• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penerapan metode mind map terhadap hasil belajar PAI Kelas VIII di SMP YANURI Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penerapan metode mind map terhadap hasil belajar PAI Kelas VIII di SMP YANURI Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN METODE MIND MAP

TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM KELAS VIII DI SMP YANURI TEGAL ALUR

KALIDERES JAKARTA BARAT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

AHMAD IRFAN

1111011000106

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Ahmad Irfan. NIM 1111011000106. Pengaruh Penerapan Metode Mind Map Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VIII di SMP YANURI Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode Mind

Map terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMP YANURI

Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat. Metode yang digunakan adalah metode kuasi

eksperimen. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-A dan kelas VIII-B SMP YANURI Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat.

Kelas VIII-B sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode Mind Map

dan kelas VIII-A sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode Puzzle.

Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar. Soal tes hasil belajar yang digunakan sebanyak 40 soal berbentuk pilihan ganda dan setelah melalui proses uji validitas, terdapat 28 soal yang valid dengan realibitas 0,74 dan termasuk kategori tinggi atau dengan kata lain instrumen ini layak digunakan dalam

penelitian. Teknik analisis data menggunakan metode statistik uji “t” (uji beda), untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan konsultasi pada tabel distribusi “t”

pada taraf signifikansi 5%. Temuan hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh penggunaan metode mind map terhadap hasil belajar PAI siswa. Hal ini

ditunjukan dari hasil pengujian dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai Thitung >

Ttabel yaitu 2,396>1,671 dengan taraf signifikasi 0,05. Selain itu di lihat hasil

perhitungan post test kelas eksperimen yang menggunakan metode Mind Map

(nilai rata-rata 85,6) menunjukan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan

kelas kontrol yang menggunakan metode Puzzle (nilai rata-rata 82,5). Dari

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode mengajar di Mind Map

berpengaruh terhadap hasil belajar PAI siswa.

(6)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode Mind

Map terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMP YANURI

Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat. Metode yang digunakan adalah metode kuasi

eksperimen. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-A dan kelas VIII-B SMP YANURI Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat.

Kelas VIII-B sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode Mind Map

dan kelas VIII-A sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode Puzzle.

Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar. Soal tes hasil belajar yang digunakan sebanyak 40 soal berbentuk pilihan ganda dan setelah melalui proses uji validitas, terdapat 28 soal yang valid dengan realibitas 0,74 dan termasuk kategori tinggi atau dengan kata lain instrumen ini layak digunakan dalam

penelitian. Teknik analisis data menggunakan metode statistik uji “t” (uji beda), untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan konsultasi pada tabel distribusi “t”

pada taraf signifikansi 5%. Temuan hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh penggunaan metode mind map terhadap hasil belajar PAI siswa. Hal ini

ditunjukan dari hasil pengujian dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai Thitung >

Ttabel yaitu 2,396>1,671 dengan taraf signifikasi 0,05. Selain itu di lihat hasil

perhitungan post test kelas eksperimen yang menggunakan metode Mind Map

(nilai rata-rata 85,6) menunjukan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan

kelas kontrol yang menggunakan metode Puzzle (nilai rata-rata 82,5). Dari

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode mengajar di Mind Map

berpengaruh terhadap hasil belajar PAI siswa.

(7)

ABSTRACT

Ahmad Irfan. NIM 1111011000106. Effect of the Application Mind Mapping Method on Learning Outcomes of Islamic Education in Eight Grade in the YANURI Junior High School Tegal Alur Kalideres West Jakarta.

The goal from this research is for.knowing the effect of the application mind mapping method on learning outcomes of Islamic education in eight grade in the YANURI junior high school, Tegal alur, Kalideres, west Jakarta. The method used is the quasi-experimental method. In this research, the subjects were students of class VIII (A&B) Junior high school YANURI Tegal Alur Kalideres in West Jakarta. Class of VIII B as experiment class by using Mind Map method and VIII-A as a control class by using the Puzzle method. The instrument used is the achievement test. The question of achievement test used are forty multiple choice questions and after going through the process of validity testing, there are 28 question are valid with the reliability of 0.74 and include the higher category or in other words, these instruments fit for use in research. Data analysis technique using statistical methods test "t" (different test), to test the hypothesis of research carried out consultations on distribution table "t" at significance level of 5%. The findings of this research is the effect of the application mind mapping method on learning outcomes of Islamic education. This is shown from the results of testing by using t-test values obtained T count> T table i.e. 2.396> 1.671 with significance level of 0.05. moreover, if viewed the calculation results of post test experimental class by using Mind Map method ( average value 85,6 ) showed more higher values than the control class that used the Puzzle method( averge value 82,5 ). From this research can be concluded that mind map method effect on learning outcomes in Islamic education student.

(8)

iv telah memberikan banyak rahmat, nikmat, dan hidayah sehingga saya dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Hanya kepada-Nya penulis memohon

pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan. Allahumma shali ‘alaa

sayyidina Muhammad wa ‘alaa sayyidinaa Muhammad. Shalawat serta salam tidak lupa saya kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, makhuk mulia

yang penuh cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia dan membawa kita

pada jalan yang di ridhai Allah SWT. Terimakasih yang teramat banyak kepada

kedua orang tua tercinta Ayahanda Khaerudin dan Ibunda Suminah, atas

segala pengorbanan dan kasih sayang yang tercurahkan, yang telah mengajarkan

penulis kebaikan, arti cinta, makna kehidupan dan yang telah mendidik penulis

dengan kasih sayang.

Dalam proses penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), penulis banyak

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materi, maka

penulis mengucapkan terima kasih juga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. H. Majid Khon, MA. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Marhamah Saleh. Lc. MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Heny Narendrany Hidayati. M.Pd. Dosen pembimbing yang selalu

meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis.

5. Bapak Muh, Magfur, S.Ag. Kepala Sekolah SMP YANURI Tegal Alur,

Kalideres, Jakarta Barat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

(9)

iv

6. Ibu Dra, Manerah. Guru PAI SMP YANURI Tegal Alur, Kalideres,

Jakarta Barat yang telah memberikan saran dan pengarahan dalam proses

pelaksanaan pembelajaran.

7. Kakak-kakakku tersayang yaitu Suyanto, Muhammad Yassin, Muhammad

Yusuf, Muhammad Syarifudin, Ahmad Qoim serta seluruh keluarga yang

telah memberikan dukungan dan mendoakan kepada penulis selama ini.

8. Sahabat-sahabat ku CMPS Abdul Aziz, Ahmad Syauqi, Ahmad Widadi,

Akmal Nurullah, Ali Zuhdan, Arfin Syadzi, Firman Faisal, M. Haikal

Alyusdi, Wiguna Miharja dan Ade Esa Nur Iskandar dan serta Sahabat

PAI Angkatan 2011 yang senantiasa membantu dalam menyelesaikan

penelitian.

9. Adik-adik SMP YANURI Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat yang telah

mendukung proses berjalannya penelitian.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,

mudah-mudahan segala bimbingan, dan bantuan, dan doa yang telah diberikan mendapat

imbalan dari Allah SWT. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah

pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi seluruh pembaca.

Jakarta, 8 Juli 2015

(10)

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

ABSTRAK

... i

ABSTRACT

... ii

KATA PENGANTAR

... iii

DAFTAR ISI

... v

DAFTAR TABEL

... viii

DAFTAR GAMBAR

... ix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C. Pembatasan Masalah... 7

D. Perumusan Masalah... 7

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian... 7

1. Tujuan Penelitian... 7

2. Manfaat Penelitian... 7

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR,

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori... 9

1. Hakikat Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam... 9

a. Pendidikan Agama Islam... 9

1) Pengertian PAI... 9

2) Tujuan PAI... 10

3) Fungsi PAI... 12

4) Karakteristik PAI... 13

5) Ruang Lingkup PAI di SMP ... 13

(11)

b. Hasil Belajar PAI... 23

1) Pengertian hasil belajar... 23

2) Faktor yang mempengaruhi hasil belajar... 27

3) Hasil Belajar PAI…... 28

2. Hakikat Pembelajaran Mind Map... 29

a. Pengertian Pembelajaran... 29

b. Pembelajaran Mind Map... 30

c. Tujuan Mind Map... 30

d. Kelebihan Mind Map... 31

e. Kelemahan Mind Map...31

f. Langkah-langkah penerapan Mind Map dalam pembelajaran... 31

3. Hakikat pembelajaran Puzzle... 31

a. Pengertian Pembelajaran... 31

b. Pembelajaran Puzzle... 32

c. Tujuan Puzzle... 33

d. Kelebihan Puzzle... 33

e. Kelemahan Puzzle... 33

f. Langkah-langkah penerapan Puzzle dalam pembelajaran...34

B. Hasil Penelitian yang Relevan... 34

C. Kerangka Berfikir... 35

D. Hipotesis Penelitian... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 38

B. Metode dan Desain Penelitian... 38

C. Populasi dan Sampel... 40

D. Variabel Penelitian... 40

(12)

3. Tingkat Kesukaran... 44

4. Daya Pembeda... 44

H. Prosedur Penelitian... 44

I. Teknik Analisis Data...45

1. Uji Normalitas... 45

2. Uji Homogenitas... 46

3. Uji Hipotesis... 47

J. Hipotesis Statistik ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi dan Analisis Data... 49

B. Langkah- langkah perlakuan dalam penelitian... 51

C. Data Hasil Belajar PAI Siswa ... 53

D. Pengujian Persyaratan Analisis... 63

E. Pengujian Hipotesis Pembahasan Hasil Penelitian... 65

F. Keterbatasan Penelitian... 66

G. Gambar Penelitian... 67

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan... 70

B. Implikasi... 70

C. Saran... 71

DAFTAR PUSTAKA

... x
(13)
[image:13.595.109.501.171.607.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram frekuensi nilai pre-test kelas eksperimen ...53

Gambar 4.2 Diagram frekuensi nilai pre-test kelas kontrol ...55

Gambar 4.3 Diagram frekuensi nilai post-test kelas eksperimen...58

(14)

Tabel 3.1 Tabel desain penelitian pre-tes dan post tes kontrol group design 38

Tabel 3.2 Tabel matrik variable ... 40

Tabel 3.3 Tabel kisi-kisi Intrument test ... 42

Tabel 4.1 Tabel klarifikasi tingkat kesukaran butir soal... 49

Tabel 4.2 Tabel tingkat daya pembeda...50

Tabel 4.3 Tabel langkah-langkah penelitian pada setiap kelompok ... 50

Tabel 4.4 Tabel nilai hasil pre-tes eksperimen... 52

Tabel 4.5 Tabel distribusi hasil nilai pre-tes eksperimen...52

Tabel 4.6 Tabel nilai hasil pre-tes kontrol... 53

Tabel 4.7 Tabel distribusi hasil nilai pre-tes kontrol...55

Tabel 4.8 Tabel nilai hasil post-tes eksperimen... 56

Tabel 4.9 Tabel distribusi hasil nilai post-tes eksperimen...57

Tabel 4.10 Tabel nilai hasil post-tes kontrol...59

Tabel 4.11 Tabel distribusi hasil nilai post-test kontrol...60

Tabel 4.12 Tabel hasil uji normalitas pre-tes eksperimen dan kontrol...62

Tabel 4.13 Tabel hasil uji normalitas post-tes eksperimen dan kontrol... 62

Tabel 4.14 Tabel hasil uji homogenitas...63

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Kurikulum 2013 disusun untuk menyempurnakan kurikulum

sebelumnya dengan pendekatan belajar aktif berdasarkan nilai-nilai agama

dan budaya bangsa. Berkaitan dengan ini, pemerintah telah melakukan

penyesuaian beberapa mata pelajaran yang antara lain adalah mata

pelajaran agama Islam menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti.1 Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan mata

pelajaran yang harus dipelajari oleh setiap siswa mulai dari tingkat dasar

sampai perguruan tinggi.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah belajar adalah serangkaian kegiatan

jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil

dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang

menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.2

Skinner berpendapat yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono bahwa

belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya

menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya

menurun.3

Dari definisi diatas Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang fundamental dalam penyelengaraan setiap jenis dan

jenjang pendidikan. Ini mempunyai arti bahwa berhasil atau gagalnya

pencapaian tujuan pendidikan itu sangat tergantung pada proses belajar

yang dialami siswa, baik ketika didalam lingkungan sekolah maupun di

lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Oleh karenanya pemahaman

yang benar menganai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan

1Buku Guru Agama Islam dan Budi Pekerti (Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan

Republik Indonesia,2014),h.4.

2Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,(Jakarta: PT Rineka Cipta,2011), h,13.

(16)

manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru.

Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar

dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan

kurang bermutunya hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.

Menurut Abd. Rahman Shaleh Pendidikan Agama Islam ialah segala

sesuatu yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang

merupakan dan sesuai dengan ajaran Islam.4

Menurut Ahmad D.Marinba “tujuan terakhir pendidikan Islam ialah

terbentuknya kepribadian muslim” yang dimaksud dengan kepribadian

muslim ialah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya yakni baik tingkah

laku luarnya kegiatan-kegiatan jiwanya, maupun filsafat hidup dan

kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Tuhan, penyerahan diri

kepada-Nya.5

Jadi, pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam rangka

membentuk karakteristik serta spiritual seorang siswa perlu mendapatkan

perhatian khusus dalam penyelenggaraannya, karena dengan

kemampuan-kemampuan tersebut siswa membentengi diri mereka dari tantangan

kehidupan modern di era globalisasi serta selalu meningkatkan keimanan

dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Kemampuan siswa menyelesaikan permasalahan dirinya dan

lingkungannya merupakan bukti nyata bahwa lembaga pendidikan telah

berhasil menjalankan fungsinya.

Pendidikan Agama Islam sangat berpengaruh terhadap akhlak siswa

dalam kehidupan di masyarakat, karena setelah lulus dari lembaga

pendidikan, siswa akan kembali ke masyarakat. Dengan adanya mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat membantu siswa dalam

berinteraksi baik kepada Allah maupun dengan manusia serta makhluk

ciptaan Allah SWT.

4Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta,1991),h.111.

(17)

3

Materi yang terdapat pada mata pelajaran PAI sangat beragam dan

tidak semua materi dapat diterangkan dengan cara berceramah dengan

waktu yang singkat dua jam pelajaran perminggu. Dalam proses belajar

mengajar, penggunaan metode pengajaran yang tepat akan sangat

berpengaruh terhadap ketercapain tujuan pembelajaran. Semua metode

pembelajaran yang diterapkan oleh guru mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Metode pembelajaran yang sering diterapkan oleh guru-guru

Pendidikan Agama Islam cenderung hanya mengaktifkan salah satu sisi

otak siswa saja. Pada hakekatnya otak manusia terbagi menjadi dua, yaitu

otak kanan dan otak kiri. Idealnya guru mampu mengaktifkan seluruh

belahan otak siswa.

Penulis ingin meneliti pengaruh penerapan metode Mind Map karena

beberapa faktor, antara lain hasil belajar Pendidikan Agama Islam kurang

memuaskan. Oleh karena itu dengan metode Mind Map diharapkan hasil

belajar siswa meningkat. Nilai siswa merupakan tolak ukur bagi guru

apakah materi yang diajarkan sudah diterima oleh siswa atau belum. Nilai

menjadi ukuran guru apakah siswa sudah paham dengan materi yang

diajarkan atau belum paham sama sekali. Faktor lainnya yaitu pencapain

hasil belajar belum sesuai dengan target KKM yang diharapkan, KKM

atau Kriteria Ketuntasan Minimal merupakan batas nilai yang harus

dicapai siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Jika siswa

belum mencapai KKM guru akan mengadakan remedial atau memperbaiki

kemampuan belajar siswa. Tujuan remedial yaitu membantu siswa untuk

mencapai nilai KKM.

Pelajaran PAI menjadi mata pelajaran inti/pokok bagi siswa di

sekolah. PAI merupakan mata pelajaran pokok yang harus dipelajari oleh

setiap siswa. Pada umumnya guru menggunakan metode konvensional,

kurang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran PAI. Masih banyak

guru/tenaga pendidik menggunakan metode konvensional atau cara

sederhana seperti ceramah. Metode ceramah adalah cara penyajian

(18)

lisan secara langsung di hadapan peserta didik. Metode ceramah sering

digunakan, karena biayanya cukup murah dan mudah dilakukan,

memungkinkan banyaknya materi yang dapat disampaikan. Adapun

kekurangan metode ceramah cenderung membuat siswa kurang aktif,

kreatif, dan materi yang disampaikan hanya mengandalkan ingatan guru.6

Guru hanya menerangkan dan siswa mendengarkan materi yang dijelaskan

oleh guru, diperlukan usaha-usaha untuk memperbaiki mutu/kualitas

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan suatu strategi pembelajaran

yang tepat, menarik dan harus efektif sehingga siswa dapat aktif dalam

kegiatan pembelajaran dan dapat menghasilkan apa yang harus dikuasai

siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.

Salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat

dari pencapaian hasil belajar peserta didik. Keberhasilan peserta didik

dalam belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Salah

satu faktor eksternal yaitu metode pembelajaran, guru sebagai fasilitator

dalam pembelajaran harus mampu membuat siswa aktif dengan

menerapkan berbagai metode pembelajaran aktif guna meningkatkan hasil

belajar peserta didik. Faktor internal dalam belajar meliputi bakat, minat,

motivasi, dan kemampuan peserta didik. Kemampuan awal merupakan

kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik sebelum kegiatan belajar

mengajar berlangsung. Keanekaragaman kemampuan peserta didik yang

ada akan berpengaruh terhadap penguasan meteri pelajaran yang diajarkan

guru di dalam kelas, dengan demikian guru diharapkan dapat memilih

metode yang baik dan tepat sehingga proses belajar mengajar berjalan

dengan baik dan efektif.

Kondisi di SMP YANURI Tegal Alur, Jakarta Barat, masih sering

dijumpai adanya permasalahan yang berkaitan dengan metode

6Abuddin Nata, Presektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran,(Jakarta: kencana prenada

(19)

5

pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selama ini

dalam proses kegiatan belajar mengajar siswa sangat pasif, siswa tidak

menghiraukan materi yang disampaikan bahkan ada beberapa siswa yang

bercanda dengan temannya. Sering kali guru terjebak dengan cara-cara

konvensional yaitu berpusat pada guru (teacher centered) yang hanya

berorientasi pada pencapaian aspek-aspek kognitif yang mengandalkan

metode ceramah dalam pembelajarannya sehingga menyebabkan

kejenuhan, membosankan, dan siswa tertekan karena harus mendengarkan

guru bercerita beberapa jam tanpa memperhatikan siswa terlibat dalam

proses pembelajaran, ditambah lagi sarana prasarana yang kurang

memadai, media pembelajaran yang tidak tepat, dan lingkungan di luar

sekolah siswa yang kurang mendukung sehingga menyebabkan minat dan

hasil belajar siswa rendah.

Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan suatu strategi pembelajaran

yang tepat, menarik dan harus efektif sehingga siswa dapat aktif dalam

kegiatan pembelajaran dan dapat menghasilkan apa yang harus dikuasai

siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.

Salah satu starategi pembelajaran yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran aktif. Belajar

aktif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang

memungkinkan peserta didik bekerja sama untuk memaksimalkan belajar

mereka dalam kelompok. Selama belajar aktif, siswa akan memiliki

ketrampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam

kelompoknya, seperti keterampilan mengambar, keterampilan memberikan

penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi dan lain

sebagainya.

Terkait dengan berbagai macam-macam metode pembelajaran aktif

yang ada. Penulis ingin menggunakan metode Mind Map (Peta Pikiran).

Metode Mind Map adalah metode yang digunakan oleh guru untuk

(20)

aktif yaitu membaca, memahami, mengambar dan menuangkan materi

pembelajaran kedalam kertas dengan pensil berwarna agar lebih menarik.

Mind Map mempunyai karakteristik yaitu metode yang berkaitan

dengan gambar, untuk mempermudah siswa memahami pelajaran.

Alat-alat yang dibutuhkan cukup sederhana diantaranya kertas putih polos,

spidol berwarna cerah, gunting, pensil dan yang lain. Siswa bebas

menggambar sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.

Tujuan dari Mind Map adalah mengembangkan kemampuan

menggambarkan kesimpulan-kesimpulan yang masuk akal,

mengembangkan kemampuan mensistesis dan mengintegrasikan informasi

atau ide menjadi satu, serta mengembangkan kemampuan berfikir secara

heliostik untuk melihat keseluruhan materi yang diajarkan.

Dengan berbagai alasan yang dijelaskan di atas penulis memilih judul

“Pengaruh Penerapan Metode Mind Map Terhadap Hasil Belajar

Pendidikan Agama Islam kelas VIII di SMP Yayasan Nurul Iman, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat”

B.

Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, beberapa

masalah diidentifikasikan, sebagai berikut:

1. Umumnya guru Pendidikan Agama Islammasih menggunakan metode

yang sederhana dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

2. Rendahnya perhatian dan partisipasi siswa dalam pembelajaran PAI.

3. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PAI yang diperoleh masih

banyak yang di bawah Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) yang telah

ditentukan.

4. Pembelajaran yang berlaku pada guru selama ini hanya mengaktifkan

belahan otak kiri kurang mengaktifkan belahan otak kanan siswa.

5. Siswa masih dianggap sebagai objek belajar yang tidak memiliki

(21)

7

C.

Pembatasan Masalah

Untuk mengatasi masih belum optimalnya hasil belajar Pendidikan

Agama Islam dan rendahnya perhatian siswa belajar Pendidikan Agama

Islam, peneliti ingin memberi solusi melalui uji coba metode yang lebih

meningkatkan intensitas dan kualitas belajar siswa dengan Mind Map.

1. Pembelajaran aktif Mind Map yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah cara siswa dilibatkan untuk membaca, memahami, menggambar

dan menuangkan materi pelajaran dalam bentuk peta konsep sesuai

dengan kemampuan dan kreativitas masing-masing siswa.

2. Sedangkan hasil belajar yang dimaksud adalah hasil prestasi belajar

pada bidang studi Pendidikan Agama Islam pada mata pelajaran

Aqidah Akhlak kelas VIII Tahun Ajaran 2014-2015 SMP YANURI di

lihat dari hasil.

D.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, maka masalah yang akan

diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada pelajaran PAI

antara kelas menggunakan metode Mind Map dengan kelas yang

menggunakan metode Puzzle?

2. Apakah terdapat pengaruh metode Mind Map terhadap hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?

E.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.

Tujuan

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah

terdapat pengaruh yang signifikan penerapan metode Mind Map pada

(22)

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dari penelitian ini antara lain:

a. Memberikan dampak positif pada siswa agar lebih bersemangat

dalam belajar Pendidikan Agama Islam.

b. Memberikan salah satu alternatif pemebelajaran aktif kepada guru

khususnya guru agama sehingga metode Mind Map ini dapat

diterapkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan

Agama Islam.

c. Bagi masyarakat yang mempunyai perhatian terhadap dunia

pendidikan diharapkan dapat membangkitkan kesadaran mereka

(23)

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR,

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A.

Kajian Teori

1.

Hakikat Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

a.

Pendidikan Agama Islam

1) Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk

menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan

mengamalkan agama Islam melalui bimbingan, pengarahan atau

latihan dengan memerhatikan tuntutan untuk menghormati agama

lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam

masyarakat untuk mewujudkan kesatuan nasional.1

Menurut Abd.Rahman Shaleh Pendidikan Agama Islam ialah

segala sesuatu yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian

anak yang merupakan dan sesuai dengan ajaran Islam.2

Menurut Usman Said Pendidikan Agama Islam ialah segala

usaha untuk terbentuknya atau membimbing/menuntun rohani

jasmani seseorang menurut ajaran Islam.3

Dari pengertian tersebut dapat ditentukan beberapa hal yang

perlu diperhatikan dalam pembelajaran PAI yaitu:

a) PAI sebagai usaha sadar yakni suatu kegiatan bimbingan,

pengajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana dan

sadar atas tujuan yang hendak dicapai.

b) Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan.

1Akmal Hawi, Komptensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada,2013)h.19.

2Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta,1991), h.111.

(24)

c) Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan

keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran

agama Islam dari peserta didik.

2) Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan merupakan kegiatan yang paling penting dalam suatu

kegiatan. Tujuan itulah yang menentukan kegiatan dan apa yang

hendak dicapai dalam suatu kegiatan tersebut. Suatu kegiatan akan

berakhir bila tujuannya telah tercapai.

Tujuan pendidikan Agama Islam bukanlah semata-mata untuk

memenuhi kebutuhan intelektual saja, melainkan segi penghayatan

juga pengamalan serta pengaplikasiannya dalam kehidupan dan

sekaligus menjadi pegangan hidup.

Kemudian secara umum pendidikan Agama Islam bertujuan

untuk membentuk pribadi manusia menjadi pribadi yang

mencerminkan ajaran-ajaran Islam dan bertakwa kepada Allah.

Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa tujuan Pendidikan

Islam adalah “untuk membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt, selama hidupnya, dan matipun tetap

dalam keadaan muslim”4

Pendapat ini didasari firman Allah Swt, dalam surat Ali Imran

ayat 102 sebagai berikut:





















Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenarnya takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim(Q.S Ali-Imran:102).

Menurut M. Athiyah al-Abrasyi “pembentukan moral yang

tinggi adalah tujuan-tujuan utama dari pendidikan Islam.

(25)

11

Menurut Abd. Rahman Sholeh,” tujuan Pendidikan Agama

Islam ialah memberikan bantuan kepada manusia yang belum

dewasa, supaya cakap menyelesaikan tugas hidupnya yang diridhai

Allah SWT. Sehingga terjalinlah kebahagiaan dunia dan akhirat

atas kuasanya sendiri.5

Menurut Ahmad D.Marinba. “tujuan terakhir pendidikan Islam

ialah terbentuknya kepribadian muslim” yang dimaksud dengan

kepribadian muslim ialah kepribadian yang seluruh

aspek-aspeknya yakni baik tingkah laku luarnya kegiatan-kegiatan

jiwanya, maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan

pengabdian kepada Tuhan, penyerahan diri kepada-Nya.6 Pendapat

tersebut sesuai dengan firman Allah Al-Qur’an Adz-Dzariyat ayat

56 sebagai berikut:













dan Aku (Allah) tidak diciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk mengabdi kepada-Ku” (Q.S Adz-Dzariyat:56).

Berpedoman dari beberapa pendapat diatas, maka penulis

menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk

membentuk manusia yang mengabdi kepada Allah, cerdas,

terampil, berbudi pekerti luhur, bertanggungjawab terhadap dirinya

dan masyarakat guna tercapainya kebahagian dunia dan akhirat.

3) Fungsi Pendidikan Agama Islam

Agama merupakan masalah yang abstrak, tetapi

dampak/pengaruhnya akan tampak dalam kehidupan yang konkret.

a) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan

peserta didik kepada Allah Swt. yang ditanamkan dalam

lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama

5Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta.1991), h.112

(26)

kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan

oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk

menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui

bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan

ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai

dengan tingkat perkembangannya.

b) Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

c) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuiakan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial

dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran

agama Islam.

d) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan, kelemahan-kelemahan siswa dalam

keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam

kehidupan sehari-hari.

e) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari

lingkungannya atau bahaya lain yang dapat membahayakan

dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia

Indonesia seutuhnya.

f) Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara

umum, sistem dan fungsionalnya.

g) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki

bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat

berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk

dirinya dan bagi orang lain.

4) Karakteristik Pendidikan Agama Islam

a) Pendidikan Agama Islam mempunyai dua sisi kandungan,

yakni sisi keyakinan dan sisi pengetahuan.

b) Pendidikan Agama Islam bersifat dektrinal, memihak, dan

(27)

13

c) Pendidikan Agama Islam merupakan pembentukan akhlak yang

menekankan pada pembentukan hati nurani dan pemahaman

sifat-sifat ilahiyyah yang jelas dan pasti.

d) PendidikanAgama Islam bersifat fungsional.

e) Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk meyempurnakan

bekal keagaman peserta didik.

f) Pendidikan Agama Islam diberikan secara komprehensif.

5) Ruang Lingkup PAI di SMP

Ruang lingkup pendidikan agama Islam di SMP meliputi

keserasian dalam keseimbangan antara :

a) Hubungan manusia dengan Allah

b) Hubungan manusia sesama manusia

c) Hubungan manusia dengan alam dan lingkungan

Adapun runag lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam di

SMP terfokus pada aspek ;

a) Keimanan

b) Al-quran dan Hadist

c) Akhlak

d) Fiqih/ Ibadah

e) Tarikh dan Kebudayaan Islam

6) Sumber Pendidikan Agama Islam

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia sumber adalah asal

sesuatu. Sumber ajaran Islam adalah asal ajaran Islam (termasuk

sumber agama Islam di dalamnya), Allah telah menetapkan sumber

ajaran Islam yang wajib diikuti oleh setiap muslim. Ketetapan

(28)





















Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya) dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berilainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunahnya), jika kamu benar -bear beriman kepada Allah dan hari kemudian yang demikian itu lebih utama(bagimu) dan lebih baik akibatnya (Q.S An-Nisa:59).

Di kalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran

Islam yang utama adalah al-Qur’an dan sunnah. Sedangkan

penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk memahami

al-Qur’an dan sunnah. a) Al-Qur’an

(1) Pengertian Al-Qur’an

Pengertian al-Qur’an secara etimologi adalah bacaan.

Kata dasarnya qa-ra-a, yang artinya membaca. Al-Qur’an

bukan hanya untuk dibaca, akan tetapi isinya harus

diamalkan. Oleh karena itu al-Qur’an dinamakan kitab,

yang ditetapkan atau diwajibkan untuk dilaksanakan.

Adapun pengertian dari segi istilah, para ahli memberikan

definisi sebagai berikut:7

Al-Qur’an adalah sumber agama (juga ajaran) Islam

pertama dan utama. Menurut keyakinan umat Islam yang

diakui kebenaranya oleh penelitian ilmiah, al-Quran adalah

kitab suci yeng memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama

benar dengan yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada

Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit

(29)

15

selama 22 tahun 2 bulan 22 hati, mula-mula di Mekkah

kemudian di Madinah.8

Menurut Manna’ al-Qaththan, yang dikutip oleh

Muhammad Alim, dalam bukunya pendidikan Agama

Islam, al-Qur’an adalah kalamulah yang diturunkan kepada

Muhammad SAW. Dan membacanya adalah ibadah.

Pengertian demikian senada dengan yang diberikan

al-Zarqani. Menurutnya al-Qur’an adalah lafal yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dari permulaan

surat al-Fatihah sampai akhir surat al-Nas.

(2) Otentisitas Al-Qur’an

Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dalam

waktu kurang lebih 23 tahun. Menurut beberapa riwayat,

Rasulullah SAW hidup di Mekah selama 13 tahun,

kemudian hijrah ke Madinah dan bermukim di kota ini

hingga akhir hayatnya, yakni selama 10 tahun. Ibn Abbas

mengatakan Rasulullah diangkat sebagai Nabi dan Rasul

dalam usia 40 tahun.

Ayat-ayat al-Qur’an yang diturunkan selama lebih

kurang 23 tahun ini dapat dibedakan antara ayat-ayat yang

diturunkan ketika Nabi Muhammad masih tinggal di

Mekkah (sebelum hijrah) dengan ayat yang turun setelah

Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Di dalam

kepustakaan, ayat-ayat yang turun tatkala Nabi

Muhammad masih berdiam di Mekkah disebut ayat-ayat

Makkiyah, sedangkan ayat-ayat yang turun sesudah Nabi

Muhammad pindah ke Madinah dinamakan ayat-ayat

Madaniyah. Ciri-cirinya adalah:

(30)

(a) Ayat-ayat Makkiyah umumnya pendek-pendek, merupakan

19/30 dari seluruh isi Al-Qur’an, terdiri dari 86 surat, 4780

ayat. Ayat-ayat Madaniyah pada umumnya

panjang-panjang, merupakan 11/30 dari seluruh isi al-Qur’an, terdiri

28 surat,1456 ayat.

(b) Ayat-ayat Makkiyah dimulai dengan kata-kata ya

ayyuhannas (hai manusia) sedang ayat-ayat Madaniyah

dimulai dengan kata-kata ya ayyuhallazinaamanu (hai

orang-orang yang beriman)

(c) Ayat-ayat Makkiyah pada umumnya mengenai tauhid yakni

keyakinan pada Kemaha Esaan Allah, hari kiamat, akhlak

dan kisah-kisah umat manusia dimasa lalu, sedangkan

ayat-ayat Madaniyyah memuat soal-soal hukum, keadilan,

masyarakat dan sebaganya.

(d) Ayat-ayat Makkiyah diturunkan selama 12 tahun 13 hari,

sedang ayat-ayat Madaniyyah selama 10 tahun, 2 bulan 9

hari.

(3) Isi kandungan al-Qur’an

Isi kandungan al-Qur’an, pada garis besarnya

mengandung pokok-pokok ajaran sebagai berikut:

(a) Prinsip-prinsip akidah (keimanan)

(b) Prinsip-prinsip syariah

(c) Janji dan ancaman

(d) Ilmu pengetahuan

(e) Sejarah dan kisah-kisah masa lalu

(4) Fungsi dan Peran al-Qur’an

Fungsi al-Qur’an dalam kehidupan manusia yang

utama dan esensial adalah sebagai berikut:

(a) Petunjuk kepada umat manusia ke jalan yang baik dan

benar agar manusia memperoleh kebahagiaan dalam

(31)

17

(b) Keterangan-keterangan, yaitu untuk memberikan

keterangan, dalil-dalil, penjelasan-penjelasan secara

terperinci tentang batas-batas yang ditentukan Allah,

kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan,

keterangan mana yang halal dan haram, dan lain-lain.

(c) Al-Qur’an sebagai kabar gembira dengan memberikan

harapan-harapan masa depan bagi orang-orang

beriman, tunduk, dan patuh kepada aturan Allah,

berupa janji Allah dalam bentuk kesenangan dan

kenikmatan yang tiada tara.

(d) Pemisah, yaitu menjadi garis pemisah untuk

membedakan antara yang hak dan yang batil, antara

yang benar dan yang salah.

(e) Rahmat, yaitu karunia untuk umat manusia, yang akan

memberikan kenikmatan hidup jasmaniah dan rohaniah.

Sedangkan menurut S.H Nasr yang dikutip oleh

Muhammad Daud Ali, al-Qur’an mempunyai tiga jenis

petunjuk bagi manusia. Pentunjuk itu adalah pertama ajaran

tentang susunan alam semesta dan posisi manusia

didalamnya. Kedua, al-Quran berisi tentang ringkasan

sejarah manusia, rakyat biasa, raja-raja, orang-orang suci,

para nabi sepanjang zaman dan cobaan yang menimpa

mereka. Ketiga, al-Quran berisi sesuatu yang sulit

dijelaskan dalam bahasa modern. Ayat-ayat al-Quran,

karena merupakan firman Allah, mengandung kekuatan

yang berbeda dari apa yang kita pelajari secara rasional.9

9 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Jaya,2008)

(32)

b) As-sunnah

(1) Pengertian Sunnah

Sunnah atau hadist adalah sumber kedua ajaran Islam.

Sunnah secara harfiah berarti suatu sarana, suatu jalan,

aturan, dan cara untuk berbuat atau cara hidup. Ia juga

berarti metode atau contoh. Dalam persetujuan yang berasal

dari Nabi Muhammad SAW.10

Ada tiga jenis sunnah. Pertama adalah qawl atau

perkataan Nabi SAW. Kedua adalah fi’li atau tindakan atau

perbuatan Nabi SAW. Ketiga adalah taqrir atau sikap diam

Rasulullah sebagai persetujuan dari tindakan atau amal

perbuatan orang lain.

(2) Sunnah sebagai sumber ajaran Islam

Al-Hadist adalah sumber kedua agama dalam ajaran

Islam. Apa yang dijelaskan dalam al-Quran dirinci atau

diperjelas oleh Rasulullah dengan sunah beliau. Karena itu,

sunah Rasulullah yang kini terdapat dalam al-Hadist

merupakan penafsiran serta penjelasan otentik, (sah, dapat

dipercaya sepenuhnya) tentang al-Quran.





































Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.

(33)

19

Sunnah adalah sumber ajaran Islam yang kedua setelah

sumber al-Qur’an. Bagi seorang muslim yang telah beriman

kepada al-Qur’an, maka harus percaya kepada Assunah

sebagai sumber ajaran Islam. Dalil yang menerangkan

tentang hal tersebut, banyak diisyaratkan al-Qur’an antara

lain:

(a) Setiap muslim harus taat kepada Allah dan Rasul-Nya.11























Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya).

(b) Kepatuhan kepada Rasul berarti patuh dan cinta kepada

Allah.12





























Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

11 Ahmad Hatta, Tafsir Al-Qur’an Per Kata dilengkapi dengan Asbabul Nuzul & Terjemah

(Jakarta: Maghfirah Pustaka,2010),QS.Al-Anfal,8:20.h.179-180.

(34)

(c) Berhukum terhadap Sunnah adalah tanda orang beriman.13













































Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

(3) Fungsi Sunah terhadap Al-Qur’an

Ada tiga fungsi assunah terhadap al-Qur’an dalam

pandangan ahli-ahli ushul, sebagaimana dijelaskan

Muhammad „Ajjad al-Khathib yang dikutip oleh Muhammad Alim:

(a) Mendukung atau menjelaskan suatu ketentuan yang

dibawa al-Qur’an.

(b) Memperjelas atau merinci (menafsirkan) apa yang telah

digariskan dalam al-Qur’an.

(c) Menetapkan hukum yang tidak terdapat di dalam

al-Qur’an.

c) Ijtihad

(1) Pengertian Ijtihad

Ijtihad ialah mencurahkan segala tenaga (pikiran) untuk

menemukan hukum agama (syara’), melalui salah satu dalil

syara’ dan dengan cara tertentu.14

13 Ahmad Hatta, Tafsir Al-Qur’an Per Kata dilengkapi dengan Asbabul Nuzul & Terjemah

(35)

21

Menurut Ibrahim Hosen yang dikutip oleh Muhammad

Alim ijtihad berarti pengerahan segala kesanggupan untuk

mengerjakan sesuatu yang sulit. Menurutnya konsepsi ini

sangat keliru bila kata ijtihad diterapkan pada pengertian

sesuatu yang mudah atau ringan, misalnya, dikatakan orang

itu berijtihad dalam mengangkat tongkat merupakan suatu

pekerjaan mudah atau ringan yang dapat dilakukan oleh

siapapun tanpa harus mengerahkan segala

kesanggupannya.15

Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan

pengertian ijtihad adalah usaha yang sungguh-sungguh yang

dilakukan seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan

dan pengalaman yang memenuhi syarat, mencari,

menentukan hukum yang belum jelas dan tidak terdapat

dalam al-Quran dan Sunnah.

(2) Kedudukan Ijtihad sebagai sumber ajaran Islam

Berbeda dengan al-Qur’an dan assunnah, ijtihad dalam

kapasitasnya sebagai sumber ajaran Islam terikat dengan

ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

(a) Pada dasarnya yang ditetapkan oleh ijtihad tidak dapat

melahirkan keputusan yang bersifat mutlak, sebab

ijtihad sebagai produk manusia yang relative, maka

keputusan suatu ijtihad pun adalah relative.

(b) Suatu keputusan yang ditetapkan oleh ijtihad, mungkin

berlaku bagi seseorang tapi tidak berlaku bagi orang

lain.

(c) Ijtihad tidak berlaku dalam urusan penambahan dan

atau pengurangan ibadah mahdhah (ritual khusus,

14 M. Ali Hasan.,Perbandingan Mazhab,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1995), h. 33.

(36)

ibadah yang termasuk paket dari Rasulullah, semisal

shalat).

(d) Keputusan ijtihad tidak boleh bertentangan dengan

al-Qur’an maupun assunnah.

(e) Dalam proses berijtihad hendaknya dipertimbangkan

faktor-faktor motivasi, akibat, kemaslahatan bagi umat,

kemaslahatan bersama dan nilai-nilai yang menjadi ciri

dan jiwa dari ajaran Islam.

(3) Syarat-syarat Berijtihad

Di antara banyak persyaratan yang harus dipenuhi oleh

orang yang akan melakukan ijtihad, sebagaimana disebutkan

oleh para ulama dalam kitab ushul fiqih, yang terpenting ialah :

a) Memiliki ilmu pengetahuan yang luas tentang ayat-ayat

Al-Qur’an yang berhubungan dengan masalah hukum, dalam arti mampu membahas ayat-ayat tersebut untuk menggali

hukum.

b) Memiliki pengetahuan yang luas tentang hadist-hadist Nabi

SAW.

c) Mengetahui bahasa Arab dengan berbagai ilmu

kebahasannya, seperti nahwa, sharaf, ma’ani,bayan, badi’,

agar dapat menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an atau sunah

dengan cara yang benar.

d) Mengetahui kaidah-kaidah ilmu ushul fiqh yang

seluas-luasnya, karena ilmu ini menjadi dasar berijtihad.

e) Mengetahui ilmu logika, agar dapat menghasilkan

kesimpulan yang benar tentang hukum, dan sanggup

mempertanggungjawabkannya.

f) Mengetahui soal-soal ijma’, supaya tidak timbul pendapat

yang bertentangan dengan hasil ijma’.

g) Mengetahui hadis yang dibatalkan karena sesuatu yang

(37)

23

(4) Qiyas

Adalah menetapkan suatu hukum yang tidak ditetapkan

dalam al-Qur’an dan hadis, dengan cara dianalogikan kepada

suatu hukum yang telah diterangkan al-Qur’an atau hadis

karena memiliki sebab yang sama.16

(5) Ijma’

Adalah kesepakatan ulama-ulama Islam dalam menentukan

suatu keputusan hukum atas masalah ijtihadiyah.17 Ketika Ali

bin Abi Thalib mengemukakan pada Rasulullah tentang

kemungkinan adanya suatu masalah yang tidak dibicarakan

oleh al-Quran maupun hadist, maka Rasul menyatakan,

kumpulkan orang-orang yang berilmu kemudian jadikan

persoalan tersebut sebagai bahan musyawarah.

(6) Istihsan

Yaitu menetapkan suatu hukum terhadap suatu persoalan

ijtihadiyah atas dasar prinsip-prinsip umum ajaran Islam, seperti keadilan, kasih sayang dan lain-lain. Para ulama,

istihsan disebut juga qiyas khafi ( analogi samar) atau disebut sebagai pengalihan hukum yang diperoleh dengan jalan kepada

hukum lain atas pertimbangan kemaslahatan umum. Apabila

dihadapkan kepada keharusan memilih salah satu diantara dua

persoalan yang sama-sama jelek, maka harus diambil yang

lebih ringan kejelekanya.

(7) Mashalilhul Mursalah

Yaitu menetapkan hukum terhadap suatu persoalan atas

pertimbangan kegunaan dan kemanfaatan yang sesuai dengan

tujuan syariat Islam, yaitu untuk memelihara kelestarian dan

keselamatan agama (hak untuk beragama), jiwa (hak untuk

16 Muhammad Alim, Ibid. h.199.

(38)

hidup), akal (hak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan), harta

(hak untuk memiliki dan memanfaatkan harta), dan keturunan

(hak untuk mengembangkan keturunan).

b. Hasil Belajar PAI

1) Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar berasal dari bahasa belanda “ prestatie” atau

dalam bahasa Indonesia menjadai prestasi yang berarti hasil

usaha. Prestasi selalu di kaitkan dengan kegiatan tertentu,

seperti yang dikemukakan oleh Abdullah bahwa dalam setiap

proses akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan

dinyatakan sebagai hasil belajar seseorang. Sedangkan

menurut Suryadinata bahwa hasil belajar termasuk dalam

kelompok atribut kognitif, yang merespons hasil pengukuranya

tergolong pendapat, yaitu respon yang dapat dinyatakan benar

atau salah.

Penilaian dalam pembelajaran juga meliputi tiga aspek,

yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif

berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk di

dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,

menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Ranah afektif

mencakup watak perilaku, seperti perasaan, minat, sikap,

emosi, dan nilai. Sementara ranah psikomotor mencakup

imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi.18

Setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dapat

dipastikan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan

tersebut berupa terjadinya perubahan dan peningkatan terhadap

beberapa aspek atau kawasan (domain) belajar yaitu aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor. Interpretasi terhadap tiga

18 Kunandar, Guru Profesional implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (

(39)

25

aspek sasaran belajar tersebut berdasarkan teori Taksonomi

Bloom yaitu:

a) Kognitif

Ranah kognitif terkait dengan kemampuan mengetahui,

memahami, megaplikasikan, menganalisis, melakukan sintesis,

dan mengevaluasi.19 Kemampuan mengetahui artinya

kemapuan mengetahui fakta, konsep, prinsip dan skill.

Kemampuan memahami, artinya kemapuan mengerti tentang

hubungan sebab akibat, dan penarikan kesimpulan.

Kemampuan mengaplikasikan sesuatu, artinya menggunakan

pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapakan

pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan menganalisis, artinya menentukan

bagian-bagian dari suatu masalah, dan penyelesaian atau gagasan serta

menunjukkan hubungan anatar bagian itu. Kemampuan

sintesis, artinya menggabungkan berbagai informasi menjadi

satu kesimpulan dan konsep, meramu atau merangkai berbagai

gagasan menjadi sesuatu hal yang baru. Kemampuan evaluasi,

artinya mempertimbangkan dan menilai benar salah, baik

buruk, bermanfaat tak bermanfaat.

Ranah kogntif Revisi Taksonomi Bloom

2.1 Tabel Taksonomi Bloom Revisi

Taksonomi Blom lama C1 (Pengetahua n) C2 (Pemahama n) C3 (Aplikasi) C4 (Analisi) C5 (Sintesis) C6 (Evaluasi ) Taksonomi Bloom revisi C1 (Mengingat) C2 (Memaham i) C3 (Mengapila sikan) C4 (Memaha mi) C5 (Mengeval uasi) C6 (Mencipt a)

(40)

b) Afektif

Ranah afektif (affective domain) menurut tasonomi Kratwohl,

Bloom dan kawan-kawan.

(1) Penerimaan (receiving)

(2) Partisipasi (responding)

(3) Penilaian/penentuan sikap (valuing)

(4) Organisasi (organization)

(5) Pembentukan pola hidup (characterization by a value or value

complex).20

Ranah afektif terkait dengan kemampuan menerima,

merespons, menilai, mengorganisasi, dan memiliki karakter.21

Kemampuan menerima, artinya kemampuan menerima fenomena

dan stimulus (rangsangan) atau kemampuan menunjukkan

perhatian yang terkontrol dan terseleksi. Kemampuan merespons,

artinya kemampuan menunjukkan perhatian yang aktif,

kemampuan melakukan sesuatu, dan kemampuan menanggapi.

Kemampuan menilai, artinya menunjukkan konsistensi

perilaku yang mengandung nilai, mempunyai motivasi untuk

berprilaku sesuai dengan nilai-nilai. Kemampuan mengorganisasi,

artinya nilai-nilai yang relevan ke dalam suatu sistem,

menentukkan hubungan antar nilai, menetapkan nilai yang

dominan dan diterima. Dan kemampuan memiliki karakter, artinya

suatu nilai telah menjadi karakternya atau nilai-nilai tertentu telah

mendapat tempat dalam dirinya dan mewarnai kehidupanya.

c) Psikomotorik

Kompetensi siswa dalam ranah psikomotorik menyangkut

kemampuan melakukan gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan

persepsi, gerakan berkemampuan fisik, gerakan terampil, gerakan

20 Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Grasindo:1991), h.150.

(41)

27

indah, dan kreatif.22 Kemampuan gerakan refleks, artinya respons

terhadap stimulus tanpa sadar. Kemampuan melakukan gerakan

dasar, artinya gerakan yang muncul tanpa latihan, tetapi dapat

diperluas melalui praktik.

Ranah psikomotorik (pychomotoric domain) menurut

klasifikasi Simpson:

(1) Persepsi (perception)

(2) Kesiapan (set)

(3) Gerakan terbimbing (guided response)

(4) Gerakan yang terbiasa (mechanical response)

(5) Gerakan yang kompleks (complex response)

(6) Penyesuaian pola gerakan (adjustment)

(7) Kreativitas (creativity)23

Kemampuan melakukan gerakan persepsi, artinya gerakan

lebih halus dibanding gerakan refleks dan dasar karena sudah

dibantu kemampuan perseptual. Kemampuan melakukan gerakan

kemampuan fisik, artinya gerakan yang lebih efisien dan

berkembang melalui kematangan dan belajar. Kemampuan

melakukan gerakan terampil, artinya gerakan yang dapat

mengontrol berbagai tingkatan gerakan, gerakan yang sulit, rumit,

kompleks dengan tangkas dan cekatan. Kemampuan gerakan indah

dan kreatif, artinya gerakan untuk mengomunikasikan perasaan,

gerakan terampil yang efisien dan indah. Tes penilaian hasil

belajar siswa bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :24

(1) Formatif, yaitu merupakan umpan balik bagi guru sebagai

dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan

mengadakan program remidial bagi siswa yang belum

menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari.

22Ibid. h. 388.

23 Winkel, Op.Cit. h.150.

(42)

(2) Sumatif, yaitu dapat menegtahui tingkat penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran, menentukkan angka nilai sebagai

bahan keputusan kenaikan kelas dan laporan perkembangan

bealajar siswa, serta dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa.

(3) Diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang siswa

(psikologis, fisik dan lingkungan) yang mengalami kesulitan

belajar.

(4) Seleksi dan penempatan, yaitu hasil penilaian dapat dijadikan

dasar untuk menyeleksi dan menempatkan siswa sesuai dengan

minat dan kemampuanya.

2) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

a) Kematangan/pertumbuhan

Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf

pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya dalam arti

potensi-potensi jasmani dan rohaninya telah matang untuk itu.

b) Kecerdasan dan inteligensi

Selain kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari

sesuatu dengan baik ditentukan juga oleh taraf kecerdasan.

c) Latihan dan Ulangan

Karena terlatih sering kali mengulangi sesuatu, maka

kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi

makin dikuasi dan makin mendalam. Sebaliknya, tanpa latihan

pengalaman-pengalaman yang telah dimilikinya dapat menjadi

hilang atau berkurang.

d) Motivasi

Motivasi merupakan pendorong suatu organisme untuk

melakukan sesuatu.

(43)

29

Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam juga

mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai di

mana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak.

f) Guru dan cara mengajar

Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya

pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara guru

mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya juga

turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai.

g) Motivasi sosial

Karena belajar itu suatu proses yang timbul dari dalam,

maka memotivasi memegang peranan penting. Jika guru atau

orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada nak-anak,

maka timbullah dorogan dan hasrat untuk belajar lebih baik.

h) Lingkungan dan kesempatan

Pengaruh lingkungan dan kesempatan untuk belajar juga

dapat mempengaruhi belajarnya.

3) Hasil belajar Pendidikan Agama Islam

Hasil belajar merupakan suatu bentuk pengakuan terhadap hasil

belajar. Suatu hasil belajar dapat dikategorikan memiliki prestasi

jika hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk

meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dapat

dilakukan dengan meningkatkan kualitas pembelajaran diantaranya

sebagai berikut: Pertama, peningkatkan aktivitas dan kreativitas

peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.

Kreativitas dapat dikembangkan dalam memberi kepercayaan,

komunikasi yang baik, dan pengawasan yang tidak terlalu ketat.

Kedua, peningkatan disiplin sekolah, yaitu suatu keadaan tertib

dimana guru, staf sekolahan, dan peserta didik yang tergabung

dalam sekolah, tunduk kepada peraturan yang telah ditetapkan

dengan senang hati. Ketiga, peningkatan motivasi belajar. Motivasi

(44)

kearah suatu tujuan tertentu. Guru memberikan motivasi kepada

siswa akan mendorong siswa untuk belajar secara maksimal untuk

mencapai hasil yang maksimal.

2. Hakikat Pembelajaran Mind Map a. Pengertian Mind Map

1) Pengertian Pembelajaran

Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua

lapisan masyarakat. Bagi para belajar atau mahasiswa kata

“belajar” merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan

mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal.

Menurut Slameto yang dikutip oleh Syaiful Bahri

Djamarah, pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingku

Gambar

Gambar 4.1 Diagram frekuensi nilai pre-test kelas eksperimen .....................53
Tabel.3.1
Tabel.3.2
Tabel 3.3 Kisi-kisi Intrument Tes
+7

Referensi

Dokumen terkait

Surat Jaminan barang 100% baru dan jaminan purna jual apakah yang mengeluarkan pesera lelang karena peserta lelang adalah distributor buku uji dan plat uji mohon

 Mengidentifikasi paragraf narasi yang meliputi unsur: tokoh, alur, sudut pandang, dan latar berdasarkan hasil transformasi lirik lagu.  Menulis paragraf narasi berdasarkan

Aspek Budaya, Sosial, dan Ekonomi dari Tiwah (Upacara M asyarakat Dayak Tomun Lamandau) Nina Putri Hayam Dey, Sri Suwartiningsih, Daru Purnomo.. The Power of the Language of

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, harga, dan promosi baik secara parsial maupun simultan terhadap keputusan konsumen dalam

Use the binomial expansion to find the probabilities of the various combinations of heads and tails... You draw from jars 2 and 4 200 times and get the

Volume bola terbesar yang dapat dimasukkan ke dalam balok dengan ukuran 21 cm x 15 cm x 14.. cm

Try Lailatul Wahyuni dengan NIM 0901039 tahun 2014 “ Hubungan Sikap Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha (Survey pada Siswa Kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan

Dalam penulisan mi, metode yang digunakan dalam perhitungan harga pokok pesanan adalah yang diterapkan oleh perusahaan yang selanjutnya akan dibandingkan dengan metodefiili