1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah kematangan emosi dan sosial seseorang disertai
dengan adanya kesesuaian dengan dirinya dan lingkungan sekitar. Kesehatan jiwa juga
diartikan sebagai kemampuan untuk memikul tanggung jawab kehidupan,
menghadapi segala permasalahan yang menghadangnya diiringi dengan adanya rasa
menerima realitas kehidupan, rasa keridhaan, dan kebahagiaan atas apa yang terjadi
(Az-Zahrani, 2005). Menurut Videbeck (2008, dalam Johnson, 1997) : Kesehatan jiwa
adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial yang terlihat dari
hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep
diri yang positif, dan kestabilan emosional.
Ketidakmampuan individu dalam menjalankan peran sebagai makhluk sosial,
perilaku tidak pantas, dan sikap maladaptif dalam masyarakat dapat disebut sebagai
gangguan jiwa (Videbeck, 2008). Gangguan jiwa adalah suatu penyimpangan proses
fikir, alam perasaan, dan perilaku seseorang. Penyimpangan atau ketidakmampuaan
perilaku pada klien gangguan jiwa disebabkan oleh gangguan pada fungsi sosial,
psikologis, genetik, fisik/ kimiawi, atau biologis (Thong, et al. 2011).
Data riset kesehatan dasar (riskesdas) Departemen Kesehatan tahun 2014
menyebutkan, terdapat 1 juta jiwa pasien gangguan jiwa berat dan 19 juta pasien
gangguan jiwa ringan di Indonesia (Berita Jakarta, 2014). Berdasarkan hasil riset
kesehatan dasar (riskesdas) pada tahun 2013, menunjukkan bahwa Jawa Timur
menduduki urutan ke-6 dari pravelensi gangguan jiwa berat (kompasiana, 2014).
2
diasumsikan penduduk Jawa Timur sebanyak 37 juta jiwa maka penderita gangguan
jiwa adalah sebanyak 333.000 (Satu Harapan, 2013).
Perilaku menyimpang dari klien gangguan jiwa yang dapat membahayakan
klien sendiri, lingkungan termasuk orang lain dan barang-barang disebut perilaku
kekerasan (Yosep, 2010). Perilaku kekerasaan dianggap sebagai akibat yang ekstrem
dari marah atau ketakutan/ panik (Kusumawati & Hartono, 2010). Perilaku
kekerasan dipandang sebagai tindakan yang bersifat destruktif (Dalami, et al. 2009).
Permasalahan gangguan jiwa perlu mendapatkan perhatian khusus dan
penanganan yang tepat. Penanganan yang baik dari gangguan jiwa tidak dapat
dipisahkan dari sistem yang berlaku tentang kesehatan jiwa (Wordpress, 2011). Dalam
UU No.18 tahun 2014 menjelaskan bahwa upaya kesehatan jiwa adalah setiap
kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu,
keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
Rehabilitasi sosial eks psikotik dilakukan oleh UPT milik Dinas Sosial.
Khusus di daerah Jawa Timur, terdapat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi
Sosial Eks Psikotik di Pasuruan (Untuk selanjutnya di singkat dengan UPT RSEP
Pasuruan). Tugas pokok UPT RSEP Pasuruan adalah melaksanakan pelayanan,
penyantunan, rehabilitasi sosial, dan penyaluran serta pembinaan lanjut eks psikotik
(Sutaat dkk, 2012).
Hasil wawancara dengan petugas UPT RSEP Pasuruan memaparkan bahwa
jumlah klien UPT RSEP Pasuruan adalah 182 orang. Sehubungan dengan itu,
berdasarkan karakteristik klien terdiri dari halusinasi 45%, isolasi sosial 20%, harga
3
bahwa klien dengan perilaku kekerasan biasanya diikuti dengan gangguan lainnya,
seperti halusinasi dan isolasi sosial yang memiliki jumlah dengan persentasi tinggi di
UPT RSEP Pasuruan.
UPT RSEP Pasuruan menjalankan proses rehabilitasi dengan terapi medis
dan terapi dengan beberapa kegiatan penunjang. Kegiatan tersebut berupa kegiatan
keagamaan, kegiatan olahraga/integrasi-rekreatif, kegiatan kesenian, kegiatan
bimbingan sosial kelompok, dan bina diri. Penatalaksanaan yang diberikan perawat
pada klien dengan perilaku kekerasan adalah asuhan keperawatan perilaku kekerasan.
Intervensi yang diberikan dapat berupa strategi preventif, strategi antisipatif
(komunikasi), dan strategi pengurungan (Kusumawati & Hartono, 2010). Kolaborasi
dengan pekerja sosial dalam penerapan penatalaksanaan untuk klien dengan perilaku
kekerasan guna mencapai kesembuhan fisik-mental-sosial (Thong, 2011). Dalam
pemberian penatalaksanaan, perawat dan pekerja sosial menggunakan komunikasi
terapeutik (Nasir et al. 2011).
Hasil wawancara dengan petugas UPT RSEP Pasuruan menyatakan bahwa
komunikasi terapeutik merupakan kemampuan yang perlu dimiliki oleh petugas UPT
RSEP Pasuruan dalam pelaksanaan rehabilitasi. Petugas menerima pelatihan secara
bergantian dan melakukan sharing tentang komunikasi terapeutik antar sesama untuk
menunjang proses rehabilitasi, dipengaruhi dengan pengetahuan dan keterampilan
atau kapasitas petugas. Aplikasi rehabilitasi memiliki keterbatasan waktu, dana, dan
pegawai. Pegawai terdiri dari pegawai negeri dan honorer, meliputi petugas
administrasi, perawat, pengasuh, juru masak, dan satpol PP. Jumlah petugas tidak
sebanding dengan jumlah klien yang mencapai 182. Hal ini membuat petugas bekerja
4
Berdasarkan penelitian pengaruh komunikasi terapeutik terhadap penurunan
tingkat perilaku kekerasan pada pasien skizofrenia di rumah sakit jiwa daerah
surakarta oleh Witojo dan Widodo memaparkan bahwa komunikasi terapeutik yang
benar dapat digunakan untuk menurunkan tingkat perilaku kekerasan. Penurunan
dapat ditunjukkan dari tingkat perilaku kekerasan berat menjadi perilaku kekerasan
sedang, tingkat perilaku kekerasan sedang menjadi perilaku kekerasan ringan, atau
menurunkan nilai perilaku kekerasan. Berdasarkan hasil penelitian, kelompok
perlakuan memiliki persentase tingkat perilaku kekerasan sedang sebesar 46,0 %, dan
persentase tingkat perilaku kekerasan ringan sebesar 53,3 %.
Komunikasi terapeutik adalah hubungan antara petugas dan klien, dimana
petugas mengetahui kondisi klien yang sedang dirawat, mengenali tanda dan gejala
yang ditampilkan serta keluhan yang dirasakan klien (Nasir et al. 2011). Menurut
Nasir et al. (2011, dalam Stuart G.W, 1998) : Komunikasi terapeutik merupakan
hubungan interpersonal antara petugas dan klien. Melalui hubungan ini, petugas dan
klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki
pengalaman emosional klien. Menurut Hamid (2000, dalam Diana, Asrin, & Wahyu,
2006) menyatakan bahwa efek terapeutik, dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan
kemampuan petugas pemberi komunikasi terapeutik.
Persentase klien pulang UPT RSEP Pasuruan selama bulan september sampai
bulan desember 2014 klien perilaku kekerasan sebanyak 72,8%, dan klien tanpa
perilaku kekerasan sebanyak 27,2%. Lama waktu minimal perawatan klien perilaku
kekerasan di UPT RSEP Pasuruan adalah 53 hari, sedangkan data rumah sakit jiwa
pusat Bogor 2001 menunjukkan lama waktu minimal perawatan klien perilaku
5
keterbatasan petugas lama hari rawat di UPT RSEP Pasuruan tidak memiliki
perbedaan signifikan dibandingkan rumah sakit jiwa pusat Bogor.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai perbandingan ketuntasan perawatan klien perilaku kekerasan antara yang
menerima komunikasi terapeutik perawat dan pekerja sosial di UPT RSEP Pasuruan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana perbandingan ketuntasan perawatan klien perilaku kekerasan
antara yang menerima komunikasi terapeutik perawat dan pekerja sosial
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan ketuntasan perawatan
klien perilaku kekerasan antara yang menerima komunikasi terapeutik perawat dan
pekerja sosial
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat dan pekerja
sosial
2) Mengidentifikasi ketuntasan perawatan klien oleh perawat dan non pekerja sosial
3) Mengidentifikasi ketuntasan perawatan klien perilaku kekerasan antara yang
6
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan menambah
pengetahuan peneliti, serta menjadi pengalaman berharga untuk peneliti dan
kemudian sebagai refrensi untuk penelitian berikutnya
1.4.2 Manfaat Bagi Instansi
Sumber data bagi UPT RSEP Pasuruan terkait penerapan pelayanan, dan
dapat digunakan sebagai bukti untuk pengembangan sumber daya manusia
1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber untuk peneliti lain yang
akan meneliti tentang komunikasi terapeutik dimasa yang akan datang
1.5 Keaslian Penelitian
1) Penelitian Emi Wuri Wuryaningsih, Achir Yani S. Hamid, Novy Helena C.D
(2013) meneliti tentang Study Fenomenologi: Pengalaman Keluarga Mencegah
Kekambuhan Perilaku Kekerasan Pasien Pasca Hospitalisasi RSJ. Perbedaan
penelitian Emi Wuri Wuryaningsih, Achir Yani S. Hamid, Novy Helena C.D
adalah Emi, Achir dan Novy bertujuan untuk mengetahui pengalaman keluarga
mencegah kekambuhan perilaku kekerasan pasien pasca hospitalisasi RSJ,
sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan ketuntasan
perawatan klien perilaku kekerasan antara yang menerima komunikasi terapeutik
perawat dan pekerja sosial di UPT RSEP Pasuruan yang sebelumnya telah
mendapatkan perawatan di RSJ.
2) Penelitian Djoko Witojo dan Arif Widodo (2008) meneliti tentang Pengaruh
7
Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Perbedaan penelitian
yang akan dilakukan dengan penelitian Djoko Witojo dan Arif Widodo adalah
penelitian Djoko dan Arif terdapat perlakuan (eksperimen), sedangkan penelitian
ini tidak melakukan perlakuan (observasi).
3) Penelitian Maria L. Ulloa (2008) meneliti tentang Developing Skills in Therapeutic
Communication in Daily Living with Emotionally Disturbed Children and Young People.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian Maria L. Ulloa
adalah penelitian Maria meneliti tentang komunikasi terapeutik oleh pekerja
sosial pada anak-anak dengan masalah emosional, sedangkan penelitian ini
meneliti tentang komunikasi perawat dan pekerja sosial pada klien dengan
perilaku kekerasan.
i
PERBANDINGAN KETUNTASAN PERAWATAN KLIEN
PERILAKU KEKERASAN ANTARA YANG MENERIMA
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN
PEKERJA SOSIAL
Sebuah Studi di UPT Rehabilitasi Sosial Eks Psikotik Pasuruan
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh :
NURBAITI MA’RUFAH
NIM. 201110420311055
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
PERBANDINGAN KETUNTASAN PERAWATAN KLIEN
PERILAKU KEKERASAN ANTARA YANG MENERIMA
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN
PEKERJA SOSIAL
Sebuah Studi di UPT Rehabilitasi Sosial Eks Psikotik Pasuruan
SKRIPSI
Disusun Oleh : NURBAITI MA’RUFAH
NIM. 201110420311055
Skripsi ini Telah Disetujui Untuk di Ujikan Pada Tanggal 05 Mei 2015
Pembimbing II,
Aini Alifatin, S.Kp., M.Kep.
NIP. UMM. 112.9311.0305 Pembimbing I,
Tutu April Ariani, S.Kp., M.Kes.
NIP.UMM. 114.1410.0565
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep.
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PERBANDINGAN KETUNTASAN PERAWATAN KLIEN
PERILAKU KEKERASAN ANTARA YANG MENERIMA
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN
NON PERAWAT
Sebuah Studi di UPT Rehabilitasi Sosial Eks Psikotik Pasuruan
SKRIPSI
Disusun Oleh : NURBAITI MA’RUFAH
NIM. 201110420311055
Di Ujikan
Pada Tanggal 05 Mei 2015
Penguji I, Penguji II,
Tutu April Ariani, S.Kp., M.Kes. Aini Alifatin, S.Kp., M.Kep. NIP.UMM. 114.1410.0565 NIP.UMM. 112.9311.0305
Penguji III, Penguji IV,
Sunardi, S.Kep., Ns.,M.Kep. Nur Aini, S.Kep., Ns., M. Kep. NIP.UMM.112.0508.0425 NIP.UMM. 114.1410.0552
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Nurbaiti Ma’rufah
Nim : 201110420311055
Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM
Judul skripsi : Perbandingan Ketuntasan Perawatan Klien Perilaku Kekerasan
Antara yang Menerima Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pekerja
Sosial Sebuah Studi di UPT Rehabilitasi Sosial Eks Psikotik
Pasuruan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila kemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah jiplakan, maka
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, 05 Mei 2015
Yang membuat pernyataan,
Nurbaiti Ma’rufah
v
LEMBAR MOTTO
Dalam melakukan segala hal harus dilandasi dengan iman,
direalisasikan dengan tindakan, diiringi dengan doa, dan diridhoi
orang tua
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Ayah (Mujari, S.Pd) dan ibu (Siti Fadilah, S.Pd) ku tersayang, kedua orang tua yang sangat aku cintai, telah memberikan ku sebuah nama yang sangat membanggakan dan
sekaligus menjadi doa untukku. Ya, Nurbaiti Ma’rufah adalah cahaya rumah yang baik. Semoga aku dapat selalu menjadi kebaikan untuk ayah dan ibu. Ayah dan ibu akan selalu menjadi motivasi ku dalam melakukan apapun. Terimakasih telah menjadi
sosok yang selalu menyayangiku, mendoakan, mengajarkan, mensupport, menjadi tempat bersandarku dalam keadaan apapun.
Kedua adikku, Muhammad Fadhli ‘Adnan dan Nur Izzati. Adik-adik yang kusayangi, walaupun dipisahkan jarak yang jauh dan tidak dapat selalu bersama dikarenakan untuk menuntut ilmu dan untuk menjadi individu yang lebih baik, kita tetap selalu
terikat dalam rasa saling menyayangi dan mendoakan.
Keluarga besarku, yang selalu mendukungku, mempercayai, dan mendoakan ku.
Kedua Dosen Pembimbing yang sangat aku hormati, Ibu Tutu April Ariani, S.Kp, M.Kes dan Ibu Aini Alifatin S.Kp, M.Kep, yang selalu membimbing, mengarahkan,
dan mengajarkan pada kebaikan. Banyak memberikan ilmu dan pelajaran untukku.
Sahabat-sahabat ku 6 ikans, ada Dea, Erin, Gita, Inten, Ria, tambah aku Baiti, hehehee.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, bimbingan, dan
pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbandingan Ketuntasan Perawatan Klien Perilaku Kekerasan Antara yang Menerima Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pekerja Sosial Sebuah Studi di UPT Rehabilitasi Sosial Eks Psikotik Pasuruan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan,
arahan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis
menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:
1. Yoyok Bekti P., M.Kep., Sp.Kom., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah.
2. Nurul Aini, S.Kep., Ns., M. Kep., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
3. Tutu April Ariani, S.Kp., M.Kes., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan, do’a, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
4. Aini Alifatin, S.Kp., M.Kep., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan, do’a, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
5. Kedua orang tua yang selalu memberikan yang terbaik, mendoakan, serta
memberikan dukungan moril maupun materil bagi terselesaikanya skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmunya.
7. Seluruh Staf TU Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah membantu proses
viii
8. Seluruh Petugas UPT RSEP Pasuruan yang telah memberi izin penelitian, membantu,
dan mendampingi peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.
9. Seluruh Klien UPT RSEP Pasuruan yang telah membantu peneliti dalam
menyelesaikan penelitian ini.
10. Teman-teman PSIK 2011 serta semua pihak yang telah memberi semangat dan
membantu penyelesaian skripsi ini.
Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan
dan diterima sebagai ibadah oleh Allah SWT. Penulis menyadari terdapat banyak
kekurangan dalam penyelesaian tugas akhir ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan
dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan para pembaca.
Malang, 11 Mei 2015
ix
ABSTRAK
Perbandingan Ketuntasan Perawatan Klien Perilaku Kekerasan Antara yang Menerima Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pekerja Sosial
Sebuah Studi di UPT Rehabilitasi Sosial Eks Psikotik Pasuruan
Nurbaiti Ma’rufah1
, Tutu April A.2, Aini Alifatin3
Latar belakang: Kesehatan jiwa adalah kematangan emosi dan sosial seseorang disertai dengan adanya kesesuaian dengan dirinya dan lingkungan sekitar. Ketidakmampuan individu dalam menjalankan peran sebagai makhluk sosial, perilaku tidak pantas, dan sikap maladaptif dalam masyarakat dapat disebut sebagai gangguan jiwa. Salah satu perilaku menyimpang dari klien gangguan jiwa adalah perilaku kekerasan. Penatalaksanaan perilaku kekerasan dapat dilakukan dengan komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik yang benar dapat digunakan untuk menurunkan tingkat perilaku kekerasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan ketuntasan perawatan klien perilaku kekerasan antara yang menerima komunikasi terapeutik perawat dan pekerja sosial
Metode: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian analisis komparatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 16 klien perilaku kekerasan, 3 orang perawat, dan 7 orang pekerja sosial di UPT RSEP Pasuruan. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Variabel independen adalah komunikasi terapeutik, dan variabel dependen adalah ketuntasan perawatan perilaku kekerasan. Analisa data yang digunakan adalah uji Chi-square.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, klien perilaku kekerasan yang menerima komunikasi terapeutik perawat dengan kategori tuntas sebanyak 3 orang (18,8 %), dan kategori tidak tuntas sebanyak 5 orang (31,3 %). Sedangkan, responden klien perilaku kekerasan yang menerima komunikasi terapeutik pekerja sosial dengan kategori tuntas sebanyak 5 orang (31,3 %), dan kategori tidak tuntas sebanyak 3 orang (18,8 %). Hasil uji Chi-square pada perbandingan ketuntasan perawatan klien perilaku kekerasan antara yang menerima komunikasi terapeutik perawat dan pekerja sosial, diperoleh nilai p = 0,317 lebih besar dari taraf signifikansi (0,05).
Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan ketuntasan perawatan klien perilaku kekerasan antara yang menerima komunikasi terapeutik perawat dan pekerja sosial di UPT RSEP Pasuruan.
Kata kunci: Perilaku kekerasan, komunikasi terapeutik, ketuntasan perawatan, perawat, pekerja sosial.
1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang
2. Dosen Universitas Muhammadiyah Malang
x
ABSTRACT
The Comparison of Completeness Treatment to the Clients of Violence Behavior between the Clients who Recieve Therapeutic Communication
Nurses and Social Workers
A Research of Social Rehabilitation Treatment Unit Ex. Psychotic Pasuruan
Nurbaiti Ma’rufah1
, Tutu April A.2, Aini Alifatin3
Background: Mental health is emotional and social maturity of a person is accompanied by a lack of compatibility with himself and his surroundings. The inability of individuals to carry out roles as social beings, inappropriate behavior, and maladaptive attitudes in society can be called as a psychiatric disorder. One of the deviant behavior of clients with mental disorders are violent behavior. The management of violent behavior can be done with therapeutic communication. Correct therapeutic communication can be used to reduce the level of violent behavior. This study aims to determine comparison completeness client care violent behavior who receive therapeutic communication between the nurses and social workers.
Methods: The research design used in this research is the kind of research the comparative analysis with cross sectional approach. The sample in this research consisted of 16 clients violent behavior, 3 nurses, and 7 social workers in UPT RSEP Pasuruan. Sampling technique in this research is purposive sampling. The independent variable is the therapeutic communication and the dependent variable is the completeness treatment of violent behavior. Analysis of the data used is Chi-Square
test.
Results: Based on the research result client violent behavior who receive therapeutic communication nurses with complete catagory are 3 people (18,8%), and not complete catagory are 5 people (31,3%). While the violent behavior of respondents clients who receive therapeutic communication with social workers complete catagory are 5 people (31,3%), and not complete catagory are 3 people (18,8%). Chi-Square test result in comparison completeness client care violent behavior who receive therapeutic communication between the nurses and social workers, the value of p = 0,317 more than the tariff of significance (0,05).
Conclusion: It is concluded that there is no difference in complete treatment of violent behavior between treatment clients who receive therapeutic communication nurses and social workers in UPT RSEP Pasuruan
Keywords: Violent behavior, therapeutic communication, completeness of treatment, nurses, social workers
1. Student Nursing Science Program Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang
2. Lecturer of University of Muhammadiyah Malang
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iv
LEMBAR MOTTO ... v
LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... xi
ABSTRACT ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.3.1 Tujuan Umum ... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti ... 6
1.4.2 Manfaat Bagi Instansi ... 6
1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti Lain ... 6
1.5 Batasan Penelitian ... 6
1.6 Keaslian Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Komunikasi Terapeutik ... 8
2.1.1 Pengertian Komunikasi ... 8
2.1.2 Pengertian Komunikasi Terapeutik ... 11
2.1.3 Tujuan Komunikasi Terapeutik ... 11
2.1.4 Manfaat Komunikasi Terapeutik ... 14
2.1.5 Jenis Komunikasi Terapeutik ... 14
2.1.5.1 Komunikasi Verbal ... 15
2.1.5.2 Komunikasi Nonverbal ... 17
2.1.6 Syarat Komunikasi Terapeutik ... 20
2.1.7 Prinsip Komunikasi Terapeutik ... 21
2.1.8 Dimensi Komunikasi Terapeutik ... 24
2.1.8.1 Dimensi Tindakan ... 24
2.1.8.2 Dimensi Respon ... 26
2.1.9 Tahapan Komunikasi Terapeutik ... 27
2.1.10 Sikap Komunikasi Terapeutik ... 30
2.1.11 Teknik Komunikasi Terapeutik ... 32
2.1.12 Karakteristik Komunikasi Terapeutik ... 36
xii
2.2.1 Definisi Perilaku Kekerasan ... 37
2.2.2 Rentang Respon Marah ... 38
2.2.3 Proses Terjadinya Perilaku Kekerasan ... 39
2.2.3.1 Faktor Predisposisi ... 39
2.2.3.2 Faktor Presipitasi ... 41
2.2.3.3 Model Ekspresi Marah ... 41
2.2.4 Tindakan pada Klien Perilaku Kekerasan ... 42
2.3 Konsep Perawat ... 44
2.3.1 Definisi Perawat ... 44
2.3.2 Fungsi Perawat ... 45
2.3.3 Peran Perawat ... 46
2.3.4 Peran Perawat Kesehatan Jiwa ... 48
2.3.5 Peran Perawat pada Perilaku Kekerasan ... 49
2.4 Konsep Pekerja Sosial (Social Worker) ... 51
2.4.1 Definisi Pekerja Sosial (Social Worker) ... 51
2.4.2 Peran Pekerja Sosial (Social Worker) ... 52
2.4.3 Kerangka Kerja Pekerja Sosial (Social Worker) ... 53
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 55
3.1 Kerangka Konsep ... 55
3.2 Hipotesis Penelitian ... 56
BAB IV METODE PENELITIAN ... 57
4.1 Desain Penelitian ... 57
4.2 Kerangka Kerja Penelitian (Frame Work) ... 57
4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling ... 58
4.3.1 Populasi ... 58
4.3.2 Sampel ... 58
4.3.3 Teknik Sampling ... 58
4.4 Variabel Penelitian ... 59
4.4.1 Variabel Bebas (Independent) ... 59
4.4.2 Variabel Tergantung/ Terikat (Dependent) ... 59
4.5 Definisi Operasional... ... 59
4.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... 60
4.7 Instrument Penelitian ... ... 60
4.7.1 Lembar Observasi Strategi Pelaksanaan ... 60
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ... 60
4.8.1 Tahap Persiapan ... 60
4.8.2 Tahap Pelaksanaan Observasi ... 61
4.9 Teknik Pengolahan Data ... ... 61
4.10 Analisa Data ... ... 62
4.10.1 Analisa Univariat (Deskriptif) ... 62
4.10.2 Analisa Bivariati ... 62
4.11 Etika Penelitian ... 63
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 65
5.1 Data Umum ... 65
5.1.1 Usia ... 65
xiii
5.1.3 Pendidikan ... 67
5.2 Data Khusus ... 68
5.2.1 Komunikasi Terapeutik oleh Perawat dan Pekerja Sosial ... 68
5.2.2 Ketuntasan Perawatan Klien Perilaku Kekerasan oleh Perawat dan Pekerja Sosial ... 69
5.2.3 Analisa Data Perbandingan Ketuntasan Perawatan Klien Perilaku Kekerasan Antara yang menerima Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pekerja Sosial ... 70
BAB VI PEMBAHASAN ... 71
6.1 Interpretasi Hasil dan Diskusi ... 71
6.1.1 Komunikasi Terapeutik oleh Perawat dan Pekerja Sosial ... 71
6.1.2 Ketuntasan Perawatan Klien Perilaku Kekerasan oleh Perawat dan Pekerja Sosial ... 74
6.1.3 Perbandingan Ketuntasan Perawatan Klien Perilaku Kekerasan Antara yang menerima Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pekerja Sosial ... 75
6.2 Keterbatasan Penelitian ... 77
6.3 Implikasi Keperawatan ... 78
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 80
7.1 Kesimpulan ... 80
7.2 Saran ... 80
7.2.1 Bagi Instansi ... 80
7.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 81
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tugas-Tugas dalam Setiap Fase Komunikasi Terapeutik ... 29
Tabel 4.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 59
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Klien perilaku Kekerasan sebagai Responden
Berdasarkan Usia di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 65
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Perawat sebagai Responden Berdasarkan Usia di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 65
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pekerja Sosial sebagai Responden Berdasarkan Usia di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015... 66
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Klien perilaku Kekerasan sebagai Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 66
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Perawat sebagai Responden Berdasarkan Berdasarkan Jenis Kelamin di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 66
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Pekerja Sosial sebagai Responden Berdasarkan Berdasarkan Jenis Kelamin di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 67
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Klien perilaku Kekerasan sebagai Responden
Berdasarkan Pendidikan di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 67
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Perawat sebagai Responden Berdasarkan Berdasarkan Pendidikan di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 67
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Pekerja Sosial sebagai Responden Berdasarkan Berdasarkan Pendidikan di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 68
Tabel 5.10 Ketuntasan Perawatan Klien Perilaku Kekerasan oleh Perawat dan Non Perawat di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 69
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Komponen Komunikasi ... 10
Gambar 2.2 Rentang Respon Marah ... 38
Gambar 2.3 Model Ekspresi Marah ... 41
Gambar 2.4 Skema Peran Kesehatan Jiwa ... 48
Gambar 2.5 Skema Peran Kesehatan Jiwa ... 49
Gambar 2.6 Peran Perawat dalam Perilaku Kekerasan ... 49
Gambar 2.7 Kerangka Kerja Praktik Pekerja Sosial ... 53
Gambar 3.1 Rancangan Sistematis Kerangka Konseptual Penelitian ... 55
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian (Frame Work) ... 57
Gambar 5.1 Komunikasi Terapeutik oleh Perawat di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 68
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Studi Pendahuluan ... 87
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian ... 88
Lampiran 3 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi Pembimbing 1 ... 89
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi Pembimbing 2 ... 91
Lampiran 5 Lembar Permohonan Izin Menjadi Responden ... 94
Lampiran 6 Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent) ... 95
Lampiran 7 Instrumen Penilaian Komunikasi Terapeutik ... 96
Lampiran 8 Instrumen Evaluasi Kemampuan Kliean Perilaku Kekerasan (PK) ... 97
Lampiran 9 Nama Petugas dan Klien ... 98
Lampiran 10 Master Tabel ... 99
Lampiran 11 Analisa Data... 101
Lampiran 12 Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 102
Lampiran 13 Dokumentasi ... 103
Lampiran 14 Angket Persetujuan ... 104
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, T.A. 2012. Sistem Neurobehaviour. Jakarta: Salemba Medika.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.
Az-Zahrani, Musfir bin Said. 2005. Konseling Terapi. Depok: Gema Insani.
Collins, D., Jordan, C., Coleman, H. 2010. An Introduction to Family Social Work Third Edition. USA: Brooks/Cole.
Dahlan, M. Sopiyudin. 2013. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat,Dilengkapi Aplikasi dengan menggunakan SPSS Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
Dalami, Ermawati et. al. 2010. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: TIM.
Department of Health, Social Services and Public Safety. 2012. Improving and Safeguarding Social Wellbeing A Strategy for Social Work in Northern Ireland 2012-2022. http://www.dhsspsni.gov.uk/index/swstrategy/issw-section1.htm Diakses pada 9 januari 2015
Diana R.S, Sr., Asrin, OP, dan Wahyu E. 2006. Hubungan Pengetahuan Komunikasi Terapeutik terhadap Kemampuan Komunikasi Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Elisabeth Purwokerto. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing) Volume 1, No.2.
Dias, M.F.A.A. 2014. Penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa dengan Pendekatan Caring di Ruang Penyakit Akut Wanita Rumah Sakit Jiwa Sambang
Lihum Banjarbaru Kalimantan Selatan.
ws.ub.ac.id/selma2010/public/images/UserTemp/2014/05/02/2014050211 2753_8790.docx. Diakses pada 30 April 2015
FIKES UMM. 2010. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Malang: Tidak dipublikasikan.
FIKES UMM. 2014. Buku Panduan Skill Lab Matrikulasi. Malang: Tidak dipublikasikan.
Hendra, W.W. 2013. Gangguan Jiwa Semakin Mengancam Masyarakat Kota Besar, (online),
(http://www.satuharapan.com/read-detail/read/gangguan-jiwa-semakin-mengancam-masyarakat-kota-besar). Diakses pada 14 november 2014.
Hidayat, AAA. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
xviii
Irawulan. 2007. Rumah Sakit Jiwa Menur Kekurangan Dokter dan Perawat. http://news.detik.com/read/2007/07/24/185704/808956/466/rumah-sakit-jiwa-menur-kekurangan-dokter-dan-perawat. Diakses pada 23 April 2015
Kandar, Prambudi, S.P. 2014. Efektifitas Tindakan Restrain pada Pasien Perilaku Kekerasan yang Menjalani Perawatan di Unit Pelayanan Intensif Psikiatri (UPIP) RSJ Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang Tahun 2013.
Prosiding Konferensi Nasional II PPNI Jawa Tengah
Keliat, BA., et.al. 2009. Influence of the abilities in controlling violence behavior to the length of stay of schizophrenic clients in Bogor mental hospital, Indonesia. Med J Indones Vol.18, No.1, January – March
Keliat, BA., Akemat. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC
Kusmana, Suherli. 2012. Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kusnanto. 2004. Pengantar profesi dan praktik keperawatan profesional. Jakarta: EGC.
Kusuma, H., Maulana, E. 2014. Penderita Gangguan Jiwa di Jakarta Meningkat, (online),
(http://beritajakarta.com/read/1373/Penderita_Gangguan_Jiwa_di_Jakarta_ Meningkat#.VGYxiGfXTIU). Diakses pada 14 November 2014.
Kusumawati, F., Hartono, Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Lesmanawati, D.A.S. 2014. Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Terapi Antipsikotik pada Pasien Skizofrenia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta.
http://grhasia.jogjaprov.go.id/images/grhasia/pdf/shintadr2.pdf. Diakses pada 29 Mei 2015
Manik, Riris. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektifitas Asuhan Keperawatan di Siloam Hospital. http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Master-2557-Thesys%20Riris%20Manik%20MM%2041.pdf. Diakses pada 23 April 2015
Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Nasir, Abdul, et al. 2011. Komunikasi dalam Keperawatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
National Association of Social Workers. 2004. The Many Facets of Social Work.
xix
NC Office of State Human Resources. 2008. Social Work Practitioner. http://www.oshr.nc.gov/Guide/CompWebSite/Profiles/Social%20Work%2 0Practitioner%20Profile.pdf. Diakses pada 22 April 2015
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Parta, I.G.P.G.B. 2013. Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat di Unit Rawat Inap Kronik Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali. Kumpulan Thesis Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Pradini. 2011. Memperbaiki Kesehatan Mental.
http://puradini.wordpress.com/2011/02/20/memperbaiki-kesehatan-mental/. Diakses pada 6 januari 2015
Rabba, E.P., Dahrianis, Rauf, S.P. 2014. Hubungan antara Halusinasi Pendengaran terhadap Resiko Perilaku kekerasan di Ruang Kenari RS. Khusus Daerah Provinsi Sul-Sel. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor4 Tahun 2014 ISSN: 2302-1721
Ritanto, Luki. 2015. Proses Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Mempersuasi Pasien untuk Beraktivitas (Studi Deskriptif Kualitatif pada Perawat dengan Pasien Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur).
http://www.academia.edu/11363827/PROSES_KOMUNIKASI_TERAPE UTIK_PERAWAT_DALAM_MEMPERSUASI_PASIEN_UNTUK_BER AKTIVITAS. Diakses pada 26 Mei 2015
Ruslan, Kadir. 2014. Fakta Menarik tentang Pravelansi Gangguan Jiwa di Indonesia: DI
Yogyakarta Paling Tinggi, (online).
(http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2014/01/16/fakta-menarik- tentang-prevalensi-gangguan-jiwa-di-indonesia-di-yogyakarta-paling-tinggi-624891.html). Diakses pada 14 November 2014.
Satari, M.H. 2011. Konsistensi Penelitian dalam Bidang Kesehatan. Bandung: PT Refika Aditama.
Shintana OS., D., Siregar, CT. 2012. Pengetahuan Perawat tentang Komunikasi Terapeutik dengan Perilaku Perawat. Jurnal Keperawatan Klinis Vol 3, No 1.
Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Sudiatmika, I.K., Keliat, B.A., Wardani, I.Y. 2013. Efektifitas Cognitive Behaviour Therapy dan Rational Emotive Behaviour Therapy terhadap Gejala dan Kemampuan Mengontrol Emosi pada Klien Perilaku Kekerasan. Jurnal Keperawatan Jiwa. Volume 1, No.1, Mei 2013; 1-10
xx
Sugiyono. 2013. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sustrami, Dya. 2012. Hubungan antara Komunikasi Terapeutik dan Kepuasan Keluarga yang Anggotanya dirawat di Paviliun VI B. Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 3 Nomer 2.
Sutaat, dkk. 2012. Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Sosial Pemerintah Daerah di Era Otonomi (Studi di Tiga Provinsi). Jakarta: P3KS Press.
Taufik M., Juliane. 2010. Komunikasi Terapeutik dan Konseling dalam Praktik Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Thong, Denny, et al. 2011. Memanusiakan Manusia Menata Jiwa Membangun Bangsa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ulloa, Maria L. 2008. Developing Skills in Therapeutic Communication in Daily Living with Emotionally Disturbed Children and Young People. Informes Psicologicos, No. 10 p. 41-63. Medellin-Colombia. Ene-Jun de 2008, ISSN 0124-4906.
Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Wahyuni, S., Yuliet, S.N., Elita, V. 2011. Hubungan Lama Hari Rawat dengan Kemampuan Pasien dalam Mengontrol Halusinasi. Jurnal Ners Indonesia. Vol. 1. No. 2.
Waluya, Bagja. 2007. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: PT Setia Purna Inves
Winarto. 2014. UU Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa.
http://www.slideshare.net/wincibal/uu-nomor-18-tahun-2014-tentang-kesehatan-jiwa. Diakses pada 6 januari 2015
Witojo, D., Widodo, A. 2008. Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap Penurunan Tingkat Perilaku Kekerasan pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 1 No.1: 1-6.
Wuryaningsih, E.W., Hamid, A.Y.S., Helena C.D., N. 2013. Studi Fenomenologi: Pengalaman Keluarga Mencegah Kekambuhan Perilaku Kekerasan Pasien Pasca Hospitalisasi RSJ. Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 1, No.2: 178-185.
xxi