• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN DUKUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT MENGIDENTIFIKASI PASIEN DALAM PENERAPAN PATIENT SAFETY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN DUKUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT MENGIDENTIFIKASI PASIEN DALAM PENERAPAN PATIENT SAFETY"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN DUKUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN

KEPATUHAN PERAWAT MENGIDENTIFIKASI PASIEN

DALAM PENERAPAN PATIENT SAFETY

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadyah Malang

oleh:

ATMA TRIYANINGSIH

201010420311003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)
(4)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ATMA TRIANINGSIH

NIM : 201010420311003

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi :Hubungan Antara Dukungan Kepemimpinan Dengan

Kepatuhan Perawat Mengidentifikasi Pasien Dalam

Penerapan Patient Safrty

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian

hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia

menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 22 Nopember 2014

Yang Membuat Pernyataan,

Atma Triyaningsih

(5)

MOTTO

(6)

Kejarlah Apa yang Bermanfaat

Bagimu, Dan Mintalah Pertolongan

Hanya Kepada Allah. Jangan Mudah

Menyerah Dan jangan Pernah Berkata “

Kalau Saja Aku Melakukan Begini,

Pasti Akan Jadi Begini. “ Tapi

Katakanlah” Allah Telah Mentakdirkan

Dan Apa Yang Dia kehendaki Pasti Dia

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan

bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara

Dukungan Kepemimpinan Dengan Kepatuhan Perawat Mengidentifikasi Pasien

Dalam Penerapan Patient safety.” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna

memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat

bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis juga tidak lupa

menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M. Kep., Sp. Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Nurul Aini S.Kep.Ns.M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

3. Ibu Ledy Marta A., S. Kep. Ns. M.Kes., selaku Dosen Pembimbing I yang

telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dukungan, arahan, dan

motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Sunardi S.Kep, Ns.,M.Kep selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dukungan, arahan, dan motivasi

dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Nurul Aini S.Kep.Ns.M.Kep selaku penguji I yang telah memberikan arahan

dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Henny D.S M. Kep. Sp. Mat selaku penguji II yang telah memberikan arahan

(8)

7. Kedua orang tua, dan segenap keluarga besar yang selalu mendoakan dan

memberikan dukungan moril dan materil bagi terselesaikanya skripsi ini.

8. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan

ilmunya.

9. Direktur RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar yang telah memberikan izin dan

membantu selama penelitian ini dan semua petugas kesehatan Rumah sakit

RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar.

10. Semua petugas perawat di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar yang telah bersedia

menjadi responden dalam penelitian ini.

11. Para sahabat “Cie-cie Community” Doek, Namira, Emi, Ida terimakasih selalu

memeberikan support dan membantu saya menyelesaikan skripsi ini.

12. Temen-temen PSIK A 2010 dan kos Bendugan sigura-gura Gang 1 No 5 yang

telah membantu penyelesaian skripsi ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu- persatu, yang turut

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat

imbalan dan diterima sebagai ibadah oleh Tuhan Yang Maha Esa. Penulis

menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Malang 22 Nopember 2014

(9)

ABSTRAK

Hubungan Antara Dukungan Kepemimpinan Dengan Kepatuhan Perawat Mengidentifikasi Pasien Dalam Penerapan Patient Safety

Atma Triyaningsih1, Ledy Marta A., S. Kep. Ns. M.Kes2

Sunardi S.Kep, Ns.,M.Kep3

Latar Belakang: : Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Penggunaan gelang identifikasi pasien adalah implementasi sasaran pertama dari 6 Sasaran Keselamatan Pasien yaitu ketepatan identifikasi pasien yang bertujuan untuk dapat mengidentifikasi pasien yang dirawat inap di rumah sakit secara tepat pada saat dilakukannya pelayanan maupun pengobatan. Salah satu standar keselamatan pasien yaitu peran kepemimpinan dalam peningkatan keselamatan pasien berupa dukungan kepemimpinan.

Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah non eksperimen dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2014 di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Subjek penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang berkerja diruang rawat inap RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar sebanyak 35 orang. Analisa data menggunakan uji Chi-Square.

Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa perawat yang memiliki dukungan kepemimpinan yang besar cenderung memiliki tingkat kepatuhan yang besar juga dengan jumlah perawat 8 orang (22,9%), perawat yang memiliki tingkat dukungan kepemimpinan yang sedang cenderung memiliki tingkat kepatuhan yang sedang dengan jumlah perawat 10 orang (26,6%), sedangkan perawat dengan dukungan kepemimpinan rendah cenderung tidak patuh dalam mengidentifikasi pasien dalam penerapan patient safety sebesar 14 orang (40%). Nilai Chi square hitung lebih besar dari Chi square tabel (8,766>dari 5,991) dan nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 5 % (00,1<0,05).

Kesimpulan: Hasil analisis uji Chi-square dependent dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, berarti terdapat hubungan antara dukungan kepemimpinan dengan kepatuhan perawat mengidentifikasi pasien dalam penerapan patient safety.

Kata Kunci: Patient safety, Dukungan kepemimpinan, Identifikasi

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

(10)

ABSTRACT

Correlation Between Leadership Support Compliance Nurse With Patient In Applied Identify Patient Safety

Atma Triyaningsih1, Ledy Marta A., S. Kep. Ns. M.Kes2

Sunardi S.Kep, Ns.,M.Kep3

Background: Patient Safety Goals is a requirement to be implemented in all hospitals accredited by the Commission on Accreditation of Hospitals. The use of patient’s identification bracelet is the first implementation of the six targets Patient Safety Goals, that is the accuracy of the identification of patients that aims to be able to identify patients who were admitted to the hospital, appropriately, at the time of service or treatment. One of the patient safety standards that leadership role in improving patient safety in the form of leadership support.

Method: The study design used was a non-experimental cross-sectional approach. This study was conducted in September 2014 in RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. The subjects were all over the nurses who work in inpatient of RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar as many as 35 people. Analysis of the data using Chi-Square.

Result: The results showed that nurses who have leadership support are likely to have a large degree of compliance also with the number 8 nurses (22.9%), nurses who have leadership support spring rate tend to have a level of compliance that is the number of nurses 10 people (26.6%), while nurses with low leadership support tend not to obey in identifying patients in implementing patient safety by 14 people (40%). Chi square value is bigger than Chi square table (8,766> of 5.991) and a significantly smaller value of alpha 5% (00,1 <0.05).

Conclusion:The results of the Chi-square test analysis dependent can be concluded that H0 is rejected and H1 is accepted, it means there is a relationship between leadership support with nurse identify patient compliance in the implementation of patient safety.

Keyword: Patient safet, Leadership Supporf, Identification

1

Student of Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang

2 Lecture Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of

Muhammadiyah Malang

3

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……… i

LEMBAR PERSETUJUAN………. . ii

KATA PENGANTAR……… iii

ABSTRAK……… iv

ABSTRACT………. v

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR TABEL……… x

DAFTAR GAMBAR……… xi

DAFTAR LAMPIRAN……… xii

BAB 1 PENDAHULUAN………... 1

1.1 Latar Belakang……… 1

1.2 Rumusan Masalah……….. 6

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum……….. 6

1.3.2 Tujuan Khusus……… 6

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Tenaga Perawat……… 6

1.4.2 Bagi Peneliti………... 7

1.4.3 Manfaat Untuk Rumah Sakit……… 7

1.4.4 Manfaat Untuk Instuti Pendidikan……… 7

1.4.5 Keaslian Penelitian……… 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 10

2.1 Konsep Kepemimpinan 2.1.1 Definisi Kepemimpinan……… 10

2.1.2 Faktor-Faktor Kepemimpinan………... 10

(12)

2.2 Konsep Memberi Dukungan

2.2.1 Definisi Memberi Dukungan (Supporting)………… 14

2.2.2 Keuntungan-Keuntungan Pontensial Dari Mendukung……… 15

2.2.3 Dukungan Kepemimpinan/supportive leadership………… 22

2.4 Konsep Kepatuhan 2.4.1 Definisi Kepatuhan……….. . 25

2.4.2 Tugas Kepala Ruangan……….. 28

2.5 konsep identifikasi 2.5.1 Definisi identifikasi………. 33

2.5.2 Panduan Identifikasi……… . 38

2.6 Konsep Patien Safety 2.6.1 Definisi Patient Safety………. 45

2.6.2 Insiden Keselamtan Pasien (Patien Safety)………... 45

2.6.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasien……….. 46

2.6.4 Tujuh Langkah Menuju Pasien Safety……… .. 47

2.6.5 Enam Sasaran Keselamatan Pasien………... 47

2.6.6 Sembilan Solusi (Life-Saving) Keselamtan Pasien Rumah Sakit……….. 48

2.6.7 Tujuh Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit………… 49

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 kerangka konseptual………... 50

3.2 Hipotesis penelitian………. 51

BAB IV METODELOGI PENELITIAN……… 52

4.1 Desain Penelitian………. 52

4.2 Populasi dan sempel…….……… 54

4.2.1 Populasi ... 54

4.2.2 Teknik Sampling ... 54

(13)

4.3 Variabel Penelitian

4.3.1 Variabel Bebas Independen ... 55

4.3.2 Variabel Tergantung Dependen ... 56

4.4 Definisi Operasional ... 56

4.5 Instrumen Penelitian ... 58

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 58

4.7 Metode Pengumpulan Data ... 59

4.8 Teknik Pengolahan Data ... 62

4.9 Analisa Data 4.10.1 Uji Analisis Univariat ... 64

4.10.2 Uji Analisis Bivariat... 64

4.10 Etika Dalam Penelitian ... 65

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 67

5.1 Analisis Deskriptif 5.1.1 Karateristik Responden……… 67

5.1.2 Hasil Penilaian Dukungan Kepemimpinan……… 71

5.1.3 Hasil Penilaian Kepatuhan Perawat Mengidentifikasi Pasien Dalam Penerapan Patient Safety……….. 75

5.1.4 Hasil Penilaian Dukungan Kepemimpinan dan Kepatuhan Perawat Mengidentifikasi Pasien Dalam Penerpan Patient Safety………. 79

5.1.5 Analisa Data Hubungan Antara Dukungan Kepemimpinan Dengan Kepatuhan Perawat Mengidentifikasi Pasien Dalam Penerapan Patient Safety……… 81

BAB VI PEMBAHASAN……… 83

6.1 Interpretasi Dan Diskusi Hasil... 83

6.1.1 Kareteristik Responden………. 83

6.1.2 Identifikasi Dukungan Kepemimpinan………. 85

(14)

Dengan Kepatuhan Perawat Mengidentifikasi Pasien

Dalam Penerapan Patient Safety Di RSUD Ngudi Waluyo

Wlingi... 90

6.2 Keterbatasan Penelitian……… 91

6.3 Implikasi Keperawatan………. 92

BAB VII PENUTUP………. 93

7.1 Kesimpulan………. 93

7.2 Saran………... 94

7.2.1 Bagi Profesi Keperawatan……….. 94

7.2.2 Bagi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit……….. 94

7.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya………. 95

DAFTAR PUSTAKA……… 97

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional……… 50

Tabel 4.5 Kisi-Kisi Kuisioner……… 51

Tabel 5.1 Karateristik Perawat Berdasarkan Usia………. 68

Tabel 5.2 Hasil Penilaian Dukungan kepemimpinan Secara Umum 71

Tabel 5.3 Hasil Penilaian Kepatuhan Perawat Mengidentifikasi Pasien Dalam Penerapan Patient Safety Secara Umum……… 75

Tabel 5.4 Hasil Penilaian Dukungan Kepemimpinan Dan Kepatuhan Perawat Mengidentifikasi Pasien Dalam Penerapan Patient Safety… 80

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………. 68

Gambar 5.2 Kareteristik Riwayat Pendidikan perawat ………. 69

Gambar 5.3 Karateristik Lama Kerja Perawat………. 69

Gambar 5.4 Karateristik Jam Kerja………. 70

Gambar 5.5 Karateristik Berdasarkan Sumber Informasi Patient Safety.. 71

Gambar 5.6 Hasil penilaian Aspek Dukungan Kepemimpinan Secara Umun 72

Gambar 5.7 Hasil dukungan Kepemimpinan Pada Ruang A………. 72

Gambar 5.8 Hasil Penilaian Aspek Dukungan Kepemimpinan Pada ruang A 73 Gambar 5.9 Hasil Dukungan Kepemimpinan Pada Ruang B……… 73 Gambar 5.10 Hasil Penilaian Aspek Dukungan Kepemimpinan Ruang B……… 74 Gambar 5.11 Hasil dukungan kepemimpinan Ruang C……….. 74 Gambar 5.12 Hasil Penilaian Aspek Dukungan Kepemimpinan ruang C…….. 75 Gambar 5.13 Hasil Penilaian Aspek Kepatuhan Perawat Mengidentifikasi Pasien

Dalam Penerapan Patient Safety Secara Umum……… 76

Gambar 5.14 Hasil Kepatuahan Perawat Mengidentifikasi Pasien Dalam Penerapan

Patient Safety Pada Ruang A……… 76

Gambar 5.15 Hasil Aspek Kepatuahan Perawat Mengidentifikasi Pasien Dalam

Penerapan Patient Safety Pada Ruang A………... 77

Gambar 5.16 Hasil Kepatuhan Perawat Mengidentifikasi Pasien Dalam Penerapan

Patient Safety Pada Ruang B……… 77

Gambar 5.17 Hasil Aspek Kepatuahan Perawat Mengidentifikasi Pasien Dalam

Penerapan Patient Safety Pada Ruang B……… 78

Gambar 5.18 Hasil Kepatuahan Perawat Mengidentifikasi Pasien Dalam Penerapan

Patient Safety Pada Ruang C………... 78

Gambar 5.19 Hasil Aspek Kepatuahan Perawat Mengidentifikasi Pasien Dalam

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Dari Fikes UMM……….. ... 101

Lampiran 2 Surat Telah Melakukan Penelitian……….. ... 102

Lampiran 3 Surat Telah Melakukan Uji Validitas………. ... 103

Lampiran 4 Lembar Persetujian Menjadi Responden ... 104

Lampiran 5 Lembar Permintaan Menjadi Responden ... 105

Lampiran 6 Lembar Kuisioner……… ... 106

Lampiran 7 Lembar Uji Validitas ... 107

Lampiran 8 Foto Dokumentasi Penelitian………. ... 108

Lampiran 9 Lembar Rekapan Dukungan Kepemimpinan………….. ... 117

Lampiran10 Lembar Rekapan Kepatuhan Perawat……….. ... 118

Lampiran 12 Lembar Konsultasi ………. ... 119

Lampiran 13 Lembar Angket……… ... 120

Lampiran 14 Uji Normalitas……… ... 121

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimut Hidayat. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Surabaya : Salemba Media

Arikunto. (2002). Prosedur Peneltitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis, edisi revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta

Arwani . (2005). Pendidikan Keperawatan, EGC : Jakarta

Astuti, E. (2008). Materi Pelatihan Manajemen Ruang Keperawatan Dengan Tema”Keselmatan Pasien (Patient Safety)”jokjakarta. RSUD Wates Yogyakarta

Ashar bonas silf. (2013).Departemen Kesehatan RepublikIndonesia.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien. Jakarta.

Bimo, Presidentiyas. (2007). Evaluasi Penerapan Model Praktek Keperawatan Primer diRuang Maranata I Rumah Sakit Mardi Rahadi Kudus

Bastable B. Susan (2002).Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran dan Pembelajaran, EGC, Jakarta.

Bret.L.Simmons. (2009). NineSupportive leadership behaviors

www.bretlsimmons.com/200 9/nine-supportive-leadership-behaviors

Benjamin L, Flynn FJ. (2006). Leadership Style and Regulatory Mode: Value from Fit?Organizational Behavior and Human Decision Processes. pp. 216-230.

Cecilia Engko. (2007). Pengaruh Kompleksitas Tugas Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Dan Kepuasan Kerja Auditorhttp://digilib.mercubuana.ac.id/manager/file_artikel_abstrak/Isi_Ar tikel-pdf diunduh tanggal 23-Agustus-2014

Drs. S. Suarli, M.M. & Yayan Baktiar, S. Kp. ( 2012). Manajemen Keperawatan. Jakrta: Erlangga.

Dewi Anggraen. (2014).Evaluasi Pelaksanaan Sistem Identifikasi Pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit: Universitas Brawijaya Malang. Di unduh tanggal 11 Otober 2014

(19)

Gary Yukl. (1994). Kepemimpinan Dalam Organisasi.Jakarta:Perpustakaan Nasional:Katalok Dalam Terbitan (KDT)

Hesti Arlich Arifiyani & Sukirno, Ph.D. (2012). Pengaruh Pengendalian Intern, keptuhan Dan kompensasi Manajemen Terhadap Perilaku Etis kariyawan (Studi Kasus PT Abadi Yogyakarta). Yogyakarta: Unifersitas Negeri Yogyakarta.

Husin dkk. (2009). Pembinaan Sikap profesionalisme Perawat Dalam pelayana Keperawatan di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin.

Hidayat. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data.Jakarta:SalembaMedika

Handoko Hani. (2008). Manajemen. BPFE Yogyakarta

Koesmono. (2007). Pengaruh Kepemimpinan dan Tuntutan Tugas terhadap Komitmen Organisasi dengan Variabel Moderasi Motivasi Perawat Rumah Sakit Swasta Surabaya”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.9,No.1, hal. 30-40.

KKPRS. (2006).Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (patient safety), Departemen Kesehatan RI.

Luthans Fred. (2006). Perilaku Organisasi, Edisi 10. Yogyakarta:Andi

Fauzan Muslim. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi perawat dalam Pelaksanaan Identifikasi Pasien. Diunduh pada tanggal 1 juli 2014

Faizal burhanudin. (2012).Faktor kepemimpinan

https://www.academia.edu/7119898/Faktor_Kepemimpinan diunduh tanggal 10-september 2014

Hasibuan. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan kesembilan, Jakarta : PT Bumi Aksara.

Mosadeghrad and Yarmohammadian. (2006). “Organizational Commitment Profiles and Manager’s Leadership Style and Employees’ Job Satisfaction”, Journal Leadership and Healt Service, Vol.19, No.2, pp.10-28

Rumampuk Maria Vonny .H. (2002). Peran kepala Ruangan Melakukan Supervisi Perawat Dengan Penerapan Patient Safety Diruang Rawat Inap Rumah Sakit.

Makasar:Universitas Hasanudin.

. (2013). Menejemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktek keperawatan professional edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

(20)

. (2003). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:SalembaMedika

. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan, cetakan 1. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nurbaiti. (2004). Ilmu Perilaku dan Tingkat Kepatuhan.http://www.alnurses.com:Jakarta. Ni Luh Ayu Widyana. (2014). Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Pemasangan

Gelang Identifikasi Pasien Di Instalasi Rawat Inap: di unduh tanggal 12 Oktober 2014.

Prijadarminto. (2003). Kepatuhan sebagai suatu perilaku. Jakarta. CV Balai Pustaka

Praptianingsih, S. (2007) Kedudukan Hukum Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan di rumah sakit.Jakarta: Raja Grafindo Robbins, Stephen P., 1996, Organizational Behavior : Concept Controversies Applications. Sevent Edition,Diterjemahkan Oleh Dr. Hadyana Pujaatmaka,Perilaku Organisasi : Konsep kontroversi Aplikasi, hlm : 163.Jakarta: PT. Prenhallindo.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Keselamtan pasien Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011

Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung:Alfabeta.

. (2003). Perilaku Organisasi. Dialih bahasakan oleh Tim Indeks.Jakarta:PT. Indeks kelompok Gramedia

. (2007). Perilaku Organisasi. Jakarta: Indeks;

Sri mulyatiningsih. (2013). Derteminan Perilaku Perawat Dalam melaksanakan Keselamatan Pasien: Universitas Indonesia di unduh tanggal 11 Oktober 2014

Suarli- Bahtiar. (2002). Managemen Keperawatan, Jakarta : Erlangga.

Surachman, Djumilah Zain, Margono Setiawan. (2012). Prilaku Kepemimpinan Dan komitmen Kariyawan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja

Kariyawan ( Studi Pada Dinas Kependudukan Dan pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta). Malang: Universitas Brawijaya Malang.

Sriwahyu handayani. Identifikasi pasien http://wordpress.com/2010/05/04/ di unduh 5 juni 2014

Setiyonugroho.(2010). Panduan identifikasi pasien

(21)

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Administasi. Bandung : Alvabeta.

Swanburg, R.C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Terjemahan. Jakarta: EGC

Tambayong. (2002). Farmakologi untuk keperawatan. Jakarta : Widya Medika.

. (2012). Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: CV. Rajawali.

. (2007). Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Udik Wibowo. (2011). Teori Kepemimpinan://staff.uny.ac.id.pdf diunduh tanggal23-Agustus-2014

Wijono, Djoko. (2002). Manajemen Mutu pelayanan Kesehatn.Surabaya:Arlangga University Press.

Wijayanti. (2010).Empowormen Dalam transformational leadership Untuk Mendukung Performance Kariyawan. Purworejo:Universitas Muhammadiyah purworejo

(22)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mutu pelayanan di rumah sakit pada saat ini masih belum memadai. Menurut

Wijono (2002), mutu merupakan gambaran total sifat dari suatu jasa pelayanan yang

berhubungan dengan kemampuanya untuk mengurangi tingkat kecacatan atau

kesalahan. Keselamatan pasien ( patient safety) telah menjadi isu gelobal termasuk juga

untuk rumah sakit. Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk

dilaksanakan dirumah sakit. Rumah sakit selalu menigkatkan mutu pada tiga elemen

yaitu struktur, proses, dan outcome dengan berbagai macam program regulasi yang

berwenang misalnya antara lain penerapan standar pelayanan rumah sakit, ISO dan

indikator klinis. Namun harus diakui, pada pelayanan yang berkualitas masih terjadi

kejadian tidak diduga (KTD) (Dep Kes R.I,2006).

Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit

membuat asuhan pasien lebih aman sisitem tersebut meliputi penilaian resiko,

identifikasi pasien dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan pasien koma,

pelaporan dan analisi accident, kemampuan belajar dari accident dan tindak lanjutnya

serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko (Dep Kes R.I,

2006). Identifikasi pasien dengan benar sangat diperlukan untuk memastikan

tindakan, dilakukan dengan benar pada pasien yang benar, sehingga akan sangat

mempengaruhi terhadap diagnosis, penanganan dan terapi yang akan diterima pasien.

Kesalahan dalam melakukan identifikasi pasien akan sangat berpengaruh terhadap

(23)

2

rumah sakit atau yang dirawat di rumah sakit dalam keadaan sadar, pasien mungkin

dalam pengaruh obat tidur, disorientasi atau tidak sadar penuh. Hal lain yang

mungkin terjadi adalah pasien pindah tempat tidur, pindah kamar atau pindah ruang

perawatan pada rumah sakit yang sama, sehingga hal-hal tersebut tidak bisa dijadikan

pedoman dalam memastikan identifikasi pasien karena resiko kesalahan penanganan

dan pengobatan sangat besar. Oleh karena itu identifikasi pasien yang dilakukan

dengan benar akan berdampak pada penatalaksanaan pengobatan dan perawatan

yang benar terhadap pasien yang benar. Karena bila identifikasi ini tidak dilakukan

secara benar akan mengakibatkan kejadian yang fatal karena bisa mengakibatkan

penanganan yang salah dan beresiko menyebabkan kematian.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Joint Commission International di Amerika

Serikat menemukan adanya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien mencapai 13%

dari kasus bedah dan 67% kesalahan identifikasi pasien dalam memberikan tranfusi

darah, dari 67% kesalahan tranfusi darah 11 orang diantaranya meninggal. (Meeting

The International Patient safety Goals, 2010). Di Indonesia belum ada angka pasti

kejadian kesalahan dalam melakukan identifikasi pasien karena di indonesia umumnya

informasi adanya kesalahan atau kelalaian masih belum terbuka dan diselesaikan

secara internal antara pasien dan keluarga dengan pihak rumah sakit. Pada tahun 2001

terjadi kesalahan identifikasi pasien di RSUP Manado, Tn LJ 40 tahun, menjalani

operasi amputasi kaki kiri tetapi justru yang dilakukan amputasi adalah kaki kanan

sehingga kedua kakinya harus diamputasi. Kasus ini selesai dengan permintaan maaf

dari pihak rumah sakit dan biaya operasi gratis. (Ismoko dalam Fauzan muslim 2010)

Pada tahun 2004 kembali terjadi kesalahan dalam identifikasi pasien. Nn. N

(24)

3

kecelakaan lalu lintas yang dialami. Di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Fatmawati

dilakukan pemeriksaan dan dokter menganjurkan untuk dilakukan CT Scan kepala,

tetapi karena identifikasi tidak dilakukan dengan benar Nn. N justru dibawa ke kamar

operasi. Kejadian kesalahan identifikasi terulang kembali dikamar operasi, dimana

Nn. N langsung dibawa ke dalam ruang operasi dan langsung dilakukan

appendectomy karena kebetulan pada jam yang sama direncanakan operasi

appendectomy pada pasien wanita yang berumur 17 tahun. Kasus ini juga tidak

masuk ranah hukum dan diselesaikan secara kekeluargaan dengan permintaan maaf

dari pihak rumah sakit dan kapanpun Nn. N berobat tidak akan dikenakan biaya

(Chamim Mardiyah dalam Fauzan muslim 2010).

Salah satu standar dalam International Patient Safety Goals (IPSG) yang

ditetapkan Joint Commission International (JCI) adalah pelaksanaan identifikasi pasien

dengan benar. Berdasarakan hasil survei yang telah dilakukan sejak bulan Oktober –

Desember 2010 dirumah sakit Fatmawati pencapaian identifikasi pasien untuk

keperawatan secara keseluruhan mencapai angka 90% masih dibawah standar yang

direkomendasikan yaitu sebesar 100% dan ini membuka peluang terjadinya kelalaian

dan kesalahan yang beresiko fatal (Chamim Mardiyah dalam fauzan muslim, 2010).

Beberapa kondisi terjadinya kesalahan dalam identifikasi pasien antara lain,

tidak terpasang gelang identitas, kesalahan dalam memberikan obat (nama obat, dosis

obat, cara pemberian, waktu pemberian), kesalahan dalam pemberian tranfusi darah,

kesalahan identitas dalam pengambilan contoh darah atau bahan lain untuk

pemeriksaan laboratorium, radiologi atau pemeriksaan penunjang lainnya, kesalahan

jenis pemeriksaan, kesalahan dalam memberikan hasil laboratorium, radiologi atau

(25)

4

menempelkan identitas pada bahan pemeriksaan yang akan dikirim (Fauzan muslim,

2010).

Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011

menyatakan, mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu

ditangani segera di rumah sakit di Indonesia maka diperlukan standar keselamatan

pasien rumah sakit yang merupakan acuan bagi rumah sakit Di indonesia untuk

melaksanakan kegiatanya. Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh

standar yaitu, hak pasien, mendidik pasien dan keluarga, keselamatan pasien dan

kesinambungan pelayanan, penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk

melakukan evaluasi dan program penigkatan keselamatan pasien, mendidik staf

tentang keselamatan pasien, komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai

keselamatan pasien dan peran kepemimpinan dalam peningkatan keselamatan pasien.

Kepemimpinan memiliki peranan penting karena pemimpin merupakan

fungsi manajemen, yang dapat mempengaruhi karyawanya dalam bekerja sehingga

dapat mencapai tujuan organisasi (Hersey dan Blanchard dalam Koesmono (2007),

Maraton menguraikan kepemimpinan yang efektif dan memenuhi empat keadaan

yaitu, seorang akan mengerti apabila menerima suatu komunikasi, orang ini

mempunyai pedoman apa yang harus dilakukan yang diminta oleh komunikasi tadi,

percaya bahwa prilaku yang diminta adalah sesui dengan kehendak perorangan

dengan nilai yang baik, orang ini percaya bahwa hal itu sesui dengan tujuan dan nilai

organisasi. Seseorang kepemimpinan mempunyai beberpa gaya kepemimpinan untuk

melaksanakan beberapa tugas gaya kepemimpinan itu antara lain, gaya

(26)

5

empat gaya kepemimpinan.1) direktif, 2) supportive, 3) partisipatif, 4) berorientasi

tujuan.

Dukungan kepemimpinan merupakan kepemimpinan berusaha mendekatkan

diri kepada bawahan dan bersikap ramah terhadap bawahan ( Robert hous dalam

Nursalam (2002). Wijayanti, (2010), dukungan kepemimpinan yang dilakukan

pemimpin sejauh hal yang dilakukan mendukung kepada karyawan agar kariyawannya

mempunyai rasa memiliki terhadap organisasi

Rumah sakit umum daerah Ngudi Waluyo Wlingi memiliki intalasi rawat inap

yang terdiri dari delapan ruangan antara lain ruang bougenvile, ruang anggrek, ruang

cempaka ruang dahlia satu, dahlia dua, ruang Edelweiss, ruang wijaya kusuma, ruang

pavilion, selain itu terdapat juga 1 kamar operasi, dan 1 ruangan rehabilitasi medik.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan didapatkan data, bawah jumlah perawat yang

bertugas sebanyak 147 perawat.

Menurut hasil wawancara di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, yang dilakukan

oleh peneliti pada salah seorang perawat, bahwa dirumah sakit ini sudah terdapat tim

patient safety yang baru-baru ini dibentuk sesuai dengan Surat Keputusan Mentri

Kesehatan. Secara keseluruhan program yang dijalankan oleh tim patient safety sudah

cukup baik. Masalah yang perlu diperhatikan yaitu, masih ada kejadian pelanggaran

patient safety yang dijumpai misalnya tidak semua pasien mengunakan identitas gelang,

perawat hanya melihat pada identitas saja tapi tidak mengunakan identitas dua kali

pengecekan melihat pada identintas sebagai individu yang akan menerima

pengobatan, perawat terkadang melakukan verifikasi identitas pasien karena

(27)

6

Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Hubungan antara dukungan kepemimpinan dengan

kepatuhan perawat mengidentifikasi pasien dalam penerapan patient safety”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka dirumuskan

permasalahan penelitian, Bagaimanakah hubungan antara dukungan kepemimpinan

dengan kepatuhan perawat dalam mengidentifikasi pasien dalam penerpan patient

safety di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

1.3 Tujuan Umum

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana hubungan antara dukungan kepemimpinan dengan kepatuhan perawat

mengidentifikasi pasien dalam penerapan patient safety di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui dukungan kepemimpinan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

2. Untuk mengetahui kepatuhan perawat mengidentifikasi dalam penerapan patient

safety di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

3. Untuk menganalisis hubungan dukungan kepemimpinan dengan kepatuhan

perawat mengidentifikasi pasien dalam penerapan patient safety di RSUD Ngudi

(28)

7

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Tenaga Keperawatan

Hasil penenlitian ini diharapkan menjadi sumber informasi mengenai

pelksanaan identifikasi pasien dengan benar di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi,

sehingga diharapkan perawat termotifasi untuk melakukan identifikasi dengan benar

1.4.2 Bagi Peneliti

Diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan serta merupakan

pengalaman yang sangat berharga serta dapat menjadi petunjuk menjalankan

identifikasi pasien dengan benar dan mengetahui hubungan antara dukungan

kepemimpinan dengan kepatuhan perawat mengidentifikasi pasien dalam penerapan

patient safety.

1.4.3 Manfaat Untuk Rumah Sakit

1. Memberikan masukan bagi rumah sakit khususnya kepada perawat tentang

pelaksanaan identifikasi pasien Selama ini berlangsung, sehingga informasi ini

diharapkan dapat mendorong peningkatan hubungan antara dukungan

kepemimpinan dengan kepatuhan perawat dalam mengidentifikasi pasien di

RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

2. Meningkatkan keamnaan dan keselamatan pasien serta mengurangi dan

mencegah timbulnya kesalahan prosedur pada pasien sehingga meningkatkan

kepercayaan pasien terhadap RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

1.4.4 Manfaat Untuk Instuti Pendidikan

Sebagai bahan masukan dalam perkembangan ilmu keperawatan terutama

tentang pelaksanaan identifikasi pasien serta sebagai bahan penelitian selanjutnya

(29)

8

1.4.5 Keaslian Penelitian

Rumampuk (2013) sasaran keselamatan pasien merupakan syarat untuk

diterapkan di semua rumah sakit, dengan maksud mendorong perbaikan

spesifik dalam keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

peran kepala ruangan melakukan supervisi perawat pelaksana dengan

penerapan patient safety di ruang rawat inap RSU Gunung Maria Tomohon.

Jenis penelitian yang digunakan adalah observational dengan pendekatan

cross sectional. Sampel penelitian adalah perawat pelaksana diruang rawat

inap sebanyak 42 orang, pengambilan sampel menggunakan metode

purposive sampling dengan tingkat pendidikan perawat DIII Keperawatan

dan SPK yang berpengalaman dalam pemberian injeksi intra vena dan pada

saat penelitian melakukan pemberian injeksi intra vena sesuai kriteria inklusi.

Pengumpulan data melalui kuesioner dan observasi. Kuesioner untuk menilai

peran kepala ruangan melakukan supervisi perawat pelaksana dan penerapan

patient safety. Observasi untuk mengobservasi perawat pelaksana

menerapkan patient safety pemberian injeksi 6 Benar, identifikasi pasien

dengan benar dan mencuci tangan yang dilakukan dua kali kegiatan untuk

masing-masing perawat pelaksana, observasi dilakukan oleh Kepala ruangan.

Uji statistik menggunakan korelasi Pearson. Hasil penelitian observasi

penerapan patient safety menunjukkan semua responden melakukan sesuai

prosedur, yaitu prosedur pemberian injeksi intra vena, identifikasi pasien dan

mencuci tangan. Waktu cuci tangan sebelum pemberian injeksi pertama yang

tidak sesuai sebanyak 21 orang (50%), sesudah pemberian injeksi pertama

yang tidak sesuai 7 orang (16,7%). Identifikasi pasien pertama tidak sesuai 4

(30)

9

(9,5%), identifikasi pasien kedua tidak sesuai 1 orang (2,4%). Penelitian

hubungan supervisi dengan penerapan patient safety di RSU Gunung Maria

Tomohon menunjukkan bahwa responden yang menyatakan penerapan

patient safety baik, supervisi kepala ruangan baik (95,2%) dan kurang (4,8%).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan korelasi Pearson diperoleh nilai p=0,04

(p<0,05), r = 0,43 berarti ada hubungan supervisi dengan penerapan patient

safety di ruang rawat inap. Disimpulkan ada hubungan peran kepala ruangan

melakukan supervisi dengan penerapan patient safety di ruang rawat inap

Referensi

Dokumen terkait

Upaya untuk mengatasi penyimpangan kualitas batubara di front dan stockpile , adalah : Mengatasi bias (penyimpangan) pada pengujian kualitas batubara di front

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan regresi linier berganda yaitu dengan uji F-statistik bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel debt to asset

Berdasarkan hasil uji t, dapat dilihat bahwa dari ketiga variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi, variabel pajak daerah dan retribusi daerah tidak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi, akuntabilitas, partisipasi masyarakat dan tranparansi kebijakan publik terhadap hubungan antara

Teluk Seberang Kota Jambi adalah mewujudkan hubungan yang baik/harmonis antara suami istri, dapat dicapai antara lain melalui: adanya saling pengertian, saling menerima

yang tidak diinginkan setelah mewarnai rambut; - pernah mengalami reaksi. yang tidak diinginkan terhadap penggunaan tato 'black

(2009), sebagai salah satu target kemampuan yang dapat dikembangkan lewat pembelajaran IPA berbasis SSI adalah kemampuan berpikir kritis (critical thinking) dan berpikir

Dari kutipan tersebut, jelas bahwa meskipun ulama‟ dari kalangan NU itu sendiri memiliki hukum tersendiri tentang rokok, akan tetapi tetaplah mendukung adanya