• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGAIMANA MENGUKUR AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAGAIMANA MENGUKUR AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN?"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAGAIMANA MENGUKUR AKTIVITAS SISWA DALAM

PEMBELAJARAN?

Oleh: Dr. Supinah

(Widyaiswara PPPPTK Matematika)

A. PENDAHULUAN

Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah

harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permendiknas RI No. 41,

2007: 6). Apabila dicermati apa yang dikemukakan dalam Permen tersebut

menunjukkan bahwa peran aktif siswa dalam pembelajaran merupakan suatu

keharusan. Hal ini menunjukkan bahwa mengajar yang didesain guru harus

berorientasi pada aktivitas siswa.

Menurut As’ari (2000) perilaku pembelajaran yang diharapkan seharusnya

adalah sebagai berikut: (1) pemberian informasi, perintah, dan pertanyaan

oleh guru mestinya hanya sekitar 10 sampai dengan 30 %, selebihnya

sebaiknya berasal dari siswa; (2) siswa mencari informasi, mencari dan

memilih serta menggunakan sumber informasi (3) siswa mengambil inisiatif

lebih banyak; (4) siswa mengajukan pertanyaan; (5) siswa berpartisipasi

dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran; (6)

(2)

2 Untuk mengetahui kadar aktifitas siswa didalam pembelajaran, tentunya perlu

bagi seorang guru mengetahui tentang penertian aktifitas dan bagaimana

cara mengukurnya.

B. PENGERTIAN AKTIVITAS BELAJAR

Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan

siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam

bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru dalam proses

pembelajaran tersebut. Menurut Sriyono, aktivitas adalah segala kegiatan

yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama

proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan

siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang

terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud

adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya,

mengajukan pendapat, mengerjakan tugas–tugas, dapat menjawab

pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggung

jawab terhadap tugas yang diberikan (http://ipotes.wordpress.com/2008/

05/24/prestasi-belajar/, diakses tanggal 19 Agustus 2009).

Aktifnya siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu

indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa

dikatakan memiliki keaktivan apabila ditemukan ciri–ciri perilaku seperti:

sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas

belajar, dan lain sebagainya. Semua ciri perilaku tersebut pada dasarnya

dapat ditinjau dari dua segi yaitu segi proses dan dari segi hasil

(.http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/, diakses tanggal 19

(3)

3 Trinandita (1984) menyatakan bahwa ”hal yang paling mendasar yang

dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktivan siswa”. Keaktivan

siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi

antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan

mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing–

masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin.

Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya

pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan

prestasi (http://ipotes.wordpress.com/ 2008/05/24/prestasi-belajar/, diakses

tanggal 19 Agustus 2009).

Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki

karakteristik-karakteristik sebagai berikut.

a. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi

oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran

analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas,

b. Siswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi mengerjakan

sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah,

c. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan

materi kuliah,

d. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan

melakukan evaluasi,

e. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

Menurut Streibel, aktivitas belajar siswa terutama di kelas lebih ditekankan

kepada interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa atau

antara siswa dengan media instruksional. Aktivitas belajar siswa yang baik

dapat terjadi apabila guru mengupayakan situasi dan kondisi pembelajaran

(4)

4 berorientasi pada kepada aktivitas siswa; (b) memuat perencanaan

komunikasi tatap muka; (c) memutuskan pilihan jika terjadi suatu dilema; (d)

mengembangkan situasi agar siswa terlibat dalam percakapan praktis

(Anglin, 1995: 154).

Aktivitas belajar siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas

dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu: (a) interaksi aktif dengan guru

(avtive interaction with teacher); (b) bekerja selagi siswa duduk (working at

the student’s seat); (c) partisipasi mental (mental participation) (Mudhofir,

1999: 119-121). Beberapa prinsip belajar yang harus dilakukan siswa terkait

dengan aktivitas belajarnya, yaitu: (a) persiapan belajar (pre learning

preparation); (b) memotivasi diri agar aktivitas belajarnya meningkat; (c)

berpartisipasi aktif (active participation); (d) pengetahuan tentang hasil belajar

(knowledge of results) (Mudhofir, 1999: 122-130).

Sementara itu, Pannen dan Sekarwinahyu mengemukakan belajar aktif

ditandai bukan hanya keaktifan siswa yang belajar secara fisik, namun juga

keaktifan mental (1997: 6-1). Jenjang keterampilan belajar aktif juga

menunjukkan secara implikasi kemampuan siswa untuk belajar mandiri dan

menggunakan strategi kognitif dalam proses pembelajaran. Seorang siswa

sudah melalui proses belajar aktif jika ia mampu menunjukkan keterampilan

berpikir kompleks, memroses informasi, berkomunikasi efektif, bekerja sama,

berkolaborasi, dan berdaya nalar yang efektif (Marzano dkk., 1994) dalam

Pannen dan Sekarwinahyu (1997, 6-14 s.d. 6-17)). Setiap jenjang

keterampilan tersebut, mempunyai indikator-indikator secara khusus sebagai

berikut.

1. Berpikir Kompleks (Complex Thinking)

(5)

5 b. Menerjemahkan isu dan situasi menjadi langkah kerja dengan tujuan

yang jelas.

2. Memroses informasi (Information Processing)

a. Menggunakan berbagai strategi teknik pengumpulan informasi dan

berbagai sumber informasi dengan efektif.

b. Menginterpretasikan dan mensintesiskan informasi dengan efektif.

c. Mengevaluasi informasi dengan tepat.

d. Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan perolehan manfaat

tambahan dari informasi.

3. Berkomunikasi Efektif (Effective Communication)

a. Menyatakan/menyampaikan ide dengan jelas.

b. Secara efektif dapat mengomunikasikan ide dengan berbagai jenis

pemirsa, dengan berbagai cara untuk berbagai tujuan.

c. Menghasilkan hasil karya yang berkualitas.

4. Bekerja sama (Cooperation/Collaboration)

a. Berusaha untuk mencapai tujuan kelompok.

b. Menggunakan keterampilan interpersonal dengan efektif.

c. Berusaha untuk memelihara kekompakan kelompok.

d. Menunjukkan kemampuan untuk berperan dalam berbagai peran secara

efektif.

5. Berdaya nalar efektif (Effective Habits of Mind)

a. Disiplin Diri (Self Regulation)

1) Mengerti akan pola pikirnya sendiri

2) Membuat rencana yang efektif

3) Membuat dan menggunakan sumber-sumber yang diperlukan

(6)

6 b. Berpikir Kritis (Critical Thinking)

1) Tepat dan selalu berusaha agar tepat

2) Jelas dan akan selalu berusaha agar jelas

3) Berpikir terbuka

4) Menahan diri agar tidak impulsif

5) Memperlihatkan prinsip/warna jika memang diperlukan

6) Peka terhadap perasaan dan tingkat pengetahuan orang lain

c. Berfikir Kreatif (Creative Thinking)

1) Tetap melaksanakan tugas walaupun hasilnya belum jelas benar

2) Berusaha sekuat tenaga dan semampunya

3) Selalu mempunyai (dan berusaha mencapai) standar yang ideal yang

ditetapkan untuk dirinya

4) Mempunyai cara-cara untuk melihat situasi dari perspektif lain selain yang ada.

Di samping karakteristik tersebut di atas, secara umum suatu proses

pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama,

interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan

positive interdependence dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari

hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam

belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran

dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap siswa

sehingga terdapat individual accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif

ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang

tinggi sehingga akan memupuk social skills.

Senada dengan Pannen dan Sekarwinahyu, Sanjaya mengemukakan bahwa

keaktivan siswa itu ada yang secara langsung dapat diamati dan ada yang

tidak dapat diamati. Keaktivan yang secara langsung dapat diamati, seperti

(7)

7 memecahkan masalah, dan lain sebagainya, sedangkan yang tidak bisa

diamati, seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak (2007:141). Lebih

lanjut dikemukan bahwa kadar pembelajaran berorientasi aktivitas siswa

(PBAS) tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, akan tetapi juga

ditentukan oleh aktivitas nonfisik seperti mental, intelektual dan emosional.

Oleh sebab itu, sebetulnya aktif dan tidaknya siswa dalam belajar hanya

siswa yang mengetahuinya secara pasti. Untuk mengetahui apakah suatu

proses pembelajaran memiliki kadar PBAS yang tinggi, sedang, atau lemah,

salah satunya dapat dilihat dari kriteria penerapan PBAS dalam proses

pembelajaran. Kriteria tersebut menggambarkan sejauhmana keterlibatan

siswa dalam pembelajaran baik dalam perencanaan pembelajaran, proses

pembelajaran maupun dalam mengevaluasi hasil pembelajaran.

Sementara itu, menurut Sanjaya kadar PBAS dilihat dari proses

pembelajaran meliputi berikut ini.

(1) Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional maupun

intelektual dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari

tingginya perhatian serta motivasi siswa untuk menyelesaikan setiap

tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

(2) Siswa belajar secara langsung (experimental learning). Pengalaman

nyata, seperti merasakan, meraba, mengoperasikan, melakukan sendiri,

dan lain sebagainya bisa dilakukan dalam bentuk kerja sama dan

interaksi dalam kelompok.

(3) Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif.

(4) Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber

belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan

(8)

8 (5) Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab

dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang

diajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung.

(6) Terjadinya interaksi yang multi arah, baik antara siswa dengan siswa atau

antara guru dengan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan keterlibatan

semua siswa secara merata, artinya pembelajaran atau proses tanya

jawab tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu (2007: 142).

C. MENGUKUR AKTIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Untuk dapat mengukur aktifitas siswa dalam pembelajaran, perlu kiranya bagi

kita mengetahui terlebih dahulu komponen-komponen aktifitas dan

menentukan indikatornya terlebih dahulu. Tentunya dari uraian tentang

pengertian aktifitas di atas, dapat disimpulkan yang dimaksudkan aktivitas

belajar adalah respon atau keterlibatan siswa baik secara fisik, mental,

emosional, maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran, meliputi:

(1) aktivitas siswa dalam mempersiapkan diri sebelum mengikuti proses

pembelajaran, (2) aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran di

kelas, dan (3) aktivitas siswa dalam evaluasi dan pemantapan pembelajaran

yang dilakukan setelah mengikuti proses pembelajaran di kelas. Dengan

demikian yang dimaksud dengan aktivitas belajar, adalah keterlibatan siswa

dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan

pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan

memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Dengan mengacu pada karakteristik aktivitas belajar, yaitu respon atau

keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional, maupun intelektual

dalam setiap proses pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa untuk

(9)

9 aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran di kelas. Identifikasi

tersebut dapat dilakukan dengan melihat dimensi-dimensi yang merupakan

indikator dari aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran di

kelas, yaitu keterampilan berpikir kompleks, memroses informasi,

berkomunikasi efektif, bekerja sama, berkolaborasi, dan berdaya nalar yang

efektif.

Masing-masing dimensi aktivitas belajar siswa dapat diuraikan sebagai

berikut: (1) berpikir kompleks, artinya bagaimana siswa menggunakan

berbagai strategi berfikir kompleks dengan efektif dan menerjemahkan suatu

tugas menjadi langkah kerja dengan tujuan yang jelas. Termasuk di

dalamnya tentang tingginya perhatian serta motivasi siswa untuk

menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan; (2) memroses informasi, artinya bagaimana siswa menggunakan

berbagai strategi teknik pengumpulan informasi dan berbagai sumber

informasi dengan efektif, bagaimana siswa menginterpretasikan dan

mensintesiskan informasi dengan efektif, bagaimana siswa mengevaluasi

informasi dengan tepat dan bagaimana siswa mengidentifikasi

kemungkinan-kemungkinan perolehan manfaat tambahan dari informasi; (3) berkomunikasi

efektif, artinya bagaimana siswa menyatakan/ menyampaikan ide dengan

jelas, bagaimana siswa secara efektif dapat mengomunikasikan ide dengan

orang/siswa lain dengan berbagai cara untuk berbagai tujuan, bagaimana

siswa menghasilkan hasil karya yang berkualitas; bagaimana keterlibatan

siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab dan mengajukan

pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang diajukan atau yang timbul

selama proses pembelajaran berlangsung. Termasuk di dalamnya adalah

terjadinya interaksi yang multi arah, baik antara siswa dengan siswa atau

antara guru dengan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan keterlibatan

(10)

10 tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu; (4) bekerja sama atau

berkolaborasi, artinya apakah siswa berusaha untuk mencapai tujuan

kelompok, apakah siswa menggunakan keterampilan interpersonal dengan

efektif, apakah siswa berusaha untuk memelihara kekompakan kelompok,

apakah siswa menunjukkan kemampuan untuk berperan dalam berbagai

peran secara efektif; apakah pengalaman nyata, seperti merasakan, meraba,

mengoperasikan, melakukan sendiri, dan lain sebagainya bisa dilakukan

dalam bentuk kerja sama dan interaksi dalam kelompok; dan apakah siswa

memiliki keinginan untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif; (5)

berdaya nalar yang efektif, artinya apakah siswa mengerti akan pola pikirnya

sendiri, apakah siswa membuat rencana yang efektif, apakah siswa mencari,

membuat dan menggunakan sumber-sumber yang diperlukan, dan apakah

siswa sangat peka terhadap umpan balik. Termasuk apakah siswa tepat dan

selalu berusaha agar tepat, apakah siswa jelas dan akan selalu berusaha

agar jelas, apakah siswa berpikir terbuka, apakah siswa menahan diri agar

tidak impulsif, apakah siswa memperlihatkan prinsip/warna jika memang

diperlukan, apakah siswa peka terhadap perasaan dan tingkat pengetahuan

orang lain, apakah siswa tetap melaksanakan tugas walaupun hasilnya

belum jelas benar, apakah siswa berusaha sekuat tenaga dan semampunya,

apakah siswa selalu mempunyai (dan berusaha mencapai) standar yang

ideal yang ditetapkan untuk dirinya, dan apakah siswa mempunyai cara-cara

untuk melihat situasi dari perspektif lain selain yang ada.

D. ALTERNATIF INSTRUMEN YANG DAPAT DIBUAT

Berilah tanggapan sesuai dengan apa yang biasa Anda lakukan atau alami

(11)

11 5 = selalu muncul 3 = kadang-kadang muncul 1= tidak pernah muncul

4= sering muncul 2 = jarang muncul

No Pernyataan 5 4 3 2 1

1 Siswa pada umumnya menggunakan

berbagai strategi berpikir kompleks dengan

efektif.

2 Siswa pada umumnya menerjemahkan suatu

tugas menjadi langkah kerja dengan tujuan

yang jelas.

3 Pada umumnya perhatian siswa dalam

menyelesaikan setiap tugas yang diberikan

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

4 Siswa pada umumnya menggunakan

berbagai strategi pengumpulan informasi dan

berbagai sumber informasi dengan efektif.

5 Siswa pada umumnya menginterpretasikan

dan menyintesiskan informasi dengan efektif.

6 Siswa pada umumnya mengevaluasi

informasi dengan tepat.

7 Siswa pada umumnya mengidentifikasi

kemungkinan-kemungkinan perolehan

manfaat tambahan dari informasi.

8 Siswa pada umumnya

menyatakan/menyampai-kan ide dengan

jelas.

9 Siswa pada umumnya secara efektif dapat

(12)

12

No Pernyataan 5 4 3 2 1

dengan berbagai cara untuk berbagai tujuan.

10 Siswa pada umumnya menghasilkan hasil

karya yang berkualitas.

11 Selama proses pembelajaran berlangsung,

pada umumnya siswa terlibat dalam

mengajukan pertanyaan.

12 Selama proses pembelajaran berlangsung,

pada umumnya siswa terlibat dalam

menjawab pertanyaan.

13 Siswa pada umumnya berusaha

memecahkan masalah yang diajukan atau

yang timbul selama proses pembelajaran

berlangsung.

14 Pada umumnya terjadi interaksi antara siswa

dengan siswa atau antara siswa dengan

guru.

15 Interaksi atau proses tanya jawab selama

pembelajaran berlangsung pada umumnya

melibatkan semua siswa secara merata atau

tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu. (*)

16 Siswa pada umumnya berusaha untuk

mencapai tujuan kelompok.

17 Siswa pada umumnya menggunakan

keterampilan interpersonal dengan efektif.

18 Siswa pada umumnya berusaha untuk

memelihara kekompakan kelompok.

(13)

13

No Pernyataan 5 4 3 2 1

kemampuan untuk terlibat dalam berbagai

peran secara efektif.

20 Pengalaman nyata pada umumnya dilakukan

siswa dalam bentuk kerja sama dan interaksi

dalam kelompok.

21 Siswa pada umumnya memiliki keinginan

untuk menciptakan iklim belajar yang

kondusif.

22 Siswa pada umumnya mengerti akan pola

pikirnya sendiri.

23 Siswa pada umumnya membuat rencana

yang efektif.

24 Siswa pada umumnya mencari, membuat,

dan menggunakan sumber-sumber yang

diperlukan.

25 Siswa pada umumnya sangat peka terhadap

umpan balik.

26 Siswa pada umumnya tepat menyelesaikan

tugas dan selalu berusaha agar tepat.

27 Siswa pada umumnya menerima informasi

dengan jelas dan akan selalu berusaha agar

jelas.

28 Siswa pada umumnya berpikir terbuka.

29 Siswa pada umumnya menahan diri agar

tidak impulsif.

30 Siswa pada umumnya memperlihatkan

(14)

14

No Pernyataan 5 4 3 2 1

31 Siswa pada umumnya peka terhadap tingkat

pengetahuan siswa lain.

32 Siswa pada umumnya peka terhadap

perasaan siswa lain.

33 Siswa pada umumnya tetap melaksanakan

tugas walaupun hasilnya belum jelas benar.

34 Siswa pada umumnya berusaha sekuat

tenaga dan semampunya untuk mengikuti

jalannya pembela-jaran.

35 Siswa pada umumnya selalu mempunyai

(dan berusaha mencapai) standar ideal yang

ditetapkan untuk dirinya.

36 Siswa pada umumnya mempunyai cara-cara

untuk melihat situasi dari perspektif lain

selain yang ada.

E. KESIMPULAN

Untuk mengukur atau mengetahui aktifitas siswa dalam pembelajaran guru

dapat mengidentifikasi aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran

di kelas dengan menggunakan instrumen yang dibuat berdasarkan

dimensi-dimensi yang merupakan indikator dari aktivitas belajar siswa selama

mengikuti proses pembelajaran di kelas. Dimensi tersebut antara lain adalah:

keterampilan berpikir kompleks, memroses informasi, berkomunikasi efektif,

(15)

15

DAFTAR PUSTAKA

Arief S Sadiman Dr., dkk. 1986.

Media Pendidikan

(Jakarta: CV.

Rajawali).

Ari

Samadhi

T.M.A.

Pembelajaran

Aktif

(Active

Learning)

.

http://eng.unri. c.id/download/teaching-improvement/BK2_Teach

& Learn_2/Active%20 learning_5.doc. Diakses tanggal 19

Desember 2008.

Muhibbin Syah. 1997.

Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru

,

Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta:

BSNP.

Referensi

Dokumen terkait

pengaruh antara sebelum dan setelah diberikan perlakuan pada kelompok I, yaitu berupa IR dengan TENS dengan nilai p= 0,026, yang berarti bahwa IR dengan TENS

Karena selisih kurs yang terjadi antar dua mata uang yang berbeda akan menyebabkan terjadinya eksposur transaksi dalam kegiatan ekspor yang dilaksanakan, sehingga hal

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perkembangan UMK di Sentra Kaos Suci, mengetahui tanggapan pelaku usaha di Sentra Kaos Suci terhadap penilaian-penilaian yaitu

Bentuk yang informatif dan edukatif yang akan diterapkan pada desain interior Akuarium KBS. Ide bentuk yang diambil dari karakter habitat asli satwa yang dikemas

Bila dicermati perkawinan sirri yang dimaksud dalam hukum positif adalah perkawinan sirri bentuk yang ketiga, yakni pernikahan atau perkawinan yang dilakukan

constitutif. Sehingga semenjak dibacakannya putusan Mahkamah Konstitusi yang telah memiliki kekuatan hukum mengikat tersebut, maka Pasal 1 angka.. 26 dan Pasal 1 angka 27

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya tantangan penerapan kurikulum 2013 yang berhubungan dengan kesiapan mengajar mahasiswa PPL Pendidikan Sejarah angkatan 2013

Pendaftaran Nama Siswa L/P Sekolah Asal CALON PESERTA DIDIK BARU. TAHUN