• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model pengambilan keputusan berbasis kriteria majemuk dalam penentuan guru pengajar matapelajaran menggunakan analytical network process (anp) (studi kasus SMK global informatika Tangerang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model pengambilan keputusan berbasis kriteria majemuk dalam penentuan guru pengajar matapelajaran menggunakan analytical network process (anp) (studi kasus SMK global informatika Tangerang)"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP)

(STUDI KASUS SMK GLOBAL INFORMATIKA TANGERANG)

Disusun Oleh : ARIS KUSUMA WIJAYA

204093002635

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP)

(STUDI KASUS SMK GLOBAL INFORMATIKA TANGERANG)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh : ARIS KUSUMA WIJAYA

204093002635

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)
(4)
(5)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Agustus 2011

(6)

v

ARIS KUSUMA WIJAYA (204093002635), “Model Pengambilan Keputusan Berbasis Kriteria Majemuk Dalam Penentuan Guru Pengajar Matapelajaran Menggunakan

Analytical Network Process (ANP) (Studi Kasus: SMK Global Informatika)”. (Dibawah Bimbingan HERLINO NANANG dan VIVA ARIFIN).

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang demikian cepat memberi dampak terhadap perubahan di segala bidang kehidupan termasuk diantaranya perubahan terhadap kebutuhan peningkatan sumber daya manusia dan pendidikan. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang memiliki daya saing tinggi mutlak diperlukan. Untuk dapat terus berdaya saing dengan kompetitor, SMK Global Informatika Tangerang terus berupaya meningkatkan kualitas. Salah satu upayanya adalah melakukan peningkatan kualitas pelayanan kepada siswa, dengan cara melakukan penilaian guru untuk mengajar matapelajaran. Mengacu pada prioritas guru, SMK Global Informatika Tangerang melakukan penilaian terhadap kinerja guru per semester untuk menentukan guru dengan kualitas dan kemampuannya yang terbaik yang akhirnya akan berpengaruh pada penentuan matapelajaran yang diajar. Kendala yang dihadapi adalah tidak adanya sistem informasi yang secara khusus dapat memberikan dukungan bagi pengambil keputusan (Decision Support), yaitu Kepala SMK Global Informatika Tangerang, sehingga sulit menghasilkan keputusan yang optimal. Model pengambilan keputusan ini mengoptimalkan penggunaan perangkat lunak

SuperDecisions, sehingga dapat menghasilkan pengambilan keputusan yang digunakan secara berulang oleh kepala sekolah SMK Global Informatika Tangerang untuk menentukan guru pengajar terbaik.

Kata Kunci : Decision Support, Analytic Network Process, SuperDecisions, kriteria majemuk, penilaian guru.

V Bab + XV Halaman + 79 Halaman + 68 Gambar + 8 Tabel + 23 Daftar Pustaka + 5 Lampiran

(7)

vi

Segala Puji dan Syukur yang tiada terkira kepada ALLAH SWT atas segenap limpahan rahmat, kasih sayang dan kekuatan-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

Adapun tujuan penulisan Skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan meraih gelar Sarjana Komputer pada program studi Sistem Informasi di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada penyusunan Skripsi ini, penulis melakukan riset dan analisa dengan mengambil judul “MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS KRITERIA

MAJEMUK DALAM PENENTUAN GURU PENGAJAR MATAPELAJARAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP) (STUDI KASUS SMK GLOBAL INFORMATIKA TANGERANG)”.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas bantuan, bimbingan dan pengarahan yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan Skripsi ini, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI, selaku Ketua Program studi Sistem Informasi. Bapak Zainul Arham, MSI selaku Sekretaris Program Studi Sistem Informasi. 3. Bapak Herlino Nanang, MT dan Ibu Viva Arifin, MMSI selaku Dosen

Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang telah berkenan memberikan waktu, petunjuk serta arahan selama proses penyusunan skripsi ini. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI dan Ibu Suci Ratnawati, MTI, selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II.

4. Bapak Drs. Jamal Lutfi selaku Kepala Sekolah SMK Global Informatika yang telah banyak membantu demi kelancaran penelitian ini.

5. Para Staf Tata Usaha SMK Global Informatika yang telah memberikan data dan ilmu yang bermanfaat.

(8)

vii batin.

7. Indah Fazar Solihati yang selalu memberikan semangat, motivasi dan do‟a yang tulus.

8. Rekan-rekan SI.B Non Reguler angkatan 2004, 2005, 2006 terima kasih telah membantu dan saling memberi semangat serta motivasi.

9. Teman-teman sesama skripsi yang telah menyumbangkan diskusinya. 10.Para responden ahli yang telah membantu dalam mengisi kuesioner.

11.Segenap pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang yang berguna dari pembaca dapat disampaikan melalui email [email protected].

Akhir Kata semoga skripsi ini dapat memberikan sedikit wacana dan bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Agustus 2011

(9)

viii

LEMBAR JUDUL ... v

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... vi

LEMBAR PERNYATAAN ... vv

ABSTRAK ... v

1.2. Rumusan dan Batasan Masalah ... 5

1.2.1.Rumusan Masalah 5 1.2.3.Batasan Masalah 5 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1.Tujuan Penelitian 6 1.3.2.Manfaat Penelitian 6 1.4. Metodologi Penelitian ... 7

1.4.1. Metode Pengumpulan Data 7 1.4.2. Metode Analisis Penelitian 9 1.5 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan ... 11

2.1.1. Konsep Pengertian Keputusan 12 2.1.2. Proses Pengambilan Keputusan 12 2.2. Keterampilan Dalam Pengambilan Keputusan ... 14

2.3. Decision Support Framework ... 16

2.4. Tinjauan Pustaka ... 18 2.4.1 Penilaian Guru 18

2.4.1.1 Administrasi Guru 18 2.4.1.2 Kompetensi Guru 19

2.4.1.3 Metode Guru Mengajar 21

2.4.2.Pengaruh Kepribadian, Jenis Kelamin, Pengamatan Manusia dengan Cara Pengambilan Keputusan 21

(10)

ix

2.5. Metode Analitycal Network Process (ANP) ... 25 2.5.1.Landasan ANP 26

2.5.2.Prinsip Dasar ANP 27 2.5.3.Fungsi Utama ANP 28

2.6.Perangkat Lunak SuperDecision 30

2.7. Studi Literatur Sejenis ... 31 2.8. Tinjauan Obyek Penelitian ... 34

2.8.1 Gambaran Umum 34

2.8.1.1 Latar Belakang SMK Global Informatika 34 2.8.1.2 Visi dan Misi SMK Global Informatika 34

2.8.1.3 Struktur Organisasi SMK Global Informatika 35 2.8.1.4 Tanggung Jawab dan Wewenang 36

2.8.1.5 Jenis-jenis MataPelajaran 38

2.8.1.6 Latar Belakang Pendidikan Guru 40 2.8.2 Hipotesis 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Pengumpulan Data ... 42 3.2. Metode Analisis Penelitian ... 44

3.2.1 Analisis 45

3.2.2 Implementasi 45

3.3. Langkah-langkah Penelitian ... 45 3.4. Kerangka Pemikiran. ... 46 BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS

4.1. Pengelompokkan Data ... 48 4.1.1.Kriteria Dalam Menentukan Guru Pengajar 48

4.1.2.Standar Penilaian Per Node Dalam Cluster 50 4.1.3.Data Alternatif 51

4.2. Analisis Desain ANP ... 52 4.2.1.Desain ANP 52

4.2.2.Analisis Penelitian 55

4.3. Implementasi Penelitian ... 79 4.4. Implikasi Penelitian ... 81 BAB V PENUTUP

(11)
(12)

xi

Gambar Hal

II-1 Proses Pengambilan Keputusan ... 13

II-2 Decision Support Framework ... 16

II-3. Perbandingan Hierarki Linier dan Jaringan Feedback ... 25

II-4 Sample Super Decision ... 30

II-5 Struktur Organisasi SMK Global Informatika ... 36

III-6 Kerangka Konsep Pemikiran ... 46

IV.1 ANP dalam Penentuan Guru Pengajar ... 52

IV.2 Perbandingan antar alternative dalam node ... 54

IV.3 Perbandingan alternative dalam cluster ... 54

IV.4 Perbandingan node dalam cluster ... 55

IV.5 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Administrasi Guru ... 56

IV.6 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Administrasi Guru ... 56

IV.7 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Administrasi Guru ... 56

IV.8 Hasil penelitian limit matrix guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Administrasi Guru ... 57

IV.9 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Administrasi Guru ... 57

IV.10 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Kompetensi Guru ... 58

IV.11 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Kompetensi Guru ... 58

IV.12 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Kompetensi Guru ... 58

IV.13 Hasil penelitian limit matrix guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Administrasi Guru ... 59

(13)

xii

IV.16 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Indonesia dalam cluster Metode Guru Mengajar ... 60 IV.17 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Bahasa Indonesia

dalam cluster Metode Guru Mengajar ... 61 IV.18 Hasil penelitian limit matrix guru matapelajaran Bahasa Indonesia

dalam cluster Metode Guru Mengajar ... 61 IV.19 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa

Indonesia dalam cluster Metode Guru Mengajar ... 61 IV.20 Perbandingan cluster matapelajaran Bahasa Indonesia dalam ANP ... 62 IV.21 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Indonesia

antar semua cluster ... 62 IV.22 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Bahasa Indonesia

antar semua cluster ... 62 IV.23 Hasil penelitian rangking untuk alternative mata pelajaran Bahasa

Indonesia dalam semua cluster ... 63 IV.24 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Bahasa Inggris dalam

cluster Administrasi Guru ... 63 IV.25 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Inggris

dalam cluster Administrasi Guru ... 64 IV.26 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Bahasa Inggris dalam

cluster Administrasi Guru ... 64 IV.27 Hasil penelitian limit matrix guru matapelajaran Bahasa Inggris dalam

cluster Administrasi Guru ... 64 IV.28 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa Inggris

dalam cluster Administrasi Guru ... 65 IV.29 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Bahasa Inggris dalam

cluster Kompetensi Guru ... 65 IV.30 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Inggris

dalam cluster Kompetensi Guru ... 65 IV.31 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Bahasa Inggris dalam

(14)

xiii

IV.33 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa Inggris dalam cluster Kompetensi Guru ... 66 IV.34 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Bahasa Inggris dalam

cluster Metode Guru Mengajar ... 67 IV.35 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Inggris

dalam cluster Metode Guru Mengajar ... 67 IV.36 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Bahasa Inggris dalam

cluster Metode Guru Mengajar ... 68 IV.37 Hasil penelitian limit matrix guru matapelajaran Bahasa Inggris dalam

cluster Metode Guru Mengajar ... 68 IV.38 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa Inggris

dalam cluster Metode Guru Mengajar ... 68 IV.39 Perbandingan cluster matapelajaran Bahasa Inggris dalam ANP ... 69 IV.40 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Bahasa Inggris antar semua cluster ... 69 IV.41 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Bahasa Inggris antar

semua cluster ... 70 IV.42 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Bahasa Inggris

dalam semua cluster ... 70 IV.43 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Matematika dalam cluster

Administrasi Guru ... 71 IV.44 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Matematika

dalam cluster Administrasi Guru ... 71 IV.45 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Matematika dalam

cluster Administrasi Guru ... 71 IV.46 Hasil penelitian limit matrix guru matapelajaran Matematika dalam

cluster Administrasi Guru ... 72 IV.47 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Matematika

dalam cluster Administrasi Guru ... 72 IV.48 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Matematika dalam cluster

(15)

xiv

IV.50 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Matematika dalam

cluster Kompetensi Guru ... 73 IV.51 Hasil penelitian limit matrix guru matapelajaran Matematika dalam

cluster Kompetensi Guru ... 74 IV.52 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Matematika

dalam cluster Kompetensi Guru ... 74 IV.53 Hasil penelitian prioritas node matapelajaran Matematika dalam cluster

Metode Guru Mengajar ... 75 IV.54 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Matematika

dalam cluster Metode Guru Mengajar ... 75 IV.55 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Matematika dalam

cluster Metode Guru Mengajar ... 75 IV.56 Hasil penelitian limit matrix guru matapelajaran Matematika dalam

cluster Metode Guru Mengajar ... 76 IV.57 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Matematika

dalam cluster Metode Guru Mengajar ... 76 IV.58 Perbandingan cluster matapelajaran Matematika dalam ANP ... 77 IV.59 Hasil penelitian prioritas alternatif guru matapelajaran Matematika

antar semua cluster ... 77 IV.60 Hasil penelitian cluster matrix guru matapelajaran Matematika antar

semua cluster ... 78 IV.61 Hasil penelitian rangking untuk alternatif matapelajaran Matematika

(16)

xv

Tabel Hal

II-1 Jenis Mata Pelajaran ... 38

II-2 Daftar Guru Pengajar ... 40

IV.1 Peringkat Kepentingan Node dalam Cluster Administrasi Guru ... 50

IV.2 Peringkat Kepentingan Node dalam Cluster Kompetensi Guru ... 50

IV.3 Peringkat Kepentingan Node dalam Cluster Metode Guru Mengajar ... 51

IV.4 Tabel Prioritas Faktor atau Node dalam Administrasi Guru ... 79

IV.5 Tabel Prioritas Faktor atau Node dalam Kompetensi Guru ... 79

(17)

xvi

Tabel Hal

Kuesioner Administrasi Guru ... 80

Kuesioner Kompetensi Guru ... 86

Kuesioner Metode Guru Mengajar ... 91

(18)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem informasi komputer

interaktif yang dapat digunakan oleh para pembuat keputusan untuk mendapatkan hasil keputusan terbaik dari beberapa alternatif keputusan. Sistem ini memberikan hasil akhir yang tepat dan akurat karena berdasarkan pada data-data kualitatif yang

telah diolah dengan menggunakan metode kuantitatif.

Turban dan Aronson (2001) menyebutkan bahwa konsep sistem penunjang

keputusan (SPK) muncul pertama kali pada awal tahun 1970-an oleh Scott-Morton. Mereka mendefinisikan SPK sebagai suatu sistem interaktif berbasis computer yang dapat membantu para pengambil keputusan dalam menggunakan

data dan model untuk memecahkan persoalan yang bersifat kurang terstruktur. Persoalan pengambilan keputusan publik, manajerial dan bisnis bersifat

kompleks, dinamis, kadang kurang terstruktur dan melibatkan kelompok pengambil keputusan yang kepentingannya berbeda, sehingga dalam perumusannya memerlukan teori dan teknik yang andal dan operasional untuk

diimplementasikan. Penyelesaian persoalan melibatkan kriteria majemuk dan alternatif dengan berbagai karakteristik dan struktur yang bersifat dinamis dan

(19)

2

membantu dalam pemecahan persoalan tersebut.penyelesaian persoalan

ditekankan pada aspek komprehensivitas, efektivitas dengan tetap memperhatikan aspek efisiensi metode maupun penerapannya.

Pemakaian sistem pendukung keputusan ANP sudah banyak diterapkan, misalkan saja penelitian yang dilakukan oleh Ascarya et al. (2005), Sebnemburnaz dan Topcu Y. IIker (2006), Hendy Hendharto (2008), Karel Mls

dan Martin Gavalec (2009) tentang proses pengambilan keputusan berdasarkan pada model multi-kriteria. Penelitian ini membahas perbedaan utama antara

metode AHP (Analytic Hierarchy Process), metode ANP (Analytic Network Process) dan metode CHP (Cognitive Hirarki proses). Kemungkinan penggunaan

salah satu metode yang dirujuk untuk pendukung keputusan dalam sistem otonomi.

Sedangkan penelitian Analytic Network Process Ascarya et al. (2005)

yang merupakan pendekatan baru metode kualitatif, yang oleh kreatornya, Profesor Thomas Saaty pakar riset dari Pittsburgh University, dimaksudkan untuk 'menggantikan' metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Dan penelitian lain

dalam bidang ini oleh Hendy Hendharto. M.Pd (2008).

Penelitian ANP tidak terbatas hanya dalam metode kualitatif. Pada medote

lain pun banyak sudah dilakukan. Penelitiannya antara lain Sadic Senay (2009) dalam bidang pengambilan keputusan marketing, Semi Onut dan Umut R. Tuzkaya (2008) dalam bidang transportasi, Yasrin Zabidi (2007) dan Ihsan

(20)

3

pengukuran kinerja yang mampu mendiagnosis dan menilai suatu pekerjaan

dalam pengambilan keputusan.

Proses jaringan analitik (ANP) untuk menghasilkan keputusan dengan

dependensi dan arus balik, sebuah teori matematis untuk menghasilkan keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Ini adalah perpanjangan dari Proses hirarki analitik (AHP) untuk pengambilan keputusan yang melibatkan pemecahan

masalah menjadi elemen-elemen keputusan, menyusun hal-hal tersebut dalam sebuah struktur hirarkis dan membuat penilaian pada kepentingan relatif pasangan

elemen-elemen tersebut dan menyatukan hasilnya. Dengan menggunakan AHP, prosesnya ialah dari atas-bawah. Dengan ANP dapat diketahui bahwa ada arus

balik antara elemen-elemen dalam level hirarki yang berbeda dan juga antara elemen-elemen di level yang sama, sehingga elemen keputusan dibagi menjadi jaringan cluster dan simpul (Saaty, 2001).

Kemudian penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Yousef Gasiea (2008) yang membahas tentang model pemilihan infrastruktur telekomunikasi yang sesuai teknologi, mampu menyebarkan e-jasa di daerah pedesaan

negara-negara berkembang dengan metode multi kriteria ANP. Ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran antara perencana telekomunikasi tentang ketersediaan

ANP, dan untuk menunjukkan kesesuaian dalam meningkatkan proses seleksi. Multi kriteria ANP dapat diterapkan dalam bidang apapun. Baik dalam bidang industri, marketing, transportasi, maupun pendidikan dan lain-lain. Salah

satu penerapan multi kriteria ANP adalah pada proses yang dapat pengambil keputusan seperti penentuan guru mata pelajaran di SMK Global Informatika

(21)

4

SMK Global Informatika adalah sekolah yang beralamat di Tangerang dan

berdiri sejak tahun 2007. Awalnya hanya memiliki satu kelas terdiri dari 45 siswa saat ini sudah mengalami peningkatan menjadi lima kelas, terdiri dari 180 siswa,

dan memiliki kurang lebih 20 guru mata pelajaran. Dengan adanya peningkatan jumlah siswa, maka ditentukan pula guru mata pelajaran pada tiap tahunnya, untuk menentukan prioritas guru yang mengajar guna penyusunan penjadwalan

dan lain-lain.

Kendala tersebut berakibat pada lambatnya keputusan yang diambil dan pada

kualitas keputusan yang tidak optimal. Sehingga diperlukan satu sistem yang dapat memberikan dukungan informasi dalam menunjang proses pengambilan keputusan,

yaitu Decision Support System (Sistem Penunjang Keputusan).

Implementasi sistem pendukung keputusan ini adalah penentuan guru yang memenuhi persyaratan dalam mengajar matapelajaran tertentu guna peningkatan

mutu pendidikan. Implementasi sistem pendukung keputusan ini diharapkan dapat mendukung serta membantu kerja kepala sekolah, sehingga nantinya akan didapatkan guru-guru yang memiliki kompetensi serta profesionalisme.

Oleh karena adanya permasalahan yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka dilakukanlah penelitian dibidang ANP multi criteria untuk SMK Global

(22)

5 1.2. Rumusan dan Batasan Masalah

1.2.1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka didapat rumusan masalah yaitu:

a) Faktor-faktor apa sajakah yang menentukan prioritas guru untuk mengajar matapelajaran tertentu setiap periode?

b) Elemen-elemen cluster apa sajakah yang dominan dalam menentukan

prioritas guru untuk mengajar matapelajaran tertentu setiap periode? c) Guru manakah yang paling tepat untuk mengajar suatu matapelajaran

tertentu setiap periode?

1.2.2. Batasan Masalah

Agar Pembahasan dalam skripsi ini tidak melebar jauh, maka ruang lingkup permasalahan dibatasi hanya pada pembahasan, yaitu :

1. Bagaimana menentukan guru untuk mengajar matapelajaran tertentu per

periode.

2. Model pengambilan keputusan ini menggunakan metode analytical network process (ANP) dengan perangkat lunak SuperDecisions di

SMK Global Informatika Tangerang pada tahun pelajaran 2010/2011. 3. Individu yang dijadikan responden mencakup Kepala Sekolah, Wakil

(23)

6 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan tujuan dan manfaat bagi SMK Global Informatika Tangerang.

1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai adalah :

Menentukan kemampuan guru matapelajaran dalam mengajar sesuai

dengan kompetensi yang dimiliki.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dalam melakukan penelitian di SMK Global Informatika Tangerang adalah :

1 Bagi Peneliti

a. Menerapkan ilmu –ilmu yang diperoleh selama kuliah. b. Mengetahui kondisi sebenarnya yang terjadi didunia kerja.

c. Untuk memenuhi syarat kelulusan strata satu (S1), Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2 Bagi SMK Global Informatika

a. Membantu SMK Global Informatika Tangerang untuk

mempermudah pembuatan jadwal mengajar bagi staff kurikulum yang dilakukan per periodenya.

b. Dapat memberikan alternatif guru yang akan mengajar diluar

kompetensi yang dimilikinya.

(24)

7 3 Bagi Universitas

a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi dan menerapkan ilmunya, serta sebagai bahan evaluasi.

b. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja sebenarnya.

1.4. Metodologi Penelitian 1.4.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam menunjang proses penyusunan skripsi ini, dibutuhkan data-data sehubungan dengan permasalahan yang ada. Untuk mengumpulkan data yang

benar-benar akurat maka peneliti memperoleh sumber data dan sebagai berikut : 1. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan yaitu

dengan cara mengamati kegiatan belajar mengajar yang telah berjalan di SMK Global Informatika dan mencatat kelebihan serta kekurangan guru matapelajaran tersebut.

2. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara langsung pada pihak sekolah, agar

memperoleh data dan penjelasan yang tepat dan akurat, mengenai guru matapelajaran yang akan dianalisa sebagai bahan acuan.

3. Kuesioner

Peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada staf sekolah yang berhubungan dengan penentuan guru matapelajaran yang sedang

(25)

8

untuk mengoptimalkan guru dalam mengajar sesuai dengan

kompetensi yang dimiliki. 4. Studi Pustaka (Library Reseach)

Penelitian yang dilaksanakan dengan cara membaca, mempelajari, meringkas dan membuat kesimpulan melalui buku-buku referensi yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah ini.

5. Studi Literatur Sejenis

Peneliti mempelajari tiga penelitian yang sejenis sebagai bahan

perbandingan dengan penelitian yang akan dibuat, sehingga analisa pengambilan keputusan yang dibuat lebih baik dari penelitian

sebelumnya. Tiga penelitian tersebut diantaranya :

a. Iwan Vanany (2003) dalam penelitiannya yang berjudul “Aplikasi Analytic Network Process (ANP) Pada Perancangan

Sistem Pengukuran Kinerja (Studi Kasus pada PT. X)”.

b. Triwulandari S. Dewayana (2009) dalam penelitian yang berjudul “Pemilihan Pemasok Cooper Rod Menggunakan

Metode ANP (Studi Kasus : PT. Olex Cables Indonesia (OLEXINDO))”.

c. Fadjar Hutomo (2005) dalam penelitian yang berjudul

“Multi Criteria Decision Model Menggunakan ANP/Rating

Model – Linier Goal Programming (Studi Kasus : Pemilihan

(26)

9 1.4.2 Metode Analisis Penelitian

Analisis penelitian yang diterapkan pendukung keputusan ini, menggunakan metode analisis penelitian yang digunakan adalah Analytical

Network Process (ANP), yang dikutip dalam buku Saaty (1999). a) Analisis Deskriptif

Tahap ini merupakan tahap krisis dan sangat penting karena akan

dapat menentukan proses dan data dalam menyelesaikan masalah-masalah yang akan dihadapi sekolah. Kesalahan pada tahap analisis

akan menjadikan kesalahan pada tahap-tahap yang selanjutnya. b) Metode ANP

Dimana tahapan ini menentukan hasil penelitian berdasarkan analisis yang telah dibuat.

1.5. Sistematika Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini pembahasan terbagi dalam lima bab, yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi mengenai latar belakang, rumusan dan batasan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini memaparkan teori-teori yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah, diantaranya teori-teori tentang

(27)

10

Framework, Perangkat Lunak SuperDecisions, penelitian

terdahulu yang relevan, jurnal-jurnal, dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian. Pembahasan ini meliputi metode pengumpulan data, metode analisis penelitian,

teknik analisa data, dan kerangka penelitian.

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS DAN INTERPRETASI Bab ini membahas mengenai hasil penelitian berupa analisa statistik deskriptif, pengelompokkan data, hasil pengujian,

interpretasi model, dan implikasi penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dari bab pembahasan serta saran/harapan

(28)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Sistem Pendukung Keputusan

Pada saat memasuki abad 21, terjadi perubahan besar bagaimana para manajer

menggunakan dukungan komputerisasi dalam pengambilan keputusan dengan

menggunakan sistem pendukung keputusan. Sistem Pendukung Keputusan / Decision

Support Systems (DSS) adalah sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para

pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur. DSS

dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk

memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka.

DSS ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada

keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma. SPK meluas

dengan cepat, dari sekadar alat pendukung personal menjadi komoditas yang dipakai

bersama (Turban, Aronson dan Liang, 2005).

Aplikasi DSS dapat terdiri dari beberapa subsistem, yaitu: subsistem manajemen

data, subsistem manajemen model dan subsistem antarmuka pengguna. Selain itu DSS

juga bisa memiliki subsistem manajemen basis-pengetahuan yang mengukung

subsitem-subsistem lainnya.

DSS banyak digunakan oleh orang-orang yang sudah terlatih dalam

pekerjaannya dan juga oleh orang-orang yang membutuhkan suatu sistem yang sifatnya

akan mendukung pekerjaannya tersebut. Lima tipe DSS, mencakup:

1. Communications-driven DSS

(29)

12 3. Document-driven DSS

4. Knowledge-driven DSS

5. Model-driven DSS

2.1.1 Konsep Pengertian Keputusan

Ko sep pe gertia keputusa dapat dilihat dari dua perspektif. “ecara se pit,

keputusan adalah pilihan antara beberapa alternative. Namun, jika dilihat dari perspektif

yang lebih luas, keputusan mencakup proses pengumpulan dan pengevaluasian

informasi suatu situasi, mengidentifikasikan kebutuhan akan adanya suatu keputusan,

mengidentifikasi tindakan atau solusi alternatif, memilih alternatif yang terbaik, yang

paling tepat ataupun yang paling optimum, dan kemudian mengaplikasikan pilihan

tersebut pada situasi yang telah diberikan.

Perkembangan yang ada saat ini adalah usaha dalam mengotomatisasi

pembuatan keputusan tersebut. Otomatisasi ini merujuk pada penggunaan teknologi

mencakup pemrosesan dengan menggunakan komputer untuk membuat suatu

keputusan dan mengimplementasi proses keputusan yang telah terprogram.

Otomatisasi keputusan ini terutama harus benar-benar dipertimbangkan untuk

digunakan pada situasi atau permasalahan yang telah terstruktur dengan baik,

terdefinisi dengan jelas, rutin dan sudah terprogram.

2.1.2 Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Simon (1977) ada tiga fase utama, yaitu Intelligence, Design dan

Choice, kemudian Simon menambahkan fase keempat, yaitu Implementation.

(30)

13 INTELLIGENCE

Ada Masalah? Identifikasi masalah atau kesempatan

DESIGN

Memonitor hasil dari keputusan yang diambil

Gambar II-1 Proses Pengambilan Keputusan (Simon, 1977)

1. Fase Intelligence

Intelligence dalam pengambilan keputusan meliputi analisa lingkungan, baik secara bertahap maupun berkesinambungan. Termasuk kegiatan

mengidentifikasi masalah atau kesempatan (Termasuk juga memonitor hasil dari fase implementasi).

2. Fase Design

Fase ini meliputi kegiatan menemukan atau mengembangkan dan menganalisa kemungkinan alternatif solusi. Termasuk kegiatan memahami

masalah dan menguji beberapa kemungkinan solusi. Sebuah model dari masalah dalam pengambilan keputusan dibangun, diuji dan divalidasi.

(31)

14 3. Fase Choice

Choice adalah tahapan kritis dalam pengambilan keputusan. Pada fase inilah keputusan sebenarnya dibuat dan komitmen untuk mengikuti arah

tertentu dari tindakan yang telah terpilih dilakukan. Batasan antara fase

design dan fase choice seringkali tidak jelas karena ada beberapa aktivitas tertentu dapat dilakukan dalam kedua fase ini dan karena seringkali

seseorang berpindah dari aktivitas choice ke aktivitas design.

Fase ini meliputi aktivitas mencari, mengevaluasi dan merekomendasikan

sebuah solusi yang sesuai dengan model. Solusi terhadap sebuah model adalah sekumpulan nilai untuk beberapa variabel keputusan dalam sebuah

alternatif terpilih.

4. Fase Implementation

Dalam fase ini, sebuah tindakan dilakukan sebagai bentuk realisasi dari

pemilihan sebuah solusi dari masalah yang ada.

2.2. KETERAMPILAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Dalam keterampilan pengambilan keputusan sama dengan teknik-teknik

pengambilan keputusan. Teknik-teknik pengambilan keputusan berfungsi untuk membantu kita dalam membuat keputusan terbaik dikaitkan dengan ketersediaan

informasi yang relevan. Teknik-teknik Pengambilan Keputusan sebagai berikut :

(32)

15

Analisis pareto merupakan teknik yang sederhana, yang membantu kita dalam

memilih perubahan tindakan yang akan kita ambil secara efektif. Analisis pareto

merupakan sebuah teknik pengambilan keputusan yang bertujuan untuk

menemukan perubahan yang akan memberikan manfaat terbesar bagi

pengambil keputusan.

Analisis pareto tidak hanya memberikan gambaran pada kita tentang masalah

yang paling penting untuk diselesaikan, namun teknik tersebut juga memberikan

sejumlah nilai yang memperlihatkan seberapa besar atau parah masalah

tersebut.

2. Analisis perbandingan Sepasang (Paired Comparison Analysis)

Teknik analisis paired comparison merupakan metode yang baik untuk

mengukur kepentingan relatif (relative importance) dari sejumlah alternatif

solusi dan tindakan. Analisis ini memudahkan kita dalam menentukan keputusan

kala skala prioritas dari masalah dan solusi tidak jelas.

Teknik ini menyediakan kerangka untuk membandingkan setiap solusi atau

tindakan terhadap alternatif solusi atau tindakan lain, dan memperlihatkan pada

kita perbedaan kepentingan antara alternatif solusi.

3. Analisis Jaringan (Grid Analysis)

Teknik analisis ini membantu kita dalam menentukan keputusan atas beberapa

pilihan yang dihadapkan pada sejumlah faktor yang berbeda.

4. Teknik Implikasi Plus-Minus (Plus-Minus Implication, PMI)

Teknik pengambilan keputusan ini membantu kita dlam menentukan keputusan atas

beberapa pilihan yang dihadapkan pada sejumlah faktor yang berbeda.

(33)

16

Analisis ini merupakan teknik yang berguna untuk melihat sejumlah kekuatan

dan bila memungkinkan seluruh kekuatan, yang mendukung maupun

menghalangi suatu tujuan atau rencana yang akan diputuskan. Pada dasarnya

teknik ini memiliki gambaran yang membantu kita dalam mengidentifikasikan

sejumlah yang daapt dibuat untuk memperbaiki rencana guna meningkatkan

pengambilan keputusan yang baik.

6. Analisis Biaya dan Manfaat

Teknik ini merupakan teknik yang mudah digunakan untuk menentukan

keputusan. Analisis ini dapat dilakukan hanya dengan menggunakan biaya dan

manfaat keuangan saja.

2.3. Decision Support Framework

Gory dan Scott Morton (1971), yang mengkombinasikan hasil penelitian Simon (1977) dan Anthony (1965), mengajukan sebuah framework sebagai

berikut :

(34)

17

Gambar di atas dibuat berdasarkan gagasan Simon yang menyatakan

bahwa proses pengambilan keputusan memiliki rentang keputusan dari yang paling terstruktur (disebut juga dengan istilah programmed) sampai pada

keputusan yang paling tidak terstruktur (disebut juga dengan istilah

nonprogrammed).

Proses terstruktur adalah rutinitas, dan biasanya merupakan masalah yang sering terjadi sehingga dibuatkan sebuah metode solusi yang standar. Proses yang tidak terstruktur adalah masalah yang fuzzy, kompleks sehingga tidak ada metode solusi yang cut-and-dried. Simon juga menggambarkan ada 3 fase dalam pengambilan keputusan, yaitu intelligence (mencari kondisi yang membutuhkan

suatu keputusan), design (menemukan, membangun/mengembangkan, dan menganalisa kemungkinan arah tindakan) dan choice (memilih satu dari beberapa kemungkinan yang ada). Bila dalam beberapa fase tersebut (bukan semua)

terdapat keputusan yang terstruktur maka Gorry dan Scott Morton menyebutnya dengan istilah semi terstruktur.

Pada masalah yang terstruktur, prosedur untuk mendapatkan solusi yang

terbaik (atau paling tidak yang cukup baik) sudah diketahui. Sedangkan pada masalah yang tidak terstruktur, intuisi manusia seringkali menjadi dasar dalam

pengambilan keputusan.

Dalam model pengambilan keputusan berbasis kriteria majemuk, diperlukan sebuah pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil adalah

sebuah keputusan semiterstruktur, dimana dibutuhkan sebuah Decision Support System untuk mendukung keputusan yang diambil pada setiap kriteria dalam

(35)

18

dihasilkan adalah sebuah strategic planning, berupa penentuan guru untuk

mengajar suatu matapelajaran tertentu.

2.4. Tinjauan Pustaka

2.4.1 Penilaian Guru

Untuk menjadi seorang guru, dibutuhkan kriteria tertentu. Menurut

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pada bab IV mengenai Kualifikasi, Sertifikasi, dan Sertifikasi Guru dimana dalam pasal 8 dikatakan bahwa setiap guru harus memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik minimal S1/D-IV dibuktikan dengan ijazah dan persyaratan relevansi pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran yang dibina. Misalnya, guru SD dipersyaratkan

lulusan S1/D-IV jurusan/program studi PGSD/Psikologi/ Pendidikan lainnya, sedangkan guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK dipersyaratkan lulusan S1.

2.4.1.1. Administrasi Guru

Administrasi guru merupakan penilaian yang dilakukan oleh wakil kepala sekolah bidang sarana tentang kedisiplinan guru dalam mengajar.

Administrasi guru dibuat mengacu pada PERMENDIKNAS RI No. 19, 20 dan 41 tahun 2007, yang berarti segenap proses penataan yang bersangkut paut dengan para tenaga pengajar di sekolah secara efektif dan efesien agar tujuan

penyelenggaraan pendidikan di sekolah tercapai secara optimal.

(36)

19 1. Konfirmasi ketidakhadiran

2. Membuat laporan kinerja bulanan 3. Membuat program pembelajaran

4. Membuat buku penilaian 5. Mengisi absen harian 6. Mengisi agenda mengajar

2.4.1.2. Kompetensi Guru

Kompetensi guru merupakan penilaian yang dilakukan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum berdasarkan PP RI No. 19 tahun 2005 pasal 28, PERMENDIKNAS RI No. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik

dan kompetensi guru.

Kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seorang guru untuk memangku jabatan guru sebagai profesi.

Komponen yang dinilai meliputi : 1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap

peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis,

(37)

20 2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian yaitu kompetensi yang berkaitan dengan kepribadian yang mantap, sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, arif

dan bijaksana, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial yaitu kompetensi yang berkaitan dengan berkomunikasi

lisan, tulisan, isyarat, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik, bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku, menerapkan

prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan. 4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam pengetahuan isi

(content knowledge)  penguasaan :

a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program

satuan pendidikan, matapelajaran, atau kelompok matapelajaran yang diampu.

b. Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang

relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, matapelajaran, atau kelompok matapelajaran yang

(38)

21 2.4.1.3. Metode Guru Mengajar

Metode guru mengajar merupakan penilaian yang dilakukan oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan berdasarkan PERMENDIKNAS RI

No. 41 tahun 2007 tentang standar proses dan mengacu pada buku “The Seven Laws Of Teaching” (John Milton, 1995).

Metode guru mengajar adalah sebagian suatu cara atau jalan yang

dilakukan guru dalam rangka proses kegiatan belajar-mengajar, sehingga individu yang diajar (dididik) akan dapat mencerna, menerima dan mampu

mengembangkan bahan-bahan/materi yang diajarkannya.

Komponen yang dinilai meliputi : 1. Gaya dan penampilan mengajar 2. Interaksi dengan siswa

3. Kelengkapan dan kesesuaian materi 4. Kemampuan menyampaikan materi 5. Kesempatan bertanya dan diskusi

6. Memotivasi siswa

7. Pemberian tugas dan contoh soal

2.4.2 Pengaruh Kepribadian, Jenis Kelamin, Pengamatan Manusia dengan Cara Pengambilan Keputusan

2.4.2.1. Jenis Kepribadian (Tabiat)

(39)

22

alternatif, penanganan resiko, dan reaksi yang dilakukan pada saat tertekan.

Kepribadian juga mempengaruhi kemampuan pengambil keputusan dalam memproses informasi dalam jumlah besar dan dalam waktu yang mendesak.

Pengaruh kepribadian juga berdampak pada aturan dan pola komunikasi dari seorang pengambil keputusan.

2.4.2.2. Jenis Kelamin

Uji empiris secara psikologi mengindikasikan bahwa ada (sedikit) perbedaan dan persamaan jenis kelamin dalam pengambilan keputusan, termasuk

faktor-faktor seperti keberanian, kualitas, kemampuan, penanganan resiko dan pola komunikasi (TURBAN, 2005).

(Powell, Johnson, 1995) mengamati bahwa decision support system dirancang dengan asumsi bahwa tidak ada perbedaan jenis kelamin, tetapi orang dengan jenis kelamin yang berbeda mungkin saja mengambil keputusan dengan

cara yang berbeda. Dalam review terhadap beberapa literatur, mereka menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamin dihubungkan dengan kemampuan dan motivasi, penanganan resiko dan kepercayaan diri, dan juga cara pengambilan keputusan.

Menurut (Smith, 1999), kalaupun ada, perbedaan jenis kelamin sangat kecil (tidak signifikan). Hasil dari beberapa penelitian yang dilakukan tidak dapat

(40)

23 2.4.2.3. Teori Pengamatan (Cognition Theory)

Pengamatan (Cognition) adalah sekumpulan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang meyakini adanya perbedaan antara pandangan secara internal

terhadap lingkungan dan apa yang sebenarnya terjadi dalam sebuah lingkungan. Dengan kata lain, kemampuan untuk menanggapi dan mengerti informasi.

2.4.2.4. Gaya Pengamatan (Cognitive Style)

Gaya Pengamatan (Cognitive Style) adalah proses subjektif melalui bagaimana orang menanggapi, mengorganisasi dan merubah informasi selama

proses pengambilan keputusan. Sering kali disebut dengan management style.

2.5. Metode Analytical Network Process (ANP)

Metode Analytic Network Process (ANP) adalah salah satu metode yang mampu merepresentasikan tingkat kepentingan berbagai pihak dengan mempertimbangkan saling keterkaitan antar kriteria dan sub kriteria yang ada.

Model ini merupakan pengembangan dari AHP sehingga lebih memiliki kompleksitas dibanding metode AHP. Metode Analytic Network Process (ANP) merupakan pengembangan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode

ANP mampu memperbaiki kelemahan AHP berupa kemampuan mengakomodasi keterkaitan antar kriteria atau alternatif (Saaty, 1999). Keterkaitan pada metode

(41)

24

Menurut Saaty dalam (Ascarya, 2005) ANP digunakan untuk menurunkan

rasio prioritas komposit dari skala rasio individu yang mencerminkan pengukuran relatif dari pengaruh elemen-elemen yang saling berinteraksi berkenaan dengan

kriteria kontrol. ANP merupakan teori matematika yang memungkinkan seseorang untuk memperlakukan dependence dan feedback secara sistematis yang dapat menangkap dan mengkombinasi faktor-faktor tangible dan intangible.

Berbeda dengan Analytic Hierarchy Process (AHP), ANP dapat menggunakan jaringan tanpa harus menetapkan level seperti pada hierarki yang

digunakan dalam AHP. Konsep utama dalam ANP adalah influence „pengaruh‟,

sementara konsep utama dalam AHP adalah preferrence „preferensi‟. AHP

dengan asumsi-asumsi dependensinya tentang cluster dan elemen merupakan kasus khusus dari ANP (Ascarya, 2005).

Kelebihan ANP dari metodologi yang lain (AHP) adalah :

a. Kekuatan (power) Analytic Network Process (ANP) terletak dalam penggunaan rasio skala untuk menangkap semua jenis interaksi dan membuat prediksi yang akurat, dan bahkan lebih, untuk membuat

keputusan yang lebih baik.

b. Kemampuannya untuk membantu kita dalam melakukan pengukuran

dan sintesis sejumlah faktor-faktor dalam hierarki atau jaringan. c. Kesederhanaan metodologinya membuat ANP menjadi metodologi

yang lebih umum dan lebih mudah diaplikasikan untuk studi

(42)

25

d. Dibandingkan dengan metodologi AHP, ANP memiliki banyak

kelebihan, seperti komparasi yang lebih obyektif, prediksi yang lebih akurat, dan hasil yang lebih stabil. Perangkat lunak ANP

(SuperDecisions) dan manual ANP juga mudah didapat secara free download.

e. ANP akan sangat membantu perusahaan dalam riset evaluasi dan

pengambilan keputusan, terkait pengembangan organisasi & manajemen, produk, layanan dan marketing, karena akan lebih

akurat dan sangat efisien.

Pada jaringan AHP terdapat level tujuan, kriteria, subkriteria, dan

alternatif, dimana masing-masing level memiliki elemen. Sementara itu, pada jaringan ANP, level dalam AHP disebut cluster yang dapat memiliki kriteria dan alternatif di dalamnya, yang sekarang disebut simpul (Gambar II.3).

Gambar II.3. Perbandingan Hierarki Linier dan Jaringan Feedback

(43)

26

Dengan feedback, alternatif-alternatif dapat bergantung/terikat pada

kriteria seperti pada hierarki tetapi dapat juga bergantung/terikat pada sesama alternatif. Lebih jauh lagi, kriteria-kriteria itu sendiri dapat tergantung pada

alternatif-alternatif dan pada sesama kriteria. Oleh karena itu, hasil dari ANP diperkirakan akan lebih stabil. Dari jaringan feedback pada gambar II.3 dapat dilihat bahwa simpul atau elemen utama dan simpul-simpul yang akan

dibandingkan dapat berada pada cluster-cluster yang berbeda. Sebagai contoh, ada hubungan langsung dari simpul utama C4 ke cluster lain (C2 dan C3), yang

merupakan outer dependence. Sementara itu, ada simpul utama dan simpul-simpul yang akan dibandingkan berada pada cluster yang sama, sehingga cluster

ini terhubung dengan dirinya sendiri dan membentuk hubungan loop. Hal ini disebut inner dependence.

Elemen dalam suatu komponen/cluster dapat mempengaruhi elemen lain

dalam komponen/cluster yang sama (inner dependence), dan dapat pula mempengaruhi elemen pada cluster yang lain (outer dependence) dengan memperhatikan setiap kriteria. Akhirnya, hasil dari pengaruh ini dibobot dengan

tingkat kepentingan dari kriteria, dan ditambahkan untuk memperoleh pengaruh keseluruhan dari masing-masing elemen ((Ascarya, 2005), 5)

2.5.1. Landasan ANP

ANP memiliki tiga aksioma yang menjadi landasan teorinya :

1. Resiprokal. Aksioma ini menyatakan bahwa jika PC (EA,EB) adalah

(44)

27

elemen A memiliki apa yang dimiliki elemen B, maka PC (EB,EA)

= 1/Pc (EA,EB). Misalkan, jika A lima kali lebih besar dari B, maka B besarnya 1/5 dari besar A.

2. Homogenitas. Aksioma ini menyatakan bahwa elemen-elemen yang dibandingkan sebaiknya tidak memiliki perbedaan terlalu besar, yang dapat menyebabkan kesalahan judgements yang lebih besar.

3. Aksioma ini menyatakan bahwa mereka yang mempunyai alasan terhadap keyakinannya harus memastikan bahwa ide-ide mereka

cukup terwakili dalam hasil agar sesuai dengan ekspektasinya.

2.5.2. Prinsip Dasar ANP

Prinsip-prinsip dasar ANP ada tiga, yaitu dekomposisi, penilaian komparasi (comparative judgements), dan komposisi hierarkis atau sintesis dari prioritas. Prinsip dekomposisi diterapkan untuk menstrukturkan masalah yang

kompleks menjadi kerangka hierarki atau jaringan cluster, sub-cluster, sub-sub

cluster, dan seterusnya. Dengan kata lain dekomposisi adalah memodelkan masalah ke dalam kerangka ANP.

Prinsip penilaian komparasi diterapkan untuk membangun pembandingan pasangan (pairwise comparison) dari semua kombinasi elemen-elemen dalam

cluster dilihat dari cluster induknya. Pembandingan pasangan ini digunakan untuk mendapatkan prioritas lokal dari elemen-elemen dalam suatu cluster dilihat dari

cluster induknya.

(45)

28

elemen induk, yang akan menghasilkan prioritas global seluruh hierarki dan

menjumlahkannya untuk menghasilkan prioritas global untuk elemen level terendah (biasanya merupakan alternatif).

2.5.3. Fungsi Utama ANP

Metodologi ANP memiliki tiga fungsi utama sebagai berikut: 1. Melakukan strukturisasi pada kompleksitas

Dalam penelitiannya, (Saaty, 1999) menemukan adanya pola-pola yang sama dalam sejumlah contoh tentang bagaimana manusia

memecahkan sebuah kompleksitas dari masa ke masa. Dimana kompleksitas distruktur secara hierarkis ke dalam cluster-cluster yang

homogen dari faktor-faktor. 2. Pengukuran ke dalam skala rasio.

Metodologi pengambilan keputusan yang terdahulu pada umumnya

menggunakan pengukuran level rendah (pengukuran ordinal atau interval), sedangkan metodologi ANP menggunakan pengukuran skala rasio yang diyakini paling akurat dalam mengukur faktor-faktor yang

membentuk hierarki. Level pengukuran dari terendah ke tertinggi adalah nominal, ordinal, interval, dan rasio. Setiap level pengukuran

memiliki semua arti yang dimiliki level yang lebih rendah dengan tambahan arti yang baru. Pengukuran interval tidak memiliki arti rasio, namun memiliki arti interval, ordinal, dan nominal. Pengukuran

(46)

29

penilaian rasio dari setiap pasang faktor dalam hierarki untuk

smendapatkan (tidak secara langsung memberikan nilai) pengukuran skala rasio. Setiap metodologi dengan struktur hieraki harus

menggunakan prioritas skala rasio untuk elemen diatas level terendah dari hierarki. Hal ini penting karena prioritas (atau bobot) dari elemen di level manapun dari hierarki ditentukan dengan mengalikan prioritas

dari elemen pada level dengan prioritas dari elemen induknya. Karena hasil perkalian dari dua pengukuran level interval secara matematis

tidak memiliki arti, skala rasio diperlukan untuk perkalian ini. AHP/ANP menggunakan skala rasio pada semua level terendah dari

hierarki/jaringan, termasuk level terendah (alternatif dalam model pilihan). Skala rasio ini menjadi semakin penting jika prioritas tidak hanya digunakan untuk aplikasi pilihan, namun untuk aplikasi-aplikasi

lain, seperti untuk aplikasi alokasi sumber daya. 3. Sintesis.

Sintesis merupakan kebalikan dari analisis. Kalau analisis berarti

mengurai entitas material atau abstrak ke dalam elemen-elemennya, maka sintesis berarti menyatukan semua bagian menjadi satu

kesatuan. Karena kompleksitas, situasi keputusan penting, atau prakiraan, atau alokasi sumber daya, sering melibatkan terlalu banyak dimensi bagi manusia untuk dapat melakukan sintesis secara intuitif,

kita memerlukan suatu cara untuk melakukan sintesis dari banyak dimensi. Meskipun ANP memfasilitasi analisis, fungsi yang lebih

(47)

30

dalam melakukan pengukuran dan sintesis sejumlah faktor-faktor

dalam hierarki atau jaringan.

2.6. Perangkat Lunak SuperDecisions

SuperDecisions mengimplementasikan Analytic Network Process (ANP) yang dikembangkan oleh Thomas Saaty. Program ini ditulis oleh Tim ANP, bekerja untuk Yayasan Keputusan Creative. Berikut adalah gambaran

menjalankan perangkat lunak SuperDecisions dengan model burger cukup terkenal.

Gambar II.4 Sample SuperDecisions

SuperDecisions yang digunakan untuk pengambilan keputusan dengan ketergantungan dan umpan balik (itu mengimplementasikan Analytic Network

(48)

31

berasal melalui penilaian pada unsur pasang atau dari pengukuran langsung.

Dalam AHP unsur-unsur tersebut diatur dalam struktur keputusan hierarki sementara ANP menggunakan satu atau lebih jaringan datar cluster yang

mengandung unsur-unsur. Sebagian besar metode pengambilan keputusan menganggap kemerdekaan antara kriteria keputusan dan alternatif keputusan itu, atau hanya di antara kriteria atau diantara alternatif sendiri. Sementara ANP tidak

dibatasi oleh asumsi-asumsi semacam itu. Hal ini memungkinkan untuk semua kemungkinan dan potensi dependensi.

ANP tidak membatasi pemahaman dan pengalaman manusia untuk pengambilan keputusan menjadi model yang sangat teknis yang tidak wajar dan

dibuat-buat. Hal ini pada dasarnya merupakan formalisasi dari bagaimana orang-orang biasanya berpikir, dan membantu pembuat keputusan melacak proses sebagai kompleksitas masalah dan faktor-faktor keragaman meningkat. Kesaksian

terbaik kekuatan dan keberhasilan aplikasi ANP adalah mereka yang telah dilakukan yang diperoleh prioritas yang berhubungan dengan jawaban yang dikenal di dunia nyata atau yang telah diprediksi hasil. Dari perspektif ini adalah

pendekatan yang dapat dipercaya dan objektif untuk membuat keputusan berdasarkan prioritas dan pentingnya dengan yang satu memiliki pengalaman. Hal

ini agak berbeda daripada membuat dugaan-dugaan mengenai probabilitas terjadinya beberapa metode pembuatan keputusan yang akan dilakukan.

2.7. Studi Literatur Sejenis

Analytic Network Process atau ANP merupakan pendekatan baru metode

(49)

32

University, dimaksudkan untuk menyempurnakan metode Analytic Hierarchy

Process (AHP) dalam pengambilan keputusan. Beberapa model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya

penggunaan metode ANP, diantaranya yang tercatat dalam referensi hasil riset di bidang teknologi informasi adalah seperti:

Penelitian yang dilakukan oleh Iwan Vanany (2003) membahas aplikasi

Analytic Network Process (ANP) untuk mendukung pembobotan pada

perancangan sistem pengukuran kinerja dengan metode Balanced Scorecard. Hasil penelitiannya adalah pembobotan dengan metode ANP menunjukkan adanya kulminasi nilai bobot pada perspektif finansial dari

Strategy Map di PT. X.

“Mencari Solusi Rendahnya Pembiayaan Bagi Hasil Di Perbankan Syariah Indonesia” Saaty (2007), penelitian ini membuktikan bahwa ANP menjadi

metodologi yang lebih umum dan lebih mudah diaplikasikan untuk studi

kualitatif yang beragam. Kecukupan data dalam ANP tidak menjadi syarat. Hal yang penting adalah responden harus menguasai/ahli dalam masalah yang diteliti. Penelitian ini juga membuktikan bahwa, kelebihan ANP dari

AHP adalah komparasi yang lebih obyektif, prediksi yang lebih akurat dan hasilnya lebih stabil.

“Multi Criteria Decision Model Menggunakan AHP/Rating Model –

Linier Goal Programming (Studi Kasus : Pemilihan Proposal Investasi

(50)

33

sebuah perusahaan modal ventura daerah, khususnya PT.Sarana Jatim

Ventura.

Dari penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, Model AHP/Rating memberikan kerangka kerja yang logis, terstruktur dan koheren dalam melaksanakan sebuah proses pengambilan keputusan kelompok dimana proposal investasi dievaluasi dalam berbagai kriteria yang telah

diprioritaskan. Kedua, pemanfaatan Model AHP/Rating untuk pengambilan keputusan pemilihan proposal investasi secara multikriteria dalam sebuah

kelompok dapat memfasilitasi proses diskusi kelompok, meningkatkan kerjasama dan memperbaiki kualitas keputusan yang akan diambil. Ketiga, Model AHP –

LGP yang terintegrasi memberikan keleluasaan dalam mengalokasikan sumber dana yang terbatas hanya kepada proposal investasi terpilih yang akan memaksimumkan keuntungan atau manfaat perusahaan.

Dari ketiga penelitian yang telah diuraikan, maka peneliti mencoba mengikuti penelitian yang dilakukan oleh (Saaty, 2007) yang menggunakan ANP dalam “Mencari Solusi Rendahnya Pembiayaan Bagi Hasil Di Perbankan Syariah Indonesia”, peneliti mencoba menerapkan pada “Model Pengambilan Keputusan

Berbasis Kriteria Majemuk Dalam Penentuan Guru Pengajar Matapelajaran

Menggunakan Analytical Network Process (ANP) : Studi Kasus SMK Global Informatika Tangerang”, alasan peneliti menggunakan ANP dan perangkat lunak

SuperDecisions adalah karena metodologi yang lebih umum dan lebih mudah

diaplikasikan untuk studi kualitatif yang beragam. Kecukupan data dalam ANP tidak menjadi syarat. Hal yang penting adalah responden harus menguasai/ahli

(51)

34 2.8. Tinjauan Objek Penelitian

2.8.1 Gambaran Umum

2.8.1.1 Latar Belakang SMK Global Informatika Tangerang

Pada mulanya di kota Tangerang hanya ada satu SMK yang bergerak pada bidang pendidikan Informatika, karena kurang memadai kemudian didirikanlah SMK Global Informatika.

SMK Global Informatika Tangerang diresmikan oleh walikota Tangerang dan beralamat di Jalan Pesantren Al–Ma‟mur, Kreo Selatan, Kecamatan Larangan.

SMK Global Informatika didirikan sejak tanggal 8 April 2006 atas prakarsa : a. Bapak Drs. Jamal Lutfi

b. Bapak Drs. Amrullah c. Bapak Drs. Basuni M.Z d. Bapak Drs. Muh. Sholeh, MM

e. Bapak Calim Saputra, S.Sos Tujuan :

a. Untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dalam

bidang teknologi.

b. Untuk memfasilitasi masyarakat dalam bidang pendidikan yang bergerak

dalam bidang teknologi.

2.8.1.2 Visi dan Misi SMK Global Informatika a) Visi

(52)

35 b) Misi

1. Menciptakan situasi ilmu pengetahuan dan teknologi mudah

diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Membiasakan diri sejak dini akrab dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Menyelaraskan ilmu pengetahuan teknologi dan imtaq pada siswa.

2.8.1.3 Struktur Organisasi SMK Global Informatika Tangerang

Secara garis besar, organisasi adalah suatu hubungan wewenang dan tanggung jawab antara atasan dan bawahan demi untuk mencapai tujuan yang

sama dengan perencanaan yang baik dan terstruktur. Dalam suatu perusahaan, struktur organisasi, merupakan salah satu hal yang sangat penting karena dengan memiliki struktur organisasi yang baik, fungsi dan manajemen akan dapat

dijalankan dengan baik.

Dalam organisasi terdapat hubungan saling mempengaruhi satu bagian

(53)

36

Gambar II.5. Struktur Organisasi SMK Global Informatika (wawancara, 06 Oktober 2009)

2.8.1.4 Tanggung Jawab dan Wewenang

Berikut ini adalah tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing jabatan, (wawancara, 06 Oktober 2009) :

1. Ketua Yayasan mempunyai tugas :

Mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan memimpin penyelenggaraan

pendidikan dan pengajaran, mengarahkan atau mengendalikan kegiatan, pembinaan kesiswaan, menyediakan dana operasional dan mengadakan rapat serta mengambil keputusan cepat.

KEPALA SEKOLAH

YAYASAN KESEJAHTERAAN UMAT ISLAM INDONESIA (YAKIIN)

(54)

37 2. Kepala Sekolah mempunyai tugas :

Melaksanakan program kerja dari pengurus yayasan, menjaga nama baik pengurus yayasan dan sekolah, menerima dana operasional pendidikan

dari yayasan, mengawasi kegiatan proses belajar mengajar, melaporkan hasil kinerja kegiatan sekolah kepada yayasan.

3. Wakil Kepala Sekolah (Bidang Kurikulum) mempunyai tugas :

Membuat perencanaan dan mengkoordinasikan pembagian tugas-tugas guru per semester, merekap daya serap dan target pencapaian kurikulum

per semester dan per tahun pelajaran, serta segala kegiatan yang berhubungan dengan urusan kurikulum dan pengajaran bidang

intrakulikuler.

4. Wakil Kepala Sekolah (Bidang Kesiswaan) mempunyai tugas :

Merencanakan dan melaksanakan kegiatan aktivitas kesiswaan diantaranya

mengurus OSIS, LDKS, terlaksananya kegiatan ekstrakulikuler, mengatur kegiatan perayaan hari-hari besar nasional.

5. Bendahara mempunyai tugas :

Melaksanakan administrasi dan mengatur pemasukan dan pengeluaran keuangan.

6. Kepala Tata Usaha mempunyai tugas :

Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam kegiatan : Penyusunan program kerja tata usaha sekolah, Pengelolaan dan pengarsipan surat-surat

masuk dan keluar, pengurusan administrasi sekolah, pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah, penyusunan administrasi

(55)

38

data/statistik sekolah secara keseluruhan, mengkoordinasikan dan

melaksanakan 9 K, penyusunan laporan pelaksanaan secara berkala. 7. Wali kelas mempunyai tugas :

Bertugas mengelola kelas, bertanggung jawab atas kemajuan atau perkembangan prestasi siswa kepada orang tua, pengisan daftar kumpulan nilai siswa, pengisian buku laporan penilaian hasil belajar da pembagian

buku laporan penilaian hasil belajar. 8. Dewan Guru mempunyai tugas :

Bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien secara

optimal. Melaksanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan penilaian belajar, ulangan harian dan semester.

9. Siswa mempunyai tugas :

Siswa/Siswi bertugas mengikuti proses belajar mengajar yang telah di program oleh sekolah, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.

2.8.1.5 Jenis Mata Pelajaran

Jenis mata pelajaran terbagi menjadi:

Tabel II-1 Jenis Mata Pelajaran

No Mata Pelajaran

Kelas

X TKJ XI TKJ X MM XI MM XII MM

1. Agama V v v v v

(56)

39

18. Menggabungkan gambar 2D v

19. Menggabungkan fotografi digital v

20.

23. Mengoperasikan s/w penyunting audio v

(57)

40

25. Mengoperasikan s/w efek visual v

26. Menerapkan teknik analog dan digital V

27.

Menerapkan fungsi periferal dan instalasi PC

V

28.

Mendiganosis permasalahan PC & periferal

V

29. Melakukan maintenance PC V 30. Melakukan maintenance periferal V

31. Melakukan perawatan PC V v

32. Melakukan instalasi sistem operasi v

33. Melakukan instalasi s/w V v

34. Melakukan instalasi jaringan LAN v

Jumlah jam pelajaran 42 jam 42 jam 42 jam 42 jam 42 jam

2.8.1.6 Latar Belakang Pendidikan Guru

Tabel II-2 Daftar Guru Pengajar

(58)

41

5 Nurcholis, S.Pd S1 L

6 Dra. Embay Sobariah S1 P

7 Doni Romdoni, S.Pd.I S1 L

8 Sibawaihi, S.Pd.I S1 L

9 Erika Nachrowi, S.Kom S1 L

10 Suhendi, S.Kom. S1 L

11 Drs. Sardi, MM S2 L PNS

12 H. Madroi, S.Kom. S1 L

13 Ary Bowo, S.Pd S1 L

14 Drs. Jumei Suryo S1 L

15 Rofikoh, S.Pd S1 P

16 Choirunnisa, S.Pd S1 P

17 Endah Trisnawati, S.Pd S1 P

18 Warsa Djumiarsa, SE S1 L

19 Seno, S.Pd S1 L

2.8.2 Hipotesis

Dengan terjadinya kesesuaian antara Kuesioner SuperDecisions yang dilakukan oleh Kepala SMK Global Informatika Tangerang dengan Wakil Kepala

SMK Global Informatika Tangerang maka akan didapatkan guru pengajar dalam

(59)

42

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Pengumpulan Data 6. Observasi (Pengamatan)

Pada metode observasi, peneliti mengadakan peninjauan dan penelitian langsung di SMK Global Informatika Tangerang untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan. Pelaksanaan Penelitian sebagai berikut :

1) Waktu

Waktu Pelaksanaannya dilaksanakan selama Oktober 2010 sampai bulan Januari 2011.

2) Tempat

Tempat yang menjadi Objek penelitian adalah : Tempat : SMK Global Informatika Tangerang Alamat : Jl. Pesantren Kreo Selatan Larangan

Kota Tangerang 15156 Telp : 021-737 5229

3) Objek Pengamatan

1. Ruang kelas, ruang guru dan ruang Kepala Sekolah.

2. Mengamati kegiatan belajar mengajar di SMK Global Informatika 3. Proses penentuan guru matapelajaran.

4. Mencatat kelebihan serta kekurangan guru matapelajaran tersebut.

7. Wawancara

Pada wawancara kali ini peneliti mewawancarai Kepala Sekolah SMK Global Informatika Tangerang Bapak Drs. Jamal Lutfi mengenai data-data guru pengajar.

(60)

43 8. Kuesioner

Metode ini dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada staff guru SMK Global Informatika. Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh peneliti untuk mengetahui tentang proses belajar mengajar di SMK Global Informatika Tangerang, berupa administrasi guru, kompetensi guru dan metode guru mengajar dapat dilihat di lampiran..

9. Studi Literatur Sejenis

Pada metode literatur sejenis, peneliti membandingkan research yang sejenis, pada penelitian sebelumnya, di antaranya :

d. Iwan Vanany (2003) dalam penelitiannya yang berjudul “Aplikasi Analytic Network Process (ANP) Pada Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja (Studi Kasus pada PT. X)”. Penelitian yang dilakukan oleh Iwan Vanany (2003) membahas aplikasi Analytic Network Process (ANP) untuk mendukung pembobotan pada perancangan sistem pengukuran kinerja dengan metode Balanced Scorecard. Hasil penelitiannya adalah pembobotan dengan metode ANP menunjukkan adanya kulminasi nilai bobot pada perspektif finansial dari Strategy Map di PT. X.

Gambar

Gambar II-1  Proses Pengambilan Keputusan (Simon, 1977)
Gambar II.3. Perbandingan Hierarki Linier dan Jaringan Feedback
Gambar II.4  Sample SuperDecisions
Gambar II.5. Struktur Organisasi SMK Global Informatika
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun hasil peneliti di dilapangan bahwa pengelolaan hutan produksi di Desa Senanggalih Kecamatan Sambelia ini masih tergolong baik, namun tujuan dari pengelolaan

Lembaga Penelitian (Lemlit) Universitas Negeri Gorontalo merupakan unsur pelaksana tri dharma perguruan tinggi di bidang penelitian yang bertugas mengkoordinasikan,

Berangkat dari motivasi pajak sebagai salah satu motivasi perusahaan melakukan manajemen laba dan dengan adanya perubahan tarif pajak badan tahun 2008 yang diefektikan tahun 2009 dan

Kemudian untuk penentuan orientasi arah Utara – Selatan benar, poros/sumbu rotasi Bumi (bukan arah Utara – Selatan medan magnit Bumi) dengan memanfaatkan posisi geosentrik

Nilai koefisien path pengaruh dari variabel sustainability reporting dalam aspek lingkungan terhadap rasio likuiditas adalah sebesar 0.031 dengan t hitung sebesar 0.682

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas melalui strategi Firing line di MI Raudlatul Muta’alimin Bri ngin Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah strategi firing line

Ketika para downline sudah mampu menyelesaikan masalah dengan pantauan tutor (upline) dan siap untuk dievaluasi, maka para downline ini menghadap guru

karena kesombongan menuju kebinasaan; pandai menghargai orang lain, orang lain untuk dijadikan teman dalam tolong-menolong, jangan berselisih karena perselisihan menimbulkan