• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BELANJA IDENTITAS TERHADAP STATUS SOSIAL MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG (Studi di Kawasan Perumahan Bukit Cemara Tujuh Kota Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BELANJA IDENTITAS TERHADAP STATUS SOSIAL MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG (Studi di Kawasan Perumahan Bukit Cemara Tujuh Kota Malang)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH BELANJA IDENTITAS TERHADAP STATUS SOSIAL MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(Studi di Kawasan Perumahan Bukit Cemara Tujuh Kota Malang)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Sosiologi

Disusun Oleh: RISKA MUTIAH 201110310311004

JURUSAN SOSIOLOGI

KONSENTRASI SOSIOLOGI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Dan

Diterima Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Pada Tanggal 05 Mei 2015

Dihadapan Dewan Penguji

1. Rachmad K. Dwi Susilo, MA ( )

2. Muhammad Hayat, MA ( )

3. Drs. Sulismadi, M.Si ( )

4. Dra. Su’adah, M.Si ( )

Mengetahui,

Dekan FISIP UMM

(3)
(4)
(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Riska Mutiah

Tempat,tanggal lahir : Tanete Barru, 19 Oktober 1993

NIM : 201110310311004

Jurusan : Sosiologi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Studi : Sarjana (S-1)

Judul skripsi : Pengaruh Belanja Identitas Terhadap Status Sosial

Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang (Studi di

Kawasan Perumahan Bukit Cemara Tujuh Kota Malang)

adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan

kecuali dalam bentuk referensi dan kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan

benar. Demikian pernyataan orisinalitas karya tulis ilmiah (skripsi) ini saya buat dengan

sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya siap mendapatkan sanksi

akademis.

Malang, 05 Mei 2015

Yang menyatakan,

(6)

vi MOTTO

FOCUS ON WHAT MATTER,

IF YOU ARE PERSISTENT, YOU WILL GET IT AND

IF YOU ARE CONSISTENT, THEN YOU WILL KEEP IT.

TRUST YOUR SELF AND DO NOT EXPECTING TOO MUCH

DAN BERSABARLAH MENUNGGU KETETAPAN TUHANMU, MAKA SESUNGGUHNYA KAMU BERADA DALAM PENGLIHATAN KAMI, DAN BERTASBIHLAH DENGAN MEMUJI TUHANMU KETIKA KAMU BANGUN DAN

BERDIRI

(7)

vii

LEMBAR PERSEMBAHAN

SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA YANG TERCINTA:

KEDUA ORANG TUAKU AYAHANDA MAKMUR DAN

IBUNDA NURSIAH PALIMBUNGA

KEDUA SAUDARAKU KAKAK RISSA MAHFIRAH’ENI DAN

ADIK IRSYAD KEMAL

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

Pengaruh Belanja Identitas Terhadap Status Sosial Mahasiswi (Studi Di Kawasan Perumahan Bukit Cemara Tujuh Kota Malang).Skripsi ini penulis susun dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

tidak terlepas dari dukungan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak, penulis ingin

menghaturkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.Ap selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang.

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan pembuatan skripsi.

3. Bapak Drs. Sulismadi, M.Si selaku dosen wali dan dosen pembimbing I dalam

penyusunan skripsi ini yang senantiasa membimbing dan memberikan arahan, kritik,

serta masukan yang bijaksana selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Su’adah, M.Si selaku dosen pembimbing II dalam penyusunan skripsi ini

yang juga senantiasa membimbing dengan sabar selama proses penyusuna skripsi ini.

5. Bapak Muhammad Hayat, MA selaku ketua jurusan Sosiologi yang telah memberikan

banyak dorongan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen jurusan Sosiologi yang selalu memberikan dukungan dan semangat

dalam pengerjaan skripsi ini.

7. Kepada kedua orang tua, ayahanda Makmur, S.Pi dan ibunda Dra. Nursiah

(9)

ix

dukungan, nasehat kepada penulis yang kadangkala down dipertengahan jalan selama

menempuh perkuliahan.

8. Kepada kedua saudara, kakak Rissa Mahfirah’eni dan adik Irsyad Kemal yang selalu

memberikan dukungan dan semangat, serta menjadi sasaran berkeluh kesah penulis.

9. Kawan seperjuangan sejak mahasiswa baru Siti Novia Indriani, Nhur Farida, Dwi

Sumarni, Yuli Khusmacahyadi, dan Fatma Dyah Nungrum yang selalu memberikan

semangat dan bantuan hingga skripsi ini terselesaikan.

10.Sahabat GIPSI Riyanda Barmawi, Muhammad Maruf Asni, Wahyu Rozzaqi Ginanjar,

M. Taufik Hidayatulloh, Andi Santoso, Sathi’ul Burhan, Maulana Dzikril H, Ruslan

Hazmi, Arif Setyawan, M. Jaiz, Ofi Hidayat, Sevti ATW Sitompul, Iffah

Mutmainnah, Efrina Heni SP, Dea A. Kriskiolivia, Rona Indah Pratiwi yang bersedia

direpotkan ketika sedang ngopi santai dan harus ambil pusing juga dalam proses

pengerjaan skripsi ini, good people like you are irreplaceable and priceless, guys.

11.Teman-teman 52 mbak Hariana, mbak Ulfah Raudhatul Jannah, Bestiani

Mustikaningsih, Hana Humairah, mbak Isnawati Endarsih, Gita Arimbi, Dian

Anggraini, Gena Diah Tantri, Sulistyaningsih, Nur Alfiyah, Istifaiyah, Rizki Mutiara,

Putri Anjarsari tempat berkeluh kesah dan penyemangat buat mengerjakan skripsi

bersama-sama, tetap semangat bagi pejuang skripsi periode September.

12.Muhammad Yusran, Pratiwi Quenta Maharani, Annisa Fitri Fadhillah, kak Intan

Rahmi, Nova Lita Anggreani, Angga Andria, Lutfiya Al-Qarani, Anisa Nadia

Hijriani, Endang Ratnasari atas semangat dan dukungannya.

13.Kepada para subjek penelitian yang bersedia terlibat dan memberikan segala

informasi yang dibutuhkan oleh penulis.

14.Kawan-kawan jurusan Sosiologi angkatan 2011 kelas A dan kelas B yang telah

(10)

x

15.Bang Dafi Husna, Bang James Pattitama, Bang Bul, dan seluruh kawan-kawan ngopi

di Pakde.

16.Kepada sahabat yang tidak pernah meninggalkan walau terpisah jarak yang jauh

Andi Wetenri Esa A. Jalil, terimakasih atas perhatian, cinta, dan rindu kepadaku

selama ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan skripsi

ini, oleh karena itu perlu kiranya kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi

kesempurnaan skripsi ini.Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih dan

mohon maaf atas segala kekurangan.Semoga skripsi ini bermanfaat demi pengembangan dan

wacana para pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Malang, 05 Mei 2015

(11)

xi DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PENGESAHAN……….... ii

LEMBAR PERSETUJUAN………... iii

LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI………... iv

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS………... v

MOTTO………... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN………...………... vii

KATA PENGANTAR………...……... viii

DAFTAR ISI………...…… xi

DAFTAR TABEL………...……… xiv

DAFTAR GAMBAR………....…….. xv

GAMBAR BAGAN……… xvi

DAFTAR PUSTAKA………...…… xvii

BAB I PENDAHULUAN………...… 1

1.1 Latar Belakang………...…..….... 1

1.2 Rumusan Masalah………....……...…..… 5

1.3 Tujuan Penelitian………..…………..… 5

1.4 Manfaat Penelitian………...……...….. 5

1.5 Definisi Konsep………...…….... 6

1. Belanja………...…….. 6

2. Identitas………....……… 6

3. Status Sosial………...….. 8

1.6 Metode Penelitian………..……….…… 9

1. Jenis Penelitian………..………..….. 9

2. Fokus Penelitian………..……..… 11

3. Lokasi Peneltian………..………… ... 11

4. Subjek Penelitian………..……….……….. 12

(12)

xii

6. Teknik Pengumpulan Data……….. 13

7. Pengolahan dan Analisis Data……….…… 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA…………...………. 18

2.1Penelitian Terdahulu……… 18

2.2 Belanja Identitas Bagi Mahasisiwi...………. 21

2.3 Status Sosial Yang Diperoleh Dari Belanja Identitas…....……… 24

2.4 Kerangka Teoritis……… 26

1. Hiper-realitas………...……… 27

2. Simulacra………....……… 28

3. Simulasi………...……… 29

4. Representasi………...……. 30

5. Tanda………... 30

6. Citra………..………. 31

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN………...……… 32

3.1 Sejarah Kota Malang……… 32

3.2 Letak Geografis……… 34

3.3 Kondisi Demografi, ………. 35

3.4 Sarana, Dan Prasarana………....………… 36

3.5 Pendidikan……….… 38

3.6 Sosial Budaya……… 40

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA………...………..… 41

4.1Penyajian Data……… 41

1. Deskripsi Subjek Penelitian………....…… 41

2. Karakteristik Sosial Ekonomi……….…… 44

3. Belanja dan Status Sosial Mahasiswi………..…… 54

4.2Analisis Data………. 78

(13)

xiii

BAB V PENUTUP………...……… 89

5.1Kesimpulan………...……… 89

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

TABEL 1……… 16

TABEL 2……… 43

TABEL 3……… 45

TABEL 4……… 54

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1………... 51

GAMBAR 2……….. 53

GAMBAR 3……….. 59

GAMBAR 4……….. 59

GAMBAR 5……….. 60

GAMBAR 6……….. 61

GAMBAR 7……….. 61

GAMBAR 8……….. 62

GAMBAR 9……….. 63

GAMBAR 10……… 64

GAMBAR 11……… 64

GAMBAR 12……… 65

(16)

xvi

DAFTAR BAGAN

BAGAN 1……….. 14

BAGAN 2………. 81

(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Adang dan Yesmil Anwar. 2013. Sosiologi Untuk Universitas. Bandung: Refika Aditama

Barnard, Malcolm. 2011. Fashion Sebagai Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra

James A Black dan Dean J. Champion. 2009. Metode dan Masalah Penelitian Sosial.

Bandung: Refika Aditama

Hamidi. 2008. Metode Penelitian Kualitiatif. Malang: UMM Pres

Haryanto, Sindung. 2013. Spektrum Teori Sosial: Dari Klasik Hingga Postmodern.

Yogyakarta: Ar-ruzz Media

Henslin, James M. 2007. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi. Jakarta: Erlangga

Mappiare, Andi AT. 2009. Identitas Religius di Balik Jilbab Perspektif Sosiologi Kritik. Malang: UM Press

Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. 1999. Consumer Behavior Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Erlangga

Sarman, Mukhtar. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian Sosial. Banjarbaru: Pustaka FISIP UNLAM

Soedjatmiko, Haryanto. 2008. Saya Berbelanja, Maka Saya ada. Yogyakarta & Bandung: Jalasutra

Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung: Refika Aditama

Suyanto, Bagong dan M. Khusna Amal. 2010. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial. Yogyakarta: Aditya Media Publishing

(18)

xviii Jurnal:

Alfitri. 2007. “Budaya Konsumerisme Masyarakat Perkotaan”. Dalam Majalah Empirika. Volume XI, Nomor :01

Gumulya, Jessica dan Mariyana Widiastuti. 2013. Pengaruh Konsep Diri Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Universitas Esa Unggul. Dalam e-journal Psikologi Volume 11 Nomor 1

Wahyudi. 2013. “Tinjauan Tentang Perilaku Konsumtif Remaja Pengunjung Mall Samarinda Central Plaza”. Dalam e-Journal Sosiologi Fisip Universitas Mulawarman Volume 1

Nomor 4

Sumber lain:

Hasibuan, Elfina Putri Nanda. 2010. Hubungan Antara Gaya Hidup Brand Minded dengan Kecenderungan Perilaku Konsumtif pada Remaja Putri. Skripsi Universitas Sumatera Utara, Medan

Parma, Sintiche Ariesny. 2007. Hubungan Antara Konsep Diri dengan Perilaku Komsumtif Remaja Putri dalam Pembelian Kosmetik Melalui Katalog Di SMA Negeri 1 Semarang. Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang

Ramadhan, Ahmad Syaiful. 2012. Hubungan Antara Gaya Hidup Konsumtif dengan Harga

Diri Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X”. Skripsi Universitas Indonesia,

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Liberasi ekonomi dunia yang didorong oleh barat merebak ke seluruh

belahan dunia tanpa terkecuali negara dunia ketiga seperti

Indonesia.Produk-produk trend dunia merengsek masuk dengan mudahnya. Ditambah dengan kian

canggihnya teknologi dan informasi yang menjadi media utama pemasaran

produk-produk tersebut menjadikan masayarakat dari berbagai lapisan sangat

mudah menerima informasi mengenai apa yang ada dibelahan dunia lain.

Terjadi penyeragaman nilai-nilai kehidupan di Barat dan di Timur. Apa

yang sedang populer di Barat merupakan kiblat masyarakat Timur. Tas, sepatu,

baju, potongan dan warna rambut, telepon seluler semuanya seragam. Kian

banyaknya arena-arena belanja (mall/department store) yang bermunculan bisa

jadi merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi, namun di sisi lain

akan berdampak pada kehidupan sosial masyarakat (Alfitri:2007). Hal ini memicu

perilaku masyarakat untuk berbelanja sesuai keinginan dengan berbagai macam

pilihan jenis barang, merk mulai dari brand lokal hingga internasional.

Akibatnya, masyarakat sekarang kesulitan mengurai kebutuhan mana yang pokok

dan yang tidak pokok. Dalam melakukan aktifitas konsumsinya, masyarakat lebih

mengedepankan pemenuhan keinginan (want) daripada memenuhan kebutuhan

(20)

2

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan perilaku

konsumtif adalah kecenderungan manusia untuk menggunakan sumber daya yang

dimiliki untuk memenuhi keinginan mereka secara massive. Perilaku konsumtif

seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

berasal dari dalam diri individu seperti gaya hidup yang memengaruhi kebutuhan,

keinginan, serta perilakunya termasuk perilaku membeli (Hawkins dalam

Hasibuan, 2010:15). Faktor eksternal ada dua yaitu faktor lingkungan berupa

rangsangan fisik dan sosial yang kompleks di dunia eksternal, termasuk di

dalamnya benda-benda, tempat, dan orang lain yang memengaruhi afeksi dan

kognisi individu (Peter dan Olson, 1999:20).

Selanjutnya adalah marketing strategy. Marketing strategy atau strategi

pemasaran merupakan bagian dari lingkungan serta terdiri dari berbagai

rangsangan fisik dan sosial. Termasuk di dalam ransangan tersebut adalah produk

dan jasa, materi promosi (iklan), tempat penukaran, dan informasi tentang harga

(label harga yang ditempel pada produk). Penerapan strategi pemasaran

melibatkan penempatan rangsangan pemasaran di lingkungan konsumen agar

dapat memengaruhi afeksi, kognisi, dan perilaku mereka (Peter dan Olson,

1999:23).

Strategi pemasaran yang demikian menyebabkan konsumen dapat dengan

mudah terpengaruh untuk melakukan kegiatan belanja. Terlebih di era sekarang

ini, strategi pemasaran produk yang sedang trend menggunakan teknologi

(21)

3

dalamnya disajikan katalog produk yang dijual yang memuat deskripsi produk

hingga harga. Selain itu, lewat website dan akun-akun media sosial tersebut

disajikan pula berbagai macam promosi atau diskon produk, sehingga pemasaran

yang dilakukan oleh produsen-produsen tersebut sangat efektif dan dapat dengan

mudah diketahui informasinya oleh masyarakat karena di era ini sebagian besar

masyarakat sudah melek teknologi terutama dikalangan mahasiswa.

Mahasiswa yang merupakan peralihan individu dari fase remaja, tentunya

tidak terlepas dari karakteristik individu yang mudah terbujuk oleh hal-hal yang

menyenangkan dan senang mengikuti perkembangan trend menjadi pelaku utama

dari gaya hidup konsumtif. Mahasiswa melakukan hal tersebut demi menjaga

penampilan mereka sehingga dapat menjadi percaya diri (Taufik dalam

Ramadhan, 2012:4). Padahal idealnya, mahasiswa merupakan kelompok

intelektual yang memiliki idealisme yang tinggi, semangat pengabdian tanpa

pamrih, dan rela berkorban demi kepentingan bangsa. Identitas kedirian

mahasiswa tersebut nampak semakin kabur sekarang ini. Kesadaran akan

perannya sebagai agent of change digerus oleh sikap hedon dalam diri

mahasiswa.

Komponen gaya hidup konsumtif yang diterapkan oleh mahasiswa dalam

hal ini adalah berbelanja barang hanya untuk dianggap prestige dan

mempertahankan gengsi serta menjaga penampilan (Rutjee dalam Ramadhan,

2012:5). Hal ini lebih cenderung dilakukan oleh mahasiswi. Penelitian

(22)

4

mahasiswa. Gumulya dan Widiastuti (2013) dalam penelitiannya mengemukakan

bahwa dari jumlah sampel penelitian secara keseluruhan, mahasiswa yang

termasuk dalam katagori berperilaku konsumtif tinggi adalah sebanyak 24,2% dan

mahasiswa yang termasuk dalam katagori berperilaku konsumtif rendah adalah

75,8%. Sedangkan mahasiswi yang tergolong berperilaku konsumtif tinggi adalah

sebanyak 63,6% dan mahasiswi yang tergolong berperilaku konsumtif rendah

adalah sejumlah 36,4%. Ketika berkunjung ke sebuah pusat perbelanjaan,

kadangkala mahasiswi lebih cenderung menggunakan emosinya daripada

rasionalnya dalam menentukan sikap apakah ia hanya sekadar rekreasi saja atau

memutuskan untuk berbelanja.

Mahasiswi cenderung melakukan impulse buying yang bisa saja

sebelumnya ia tak punya niat untuk melakukan kegiatan belanja. Mahasiswi

melakukan hal tersebut jika brand-brand ternama sedang memberikan diskon

atau promo dan bisa juga karena brand tersebut mengeluarkan produk limited

edition yang menyebabkan mahasiswi membeli barang tersebut hanya dengan

alasan ia takut kehabisan jika tidak dibeli saat itu juga.

Mahasiswi akan kehilangan identitas dan tidak akan mampu melakukan

perannya sebagai generasi penerus bangsa yang tentunya diharapkan dapat

membangun dan memajukan bangsa Indonesia lebih baik dari kondisi yang ada

sekarang jika hal ini terus terjadi.Oleh karena itu di lakukan penelitian mengenai

(23)

5

mengetahui bagaimana pengaruh belanja identitas yang merupakan bagian dari

konsumerisme terhadap status sosial mahasiswi saat ini.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kemudian muncul suatu

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh belanja

identitas terhadap status sosial mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

pengaruh belanja identitas terhadap status sosial mahasiswi Universitas

Muhammadiyah Malang.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan dan wawasan, serta bahan masukan bagi

sosiologi kajian postmodern, khususnya mengenai kontribusi belanja

identitas terhadap status sosial yang berkenaan dengan teori konsumsi

Jean Baudrillard.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dapat dijadikan bahan pembelajaran masyarakat khususnya mahasiswi

(24)

6 1.5Definisi Konsep

1.5.1 Belanja

Umumnya belanja adalah kegiatan yang direncanakan sejak awal

sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan tetapi melihat fenomena saat

ini, banyak konsumen yang melakukan belanja atau pembelian tanpa ada

rencana atau niat terebih dahulu. Hal ini sering disebut dengan istilah

impulse buying. Schiffman mengemukakan bahwa impulse buying

merupakan keputusan yang emosional atau menurut desakan hati.

Kegitatan tersebut murni terbentuk saat berada di dalam toko karena

adanya ketertarikan pada objek.

Belanja pada awalnya merupakan suatu konsep yang menunjukkan

suatu sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan untuk

sehari-hari dengan jalan menukarkan sejumlah uang sebagai pengganti

barang tersebut, akan tetapi pada konsep belanja sekarang ini telah

berkembang menjadi sebuah cerminan gaya hidup dan rekreasi di

kalangan masyarakat. Belanja merupakan gaya hidup tersendiri yang

bahkan menjadi suatu kegemaran oleh sejumlah orang (Haris dalam

Wahyudi, 2013: 27).

1.5.2 Identitas

Identitas adalah solidaritas batin dengan cita-cita dan identitas

(25)

7

diri individu dan juga di tengah-tengah masyarakat. Menurut Erikson

(1989:430) Identitas diri merupakan kesadaran diri bahwa individu

memiliki eksistensi pribadi yang cukup utuh, khas, dan tetap. De Levita

dalam studi kritisnya tentang Erikson membagi identitas yakni:

a. Identitas sebagai intisari seluruh kepribadian yang tetap tinggal

walaupun berubah ketika menjadi tua.

b. Identitas sebagai keserasian peran sosial yang pada prinsipnya dapat

berubah dan selalu berubah-ubah.

c. Identitas sebagai “gaya hidupku sendiri” yang berkembang dalam

tahap-tahap terdahulu dan menentukan cara-cara bagaimana peran

sosial ini harus diwujudkan.

d. Identitas sebagai suatu perolehan khusus pada tahap adolesensi.

e. Identitas sebagai pengalaman subjektif akan kesamaan dan

kesinambungan batiniah diri dalam ruang dan waktu.

f. Identitas sebagai kesinambungan diri dalam pergaulan dengan orang

lain.

Proses pembentukan identitas seseorang merupakan proses kompleks

dan dinamis, berlangsung sepanjang hidup. Terdapat dua karakteristik atau

ciri-ciri individu yang memiliki identitas diri yakni, ideologi termasuk

keyakinan, kepercayaan, falsafah hidup, agama, norma budaya, sistem

nilai (etis, moral, sosial), hubungan sosial, serta pemikiran atau

(26)

8

okupasi meliputi rencana masa depan, pemilihan pekerjaan atau karir,

kesuksesan hidup, status ekonomi, prestise, serta harapan dan cita-cita

kelak pada waktu dewasa (Marcia dalam Retnowuni, 2007:12).

McMohan mengemukakan bahwa identitas tidak identik dengan

kedirian (self), tetapi ia menempatkan kedirian di dalam term sosial;

menunjuk pada makna sosial kedirian. Identitas adalah faktor yang

bertransaksi dalam interaksi melalui “pengakuan” (announcement) dan

“penempatan” (placement). Pengakuan adalah identitas yang orang kleim

bagi diri seseorang, sedangkan penempatan adalah identitas dalam mana

orang dipahami oleh orang lain. Identitas tervalidasikan secara sosial

melalui kecocokan antara penempatan dan pengakuan (Mappiare, 2009:

18).

1.5.3 Status Sosial

Status atau kedudukan sosial adalah tempat atau posisi seseorang

dalam suatu kelompok sosial. Perubahan status sosial seseorang dapat

terjadi melalui mobilitas sosial vertikal. Menurut Adang dan Anwar

(2013: 218) mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu dari

suatu kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Berdasarkan

arahanya, mobilitas sosial vertikal dibagi menjadi dua, yaitu mobilitas

vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas vertikal ke bawah (social

sinking). Terdapat dua macam status yaitu status bawaan dan status

(27)

9

maupun tidak dapat dipilih, seperti bawaan pada waktu lahir, ras-etnisitas,

jenis kelamin dan sebagainya (Henslin, 2007: 92).

Sistem pelapisan masyarakat terbuka memungkinkan setiap anggota

masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh ke pelapisan yang ada di

bawahnya atau atau naik ke pelapisan di atasnya. Setiap orang mempunyai

kesempatan untuk menduduki segala kedudukan bila ada kesempatan dan

kemampuan untuk itu. Tetapi orang juga dapat turun dari kedudukannya

bila tidak mampu mempertahankannya. Status yang diperoleh ini disebut

achieved status (Adang dan Anwar, 2013: 217). Jika berbicara mengenai

status, orang akan cenderung berpikir mengenai prestise. Status atau

kedudukan sosial dapat mengandung prestise tinggi atau mengandung

prestise rendah. Status merupakan kerangka dasar kita untuk hidup dalam

suatu masyarakat (Henslin, 2007:93).

1.6Metode Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan

menggunakan pendekatan deskriptif dengan jenis studi kasus. Penelitian

kualitatif bertujuan untuk menanyakan atau ingin mengetahui tentang

makna dibalik sebuah cerita detail para responden dan latar sosial yang

diteliti. Penelitian ini menggunakan perspektif emik, dalam hal ini peneliti

(28)

10

diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa, pandangan para responden

(Hamidi, 2008:20).

Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan

menyajikan informasi secara sangat tepat dan teliti (accurately and

precisely) tentang karakteristik dari suatu populasi (Hamidi, 2008:10).

Penelitian deskriptif merupakan model penelitian yang berorientasi pada

upaya menggambarkan adanya hubungan antar variabel atau faktor-faktor

yang memengaruhi munculnya fenomena sosial yang menjadi objek

kajian. Penelitian deskriptif kulalitatif bertujuan untuk mengeksporasi

makna-makna, beragam variasi, dan pemahaman perseptual yang

menyebabkan munculnya fenomena yang diteliti (Sarman, 2004:31).

Metode pendekatan tersebut digunakan oleh peneliti dengan harapandapat

mendeskripsikan kejadian yang sebenar-benarnya tentang kajian yang

diteliti yaitu pengaruh belanja identitas terhadap status sosial dikalangan

mahasiswi. Studi kasus merupakan penelitian yang cermat atas keadaan

sosial yang spesifik dari suatu lingkungan sosial yang mencakup berbagai

rincian deskripsi psikologis tentang orang-orang yang berada di

lingkungan tersebut. Studi kasus pada sosiologi bisa diterapkan untuk

meneliti seseorang, sekelompok orang atau keluarga, suatu kelas tertentu,

(29)

11 1.6.2 Fokus Penelitian

Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh belanja identitas terhadap

status sosial mahasiswi UMM dengan indikator intensitas belanja barang

branded, perilaku berbelanja secara spontan (impulse buying), karakteristik

sosial ekonomi, dan pengaruh kebiasaan berbelanja terhadap status sosial

yang dimiliki oleh mahasiswi.

1.6.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang diambil adalah kawasan Perumahan Bukit

Cemara Tujuh (BCT) Kota Malang. Lokasi tersebut dipilih karena kawasan

perumahan tersebut merupakan kawasan kost mahasiswi UMM dengan

harga yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan kawasan rumah kost

atau kontrakan lain yang ada di sekitar kampus III UMM. Yang spesifik dan

menarik untuk diteliti di lokasi ini adalah bahwa mahasiswi yang tinggal di

kawasan kost BCT ini adalah mahasiswa dengan kemampuan ekonomi

menengah ke atas dengan gaya hidup yang lebih mewah dari mahasiswa

lainnya yang dapat dita lihat dari kemampuannya membayar rumah kost

atau kontrakan yang lebih mahal dari tempat lain, kendaraan, serta pakaian

yang dikenakan. Perumahan Bukit Cemara Tujuh ini telah terkenal sebagai

kawasan kost dan kontrakan yang mahasiswa UMM di sekitar kampus III

UMM sebagai kawasan yang paling mahal dengan harga mulai Rp 500.000

(30)

12 1.6.4 Subjek Penelitian

Subjek penelitan adalah informan yang merupakan pelaku pemberi

informasi atau data penelitian. Teknik penentuan subjek penelitian

menggunakan teknik purposivesampling. Penentuan informan perlu

dilakukan dengan selektif bila menyangkut dengan upaya penggalian data

yang diinginkan sesuai dengan tujuan penelitian dengan kriteria sebagai

berikut:

a. Mahasiswi UMM yang bermukim di kawasan perum. Bukit Cemara

Tujuh.

b. Memiliki uang saku minimal Rp 350.000 perminggu.

c. Memiliki kegemaran berbelanja.

1.6.5 Sumber Data

a. Data primer adalah data yang diperoleh dari subjek penelitian secara

langsung dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi

langsung di lokasi penelitian. Data primer ini membantu peneliti

untuk memperoleh data yang valid mengenai apa yang diteliti.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku penunjang

serta situs internet yang terkait dengan penelitian yang berjudul

belanja identitas dan pengaruhnya terhadap status sosial dikalangan

(31)

13 1.6.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yakni:

a. Observasi

Observasi adalah suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta

merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi

ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk

memberikan kesimpulan. Jadi, observasi hanya dilakukan pada

sesuatu/perilaku yang tampak (Suharsaputra, 2012:209). Acuan yang biasa

diobservasi menurut Meriam dalam Suharsaputra (2012:210) adalah the

setting, the participant, activities and interactions, frequency and

duration, subtle factor.

b. Wawancara

Wawancara pada dasarnya adalah percakapan, namun percakapan yang

bertujuan. Wawancara dalam penelitian kualitatif amat diperlukan karena

banyak hal yang tidak mungkin dapat diobservasi langsung, seperti

perasaan, pikiran, motif, serta pengalaman masa lalu responden/informan.

Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif diperluka wawancara

mendalam (in-depth interview). Wawancara dipandang sebagai cara untuk

memahami dan memasuki perspektif orang lain tentang dunia dan

(32)

14 c. Dokumentasi

Dokumen merupakan sumber data penting dalam analisis konsep dan

studi bersejarah. Peneliti menemukan dokumen ini pada sisi atau

partisipan. Dokumen dapat juga menghasilkan informasi yang

melatarbelakangi suatu kejadian dan atau aktifitas tertentu. Peneliti tidak

mengkaji pada dokumen itu sendiri, dan lebih tertarik pada arti yang

menandakan dan proses sosial apa yang dihasilkan (Suharsaputra,

2012:216).

1.6.7 Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis secara induktif dan berlangsung

selama pengumpulan data di lapangan, dan dilakukan secara

terus-menerus. Analisis data yang dilakukan meliputi reduksi data, menyajikan

data/display data, menarik kesimpulan dan melaksanakan verifikasi

(Nasution dan Moleong dalam Suharsaputra, 2012:216).

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data ditempatkan sebagai komponen yang merupakan

bagian integral dari kegiatan analisis data sehingga pengumpulan data dan

analisis data penelitian dilakukan pada waktu yang bersamaan. Hal ini

karena saat pengumpulan data, peneliti akan dengan sendirinya terlibat

melakukan reduksi dan penyajian data serta melakukan

(33)

15 b. Reduksi data

Reduksi data adalah proses pengolahan data dari lapangan dengan

memilah dan memilih, dan menyederhanakan data dengan merangkum

yang penting-penting sesuai dengan fokus masalah penelitian

(Suharsaputra, 2012:218).

c. Penyajian data

Penyajian data atau display data dilakukan untuk menyistematiskan data

yang telah direduksi sehingga terlihat sosoknya yang lebih utuh. Dalam

display data laporan yang sudah direduksi dilihat kembali gambaran

secara keseluruhan sehingga dapat tergambar konteks data secara

keseluruhan dan dari situ dapat dilakukan penggalian data kembali apabila

dipandang perlu untuk mendalami masalahnya. Penyajian data ini amat

penting dan menentukan bagi langkah selanjutnya yaitu penarikan

kesimpulan/verifikasi karena dapat memudahkan upaya conclution

drawing and verification(Suharsaputra, 2012:219).

d. Menarik kesimpulan dan verifikasi

Ini dilakukan sejak awal data yang diperoleh, tetapi kesimpulannya masih

kabur (tentatif). Kesimpulan harus diverifikasi selama penelitian masih

berlangsung. Sesuai dengan siklus analisis data model interaktif Miles dan

Haberman berikut, prosesnya tidak “sekali jadi”, melainkan berinterkatif,

(34)

16

Bagan 1. Siklus Analisis Data Model Interaktif Miles dan Huberman

(Sumber: Miles dan Huberman dalam Harsasaputra, 2012:218)

e. Validasi Data

Trianggulassi dalam uji keabsahan data ini diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.

Trianggulasi terdiri dari tiga yaitu

1. Trianggulasi sumber : trianggulasi sumber dilakukan dengan cara

cross-check data dengan fakta dari sumber lainnya dan menggunakan

kelompok informan yang berbeda. Trianggulasi ini dilakukan dengan

mencari orang-orang yang terlibat langsung dalam permasalahan yang

akan diteliti yakni mahasiswi UMM yang mempunyai kegemaran

berbelanja yang akan dikaji hubungannya dengan status sosial yang

dimiliki. Pengumpulan

data

Penarikan kesimpulan/

verifikasi Reduksi data

(35)

17

2. Trianggulasi metode : dilakukan dengan cara menggunakan beberapa

metode dalam pengumpulan data. Selain menggunakan metode

observasi, peneliti juga menggunakan metode wawancara mendalam

(indepth-interrview) terhadap informan untuk memastikan kondisi

yang sebenarnya.

3. Trianggulasi data : trianggulasi data/analisis dilakukan dengan cara

meminta umpa balik dari informan yang berguna untuk alasan etik

serta perbaikan kualitas laporan, data, dan kesimpulan yang ditarik

dari data tersebut. Untuk trianggulasi data peneliti mengecek kembali

jawaban yang diberikan informan dengan cara menanyakan kembali

maksud dari jawan informan, serta bisa juga pengecekan dilakukan

pada orang terdekat informan, untuk memastikan kebenaran data yang

Gambar

GAMBAR BAGAN……………………………………………………………………  xvi
TABEL 5………………………………………………………………………………… 56

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penelitian ini membatasi kajian yang akan diteliti yaitu hanya pada penanda hubungan kohesi gramatikal substitusi

Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pemasaran buah stroberi dari Kelurahan Rurukan dan Rurukan Satu yang di mulai dari petani stroberi sampai pada konsumen akhir

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis burung yang potensial dijadikan objek wisata birdwatching dan membandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan desain penelitian One-Shot Case Study. Teknik pengambilan sampel menggunakan

Pada masa ini penulis melakukan riset – riset segala hal yang berhubungan dan yang mempengaruhi video yang akan di buat, biasanya melakukan eksplorasi pada data

1 yang berbeda nyata dan bertanda negatif mengindikasikan bahwa selama periode 1969-2006, variabilitas relatif hasil per satuan luas buncis, bawang daun, bawang merah,

Monografijos autorė padeda skaitytojui su­ prasti labai svarbią tiesą, kad dvasinis asmeny­ bės tapsmas yra vientisas procesas, kad „peda­ goginiu aspektu į dvasinio tapsmo

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Lilliefors. Hasil uji homogenitas tes akhir dari kedua sampel dapat dilihat pada tabel 4.4.. Untuk melihat