• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUATAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM PELAKSANAAN MUSYAWARAH RENCANA AKSI PEREMPUAN KOTA BANDA ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGUATAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM PELAKSANAAN MUSYAWARAH RENCANA AKSI PEREMPUAN KOTA BANDA ACEH"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini persoalan perempuan masih menjadi wacana serius untuk didiskusikan. Seiring dengan perjalanan pembangunan yang sarat dengan perubahan mendasar, baik pada tingkat paradigmatik maupun implementatif, dengan sebuah gerakan reformasi yang mengarah pada sistem demokrasi berkelanjutan guna terciptanya mekanisme desentralistik dengan mempertimbangkan potensi-potensi daerah dalam managerial sistem pemerintah daerah (Otonomi Daerah), merupakan peluang dan harapan besar bagi pengembangan potensi-potensi dasar perempuan dalam berbagai organisasi sosial kemasyarakatan yang mempunyai kekuatan basis massa pada tingkat bawah1.

Hak dan kewajiban yang sama antara laki-laki dan perempuan diatur oleh negara dalam Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu, persamaan kedudukan antara laki-laki dan perempuan juga ditegaskan dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1984 tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita2. Dengan demikian, perempuan diberikan kebebasan dan kesempatan yang sama dengan laki laki untuk berperan di semua bidang dan sektor3. Tidak hanya di ranah domestik, peran perempuan juga telah diakui di sektor publik.

Peran perempuan di Indonesia dalam sektor publik sudah ada dari sebelum Indonesia merdeka bahkan pada massa kerajaanpun perempuan sudah dapat

      

1

. Natuporo, Hardijito. 1984. Peranan Wanita Dalam Masa Pembangunan di Indonesia. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hal : 17-18

2

. Undang-undang No. 7 Tahun 1984 tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita

3

(2)

membuktikan bahwa dirinya mampu dalam memimpin suatu gerakan dalam melawan penjajah seperti Laksamana Keumalahayati, Cut Nyak Dhien, Cut, Nyak Meutia, dan Ratu Nahrasiyah, kemudian muncul nama Rasuna Said dan Trimurti dalam pergerakan nasional, serta RA Kartini dan Dewi Sartika yang telah berjuang dengan keras agar perempuan mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki

Pemerintah juga terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong perempuan agar terlibat aktif dalam pambangunan, ini dibuktikan dengan keluarnya Inpres No. 9/2000 Tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional4, sebagai acuan memaksimalkan potensi perempuan dalam pembangunan. Dalam keluarga, kaum perempuan merupakan tiang keluarga, kaum perempuan akan melahirkan dan mendidik generasi penerus. Kualitas generasi penerus bangsa ditentukan oleh kualitas kaum perempuan sehingga mau tidak mau kaum perempuan harus meningkatkan kualitas pribadi masing-masing.

Keterlibatan perempuan secara langsung dalam proses perencanaan pembangunan sangat penting sebagai upaya peningkatan kesejahteraan perempuan dalam pembangunan daerah. Berkaitan dengan Perencanaan Pembangunan Nasional yaitu berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 20045. Bahwasannya perencanaan itu di mulai dari tingkat masyarakat desa dan keluruhan, sehingga dalam perencanaan ini sangat penting proses partisipasi masyarakat tidak terkecuali perempuan. Undang-Undang Dasar 1945 sudah memberi penegasan bahwa setiap warga Negara (laki-laki dan perempuan)

      

4

. Inpres No. 9/2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional 5

(3)

memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam kegiatan pembangunan. Peran dan kedudukan perempuan dalam pembangunan mulai mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dengan di masukkannya isu perempuan dalam Gari-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1978 dan terbentuknya lembaga Menteri Peranan Wanita pada tahun yang sama juga berubah menjadi Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan pada akhir tahun 1999. Dimana sebagai mitra sejajar pria, perempuan dapat lebih berperan dalam pembangunan dan kehidupan , berbangsa dan bernegara.

Terkait penguatan perempuan dalam segi perencanaan pembangunan ini sejalan dengan Visi dan Misi Walikota dan Wakil Kota Banda Aceh yaitu “ Meningkatkan partisispasi perempuan dalam ranah publik, perlindungan anak dan kelompok marjinal” . Visi dan Misi tersebut didasarkan pada sejarah Aceh selama konflik, kaum perempuan menjadi korban secara ekonomi, politik, sosial, dan phisikis. Keterwakilan perempuan dalam perencanaan pembangunan terus dilkukan dorongan agar terlibat peran aktif terhadap pembangunan Kota Banda Aceh.

(4)

PA)6 yang telah mendapatkan pengesahan pada tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Undang-Undang Pemerintahan Aceh adalah undang-undang tahun 20067 yang mengatur pemerintahan provinsi Aceh sebagai pengganti Undang-Undang Otonami Daerah dan hasil kesepakatan damai antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka, yang dikenal dengan MoU Helsinki.

Dari kesepakatan perdamaian tersebut telah mendorong Kota Banda Aceh untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam perencanaan pembangunan, perlu disadari bahwa keberhasilan pembangunan daerah tidak terlepas dari kontribusi dan partisipasi perempuan dalam berbagai sektor terutama dalam meningktakan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan peran dan posisi perempuan merupakan bagian yang tidak terpisahakan dari strategi pembangunan kota Banda Aceh yang sudah mendeklarasikan diri sebagai “Kota Ramah Gender”. Dalam mewujudkan kota Banda Aceh sebagai kota Ramah Gender diperlukan adanya upaya sistematis dan terpadau dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat baik lintas sektoral dan lintas pelaku agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan8. Sehingga terbentuknya Forum SKPD MUSRENA (Musyawarah Rencana Aksi Perempuan) yang merupakan Affirmative action dari Musrembang untuk tingkatan perempuan, terbentuknya Balee Inong, dan Wondermen Development Centre, sebgai tempat penyaluran aspirasi bagi kaum perempuan di Kota Banda Aceh.

      

6

. UU PA adalah undang-undang pemerintahan Aceh yang mengatur kebijakan /regulasi pemerintahan Aceh melalui qanun yang dibuat oleh pemerintah. UU PA merupakan resprentasi dari wujudnya otonomi khusus di Provinsi Aceh.

7

. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2006 tentang pemerintahan Aceh 8

(5)

Pemberdayaan perempuan diupaya mampu mendorong secara aktif terkait pembangunan Negara antara lain9: pertama Sosialisasi secara berkesinambungan, kedua Membangun kesepakatan pembangunan,ketiga Pemberdayaan perempuan antar pemerintah dan swasta, serta masyarakat itu sendiri agar mewujudkan kesetaraan jender di segala bidang, keempat Meningkatkan akses informasi yang dapat diterima oleh kaum perempuan di segala hal, khususnya informasi pembangunan serta melibatkan dalam pengambilan keputusan.

Kebijakan Pemerintah Kota Banda Aceh untuk meningkatkan pastisipasi perempuan lebih tinggi maka di bentukkan forum MUSRENA (Musyawarah Rencana Aksi Kaum Perempuan)10 adalah instrumen utama Pemerintah dalam mewujudkan Kota ramah Gender. Melalui peraturan Walikota Banda Aceh Nomor 52 Tahun 200911 Tentang Pelaksanaan Musyawarah Rencana Aksi Perempuan (MUSRENA). Gagasan ini merupakan perwujudan dari komitmen Walikota dan Wakil Walikota dan jajaran birokrasinya untuk membuka seluas-luasnya ruang partipasi bagi seluruh masyarakat khususnya kaum perempuan dalam keseluruhan proses pembangunan kota.

Gagasan tentang perlunya Musrena dilatarbelakangi oleh keprihatinan akan rendahnya partisipasi kaum perempuan di Kota Banda Aceh dalam proses perencanaan pembangunan, sementara komposisi jumlah penduduk perempuan dan laki-laki di Kota Banda Aceh relatif berimbang yaitu jumlah penduduk

      

9

. Dina Martiany. Jurnal masalah sosial; Implementasi pengarusutamaan gender sebagai strategi pencapaian kesetaraan gender. Jakarta. Hal : 32

10

. Jurnal Menjadikan Banda Aceh Kota Ramah Jender melalui MUSRENA. MUSRENA merupakan Musyawarah Rencana Aksi Kaum Perempuan yang merupakan gagasan yang dibuat oleh pemerintah Kota Banda Aceh melaluai SKPD daerah yang merupakan resperentasi dari MUSREMBANG. MUSRENA ini khusus dilakukan oleh kaum perempuan dalam rencana pembangunan Kota Banda Aceh berjangka 5 tahun sebagai salah satu dasar pertimbangan proporsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong (APBG atau Bantuan Desa)

11

(6)

perempuan 108.913 jiwa sedangkan laki-laki 115.296 jiwa12. Selain itu, ditemui adanya beberapa penyimpangan dari aturan normatif dan bersifat tidak ramah terhadap keterlibatan perempuan.

Musyawarah Rencana Aksi Perempuan (MUSRENA) merupakan wadah bagi kaum perempuan dalam rencana pembentukan pembangunan Kota Banda Aceh dan sebgai wadah komunikasi langsung bagi kaum perempuan di daerah sekaligus pembelajaran dalam memutuskan suatu rencana aksi berjangka waktu 5 tahun dan sebagai salah satu dasar pertimbangan proporsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong (APBG atau Bantuan Desa).

Musrembang dan Musrena merupakan wadah yang sama yaitu proses perencanaan pembangunan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan pembangunan kedepannya. Hanya saja Musrena dilaksanakan sebagai affirmative action bagi kaum perempuan Kota Banda Aceh, yang dimaksudkan sebagai wahana untuk lebih memberi kemudahan bagi kaum perempuan dalam menjaring aspirasinya ikut serta pada perencanaan pembangunan.

Terbentuknya MUSRENA di Kota Banda karena ketidaksetaraan pengambilan keputusan dalam hubungan horizontal yaitu perempuan dan laki-laki, yang mana perkara dalam memutuskan sesuatu banyak didominasi oleh kaum lelaki dibandingkan dengan kaum perempuan. Akibatnya, wacana pemikiran, terutama dalam aspek kemasyarakatan, dinilai sering bias gender.

Seiring perkembangan zaman dan pengaruh globalisasi yang semakin meningkat perlu adanya dorongan dan kertelibatan perempuan dalam perencanaan

      

(7)

pembangunan agar terselenggarakannya pemerintahan yang akuntabilitas, transparansi, dan demokratisasi melaluai konsep kesetaraan yang baik dalam hubungan pemerintahan vertikal maupun pemerintahan horizontal. Dalam hubungan vertikal (pusat-daerah), konsep MUSRENBANG Partisipatif dapat digunakan sebagai alternatif pengembangan kesetaraan dan rasa memiliki dan pelaku perencanaan. Sedangkan hubungan horizontal (masyarakat-masyarakat) dapat disetarakan apabila indikator ramah gender telah tercapai. Salah satunya melalui MUSRENA yang dijalankan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh.

Selain keterwakilan perempuan pada jabatan strategis pemerintahan, keberhasilan Musrena tampak pada banyaknya usulan yang berhasil dijadikan program daerah. Dengan diterimanya rumusan Musrena sebagai program daerah, berarti menunjukkan aspirasi dari kelompok perempuan terwakili. Bentuk keberhasilan ini menunjukkan dampak substantif dari partisipasi perempuan sehingga pemerintah Kota Banda Aceh mendapat penghargaan dari Governance Advisor GTZ – SLGSR13 sebagai kota tingkat partisipasi perempuan dalam perencanaan pembangunan lebih tinggi.

Tujuan umum dari Musrena adalah untuk mewujudkan kota Banda Aceh sebagai kota yang ramah Gender, Sedangkan tujuan khusus dari metode perencanaan MUSRENA ini adalah untuk memperkuat posisi perempuan dalam peroses pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan yang selama ini didominasi oleh laki-laki, dalam hal-hal berikut14: menyadarkan kaum perempuan akan pentingnya peranan mereka dalam menentukan arah pembangunan daerah,

      

13

. Initiaves for Governance Innovation. MUSRENA Kota Banda Aceh 14

(8)

membangun pengertian yang lebih baik terhadap kebutuhan perempuan serta memperbaiki kehidupan mereka melalui program/kegiatan pembangunan daerah.

Berdasarkan Teori Fungsional Struktural bahwasanya kesetaraan gender dalam peran sosial di masyarakat sebagai akibat adanya perubahan struktur nilai sosial ekonomi masyarakat. Dalam era globalisasi yang penuh dengan berbagai persaingan peran seseorang tidak lagi mengacu kepada norma-norma kehidupan sosial yang lebih banyak mempertimbangkan faktor jenis kelamin, akan tetapi ditentukan oleh daya saing dan keterampilan (Suryadi dan Idris, 2004)15.

Berdasarkan implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 15 tahun 200816 tentang Pendoman umum pelaksanaan pengarusutamaan gender di Daerah masih perlu ditingkatkan . pada dasarnya pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab untuk mewujudkan pembangunan kesetaran gender (KG). salah satu tujuan pembangunan manusia (human development) di Indonesia adalah untuk mencapai kesetaraan gender dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik laki-laki maupun perempuan (Bappenas, 2010)17

Pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia perlu di tingkatkan karena konsep pemberdayaan sebagai suatu konsep alternatif pembangunan, yang pada intinya memberikan tekanan otonomi pengambilan keputusan dari suatu kelompok masyarakat, yang berlandas pada sumber daya pribadi, langsung (melalui partisipasi), demokratis dan pembelajaran sosial melalui pengalaman langsung. sebagai titik fokusnya adalah lokalitas, sebab “civil

      

15

. Suryadi, Idris. 2004.Kesetaraan gender dalam bidang pendidikan. Jakarta ; Genesindo. Hal: 12 16

. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 15 tahun 200816 tentang pendoman umum pelaksanaan pengarusutamaan gender di Daerah

(9)

society” akan merasa siap diberdayakan lewat isu-isu lokal. Namun Friedmann (1992).18 Juga mengingatkan bahwasannya sangat tidak realistis apabila kekuatan-kekuatan ekonomi dan struktur-struktur diluar “civil society” diabaikan. oleh karena itu pemberdayaan masyarakat tidak hanya sebatas ekonomi saja namun juga secara politis, sehingga pada akhirnya masyarakat akan memiliki posisi tawar baik secara nasional maupun international.

Inisiatif dalam melaksanakan isu ramah gender dan memperkuat peran serta perempuan di dalam pembangunan kota harus diperkuat dan perlu untuk dikembangkan menjadi suatu program pemerintah yang bersifat continue (berkelanjutan). Rencana isu ramah gender harus diperkuat pula melalui lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berkecimpung dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak.

Pada dasarnya Musyawarah Aksi Kaum Perempuan (MUSRENA) diharapakan mampu untuk mewadahi keterwakilan perempuan dalam perumusan perencanaan pembagunan di tingkat Gampong, Kecamatan dan Kota yang bertujuan untuk mewujudkan Kota Banda Aceh Ramah Gender serta tidak ada lagi deskriminatif kaum laki-laki terhadap peempuan. Maka penulis ingin melakukan fokus penelitian terhadap “ Penguatan Pemberdayaan Perempuan Dalam Musyawarah Rencana Aksi Perempuan (MUSRENA) Kota Banda

Aceh”.

B.Rumusan Masalah

Dari masalah-masalah yang melatarbelakangi di atas maka dalam hal ini peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

      

18

(10)

Bagaimana Penguatan Pemberdayaan Perempuan Dalam Musyawarah Rencana Aksi Perempuan (MUSRENA) Kota Banda Aceh?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah menjawab apa yang ada dalam rumusan masalah, adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penguatan dan pemberdayaan komunikasi Perempuan dalam Musyawarah Rencana Aksi Perempuan (MUSRENA) Kota Banda Aceh

2. Untuk mengetahui tingkat partisipasi perempuan dalam Musyawarah Rencana Aksi Perempuan MUSRENA di Kota Banda Aceh sebagai upaya penguatan pemberdayaan perempuan

D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis

a. Dapat dijadikan wacana dan referensi bagi para akademisi baik mahasiswa ilmu pemerintahan dan mahasiswa lainnya

b. Sebagai bahan peningkatan ilmu pengetahuan tentang bagaimana Pelaksanaan Musyawarah Rencana Aksi Perempuan (MUSRENA) sebagai Upaya Penguatan Perempuan Kota Banda Aceh.

c. Dapat dijadikan literatur bahan ajar kepada para dosen yang mengajar tentang materi penguatan pemberdayaan perempuan

2. Secara praktis

(11)

b. Dapat dijadikan manfaat positif bagi pemerintah untuk mengedepankan perempuan dalam pembangunan musyawarah perencanaan pembangunan.

E. Definisi Konseptual

Definisi konseptual menguraikan tentang beberapa istilah atau konsep yang terkait pada penelitian yang dilakukan. Adapun konsep-konsep yang dibuat dalam penelitian ini agar terfokus sesuai dengan tujuan yang dicapai oleh peneliti, sehingga batasan-batasannya tidak keluar dari konteksnya adalah sebagai berikut :

a. Pemberdayaan perempuan

Pemberdayaan merupakan suatu proses yang pada hakikatnya untuk terwujudnya kemandirian masyarakat yang berbasis kepada pembangunan manusia seutuhnya menuju kesejahteraan masyarakat. Maka tujuan pemberdayaan masyarakat adalah19 : pertama terwujudnya peningkatan kemampuan sumber daya manusia, aparatur pemerintah Desa/Kelurahan dan masyarakat melalui potensi dan sarana yang ada. Kedua terwujudnya optimaliusasi lembaga kemayrakatan termasuk peran perempuan dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat.

Pemberdayaan perempuan dalam pembangunan harus mampu tersalurkan secara maksimal untuk keikutsertaan perempuan dalam pengambilan bagian kebijakan20. Keterlibatan perempuan dalam penyusunan rencana pembangunan sangat perlu utntuk mewakili seluruh lapisan masyarakat, selama ini dianggap perempuan kurang terlibat aktif pada proses

      

19

. http://www.scribd.com/doc/67984298/Pengertian-Pemberdayaan. Diakses pada tanggal 25 September 2012

20

(12)

pengambilan kebijakan dan perencanaan pembangunan. Maka perlu keterlibatan perempuan secara aktif sehingga kaum perempuan mendapatkan hak dasarnya sebagai manusia yang mulia. Dengan keterlibatan kaum perempuan, maka kepentingan kaum perempuan akan lebih tersalurkan dan lebih dari itu, kebijakan-kebijakan yang muncul akan mencerminkan suatu kebijakan yang berorientasi pada kesetaraan dan keadilan gender

b. Musyawarah Rencana Aksi Perempuan (MUSRENA)

Musyawarah Rencana Aksi Perempuan (MUSRENA)pada hakikatnya sama dengan musyawarah perencanaan pembangunan (MUSREMBANG). Akan tetapi MUSRENA lebih mengarah kepada musyawarah rencana pembangunan di tingkat perempuan. MUSRENA merupakan inisiasi dari Pemerintah Kota Banda Aceh, sebagai wadah komunikasi langsung bagi kaum perempuan di daerah sekaligus pembelajaran dalam memutuskan suatu rencanaaksi berjangka waktu 5 tahun dan sebagai salah satu dasar pertimbangan proporsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong (APBG atau Bantuan Desa)21.

MUSRENA (Musyawarah Rencana Aksi Perempuan) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas perempuan dalam pembangunan Kota Banda aceh yang berwawasan ramah gender. wadah komunikasi langsung bagi kaum perempuan di daerah sekaligus pembelajaran dalam memutuskan suatu rencana aksi berjangka waktu 5 tahun. Di sisi lain, MUSRENA pula menjadi ajang pembelajaran bagi kaum perempuan dalam turut aktif mengutarakan kebutuhannya secara nyata dalam kegiatan MUSRENBANG Partisipatif

      

21

(13)

setiap tahunnya. Apabila MUSRENA telah mampu meningkatkan kesetaraan jender khususnya dalam masalah perencanaan maka kelak MUSRENA akan melebur dengan sendirinya dengan MUSRENBANG Partisipatif di masa mendatang

F. Definisi Operasional

Berdasarkan pada masalah penelitian dan tujuan, maka definisi operasional dari penelitian ini adalah membahas Penguatan Pemberdayaan Perempuan Dalam Musyawarah Rencana Aksi Perempuan (MUSRENA) Kota Banda Aceh. Dapat diukur melalui indikator yang akan ditetapkan sebagai berikut

a. Posisi Perempuan dalam MUSRENA artinya posisi perempuan dalam MUSRENA serta partisipasinya dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap perencanaan pembangunan daerah.

b. Meningkatkan komunikasi perempuan dalam MUSRENA artinya dengan adanya komunikatif yang baik diantara kaum perempuan. Maka perempuan sudah mampu menyuarakan aspirasinya dalam penentuan program daerah

c. Partisipasi perempuan dalam MUSRENA

(14)

2. Partisipasi Perempuan dalam MUSRENA di Tingkat Gampong dan Kecamatan artinya untuk menilai tingkat partisipasi perempuan, akan terlihat dari jumlah kuantitatif dan kualitatif dari usulan yang akan di rekomendasikan menjadi program daerah.

Sedangkan upaya pemberdayaan terhadap perempuan dapat ditempuh melalui pendekatan pemberdayaa Aras Mikro (pemberdayaan terhadap klien dalam melatih dan membimbing klien) , Mezzo ( permberdayaan yang dilakukan kelompok klien sebagai media interfensi dan Makro (pemberdayaan sebagai strategi sistem besar)22. Hanya saja pendekatan pemberdayaan hanya dilakukan melalui Aras Pemberdayaan Mezzo dan Makro yaitu pemberdayaan secara kelompok dalam suatu sistem pemberdayaan yang teorganisir.

G. Metode Penelitian

Untuk mencapai suatu tujuan maka metode merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan approach (pendekatan) kualitatif, 23 yang merupakan salah satu prosedur penelitian yng menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Jenis penelitian Deskriptif, dimana peneliti berusaha untuk mengambarkan atau mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada24, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan, hal ini sesuai dengan

      

22

. Huraerah, abu. 2011. Pengorganisasian dan penggembangan masyarakat. Bandung; humaniora. Hal. 106-107

23

. http://ian43.wordpress.com/2010/05/25/perbedaan-dan-pengertian-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif/. DIAKSES PADA TANGGAL 28 September 2012

24

(15)

penelitian peneliti, dimana peneliti berusaha untuk mengumpulkan informasi tentang partisipasi Penguatan Pemberdayaan Perempuan Dalam Musyawarah Rencana Aksi Perempuan (MUSRENA) Kota Banda Aceh.

Secara umum penelitian kualitatif deskriptif memiliki arti penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, perbedaan persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah25.

2. Sumber Data a. Primer

Yaitu melakukan dengan teknik wawancara langsung kepada pihak yang terkait yaitu Pusat Pemberdayaan Perempuan atau Women’s Development Centre (WDC) sebagai tim Monitoring Pelaksanaan MURENA di Kota Banda Aceh, BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) sebagai SKPD Daerah yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan MUSRENA dan juga tim Monitoring , Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB kota Banda Aceh sebagai SKPD Daerah yang bertanggungjawab atas proses terbentuknya MUSRENA di Kota Banda Aceh, Wakil Walikota Banda Aceh sebagai tokoh yang mendirikan dan memberikan usulan tentang lahirnya MUSRENA, dan warga yang terlibat langsung dalam MUSRENA.

      

(16)

b. Skunder

Yaitu dengan teknik mencari data melalui sumber informasi yang ada seperti, buku-buku, internet, majalah, Koran, artikel, jurnal, dan sumber-sumber data lainnya yang berkaitan dengan Penguatan Pemberdayaan Perempuan Dalam Musyawarah Rencana Aksi Perempuan (MUSRENA) Kota Banda Aceh.

3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Yaitu metode pengumpulan data dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara langsung dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki26. Dalam observasi penelitian ini dengan terjun langsung ke tempat lokasi hasil Musyawarah Rencana Aksi Perempuan (MUSRENA). Agar memperoleh data yang lengkap dari pihak-pihak yang terkait dalam MUSRENA

b. Wawancara

Wawancara digunakan untuk memperoleh beberapa jenis data dengan teknik komunikasi secara langsung. Wawancara ini dilakukan dengan acuan catatan-catatan mengenai pokok masalah yang akan ditanyakan. Sasaran wawancara yaitu dengan orang-orang yang terlibat dalam perumusan perencanaan pembangunan daerah yang berupa forum MUSRENA.

      

26

(17)

c. Dokumentasi

Mencari data mengenai beberapa hal baik yang berupa catatan, data jumlah tingkat partisipasi perempuan dalam MUSRENA, forum MUSRENA, serta Desa dan Kecamatan yang terlibat langsung dalm MUSRENA. Metode ini digunakan sebagai salah satu pelengkap dalam memperoleh data.

4. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian27. Karena sebagai subyek mampu memberikan informasi yang seluas-luasnya, maka dalam penelitian ini peneliti sangat berhati-hati dalam menentukan informal, agar mendapatkan infomasi yang valid dan lengkap. Untuk mendapatkan informasi peneliti memilih subyek sebagai berikut :

a. Tim Monitoring pelaksanaan MUSRENA yaitu Pemberdayaan Perempuan atau Women’s Development Centre (WDC)

b. Ketua Pelaksana Musyawarah Rencana Aksi Perempuan Kota Banda Aceh yaitu BAPPEDA (Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah) seabagi SKPD Daerah yang menfasilitasi serta pelaksanaan MUSRENA.

c. Kepal Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB Kota Banda Aceh yaitu sebagai Dinas yang mengawal terhadap proses lahirnya MUSRENA serta pelaksanaannya

      

27

(18)

d. Wakil Walikota Banda Aceh merupakan tokoh pencetus lahirnya MUSRENA

e. Tokoh Warga masyarakat yang terlibat langsung dalam MUSRENA

5. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini di laksanakan di Kota Banda Aceh, karena peneliti mengamati kebijakan ini terdapat di Kota Banda Aceh mengenai Penguatan Pemberdayaan Perempuan Dalam Musyawarah Rencana Aksi Perempuan (MUSRENA) Kota Banda Aceh.

6. Analisis Data

Setelah seluruh data terkumpul maka barulah penulis menentukan bentuk analisa terhadap data-data tersebut dengan mengunakan analisis Kualitatif28 yaitu Penelitian yang tidak mengadakan pehitungan. Dalam melaksanakan analisa, peneliti bergerak di antara tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarik kesimpulan yang aktifitasnya berbentuk interaksi dengan proses siklus. Metode yang digunakan, yaitu metode deduktif. Metode deduktif yaitu pola berfikir dari hal-hal yang bersifat umum ditarik kesimpulan bersifat khusus.

 

      

28

(19)

PENGUATAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM PELAKSANAAN MUSYAWARAH RENCANA AKSI PEREMPUAN

KOTA BANDA ACEH

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapat Gelar Sarjana (S - 1)

Oleh :

ZAKKI FUAD KHALIL NIM : 09230020

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(20)

PENGUATAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM PELAKSANAAN MUSYAWARAH RENCANA AKSI PEREMPUAN

KOTA BANDA ACEH

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapat Gelar Sarjana (S - 1)

Oleh :

ZAKKI FUAD KHALIL NIM : 09230020

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(21)
(22)

BERITA ACARA BIMBINGAN

Nama : Zakki Fuad Khalil

NIM : 09230020

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul :Penguatan Pemberdayaan Perempuan dalam

Musyawarah Rencana Aksi Perempuan di Kota Banda Aceh

Pembimbing : 1. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si 2. Dra. Juli Astutik, M.Si Konsultasi Skripsi :

Tanggal Bimbingan

Paraf Pembimbing 1

Paraf Pembimbing 2

Keterangan bimbingan

24-9-2012 Pengajuan judul proposal

skripsi

27-9-2012 Revisi Proposal

1-10-2012 ACC seminar

8-10-2012 ACC BAB I

22-10-2012 Pengajuan BAB II & III

13-11-2012 Revisi BAB II & III

21-11-2012 ACC BAB II & III

3-12-2012 Pengajuan BAB IV & V

19-12-2012 Revisi BAB IV & V

31-12-2012 ACC BAB IV & V

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si Dra. Juli Astutik, M.Si

Mengetahui

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

(23)

SURAT PERNYATAAN

   

Nama : Zakki Fuad Khalil

Tempat, Tanggal Lahir : Parom, 19 November 1990

NIM : 09230020

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah/ Skripsi saya yang berjudul :“PENGUATAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MUSYAWARAH RENCANA AKSI PEREMPUAN DIKOTA BANDA ACEH”

Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedian mendapatkan sanksi akademik sebagaimana berlaku

 

Malang, 10 Februari 2013 Yang Menyatakan

(24)

MOTTO HIDUP

Demi MasaSesungguhnya Manusia Itu Benar-Benar Dalam

Keadaan MerugiKecuali Orang-Orang Yang Beriman,

Beramal Shalih, Saling Menasehati Dalam Kebenaran, Dan

Saling ,Menasehati Dalam Kesabaran

Bukan kesulitan yang membuat kita takut

Tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit

Jadi jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan

pernah menyerah untuk mencoba

Jangan katakan pada Allah aku punya masalah besar

Tapi katakanlah pada masalah bahwa

(25)

KATA PENGANTAR

Rabbi Ziddni I’lman Warzukni Fahman. Tiada uraian kata syukur kepada Allah Swt dengan keberkahan kehidupan yang diberikan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi sebagai persyaratan akademis untuk lulus di Universitas Muhammadiyah Malang, tidak lupa juga kepada sang Revolusioner dunia ini yaitu Nabi Muhammad Saw, dengan kesabaran beliau, dan keikhlasan beliau sehingga mampu merubah peradaban dunia ini menjadi besar dan bermoral.

Peneliti mencoba mengangkat judul penelitian Skripsi tentang “ Penguatan pemberdayaan Perempuan Dalam Musyawarah Rencana Aksi Perempuan Di Kota Banda Aceh” dalam Skripsi ini peneliti ingin mengupas tentang mainstream pemberdayaan perempuan melalui Affirmatif Actionyaitu Musyawarah Rencana Aksi Perempuan. Karena pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh pemerintah daerah masih terlihat sangat lemah, maka dalam ini pemerintah Kota Banda Aceh membuat sebuah regulasi kebijakan untuk meningkatkan partsisipasi perempuan melalui Peraturan Walikota No 52 Tahun 2009 Tentang Pendoman Pelaksanaan Musyawarah Rencana Aksi Perempuan. Peneliti akan konsen membahas dan mengkaji konsep pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Banda Aceh.

(26)

1. Kepada pimpinan Universitas Muhammadiyah Malang Bapak Rektor, Pembantu Rektor I, Pembantu Rektor II dan Pembantu Rektor III .terima kasih atas didikasi mereka yang tinggi, mereka adalah para pencinta pengetahuan dan kebijakan yang telah mengabdi demi terciptanya umat manusia dan beradab.

2. Kepada Dosen Pembimbing I (Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si) dan Dosen Pembimbing II (Dra. Juli Astutik, M.Si). terima kasih atas kesabaran, pengertian dan kesedian menjadi sharing partner sehingga skripsi ini dengan segera terselesaikan.

3. Kedua orang tua, Abu Syekh Marhaban yang telah menuntun hidup saya dengan keteladanan, kesabaran, kedamaian dan cinta kasih yang sangat dalam dan tulus, Ibunda tercinta Zubaidah, yang telah menitiskan niat dan ruh suci dan keikhlasan dalam menuntut ilmu sehinggan penulis dapat mencapai cita-cita. Selanjutnya, terima kasih pula untuk adi-adik saya tercinta Zulfahmi dan Alvi Rahmawati yang telah memknai kehidupan dalam satu keluarga

4. Kepada Dosen Ilmu Pemerintahan yang telah merintis ilmu kepada peneliti Bapak Jainuri, Bapak Asep Nurjaman, Bapak Krishno Hadi, Bapak Salahuddin, Bapak Saiman, Bapak Imam Hidayat, Bapak A. Rifai, Bapak Mas’ud Said, Bapak Salim Said, Ibu Hevi kurnia, dan Ibu Noenik. Yang telah berjasa banyak kepada penulis dalam memberikan keikhlasan ilmunya

(27)

dan lain-lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Bisa berteman dengan kalian merupakan anugrah yang sangat luar biasa bagi hidup saya. 6. Kepada teman-teman keluarga besar Himpunan Mahsiswa Islam Indonesia

(HMI) Komisariat ISIP UMM yang telah menjadi tempat diskusi saya selama ini diwarkop maupun di Komisariat. Yaitu ketua Umum (Adamry Muis), didi, idan, faisol, anter, rian, ipul, nawaf, salim, sari, rara, kanda idat, kanda anhar, kanda mukrom, kanda akis, kanda alfian dan seluruh kader anggota HMI Komisari ISIP UMM.

7. Kepada teman-teman Ikatan pelajar Mahasiswa dan Pemuda Aceh (IPPMA) Malang yang telah menjadi tempat diskusi terkait tentang ke Aceh-an, lintas budaya, politik, maupun agama. Ucapan terima kasih saya kepada Abang ayi, jamal, heri, mocin, hafiz, marluddin, ayis, rahmat, riskan, bang zul, bang bahrul, bang rika, Tri dan seluruh mahasiswa Aceh yang ada di Malang

8. Kepada teman-teman pengurus Himpunan Mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan yang telah membantu program kegiatan selama satu kepengurusan untuk mewujudkan ilmu pemerintahan yang lebih baik.

Malang, 7 Februari 2013 Peneliti

(28)

ABSTRAK

Zakki Fuad Khalil, 2013, 09230020, Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan, Penguatan Pemberdayaan Perempuan dalam Musyawarah Rencana Aksi Perempuan Kota Banda Aceh, Pembimbing I : Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si ; Pembimbing II : Dra. Juli Astutik, M.Si

Kata kunci: Pemberdayaan Perempuan

Diera demokrasi ini wacana terkait penguatan pemberdayaan perempuan telah menjadi isu yang harus didiskusikan, terutama di Kota Banda Aceh yang merupakan salah satu daerah yang memperjuangkan kesetaraan gender itu sendiri (tidak deskriminasi atas hak-hak orang terentu).Terkait tentang deskriminasi atas hak-hak perempuan sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1984 tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita. Kurang keterlibatan partisipasi perempuan dalam forum publik seperti MUSREMBANG serta pendapat mereka tidak dihargai dan diakomodasi oleh kalang laki-laki tertentu, sehingga menyebabkan partisipasi yang tidak ramah gender, maka perlu upaya pemerintah untuk mengatur regulasi kebijakan terhadap pelaksanaan pemerintah yang ramah gender, seperti kebijakan pelaksanaan MUSRENA yang dilakukan Pemerintah Kota Banda Aceh sebagai bentuk untuk mewujudkan partisipasi perempuan yang lebih bagus serta mewujudkan Koata Banda Aceh yang Ramah Gender

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode pendekatan kualitatif, yang merupakan salah satu prosedur penelitian yng menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Jenis penelitian Deskriptif, dimana peneliti berusaha untuk mengambarkan atau mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan, hal ini sesuai dengan penelitian peneliti, dimana peneliti berusaha untuk mengumpulkan informasi tentang partisipasi Penguatan Pemberdayaan Perempuan Dalam Musyawarah Rencana Aksi Perempuan (MUSRENA) Kota Banda Aceh untuk memperoleh data yang akurat serta dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya didepan para akademisi, pemerintah dan masyarakat umum.

(29)
(30)

ABSTRACT

ZakkiFuad Khalil, 2013, 09230020, Malang Muhammadiyah University, Faculty of Social and Political Sciences, Department of Government, Strengthening Women's Empowerment in Action Plan for Women's Council of the city of Banda Aceh, Supervisor I: Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si; Advisor II: Dra. Juli Astutik, M.Si

Keyword: Women's Empowerment

In the era of democracy related discourse strengthening women's empowerment has become an issue that should be discussed, especially in the city of Banda Aceh, which is one of the areas to promote gender equality itusendiri (no discrimination on the rights of the terentu). Related concerning discrimination on women's rights as set out in the Law. 7 of 1984 on the elimination of all forms of discrimination against women. Less involvement of women's participation in public forums such as MUSREMBANG and their opinions are not respected and accommodated by the particular male, causing unfriendly gender participation, it is necessary for the government's efforts mengaturregulasi government policy on the implementation of gender-friendly, such as the implementation of policies that MUSRENA the Government of Banda Aceh as a form to create a better participation of women and to realize the city of Banda Aceh Gender-Friendly

The research method used by the author is a qualitative approach, which is one of the research procedures which produce descriptive data in the form of speech or writing, and the behavior of those being observed. Types of descriptive research, where researchers are trying to portray or collect information about the status of an existing symptoms, ie symptoms according to what the circumstances at the time of the study, which is in line with research investigators, in which researchers attempted to collect information on the Empowerment of Women in Strengthening participation Deliberation Action Plan for Women (MUSRENA) Banda Aceh to obtain accurate data and can be responsible for the truth in front of academia, government andthe general public.

(31)
(32)

DAFTAR ISI

COVER. ... i

HALAMAN JUDUL. ... ii

LEMBAR PENGESAHAN. ... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN. ... Iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN. ... v

HALAMAN MOTTO. ... vi

KATA PENGANTAR. ... vii

ABSTRAK. ... x

DAFTAR ISI.. ... xiv

BAB I PENDAHULUAN. ... 1

A. Latar Belakang.. ... 1

B. Rumusan Masalah. ... 9

C. Tujuan Masalah. ... ... 10

D. Manfaat Penelitian. ... ... 10

E. Definisi Konseptual. ... ... 11

F. Definisi Operasional. ... ... 13

G. Metode Penelitian. ... ... 14

BAB II KAJIAN TEORITIS ... ... 19

A. Konsep Pemberdayaan ... ... 19

B. Manifestasi Gender dalam Pemberdayaan Perempuan ... ... 31

1. Pengertian Gender ... ... 32

(33)

3. Variasi Makna Gender Sebagai Konstruksi Sosial ... ... 38

C. Kebijakan Pemberdayaan Perempuan ... ... 40

BAB III DESKRIPSI WILAYAH ... ... 48

A. Kondisi Umum Kota Banda Aceh ... ... 48

1. Sejarah Kota Banda Aceh ... ... 48

2. Sejarah Pemerintah Kota Banda Aceh ... ... 51

B. Perempuan Kota Banda Dalam Sektor Publik ... ... 53

C. Kondisi Non Fisik Kota Banda Aceh ... ... 59

1. Struktur Masyarakat Kota Banda Aceh ... ... 59

2. Kondisi Ekonomi ... ... 61

3. Kondisi Pendidikan ... ... 61

D. Administrasi Kota Banda Aceh ... ... 62

E. Visi dan Misi Kota Banda Aceh ... ... 65

1. Visi Kota Banda Aceh ... ... 65

2. Misi Kota Banda Aceh ... ... 65

3. Tujuan Visi ... ... 66

4. Penjelasan Misi ... ... 66

5. Penjelesan Grand Strategy ... ... 67

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA ... ... 71

A. Posisi Perempuan Dalam MUSRENA ... ... 71

B. Meningkatkan Komunikasi Perempuan dalam Musrena ... ... 82

C. Partisispasi Perempuan dalam Pelaksanaan MUSRENA ... ... 86

1. Mekanisme Pelaksanaan MUSRENA ... ... 88

(34)

BAB V PENUTUP ... ... 105

A. Kesimpulan ... ... 105

B. Saran ... ... 106

DAFTAR PUSTAKA. ... ... xvii

LAMPIRAN. ... ... xviii

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Adi,Ruminto Isbandi. 2002. Pemikiran-pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Jakarta; Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Ch, Mufidah.2008. Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender. Malang; UIN Malang Press

Dunn, W. N., 2003. Pengantar Analisis Kebijakan. Publik Terjemahan Samodra Wibawa Dkk., Edisi Kedua, Cetakan Kelima, Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Dwi, Ambarsari. 2002. Kebijakan Publik Partisipasi Perempuan. Jakarta; PATTIRO.

Djrkasi, Agnes. 2008. Women in Public Sector; Peran Perempuan Dalam Kesetaraan Gender. Yogyakarta; Pusat Studi Wanita Universitas Gajah Mada dengan Tiara Wacana

Huraerah, Abu. 2011. Pengorganisasian dan penggembangan masyarakat. Bandung; humaniora.

Handayani, Trisakti dan Sugiarti. 2008. Konsep dan Tekhnik Penelitian gender. UMM Pres; Malang.

Ife, Jim. 1995. Community Development : Creating Community Alternatives-Vision. Analysis and practice.Longman.Melborn.Hal. 59. Dalam Fahrudin, Adi. Pemberdayaan Partisipasi & Penguatan Kapasitas Masyarakat.Bandung ; Humaniora.

Lexely, Meleong.2001.Metodelogi penelitian Kualitatif.Bandung : Remaja Rosdakaria

Mansour, Fakih. 1996. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Pustaka Pelajar: Yogyakarta

Natuporo, Hardijito. 1984. Peranan Wanita Dalam Masa Pembangunan di Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia

Umar, Nasaruddin. 1998. Perspektif Gender dalam Islam. Jurnal Paramadina, Vol.I. No 1.

(36)

Suharto, Edi. 1997. Pembangunan, Kebijakan Sosial, dan pekerjaan Sosial. Bandung; Lembaga Studi Pembangunan

Sasongko, Sundarai Sri. 2007, Isu Gender Modul 1, BkkbN. Dalam Skripsi Muhammad Ihsan Armia.2011. Kawin Paksa dalam Perspektif Fiqh dan Gender.UIN Malang.

Sumbulah, Umi, dkk. 2088. Spektrum Gender Kilasan Inklusi Gender di Perguruan Tinggi. Malang; UIN Press.

Sasongko, Sundarai Sri. 2007. Modul 2 Konsep dan Teori Gender. BKKBN

Suryadi, Idris. 2004. Kesetaraan gender dalam bidang pendidikan. Jakarta ; Genesindo

Said, Masuud. 2008. Arah Baru Otonomi Daerah di Indonesia. Malng : UMM Press

Sholihin, A Wahab, 2002. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah, Malang.

Prijono & Pranarka. 1998. Pemberdayaan : Konsep, Kebijakan, dan Implementasi. Jakarta; CSIS.

Panudju, Bambang .1999. Pengadaan Perumahan Kota dengan Peran Serta Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Bandung: Penerbit Alumni

.

JURNAL

Asmaul Husna. Opini.Serambi News Aceh. Revitalisasi Perempuan Aceh. Sabtu, 4 Agustus 2012

Banda Aceh Dalam Angka. 2012. Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh.

Dina Martiany.Jurnal masalah sosial; Implementasi pengarusutamaan gender sebagai strategi pencapaian kesetaraan gender. Jakarta

Dwiyanto, Agus. 2002. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta: Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan. Universitas Gajahmada. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada.Tanggal 10 Juni

2012Initiaves for Governance Innovation. MUSRENA Kota Banda Aceh

(37)

Kementerian perencanaan pembangunan nasional/ badan perencanaan pembangunan nasional (bappenas). Rencana kerja pemerintah Tahun 2013

Laporan musyawarah perencanaan aksi perempuan (MUSRENA) Pemerintah Kota Banda Aceh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Banda Aceh Tahun 2012.

Laporan Hasil Penelitian Kerjasama Program Riset, Pendampingan, dan Advokasi Pemerintah Kota Banda Aceh, Indonesia Pemerintah Kota Apeldoorn, Belanda Aceh Institute – Cordaid 2012. Membangun Kota Berbasisi Gampong Tinjauan terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan di Kota Banda Aceh

Menjadikan Perempuan Bersuara: Inspirasi dari MUSRENA Kota Banda Aceh, Nangroe Aceh Darrusalam.

Pendoman Pelaksanaan Musrena Kota Banda Aceh Tahun 2012

Sanitasi Kota Banda Aceh.2009. Banda Aceh, Pemerintah Kota Banda Aceh, Juni 2009.

UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN PEMERINTAH

undang- undang nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanan Pembangunan Nasional

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004

Inpres No. 9/2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2006 tentang pemerintahan Aceh

peraturan Walikota Banda Aceh Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Pelaksanaan Musywarah Rencana Aksi Kaum Perempuan (MUSRENA)

Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 15 tahun 2008 tentang pendoman umum pelaksanaan pengarusutamaan gender di Daerah

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2006 tentang pemerintahan Aceh

(38)

INTERNET

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/KONSEPSI%20GENDER%20DESE MBER%202005_0.pdf diakses pada tanggal 18 Juni 2012

http://batikyogya.wordpress.com/2008/08/21/peranan-perempuan-dalam-pembangunan-bangsa/ diakses pada tanggal 18 juni 2012

http://id.wikipedia.org/wiki/Undang-Undang Pemerintahan Aceh, di akses tanggal 11 februari2012

http://mangde.wordpress.com/2010/07/06/partisipasi-masyarakat-dalam-perencanaan-pembangunan-desa-bali-pegunungan/. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2012

http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Banda_Aceh. di akses pada tanggal 18 Oktober 2012

http://edukasi.kompasiana.com/2011/11/17/pengembangan-peranan-perempuan-indonesia-dalam sektor-publik-bangsa/ oleh. Oleh: Wiwin Riza Kurnia. Diakses pada tanggal 2 Desember 2012

http:www.bandaacehkota.go.id. diakses pada tanggal 10 November 2012

Referensi

Dokumen terkait

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PELAYANAN, LOKASI DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT

Šiuo tyrimu siekiama atskleisti Lietuvos teisės pažeidėjų, atliekančių laisvės atėmimo bausmę už seksualinio pobūdžio nusikaltimus, kriminalinės rizikos veiksnius, taip pat

Dengan melakukan penyelidikan secara empiris mengenai QWL diharapkan menemukan QWL yang sesuai dengan kebutuhan karyawan dapat memberikan sumbangan efektif bagi peningkatan

Manakah skema yang sesuai untuk menjelaskan perbedaan Jasa Ekosistem   Jasa Lingkungan dan2. 9   March

24 Stasionet Hendra Batu besar 25 Syahril Net Ardiansyah Kp.Pinggir Btau Besar 26 Valembank Net Jauhari Blok Kembang Sari No.3 27 Warnet Topone Supriyanto Ruko Punggur Blok B No.2

Sehubungan dengan Pengumuman Panitia Seleksi Terbuka Pengisian Jabatan Pengawas Pemerintah Kabupaten WajoNomor 01/Pansel-JP/2016 tanggal 8 Desember 2016 tentang

Nyeri punggung bawah pada pasien ini akibat gangguan sistem saraf karena nyeri yang timbul berupa nyeri radikular. Hal ini karena nyeri dan keluhan lainnya menjalar dari punggung

Fungsional Ops ATR Data & Informas i Ops Alsus Subag Ops Mindik & Anev Fungsiona l Surveillance Fungsion al Admin Admin Fungsiona l DF Fungsiona l Analis IT Sarpras /