PENGARUH PENERAPAN METODE MIND MAP
TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM KELAS VIII DI SMP YANURI TEGAL ALUR
KALIDERES JAKARTA BARAT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
AHMAD IRFAN
1111011000106
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Ahmad Irfan. NIM 1111011000106. Pengaruh Penerapan Metode Mind Map Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VIII di SMP YANURI Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode Mind
Map terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMP YANURI
Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat. Metode yang digunakan adalah metode kuasi
eksperimen. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-A dan kelas VIII-B SMP YANURI Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat.
Kelas VIII-B sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode Mind Map
dan kelas VIII-A sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode Puzzle.
Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar. Soal tes hasil belajar yang digunakan sebanyak 40 soal berbentuk pilihan ganda dan setelah melalui proses uji validitas, terdapat 28 soal yang valid dengan realibitas 0,74 dan termasuk kategori tinggi atau dengan kata lain instrumen ini layak digunakan dalam
penelitian. Teknik analisis data menggunakan metode statistik uji “t” (uji beda), untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan konsultasi pada tabel distribusi “t”
pada taraf signifikansi 5%. Temuan hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh penggunaan metode mind map terhadap hasil belajar PAI siswa. Hal ini
ditunjukan dari hasil pengujian dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai Thitung >
Ttabel yaitu 2,396>1,671 dengan taraf signifikasi 0,05. Selain itu di lihat hasil
perhitungan post test kelas eksperimen yang menggunakan metode Mind Map
(nilai rata-rata 85,6) menunjukan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas kontrol yang menggunakan metode Puzzle (nilai rata-rata 82,5). Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode mengajar di Mind Map
berpengaruh terhadap hasil belajar PAI siswa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode Mind
Map terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMP YANURI
Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat. Metode yang digunakan adalah metode kuasi
eksperimen. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-A dan kelas VIII-B SMP YANURI Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat.
Kelas VIII-B sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode Mind Map
dan kelas VIII-A sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode Puzzle.
Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar. Soal tes hasil belajar yang digunakan sebanyak 40 soal berbentuk pilihan ganda dan setelah melalui proses uji validitas, terdapat 28 soal yang valid dengan realibitas 0,74 dan termasuk kategori tinggi atau dengan kata lain instrumen ini layak digunakan dalam
penelitian. Teknik analisis data menggunakan metode statistik uji “t” (uji beda), untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan konsultasi pada tabel distribusi “t”
pada taraf signifikansi 5%. Temuan hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh penggunaan metode mind map terhadap hasil belajar PAI siswa. Hal ini
ditunjukan dari hasil pengujian dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai Thitung >
Ttabel yaitu 2,396>1,671 dengan taraf signifikasi 0,05. Selain itu di lihat hasil
perhitungan post test kelas eksperimen yang menggunakan metode Mind Map
(nilai rata-rata 85,6) menunjukan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas kontrol yang menggunakan metode Puzzle (nilai rata-rata 82,5). Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode mengajar di Mind Map
berpengaruh terhadap hasil belajar PAI siswa.
ABSTRACT
Ahmad Irfan. NIM 1111011000106. Effect of the Application Mind Mapping Method on Learning Outcomes of Islamic Education in Eight Grade in the YANURI Junior High School Tegal Alur Kalideres West Jakarta.
The goal from this research is for.knowing the effect of the application mind mapping method on learning outcomes of Islamic education in eight grade in the YANURI junior high school, Tegal alur, Kalideres, west Jakarta. The method used is the quasi-experimental method. In this research, the subjects were students of class VIII (A&B) Junior high school YANURI Tegal Alur Kalideres in West Jakarta. Class of VIII B as experiment class by using Mind Map method and VIII-A as a control class by using the Puzzle method. The instrument used is the achievement test. The question of achievement test used are forty multiple choice questions and after going through the process of validity testing, there are 28 question are valid with the reliability of 0.74 and include the higher category or in other words, these instruments fit for use in research. Data analysis technique using statistical methods test "t" (different test), to test the hypothesis of research carried out consultations on distribution table "t" at significance level of 5%. The findings of this research is the effect of the application mind mapping method on learning outcomes of Islamic education. This is shown from the results of testing by using t-test values obtained T count> T table i.e. 2.396> 1.671 with significance level of 0.05. moreover, if viewed the calculation results of post test experimental class by using Mind Map method ( average value 85,6 ) showed more higher values than the control class that used the Puzzle method( averge value 82,5 ). From this research can be concluded that mind map method effect on learning outcomes in Islamic education student.
iv telah memberikan banyak rahmat, nikmat, dan hidayah sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Hanya kepada-Nya penulis memohon
pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan. Allahumma shali ‘alaa
sayyidina Muhammad wa ‘alaa sayyidinaa Muhammad. Shalawat serta salam tidak lupa saya kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, makhuk mulia
yang penuh cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia dan membawa kita
pada jalan yang di ridhai Allah SWT. Terimakasih yang teramat banyak kepada
kedua orang tua tercinta Ayahanda Khaerudin dan Ibunda Suminah, atas
segala pengorbanan dan kasih sayang yang tercurahkan, yang telah mengajarkan
penulis kebaikan, arti cinta, makna kehidupan dan yang telah mendidik penulis
dengan kasih sayang.
Dalam proses penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materi, maka
penulis mengucapkan terima kasih juga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Majid Khon, MA. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Marhamah Saleh. Lc. MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Heny Narendrany Hidayati. M.Pd. Dosen pembimbing yang selalu
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis.
5. Bapak Muh, Magfur, S.Ag. Kepala Sekolah SMP YANURI Tegal Alur,
Kalideres, Jakarta Barat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
iv
6. Ibu Dra, Manerah. Guru PAI SMP YANURI Tegal Alur, Kalideres,
Jakarta Barat yang telah memberikan saran dan pengarahan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran.
7. Kakak-kakakku tersayang yaitu Suyanto, Muhammad Yassin, Muhammad
Yusuf, Muhammad Syarifudin, Ahmad Qoim serta seluruh keluarga yang
telah memberikan dukungan dan mendoakan kepada penulis selama ini.
8. Sahabat-sahabat ku CMPS Abdul Aziz, Ahmad Syauqi, Ahmad Widadi,
Akmal Nurullah, Ali Zuhdan, Arfin Syadzi, Firman Faisal, M. Haikal
Alyusdi, Wiguna Miharja dan Ade Esa Nur Iskandar dan serta Sahabat
PAI Angkatan 2011 yang senantiasa membantu dalam menyelesaikan
penelitian.
9. Adik-adik SMP YANURI Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat yang telah
mendukung proses berjalannya penelitian.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,
mudah-mudahan segala bimbingan, dan bantuan, dan doa yang telah diberikan mendapat
imbalan dari Allah SWT. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi seluruh pembaca.
Jakarta, 8 Juli 2015
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
ABSTRAK
... iABSTRACT
... iiKATA PENGANTAR
... iiiDAFTAR ISI
... vDAFTAR TABEL
... viiiDAFTAR GAMBAR
... ixBAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah... 1B. Identifikasi Masalah... 6
C. Pembatasan Masalah... 7
D. Perumusan Masalah... 7
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian... 7
1. Tujuan Penelitian... 7
2. Manfaat Penelitian... 7
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori... 91. Hakikat Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam... 9
a. Pendidikan Agama Islam... 9
1) Pengertian PAI... 9
2) Tujuan PAI... 10
3) Fungsi PAI... 12
4) Karakteristik PAI... 13
5) Ruang Lingkup PAI di SMP ... 13
b. Hasil Belajar PAI... 23
1) Pengertian hasil belajar... 23
2) Faktor yang mempengaruhi hasil belajar... 27
3) Hasil Belajar PAI…... 28
2. Hakikat Pembelajaran Mind Map... 29
a. Pengertian Pembelajaran... 29
b. Pembelajaran Mind Map... 30
c. Tujuan Mind Map... 30
d. Kelebihan Mind Map... 31
e. Kelemahan Mind Map...31
f. Langkah-langkah penerapan Mind Map dalam pembelajaran... 31
3. Hakikat pembelajaran Puzzle... 31
a. Pengertian Pembelajaran... 31
b. Pembelajaran Puzzle... 32
c. Tujuan Puzzle... 33
d. Kelebihan Puzzle... 33
e. Kelemahan Puzzle... 33
f. Langkah-langkah penerapan Puzzle dalam pembelajaran...34
B. Hasil Penelitian yang Relevan... 34
C. Kerangka Berfikir... 35
D. Hipotesis Penelitian... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian... 38B. Metode dan Desain Penelitian... 38
C. Populasi dan Sampel... 40
D. Variabel Penelitian... 40
3. Tingkat Kesukaran... 44
4. Daya Pembeda... 44
H. Prosedur Penelitian... 44
I. Teknik Analisis Data...45
1. Uji Normalitas... 45
2. Uji Homogenitas... 46
3. Uji Hipotesis... 47
J. Hipotesis Statistik ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi dan Analisis Data... 49B. Langkah- langkah perlakuan dalam penelitian... 51
C. Data Hasil Belajar PAI Siswa ... 53
D. Pengujian Persyaratan Analisis... 63
E. Pengujian Hipotesis Pembahasan Hasil Penelitian... 65
F. Keterbatasan Penelitian... 66
G. Gambar Penelitian... 67
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan... 70B. Implikasi... 70
C. Saran... 71
DAFTAR PUSTAKA
... xDAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram frekuensi nilai pre-test kelas eksperimen ...53
Gambar 4.2 Diagram frekuensi nilai pre-test kelas kontrol ...55
Gambar 4.3 Diagram frekuensi nilai post-test kelas eksperimen...58
Tabel 3.1 Tabel desain penelitian pre-tes dan post tes kontrol group design 38
Tabel 3.2 Tabel matrik variable ... 40
Tabel 3.3 Tabel kisi-kisi Intrument test ... 42
Tabel 4.1 Tabel klarifikasi tingkat kesukaran butir soal... 49
Tabel 4.2 Tabel tingkat daya pembeda...50
Tabel 4.3 Tabel langkah-langkah penelitian pada setiap kelompok ... 50
Tabel 4.4 Tabel nilai hasil pre-tes eksperimen... 52
Tabel 4.5 Tabel distribusi hasil nilai pre-tes eksperimen...52
Tabel 4.6 Tabel nilai hasil pre-tes kontrol... 53
Tabel 4.7 Tabel distribusi hasil nilai pre-tes kontrol...55
Tabel 4.8 Tabel nilai hasil post-tes eksperimen... 56
Tabel 4.9 Tabel distribusi hasil nilai post-tes eksperimen...57
Tabel 4.10 Tabel nilai hasil post-tes kontrol...59
Tabel 4.11 Tabel distribusi hasil nilai post-test kontrol...60
Tabel 4.12 Tabel hasil uji normalitas pre-tes eksperimen dan kontrol...62
Tabel 4.13 Tabel hasil uji normalitas post-tes eksperimen dan kontrol... 62
Tabel 4.14 Tabel hasil uji homogenitas...63
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kurikulum 2013 disusun untuk menyempurnakan kurikulum
sebelumnya dengan pendekatan belajar aktif berdasarkan nilai-nilai agama
dan budaya bangsa. Berkaitan dengan ini, pemerintah telah melakukan
penyesuaian beberapa mata pelajaran yang antara lain adalah mata
pelajaran agama Islam menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti.1 Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan mata
pelajaran yang harus dipelajari oleh setiap siswa mulai dari tingkat dasar
sampai perguruan tinggi.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah belajar adalah serangkaian kegiatan
jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.2
Skinner berpendapat yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono bahwa
belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya
menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya
menurun.3
Dari definisi diatas Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang fundamental dalam penyelengaraan setiap jenis dan
jenjang pendidikan. Ini mempunyai arti bahwa berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan itu sangat tergantung pada proses belajar
yang dialami siswa, baik ketika didalam lingkungan sekolah maupun di
lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Oleh karenanya pemahaman
yang benar menganai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan
1Buku Guru Agama Islam dan Budi Pekerti (Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia,2014),h.4.
2Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,(Jakarta: PT Rineka Cipta,2011), h,13.
manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru.
Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar
dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan
kurang bermutunya hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.
Menurut Abd. Rahman Shaleh Pendidikan Agama Islam ialah segala
sesuatu yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang
merupakan dan sesuai dengan ajaran Islam.4
Menurut Ahmad D.Marinba “tujuan terakhir pendidikan Islam ialah
terbentuknya kepribadian muslim” yang dimaksud dengan kepribadian
muslim ialah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya yakni baik tingkah
laku luarnya kegiatan-kegiatan jiwanya, maupun filsafat hidup dan
kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Tuhan, penyerahan diri
kepada-Nya.5
Jadi, pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam rangka
membentuk karakteristik serta spiritual seorang siswa perlu mendapatkan
perhatian khusus dalam penyelenggaraannya, karena dengan
kemampuan-kemampuan tersebut siswa membentengi diri mereka dari tantangan
kehidupan modern di era globalisasi serta selalu meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Kemampuan siswa menyelesaikan permasalahan dirinya dan
lingkungannya merupakan bukti nyata bahwa lembaga pendidikan telah
berhasil menjalankan fungsinya.
Pendidikan Agama Islam sangat berpengaruh terhadap akhlak siswa
dalam kehidupan di masyarakat, karena setelah lulus dari lembaga
pendidikan, siswa akan kembali ke masyarakat. Dengan adanya mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat membantu siswa dalam
berinteraksi baik kepada Allah maupun dengan manusia serta makhluk
ciptaan Allah SWT.
4Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta,1991),h.111.
3
Materi yang terdapat pada mata pelajaran PAI sangat beragam dan
tidak semua materi dapat diterangkan dengan cara berceramah dengan
waktu yang singkat dua jam pelajaran perminggu. Dalam proses belajar
mengajar, penggunaan metode pengajaran yang tepat akan sangat
berpengaruh terhadap ketercapain tujuan pembelajaran. Semua metode
pembelajaran yang diterapkan oleh guru mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Metode pembelajaran yang sering diterapkan oleh guru-guru
Pendidikan Agama Islam cenderung hanya mengaktifkan salah satu sisi
otak siswa saja. Pada hakekatnya otak manusia terbagi menjadi dua, yaitu
otak kanan dan otak kiri. Idealnya guru mampu mengaktifkan seluruh
belahan otak siswa.
Penulis ingin meneliti pengaruh penerapan metode Mind Map karena
beberapa faktor, antara lain hasil belajar Pendidikan Agama Islam kurang
memuaskan. Oleh karena itu dengan metode Mind Map diharapkan hasil
belajar siswa meningkat. Nilai siswa merupakan tolak ukur bagi guru
apakah materi yang diajarkan sudah diterima oleh siswa atau belum. Nilai
menjadi ukuran guru apakah siswa sudah paham dengan materi yang
diajarkan atau belum paham sama sekali. Faktor lainnya yaitu pencapain
hasil belajar belum sesuai dengan target KKM yang diharapkan, KKM
atau Kriteria Ketuntasan Minimal merupakan batas nilai yang harus
dicapai siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Jika siswa
belum mencapai KKM guru akan mengadakan remedial atau memperbaiki
kemampuan belajar siswa. Tujuan remedial yaitu membantu siswa untuk
mencapai nilai KKM.
Pelajaran PAI menjadi mata pelajaran inti/pokok bagi siswa di
sekolah. PAI merupakan mata pelajaran pokok yang harus dipelajari oleh
setiap siswa. Pada umumnya guru menggunakan metode konvensional,
kurang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran PAI. Masih banyak
guru/tenaga pendidik menggunakan metode konvensional atau cara
sederhana seperti ceramah. Metode ceramah adalah cara penyajian
lisan secara langsung di hadapan peserta didik. Metode ceramah sering
digunakan, karena biayanya cukup murah dan mudah dilakukan,
memungkinkan banyaknya materi yang dapat disampaikan. Adapun
kekurangan metode ceramah cenderung membuat siswa kurang aktif,
kreatif, dan materi yang disampaikan hanya mengandalkan ingatan guru.6
Guru hanya menerangkan dan siswa mendengarkan materi yang dijelaskan
oleh guru, diperlukan usaha-usaha untuk memperbaiki mutu/kualitas
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan suatu strategi pembelajaran
yang tepat, menarik dan harus efektif sehingga siswa dapat aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan dapat menghasilkan apa yang harus dikuasai
siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.
Salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat
dari pencapaian hasil belajar peserta didik. Keberhasilan peserta didik
dalam belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Salah
satu faktor eksternal yaitu metode pembelajaran, guru sebagai fasilitator
dalam pembelajaran harus mampu membuat siswa aktif dengan
menerapkan berbagai metode pembelajaran aktif guna meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Faktor internal dalam belajar meliputi bakat, minat,
motivasi, dan kemampuan peserta didik. Kemampuan awal merupakan
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik sebelum kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Keanekaragaman kemampuan peserta didik yang
ada akan berpengaruh terhadap penguasan meteri pelajaran yang diajarkan
guru di dalam kelas, dengan demikian guru diharapkan dapat memilih
metode yang baik dan tepat sehingga proses belajar mengajar berjalan
dengan baik dan efektif.
Kondisi di SMP YANURI Tegal Alur, Jakarta Barat, masih sering
dijumpai adanya permasalahan yang berkaitan dengan metode
6Abuddin Nata, Presektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran,(Jakarta: kencana prenada
5
pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selama ini
dalam proses kegiatan belajar mengajar siswa sangat pasif, siswa tidak
menghiraukan materi yang disampaikan bahkan ada beberapa siswa yang
bercanda dengan temannya. Sering kali guru terjebak dengan cara-cara
konvensional yaitu berpusat pada guru (teacher centered) yang hanya
berorientasi pada pencapaian aspek-aspek kognitif yang mengandalkan
metode ceramah dalam pembelajarannya sehingga menyebabkan
kejenuhan, membosankan, dan siswa tertekan karena harus mendengarkan
guru bercerita beberapa jam tanpa memperhatikan siswa terlibat dalam
proses pembelajaran, ditambah lagi sarana prasarana yang kurang
memadai, media pembelajaran yang tidak tepat, dan lingkungan di luar
sekolah siswa yang kurang mendukung sehingga menyebabkan minat dan
hasil belajar siswa rendah.
Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan suatu strategi pembelajaran
yang tepat, menarik dan harus efektif sehingga siswa dapat aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan dapat menghasilkan apa yang harus dikuasai
siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.
Salah satu starategi pembelajaran yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran aktif. Belajar
aktif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik bekerja sama untuk memaksimalkan belajar
mereka dalam kelompok. Selama belajar aktif, siswa akan memiliki
ketrampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam
kelompoknya, seperti keterampilan mengambar, keterampilan memberikan
penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi dan lain
sebagainya.
Terkait dengan berbagai macam-macam metode pembelajaran aktif
yang ada. Penulis ingin menggunakan metode Mind Map (Peta Pikiran).
Metode Mind Map adalah metode yang digunakan oleh guru untuk
aktif yaitu membaca, memahami, mengambar dan menuangkan materi
pembelajaran kedalam kertas dengan pensil berwarna agar lebih menarik.
Mind Map mempunyai karakteristik yaitu metode yang berkaitan
dengan gambar, untuk mempermudah siswa memahami pelajaran.
Alat-alat yang dibutuhkan cukup sederhana diantaranya kertas putih polos,
spidol berwarna cerah, gunting, pensil dan yang lain. Siswa bebas
menggambar sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.
Tujuan dari Mind Map adalah mengembangkan kemampuan
menggambarkan kesimpulan-kesimpulan yang masuk akal,
mengembangkan kemampuan mensistesis dan mengintegrasikan informasi
atau ide menjadi satu, serta mengembangkan kemampuan berfikir secara
heliostik untuk melihat keseluruhan materi yang diajarkan.
Dengan berbagai alasan yang dijelaskan di atas penulis memilih judul
“Pengaruh Penerapan Metode Mind Map Terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam kelas VIII di SMP Yayasan Nurul Iman, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat”
B.
Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, beberapa
masalah diidentifikasikan, sebagai berikut:
1. Umumnya guru Pendidikan Agama Islammasih menggunakan metode
yang sederhana dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
2. Rendahnya perhatian dan partisipasi siswa dalam pembelajaran PAI.
3. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PAI yang diperoleh masih
banyak yang di bawah Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) yang telah
ditentukan.
4. Pembelajaran yang berlaku pada guru selama ini hanya mengaktifkan
belahan otak kiri kurang mengaktifkan belahan otak kanan siswa.
5. Siswa masih dianggap sebagai objek belajar yang tidak memiliki
7
C.
Pembatasan Masalah
Untuk mengatasi masih belum optimalnya hasil belajar Pendidikan
Agama Islam dan rendahnya perhatian siswa belajar Pendidikan Agama
Islam, peneliti ingin memberi solusi melalui uji coba metode yang lebih
meningkatkan intensitas dan kualitas belajar siswa dengan Mind Map.
1. Pembelajaran aktif Mind Map yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah cara siswa dilibatkan untuk membaca, memahami, menggambar
dan menuangkan materi pelajaran dalam bentuk peta konsep sesuai
dengan kemampuan dan kreativitas masing-masing siswa.
2. Sedangkan hasil belajar yang dimaksud adalah hasil prestasi belajar
pada bidang studi Pendidikan Agama Islam pada mata pelajaran
Aqidah Akhlak kelas VIII Tahun Ajaran 2014-2015 SMP YANURI di
lihat dari hasil.
D.
Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, maka masalah yang akan
diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada pelajaran PAI
antara kelas menggunakan metode Mind Map dengan kelas yang
menggunakan metode Puzzle?
2. Apakah terdapat pengaruh metode Mind Map terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?
E.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
TujuanPenelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh yang signifikan penerapan metode Mind Map pada
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dari penelitian ini antara lain:
a. Memberikan dampak positif pada siswa agar lebih bersemangat
dalam belajar Pendidikan Agama Islam.
b. Memberikan salah satu alternatif pemebelajaran aktif kepada guru
khususnya guru agama sehingga metode Mind Map ini dapat
diterapkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan
Agama Islam.
c. Bagi masyarakat yang mempunyai perhatian terhadap dunia
pendidikan diharapkan dapat membangkitkan kesadaran mereka
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR,
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
Kajian Teori
1.
Hakikat Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
a.
Pendidikan Agama Islam
1) Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk
menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan
mengamalkan agama Islam melalui bimbingan, pengarahan atau
latihan dengan memerhatikan tuntutan untuk menghormati agama
lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat untuk mewujudkan kesatuan nasional.1
Menurut Abd.Rahman Shaleh Pendidikan Agama Islam ialah
segala sesuatu yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian
anak yang merupakan dan sesuai dengan ajaran Islam.2
Menurut Usman Said Pendidikan Agama Islam ialah segala
usaha untuk terbentuknya atau membimbing/menuntun rohani
jasmani seseorang menurut ajaran Islam.3
Dari pengertian tersebut dapat ditentukan beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam pembelajaran PAI yaitu:
a) PAI sebagai usaha sadar yakni suatu kegiatan bimbingan,
pengajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana dan
sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
b) Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan.
1Akmal Hawi, Komptensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada,2013)h.19.
2Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta,1991), h.111.
c) Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran
agama Islam dari peserta didik.
2) Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan merupakan kegiatan yang paling penting dalam suatu
kegiatan. Tujuan itulah yang menentukan kegiatan dan apa yang
hendak dicapai dalam suatu kegiatan tersebut. Suatu kegiatan akan
berakhir bila tujuannya telah tercapai.
Tujuan pendidikan Agama Islam bukanlah semata-mata untuk
memenuhi kebutuhan intelektual saja, melainkan segi penghayatan
juga pengamalan serta pengaplikasiannya dalam kehidupan dan
sekaligus menjadi pegangan hidup.
Kemudian secara umum pendidikan Agama Islam bertujuan
untuk membentuk pribadi manusia menjadi pribadi yang
mencerminkan ajaran-ajaran Islam dan bertakwa kepada Allah.
Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa tujuan Pendidikan
Islam adalah “untuk membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt, selama hidupnya, dan matipun tetap
dalam keadaan muslim”4
Pendapat ini didasari firman Allah Swt, dalam surat Ali Imran
ayat 102 sebagai berikut:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenarnya takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim(Q.S Ali-Imran:102).
Menurut M. Athiyah al-Abrasyi “pembentukan moral yang
tinggi adalah tujuan-tujuan utama dari pendidikan Islam.
11
Menurut Abd. Rahman Sholeh,” tujuan Pendidikan Agama
Islam ialah memberikan bantuan kepada manusia yang belum
dewasa, supaya cakap menyelesaikan tugas hidupnya yang diridhai
Allah SWT. Sehingga terjalinlah kebahagiaan dunia dan akhirat
atas kuasanya sendiri.5
Menurut Ahmad D.Marinba. “tujuan terakhir pendidikan Islam
ialah terbentuknya kepribadian muslim” yang dimaksud dengan
kepribadian muslim ialah kepribadian yang seluruh
aspek-aspeknya yakni baik tingkah laku luarnya kegiatan-kegiatan
jiwanya, maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan
pengabdian kepada Tuhan, penyerahan diri kepada-Nya.6 Pendapat
tersebut sesuai dengan firman Allah Al-Qur’an Adz-Dzariyat ayat
56 sebagai berikut:
dan Aku (Allah) tidak diciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk mengabdi kepada-Ku” (Q.S Adz-Dzariyat:56).
Berpedoman dari beberapa pendapat diatas, maka penulis
menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk
membentuk manusia yang mengabdi kepada Allah, cerdas,
terampil, berbudi pekerti luhur, bertanggungjawab terhadap dirinya
dan masyarakat guna tercapainya kebahagian dunia dan akhirat.
3) Fungsi Pendidikan Agama Islam
Agama merupakan masalah yang abstrak, tetapi
dampak/pengaruhnya akan tampak dalam kehidupan yang konkret.
a) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah Swt. yang ditanamkan dalam
lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama
5Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta.1991), h.112
kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan
oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk
menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui
bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan
ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
b) Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
c) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuiakan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran
agama Islam.
d) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan, kelemahan-kelemahan siswa dalam
keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
e) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau bahaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
Indonesia seutuhnya.
f) Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara
umum, sistem dan fungsionalnya.
g) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki
bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya dan bagi orang lain.
4) Karakteristik Pendidikan Agama Islam
a) Pendidikan Agama Islam mempunyai dua sisi kandungan,
yakni sisi keyakinan dan sisi pengetahuan.
b) Pendidikan Agama Islam bersifat dektrinal, memihak, dan
13
c) Pendidikan Agama Islam merupakan pembentukan akhlak yang
menekankan pada pembentukan hati nurani dan pemahaman
sifat-sifat ilahiyyah yang jelas dan pasti.
d) PendidikanAgama Islam bersifat fungsional.
e) Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk meyempurnakan
bekal keagaman peserta didik.
f) Pendidikan Agama Islam diberikan secara komprehensif.
5) Ruang Lingkup PAI di SMP
Ruang lingkup pendidikan agama Islam di SMP meliputi
keserasian dalam keseimbangan antara :
a) Hubungan manusia dengan Allah
b) Hubungan manusia sesama manusia
c) Hubungan manusia dengan alam dan lingkungan
Adapun runag lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam di
SMP terfokus pada aspek ;
a) Keimanan
b) Al-quran dan Hadist
c) Akhlak
d) Fiqih/ Ibadah
e) Tarikh dan Kebudayaan Islam
6) Sumber Pendidikan Agama Islam
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia sumber adalah asal
sesuatu. Sumber ajaran Islam adalah asal ajaran Islam (termasuk
sumber agama Islam di dalamnya), Allah telah menetapkan sumber
ajaran Islam yang wajib diikuti oleh setiap muslim. Ketetapan
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya) dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berilainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunahnya), jika kamu benar -bear beriman kepada Allah dan hari kemudian yang demikian itu lebih utama(bagimu) dan lebih baik akibatnya (Q.S An-Nisa:59).
Di kalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran
Islam yang utama adalah al-Qur’an dan sunnah. Sedangkan
penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk memahami
al-Qur’an dan sunnah. a) Al-Qur’an
(1) Pengertian Al-Qur’an
Pengertian al-Qur’an secara etimologi adalah bacaan.
Kata dasarnya qa-ra-a, yang artinya membaca. Al-Qur’an
bukan hanya untuk dibaca, akan tetapi isinya harus
diamalkan. Oleh karena itu al-Qur’an dinamakan kitab,
yang ditetapkan atau diwajibkan untuk dilaksanakan.
Adapun pengertian dari segi istilah, para ahli memberikan
definisi sebagai berikut:7
Al-Qur’an adalah sumber agama (juga ajaran) Islam
pertama dan utama. Menurut keyakinan umat Islam yang
diakui kebenaranya oleh penelitian ilmiah, al-Quran adalah
kitab suci yeng memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama
benar dengan yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit
15
selama 22 tahun 2 bulan 22 hati, mula-mula di Mekkah
kemudian di Madinah.8
Menurut Manna’ al-Qaththan, yang dikutip oleh
Muhammad Alim, dalam bukunya pendidikan Agama
Islam, al-Qur’an adalah kalamulah yang diturunkan kepada
Muhammad SAW. Dan membacanya adalah ibadah.
Pengertian demikian senada dengan yang diberikan
al-Zarqani. Menurutnya al-Qur’an adalah lafal yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dari permulaan
surat al-Fatihah sampai akhir surat al-Nas.
(2) Otentisitas Al-Qur’an
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dalam
waktu kurang lebih 23 tahun. Menurut beberapa riwayat,
Rasulullah SAW hidup di Mekah selama 13 tahun,
kemudian hijrah ke Madinah dan bermukim di kota ini
hingga akhir hayatnya, yakni selama 10 tahun. Ibn Abbas
mengatakan Rasulullah diangkat sebagai Nabi dan Rasul
dalam usia 40 tahun.
Ayat-ayat al-Qur’an yang diturunkan selama lebih
kurang 23 tahun ini dapat dibedakan antara ayat-ayat yang
diturunkan ketika Nabi Muhammad masih tinggal di
Mekkah (sebelum hijrah) dengan ayat yang turun setelah
Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Di dalam
kepustakaan, ayat-ayat yang turun tatkala Nabi
Muhammad masih berdiam di Mekkah disebut ayat-ayat
Makkiyah, sedangkan ayat-ayat yang turun sesudah Nabi
Muhammad pindah ke Madinah dinamakan ayat-ayat
Madaniyah. Ciri-cirinya adalah:
(a) Ayat-ayat Makkiyah umumnya pendek-pendek, merupakan
19/30 dari seluruh isi Al-Qur’an, terdiri dari 86 surat, 4780
ayat. Ayat-ayat Madaniyah pada umumnya
panjang-panjang, merupakan 11/30 dari seluruh isi al-Qur’an, terdiri
28 surat,1456 ayat.
(b) Ayat-ayat Makkiyah dimulai dengan kata-kata ya
ayyuhannas (hai manusia) sedang ayat-ayat Madaniyah
dimulai dengan kata-kata ya ayyuhallazinaamanu (hai
orang-orang yang beriman)
(c) Ayat-ayat Makkiyah pada umumnya mengenai tauhid yakni
keyakinan pada Kemaha Esaan Allah, hari kiamat, akhlak
dan kisah-kisah umat manusia dimasa lalu, sedangkan
ayat-ayat Madaniyyah memuat soal-soal hukum, keadilan,
masyarakat dan sebaganya.
(d) Ayat-ayat Makkiyah diturunkan selama 12 tahun 13 hari,
sedang ayat-ayat Madaniyyah selama 10 tahun, 2 bulan 9
hari.
(3) Isi kandungan al-Qur’an
Isi kandungan al-Qur’an, pada garis besarnya
mengandung pokok-pokok ajaran sebagai berikut:
(a) Prinsip-prinsip akidah (keimanan)
(b) Prinsip-prinsip syariah
(c) Janji dan ancaman
(d) Ilmu pengetahuan
(e) Sejarah dan kisah-kisah masa lalu
(4) Fungsi dan Peran al-Qur’an
Fungsi al-Qur’an dalam kehidupan manusia yang
utama dan esensial adalah sebagai berikut:
(a) Petunjuk kepada umat manusia ke jalan yang baik dan
benar agar manusia memperoleh kebahagiaan dalam
17
(b) Keterangan-keterangan, yaitu untuk memberikan
keterangan, dalil-dalil, penjelasan-penjelasan secara
terperinci tentang batas-batas yang ditentukan Allah,
kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan,
keterangan mana yang halal dan haram, dan lain-lain.
(c) Al-Qur’an sebagai kabar gembira dengan memberikan
harapan-harapan masa depan bagi orang-orang
beriman, tunduk, dan patuh kepada aturan Allah,
berupa janji Allah dalam bentuk kesenangan dan
kenikmatan yang tiada tara.
(d) Pemisah, yaitu menjadi garis pemisah untuk
membedakan antara yang hak dan yang batil, antara
yang benar dan yang salah.
(e) Rahmat, yaitu karunia untuk umat manusia, yang akan
memberikan kenikmatan hidup jasmaniah dan rohaniah.
Sedangkan menurut S.H Nasr yang dikutip oleh
Muhammad Daud Ali, al-Qur’an mempunyai tiga jenis
petunjuk bagi manusia. Pentunjuk itu adalah pertama ajaran
tentang susunan alam semesta dan posisi manusia
didalamnya. Kedua, al-Quran berisi tentang ringkasan
sejarah manusia, rakyat biasa, raja-raja, orang-orang suci,
para nabi sepanjang zaman dan cobaan yang menimpa
mereka. Ketiga, al-Quran berisi sesuatu yang sulit
dijelaskan dalam bahasa modern. Ayat-ayat al-Quran,
karena merupakan firman Allah, mengandung kekuatan
yang berbeda dari apa yang kita pelajari secara rasional.9
9 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Jaya,2008)
b) As-sunnah
(1) Pengertian Sunnah
Sunnah atau hadist adalah sumber kedua ajaran Islam.
Sunnah secara harfiah berarti suatu sarana, suatu jalan,
aturan, dan cara untuk berbuat atau cara hidup. Ia juga
berarti metode atau contoh. Dalam persetujuan yang berasal
dari Nabi Muhammad SAW.10
Ada tiga jenis sunnah. Pertama adalah qawl atau
perkataan Nabi SAW. Kedua adalah fi’li atau tindakan atau
perbuatan Nabi SAW. Ketiga adalah taqrir atau sikap diam
Rasulullah sebagai persetujuan dari tindakan atau amal
perbuatan orang lain.
(2) Sunnah sebagai sumber ajaran Islam
Al-Hadist adalah sumber kedua agama dalam ajaran
Islam. Apa yang dijelaskan dalam al-Quran dirinci atau
diperjelas oleh Rasulullah dengan sunah beliau. Karena itu,
sunah Rasulullah yang kini terdapat dalam al-Hadist
merupakan penafsiran serta penjelasan otentik, (sah, dapat
dipercaya sepenuhnya) tentang al-Quran.
Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.
19
Sunnah adalah sumber ajaran Islam yang kedua setelah
sumber al-Qur’an. Bagi seorang muslim yang telah beriman
kepada al-Qur’an, maka harus percaya kepada Assunah
sebagai sumber ajaran Islam. Dalil yang menerangkan
tentang hal tersebut, banyak diisyaratkan al-Qur’an antara
lain:
(a) Setiap muslim harus taat kepada Allah dan Rasul-Nya.11
Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya).
(b) Kepatuhan kepada Rasul berarti patuh dan cinta kepada
Allah.12
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
11 Ahmad Hatta, Tafsir Al-Qur’an Per Kata dilengkapi dengan Asbabul Nuzul & Terjemah
(Jakarta: Maghfirah Pustaka,2010),QS.Al-Anfal,8:20.h.179-180.
(c) Berhukum terhadap Sunnah adalah tanda orang beriman.13
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.
(3) Fungsi Sunah terhadap Al-Qur’an
Ada tiga fungsi assunah terhadap al-Qur’an dalam
pandangan ahli-ahli ushul, sebagaimana dijelaskan
Muhammad „Ajjad al-Khathib yang dikutip oleh Muhammad Alim:
(a) Mendukung atau menjelaskan suatu ketentuan yang
dibawa al-Qur’an.
(b) Memperjelas atau merinci (menafsirkan) apa yang telah
digariskan dalam al-Qur’an.
(c) Menetapkan hukum yang tidak terdapat di dalam
al-Qur’an.
c) Ijtihad
(1) Pengertian Ijtihad
Ijtihad ialah mencurahkan segala tenaga (pikiran) untuk
menemukan hukum agama (syara’), melalui salah satu dalil
syara’ dan dengan cara tertentu.14
13 Ahmad Hatta, Tafsir Al-Qur’an Per Kata dilengkapi dengan Asbabul Nuzul & Terjemah
21
Menurut Ibrahim Hosen yang dikutip oleh Muhammad
Alim ijtihad berarti pengerahan segala kesanggupan untuk
mengerjakan sesuatu yang sulit. Menurutnya konsepsi ini
sangat keliru bila kata ijtihad diterapkan pada pengertian
sesuatu yang mudah atau ringan, misalnya, dikatakan orang
itu berijtihad dalam mengangkat tongkat merupakan suatu
pekerjaan mudah atau ringan yang dapat dilakukan oleh
siapapun tanpa harus mengerahkan segala
kesanggupannya.15
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan
pengertian ijtihad adalah usaha yang sungguh-sungguh yang
dilakukan seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan
dan pengalaman yang memenuhi syarat, mencari,
menentukan hukum yang belum jelas dan tidak terdapat
dalam al-Quran dan Sunnah.
(2) Kedudukan Ijtihad sebagai sumber ajaran Islam
Berbeda dengan al-Qur’an dan assunnah, ijtihad dalam
kapasitasnya sebagai sumber ajaran Islam terikat dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
(a) Pada dasarnya yang ditetapkan oleh ijtihad tidak dapat
melahirkan keputusan yang bersifat mutlak, sebab
ijtihad sebagai produk manusia yang relative, maka
keputusan suatu ijtihad pun adalah relative.
(b) Suatu keputusan yang ditetapkan oleh ijtihad, mungkin
berlaku bagi seseorang tapi tidak berlaku bagi orang
lain.
(c) Ijtihad tidak berlaku dalam urusan penambahan dan
atau pengurangan ibadah mahdhah (ritual khusus,
14 M. Ali Hasan.,Perbandingan Mazhab,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1995), h. 33.
ibadah yang termasuk paket dari Rasulullah, semisal
shalat).
(d) Keputusan ijtihad tidak boleh bertentangan dengan
al-Qur’an maupun assunnah.
(e) Dalam proses berijtihad hendaknya dipertimbangkan
faktor-faktor motivasi, akibat, kemaslahatan bagi umat,
kemaslahatan bersama dan nilai-nilai yang menjadi ciri
dan jiwa dari ajaran Islam.
(3) Syarat-syarat Berijtihad
Di antara banyak persyaratan yang harus dipenuhi oleh
orang yang akan melakukan ijtihad, sebagaimana disebutkan
oleh para ulama dalam kitab ushul fiqih, yang terpenting ialah :
a) Memiliki ilmu pengetahuan yang luas tentang ayat-ayat
Al-Qur’an yang berhubungan dengan masalah hukum, dalam arti mampu membahas ayat-ayat tersebut untuk menggali
hukum.
b) Memiliki pengetahuan yang luas tentang hadist-hadist Nabi
SAW.
c) Mengetahui bahasa Arab dengan berbagai ilmu
kebahasannya, seperti nahwa, sharaf, ma’ani,bayan, badi’,
agar dapat menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an atau sunah
dengan cara yang benar.
d) Mengetahui kaidah-kaidah ilmu ushul fiqh yang
seluas-luasnya, karena ilmu ini menjadi dasar berijtihad.
e) Mengetahui ilmu logika, agar dapat menghasilkan
kesimpulan yang benar tentang hukum, dan sanggup
mempertanggungjawabkannya.
f) Mengetahui soal-soal ijma’, supaya tidak timbul pendapat
yang bertentangan dengan hasil ijma’.
g) Mengetahui hadis yang dibatalkan karena sesuatu yang
23
(4) Qiyas
Adalah menetapkan suatu hukum yang tidak ditetapkan
dalam al-Qur’an dan hadis, dengan cara dianalogikan kepada
suatu hukum yang telah diterangkan al-Qur’an atau hadis
karena memiliki sebab yang sama.16
(5) Ijma’
Adalah kesepakatan ulama-ulama Islam dalam menentukan
suatu keputusan hukum atas masalah ijtihadiyah.17 Ketika Ali
bin Abi Thalib mengemukakan pada Rasulullah tentang
kemungkinan adanya suatu masalah yang tidak dibicarakan
oleh al-Quran maupun hadist, maka Rasul menyatakan,
kumpulkan orang-orang yang berilmu kemudian jadikan
persoalan tersebut sebagai bahan musyawarah.
(6) Istihsan
Yaitu menetapkan suatu hukum terhadap suatu persoalan
ijtihadiyah atas dasar prinsip-prinsip umum ajaran Islam, seperti keadilan, kasih sayang dan lain-lain. Para ulama,
istihsan disebut juga qiyas khafi ( analogi samar) atau disebut sebagai pengalihan hukum yang diperoleh dengan jalan kepada
hukum lain atas pertimbangan kemaslahatan umum. Apabila
dihadapkan kepada keharusan memilih salah satu diantara dua
persoalan yang sama-sama jelek, maka harus diambil yang
lebih ringan kejelekanya.
(7) Mashalilhul Mursalah
Yaitu menetapkan hukum terhadap suatu persoalan atas
pertimbangan kegunaan dan kemanfaatan yang sesuai dengan
tujuan syariat Islam, yaitu untuk memelihara kelestarian dan
keselamatan agama (hak untuk beragama), jiwa (hak untuk
16 Muhammad Alim, Ibid. h.199.
hidup), akal (hak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan), harta
(hak untuk memiliki dan memanfaatkan harta), dan keturunan
(hak untuk mengembangkan keturunan).
b. Hasil Belajar PAI
1) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar berasal dari bahasa belanda “ prestatie” atau
dalam bahasa Indonesia menjadai prestasi yang berarti hasil
usaha. Prestasi selalu di kaitkan dengan kegiatan tertentu,
seperti yang dikemukakan oleh Abdullah bahwa dalam setiap
proses akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan
dinyatakan sebagai hasil belajar seseorang. Sedangkan
menurut Suryadinata bahwa hasil belajar termasuk dalam
kelompok atribut kognitif, yang merespons hasil pengukuranya
tergolong pendapat, yaitu respon yang dapat dinyatakan benar
atau salah.
Penilaian dalam pembelajaran juga meliputi tiga aspek,
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif
berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk di
dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Ranah afektif
mencakup watak perilaku, seperti perasaan, minat, sikap,
emosi, dan nilai. Sementara ranah psikomotor mencakup
imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi.18
Setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dapat
dipastikan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan
tersebut berupa terjadinya perubahan dan peningkatan terhadap
beberapa aspek atau kawasan (domain) belajar yaitu aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor. Interpretasi terhadap tiga
18 Kunandar, Guru Profesional implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (
25
aspek sasaran belajar tersebut berdasarkan teori Taksonomi
Bloom yaitu:
a) Kognitif
Ranah kognitif terkait dengan kemampuan mengetahui,
memahami, megaplikasikan, menganalisis, melakukan sintesis,
dan mengevaluasi.19 Kemampuan mengetahui artinya
kemapuan mengetahui fakta, konsep, prinsip dan skill.
Kemampuan memahami, artinya kemapuan mengerti tentang
hubungan sebab akibat, dan penarikan kesimpulan.
Kemampuan mengaplikasikan sesuatu, artinya menggunakan
pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapakan
pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan menganalisis, artinya menentukan
bagian-bagian dari suatu masalah, dan penyelesaian atau gagasan serta
menunjukkan hubungan anatar bagian itu. Kemampuan
sintesis, artinya menggabungkan berbagai informasi menjadi
satu kesimpulan dan konsep, meramu atau merangkai berbagai
gagasan menjadi sesuatu hal yang baru. Kemampuan evaluasi,
artinya mempertimbangkan dan menilai benar salah, baik
buruk, bermanfaat tak bermanfaat.
Ranah kogntif Revisi Taksonomi Bloom
2.1 Tabel Taksonomi Bloom Revisi
Taksonomi Blom lama C1 (Pengetahua n) C2 (Pemahama n) C3 (Aplikasi) C4 (Analisi) C5 (Sintesis) C6 (Evaluasi ) Taksonomi Bloom revisi C1 (Mengingat) C2 (Memaham i) C3 (Mengapila sikan) C4 (Memaha mi) C5 (Mengeval uasi) C6 (Mencipt a)
b) Afektif
Ranah afektif (affective domain) menurut tasonomi Kratwohl,
Bloom dan kawan-kawan.
(1) Penerimaan (receiving)
(2) Partisipasi (responding)
(3) Penilaian/penentuan sikap (valuing)
(4) Organisasi (organization)
(5) Pembentukan pola hidup (characterization by a value or value
complex).20
Ranah afektif terkait dengan kemampuan menerima,
merespons, menilai, mengorganisasi, dan memiliki karakter.21
Kemampuan menerima, artinya kemampuan menerima fenomena
dan stimulus (rangsangan) atau kemampuan menunjukkan
perhatian yang terkontrol dan terseleksi. Kemampuan merespons,
artinya kemampuan menunjukkan perhatian yang aktif,
kemampuan melakukan sesuatu, dan kemampuan menanggapi.
Kemampuan menilai, artinya menunjukkan konsistensi
perilaku yang mengandung nilai, mempunyai motivasi untuk
berprilaku sesuai dengan nilai-nilai. Kemampuan mengorganisasi,
artinya nilai-nilai yang relevan ke dalam suatu sistem,
menentukkan hubungan antar nilai, menetapkan nilai yang
dominan dan diterima. Dan kemampuan memiliki karakter, artinya
suatu nilai telah menjadi karakternya atau nilai-nilai tertentu telah
mendapat tempat dalam dirinya dan mewarnai kehidupanya.
c) Psikomotorik
Kompetensi siswa dalam ranah psikomotorik menyangkut
kemampuan melakukan gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan
persepsi, gerakan berkemampuan fisik, gerakan terampil, gerakan
20 Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Grasindo:1991), h.150.
27
indah, dan kreatif.22 Kemampuan gerakan refleks, artinya respons
terhadap stimulus tanpa sadar. Kemampuan melakukan gerakan
dasar, artinya gerakan yang muncul tanpa latihan, tetapi dapat
diperluas melalui praktik.
Ranah psikomotorik (pychomotoric domain) menurut
klasifikasi Simpson:
(1) Persepsi (perception)
(2) Kesiapan (set)
(3) Gerakan terbimbing (guided response)
(4) Gerakan yang terbiasa (mechanical response)
(5) Gerakan yang kompleks (complex response)
(6) Penyesuaian pola gerakan (adjustment)
(7) Kreativitas (creativity)23
Kemampuan melakukan gerakan persepsi, artinya gerakan
lebih halus dibanding gerakan refleks dan dasar karena sudah
dibantu kemampuan perseptual. Kemampuan melakukan gerakan
kemampuan fisik, artinya gerakan yang lebih efisien dan
berkembang melalui kematangan dan belajar. Kemampuan
melakukan gerakan terampil, artinya gerakan yang dapat
mengontrol berbagai tingkatan gerakan, gerakan yang sulit, rumit,
kompleks dengan tangkas dan cekatan. Kemampuan gerakan indah
dan kreatif, artinya gerakan untuk mengomunikasikan perasaan,
gerakan terampil yang efisien dan indah. Tes penilaian hasil
belajar siswa bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :24
(1) Formatif, yaitu merupakan umpan balik bagi guru sebagai
dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
mengadakan program remidial bagi siswa yang belum
menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari.
22Ibid. h. 388.
23 Winkel, Op.Cit. h.150.
(2) Sumatif, yaitu dapat menegtahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran, menentukkan angka nilai sebagai
bahan keputusan kenaikan kelas dan laporan perkembangan
bealajar siswa, serta dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa.
(3) Diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang siswa
(psikologis, fisik dan lingkungan) yang mengalami kesulitan
belajar.
(4) Seleksi dan penempatan, yaitu hasil penilaian dapat dijadikan
dasar untuk menyeleksi dan menempatkan siswa sesuai dengan
minat dan kemampuanya.
2) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
a) Kematangan/pertumbuhan
Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf
pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya dalam arti
potensi-potensi jasmani dan rohaninya telah matang untuk itu.
b) Kecerdasan dan inteligensi
Selain kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari
sesuatu dengan baik ditentukan juga oleh taraf kecerdasan.
c) Latihan dan Ulangan
Karena terlatih sering kali mengulangi sesuatu, maka
kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi
makin dikuasi dan makin mendalam. Sebaliknya, tanpa latihan
pengalaman-pengalaman yang telah dimilikinya dapat menjadi
hilang atau berkurang.
d) Motivasi
Motivasi merupakan pendorong suatu organisme untuk
melakukan sesuatu.
29
Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam juga
mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai di
mana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak.
f) Guru dan cara mengajar
Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya
pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara guru
mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya juga
turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai.
g) Motivasi sosial
Karena belajar itu suatu proses yang timbul dari dalam,
maka memotivasi memegang peranan penting. Jika guru atau
orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada nak-anak,
maka timbullah dorogan dan hasrat untuk belajar lebih baik.
h) Lingkungan dan kesempatan
Pengaruh lingkungan dan kesempatan untuk belajar juga
dapat mempengaruhi belajarnya.
3) Hasil belajar Pendidikan Agama Islam
Hasil belajar merupakan suatu bentuk pengakuan terhadap hasil
belajar. Suatu hasil belajar dapat dikategorikan memiliki prestasi
jika hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk
meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dapat
dilakukan dengan meningkatkan kualitas pembelajaran diantaranya
sebagai berikut: Pertama, peningkatkan aktivitas dan kreativitas
peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.
Kreativitas dapat dikembangkan dalam memberi kepercayaan,
komunikasi yang baik, dan pengawasan yang tidak terlalu ketat.
Kedua, peningkatan disiplin sekolah, yaitu suatu keadaan tertib
dimana guru, staf sekolahan, dan peserta didik yang tergabung
dalam sekolah, tunduk kepada peraturan yang telah ditetapkan
dengan senang hati. Ketiga, peningkatan motivasi belajar. Motivasi
kearah suatu tujuan tertentu. Guru memberikan motivasi kepada
siswa akan mendorong siswa untuk belajar secara maksimal untuk
mencapai hasil yang maksimal.
2. Hakikat Pembelajaran Mind Map a. Pengertian Mind Map
1) Pengertian Pembelajaran
Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua
lapisan masyarakat. Bagi para belajar atau mahasiswa kata
“belajar” merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan
mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal.
Menurut Slameto yang dikutip oleh Syaiful Bahri
Djamarah, pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingku