• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat kepuasan anggota koperasi mitra kerja bank syariah mandiri terhadap program BSM Implan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat kepuasan anggota koperasi mitra kerja bank syariah mandiri terhadap program BSM Implan"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

i

TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI MITRA KERJA BANK SYARIAH MANDIRI TERHADAP PROGRAM BSM IMPLAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Disusun oleh

Latu Perisa

NIM. 109046100075

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

catumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau

merupakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 26 Mei 2015

(5)

v ABSTRAK

Latu Perisa, 109046100075. Tingkat Kepuasan Anggota Koperasi Mitra Kerja Bank Syariah Mandiuri Terhadap Program BSM Implan. Starata 1 (S1) Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan anggota koperasi dengan mengambil 57 sampel responden peserta BSM Implan di Kota Jakarta Selatan dan uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda, dengan memakai tiga variabel independen (eksternal) yaitu variabel sosial ekonomi (X1), variabel informasi (X2), variabel agama (X3). Dan tingkat kepuasan anggota koperasi terhadap program BSM Implan sebagai variabel dependen (Y).

(6)

vi

begitu pula sebaliknya, jika responden semakin menjauhi agamanya maka keberkahanpun akan menjuah dari hidupnya.

Dari hasil uji keseluruhan variabel (Uji Parsial), dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling mempengaruhi respon terhadap program BSM Implan adalah variabel informasi (X2) dan hasilnya dapat dilihat di tabel Coefficients, Karena didalam variabel informasi tersebut responden dimintai responnya untuk menilai strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri baik dari segi pengenalan produk pertama kali ke calon peserta BSM Implan, kinerja pemasaran dari peran sampai pengaruhnya, hingga cara pemasaran program BSM Implan, hal ini dapat dilihat di hasil kuesioner yang telah diolah oleh aplikasi SPSS.

Pembimbing Skripsi : Muhammad Fahmi Ahmadi. M.Si

Referensi : Buku 40, Jurnal 9, Internet 8

Key words : Tingkat kepuasan , sosial ekonomi, Informasi, agama,

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang senantiasa

memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua. Selanjutnya

shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi dan Rasul kita

Muhammad SAW, kepada segenap Keluarga, Sahabat serta ummatnya sepanjang

zaman.

Dengan taufiq dan hidayah Allah SWT, penulis sangant bersyukur karena

telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tingkat Kepuasan Anggota Koperasi

Mitra Kerja Bank Syariah Mandiri Terhadap Program BSM Implan”.

Banyak rintangan dan ujian yang harus dilalui penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini. Namun niat yang kuat, kerja keras, keinginan untuk

tidak menyerah berbagai bantuan dan doa dari semua pihak, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph. D., Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Ah. Azharuddin Lathif M.Ag, MH., dan Bapak Abdurrauf, Lc,

(8)

viii

Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si., Dosen pembimbing yang

senantiasa membimbing dengan sabar dan meluangkan waktunya

untuk memberikan arahan dan saran-saran, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada

penulis semasa kuliah, semoga amal kebaikannya mendapat balasan di

sisi Allah SWT.

5. Untuk surga kecil yang penulis miliki, Mama Ating Budiarti dan

Bapak Agus Syaprudin S.Sos yang selalu berdoa untuk kesuksesan

hidup penulis, yang telah memberikan dukungan dan memenuhi semua

apa yang penulis butuhkan sampai sekarang. Semoga suatu saat nanti

penulis dapat menjadi anak yang membuat mereka bangga, mungkin

skripsi ini adalah langkah awal untuk memberikan kebahagiaan

tersebut. Juga untuk adik ku yang tersayang Lazuardi Noor yang telah

memberikan dukungan melalui senyuman kecil sehingga penulis

mempunyai semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Untuk para Karyawan, Perawat, dan Anggota Koperasi yang telah

banyak membantu penulis untuk meluangkan waktunya dalam mengisi

kuisioner sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga bantuan dan

(9)

ix

7. Kepada teman sejawat Agus Supriadi, Eko Ardiyanto, Muhammad

Murtadlo, M. Rizky Fitrianto, Muhammad Dermawan sepertinya

ucapan terima kasih pun terlihat sangat sederhana. Terima kasih sudah

memberikan banyak dukungan materil kepada penulis baik saat semasa

kuliah ataupun saat penulisan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan PS FB 2009 Apet, Agus, Baban, Dhanni,

Farhan, Boceng, Sabil, Dias, Adam, Intan, Rina Hanif, Romi, Nanda,

Husein, Riswan jereng, Irfan, Jefri dan seterusnya yang selalu berbagi

suka dan duka dalam mengikuti perkuliahan, semoga komunikasi kita

semua akan berjalan terus tak terputus sampai kapanpun.

9. Kepada sahabat-sahabat angkatan 2009 yang tidak bisa disebutkan satu

persatu terima kasih telah memberikan warna ketika masa-masa

perkulihan, ini baru awal bukan akhir dari perjalanan kita semua.

10.Untuk sahabat Seperjuangan Prayoga, Ardiansyah, Hary Jawa Restu

Hilmawan, Nizar, akhirnya kita harus menggapai apa yang kita

inginkan walaupun banyak yang harus dilalui.

11.Kepada wanita yang selalu menemani penulis yang selalu memberikan

dukungan dan semangat Messalia Susanti, terima kasih telah menjadi

bagian dari sebuah kisah perjalanan hidup penulis.

12.Kepada sahabat tercinta Priangga Kuswibowo, M. Anzhari Budiono,

M. Aldy Jablay, M. Abdul Razak, Ajikus, Aji lambe, Furqon Aldi,

Dimas Agung Prasetyo terima kasih atas dukungannya, ketika kita tua

(10)

x

13.Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa skripsi ini masih memiliki

banyak kekurangan.Namun, penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat

dan memberi kontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan juga

penelitian-penelitian yang selanjutnya, khususnya pada dunia Perbankan Syariah .

Jakarta, 26 Mei 2015

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….. ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA SIDANG ………. iii

LEMBAR PERNYATAAN ……….. iv

ABSTRAK ……… v

KATA PENGANTAR ………. vii

DAFTAR ISI ……… xi

DAFTAR LAMPIRAN ..………. xiv

DAFTAR TABEL ………... xv

DAFTAR GAMBAR ……….. xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Identifikasi Masalah………... 5

C. Pembatasan Masalah……….. 6

D. Rumusan Masalah ……… 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 6

F. Review Studi Terdahulu………. 8

G. Teknik Penulisan……… 9

H. Sistematika Penulisan………. 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Kualitas Pelayanan ………. 11

1. Pengertian Kualitas Pelayanan ………... 11

(12)

xii

3. Model Konseptual (SERVSQUAL) ……… 14

B. Kepuasan...………. 17

1. Definisi Kepuasan ………... 17

2. Faktor-faktor Pendorong Tingkat Kepuasan ………. 20

C. Bank Syariah Mandiri………. 24

D. Pembiayaan Implan…..………... 25

1. Pengertian ……… 25

2. Prosedur Pembiayaan Implan ………. 30

E. Koperasi………..……… 32

1. Pengertian Koperasi ……….... 32

2. Sumber Dana Koperasi ……… 36

F. Hipotesa……….. 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian.……… 39

B. Subjek Penelitian………...………... 39

C. Populasi dan Sampel Penelitian………..…………. 39

D. Sumber Data Penelitian…….……… 39

E. Tehnik Pengumpulan Data…..………... 41

F. Tehnik Pengolahan Data………... 42

G. Variabel Penelitian………. 43

H. Metode Analisis………. 44

(13)

xiii

B. Hasil Penjelasan Responden………. 55

C. Pembahasan………... 61

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……… 68

B. Saran……….. 69

DAFTAR PUSTAKA……… 71

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I (Hasil Uji Linear Berganda) ………. 72

Lampiran II (Frequencies) ……….. 74

Lampiran III (Hasil Uji Asumsi Klasik) ………. 76

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1.1 Review Studi Terdahulu ……… 8

Tabel 2.1.1 Persamaan Perbedaan BSM Implan dan BSM PKPA ……… 27

Tabel 2.1.2 Tujuan BSM Implan ……….. 28

Tabel 3.1.1 Uji Asumsi Klasik (Uji Multikolinieritas) ……… 48

Tabel 3.1.2 Uji Asumsi Klasik (Uji Autokorelasi) ……….. 50

Tabel 3.1.3 Uji Linear (Kaidah Realibilitas Guilfor) ……….. 46

Tabel 3.1.4 Uji Realibilitas ………. 47

Tabel 4.1.1 Analisis Regresi Berganda (Coefficients) ……… 61

Tabel 4.1.2 Koefisien Determinasi (Model Summary) ……… 63

Tabel 4.1.3 Uji Parsial (T-test) ……… 65

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.2.1 Mekanisme BSM Implan ……… 4

Gambar 2.2.1 Model Konseptual (SERVQUAL)..………. 15

Gambar 2.2.2 Konsep Kepuasan Pelanggan…… ……….. 19

Gambar 2.2.3 BSM Implan dan BSM PKPA ..………... 13

Gambar 3.2.1 Uji Asumsi Klasik (Uji Normalitas) ………... 47

Gambar 3.2.2 Uji Asumsi Klasik (Uji Heterokedaktistas) ……… 49

Gambar 4.2.1 Jenis Kelamin ………. 54

Gambar 4.2.2 Usia ………... 55

Gambar 4.2.3 Tingkat Sosial Ekonomi ……… 55

Gambar 4.2.4 Darimana Responden Mengetahui Program BSM Implan … 58 Gambar 4.2.5 Pernyataan Instrumen Agama Responden ……… 59

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan Islam pada saat ini telah menunjukkan kemajuan dan

perkembangan yang pesat di seluruh dunia, dan ijtihad telah menghasilkan banyak

fatwa dan produk untuk mendukung pertumbuhannya. Beberapa dari fatwa tersebut

digunakan untuk mengesahkan produk-produk perbankan Islam.1 Perkembangan

ekonomi Islam identik dengan berkembangnya lembaga keungan syariah. Salah satu

filosofi dasar ajaran Islam dalam kegiatan ekonomi dan bisnis, yaitu larangan untuk

berbuat curang dan dzalim. Semua transaksi yang dilakukan oleh semua muslim

haruslah berdasarkan prinsip rela sama rela (antaraddin minkum).

Perkembangan dunia perbankan Islam yang sangat kompleks dari tahun ke

tahun membuat bank-bank yang ada di Indonesia terus mengeluarkan produk-produk

yang inovatif. Mulai dari bank pemerintah sampai bank swasta telah membuat dan

mengemas produknya sedemikian rupa guna memenuhi kebutuhan dan memberikan

pelayanan yang sebaik-baiknya kepada para nasabahnya. Selain itu pangsa pasar di

Indonesia yang cukup besar membuat bank-bank bersaing agar dapat menambah

jumlah nasabah dan menghasilkan keuntungan. Pangsa pasar yang menjanjikan

1

(18)

2 dengan latar belakang meningkatnya jumlah masyarakat menengah di Indonesia

membuat persaingan yang ada di antara bank-bank menjadi semakin ketat.

Sesuai ketentuan umum dalam dunia perbankan di Indonesia, Bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.2 Secara umum tentang penyaluran dana

dalam perbankan yang menggunakan sistem konvensional adalah pemberian kredit,

sedangkan dalam perbankan syariah, penyaluran dana dilakukan dengan akad jual

beli dan bagi hasil.3

Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

bunga. Dengan kata lain, Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha

pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas

pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip

islam.4 Salah satu lembaga yang bergerak dibidang perbankan syariah adalah Bank

Syariah Mandiri. Produk-produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah sebagai

kegiatan finansial pada Bank Syariah Mandiri pada dasarnya dapat dibagi menjadi 3

bagian besar, yaitu : 5

2

Afril Guza, Himpunan Undang-Undang Perbankan Republik Indonesia UU RI NO. 21 TH. 2008, (Jakarta : Asa Mandiri, 2008).

3

Jail Mubarok, Perkembangan Fatwa MUI Syariah di Indonesia,( Bandung : Pustaka Bani Quraisy), h. 61

4

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 2005), h. 1

5

(19)

3 1. Produk Penghimpun Dana (Funding);

2. Produk Penyaluran Dana (Financing);

3. Produk Jasa (Service).

Menurut keterangan yang berhasil diperoleh dari situs milik Bank Syariah

Mandiri, Bank Syariah Mandiri mempunyai beberapa produk pembiayaan, salah

satunya adalah pembiayaan BSM Implan. Pengertian dari produk pembiayaan BSM

Implan adalah pembiayaan consumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank

kepada karyawan tetap perusahaan/koperasi karyawan yang pengajuannya dilakukan

secara massal (kelompok).6 Kelompok dalam hal ini adalah beberapa orang

karyawan/ anggota koperasi yang ingin mengikuti program implan tersebut. Program

BSM Implan itu mengakomodir keperluan pembiayaan anggota koperasi secara

kolektif melalui koperasi atau perusahaan sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis begitu juga peran koperasi

untuk melaksanakan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan

pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional

kearah peningkatan taraf hidup rakyat. Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi

“Perekonomian Indonesia disusun sebagai gerakan bersama atas azas kekeluargaan”.

Maksudnya dari isi kandungan pasal tersebut bermuara pada kemakmuran secara

kolektif bukan kemakmuran individu, yang dikedepankan adalah rasa tolong

menolong, bekerjasama yang berlandaskan pada hukum Indonesia. Koperasi juga

6

Artikel diakses pada tanggal 2 Januari 2014 dari

(20)

4 menjadi kunci pengentas kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja. Maksud

Sebagai dua lembaga yang memiliki tujuan ideal yang sama maka keduannya dapat

menjalin kerjasama sesuai kapasitas kinerja masing-masing.

Bank menjalin kerjasama dengan Koperasi sebagai pihak ke-tiga untuk

menyalurkan dana pinjaman yang berdasarkan Pancasila dan undang-undang 1945,

yang salah satunya dilakukan PT. Bank Syariah Mandiri dengan program pemberian

pinjaman yang bernama BSM IMPLAN tanpa agunan. Kerjasama ini didahului

dengan penandatanganan perjanjian kerjasama pembiayaan dan pemberian jaminan

yang berisi hak dan kewajiban bank dan koperasi. Secara tegas menyebutkan Kopkar

bertindak selaku penjamin dari fasilitas yang akan diterima anggotanya setelah

anggota menandatangani perjanjian kredit dengan bank.

Mekanisme BSM Implan Gambar 1.2.1

Sumber : Data Terolah

BSM Implan dimaksudkan sebagai suatu program pembiayaan kolektif yang

diberikan Bank Syariah Mandiri kepada perusahaan (Financial Outsourcing) untuk

meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Program BSM Implan juga menawarkan INSTANSI

(21)

5 beberapa penawaran kerjasama pemberian pinjaman angsuran (kredit) konsumer

lainnya seperti pinjaman angsuran (kredit) dalam kepemilikan rumah, pinjaman

angsuran multiguna dan lain-lain dengan perjanjian dan persyaratan khusus.

Target yang dicapai ini tidak lepas dari loyalitas atau kepuasan nasabah atau

anggota koperasi yang meminjam dari dana Implan Bank tersebut. Semakin besar

harapan yang terpenuhi dalam Dana Implan ini maka semakin puas nasabah atau

anggota koperasi. Kepuasan ini juga dipengaruhi dari keunggulan fasilitas yang

diberikan oleh Dana Implan sehingga para nasabah atau anggota koperasi tidak

meminjam atau mengajukan pembiayaan ke lembaga keuangan lainnya.

Berdasarkan latar belakang diatas, kepuasan adalah hal terpenting yang harus

dirasakan oleh konsumen agar konsumen menjadi loyal dan kembali menggunakan

produk yang kita tawarkan. Maka dalam hal ini penulis ingin meneliti tentang

“TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI MITRA KERJA BANK

SYARIAH MANDIRI TERHADAP PROGRAM BSM IMPLAN ”.

B. Identifikasi Masalah

Dari tema yang telah diambil penulis, ada beberapa hal yang terkait

didalamnya yang akan penulis teliti, yaitu:

1. Penelitian ini mengambil sampel pada koperasi sebagai mitra usaha Bank

Syariah Mandiri

2. Isu yang diangkat adalah pengaruh tingkat kepuasaan koperasi sebagai

(22)

6 3. Prosedur atau tata cara memperoleh pinjaman dan jaminan baik dari

perusahaan atau koperasi karyawan selaku penjamin dan karyawan

(anggota koperasi karyawan) selaku peminjam (yang akan menjadi debitur)

sesuai persyaratan yang ditentukan Bank Syariah Mandiri.

4. Mekanisme program BSM Implan dalam penyelenggarakan pinjaman uang

tanpa adanya agunan untuk mempermudah bagi nasabah. Dalam kegiatan

ini akad yang digunakan harus jelas sesuai prinsip syariah.

C. Pembatasan Masalah

Bedasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, peneliti membatasi

masalah ini, yaitu hanya meneliti pada tingkat kepuasan anggota koperasi sebagai

mitra kerja Bank Syariah Mandiri terhadap program BSM Implan.

D. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah tersebut, penulis merumuskan masalah yang ingin

dijawab dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kepuasan anggota koperasi mitra kerja Bank Syariah

Mandiri terhadap program BSM Implan?

2. Apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan anggota koperasi mitra

kerja Bank Syariah Mandiri terhadap program BSM Implan?

E. Tujuan dan Manfaaf Penelitian

1. Tujuan Penelitian

(23)

7 a. Untuk mengetahui tingkat kepuasan anggota koperasi sebagai mitra kerja

Bank Syariah Mandiri terhadap program BSM Implan.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat

kepuasan anggota koperasi mitra kerja Bank Syariah Mandiri terhadap

program BSM Implan.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini diantaranya adalah:

a. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk memperluas khazanah

keilmuan tentang koperasi dan BSM tentang pembiayaan dana implan.

Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi

penelitian sejenis dan dapat menjadi bahan perbandingan dari penelitian

yang telah ada.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan

bahan masukan kepada lembaga yang terkait tentang pembiayaan dana

implan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi tentang

kinerja juga kepuasan mitra yang telah mengajukan pembiayaan dana

(24)

8

F. Review Studi Terdahulu

Tabel 1.1.1

NO Identitas Penelitian Penelitian Terdahulu Pembeda

(25)

9

 Hasil Peneltian: Atribut produk hasanah card PT

Berdasarkan pada penelitian terdahulu tersebut, maka perbedaan penelitian ini

dengan penelitian terdahulu adalah dari segi judul peneliti menggunakan judul

“Tingkat Kepuasaan Anggota Koperasi Mitra Kerja Bank Syariah Mandiri Terhadap

Program BSM Implan. Penulis kali ini lebih terfokus pada, pengaruh tingkat

kepuasan anggota koperasi, yang menjadi nasabah BSM Implan.

G. Teknik Penulisan

Teknik Penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman Penulisan

Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah

dan Hukum tahun 2012.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dan memberi arahan dalam penyusunan skripsi serta

memberi alur pemikiran yang tersusun secara sistematis, maka penulisan skripsi ini

disusun dengan sistematika sebagai berikut :

(26)

10

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab awal yang akan mendukung bab-bab selanjutnya. Isi

bab ini adalah paparan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu,

metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI, dalam bab ini akan dijelaskan mengenai dasar

beberapa teori meliputi tinjauan umum mengenai pengertian pemasaran, kualitas

pelayanan, kepuasan, faktor pendorong tingkat kepuasan, pengukuran tingkat

kepuasan, pengertian koperasi, pengertian pembiayaan dana implan, program BSM

Implan dan hubungan antara variable-variabel yang terkait.

BAB III METODE PENELITIAN, dalam bab ini terdiri dari lingkup

penelitian, pendekatan penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, sumber dan

kriteria data penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik

pengolahan data, teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, bab ini berisi

mengenai analisis dan interpretasi hasil temuan yang diperoleh selama proses

penelitian. Bab ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang telah

dikemukakan oleh penulis.

BAB V PENUTUP, dalam bab ini disajikan kesimpulan dari penelitian yang

(27)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kualitas Pelayanan

1. Pengertian Kualitas Pelayanan

Dalam publikasinya berjudul “SERVQUAL: A Multiple-Item Scale for

Measuring Consumer Perception of Service Quality” yang dipublikasikan di

Journal of Retailing, Parasuraman, et al. (1998) mendefinisikan kualitas

layanan sebagai penilaian global atau sikap menyangkut superioritas layanan.7

Menurut parasuraman, et al. (1998:5) dalam Sukmawati (2011) mengatakan

bahwa kualitas pelayanan merupakan dasar bagi pemasaran jasa, karena inti

produk yang dipasarkan adalah suatu kinerja yang berkualitas dan kinerjalah

yang dibeli oleh konsumen, oleh karena itu kualitas kinerja pelayanan

merupakan dasar bagi pemasaran jasa.8 Setiap konsumen mempunyai harapan

sendiri saat memutuskan untuk memilih tempat penyedia jasa yang

dibutuhkan. Menurut Kotler (2003:140), harapan konsumen dibentuk

berdasarkan pengalaman konsumen berbelanja di masa lampau, opini teman

7

Fandy Tjiptono, Service Management : Mewujudkan Layanan Prima.Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2012

8

(28)

12 dan kerabat serta informasi dan janji-janji perusahaan tersebut dan para

pesaing.9

2. Dimensi Kualitas Pelayanan (SERQUAL)

Mengukur kualitas pelayanan berarti membandingkan kinerja suatu

jasa dengan seperangkat standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Parasuraman, et al. (1985) dalam Tjiptono (2012:198) mengidentifikasikan 10

dimensi pokok layanan, yaitu:

a. Reliabilitas, mencakup dua aspek utama, yaitu konsistensi kinerja

(performance) dan sifat terpercaya (dependability). Hal ini berarti

perusahaan mampu menyampaikan layanannya secara benar sejak awal

(right the first time), memenuhi janjinya secara aktual dan andal.

b. Responsive atau daya tanggap, yaitu kesediaan dan kesiapan para

karyawan untuk membantu dan melayani para pelanggan dengan segera.

c. Kompetensi, yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang

dibutuhkan agar dapat melayani sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

d. Akses, meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui

(approachability) dan kemudahan kontak.

e. Kesopanan (courtesy), meliputi sikap santun, respek, atensi dan

keramahan para karyawan kontak.

9

(29)

13 f. Komunikasi, artinya menyampaikan informasi kepada para pelanggan

dalam bahasa yang mudah mereka pahami, serta selalu mendengarkan

saran dan keluhan pelanggan.

g. Kredibilitas, yaitu sikap jujur dan dapat dipercaya.

h. Keamanan (security), yaitu bebas dari bahaya, resiko atau keragua-raguan.

i. Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupaya memahami pelanggan

dan kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian individual dan

mengenal pelanggan regular.

j. Bukti fisik (tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan,

personil, dan bahan-bahan komunikasi perusahaan.

Dalam risetnya di tahun 1988, Zeithaml, et al. dalam Tjiptono

(2012:2005) menyederhanakan sepuluh dimensi tersebut menjadi lima

dimensi pokok yang berkaitan dengan kualitas pelayanan yang disusun sesuai

urutan tingkat kepentingan relatifnya sebagai berikut:10

a. Bukti fisik (Tangibles), meliputi peralatan yang modern, fasilitas yang

menarik dan karyawan yang berpenampilan rapih dan professional.

b. Keandalan (Realiability), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan

yang dijanjikan dengan cepat, akurat dan memuaskan.

10

(30)

14 c. Tanggapan (Responsiveness), yakni keinginan para karyawan untuk

membantu para konsumen, karyawan yang tanggap dalam merespon

permintaan dan keluhan konsumen.

d. Jaminan (Assurance), mencakup sifat yang dapat dipercaya, kesopanan

dan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan.

e. Empati (Emphaty), meliputi memberikan perhatian pribadi,

mengutamakan kepentingan konsumen dan memahami kebutuhan para

konsumen.

3. Model Konseptual (SERVQUAL)

Instrumen SERVQUAL bermanfaat dalam melakukan analisis gap.

Karena biasanya layanan atau jasa bersifat intangible, kesenjangan

komunikasi dan pemahaman antara karyawan dan konsumen berdampak

serius terhadap persepsi atas kualitas pelayanan. Gap-gap yang biasanya

(31)

15

Sumber: Zeithaml, et al. 1990 dalam Fandy Tjiptono (2012:200)

Zeithaml, et al. (1990) dalam Fandy Tjiptono (2012:200)

memperkenalkan lima gap (kesenjangan) yang menyebabkan adanya

perbedaan persepsi mengenai kualitas pelayanan, yaitu:11

11

Fandy Tjiptono, Service Management : Mewujudkan Layanan Prima.Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2012, hlm. 200

Kom unikasi Get hok Tular Kebut uhan Pribadi Pengalam an M asa Lalu

Layanan Yang Diharapkan

(32)

16 1) Gap antara ekspektasi konsumen dan persepsi manajemen (knowledge

gap), gap ini terjadi karena ada perbedaan antara ekspektasi konsumen

actual dan pemahaman atau persepsi manajemen terhadap ekspektasi

konsumen.

2) Gap antara persepsi manajemen terhadap ekspektasi konsumen dan

spesifikasi kualitas layanan (standards gap), yaitu kesenjangan antara

persepsi manajemen mengenai ekspektasi pengguna jasa dan

spesifikasi-spesifikasi kualitas jasa. Kesenjangan ini terjadi karena tidak adanya

standar kinerja yang jelas dan tidak adanya perencanaan tujuan.

3) Gap antara spesifikasi kualitas layanan dan penyampaian layanan

(delivery gap), yaitu kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan

penyerahan jasa. Sejumlah penyebabnya antara lain: (a) spesifikasi

kualitas terlalu rumit dan atau terlalu kaku, (b) para karyawan tidak

menyepakati spesifikasi tersebut dan karenanya tidak berusaha

memenuhinya, (c) spesifikasi tidak sejalan dengan budaya korporat yang

ada, (d) manajemen operasi layanan buruk, (e) kurang memadainya

aktifitas internal marketing serta (f) teknologi dan sistem yang ada tidak

memfasilitasi kinerja sesuai dengan spesifikasi.

4) Gap antara penyampaian layanan dan komunikasi eksternal

(communication gap), yaitu harapan konsumen mengenai kualitas

pelayanan dipengaruhi pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh

(33)

17 komunikasi horizontal dan adanya kecenderungan untuk memberikan janji

yang berlebihan.

B. Kepuasaan

1. Definisi Kepuasan

Kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin “statis” (artinya cukup

baik memadai) dan “facto” (melakukan atau membuat) secara sama kepuasan dapat

diartikan sebagai pemenuhan sesuatu atau sesuatu yang memadai.12 Menurut Kotler

kepuasan merupakan tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan hasil

perbandingan antara hasil kerja produk atau jasa yang diterima dengan apa yang

diharapkan.13 Harapan pelanggan dipengaruhi oleh pengalaman pembelian

sebelumnya, nasihat teman serta kolega, dan informasi pasar. Pengertian lain

kepuasaan adalah hasil dari penilaian konsumen bahwa produk atau layanan telah

memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini biasa lebih atau

kurang.14

Kepuasaan pelanggan merupakan respon emosional terhadap

pengalaman-penglaman yang berkaitan dengan produk atau jasa tertentu yang dibeli, gerai ritel,

atau bahkan pola perilaku (seperti perilaku belanja dan perilaku pembeli), serta pasar

secara keseluruhan. Respon emosional dipicu oleh proses evaluasi kognitif yang

12

Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, (Malang: Bayu Media Publishing, 2005), h. 349

13

Philip Kolter, Manajemen Pemasaran : Analisa, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Terjemahan Hendra Teguh dan H. Rusli, (Jakarta : Prenhallindo, 1997), h. 36.

14

(34)

18 membandingkan persepsi (keyakinan) terhadap objek, tindakan atau kondisi tertentu

dengan nilai-nilai (kebutuhan, hasrat, dan keinginan) individual.15 Menurut Day,

“kepuasaan pelanggan ialah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidak sesuaian

yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan

setelah pemakaiannya”.16 Wilkie mendefinisikan kepuasaan pelanggan yaitu

tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau

jasa.17

Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang

dirasakan dan harapan. Jika kenerja dibawah harapan mitra, maka mitra akan tidak

puas, apabila kinerja sesuai dengan harapan mitra maka mitra akan merasa puas.

Mitra yang datang dan mengajukan pinjaman dana implan kepada BSM akan

memberikan penilaian berupa kepuasan maupun ketidakpuasan. Situasi

ketidakpuasaan terjadi manakala konsumen telah menggunakan produk atau

mengalami produk dan pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan mitra.

Ketidakpuasan dapat menimbulkan sikap negatif terhadap produsen penyediaan jasa,

berkurangnya kemungkinan pembelian dan berbagai macam perilaku komplain.

Konsumen yang merasa puas cenderung akan memberikan informasi yang positif

kepada orang lain. Informasi ini akan menarik minat mitra yang belum pernah

15

Handi Irawan, hlm. 349.

16

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, hlm. 24.

17

(35)

19 meminjam dana BSM implan ini. Meningkatkan jumlah mitra yang puas akan

berdampak pada peningkatan pendapatan perusahaan.

Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat, diantaranya

hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar

yang baik bagi pembelian ulang, dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk

suatu rekomendasi dari mulut ke mulut.18 Dari definisi-definisi sebelumnya dapat

ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup

perbedaan antara harapan dan kinerja kerja atau hasil yang dirasakan. Konsep

kepuasan pelanggan dapat dilihat pada gambar:

Gambar 2.2.2

Konsep Kepuasan Pelanggan

Sumber : Fandy Tjiptono, “Strategi Pemasaran”19

18

Fandy Tjiptono,hlm. 24.

19

Fandy Tjiptono,hlm. 24.

(36)

20

2. Faktor-faktor Pendorong Tingkat Kepuasan

Kepuasan mitra ditentukan oleh persepsi mitra atas performa produk atau jasa

dalam memenuhi harapan mitra. Mitra akan merasa puas apabila harapannya

terpenuhi dan bahkan merasa sangat puas apabila melebihi harapan. Menurut Hadi

Irawan. 5 Faktor yang menentukan tingkat kepuasan adalah sebagai berikut :20

a. Kualitas Produk

Pelanggan akan puas jika setelah membeli dan menggunakan produk tersebut,

mendapatkan mutu yang baik. 6 elemen yang mempengaruhi kualitas produk yaitu

performance, durability, reability, consistency dan design.

b. Harga

Bagi pelanggan yang sensitif, harga yang murah adalah sumber kepuasan

yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi.

Komponen harga ini relatif, tidak penting bagi mereka yang tidak sensitif terhadap

harga. Untuk industri retail, komponen ini sangat penting dan besar kontribusinya

terhadap kepuasan harga.

c. Kualitas Pelayanan

Pelanggan akan merasa puas apabila dilayani dengan baik, sesuai dengan apa

yang diharapkan. Salah satu konsep kualitas pelayanan yang paling popular adalah

sevqual yang dikembangkan oleh Parasuraman, Berry dan Zithaml, berdasarkan

konsep ini, pelayanan mempunyai 5 dimensi yaitu :

20

(37)

21 1) Tangibles (wujud), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan

sarana komunikasi. Nasabah akan merasa puas apabila ia menabung pada

sebuah lembaga keuangan yang memiliki bukti fisik sebuah lembaga

keuangan hendaknya menarik dan modern.

2) Reliability (keandalan), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. Nasabah akan merasa

puas apabila karyawan lembaga keuangan dapat memberikan pelayanan

yang telah dijanjikan dengan cepat, akurat serta sesuai dengan apa yang

diinginkan nasabah. Maka untuk mendukung hal tersebut, karyawan

mengikuti pelatihan dan pendidikan.

3) Responsiveness (ketanggapan), yaitu keinginan para staf dan karyawan

untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan

tanggap. Nasabah akan merasa puas apabila karyawan lembaga keuangan

memberikan pelayanan tanpa membeda-bedakan nasabah.

4) Assurance (jaminan), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan,

dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya resiko,

dan keragu-raguan. Nasabah akan merasa puas apabila karyawan lembaga

keuangan yang melayaninya memiliki pengetahuan dan memiliki sifat

serta perilaku yang dapat dipercaya agar nasabah merasa yakin saat

(38)

22 d. Faktor Emosional

Pelanggan yang merasa bangga dan yakin orang lain kagum atau menyukai

apa yang ia gunakan, cenderung memiliki tingkat kepuasan lebih tinggi. Kepuasan

bukan karena kualitas atau harga tapi karena rasa bangga, percaya diri yang

menjadikan pelanggan tersebut puas akan barang atau jasa tertentu.

e. Biaya dan Kemudahan untuk Mendapatkan Produk atau Jasa

Pelanggan akan merasa semakin puas apabila dalam mendapatkan produk dan

jasa relatif mudah, nyaman, dan efisien. Dalam hal ini, kemudahan dalam

menjangkau lokasi BSM dan juga kemudahan menghubungi petugas yang

bersangkutan.

3. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan setiap perusahaan untuk

mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya. Kottler mengidentifikasi empat

metode untuk mengukur kepuasan pelanggan,21 yaitu :

a. Sistem Keluhan dan Saran

Setiap organisasi atau perusahaan yang berorientasi pada pelanggan perlu

menyediakan kesempatan dan akses yang mudah & nyaman bagi para

pelanggannya guna menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan keluhan

mereka. Media yang digunakan adalah dapat berupa kotak saran yang

ditempatkan di lokasi-lokasi yang strategis, kartu komentar, saluran telepon

khusus bebas pulsa, website, dan sebagainya. Informasi yang diperoleh

21

(39)

23 melalui metode ini dapat memberikan ide-ide baru dan masukan yang

berharga kepada perusahaan, sehingga perusahaan dapat bereaksi dengan

tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah yang timbul.

b. Survei Kepuasan Pelanggan

Umumnya banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan

dengan metode survei, baik melalui telepon, pos, email website, maupun

wawancara langsung. Melalui survey, perusahaan akan memperoleh

tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan serta memberikan

kesan positif bahwa perusahaan memberikan perhatian kepada pelanggannya.

c. Belanja Siluman (ghost shopping)

Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan

adalah dengan memperkerjakan beberapa ghost shopper untuk berpura-pura

atau berperan sebagai pelanggan potensial produk perusahaan. Mereka

diminta berinteraksi dengan staf penyedia jasa dan menggunakan produk atau

jasa perusahaan kemudian mereka melaporkan penemuannya mengenai

kekuatan dan kelemahan produk atau jasa berdasarkan pengalamannya.

d. Analisis Pelanggan yang hilang

Perusahaan menghubungi para pelanggan yang telah berhenti atau yang

telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan

(40)

24 C. Bank Syariah Mandiri

Peran lembaga keuangan sangat penting dalam menumbuhkan dan

mengembangkan potensi ekonomi rakyat. Bank Syariah adalah lembaga

keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya

dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya

disesuaikan dengan prinsip islam. Dalam rangka memberikan penyaluran

pembiayaan dana implan yang berupa pinjaman dan bentuk pembiayaan lainnya

sesuai kebutuhan Koperasi atau Perusahaan. Bank Syariah melaksanakan

program pembiayaan penyaluran dana implan dengan persyaratan yang mudah

dan pemberian fasilitas pinjaman angsuran yang dikelola oleh lembaga

keuangan syariah.

Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah

sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1999. Bank Syariah

Mandiri dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui Surat Keputusan

Gubernur BI No. 1/24/ KEP. BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya melalui

Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.

1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT. Bank Syariah

Mandiri. PT. Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin

tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.22 Dengan dibentuknya

Bank Syariah Mandiri diharapkan mampu memadukan idealisme usaha dan

22

Diakses pada tanggal 23 Juli 2014 dari

(41)

25 nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya baik dari segi

penyaluran dana maupun pembiayaannya yang menjadi salah satu keunggulan

Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. Bank Syariah

Mandiri hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang

lebih baik.

D. Pembiayaan Implan (BSM Implan)

1. Pengertian

Implan merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris “Implant” secara

bahasa berarti menanamkan atau memasukkan. Sedangkan dalam kamus

ekonomi, implan berarti menanamkan atau invest. Pembiayaan Implan adalah

adalah fasilitas pinjaman angsuran konsumtif yang diberikan kepada karyawan

suatu perusahaan secara kolektif bekerja sama dengan koperasi karyawan atau

KOPKAR dan perusahaan khusus dalam hal pembayaran angsuran pinjaman

melalui mekanisme potong gaji secara langsung, pemberian rekomendasi,

pemberian jaminan dan pelunasan pinjaman apabila karyawan terputus

hubungan kerjanya.

Menurut keterangan yang berhasil diperoleh dari situs milik Bank

Syariah Mandiri, pengertian produk dari BSM Implan adalah pembiayaan

konsumen dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap

perusahaan yang pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok). BSM

Implan dapat mengakomodir kebutuhan pembiayaan bagi para karyawan

(42)

26 karyawan, koperasi karyawan belum pengalaman dalam kegiatan simpan

pinjam, atau perusahaan dengan jumlah karyawan terbatas.23

Produk Implan merupakan sebuah produk pembiayaan yang menjadi

sub bagian dari produk konsumtif massal. Dimana terdapat 2 produk jasa yaitu

BSM PKPA dan BSM Implan. BSM PKPA sendiri dapat diartikan sebagai

pembiayaan kepada Koperasi Karyawan untuk para anggotanya (PKPA) adalah

penyaluran pembiayaan melalui koperasi karyawan untuk pemenuhan

kebutuhan konsumen para anggotanya (kolektif) yang mengajukan pembiayaan

kepada koperasi karyawan. Pola penyalurannya yang dipergunakan adalah

executing (koperasi karyawan sebagai nasabah), sedangkan proses pembiayaan

dari koperasi karyawan kepada anggotanya dilakukan dan menjadi tanggung

jawab penuh koperasi karyawan.

Produk BSM Implan merupakan pembiayaan konsumer dalam valuta

rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap perusahaan/koperasi

karyawan yang pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok). BSM

Implan dapat mengakomodir kebutuhan pembiayaan bagi para anggota koperasi

karyawan atau karyawan perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan tersebut

tidak memiliki koperasi karyawan, koperasi karyawan belum berpengalaman

dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan dengan jumlah karyawan

terbatas.

23

Diakses pada tanggal 23 Juli 2014 dari

(43)

27 Gambar 2.2.3

BSM PKPA & BSM Implan

Executing (PKPA)

Chaneling (Implan)

Sum ber: Dat a Terolah

Dari bagan diatas dapat dilihat bahwa produk pembiayaan PKPA sangat

berkaitan erat dengan produk Implan ini sendiri. Namun tentu terdapat

perbedaan dan persamaan diantara kedua produk ini.

Tabel 2.1.1

Persamaan & Perbedaan BSM Impan dan BSM PKPA

BSM PKPA BSM Implan

Debitur adalah instansi Debitur adalah perorangan

Penandatanganan akad dilakukan oleh

instansi

Penandatanganan akad dilakukan oleh

calon debitur

Tanpa penandatangan perjanjian

kerjasama karena telah tercantum pada

akad yang sebelumnya ditandatangani

Menandatangani perjanjian kerjasama

untuk bersedia dipotong gaji melalui

instansi

Sumber : Data Terolah BANK SYARIAH M ANDIRI

INSTANSI

(44)

28 BSM Implan memberikan fasilitas pembiayaan konsumer kepada

sejumlah karyawan (kolektif) dengan rekomendasi perusahaan/instansi (approve

company), dimana pembayaran angsurannya dikoordinasi oleh

perusahaan/instansi melalui pemotongan gaji langsung. Hal ini memiliki banyak

keuntungan bagi para pihak bank dan meminimalisir rawannya kredit macet

karena menggunakan sistem potong gaji pada setiap tanggal yang disetujui pada

perjanjian kerjasama.

Produk BSM Implan memiliki tujuan,antara lain:

a. Mempercepat pertumbuhan portofolio pembiayaan retail

b. Meminimalisasi overhead/operational cost dan collection, melalui kerja

sama dengan perusahaan/instansi dengan cara pemotongan gaji

langsung.

c. Meningkatkan jumlah customer based (number of account) pembiayaan,

sehingga terjadi spreading risk.

Dari beberapa tujuan diatas akan memunculkan keuntungan bagi bank instansi maupun anggota.

Tabel 2.1.2 Tujuan BSM Implan

Instansi Anggota Instansi

Salah satu bentuk penghargaan kepada karywan.

Kesempatan dan kemudahan memperoleh fasilitas pembiayaan.

Outsourcing sumber dana dan administrasi pinjaman.

Sumber data terolah

Pembiayaan Implan terdiri atas dua komponen yang masing-masing

memiliki kriteria yang harus dimiliki supaya pembiayaan ini dapat

(45)

29 perorangan/individu yang dalam hal ini adalah karyawan instansi terkait.

Menurut Surat Edaran pembiayaan terdapat beberapa kriteria yang harus

dimiliki oleh instansi yang akan bekerja sama dalam pembiayaan ini antara lain:

a. Lembaga pemerintahan, BUMN/BUMD, perusahaan multinasional,

perusahaan besar yang telah masuk bursa/go publik, atau perusahaan

yang bonafide yang telah berjalan 5 tahun dan tidak dalam proses

hukum.

b. Lembaga Koperasi sesuai dengan SE No. 8/032/PEM tanggal 13 Juli

2006 tentang Rating Sektor Ekonomi untuk Pembiayaan).

c. Memiliki legalitas usaha seperti Akte Pendirian Usaha/Anggaran Dasar,

SIUP, NPWP, TDP dan telah memiliki organisasi.

Kriteria ini telah disebutkan di atas merupakan objek bagi produk

implan ini. Supaya saling berkesinambungan, terdapat bebrapa kriteria yang

diharap memiliki oleh individu calon debitur yang akan memperoleh

pembiayaan ini, antara lain:

a. Nasabah cakap hukum sesuai dengan pasal 1330 KUHP

b. Usia minimal 21 tahun dan pada saat jatuh tempo fasilitas maksimal 55

tahun dan belum pension.

c. Keanggotaan sebagai anggota koperasi dan karyawan tetap minimal 2

tahun dan memiliki penghasilan THP diatas Rp 1000.000

d. PNS/CPNS, mengisi dan menandatangani formulir permohonan

(46)

30 persetujuan suami/istri, NPWP, slip gaji/surat keterangan penghasilan

terakhir, SK pengangkatan, surat pernyataan persetujuan SKPG.

2. Prosedur Pembiayaan Implan di Bank Syariah Mandiri

Implan merupakan salah satu produk pembiayaan dengan metode

Pemberian fasilitas pembiayaan konsumen kepada sejumlah karyawan (kolektif)

dengan rekomendasi perusahaan/instansi (approve company), dimana

pembayaran angsurannya dikoordinasi oleh perusahaan/instansi melalui

pemotongan gaji langsung.

a. Bagan dalam Produk Pembiayaan Implan

Sumber: Prosedur Pembiayaan BSM

b. Pengajuan Pembiayaan Implan

 Pengajuan pembiayaan BSM Implan dilakukan melalui

Perusahaan/Instansi tempat calon nasabah bekerja secara kolektif

 Jumlah minimum pengajuan pembiayaan dalam satu kelompok

permohonan adalah 10 orang calon nasabah atau sebesar Rp

100.000.000,-

c. Jangka waktu Pembiayaan

 Untuk pembelian keperluan konsumer dengan limit pembiayaan

sampai dengan Rp 50.000.000,- (tanpa agunan), jangka waktu

pembiayaan :

BSM Im plan Perusahaan/ Inst ansi/ Lem baga Pemerint ahan

Karyaw an Kebut uhan M odal

(47)

31 1) Khusus nasabah dari perusahaan swasta dengan asset <

Rp 50.000.000,- jangka waktu pembiayaan tanpa agunan

per nasabah ditetapkan 1 tahun s.d. 3 tahun.

2) Khusus nasabah dari instansi Pegawai Negeri Sipil/PNS,

BUMN, TNI/POLRI dan perusahaan swasta dengan aset

≥ Rp 50.000.000,- jangka waktu pembiayaan tanpa

agunan per nasabah ditetapkan 1 tahun s.d. 5 tahun.

 Untuk pembelian keperluan konsumtif (selain untuk pembelian

rumah/mobil) dengan limit diatas Rp 50.000.000,- s/d Rp

100.000.000,- jangka waktu pembiayaan maksimal 5 tahun.

 Untuk Pembelian kendaraan mobil pribadi dengan limit diatas

Rp 50.000.000,-sampai dengan Rp 200.000.000,- jangka waktu

pembiayaan maksimal 5 tahun dan usia kendaraan pada saat

jatuh tempo pembiayaan maksimal 10 tahun.

 Untuk pembelian tanah berikut bangunan rumah di atasnya

dengan limit pembiayaan di atas Rp 50.000.000,- sampai dengan

Rp 250.000.000,- jangka waktu pembiayaan maksimal 10 tahun

d. Tujuan Pembiayaan

 Mempercepat pertumbuhan portofolio pembiayaan retail.

 Meminimalisir overhead/operational cost dan collection, melalui

kerjasama dengan perusahaan/instansi/instansi dengan

(48)

32

 Meningkatkan jumlah customer based (number of account)

pembiayaan, sehingga terjadi spreading risk.(Prosedur

Pembiayaan BSM)

E. Koperasi

1. Pengertian Koperasi

Koperasi berasal dari kata Cooperation (bahasa inggris), yang artinya

kerjasama. Sedankan menurut istilah, yang dimaksud dengan koperasi adalah

suatu perkumpulan yang dibentuk oleh para anggota peserta yang berfungsi

untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya dengan harga yang relatif rendah

dan bertujuan memajukan tingkat hidup bersama.24

Berdasarkan undang-undang No. 25 Tahun 1992, definisi koperasi

adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum

koperasi yang berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus

sebagai gerakan ekonomi rakyat atas asas kekeluargaan. Sedangkan menurut

UU No. 17 Tahun 2012, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh

orang perseorangan atau badan hukum koperasi, untuk dengan pemisahan

kekayaan para anggotanya sebagai modal menjalankan usaha, yang memenuhi

aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai

dengan nilai prinsip koperasi.

Menurut Hendrodjogi dalam bukunya “Koperasi : asas-asas, teori, dan

praktek”, ia mendefinisikan koperasi merupakan suatu wadah bagi golongan

masyarakat yang berpenghasilan rendah dalam rangka usaha untuk memenuhi

24

(49)

33 kebutuhan hidupnya berusaha meningkatkan tingkat kehidupan mereka.25

Koperasi adalah suatu kumpulan dari orang-orang yang dasar persamaan derajat

manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela

masuk, untuk memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas

tanggungan bersama.26 Dalam bukunya yang berjudul “Bank & Lembaga

Keungan Lainnya” Kasmir mendefinisikan koperasi merupakan bentukan dari

sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama. Kelompok orang inilah yang

menjadi anggota koperasi dan gotong-royong membantu anggota lainnya yang

memerlukan bantuan.

Berdasarkan pengertian tersebut yang dapat menjadi anggota koperasi :

1. Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota koperasi.

2. Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota

koperasi yang memiliki lingkup lebih luas.27

Pada pernyataanya Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi

1998), disebutkan bahwa karakterinstik utama koperasi yang membedakan

dengan badan usaha lainnya adalah koperasi memiliki identitas ganda. Identitas

ganda maksudnya anggota merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa

koperasi. Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh

anggotanya, dimana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap

keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi (biasa

disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil

25

Drs. Hendrodjogi, M. Sc. Koperasi : Asas-asas, Teori dan Praktek, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 20.

26

Drs. Hendrodjogi, M. Sc. Koperasi : Asas-asas, Teori dan Praktek, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 20.

27

(50)

34 anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian

dividen berdasarkan besar pembelia atau penjualanyang dilakukan oleh si

anggota.28Koperasi bekerja berdasarkan beberapa prinsip. Prinsip ini merupakan

pedoman bagi koperasi dalam melaksanakan nilai-nilai koperasi.29

1. Keanggotaan sukarela dan terbuka. Koperasi adalah organisasi yang

keanggotanya bersifat sukarela, terbuka bagi semua orang yang bersedia

menggunakan jasa-jasanya, dan bersedia menerima tanggung jawab

keanggotanya, tanpa membedakan gender , latar belakang sosial ras,

politik, atau agama.

2. Pengawasan oleh anggota secara demokratis. Koperasi adalah organisasi

demokratis yang diawasi oleh anggotanya, yang secara aktif menetapkan

kebijakan dan membuat keputusan laki-laki dan perempuan yang dipilih

sebagai pengurus atau pengawas bertanggung jawab kepada Rapat

Anggota. Dalam Koperasi Primer, anggotanya memliki hak suara yang

sama (satu anggota satu saura) dikelola secara demokratis.

3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. Anggota menyetorkan

modal mereka secara adil dan melakukan pengawasan secara

demokratis. Sebagian dari modal tersebut adalah milik bersama. Bila ada

balas jasa terhadap modal, diberikan secara terbatas. Anggota

mengalokasikan SHU untuk beberapa atau semua dari tujuan seperti di

bawah ini :

28

Tim LAPENKOP Nasioanal, “Bentuk Koperasi”, artikel diakses pada tanggal 24 Juli 2013 dari http://berkoperasi.blogspot.com/

29

(51)

35 a) Mengembangkan Koperasi.

Caranya dengan membentuk dana cadangaan, yang sebagian dari

dana itu tidak dapat dibagikan.

b) Dibagikan kepada anggota.

Caranya seimbang berdasarkan transaksi mereka dengan

koperasi.

c) Mendukung Keanggotanya lainnya yang disepakati dalam Rapat

Anggota.

4. Otonomi dan Kemandirian. Koperasi adalah organisasi otonom dan

mandiri yang diawasi oleh anggotanya. Apabila koperasi membuat

perjanjian dengan pihak lain, termasuk pemerintah, atau memperoleh

modal dari luar maka hal itu harus berdasarkan persyaratan yang tetap

menjamin adanya upaya :

a) Pengawasan yang demokratis dari anggotanya.

b) Mempertahankan otonomi koperasi.

5. Pendidikan, Pelatihan dan Informasi. Koperasi memberikan pendidikan

dan pelatihan bagi anggota, pengurus, pengawas, manager dan

karyawan. Tujuannya, agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan

lebih efektif bagi perkembangan koperasi. Koperasi memberikan

informasi kepada masyarakat umum, khususnya orang-orang muda dan

tokoh-tokoh masyarakat mengenai hakekat dan manfaat berkoperasi.

6. Kerjasama antar Koperasi. Dengan bekerjasama pada tingkat lokal,

(52)

36 a) Gerakan koperasi dapat melayani anggotanya dengan efektif.

b) Dapat memperkuat gerakan koperasi.

7. Kepedulian terhadap masyarakat. Koperasi melakukan kegiatan untuk

pengembangan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan melalui

kebijakan yang diputuskan oleh Rapat Anggota.

Dari berbagai definisi diatas penulis dapat mendefinisikan koperasi

sebagai perkumpulan orang yang bergabung dalam lembaga yang menjalankan

usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan atas asas sosial guna

mencapai tujuan bersama yaitu meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup

anggotanya.

2. Sumber-Sumber Dana Koperasi

Sumber dana merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan

koperasi simpan pinjam dalam rangka memenuhi kebutuhan dana para

anggotanya. Bagi anggota koperasi yang berlebihan dana diharapkan untuk

menyimpan dananya di koperasi dan kemudian oleh koperasi dipinjamkan

kembali kepada anggota yang membutuhkan dana dan jika memungkinkan

koperasi juga dapat meminjam dananya pada masyarakat luas.

Disamping itu juga memuat ketentuan untuk mengantisipasi prospek

perkembangan di masa depan, dimana faktor permodalan bagi usaha anggota

dan usaha koperasi sangat menentukan kelangsungan hidup koperasi dan usaha

anggota yang bersangkutan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya sehingga

tidak akan mendapat keuntungan. Setiap anggota koperasi diwajibkan untuk

(53)

37 ditetapkan pula sumbangan wajib kepada para anggotanya. Kemudian sumber

dana lainnya dapat diperoleh dari berbagai lembaga, baik lembaga pemerintah

maupun lembaga swasta yang kelebihan dana. Pembagian keuntungan diberikan

kepada para anggotanya sangat tergantung kepada keaktifan para anggotanya

dalam meminjamkan dana.

Menurut Kasmir dalam bukunya “Bank dan lembaga Keuangan Lainya”

menyatakan bahwa secara umum sumber dana koperasi adalah menyatakan

bahwa:

1. Dari para anggota koperasi berupa:

a) Iuaran Wajib

b) Iuran Pokok

c) Iuran Sukarela

2. Dari luar koperasi:

a) Badan Pemerintah

b) Perbankan

c) Lembaga Swasta Lainnya30

Modal Merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih

antara aktiva dengan kewajiban yang ada dan tidak merupakan ukuran nilai jual.

Sedangkan penyaluran kredit merupakan salah satu pemanfaatan modal dalam

bentuk penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak yang

30

(54)

38 meminjamkan dengan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga atau dari bagi hasil.

F. Hipotesa

Hipotesa adalah dugaan sementara permasalahan yang ada, dalam

penelitian kuantitatif, hipotesa dibuat terlebih dahulu lalu dilakukan penelitian

tentang permasalahan yang ada, hasil dari penelitian akan membuktikan apakah

hasil dari hipotesa berpengaruh atau tidak berpengaruh. Dlam penelitian ini

hipotesa diterangkan sebagai berikut:

 H฀ diterima dan H฀ ditolak berarti faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan tidak berpengaruh pada kepuasan anggota koperasi mitra kerja

Bank Syariah Mandiri.

 H฀ ditolak dan H฀ diterima berarti faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan berpengaruh terhadap kepuasan anggota koperasi mitra kerja

(55)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian dalam penyusunan skripsi ini menggunakan

pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan pencatatan

hasil penelitian dalam bentuk angka. Pendekatan kuantitatif ini

menggunakan metode deskriptif. Sedangkan jenis penelitian yang

dilakukakan adalah field research (studi lapangan), yaitu mengumpulkan

data secara langsung dari objek penelitian untuk memperoleh data-data yang

diperlukan.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini (responden) adalah mitra kerja Bank

Syariah Mandiri yakni anggota koperasi yang telah mendapatkan dana

implan dari Bank Syariah Mandiri.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah anggota koperasi mitra kerja

Bank Syariah Mandiri yang telah mendapatkan program BSM Implan,

diketahui berjumlah 516 anggota koperasi. Dari banyaknya populasi

tersebut, peneliti akan mengambil sejumlah sampel untuk mewakili populasi

tersebut.

Sampel adalah prosedur dimana peneliti hanya mengambil sebagian

(56)

40 jawaban yang mampu mewakili suatu populasi.31 Penentuan jumlah sampel

bisa dilakukan dengan menggunakan teori Roscoe yang menyatakan bahwa

ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30-500.32 Artinya,

seorang peneliti boleh mengambil jumlah sampel sesuai dengan kemampuan

si peneliti asalkan jumlah yang dipilih lebih dari 30 sampel.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cara

non probability sampling, yaitu setiap unsur dalam populasi tidak memiliki

kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel.33 Atau

pengambilan sampel yang bersifat tidak acak, di mana sampel dipilih

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.34 Metode non probability

sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu penentuan

sampel atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata yang

disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian.35 Dan jumlah sampel

yang akan diteliti berjumlah 57 orang yang mengikuti program BSM

Implan.

D. Sumber Data Penelitian

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari para

responden, melalui penyebaran angket, yaitu teknik pengumpulan data

31

Sofian Siregar, Statistik Deskriptif Untuk Penelitian, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2010), h. 144.

32

Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis , (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 74

33

Muhammad, Metodogi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h. 173.

34

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 1989), h. 155.

35

(57)

41 dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan-pertanyaan untuk

diisi sendiri oleh responden.36 Dalam hal ini responden yang peneliti tunjuk

adalah anggota koperasi sebagai mitra kerja Bank Syariah Mandiri.

2. Data Sekunder

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau

sumber-sumber sekunder dari data yang dibutuhkan dan berhubungan

dengan masalah yang sedang diteliti. Data tersebut didapatkan dengan cara

mempelajari buku, dokumen, jurnal majalah dan internet yang dapat

mendukung penelitian yang berkaitan dan relevan dengan masalah

penelitian serta untuk melengkapi data primer.

E. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data merupakan usaha yang biasa dilakukan oleh

peneliti secara operasional dalam melaksanakan penelitian guna memperoleh

hasil yang positif bagi penelitiannya. Untuk memperoleh data dan informasi

yang dibutuhkan oleh peneliti dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua

teknik dalam mengumpulkan data, yaitu teknik kuesioner dan teknik

kepustakaan.

Teknik kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi,

yaitu mengumpulkan data dengan cara mendatangi langsung tempat penelitian,

yaitu koperasi mitra kerja Bank Syariah Mandiri yang mengikuti program BSM

Implan. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui formulir yang

36

(58)

42 berisi daftar pernyataan yang diajukan secara tertulis kepada responden untuk

kemudian diisi oleh responden.37 Teknik kepustakaan dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara pengumpulan data berupa literatur, artikel, buku, skripsi

dan jurnal yang terkait dengan penelitian ini.

F. Teknik Pengolahan Data

Agar data yang ada dalam penelitian ini dapat dibaca dengan baik,

peneliti akan mengolah data yang telah diperoleh untuk mempermudah pembaca

dalam memahami penelitian ini. Untuk itu peneliti menggunakan beberapa

aplikasi atau software komputer yang dapat membantu peneliti dalam mengolah

data, yaitu Microsoft excel 2010 dan IBM SPSS 20.00. Langkah pertama yang

dilakukan oleh peneliti setelah memperoleh data adalah checking data, yaitu

mengecek ulang kelengkapan data pada kuesioner dan menyeleksi data yang

layak digunakan dalam penelitian ini.38

Langkah kedua adalah melakukan coding data atau pengkodean data,

yaitu mentransformasikan kata atau kalimat yang panjang dengan kode singkat

berupa angka atau campuran huruf dan angka.39 Langkah ketiga adalah

melakukan tabulasi data, yaitu menyajikan data dalam bentuk tabel agar mudah

dianalisis oleh peneliti. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti

setelah memperoleh dan mengolah data adalah menganalisis data. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode analisis terhadap data.

Langkah terakhir setelah menganalisis dan menginterpretasi data, peneliti akan

37

Soekandar Rumidi, Metode Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Penelitian Pemula, (Yogyakarta: Gajah Mada University, 2004), h. 78.

38

Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian: Repleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), cet.1, h. 131

39

Gambar

Tabel 1.1.1 Review Studi Terdahulu …………………………………………   8
Tabel 1.1.1
Gambar 2.2.1
Gambar 2.2.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel indikator yang mempengaruhi tingkat kepuasan nasabah terhadap pelayanan PT Bank Mandiri Cabang Cemara Asri sudah

Hasil Uji t menunjukkan bahwa variabel bebas inflasi, tingkat suku bunga deposito, dan jumlah bagi hasil deposito secara parsial atau individu memiliki pengaruh

Dari analisis data dengan menggunakan uji parsial di atas dapat disimpulkan bahwa dari masing- masing variabel bebas yaitu tingkat pendidikan (X 1 ), luas lahan (X 3 ),

4.6.2 Variabel Bauran Promosi Yang Paling Dominan Mempengaruhi Keputusan Nasabah Memilih Produk Tabungan Faedah Variabel dominan dapat diketahui dari analisis Uji t parsial pada

Hal tersebut dibuktikan dengan nilai (sig) 0.000 lebih kecil dari 0.05, maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel inflasi (X1), fluktuasi harga

Hasil penelitian ini adalah, Tabungan BSM merupakan tabungan simpanan dalam bentuk mata uang rupiah dan berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah yang penarikan dan

Dari hasil pengujian parsial (Uji-t) pada tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel reability, variabel responsive, dan variabel assurance adalah berpengaruh signifikan