• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pencarian Jalur Tercepat untuk Ambulans Menggunakan Algoritma A* (A Star)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pencarian Jalur Tercepat untuk Ambulans Menggunakan Algoritma A* (A Star)"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENCARIAN JALUR TERCEPAT UNTUK AMBULANS MENGGUNAKAN ALGORITMA A* (A STAR)

SKRIPSI

FHILIEN SOFIA BR MUNTHE 101402097

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

SISTEM PENCARIAN JALUR TERCEPAT UNTUK AMBULANS

MENGGUNAKAN ALGORITMA A* (A STAR)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah Sarjana Teknologi Informasi

FHILIEN SOFIA BR MUNTHE

101402097

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

PERSETUJUAN

Judul : SISTEM PENCARIAN JALUR TERCEPAT

UNTUK AMBULANS MENGGUNAKAN

ALGORITMA A* (A STAR)

Kategori : SKRIPSI

Nama : FHILIEN SOFIA BR MUNTHE

Nomor Induk Mahasiswa : 101402097

Program Studi : SARJANA (S1) TEKNOLOGI INFORMASI

Departemen : TEKNOLOGI INFORMASI

Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI

INFORMASI (FASILKOM-TI) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Dedy Arisandi, S.T., M.Kom Sajadin Sembiring, S.Si., M.Comp.Sc

NIP 19790831200912 1 002 NIP -

Diketahui/Disetujui oleh

Program Studi S1 Teknologi Informasi Ketua,

(4)

PERNYATAAN

SISTEM PENCARIAN JALUR TERCEPAT UNTUK AMBULANS

MENGGUNAKAN ALGORITMA A* (A STAR)

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa

kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya.

Medan, 10 September 2015

(5)

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer, Program Studi S1 Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.

Dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Ayah penulis, Ludin Munthe,S.Pd., ibu penulis, Tiarmasita Istanaria Sitopu, S.Pd., M.Pdk., adik penulis, Ewis Sofia Munthe, abang tua penulis Raja Huida Munthe, S.P., kakak ipar penulis, Merna Lista, A. Md.Pel., kakak penulis, Lenta Sari Munthe, abang ipar penulis Jendri Mandalahi dan abang terkasih Jefri Sitepu, yang telah memberikan doa dan dukungan moral kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini beserta keluarga besar yang telah turut mendoakan penulis.

2. Bapak Sajadin Sembiring, S.Si,. M.Comp.Sc. dan bapak Dedy Arisandi, ST., M.Kom. selaku dosen pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu, pikiran, saran, dan kritiknya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Drs.Sawaluddin M.IT. dan bapak Dani Gunawan, S.T., M.T., yang telah

bersedia menjadi dosen penguji dan memberikan saran dan kritik yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Teknologi Informasi, Bapak M. Anggia Muchtar, S.T., MM.IT. dan Bapak Mohammad Fadly Syahputra, B.Sc., M.Sc.IT.

5. Seluruh dosen yang mengajar serta staf Tata Usaha Program Studi Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.

6. Sahabat kecil yang selalu mendukung dan memberi semangat kepada penulis, Citra Simanjorang, Amd., Delyana Simanjorang. Sahabat kampus penulis yang selalu setia menemani sampai penulis lulus, Yosepine F. Barus, S.Kom., Fitra Maulida, S.Kom., Rabiatul Adawiyah Daulay, S.TI., Nency Lestari Harahap, Ilda Karina Pohan. Dan yang memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini, Anggreiny WAF Ginting, S.TI., Regina Mutiara, S.S., organisasi JHO INTEGRITY. Serta sahabat-sahabat phytagoras band Dirman Sigiro, S.E., Yuniarty Bangun, S.E., Heysar Bastand Ginting dan muda-mudi GKPS Garingging yang turut mendoakan.

7. Seluruh rekan kuliah sejawat yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

(6)

ABSTRAK

Ambulans merupakan kendaraan untuk mengangkut orang sakit atau dalam keadaan

darurat lainnya. Selain membutuhkan waktu sesingkat mungkin dalam beroperasi,

ambulans juga membutuhkan informasi keadaan jalan yang akan dilaluinya agar tidak

terjebak dalam kondisi jalan sehingga ambulans dapat berfungsi secara optimal.

Algoritma A Star (A*) dapat diimplementasikan dalam membangun sebuah sistem informasi agar ambulans dapat sampai ke tujuan dengan waktu sesingkat mungkin.

Adapun sistem yang akan dibangun adalah berbasis Web, dengan hasil (output) berupa jalur tercepat dari titik rumah sakit (penyedia ambulans) ke alamat pasien,

dalam bentuk Google Map. Dengan memanfaatkan GIS (Geographic Information System) pada sistem, maka aplikasi ini dapat memudahkan pengguna dalam mencari jalur tercepat yang akan dilalui ambulans dengan menghindari kemacetan yang ada

pada titik jalan tertentu.

(7)

vi

Quickest Route Searching System For Ambulances Using A* (A Star) Algorithm ABSTRACT

Ambulances are vehicles to deliver patients or to be used in other urgencies. They do not only need shortest time of operation but Ambulances also need traffic information so that the ambulances can operate optimally. A Star (A*) Algorithm can be implemented in developing an information system for the ambulances to reach the destination as fast as possible. The system that is going to be developed is Web based, and the result is closest track from spots of Hospitals (ambulance providers) to patient’s address in the form of Google Map. By using GIS ( Geographic Information System) in the system, this application may facilitate users in finding the quickest route for the ambulances by avoiding traffic jams which occur in certain spots on the road.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Ucapan Terimakasih iv

Abstrak v

Abstrac vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel x

Daftar Gambar xi

Bab 1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 3

1.3. Tujuan Penelitian 4

1.4. Batasan Masalah 4

1.5. Manfaat Penelitian 4

1.6. Metodologi Penelitian 5

1.7. Sistematika Penulisan 6

Bab 2 Landasan Teori

2.1. Definisi Ambulans 7

2.2. Permasalahan Lintasan Terpendek (Shortest Path) 7

2.3. Pengertian Algoritma A Star (A*) 8

2.4. Google Maps API (Application Programming Interface) 10

2.5. GIS (Geographic Information System) 11

(9)

viii

Bab 3 Analisis dan Perancangan Sistem

3.1. Arsitektur Umum 17

3.2. Data Yang Digunakan 18

3.3. Pemrosesan Data 19

3.4. Uji Coba Dengan Algoritma A Star (A*) 19

3.5 Analisis Sistem 22

3.5.1. Use Case 22

3.5.2. Data Flow Diagram (DFD) 23

3.5.3. Perancangan Database 24

3.5.4. User Interface 26

3.5.4.1. Rancangan Tampilan Halaman Login 26

3.5.4.2. Rancangan Tampilan Halaman Peta 26

3.5.4.3. Rancangan Tampilan Halaman Titik 27

3.5.4.4. Rancangan Tampilan Halaman Relasi Titik 27

3.5.4.5. Rancangan Tampilan Hasil 28

3.5.5. Proses KerjaSistem 28

Bab 4 Implementasi Dan Pengujian Sistem

4.1. Implementasi Sistem 30

4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Lunak Yang Digunakan 30

4.1.2. Implementasi Perancangan Antarmuka 30

a. Halaman Home 30

b. Halaman Peta 31

c. Halaman Titik 31

d. Halaman Relasi Titik 32

4.2. Pengujian Sistem 33

4.2.1 Pengujian Pada Proses Yang Dilakukan Sistem 33

a. Halaman Peta/Hasil 33

b. Halaman Titik 34

c. Halaman Relasi Titik 36

(10)

Bab 5 Kesimpulan Dan Saran

5.1. Kesimpulan 38

5.2. Saran 38

DAFTAR PUSTAKA 39

LAMPIRAN 1. Data Titik Koordinat Persimpangan Jalan 41

LAMPIRAN 2. Data Titik Koordinat Rumah Sakit 44

LAMPIRAN 3. Data Relasi Titik 45

(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu 14

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu (lanjutan) 15

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu (lanjutan) 16

Tabel 3.1 Keterangan DFD level 0 Sistem Pencarian Jarak Terdekat Ambulans 24

Tabel 3.2 Rancangan Tabel Titik Koordinat 25

Tabel 3.3 Rancangan Tabel Titik Relasi 25

Tabel 3.4 Rancangan Tabel Titik Kemacetan 25

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Contoh Pengaplikasian Algoritma A* 10

Gambar 3.1. Arsitektur Umum Sistem 17

Gambar 3.2. Tampilan dalam bentuk Google Map setelah data diinput 19

Gambar 3.3. Bentuk Graf dari Sampel Kasus 20

Gambar 3.4. Use Case Pencarian Rute Tercepat Untuk Ambulans 23

Gambar 3.5. DFD Level 0 Pencarian Rute Tercepat Untuk Ambulans 24

Gambar 3.6. Rancangan Tampilan Halaman Login 26

Gambar 3.7. Rancangan Tampilan Halaman Peta 26

Gambar 3.8. Rancangan Tampilan Halaman Titik 27

Gambar 3.9. Rancangan Tampilan Relasi Titik 27

Gambar 3.10. Rancangan Tampilan Hasil Dalam Bentuk Google Map 28

Gambar 3.11. Proses KerjaSistem Pencarian Jalur Tercepat 29

Gambar 4.1. Halaman Home 31

Gambar 4.2. Halaman Peta 31

Gambar 4.3. Halaman Titik 32

Gambar 4.4. Halaman Relasi Titik 33

Gambar 4.5. Tampilan Hasil Pencarian Rumah Sakit Terdekat 34

Gambar 4.6. Tampilan Input Nama Titik 34

Gambar 4.7. Tampilan Hasil Input Nama Titik 35

Gambar 4.8. Tampilan Halaman Peta Sebelum Penambahan Titik 35

Gambar 4.9. Tampilan Halaman Peta Hasil Penambahan Titik 36

Gambar 4.10. Tampilan Penambahan Relasi Titik 36

(13)

v

ABSTRAK

Ambulans merupakan kendaraan untuk mengangkut orang sakit atau dalam keadaan

darurat lainnya. Selain membutuhkan waktu sesingkat mungkin dalam beroperasi,

ambulans juga membutuhkan informasi keadaan jalan yang akan dilaluinya agar tidak

terjebak dalam kondisi jalan sehingga ambulans dapat berfungsi secara optimal.

Algoritma A Star (A*) dapat diimplementasikan dalam membangun sebuah sistem informasi agar ambulans dapat sampai ke tujuan dengan waktu sesingkat mungkin.

Adapun sistem yang akan dibangun adalah berbasis Web, dengan hasil (output) berupa jalur tercepat dari titik rumah sakit (penyedia ambulans) ke alamat pasien,

dalam bentuk Google Map. Dengan memanfaatkan GIS (Geographic Information System) pada sistem, maka aplikasi ini dapat memudahkan pengguna dalam mencari jalur tercepat yang akan dilalui ambulans dengan menghindari kemacetan yang ada

pada titik jalan tertentu.

(14)

Quickest Route Searching System For Ambulances Using A* (A Star) Algorithm ABSTRACT

Ambulances are vehicles to deliver patients or to be used in other urgencies. They do not only need shortest time of operation but Ambulances also need traffic information so that the ambulances can operate optimally. A Star (A*) Algorithm can be implemented in developing an information system for the ambulances to reach the destination as fast as possible. The system that is going to be developed is Web based, and the result is closest track from spots of Hospitals (ambulance providers) to patient’s address in the form of Google Map. By using GIS ( Geographic Information System) in the system, this application may facilitate users in finding the quickest route for the ambulances by avoiding traffic jams which occur in certain spots on the road.

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sangat pesat. Sehubungan dengan

keadaan tersebut hampir seluruh aspek kehidupan memanfaatkan kecanggihan

teknologi dengan tujuan agar lebih mudah dan bahkan lebih cepat untuk menjalankan

suatu aktivitas. Salah satu hal yang membutuhkan pengolahan informasi dengan

menggunakan teknologi saat ini adalah pencapaian suatu tempat dengan waktu yang

secepat mungkin. Dalam hal ini, ambulans adalah salah satu kendaraan yang

membutuhkan suatu inovasi yang dapat mengoptimalkan cara kerja dan fungsi

ambulans sebagai mana mestinya.

Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online versi 1.4 (2015)

am·bu·lans n adalah kendaraan (mobil dan sebagainya) yang dilengkapi peralatan medis untuk mengangkut orang sakit atau korban kecelakaan.

Jika dilihat dari pengertian ambulans, dalam menjalankan fungsinya

(mengangkut orang sakit atau kecelakaan) tentunya jalan bagi ambulans harus

didahulukan karna jika dilihat pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor

43 tahun 1993 tentang prasarana dan lalu lintas dimuat pada Pasal 65 ayat 1 b dan c

yang isinya adalah (1) Pemakai jalan wajib mendahulukan sesuai urutan prioritas

sebagai berikut : b. Ambulans mengangkut orang sakit; c. Kendaraan untuk memberi

pertolongan pada kecelakaan lalu lintas. Hal ini bertujuan untuk mempercepat

ambulans sampai ke tempat tujuan.

Kecelakaan pada suatu lokasi tertentu sering kali terjadi. Pada insiden seperti

ini tentunya membutuhkan pertolongan pertama secepat mungkin. Seperti halnya

membutuhkan ambulans untuk mengangkut korban kecelakaan tersebut agar dibawa

ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama. Namun sering kali

korban kecelakaan atau orang di sekitar kejadian tidak mengetahui rumah sakit

(16)

kondisi seperti ini dibutuhkan sebuah sistem berupa layanan pemesanan ambulans

dalam kondisi gawat darurat agar dapat mempermudah melakukan pemesanan

ambulans sehingga korban tersebut dapat ditangani secepat mungkin.

Untuk hal seperti ini tentunya ambulans harus sampai ke lokasi kejadian

(lokasi pasien) dengan waktu secepat mungkin. Akan tetapi pada kenyataannya

ambulans yang sedang mengangkut pasien dalam keadaan darurat sering kali terjebak

dalam kondisi jalan yang mengalami hambatan berupa macet.

Hal ini terjadi karena tidak ada informasi kepada supir ambulans tentang

kondisi jalan yang akan dilaluinya. Untuk mendapat suatu informasi tentang

jalur-jalur yang akan dilalui agar dapat sampai ke tujuan secepat mungkin ada beberapa

peneliti yang telah membangun aplikasi terkait dengan hal ini.

Ichsan, Yudaningtyas & Muslim (2012), membangun aplikasi pencarian jalur

terdekat dengan menggunakan Algoritma Hybrid Fuzzy-Djikstra. Pada aplikasi yang dibangun penulis mempertimbangan karakteristik jalan serta fenomena yang terjadi,

sehingga digunakan logika fuzzy untuk memberi pertimbangan yang spesifik dalam memberikan nilai bobot tiap ruas jalan dan algoritma dijkstra untuk mencari rute yang

diambil, sehingga didapat rute tercepat. Nilai yang dimiliki oleh jalan selalu dinamis,

sehingga proses yang dilalui akan bisa berubah setiap saat, dan rute yang dipilih bisa

berubah setiap saat.

Putra, Aswin & Djuriatno (2012), membangun aplikasi pencarian rute

terdekat pada labirin menggunakan metode A*. Objek dari aplikasi yang dibangun

adalah berupa labirin. Labirin yang diteliti terdiri dari 5 jenis yaitu, labirin tanpa

cabang, labirin bercabang, labirin buntu bersolusi, labirin buntu dan labirin 20*20

bercabang buntu bersolusi. Kesimpulan yang didapat dari peniltian ini bahwa

algoritma A * tidak menjamin selalu mendapat jalur yang terbaik (bobot terkecil), dari

semua rute yang ada.

Pugas et al. (2011), membangun aplikasi pencarian rute terpendek menggunakan algoritma Djikstra dan A Star (A*) pada SIG berbasis web untuk pemetaan pariwisata kota Sawahlunto. Penulis membangun aplikasi dengan

menggunakan dua algoritma yaitu algoritma A* dan Djikstra. Dari hasil pengujian

melalui host to host dengan 5 kali percobaan titik awal dan tujuan, disimpulkan bahwa pencarian rute terpendek menggunakan algoritma Dijkstra dan A star menghasilkan

(17)

3

menggunakan algoritma Dijkstra berbeda dengan algoritma A* dimana A* lebih cepat

untuk proses pencarian rute terpendek.

Setelah mempertimbangkan dengan apa yang dibuktikan dan dihasilkan oleh

peneliti terdahulu sesuai dengan aplikasi yang akan dibangun, pada kesempatan ini

penulis akan membangun sebuah aplikasi untuk mempermudah supir ambulans, agar

ambulans sampai ke tujuan secepat mungkin untuk menjemput dan mengantar pasien

dimana sistem ini akan dibangun dengan menggunakan algoritma A Star (A *).

Algoritma A* menyelesaikan masalah yang menggunakan graf untuk

perluasan statusnya, dengan menerapkan suatu heuristik. Heuristik adalah nilai yang

memberi nilai pada tiap simpul yang memandu A* mendapatkan solusi yang

diinginkan. Dengan kata lain, heuristik adalah fungsi optimasi yang menjadikan

algoritma A* lebih baik dari pada algoritma lainnya (Kusumadewi et al. 2005).

Sistem ini akan dipergunakan oleh admin pada instansi tertentu yang akan

menangani sistem pemesanan ambulans. Akan dibuat berupa nomor panggilan darurat

khusus untuk pemesanan ambulans bagi pasien dalam keadaan gawat darurat. Yang

akan dijemput dan diantar ke rumah sakit terdekat dari alamat pasien. Dengan adanya

inovasi ini, maka pasien yang memerlukan ambulans bisa langsung menghubungi

nomor panggilan darurat tersebut untuk pemesanan ambulans. Sehingga sistem akan

menunjukkan rumah sakit terdekat dari alamat pasien, dan rumah sakit tersebut akan

menyediakan ambulans untuk menjemput pasien melalui jalur terpendek (menghindari

macet) dari rumah sakit ke alamat pasien. Lalu mengantar pasien tersebut ke rumah

sakit terdekat dari alamat pasien.

Data yang akan digunakan pada pembangunan aplikasi ini berupa data jalan

protokol kota Medan, yang dibutuhkan dalam hal ini adalah titik koordinat setiap titik

persimpangan jalan dan jarak dari satu titik ke titik yang lainnya. Ada pun data

tersebut diperoleh dari Google Map. Karena sistem yang akan dibangun berhubungan dengan kemacetan, maka dibutuhkan data kemacetan jalan di kota Medan yang

diperoleh dari Kantor Satuan Lalu Lintas (SATLANTAS) kota Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Kecelakaan pada suatu lokasi tertentu sering kali terjadi. Pada insiden seperti

(18)

membutuhkan ambulans untuk mengangkut korban kecelakaan tersebut agar dibawa

ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama. Namun sering kali

korban kecelakaan atau orang di sekitar kejadian tidak mengetahui rumah sakit

terdekat mana yang akan dihubungi untuk menangani korban kecelakaan. Oleh karena

itu dalam kondisi seperti ini dibutuhkan sebuah sistem berupa layanan pemesanan

ambulans dalam kondisi gawat darurat agar dapat mempermudah pasien untuk

melakukan pemesanan ambulans yang akan menjemput dan mengantar pasien ke

rumah sakit terdekat melalui jalur tercepat dengan waktu seminimal mungkin,

sehingga korban tersebut dapat segera ditangani.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk membangun sistem dengan menggunakan algoritma A Star (A*), yang akan menghasilkan informasi berupa rekomendasi jalur tercepat yang akan dilalui supir

ambulans dari rumah sakit penyedia ambulans ke alamat pasien gawat darurat, agar

ambulans dapat sampai ke tujuan dengan waktu seminimal mungkin.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang penulis buat untuk menghindari

penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai adalah :

1. Titik keberangkatan dilakukan dari rumah sakit terdekat ke alamat pasien.

2. Wilayah yang diteliti adalah wilayah kota Medan.

3. Data jalur yang digunakan hanya sebatas jalan protokol.

4. Titik kemacetan hanya sebatas data yang didapatkan dari Kantor Satlantas Kota

Medan yaitu data tahun 2013.

5. Sistem ini dibangun untuk memudahkan pemesanan ambulans bagi pasien gawat

darurat saja, sehingga pasien akan diantar ke rumah sakit terdekat dari alamat

pasien itu sendiri untuk mendapatkan pertolongan pertama.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Agar ambulans bisa sampai secepat mungkin di tempat yang dituju.

(19)

5

3. Sebagai bahan perbandingan bagi penulis berikutnya yang menerapkan algoritma

A Star dalam membangun aplikasi.

4. Untuk menambah pengetahuan tentang implementasi Algoritma A Star.

1.6 Metodologi Penelitian

Tahapan-tahapan yang akan dilakukan pada pelaksanaan penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Studi Literatur

Studi literatur yaitu proses pengumpulan bahan-bahan referensi baik dari buku,

artikel, paper, jurnal, makalah, maupun situs internet tentang sistem pencarian

jalur terdekat, Algoritma A Star, data-data yang dibutuhkan berkaitan dengan pembangunan sistem.

2. Analisis Permasalahan

Pada tahapan ini akan dilakukan analisis tentang penerapan algortma A Star, untuk dapat menghasilkan solusi terhadap permasalahan pencarian jalur terdekat

untuk ambulans agar dapat sampai ke tujuan dengan waktu seminimal mungkin.

3. Perancangan Sistem

Pada tahapan ini, perancangan sistem meliputi beberapa tahap, sesuai dengan

kebutuhan sistem yaitu perancangan Use Case, Data Flow Diagram, Database, User Interface, dan Flowchart.

4. Impelementasi

Pada tahapan ini dilakukan pembangunan sistem berdasarkan hasil perancanngan

sistem yang telah dilakukan sebelumnya dan penerapan algoritma A Star pada sistem. Sistem akan dibangun menggunakan bahasa pemrograman PHP dan

database MySQL. Karena sistem yang akan dibangun berhubungan dengan data

jalan, maka sistem akan tersambung dengan jaringan internet untuk menampilkan

peta jalan kota Medan melalui Google Map.

5. Pengujian

Tahapan selanjutnya setelah implementasi adalah pengujian sistem apakah sudah

memenuhi kriteria sesuai dengan tujuan penelitian atau tidak.

6. Penyusunan Laporan

Setelah pengujian maka dilakukan penyusunan laporan sesuai dengan hasil yang

(20)

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab yaitu:

Bab 1: Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab 2: Landasan Teori

Pada bab ini dibahas mengenai beberapa teori yang mendukung pembahasan pada bab

selanjutnya.

Bab 3 : Analisis dan Perancangan

Pada bab ini dibahas mengenai permasalahan dalam pembuatan aplikasi, penjelasan

tentang rancangan struktur aplikasi dan perancangan Use Case, Data Flow Diagram, Database, User Interface, dan Flowchart. Sesuai dengan kebutuhan sistem.

Bab 4 : Implementasi dan Pengujian Sistem

Pada bab ini dibahas implementasi dari sistem yang telah dibuat. Bagaimana algoritma

bekerja pada sistem yang dibangun, dan pengujian sistem yang telah dibangun apakah

sudah sesuai dengan apa yang telah digambarkan pada latar belakang dan tujuan dari

pembangunan sistem tersebut.

Bab 5 : Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang didapat dari hasil pengujian dan saran yang

(21)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Ambulans

Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online versi 1.4 (2015) am·bu·lans n

adalah kendaraan (mobil dan sebagainya) yang dilengkapi peralatan medis untuk

mengangkut orang sakit atau korban kecelakaan. Pada Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia nomor 43 tahun 1993 tentang prasarana dan lalu lintas pasal 65 ayat 1 b dan

c, tertulis bahwa (1) Pemakai jalan wajib mendahulukan sesuai urutan prioritas

sebagai berikut : b. Ambulans mengangkut orang sakit; c. Kendaraan untuk memberi

pertolongan pada kecelakaan lalu lintas.

2.2 Permasalahan Lintasan Terpendek (ShortestPath)

Salah satu persoalan optimasi adalah persoalan lintasan terpendek di dalam graf. Graf

yang digunakan dalam pencarian lintasan terpendek adalah graf berbobot (weighted graph), yaitu graf yang setiap sisinya diberikan suatu nilai atau bobot. Asumsi yang digunakan adalah setiap bobot bernilai positif. Kata “terpendek” tidak selalu diartikan

secara fisik sebagai panjang minimum, karena kata “terpendek” berbeda-beda

maknanya bergantung pada tipikal persoalan yang akan diselesaikan. Namun, secara

umum “terpendek ” berarti meminimalisasi bobot pada suatu lintasan di dalam graf (Munir, 2010).

Ada beberapa macam persoalan lintasan terpendek, antara lain :

a. Lintasan terpendek antara dua simpul tertentu..

b. Lintasan terpendek antara semua pasangan simpul.

c. Lintasan terpendek dari simpul tertentu ke semua simpul yang lain.

d. Lintasan terpendek antara dua buah simpul yang melalui beberapa simpul

(22)

2.3. Pengertian Algoritma A Star (A*)

Algoritma A* adalah sebuah algoritma yang telah diperkaya dengan menerapkan

suatu heuristik, algoritma ini membuang langkah-langkah yang tidak perlu dengan pertimbangan bahwa langkah-langkah yang dibuang sudah pasti merupakan langkah

yang tidak akan mencapai solusi yang diinginkan dengan menerapkan suatu heuristik.

Heuristik adalah nilai yang memberi nilai pada tiap simpul yang memandu A*

mendapatkan solusi yang diinginkan. Dengan heuristik, maka A* pasti akan

mendapatkan solusi (jika memang ada solusinya). Dengan kata lain, heuristik adalah

fungsi optimasi yang menjadikan algoritma A* lebih baik dari pada algoritma lainnya

(Kusumadewi et al. 2005).

Menurut Russel & Norvig (2003) algoritma A* memiliki lima komponen utama, yaitu: node awal, node goal, open list, closed list dan cost. Node awal merupakan titik awal dari posisi saat ini, sedangkan node goal merupakan titik akhir atau dapat juga disebut titik tempat tujuan. Cost merupakan nilai dari jarak yang telah ditempuh untuk sampai ke tempat tujuan. Open list ini berupa sebuah priority queen, dimana setiap node yang masuk pertama akan dikeluarkan pertama dengan syarat

tertentu. Closed list ini berupa sebuah stack (tumpukan), dimana node yang terakhir dimasukkan akan dikeluarkan pertama kali. Selain sebagai penampung node yang

telah dilewati, closed list ini juga digunakan untuk mendapatkan rute terdekat saat node goal sudah dicapai.

Algoritma A* menggunakan dua antrian, yaitu Open dan Close. Dimulai dengan titik awal dijadikan antrian prioritas titik untuk dilalui, dikenal sebagai Open set. Semakin rendah cost untuk suatu simpul x, semakin tinggi prioritas. Pada setiap langkah dari algoritma A* simpul dengan cost tertinggi maka akan dihapus dari antrian, f dan h nilai-nilai tetangganya diperbarui sesuai dengan relasi pada graf dan tetangga ini ditambahkan ke antrian . Algoritma A* akan terus mencari sampai titik

tujuan yang memiliki nilai f lebih rendah dengan menggunakan nilai heuristik untuk mempersempit ruang pencarian yaitu dengan membatasi vertex yang akan diuji pada setiap percabangan. Jika sudah sampai ke titik tujuan maka A* akan menjumlahkan panjang path yang sebenarnya (Coppin, 2004).

(23)

9

f(n)= g(n) + h(n) …...(1) dimana:

h(n) = Nilai heuristik antar koordinat

g(n) = Jarak koordinat ke titik tujuan

Dalam notasi standar yang dipakai untuk algoritma A* pada rumus persamaan (1), digunakan g(n) untuk mewakili cost rute dari node awal ke node n. Lalu h(n) mewakili perkiraan cost dari node n ke node goal, yang dihitung dengan fungsi heuristik. A*„menyeimbangkan‟ kedua nilai ini dalam mencari jalan dari node

awal ke node goal (Ilham et al. 2011).

Berikut terminologi dasar yang terdapat pada algoritma A* :

1. Starting point sebagai posisi awal sebuah benda.

2. Current adalah simpul yang sedang dijalankan pada algoritma pencarian jarak terpendek.

3. Simpul adalah petak kecil atau pixel sebagai representasi dari arah path finding. Bentuknya dapat berupa persegi, lingkaran, maupun segitiga.

4. Open list adalah tempat menyimpan data simpul yang mungkin diakses dari

starting point maupun simpul yang sedang dijalankan.

5. Closed list adalah tempat penyimpanan data simpul sebelum Current yang juga merupakan bagian dari jalur terpendek yang telah berhasil diciptakan.

6. “f” adalah nilai yang diperoleh dari penjumlahan. ”g” merupakan jumlah nilai tiap simpul dalam jalur terpendek dari titik awal ke Current dan “h” merupakan jumlah nilai perkiraan dari sebuah simpul ke simpul tujuan. Sehingga dapat

diformulasikan dengan f(x) = g(x) + h(x).

7. Simpul tujuan adalah simpul yang dituju.

8. Halangan adalah sebuah atribut yang menyatakan bahwa sebuah simpul tidak

dapat dilalui oleh Current.

A* dapat juga dapat diimplementasikan, jika kebutuhan akan pencarian yang membutuhkan perulangan. Prinsip algoritma A* yaitu, akan melintasi semua graf yang berhubungan dengan starting point, mengurutkan cost terkecil dengan memperhatikan

(24)

yang lain yang sedang dihadapi, maka A* akan meninggalkan jalan dengan cost yang lebih tinggi. Gambar 2.1 merupakan contoh sederhana pengaplikasian algoritma A*.

Gambar 2.1 Contoh Pengaplikasian algoritma A * (Hayati et al, 2010)

2.4 Google Maps API (Application Programming Interface)

Google Maps adalah layanan pemetaan berbasis web service yang disediakan oleh

Google dan bersifat gratis, yang memiliki kemampuan terhadap banyak layanan

pemetaan berbasis web. Google Maps juga memiliki sifat server side, yaitu peta yang

tersimpan pada server Google dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Google Maps API

adalah suatu library yang berbentuk javascript yang berguna untuk memodifikasi peta

yang ada di Google Maps sesuai kebutuhan. Untuk membangun aplikasi yang memanfaatkan Google Maps di desktop dan mobile device maka akan digunakan

Google Maps Javascript API v3 yang memiliki keunggulan lebih cepat dari versi

sebelumnya (Google Developers, 2012).

Google Maps API menyediakan layanan web (Web Services) sebagai interface

untuk meminta data Maps API dari layanan eksternal untuk digunakan dalam aplikasi

Maps. Google Maps Web Services adalah kumpulan dari interface HTTP ke layanan

Google yang menyediakan data geografis untuk aplikasi Maps.

Menurut Shodiq (2009) menulis program Google Map API dilakukan dengan urutan sebagai berikut :

1. Memasukkan Maps API JavaScript ke dalam HTML.

2. Membuat element div dengan nama map_canvas untuk menampilkan peta (Maps). 3. Membuat beberapa objek literal untuk menyimpan property-properti pada peta.

4. Menuliskan fungsi JavaScript untuk membuat objek peta.

(25)

11

Parameter mapTypeId menentukan jenis peta yang akan ditampilkan. Pilihannya ada empat yaitu :

1. ROADMAP, untuk menampilkan peta biasa 2 dimensi.

2. SATELLITE, untuk menampilkan foto satelit.

3. TERRAIN, untuk menunjukkan relief fisik permukaan bumi dan menunjukkan

seberapa tingginya suatu lokasi, contohnya menunjukkan gunung dan sungai.

4. HYBRID, menunjukkan foto satelit yang diatasnya tergambar pula apa yang tampil

pada ROADMAP (jalan dan nama kota).

2.5 GIS (Geographic Information System)

GIS (Geographic Information System) adalah sistem yang bekerja dengan data yang

tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi (Ilham et al. 2011). Sistem ini mampu untuk mengolah data dan melakukan operasi tertentu dengan

menampilkan dan menganalisa data. Aplikasi GIS ini menjadi beragam jenis

aplikasinya. Selain jumlah aplikasinya yang juga bertambah, kedepannya

pengembangan aplikasi ini merambah ke aplikasi berbasis jaringan yang dikenal

dengan web GIS. Ini dikarenakan lingkungan jaringan merupakan tempat subur

berkembangnya geoinformasi. Contohnya adalah peta sebuah kota secara online yang

tidak mengenal batas geografi penggunaannya.

Tujuan pokok dari pemanfaatan GIS adalah untuk mempermudah

mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi

atau objek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam GIS adalah data yang telah

terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri,

1993). Data-data yang diolah dalam GIS pada dasarnya terdiri dari data spasial dan

data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan

adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang

berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data

atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek

sebagai data spasial.

Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik,

bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan tampilan tunggal dari

(26)

lokasi kota, lokasi pengambilan sampel dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan

titik-titik yang membentuk suatu tampilan memanjang seperti sungai, jalan, kontus

dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang

membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan,

pulau dan lain sebagainya. Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan

model data vektor. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi

empat (grid/sel) sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah data

yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan

menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon) (Barus

& Wiradisastra 2000). Bentuk produk suatu GIS dapat bervariasi baik dalam hal

kualitas, keakuratan dan kemudahan pemakainnya. Hasil ini dapat dibuat dalam

bentuk peta-peta, tabel angka-angka: teks di atas kertas atau media lain (hard copy),

atau dalam cetak lunak (seperti file elektronik).

Barus dan Wiradisastra (2000) juga mengungkapkan bahwa GIS adalah alat

yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam GIS data dipelihara dalam

bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel

atau dalam bentuk konvensional lainnya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan

dan meringankan biaya yang diperlukan.

2.6 Peneliti Terdahulu

Algoritma A* telah banyak digunakan dalam pencarian jarak terpendek pada sebuah

aplikasi. Harianja (2013) membangun sebuah sistem optimalisasi pencarian solusi

dynamic water jug dengan menerapkan algoritma A*. Permasalahan optimalisasi

dynamic water jug adalah bagaimana mengoptimalkan penyelesaian sebuah

permasalahan water jug atau mencari sebuah solusi paling optimal dalam menyelesaikan sebuah kasus wadah air.

Putra et al. (2012) menggunakan algoritma A* untuk pencarian rute terpendek pada labirin. Labirin adalah sebuah jaringan dari jalur-jalur yang saling

berhubungan untuk dilalui dari awal hingga akhir yang dimaksudkan untuk sebuah

tantangan, manusia mungkin masih dapat menyelesaikan masalah pencarian ruang

terdekat yang sederhana, tetapi jika jumlah rute yang ada sudah sedemikian

banyaknya, maka akan mengalami kesulitan dan memakan waktu yang lama untuk

(27)

13

Pugas et al. (2011) menggunakan algoritma djikstra dan A* dalam SIG (Sisyem Informasi Geografis) pada aplikasi pencarian rute terpendek untuk pemetaan

kota Sawahlunto. Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) telah berkembang

pesat. SIG dibuat dengan menggunakan informasi yang berasal dari pengolahan

sejumlah data, yaitu data geografis atau data yang berkaitan dengan posisi objek di

permukaan bumi.

Teknologi SIG mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database

yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan,

analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai

keuntungan yang mampu ditawarkan analisis geografis melalui gambar-gambar

petanya. SIG juga dapat memberikan penjelasan tentang suatu peristiwa, membuat

peramalan kejadian, dan perencanaan strategis lainnya serta dapat membantu

menganalisis permasalahan umum seperti masalah ekonomi, penduduk, sosial

pemerintahan, pertahanan serta bidang pariwisata.

Ichsan et al. (2012) menerapkan algoritma Hybrid Fuzzy-Dijkstra dalam pembangunan aplikasi pencarian jalur tercepat. Dalam perpaduan kedua algoritma

tersebut dikatakan bahwa nilai yang dimiliki oleh jalan selalu dinamis, sehingga

proses yang dilalui akan bisa berubah setiap saat, dan rute yang dipilih bisa berubah

setiap saat.

Florens et al. (2009) juga membangun sebuah aplikasi pencarian jalur tercepat untuk transportasi bus Trans Jakarta menggunaka algoritma Djikstra. Hasil yang dicapai adalah aplikasi berupa kios informasi yang dapat melakukan pencarian jalur

tercepat dalam Trans Jakarta.

Varita et al. (2013) membangun sebuah aplikasi pencarian jalur tercepat rute perjalanan wisata dengan algoritma Tabu Search. Pencarian jalur tercepat dengan parameter panjang, volume dan kepadatan jalan dapat diaplikasikan dengan algoritma

(28)

sama lain. Parameter dalam penelitian ini adalah iterasi , threshold, dan data yang digunakan.

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Tahun Keterangan

2

3

Rufina Florens,

Jenny Tirta

Kusuma & Rimbun

Mataram

Diana Okta Pugas,

Maman Somantri

& Kodrat Iman

Satoto

Analisis dan

Perancangan

Sistem Pencarian

Jalur Tercepat

Untuk

Transportasi Bus

Trans Jakarta

Menggunaka

Algoritma

Djikstra

Aplikasi

pencarian rute

terpendek

menggunakan

algoritma Djikstra

dan A Star (A*)

pada SIG berbasis

web untuk

pemetaan

pariwisata kota

Sawahlunto

2009

2011

 Hasil yang dicapai

adalah aplikasi berupa

kios informasi yang

dapat melakukan

pencarian jalur tercepat

dalam Trans Jakarta.

 Algoritma Dijkstra mampu mencari jalur

tercepat sesuai dengan

keinginan pengguna

tranportasi Trans

Jakarta.

 Pencarian rute

terpendek

menggunakan

algoritma Dijkstra dan

A Star menghasilkan rute jalan yang sama.

 Pencarian rute

terpendek A Star lebih

cepat dibandingkan

dengan algoritma

(29)

15

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

No Nama Peneliti Judul Penelitian Tahun Keterangan

4

5

6

Moch. Hannats

Hanafi Ichsan, Erni

Yudaningtyas & M.

Aziz Muslim

Ivana Varita, Onny

Setyawati & Didik

Rahadi

Firman Harianja

Optimal

Pencarian Jalur

Tercepat dengan

Algoritma Hybrid Fuzzy-Dijkstra

Pencarian Jalur

Tercepat Rute

Perjalanan Wisata

Dengan

Algoritma Tabu

Search

Penerapan

algoritma A*

pada

permasalahan

optimalisasi

pencarian solusi

dynamic water

jug.

2012

2013

2013

 Nilai yang dimiliki oleh

jalan selalu dinamis,

sehingga proses yang

dilalui bisa berubah

setiap saat dan rute

yang dipilih bisa

berubah setiap saat.

 Pencarian jalur tercepat

dengan parameter

panjang, volume dan

kepadatan jalan dapat

diaplikasikan dengan

algoritma Tabu Search.

Hasil jumlah iterasi

dalam algoritma Tabu

Search mempengaruhi

jumlah cost.

 Optimalisasi dynamic

water jug adalah

mengoptimalkan

penyelesaian sebuah

permasalahan water

jug atau mencari solusi paling optimal dalam

meyelesaikan sebuah

(30)
[image:30.595.99.529.114.299.2]

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

No Nama Peneliti Judul Penelitian Tahun Keterangan

1 Rengga Dionata

Putra, Ir.

Muhammad

Aswin, MT. &

Waru Djuriatno,

ST., MT.

Pencarian rute

terdekat pada labirin

menggunakan

metode A*

2012  Algoritma A * tidak

menjamin selalu

mendapat jalur yang

terbaik (bobot terkecil),

dari semua rute yang

(31)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Arsitektur Umum

Adapun arsitektur umum dari perancangan sistem yang akan dibangun dapat dilihat

pada gambar 3.1.

Setelah titik alamat pasien diketahui di dalam Map, admin akan mencari rumah sakit terdekat dari titik tersebut pada sistem, setelah diketahui rumah sakit yang akan

menyediakan ambulans, sistem akan mengecek jalur-jalur yang memiliki hambatan

dari rumah sakit ke alamat pasien sesuai dengan waktu pemesanan ambulans. Jika ada

jalur yang memiliki hambatan berupa macet pada jam tertentu, maka secara otomatis

jalur tersebut dibuang dan dicari jalur lain yang terdekat tanpa hambatan

[image:31.595.153.486.438.721.2]

menggunakan algoritma A* dari rumah sakit ke alamat pasien.

(32)

Input

Dalam tahapan ini data yang akan diinput berupa alamat pasien dan waktu

pemesanan ambulans.

Proses

Data yang telah diinput akan diproses oleh sistem, yang pertama sekali yang

akan dilakukan adalah admin mengecek alamat pasien. Dengan menginput

data alamat pasien, sistem akan mendapat titik koordinat pasien, sehingga titik

koordinat tersebut muncul pada sistem yaitu pada halaman berupa Google Map. Setelah titik koordinat pasien sudah diketahui, sistem akan mencari rumah sakit terdekat dari alamat pasien dimana rumah sakit tersebut akan

menyediakan ambulans untuk menjemput pasien. Dari rumah sakit terdekat,

akan dicek waktu pemesanan ambulans. Lalu akan dicek jalur mana saja dari

rumah sakit ke alamat pasien yang memiliki titik kemacetan pada jam tertentu,

sesuai dengan waktu pemesanan ambulans. Setelah titik kemacetan diketahui,

jalur tersebut akan diabaikan oleh sistem, lalu sistem akan mengecek jalur

terdekat dari rumah sakit ke alamat pasien. Dalam hal ini, algoritma A Star

akan digunakan untuk menghitung jarak terpendek. Setelah pasien dijemput,

pasien akan diantar ke rumah sakit terdekat dari alamat pasien.

Output

Adapun output dari sistem adalah berupa jalur terdekat dari rumah sakit

(penyedia ambulans) ke alamat pasien.

3.2 Data yang Digunakan

Data yang digunakan dalam sistem ini ada 3 yaitu data titik setiap persimpangan jalan,

data jarak dari setiap titik ke titik lain (relasi) dan data titik kemacetan. Data titik dan

relasi diambil dari Google Map yaitu berupa Lang dan Long serta jaraknya. Sedangkan data kemacetan diperoleh dari kantor SATLANTAS kota Medan.

Pada gambar 3.2 titik berwarna hitam merupakan titik dari setiap

persimpangan jalan, sedangkan titik berwarna merah adalah titik setiap rumah sakit,

(33)
[image:33.595.187.448.84.292.2]

19

Gambar 3.2 Tampilan dalam bentuk Google Map setelah data diinput

3.3 Pemrosesan Data

Data yang telah ada akan diproses dengan menggunakan algoritma A Star (A*). Pada gambar 3.3 dapat kita asumsikan seorang pasien menghubungi admin, alamatnya

adalah F, dan A adalah rumah sakit yang akan menyediakan ambulans untuk

menjemput pasien. Ketika data pasien diinput maka data tersebut akan diproses oleh sistem.

3.4 Uji Coba dengan AlgoritmaA Star (A*)

a. Titik asal adalah A yaitu rumah sakit.

b. Titik tujuan adalah alamat pasien yaitu F.

c. Analisis rute terpendek dari A ke F. Berikut ini hasil perhitungan jarak terpendek

(34)
[image:34.595.127.507.108.283.2]

Gambar 3.3 Bentuk Graf dari sampel kasus

Titik Koordinat : A(0,0) , B(3,0) , C(3,4) , D(6,2) , E(6,0) , F(9,2). Jarak antar

titik yaitu : A-B = 6, A-C = 10, B-C = 8, B-E = 6, C-D = 7, D-E = 4, D-F = 7, E-F = 7.

Lalu menghitung nilai heuristik. Fungsi heuristik yang digunakan adalah “Euclidean

Distance”. Fungsi ini memberikan hasil yang lebih baik (mendekati jarak sebenarnya) dibandingkan dengan fungsi heuristik yang lain (Chris et al, 2011).

Rumus :

...(2)

Menghitung nilai heuristik dari titik yang berelasi : A-B, A-C, C, C-D, B-E, E-D, D-F, E-F dengan menggunakan persamaan (2).

A(0,0) ke B(3,0)

√ = √ = √ = 3

A(0,0) ke C(3,4)

(35)

21

B(3,0) ke C(3,4)

√ = √ = √ = 4

C(3,4) ke D(6,2)

√ = √ = √ = 3,6

B(3,0) ke E(6,0)

√ = √ = √ = 3

E(6,0) ke D(6,2)

√ = √ = √ = 2

D(6,2) ke F(9,2)

√ = √ = √ = 3

E(6,0) ke F(9,2)

√ = √ = √ = 3,6

Setelah nilai heuristik dari masing-masing node (titik) didapat, selanjutnya

mencari f(n) menggunakan algoritma A* dengan rumus dari persamaan (1) :

f(n) = h(n) + g(n).

- A-B dan A-C

A-B  f(n) = h(n) + g(n) = 3 + 6

= 9

A-C  f(n) = h(n) + g(n) = 5 + 10

(36)

Dari perhitungan di atas maka nilai f(n) yang paling kecil adalah A-B maka

selanjutnya yang dihitung adalah nilai dari relasi titik B dan untuk relasi titik C

diabaikan saja.

- B-E  f(n) = h(n) + g(n)

= 3 + 6

= 9

- E-F  f(n) = h(n) + g(n)

= 3,6 + 7

= 10,6

Karena titik tujuannya adalah titik F maka pencarian berhenti. Total f(n) yang

didapat adalah 28,6. Maka jalur yang akan dilalui dari titik A ke F adalah A-B-E-F.

Satu titik koordinat mewakili 100 meter maka jarak sebenarnya adalah 28,6 x 100 =

2860 meter atau 2,86 kilometer.

3.5 Analisis Sistem

Analisis sistem bertujuan untuk mengidentifikasi sistem yang akan diteliti. Pada

analisis sistem akan dibahas mengenai analisis kebutuhan sistem dan komponen

sistem. Proses analisis ini diperlukan sebagai dasar perancangan sistem. Adapun

rancangan yang akan dianalisis yaitu berupa use case, data flow diagram, database, interface dan flowchart sistem.

3.5.1 Use Case

Use Case terdiri dari dua bagian yaitu skenario dan diagram.

 Skenario

Pasien melakukan pemesanan ambulans dengan cara menelepon ke nomor yang

ditetapkan khusus untuk pemesanan ambulans. Admin akan mencatat alamat

pasien dan waktu pemesanan ambulans. Admin akan mengecek rumah sakit

(37)

23

mengecek jalur yang memiliki titik kemacetan pada jam tertentu, sesuai dengan

waktu pemesanan ambulans. Setelah itu, sistem akan dicari rute terdekat dari

rumah sakit (penyedia ambulans) ke alamat pasien dengan menghindari jalur yang

memiliki hambatan.

Use Case Diagram

Use case diagram pada pembangunan aplikasi ini terdiri dari 2 aktor yaitu

“pasien” dan “admin”. Pada diagram ini dapat dilihat bahwa pasien adalah aktor yang berperan memberi data masukan kepada sistem untuk diolah, yaitu berupa

pemesanan ambulans. Data yang akan masuk yaitu berupa alamat pasien dan

waktu pemesanan ambulans. Sedangkan untuk aktor yang kedua yaitu “admin”,

berperan untuk mengecek alamat pasien, rumah sakit terdekat dari alamat pasien,

jalan yang memiliki hambatan dan mengecek jalur terdekat dari rumah sakit ke

[image:37.595.122.523.370.658.2]

alamat pasien.

Gambar 3.4 Use Case Pencarian Jalur Tercepat Untuk Ambulans 3.5.2 Data Flow Diagram (DFD)

DFD pada aplikasi ini terdiri dari 2 level, yaitu level 0 dan level 1. Pada

masing-masing level terdapat 2 entitas. Sama halnya dengan Use case, nama entitas pada

(38)

Pada DFD level 0 digunakan untuk interaksi antara sistem yang akan

dikembangkan dengan entitas luar. DFD level 0 pada sistem yang akan dibangun

dapat dilihat pada gambar 3.5.

Pasien jalur tercepat untuk ambulansMengelola sistem pencarian Admin

Pemesanan

Ambulans

- pesan login - titik jalan - relasi titik - pasien

[image:38.595.161.473.153.353.2]

- login - titik jalan - relasi titik - pasien

Gambar 3.5 DFD level 0 Pencarian Jalur Tercepat Untuk Ambulans

Keterangan masing-masing entitas luar pada DFD level 0 dapat dilihat pada tabel 3.1

di bawah ini.

Tabel 3.1 Keterangan DFD level 0 Sistem Pencarian Jalur Tercepat Untuk Ambulans

Entitas Luar Keterangan

Pasien Pasien dapat melakukan pemesanan ambulance dan menerima keluaran berupa keterangan ambulans yang akan menjemput

pasien

Admin Admin dapat melakukan proses login ke sistem, mengelola data titik jalan, mengelola titik relasi, dan mengelola data pasien

3.5.3 Perancangan Database

Adapun database pada sistem terdiri dari 3 tabel yaitu table titik koordinat, titik relasi

(39)
[image:39.595.154.478.105.215.2]

25

Tabel 3.2 Rancangan Tabel Titik Koordinat

Nama_Field Tipe_Data Ukuran_Field

Id Nama Koordinat Tipe Koordinat Int Varchar Varchar Int 11 100 30 11

Tabel titik koordinat : Menyimpan id, nama titik simpang jalan, koordinta

(Lang dan Long) dapat di lihat pada tabel 3.2 Lang adalah titik X dan Long adalah

[image:39.595.109.524.319.425.2]

titik Y. Titik ini berdasarkan koordinat yang sudah dimasukkan kedalam database.

Tabel 3.3 Rancangan Tabel Titik Relasi

Nama_Field Tipe_Data Ukuran_Field

Id Id_asal Id_tujuan Jarak Int Int Int Double 11 11 11

Tabel relasi titik : menyimpan hubungan relasi dari satu titik ke titik yang lain

dan menyimpan nilai jarak dapat dilihat pada Tabel 3.3. Jarak pada table ini akan

digunakan sebagai nilai g(n). Untuk tabel 3.4 menyimpan data persimpangan jalan

[image:39.595.130.503.548.651.2]

yang memiliki titik kemacetan.

Tabel 3.4 Rancangan Tabel Titik Kemacetan

Nama_Field Tipe_Data Ukuran_Field

(40)

3.5.4 User Interface

3.5.4.1 Rancangan Tampilan Halaman Login

[image:40.595.174.456.153.281.2]

Halaman ini adalah halaman awal aplikasi yaitu berupa halaman login untuk admin.

Gambar 3.6 Rancangan Tampilan halaman Login

3.5.4.2 Rancangan Tampilan Halaman Peta

Karena aplikasi ini akan di pergunakan oleh pihak rumah sakit saja, yang akan

berperan sebagai User adalah admin. Halaman utama (Home) pada sistem ini sekaligus menjadi halaman hasil sebagai informasi rekomendasi jalan untuk ambulans.

Halaman hasil pada sistem ini akan menampilkan jalur yang akan di lalui oleh

ambulans dari titik asal (Rumah Sakit) dan titik tujuan (Alamat Pasien). Ketika admin

(User) menginput data berupa alamat pasien dan waktu panggilan pasien, sistem akan otomatis memberikan informasi berupa jalur yang akan dilewati oleh ambulance,

dimana jalur yang memiliki hambatan (kemacetan) menuju titik tujuan akan secara

otomatis juga di buang oleh sistem.

[image:40.595.156.478.545.682.2]
(41)

27

3.5.4.3 Rancangan Tampilan Halaman Titik

Pada halaman ini admin dapat menambahkan dan menghapus nama titik. Hal ini

bertujuan untuk perubahan data yang terjadi sesuai dengan keadaan jalan kota medan

yang tentunya berpengaruh dengan keoptimalan sistem.

[image:41.595.194.442.233.403.2]

Admin cukup dengan meng”klik” titik persimpangan jalan yang akan ditambahkan pada map, maka sistem akan otomatis menunjukkan hasil titik koordinat dan nama titik persimpangan tersebut.

Gambar 3.8 Rancangan Tampilan Titik

3.5.4.4 Rancangan Tampilan Halaman Relasi Titik

Pada menu relasi, admin juga dapat menambah dan menghapus relasi titik. Jarak atau

g(n) secara otomatis akan terisi apabila koordinat yang dimasukkan sudah sesuai.

[image:41.595.216.416.521.685.2]
(42)

3.5.4.5 Rancangan Tampilan Hasil

Tampilan hasil pada gambar 3.11, titik biru merupakan titik rumah sakit (titik asal),

titik hitam adalah titik alamat pasien dan titik merah adalah titik kemacetan. Pada

[image:42.595.189.448.182.406.2]

tampilan hasil terlihat jalur berupa Google Map dari rumah sakit ke alamat pasien. Data yang dihasilkan berupa rumah sakit, jalur, jarak dan durasi.

Gambar 3.10 Rancangan tampilah hasil dalam bentuk Google Map 3.5.5 Proses KerjaSistem

Berikut adalah gambaran proses berjalannya sistem yang akan dibangun :

1. Panggilan darurat akan diterima admin dari pasien.

2. Ketika pasien melakukan pemesanan ambulans kepada admin, dan memberikan

data yang akan diolah berupa alamat pasien tersebut akan dilakukan pengecekan

alamat pasien. .

3. Mengecek alamat pasien (titik tujuan) yang akan muncul pada Google Map

4. Setelah diketahui letak alamat pasien, maka akan dilakukan pengecekan rumah

sakit terdekat dari alamat pasien tersebut.

5. Setelah diketahui rumah sakit (titik asal) yang akan menyediakan ambulans, maka

akan dilakukan pengecekan jalur yang memiliki kemacetan pada jam pemesanan

ambulans.

6. Jika jalur terpendek memiliki titik kemacetan pada waktu pemesanan ambulans

dilakukan pasien, maka akan dicari jalur lain, yang tidak memiliki hambatan.

7. Namun, jika jalur yang memiliki titik kemacetan bukan jalur terpendek, maka

(43)

29

8. Setelah jalur tercepat (tanpa hambatan berupa macet) sudah diketahui pada

sistem, maka admin akan menghubungi rumah sakit terdekat untuk menjemput

pasien dari jalur tercepat yang dihasilkan oleh sistem.

Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.12 dibawah ini :

Start

Panggilan Darurat Pasien

Pengisian data pasien (alamat)

Pencarian titik tujuan ambulance (alamat pasien)

Pengecekan rumah sakit terdekat dari

alamat pasien

Apakah pemesanan ambulans pada jam

sibuk ?

Stop

Apakah jalur macet merupakan jalur

terpendek ? Cek jalur macet sesuai jam sibuk

Rute terpendek

Jemput pasien

[image:43.595.189.518.165.581.2]

Cek jalur tanpa macet

(44)

4.1.Implementasi Sistem

Pada tahap ini, algoritma A Star (A*) akan diimplementasikan ke dalam sistem dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP, JavaScript dan database MySQL sesuai perancangan yang telah dilakukan.

4.1.1. Spesifikasi Perangkat Keras dan Lunak yang Digunakan

Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun

sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Prosesor Intel®CoreTM i5-2450M CPU 2.5 GHz. 2. Kapasitas hardisk 750 GB.

3. Memori RAM yang digunakan 4 GB.

4. Tipe Sistem adalah 32 bit Operating System.

5. Sistem operasi yang digunakan adalah Microsoft Windows 7 Home Premium.

6. Web server yang digunakan adalah XAMPP versi 3.2.1

7. Database MySQL versi 5.6.16

4.1.2. Implementasi Perancangan Antarmuka

Pada bab sebelumnya telah dibuat rancangan antar muka (Interface) untuk sistem yang akan dibangun. Dari hasil perangcangan tersebut maka akan diimpelemtasikan

sebagai berikut :

a. Halaman Home

(45)
[image:45.595.109.523.81.271.2]

31

Gambar 4.1 Halaman Home

b. Halaman Peta

Halaman ini merupakan halaman yang berisi tentang peta dari Google Map dengan menampilkan setiap titik persimpangan jalan (titik hitam), titik rumah sakit (titik

merah) dan titik kemacetan (titik biru). Dan informasi yang di hasilkan berupa ,

“jalur”, “jarak tempuh” dan “durasi”. Pada “jalur” titik awalnya adalah nama rumah

sakit yang akan menyediakan ambulans (titik asal).

Gambar 4.2 Halaman Peta

c. Halaman Titik

Pada halama ini ditampilkan id, nama titik, dan koordinat setiap titik. Admin dapat

[image:45.595.110.524.440.681.2]
(46)
[image:46.595.113.524.148.372.2]

muncul ketika diklik pada persimpangan jalan sesuai dengan yang ditampilkan Google Map. Sedangkan untuk nama jalan bisa diketik oleh admin/User sendiri.

Gambar 4.3 Halaman Titik

Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa titik koordinat yang dihasilkan Google Map

setelah mengklik titik persimpangan dengan koordinat ” 3.575743416822447,

98.65280628204346 “ dengan nama/alamat “Jalan Sei Belutu”, setelah mengklik button “masukkan” maka data jalan akan tersimpan di database dan muncul pada

halaman titik berupa “Id”, “Nama Titik”, “Koordinat” dan “Operasi” . Kolom “Operasi” berfungsi untuk menghapus data jalan.

d. Halaman Relasi Titik

Pada halaman relasi titik (gambar 4.4) admin dapat membuat relasi berupa jarak dari

satu titik dengan titik yang lain. Titik yang telah dibuat dapat di hapus kembali sesuai

dengan kebutuhan sistem. Apabila relasi antara dua titik telah ada, maka sistem akan

otomatis memberi peringatan bahwa relasi antara titik tersebut sudah ada. Sehingga

(47)
[image:47.595.112.522.82.287.2]

33

Gambar 4.4 Halaman Relasi Titik

4.2 Pengujian Sistem

4.2.1 Pengujian pada proses yang dilakukan User

a. Halaman Peta / Hasil

Untuk halaman hasil pada sistem ini dapat dilihat pada halaman “peta”. Admin

menginput alamat pasien, lalu mengklik button “Cari Rumah Sakit Terdekat” , maka

akan muncul tampilan seperti pada gambar 4.5. Selain informasi yang dihasilkan

dalam bentuk Google Map, juga dihasilkan nama rumah sakit, jalur, jarak tempuh dan durasi. Pada hasil pengujian pada gambar 4.5 adapun data input dan output sebagai berikut :

Data input :

 Alamat pasien yaitu “jalan bunga mawar”.

Data output :

 Nama rumah sakit “Rumah Sakit Umum Methodist”

 Nama persimpangan jalur yang dilewati “jln bunga mawar/jln bunga sedap

malam”.

 Jarak 3.00 Km

(48)
[image:48.595.110.524.84.301.2]

Gambar 4.5 Tampilan hasil pencarian rumah sakit terdekat

b. Halaman Titik

Pada halaman titik ketika admin mengklik pada satu titik persimpangan maka akan muncul koordinat titik tersebut seperti pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Tampilan input nama titik

Nama titik yang diinput pada gambar 4.6 adalah “jln Simpang golff”. Hasil

penginputan tersebut akan muncul pada tabel sistem seperti pada gambar 4.7, dengan

[image:48.595.111.525.432.670.2]
(49)
[image:49.595.169.458.93.289.2]

35

Gambar 4.7 Tampilan hasil input nama titik

Gambar 4.8 merupakan tampilan pada halaman peta sebelum penambahan titik “jln simpang golff”. Letak titik tersebut berada di ujung “Jl. Simpang Golf”. Dapat dilihat

[image:49.595.172.464.414.598.2]

bahwa belum ada titik yang bertambah.

Gambar 4.8 Tampilan halaman peta sebelum penambahan nama titik Setelah nama titik dimasukkan, maka titik tersebut akan muncul pada halaman “peta”

(50)
[image:50.595.178.455.84.293.2]

Gambar 4.9 Tampilan halaman peta hasil penambahan nama titik

c. Halaman Relasi Titik

Nama titik yang telah ditambahkan pada halaman “titik” dapat dibuat relasinya pada

halaman ini. Pada gambar 4.9 dapat dilihat bahwa relasi yang dapat dibuat dari titik id

212 adalah ke titik dengan id 78. Cara membuat relasinya adalah dengan memilih titik

asal yaitu (id 212 dan titik tujuan id 78). Dapat dilihat pada gambar 4.10.

[image:50.595.198.434.485.674.2]
(51)

37

Hasil dari penambahan relasi pada gambar 4.10 dapat dilihat pada gambar 4.11

dengan jarak 0.4085 km.

[image:51.595.237.389.148.325.2]

Gambar 4.11 Tampilan hasil penambahan relasi titik 4.2.2 Hasil Pengujian Sistem

Pada pengujian ini ada tiga jeni kasus yang berbeda yang akan diuji yaitu :

 Mencari jalur terdekat dari titik asal ke titik tujuan dengan adanya hambatan.

 Mencari jalur terdekat dari titik asal ke titik tujuan dengan mengabaikan

hambatan yang ada.

 Mencari jalur terdekat dari titik asal ke titik tujuan yang tidak memiliki

hambatan.

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Sistem

No. Titik Asal dan Tujuan Hambatan Keterangan

1

Asal Rumah Sakit Islam

Malahayati

Persimpangan

jalan Imam

Bonjol / Kapten Maulana Lubis

Sistem mencari jalur menghindari titik hambatan

(kemacetan). Tujuan Jalan Kapten Maulana

Lubis

2 Asal Rumah Sakit Islam

Malahayati

Tidak Ada

Sistem mencari jalur tanpa menghindari titik hambatan (kemacetan). Tujuan Jalan Kapten Maulana

Lubis

3 Asal Rumah Sakit Umum

Bina Persada Tidak Ada

Sistem mencari jalur terpendek ke alamat pasien

[image:51.595.113.525.521.721.2]
(52)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari sistem dan pengujian sistem secara menyeluruh yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan

kesimpulan pada penelitian ini antara lain:

1. Algoritma A* mampu mengoptimalkan pencarian jalur terpendek dengan proses

yang cepat karena mengabaikan titik yang memiliki nilai f(n) yang lebih besar

untuk perhitungan selanjutnya.

2. Sistem akan memberikan rekomendasi jalur terdekat dari rumah sakit ke alamat

pasien walaupun jalur tersebut memiliki titik kemacetan, apabila pemesanan

ambulans dilakukan tidak pada jam macet.

3. Apabila ada beberapa pilihan jalan dari rumah sakit ke alamat pasien, sistem

akan mencari jalur terdekat dari rumah sakit ke alamat pasien dan mengabaikan

jalur yang lebih dekat tetapi memiliki titik kemacetan.

4. Ada beberapa jalan di Kota medan dengan nama yang sama, mengakibatkan

Google Map, tidak menunjukkan jalur sesuai dengan yang dimaksud oleh User.

5.2 Saran

Sistem ini dibangun berdasarkan alur pemikiran penulis, maka untuk hasil yang lebih

baik dan maksimal diperlukan saran dari semua pihak untuk melengkapi kekurangan

yang ada. Saran dari penulis yaitu:

1. Untuk selanjutnya sistem ini dapat dikembangkan berbasis Android dengan memperbanyak data jalan, titik kemacetan dan rumah sakit.

2. Penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan algoritma lain yang

hasilnya lebih akurat.

3. Data kemacetan yang dipakai pada penelitian ini hanya sebatas titik jalan yang

memiliki titik kemacetan, peneliti selanjutnya dapat menambahkan durasi

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Barus B., dan Wiradisastra. 2000. Sistem Informasi Geografi, Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi. Institut Pertanian Bogor.

Chris, R., Michael, B. & Nathan, S. 2011. “Euclidean Heuristic Optimization,”

Proceedings of the Twenty-Fifth AAAI Conference on Artificial Intelligence,

vol. 25, pp. 81-86.

Coppin, Ben. 2004. Artificial Intelligent Illuminated. Jones and Bartlett Publishers. Dulbahri.1993. Sistem Informasi Geografis. Jakarta: Gramedia

Florens, R. 2009. Analisis dan perancangan sistem pencarian jalur tercepat untuk

transportasi bus transjakarta menggunakan algoritma djikstra. Skripsi.

Universitas Bina Nusantara.

GoogleDevelopers.2012. http://developers.google.com/maps/documentation/javascript

(25 Juni 2015).

Harianja, F. 2013. Penerapan algoritma A* pada permasalahan optimalisasi pencarian

solusi dynamic water jug. Jurnal Pelita Informatika Budi Darma. Vol.6. No.3: 48-53.

Hayati, F.,Wangi, L.S., Dhuha, N., Maryani, T. & Rahayudyan, T. 2010. Menghitung

rute terpendek menggunakan algoritma a* search dengan fungsi heuristik

euclidean distance (studi kasus: UNI susqa-mall SKA). (Online)

http://ligarsekarwangi.blogspot.com/2010/06/menghitung-rute-terpendek-menggunakan.html (25 Juni 2015).

Ichsan, M.H.H.,Yudaningtyas, E. & Muslim, M.A. 2012. Solusi optimasi pencarian

jalur tercepat dengan algoritma hybrid fuzzy-djikstra. Jurnal EECCIS. Vol. 6,

(54)

Ilham, R., Soetedjo, A & Faisal, A. 2011. Pengembangan aplikasi pencarian rute

terpendek dengan metode algoritma A* berbasis web. Jurnal Elektro ELTEX

Vol. 2, No. 2.

Kamus Besar Bahasa Indonesia versi 1.4. 2015. (Online) http://kbbi.web.id/ (25 Juni 2015).

Kusumadewi, Ida & Purnomo, H. 2005. Penyelesaian Masalah Optimisasi dengan Teknik-teknik Heuristik.Yogyakarta : Graha Ilmu

Muchtar, M.A & Sani, M.F. 2012. Modul Praktikum Desain Perangkat Lunak. Usu

Press. Medan.

Munir, R. 2010. Matematika Diskrit Edisi Ketiga. Informatika Bandung : Bandung

Pratama & Putra, R. 2011. Perbandingan algoritma A* dan dijkstraberbasis web GIS

untuk pencarian rute terpendek. Skripsi. UPI

Pugas, D.O., Somantri, M. & Satoto, K.I. 2011. Aplikasi pencarian rute terpendek

menggunakan algoritma djikstra dan A Star (A*) pada SIG berbasis web untuk

pemetaan pariwisata kota Sawahlunto. TRANSMISI 13 (1): 27-32.

Putra, R.D., Aswin, M. & Djuriatno, W. 2012. Pencarian rute terdekat pada labirin

menggunakan metode A*. Jurnal EECCIS. Vol. 6, No.2.

Russell, S.J & Norvig, P. 2003. Artificiall Intelligence A Modern Approach. Prentice Hall. New Jersey.

Shodiq, A. 2009. Tutorial dasar pemrograman google maps API. (Online) http://yuliana.lecturer.pens.ac.id/Google%20Maps%20API/Buku/Tutorial%20

Google%20Maps%20API.pdf (25 Agustus 2015).

Gambar

Gambar 2.1 Contoh Pengaplikasian algoritma A *
Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil evaluasi terhadap kinerja produksi sapi perah impor di Jawa Timur menunjukkan bahwa produksi susu sapi perah impor masih berada di bawah kemampuan tingkat produksi

Jika kolom yang disediakan pada Catatan Sediaan ini tidak dapat menampung banyaknya Merek, Jenis, lsi, HJE, dan Tarif hasil tembakau yang dimiliki dapat digunakan Catatan Sediaan

Metode pembanding perusahaan tercatat di Bursa Efek digunakan dalam penilaian ini karena walaupun di pasar saham perusahaan terbuka tidak diperoleh informasi

dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Standar Operasional Prosedur Penanganan Korban Tindak Kekerasan Pada Pusat Pelayanan

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur analisis parameter biologi (Klorofil-a dan Fitoplankton) perairan kawasan estuaria sungai kurilompo bagi peruntukan usaha budidaya ikan

bridging, dan social linking dengan peran modal sosial dalam pengelolaan potensi alam sebagai strategi bertahan hidup di Dusun Limang yang diterapkan oleh

Layanan mediasi pada anak yang berhadapan dengan hukum dapat dilakukan dengan. cara mempertemukan dua individu untuk mencari solusi proses hukum

Hasil penelusuran terkait variabel-variabel yang dapat diukur adalah kondisi kelompok secara umum, dinamika yang terjadi dalam struktur kelompok, kondisi aturan