PADA ALBUM EFEK RUMAH KACA
KARYA GRUP BAND EFEK RUMAH KACA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun Oleh:
Fahmi Mubarok
NIM: 108051000047
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam
(S.Kom.I)
Oleh:
Fahmi
Mubarok
NIM:
108051000047Di Bawah Bimbingan
Dr.
Gun Gun Hervanto,
MSi
NIP:
19760812 200501100s
JURUSAN
KOMUNIKASI
DAN
PENYIARAN
ISLAM
FAKULTAS
ILMU
DAKWAH
DAI\
ILMU
KOMUNIKASI
UIN SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi berjudul Analisis Wacana
Kritik
Sosial PadaAlbum Efek
Rumah KacaKarya
Grup Band Efek Rumah Kaca telah diujikan dalamsidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN
SyarifHidayatullah Jakafta pada
i0
Dese.mber 2A13. Skripsi ini telah diterima sebagaisalah safu syarat memperoieh gelar Sa{ana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran islam.
Jakarta, i0 Desember 2Al3
Sidang Munaqasyah
S ekretaris merangkap anggota,
NIP: 1966 806 199603
I
001Anggota,
enguji I Penguji II
Pembimbing
G&
angkap anggota,199603 1 001
\-07 t99503 2 043
Dr. rGqllGu!-Hervanto.
lll.Si
NIP: 19760812 200501I
005
i
Analisis Wacana Pada Album Efek Rumah Kaca Karya Grup Band Efek Rumah Kaca
Musik adalah sarana komunikasi yang efektif dalam penyampaian kritik sosial, perlawanan, serta bentuk ekspresi jiwa manusia. Keindahan dalam musik memiliki kekuatan besar dalam penyampaian pesan. Grup band efek rumah kaca adalah band di Indonesia yang memfokuskan lagunya pada kritik sosial yang terjadi di masyarakat, tak jarang disampaikan lewat lirik yang pedas.
Bahasa dalam sebuah lirik lagu tidaklah dapat dianggap sepele, terdapat makna tersembunyi dari setiap struktur lirik lagu yang digunakan. Karena dapat membentuk kognisi seseorang. Dan dapat menciptakan opini seseorang terhadap sesuatu atau seorang tokoh. Itulah kenapa pemilihan kata dan struktur lirik lagu menjadi suatu hal yang penting.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana konstruksi wacana kritik sosial pada level teks, konteks sosial, dan kognisi sosial dalam album efek rumah kaca karya grup band efek rumah kaca ?
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian yang bersifat kualitatif deskriptif. Peneliti akan memfokuskan pada makna lagu dalam album efek rumah kaca karya grup band efek rumah kaca. Untuk mengetahui makna lagu tersebut peneliti akan menggunakan metode analisis wacana model Teun A. Van Dijk.
Berdasarkan model analisis wacana Teun A.Van Dijk, terdapat tiga kerangka analisis, yaitu analisis teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Menurutnya, ada sesuatu yang ada di balik wacana. Yaitu adanya pengetahuan penulis tentang tulisannya dan adanya konteks sosial yang mempengaruhi sampai akhirnya sampai ke masyarakat.
Teks dan wacana yang disampaikan oleh grup band efek rumah kaca pada album efek rumah kaca menampilkan keberagaman pandangan kritik sosial terhadap fenomena yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Mereka memandang pola hidup yang semakin jauh dari budaya asli masyarakat Indonesia. Kritik tersebut disalurkan lewat lirik-lirik pedas dan bahasa yang cerdas dalam album ini, sehingga membuka mata masyarakat untuk menaruh perhatian terhadap suatu peristiwa.
Kesimpulannya, makna yang terdapat dalam album efek rumah kaca lebih memfokuskan pada fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat dan sedang hangat dibicarakan. Hal ini tergambar dari judul dan lirik lagu yang terdapat di suarakan dalam album ini.
ii
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, kasih sayang serta petunjuk-Nya yang telah membimbing kita setiap saat, atas
segala limpahan ilmu yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya. Dialah Tuhan yang
menciptakan akal sebagai mediator untuk berfikir dan mempelajari mengenai segala
apa yang telah diciptakan-Nya.
Shalawat teriring salam selalu tercurah keharibaan Baginda Nabi besar
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir
zaman. Manusia terbaik yang membawa ketenangan kepada setiap hati insan yang
akan membawa pada syurganya Allah SWT.
Sebagai manusia yang haus akan sebuah proses, penulis menyadari
bahwasanya dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan.
Banyak pihak yang telah membantu penulis merampungkan skripsi ini, maka dari itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi , Drs. Wahidin Saputra M.A, selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik, Drs. Mahmud Djalal, MA, selaku Dekan Bidang
Kemahasiswaan.
2. Drs. Jumroni, M.Si. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam, Dra. Umi Musyarofah, M.A, selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi
iii
kakak, Syarah Mahbubah selaku adik, Ary Permatasari Am.Keb selaku
kakak ipar, serta Alifah Raisa Kahfi keponakan pertamaku yang cantik
dan cerdas.
4. Dr. Gun Gun Heryanto, M. Si, selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan
inspirasinya yang sangat berharga. Berfikir, Bergerak, Bermanfaat.
5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam mempergunakan
buku dan literatur yang dibutuhkan selama penyusunan skripsi.
6. Manajemen Grup band Efek Rumah Kaca : Yuri, Cholil, Adrian, Akbar
yang telah memberikan banyak informasi untuk data skripsi ini. Kalian
mengajarkan arti yang sesungguhnya dalam menyuarakan kejujuran dan
keberanian lewat frekuensi publik khususnya musik.
7. Zakiya Tusholihah S.Kom.i, yang telah memberikan motivasi, dorongan
dalam penyelesain penulisan skripsi. ‘ Embun pagi yang menyejukkan
kala mentari masih datang malu-malu ‘
8. Teman – teman FISIP UIN Jakarta yang telah banyak bertukar fikiran
dalam pengayaan sumber skripsi ini : Ayu Lubis, Andi Dian, dan Imam.
9. Komunitas Mahasiswa Fotografi (KMF) KALACITRA keluarga kedua
iv
Serta Elisha, Didik, Kikim, Jose, Temon, dan teman-teman angkatan IX.
KALA WAKTU BERJALAN KALACITRA MEREKAM
10.KPI B 2008, PMII KOMFAKDA, KKN PELANGI 2008 Desa
Rambatan-Kuningan, Teman-teman kosan Jati Paradise, serta keluarga besar Unit
Kegiatan Mahasiswa UIN Jakarta.
Semoga segala partisipasi, dukungan dan motivasi serta do’a kepada penulis
dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda. Harapan penulis
semoga skripsi ini dapat berguna bagi wacana keilmuan dan keislaman. Akhirnya
kepada-Nyalah segala urusan akan kembali dan kepada-Nyalah kita memohon
v
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Kajian Pustaka ... 7
E. Metodelogi Penelitian ... 8
F. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II LANDASAN TEORI A. Konseptualisasi Konstruksi Sosial ... 11
1. Asumsi Dasar Teori………. 13
B. Konseptualisasi Lirik Lagu ... 15
C. Konseptualisasi Wacana ... 18
D. Model Analisis Wacana Teun A.Van Dijk ... 21
1. Elemen Wacana Teun A.Van Dijk ... 24
BAB III PROFIL A. Sejarah Berdiri Grup Band Efek Rumah Kaca ... 27
vi
E. Prestasi yang Diraih ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Wacana Dalam Teks ... 49
1. Lagu 1 : Jatuh Cinta Itu Biasa Saja ... 49
2. Lagu 2 : Bukan Lawan Jenis ... 56
3. Lagu 3 : Belanja Terus Sampai Mati ... 63
4. Lagu 4 : Debu-Debu Beterbangan ... 70
5. Lagu 5 : Di Udara ... 76
B. Analisis Wacana Dalam Kognisi Sosial ... 81
C. Analisis Wacana Dalam Konteks Sosial ... 82
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 85
B. Saran ... 85
1. Saran Akademisi ... 86
2. Saran Praktisi ... 86
DAFTAR PUSTAKA
vii
1. Tabel 1 Kerangka Wacana Teun A. Van Dijk………..…23
2. Tabel 2 Album Efek Rumah Kaca………30
3. Tabel 3 Album Pertama………32
4. Tabel 4 Album Kedua……… 39
5. Tabel 5 Biodata Personel………..47
6. Tabel 6 Analisis Teks Lagu 1 : Jatuh Cinta Itu Biasa Saja ………..55
7. Tabel 7 Analisis Teks Lagu 2 : Bukan Lawan Jenis ………62
8. Tabel 8 Analisis Teks Lagu 3 : Belanja Terus Sampai Mati ………68
9. Tabel 9 Analisis Teks Lagu 4 : Debu-Debu Beterbangan……… 75
1
A. Latar Belakang Masalah
Seni adalah sebuah keelokan yang menghiasi dunia, Islam mengajarkan
bahwa seni merupakan salah satu nikmat yang harus kita syukuri, bagi umat Islam
sendiri seni bukan merupakan hal yang baru, bahkan Al-Qur’an sendiri diciptakan
dalam bahasa Arab yang maha balaghah (maha seni). Ini membuktikan bahwa
keberadaan seni di tengah-tengah masyarakat tidak dapat dipisahkan lagi dan
dapat berdampak pula pada kehidupan sehari-hari.
Banyak hal yang dapat digunakan sebagai penyampaian pesan, salah satu
diantaranya adalah melalui lagu yang mempunyai daya tarik dan nilai tersendiri
serta tidak membosankan penikmatnya. Musik merupakan alat komunikasi yang
sangat efektif melalui seluruh aspek yang terdapat di dalam instrument musik.
Musik dapat memengaruhi orang yang menikmatinya, musik merupakan ekspresi
jiwa manusia tentang keindahan nada dan irama, keindahan musik akan lebih
terasa jika lirik dan syairnya dapat menyentuh jiwa penikmatnya.
Oleh karena itu menjadi hal yang wajar jika manusia menyukai musik
sebagai suatu yang indah. Sidi Gazilba mengatakan kalau kesenian itu
mengandung daya tarik yang berkesan untuk menarik sasarannya, dan
pemanfaatannya sendiri bertujuan untuk menimbulkan kesenangan yang bersifat
estetik (keindahan), juga merupakan naluri atau fitrah manusia.1
1
Hubungan lagu dengan media ekspresi sebagai media komunikasi dimana
di dalamnya terdapat proses komunikasi yang mengandung pesan-pesan moral.
Biasanya pesan moral itu memang dari cerminan pandangan hidup pengarang
yang bersangkutan tentang nilai-nilai kebenaran atau kondisi yang terjadi di
sekitar kehidupan masyarakat.
Dalam kehidupan bermasyarakat tak selamanya aturan dan realita
selamanya berjalan beriringan, kadang kala perlu ada yang diperbaiki. Salah satu
jalan keluarnya adalah dengan cara kritikan. Kritik bisa disampaikan lewat
berbagai macam cara: orasi, lewat media, atau dengan spesialisasinya
masing-masing bidangnya. Contoh; penyair lewat puisinya, musisi lewat karya musiknya,
dll. Kritik tersebut berguna untuk kembali merapikan tatanan yang kurang baik.
Efek Rumah Kaca adalah salah satu band indie yang terkenal di Indonesia,
lirik-lirik pedas telah menjadi salah satu ciri khasnya. Band asal Jakarta ini
beranggotakan Cholil (vokal/gitar), Adrian (bass) dan Akbar (drum) terbentuk
pada tahun 2001. Setelah mengalami beberapa kali perubahan personil, akhirnya
mereka memantapkan diri mereka dengan formasi tiga orang dalam band-nya.
Sebelumnya, band ini bernama “Hush” yang kemudian diganti menjadi
“Superego”, yang kemudian berubah lagi pada tahun 2006 menjadi Efek Rumah
Kaca atas saran manager mereka yaitu Bin Harlan Boer yang diambil dari salah
satu judul lagu mereka. Dan lahirlah Efek Rumah Kaca.
Sejak merilis debut album self title pada September 2007 (di bawah Indie
Label Paviliun Records), ERK mendapat respon positif dari berbagai media dan
kalangan. Puluhan, bahkan mungkin ratusan blog di internet meresensi album ini
Puluhan tampil di layar TV nasional dan lokal. Ratusan radio memasukkan
single-single mereka terutama lagu ”Cinta Melulu” ke dalam chart mereka. Kalangan
pelajar, mahasiswa, sesama musisi, seniman, LSM, hingga kalangan umum
mengapresiasi musik ERK. Ratusan panggung di berbagai daerah mendapat
sambutan positif: Jakarta, Bandung, Bogor, Tangerang, Solo, Semarang,
Yogyakarta, Jombang, Bali, Medan, Pekanbaru.2
Efek Rumah Kaca merupakan grup band yang tidak terlalu dominan
mengangkat lagu tentang cinta, mereka lebih fokus pada realitas sosial tentang
sebuah pembelajaran yang ada di masyarakat. Pesan yang ingin disampaikan
melalui sebuah lagu dapat tersampaikan secara tepat oleh penikmatnya, ditambah
lagi dengan musik easy listening yang dengan mudah dapat diterima oleh semua
kalangan. Menurut saya ini menjadi sebuah fenomena yang menarik ketika sebuah
grup band yang gaungnya cukup diperhitungkan di blantika musik Indonesia
tidak menjadikan unsur cinta sebagai lagu andalan. Mereka berani tampil beda
dan berusaha ingin merubah paradigma yang ada di masyarakat bahwa telinga
orang Indonesia tidak harus selalu dimanjakan dengan lagu sendu, yang hanya
akan membuat efek berlebihan ketika dalam menjalani sebuah perasaan. Efek
Rumah Kaca disebut-sebut sebagai ”produk indie” terbaik saat ini, media musik
menjulukinya sebagai ”band yang cerdas”, sesuatu yang berkualitas sekaligus
menjual.
Dari kedua belas lagu yang ada di album pertama Efek Rumah Kaca
penulis mengangkat lima judul lagu untuk diteliti lebih jauh : jatuh cinta itu biasa
2
saja, bukan lawan jenis, belanja terus sampai mati, debu-debu beterbangan, dan di
udara.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik dan bermaksud
mengajukan skripsi ini dengan judul “Analisis Wacana Kritik Sosial Pada
Album Efek Rumah Kaca Karya Grup Band Efek Rumah Kaca”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Grup Musik merupakan organisasi utuh yang didalamnya terdapat banyak
hal yang dibahas, seperti: management grup musik, jenis aliran musik,
penghargaan, dst. Agar lebih terfokus ruang lingkup tentang penelitian ini
maka dibatasi pada pembahasan tentang lirik lagu jatuh cinta itu biasa saja,
bukan lawan jenis, belanja terus sampai mati, debu-debu beterbangan, dan di
udara. Fokus yang diteliti yaitu mengenai teks, konteks sosial dan kognisi
sosial. Untuk mengukur tingkah laku manusia menggunakan tolak ukur
norma-norma yang berkembang di masyarakat seperti adat istiadat dan
kebiasaan.3
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahannya adalah “ Bagaimana wacana kritik
sosial dalam album Efek Rumah Kaca karya Grup Band Efek Rumah Kaca
dilihat dari (struktur makro, superstruktur, struktur mikro)?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
3
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan tersebut maka tujuan peneitian ini
adalah “Mengetahui wacana kritik sosial yang terkandung di dalam album
Efek Rumah Kaca karya Grup Band Efek Rumah Kaca”.
2. Manfaat Penelitian
Adapun dua kegunaan dari penelitian ini, yaitu :
a. Akademis: Agar dapat memberikan kontribusi yang positif dalam
berbagai analisis studi tentang komunikasi, khususnya analisis
wacana pada lagu. Penelitian ini diharapkan pula dapat menarik minat
peneliti yang lain untuk melanjutkan atau mengembangkan penelitian
tentang bahasan ini lebih lanjut, sehingga apabila dapat ditempuh
maka akan memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi
perkembangan komunikasi melalui musik dan lagu.
b. Praktis: Untuk menambah wawasan para juru komunikasi tentang
pentingnya pemanfaatan segala bentuk media atau aktifitas yang bisa
digunakan sebagai alat atau media komunikasi. Khususnya yang telah
berkecimpung di dunia seni musik untuk lebih mengapresiasikan
bidangnya.
D. Kajian Pustaka
Sebelum melakukan penelitian dan penulisan proposal ini, peneliti telah
terlebih dahulu melakukan tinjauan pustaka yang ada di perpustakaan Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, ternyata belum ada skripsi yang berjudul Analisis
Namun, ada beberapa skripsi yang masih berkaitan dengan judul tersebut, di
antaranya: Analisis Wacana Pesan Teologis Dalam Novel Musafir Cinta Karya
Taufiqurrahman Al-Azizy” karya Hikmatunnisa (104051001786). Analisis
Wacana Terhadap Album Musik Anti Korupsi Group Band Slank“ karya Ferdi
Yulian (207051000225) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Analisis
Wacana Rubrik Motivasi Pada Majalah Gontor Edisi Maret , Mei, dan September
2012” karya Nur Azhima (108051000133) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif,
yaitu penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subyek penelitian seperti perilaku, motivasi, persepsi, tindakan,
dan sebagainya.4 Pendekatan kualitatif ini digunakan karena bersifat luwes,
sangat rinci, tidak rumit dalam mendefinisikan suatu konsep, serta
memberikan kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala di temukan
fakta yang lebih mendasar, menarik dan unik yang terjadi di lapangan.5
Penelitian ini menggunakan metode analisis Wacana (Discourse
Analisys) yaitu studi tentang struktur pesan atau telaah mengenai aneka fungsi
bahasa (pragmatik).6 Model yang digunakan oleh peneliti adalah Teun Van
A.Dijk. menurut penelitian wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis
4
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 6.
5
Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Radja Garafindo Perkasa, 2003), cet. ke-2, hal. 39.
6
atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu poses produksi yang harus
diamati.7 Inti analisis Teun Van A.Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi
wacana ke dalam kesatuan analisis. Dimensi tersebut adalah dimensi teks,
kognisi sosial, dan konteks sosial.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah lima buah lirik
lagu jatuh cinta itu biasa saja, bukan lawan jenis, belanja terus sampai mati,
debu-debu beterbangan, dan di udara karya Grup Band Efek Rumah Kaca.
Dan menjadi objek penelitian adalah makna teks, kognisi sosial, dan konteks
sosial yang terdapat dalam lirik lagu tersebut. Nilai lebih dari kelima lagu
tersebut adalah setiap lagu mengangkat isu penting yang ada di masyarakat,
sehingga penulis merasa perlu dan tertarik untuk menelitinya.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kediaman salah seorang personel grup bang
Efek Rumah Kaca, tempat manggung, dan tempat kumpul bersama komunitas
lain. Waktunya peneitian adalah Januari – Maret 2013.
4. Tahap Penelitian
Adapun tahap penelitian pada penulisan skripsi ini melalui tiga tahap
sebagai berikut:
a. Mengumpulkan Data
7
Menurut Lofland dan Lofland “sumber data utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain.”8
1) Wawancara (interview)
Pengumpulan data dengan menanyakan sesuatu kepada pihak
yang dianggap berkompeten dengan data-data yang dibutuhkan yaitu
kepada personil Efek Rumah Kaca dan Management.
Metode pertama yang digunakan dalam penelitian ini dengan
melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang diselidiki.9 Dalam hal ini peneliti
melakukan observasi dengan mengunjungi salah satu rumah personel
grup band Efek Rumah Kaca Untuk mengadakan pengamatan
langsung mengenai aktivitas yang dilakukan grup band Efek Rumah
Kaca guna memperoleh data.
2) Dokumentasi
Yaitu penulis memperoleh data-data yang diperlukan dalam
penelitian ini yang didapatkan dari band Efek Rumah Kaca beserta
management, serta artikel-artikel yang berkaitan dengan pembahasan
yang sedang penulis teliti.
b. Teknik Pengolahan Data
8
Lofland dan Lofland yang dikutip oleh: Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 157.
9
Tahap selanjutnya setelah data terkumpul, maka data
diklasifikasikan berdasarkan topik bahasan. Setelah itu penulis akan
menguji keotetikan infomasi yang terdapat di dalamnya, serta memilah
dan memilih data yang sesuai dengan objek penelitian.
c. Analisis data
Dalam penelitian analisis wacana ini, data-data akan disesuaikan
dengan metode yang digunakan Teun A.Van Dijk, yaitu meneliti dari
analisis teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Data tersebut merupakan
data yang terdapat pada lirik lagu karya Grup Band Efek Rumah Kaca,
kemudian ditafsirkan oleh peneliti dengan disesuaikan pada kerangka
dalam analisis wacana. Adapun teknik penulisan skripsi ini penulis
berpedoman kepada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis,
dan Disertasi) CeQDA di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah tahap demi tahap pembatasan karya ilmiah ini, maka
penulis menyusun ke dalam lima bab, dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub
bab. Bab-bab yang ada secara umum dan keseluruhannya saling berkaitan antara
satu dengan yang lainnya, yang diawali dari bab I yaitu pendahuluan sampai bab
Bab I :
Pendahuluan; yang memuat latar belakang masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori; bab ini menerangkan tentang konseptuaisasi
konstruksi sosial, analisis wacana, kerangka analisis wacana: teks,
kognisi sosial, dan konteks sosial. Dan ruang lingkup lagu dan musik.
Bab III: Deskripsi Umum; pada bab ini menerangkan tentang sejarah berdiri
dan visi misi grup band Efek Rumah Kaca, biografi personil grup band
Efek Rumah Kaca, karya-karya grup band Efek Rumah Kaca, Prestasi
yang diraih grup band Efek Rumah Kaca.
Bab IV: Analisis Wacana Teun A. Van Dijk Pada Album Band Efek
Rumah Kaca; dilihat dari analisis
Bab V : Penutup; berisi kesimpulan dan saran-saran yang bersifat
11
A. Konseptualisasi Konstruksi Sosial
Konstruksi sosial berasal dari filsafat konstruktivisme, yang dimulai dari
gagasan konstruksi kognisi. Teori konstruktivisme yang meyakin bahwa makna
atau realitas bergantung pada konstruksi pikiran dapat dirunut teori Popper (1973).
Teori ini membagi tiga pengertian tentang alam semesta. Antara lain, dunia fisik
atau keadaan fisik, dunia kesadaran atau dunia mental, dan dunia dari isi objektif
pemikiran manusia. Bagi Popper objektivisme tidak dapat dicapai pada dunia
fisik, melainkan selalu dunia pemikiran manusia.1
Max Webber melihat realitas sosial ialah perilaku sosial yang memiliki
makna subjektif, karena perilaku memiliki tujuan dan motivasi alasan untuk
memberikan perhatian pada berita yang begitu besar dalam kajian media adalah
berita merupakan sumber utama informasi tentang dunia dalam geografi dunia
politiknya. 2
Teori konstruksi sosial berupaya menjawab persoalan sosiologi
pengetahuan. Seperti, bagaimanakan proses terkonstruksinya realitas dalam benak
individu? Bagaimanakah sebuah pengetahuan dapat terbentuk di tengah-tengah
masyarakat.3
Teori dan pendekatan konstruksi atas realitas terjadi secara simultan
melalui tiga proses sosial, yakni eksternalisasi, objektivasi, internalisasi. Proses
1
Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi (Bandung; Simbiosa rekatama Media, 2007), hal. 153.
2
Graeme Burton, yang tersembunyi di balik media pengantar kepada kajian media,
(Yogyakarta; jalasutra, 2008), h. 155 3
ini terjadi antara individu satu dengan yang lainnya. Di dalam masyarakat.
Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial adalah objektif, subjektif, dan
simbolis.4
Menurut Peter L. Berger dan Thomas Luckmann dalam teorinya “the
social construction theory of reality” proses mengkonstruksi berlangsung melalui
interaksi sosial dialektis dari tiga bentuk realitas, yakni symbolic reality, objective
reality, dan subjective reality yang berlangsung dalam suatu proses dengan tiga
momen stimulan.5
Eksternalisasi (penyesuaian diri) adalah sebagaimana yang dikatakan
Berger dan Luckmann adalah usaha ekspresi diri manusia ke dalam dunia luar,
keberadaan manusia tak mungkin berlangsung dalam suatu lingkungan interioritas
yang tertutup dan tanpa gerak. Momen ini bersifat kodrati manusia, selalu
mencurahkan diri ke tempat dimana ia berada. Manusia harus terus menerus
mengeksternalisasi dirinya dalam aktivitas.
Objektivasi, tahap ini merupakan produksi sosial yang terjadi dalam dunia
intersubjektif masyarakat yang dilembagakan. Pada tahap ini sebuah produk sosial
berada pada proses institusionalisasi, sedangkan individu oleh Berger dan
Luckmann, dikatakan memanifestasikan diri adalam produk-produk kegiatan
manusia yang tersedia. Objektivasi ini bertahan lama sampai melampaui batas
tatap muka dimana mereka dapat dipahami secara langsung.6
4
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Teori Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta; Kencana, 2007)hal.202.
5
Dedy N. Hidayat, Konstruksi Sosial Industri Penyiaran, (Jakarta; pascasarjana Komunikasi UI, 2003), hal. 7-8.
6
Internalisasi, adalah penyerapan kembali dunia objektif ke dalam
kesadaran subjektif sedemikian rupa sehingga individu dipengaruhi oleh struktur
sosial. Salah satu wujud internalisasi adalah sosialisasi bagaimana suatu generasi
menyampaikan nilai-nilai norma sosial yang ada di kepala generasi berikutnya.7
Dalam realitas objektif yang merupakan hasil dari kegiatan eksternaliasi
manusia baik mental maupun fisik. Menurut Berger realitas objektif bersifat
eksternal, berada di luar dan tidak dapat kita tiadakan dari angan-angan.
Kemampuan ekspresi diri dalam produk-produk kegiatan manusia yang tersedia
baik bagi produsen maupun bagi orang lain sebagai unsur dari dunia bersama ini.
Dalam relaitas subjektif kehidupan ini menyangkut makna, interpretasi, dan hasil
relasi antara individu dengan objek.8
1. Asumsi Dasar Teori
Jika kita telaah terdapat beberapa asumsi dasar dari teoro konstruksi sosial
Berger dan Luckmann, adapun asumsi dasar tersebut adalah :9
a. Realitas merupakan hasil ciptaan manusia kreatif melaui kekuatan
konstruksi sosial terhadap dunia sosial di sekelilingnya.
b. Hubungan antara pemikiran manusia dan konteks sosial tempat
pemikiran itu timbul, bersifat berkembang, dan dilembagakan.
c. Kehidupan masyarakat itu dikonstruksi secara terus menerus.
d. Membedakan antara realitas dengan pengetahuan. Realitas diartikan
sebagai kualitas yang terdapat di dalam kenyataan yang diakui
memiliki keberadaan yang bergantung pada kehendak kita sendiri.
7
Masnur Muclish, Kekuasaan Media Massa Mrekonstruksi Realitas Kajian di www.kabmalang.go.id diakses pada 10 mei 2013.
8
Peter L. Berger, Thomas Luckmann, Tafsir Sosial Atas Kenyataan; Sebuah Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan. Penerjemah hasan Basri (Jakarta; LP3S, 1990), hal. 49-50.
9
Sementara pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas
itu nyata dan memiliki karakteristik yang spesifik.
Berger melihat bahasa mampu mentransendensikan kenyataan hidup
sehari-hari secara keseluruhan dengan mengacu pengalaman yang menyangkut
wilayah kenyataan yang berlainan. Bahasa disini didefinisikan sebagai sebuah
sistem yang terdiri dari, tanda-tanda suara, gerakan (ekspresi) tulisan, yang
dengan mudah dapat dilepaskan. Inilah yang menurut Berger dan Luckmann
sebagai kenyataan yang dipahami melalui bahasa simbolik. 10
Media merupakan sumber untuk mengetahui suatu kenyataan atau realitas
yang terjadi. Bagi masyarakat biasa, pesan dari sebuah media akan dinilai apa
adanya. Apa kata media dan bagaimana penggambaran media mengenai sesuatu,
begitulah realitas yang mereka tangkap.11
Bagi masyarakat umum, berita dari sebuah media dipandang sebagai
barang suci yang penuh objektifitas. Namun, berbeda dengan kalangan tertentu
yang memahami sekali gerak pers. Mereka akan menilai lebih dalam terhadap
pemberitaan. Kenyataan ini seperti mengamini bahwa media berhasil dalam
tugasnya merekonstruksi realitas dari peristiwa itu sendiri, sehingga pada akhirnya
pembaca terpengaruh dan memiliki pandangan seperti yang diinginkan media.
Melalui berbagai instrumen yang dimiliki media berperan membentuk
realitas yang tersaji dalam berita. Konstruksi terhadap realitas dipahami sebagai
upaya „menceritakan’ sebuah peristiwa, keadaan, benda, fakta atau realitas
diproduksi dan dikonstruksi dengan menggunakan perspektif tertentu yang akan
10
Peter L. Berger, Thomas Luckmann, Tafsir Sosial Atas Kenyataan; Sebuah Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan. Penerjemah hasan Basri (Jakarta; LP3S, 1990), hal. 49-50.
11
dijadikan bahan berita oleh wartawan. Maka tidak mengherankan jika media
memberitakan berbeda sebuah peristiwa yang sama karena masing-masing media
memiliki pemahaman dan pemaknaan sendiri.12
Sering kali sebuah peristiwa dalam media massa yang kita akses berbeda
dengan peristiwa yang terjadi di lapangan. Tanpa disadari, berita yang kita
konsumsi dari media massa adalah berita yang faktanya sudah mengalami proses
penciptaan atau pembangunan ulang (konstruksi) oleh media itu sendiri.
Isi media adalah hasil konstruksi realitas dengan bahasa sebagai dasarnya,
sedangkan bahasa bukan saja alat mempresentasikan realitas, tetapi juga
menentukan relief seperti apa yang hendak diciptakan bahasa tentang realitas
tersebut. Akibatnya media massa mempunyai peluang yang sangat besar untuk
mempengaruhi makna dan gambaran yang dihasilkan dari realitas yang
dikonstruksi.13
B. Konseptualisasi Lirik Lagu
Lirik adalah perkataan-perkataan dalam lagu. Lirik boleh ditulis semasa
musiknya digubah, atau ditulis selepasnya. Musik dipadankan atau ditulis selepas
lagu atau puisinya telah ditulis. Seorang yang menulis lirik dipanggil penulis lirik.
Maksud yang diberikan dalam rangkap lirik boleh bersifat tersurat atau tersirat.
Sebagian lirik adalah terlalu abstrak sehingga tidak dapat difahami.14
Definisi lirik atau syair Lagu dapat dianggap sebagai puisi begitu pula
sebaliknya. Hal serupa juga dikatakan oleh Jan van Luxemburg (1989) yaitu
12
Fahri Firdausi, artikel: Berita sebagai konstruksi media, diakses pada 7 mei 2013 dari http:media indonesia.com/2013/po2.html.
13
Ibnu Hamad, Muhammad Qadari dan Agus Sudibyi, Kabar-kabar Kebencian, (Jakarta; Institut Studi Arus Informasi, PT. Sembrani Aksara Nusantara, 2001), hal. 74-75.
14
definisi mengenai teks-teks puisi tidak hanya mencakup jenis-jenis sastra
melainkan juga ungkapan yang bersifat pepatah, pesan iklan, semboyan-semboyan
politik, syair-syair lagu pop dan doa-doa. Jika definisi lirik lagu dianggap sama
dengan puisi, maka harus diketahui apa yang dimaksud dengan puisi.
“Lirik adalah karya sastra yang bersifat curahan perasaan pribadi atau
dapat juga dikatakan sebagai susunan kata sebuah nyanyian.”15
Seorang pencipta
lagu biasanya mendapatkan inspirasi untuk menciptakan sebuah karya biasanya
dalam sebuah momen tertentu, seperti perasaan jatuh cinta, patah hati, semangat
hidup, kritik sosial, dan masih banyak lainnya. Lagu yang terlahirpun harus
memiliki unsur keaslian karya sendiri, tanpa adanya penjiplakan dari pihak
manapun. Karena jika terdapat kesamaan maka akan mendapatkan sanksi
mengenai plagiatisme sebuah karya. Setelah mendapatkan lirik yang tepat
biasanya sang pencipta lagu langsung mengkomposisikannya dengan musik yang
akan mengiringi, agar tercipta harmonisasi yang indah untuk didengar.
Menurut Herman J. Waluyo (1987: 72), setidaknya dalam proses
pemilihan kata terdapat tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu: perbendaharaan
kata, urutan kata, dan daya sugesti kata. Berikut ini penjelasannya:
1. Perbendaharaan kata
Perbendaharaan kata penyair dapat memberikan kekuatan ekspresi
dan menunjukkan ciri khas penyair. Penyair memilih kata-kata
berdasarkan pada beberapa hal, yaitu: makna yang akan disampaikan,
tingkat perasaan, suasana batin, dan faktor sosial budayanya.
15
2. Urutan kata
Urutan kata dalam lagu bersifat beku. Artinya, urutan itu tidak
dapat dipindah-pindahkan tempatnya meskipun maknanya tidak berubah
oleh perpindahan tempat itu. Terdapat perbedaan teknik menyusun urutan
kata dalam lagu baik urutan dalam tiap baris maupun urutan dalam suatu
bait. Oleh karena itu, pengurutan kata itu bersifat khas antara
masing-masing penyair.
3. Daya sugesti kata
Sugesti ditimbulkan oleh makna kata yang dipandang sangat tepat
mewakili perasaan penyair. Ketepatan pilihan dan ketepatan penempatan
menyebabkan kata-kata itu seolah memancarkan daya yang mampu
memberikan sugesti kepada pendengar untuk ikut bersedih, terharu,
bersemangat dan marah.16
Sedangkan musik adalah bidang seni yang berhubungan dengan alat-alat
musik dan irama yang keluar dari alat musik itu. Bidang musik membahas cara
menggunakan instrument musik, masing-masing alat musik juga mempunyai nada
tertentu. Disamping itu, seni musik membahas cara membuat not, bermacam
aliran musik misalnya musik vokal atau musik instrumental. 17
16
Atar Semi. Anatomi Sastra. (Padang: Angkasa Raya.2001) hal.29 17Ahmad Musabikh, “
Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda
berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang
musik juga bermacam-macam: 18
1. Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar.
2. Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.
3. Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan
dan disajikan sebagai musik.
C. Konseptualisasi Wacana
Analisis wacana atau discourse analysis adalah suatu cara atau metode
untuk mengkaji wacana yang terdapat atau terkandung di dalam pesan-pesan
komunikasi, baik secara tekstual maupun kontekstual. Analisis wacana berkenaan
dengan pesan komunikasi, yang sebagian diantaranya berupa teks.19
Analisis wacana adalah ilmu yang baru muncul beberapa puluh tahun
belakangan ini, aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penganalisaannya
hanya pada soal kalimat, dan barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa
memalingkan perhatian kepada penganalisaan wacana.20
Secara etimologi analisis wacana sebagaimana dikutip Deddy Mulyana
berasal dari bahasa sansekerta wac/wak/vac yang memiliki arti „berkata’,
„berucap’. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana, kata
ana yang berada di belakang adalah bentuk sufiks (akhiran) yang bermakna
18
http://.MSI.com/2010/10/macam-macam-genre-musik-di-dunia.html Diakses pada 17 mei 2013
19
Pawinto, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta; LKiS,2007), hal. 170. 20
„membedakan’. Dengan demikian kata wacana dapat diartikan sebagai perkataan
atau tuturan. 21
Berdasarkah Kamus Besar Bahasa Indonesia, wacana adalah ucapan;
perkataan; tutur, keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan, satuan bahasa
terlengkap, dan realisasinya tampak pada bentuk karangan yang utuh.22
Analisis wacana dapat berfungsi sebagai salah satu alternatif dalam
mempelajari makna pesan dari sebuah teks atau karangan. Alternatif tersebut
diupayakan mengingat keterbatasan dari analisis isi. Analisis isi hanya
menekankan pada muatan teks komunikasi yang bersifat nyata. Berbeda dengan
analisis wacana, tidak hanya menekankan pada segi teks saja, tetapi juga
memfokuskan pada pesan dan makna yang tersembunyi. Di samping itu, analisis isi, hanya membahas seputar “apa yang dikatakan oleh seseorang” (what)
senagkan analisis wacana mengungkapkan “bagaimana seseorang mengatakannya
(how)”.23
Mengutip Eriyanto dalm bukunya Analisis Wacana, Pengantar Teks
Media, menyatakan bahwa :
“Pengertian satu kalimat dihubungkan dengan kalimat lain dan tidak ditafsirkan satu persatu kalimat saja. Kesatuan bahasa itu bisa panjang dan pendek. Sebagai sebuah teks, wacana bukan urutan kalimat yang tidak mempunyai ikatan sesamanya, bukan kalimat-kalimat yang dideretkan begitu saja. Ada sesuatu yang mengikat kalimat-kalimat itu menjadi sebuah teks, dan yang menyebabkan pendengar atau pembaca mengetahui bahwa ia berhadapan dengan sebuah teks atau wacana dan sebuah kumpulan kalimat yang dideretkan begitu saja. Studi wacana dalam linguistik, merupakan reaksi terhadap studi linguistik yang hanya meneliti aspek kebahasaan dari kata atau kalimat saja. Kata atau kalimat itu
21
Deddy Mulyana. Kajian Wacana; Teori, Metode dan Aplikasi, Prinsip-prinsip Analisis Wacana. (Yogyakarta; Tiara Wacana 2005), hal.3.
22
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Jakarta: Balai Pustaka,1988), hal. 1005.
23
dipelajari secara independen, tidak dihubungkan dengan kalimat lain. Disini, studi hanya diletakkan pada frase atau kalimat belaka, tidak dihubungkan dengan relasi antar kalimat sebagai kesatuan utuh.”24
Menurut J.S. Badudu Wacana merupakan rentetan kalimat yang berkaitan,
yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya.
Membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara
kalimat.
Teun A. Van Dijk menyatakan bahwa wacana itu sebenarnya adalah
bangun teoritis yang abstrak (The abstract theoritical construct) dengan begitu
wacana belum dapat dilihat sebagai perwujudan fisik bahasa. Dan perwujudan
bahasa adalah teks.25
Menurut Henry Guntur Tarigan, wacana dipergunakan untuk mencakup
bukan hanya percakapan atau obrolan, tetapi juga pembicaraan di muka umum,
tulisan, serta upaya-upaya formal seperti laporan ilmiah dan sandiwara atau
lakon.26
Analisis wacana lebih bersifat kualitatif, karena dasar metode ini bukan
suatu analisis yang menggunakan perhitungan objektif. Melainkan sangat
tergantung pada kemampuan peneliti dalam menafsirkan objek penelitian.
Penelitian ini dipandang berhasil mana kala peneliti mampu memperlihatkan
konteks sosial, ekonomi, politik dan analisis komprehensif, sehingga integrasi
sangat dituntut agar penafsiran dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.27
24
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKiS, 2001), hal.3
25
Abdul rani, Analisis Wacana Sebuah Kajian (Malang: Bayu Media, 2004), hal. 4. 26
Alex Sobur. Analisis Teks Media, hal. 9. 27
Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana menurut Syamsudin (1992:6)
dapat dikemukakan sebagai berikut :28
a. Analisis wacana membahas kaidah memaknai bahasa di dalam masyarakat
(rule of use-menurut Woddowson,1978)
b. Analisis wacana merupakan usaha memaknai tuturan dalam konteks, teks
dan situasi (firth,1957)
c. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui
interpretasi semantik (Beller)
d. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak
berbahasa (what said from what is done– Labov,1970)
e. Analisis wacana diarahkan kepada masalah memaknai bahasa secara
fungsional (fungcional use language – Coulthard, 1977)
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa analisis
wacana merupakan sebuah cara mengkomunikasikan pikiran dalam bentuk lisan
maupun tulisan yang teratur dan sitematis. Baik secara teks, artikel, berita,
maupun opini. Analisis wacana tidak hanya meneliti wacana yang terdapat dalam
sebuah teks, namun juga dari kognisi dan konteks sosialnya.
D. Model Analisis Wacana Teun A. Van Dijk
Diantara fokus penelitian analisis wacana, penulis menggunakan model
Teun A. Van Dijk, karena metode yang paling banyak digunakan dibandingkan
metode lainnya. Hal ini dikarenakan Van Dijk mengelaborasi elemen-elemen
wacana, sehingga bisa didayagunakan dan dapat digunakan secara praktis.
28
Model Teun A. Van Dijk sering disebut sebagai “kognisi sosial”. Menurut
Dijk penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks
semata, karena teks hanyalah hasil dari suatu praktek produksi yang harus juga
diamati. Dalam hal ini tidak harus dilihat pada analisis teks semata, tetapi
dianalisis bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga diperoleh suatu pengetahuan
kenapa teks bisa semacam itu.
Baik struktur teks, kognisi sosial, maupun konteks sosial adalah bagian
yang integral dalam kerangka Van Dijk. Jika digambarkan, maka skema penelitian
dan metode yang bisa dilakukan dalam kerangka Van Dijk adalah sebagai
berikut:29
29
Tabel 1
Kerangka Wacana Teun A. Van Dijk
Pada model Dijk, ada tiga dimensi yang digunakan untuk menganalisa
suatu wacana, diantaranya :
a. Teks
Melalui berbagai karyanya, khusus pada dimensi analisis teks Van
Dijk melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur atau tingkatan yang
masing-masing bagian saling mendukung. Tingkatan itu adalah :
1) Pertama adalah struktur makro, merupakan makna umum dari suatu teks
yang dapat diamati dengan melihat topik dari suatu teks.
Struktur Metode
Teks
Menganalisis bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu. Bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk menyingkirkan atau memarjinalkan suatu kelompok, gagasan, atau peristiwa tertentu.
Critical linguistic
Kognisi Sosial
Menganalisis bagaimana kognisi pembuat teks dalam memahami seseorang atau peristiwa tertentu yang akan ditulis
Wawancara mendalam
konteks Sosial
Menganalisis bagaimana wacana yang berkembang dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi peristiwa seseorang atau digambarkan.
2) Kedua adalah superstruktur, yaitu kerangka dari suatu teks, bagaimana
struktur dan elemen wacana itu disusun dan elemen itu disusun dalam
teks secara utuh.
3) Ketiga adalah Struktur Mikro, yakni makna yang dapat diamati dengan
menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase yang
dipakai, dan sebagainya.
Pertama adalah Teks. Yaitu menganalisis bagaimana strategi wacana
yang dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu.
Bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk menyingkrirkan atau
memarjinalkan suatu kelompok, gagasan, atau peristiwa tertentu.
Objek penelitiannya adalah bagaimana struktur teks dan strategi
wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Serta membagi
teks ke dalam struktur makro, superstruktur dan struktur mikro. Adapun
[image:34.595.103.513.166.790.2]elemen wacananya adalah :
Tabel 2
Elemen Wacana Teun A. Van Dijk
Struktur Wacana Hal yang diamati Elemen
Struktur Makro Tematik
(Apa yang dikatakan?)
Topik
Superstruktur Skematik
(Bagaimana pendapat disusun dan dirangkai?)
Skema
Struktur Mikro Semantik
(Makna yang ingin ditekankan dalam teks)
Latar, maksud, detail, peranggapan,
nominalisasi.
Struktur Mikro Sintaksis
(Bagaimana pendapat yang disampaikan ?)
Bentuk, kalimat, koherensi, kata ganti.
Struktur Mikro Stilistik
(Pilihan kata apa yang dipakai ?)
Leksikon
Struktur Mikro Retoris
(Bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan ?)
b. Kognisi sosial
Bagaimana cara mempelajari proses produksi teks yang melibatkan
kognisi individu atau kesadaran mental dari penulis dalam bentuk teks.
Hal ini difokuskan pada efek kognitif atau efek media massa terhadap
pengetahuan. Sebuah media tidak hanya dapat mengubah sikap, tetapi juga
mengubah pengetahuan seseorang akan suatu hal.
Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak
mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa. Kognisi
sosial ini penting dan menjadi kerangka yang tidak terpisahkan untuk
memahami teks media.
c. Konteks Sosial
Mempelajari banguan wacana yang berkembang dalam masyarakat
akan suatu masalah, dengan meneliti bagimana wacana tentang suatu hal
diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat.
Untuk memperoleh gambaran elemen-elemen struktur wacana, berikut
adalah penjelasan singkatnya :
1. Tematik, secara harfiah tema berarti “sesuatu yang diuraikan,” kata ini
berasal dari kata Yunani „tithenai’ yang berarti meletakkan. Tema
adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui
tulisannya.30
2. Skematik, menggambarkan bentuk wacana umum yang disusun
dengan sejumlah kategori seperti pendahuluan, isi, kesimpulan,
30
pemecahan masalah, penutup. Struktur skematik memberikan tekanan;
bagian untuk mana yang didahulukan dan bagian mana yang bisa
dikemudiankan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi
penting.
3. Semantik, adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna satuan
lingual, baik makna teksikal (unit semantik terkecil) maupun makna
gramatikal (makna yang terbentuk dari gabungan satuan kebahasaan)
4. Sintaksis, secara etologis berarti menempatkan bersama kata-kata
menjadi kalimat. Sintaksis ialah bagian dari ilmu bahasa yang
membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.31
5. Stilistik, pusat perhatian adalah style (gaya bahasa) yaitu cara yang
digunakan penulis untuk menyatakan maksud dengan menggunakan
bahasa sebagai sarana.32
6. Retoris, adalah gaya bahasa yang diungkapkan ketika seseorang
berbicara atau menulis. Misalnya dengan pemakaian kata yang
berlebihan (hiperbola). Retoris mempunyai fungsi persuasif, dan
berhubungan erat dengan bagaimana pesan disampaikan ke khalayak.33
31
Wijana, Dasar-dasar Progmatik, (Yogyakarta; ANDI, 1996), hal.1. 32
Mansoer Pateda, Linguistik: Sebuah Pengantar, (Bandung; Angkasa, 1994), hal.85. 33
27
A. Sejarah Berdiri Grup Band Efek Rumah Kaca
Efek Rumah Kaca adalah band asal Jakarta yang beranggotakan Cholil
Mahmud (vokal,gitar), Adrian Yunan Faisal (vokal latar, bass), dan Akbar Bagus
Sudibyo (drum,vokal latar). Khalayak juga mengenalnya dengan nama ERK.
Band ini pertama kali terbentuk pada tahun 2001. Saat itu beranggotakan lima
personel, dengan pemain piano dan gitaris, sedangkan Cholil saat itu hanya
menjadi vokalis. Namun pada 2003, pemain piano dan gitaris memutuskan untuk
keluar. Sebelum menjadi Efek Rumah Kaca, kami beberapa kali menggunakan
nama band, yaitu Hush, Superego, Rivermaya, tetapi dua nama terakhir sudah
dimiliki band lain.1
Semenjak 2003 hingga 2005, kami tidak menggunakan nama (no name).
Baru pada 2005, tempat latihan mereka berulang tahun dan mengajak manggung.
Tentu untuk manggung perlu nama. Harlan Boer, saat itu sebagai Personal
Manager Efek Rumah Kaca, mengusulkan nama Efek Rumah Kaca yang diambil
dari judul lagu yang dibuat pada 2004. Seperti diungkapkan Harlan Boer, bahwa :
“Awalnya ragu juga karena namanya terlalu panjang dan sama sekali tidak ada unsur filosofi di dalamnya. Namun, akhirnya kami
putuskan menggunakan nama tersebut karena itu ternyata catchy juga”.2
1
Wawancara pribadi dengan Adrian Yunan Faisal bassist Grup Band Efek Rumah Kaca, Jakarta, 19 Juli 2013
2
Sejak awal kemunculan mereka, banyak pihak yang menyebutkan bahwa
warna musik Efek Rumah Kaca tergolong dalam post-rock, bahkan ada yang
menyebutkan shoegaze3 sebagai warna musik mereka. Tetapi ERK dengan
mantap menyebutkan bahwa warna musik mereka adalah pop, karena mereka
merasa tidak menggunakan banyak distorsi dan efek dalam lagu mereka seperti
layaknya musik rock. 4
B. Visi dan Misi
Komposisi dari lagu yang diciptakan oleh Efek Rumah Kaca sebangun
dengan tema, agar musik yang dihasilkanpun tidak hanya menjadi hiburan.
Namun harus ada juga unsur refleksi dan pesan dari realitas yang ingin
disampaikan. Mereka melihat satu realitas dari berbagai sudut pandang. Memotret
zaman, lirik ditata, terkadang puitis, ada juga kalimat yang bersuarakan apa
adanya. Semua dikemas dengan baik melalui kekayaan pilihan kata dalam bahasa
Indonesia.5
Selain itu Efek Rumah Kaca juga ingin mengajak masyarakat Indonesia
untuk bisa lebih memperluas pengetahuan akan makna sebuah lagu, bukan malah
mempersempit dan terkungkung pada simbol-simbol cinta yang selalu laris manis
3
Shoegaze adalah sebuah musik untuk merayakan kesepian. Suara vokal yang hanya sayup-sayup terdengar perlahan dan terkadang hampir tanpa tenaga (meski ada beberapa grup yang bernyanyi dengan tenaga).Begitu juga dengan iringan drumnya, berderap seperti seakan diserang pasukan di medan perang, begitu memacu detak jantung akan rasa ketakutan yang mendalam. Dengan komposisi seperti itu, musik shoegaze mampu memberikan nuansa tersendiri, tempat bagi orang-orang yang ingin merayakan kesepian, kesendirian, kegalauan, keinginan lari dari masalah namun tenaga hanya seperti angan saja.
4
http://www.greenersmagz.com/interviews/mulailah-dari-diri-sendiri-dan-lingkungan-sekitar/ diakses pada 1 februari 2013.
5
di pasaran. Pembelajaran yang perlu digarisbawahi untuk membuka cakrawala
lebih meluas.6
C. Karya yang Diproduksi
Tahun 2006 lagu “ Melankolia “ dan “ Di Udara “ mereka jadikan
sebagai “jagoan” menjadi pembuka pada kompilasi Paviliun Do Re Mi (Paviliun
Record) dan Todays of yesterday (Bad sector records). Efek Rumah Kaca mulai
keluar untuk berkenalan pada bulan Agustus 2007 dengan menggelar tour ke
beberapa kota besar di Jawa. Momentum ini menjadi sebuah pengantar menuju
album debut mereka.7
Pada bulan September 2007, album selftitled Efek Rumah Kaca dilepas
melalui Paviliun Record. Album ini direspon baik oleh publik, diawali dengan
review-review positif dari para penulis di Internet. Singlepertama ”Jatuh Cinta Itu
Biasa Saja” mulai membuat kalangan media dan pendengar musik Indonesia
menaruh pehatian. Tapi yang paling berpengaruh mengenalkan nama Efek Rumah
Kaca kepada publik nasional adalah single kedua mereka yang berjudul “Cinta
Melulu”. 8
Sebuah satir ceria akan industri musik Indonesia yang didominasi oleh
lagu-lagu bertema cinta yang penyajian komposisi musik dan liriknya
begitu-begitu saja.
Kurang dari setahun berselang, 19 Desember 2008 Efek Rumah Kaca
merilis album kedua yang mereka beri judul “Kamar Gelap” oleh Aksara Record.
Ada 12 lagu yang mereka bawakan di album ini, setiap komposisi musiknya
dirancang untuk mendukung tema dan lirik lagunya, begitupun sebaliknya. Musik
6
http://efekrumahkaca.net/id/diskografi diakses pada 21 februari 2013 7
http://efekrumahkaca.net/id/diskografi diakses pada 21 februari 2013 8
mereka masih bermain di area pop, namun ditambah sedikit arsiran indie rock,
punk, progressive rock, dan jazz. Tittle album “kamar gelap” diambil dari lagu
berjudul di album kedua ini. “Kamar Gelap” adalah representasi konsep bermusik
ERK, yaitu memotret realitas. Untuk menyempurnakan album kedua ERK
berkarya bersama Angki Purbandono. Beliau adalah seorang seniman berbasis
fotografi dari Ruang MES 56 Yogyakarta yang menangani arahan seni kemasan
album ini. Sebuah paket seni musik dan fotografi.9
[image:40.595.100.519.245.578.2]Tabel 2
Album Efek Rumah Kaca
Pada September 2011 album ketiga Efek Rumah Kaca akan meluncur ke
pasaran. Menurut Akbar sang penabuh drum, perencanaan album tersebut sudah ia
lakukan bersama Cholil dan Adrian sejak 2010. Prosesnya yaitu penemuan dan
fiksasi nada drum, kemudian untuk gitar dan bass, terakhir penemuan lirik lagu.
Mereka mengaku proses pengerjaan album ini agak tersendat karena Adrian masih
9
http://deathrockstar.info/album-kedua-efek-rumah-kaca- diakses pada 23 februari 2013.
10
http://efekrumahkaca.net/id/diskografi diakses pada 21 februari 2013
Tahun Album Nama Album Single
2007 Efek Rumah Kaca * 1stSingle - Jatuh Cinta Itu Biasa Saja * 2ndSingle - Cinta Melulu
* 3rdSingle - Di Udara * 4thSingle - Desember
2008 Kamar Gelap * 1stSingle - Kenakalan Remaja di Era Informatika
belum cukup pulih dari penyakit yang dideritanya. Sudah dicheck di Singapura,
sepertinya ada permasalahan virus dengan penglihatannya. 11 Akbar sang penabuh
drum menjelaskan, bahwa :
Album itu akan berisi enam lagu. “Belum terpikirkan mengenai
lagu apa yang mungkin menjadi lagu cover album. Belum juga
terpikirkan mengenai judul album’’,
Di jajaran band indie Tanah Air, nama ERK tak asing. Kedua album Efek
Rumah Kaca dan Kamar Gelap, terjual antara 7.000-9.000 keping. Sebuah
pencapaian yang bagus untuk sebuah band indie.
Di luar aktivitas panggung dan urusan rekaman album baru, Cholil,
vokalis Efek Rumah Kaca, adalah pekerja di sebuah lembaga swadaya masyarakat
yang bergerak di bidang hukum. Dua personel ERK, Adrian dan Akbar, juga
[image:41.595.99.505.267.676.2]memiliki pekerjaan lain.12
Gambar 1 Cover Album ke-1
Sumber: efekrumahkaca.net
11
http://entertainment.kompas/read/2011/04/14/10082589/Efek.Rumah.Kaca.Album.Keti ga.Tak.Bersahabat diakses pada 23 februari 2013.
12
Filosofi yang terdapat pada cover album efek rumah kaca yang pertama ini
adalah bangku yang melambangkan akan sebuah tingkatan pendikan, goresan
hitam dan lubang putih di tengah memaknai akan sebuah hisapan besar. Jadi
secara sederhana dapat ditafsirkan bahwa kini nilai-nilai pendikan makin terbawa
arus kegelapan globalisasi. Dan sungguh menjadi tugas kita semua untuk bisa
[image:42.595.101.513.246.623.2]merubah kembali arus tersebut kea rah positif.13
Tabel 3 Album Pertama
Efek Rumah Kaca (self title)
Tanggal Rilis Sep-07
Label: Paviliun Records
Produser: Efek Rumah Kaca, Harlan Boer
Judul Lagu Jalang Di Udara
Jatuh Cinta Itu Biasa Saja Efek Rumah Kaca
Bukan Lawan Jenis Melankolia
Belanja Terus Sampai Mati Cinta Melulu
Insomnia Sebelah Mata
Debu-Debu Berterbangan Desember
Sumber: efekrumahkaca.net
13
Makna dibalik lagu pada album pertama :
1. Jalang
Lagu pertama pada album ini, menceritakan sebuah keadaan nyata
ketika masa pemerintahan orde baru. Semua yang menentang kinerja
pemerintah dianggap musuh negara. Dapat terlihat jelas dari potongan
liriknya: siapa yang berani bernyayi, nanti akan di kebiri… siapa yang berani
menari, nanti kan di eksekusi… karena mereka paling suci, lalu mereka bilang
kami jalang…’
Bentuk tindakan semena-mena dan pembungkaman suara rakyat oleh
pemerintah untuk tidak lagi bisa untuk melawan. Kecil saja terdengar suara,
mereka langsung dibumihanguskan entah kemana, Pemerintah merasa paling
benar dan rakyat hanya untuk diperintah.
2. Jatuh cinta itu biasa saja
Jangan langsung memaknai lagu ini sebagai lagu yang merendahkan
arti cinta. Efek rumah kaca membuat lagu yang memiliki arti berbeda daripada
lagu cinta yang merajalela di pasar musik Indonesia sekarang ini, tidak ada
makna cinta yang hiperbola. Menyinggung juga orang-orang yang menjalani
dan memaknai cinta yang terlalu berlebihan. Terlihat dari potongan lirik
lagunya: „kita berdua hanya berpegangan tangan, tak perlu berpelukan…’
Kesederhanaan dalam memaknai sebuah hubungan percintaan, bahwa
tidak perlu euforia yang berlebihan dalam menikmatinya. Karena jatuh cinta
itu cukup dengan perasaan sederhana yang tak perlu jutaan selebrasi.Karena
3. Bukan lawan jenis
Satu tema menarik yang diangkat oleh efek rumah kaca dan
menjadikannya sebuah lagu. Sama seperti judulnya cerita tidak jauh dari kisah
dimana seorang ingin menolong tapi orang yang ditolong malah jatuh cinta
padahal mereka sama jenis. Sang penolong hanya bisa bernyanyi dan
memohon maaf, aku bukan lawan jenismu.
4. Belanja terus sampai mati
Bercerita bahkan mengkritik sebuah kebiasaan masyarakat Indonesia
(tak terkecuali mereka juga) yang sudah menjadi satu kebudayaan turun
temurun bangsa ini yaitu budaya konsumerisme. Tapi itu hanya kiasan, juga
juga suatu pembenaran, atas bujukan setan, hasrat yang dijebak zaman, kita
belanja terus sampai mati…’ tidak bisa dipungkiri, lirik lagu ini
menggambarkan realitas yang ada pada tiap individu masyarakat Indonesia.
Realita di masyarakat makin menggila, dengan makin tingginya
tingkat pemanfaatan kekayaan dengan cara yang bijaksana. Bahkan
masyarakat tidak lagi mengutamakan skala prioritas. Nafsu setan menjadi
pengendali dalam setiap bentuk pembelanjaan.
5. Insomnia
Lagu lain yang mengangkat tema sederhana, kebiasaan seseorang yang
menjadi sebuah penyakit susah tidur, insomnia. dalam lagu ini menceritakan
seseorang yang terus bertanya kepada dirinya sendiri, apa itu insomnia? apa
Penyakit sulit untuk tidur yang dialami oleh seseorang dan menjadi
tanda tanya besar akan penyebab dan asal muasal dari mana penyakit itu
berasal. Dan makin menjangkit ke banyak masyarakat di kota-kota besar.
Entah sampai kapan penyakit ini akan terobati.
6. Debu-debu beterbangan
Dalam lagu ini kita diajak merenungkan hidup yang tengah kita jalani
dan juga tersirat sebuah makna religi. Selain itu pada bagian reff.,
menceritakan hari kiamat yang akan datang, tak bisa dielakan, dan sebagai
manusia kita hanya bisa pasrah. „pada saatnya nanti, tak bisa bersembunyi…
kita pun menyesali, kita merugi… pada siapa mohon perlindungan? Debu
-debu beterbangan…’
Sebuah bentuk evaluasi jiwa akan sudah berapa banyak dosa yang
telah dilakukan selama hidup. Semua menjadi sia-sia karena terlalu banyak
membuang kesempatan yang telah diberikan Tuhan untuk memperbaiki. Akhir
dari semua itu adalah penyesalan yang seharusnya bisa lahir di awal cerita,
bukan malah di akhir.
7. Di udara
Sebuah lagu yang khusus dipersembahakan untuk seorang aktivis yang
dibunuh di udara, siapa lagi kalau bukan Munir. Dalam lirik lagunya jiwa
seorang munir bagai hidup dan mengisyaratkan bahwa akan lahir munir-munir
lainnya yang akan membela ketidakadilan di negeri ini. „ku bisa tenggelam
dilautan, aku bisa diracun di udara, aku bisa terbunuh ditrotoar jalan, tapi
Tokoh Munir dan sekelumit perjalanan kisahnya dalam menegakkan
Hak Asasi Manusia menjadi ide pokok dalam lagu Di Udara. Kemudian
dikemas dalam lirik-lirik perlawanan yang pada tak pernah padam akan
sebuah ketidakadilan.
8. Efek rumah kaca
Sebuah lagu yang memiliki nama yang sama dengan nama band dan
judul albumnya. Lagu ini bertema kerusakan lingkungan akibat ulah manusia,
pemanasan global. Sedikit juga bercerita tentang keadaan bumi dimasa yang
akan datang jika manusia terus merusak alam dan tidak mencoba memahami
bumi ini sendiri.
Tindakan manusia yang semakin tidak sopan terhadap anugerah yang
telah diberikan secara cuma-cuma oleh Tuhan yang terdapat di bumi. Polusi
tanah, air, udara, suaran makin menjadi. Akhirnya manusia juga yang akan
merasakan dampak dari tingkah lakunya sendiri, bencana yang kian banyak di
bumi.
9. Melancholia
Salah satu lagu yang ditulis Cholil sang vokalis, pada waktu ayahnya
meninggal. dalam kesendirian dia merasakan satu keadaan yang sangat
menyedihkan. semua serba melankolis dan dia menggambarkannya menjadi
sebuah keindahan yang jarang dirasakan oleh orang lain untuk dinikmati.
Lirik akan sebuah rasa kehilangan akan sosok yang sangat
memberikan banyak inspirasi dalam hidup. Menjadikan banyak perubahan
sesudah itu, serta banyak pelajaran hidup yang akan dipetik dari kisah ini.
Ayah.
10.Cinta melulu
Lagu paling sukses yang menjadi single pertama efek rumah kaca.
mernceritakan tentang pasar musik di indonesia yang lagu-lagunya semua
bertema cinta. Menyindir semua penikmat musik, band, dan para pencipta
lagu zaman sekarang. „lagu cinta melulu, apa memang karna kuping melayu?
suka yang sendu-sendu…’
Fenomena romansa cinta yang selalu menjadi hits pada blantika musik
Indonesia. Menjadikan pasar beramai-ramai untuk menghasilkan lagu yang
bertemakan cinta, padahal masyarakat kian jenuh akan tema cinta. Tidak ada
pembelajaran yang berarti karena selalu dijejali dengan tema yang sama dan
cenderung membosankan. Perlu ada tandingan yang jitu untuk melawan tema
tentang cinta.
11.Sebelah mata
Menceritakan keadaan adrian, sang basis yang mempunyai gangguan
pengelihatan. Perlahan-lahan pengelihatannya kabur dan timbul bercak pada
matanya, kemudian dia menulis lagu ini. Sama seperti melancholia, adrian
orang lain, menilai sebuah kekurangan atau kelemahan menjadi sebuah
kelebihan. „sebelah mataku yang mampu melihat, bercak adalah sebuah
warna-warna mempesona...’
“Sebelah Mata” ini menceritakan tentang seorang yang harus berbaring
tak berdaya karena sedang terserang penyakit Diabetes. Ingin selalu untuk
berpikir optimis tapi realita yang ada menunjukkan jika penyakit yang telah
dia alami menuntun dia dalam posisi yang tak berdaya dan kesepian adalah
teman setia lantaran orang-orang disekelilingnya sudah jarang lagi mengisi
hari-harinya.
Memang sangat menyakitkan jika kita dalam kondisi seperti itu,
Namun jika ada dari teman, Sahabat atau keluarga kita yang mengalami
seperti itu kita hendaknya harus mensuport dia dan tak lupa slalu ada disisinya
agar mereka meras tak sendirian serta mempunyai semangat yang berlipat
untuk berjuang untuk sembuh.
12.Desember
Menceritakan sebuah banjir besar yang melanda Jakarta pada akhir
tahun 1999. Lagu ini juga sebagai doa bagi mereka yang sabar menghadapi
bencana tersebut dan doa bagi mereka yang telah berpulang kesisi –Nya akibat
hal itu.
Bentuk kesedihan yang terispirasi dari bancana banjir yang terjadi
pada tahun 1999, yang banyak memakan korban. Lirik yang sangat cantik “
aku selalu suka sehabis hujan di bulan desember, seperti pelangi setia
Gambar 2 Cover Album ke-2
Sumber: efekrumahkaca.net
Filosofi yang terdapat pada cover album efek rumah kaca yang kedua
adalah bentuk pembungkaman suara kebebasan, suara rakyat yang dilarang untuk
bisa memberikan aspirasi untuk memperbaiki pemerintahan. Dipilih kambing
karena hewan ini mencirikan keberisikan.14
Tabel 4 Album Kedua Kamar Gelap
Tanggal
Rilis 19 Desember 2008
Label: Aksara Records
Produser: Efek Rumah Kaca
Judul Lagu Tubuhmu Membiru... Tragis Menjadi Indonesia
Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa Kamar Gelap
Mosi Tidak Percaya Jangan Bakar Buku
Lagu Kesepian Banyak Asap di Sana
Hujan Jangan Marah Laki-laki Pemalu
Kenakalan Remaja di Era Informati