• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Wacana Kritik Sosial Pada Album Efek Rumah Kaca Karya Grup Band Efek Rumah Kaca

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Wacana Kritik Sosial Pada Album Efek Rumah Kaca Karya Grup Band Efek Rumah Kaca"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

PADA ALBUM EFEK RUMAH KACA

KARYA GRUP BAND EFEK RUMAH KACA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Disusun Oleh:

Fahmi Mubarok

NIM: 108051000047

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam

(S.Kom.I)

Oleh:

Fahmi

Mubarok

NIM:

108051000047

Di Bawah Bimbingan

Dr.

Gun Gun Hervanto,

MSi

NIP:

19760812 200501

100s

JURUSAN

KOMUNIKASI

DAN

PENYIARAN

ISLAM

FAKULTAS

ILMU

DAKWAH

DAI\

ILMU

KOMUNIKASI

UIN SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

Skripsi berjudul Analisis Wacana

Kritik

Sosial Pada

Album Efek

Rumah Kaca

Karya

Grup Band Efek Rumah Kaca telah diujikan dalam

sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN

Syarif

Hidayatullah Jakafta pada

i0

Dese.mber 2A13. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah safu syarat memperoieh gelar Sa{ana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I.)

pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran islam.

Jakarta, i0 Desember 2Al3

Sidang Munaqasyah

S ekretaris merangkap anggota,

NIP: 1966 806 199603

I

001

Anggota,

enguji I Penguji II

Pembimbing

G&

angkap anggota,

199603 1 001

\-07 t99503 2 043

Dr. rGqllGu!-Hervanto.

lll.Si

NIP: 19760812 200501

I

005

(4)

i

Analisis Wacana Pada Album Efek Rumah Kaca Karya Grup Band Efek Rumah Kaca

Musik adalah sarana komunikasi yang efektif dalam penyampaian kritik sosial, perlawanan, serta bentuk ekspresi jiwa manusia. Keindahan dalam musik memiliki kekuatan besar dalam penyampaian pesan. Grup band efek rumah kaca adalah band di Indonesia yang memfokuskan lagunya pada kritik sosial yang terjadi di masyarakat, tak jarang disampaikan lewat lirik yang pedas.

Bahasa dalam sebuah lirik lagu tidaklah dapat dianggap sepele, terdapat makna tersembunyi dari setiap struktur lirik lagu yang digunakan. Karena dapat membentuk kognisi seseorang. Dan dapat menciptakan opini seseorang terhadap sesuatu atau seorang tokoh. Itulah kenapa pemilihan kata dan struktur lirik lagu menjadi suatu hal yang penting.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana konstruksi wacana kritik sosial pada level teks, konteks sosial, dan kognisi sosial dalam album efek rumah kaca karya grup band efek rumah kaca ?

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian yang bersifat kualitatif deskriptif. Peneliti akan memfokuskan pada makna lagu dalam album efek rumah kaca karya grup band efek rumah kaca. Untuk mengetahui makna lagu tersebut peneliti akan menggunakan metode analisis wacana model Teun A. Van Dijk.

Berdasarkan model analisis wacana Teun A.Van Dijk, terdapat tiga kerangka analisis, yaitu analisis teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Menurutnya, ada sesuatu yang ada di balik wacana. Yaitu adanya pengetahuan penulis tentang tulisannya dan adanya konteks sosial yang mempengaruhi sampai akhirnya sampai ke masyarakat.

Teks dan wacana yang disampaikan oleh grup band efek rumah kaca pada album efek rumah kaca menampilkan keberagaman pandangan kritik sosial terhadap fenomena yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Mereka memandang pola hidup yang semakin jauh dari budaya asli masyarakat Indonesia. Kritik tersebut disalurkan lewat lirik-lirik pedas dan bahasa yang cerdas dalam album ini, sehingga membuka mata masyarakat untuk menaruh perhatian terhadap suatu peristiwa.

Kesimpulannya, makna yang terdapat dalam album efek rumah kaca lebih memfokuskan pada fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat dan sedang hangat dibicarakan. Hal ini tergambar dari judul dan lirik lagu yang terdapat di suarakan dalam album ini.

(5)

ii

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat, kasih sayang serta petunjuk-Nya yang telah membimbing kita setiap saat, atas

segala limpahan ilmu yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya. Dialah Tuhan yang

menciptakan akal sebagai mediator untuk berfikir dan mempelajari mengenai segala

apa yang telah diciptakan-Nya.

Shalawat teriring salam selalu tercurah keharibaan Baginda Nabi besar

Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir

zaman. Manusia terbaik yang membawa ketenangan kepada setiap hati insan yang

akan membawa pada syurganya Allah SWT.

Sebagai manusia yang haus akan sebuah proses, penulis menyadari

bahwasanya dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan.

Banyak pihak yang telah membantu penulis merampungkan skripsi ini, maka dari itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi , Drs. Wahidin Saputra M.A, selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik, Drs. Mahmud Djalal, MA, selaku Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

2. Drs. Jumroni, M.Si. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam, Dra. Umi Musyarofah, M.A, selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi

(6)

iii

kakak, Syarah Mahbubah selaku adik, Ary Permatasari Am.Keb selaku

kakak ipar, serta Alifah Raisa Kahfi keponakan pertamaku yang cantik

dan cerdas.

4. Dr. Gun Gun Heryanto, M. Si, selaku dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan

inspirasinya yang sangat berharga. Berfikir, Bergerak, Bermanfaat.

5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam mempergunakan

buku dan literatur yang dibutuhkan selama penyusunan skripsi.

6. Manajemen Grup band Efek Rumah Kaca : Yuri, Cholil, Adrian, Akbar

yang telah memberikan banyak informasi untuk data skripsi ini. Kalian

mengajarkan arti yang sesungguhnya dalam menyuarakan kejujuran dan

keberanian lewat frekuensi publik khususnya musik.

7. Zakiya Tusholihah S.Kom.i, yang telah memberikan motivasi, dorongan

dalam penyelesain penulisan skripsi. ‘ Embun pagi yang menyejukkan

kala mentari masih datang malu-malu ‘

8. Teman – teman FISIP UIN Jakarta yang telah banyak bertukar fikiran

dalam pengayaan sumber skripsi ini : Ayu Lubis, Andi Dian, dan Imam.

9. Komunitas Mahasiswa Fotografi (KMF) KALACITRA keluarga kedua

(7)

iv

Serta Elisha, Didik, Kikim, Jose, Temon, dan teman-teman angkatan IX.

KALA WAKTU BERJALAN KALACITRA MEREKAM

10.KPI B 2008, PMII KOMFAKDA, KKN PELANGI 2008 Desa

Rambatan-Kuningan, Teman-teman kosan Jati Paradise, serta keluarga besar Unit

Kegiatan Mahasiswa UIN Jakarta.

Semoga segala partisipasi, dukungan dan motivasi serta do’a kepada penulis

dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda. Harapan penulis

semoga skripsi ini dapat berguna bagi wacana keilmuan dan keislaman. Akhirnya

kepada-Nyalah segala urusan akan kembali dan kepada-Nyalah kita memohon

(8)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Kajian Pustaka ... 7

E. Metodelogi Penelitian ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Konseptualisasi Konstruksi Sosial ... 11

1. Asumsi Dasar Teori………. 13

B. Konseptualisasi Lirik Lagu ... 15

C. Konseptualisasi Wacana ... 18

D. Model Analisis Wacana Teun A.Van Dijk ... 21

1. Elemen Wacana Teun A.Van Dijk ... 24

BAB III PROFIL A. Sejarah Berdiri Grup Band Efek Rumah Kaca ... 27

(9)

vi

E. Prestasi yang Diraih ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Wacana Dalam Teks ... 49

1. Lagu 1 : Jatuh Cinta Itu Biasa Saja ... 49

2. Lagu 2 : Bukan Lawan Jenis ... 56

3. Lagu 3 : Belanja Terus Sampai Mati ... 63

4. Lagu 4 : Debu-Debu Beterbangan ... 70

5. Lagu 5 : Di Udara ... 76

B. Analisis Wacana Dalam Kognisi Sosial ... 81

C. Analisis Wacana Dalam Konteks Sosial ... 82

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 85

1. Saran Akademisi ... 86

2. Saran Praktisi ... 86

DAFTAR PUSTAKA

(10)

vii

1. Tabel 1 Kerangka Wacana Teun A. Van Dijk………..…23

2. Tabel 2 Album Efek Rumah Kaca………30

3. Tabel 3 Album Pertama………32

4. Tabel 4 Album Kedua……… 39

5. Tabel 5 Biodata Personel………..47

6. Tabel 6 Analisis Teks Lagu 1 : Jatuh Cinta Itu Biasa Saja ………..55

7. Tabel 7 Analisis Teks Lagu 2 : Bukan Lawan Jenis ………62

8. Tabel 8 Analisis Teks Lagu 3 : Belanja Terus Sampai Mati ………68

9. Tabel 9 Analisis Teks Lagu 4 : Debu-Debu Beterbangan……… 75

(11)

1

A. Latar Belakang Masalah

Seni adalah sebuah keelokan yang menghiasi dunia, Islam mengajarkan

bahwa seni merupakan salah satu nikmat yang harus kita syukuri, bagi umat Islam

sendiri seni bukan merupakan hal yang baru, bahkan Al-Qur’an sendiri diciptakan

dalam bahasa Arab yang maha balaghah (maha seni). Ini membuktikan bahwa

keberadaan seni di tengah-tengah masyarakat tidak dapat dipisahkan lagi dan

dapat berdampak pula pada kehidupan sehari-hari.

Banyak hal yang dapat digunakan sebagai penyampaian pesan, salah satu

diantaranya adalah melalui lagu yang mempunyai daya tarik dan nilai tersendiri

serta tidak membosankan penikmatnya. Musik merupakan alat komunikasi yang

sangat efektif melalui seluruh aspek yang terdapat di dalam instrument musik.

Musik dapat memengaruhi orang yang menikmatinya, musik merupakan ekspresi

jiwa manusia tentang keindahan nada dan irama, keindahan musik akan lebih

terasa jika lirik dan syairnya dapat menyentuh jiwa penikmatnya.

Oleh karena itu menjadi hal yang wajar jika manusia menyukai musik

sebagai suatu yang indah. Sidi Gazilba mengatakan kalau kesenian itu

mengandung daya tarik yang berkesan untuk menarik sasarannya, dan

pemanfaatannya sendiri bertujuan untuk menimbulkan kesenangan yang bersifat

estetik (keindahan), juga merupakan naluri atau fitrah manusia.1

1

(12)

Hubungan lagu dengan media ekspresi sebagai media komunikasi dimana

di dalamnya terdapat proses komunikasi yang mengandung pesan-pesan moral.

Biasanya pesan moral itu memang dari cerminan pandangan hidup pengarang

yang bersangkutan tentang nilai-nilai kebenaran atau kondisi yang terjadi di

sekitar kehidupan masyarakat.

Dalam kehidupan bermasyarakat tak selamanya aturan dan realita

selamanya berjalan beriringan, kadang kala perlu ada yang diperbaiki. Salah satu

jalan keluarnya adalah dengan cara kritikan. Kritik bisa disampaikan lewat

berbagai macam cara: orasi, lewat media, atau dengan spesialisasinya

masing-masing bidangnya. Contoh; penyair lewat puisinya, musisi lewat karya musiknya,

dll. Kritik tersebut berguna untuk kembali merapikan tatanan yang kurang baik.

Efek Rumah Kaca adalah salah satu band indie yang terkenal di Indonesia,

lirik-lirik pedas telah menjadi salah satu ciri khasnya. Band asal Jakarta ini

beranggotakan Cholil (vokal/gitar), Adrian (bass) dan Akbar (drum) terbentuk

pada tahun 2001. Setelah mengalami beberapa kali perubahan personil, akhirnya

mereka memantapkan diri mereka dengan formasi tiga orang dalam band-nya.

Sebelumnya, band ini bernama “Hush” yang kemudian diganti menjadi

“Superego”, yang kemudian berubah lagi pada tahun 2006 menjadi Efek Rumah

Kaca atas saran manager mereka yaitu Bin Harlan Boer yang diambil dari salah

satu judul lagu mereka. Dan lahirlah Efek Rumah Kaca.

Sejak merilis debut album self title pada September 2007 (di bawah Indie

Label Paviliun Records), ERK mendapat respon positif dari berbagai media dan

kalangan. Puluhan, bahkan mungkin ratusan blog di internet meresensi album ini

(13)

Puluhan tampil di layar TV nasional dan lokal. Ratusan radio memasukkan

single-single mereka terutama lagu ”Cinta Melulu” ke dalam chart mereka. Kalangan

pelajar, mahasiswa, sesama musisi, seniman, LSM, hingga kalangan umum

mengapresiasi musik ERK. Ratusan panggung di berbagai daerah mendapat

sambutan positif: Jakarta, Bandung, Bogor, Tangerang, Solo, Semarang,

Yogyakarta, Jombang, Bali, Medan, Pekanbaru.2

Efek Rumah Kaca merupakan grup band yang tidak terlalu dominan

mengangkat lagu tentang cinta, mereka lebih fokus pada realitas sosial tentang

sebuah pembelajaran yang ada di masyarakat. Pesan yang ingin disampaikan

melalui sebuah lagu dapat tersampaikan secara tepat oleh penikmatnya, ditambah

lagi dengan musik easy listening yang dengan mudah dapat diterima oleh semua

kalangan. Menurut saya ini menjadi sebuah fenomena yang menarik ketika sebuah

grup band yang gaungnya cukup diperhitungkan di blantika musik Indonesia

tidak menjadikan unsur cinta sebagai lagu andalan. Mereka berani tampil beda

dan berusaha ingin merubah paradigma yang ada di masyarakat bahwa telinga

orang Indonesia tidak harus selalu dimanjakan dengan lagu sendu, yang hanya

akan membuat efek berlebihan ketika dalam menjalani sebuah perasaan. Efek

Rumah Kaca disebut-sebut sebagai ”produk indie” terbaik saat ini, media musik

menjulukinya sebagai ”band yang cerdas”, sesuatu yang berkualitas sekaligus

menjual.

Dari kedua belas lagu yang ada di album pertama Efek Rumah Kaca

penulis mengangkat lima judul lagu untuk diteliti lebih jauh : jatuh cinta itu biasa

2

(14)

saja, bukan lawan jenis, belanja terus sampai mati, debu-debu beterbangan, dan di

udara.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik dan bermaksud

mengajukan skripsi ini dengan judul “Analisis Wacana Kritik Sosial Pada

Album Efek Rumah Kaca Karya Grup Band Efek Rumah Kaca”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Grup Musik merupakan organisasi utuh yang didalamnya terdapat banyak

hal yang dibahas, seperti: management grup musik, jenis aliran musik,

penghargaan, dst. Agar lebih terfokus ruang lingkup tentang penelitian ini

maka dibatasi pada pembahasan tentang lirik lagu jatuh cinta itu biasa saja,

bukan lawan jenis, belanja terus sampai mati, debu-debu beterbangan, dan di

udara. Fokus yang diteliti yaitu mengenai teks, konteks sosial dan kognisi

sosial. Untuk mengukur tingkah laku manusia menggunakan tolak ukur

norma-norma yang berkembang di masyarakat seperti adat istiadat dan

kebiasaan.3

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan permasalahannya adalah “ Bagaimana wacana kritik

sosial dalam album Efek Rumah Kaca karya Grup Band Efek Rumah Kaca

dilihat dari (struktur makro, superstruktur, struktur mikro)?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

3

(15)

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut maka tujuan peneitian ini

adalah “Mengetahui wacana kritik sosial yang terkandung di dalam album

Efek Rumah Kaca karya Grup Band Efek Rumah Kaca”.

2. Manfaat Penelitian

Adapun dua kegunaan dari penelitian ini, yaitu :

a. Akademis: Agar dapat memberikan kontribusi yang positif dalam

berbagai analisis studi tentang komunikasi, khususnya analisis

wacana pada lagu. Penelitian ini diharapkan pula dapat menarik minat

peneliti yang lain untuk melanjutkan atau mengembangkan penelitian

tentang bahasan ini lebih lanjut, sehingga apabila dapat ditempuh

maka akan memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi

perkembangan komunikasi melalui musik dan lagu.

b. Praktis: Untuk menambah wawasan para juru komunikasi tentang

pentingnya pemanfaatan segala bentuk media atau aktifitas yang bisa

digunakan sebagai alat atau media komunikasi. Khususnya yang telah

berkecimpung di dunia seni musik untuk lebih mengapresiasikan

bidangnya.

D. Kajian Pustaka

Sebelum melakukan penelitian dan penulisan proposal ini, peneliti telah

terlebih dahulu melakukan tinjauan pustaka yang ada di perpustakaan Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, ternyata belum ada skripsi yang berjudul Analisis

(16)

Namun, ada beberapa skripsi yang masih berkaitan dengan judul tersebut, di

antaranya: Analisis Wacana Pesan Teologis Dalam Novel Musafir Cinta Karya

Taufiqurrahman Al-Azizy” karya Hikmatunnisa (104051001786). Analisis

Wacana Terhadap Album Musik Anti Korupsi Group Band Slank“ karya Ferdi

Yulian (207051000225) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Analisis

Wacana Rubrik Motivasi Pada Majalah Gontor Edisi Maret , Mei, dan September

2012” karya Nur Azhima (108051000133) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif,

yaitu penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subyek penelitian seperti perilaku, motivasi, persepsi, tindakan,

dan sebagainya.4 Pendekatan kualitatif ini digunakan karena bersifat luwes,

sangat rinci, tidak rumit dalam mendefinisikan suatu konsep, serta

memberikan kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala di temukan

fakta yang lebih mendasar, menarik dan unik yang terjadi di lapangan.5

Penelitian ini menggunakan metode analisis Wacana (Discourse

Analisys) yaitu studi tentang struktur pesan atau telaah mengenai aneka fungsi

bahasa (pragmatik).6 Model yang digunakan oleh peneliti adalah Teun Van

A.Dijk. menurut penelitian wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis

4

Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 6.

5

Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Radja Garafindo Perkasa, 2003), cet. ke-2, hal. 39.

6

(17)

atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu poses produksi yang harus

diamati.7 Inti analisis Teun Van A.Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi

wacana ke dalam kesatuan analisis. Dimensi tersebut adalah dimensi teks,

kognisi sosial, dan konteks sosial.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah lima buah lirik

lagu jatuh cinta itu biasa saja, bukan lawan jenis, belanja terus sampai mati,

debu-debu beterbangan, dan di udara karya Grup Band Efek Rumah Kaca.

Dan menjadi objek penelitian adalah makna teks, kognisi sosial, dan konteks

sosial yang terdapat dalam lirik lagu tersebut. Nilai lebih dari kelima lagu

tersebut adalah setiap lagu mengangkat isu penting yang ada di masyarakat,

sehingga penulis merasa perlu dan tertarik untuk menelitinya.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kediaman salah seorang personel grup bang

Efek Rumah Kaca, tempat manggung, dan tempat kumpul bersama komunitas

lain. Waktunya peneitian adalah Januari – Maret 2013.

4. Tahap Penelitian

Adapun tahap penelitian pada penulisan skripsi ini melalui tiga tahap

sebagai berikut:

a. Mengumpulkan Data

7

(18)

Menurut Lofland dan Lofland “sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain.”8

1) Wawancara (interview)

Pengumpulan data dengan menanyakan sesuatu kepada pihak

yang dianggap berkompeten dengan data-data yang dibutuhkan yaitu

kepada personil Efek Rumah Kaca dan Management.

Metode pertama yang digunakan dalam penelitian ini dengan

melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena-fenomena yang diselidiki.9 Dalam hal ini peneliti

melakukan observasi dengan mengunjungi salah satu rumah personel

grup band Efek Rumah Kaca Untuk mengadakan pengamatan

langsung mengenai aktivitas yang dilakukan grup band Efek Rumah

Kaca guna memperoleh data.

2) Dokumentasi

Yaitu penulis memperoleh data-data yang diperlukan dalam

penelitian ini yang didapatkan dari band Efek Rumah Kaca beserta

management, serta artikel-artikel yang berkaitan dengan pembahasan

yang sedang penulis teliti.

b. Teknik Pengolahan Data

8

Lofland dan Lofland yang dikutip oleh: Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 157.

9

(19)

Tahap selanjutnya setelah data terkumpul, maka data

diklasifikasikan berdasarkan topik bahasan. Setelah itu penulis akan

menguji keotetikan infomasi yang terdapat di dalamnya, serta memilah

dan memilih data yang sesuai dengan objek penelitian.

c. Analisis data

Dalam penelitian analisis wacana ini, data-data akan disesuaikan

dengan metode yang digunakan Teun A.Van Dijk, yaitu meneliti dari

analisis teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Data tersebut merupakan

data yang terdapat pada lirik lagu karya Grup Band Efek Rumah Kaca,

kemudian ditafsirkan oleh peneliti dengan disesuaikan pada kerangka

dalam analisis wacana. Adapun teknik penulisan skripsi ini penulis

berpedoman kepada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis,

dan Disertasi) CeQDA di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah tahap demi tahap pembatasan karya ilmiah ini, maka

penulis menyusun ke dalam lima bab, dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub

bab. Bab-bab yang ada secara umum dan keseluruhannya saling berkaitan antara

satu dengan yang lainnya, yang diawali dari bab I yaitu pendahuluan sampai bab

(20)

Bab I :

Pendahuluan; yang memuat latar belakang masalah, batasan dan

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori; bab ini menerangkan tentang konseptuaisasi

konstruksi sosial, analisis wacana, kerangka analisis wacana: teks,

kognisi sosial, dan konteks sosial. Dan ruang lingkup lagu dan musik.

Bab III: Deskripsi Umum; pada bab ini menerangkan tentang sejarah berdiri

dan visi misi grup band Efek Rumah Kaca, biografi personil grup band

Efek Rumah Kaca, karya-karya grup band Efek Rumah Kaca, Prestasi

yang diraih grup band Efek Rumah Kaca.

Bab IV: Analisis Wacana Teun A. Van Dijk Pada Album Band Efek

Rumah Kaca; dilihat dari analisis

Bab V : Penutup; berisi kesimpulan dan saran-saran yang bersifat

(21)

11

A. Konseptualisasi Konstruksi Sosial

Konstruksi sosial berasal dari filsafat konstruktivisme, yang dimulai dari

gagasan konstruksi kognisi. Teori konstruktivisme yang meyakin bahwa makna

atau realitas bergantung pada konstruksi pikiran dapat dirunut teori Popper (1973).

Teori ini membagi tiga pengertian tentang alam semesta. Antara lain, dunia fisik

atau keadaan fisik, dunia kesadaran atau dunia mental, dan dunia dari isi objektif

pemikiran manusia. Bagi Popper objektivisme tidak dapat dicapai pada dunia

fisik, melainkan selalu dunia pemikiran manusia.1

Max Webber melihat realitas sosial ialah perilaku sosial yang memiliki

makna subjektif, karena perilaku memiliki tujuan dan motivasi alasan untuk

memberikan perhatian pada berita yang begitu besar dalam kajian media adalah

berita merupakan sumber utama informasi tentang dunia dalam geografi dunia

politiknya. 2

Teori konstruksi sosial berupaya menjawab persoalan sosiologi

pengetahuan. Seperti, bagaimanakan proses terkonstruksinya realitas dalam benak

individu? Bagaimanakah sebuah pengetahuan dapat terbentuk di tengah-tengah

masyarakat.3

Teori dan pendekatan konstruksi atas realitas terjadi secara simultan

melalui tiga proses sosial, yakni eksternalisasi, objektivasi, internalisasi. Proses

1

Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi (Bandung; Simbiosa rekatama Media, 2007), hal. 153.

2

Graeme Burton, yang tersembunyi di balik media pengantar kepada kajian media,

(Yogyakarta; jalasutra, 2008), h. 155 3

(22)

ini terjadi antara individu satu dengan yang lainnya. Di dalam masyarakat.

Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial adalah objektif, subjektif, dan

simbolis.4

Menurut Peter L. Berger dan Thomas Luckmann dalam teorinya “the

social construction theory of reality” proses mengkonstruksi berlangsung melalui

interaksi sosial dialektis dari tiga bentuk realitas, yakni symbolic reality, objective

reality, dan subjective reality yang berlangsung dalam suatu proses dengan tiga

momen stimulan.5

Eksternalisasi (penyesuaian diri) adalah sebagaimana yang dikatakan

Berger dan Luckmann adalah usaha ekspresi diri manusia ke dalam dunia luar,

keberadaan manusia tak mungkin berlangsung dalam suatu lingkungan interioritas

yang tertutup dan tanpa gerak. Momen ini bersifat kodrati manusia, selalu

mencurahkan diri ke tempat dimana ia berada. Manusia harus terus menerus

mengeksternalisasi dirinya dalam aktivitas.

Objektivasi, tahap ini merupakan produksi sosial yang terjadi dalam dunia

intersubjektif masyarakat yang dilembagakan. Pada tahap ini sebuah produk sosial

berada pada proses institusionalisasi, sedangkan individu oleh Berger dan

Luckmann, dikatakan memanifestasikan diri adalam produk-produk kegiatan

manusia yang tersedia. Objektivasi ini bertahan lama sampai melampaui batas

tatap muka dimana mereka dapat dipahami secara langsung.6

4

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Teori Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta; Kencana, 2007)hal.202.

5

Dedy N. Hidayat, Konstruksi Sosial Industri Penyiaran, (Jakarta; pascasarjana Komunikasi UI, 2003), hal. 7-8.

6

(23)

Internalisasi, adalah penyerapan kembali dunia objektif ke dalam

kesadaran subjektif sedemikian rupa sehingga individu dipengaruhi oleh struktur

sosial. Salah satu wujud internalisasi adalah sosialisasi bagaimana suatu generasi

menyampaikan nilai-nilai norma sosial yang ada di kepala generasi berikutnya.7

Dalam realitas objektif yang merupakan hasil dari kegiatan eksternaliasi

manusia baik mental maupun fisik. Menurut Berger realitas objektif bersifat

eksternal, berada di luar dan tidak dapat kita tiadakan dari angan-angan.

Kemampuan ekspresi diri dalam produk-produk kegiatan manusia yang tersedia

baik bagi produsen maupun bagi orang lain sebagai unsur dari dunia bersama ini.

Dalam relaitas subjektif kehidupan ini menyangkut makna, interpretasi, dan hasil

relasi antara individu dengan objek.8

1. Asumsi Dasar Teori

Jika kita telaah terdapat beberapa asumsi dasar dari teoro konstruksi sosial

Berger dan Luckmann, adapun asumsi dasar tersebut adalah :9

a. Realitas merupakan hasil ciptaan manusia kreatif melaui kekuatan

konstruksi sosial terhadap dunia sosial di sekelilingnya.

b. Hubungan antara pemikiran manusia dan konteks sosial tempat

pemikiran itu timbul, bersifat berkembang, dan dilembagakan.

c. Kehidupan masyarakat itu dikonstruksi secara terus menerus.

d. Membedakan antara realitas dengan pengetahuan. Realitas diartikan

sebagai kualitas yang terdapat di dalam kenyataan yang diakui

memiliki keberadaan yang bergantung pada kehendak kita sendiri.

7

Masnur Muclish, Kekuasaan Media Massa Mrekonstruksi Realitas Kajian di www.kabmalang.go.id diakses pada 10 mei 2013.

8

Peter L. Berger, Thomas Luckmann, Tafsir Sosial Atas Kenyataan; Sebuah Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan. Penerjemah hasan Basri (Jakarta; LP3S, 1990), hal. 49-50.

9

(24)

Sementara pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas

itu nyata dan memiliki karakteristik yang spesifik.

Berger melihat bahasa mampu mentransendensikan kenyataan hidup

sehari-hari secara keseluruhan dengan mengacu pengalaman yang menyangkut

wilayah kenyataan yang berlainan. Bahasa disini didefinisikan sebagai sebuah

sistem yang terdiri dari, tanda-tanda suara, gerakan (ekspresi) tulisan, yang

dengan mudah dapat dilepaskan. Inilah yang menurut Berger dan Luckmann

sebagai kenyataan yang dipahami melalui bahasa simbolik. 10

Media merupakan sumber untuk mengetahui suatu kenyataan atau realitas

yang terjadi. Bagi masyarakat biasa, pesan dari sebuah media akan dinilai apa

adanya. Apa kata media dan bagaimana penggambaran media mengenai sesuatu,

begitulah realitas yang mereka tangkap.11

Bagi masyarakat umum, berita dari sebuah media dipandang sebagai

barang suci yang penuh objektifitas. Namun, berbeda dengan kalangan tertentu

yang memahami sekali gerak pers. Mereka akan menilai lebih dalam terhadap

pemberitaan. Kenyataan ini seperti mengamini bahwa media berhasil dalam

tugasnya merekonstruksi realitas dari peristiwa itu sendiri, sehingga pada akhirnya

pembaca terpengaruh dan memiliki pandangan seperti yang diinginkan media.

Melalui berbagai instrumen yang dimiliki media berperan membentuk

realitas yang tersaji dalam berita. Konstruksi terhadap realitas dipahami sebagai

upaya „menceritakan’ sebuah peristiwa, keadaan, benda, fakta atau realitas

diproduksi dan dikonstruksi dengan menggunakan perspektif tertentu yang akan

10

Peter L. Berger, Thomas Luckmann, Tafsir Sosial Atas Kenyataan; Sebuah Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan. Penerjemah hasan Basri (Jakarta; LP3S, 1990), hal. 49-50.

11

(25)

dijadikan bahan berita oleh wartawan. Maka tidak mengherankan jika media

memberitakan berbeda sebuah peristiwa yang sama karena masing-masing media

memiliki pemahaman dan pemaknaan sendiri.12

Sering kali sebuah peristiwa dalam media massa yang kita akses berbeda

dengan peristiwa yang terjadi di lapangan. Tanpa disadari, berita yang kita

konsumsi dari media massa adalah berita yang faktanya sudah mengalami proses

penciptaan atau pembangunan ulang (konstruksi) oleh media itu sendiri.

Isi media adalah hasil konstruksi realitas dengan bahasa sebagai dasarnya,

sedangkan bahasa bukan saja alat mempresentasikan realitas, tetapi juga

menentukan relief seperti apa yang hendak diciptakan bahasa tentang realitas

tersebut. Akibatnya media massa mempunyai peluang yang sangat besar untuk

mempengaruhi makna dan gambaran yang dihasilkan dari realitas yang

dikonstruksi.13

B. Konseptualisasi Lirik Lagu

Lirik adalah perkataan-perkataan dalam lagu. Lirik boleh ditulis semasa

musiknya digubah, atau ditulis selepasnya. Musik dipadankan atau ditulis selepas

lagu atau puisinya telah ditulis. Seorang yang menulis lirik dipanggil penulis lirik.

Maksud yang diberikan dalam rangkap lirik boleh bersifat tersurat atau tersirat.

Sebagian lirik adalah terlalu abstrak sehingga tidak dapat difahami.14

Definisi lirik atau syair Lagu dapat dianggap sebagai puisi begitu pula

sebaliknya. Hal serupa juga dikatakan oleh Jan van Luxemburg (1989) yaitu

12

Fahri Firdausi, artikel: Berita sebagai konstruksi media, diakses pada 7 mei 2013 dari http:media indonesia.com/2013/po2.html.

13

Ibnu Hamad, Muhammad Qadari dan Agus Sudibyi, Kabar-kabar Kebencian, (Jakarta; Institut Studi Arus Informasi, PT. Sembrani Aksara Nusantara, 2001), hal. 74-75.

14

(26)

definisi mengenai teks-teks puisi tidak hanya mencakup jenis-jenis sastra

melainkan juga ungkapan yang bersifat pepatah, pesan iklan, semboyan-semboyan

politik, syair-syair lagu pop dan doa-doa. Jika definisi lirik lagu dianggap sama

dengan puisi, maka harus diketahui apa yang dimaksud dengan puisi.

“Lirik adalah karya sastra yang bersifat curahan perasaan pribadi atau

dapat juga dikatakan sebagai susunan kata sebuah nyanyian.”15

Seorang pencipta

lagu biasanya mendapatkan inspirasi untuk menciptakan sebuah karya biasanya

dalam sebuah momen tertentu, seperti perasaan jatuh cinta, patah hati, semangat

hidup, kritik sosial, dan masih banyak lainnya. Lagu yang terlahirpun harus

memiliki unsur keaslian karya sendiri, tanpa adanya penjiplakan dari pihak

manapun. Karena jika terdapat kesamaan maka akan mendapatkan sanksi

mengenai plagiatisme sebuah karya. Setelah mendapatkan lirik yang tepat

biasanya sang pencipta lagu langsung mengkomposisikannya dengan musik yang

akan mengiringi, agar tercipta harmonisasi yang indah untuk didengar.

Menurut Herman J. Waluyo (1987: 72), setidaknya dalam proses

pemilihan kata terdapat tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu: perbendaharaan

kata, urutan kata, dan daya sugesti kata. Berikut ini penjelasannya:

1. Perbendaharaan kata

Perbendaharaan kata penyair dapat memberikan kekuatan ekspresi

dan menunjukkan ciri khas penyair. Penyair memilih kata-kata

berdasarkan pada beberapa hal, yaitu: makna yang akan disampaikan,

tingkat perasaan, suasana batin, dan faktor sosial budayanya.

15

(27)

2. Urutan kata

Urutan kata dalam lagu bersifat beku. Artinya, urutan itu tidak

dapat dipindah-pindahkan tempatnya meskipun maknanya tidak berubah

oleh perpindahan tempat itu. Terdapat perbedaan teknik menyusun urutan

kata dalam lagu baik urutan dalam tiap baris maupun urutan dalam suatu

bait. Oleh karena itu, pengurutan kata itu bersifat khas antara

masing-masing penyair.

3. Daya sugesti kata

Sugesti ditimbulkan oleh makna kata yang dipandang sangat tepat

mewakili perasaan penyair. Ketepatan pilihan dan ketepatan penempatan

menyebabkan kata-kata itu seolah memancarkan daya yang mampu

memberikan sugesti kepada pendengar untuk ikut bersedih, terharu,

bersemangat dan marah.16

Sedangkan musik adalah bidang seni yang berhubungan dengan alat-alat

musik dan irama yang keluar dari alat musik itu. Bidang musik membahas cara

menggunakan instrument musik, masing-masing alat musik juga mempunyai nada

tertentu. Disamping itu, seni musik membahas cara membuat not, bermacam

aliran musik misalnya musik vokal atau musik instrumental. 17

16

Atar Semi. Anatomi Sastra. (Padang: Angkasa Raya.2001) hal.29 17Ahmad Musabikh, “

(28)

Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda

berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang

musik juga bermacam-macam: 18

1. Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar.

2. Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.

3. Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan

dan disajikan sebagai musik.

C. Konseptualisasi Wacana

Analisis wacana atau discourse analysis adalah suatu cara atau metode

untuk mengkaji wacana yang terdapat atau terkandung di dalam pesan-pesan

komunikasi, baik secara tekstual maupun kontekstual. Analisis wacana berkenaan

dengan pesan komunikasi, yang sebagian diantaranya berupa teks.19

Analisis wacana adalah ilmu yang baru muncul beberapa puluh tahun

belakangan ini, aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penganalisaannya

hanya pada soal kalimat, dan barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa

memalingkan perhatian kepada penganalisaan wacana.20

Secara etimologi analisis wacana sebagaimana dikutip Deddy Mulyana

berasal dari bahasa sansekerta wac/wak/vac yang memiliki arti „berkata’,

„berucap’. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana, kata

ana yang berada di belakang adalah bentuk sufiks (akhiran) yang bermakna

18

http://.MSI.com/2010/10/macam-macam-genre-musik-di-dunia.html Diakses pada 17 mei 2013

19

Pawinto, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta; LKiS,2007), hal. 170. 20

(29)

„membedakan’. Dengan demikian kata wacana dapat diartikan sebagai perkataan

atau tuturan. 21

Berdasarkah Kamus Besar Bahasa Indonesia, wacana adalah ucapan;

perkataan; tutur, keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan, satuan bahasa

terlengkap, dan realisasinya tampak pada bentuk karangan yang utuh.22

Analisis wacana dapat berfungsi sebagai salah satu alternatif dalam

mempelajari makna pesan dari sebuah teks atau karangan. Alternatif tersebut

diupayakan mengingat keterbatasan dari analisis isi. Analisis isi hanya

menekankan pada muatan teks komunikasi yang bersifat nyata. Berbeda dengan

analisis wacana, tidak hanya menekankan pada segi teks saja, tetapi juga

memfokuskan pada pesan dan makna yang tersembunyi. Di samping itu, analisis isi, hanya membahas seputar “apa yang dikatakan oleh seseorang” (what)

senagkan analisis wacana mengungkapkan “bagaimana seseorang mengatakannya

(how)”.23

Mengutip Eriyanto dalm bukunya Analisis Wacana, Pengantar Teks

Media, menyatakan bahwa :

“Pengertian satu kalimat dihubungkan dengan kalimat lain dan tidak ditafsirkan satu persatu kalimat saja. Kesatuan bahasa itu bisa panjang dan pendek. Sebagai sebuah teks, wacana bukan urutan kalimat yang tidak mempunyai ikatan sesamanya, bukan kalimat-kalimat yang dideretkan begitu saja. Ada sesuatu yang mengikat kalimat-kalimat itu menjadi sebuah teks, dan yang menyebabkan pendengar atau pembaca mengetahui bahwa ia berhadapan dengan sebuah teks atau wacana dan sebuah kumpulan kalimat yang dideretkan begitu saja. Studi wacana dalam linguistik, merupakan reaksi terhadap studi linguistik yang hanya meneliti aspek kebahasaan dari kata atau kalimat saja. Kata atau kalimat itu

21

Deddy Mulyana. Kajian Wacana; Teori, Metode dan Aplikasi, Prinsip-prinsip Analisis Wacana. (Yogyakarta; Tiara Wacana 2005), hal.3.

22

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Jakarta: Balai Pustaka,1988), hal. 1005.

23

(30)

dipelajari secara independen, tidak dihubungkan dengan kalimat lain. Disini, studi hanya diletakkan pada frase atau kalimat belaka, tidak dihubungkan dengan relasi antar kalimat sebagai kesatuan utuh.”24

Menurut J.S. Badudu Wacana merupakan rentetan kalimat yang berkaitan,

yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya.

Membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara

kalimat.

Teun A. Van Dijk menyatakan bahwa wacana itu sebenarnya adalah

bangun teoritis yang abstrak (The abstract theoritical construct) dengan begitu

wacana belum dapat dilihat sebagai perwujudan fisik bahasa. Dan perwujudan

bahasa adalah teks.25

Menurut Henry Guntur Tarigan, wacana dipergunakan untuk mencakup

bukan hanya percakapan atau obrolan, tetapi juga pembicaraan di muka umum,

tulisan, serta upaya-upaya formal seperti laporan ilmiah dan sandiwara atau

lakon.26

Analisis wacana lebih bersifat kualitatif, karena dasar metode ini bukan

suatu analisis yang menggunakan perhitungan objektif. Melainkan sangat

tergantung pada kemampuan peneliti dalam menafsirkan objek penelitian.

Penelitian ini dipandang berhasil mana kala peneliti mampu memperlihatkan

konteks sosial, ekonomi, politik dan analisis komprehensif, sehingga integrasi

sangat dituntut agar penafsiran dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.27

24

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKiS, 2001), hal.3

25

Abdul rani, Analisis Wacana Sebuah Kajian (Malang: Bayu Media, 2004), hal. 4. 26

Alex Sobur. Analisis Teks Media, hal. 9. 27

(31)

Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana menurut Syamsudin (1992:6)

dapat dikemukakan sebagai berikut :28

a. Analisis wacana membahas kaidah memaknai bahasa di dalam masyarakat

(rule of use-menurut Woddowson,1978)

b. Analisis wacana merupakan usaha memaknai tuturan dalam konteks, teks

dan situasi (firth,1957)

c. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui

interpretasi semantik (Beller)

d. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak

berbahasa (what said from what is done– Labov,1970)

e. Analisis wacana diarahkan kepada masalah memaknai bahasa secara

fungsional (fungcional use language – Coulthard, 1977)

Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa analisis

wacana merupakan sebuah cara mengkomunikasikan pikiran dalam bentuk lisan

maupun tulisan yang teratur dan sitematis. Baik secara teks, artikel, berita,

maupun opini. Analisis wacana tidak hanya meneliti wacana yang terdapat dalam

sebuah teks, namun juga dari kognisi dan konteks sosialnya.

D. Model Analisis Wacana Teun A. Van Dijk

Diantara fokus penelitian analisis wacana, penulis menggunakan model

Teun A. Van Dijk, karena metode yang paling banyak digunakan dibandingkan

metode lainnya. Hal ini dikarenakan Van Dijk mengelaborasi elemen-elemen

wacana, sehingga bisa didayagunakan dan dapat digunakan secara praktis.

28

(32)

Model Teun A. Van Dijk sering disebut sebagai “kognisi sosial”. Menurut

Dijk penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks

semata, karena teks hanyalah hasil dari suatu praktek produksi yang harus juga

diamati. Dalam hal ini tidak harus dilihat pada analisis teks semata, tetapi

dianalisis bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga diperoleh suatu pengetahuan

kenapa teks bisa semacam itu.

Baik struktur teks, kognisi sosial, maupun konteks sosial adalah bagian

yang integral dalam kerangka Van Dijk. Jika digambarkan, maka skema penelitian

dan metode yang bisa dilakukan dalam kerangka Van Dijk adalah sebagai

berikut:29

29

(33)
[image:33.595.102.518.121.586.2]

Tabel 1

Kerangka Wacana Teun A. Van Dijk

Pada model Dijk, ada tiga dimensi yang digunakan untuk menganalisa

suatu wacana, diantaranya :

a. Teks

Melalui berbagai karyanya, khusus pada dimensi analisis teks Van

Dijk melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur atau tingkatan yang

masing-masing bagian saling mendukung. Tingkatan itu adalah :

1) Pertama adalah struktur makro, merupakan makna umum dari suatu teks

yang dapat diamati dengan melihat topik dari suatu teks.

Struktur Metode

Teks

Menganalisis bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu. Bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk menyingkirkan atau memarjinalkan suatu kelompok, gagasan, atau peristiwa tertentu.

Critical linguistic

Kognisi Sosial

Menganalisis bagaimana kognisi pembuat teks dalam memahami seseorang atau peristiwa tertentu yang akan ditulis

Wawancara mendalam

konteks Sosial

Menganalisis bagaimana wacana yang berkembang dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi peristiwa seseorang atau digambarkan.

(34)

2) Kedua adalah superstruktur, yaitu kerangka dari suatu teks, bagaimana

struktur dan elemen wacana itu disusun dan elemen itu disusun dalam

teks secara utuh.

3) Ketiga adalah Struktur Mikro, yakni makna yang dapat diamati dengan

menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase yang

dipakai, dan sebagainya.

Pertama adalah Teks. Yaitu menganalisis bagaimana strategi wacana

yang dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu.

Bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk menyingkrirkan atau

memarjinalkan suatu kelompok, gagasan, atau peristiwa tertentu.

Objek penelitiannya adalah bagaimana struktur teks dan strategi

wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Serta membagi

teks ke dalam struktur makro, superstruktur dan struktur mikro. Adapun

[image:34.595.103.513.166.790.2]

elemen wacananya adalah :

Tabel 2

Elemen Wacana Teun A. Van Dijk

Struktur Wacana Hal yang diamati Elemen

Struktur Makro Tematik

(Apa yang dikatakan?)

Topik

Superstruktur Skematik

(Bagaimana pendapat disusun dan dirangkai?)

Skema

Struktur Mikro Semantik

(Makna yang ingin ditekankan dalam teks)

Latar, maksud, detail, peranggapan,

nominalisasi.

Struktur Mikro Sintaksis

(Bagaimana pendapat yang disampaikan ?)

Bentuk, kalimat, koherensi, kata ganti.

Struktur Mikro Stilistik

(Pilihan kata apa yang dipakai ?)

Leksikon

Struktur Mikro Retoris

(Bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan ?)

(35)

b. Kognisi sosial

Bagaimana cara mempelajari proses produksi teks yang melibatkan

kognisi individu atau kesadaran mental dari penulis dalam bentuk teks.

Hal ini difokuskan pada efek kognitif atau efek media massa terhadap

pengetahuan. Sebuah media tidak hanya dapat mengubah sikap, tetapi juga

mengubah pengetahuan seseorang akan suatu hal.

Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak

mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa. Kognisi

sosial ini penting dan menjadi kerangka yang tidak terpisahkan untuk

memahami teks media.

c. Konteks Sosial

Mempelajari banguan wacana yang berkembang dalam masyarakat

akan suatu masalah, dengan meneliti bagimana wacana tentang suatu hal

diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat.

Untuk memperoleh gambaran elemen-elemen struktur wacana, berikut

adalah penjelasan singkatnya :

1. Tematik, secara harfiah tema berarti “sesuatu yang diuraikan,” kata ini

berasal dari kata Yunani „tithenai’ yang berarti meletakkan. Tema

adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui

tulisannya.30

2. Skematik, menggambarkan bentuk wacana umum yang disusun

dengan sejumlah kategori seperti pendahuluan, isi, kesimpulan,

30

(36)

pemecahan masalah, penutup. Struktur skematik memberikan tekanan;

bagian untuk mana yang didahulukan dan bagian mana yang bisa

dikemudiankan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi

penting.

3. Semantik, adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna satuan

lingual, baik makna teksikal (unit semantik terkecil) maupun makna

gramatikal (makna yang terbentuk dari gabungan satuan kebahasaan)

4. Sintaksis, secara etologis berarti menempatkan bersama kata-kata

menjadi kalimat. Sintaksis ialah bagian dari ilmu bahasa yang

membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.31

5. Stilistik, pusat perhatian adalah style (gaya bahasa) yaitu cara yang

digunakan penulis untuk menyatakan maksud dengan menggunakan

bahasa sebagai sarana.32

6. Retoris, adalah gaya bahasa yang diungkapkan ketika seseorang

berbicara atau menulis. Misalnya dengan pemakaian kata yang

berlebihan (hiperbola). Retoris mempunyai fungsi persuasif, dan

berhubungan erat dengan bagaimana pesan disampaikan ke khalayak.33

31

Wijana, Dasar-dasar Progmatik, (Yogyakarta; ANDI, 1996), hal.1. 32

Mansoer Pateda, Linguistik: Sebuah Pengantar, (Bandung; Angkasa, 1994), hal.85. 33

(37)

27

A. Sejarah Berdiri Grup Band Efek Rumah Kaca

Efek Rumah Kaca adalah band asal Jakarta yang beranggotakan Cholil

Mahmud (vokal,gitar), Adrian Yunan Faisal (vokal latar, bass), dan Akbar Bagus

Sudibyo (drum,vokal latar). Khalayak juga mengenalnya dengan nama ERK.

Band ini pertama kali terbentuk pada tahun 2001. Saat itu beranggotakan lima

personel, dengan pemain piano dan gitaris, sedangkan Cholil saat itu hanya

menjadi vokalis. Namun pada 2003, pemain piano dan gitaris memutuskan untuk

keluar. Sebelum menjadi Efek Rumah Kaca, kami beberapa kali menggunakan

nama band, yaitu Hush, Superego, Rivermaya, tetapi dua nama terakhir sudah

dimiliki band lain.1

Semenjak 2003 hingga 2005, kami tidak menggunakan nama (no name).

Baru pada 2005, tempat latihan mereka berulang tahun dan mengajak manggung.

Tentu untuk manggung perlu nama. Harlan Boer, saat itu sebagai Personal

Manager Efek Rumah Kaca, mengusulkan nama Efek Rumah Kaca yang diambil

dari judul lagu yang dibuat pada 2004. Seperti diungkapkan Harlan Boer, bahwa :

Awalnya ragu juga karena namanya terlalu panjang dan sama sekali tidak ada unsur filosofi di dalamnya. Namun, akhirnya kami

putuskan menggunakan nama tersebut karena itu ternyata catchy juga”.2

1

Wawancara pribadi dengan Adrian Yunan Faisal bassist Grup Band Efek Rumah Kaca, Jakarta, 19 Juli 2013

2

(38)

Sejak awal kemunculan mereka, banyak pihak yang menyebutkan bahwa

warna musik Efek Rumah Kaca tergolong dalam post-rock, bahkan ada yang

menyebutkan shoegaze3 sebagai warna musik mereka. Tetapi ERK dengan

mantap menyebutkan bahwa warna musik mereka adalah pop, karena mereka

merasa tidak menggunakan banyak distorsi dan efek dalam lagu mereka seperti

layaknya musik rock. 4

B. Visi dan Misi

Komposisi dari lagu yang diciptakan oleh Efek Rumah Kaca sebangun

dengan tema, agar musik yang dihasilkanpun tidak hanya menjadi hiburan.

Namun harus ada juga unsur refleksi dan pesan dari realitas yang ingin

disampaikan. Mereka melihat satu realitas dari berbagai sudut pandang. Memotret

zaman, lirik ditata, terkadang puitis, ada juga kalimat yang bersuarakan apa

adanya. Semua dikemas dengan baik melalui kekayaan pilihan kata dalam bahasa

Indonesia.5

Selain itu Efek Rumah Kaca juga ingin mengajak masyarakat Indonesia

untuk bisa lebih memperluas pengetahuan akan makna sebuah lagu, bukan malah

mempersempit dan terkungkung pada simbol-simbol cinta yang selalu laris manis

3

Shoegaze adalah sebuah musik untuk merayakan kesepian. Suara vokal yang hanya sayup-sayup terdengar perlahan dan terkadang hampir tanpa tenaga (meski ada beberapa grup yang bernyanyi dengan tenaga).Begitu juga dengan iringan drumnya, berderap seperti seakan diserang pasukan di medan perang, begitu memacu detak jantung akan rasa ketakutan yang mendalam. Dengan komposisi seperti itu, musik shoegaze mampu memberikan nuansa tersendiri, tempat bagi orang-orang yang ingin merayakan kesepian, kesendirian, kegalauan, keinginan lari dari masalah namun tenaga hanya seperti angan saja.

4

http://www.greenersmagz.com/interviews/mulailah-dari-diri-sendiri-dan-lingkungan-sekitar/ diakses pada 1 februari 2013.

5

(39)

di pasaran. Pembelajaran yang perlu digarisbawahi untuk membuka cakrawala

lebih meluas.6

C. Karya yang Diproduksi

Tahun 2006 lagu “ Melankolia “ dan “ Di Udara “ mereka jadikan

sebagai “jagoan” menjadi pembuka pada kompilasi Paviliun Do Re Mi (Paviliun

Record) dan Todays of yesterday (Bad sector records). Efek Rumah Kaca mulai

keluar untuk berkenalan pada bulan Agustus 2007 dengan menggelar tour ke

beberapa kota besar di Jawa. Momentum ini menjadi sebuah pengantar menuju

album debut mereka.7

Pada bulan September 2007, album selftitled Efek Rumah Kaca dilepas

melalui Paviliun Record. Album ini direspon baik oleh publik, diawali dengan

review-review positif dari para penulis di Internet. Singlepertama ”Jatuh Cinta Itu

Biasa Saja” mulai membuat kalangan media dan pendengar musik Indonesia

menaruh pehatian. Tapi yang paling berpengaruh mengenalkan nama Efek Rumah

Kaca kepada publik nasional adalah single kedua mereka yang berjudul “Cinta

Melulu”. 8

Sebuah satir ceria akan industri musik Indonesia yang didominasi oleh

lagu-lagu bertema cinta yang penyajian komposisi musik dan liriknya

begitu-begitu saja.

Kurang dari setahun berselang, 19 Desember 2008 Efek Rumah Kaca

merilis album kedua yang mereka beri judul “Kamar Gelap” oleh Aksara Record.

Ada 12 lagu yang mereka bawakan di album ini, setiap komposisi musiknya

dirancang untuk mendukung tema dan lirik lagunya, begitupun sebaliknya. Musik

6

http://efekrumahkaca.net/id/diskografi diakses pada 21 februari 2013 7

http://efekrumahkaca.net/id/diskografi diakses pada 21 februari 2013 8

(40)

mereka masih bermain di area pop, namun ditambah sedikit arsiran indie rock,

punk, progressive rock, dan jazz. Tittle album “kamar gelap” diambil dari lagu

berjudul di album kedua ini. “Kamar Gelap” adalah representasi konsep bermusik

ERK, yaitu memotret realitas. Untuk menyempurnakan album kedua ERK

berkarya bersama Angki Purbandono. Beliau adalah seorang seniman berbasis

fotografi dari Ruang MES 56 Yogyakarta yang menangani arahan seni kemasan

album ini. Sebuah paket seni musik dan fotografi.9

[image:40.595.100.519.245.578.2]

Tabel 2

Album Efek Rumah Kaca

Pada September 2011 album ketiga Efek Rumah Kaca akan meluncur ke

pasaran. Menurut Akbar sang penabuh drum, perencanaan album tersebut sudah ia

lakukan bersama Cholil dan Adrian sejak 2010. Prosesnya yaitu penemuan dan

fiksasi nada drum, kemudian untuk gitar dan bass, terakhir penemuan lirik lagu.

Mereka mengaku proses pengerjaan album ini agak tersendat karena Adrian masih

9

http://deathrockstar.info/album-kedua-efek-rumah-kaca- diakses pada 23 februari 2013.

10

http://efekrumahkaca.net/id/diskografi diakses pada 21 februari 2013

Tahun Album Nama Album Single

2007 Efek Rumah Kaca * 1stSingle - Jatuh Cinta Itu Biasa Saja * 2ndSingle - Cinta Melulu

* 3rdSingle - Di Udara * 4thSingle - Desember

2008 Kamar Gelap * 1stSingle - Kenakalan Remaja di Era Informatika

(41)

belum cukup pulih dari penyakit yang dideritanya. Sudah dicheck di Singapura,

sepertinya ada permasalahan virus dengan penglihatannya. 11 Akbar sang penabuh

drum menjelaskan, bahwa :

Album itu akan berisi enam lagu. “Belum terpikirkan mengenai

lagu apa yang mungkin menjadi lagu cover album. Belum juga

terpikirkan mengenai judul album’’,

Di jajaran band indie Tanah Air, nama ERK tak asing. Kedua album Efek

Rumah Kaca dan Kamar Gelap, terjual antara 7.000-9.000 keping. Sebuah

pencapaian yang bagus untuk sebuah band indie.

Di luar aktivitas panggung dan urusan rekaman album baru, Cholil,

vokalis Efek Rumah Kaca, adalah pekerja di sebuah lembaga swadaya masyarakat

yang bergerak di bidang hukum. Dua personel ERK, Adrian dan Akbar, juga

[image:41.595.99.505.267.676.2]

memiliki pekerjaan lain.12

Gambar 1 Cover Album ke-1

Sumber: efekrumahkaca.net

11

http://entertainment.kompas/read/2011/04/14/10082589/Efek.Rumah.Kaca.Album.Keti ga.Tak.Bersahabat diakses pada 23 februari 2013.

12

(42)

Filosofi yang terdapat pada cover album efek rumah kaca yang pertama ini

adalah bangku yang melambangkan akan sebuah tingkatan pendikan, goresan

hitam dan lubang putih di tengah memaknai akan sebuah hisapan besar. Jadi

secara sederhana dapat ditafsirkan bahwa kini nilai-nilai pendikan makin terbawa

arus kegelapan globalisasi. Dan sungguh menjadi tugas kita semua untuk bisa

[image:42.595.101.513.246.623.2]

merubah kembali arus tersebut kea rah positif.13

Tabel 3 Album Pertama

Efek Rumah Kaca (self title)

Tanggal Rilis Sep-07

Label: Paviliun Records

Produser: Efek Rumah Kaca, Harlan Boer

Judul Lagu Jalang Di Udara

Jatuh Cinta Itu Biasa Saja Efek Rumah Kaca

Bukan Lawan Jenis Melankolia

Belanja Terus Sampai Mati Cinta Melulu

Insomnia Sebelah Mata

Debu-Debu Berterbangan Desember

Sumber: efekrumahkaca.net

13

(43)

Makna dibalik lagu pada album pertama :

1. Jalang

Lagu pertama pada album ini, menceritakan sebuah keadaan nyata

ketika masa pemerintahan orde baru. Semua yang menentang kinerja

pemerintah dianggap musuh negara. Dapat terlihat jelas dari potongan

liriknya: siapa yang berani bernyayi, nanti akan di kebiri… siapa yang berani

menari, nanti kan di eksekusi… karena mereka paling suci, lalu mereka bilang

kami jalang…’

Bentuk tindakan semena-mena dan pembungkaman suara rakyat oleh

pemerintah untuk tidak lagi bisa untuk melawan. Kecil saja terdengar suara,

mereka langsung dibumihanguskan entah kemana, Pemerintah merasa paling

benar dan rakyat hanya untuk diperintah.

2. Jatuh cinta itu biasa saja

Jangan langsung memaknai lagu ini sebagai lagu yang merendahkan

arti cinta. Efek rumah kaca membuat lagu yang memiliki arti berbeda daripada

lagu cinta yang merajalela di pasar musik Indonesia sekarang ini, tidak ada

makna cinta yang hiperbola. Menyinggung juga orang-orang yang menjalani

dan memaknai cinta yang terlalu berlebihan. Terlihat dari potongan lirik

lagunya: „kita berdua hanya berpegangan tangan, tak perlu berpelukan…’

Kesederhanaan dalam memaknai sebuah hubungan percintaan, bahwa

tidak perlu euforia yang berlebihan dalam menikmatinya. Karena jatuh cinta

itu cukup dengan perasaan sederhana yang tak perlu jutaan selebrasi.Karena

(44)

3. Bukan lawan jenis

Satu tema menarik yang diangkat oleh efek rumah kaca dan

menjadikannya sebuah lagu. Sama seperti judulnya cerita tidak jauh dari kisah

dimana seorang ingin menolong tapi orang yang ditolong malah jatuh cinta

padahal mereka sama jenis. Sang penolong hanya bisa bernyanyi dan

memohon maaf, aku bukan lawan jenismu.

4. Belanja terus sampai mati

Bercerita bahkan mengkritik sebuah kebiasaan masyarakat Indonesia

(tak terkecuali mereka juga) yang sudah menjadi satu kebudayaan turun

temurun bangsa ini yaitu budaya konsumerisme. Tapi itu hanya kiasan, juga

juga suatu pembenaran, atas bujukan setan, hasrat yang dijebak zaman, kita

belanja terus sampai mati…’ tidak bisa dipungkiri, lirik lagu ini

menggambarkan realitas yang ada pada tiap individu masyarakat Indonesia.

Realita di masyarakat makin menggila, dengan makin tingginya

tingkat pemanfaatan kekayaan dengan cara yang bijaksana. Bahkan

masyarakat tidak lagi mengutamakan skala prioritas. Nafsu setan menjadi

pengendali dalam setiap bentuk pembelanjaan.

5. Insomnia

Lagu lain yang mengangkat tema sederhana, kebiasaan seseorang yang

menjadi sebuah penyakit susah tidur, insomnia. dalam lagu ini menceritakan

seseorang yang terus bertanya kepada dirinya sendiri, apa itu insomnia? apa

(45)

Penyakit sulit untuk tidur yang dialami oleh seseorang dan menjadi

tanda tanya besar akan penyebab dan asal muasal dari mana penyakit itu

berasal. Dan makin menjangkit ke banyak masyarakat di kota-kota besar.

Entah sampai kapan penyakit ini akan terobati.

6. Debu-debu beterbangan

Dalam lagu ini kita diajak merenungkan hidup yang tengah kita jalani

dan juga tersirat sebuah makna religi. Selain itu pada bagian reff.,

menceritakan hari kiamat yang akan datang, tak bisa dielakan, dan sebagai

manusia kita hanya bisa pasrah. „pada saatnya nanti, tak bisa bersembunyi…

kita pun menyesali, kita merugi… pada siapa mohon perlindungan? Debu

-debu beterbangan…’

Sebuah bentuk evaluasi jiwa akan sudah berapa banyak dosa yang

telah dilakukan selama hidup. Semua menjadi sia-sia karena terlalu banyak

membuang kesempatan yang telah diberikan Tuhan untuk memperbaiki. Akhir

dari semua itu adalah penyesalan yang seharusnya bisa lahir di awal cerita,

bukan malah di akhir.

7. Di udara

Sebuah lagu yang khusus dipersembahakan untuk seorang aktivis yang

dibunuh di udara, siapa lagi kalau bukan Munir. Dalam lirik lagunya jiwa

seorang munir bagai hidup dan mengisyaratkan bahwa akan lahir munir-munir

lainnya yang akan membela ketidakadilan di negeri ini. „ku bisa tenggelam

dilautan, aku bisa diracun di udara, aku bisa terbunuh ditrotoar jalan, tapi

(46)

Tokoh Munir dan sekelumit perjalanan kisahnya dalam menegakkan

Hak Asasi Manusia menjadi ide pokok dalam lagu Di Udara. Kemudian

dikemas dalam lirik-lirik perlawanan yang pada tak pernah padam akan

sebuah ketidakadilan.

8. Efek rumah kaca

Sebuah lagu yang memiliki nama yang sama dengan nama band dan

judul albumnya. Lagu ini bertema kerusakan lingkungan akibat ulah manusia,

pemanasan global. Sedikit juga bercerita tentang keadaan bumi dimasa yang

akan datang jika manusia terus merusak alam dan tidak mencoba memahami

bumi ini sendiri.

Tindakan manusia yang semakin tidak sopan terhadap anugerah yang

telah diberikan secara cuma-cuma oleh Tuhan yang terdapat di bumi. Polusi

tanah, air, udara, suaran makin menjadi. Akhirnya manusia juga yang akan

merasakan dampak dari tingkah lakunya sendiri, bencana yang kian banyak di

bumi.

9. Melancholia

Salah satu lagu yang ditulis Cholil sang vokalis, pada waktu ayahnya

meninggal. dalam kesendirian dia merasakan satu keadaan yang sangat

menyedihkan. semua serba melankolis dan dia menggambarkannya menjadi

sebuah keindahan yang jarang dirasakan oleh orang lain untuk dinikmati.

(47)

Lirik akan sebuah rasa kehilangan akan sosok yang sangat

memberikan banyak inspirasi dalam hidup. Menjadikan banyak perubahan

sesudah itu, serta banyak pelajaran hidup yang akan dipetik dari kisah ini.

Ayah.

10.Cinta melulu

Lagu paling sukses yang menjadi single pertama efek rumah kaca.

mernceritakan tentang pasar musik di indonesia yang lagu-lagunya semua

bertema cinta. Menyindir semua penikmat musik, band, dan para pencipta

lagu zaman sekarang. „lagu cinta melulu, apa memang karna kuping melayu?

suka yang sendu-sendu…’

Fenomena romansa cinta yang selalu menjadi hits pada blantika musik

Indonesia. Menjadikan pasar beramai-ramai untuk menghasilkan lagu yang

bertemakan cinta, padahal masyarakat kian jenuh akan tema cinta. Tidak ada

pembelajaran yang berarti karena selalu dijejali dengan tema yang sama dan

cenderung membosankan. Perlu ada tandingan yang jitu untuk melawan tema

tentang cinta.

11.Sebelah mata

Menceritakan keadaan adrian, sang basis yang mempunyai gangguan

pengelihatan. Perlahan-lahan pengelihatannya kabur dan timbul bercak pada

matanya, kemudian dia menulis lagu ini. Sama seperti melancholia, adrian

(48)

orang lain, menilai sebuah kekurangan atau kelemahan menjadi sebuah

kelebihan. „sebelah mataku yang mampu melihat, bercak adalah sebuah

warna-warna mempesona...’

“Sebelah Mata” ini menceritakan tentang seorang yang harus berbaring

tak berdaya karena sedang terserang penyakit Diabetes. Ingin selalu untuk

berpikir optimis tapi realita yang ada menunjukkan jika penyakit yang telah

dia alami menuntun dia dalam posisi yang tak berdaya dan kesepian adalah

teman setia lantaran orang-orang disekelilingnya sudah jarang lagi mengisi

hari-harinya.

Memang sangat menyakitkan jika kita dalam kondisi seperti itu,

Namun jika ada dari teman, Sahabat atau keluarga kita yang mengalami

seperti itu kita hendaknya harus mensuport dia dan tak lupa slalu ada disisinya

agar mereka meras tak sendirian serta mempunyai semangat yang berlipat

untuk berjuang untuk sembuh.

12.Desember

Menceritakan sebuah banjir besar yang melanda Jakarta pada akhir

tahun 1999. Lagu ini juga sebagai doa bagi mereka yang sabar menghadapi

bencana tersebut dan doa bagi mereka yang telah berpulang kesisi –Nya akibat

hal itu.

Bentuk kesedihan yang terispirasi dari bancana banjir yang terjadi

pada tahun 1999, yang banyak memakan korban. Lirik yang sangat cantik

aku selalu suka sehabis hujan di bulan desember, seperti pelangi setia

(49)
[image:49.595.99.513.68.748.2]

Gambar 2 Cover Album ke-2

Sumber: efekrumahkaca.net

Filosofi yang terdapat pada cover album efek rumah kaca yang kedua

adalah bentuk pembungkaman suara kebebasan, suara rakyat yang dilarang untuk

bisa memberikan aspirasi untuk memperbaiki pemerintahan. Dipilih kambing

karena hewan ini mencirikan keberisikan.14

Tabel 4 Album Kedua Kamar Gelap

Tanggal

Rilis 19 Desember 2008

Label: Aksara Records

Produser: Efek Rumah Kaca

Judul Lagu Tubuhmu Membiru... Tragis Menjadi Indonesia

Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa Kamar Gelap

Mosi Tidak Percaya Jangan Bakar Buku

Lagu Kesepian Banyak Asap di Sana

Hujan Jangan Marah Laki-laki Pemalu

Kenakalan Remaja di Era Informati

Gambar

Tabel 1
Tabel 2 Elemen Wacana Teun A. Van Dijk
Album Efek Rumah KacaTabel 2
Gambar 1 Cover Album ke-1
+7

Referensi

Dokumen terkait

We will certainly offer the best means and also recommendation to get guide 100 Edible Mushrooms By Michael Kuo Even this is soft data book, it will be simplicity to lug 100

Berdasarkan hasil penelitian, petugas kesehatan yang memiliki tingkat pengetahuan baik dan upaya pencegahan baik sekitar 7 (43,8%), dan 9 (56,3%) petugas kesehatan

Total nilai tes kesiapan menulis dalam pembelajaran keterampilan menulis kreatif dengan menggunakan media web based learning pada mahasiswa kelas bahasa I yaitu

Kemudian pada model dapat disimpulkan bahwa dalam satu fasa pada saat pasang tertinggi arus bergerak sejajar garis pantai yaitu selatan menuju timur dan timur laut dengan

- Start Game untuk memulai permainan menuju tampilan stage.. - Tutorial untuk melihat petunjuk cara

“ Leksikon Nomina Bahasa Gayo dalam Lingkungan Kedanauan Laut Tawar : Kajian Ekolinguistik” (Tesis).. Pascasarjana Universitas Sumatera

Karena di Semarang tidak ada sumber aktivitas radionuklida yang menghasilkan 137 Cs, maka diduga aktivitas yang ada berasal global fallout yaitu buangan Fukushima yang

Medan magnet berdasarkan persamaan (1) sebanding dengan frekuensi, dimana semakin naik setingan frekuensi sistem maka akan semakin banyak fluks magnet yang