• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Medan Selayang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Medan Selayang"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP SEMANGAT

KERJA PEGAWAI

(STUDI PADA KANTOR CAMAT MEDAN SELAYANG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara

Disusun Oleh:

FELIX GREGORIUS SAMOSIR 110903097

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang

Maha Esa karena berkat kasih dan karunia-Nya, akhirnya saya bisa menyelesaikan

sebuah karya ilmiah dengan judul “ Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap

Semangat Kerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Medan Selayang”.

Skripsi ini merupakan laporan yang diperlukan untuk melengakapi

persyaratan melengkapi gelar sarjana serta sebagai wahana untuk melatih diri dan

mengembangkan wawasan berfikir dalam penulisan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini,penulis sangat banyak menerima saran dan

dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung,

sehingga semangat penulis tetap terjaga hingga akhirnya skripsi ini selesai

dikerjakan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin, M. Si., selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP, selaku Sekretaris Departemen Ilmu

Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara

(3)

5. Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP selaku dosen pembimbing yang telah membantu saya mengerjakan proses pengerjaan skripsi

hingga selesai. Terimakasih Pak atas masukan dan sarannya.

6. Seluruh Dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara. Terimakasih

atas ilmu yang telah anda berikan kepada saya selama masa

perkuliahan dikampus.

7. Bapak Sutan Tohang Lubis. S.STP, M.SP, selaku Camat Medan

Selayang yang telah memberi izin penelitian dan membantu saya

selama proses penelitian dilapangan.

8. Bapak M. Faisal Tanjung, SIP, M.Si, selaku Kasi Pemerintahan yang

telah membantu saya dalam mengurus berkas dan administrasi selama

saya melakukan penelitian dikecamatan

9. Ibu Endang Listianigsih, selaku Kasubag Pelayanan Umum yang telah membantu proses administrasi dan mengarahkan proses

penelitian di Kantor Kecamatan.

10.Untuk Kak Dian dan Kak Mega yang telah banyak membantu masalah administrasi di kampus.

11.Kepada Ibunda saya tercinta yaitu Kartini Doloksaribu. Terimakasih

atas setiap doa, kepercayaan dan dukungannya. Terimaksih juga telah

menjadi sosok orangtua yang sangat hebat dalam perjuangan dan

perjalanan hidup saya dari kecil sampai saat ini meskipun sendirian

tanpa sosok kepala keluarga. Maaf atas kesalahan yang tak terhingga

atas apa yang kulakukan selama ini. Semoga sukacita senantiasa

(4)

12.Kepada abang saya Franklin Nicholas Samosir yang tak

henti-hentinya memarahi, memberi semangat, mengingatkan ketika saya

jenuh. Terimakasih buat dukungan yang tidak ada habisnya buat saya.

Saya bangga menjadi adik abang.

13.Buat adik saya Oliva Regina Samosir terimakasih buat semangat dan

dukungannya selama ini. Semoga apa yang adik cita-citakan tercapai

dan menjadi kebanggaan bagi keluarga.

14.Buat Opung Porsea, Tante, Bapak Uda, Tulang dan seluruh sanak

keluarga. Terimakasih atas dukungan dan doanya.

15.Buat sahabat dan rekan seperjuangan saya di AN 11 Khainur

rahman, Rippy Hamdani, Josua Sitinjak, Andre Carver, Thesca Sabrina, Audi Rezky, Ricy Franklin, Sheila Ramani, Adyndda Fathia Ilham, Hanindita, Depi Dahniar, Daniel Simangunsong, Sampai Anugrah, Gideon Florentino Sebayang, Utomo Purba, Radian Arfan, Manatar Sinaga, Jimmy Simanjorang, Novita Sinaga, Erlita Sinaga, Abdi Saputra, Arditha, Melani, Syarifah Pili, Zulfati Indraloka, Adelina dan Lailan Syafitri. Suatu kebanggaan berjumpa kalian semua. Terimakasih buat kebersamaan

yang telah kita jalani, semoga suatu saat kita bisa bertemu kembali.

16.Buat kelompok magang Desa Indra Yaman (Khainur Rahman, Josua

(5)

17.Buat senior-senior saya di Administrasi Negara Niko Sitompul,

Martin Sitompul, Agri Dwi Purnama, Muda Nasution, Fahmi Nasution, Adit Coro, Adit Binje, Rizki Gembul, John Ricky, Ivri Golden Girsang, Dedi Sembiring, Husni Pratama, Ichan, Fauzi 09, Ginda, Iqbal, Lintang Simorangkir, Ilham Maulana, Bobby, Ananta Purba, Dody Syahdianto, Kartika. Terimakasih buat kebersamaan selama dikampus, semoga saya bisa menyusul kalian

semua di dunia kerja

18.Buat adik-adik saya di Administrasi Negara Yenny Silitonga, Elysa

Minarni, Eka Sundari Lubis, Ryantina Samosir, Widya, Sonya Oktaviani, Nesya Pratiwi, Iman Kandias, Budi, Iga Belinda, Surya, Rahmat, Wiro, Andi, Niko, Anggi, Samuel, Yohansen, serta adik-adik yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Terimakasih telah menjadi junior yang baik..

19.KAM Negara, tempat saya dan rekan seperjuangan berproses. Berproses untuk memahami hebatnya kekuatan ketika bersatu dalam

jaya.

20.UKM Bola Fisip USU tempat saya menyalurkan hobby sepakbola saya.

21.Tim Futsal Mifta Toha (Khainur Rahman, Daniel, Gideon dan

Sampai Anugerah) IMDIAN CUP selalu runner-up. 22.UKM KMK Katholik Fisip USU

(6)

Medan, 9 April 2015

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ………. 1

I.2 Perumusan Masalah ………. 5

I.3 Tujuan Penelitian ………. 6

I.4 Manfaat Penelitian ………... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Iklim Organisasi ………... 7

II.1.1 Pengertian Iklim Organisasi ………... 7

II.1.2 Sifat Iklim Organisasi ………. 9

II.1.3 Pendekatan Iklim Organisasi ………. 9

II.1.4 Dimensi Iklim Organisasi ……….……….. 10

II.1.5 Faktor yang mempengaruhi iklim organisasi ………. 15

II.2 Semangat Kerja Pegawai ………...………. 16

II.2.1 Pengertian Semangat KerjaPegawai... 16

II.2.2 Faktor yang mempengaruhi Semangat Kerja ... 18

II.3 Kerangka Berpikir hubungan Iklim Organisasi dengan Semangat kerja……….. 20

II.4 Hipotesis ……… 21

II.5 Definisi Konsep ………. 22

II.6 Definisi Operasional ………... 23

(8)

BAB III IMETODE PENELITIAN

III.1 Bentuk Peneltian ………... 27

III.2 Lokasi Penelitian ………... 27

III.3 Populasi dan Sampel III.3.1 Populasi ………... 27

III.3.2 Sampel ………. 28

III.4 Teknik Pengumpulan Data ………. 28

III.5 Teknik Penentuan Skor ………... 29

III.6 Teknik Analisa Data ………. 31

III.6.1 Koefisien Korelasi Pruduct Moment ………. 31

III.6.2 Uji “t” ………. 32

III.6.3 Koefisien Determinasi ……… 32

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN... 33

BAB V PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA V.1 PENYAJIAN DATA ……… 52

V.1.1 Karakteristik Responden ……… 52

V.1.2 Deskripsi Data Variabel ………..… 56

V.1.2.1 Jawaban Responden Tentang Iklim Organisasi (Variabel X) ……… 56

V.1.2.2 Jawaban Responden Tentang Semangat Kerja Pegawai (Variabel Y) ………. 74

(9)

V.2.1 Klasifikasi data ………..……….. 85

V.2.1.1. Iklim Organisasi (Variabel X) ………. 86

V.2.1.2 Semangat Kerja Pegawai (Variabel Y) ………… 87

V.2.2 Pengujian Hipotesa (Product Moment)…………...…….… 88

V.2.3 Uji Signifikan (Uji T) ………..………... 90

V.2.4 Koefisien Derterminan ……… 92

V.2.5 Interpretasi Data ………. 92

V.2.4.1 Iklim Organisasi Pada Kantor Camat

Medan Selayang ………. 93

V.2.4.2 Semangat Kerja Pegawai Kantor Camat

Medan Selayang ………. 99

V.2.4.3 Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Semangat

Kerja Pengawai Kantor camat Medan Selayang…. 102

BAB VI PENUTUP

VI.1 Kesimpulan ………... 104

VI.2 Saran ………. 105

(10)

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FELIX G. 110903097

ABSTRAK

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN MEDAN SELAYANG

Iklim organisasi merupakan iklim organisasi merupakan persepsi-persepsi anggota organisasi terhadap lingkungan organisasi yang mempengaruhi perilaku baik secara individu maupun kelompok dalam rangka pencapaian kerja. Kantor Kecamatan Medan Selayang adalah birokrasi sebagai instrumen pemerintah untuk mewujudkan pelayanan publik yang efisien, efektif, berkeadilan, transparan dan akuntabel. Hal ini berarti bahwa untuk mampu melaksanakan fungsi pemerintah dengan baik maka organisasi birokrasi harus professional dan memiliki daya tanggap. Perilaku organisasi sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi, apabila lingkungan organisasi Kantor Camat Medan Selyang yang mengarah pada kestabilan semangat kerja pegawai yang memberi dampak pada produktivitas dan efektivitas organisasi. Dalam prosesnya pembentukan iklim organisasi sangat dinamis maka diperlukan upaya-upaya untuk mendukung, menjaga iklim yang baik dan menekan atau menghilangkan iklim yang buruk terdapat dalam lingkungan organisasi.

Penelitian ini dilakukan di Kantor Camat Medan Selayang. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan jumlah populasi sebanyak 35 orang, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 100% dari jumlah populasi sebanyak 35 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan bantuan metode angket dimana jawaban responden diukur dengan menggunakan skala likert yaitu pemberian nilai numerikal dimana setiap skor yang diperoleh akan memiliki tingkat pengukuran ordinal. Nilai numerik tersebut dianggap sebagai objek dan selanjutnya melalui proses transformasi yang ditempatkan kedalam interval.

Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik analisis data korelasi product moment, dari persamaan tersebut hasil perhitungan yang didapat 0,728 dimana hubungan antara variabel X dan variabel Y berada pada kategori kuat.

(11)

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FELIX G. 110903097

ABSTRAK

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN MEDAN SELAYANG

Iklim organisasi merupakan iklim organisasi merupakan persepsi-persepsi anggota organisasi terhadap lingkungan organisasi yang mempengaruhi perilaku baik secara individu maupun kelompok dalam rangka pencapaian kerja. Kantor Kecamatan Medan Selayang adalah birokrasi sebagai instrumen pemerintah untuk mewujudkan pelayanan publik yang efisien, efektif, berkeadilan, transparan dan akuntabel. Hal ini berarti bahwa untuk mampu melaksanakan fungsi pemerintah dengan baik maka organisasi birokrasi harus professional dan memiliki daya tanggap. Perilaku organisasi sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi, apabila lingkungan organisasi Kantor Camat Medan Selyang yang mengarah pada kestabilan semangat kerja pegawai yang memberi dampak pada produktivitas dan efektivitas organisasi. Dalam prosesnya pembentukan iklim organisasi sangat dinamis maka diperlukan upaya-upaya untuk mendukung, menjaga iklim yang baik dan menekan atau menghilangkan iklim yang buruk terdapat dalam lingkungan organisasi.

Penelitian ini dilakukan di Kantor Camat Medan Selayang. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan jumlah populasi sebanyak 35 orang, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 100% dari jumlah populasi sebanyak 35 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan bantuan metode angket dimana jawaban responden diukur dengan menggunakan skala likert yaitu pemberian nilai numerikal dimana setiap skor yang diperoleh akan memiliki tingkat pengukuran ordinal. Nilai numerik tersebut dianggap sebagai objek dan selanjutnya melalui proses transformasi yang ditempatkan kedalam interval.

Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik analisis data korelasi product moment, dari persamaan tersebut hasil perhitungan yang didapat 0,728 dimana hubungan antara variabel X dan variabel Y berada pada kategori kuat.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam

menjalankan aktivitas organisasinya, khususnya dalam masa globalisasi saat ini

yang penuh bagi Pemerintah dengan tantangan untuk memberikan pelayanan bagi

masyarakat secara efektif dan efisien. Dalam menjalankan aktivitas – aktivitas

organisasi harus mampu memanfaatkan setiap aspek – aspek sumber daya yang

ada di dalam organisasi tersebut, seperti manusia, material, modal dan sebagainya.

Sumber daya manusia yang berfungsi sebagai roda penggerak aktivitas

organisasi, oleh sebab itu organisasi harus dapat mengelola sumber daya manusia

sebaik mungkin agar fungsi sumber daya manusia tadi bisa maksimal diperoleh.

Pegawai sebagai sumber daya manusia di organisasi tersebut memegang peranan

penting dalam sukses tidaknya organisasi atau instansi tersebut.

Iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi dan mereka yang

secara tetap berhubungan dengan organisasi mengenai apa yang ada atau terjadi di

lingkungan internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi sikap dan

perilaku organisasi dan kinerja anggota organisasi yang kemudian menentukan

kinerja organisasi.1

1

Wirawan, Budaya dan Iklim Organisasi (Jakarta: Salemba Empat, 2007), hal. 122.

Iklim organisasi senantiasa mempengaruhi seluruh kondisi

dasar dan perilaku individu dalam organisasi dan pemimpin adalah salah satu

faktor dominan yang mempengaruhi bentuk iklim organisasi. Iklim organisasi

(13)

Semangat kerja dirasa perlu agar dalam setiap melaksanakan tugasnya setiap

pegawai dapat maksimal dalam menjalankannya.

Kecamatan Medan Selayang sebagai salah satu organisasi pemerintah

yang bersifat koordinasi dari Pemerintah Pusat maupun Daerah dalam setiap

programnya dituntut untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan

baik sebagai wujud nyata dari keinginan pemerintah yang ingin mempermudah

setiap masyarakat dalam menerima pelayanan prima melalui birokrasinya.

Birokrasi merupakan instrumen pemerintah untuk mewujudkan pelayanan

publik yang efektif dan efisien. Salah satu fungsi pemerintah yang utama adalah

menyelenggarakan pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum

pemerintahan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Untuk memberikan

pelayanan maksimal tentunya diperlukan kinerja dari pegawai yang baik agar

menunjang tujuan dari Kecamatan Medan Selayang sebagai Birokrasi

Pemerintah, karena dirasa kinerja memegang peranan yang sangat penting dalam

keberlangsungan organisasi tersebut. Demi tercapainya tujuan tersebut Kecamatan

Medan Selayang sebagai satuan organisasi memiliki Manajemen Perkantoran dan

lingkungan internal maupun eksternal yang menunjang pegawai Kecamatan

Medan Selayang dalam melaksanakan pekerjaannya. Berdasarkan pengamatan,

hal ini ditandai adanya :

• Struktur organisasi yang baik dan tata ruang yang baik di kantor

serta denah lokasi yang baik

(14)

• Fasilitas yang memadai pekerjaan pegawai seperti, telepon,

komputer, air coditioner (ac) , lemari, meja, kursi dan alat tulis

(spidol, pulpen, tinta dsb)

• Kantor yang bersih dan asri. Taman yang berada di tengah Kantor

Kecamatan dan halaman yang luas membuat suasana kantor terasa

nyaman.

• Komunikasi antar kelompok kerja yang baik

• Warga yang kooperatif terhadap lingkungannya. Hal ini disebabkan

rata-rata tingakat pendidikan warga Kecamatan Medan Selayang

sudah cukup tinggi sehingga kesadaranpun tinggi.

Uraian tersebut merupakan komponen-komponen yang membentuk iklim organisasi di Kecamatan Medan Selayang. Menurut Newstrom & Davis iklim organisasi adalah lingkungan manusia yang di dalamnya para pegawai suatu organisasi melakukan pekerjaaan mereka. Dari pengertian ini tampak bahwa iklim organisasi menyangkut semua lingkungan yang ada atau yang dihadapi oleh pegawai yang berada dalam suatu organisasi yang mempengaruhi pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas keorganisasiannya. 2

Selain itu setiap organisasi selalu berusaha agar produktivitas kerja pegawai dapat

ditingkatkan. Untuk itu pimpinan perlu mencari cara dan solusi guna

menimbulkan semangat kerja para pegawai. Hal itu penting, sebab pendidikan

yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir ini tentunya membutuhkan

pegawai yang memiliki semangat kerja yang tinggi. Mengingat begitu kompleks

dan banyaknya jenis pelayanan yang diberikan kepada masyarakat serta

banyaknya jumlah masyarakat maka pengorganisasian setiap kegiatan baik

diantara sesama pegawai maupun antara atasan dengan pegawai mutlak

2

(15)

diperlukan agar setiap pegawai yang terlibat dalam aktivitas pemerintahan dan

pelayanan dapat bekerjasama secara maksimal dengan harapan setiap bagian dari

struktur organisasi Kecamatan Medan Selayang dapat melaksanakan tugas dengan

baik dan tepat waktu. Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pegawai

merupakan Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi

bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang

bekerja pada instansi pemerintah yang berlandaskan pada prinsip nilai dasar, kode

etik dan kode perilaku, komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada

pelayanan publik, kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas,

kualifikasi akademik, jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas,

dan profesionalitas jabatan.3

3

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

Pegawai sebagai salah satu aset organisasi atau

instansi memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjaga perputaran roda

organisasi dimana ia berada. Bagi mereka yang memiliki tanggung jawab dan

semangat kerja yang baik, maka mereka akan senantiasa menumpahkan semua

potensi dan kemampuan yang mereka miliki untuk menjalankan tugas yang

diberikan kepadanya. Saat ini masih banyak kita saksikan adanya pegawai yang

datang kerja tidak tepat waktu atau pulang lebih awal. Ataupun mereka datang

tepat waktu tapi di ruang kerja mereka hanya mengobrol dengan teman kerja atau

malah hanya bersantai-santai saja. Berawal dari sinilah banyak sekali timbul

keluhan dari berbagai pihak mengenai produktivitas kerja rendah, semangat kerja

turun, mutu kerja rendah, dan masih banyak yang lain. Tiap-tiap organisasi atau

satuan organisasi memiliki tujuan atau target yang ingin dicapai. Oleh karena itu

(16)

digariskan. Tugas yang diberikan pada pegawai harus dilaksanakan dengan hasil

yang seoptimal mungkin. Hal ini dapat tercapai apabila pegawai melaksanakan

tugasnya dengan kerja keras dan penuh semangat. Pentingnya peran pegawai di

dalam setiap kegiatan organisasi maka dirasa perlu memberikan semangat kerja

kepada pegawai dan yang dapat merangsang pegawai agar dapat bekerja dengan

lebih giat sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, hal ini tentunya

akan sangat mempegaruhi tingkat produktivitas pegawai demi tercapainya tujuan

dari organisasi atau instansi. Disamping itu iklim organisasi juga memegang

peranan yang cukup penting dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai

dikarenakan ketika iklim organisasi yang tercipta dapat menimbulkan rasa

nyaman kepada setiap pegawai sehingga semangat kerja pegawai tersebut dapat

terjaga dan meningkat untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih nyaman

dan lebih baik.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai

Pada Kantor Kecamatan Medan Selayang“.

I.2 Perumusan Masalah

Untuk dapat memudahkan dalam penelitian ini dan agar penelitian ini

memiliki arah yang jelas dalam menginterprestasikan fakta dan data ke dalam

penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya. Adapun

permasalahan yang diajikan dalam penelitian ini adalah: “Adakah Pengaruh

(17)

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui iklim organisasi di Kantor Kecamatan Medan

Selayang.

2. Untuk mengetahui semangat kerja pegawai di Kantor Kecamatan

Medan Selayang.

3. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan iklim organisasi

terhadap semangat kerja di Kantor Kecamatan Medan Selayang.

I.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari peneitian ini adalah:

1. Bagi penulis secara subjektif adalah sebagai suatu tahapan untuk melatih

dan mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis dan teoritis

dalam memecahkan suatu permasalahan secara objektif dan kritis melalui

suatu karya ilmiah sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang bersifat

teruji dan berguna

2. Bagi mahasiswa lainnya sebagi khasanah ilmiah untuk penelitian lainnya.

3. Bagi FISIP-USU khususnya Departemen Ilmu Administrasi Negara

sebagai bahan referensi, bahan kajian dan bahan perbandingan bagi

mereka yang memerlukannya dan orang-orang yang tertarik dengan

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Iklim Organisasi

II.1.1 Pengertian Iklim Organisasi

lklim ditinjau dari Bahasa Yunani berarti lereng (slope) atau derajat

kemiringan bumi antara garis ekuator dengan kutubnya, sedangkan dari ilmu

Meteorologi berarti kondisi yang melingkupi suatu tempat, digambarkan melalui

elemen-elemen temperatur, kelembaban, tekanan udara dan faktor lingkungan

lainnya. Iklim tidak dapat dilihat atau di sentuh tapi dapat dirasakan oleh orang di

sekelilingnya, begitu juga dalam suatu organisasi, iklim organisasi dirasakan oleh

semua anggota didalamnya. Secara umum iklim organisasi diartikan sebagai

persepsi terhadap lingkungan organisasi baik secara individu maupun kelompok.4

Setiap organisasi atau organisasi memiliki cara yang berbeda-beda dalam

menjalankan aktivitas organisasinya. Oleh karena itu, suatu organisasi mempunyai

iklim berbeda pula dengan organisasi lainnya. Iklim dapat bersifat menekan,

netral atau dapat pula bersifat mendukung, tergantung bagaimana pengaturannya,

karena itu setiap organisasi selalu mempunyai iklim organisasi yang unik. Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami setiap orang

didalam memahami informasi tentang lingkungannya melalui indera yang

dimilikinya. Dengan demikian atmosfir yang ada didalam organisasi ditentukan

oleh persepsi-persepsi anggota organisasi yang menyangkut segala hal yang ada

pada lingkungan organisasi tempat mereka melaksanakan pekerjaan.

4

(19)

Organisasi cenderung menarik dan mempertahankan orang-orang yang sesuai

dengan iklimnya, sehingga dalam tingkatan tertentu polanya dapat bertahan dan

serasi.

Menurut Davis dan Newstrom menyatakan bahwa “Organizational climate is the human environment within an organization’s employees do their work” (iklim organisasi itu adalah yang menyangkut semua lingkungan yang ada atau yang dihadapi oleh manusia di dalam suatu organisasi tempat mereka melaksanakan pekerjaannya). Iklim mengitari dan mempengaruhi segala hal kerja dalam organisasi sehingga iklim dikatakan sebagai suatu konsep yang dinamis. Menurut defenisi diatas kita dapat melihat bahwa iklim adalah suatu konsep dinamis yang mempengaruhi keseluruhan organisasi di dalam lingkungan tempat organisasi itu beraktivitas dalam rangka pencapaian tujuan.”5

Robert Stringer menyatakan bahwa iklim organisasi berfokus pada

persepsi-persepsi yang masuk akal atau dapat dinilai, terutama yang

memunculkan motivasi, sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja

anggota organisasi.6 Gibson, Ivancevich dan Donelly menyatakan bahwa iklim

organisasi adalah serangkaian keadaan lingkungan yang dirasakan secara

langsung atau tidak langsung oleh pegawai.7

Dari definisi yang dikemukakan para tokoh diatas terdapat unsur-unsur

iklim organisasi yaitu persepsi, lingkungan dan aktivitas organisasi. Iklim Defenisi ini menggambarkan iklim

organisasi sebagai beberapa keadaan atau kondisi dalam satu rangkaian yang

secara langsung atau tidak langsung, sadar atau tidak sadar mempengaruhi

pegawai.

5

Davis, Keith dan Newstrom Shon W, Perilaku Dalam Organisasi. Edisi Ketujuh (Jakarta: Erlangga,1994), hal. 80.

6

Robert Stringer, Leadership and Organizational Climate (New Jersey: Prentice Hall, 2002) hal.101.

7

(20)

organisasi perlu diciptakan dan dikembangkan oleh pemimpin organisasi untuk

mengarahkan tindakan dan perilaku anggota organisasi untuk pencapaian kerja

sebagai individu maupun kelompok sehingga terciptanya efektivitas dan efesiensi

organisasi terhadap tujuan organisasi, selanjutnya dalam kurun waktu yang lama

iklim organisasi dapat membentuk budaya organisasi sebagai asumsi dasar dan

pedoman perilaku anggota organisasi. Dengan demikian dapat disimpulkan iklim

organisasi merupakan persepsi-persepsi anggota organisasi terhadap lingkungan

organisasi yang mempengaruhi perilaku baik secara individu maupun kelompok

dalam rangka pencapaian kerja.

II.1.2 Sifat Iklim Organisasi

Gibson menyatakan bahwa, ada 4 sifat iklim organisasi, antara lain: a. Iklim baik secara organisasi

Individu maupun kelompok, secara keseluruhan bersifat psikologis dan persepsi. Individu yaitu persepsi yang diperoleh oleh seluruh anggota dari satuan unit sosial.

b. Semua iklim adalah abstrak

Orang-orang biasanya memanfaatkan informasi tentang barang lain dan berbagai kegiatan yang terjadi dalam organisasi tersebut untuk membentuk suatu rangkuman persepsi mengenai iklim. Setelah itu digabungkan hasil dari pengamatan mereka dan pengalaman pribadi orang lain untuk dibuat peta kognitif dari orang tersebut.

c. Iklim bersifat abstrak dan perceptual

Maka orang-orang memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan persepsi seperti konsep psikologis yang lainnya. Ketika prinsip ini digunakan dalam pengamatan lingkungan kerja maka sebuah deskripsi yang bersifat multidimensi akan dihasilkan.

d. Iklim itu sendiri

Didasari lebih dekriptif daripada evaluatif, jadi peneliti lebih banyak menanyakan apa yang mereka lihat dalam lingkungan kerja mereka pada seseorang dibandingkan menanyakan kepada mereka untuk menyatakan apakah itu baik atau buruk.8

8

Ibid.

II.1.3 Pendekatan Iklim Organisasi

(21)

a. Multiple measurement – organizational approach

Pendekatan ini memandang bahwa iklim organisasi adalah serangkaian karakteristik deskriptif dari organisasi yang mempunyai tiga sifat, yaitu: relatif tetap selama periode tertentu, berbeda antara organisasi satu dengan organisasi lainnya, serta mempengaruhi perilaku orang yang berada dalam organisasi tersebut. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi adalah ukuran, struktur, kompleksitas sistem, gaya kepemimpinan, dan arah tujuan organisasi.

b. Perseptual measurement – organizational attribute approach

Pendekatan ini juga memandang iklim organisasi sebagai atribut organisasi, tetapi pendekatan ini lebih menekankan penggunaan pengukuran persepsi daripada pengukuran secara obyektif seperti ukuran dan struktur organisasi.

c. Perseptual measurement – individual approach

Pendekatan ini memandang iklim sebagai serangkaian ringkasan atau persepsi global yang mencerminkan sebuah interaksi antara kejadian yang nyata dalam organisasi dan persepsi terhadap kejadian tersebut. Pendekatan ini menekankan pada atribut organisasi yang nyata ke sebuah ringkasan dari persepsi individu. Dengan pendekatan ini, variabel semanagt kerja yang disebabkan oleh kejadian-kejadian baik yang dialami oleh individu maupun organisasi dapat mempengaruhi perilaku individu-individu tersebut. Oleh karena itu, iklim organisasi dapat berlaku sebagai variabel bebas maupun terikat.9

e. Conflict (konflik)

II.1.4 Dimensi Iklim Organisasi

Toulson dan Smith menerangkan dalam jurnalnya bahwa konsep iklim organisasi pertama kali dikemukakan oleh Litwin dan Stringer pada tahun 1968. Iklim organisasi oleh Litwin dan Stringer, dijabarkan atau diukur melalui lima dimensi, yaitu:

a. Responsibility (tanggung jawab) b. Identity (identitas)

c. Warmth (kehangatan) d. Support (dukungan)

10

9

Toulson dan Smith, The Relationship Between Organizational Climate and Employee Perceptions of Personnel Management Practices, Journal of Public Personnel Management,

Pengertian dari masing-masing dimensi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tanggung Jawab

(diakses 26 Januari

2015), hal. 455.

10

(22)

Tanggung jawab (responsibility) adalah perasaan menjadi pimpinan bagi diri

sendiri, tidak selalu harus mengecek ulang semua keputusan yang diambil, ketika

pegawai mendapat suatu pekerjaan, pegawai yang bersangkutan mengetahui

bahwa itu adalah pekerjaannya.

Tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk melaksanakan fungsi yang

ditugaskan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan pengarahan yang diterima atau

tingkatan sejauh mana anggota organisasi bertanggung jawab terhadap pekerjaan

yang dibebankan. Tanggung jawab berhubungan dengan delegasi, menyatakan

bahwa delegasi dapat didefinisikan sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung

jawab formal kepada orang lain untuk menjalankan kegiatan tertentu. Delegasi

wewenang adalah proses dimana para pimpinan mengalokasikan wewenang ke

bawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya. Empat kegiatan terjadi

ketika delegasi dilakukan:

1. Pendelegasian menetapkan tujuan dan tugas pada bawahan.

2. Pendelegasian melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk

mencapai tujuan atau tugas

3. Penerimaan delegasi, baik implisit atau eksplisit, menimbulkan

tanggung jawab.

4. Pendelegasian menerima pertanggungjawaban bawahan untuk

hasil-hasil yang dicapai.

Agar delegasi menjadi efektif bagi bawahan diperlukan pedoman, menggutip

Stoner tentang pedoman delegasi yang efektif:

(23)

Dalam proses pendelegasian harus ada wewenang yang jelas. Garis wewenang

yang jelas akan membuat lebih mudah bagi setiap anggota organisasi

mengetahui: kepada siapa dia dapat mendelegasikan, dari siapa dia akan

menerima delegasi, dan kepada siapa dia harus memberikan

pertanggungjawaban.

b. Prinsip kesatuan perintah

Prinsip ini menyatakan bahwa setiap bawahan dalam organisasi seharusnya

melaporkan kepada seorang atasan. Pelaporan kepada lebih dari satu atasan

membuat individu mengalami kesulitan untuk mengetahui kepada siapa

pertanggungjawaban diberikan dan mana instruksi yang diikuti. Di samping

itu, bawahan dapat menghindari pelaksanaan tugas yang jelek dengan alasan

banyaknya tugas dari atasan yang lain.

c. Tanggung jawab, wewenang, dan akuntabilitas

Prinsip ini menyatakan bahwa tanggung jawab untuk tugas-tugas tertentu

diberikan ke tingkatan organisasi yang paling bawah dimana ada cukup

kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya serta diberi wewenang

secukupnya. Bagian penting dari delegasi tanggung jawab dan wewenang

adalah akuntabilitas. Penerimaan tanggung jawab dan wewenang berarti

individu juga setuju untuk menerima tuntutan pertanggung jawaban tugas.

Dengan penjelasan di atas maka pegawai akan merasa senang menerima

tanggung jawab yang diberikan atasannya, karena selain mendapat kejelasan

mengenai batasan-batasan tugas yang diterimanya serta kepada siapa dia harus

mempertanggung jawabkan hasil kerjanya, pegawai termotivasi untuk menerima

(24)

2. Identitas

Identitas (identity) adalah perasaaan memiliki (sense of belonging) terhadap

organisasi dan diterima dalam kelompok.

3. Kehangatan

Kehangatan (warmth) adalah perasaan terhadap suasana kerja yang bersahabat

dan lebih ditekankan pada kondisi keramahan atau persahabatan dalam kelompok

yang informal, serta hubungan yang baik antar rekan kerja, penekanan pada

pengaruh persahabatan dan kelompok sosial yang informal.

4. Dukungan

Dukungan (support) adalah hal-hal yang terkait dengan dukungan dan

hubungan antar sesama rekan kerja yaitu perasaan saling menolong antara

manajer dan pegawai, lebih ditekankan pada dukungan yang saling membutuhkan

antara atasan dan bawahan .

5. Konflik

Konflik (conflict) merupakan situasi terjadi pertentangan atau perbedaan

pendapat antara bawahan dengan pimpinan dan bawahan dengan bawahan.

Ditekankan pada kondisi dimana manajer dan para pekerja mau mendengarkan

pendapat yang berbeda. Kedua belah pihak bersedia menempatan masalah secara

terbuka dan mencari solusinya daripada menghindarinya.

Iklim organisasi penting untuk diciptakan karena merupakan persepsi

seseorang tentang apa yang diberikan oleh organisasi dan dijadikan dasar bagi

penentuan tingkah laku anggota selanjutnya. Iklim ditentukan oleh seberapa baik

(25)

iklim organisasi itu bisa dilihat dalam dimensi iklim organisasi. Steve Kelneer

menyebutkan enam dimensi iklim organisasi sebagai berikut :

a. Flexibility conformity. Fleksibilitas dan comfomity merupakan kondisi

organisasi yang untuk memberikan keleluasan bertindak bagi karyawan

serta melakukan penyesuaian diri terhadap tugas-tugas yang diberikan. Hal

ini berkaitan dengan aturan yang ditetapkan organisasi, kebijakan dan

prosedur yang ada. Penerimaan terhadap ide-ide yang baru merupakan

nilai pendukung di dalam mengembangkan iklim organisasi yang kondusif

demi tercapainya tujuan organisasi.

b. Resposibility. Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai

pelaksanaan tugas organisasi yang diemban dengan rasa tanggung jawab

atas hasil yang dicapai, karena mereka terlibat di dalam proses yang

sedang berjalan.

c. Standards. Perasaan karyawan tentang kondisi organisasi dimana

manajemen memberikan perhatian kepada pelaksanaan tugas dengan baik,

tujuan yang telah ditentukan serta toleransi terhadap kesalahan atau hal-hal

yang kurang sesuai atau kurang baik.

d. Reward. Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan tentang penghargaan

dan pengakuan atas pekerjaan yang baik.

e. Clarity. Terkait dengan perasaan pegawai bahwa mereka mengetahui apa

yang diharapkan dari mereka berkaitan dengan pekerjaan, peranan dan

(26)

f. Tema Commitmen. Berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai

perasaan bangga mereka memiliki organisasi dan kesediaan untuk

berusaha lebih saat dibutuhkan.

II.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Iklim Organisasi

Banyak hal yang berpengaruh di dalam organisasi sehingga terbentuklah iklim

organisasi, hal tersebut adalah :

1. Bekerja keras

Beban kerja yang berat serta tidak diimbangi dengan hasil yang

diharapkan pada akhirnya, juga akan mempengaruhi orang-orang yang ada di

dalam organisasi tersebut.

2. Kerja sama

Antara pemimpin dan karyawan tidak saling membeda-bedakan,

bersama-sama menciptakan suasana dalam organisasi menjadi nyaman, sehingga kesertaan

dan keserasian kerja di dalamnya semakin meningkatkan kinerja organisasi

tersebut.

3. Peraturan

Peraturan yang dibuat dijadikan sebagai pedoman sehingga hendaknya

benar-benar mentaati dan bila ada penyelewengan harus benar-benar ditindak

dengan tegas, baik memberikan peringatan ataupun hukuman.

Namun menurut Higgins terdapat empat prinsip faktor-faktor yang mempengaruhi iklim, yaitu :

a. Manajer/pimpinan

(27)

yang dimiliki pegawai dari waktu ke waktu, serta kebutuhan akan kepuasan dan kesejahteraan pegawai.

b. Tingkah laku pegawai

Tingkah laku pegawai mempengaruhi iklim melalui kepribadian mereka, terutama kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Komunikasi pegawai memainkan bagian penting dalam membentuk iklim. Cara seseorang berkomunikasi menentukan tingkat sukses atau gagalnya hubungan antar manusia.

Berdasarkan gaya normal seseorang dalam hidup atau mengatur sesuatu, dapat menambahnya menjadi iklim yang positif atau dapat juga menguranginya menjadi negatif.

c. Tingkah laku kelompok kerja

Terdapat kebutuhan tertentu pada kebanyakan orang dalam hal hubungan persahabatan, suatu kebutuhan yang seringkali dipuaskan oleh kelompok dalam organisasi. Kelompok-kelompok berkembang dalam organisasi dengan dua cara, yaitu secara formal, utamanya pada kelompok kerja; dan informal, sebagai kelompok persahabatan atau kesamaan minat.

d. Faktor eksternal organisasi

Sejumlah faktor eksternal organisasi mempengaruhi iklim pada organisasi tersebut. Keadaan ekonomi adalah faktor utama yang mempengaruhi iklim, namun lingkungan masyarakat juga dapat mempengaruhi.11

Setiap organisasi pasti mengharapkan kinerja yang baik dari pegawainya

untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi bagi organisasi. Untuk memberikan

hasil yang maksimal bagi organisasi, maka organisasi perlu memberikan dorongan

dan semangat bagi pegawainya dalam menjalannkan aktivitas organisasi.

Semangat kerja pegawai perlu ditingkatkan karena merupakan salah satu unsur

penunjang tercapainya tujuan yang diinginkan organisasi. Setiap pegawai yang

bekerja pada organisasi pastinya mengharapkan sesuatu dari organisasi tersebut.

Sesuatu yang di harapkan pegawai bukan hanya sekedar upah dan gaji, tetapi juga .

II.2. Semangat Kerja

II.2.1 Pengertian Semangat Kerja

11

(28)

hal-hal yang dapat memberikan jaminan kepada pegawai tersebut tentang semua

kesinambungan pekerjaan dan kariernya. tercapainya harapan pegawai tersebut

akan meningkatkan semangat kerja pegawai.

Menurut Nitisemito semangat kerja adalah upaya melakukan pekerjaan

secara lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diselesaikan

dengan lebih baik. Dengan demikian dapat diartikan semangat kerja merupakan

sesuatu kondisi bagaimana seseorang pegawai melakukan pekerjaan sehari – hari.

Semakin tinggi semangat kerja akan semakin meningkatkan produktivitas kerja.

Semangat kerja merupakan kondisi dari sebuah kelompok dimana ada tujuan yang

jelas dan tetap yang dirasakan menjadi penting dan terpadu dengan tujuan

individu.12

d. Produktivitas

Berdasarkan pengertian menurut Nitisemito tersebut Siagian menegaskan,

bahwa semangat kerja pegawai menunjukkan sejauh mana pegawai bergairah

dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya didalam organisasi. Semangat

kerja pegawai dapat dilihat dari :

a. Kehadiran

b. Kedisiplinan

c. Ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan

13

Berbeda dengan Nitisemito dan Siagian, Allport mengartikan semangat

kerja sebagai sebuah sikap individual dalam sebuah usaha kelompok. Berkaitan

dengan pernyataan di atas maka apabila pegawai memiliki sikap terhadap segala

12

Alex S Nitisemito. Wawasan Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Pustaka Utama,

2001).hal. 160.

13

(29)

usaha atau kegiatan yang dilakukan organisasi bisa dikatakan bahwa semangat

kerja mereka baik dan sebaliknya bila sikap mereka terhadap usaha yang

dilakukan kelompok rendah maka semangat kerja mereka bisa dikatakan rendah

pula.14

Harrel mendefinisikan semangat kerja adalah kombinasi sikap dan

perilaku yang timbul karena kepuasan terhadap pekerjaan dan lingkungannya. Organisasi harus memberikan timbal balik/penghargaan yang sama-sama

menguntungkan. Penghargaan terhadap apa yang telah dilakukan pegawai

merupakan hal yang penting artinya bagi kelangsungan suatu organisasi.

Kemampuan pegawai untuk menjalankan tugas sesuai dengan potensi

yang dimilikinya akan membuat pegawai yang bersangkutan merasa puas dan

senang. Terlebih lagi jika lingkungan dimana pegawai bekerja memberikan

dukungn yang positif atau memberikan timbal balik yang dapat membuat pegawai

puas.

15

1. Gaji yang diterima

Terwujudnya kepuasan pegawai pada lingkungan dan pekerjannya diharapkan

dapat mendorong semangat kerja pegawai.

II.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja Faktor yang mempengaruhi semangat kerja pegawai adalah :

14

Allport , “Semangat Kerja”, dalam Imam, T. 1996. Hubungan antara Iklim Organisasi dengan Semangat Kerja dan Prestasi Karier Karyawan PT. Sinar Agrofindo Sembada Bandar Lampung,Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta

15

(30)

Gaji yang diberikan pada pegawai harus sesuai dengan apa yang telah

diberikan pegawai pada organisasi.

2. Perhatian pada kebutuhan rohani dan harga diri

Pegawai akan merasa tenang apabila mereka senantiasa diperhatikan dan

diakui keberadaannya.

3. Situasi dan lingkungan kerja

Situasi dan lingkungan kerja yang semrawut dan tidak mengenakan akan

menyebabkan pegawai menjadi gerah dan tidak nyaman dalam bekerja.

4. Adanya kesempatan untuk maju

Adanya kesempatan untuk meniti karir kejenjang yang lebih tinggi dapat

memberikan dorongan bagi pegawai untuk lebih bersemangat dalam

bekerja.

5. Keamanan kerja yang baik

Pegawai yang bekerja padabagian yang memiliki resiko lebih banyak akan

disayangi oleh rasa was-was, sehingga dalam bekerja mereka kurang

optimal.

6. Keadaan lingkungan sosial dalam tempat kerja

Teman kerja yang tidak egois, pengertian akan membuat pegawai yang

bersangkutan merasa betah dan bersemangat dalam bekerja.

Hasibuan mengatakan semangat kerja adalah keinginan dan kesugguhan

seseorang mengerjakan pekerjaan dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai

prestasi kerja yang maksimal.16

16

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara,2001) hal. 105.

(31)

prestasi kerja, displin kerja, produktivitas, tingkat kehadiran. Dari uraian ini dapat

dilihat bahwa peningkatan semangat kerja pegawai dari sebuah kelompok

organisasi sangat kompleks sekali, sehingga dengan demikian dapat dipahami

bahwa pengertian semangat kerja adalah esensi dalam menjalankan kegiatan suatu

organisasi, baik organisasi pemerintah maupun swasta.

II.3 Kerangka Berpikir Hubungan Iklim Organisasi dengan Semangat Kerja Pegawai

Iklim organisasi yang menyenangkan dapat menjadi kunci pendorong bagi

setiap pegawai untuk menghasilkan semanagat kerja, pernyataan ini mengandung

arti bahwa jika situasi kerja cukup kondusif akan memberikan dorongan pada

pegawai. Sagala (2008:119) menyebutkan bahwa iklim organisasi tidak dapat

dilihat tetapi dapat dirasakan dan dapat mempengaruhi perilaku organisasi yang

salah satunya adalah semangat kerja pegawai. Menurut Wirawan iklim organisasi

adalah suasana lingkungan kerja dalam suatu organisasi, sehingga iklim organisasi

dipandang sebagai persepsi anggota organisasi (secara individual atau kelompok)

dan mereka yang secara tetap berhubungan mengenai apa yang ada dan atau

terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin mempengaruhi sikap dan

perilaku organisasi yang didalamnya ada semangat kerja. Dalam hal ini Kantor

Camat Medan Selayang merupakan satuan organisasi mempunyai tujuan yang

terintegrasi Pemerintah Kota Medan yakni pelayanan prima kepada masyarakat

membentuk iklim organisasi dan memiliki sumber daya yang juga dapat

membentuk pola perilaku pegawai demi efekivitas organisasi Kantor Camat

(32)

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka penulis dapat

menggambarkan paradigma penelitian ini sebagai berikut :

II.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara tentang suatu

rumusan masalah penelitian yang kebenarannya perlu diuji dan dibuktikan melalui

penelitian. Suatu hipotesis dapat dianggap benar apabila disertai dengan

fakta-fakta dan bukti-bukti yang nyata. Adapun hipotesis yang penulis kemukakan

adalah:

1. Hipotesis Nol (Ho)

Bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara Iklim Organisasi

terhadap Semangat Kerja pada Kantor Kecamatan Medan Selayang.

Iklim Organisasi

(Var X)

1. fleksibilitas dan

Konformitas

2. Tanggung jawab

3. Standar

4. Imbalan

5. Kejelasan organisasi

6. Rasa kepemilikan dan

kebanggaan berorganisasi

Steve Kelneer

Semangat Kerja

(Var Y)

1. Kehadiran

2. Kedisiplinan

3. Ketepatan waktu

menyelesaikan

pekerjaan

4. Produktivitas

(33)

2. Hipotesis Kerja (Ha)

Bahwa Iklim Organisasi memberi pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap Semangat Kerja pada Kantor Kecamatan Medan Selayang.

II.5. Defenisi Konsep

Konsep merupakan abstraksi mengenai suatu fenomena yang

dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian,

keadaan, kelompok, atau individu tertentu, Singarimbun dan Efendi.17

1. Iklim organisasi adalah suatu konsep dinamis yang mempengaruhi

keseluruhan organisasi di dalam lingkungan tempat organisasi itu

beraktivitas dalam rangka pencapaian tujuan.

Dalam

penelitian ini, penulis memberikan batasan masing-masing konsep yang akan

digunakan. Tujuan dari definisi konsep adalah untuk memudahkan

pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda atau tumpang tindih

atas variabel yang menjadi subjek penelitian. Maka yang menjadi konsep dari

penelitian ini adalah:

2. Semangat Kerja adalah upaya melakukan pekerjaan secara lebih giat

sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan lebih

baik untuk tercapainya tujuan organisasi.

17

(34)

II.6. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara

mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam

petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.18

1. Variabel bebas (X) iklim organisasi diukur dengan indikator, sebagai

berikut :

Melalui

pengukuran ini dapat diketahui indikator apa saja pendukung untuk dianalisis dari

variabel-variabel tersebut.

Definisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah

dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan dalam

operasional dari sudut penelitian. Adapun yang menjadi definisi operasional

dalam penelitian ini yaitu :

a. Flexibility conformity. Fleksibilitas dan comfomity merupakan

kondisi organisasi yang untuk memberikan keleluasan

bertindak bagi pegawai serta melakukan penyesuaian diri

terhadap tugas-tugas yang diberikan. Hal ini berkaitan dengan

aturan yang ditetapkan organisasi, kebijakan dan prosedur yang

ada.

b. Resposibility. Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan

mengenai pelaksanaan tugas organisasi yang diemban dengan

rasa tanggung jawab atas hasil yang dicapai, karena mereka

terlibat di dalam proses yang sedang berjalan.

18Ibid.

(35)

c. Standards. Perasaan pegawai tentang kondisi organisasi dimana

manajemen memberikan perhatian kepada pelaksanaan tugas

dengan baik, tujuan yang telah ditentukan serta toleransi

terhadap kesalahan atau hal-hal yang kurang sesuai atau kurang

baik.

d. Clarity. Terkait dengan perasaan pegawai bahwa mereka

mengetahui apa yang diharapkan dari mereka berkaitan dengan

pekerjaan, peranan dan tujuan organisasi.

e. Tema Commitmen. Berkaitan dengan perasaan pegawai

mengenai perasaan bangga mereka memiliki organisasi dan

kesediaan untuk berusaha lebih saat dibutuhkan.

f. Kehangatan (warmth). perasaan terhadap suasana kerja yang

bersahabat dan lebih ditekankan pada kondisi keramahan atau

persahabatan dalam kelompok yang informal, serta hubungan

yang baik antar rekan kerja, penekanan pada pengaruh

persahabatan dan kelompok sosial yang informal.

g. Konflik (conflict) merupakan situasi terjadi pertentangan atau

perbedaan pendapat antara bawahan dengan pimpinan dan

bawahan dengan bawahan. Ditekankan pada kondisi dimana

manajer dan para pekerja mau mendengarkan pendapat yang

berbeda.

2. Variabel terikat (Y), semangat kerja pegawai diukur dengan indikator,

sebagai berikut :

(36)

b. Kedisiplinan

c. Ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan

d. Produktivitas

II.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang disusun dalam rangka memaparkan

keseluruhan hasil penelitian ini secara singkatdapat diketahui sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat kerangka teori dan sistematika penulisan.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan

sampel, teknik pengumpulan data, teknik penentuan skor, teknik

analisa data dan sistematika penulisan.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisi gambaran umum tentang objek atau lokasi

penelitian yang relefan dengan topik penelitian .

BAB V : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

Bab ini memuat penyajian data yang diperoleh selama penelitian

dilapangan atau berupa dokumen-dokumen yang akan..

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini berisi tentang uraian data-data yang diperoleh setelah

(37)

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang penulis gunakan adalah bentuk penelitian

korelasional, yaitu penelitian yang tujuannya adalah untuk melihat adakah

pengaruh dan seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel

terikat (Y). Dan untuk memperkuat hipotesis tersebut, maka penulis menggunakan

analisis kuantitatif sehingga diharapkan dapat menjelaskan apakah ada pengaruh

iklim organisasi terhadap semangat kerja pada kantor Kecamatan Medan

Selayang.

III.2 Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Kantor Kecamatan

Medan Selayang Jalan Bunga Cempaka 54A

III.3 Populasi dan Sampel III.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang dapat berupa

manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai test, atau peristiwa sebagai

sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Adapun

yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di Kantor Kecamatan

(39)

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pegawai Kantor Kecamatan

Medan Selayang sebanyak 35 orang.

III.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai refresentatif

dari seluruh populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan

populasi.

Menurut Arikunto, bila populasi kurang dari 100 orang, maka diambil

keseluruhannya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.19

1. Data Primer

Selanjutnya jika populasi lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 10-15 persen

atau 20-25 persen sampel atau lebih.

Berdasarkan uraian tersebbut Peneliti menentukan sampel penelitian

sesuai dengan jumlah populasi yang berada di Kantor Kecamatan Medan

Selayang yang berjumlah 35 orang.

III.4 Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder,

dimana dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara:

Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung

terhadap gejala-gejala yang dapat diamati dari objek penelitian. Cara-cara

yang dilakukan adalah:

19

(40)

a) Angket (kuesioner), yaitu mengajukan pertanyaan secara tertutup yang

disebarkan kepada pegawai Kantor Kecamatan Medan Selayang,

Sumatera Utara.

b) Metode wawancara (interview), yaitu mengadakan tanya jawab

langsung kepada pihak-pihak yang terkait dan memiliki relevansi

terhadap masalah penelitian.

c) Observasi (Observation) Yaitu, kegiatan mengamati secara langsung

dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan dilapangan serta

menjaring data yang tidak terjangkau

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang mendukung data primer yang diperoleh

dari:

a) Penelitian kepustakaan yang bersumber dari buku-buku.

b) Dokumentasi dari Kecamatan Medan Selayang Sumatera Utara dan

sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian.

III.5 Teknik Penentuan Skor

Untuk menganalisa data yang diperoleh, dianalisis dengan analisis

kuantitatif dengan melihat korelasi antara variabel X dengan variabel Y. Teknik

penentuan skor dalam penelitian ini adalah dengan memakai skala ordinat untuk

menilai secara umum jawaban dari angket. Adapun penentuan skor adalah:

− Jawaban a diberi skor 5

(41)

− Jawaban c diberi skor 3

− Jawaban d diberi skor 2

− Jawaban e diberi skor 1

Untuk penentuan klasifikasi jawaban variable didasarkan atas skala

interval dengan terlebih dahulu menghitung panjang kelas (p) yang ditentukan

dengan:

s banyakkela

g ren

p= tan ….

Rentang = skor maksimum – skor minimum

5 1 5− =

p

8 , 0

=

p

Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk

masing-masing variabel, yaitu:

Kategori jawaban responden

Kategori Nilai

Sangat Tinggi 4,24 - 5,00

Tinggi 3,43 – 4,23

Sedang 2,62 – 3,42

Rendah 1,81 – 2,61

(42)

III.6 Teknik Analisis Data

III.6.1 Koefisien Korelasi Product Moment

Selanjutnya untuk mengetahui hubungan antara variable digunakan

analisis korelasi Product Moment sebagaiman disebutkan Sugiyono dengan rumus

sebagai berikut:

X = Skor variabel bebas (Iklim Organisasi)

Y = Skor Variabel terikat (Semangat Kerja Pegawai)

n = Jumlah Responden

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah

antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran

atau interpretasi angka sebagai berikut:

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

Dengan nilai r yang diperoleh, maka dapat diketahui apakah nilai r yang

(43)

korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila nilai r

tersebut signifikan, artinya hipotesis alternatif (Ha) diterima.

III.6.2 Uji “t”

Untuk menguji keberartian koefisien antara variable, digunakan uji

statistic t dengan rumus:

2 1

2

r n r t

− − =

Kriteria pengujian adalah:

- jika harga t hitung < t tabel maka hipotesis alternatif ditolak.

- jika harga t hitung > t tabel maka hipotesis alternatif diterima.

III.6.3 Koefisien Determinan

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya hubungan variable bebas dengan

variable terikat, maka digunakan uji determinasi (D) dimana :

( )

r 2x100%

D= xy

Keterangan:

D = Koefisien Determinan

(44)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1 Gambaran Kota Medan

III.1.1 Kota Medan secara Geografis

Secara umum ada 3 (tiga) faktor utama yang mempengaruhi kinerja

pembangunan kota, (1) faktor geografis, (2) faktor demografis dan (3) faktor

sosial ekonomi. Ketiga faktor tersebut biasanya terkait satu dengan lainnya, yang

secara simultan mempengaruhi daya guna dan hasil guna pembangunan kota

termasuk pilihan-pilihan disesuaikan dengan dinamika pembangunan kota, luas

wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan.

Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal

29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha,

meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan

dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor

66/III/PSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas

menjadi tiga kali lipat. Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

22 Tahun 1973 Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi

26.510 Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan

luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam

Negeri Nomor 140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan

pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan.

Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH

(45)

tentang pendefisitan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992

tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II

Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21

Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembangan

administrative ini, kota Medan kemudian tumbuh secara geografis, demografis

dan secara sosial - ekonomis akibat penanaman modal (investasi).

Secara administratif, wilayah Kota Medan hampir secara keseluruhan

berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan

dan Timur. Sepanjang wilayah Utaranya berbatasan langsung dengan Selat

Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia.

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber

Daya alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya

secara geografis Kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber

daya alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara,

Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini

menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai

kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat

dengan daerah-daerah sekitarnya.

Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat

Malaka, maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu

masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik

(46)

mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik , yaitu

daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

III.1.2 Kota Medan secara Demografis

Penduduk Kota Medan memiliki ciri majemuk yaitu yang meliputi unsur

agama, suku etnis, budaya dan keragaman (plural) adat istiadat. Hal ini

memunculkan karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat terbuka.

Secara demografi, Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa

transisi demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu

keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana

tingkat kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang

mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran adalah perubahan pola fikir

masyarakat dan perubahan sosial ekonominya. Di sisi lain adanya faktor

perbaikan gizi, kesehatan yang memadai juga mempengaruhi tingkat kematian.

Dalam kependudukan dikenal istilah transisi penduduk. Istilah ini

mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat

kelahiran dan kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian

rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh banyak faktor,

antara lain perubahan pola berfikir masyarakat akibat pendidikan yang

diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada aspek sosial ekonomi.

Penurunan tingkat kematian disebabkan oleh membaiknya gizi masyarakat akibat

dari pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pada tahap ini pertumbuhan penduduk

mulai menurun. Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun

(47)

cenderung untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau

urbanisasi.

Komponen kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai

dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural.

Menurunnya tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas),

meningkatnya arus perpindahan antar daerah (migrasi) dan proses urbanisasi,

termasuk arus ulang alik (commuters), mempengaruhi kebijakan kependudukan

yang diterapkan. Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun

kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga

cenderung untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau

urbanisasi.

III.1.3 Kota Medan secara Kultural

Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal

Kota Medan telah memiliki keragaman suku (etnis), dan agama. Oleh karenanya,

budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya

nilai- nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak

satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan (modernisasi), dan

sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang

heterogen, dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman

suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan

sebagainya, justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan

industri pariwisata di Kota Medan.

Adanya prularisme ini juga merupakan peredam untuk munculnya isu-isu

(48)

karenanya, tujuannya, sasarannya, strategi pembangunan Kota Medan dirumuskan

dalam bingkai visi, dan misi kebudayaan yang harus dipelihara secara harmonis.

III.1.4 Kota Medan secara Sosial

Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan,

keamanan dan ketertiban, agama dan lainnya, merupakan faktor penunjang dan

penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Keberadaan sarana

pendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya, merupakan sarana vital bagi

masyarakat untuk mendapat pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh

pelayanan pendidikan dan kesehatan serta pelayanan sosial lainnya .

Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan merupakan

salah satu masalah utama pengembangan kota yang sifatnya kompleks dan

multidimensional yang fenomenanya di pengaruhi oleh berbagai faktor yang

saling berkaitan, antara lain : tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, lokasi,

gender dan kondisi lingkungan. Kemiskinan bukan lagi dipahami hanya sebatas

ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan

perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani

kehidupan secara bermartabat .

III.2 Gambaran Umum Kecamatan Medan Selayang III.2.1 Tata Kerja dan Visi Misi

Di dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, Camat Kecamatan Medan

Selayang selalu berpedoman kepada Tugas dan Fungsi serta Visi dan Misi yang

(49)

a. Tugas Pokok dan Fungsi

Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang

dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan

menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.Dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud pada pasal 5.

Camat mempunyai fungsi :

1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan

ketertiban umum.

3. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan

perundang-undangan.

4. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas

pelayanan umum.

5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di

tingkat Kecamatan.

6. Membina penyelenggaraan pemerintahan kelurahan.

7. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan

kelurahan.

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai

(50)

b. Visi dan Misi

Visi

Visi adalah cara pandang jauh kedepan, kemana instansi

pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif.

Secara umum visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin

diwujudkan oleh Kantor Kecamatan Medan Selayang Kota Medan.

Penetapan visi mencerminkan apa yang ingin dicapai, memberikan

arah dan fokus strategis yang jelas, berorientasi terhadap masa

depan dan selanjutnya diharapkan mampu menumbuhkan

komitmen dilingkungan kantor Kecamatan Medan Selayang.

Dengan berpedoman pada visi RPJMD Pemko Medan

2011-2015dan memperhatikan tugas pokok dan fungsi Kecamatan

Medan Selayangdalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran

pembangunan tahun 2011-2015, maka visi Kecamatan Medan

Selayang Tahun 2011-2015 ditetapkan sebagai berikut:

MEWUJUDKAN KECAMATAN MEDAN SELAYANG SEBAGAI

MINIATUR KOTA MEDAN YANG BERDAYA SAING, NYAMAN,

PEDULI, DAN SEJAHTERA

Miniatur Kota Medan yang berdaya saing, nyaman, peduli, dan

sejahtera mengandung makna bahwa seluruh masyarakat Medan

Selayang mampu menghadapi tantangan globalisasi di

tengah-tengah masyarakat luas serta mampu menciptakan kenyamanan

lingkungan sekitarnya walaupun masyarakat Kecamatan Medan

(51)

serta tingginya kepedulian kepada sesama tanpa membeda-bedakan

satu dengan lainnya sehingga tercipta kesejahteraan di

tengah-tengah masyarakat Kecamatan Medan Selayang.

• Misi

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan

oleh organisasi, sesuai visi yang telah ditetapkan, agar tujuan

organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.Untuk

mencapai visi tersebut di atas, maka Kecamatan Medan

Selayangmenjabarkannya dalam beberapa Misi yang akan

dilaksanakan selama periode Renstra Tahun 2011-2015 adalah

sebagai berikut:

• Tujuan Dan Sasaran Kecamatan Medan Selayang

Dengan memperhatikan Visi dan Misi Kecamatan Medan Selayang

Tahun 2011-2015, tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam

lima tahun mendatang adalah sebagai berikut:

1. Misi Pertama : Meningkatkan pelayanan prima kepada

masyarakat. Dengan tujuan :

a. Meningkatkan Kualitas pelayanan administrasi

Pemerintahan bagi masyarakat kecamatan Medan

Selayangdengan sasaran :

Meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap kinerja

aparatur pelayanan publik di Kelurahan dan Kecamatan

(52)

b. Meningkatkan SDM Aparatur Pelayanan Publik dengan

sasaran:

Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan aparatur

pelayanan publik di Kelurahan dan Kecamatan Medan

Selayang.

c. Meningkatkan koordinasi dan konsulidasi lintas sektoral

dibidang Pemerintahan dan Pembangunan Kecamatan

Medan Selayang dengan sasaran :

Meningkatkan peran serta instansi lintas sektoral dalam

pembangunan kecamatan.

2. Misi Kedua :

Meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat

Kecamatan Medan Selayang yang kondusif dengan tujuan :

a. Meningkatkan situasi kehidupan yang nyaman di tingkat

Kelurahan dan Kecamatan dengan sasaran :

Meningkatnya efektivitas implementasi pelaksanaan

ketentuan perundang-undangan tentang hewan berkaki

empat

b. Meningkatnya efektivitas implementasi pelaksanaan

peraturan daerah tentang IMB

c. Meningkatnya kerukunan, suasana kehidupan yang

harmonis dan saling menghormati baik intern maupun antar

Gambar

Gambar III.2.2.1 Luas Wilayah tiap kelurahan di Kecamatan Medan
Tabel III.2.2.2  Luas Kelurahan dan Desa yang ada di Kecamatan Silimakuta
Tabel III.2.2.3 Jarak Kantor Lurah ke Kantor Camat di Kecamatan Medan
Tabel III.3.1 Banyaknya Lingkungan dan Blok Sensus dirinnci menurut
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan waktu fermentasi optimum nira aren adalah 2 hari atau 48 jam, sedangkan pemurnian menggunakan kalsium oksida (CaO) menunjukkan

Banyaknya responden yang datang berkunjung ke tempat wisata ini yaitu umur 21 – 30 sebanyak 19 orang dapat disebabkan karena pada usia ini umumnya orang masih

Agar Industri Kecil Menengah dapat melepas diri dari ketergantungan pada pihak lain sehingga lebih mudah mengatur usaha mengenali lingkungan dan menyusun strategi bersaing

[r]

Pertimbangan keuntungan menjadi faktor utama dalam acara ini, (2.) Pola kerja jur- nalis infotainment terbagi menjadi tiga tahap, yaitu: Pra Produksi, Kegiatan utama pada tahap

[r]

(ASEAN China Free Trade Area) terhadap volume dan harga karet alam bentuk. smoked sheet ekspor Indonesia dengan menganalisis data sebelum

[r]