• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PEMBUATAN 3.1 FORMULA DAN PENIMBANGAN Tabel 3.1 Formula mikroemulsi vitamin E dan Bobot Penimbangan Formula Fungsi Prosentase

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB III METODE PEMBUATAN 3.1 FORMULA DAN PENIMBANGAN Tabel 3.1 Formula mikroemulsi vitamin E dan Bobot Penimbangan Formula Fungsi Prosentase"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PEMBUATAN

3.1 FORMULA DAN PENIMBANGAN

Tabel 3.1 Formula mikroemulsi vitamin E dan Bobot Penimbangan

Formula Fungsi Prosentase

Asam oleat Fase minyak 2 75 0,25 2,5 25

PVP

(polyvinylpirrolidone)

Bahan pengikat 1 35 0,1 1 10

Vitamin E Bahan Aktif 8 10 10 10 100

MCT ( medium chaintryglicerida)

Mempertahanka n tekstur lemak

42 35 5 50 500

Egg Lecitin Emulsifier 13 20 1,5 15 150

Poloxamer 188 Surfaktan 34 25 4 40 400

Jumlah 100% 200mg

Skala lab 1.000 tablet Skala pilot 10.000 tablet Skala produksi 100.000 tablet

3.2 SKEMA KERJA SKALA PRODUKSI 3.2.1 NANOEMULSION

(2)

Fase minyak

Fase air

Gambar 2.17 Alur Proses Produksi

3.3 Pengukuran Ukuran Partikel dan Zeta Potensi Alam

Vitamin E Nanoemulsi Ukuran partikel rata-rata dari vitamin E nanoemulsion diukur dengan analisa partikel (Zetasizer-3000 HSA, Malvern Instrumen, Inggris). Sebelum pengukuran,vitamin E nanoemulsion diencerkan sepuluh kali lipat dengan air purified water. Sampel diencerkan dilakukan pada suhu 25 ° C.

Didispersikan ke dalam larutan

alkohol

Polyvinylpirrolidone (10 kg), poloxamer 188 (400 kg), purified water

Diaduk dengan menggunakan stirrer

moderat

Dipanaskan dengan suhu 60 ° C

Larutan tersebut dipindahkan ke dalam high-shear mixer hingga

terbentuk emulsi IPC: Homogenitas

Untuk membentuk nanoemulsi larutan tersebut di sonifikasi dengan probe selama 480 detik IPC: ukuran partikel

Filling nanoemulsi kedalam soft capsule

Packaging (Blister Pack Machine) EPC: Uji keseragaman

bobot, uji kebocoran kapsul, uji disolusi

(3)

Potensi zeta vitamin E nanoemulsion dianalisis menggunakan analisa partikel. Potensial zeta dihitung dari mobilitas elektroforesis oleh persamaan Helmholtz-Smoluchowski. pengukuran,vitamin E nanoemulsion diencerkan sepuluh kali lipat dengan air purified water. Sampel diencerkan dilakukan pada suhu 25 ° C. Pengukuran diulang tiga kali tiap sample.

3.4 Studi Stabilitas Awal

Stabilitas sterilisasi dilakukan dengan memonitor perubahan dalam ukuran partikel, potensial zeta, nilai pH, dan konsentrasi vitamin E nanoemulsion pra dan pasca aliran uap sterilisasi pada 100 ° C selama 30 menit.

Sentrifugasi Stabilitas dilakukan evaluasi dengan pemisahan fasa vitamin E nanoemulsion setelah sentrifugasi pada 4.000 rpm selama 15 menit.

3.5 UJI STABILITAS PRODUK

Stabilitas merupakan kemampuan suatu produk untuk mempertahankan sifat dan karakteristiknya selama waktu penyimpanan dan penggunaan (Departemen Kesehatan RI, 1995). Stabilitas merupakan syarat sediaan bermutu selain aman, efektif, dan dapat diterima. Stabilitas sediaan meliputi stabilitas kimia, stabilitas fisika, stabilitas mikrobiologi, stabilitas farmakologi, dan stabilitas toksikologi (USP 36, 2013). Pada penelitian ini uji stabilitas Softkapsul vitamin E nanoemulsi yang dilakukan seperti yang ada pada Tabel 3.2. Softkapsul Vitamin E nanoemulsi disimpan dalam climatic chamber.

Tabel 3.2 Uji Stabilitas Softkapsul Vitamin E nanoemulsi

Penelitian Kondisi Penyimpanan

24 bulan (12, 18, 24), ditambah bulan ke 36

Waktu dipercepat 40º C ± 2º C RH 75% ± 5%

6 bulan ( 0, 1 , 3, dan 6)

3.3 UJI BIOAVAILABILITAS-BIOEKIVALENSI (BA-BE)

(4)

obat yang dibandingkan pada subyek manusia. Karena itu desain dan pelaksanaan studi BE harus mengikuti Pedoman Cara Uji Klinik yang Baik (CUKB) termasuk harus lolos Kaji Etik (BPOM, 2004).

Uji Bioekivalensi (BPOM, 2004)

Desain dan pelaksanaan studi bioekivalensi: 1. Kaji etik

2. Desain

3. Subyek (kriteria seleksi, jumlah subyek, standardisasi kondisi studi, genetik phenotyping)

4. Produk obat uji (Paracetamol ODT) 5. Dosis obat uji

6. Uji disolusi in vitro (UDT)

7. Pengambilan sampel darah (12-18 sampel darah) 8. Kadar yang diukur

9. Metode bioanalitik

10. Parameter bioavailabilitas dari sampel darah (AUCt, AUC∞, Cmax, tmax, t1/2)

11. Analsisi data (analisis statistik, kriteria bioekivalen, catatan untuk bioekivalen individual dan populasi)

Studi Farmakokinetik

Pemilihan Subyek : Tikus laki-laki Sprague Dawley sehat dengan berat 250±10 g, yang dibeli dari Eksperimental Hewan Pusat Cina Farmasi Universitas.

Rancangan Penelitian

Sebelum digunakan penelitian tikus disimpan dalam suhu 250Cdan kelembaban

55-60% yang terkontrol untuk ruang observasi hewan dengan tujuan supaya tikus dapat beradaptasi dengan kondisi laboratotium selama 5 hari. Semua tikus disimpan untuk dipuasakan semalam (selama 24 jam) tetapi memungkinkan diberi asupan air.

Macam Cuplikan dan waktu pengambilan sampel Tikus secara acak dibagi menjadi 3 kelompok yaitu

(5)

Masing-masing tikus kelompok nanoemulsi dan kapsul lunak diberikan vitamin-e alami dosis tunggal 40mg/kg. Sekitar 0,5 ml sampel darah dari vena jugularis dimasukkan tabung sampai 1,0 ml untuk disentrifuge dengan rentang waktu 0,5, 1, 1,5, 2, 3, 4, 6, 8, 10, dan 12 jam setelah pemberian oral. Kemudian 0,5 ml sampel darah dikumpulkan dalam tabung sampai 1,0 ml untuk disentrifuge dengan rentang waktu 0,083, 0,25, 0,5, 1, 2, 4, 6, 8, dan 12 jam setelah pemberian intravena. Plasma darah dipisahkan segera dengan sentrifugasi pada 4.000 rpm, selama 15 menit dan disimpan dibawah suhu -200C

sampai sampel dianalisis.

Penentuan Konsentrasi Vitamin-E alami dalam plasma

Semua analisis vitamin E alami dilakukan pada system kromatografi cair kinerja tinggi Shimadzu Promience (HPLC) (Shimadzu, Kyoto, Jepang), yang termasuk unit pengiriman pelarut LC-20A dengan tekanan tinggi katup pilihan flowline, sampler auto SIL -20A, dan kolom oven CTO-20A, terhubung dengan perangkat lunak solusi LC. Vitamin E alami dideteksi menggunakan Waters Symmetry C18 (4,6 mm x 150 mm, 5 mm) kolom terhubung dengan kolom 4,6 × 20 mm guard (Waters, USA), dan suhu dijaga pada 30°C.

Seratus mikroliter (100 µl) sampel plasma deproteinized dengan penambahan 300 ml etil alkohol. Sampel kemudian divortex dicampur selama 2 menit, diikuti dengan penambahan 500 ml heksana. Setelah sentrifugasi selama 10 menit pada 15.000 rpm, supernatan dipindahkan ke vial-botol kaca. Proses ekstraksi heksana diulang. Bagian organik dipisahkan dan diuapkan sampai kering di bawah aliran dari nitrogen pada suhu kamar. Sebelum analisis HPLC residu kemudian dilarutkan dalam 100 ml metanol. Sebuah alikuot (20 µl) sampel diinjeksikan ke dalam kolom HPLC untuk analisis (14, 15).

(6)

Analisis Statistik

Untuk perbandingan statistik, semua data dinyatakan sebagai mean ± standar deviasi dan dianalisis untuk perbedaan yang signifikan secara statistik menggunakan uji independent sample T.

Hasil

Profil konsentrasi-waktu plasma vitamin E alami pada tikus setelah pemberian oral pada bentuk sediaan dari kedua nanoemulsi dan kapsul lunak yang ditunjukkan pada Gambar. dan parameter farmakokinetik yang dirangkum dalam Tabel. Perbedaan yang nyata antara profil farmakokinetik dari vitamin E alami nanoemulsi dan kapsul lunak. Hasil menunjukkan Cmax yang lebih tinggi dan Tmax pendek untuk pemberian oral dari nanoemulsion dan kapsul lunak. Daerah di bawah kurva (AUC) nilai dari vitamin E alami nanoemulsi dan kapsul lunak yang masing-masing 1,482 ± 0,03 dan 0,907 ± 0,02 mg hml-1. Dengan demikian, ada peningkatan 1,6 kali lipat dalam AUC

alami vitamin E menggunakan teknik emulsifikasi yang dimodifikasi.

(7)

Gambar

Tabel 3.1 Formula mikroemulsi vitamin E dan Bobot Penimbangan
Gambar 2.17 Alur Proses Produksi
Tabel 3.2 Uji Stabilitas Softkapsul Vitamin E nanoemulsi
Gambar profil plasma nanoemulasi dan kapsul lunak
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada dasarnya bahan baku papan partikel berasal dari sisa pengolahan kayu di industri penggegrajian sehingga tidak memerlukan persyaratan bahan baku yang tinggi

Peralatan Kantor Perlengkapan Peralatan Kantor yang Dipelihara 37 Unit/ 1 Tahun 37 Unit/ 1 Tahun 31.300.000 APBD UPT PPD Wilayah Sintang Sintang Pembangunan Plank Nama

RADIO VISI INTI SWARA FM/H... JEMBER

This study investigates users' perception on the performance of library staff attitude in an academic library, which is the Perpustakaan Tun Abdul Razak (PTAR), Universiti

Algoritma yang digunakan untuk menganalisis sebaran Klorofil-A di daerah Pesisir Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung didapatkan dari beberapa tranformasi antara

Dari pemaparan yang telah disampaikan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar merupakan suatu cara atau teknik yang menetap dibutuhkan untuk mampu

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui strategi Problem Based Learning menghasilkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan

Berdasarkan rasio karakter yang diperbandingkan dengan karakter lebar anterior karapas (Lampiran 2), dapat dijelaskan bahwa rasio karakter- karakter yang