MUSIK UNDERGROUND DAN KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI (Studi pada remaja putri usia 16 – 18 tahun di SMA ISLAM Malang)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
Oleh :
RAMADHAN SATRIA ADI. P
09220260
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
MOTTO
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat serta kuasanya-Nya hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul: Musik Underground dan Kebutuhan Aktualisasi Diri (Studi pada remaja putri usia 16 – 18 Tahun di SMA Islam Malang).
Dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit penulis menghadapi hambatan dan tantangan selama proses penyusunan skripsi berjalan, yang tentu tidak dapat terwujud tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar - besarnya atas semua bantuan dan dorongan baik secara moral maupun materil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tuaku, Bapak Kurnia Rochmansyah dan Ibu Suryanti, terimakasih atas doa-doa yang selalu engkau selipkan dalam setiap sholat dan ucapanmu. Serta terimakasih atas limpahan kasih sayang dan cintamu yang selalu engaku berikan selama ini kepadaku. Berjuta ucapan terima kasih mungkin tidak akan sanggup untuk menggantikan semua perjuangamu selama ini untuk membesarkanku. Aku sayang kalian “Ayah & Ibu”.
bersedia untuk selalu menemaniku dalam suka maupun duka selama mengerjakan skripsi ini. Semoga kedepan kita dapat sama-sama mewujudkan impian dan harapan yang telah lama kita nantikan. Membahagiakanmu adalah tujuanku selanjutnya.
3. Keluarga Bapak Slamet beserta Ibu, selaku orang tua dari sahabat saya Febri Hardiansyah. Saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada beliau yang senantiasa mengijinkan kediamannya dijadikan tempat singgah dan berkumpul kami semua sejak pertama kali kami masuk kuliah hingga sampai saat ini. Saya pribadi mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada beliau, Semoga beliau beserta keluarga semuanya diberikan kesehatan dan panjang umur, karena beliau sudah seperti orang tua kedua saya.
4. Sahabat-sahabatku yang telah banyak merelakan waktunya atau hanya untuk sekedar menitipkan kata-kata semangat agar dapat bersama-sama menyelasaikan skripsi ini, khususnya kalian Febri Hardiansyah, Yuda Fahmi, Kerisdianto, Fefrizal Prasetyono, Setiyo Pambudi, Yoni Amrullah, Hinggil DFF, Rovi Amstrong. Semoga persahabatan ini terus terjalin dan tentunya dapat memberikan manfaat bagi diri kita semuanya dan juga orang lain dikemudian hari. Sejauh ini kalian adalah yang terbaik yang pernah ada disamping maupun dibelakangku.
untuk itu aku hanya bisa berdoa dan berharap semoga Allah senantiasa membalas apa yang telah kalian berikan kepadaku selama ini dan juga tentunya semoga persahabatan kita akan terus terjaga selamanya. 6. Teman-teman yang pernah berjuang bersama di FOCUS UMM yang
juga telah banyak memberi pelajaran baru serta motivasi selama berada dikeluarga kecil kita ini. Khususnya pada Gunawan, Anggi Supra, Arya Putra Ananta (Tokek), Ananto Putra (Anan), Mirza Nuradli (Jarot), Zefry Kwartama, Yudha Adipura (Gimbul), Tubagus, semoga apa yang pernah kita lakukan bersama-sama dulu bermanfaat bagi kita semua dikemudian hari. Kalian telah banyak mengajarkanku tentang arti sebuah kebersamaan.
7. Keluarga besar Universitas Muhammadiyah Malang, Keluarga Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, kemudian tentunya keluarga besar Ilmu Komunikasi 2009, banyak sekali cerita dan kenangan selama saya berada disini. Saya bangga pernah menjadi bagian dari keluarga besar Kampus Putih.
8. Yth. Bapak Drs. Fauzan, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
9. Yth. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMM.
10. Yth. Bapak Sugeng Winarno, MA selaku ketua Program Studi Ilmu Komunikasi (IKOM) FISIP UMM.
kepada saya hingga terselesaikan tugas akhir ini. Banyak ilmu yang bisa saya dapat selama proses bimbingan skripsi berjalan.
12. Yth. Ibu Widiya Yutanti, MA selaku dosen pembimbing II yang sangat sabar dan tidak pernah lupa memberikan masukan serta waktunya untuk membimbing dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Terimakasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan kepada saya.
13. Para penulis buku yang telah penulis kutip dan pelajari sehingga ilmu yang disampaikan dapat bermanfaat untuk menyelesaikan skripsi ini. 14. Ketiga subjek penelitian dan juga pihak-pihak yang telah bersedia
melibatkan diri dalam penelitian ini. Terima kasih untuk bantuan dan partisipasinya
15. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas kerjasamanya.
Dalam hal ini penulis hanya manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan baik dari segi penulisan maupun yang lainnya. Untuk itu, penulis mengharapkan saran agar dapat memberikan masukan dalam penulisan selanjutnya. Semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
Malang, 25 Juli 2016
DAFTAR ISI
B.1. Hakikat dan Citra Keindahan Musik ... 19
B.1.1. Hakikat Musik ... 19
a. Bersifat Ilahi ... 19
b. Imitasi Alam ... 20
c. Ekspresi Kondisi Sosial Masyarakat ... 21
B.1.2. Citra Keindahan Musik ... 21
B.2. Pengertian Musik ... 22
B.4. Perkembangan Musik Underground di Indonesia ... 33
B.4.1. Underground Pada Masa Orde Lama ... 33
B.4.2. Underground Pada Masa Orde Baru ... 36
B.5. Perkembangan Musik Underground di Kota Malang ... 38
C. Remaja ... 47
C.1. Pengertian Remaja ... 47
C.2. Karakteristik Remaja ... 49
C.2.1. Pra-remaja ... 50
d. Aktivitas Berkelompok ... 52
e. Keinginan Mencoba ... 53
C.3. Remaja Putri ... 54
C.4. Musik dan Remaja ... 56
D. Kebutuhan Aktualisasi Diri ... 59
D.1. Pengertian Aktualisasi Diri ... 59
E. Musik Underground dan Kebutuhan Aktualisasi Diri Pada Remaja Putri ... 63
F. Landasan Teori ... 64
F.1. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal) ... 67
F.2. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi (interpersonal)... 69
F.3. Teori Interaksionisme Simbolik ... 71
G. Kerangka Pemikiran ... 75
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 76
B. Lokasi Penelitian ... 78
C. Subyek Penelitian ... 78
C.1. Prosedur Pengambilan Subyek Penelitian ... 78
D. Sumber Data ... 81
D.1. Data Primer ... 82
D.2. Data Sekunder ... 82
E. Teknik Pengumpulan Data ... 82
E.1. Observasi ... 82
E.2. Wawancara ... 83
E.3. Dokumentasi ... 84
F. Kredibilitas Penelitian ... 85
G. Teknik Analisis Data ... 86
G.1. Pengumpulan Data ... 87
G.2. Reduksi Data ... 88
G.3. Penyajian Data... 88
G.4. Penarikan Kesimpulan... 88
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Identitas Subyek Penelitian ... 91
A.1. SF (16 Tahun, Siswi SMA Islam Malang) ... 91
A.2. VC (17 Tahun, Siswi SMA Islam Malang) ... 92
A.3. VA (18 Tahun, Siswi SMA Islam Malang) ... 93
B. Dinamika Musik Underground dan Remaja Putri di SMA Islam Malang ... 93
B.1. Musik Underground Sebagai Musik Independent ... 94
B.2. Ketertarikan Siswi SMA Islam Terhadap Musik ... 99
B.3. Alasan Siswi SMA Islam Memilih Musik Underground ... 102
B.4. Interaksi Sosial Remaja Putri Penikmat Musik Underground di SMA Islam Malang ... 107
C. Kebutuhan Dasar Pada Siswi SMA Islam Penikmat Musik Underground ... 114
C.1. Kebutuhan Fisiologis ... 115
C.2. Kebutuhan Akan Rasa Aman ... 117
C.3. Kebutuhan Akan Penghargaan ... 118
C.4. Hasrat Untuk Tahu dan Memahami ... 121
D. Bentuk Aktualisasi Diri Pada Siswi SMA Islam Penikmat Musik Underground ... 122
D.2. Kehidupan Eksistensial ... 127
D.3. Pengalaman – Pengalaman Puncak (peak experience) ... 132
D.4. Integrasi dan Minat Sosial ... 137
D.5. Perasaan Bebas ... 141
D.6. Kreatifitas ... 144
E. Stereotype (Pandangan negatif pada suatu pemikiran) ... 147
F. Analisa Banding Partisipan 1, 2, dan 3 ... 152
G. Pembahasan ... 156
H. Diskusi Teoritis ... 165
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 168
B. Saran ... 171
B.1. Saran Akademis ... 171
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Adi Susilo, Taufik. 2009. Kultur Underground : yang pekak dan berteriak di bawah tanah. Yogyakarta : Garasi.
Afril dan Samack. July 1996. MINDBLAST “Local Underground Zine”. Malang : HR Productions / TNM.
Ali, Muhammad dan Mohammad Asrori. 2004. Psikologi Remaja – perkembangan peserta didik. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Atmaja Prawira, Purwa. 2013. Psikologi Kepribadian dengan perspektif baru. Yogyakarta : AR-RUZZ MEDIA.
Budiarto, C. Teguh. 2001. Musik Modern dan Ideologi Pasar. Jakarta : Tarawang Press.
Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif: komunikasi, ekonomi, kebijakan public dan ilmu social lainnya. Jakarta : Prenada Media Groub.
Budyatna, Muhammad dan Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antarpribadi, Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP
Djohan. 2009. Psikologi Musik, Cetakan III. Yogyakarta : Best Publisher.
Huraerah, Abu dan Purwanto. 2006. Dinamika Kelompok – konsep & aplikasi. Bandung : PT Refika Aditama.
iFinger Ltd. 2000. The New Oxford Dictionary Of English. New York: Oxford University Press, Entry Music.
Kartono, Kartini. 2006. PSIKOLOGI WANITA1-mengenal gadis remaja & wanita dewasa. Bandung : CV. Mandar Maju.
K.E, Poerwandari. 2007. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, Edisi ke 3. Jakarta : LPSP3 Universitas Indonesia.
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Pertiwi, Ayu. 2014. Larangan Soekarno Terhadap Musik Barat tahun 1959 – 1967. Jakarta : AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah, Vol 2, No 3.
Rakhmat, Jalaludin. 2007. Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Rezki, Sari dan Hesti Asriwandari. 2013. Komunitas Metal di Pekanbaru Studi Gaya Hidup Perkotaan. Riau : Universitas Riau.
Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum Cetakan II. Bandung : CV Pustaka Setia. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : CV Alfabeta.
Sujarwo. 2001. Metode Penelitian Sosial. Bandung : Mandar Maju.
Supratinya, A. 2002. Mazhab Ketiga – Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Yogyakarta : Kanisius.
Sutrisno, Fx.Mudji dan Christ Verhaak. 1993. Estetika Filsafat Keindahan. Yogykarta : Kanisius.
Suyatmo, Winita. 2008. Profil Remaja Anggota Komunitas Musik Underground. Malang : JIPTUMMPP.
Tantagode, Jube. 2008. Musik Underground Indonesia – Revolusi Indie Rebel. Yogyakarta : Harmoni.
Throne, Tony (terjemahan : Adhe). 2007 . Kultus Underground. Yogyakarta: The Continuum.
Non Buku / Online
Bramadika, Revan. Rocknroll, http://rockandrollmagz.com/2013/07/26/rocket-queen-gania-alianda/. diakses pada 30 November 2014
BrutalDeath, Fajar. Awal Perkembangan Musik Underground Indonesia.
https://fajarbrutaldeath.wordpress.com/bahan-ajar/sejarah/awal-perkembangan-musik-underground-indonesia/. diakses pada agustus 2014
Lowery, Brian. The Hippie Movement and The Vietnam War. http://www.alhsoralhistoryproject.org/word_press/home/lincoln-alumni-oral-histories/brian-lowery/. Diakses pada 17 Maret 2016
Malangrocklegends, Malang City of Rock Legends.
http://malangrocklegends.com/malang-city-of-rock-legends/. diakses pada 23 desember 2015, pukul 1.45 AM
m/2013/11/16/441497/di-bawah-tekanan-soekarno-musik-indonesia-justru-keren. diakses pada 18 Maret 2016, Pukul 16.04
Samack. Sebuah kisah heroic dari “bawah tanah” Kota Malang. https://sesikopipait.wordpress.com/2012/07/18/sebuah-kisah-heroik-dari-bawah-tanah-kota-malang/. diakses pada Mei 2015, pukul 21.00
Samack, Sebuah peradaban dari bawah tanah Kota Malang [IV].
https://apokalipwebzine.wordpress.com/2010/11/30/sebuah-peradaban-dari-bawah-tanah-kota-malang-iv/. diakses pada Mei 2015, pukul 21.30
Sopyan, Asep. Teori aktualisasi diri Abraham Maslow.
https://asepsopyan.com/2010/05/26/teori-aktualisasi-diri-abraham-maslow/. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2014
Taringan, David. Menelusuri Jejak Musik Indonesia
http://hiburan.metrotvnews.com/read/2015/10/16/441497/di-bawah-tekanan-soekarno-musik-indonesia-justru-keren. diakses pada 18 Maret 2016, Pukul 15.19 The Woodstock ’69 Lineup. Day One: Friday, August 15. http://www.woodstock.com/lineup/. diakses pada 16 Maret 2016
Tommy, Kukuh.10 Vokalis Cewek Bergenre Metal.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Musik dalam arti luas merupakan sebuah media universal yang
didalamnya berbicara menggunakan berbagai macam bahasa, gaya dan juga
dapat menyuarakan isi hati para pencipta dan penikmatnya atau mungkin
melambangkan suatu kebudayaan tertentu. Harmonisasi yang di munculkan
dari nada-nada dalam sebuah aliran musik tertentu dapat memberikan
sensasi tersendiri bagi para penikmatnya, hal ini terlihat dari bagaimana para
penikmat musik tersebut mengikuti setiap style yang dibawakan oleh musisi
atau band-band yang menjadi favorit mereka masing-masing. Mulai dari
bagaimana cara berpakaian, model rambut, aksesoris yang mereka kenakan,
bahkan gaya hidup yang dijalani musisi atau band itu pun juga tidak luput
dari sorotan para penggemarnya. Sehingga peneliti beranggapan bahwa
semakin familiar sebuah aliran musik atau band tertentu, maka pengaruhnya
juga semakin besar terhadap respon seseorang yang mana dalam hal ini
adalah penikmat musik underground.
Istilah underground sendiri merupakan sebuah budaya kontrakultur
yang digunakan sebagai media perlawanan kebudayaan terhadap kekuasaan
yang dominan.1 Fenomena yang terjadi pada musik underground sendiri
salah satunya berawal dari sebuah festival musik Woodstock pada Agustus
1969 di AS, dimana pada saat itu anak-anak muda Amerika ini berkumpul
1
2
dan menikmati kebebasan mereka dalam bersuara sembari menyerukan
hak-hak mereka yang sebagian besar adalah masyarakat kelas menengah
kebawah dalam usahanya untuk mendobrak realitas social yang dirasa
belum merata pada saat itu. Hal itu pula yang kemudian mendorong mereka
untuk terus memperjuangkan persamaan hak diantara mereka dengan
membentuk kelompok-kelompok yang menekankan budaya underground
didalamnya, misalnya kelompok-kelompok masa aksi demonstrasi, fashion,
literasi, olahraga ekstrem, dan tentunya sesuai dengan fenomena yang
peneliti angkat yaitu kelompok yang menggunakan musik sebagai media
untuk berekspresi.2
Secara spesifik musik dirangkai untuk mengeksplorasi sebuah
interaksi social karena selalu memiliki makna yang potensial didalamnya
baik dalam kehidupan pribadi maupun lingkungan luar. Musik juga bagian
dari seni, dan fenomena yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia,
seperti yang terjadi saat ini musik tidak lagi dipandang hanya sebagai sarana
hiburan, melainkan sudah menjadi bagian dari kebutuhan dan gaya hidup.
Musik merupakan sesuatu yang harus dipahami dan diperhatikan dengan
seksama terkait dengan proses perkembangan pribadi manusia itu sendiri.
Proses mendengarkan musik merupakan bentuk dari komunikasi
afektif yang dapat memberikan pengalaman emosional tersendiri pada diri
seseorang, seperti yang dikatakan Gabrielson dan Lindstorm dalam (Djohan,
2009) bahwa karakteristik musik seperti modus, irama, dan tempo yang
2
3
dirasakan pendengar dapat menjadi sebab untuk mengekspresikan emosi.3
Kemudian ditambahkan oleh Getter dan Streisand (1995), bahwa musik juga
penting dalam kehidupan social dan pribadi remaja. Pendengar musik
khususnya remaja tertarik pada aliran musik tertentu karena mereka
memiliki karakteristik kepribadian yang khas dan kebutuhan yang
direfleksikan dalam musik pilihan mereka. Remaja juga menggunakan
musik untuk mengembangkan hubunganya dengan teman sebaya,
menyatakan kepribadian, dan mempelajari hal-hal yang tidak mereka
peroleh dari orang tua dan sekolah (Schwartz, 2003).
Pada hakekatnya manusia sebagai individu pasti mempunyai
keinginan atau harapan dalam pencapaian hidupnya. Disini kesamaan minat
tentunya menjadi faktor utama tiap-tiap individu untuk menjalin ikatan
dengan orang lain, seperti membentuk sebuah perkumpulan maupun
komunitas-komunitas tertentu tanpa melihat latar belakang, agama, ras,
pendidikan, maupun fisik seseorang. Manusia adalah mahluk social yang
dalam kehidupannya selalu terlibat dalam interaksi dengan individu lainnya,
yang artinya dalam berinteraksi tidak akan lepas dari sebuah kelompok.
Carolina dan Jusman (1993 : 1-2) mengatakan bahwa didalam kelompoklah
manusia mulai belajar berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan.4 Hal tersebut terlihat pada keseharian manusia yang selalu
menghabiskan waktunya untuk berinteraksi dengan kelompok, dididik
dalam kelompok, bermain dalam kelompok, belajar dalam kelompok,
3
Djohan, PSIKOLOGI MUSIK, Best Publisher, Yogyakarta, 2009, Hlm 99
4
4
bekerja dalam kelompok dan seterusnya. Itu sebagai bukti bawasannya
kelompok memang digunakan manusia sebagai sarana atau wadah untuk
mengembangkan potensi diri dan juga aktualisasi diri.
Musik underground bagi orang awam adalah musik beraliran keras
yang terbentuk dari komposisi melodi dan harmoni yang penuh dengan
improvisasi dissonan (tidak enak didengar), ditambah dengan teriakan atau
geraman yang khas dibawakan oleh para vokalisnya tentu membuat
musik-musik seperti ini jauh dari jangkauan industri musik-musik yang ramai dipasaran
dan record lebel yang komersial. Pun juga dengan gaya hidup dan
penampilan para penikmat musik underground ini yang tidak pernah luput
dari sorotan masyarakat umum antara lain seperti kebiasaan mereka yang
identik dengan pergaulan bebas disertai dengan gaya berpakaian mereka
yang serba hitam ditambah dengan berbagai macam aksesoris seperti sepatu
boot, jaket kulit, piercing, tattoo, rambut mohawk, dan segala macamnya
yang akhirnya hal itu hanya akan menimbulkan stereotiep yang melekat di
masyarakat pada diri mereka. Pada dasarnya semua hal tersebut hanyalah
proses pengadopsian budaya barat yang berawal dari bentuk perlawanan
kaum Gypsi terhadap dominansi dan doktrinasi pemerintahan saat itu pada
tatanan masyarakat, hingga kemudian mereka menggunakan musik sebagai
media untuk merealisasikan rasa ketidak puasan mereka melalui lirik-lirik
dalam lagunya yang syarat akan ideologi antikemapanan, antiborjuis,
antikomunis, antikapitalis, antireligi, dll sebagai bentuk simbolis
bawasannya yang mereka harapkan hanyalah terbebas dari tekanan dan
5
Kota Malang sendiri merupakan salah satu kota yang keberadaannya
sangat akrab jika membicarakan tentang musik, terutama musik
underground. Kota Malang bisa dibilang merupakan basis bagi para
musisi-musisi underground handal yang terbilang besar pada era 90an kala itu.
Dalam masa perkembangannya, ditahun 1995 anak-anak muda pada saat itu
mulai mengenal idiom underground dan Do It YourSelf atau D.I.Y yang
mana dua hal tersebut adalah jalur alternative bagi mereka yang ingin
meyalurkan bakat mereka dalam bermusik namun melalui etos kerja yang
mandiri dan dikembangkan secara swadaya.5 Sehingga dengan munculnya
ideologi tersebut secara tidak langsung membuat rasa percaya diri mereka
atas adanya sebuah identitas sebagai sesama penggemar Musik underground
semakin meningkat dan solidaritas mereka juga semakin kuat. Berangkat
dari ideologi yang mereka terapkan tersebut, mereka terus mengembangkan
sayap dari mulai membuat berbagai macam acara-acara musik underground,
membuat local zine, demo-demo band lokal, dan juga merchandise.
Total Suffer Community (TSC) merupakan satu-satunya komunitas
undergorund yang menjadi motor penggerak dan mempelopori kebangkitan
komunitas rock underground di Kota Malang sejak awal tahun 1995-an.6
Mereka yang tergabung didalamnya tidak lain adalah pemuda-pemuda Kota
Malang yang pada saat itu tertarik akan dominasi musik underground. Tidak
sedikit pula dari mereka yang kemudian membentuk band-band beraliran
5
Samack, Sebuah Kisah Heroik Dari ‘Bawah Tanah’ Kota Malang, Sesikopipait, diakses dari http://sesikopipait.wordpress.com/2012/07/18/sebuah-kisah-heroik-dari-bawah-tanah-kota-malang/, pada tanggal 12 Agustus 2014
6
6
underground dengan berbagai genre didalam naungan TSC, diantaranya
seperti Keramat, Rotten Corpse, Bangkai, Antiphaty, Perish, dsb.
Komunitas yang dibentuk pada juli 1995 ini mereka gunakan juga sebagai
wadah untuk menampung siapa saja yang ingin menyelami lebih jauh
mengenai dunia musik underground khususnya di Kota Malang.7 Itu semua
mereka wujudkan melalui semangat mereka dalam mempertahankan musik
underground yang tidak pernah surut dan mereka juga tidak pernah ragu
untuk menunjukkan eksistensinya kepada khalayak luas walaupun mungkin
tidak semua orang mengerti apa sebenarnya musik underground itu sendiri.
Jika melihat dari sudut pandang social mungkin tidak ada yang salah
dengan fenomena tersebut, dalam artian perbedaan perilaku pada setiap
individu itu sudah pasti dan setiap individu bebas untuk menentukan
kelompok social mana yang mereka pilih dalam kehidupan social mereka
sehari-hari. Namun jika kita melihat melalui perspektif adat dan budaya
yang sudah lama tertanam dan berkembang di Negara kita tentu hal tersebut
akan menjadi sesuatu yang terlihat taboo bagi masyarakat awam yang
belum mengetahui seperti apa dan bagaimana sebenarnya underground itu
sendiri. Bagaimanapun hal tersebut tetaplah bagian dari komunikasi social
yang mengisyaratkan bahwa komunikasi memang digunakan untuk
pemenuhan-diri, untuk merasa terhibur, nyaman dan tentram dengan diri
sendiri maupun orang lain. Dari komunikasi kita akan mengalami berbagai
kualitas perasaan yang kemudian membandingkan antara perasaan satu
7
7
dengan perasaan yang lain.8 Karena memang itulah yang diperlukan untuk
memperoleh kesehatan emosional kita harus memupuk perasaan positif
kemudian mencoba menetralisir perasaan yang cenderung negatif.
Dominasi kaum remaja yang dipenuhi akan rasa ingin tahunya yang
besar terhadap sesuatu yang dianggapnya menarik dan juga kontribusi
media massa sebagai perantaranya dalam menyampaikan sesuatu yang baru
secara global dan menyeluruh membuat berbagai macam fenomena selalu
berkembang seiring waktu dan terus berjalan, begitu juga dengan fenomena
yang terjadi pada musik underground saat ini. Pada umumnya mayoritas
penggemar musik underground adalah laki-laki, namun pada kenyataannya
wanita pun sekarang sudah mulai banyak yang tertarik terhadap musik
underground, entah itu hanya sekedar menjadi fans dari band tertentu atau
bahkan menjadi bagian dari band itu sendiri. Diluar Negeri beberapa
band-band besar yang melibatkan sosok wanita didalamnya antara lain adalah
Lacuna Coil, Epica, Kittie, Arch Enemy, Walls Of Jerico, In This Moment,
Chtonic, dll.9 Sedangkan di Indonesia band-band underground yang
memlibatkan peran wanita didalamnya juga tidak kalah banyak, walaupun
tidak setenar band-band yang ada diluar Negeri. seperti Vendeta, Demons
Damn, Streogoica, Flower Flesh, Billfold, dll juga masih tetap menjaga
eksistensinya di dunia musik underground Indonesia.10
8
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2005, Hlm. 16
9
Kukuh Tommy, http://crazytom92.blogspot.com/2012/09/10-vokalis-cewek-bergenre-metal-luar.html, diakses pada 30 November 2014
10
8
Dengan keterlibatan mereka sebagai wanita dalam lingkungan
komunitas underground tersebut, tidak menutup kemungkinan membuat
remaja putri lainnya yang sebelumnya hanya menjadi bagian dari penikmat
musik tersebut dengan sendirinya akan semakin termotivasi untuk tetap
bertahan dalam kelompok atau komunitas itu sendiri walaupun banyak
resiko didalamnya. Gania vokalis wanita dari band Hardcore asal bandung
ini misalnya, dari sumber yang peneliti peroleh dalam sesi interview
singkatnya Gania beranggapan bahwa hidup dalam dunia musik
underground memang tidak mudah dan pasti ada resikonya, menanggapi
mengenai pandangan negatif terhadap musik underground seperti
minum-minuman keras dan juga gaya hidup bebas lainnya, intinya ia berpendapat
bawasannya hidup seseorang pastilah berbeda-beda dan ia lebih suka
menjadi diri sendiri yang apa adanya, selama bisa menjaga diri dan
memahami setiap resikonya semua pasti berjalan lancar.11 Semua itu terkait
dengan kebebasan berekspresi yang dimiliki pada masing-masing individu,
karena tindakan atau perilaku yang ekspresif tersebut memang disalurkan
melalui karya-karya seni seperti halnya puisi, novel, tari-tarian, begitu juga
dengan musik. Sesuai dengan makna lain komunikasi social yaitu
komunikasi ekspresif yang memang dapat dilakukan baik sendiri maupun
dalam sebuah kelompok, komunikasi yang dimunculkan secara ekspresif
11
9
akan menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan atau emosi
seseorang baik secara verbal maupun non-verbal.12
Di setiap kota-kota besar yang ada di Indonesia mempunyai
penggemar musik underground yang beragam. Begitu pula yang terjadi di
Kota Malang, beberapa band underground yang didalamnya melibatkan
sosok wanita adalah Hail of Fire, Sister Murder, Last Breath Of Jasmine,
dan Step To Better. ini secara tidak langsung telah membuktikan bahwa
penggemar musik underground di Kota Malang saat ini tidak hanya
didominasi oleh kaum lelaki saja, mereka para wanita pun ikut hadir dan
turut memeriahkan dunia underground Kota Malang. Dengan kehadiran
para wanita tersebut didalam dunia musik underground, sedikit banyak
tentu akan menarik perhatian remaja putri lainnya yang suka dengan musik
underground. Hal ini terkait dengan pola berpikir pada remaja yang masih
dipenuhi dengan rasa penasaran dan rasa ingin tahu yang besar terhadap
sesuatu yang mereka anggap menarik. Sebagai contohnya, peneliti akan
menguraikan sedikit hasil dari survey dan wawancara awal terhadap salah
satu siswi di SMA Islam yang merupakan penggemar musik dan juga
vokalis dari salah satu band underground di Kota Malang. Putri Mahardy
Kartika alumni SMA Islam ini mengakui bahwa dirinya sangat suka dengan
musik underground terutama dari genre Grindcore. Menurut informasi yang
peneliti peroleh dari narasumber tersebut, dia mengatakan bahwa
ketertarikannya pada musik underground ini berawal dari ajakan temanya
untuk menonton konser musik underground pada saat ia duduk di bangku
12
10
SMP. menurutnya musik underground sangatlah menarik, karena musiknya
yang sangat berbeda dengan musik-musik mainstream seperti jenis musik
pop maupun alternatif yang ramai dipasaran saat ini. Pada awalnya ia
memang tidak langsung menjatuhkan pilihannya pada musik underground,
karena sebelumnya ia hanya mengikuti trend musik seperti apa yang ramai
diadakan di Kota Malang, atau dalam istilahnya hanya sekedar follower atau
ikut-ikutan. Namun dengan intensitasnya ia berkumpul dengan teman-teman
sebayanya yang suka musik underground, akhirnya saat ini ia pun tergabung
dalam sebuah band beraliran Grindcore yang diposisikan sebagai vokalis
didalamnya dan disitu juga kemudian dirinya memastikan benar-benar suka
terhadap musik underground. Ketika peneliti menanyakan seputar
pandangan negatif masyarakat terhadap musik underground, Ia menegaskan
bawasannya dirinya hanya mencoba untuk menyalurkan hobinya dalam
bermusik dan tidak lebih dari itu. Selama kita bisa menjaga diri dan
menjauhi yang hal-hal yang cendrung negatif, semua akan baik-baik saja.
Untuk bagaimana pendapat orang mengenai apa yang dia jalankan, dirinya
hanya mengembalikan lagi kepada masyarakat terserah mau bagaimana
menilai dirinya.
Pada dasarnya seorang wanita adalah pribadi social atau
pribadi-psikofisik yang memerlukan antar-relasi jasmaniah dan psikis dengan
manusia lain.13 Wanita juga ingin dicintai, dihargai dan diakui, ingin
dilibatkan dan juga mendapatkan status didalam kelompoknya, karena
13
11
didalam ruang interpersonal ini sepanjang hidupnya wanita hanya akan
mencari arti dirinya dan makna dari upaya membangun dirinya.
Mengapa demikian, mungkin kembali pada karakteristik remaja yang
dipenuhi akan rasa keingintahuan yang besar terhadap apa yang terjadi
disekitar lingkungan mereka dan dianggapnya sebagai sesuatu yang menarik
bagi kehidupan mereka. Jika kita berbicara mengenai remaja tentu tidak
akan pernah selesai, ini karena keterkaitan antara permasalahannya dengan
berbagai hal terutama dengan proses pemenuhan kebutuhan mereka yang
selalu berubah-ubah, baik secara psikologis maupun fisik mereka. Seperti
yang dikatakan oleh Muhammad Ali dan Mohammad Asrori, bawasannya
seorang remaja sudah mampu berpikir secara abstrak, emosinya yang
menggelora dengan penuh semangat, dan juga mempunyai hubungan social
yang kuat dengan menunjukkan toleransi kepada orang lain, terutama teman
sebayanya.14 Djohan juga mengatakan bahwa Secara spesifik, rangkaian
musik juga berfungsi untuk mengeksplorasi sebuah interaksi social dari
makna-makna potensial yang dimiliki. Sebagai contoh, remaja yang terlibat
dalam aktifitas musik, akan menginterpretasikan aktifitas tersebut sebagai
sesuatu yang berbeda, karena aktifitas musik yang kolektif tersebut tidak
memiliki ancaman potensi konflik ( Djohan, 2005).
Berkaitan dengan segala problematika yang ada pada diri seorang
remaja tentu tidak lepas dari kebutuhan-kebutuhan yang ingin dicapai pada
diri seorang remaja. Salah satunya adalah aktualisasi diri yang mana
14
12
merupakan kebutuhan tertinggi pada diri manusia setelah pemenuhan aspek
fisiologis, rasa aman, rasa saling memiliki, kebutuhan akan penghargaan,
barulah kemudian memasuki tahap akhir seperti pemenuhan segala potensi
diri, bakat, serta semua penggunaan kapasitas dan kualitas secara penuh
yaitu kebutuhan aktualisasi diri.15 Maslow mengatakan bahwa orang yang
mengaktualisasikan dirinya adalah orang yang merasa dirinya berada dalam
posisi “kemerdekaan psikologis”, seperti kemampuan mereka berani
mengambil keputusan sendiri sekalipun melawan pendapat khalayak ramai
dan juga mereka tidak segan menolak kebudayaan mereka jika memang tak
sejalan dengan pandangan mereka.16 Seperti halnya yang terjadi pada
kalangan remaja khususnya remaja putri penikmat musik underground yang
ada saat ini di Kota Malang, namun semua itu hanyalah proses dimana ia
hanya mencoba untuk mengaktualisasikan dirinya dengan cara menggali
potensi-potensi diri yang terpendam didalamnya untuk suatu tujuan yaitu
perkembangan mental dan tentunya penemuan jati diri. tidak jarang dari
mereka mengadopsi kebudayaan dari luar secara menyeluruh yang
kemudian berimbas pada pengabaian kebudayaan daerahnya sendiri. Karena
secara emosional remaja meminginkan sebuah kebebasan dalam
kehidupannya, seperti halnya dari orang tua maupun orang dewasa lainnya.
Mereka ingin sekali diakui dan mereka hanya ingin mencoba untuk
bertanggung jawab atas diri mereka sendiri. Pernyataan khusus sebagai
15
Asep sopyan, Teori Aktualisasi Diri Abraham Maslow, http://bermenschool.wordpress.com/2010/05/26/teori-aktualisasi-diri-abraham-maslow/, pada tanggal 20 Oktober 2014
16
13
bentuk kebebasannya antara lain seperti menentuan cara berpakaian,
musik-musik yang digemari, gaya rambut, atau bahkan bahasa-bahasa khusus yang
tentunya hanya di mengerti oleh kalangan anak remaja (Soesilo windradini,
1982: 148) dalam Winita Suyatmo.17
Bagi peneliti, fenomena ini tentu sangat menarik untuk dikaji dan
dipahami lebih jauh lagi keterkaitanya antara musik underground yang pada
umumnya didominasi oleh para remaja laki-laki, mungkin karena gaya
hidup didalamnya yang cenderung bebas tersebut, namun yang terjadi saat
ini ramaja putri pun tidak kalah antusiasnya dengan remaja laki-laki sebagai
penikmat musik underground, padahal budaya yang terdapat didalam musik
underground tersebut dikenal masyarakat umum kita sebagai budaya yang
ekstreme. Hingga hal itulah yang kemudian mendasari pemikiran peneliti
dalam memilih musik underground dan juga keterlibatan remaja putri di
SMA ISLAM Kota Malang sebagai objek penelitian, karena berdasarkan
informasi dan survey sementara yang telah didapat menunjukkan bahwa
disana masih banyak remaja putri yang merupakan penggemar dari musik
underground. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui bagaimana musik
underground tersebut masuk dan mempengaruhi remaja putri atau siswi di
sekolah yang dinaungi oleh lembaga organisasi berlandaskan agama Islam
tersebut. Kemudian kebutuhan paling tinggi pada seorang remaja yaitu
kebutuhan aktualisasi diri yang secara bebas menurut Maslow disebutkan
sebagai suatu kapasitas atau potensi-potensi yang terdapat pada diri
17
14
seseorang tersebut juga perlu dipahami dan dicermati dengan seksama.18
Oleh karena itu disini peneliti mengambil judul Musik Underground dan
Kebutuhan Aktualisasi Diri (Studi pada remaja putri usia 16 – 18 tahun di SMA Islam Malang).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apa yang membuat remaja putri di SMA Islam Kota Malang tertarik
pada musik underground ?
2. Bagaimana remaja putri di SMA Islam Kota Malang menggunakan
musik underground untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui apa yang membuat remaja putri di SMA Islam Kota
Malang tertarik pada musik underground
2. Mengetahui bagaimana remaja putri di SMA Islam Kota Malang
menggunakan musik underground untuk memenuhi kebutuhan
aktualisasi dirinya
18
15
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis :
D.1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
pengembangan ilmu-ilmu social seperti Ilmu Komunikasi, Ilmu
Sosiologi, dan juga Ilmu Psikologi, sehingga dapat memperkaya
wacana mengenai keterkaitan antara musik underground terhadap
kebutuhan aktualisasi diri pada manusia khususnya remaja putri.
D.2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para
remaja dan masyarakat luas agar dapat mengetahui bawasannya sebuah
aliran musik tertentu dapat mempengaruhi perilaku dan kebiasaan pada
para penikmatnya, sebagaimana yang didalami oleh peneliti disini
adalah kebutuhan aktualisasi diri pada remaja khususnya putri penikmat