• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN KETUNTASAN PERAWATAN KLIEN PERILAKU KEKERASAN ANTARA YANG MENERIMA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN PEKERJA SOSIAL Sebuah Studi di UPT Rehabilitasi Sosial Eks Psikotik Pasuruan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN KETUNTASAN PERAWATAN KLIEN PERILAKU KEKERASAN ANTARA YANG MENERIMA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN PEKERJA SOSIAL Sebuah Studi di UPT Rehabilitasi Sosial Eks Psikotik Pasuruan"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan jiwa adalah kematangan emosi dan sosial seseorang disertai

dengan adanya kesesuaian dengan dirinya dan lingkungan sekitar. Kesehatan jiwa juga

diartikan sebagai kemampuan untuk memikul tanggung jawab kehidupan,

menghadapi segala permasalahan yang menghadangnya diiringi dengan adanya rasa

menerima realitas kehidupan, rasa keridhaan, dan kebahagiaan atas apa yang terjadi

(Az-Zahrani, 2005). Menurut Videbeck (2008, dalam Johnson, 1997) : Kesehatan jiwa

adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial yang terlihat dari

hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep

diri yang positif, dan kestabilan emosional.

Ketidakmampuan individu dalam menjalankan peran sebagai makhluk sosial,

perilaku tidak pantas, dan sikap maladaptif dalam masyarakat dapat disebut sebagai

gangguan jiwa (Videbeck, 2008). Gangguan jiwa adalah suatu penyimpangan proses

fikir, alam perasaan, dan perilaku seseorang. Penyimpangan atau ketidakmampuaan

perilaku pada klien gangguan jiwa disebabkan oleh gangguan pada fungsi sosial,

psikologis, genetik, fisik/ kimiawi, atau biologis (Thong, et al. 2011).

Data riset kesehatan dasar (riskesdas) Departemen Kesehatan tahun 2014

menyebutkan, terdapat 1 juta jiwa pasien gangguan jiwa berat dan 19 juta pasien

gangguan jiwa ringan di Indonesia (Berita Jakarta, 2014). Berdasarkan hasil riset

kesehatan dasar (riskesdas) pada tahun 2013, menunjukkan bahwa Jawa Timur

menduduki urutan ke-6 dari pravelensi gangguan jiwa berat (kompasiana, 2014).

(2)

2

diasumsikan penduduk Jawa Timur sebanyak 37 juta jiwa maka penderita gangguan

jiwa adalah sebanyak 333.000 (Satu Harapan, 2013).

Perilaku menyimpang dari klien gangguan jiwa yang dapat membahayakan

klien sendiri, lingkungan termasuk orang lain dan barang-barang disebut perilaku

kekerasan (Yosep, 2010). Perilaku kekerasaan dianggap sebagai akibat yang ekstrem

dari marah atau ketakutan/ panik (Kusumawati & Hartono, 2010). Perilaku

kekerasan dipandang sebagai tindakan yang bersifat destruktif (Dalami, et al. 2009).

Permasalahan gangguan jiwa perlu mendapatkan perhatian khusus dan

penanganan yang tepat. Penanganan yang baik dari gangguan jiwa tidak dapat

dipisahkan dari sistem yang berlaku tentang kesehatan jiwa (Wordpress, 2011). Dalam

UU No.18 tahun 2014 menjelaskan bahwa upaya kesehatan jiwa adalah setiap

kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu,

keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan

oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.

Rehabilitasi sosial eks psikotik dilakukan oleh UPT milik Dinas Sosial.

Khusus di daerah Jawa Timur, terdapat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi

Sosial Eks Psikotik di Pasuruan (Untuk selanjutnya di singkat dengan UPT RSEP

Pasuruan). Tugas pokok UPT RSEP Pasuruan adalah melaksanakan pelayanan,

penyantunan, rehabilitasi sosial, dan penyaluran serta pembinaan lanjut eks psikotik

(Sutaat dkk, 2012).

Hasil wawancara dengan petugas UPT RSEP Pasuruan memaparkan bahwa

jumlah klien UPT RSEP Pasuruan adalah 182 orang. Sehubungan dengan itu,

berdasarkan karakteristik klien terdiri dari halusinasi 45%, isolasi sosial 20%, harga

(3)

3

bahwa klien dengan perilaku kekerasan biasanya diikuti dengan gangguan lainnya,

seperti halusinasi dan isolasi sosial yang memiliki jumlah dengan persentasi tinggi di

UPT RSEP Pasuruan.

UPT RSEP Pasuruan menjalankan proses rehabilitasi dengan terapi medis

dan terapi dengan beberapa kegiatan penunjang. Kegiatan tersebut berupa kegiatan

keagamaan, kegiatan olahraga/integrasi-rekreatif, kegiatan kesenian, kegiatan

bimbingan sosial kelompok, dan bina diri. Penatalaksanaan yang diberikan perawat

pada klien dengan perilaku kekerasan adalah asuhan keperawatan perilaku kekerasan.

Intervensi yang diberikan dapat berupa strategi preventif, strategi antisipatif

(komunikasi), dan strategi pengurungan (Kusumawati & Hartono, 2010). Kolaborasi

dengan pekerja sosial dalam penerapan penatalaksanaan untuk klien dengan perilaku

kekerasan guna mencapai kesembuhan fisik-mental-sosial (Thong, 2011). Dalam

pemberian penatalaksanaan, perawat dan pekerja sosial menggunakan komunikasi

terapeutik (Nasir et al. 2011).

Hasil wawancara dengan petugas UPT RSEP Pasuruan menyatakan bahwa

komunikasi terapeutik merupakan kemampuan yang perlu dimiliki oleh petugas UPT

RSEP Pasuruan dalam pelaksanaan rehabilitasi. Petugas menerima pelatihan secara

bergantian dan melakukan sharing tentang komunikasi terapeutik antar sesama untuk

menunjang proses rehabilitasi, dipengaruhi dengan pengetahuan dan keterampilan

atau kapasitas petugas. Aplikasi rehabilitasi memiliki keterbatasan waktu, dana, dan

pegawai. Pegawai terdiri dari pegawai negeri dan honorer, meliputi petugas

administrasi, perawat, pengasuh, juru masak, dan satpol PP. Jumlah petugas tidak

sebanding dengan jumlah klien yang mencapai 182. Hal ini membuat petugas bekerja

(4)

4

Berdasarkan penelitian pengaruh komunikasi terapeutik terhadap penurunan

tingkat perilaku kekerasan pada pasien skizofrenia di rumah sakit jiwa daerah

surakarta oleh Witojo dan Widodo memaparkan bahwa komunikasi terapeutik yang

benar dapat digunakan untuk menurunkan tingkat perilaku kekerasan. Penurunan

dapat ditunjukkan dari tingkat perilaku kekerasan berat menjadi perilaku kekerasan

sedang, tingkat perilaku kekerasan sedang menjadi perilaku kekerasan ringan, atau

menurunkan nilai perilaku kekerasan. Berdasarkan hasil penelitian, kelompok

perlakuan memiliki persentase tingkat perilaku kekerasan sedang sebesar 46,0 %, dan

persentase tingkat perilaku kekerasan ringan sebesar 53,3 %.

Komunikasi terapeutik adalah hubungan antara petugas dan klien, dimana

petugas mengetahui kondisi klien yang sedang dirawat, mengenali tanda dan gejala

yang ditampilkan serta keluhan yang dirasakan klien (Nasir et al. 2011). Menurut

Nasir et al. (2011, dalam Stuart G.W, 1998) : Komunikasi terapeutik merupakan

hubungan interpersonal antara petugas dan klien. Melalui hubungan ini, petugas dan

klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki

pengalaman emosional klien. Menurut Hamid (2000, dalam Diana, Asrin, & Wahyu,

2006) menyatakan bahwa efek terapeutik, dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan

kemampuan petugas pemberi komunikasi terapeutik.

Persentase klien pulang UPT RSEP Pasuruan selama bulan september sampai

bulan desember 2014 klien perilaku kekerasan sebanyak 72,8%, dan klien tanpa

perilaku kekerasan sebanyak 27,2%. Lama waktu minimal perawatan klien perilaku

kekerasan di UPT RSEP Pasuruan adalah 53 hari, sedangkan data rumah sakit jiwa

pusat Bogor 2001 menunjukkan lama waktu minimal perawatan klien perilaku

(5)

5

keterbatasan petugas lama hari rawat di UPT RSEP Pasuruan tidak memiliki

perbedaan signifikan dibandingkan rumah sakit jiwa pusat Bogor.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai perbandingan ketuntasan perawatan klien perilaku kekerasan antara yang

menerima komunikasi terapeutik perawat dan pekerja sosial di UPT RSEP Pasuruan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana perbandingan ketuntasan perawatan klien perilaku kekerasan

antara yang menerima komunikasi terapeutik perawat dan pekerja sosial

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan ketuntasan perawatan

klien perilaku kekerasan antara yang menerima komunikasi terapeutik perawat dan

pekerja sosial

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat dan pekerja

sosial

2) Mengidentifikasi ketuntasan perawatan klien oleh perawat dan non pekerja sosial

3) Mengidentifikasi ketuntasan perawatan klien perilaku kekerasan antara yang

(6)

6

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan menambah

pengetahuan peneliti, serta menjadi pengalaman berharga untuk peneliti dan

kemudian sebagai refrensi untuk penelitian berikutnya

1.4.2 Manfaat Bagi Instansi

Sumber data bagi UPT RSEP Pasuruan terkait penerapan pelayanan, dan

dapat digunakan sebagai bukti untuk pengembangan sumber daya manusia

1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber untuk peneliti lain yang

akan meneliti tentang komunikasi terapeutik dimasa yang akan datang

1.5 Keaslian Penelitian

1) Penelitian Emi Wuri Wuryaningsih, Achir Yani S. Hamid, Novy Helena C.D

(2013) meneliti tentang Study Fenomenologi: Pengalaman Keluarga Mencegah

Kekambuhan Perilaku Kekerasan Pasien Pasca Hospitalisasi RSJ. Perbedaan

penelitian Emi Wuri Wuryaningsih, Achir Yani S. Hamid, Novy Helena C.D

adalah Emi, Achir dan Novy bertujuan untuk mengetahui pengalaman keluarga

mencegah kekambuhan perilaku kekerasan pasien pasca hospitalisasi RSJ,

sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan ketuntasan

perawatan klien perilaku kekerasan antara yang menerima komunikasi terapeutik

perawat dan pekerja sosial di UPT RSEP Pasuruan yang sebelumnya telah

mendapatkan perawatan di RSJ.

2) Penelitian Djoko Witojo dan Arif Widodo (2008) meneliti tentang Pengaruh

(7)

7

Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Perbedaan penelitian

yang akan dilakukan dengan penelitian Djoko Witojo dan Arif Widodo adalah

penelitian Djoko dan Arif terdapat perlakuan (eksperimen), sedangkan penelitian

ini tidak melakukan perlakuan (observasi).

3) Penelitian Maria L. Ulloa (2008) meneliti tentang Developing Skills in Therapeutic

Communication in Daily Living with Emotionally Disturbed Children and Young People.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian Maria L. Ulloa

adalah penelitian Maria meneliti tentang komunikasi terapeutik oleh pekerja

sosial pada anak-anak dengan masalah emosional, sedangkan penelitian ini

meneliti tentang komunikasi perawat dan pekerja sosial pada klien dengan

perilaku kekerasan.

(8)

i

PERBANDINGAN KETUNTASAN PERAWATAN KLIEN

PERILAKU KEKERASAN ANTARA YANG MENERIMA

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN

PEKERJA SOSIAL

Sebuah Studi di UPT Rehabilitasi Sosial Eks Psikotik Pasuruan

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

NURBAITI MA’RUFAH

NIM. 201110420311055

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(9)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

PERBANDINGAN KETUNTASAN PERAWATAN KLIEN

PERILAKU KEKERASAN ANTARA YANG MENERIMA

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN

PEKERJA SOSIAL

Sebuah Studi di UPT Rehabilitasi Sosial Eks Psikotik Pasuruan

SKRIPSI

Disusun Oleh : NURBAITI MA’RUFAH

NIM. 201110420311055

Skripsi ini Telah Disetujui Untuk di Ujikan Pada Tanggal 05 Mei 2015

Pembimbing II,

Aini Alifatin, S.Kp., M.Kep.

NIP. UMM. 112.9311.0305 Pembimbing I,

Tutu April Ariani, S.Kp., M.Kes.

NIP.UMM. 114.1410.0565

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep.

(10)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

PERBANDINGAN KETUNTASAN PERAWATAN KLIEN

PERILAKU KEKERASAN ANTARA YANG MENERIMA

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN

NON PERAWAT

Sebuah Studi di UPT Rehabilitasi Sosial Eks Psikotik Pasuruan

SKRIPSI

Disusun Oleh : NURBAITI MA’RUFAH

NIM. 201110420311055

Di Ujikan

Pada Tanggal 05 Mei 2015

Penguji I, Penguji II,

Tutu April Ariani, S.Kp., M.Kes. Aini Alifatin, S.Kp., M.Kep. NIP.UMM. 114.1410.0565 NIP.UMM. 112.9311.0305

Penguji III, Penguji IV,

Sunardi, S.Kep., Ns.,M.Kep. Nur Aini, S.Kep., Ns., M. Kep. NIP.UMM.112.0508.0425 NIP.UMM. 114.1410.0552

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

(11)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Nurbaiti Ma’rufah

Nim : 201110420311055

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul skripsi : Perbandingan Ketuntasan Perawatan Klien Perilaku Kekerasan

Antara yang Menerima Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pekerja

Sosial Sebuah Studi di UPT Rehabilitasi Sosial Eks Psikotik

Pasuruan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila kemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah jiplakan, maka

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 05 Mei 2015

Yang membuat pernyataan,

Nurbaiti Ma’rufah

(12)

v

LEMBAR MOTTO

Dalam melakukan segala hal harus dilandasi dengan iman,

direalisasikan dengan tindakan, diiringi dengan doa, dan diridhoi

orang tua

(13)

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Ayah (Mujari, S.Pd) dan ibu (Siti Fadilah, S.Pd) ku tersayang, kedua orang tua yang sangat aku cintai, telah memberikan ku sebuah nama yang sangat membanggakan dan

sekaligus menjadi doa untukku. Ya, Nurbaiti Ma’rufah adalah cahaya rumah yang baik. Semoga aku dapat selalu menjadi kebaikan untuk ayah dan ibu. Ayah dan ibu akan selalu menjadi motivasi ku dalam melakukan apapun. Terimakasih telah menjadi

sosok yang selalu menyayangiku, mendoakan, mengajarkan, mensupport, menjadi tempat bersandarku dalam keadaan apapun.

Kedua adikku, Muhammad Fadhli ‘Adnan dan Nur Izzati. Adik-adik yang kusayangi, walaupun dipisahkan jarak yang jauh dan tidak dapat selalu bersama dikarenakan untuk menuntut ilmu dan untuk menjadi individu yang lebih baik, kita tetap selalu

terikat dalam rasa saling menyayangi dan mendoakan.

Keluarga besarku, yang selalu mendukungku, mempercayai, dan mendoakan ku.

Kedua Dosen Pembimbing yang sangat aku hormati, Ibu Tutu April Ariani, S.Kp, M.Kes dan Ibu Aini Alifatin S.Kp, M.Kep, yang selalu membimbing, mengarahkan,

dan mengajarkan pada kebaikan. Banyak memberikan ilmu dan pelajaran untukku.

Sahabat-sahabat ku 6 ikans, ada Dea, Erin, Gita, Inten, Ria, tambah aku Baiti, hehehee.

(14)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, bimbingan, dan

pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbandingan Ketuntasan Perawatan Klien Perilaku Kekerasan Antara yang Menerima Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pekerja Sosial Sebuah Studi di UPT Rehabilitasi Sosial Eks Psikotik Pasuruan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan,

arahan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis

menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Yoyok Bekti P., M.Kep., Sp.Kom., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah.

2. Nurul Aini, S.Kep., Ns., M. Kep., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

3. Tutu April Ariani, S.Kp., M.Kes., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, arahan, do’a, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Aini Alifatin, S.Kp., M.Kep., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, do’a, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

5. Kedua orang tua yang selalu memberikan yang terbaik, mendoakan, serta

memberikan dukungan moril maupun materil bagi terselesaikanya skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmunya.

7. Seluruh Staf TU Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah membantu proses

(15)

viii

8. Seluruh Petugas UPT RSEP Pasuruan yang telah memberi izin penelitian, membantu,

dan mendampingi peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

9. Seluruh Klien UPT RSEP Pasuruan yang telah membantu peneliti dalam

menyelesaikan penelitian ini.

10. Teman-teman PSIK 2011 serta semua pihak yang telah memberi semangat dan

membantu penyelesaian skripsi ini.

Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan

dan diterima sebagai ibadah oleh Allah SWT. Penulis menyadari terdapat banyak

kekurangan dalam penyelesaian tugas akhir ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan

dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan para pembaca.

Malang, 11 Mei 2015

(16)

ix

ABSTRAK

Perbandingan Ketuntasan Perawatan Klien Perilaku Kekerasan Antara yang Menerima Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pekerja Sosial

Sebuah Studi di UPT Rehabilitasi Sosial Eks Psikotik Pasuruan

Nurbaiti Ma’rufah1

, Tutu April A.2, Aini Alifatin3

Latar belakang: Kesehatan jiwa adalah kematangan emosi dan sosial seseorang disertai dengan adanya kesesuaian dengan dirinya dan lingkungan sekitar. Ketidakmampuan individu dalam menjalankan peran sebagai makhluk sosial, perilaku tidak pantas, dan sikap maladaptif dalam masyarakat dapat disebut sebagai gangguan jiwa. Salah satu perilaku menyimpang dari klien gangguan jiwa adalah perilaku kekerasan. Penatalaksanaan perilaku kekerasan dapat dilakukan dengan komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik yang benar dapat digunakan untuk menurunkan tingkat perilaku kekerasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan ketuntasan perawatan klien perilaku kekerasan antara yang menerima komunikasi terapeutik perawat dan pekerja sosial

Metode: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian analisis komparatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 16 klien perilaku kekerasan, 3 orang perawat, dan 7 orang pekerja sosial di UPT RSEP Pasuruan. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Variabel independen adalah komunikasi terapeutik, dan variabel dependen adalah ketuntasan perawatan perilaku kekerasan. Analisa data yang digunakan adalah uji Chi-square.

Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, klien perilaku kekerasan yang menerima komunikasi terapeutik perawat dengan kategori tuntas sebanyak 3 orang (18,8 %), dan kategori tidak tuntas sebanyak 5 orang (31,3 %). Sedangkan, responden klien perilaku kekerasan yang menerima komunikasi terapeutik pekerja sosial dengan kategori tuntas sebanyak 5 orang (31,3 %), dan kategori tidak tuntas sebanyak 3 orang (18,8 %). Hasil uji Chi-square pada perbandingan ketuntasan perawatan klien perilaku kekerasan antara yang menerima komunikasi terapeutik perawat dan pekerja sosial, diperoleh nilai p = 0,317 lebih besar dari taraf signifikansi (0,05).

Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan ketuntasan perawatan klien perilaku kekerasan antara yang menerima komunikasi terapeutik perawat dan pekerja sosial di UPT RSEP Pasuruan.

Kata kunci: Perilaku kekerasan, komunikasi terapeutik, ketuntasan perawatan, perawat, pekerja sosial.

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dosen Universitas Muhammadiyah Malang

(17)

x

ABSTRACT

The Comparison of Completeness Treatment to the Clients of Violence Behavior between the Clients who Recieve Therapeutic Communication

Nurses and Social Workers

A Research of Social Rehabilitation Treatment Unit Ex. Psychotic Pasuruan

Nurbaiti Ma’rufah1

, Tutu April A.2, Aini Alifatin3

Background: Mental health is emotional and social maturity of a person is accompanied by a lack of compatibility with himself and his surroundings. The inability of individuals to carry out roles as social beings, inappropriate behavior, and maladaptive attitudes in society can be called as a psychiatric disorder. One of the deviant behavior of clients with mental disorders are violent behavior. The management of violent behavior can be done with therapeutic communication. Correct therapeutic communication can be used to reduce the level of violent behavior. This study aims to determine comparison completeness client care violent behavior who receive therapeutic communication between the nurses and social workers.

Methods: The research design used in this research is the kind of research the comparative analysis with cross sectional approach. The sample in this research consisted of 16 clients violent behavior, 3 nurses, and 7 social workers in UPT RSEP Pasuruan. Sampling technique in this research is purposive sampling. The independent variable is the therapeutic communication and the dependent variable is the completeness treatment of violent behavior. Analysis of the data used is Chi-Square

test.

Results: Based on the research result client violent behavior who receive therapeutic communication nurses with complete catagory are 3 people (18,8%), and not complete catagory are 5 people (31,3%). While the violent behavior of respondents clients who receive therapeutic communication with social workers complete catagory are 5 people (31,3%), and not complete catagory are 3 people (18,8%). Chi-Square test result in comparison completeness client care violent behavior who receive therapeutic communication between the nurses and social workers, the value of p = 0,317 more than the tariff of significance (0,05).

Conclusion: It is concluded that there is no difference in complete treatment of violent behavior between treatment clients who receive therapeutic communication nurses and social workers in UPT RSEP Pasuruan

Keywords: Violent behavior, therapeutic communication, completeness of treatment, nurses, social workers

1. Student Nursing Science Program Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang

2. Lecturer of University of Muhammadiyah Malang

(18)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iv

LEMBAR MOTTO ... v

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti ... 6

1.4.2 Manfaat Bagi Instansi ... 6

1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti Lain ... 6

1.5 Batasan Penelitian ... 6

1.6 Keaslian Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Komunikasi Terapeutik ... 8

2.1.1 Pengertian Komunikasi ... 8

2.1.2 Pengertian Komunikasi Terapeutik ... 11

2.1.3 Tujuan Komunikasi Terapeutik ... 11

2.1.4 Manfaat Komunikasi Terapeutik ... 14

2.1.5 Jenis Komunikasi Terapeutik ... 14

2.1.5.1 Komunikasi Verbal ... 15

2.1.5.2 Komunikasi Nonverbal ... 17

2.1.6 Syarat Komunikasi Terapeutik ... 20

2.1.7 Prinsip Komunikasi Terapeutik ... 21

2.1.8 Dimensi Komunikasi Terapeutik ... 24

2.1.8.1 Dimensi Tindakan ... 24

2.1.8.2 Dimensi Respon ... 26

2.1.9 Tahapan Komunikasi Terapeutik ... 27

2.1.10 Sikap Komunikasi Terapeutik ... 30

2.1.11 Teknik Komunikasi Terapeutik ... 32

2.1.12 Karakteristik Komunikasi Terapeutik ... 36

(19)

xii

2.2.1 Definisi Perilaku Kekerasan ... 37

2.2.2 Rentang Respon Marah ... 38

2.2.3 Proses Terjadinya Perilaku Kekerasan ... 39

2.2.3.1 Faktor Predisposisi ... 39

2.2.3.2 Faktor Presipitasi ... 41

2.2.3.3 Model Ekspresi Marah ... 41

2.2.4 Tindakan pada Klien Perilaku Kekerasan ... 42

2.3 Konsep Perawat ... 44

2.3.1 Definisi Perawat ... 44

2.3.2 Fungsi Perawat ... 45

2.3.3 Peran Perawat ... 46

2.3.4 Peran Perawat Kesehatan Jiwa ... 48

2.3.5 Peran Perawat pada Perilaku Kekerasan ... 49

2.4 Konsep Pekerja Sosial (Social Worker) ... 51

2.4.1 Definisi Pekerja Sosial (Social Worker) ... 51

2.4.2 Peran Pekerja Sosial (Social Worker) ... 52

2.4.3 Kerangka Kerja Pekerja Sosial (Social Worker) ... 53

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 55

3.1 Kerangka Konsep ... 55

3.2 Hipotesis Penelitian ... 56

BAB IV METODE PENELITIAN ... 57

4.1 Desain Penelitian ... 57

4.2 Kerangka Kerja Penelitian (Frame Work) ... 57

4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling ... 58

4.3.1 Populasi ... 58

4.3.2 Sampel ... 58

4.3.3 Teknik Sampling ... 58

4.4 Variabel Penelitian ... 59

4.4.1 Variabel Bebas (Independent) ... 59

4.4.2 Variabel Tergantung/ Terikat (Dependent) ... 59

4.5 Definisi Operasional... ... 59

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... 60

4.7 Instrument Penelitian ... ... 60

4.7.1 Lembar Observasi Strategi Pelaksanaan ... 60

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ... 60

4.8.1 Tahap Persiapan ... 60

4.8.2 Tahap Pelaksanaan Observasi ... 61

4.9 Teknik Pengolahan Data ... ... 61

4.10 Analisa Data ... ... 62

4.10.1 Analisa Univariat (Deskriptif) ... 62

4.10.2 Analisa Bivariati ... 62

4.11 Etika Penelitian ... 63

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 65

5.1 Data Umum ... 65

5.1.1 Usia ... 65

(20)

xiii

5.1.3 Pendidikan ... 67

5.2 Data Khusus ... 68

5.2.1 Komunikasi Terapeutik oleh Perawat dan Pekerja Sosial ... 68

5.2.2 Ketuntasan Perawatan Klien Perilaku Kekerasan oleh Perawat dan Pekerja Sosial ... 69

5.2.3 Analisa Data Perbandingan Ketuntasan Perawatan Klien Perilaku Kekerasan Antara yang menerima Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pekerja Sosial ... 70

BAB VI PEMBAHASAN ... 71

6.1 Interpretasi Hasil dan Diskusi ... 71

6.1.1 Komunikasi Terapeutik oleh Perawat dan Pekerja Sosial ... 71

6.1.2 Ketuntasan Perawatan Klien Perilaku Kekerasan oleh Perawat dan Pekerja Sosial ... 74

6.1.3 Perbandingan Ketuntasan Perawatan Klien Perilaku Kekerasan Antara yang menerima Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pekerja Sosial ... 75

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 77

6.3 Implikasi Keperawatan ... 78

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

7.1 Kesimpulan ... 80

7.2 Saran ... 80

7.2.1 Bagi Instansi ... 80

7.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 81

(21)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tugas-Tugas dalam Setiap Fase Komunikasi Terapeutik ... 29

Tabel 4.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 59

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Klien perilaku Kekerasan sebagai Responden

Berdasarkan Usia di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 65

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Perawat sebagai Responden Berdasarkan Usia di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 65

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pekerja Sosial sebagai Responden Berdasarkan Usia di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015... 66

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Klien perilaku Kekerasan sebagai Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 66

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Perawat sebagai Responden Berdasarkan Berdasarkan Jenis Kelamin di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 66

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Pekerja Sosial sebagai Responden Berdasarkan Berdasarkan Jenis Kelamin di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 67

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Klien perilaku Kekerasan sebagai Responden

Berdasarkan Pendidikan di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 67

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Perawat sebagai Responden Berdasarkan Berdasarkan Pendidikan di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 67

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Pekerja Sosial sebagai Responden Berdasarkan Berdasarkan Pendidikan di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 68

Tabel 5.10 Ketuntasan Perawatan Klien Perilaku Kekerasan oleh Perawat dan Non Perawat di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 69

(22)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Komunikasi ... 10

Gambar 2.2 Rentang Respon Marah ... 38

Gambar 2.3 Model Ekspresi Marah ... 41

Gambar 2.4 Skema Peran Kesehatan Jiwa ... 48

Gambar 2.5 Skema Peran Kesehatan Jiwa ... 49

Gambar 2.6 Peran Perawat dalam Perilaku Kekerasan ... 49

Gambar 2.7 Kerangka Kerja Praktik Pekerja Sosial ... 53

Gambar 3.1 Rancangan Sistematis Kerangka Konseptual Penelitian ... 55

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian (Frame Work) ... 57

Gambar 5.1 Komunikasi Terapeutik oleh Perawat di UPT RSEP Pasuruan pada April 2015 ... 68

(23)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Studi Pendahuluan ... 87

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian ... 88

Lampiran 3 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi Pembimbing 1 ... 89

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi Pembimbing 2 ... 91

Lampiran 5 Lembar Permohonan Izin Menjadi Responden ... 94

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent) ... 95

Lampiran 7 Instrumen Penilaian Komunikasi Terapeutik ... 96

Lampiran 8 Instrumen Evaluasi Kemampuan Kliean Perilaku Kekerasan (PK) ... 97

Lampiran 9 Nama Petugas dan Klien ... 98

Lampiran 10 Master Tabel ... 99

Lampiran 11 Analisa Data... 101

Lampiran 12 Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 102

Lampiran 13 Dokumentasi ... 103

Lampiran 14 Angket Persetujuan ... 104

(24)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, T.A. 2012. Sistem Neurobehaviour. Jakarta: Salemba Medika.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Az-Zahrani, Musfir bin Said. 2005. Konseling Terapi. Depok: Gema Insani.

Collins, D., Jordan, C., Coleman, H. 2010. An Introduction to Family Social Work Third Edition. USA: Brooks/Cole.

Dahlan, M. Sopiyudin. 2013. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat,Dilengkapi Aplikasi dengan menggunakan SPSS Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.

Dalami, Ermawati et. al. 2010. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: TIM.

Department of Health, Social Services and Public Safety. 2012. Improving and Safeguarding Social Wellbeing A Strategy for Social Work in Northern Ireland 2012-2022. http://www.dhsspsni.gov.uk/index/swstrategy/issw-section1.htm Diakses pada 9 januari 2015

Diana R.S, Sr., Asrin, OP, dan Wahyu E. 2006. Hubungan Pengetahuan Komunikasi Terapeutik terhadap Kemampuan Komunikasi Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Elisabeth Purwokerto. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing) Volume 1, No.2.

Dias, M.F.A.A. 2014. Penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa dengan Pendekatan Caring di Ruang Penyakit Akut Wanita Rumah Sakit Jiwa Sambang

Lihum Banjarbaru Kalimantan Selatan.

ws.ub.ac.id/selma2010/public/images/UserTemp/2014/05/02/2014050211 2753_8790.docx. Diakses pada 30 April 2015

FIKES UMM. 2010. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Malang: Tidak dipublikasikan.

FIKES UMM. 2014. Buku Panduan Skill Lab Matrikulasi. Malang: Tidak dipublikasikan.

Hendra, W.W. 2013. Gangguan Jiwa Semakin Mengancam Masyarakat Kota Besar, (online),

(http://www.satuharapan.com/read-detail/read/gangguan-jiwa-semakin-mengancam-masyarakat-kota-besar). Diakses pada 14 november 2014.

Hidayat, AAA. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

(25)

xviii

Irawulan. 2007. Rumah Sakit Jiwa Menur Kekurangan Dokter dan Perawat. http://news.detik.com/read/2007/07/24/185704/808956/466/rumah-sakit-jiwa-menur-kekurangan-dokter-dan-perawat. Diakses pada 23 April 2015

Kandar, Prambudi, S.P. 2014. Efektifitas Tindakan Restrain pada Pasien Perilaku Kekerasan yang Menjalani Perawatan di Unit Pelayanan Intensif Psikiatri (UPIP) RSJ Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang Tahun 2013.

Prosiding Konferensi Nasional II PPNI Jawa Tengah

Keliat, BA., et.al. 2009. Influence of the abilities in controlling violence behavior to the length of stay of schizophrenic clients in Bogor mental hospital, Indonesia. Med J Indones Vol.18, No.1, January – March

Keliat, BA., Akemat. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC

Kusmana, Suherli. 2012. Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kusnanto. 2004. Pengantar profesi dan praktik keperawatan profesional. Jakarta: EGC.

Kusuma, H., Maulana, E. 2014. Penderita Gangguan Jiwa di Jakarta Meningkat, (online),

(http://beritajakarta.com/read/1373/Penderita_Gangguan_Jiwa_di_Jakarta_ Meningkat#.VGYxiGfXTIU). Diakses pada 14 November 2014.

Kusumawati, F., Hartono, Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Lesmanawati, D.A.S. 2014. Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Terapi Antipsikotik pada Pasien Skizofrenia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta.

http://grhasia.jogjaprov.go.id/images/grhasia/pdf/shintadr2.pdf. Diakses pada 29 Mei 2015

Manik, Riris. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektifitas Asuhan Keperawatan di Siloam Hospital. http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Master-2557-Thesys%20Riris%20Manik%20MM%2041.pdf. Diakses pada 23 April 2015

Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.

Nasir, Abdul, et al. 2011. Komunikasi dalam Keperawatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

National Association of Social Workers. 2004. The Many Facets of Social Work.

(26)

xix

NC Office of State Human Resources. 2008. Social Work Practitioner. http://www.oshr.nc.gov/Guide/CompWebSite/Profiles/Social%20Work%2 0Practitioner%20Profile.pdf. Diakses pada 22 April 2015

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Parta, I.G.P.G.B. 2013. Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat di Unit Rawat Inap Kronik Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali. Kumpulan Thesis Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Pradini. 2011. Memperbaiki Kesehatan Mental.

http://puradini.wordpress.com/2011/02/20/memperbaiki-kesehatan-mental/. Diakses pada 6 januari 2015

Rabba, E.P., Dahrianis, Rauf, S.P. 2014. Hubungan antara Halusinasi Pendengaran terhadap Resiko Perilaku kekerasan di Ruang Kenari RS. Khusus Daerah Provinsi Sul-Sel. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor4 Tahun 2014 ISSN: 2302-1721

Ritanto, Luki. 2015. Proses Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Mempersuasi Pasien untuk Beraktivitas (Studi Deskriptif Kualitatif pada Perawat dengan Pasien Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur).

http://www.academia.edu/11363827/PROSES_KOMUNIKASI_TERAPE UTIK_PERAWAT_DALAM_MEMPERSUASI_PASIEN_UNTUK_BER AKTIVITAS. Diakses pada 26 Mei 2015

Ruslan, Kadir. 2014. Fakta Menarik tentang Pravelansi Gangguan Jiwa di Indonesia: DI

Yogyakarta Paling Tinggi, (online).

(http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2014/01/16/fakta-menarik- tentang-prevalensi-gangguan-jiwa-di-indonesia-di-yogyakarta-paling-tinggi-624891.html). Diakses pada 14 November 2014.

Satari, M.H. 2011. Konsistensi Penelitian dalam Bidang Kesehatan. Bandung: PT Refika Aditama.

Shintana OS., D., Siregar, CT. 2012. Pengetahuan Perawat tentang Komunikasi Terapeutik dengan Perilaku Perawat. Jurnal Keperawatan Klinis Vol 3, No 1.

Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Sudiatmika, I.K., Keliat, B.A., Wardani, I.Y. 2013. Efektifitas Cognitive Behaviour Therapy dan Rational Emotive Behaviour Therapy terhadap Gejala dan Kemampuan Mengontrol Emosi pada Klien Perilaku Kekerasan. Jurnal Keperawatan Jiwa. Volume 1, No.1, Mei 2013; 1-10

(27)

xx

Sugiyono. 2013. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sustrami, Dya. 2012. Hubungan antara Komunikasi Terapeutik dan Kepuasan Keluarga yang Anggotanya dirawat di Paviliun VI B. Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 3 Nomer 2.

Sutaat, dkk. 2012. Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Sosial Pemerintah Daerah di Era Otonomi (Studi di Tiga Provinsi). Jakarta: P3KS Press.

Taufik M., Juliane. 2010. Komunikasi Terapeutik dan Konseling dalam Praktik Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Thong, Denny, et al. 2011. Memanusiakan Manusia Menata Jiwa Membangun Bangsa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Ulloa, Maria L. 2008. Developing Skills in Therapeutic Communication in Daily Living with Emotionally Disturbed Children and Young People. Informes Psicologicos, No. 10 p. 41-63. Medellin-Colombia. Ene-Jun de 2008, ISSN 0124-4906.

Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Wahyuni, S., Yuliet, S.N., Elita, V. 2011. Hubungan Lama Hari Rawat dengan Kemampuan Pasien dalam Mengontrol Halusinasi. Jurnal Ners Indonesia. Vol. 1. No. 2.

Waluya, Bagja. 2007. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: PT Setia Purna Inves

Winarto. 2014. UU Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa.

http://www.slideshare.net/wincibal/uu-nomor-18-tahun-2014-tentang-kesehatan-jiwa. Diakses pada 6 januari 2015

Witojo, D., Widodo, A. 2008. Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap Penurunan Tingkat Perilaku Kekerasan pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 1 No.1: 1-6.

Wuryaningsih, E.W., Hamid, A.Y.S., Helena C.D., N. 2013. Studi Fenomenologi: Pengalaman Keluarga Mencegah Kekambuhan Perilaku Kekerasan Pasien Pasca Hospitalisasi RSJ. Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 1, No.2: 178-185.

(28)

xxi

Referensi

Dokumen terkait

Melalui kegiatan membaca teks “Kegiatan Saat Jam Istirahat” pada salindia yang diberikan melalui google form , peserta didik dapat mengidentifikasi ungkapan atau

[r]

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kondisi faktual

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan maka kesimpulan penelitian ini adalah tingkat bangkitan lalu lintas yang ditimbulkan oleh tata bangunan tidak

Secara garis besar, berdasarkan hasil akhir penelitian ini diketahui bahwa permasalahan utama dalam realisasi pembangunan jalan tol di Provinsi Jawa Timur adalah

Sumber data dalam penelitian ini adalah dari mana data dapat diperoleh. 10 Sedangkan menurut Lofland menyatakan bahwa sumber data dalam penelitian kualitatif adalah

Perlakuannya berupa penggunaan bahan ajar fisika kontekstual pada kelas eksperimen dan penggunaan bahan ajar yang biasa digunakan oleh guru pada kelas kontrol,

APIP sebagai “watchdog,” dalam wajah lain adalah konsultan untuk mencari solusi dari carut­marut terjadinya tindak KKN. APIP dari wajah yang lain adalah juga berperan dalam