management dilakukan dengan mengubah estimasi dan kebijakan

akuntansi yang menentukan accounting numbers, sedangkan real earnings

management dilakukan dengan mengubah metoda akuntansi (seperti LIFO

yang dapat menghemat pajak) atau skedul transaksi yang dapat

berpengaruh pada aliran kas perusahaan.

Teknik dan pola manajemen laba menurut Setiawati dan Na’im

(2000) dalam Rahmawati (2006) dapat dilakukan dengan tiga teknik,

(40)

commit to user

a. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi

Cara manajemen mempengaruhi laba melalui judgment

(perkiraan) terhadap estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat

piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau

amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain.

b. Mengubah metoda akuntansi

Perubahan metoda akuntansi yang digunakan untuk mencatat

suatu transaksi contohnya mengubah metoda depresiasi aktiva tetap

dari metoda depresiasi angka tahun ke metoda depresiasi garis lurus.

c. Menggeser periode biaya atau pendapatan.

Contoh rekayasa periode biaya atau pendapatan antara lain

mempercepat/menunda pengeluaran untuk penelitian dan

pengembangan sampai pada periode akuntansi berikutnya,

mempercepat/menunda pengeluaran promosi sampai periode

berikutnya, mempercepat/menunda pengiriman produk ke pelanggan,

dan mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tidak terpakai.

B. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

Berikut ini merupakan penelitian terdahulu dan pengembangan hipotesis

yang dilakukan:

1. Motivasi Manajemen Laba

a. Rencana Bonus dan Manajemen Laba

Penelitian Healy (1985) yang meneliti penghargaan eksekutif

(41)

commit to user

yang dapat meningkatkan kompensasi bagi manajemen. Hasil empiris

penelitiannya menyatakan bahwa jenis kontrak bonus menyediakan

karakteristik yang lebih lengkap dari pengaruh insentif akuntansi.

Kebijakan akrual manajer berhubungan dengan insentif kontrak bonus

manajemen dan perubahan prosedur akuntansi oleh manajer

dihubungkan dengan modifikasi rencana bonus manajemen.

Anderson dan Dekker (2007) yang meneliti pengaruh kinerja

dan tujuan dari pengenalan insentif rencana bonus berdasarkan tujuan

kinerja menemukan bukti yang konsisten dengan pengenalan rencana

bonus berdasarkan kinerja dengan tujuan yang dinegosiasikan yang

dikaitkan dengan penurunan tujuan. Dengan kata lain, pengukuran

kinerja yang berbeda dan tujuan kinerja dapat menipiskan keuntungan

ketika manajer memiliki insentif untuk menciptakan usaha dalam

negosiasi tujuan atau sebagai pengganti dalam meningkatkan kinerja.

Dari uraian di atas, hipotesis pada penelitian ini adalah:

H1 : Rencana bonus berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.

b. Debt Covenant dan Manajemen Laba

Dalam penelitian Beneish et al. (2001) mengenai hubungan

insentif untuk mencegah kegagalan debt covenant dan insider trading,

telah diteliti apakah tindakan manajerial berguna dalam menentukan

adanya manajemen laba dan memperkirakan apakah perubahan

kontrak spesifik dalam perjanjian utang yang dinegosiasikan kembali

(42)

commit to user

akrual yang meningkatkan laba dan akrual yang tidak diperkirakan

hanya terjadi dalam perusahaan yang manajernya menggunakan

penjualan abnormal insider dan dengan melakukan manajemen laba

untuk menghindari kegagalan, manajer menjual equity-contingent

wealth pada harga yang lebih tinggi sehingga manajemen laba sudah

menjadi hal yang lazim bagi manajer yang terlibat dalam penjualan

abnormal.

Dichev dan Skinner (2001) yang meneliti bukti mengenai

hipotesis debt covenant menemukan bahwa private lenders

menggunakan debt covenant sebagai “trip wires” untuk peminjam

utang, yaitu private debt covenants diatur dengan ketat sehingga

pelanggaran teknik relatif sering terjadi sekitar 30% dari keseluruhan

pinjaman, tetapi bagi banyak perusahaan, pelanggaran ini tidak

dihubungkan dengan financial distress. Jadi, secara umum debt

covenant diatur relatif ketat dalam persetujuan private lending.

Bradley dan Roberts (2004), yang meneliti struktur covenant

dari perjanjian pinjaman perusahaan, mengemukakan bahwa

perusahaan yang memilih untuk menerbitkan utang secara privat

cenderung lebih sedikit daripada perusahaan yang menerbitkan utang

secara publik. Hal ini menyebabkan perusahaan memiliki peluang

berkembang yang lebih besar, memiliki utang jangka panjang dan

aktiva riil yang sedikit, serta lebih mudah untuk mengubah aliran kas

(43)

commit to user

Penelitian Janes (2006) mengenai akrual sebagai penentu

keketatan debt covenant telah menganalisis penggunaan informasi

akrual oleh commercial lenders dalam pengaturan debt covenant. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa hubungan antara keketatan akrual

dan debt covenant mengindikasikan bahwa lenders tidak menggunakan

informasi akrual dalam pengaturan debt covenant. Perusahaan dengan

akrual yang sangat rendah memiliki current ratio debt covenant yang

lebih dibatasi.

Chava dan Roberts (2007), yang meneliti debt covenant dan

transfer hak pengendalian melalui pembiayaan yang mempengaruhi

investasi perusahaan, menemukan bahwa penurunan tajam dari

investasi modal akan diikuti dengan pelanggaran financial covenant

ketika kreditor menggunakan ancaman dari percepatan pinjaman untuk

menghalangi manajemen. Dengan demikian, penurunan investasi

dipusatkan dalam situasi di mana masalah keagenan dan informasi

relatif menjadi lebih sulit.

Herawati dan Baridwan (2007) menemukan bahwa perusahaan

yang melanggar perjanjian utang melakukan praktik manajemen laba

yang menaikkan laba yang dilaporkan pada periode sebelum terjadi

pelanggaran dan perusahaan yang melanggar perjanjian utang dan

perusahaan kontrol sama-sama melakukan manajemen laba pada

periode sebelum dan saat terjadi pelanggaran perjanjian utang.

(44)

commit to user

berpengaruh terhadap praktik manajemen laba di Indonesia. Dari

uraian di atas, hipotesis pada penelitian ini adalah:

H2 : Debt covenant berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.

c. Biaya Politik dan Manajemen Laba

Han dan Wang (1998) yang meneliti biaya politik dan

manajemen laba di perusahaan perminyakan selama krisis Gulf Persia

menyatakan bahwa perusahaan perminyakan mendapat laba selama

krisis dengan menggunakan akrual untuk mengurangi laba yang

dilaporkan. Hal ini berarti keuntungan pengungkapan good news lebih

awal (misalnya meningkatkan laba) telah dipengaruhi oleh biaya

politik yang dihubungkan dengan time releases informasi.

Dalam penelitian AllNajjar dan Riahi-Belkaoui (2001)

mengenai hubungan tingkat pengaturan kesempatan investasi dan

pilihan akuntansi manajer dalam perusahaan multinasional, ditemukan

bahwa tingkat pengaturan peluang investasi sebagai ukuran peluang

untuk berkembang mempengaruhi net income dan net worth serta

biaya dan risiko politik. Hal ini akan memberikan insentif bagi

manajemen untuk mengurangi biaya dan risiko politik yang

dihubungkan dengan pengaturan peluang investasi yang tinggi dengan

menggunakan akrual yang dapat menurunkan laba. Dengan kata lain,

manajemen perusahaan dengan tingkat pengaturan peluang investasi

yang tinggi akan membuat pilihan akuntansi untuk mengurangi laba

(45)

commit to user

Dalam penelitian Beekes (2003), ditemukan bahwa peraturan

yang dibuat pemerintah memiliki pengaruh terhadap keputusan

pelaporan keuangan perusahaan sektor air dan listrik di Inggris dan

Wales, yaitu ditemukan adanya bukti manajemen laba dalam tinjauan

harga di kedua sektor tersebut. Garrod et al. (2007) yang meneliti

insentif ekonomi yang bersubjek pada biaya politik yang berpengaruh

terhadap pilihan akuntansi, menemukan bahwa laba yang diatur

perusahaan akan menurunkan pajak perusahaan periode berjalan tetapi

tidak seluruhnya tereliminasi. Hal ini dikarenakan eliminasi pajak

terkendala oleh biaya politik yang dihasilkan dari audit pajak yang

meningkat. Manajemen laba terjadi pada tingkat laba operasi, tetapi

transaksi ekonomi riil tidak diatur karena hal ini akan mengurangi nilai

perusahaan dan kesejahteraan pemilik dan manajer secara langsung.

Penelitian Achmad et al. (2007) juga mengindikasikan bahwa

peningkatan motivasi biaya politik akan meningkatkan praktik

manajemen laba.

Wilson dan Shailer (2007), yang meneliti manipulasi akuntansi

dan biaya politik di Tooth & Co Ltd, menemukan bahwa praktik

perataan laba di Tooth dan understatements dirasa penting oleh

manajemen dalam membenarkan kebijakan dividen di mana systematic

understatements dari laba yang dilaporkan digunakan untuk mencegah

biaya politik potensial yang dihubungkan dengan profitabilitas dan

dominan pasar yang tinggi. Peningkatan yang relatif signifikan terlihat

(46)

commit to user

motivasi biaya politik terjadi secara bersamaan. Dari uraian di atas,

hipotesis pada penelitian ini adalah:

H3 : Biaya politik berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.

2. Strategi Manajemen Laba

Salah satu strategi dalam manajemen laba adalah strategi pemilihan

metoda akuntansi. Penelitian Healy (1985) memaparkan bukti-bukti

empiris tentang keberadaan fenomena manajemen laba. Healy

memprediksi bahwa manajer akan bersikap oportunis untuk mengatur laba

bersih dengan tujuan memaksimalkan bonus mereka. Jika laba bersih

rendah, di bawah laba bersih yang ditentukan untuk mendapatkan bonus,

maka manajer akan terdorong untuk mengecilkan laba serendah mungkin

dengan memilih kebijakan akuntansi yang dapat mengurangi jumlah laba

bersih dengan maksud pada tahun berikutnya laba bersih dapat meningkat

sehingga mencapai laba bersih yang dapat mendatangkan bonus. Hal yang

sama juga terdorong untuk memilih kebijakan dan prosedur akuntansi

yang dapat mengurangi laba bersih karena laba bersih di atas laba yang

ditentukan akan kehilangan bonus permanen atas laba bersih.

Penelitian Neill et al. (1995) yang menggunakan sampel 2.609

perusahaan yang melakukan IPO (initial publicoffering) pada tahun 1975

sampai 1984 menunjukan bahwa sebagian perusahaan memilih metoda

akuntansi yang dapat mempertinggi pelaporan pendapatan dan nilai aset

untuk mempengaruhi penerimaan kas dari penawaran perdana dan terdapat

(47)

commit to user

digunakan perusahaan dengan besarnya pendapatan yang akan diterima

pada saat pertama kali go public. Penelitian ini juga menunjukan bahwa

hasil pendapatan pada penawaran perdana perusahaan yang bebas

menggunakan metoda akuntansi lebih tinggi dibandingkan dengan yang

menggunakan metoda akuntansi konservatif.

Dalam penelitian Setiawati dan Na’im (1999), ditemukan bahwa

nilai discretionary accrual bank yang tidak mengalami penurunan skor

kesehatan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai discretionary accrual

bank yang tidak mengalami penurunan skor kesehatan. Temuan ini

mengindikasikan bahwa bank yang mengalami penurunan skor kesehatan

memilih kebijakan akrual yang dapat meningkatkan laba. Bank termotivasi

untuk melakukan manajemen laba karena apabila skor kesehatan jelek

akan berakibat mendapat penilaian yang jelek oleh Bank Indonesia atau

bahkan dapat dilikuidasi.

Dalam penelitian Rahmawati et al. (2010) yang meneliti model

strategi manajemen laba pada perusahaan publik, ditemukan bahwa

strategi manajemen laba dengan pemilihan metoda akuntansi dan

pengaturan waktu transaksi mempengaruhi manajemen laba. Semakin

besar manajemen laba menggunakan strategi pemilihan metoda dan

pengaturan waktu transaksi, maka semakin besar pula manajemen laba

yang diproksikan dengan akrual kelolaan. Dari uraian di atas, hipotesis

pada penelitian ini adalah:

H4 : Strategi pilihan metoda akuntansi berpengaruh terhadap praktik

(48)

commit to user

C. Kerangka Pemikiran

Sesuai dengan telaah literatur yang telah dikemukakan di atas, dapat

dikembangkan suatu kerangka teoritis sebagai dasar penentuan hipotesis dalam

bentuk diagram skematik sebagai berikut:

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran

Motivasi Rencana Bonus

Motivasi Debt Covenant

Motivasi Biaya Politik

Strategi Pilihan Metoda Akuntansi

(49)

commit to user

BAB III

METODA PENELITIAN

Setelah membahas landasan teori dan pengembangan hipotesis di Bab II,

maka pada Bab III akan menjelaskan mengenai desain penelitian, populasi,

sampel, dan teknik sampling, jenis dan sumber data, pengukuran variabel, dan

metoda analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini didesain untuk melihat pengaruh motivasi dan strategi

terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan perbankan Indonesia.

Berdasarkan dimensi dan urutan waktu, penelitian ini bersifat cross-sectional dan

time series atau disebut data panel(data pooled) karena selain mengambil sampel

waktu dan kejadian pada suatu waktu tertentu juga mengambil sampel berdasar

urutan waktu.

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan

yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah perusahaan yang tergolong ke dalam industri perbankan yang

memiliki kriteria tertentu.

Periode penelitian mencakup tahun 2004-2008. Hal ini dilakukan karena

pada tahun tersebut kondisi perusahaan perbankan di indonesia secara umum

(50)

commit to user

purposive sampling di mana pengambilan perusahaan sampel dilakukan

berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan perbankan yang sudah go public atau terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama periode 2004-2008.

2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan secara lengkap

yang terdiri dari laporan neraca, laporan laba rugi, serta laporan arus kas,

dan memiliki saldo ekuitas bernilai positif.

3. Perusahaan sampel tersebut menggunakan tahun buku yang berakhir pada

tanggal 31 Desember dan rupiah (Rp) sebagai mata uang pelaporan.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

laporan keuangan tahunan periode 2004-2008 yang diterbitkan oleh perusahaan

perbankan go public. Data penelitian diperoleh dari Indonesia Capital Market

Directory (ICMD), dari Direktori Perbankan Indonesia, www.idx.co.id, serta dari

situs masing-masing perusahaan sampel.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam

variabel, yaitu empat item variabel independen dan satu item variabel dependen.

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Motivasi Manajemen Laba

(51)

commit to user

1) Rencana bonus, diukur sebagai rasio jumlah kompensasi yang

diterima direksi dan komisaris terhadap total ekuitas.

2) Debt covenant, diukur sebagai rasio total utang terhadap total

aktiva.

3) Biaya politik, dicerminkan dari ukuran perusahaan, yang diukur

sebagai logaritma dari total aktiva.

b. Strategi Manajemen Laba

Strategi manajemen laba diukur berdasarkan skala interval

penggunaan metoda akuntansi, yang mengadopsi model Zmijewski &

Hagerman (1981) dalam Achmad et al. (2007) dengan menggunakan

variavel Dummy. Pilihan metoda akuntansi yang diukur adalah metoda

penyusutan aktiva tetap. Setiap pilihan metoda akuntansi diberikan

skor. Skor 0 untuk semua pilihan metoda yang menaikkan laba

(metoda penyusutan garis lurus). Skor 1 untuk semua pilihan metoda

yang menurunkan laba (metoda penyusutan saldo berganda).

2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah praktik manajemen

laba. Manajemen laba adalah suatu kondisi di mana manajemen

melakukan intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi

pihak eksternal sehingga dapat meratakan, menaikan, dan menurunkan

pelaporan laba. Manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan

(52)

commit to user

sengaja untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi (Schipper, 1989)

dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007).

Manajemen dapat menggunakan kelonggaran penggunaan metoda

akuntansi, membuat kebijakan-kebijakan (discreationary) yang dapat

mempercepat atau menunda biaya-biaya dan pendapatan, agar laba

perusahaan lebih kecil atau lebih besar sesuai dengan yang diharapkan.

Manajemen laba diproksikan oleh akrual kelolaan yang dideteksi dengan

model akrual khusus Beaver dan Engel (1996). Model tersebut dituliskan

sebagai berikut: it it it it it

it

CO

LOAN

NPA

NPA

NDA

=

b

0

+

b

1

+

b

2

+

b

3

+

b

4

D

+1

+

e

Di mana :

CO

it : loan charge offs (pinjaman yang dihapusbukukan)

LOAN

it : loans outstanding (pinjaman yang beredar)

NPA

it : non performing assets (aktiva produktif yang bermasalah),

terdiri dari aktiva produktif yang berdasarkan tingkat

kolektibilitasnya digolongkan menjadi (a) kurang lancar, (b)

diragukan, dan (c) macet.

ΔNPAit+1 : selisih non performing assets t+1 dengan non performing

assets t

NDA

it : akrual non kelolaan

Sesuai dengan definisinya bahwa:

it it

it

NDA

DA

(53)

commit to user Di mana:

DA

it adalah akrual kelolaan, TAit adalah total akrual, dan NDAit adalah

akrual non kelolaan, maka:

it it it

it it

it

CO

LOAN

NPA

NPA

z

TA

=

b

0

+

b

1

+

b

2

+

b

3

+

b

4

D

+

Di mana

z

it

=

DA

it

+

e

it

Untuk menentukan akrual total dengan menggunakan model Beaver dan

Engel (1996) ini, digunakan total saldo penyisihan penghapusan aktiva

produktif (PPAP). Dalam penentuan koefisien manajemen laba tersebut,

semua variabel dideflasi terlebih dahulu dengan nilai buku ekuitas dan

cadangan kerugian pinjaman.

E. Metoda Analisis Data

Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi

berganda dengan memakai program SPSS release 16.0. Tahapan pokok yang

dilakukan untuk menganalisis data, antara lain:

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk memastikan bahwa hasil

penelitian adalah valid dengan data yang digunakan secara teori adalah

tidak bias, konsisten, dan penaksiran koefisien regresinya efisien.

Pengujian asumsi klasik terdiri dari beberapa macam pengujian sebagai

berikut:

a. Uji multikolinieritas

Uji multikolinieritas merupakan uji yang dilakukan dengan

(54)

commit to user

independen (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terdapat korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi

antarvariabel independen maka dikatakan terjadi problem

multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas

dalam model regresi, peneliti akan melihat nilai tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF) dengan alat bantu program SPSS 16.0.

Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang

terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai

tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF= 1/

tolerance). Nilai cutoff yang dipakai adalah nilai tolerance < 0.10 atau

sama dengan nilai VIF > 10. Jika tidak ada variabel independen yang

memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 dan tidak ada variabel

inde

Gambar

Tabel                                                                                                            Halaman
Gambar
Tabel IV.1
Tabel IV.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan telah menentukan faktor – faktor apa saja yang dapat memengaruhi penjualan piutang terhadap kas pada CV Sunda Jaya Elektronik yaitu, Jangka waktu kredit

Relaksasi genggam jari adalah sebuah teknik relaksasi yang sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh siapapun yang berhubungan dengan jari tangan serta aliran energi di

Rangkaian Pengatur Campuran berfungsi untuk mengatur efek campuran sehingga didapat lebar bidang stereo yang diinginkan, yaitu dari stereo normal dimana

 Grup Tanobel ini akan menggunakan dana dari private placement, sebesar Rp225 miliar untuk membayar pinjaman yang diperoleh dari BCA, senilai Rp20,3 miliar akan digunakan

St rukt ur organisasi inst ansi yang m enangani urusan bidang Cipt a Karya di Kabupat en.. M alaka saat ini melalui Dinas PU dan

4.12.3 Siswa dapat menyusun proses perkembangbiakan jagung melalui kegiatan membuat coretan bermakna sesuai dengan proses perkembangbiakan jagung (BHS) (HOTS) 3.15.3 Siswa

3) Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Kegiatan Penyelesaian prosedur, Penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Jika dibandingkan dengan

Kambing di Desa Surusunda Kec. Cilacap ”, Skripsi Program Studi Muamalat.. Berdasarkan penelitian relevan Yuliyanti dan Adilah Husniyati terdapat perbedaan dan