1
Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal
dalam satuan kuantitatif, biasanya dalam satuan uang untuk menunjukkan
perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu perusahaan dalam jangka waktu
tertentu Nafarin (2010 : 90). Anggaran merupakan hal yang sangat penting bagi
perusahaan karena anggaran merupakan alat bantu untuk melaksanakan fungsi
perencanaan dan pengendalian perusahaan. Anggaran dibuat sedemikian rupa
dalam bentuk rencana kuantitatif yang merupakan pedoman bagi perusahaan
untuk menjalankan operasinya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan
Gunawan Adisaputro (2010 : 6).
Anggaran (budgeting) adalah suatu proses sejak dari tahap persiapan yang
diperlukan sebelum dimulainya penyusunan, pengumpulan berbagai data dan
informasi yang perlu, pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencana,
implementasinya, hingga tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil melaksanakan
rencana tersebut, agar perusahaan dapat berjalan dan berkesinambungan dalam
menjalankan usahanya Rudianto (2009 : 15).
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam
bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang. Oleh
karena rencana yang disusun dinyatakan dalam bentuk unit moneter, maka
satuan kegiatan dan satuan uang menempati posisi penting dalam arti segala
kegiatan akan dikuantifikasikan dalam satuan uang, sehingga dapat diukur
pencapaian efisiensi dan efektivitas dari kegiatan yang dilakukan.
Penganggaran merupakan komitmen resmi manajemen yang terkait
dengan harapan manajemen tentang pendapatan, biaya dan beragam transaksi
keuangan dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. Dengan
penyusunan anggaran usaha-usaha perusahaan akan lebih banyak berhasil apabila
ditunjang oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terarah dan dibantu oleh
perencanaan-perencanaan yang matang. Perusahaan yang berkecenderungan
memandang ke depan, akan selalu memikirkan apa yang mungkin dilakukannya
pada masa yang akan datang.
Sehingga dalam pelaksanaannya, perusahaan-perusahaan ini tinggal
berpegangan pada semua rencana yang telah disusun sebelumnya.Di mana,
bagaimana, mengapa, kapan, adalah pertanyaan-pertanyaan yang selalu mereka
kembangkan dalam kegiatan sehari-hari. Apabila pada suatu kesempatan hal ini
ditanyakan kepada seorang General Manager yang sukses, maka sering
didapatkan jawaban bahwa ide-ide untuk kegiatan pada waktu mendatang pada
umumnya didasarkan pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan diatas.
Dalam perusahaan-perusahaan manufatktur ( pabrik) kegiatan akan
dilakukan dengan lebih efisien dan tingkat keuntungan akan lebih besar apabila
management memperhatikan rencana untuk aktivitas-aktivitasnya di masa depan.
Karena itu Heckerts dan Wilson mengatakan bahwa manfaat utama daripada
profitable yang akan dilakukan. Sedangkan manfaat lain adalah membantu
manajer dalam mengelola perusahaan. Manajer harus mengambil
keputusan-keputusan yang paling menguntungkan perusahaan, seperti memilih
barang-barang atau jasa yang akan diproduksi dan dijual, memilih/menseleksi langganan,
menentukan tingkat harga, metode-metode produksi, metode-metode distribusi,
termin penjualan. Budgeting mempunyai manfaat yang pada dasarnya sama, yakni
dalam hal perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
Manfaat penyusunan anggaran adalah : (1). Adanya perencanaan terpadu.
Anggaran perusahaan dapat digunakan sebagi alat untuk merumuskan rencana
perusahaan dan untuk menjalankan pengendalian terhadap berbagai kegiatan
perusahaan secara menyeluruh.Dengan demikian, anggaran merupakan suatu alat
manajemen yang dapat digunakan baik untuk keperluan perencanaan maupun
pengendalian. (2). Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan. Anggaran
dapat memberikan pedoman yang berguna baik bagi manajemen puncak maupun
manajemen menengah. Anggaran yang disusun dengan baik akan membuat
bawahan menyadari bahwa manajemen memiliki pemahaman yang baik tentang
operasi perusahaan dan bawahan akan mendapatkan pedoman yang jelas dalam
melaksanakan tugasnya. Disamping itu, penyusunan anggaran memungkinkan
perusahaan untuk mengantisipasi perunahan dalam lingkungan dan melakukan
penyesuaian sehingga kinerja perusahaan dapat lebih baik. (3). Sebagai alat
pengkoordinasian kerja. Penganggaran dapat memperbaiki koordinasi kerja intern
perusahaan.Sistem anggaran memberikan ilustrasi operasi perusahaan secara
untuk melihat hubungan antarbagian (divisi). (4). Sebagai alat pengawasan kerja.
Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi atau target yang bisa
dibandingkan dengan realisasinya sehingga pelaksanaan setiap aktivitas dapat
dinilai kinerjanya. Dalam menentukan standar acuan, diperlukan pemahaman
yang realistis dan analisis yang saksama terhadap kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan.Penentuan standar yang sembarangan tanpa didasari
oleh pengetahuan dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada manfaat.
Hal ini mengingat standar dalam anggaran yang ditetapkan secara sembarangan
tersebut mungkin merupakan target yang mustahil untuk dicapai karena terlalu
tinggi atau terlalu rendah. Standar yang ditetapkan terlalu tinggi akan
menimbulkan frustasi atau ketidakpuasan. sebaliknya penetapan standar yang
terlalu rendah akan menjadikan biaya menjadi tidak terkendalikan, menurunkan
laba dan semangat kerja. (5). Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan. Anggaran
yang disusun dengan baik menerapkan standar yang relevan akan memberikan
pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan dalam menentukan langkah-langkah
yang harus ditempuh agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan cara yang baik,
artinya menggunakan sumber-sumber daya perusahaan yang dianggap paling
menguntungkan. Terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi dalam
operasionalnya perlu dilakukan evaluasi yang dapat menjadi masukan berharga
bagi penyusunan anggaran selanjutnya.
Adapun tujuan penyusunan anggaran adalah : (1). Untuk menyatakan
harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari
(2). Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait
sehingga anggaran dimengerti, didukung, dan dilaksanakan. (3). Untuk
menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi
ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan
kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. (4). Untuk
mengkoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka
memaksimalkan sumber daya. (5). Untuk menyediakan alat pengukur dan
mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang
mendasari perlu-tidaknya tindakan koreksi.
PT.KAI daop 2 Bandung pun memiliki dana anggaran yang besar untuk
pengoperasian perusahaan. Dana anggaran pada PT.KAI daop 2 Bandung di atur
oleh bagian keuangan. Dibagian keuangan ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu
bagian keuangan , bagian akuntansi dan bagian anggaran. Dibagian Anggaran ini
memiliki prosedur-prosedur untuk memohon dana anggaran dari setiap unit untuk
operasional perusahaan.
Akan tetapi, dengan banyaknya kebutuhan perusahaan banyak unit yang
mengabaikan prosedur-prosedur untuk mengajukan dana kepada bagian anggaran.
Unit-unit yang mengajukan dana anggaran untuk kegiatan perusahaan terkesan
mengabaikan prosedur-prosedur yang ada, itu terlihat dari bagaimana unit-unit
yang membutuhkan dana hanya ingin mendapatkan kucuran dana secepatnya,
tanpa menghiraukan proses pengajuan permohonan dana anggaran dan prosedur
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat laporan Kerja
Praktek dengan judul: "Prosedur Persetujuan Anggaran Operasional pada
PT.KAI DAOP 2 Bandung".
1.2Tujuan Laporan Kerja Praktek
Tujuan laporan kerja praktek ini untuk mengetahui :
1 Untuk mengetahui prosedur persetujuan dana anggaran pada PT. Kereta Api
Indonesia Daerah Operasi 2 Bandung (Persero)
2 Untuk mengetahui hambatan dan kendala yang terjadi pada prosedur
persetujuan dana anggaranPT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 2
Bandung (Persero)
3 Untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan PT. Kereta Api Indonesia
Daerah Operasi 2 Bandung (Persero) dalam mengatasi hambatan dan
kendala yang terjadi pada prosedur persetujuan dana anggaran.
1.3Kegunaan Laporan Kerja Praktek 1.3.1 Kegunaan Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan positif yang
dapat meningkatkan kinerja, kelancaran, mempermudah dan dapat meminimalisir
hambatan pada prosedur persetujuan dana anggaran di PT.Kereta Api (Persero)
Daerah Operasi 2 Bandung.
1.3.2 Kegunaan Akademis
Hasil ini diharapkan dapat memberikan pandangan dan wawasan dalam
persetujuan dana dan diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi dari
informasi bagi penelitian.
1.4Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek
Dalam rangka penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis melakukan
penelitian pada PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 2 Bandung (Persero)
yang berlokasi di Jalan Stasiun Selatan No.25 Bandung dibagian Anggaran
Keuangan.
1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Waktu kerja praktek dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2015 sampai 31
Agustus 2015.Hari kerja praktek dilaksanakan hari Senin sampai dengan Jumat
dan waktu pelaksanaan kegiatan kerja praktek dimulai pukul 08.00 - 15.00.
Tabel 1.1
Tabel Kegiatan Kerja Praktek
NO AKTIVITAS
TAHUN 2015
MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER
1 Pengajuan Kerja Praktek
2 Pelaksanaan Kerja Praktek
8 2.1 Sejarah Singkat Kereta Api Indonesia
Perkembangan teknologi berjalan sangat cepat dan tidak bisa dihindari.
Hal ini sejalan dengan kebutuhan manusia yang sedemikian kompleks dan penting
sejalan dengan kemajuan zaman. Sarana-sarana penunjang seperti transportasi
sangat dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan akan alat transpotasi bagi manusia
dalam menunjang aktivitasnya sangat terasa sesuai dengan zamannya.
Sarana transportasi memberikan pelayanan jasa yang sesuai dengan
kebutuhan manusia. Kereta api memiliki keunggulan yang komparatif yaitu hemat
lahan, hemat energi dan rendah polusi. Dengan kelebihannya ini kereta api hingga
saat ini masih dibutuhkan dan di percaya oleh manusia sebagai transpotasi jasa
yang aman, nyaman dan harga terjangkau oleh semua lapisan masyarakat
sehingga dapat bersaing dengan jasa transportasi yang lain.
PT Kereta Api (Persero) merupakan satu-satunya perusahaan jasa dalam
bidang transportasi yang menggunakan kereta api sebagai sarananya yang telah
lama melayani masyarakat Indonesia. Pemaparan sejarah PT Kereta Api (Persero)
dimulai dari berdirinya hingga saat ini adalah sebagai berikut:
2.1.1 Zaman Kolonial Belanda (1864-1942)
Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama
pembangunan jalan KA di desa Kemijen pada tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur
diprakarsai oleh “Naamloze Venootschap Nederlandische Spoorweg
Maatschappij” (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P De Bores dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 km) dengan lebar sepur 1435 mm. ruas jalan ini
dibuka untuk angkutan umum pada tanggal 10 Agustus 1867.
Keberhasilan NV. NISM dalam membangun jalan KA antara
Kemijen-Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan
kota Semarang- Surakarta (110 km), akhirnya mendorong minta para investor
untuk membangun jalan kereta api di daerah lainnya. Tidak mengherankan jika
pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864-1900 menjadi 3338 km.
Selain di Jawa, pembangunan jalan kereta api dilakukan di Aceh (1874),
Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1819), Sumatera Selatan (1914), bahkan
tahun 1922 di Sulawesi juga telah dibangun jalan kereta api sepanjang 47 km
antara Makassar-Talor yang pengoperasiannya mulai dilakukan pada tanggal 1
Juli 1923, sisanya di Ujung Pandang-Maros belum sempat dibangun, studi jalan
kereta api Pontianak-Sambas (220 km) sudah selesai.
Demikian juga di Pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi
pembangunan jalan kereta api. Sampai dengan tahun 1939 sepanjang jalan kereta
api di Indonesia mencapai 6811 km.
2.1.2 Zaman Pendudukan Jepang (1942-1945)
Zaman pendudukan Jepang, seluruh jaringan kereta api pada pemerintahan
Belanda dikuasai oleh Jepang dan diberi nama RYUKU KYOKU yang kemudian
Sedang akan perkeretaapian di Sumatera disebut TEDSUDO TAI dan berkantor
pusat di Bukittinggi.
Berbeda halnya dengan zaman pemerintahan Belanda, seluruh kegiatan
perkeretaapian pada zaman Jepang dimaksudkan dalam rangka mendukung
usahanya memenangkan perang, di mana lintas-lintas cabang dan rel sebagian
dibongkar dan dialihkan dari Indonesia untuk pemasangan lintas
Thailand-Myanmar, kemudian bengkel-bengkel perkeretaapian sebagian dijadikan bengkel
alat-alat perang atau militer.
Pengolahan tersebut meliputi:
a. Daerah Jawa dibawah pimpinan Angkatan Darat (Tedsudo Kyoku) dibagi
kedalam 3 daerah, yaitu:
1) Bagian Barat (Sebu Kyoku),
2) Bagian Tengah (Khubu Kyoku),
3) Bagian Timur (Tobu Kyoku).
b. Masing-masing daerah tersebut dibagi kedalam beberapa daerah eksploitasi
yang berdiri sendiri dan dikepalai oleh kepala inspeksi (Zimushotyo), meliputi:
1) Aceh dan SDM (Sumatera Tedsudo),
2) Sumatera Barat (Soibu Sumatera Tedsudo),
3) Sumatera Selatan (Nanbu Sumatera Tedsudo).
2.1.3 Zaman Pemerintahan Republik Indonesia (1945-Sekarang)
Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus
1945, penguasaan perkeretaapian mulai beralih ke tangan pemerintahan Indonesia.
(DKAI) sebagai perusahaan kereta api pertama setelah pengalihan Indonesia. Pada
masa ini banyak kesulitan dan hambatan yang mengakibatkan timbulnya
kelemahan di berbagai aspek usaha.
Para pemuda kereta api yang tergabung dalam Angkatan Muda Kereta Api
(AMKA) melakukan aksi pengambilalihan kekuasaan perkeretaapian di tanah air.
Pada tanggal 27 September 1949 pemerintahan Republik Indonesia mengeluarkan
Peraturan Pemerintah No. 2 yang isinya menyatakan bahwa Djawatan Kereta Api
Indonesia (DKARI) dan Staat Spoorwagen (SS) digabungkan menjadi Djawatan
Kereta Api (DKA). Kemudian tanggal 25 Mei 1963 berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 22 tahun 1963 status perkeretaapian berubah dari Djawatan
Kereta Api (DKA) menjadi Perusahaan Negara kereta Api (PNKA).
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 61, pada tanggal 15 September
1971 Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) dan selanjutnya berdasarkan
Keputusan Presiden No. 44 Tahun 1974, PJKA mengubah unit organisasi dalam
lingkungan Departemen Perhubungan dimanan kedudukan, fungsi, tugas, dan
susunan organisasi diatur berdasarkan Keputusan Presiden. Selanjutnya dalam
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 1991 terhitung mulai tanggal 2 Januari 1991
PJKA telah berubah status menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA),
yang artinya seluruh kepemilikan dikuasai oleh negara.
Selaras dengan modernisasi perkeretaapian dalam kaitannya dengan sistem
transportasi nasional dan guna menghadapi persaingan usaha, maka PERUMKA
dituntut untuk mampu meningkatkan kondisi perusahaan dari semua sektor yang
kerugian yang terjadi dengan berusaha meningkatkan produktivitas kereta api
dengan menggunakan peralatan secara optimal sehingga dapat mencapai hasil
yang maksimal dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1998
terhitung sejak tanggal 1 Juni 1999 perusahaan kereta api telah dialihkan usahanya
oleh pemerintah dari PERUMKA menjadi PT Kereta Api dengan bentuk Persero.
Pemerintah mengharapkan dengan perubahan status ini akan mampu
meningkatkan kinerja usaha kereta api kearah yang lebih baik lagi guna
menunjang pembangunan nasional, khususnya dibidang transportasi, selain itu
sebagai upaya untuk mempersiapkan perusahaan untuk go public. Dengan
pengalihan bentuk tersebut maka PERUMKA dinyatakan bubar pada saat
pendirian perseroan tersebut, dengan ketentuan bahwa segala hak dan kewajiban,
kekayaan serta pegawai PERUMKA yang pada saat pembubarannya beralih
kepada perusahaan perseroan tersebut.
DEWAN
DAERAH OPERASI / DIVISI JAWA DIVISI REGIONAL SUMATERA
SUMSEL SUMBAR SUMUT
Sesuai dengan keputusan Direksi Nomor Kep. U/OT.003/XI/2/KA-2002,
susunan PT Kereta Api (Persero) tingkat pusat adalah sebagai berikut:
A. Direksi
Tugas pokoknya adalah:
1. Memimpin, mengurus, dan mengelola PT Kereta Api (Persero) sesuai dengan
tujuan dan tugas pokok perusahaan.
2. Menguasai, memelihara, dan mengurus kekayaan perusahaan.
3. Mewakili perusahaan di dalam dan di luar peradilan.
4. Melaksanakan kebijakaan umum yang ditentukan oleh Menteri.
6. Menyiapkan pada waktunya Rencana Kerja Tahunan lengkap dengan anggaran
PT Kereta Api (Persero).
7. Menyiapkan laporan pertanggungjawaban PT Kereta Api (Persero) dan
perhitungan hasil usaha menurut cara dan waktu yang telah ditetapkan Menteri.
8. Menyiapkan susunan organisasi lengkap dengan perincian tugasnya.
9. Mengangkat dan memberhentikan pegawai sesuai dengan peraturan yang
berlaku bagi PT Kereta Api (Persero).
10. Menetapkan peraturan gaji, pensiun atau jaminan hari tua, dan penghasilan
bagi pegawai serta semua hal kepegawaian lainnya.
11. Memberi segala keterangan tentang keadaan dan jalannya PT Kereta Api
(Persero), baik dalam bentuk laporan tahunan maupun laporan berkala.
12. Menjalankan kewajiban-kewajiban lain berdasarkan petunjuk Menteri.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Direksi mempunyai fungsi
sebagai berikut:
1. Merencanakan dan pengelolan kegiatan-kegiatan PT Kereta Api (Persero)
secara terpadu.
2. Pengusahaan dan pengembangan prasarana serta sarana angkutan kereta api.
3. Pengembangan dan pendayagunaan SDM.
4. Pengembangan organisasi dan manajemen PT Kereta Api (Persero).
5. Pengelolaan keuangan PT Kereta Api (Persero).
6. Pengawasan internal.
1. Pembuat dan pemberi masukan pertimbangan dan sarana untuk kebijakan
teknis.
2. Bertindak untuk dan atas nama baik direksi dan semua bidang.
3. Memimpin kegiatan Direktorat.
4. Melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan kebijaksanaan direksi.
Direktorat atau bagian yang ada pada PT Kereta Api (Persero) berikut sub
direktoratnya adalah sebagai berikut:
1. Bagian Satuan Pengawas Intern (SPI)
Tugas bagian SPI adalah melakukan pengawasan manajemen, pengujian,
penilaian atas hasil laporan serta pengusutan atas perintah Direktur Utama
menyangkut bidang keuangan, bagian teknis pemeliharaan prasarana, bagian
operasi dan pemasaran (pelayanan) jasa angkutan kereta api, bidang administrasi
personalia, administrasi umum dan administrasi pendidikan serta pelatihan,
bidang perencanaan pembangunan penelitian teknologi infomasi dan sistem
informasi serta bidang kelengkapan.
2. Bagian Pusat Perencanaan dan Pengembangan (Pusrenbang)
Tugas dan wewenangnnya :
a. Perencanaan program penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
b. Perencanaan dan pembangunan kurikulum serta pembinaan instruktur.
3. Direktorat Teknik
Direktorat Teknik mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana yang
atas sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasional yang dimiliki
perusahaan.
Direktorat Teknik terdiri dari:
a. Sub Direktorat Perencanaan Teknik.
b. Sub Direktorat Jalan Rel dan Jembatan.
c. Sub Direktorat Tanah dan Bangunan.
d. Sub Direktorat Sinyal, Telekomunikasi, dan Listrik.
4. Direktorat Operasi dan Pemasaran
Direktorat Operasi dan Pemasaran mempunyai tugas melaksanakan
pengendalian dan pengawasan teknik operasi jasa angkutan kereta api serta
pendayagunaan fasilitas sarana dan prasarana pendukungnya. Direksi Operasi dan
Pemasaran terdiri dari:
a. Sub Direktorat Lalu Lintas.
b. Sub Direktorat Pemasaran Angkutan Penumpang.
c. Sub Direktorat Pemasaran Angkutan Barang.
5. Direktorat Keuangan
Direktorat Keuangan mempunyai tugas pokok membina dan mengelola
keuangan dan sediaan, serta menetapkan kebijakan tentang pendanaan,
pendayagunaan keuangan, akuntansi, dan sediaan.
Direktorat Keuangan mempunyai empat sub direktorat, yaitu:
a. Sub Direktorat Anggaran
Sub Direktorat Keuangan mempunyai tugas pokok merumuskan dan menyusun
Perusahaan (RKAP), pelaksanaan otorisasi, pelaporan, pengendalian, pelaksanaan
RAKP serta perhitungan PSO, IMO, TAC.
Sub Direktorat Anggaran terdiri dari:
1. Seksi Anggaran I.
2. Seksi Anggaran II.
3. Seksi Anggaran III.
4. Seksi Anggaran IV.
b. Sub Direktorat Administrasi Keuangan
Sub Direktorat Administrasi Keuangan mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan dan mengelola tata usaha kas besar kantor pusat,
melaksanakan evaluasi pembayaran internal dan eksternal, mengendalikan dan
mendistribusikan dana, serta mendayagunakaan kas perusahaan, menyelesaikan
administrasi asuransi serta memantau penyaluran dana PUKK.
Sub Direktorat Administrasi Keuangan terdiri dari:
1. Seksi Bendahara Kantor Pusat.
2. Seksi Evaluasi Pelaksanaan Pembayaran.
3. Seksi Pengendalian dan Pendayagunan Kas Perusahaan.
4. Seksi Asuransi dan PUKK.
c. Sub Direktorat Akuntansi
Sub Direktorat Akuntansi mempunyai tugas pokok merumuskan dan menyusun
Akuntansi Umum, Akuntansi Biaya, Akuntansi Verifikasi Kas, Akuntansi
Pendukung dan Perpajakan.
1. Seksi Akuntansi Umum (Kepala Kelompok 1/kapok 1)
Kelompok penyelenggara anggaran mempunyai tugas pokok:
1) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA).
2) Pengendalian Perencanaan Pelaksanaan Anggaran.
3) Menerbitkan Surat Otorisasi NPD (Nota Permohonan Dana).
4) Menyusun Laporan Realisasi Anggaran (RKA).
2. Seksi Verifikasi Kas (Kepala Kelompok II/Kapok II)
Kelompok penyelenggara verifikasi serta akuntansi pendapatan dan
pengeluaran mempunyai tugas pokok:
1) Verifikasi, meneliti kelengkapan, kebenaran serta keabsahan yang berkenaan
dengan pengeluaran dan pendapatan Daop 2 Bandung.
2) Akuntansi Pendapatan, Penerimaan dan Pengeluaran Kas, Meneliti
kelengkapan analisa dokumen lainnya yang diterima dari unit-unit pelaksana,
mengikhtisarkan analisa stasiun, membuat bukti jurnal dan menyelenggarakan
buku pembantu yang bersangkutan dengan pengeluaran dan pendapatan Daop 2
Bandung.
3. Seksi Akuntansi Biaya (Kepala Kelompok III/Kapok III)
Kelompok penyelenggara akuntansi biaya, persediaan, dan aktiva tetap
mempunyai tugas pokok:
1) Pembiayaan dan dokumentasi lainnya yang diterima dari unit-unit pelaksana
menyangkut akuntansi biaya.
2) Menyusun buku pembantu yang berkenaan dengan akuntansi biaya, persediaan
3) Melakukan pemantauan atas mutasi-mutasi terhadap aktiva tetap.
4. Seksi Akuntansi Pendukung (Kepala Kelompok IV/Kapok IV)
1) Proses komputerisasi akuntansi.
2) Penyelenggaraan buku besar.
3) Pembuatan daftar sisa.
4) Penyusunan neraca lajur.
5) Pembuatan jurnal khusus.
6) Pelaksanaan rekonsiliasi hubungan pembukuan
7) Penyelidikan terhadap angka akun yang tidak wajar pada neraca lajur yang
akan dituangkan dalam Laporan Keuangan Daerah Operasi 2 Bandung.
8) Pembuatan laporan berkala ikhtisar dukungan laporan keuangan.
Kepala Daerah Operasi 2
d. Sub Direktorat Sediaan
Sub Direktorat Sediaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Direktur Keuangan dalam menyusun rencana pengadaan, evaluasi pelaksanaan
pengadaan barang, mengelola L/C dan tata cara administrasi impor atau anklaring,
melaksanakan pengaturan penyimpanan dan pendistribusian barang, serta
penghapusan sediaan, melaksanakan pembinaan sistem dan administrasi
pergudangan barang sediaan, serta melaksanakan pembinaan dan koordinasi
terhadap Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang melaksanakan tugas pergudangan dan
angkutan barang perusahaan antar pulau.
Sub Direktorat Sediaan terdiri dari:
2. Seksi Pengendalian dan Distribusi.
3. Seksi Informasi Sediaan.
2.4Aktivitas Perusahaan
Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan No. 8 KM Tahun 1991
tentang organisasi dan Tata Kerja PERUM Kereta Api Tingkat Pusat, aktivitas
dari PT Kereta Api (Persero) itu sendiri mempunyai tugas pokok,
menyelenggaraan perusahaan pelayanan jasa angkutan Kereta Api dalam
memperlancar arus perpindahan orang atau barang secara masal untuk menunjang
pembangunan nasional.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut PT Kereta Api mempunyai
tugas pokok antara lain:
1. Penyediaan, pengoperasian, pendayagunaan, pemeliharaan, perbaikan,
pengendalian, dan pengembangan sarana angkutan diatas jalan rel merupakan
kelanjutan angkutan api.
2. Penyediaan, pemeliharaan, perbaikan dan pendayagunaan prasarana jalan rel,
jembatan, terowongan, instalasi sinyal dan telekomunikasi, instalasi listrik
umum dan listrik aliran atas, serta penyediaan dan pendayagunaan bangunan
stasiun, pembangunan dipo yang menunjang bangunan kereta api.
3. Pengoperasian, pendayagunaan, pengendalian, pengusahaan stasiun untuk
pemberangkatan, penurunan dan angkutan penumpang maupun barang serta
jasa angkutan lain yang terkait.
4. Pengelolaan dan pendayagunaan serta pengembangan sumber daya manusia.
6. Pengawasan intern.
Adapun perusahaan pelayanan jasa angkutan yang dilakukan oleh PT
Kereta Api (Persero) meliputi:
1. Pengangkutan penumpang.
2. Pengangkutan barang berupa pengangkutan bahan bakar, mesin, pupuk, dan
lain-lain.
3. Selain poin 1 dan 2, PT.KAI (Persero) juga senantiasa membantu kegiatan
perdagangan ekspor, impor, pengangkutan kepariwisataan dan lain-lain yang
bertujuan untuk lebih meningkatkan pembangunan.
Untuk menunjang operasional PT.KAI (Persero) dibagi diatas 9 wilayah
usaha di Jawa dan 4 divisi serta wilayah Sumatera yang terbagi menjadi berbagai
Divisi Regional. Wilayah usaha Jawa terdiri dari 9 daerah operasi, yaitu:
1. Jakarta.
Divisi-divisi yang ada di PT. KAI (Persero), yaitu:
2. Divisi Usaha Pendukung.
3. Divisi Pelatihan.
4. Divisi Angkutan Perkotaan (Jabotabek).
Sedangkan wilayah usaha Sumatera terdiri dari 3 Daerah Operasi, yaitu:
1. Divisi I Sumatera Utara.
2. Divisi I Sumatera Barat.
3. Divisi I Sumatera Selatan.
Visi PT Kereta Api (Persero)
Mewujudkan transportasi yang bersifat masal untuk pertumbuhan ekonomi
serta menunjang pembangunan sektor-sektor lain dan program pemerataannya.
Misi PT Kereta Api (Persero)
Perusahaan dapat tumbuh dan berkembang pesat, memiliki citra yang baik
sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat, memperoleh laba yang optimal,
dan dapat memuaskan para stakeholder serta mensejahterakan seluruh karyawan.
Arti Logo Kereta Api
1. Makna Karakter Logo atau Lambang PT Kereta Api.
Gambar lambang menyiratkan sifat: tegas, pasti, tajam, gerak, horizontal,
juga bolak balik. Dua garis lurus dengan ujung lengkung meruncing, dengan
arah berlawanan, selain melambangkan arah bolak balik perjalanan kereta api,
juga melambangkan interaksi pelayanan (memberi dan menerima).
Lugas, langsung, tajam, teknis, selaras, dengan sifat teknis kereta api.
Ujung garis tajam tapi melengkung untuk menyiratkan arah atau kecepatan
(aerodinamis), tetapi cenderung tumpul agak melengkung, tidak terlampau
tajam, agar memberi kesan aman (sesuatu bentuk yang terlampau runcing lebih
member kesan ancaman, rasa sakit, dan agresitas; asosiatif kepada senjata
tajam (duri dan semacamnya)).
3. Sifat Gambar
Sifat gambar lebih lugas, objektif, rasional karena bentuk geometrisnya
yang dominan dan lebih bersifat maskulin. Kesan sangat modern, teknis, jelas,
26
3.1Landasan Teori
3.1.1 Pengertian Prosedur
Menurut Ida Nuraida (2008:35) pengertian prosedur adalah sebagai berikut :
“Prosedur adalah urutan langkah-langkah (atau pelaksanaan-pelaksanaan
pekerjaan), dimana pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan dengan apa
yang dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, di mana
melakukannya, dan siapa yang melakukannya.”
Sedangakan menurut Zaki Baridwan (2009:30) prosedur adalah :
“ Prosedur merupakan suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (clerical),
biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun
untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi
perusahaan yang sedang terjadi “.
Dari definisi-definisi diatas dapat di simpulkan bahwa prosedur
adalah urutan langkah-langkah (atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan)
yang melibatkan suatu bagian atau lebih dan disusun untuk menjamin adanya
perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sedang
terjadi.
3.1.2 Pengertian Anggaran
“alat akuntabilitas manajemen dan kebijakan ekonomi. sebagai instrumen
ekonomi , anggaran berfungsi mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas
perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan
bernegara.”
Sedangkan menurut M. Nafarin (2012:19) anggaran adalah :
“ Anggaran adalah suatu rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi
yang dinyatakan secara kualitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan
uang atau dalam jangka waktu tertentu.”
Dari definisi-definisi diatas dapat di simpulkan bahwa anggaran
adalah suatu rencana tertulis mengenai suatu organisasi yang berfungsi untuk
mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan
pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara.”
3.2Hasil Pelaksanaan Dan Pembahasan Kerja Praktek 3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
Hasil pelaksanaan kerja praktek selama 1 bulan di PT.KAI Daerah
Operasi 2 Bandung, disini saya di tempatkan di bagian anggaran dan selama
3.2.1.1 Prosedur Yang Terkait Dengan Kerja Praktek
no
yes di setujui pencairan
Gambar 3.2.1.1
*P D = Permohonan Dana
3.2.1.2Hambatan Yang Terjadi Saat Kerja Praktek
Hambatan yang sering terjadi ialah para unit meminta pencairan dana
untuk kegiatan operasional yang tidak sesuai dengan prosedur.
unit anggaran sekda
P D P D
P D
P D
P D
P D
P D P D
keuangan
P D
3.2.1.3Upaya Yang Dilakukan Perusahaan
Upaya yang dilakukan perusahaan yaitu dengan membuat sebuah
cara yang dinamakan Transfer Budgeting.
3.3.2 Pembahasan Hasil Kerja Praktek
3.3.2.1Prosedur Yang Terkait Dengan Kerja Praktek
Pada Kenyataannya Prosedur menurut Teori yang di kemukakan
oleh para ahli berbeda dengan operasional kerja karna saat melaksanakan
operasional kerja, unit-unit lebih mementingkan kegiatan perusahaan
dibandingkan mengikuti prosedur yang ada karna bila unit-unit mengikuti
prosedur yang ada kegiatan operasional perusahaan akan terhambat dan
menghambat pendapatan perusahaan juga, akan tetapi semua ini tetap dengan
kesesuaian dan kebutuhan perusahaan.
3.3.2.2 Hambatan Yang Terjadi Saat Kerja Praktek
Hambatan yang terjadi ialah para unit-unit meminta pencairan dana yang
cepat untuk kebutuhan operasional perusahaan yang tidak sesuai dengan
prosedur yang mengakibatkan terhambatnya prosedur akan tetapi dilihat dari
sisi unit yang meminta dana dengan cepat prosedur permohonan dana tersebut
menghambat pelaksanaan operasional perusahaan karna operasional
perusahaan lebih cepat dibandingkan mengurus prosedur. Kebutuhan
operasional perusahaan harus didahulukan untuk kelangsungan hidup
perusahaan tersebut.
Upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengatasi hambatan yang terjadi
ialah dengan membuat satu cara yang dinamakan Transfer Budgeting. Transfer Budgeting ini memudahkan para unit yang meminta kucuran dana dengan cepat karna dengan adanya cara ini para unit bisa melakukan
operasioal perusahaan tanpa menghambat prosedur permohonan dana dan
kegiatan perusahaan pun dapat dilakukan dengan tanpa ada hambatan dari
31 4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasaan pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek tersebut,
setelah penulis menganalisa dan mempelajari masalah yang terjadi
tentang Prosedur persetujuan anggaran, maka penulis mencoba
menyimpulkan beberapa hasil kegiatan Kuliah Kerja Praktek yang
dilakukan di PT.KAI DAERAH OPERASI 2 BANDUNG , yaitu :
1) Bagian anggaran adalah bagian yang sangat penting dalam sebuah
perusahaan dan prosedur bagian anggaran pun sangat penting akan tetapi
prosedur dan kegiatan operasional perusahaan berbeda yang
mengharuskan prosedur menjadi terhambat dan operasional perusahaan
terhalangi agar tidak ada yang terhambat proses operasional bagi setiap
unit harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaannya.
2) Hambatan yang terjadi pada bagian anggaran ini adalah berbedanya tujuan
yang dilakukan oleh kedua bagian yaitu bagian anggaran menginginkan
prosedur persetujuan dilakukan dengan tahap-tahap yang benar akan tetapi
memperlambat kegiatan operasional perusahaan.
3) Upaya yang telah di lakukan PT.KAI DAERAH OPERASI 2
BANDUNG dalam mengatasi hambatannya, yaitu dengan melakukan
46 4.2 Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan penulis atas penelitian yang
telah dilakukan di PT.Kereta Api Indonesia Daerah Operasional 2 Bandung
sebagai berikut :
1. Hambatan dalam permohonan anggaran ini bisa kita minimalisasikan dengan terus
memperbaiki komunikasi antara bagian-bagian agar mengurangi hambatan dalam
permohonan anggaran untuk kegiatan operasional perusahaan tersebut.
2. Prosedur seharusnya dilakukan oleh bagian yang meminta dana agar tidak adanya
kesalahpahaman antar bagian.
3. Upaya yang dilakukan PT.Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 2 Bandung ini
sudah cukup baik akan tetapi harus lebih di tekankan untuk bagian-bagian yang
Laporan Kerja Praktek
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Jenjang Studi Strata 1
Program Studi Akuntansi
DisusunOleh :
Albert Stefanus Panjaitan
21112220
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vi
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Tujuan Laporan Kerja Praktek ... 6
1.3 Kegunaan Kerja Praktek 1.3.1 Kegunaan Praktis... 6
1.3.2 Kegunaan Akademis ... 7
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ... 7
1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 7
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Instansi ... 8
2.2 Struktur Organisasi Instansi ... 12
2.3 Uraian Tugas Instansi ... 13
vii
3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
3.2.1.1Prosedur Persetujuan Anggaran Operasional pada PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2
Bandung ... 27
3.2.1.2Hambatan yang terjadi pada Prosedur Persetujuan
Anggaran Operasional PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Daerah Operasi 2 Bandung ... 29
3.2.1.3Upaya yang telah dilakukan PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Daerah Operasi 2 Bandung dalam Mengatasi
Hambatan yang terjadi pada Prosedur Persetujuan
Anggaran Operasional ... 29
3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek
3.2.2.1Prosedur Persetujuan Anggaran Operasioalpada PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2
Bandung ... 29
3.2.2.2Hambatan yang terjadi pada Prosedur Persetujuan
Anggaran Operasional PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Daerah Operasi 2 Bandung ... 29
3.2.2.3Upaya yang telah dilakukan PT. Kereta Api Indonesia
viii
4.1 Kesimpulan... 31
4.2 Saran ... 32
DAFTAR PUSTAKA ... 33
33
Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri. 2010. Anggaran Perusahaan. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.
Christina, Ellen, Fuad M dan Edy Sukarno. 2002. Anggaran Perusahaan, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hansen dan Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen, Accounting Management. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Munandar. 2007. Budgeting: Perencanaan, Pengkoordinasian dan Pengawasan Kerja. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
Nafarin, M. 2009. Penganggaran Perusahaan. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
Nafarin, M. 2012. Penganggaran Rencana Kerja Perusahaan. Edisi Kesatu.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama Albert Stefanus Panjaitan
Jenis Kelamin Pria
Status Lajang
Agama Khatolik
Tempat & Tanggal lahir Cimahi, 7 Juli 1993
Jasmani Baik
Keahlian bahasa dan tulisan Indonesia
Inggris
Alamat Rumah : Jl. Kebon Kembang No.62 RT. 02/RW.03 Kelurahan Karang Mekar Kecamatan Cimahi Tengah
Nomor Kontak HP : 085721005867
e-mail albertstefanuspanjaitan@yahoo.com
Pendidikan Terakhir S1 Akuntansi
(2012-Sekarang) UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA, BANDUNG
Sekolah Menengah Atas
(2008-2011) SMA NEGERI 5 CIMAHI
Sekolah Menengah Pertama
(2005-2008) SMP SANTO MIKAEL
Sekolah Dasar
Kursus, Pelatihan, Seminar
Seminar “The Young Technopreneur” (2012)
Kuliah Umum Motivasi “Berprestasi Di Kampus” (2012)
Seminar Nasional Akuntansi “Peluang & Karir Di Pasar
Modal” (2013)
Pembinaan Mental Dan Disiplin Mahasiswa (Character
Building) (2013)
Seminar Public Speaking “Spread Your Speak” (2013)
Kuliah Umum Akuntansi Keuangan “Mengingat Ilmu Akuntansi Melalui Investasi” (2015)
kebutuhan penulis serta membukakan pikiran serta hati ini sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kerja praktek dengan judul: “PROSEDUR PERSETUJUAN ANGGARAN
OPERASIONAL PADA PT.KAI DAERAH OPERASI 2 BANDUNG”
Keberhasilan penulis dalam menyusun laporan ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan
dan bimbingan semau pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
dan penghargaan tulus kepada :
1. Bapak Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M. Sc., selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj.Dwi Kartini, SE Spec. Lic , selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Komputer Indonasia.
3. Dr. Siti Kurnia Rahayu SE., M Ak. Ak. CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.
4. Dr Surtikanti, SE.,M.SI.Ak., selaku Dosen Wali kelas Akuntansi 1.
5. Wati Aristuti S.E., M.Si., Ak. Selaku koordinator Kerja Praktek Prodi Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia.
6. Seluruh Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia.
7. Keluarga yang selalu memberikan suport.
11.Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu namanya.
Mudah-mudahan Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi pihak lain umumnya,
dan rekan-rekan di UNIKOM pada khususnya. Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat
kelemahan dan kekurangan dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini, dikarenakan pengalaman
dan kemampuan penulis yang terbatas.
Bandung, Oktober 2015