PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PT MARTINA BERTO Tbk.
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi
Oleh: Novita Anggraeni 201010160311104
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PT MARTINA BERTO Tbk.
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajat Sarjana Ekonomi
Oleh
Novita Anggraeni
201010160311104
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya.
Atas berkat rahmatNya pula, maka terselesaikan skripsi yang berjudul
Pengukuran Kinerja Keuangan Pada PT Martina Berto Tbk. Sholawat serta salam tetap tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Tulisan ini menyajikan pokok-pokok bahasan tentang pengukuran kinerja
keuangan PT Martina Berto dengan menggunakan metode radar. Skripsi ini
merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Malang.
Penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
yang saya hormati dan banggakan:
1. Kedua orang tuaku, Bapak Khoirul Sanali dan Ibu Sumirah yang terhebat,
tidak pernah bosan memberikan doa dan semangat selama ini.
2. Drs. Nazarudin Malik, M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dr. Marsudi, M.M selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi Universitas
4. Drs Mursidi, M.M dan Dra Dewi Nurjannah, M.M selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan saran, masukan, motivasi dan inspirasi yang sangat
bermanfaat untuk penelitian ini.
5. Bapak dan Ibu dosen jurusan manajemen yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan selama perkuliahan
6. Khairil anwar yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam
penyelesaian skripsi ini.
7. Sahabat saya tercinta, Mariana Lestari, Indah Fitria R, Erik Novianti, Zakia
Yuliani, Yuni Sasmita, Cici Puspita Sari, Nurjannah Waris dan masih banyak
yang lainnya yang selalu setia untuk memberikan motivasi dan membantu
dalam menyelesaikan penelitian ini.
Tidak ada gading yang tak retak, pastilah penulis menyadari kekurangan
dan keterbatasan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan bagi setiap
langkah kita untuk menggapai cita-cita.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Malang, 30 Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Penelitian ... 5
C. Batasan Penelitian ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 7
B. Tinjauan Teori ... 8
C. Kerangka Pikir Penelitian ... 23
III.METODE PENELITIAN ... 25
A. Jenis Penelitian ... 25
B. Jenis Data dan Sumber Data ... 25
C. Teknik Pengumpulan Data ... 25
D. Devinisi Operasional variabel ... 26
E. Teknik Analisis data ... 30
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64
V. SIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 67
A. Simpulan ... 67
B. Implikasi ... 68
DAFTAR PUSTAKA ...
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Penjualan dan Laba Bersih PT Martina Berto Tbk ... 3
Tabel 4.1 Data Neraca dan Laba Rugi PT Martina Berto Tbk... 37
Tabel 4.2 Rasio Profitabilitas Tahun 2010-2012 ... 38
Tabel 4.3 Rasio Produktivitas Tahun 2010-2012 ... 40
Tabel 4.4 Rasio Utilitas Aktiva Tahun 2010-2012 ... 42
Tabel 4.5 Rasio Stabilitas Tahun 2010-2012 ... 44
Tabel 4.6 Rasio Potensi Pertumbuhan Tahun 2010-2012 ... 46
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Analisis Rasio Metode Radar Tahun 2010 .... 53
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Analisis Rasio Metode Radar Tahun 2011 .... 56
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Analisis Rasio Metode Radar Tahun 2012 .... 59
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Analisis Rasio Metode Radar Tahun 2010- .. 62
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pola Rasio Radar ... 22
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian... 24
Gambar 3.1 Skala Batasan Rasio ... 32
Gambar 4.1 Pola Rasio Metode Radar PT Martina Berto Tbk Tahun 2010 .... 55
Gambar 4.2 Pola Rasio Metode Radar PT Martina Berto Tbk Tahun 2011 .... 58
Gambar 4.3 Pola Rasio Metode Radar PT Martina Berto Tbk Tahun 2012 .... 61
Gambar 4.4 Pola Rasio Metode Radar PT Martina Berto Tbk Tahun 2010- ... 63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Tabel Laporan Keuangan Tahun 2010-2012
Lampiran 2 Data Laporan Keuangan Neraca dan Laba Rugi Tahun 2010
Lampiran 3 Data Laporan Keuangan Neraca dan Laba Rugi Tahun 2011
Lampiran 4 Data Laporan Keuangan Neraca dan Laba Rugi Tahun 2012
Lampiran 5 Data Hasil Perhitungan Rasio Metode Radar Tahun 2010-2012
Lampiran 6 Data Hasil Perhitungan Standar Rata-Rata Rasio dan Standar
Deviasi Tahun 2010-2012
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul dan Hanafi. 2003. Analisis Laporan Keuangan; edisi revisi.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Kaplan, Robert. S David P. Norton. 2000. Balanced Scorecard Menerapkan
Strategi Menjadi Aksi. Jakarta:Erlangga.
Kartikasari, Dyah Ayu. 2007. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT
Gudang Garam Tbk.Kediri. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:UMM.
Mahmudi, 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN
Majalah Usahawan. September 2006. Setyawan, R. Bertuah Eka, E. Kurniasih, Y.
Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Radar Pada Pusat Konservasi Tumbuhan Bogor. 45-54 No.09 th XXX.
Munawir, S. 2007. Analisis Laporan Keuangan; Edisi 4. Yogyakarta:Liberty.
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Setyanto, galuh yanu. 2009. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Radar
Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2006-2008. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:Fakultas Ekonomi UM.
Soichiro, Nagashima. 1990. 100 Management Charts;cetakan kedua. Tokyo:
Asian Produktivity Organization
Sudjana. 2000. Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga; Edisi Kelima. Bandung:
Tarsito.
Supomo, B. dan Indriantoro N. 2002. Metode Penelitian Bisnis (Untuk Akuntansi
& Manajemen); Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan; Edisi baru.
Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan; Edisi 3. Malang:Bayumedia
Publishing.
www.kompas.com, 600 produsen Kosmetika hadir di JCC selama 3 hari. Diakses
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan atau bentuk kegiatan usaha apapun mempunyai tujuan
yang sama yaitu mencari keuntungan atau laba. Usaha menjaga
keberlangsungan perusahaan serta mempertahankan eksistensi perusahaan
dengan kuat, perusahaan dapat mempertahankannya baik dalam usaha
menghadapi persaingan maupun dengan memperluas usahanya sehingga
dapat memperkuat posisi perusahaan di pasar. Perusahaaan dapat
mempertahankan eksistensinya perlu melakukan pengelolaan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan secara efektif dan efisien.
Kinerja dalam perusahaan pada dasarnya merupakan kondisi atau
cermin yang nyata yang ada di sebuah perusahaan. Kinerja yang bagus
membuktikan bahwa perusahaan mampu dalam mengolah dan menjalankan
perusahaannya dengan baik dan dalam mengukur kinerja perusahaan tentunya
bukan merupakan hal yang mudah. Berbagai aspek harus dipertimbangkan
dalam penilaian kinerja ini.
Industri kecantikan saat ini tidak pernah ada batasan dalam
menciptakan, dan merilis produk-produk baru guna memenuhi kebutuhan
kaum perempuan. Perempuan selalu ingin tampil cantik dalam berbagai
2
hal inilah yang menjadi alasan mengapa perempuan gemar mempercantik diri
dengan menggunakan berbagai macam kosmetik dan perawatan kecantikan.
Kondisi ekonomi pasar Indonesia terhadap industri kosmetik di dunia
saat ini sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Tingkat produksi
kosmetik dan produk perawatan kecantikan secara nasional relatif stabil
sehingga semakin banyaknya perusahaan yang mulai merambat didunia
kosmetik maka persaingan usaha di dunia kosmetik saat ini semakin ketat dan
dengan adanya kondisi minat perempuan saat ini, banyak produsen
kecantikan bersaing dalam menciptakan produk-produk kecantikan yang
aman bagi konsumen.(kompas.com).
Indonesia merupakan Negara dengan potensi pertumbuhan di bidang
kecantikan cukup besar. Menurut data dari riset pemasaran EuroMonitor
International, tingkat pertumbuhan industri kecantikan di Indonesia rata-rata
12%. Tahun 2012 pertumbuhan penjualan kosmetik di Indonesia mencapai
14% yaitu sebesar Rp 9,76 triliun. Tahun 2013 ini pertumbuhan penjualan
kosmetik di Indonesia mencapai 15% menjadi Rp 11,22 triliun dan dari sisi
ekspor, industri kosmetik tumbuh sebesar 20% menjadi US$ 406 juta dan
tahun 2014 pertumbuhan penjualannya diprediksi mencapai 20%.
(kompas.com).
Perusahaan kosmetik yang cukup besar di Indonesia adalah PT
Martina Berto Tbk. Perusahaan ini bergerak di bidang kosmetik dan
perawatan kecantikan yang sudah beroperasi cukup lama di Indonesia.
produk-3
produk tersebut sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia sehingga
permintaan konsumen akan produk-produk perusahaan semakin meningkat,
sehingga hal ini yang membuat perusahaan selalu berinovasi dalam
mengembangkan produknya agar selalu menjadi produk kebanggaan
masyarakat Indonesia.
Secara umum kondisi keuangan perusahaan mempunyai tingkat
penjualan yang terus mengalami peningkatan, laba bersih perusahaan dari
tahun ke tahun pun juga mengalami peningkatan karena banyaknya
permintaan dari konsumen akan produk dari perusahaan yang akan
berdampak pada pendapatan dan laba bersih perusahaan. Berdasarkan
pernyataan di atas, hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 yang menggambarkan
data penjualan dan laba bersih yang diperoleh oleh PT Martina Berto Tbk
pada tahun 2010-2012.
Tabel 1.1 Data Penjualan dan Laba Bersih PT Martina Berto Tbk
Periode 2010-2012 (dalam jutaan rupiah)
No Tahun Penjualan (Rp) Laba bersih (Rp)
1 2010 566.186 36.764
2 2011 648.375 42.662
3 2012 717.788 46.349
Sumber: PT Martina Berto Tbk, 2012
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa kondisi keuangan
perusahaan secara umum pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
mengalami peningkatan yang baik. Tahun 2010 penjualan mengalami
4
Rp 36.764 juta dan pada tahun 2011 penjualan mengalami pertumbuhan
sebesar 14,52% mencapai Rp 648.375 juta dengan laba bersih sebesar Rp
42.659 juta. Tahun 2012 penjualan mengalami pertumbuhan sebesar 10,71%
mencapai Rp 717.788 juta dengan laba bersih sebesar Rp 45.523 juta.
Tujuan dan harapan perusahaan saat ini lebih memfokuskan pada
pertumbuhan jangka menengah dan jangka panjang serta menyelesaikan
program investasi fasilitas produksi dalam masa mendatang untuk
mempertahankan daya saing yang semakin berat. Harapan perusahaan adalah
semakin kuatnya daya saing perseroan saat ini, perusahaan senantiasa berupaya
memberikan nilai tambah bagi konsumen untuk mendukung penerapan
manajemen yang profesional dan bertanggung jawab, sehingga tercapainya
kemajuan yang berarti di dunia bisnis kususnya sektor kosmetik di Indonesia.
Peningkatan kinerja perusahaan harus dilakukan agar perusahaan
dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Ukuran yang
dipakai untuk melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan sangat
beragam dari yang tradisional (dupont) hingga yang canggih, dan terkadang
berbeda. Ukuran yang lazim dipakai dalam penilaian kinerja keuangan
perusahaan selama ini pada umunya adalah rasio keuangan. Rasio keuangan
mempunyai kelemahan diantaranya hanya menilai dari aspek keuangannya
saja, karena dianggap hanya mengejar tujuan kemampuan jangka pendek
semata.
Kelemahan sistem pengukuran yang ada selama ini memunculkan
5
mempertimbangkan keuangan dan non keuangan antara lain analisis rasio
dengan menggunakan metode radar. Analisis radar memberikan wawasan
jangka menengah dan jangka panjang. Analisis radar membutuhkan informasi
tambahan selain yang terdapat pada laporan keuangan, berupa: jumlah
karyawan, jumlah tenaga kerja langsung, jumlah gaji, gaji dasar, gaji tertinggi
dan terendah serta sistem insentif.
Alasan peneliti melakukan penelitian pada PT Martina Berto Tbk
adalah karena selama ini PT Martina Berto yang tercatat di BEI selalu
menggunakan rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan.
PT Martina Berto belum pernah menggunakan metode Radar sebagai alat
analisis untuk mengukur kinerja keuangannya yang tercatat di BEI, sehingga
disini peneliti menggunakan metode Radar sebagai alat anat untuk mengukur
kinerja keuangann perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah
dijabarkan diatas, maka penulis tertarik dengan mengambil judul
“Pengukuran Kinerja Keuangan Pada PT Martina Berto Tbk”.
B. Rumusan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukanan sebelumnya,
maka perumusannya adalah “Bagaimana kinerja keuangan PT Martina Berto Tbk
dinilai dari metode radar?”
C. Batasan Penelitian
Batasan penelitian agar permasalahan yang akan diteliti tidak meluas,
6
berkaitan dengan kinerja keuangan tahunan, yaitu pada laporan keuangan
perusahaan dari tahun 2010-2012 yang diukur dengan metode radar.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan PT Martina
Berto Tbk.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Pihak Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar
pertimbangan atas kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan pada
masa lalu, kini, maupun masa yang akan datang yang berkaitan dengan
pengukuran kinerja keuangan perusahaan.
b. Bagi Investor
Sebagai sumber informasi tentang kondisi kemampuan keuangan
dan non keuangan perusahaan dalam memberi pengembalian dari
sejumlah investasi, dan sebagai bahan referensi dalam mengambil
keputusan dan kebijakan investasi pada perusahaan baik jangka
menengah maupun jangka panjang.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
dan menambah wawasan dan pengetahuan, atau dapat dilakukan untuk
penelitian lebih lanjut berkenaan dengan pengukuran kinerja keuangan
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Penelitian Terdahulu
Kartikasari (2007) melakukan penelitian tentang penilaian kinerja
keuangan dengan judul “ Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan
pada PT Gudang Garam Tbk”. Kesimpulan dari hasil penelitiannya, bahwa
berdasarkan analisis radar pada rasio profitabilitas, rasio produktifitas,
rasio utilitas aktiva, rasio stabilitas, dan rasio potensi pertumbuhan, kondisi
PT Gudang Garam Tbk memiliki kinerja keuangan yang buruk pada tahun
2000 dan tahun 2001-2002 pada kondisi kinerja keuangan perusahaan
yang bagus sedangkan tahun 2003-2004 kinerjanya dalam posisi normal.
Setyanto (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis kinerja
keuangan dengan metode radar pada perusahaan rokok yang terdaftar di
BEI tahun 2006-2008”. Berdasarkan analisa dengan metode radar dapat
diketahui bahwa tingkat profitabilitas PT BAT adalah yang paling buruk
bila dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis. Tingkat
profitabilitas PT H.M sampoerna adalah yang paling baik dimana selama
tiga tahun hampir semua rasio profitabilitas perusahaan selalu berada pada
posisi di atas rata-rata industri rokok.
Secara keseluruhan tingkat produktivitas semua perusahaan rokok
berada dalam posisi yang sangat baik. Rasio utilitas aktiva PT H.M
8
rokok yang lain sedangkan untuk rasio stabilitas PT Gudang garam adalah
yang paling baik bila dibandingkan dengan perusahaan lain. PT Bentoel
adalah yang paling baik untuk rasio potensi pertumbuhan bila
dibandingkan dengan perusahaan yang lain.
Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan peneliti
sekarang adalah sama-sama mengukur kinerja keuangan perusahaan.
Perbedaan dari penelitian ini adalah laporan keuangan yang digunakan
oleh peneliti terdahulu yang pertama adalah laporan keuangan tahun
2000-2004 pada perusahaan rokok, dan pada peneliti kedua menggunakan
laporan keuangan tahun 2006-2009 pada perusahaan rokok yang terdaftar
di BEI. Peneliti sekarang menggunakan laporan keuangan tahun
2010-2012 pada perusahaan kosmetik.
B. Tinjauan Teori
1. Pengukuran Kinerja
Mahmudi (2005:07) mangatakan pengukuran kinerja
merupakan suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap
pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditentukan, termasuk
informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan
barang dan jasa, kualitas barang dan jasa, perbandingan hasil kegiatan
dengan target, dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.
Pengukuran kinerja merupakan bagian dari fungsi pengendalian
9
melakukan pengendalian aktivitas. Setiap aktivitas harus terukur
kinerjanya agar dapat diketahui tingkat efisiensi dan efektivitasnya.
Efektivitas dan efisiensi tersebut merupakan dasar untuk melakukan
penilaian kinerja (Mahmudi, 2005:64)
Pengukuran kinerja dalam organisasi sektor publik terutama
dilakukan untuk mengukur tingkat 3E, yaitu: ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas (value of money). Jika suatu aktivitas tidak memiliki ukuran
kinerja, maka akan sulit bagi organisasi untuk menentukan apakah
aktivitas tersebut sukses atau gagal, selain itu manajer juga akan
kesulitan untuk mengenali aktivitas mana yang perlu dikurangi atau
dihilangkan untuk meningkatkan efisiensi. (Mahmudi, 2005:64)
Tujuan pengukuran kinerja menurut Mahmudi (2005:14) adalah:
a. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
b. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai
c. Memperbaiki kinerja periode berikutnya
d. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan
keputusan pemberian reward dan punishment
e. Memotivasi pegawai
f. Menciptakan akuntabilitas publik
Ada 4 metode yang digunakan dalam mengukur kinerja
keuangan perusahaan selama ini, antara lain: (Kaplan dan Norton,
10
a. Metode Rasio Keuangan, merupakan alat yang digunakan
untuk menilai kinerja perusahaan yang menekankan
operasional keuangan yaitu: Likuiditas Ratio, leverage ratio,
activity ratio, dan profitabilitas ratio.
b. Metode Economic Value Added (EVA), digunakan dalam
menilai kinerja perusahaan yang memfokuskan pada
penciptaan nilai dan hanya bisa menilai perusahaan dalam
periode satu tahun, dengan kata lain EVA merupakan
pengukuran pendapatan sisa (residual income) yang
mengurangkan biaya modal terhadap laba operasi.
c. Metode Balanced Scorecard (BSC), merupakan alat ukur
kinerja perusahaan dengan menyeimbangkan faktor-faktor
keuangan dan non keuangan dari suatu perusahaan.
Mempertimbangkan empat aspek atau perspektif, yakni
perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan
proses belajar dan berkembang.
d. Metode radar, merupakan alat untuk menilai kinerja perusahaan
yang merupakan modifikasi atau penyempurnaan dari
metode-metode sebelumnya. Rasio radar mengelompokkan rasionya
menjadi lima kelompok besar yaitu rasio profitabilitas,
11
2. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Metode dan teknik analisis digunakan untuk menentukan dan
mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga
dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut
bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu
perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat
pembanding lainnya, misalnya dengan Laporan Keuangan lainnya.
Terdapat dua metode yang digunakan dalam analisis laporan
keuangan (Munawir, 2007:36), yaitu:
a. Analisis horisontal, adalah analisis dengan mengadakan
pembandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode atau
beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode
ini dinamakan juga metode analisis dinamis.
b. Analisis vertikal, apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya
meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan
membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya
dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui
keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Metode
analisis vertikal ini dinamakan metode analisis statis.
3. Metode Perbandingan Rasio Keuangan Perusahaan
Terdapat dua cara yang bisa dilakukan di dalam
membandingkan rasio finansial perusahaan (Abdul Halim & Hanafi,
12
a. Cross Section Analysis, adalah mengidentifikasi industri yang
relevan untuk perbandingan. Idealnya perusahaan yang dipilih
sebagai perbandingan adalah perusahaan yang mempunyai produk
yang serupa (memenuhi kebutuhan yang sama, atau merupakan
subsitusi satu sama lain), mempunyai strategi yang sama,
mempunyai ukuran yang sama, dan mempunyai umur yang sama.
b. Time Series Analysis, adalah analisis yang melakukan
perbandingan data keuangan dengan data-data masa lalu.
Semakin banyak observasi yang di punya, maka analisis akan
semakin baik. Peneliti dapat melihat pengaruh variabel-variabel
seperti variabel makro ekonomi (resesi, inflasi), variabel
industri (perubahan teknologi, peraturan), dan variabel mikro
perusahaan (perubahan strategi, manajemen baru) terhadap
data-data keuangan dan sekaligus melihat pola-pola tertentu
dari data keuangan yang dipunyai.
4. Metode Radar
Analisis rasio merode radar dikembangkan oleh APO (Asian
Productifity Organization) yang berpusat di Tokyo, Jepang. Rasio ini
merupakan rasio penyempurnaan dari analisis rasio keuangan, bertujuan
untuk memberikan gambaran yang menyeluruh terutama posisi
perusahaan dan kemungkinan perkembangannya serta memperoleh
gambaran tentang posisi perusahaan dalam persaingan pada jangka
13
Setyanto (2009:20) menyatakan metode analisis rasio radar
merupakan penyempurnaan analisis rasio keuangan. Tujuannya adalah
memberikan gambaran yang menyeluruh tentang posisi perubahan dan
kemungkinan perkembangannya, dengan kata lain analisis ini
memberikan wawasan jangka menengah dan jangka panjang bagi
perusahaan, yang hal ini berbeda dengan analisis rasio metode
konvensional yang bersifat jangka pendek.
Bagian ini menganalisis manajemen yang mengizinkan
seseorang untuk memastikan sekilas status keuangan suatu perusahaan
yang bertujuan untuk menunjukkan kepada pembaca tentang kekuatan
dan kelemahan perusahaan dan menyediakan manajemen terbaik
dengan petunjuk yang jelas tentang cara bagaimana meningkatkan
bisnis mereka, selain itu juga membangun suatu motif yang sangat kuat
untuk melakukan perbaikan manajemen. (Nagashima, 1990:44)
Bagian ini membuat penilaian dari lima sudut pandang,
masing-masing poin meliputi lima atau enam rasio manajemen utama. Setiap
rasio dievaluasi dalam lima tingkatan: sangat baik, baik, normal, buruk,
sangat buruk. Ada tiga metode untuk mengevaluasi faktor-faktornya:
(Nagashima, 1990:44)
a. Perbandingan periode waktu
b. Perbandingan dengan industri-industri yang bertipe sama.
14
Analisis rasio merode radar mempunyai keunggulan-keunggulan
diantaranya yaitu:
a. Analisis dengan metode radar memberikan gambaran untuk jangka
menengah dan jangka panjang.
b. Analisis dengan metode radar merupakan penyempurnaan dari
metode-metode sebelumnya sehingga hasil perhitungan dapat
menggambarkan kondisi kinerja perusahaan yang sesungguhnya.
c. Analisis dengan metode radar menggunakan informasi tambahan
selain yang terdapat pada laporan keuangan, berupa: jumlah
karyawan, jumlah tenaga kerja langsung, struktur gaji, gaji dasar,
skala gaji tertinggi dan terendah serta sistem insentif.
Rasio yang digunakan dalam metode radar menggunakan rasio
yang menyeluruh yang menyangkut rasio keuangan maupun non
keuangan. Analisis rasio radar dikelompokkan dalam lima kelompok
besar yaitu: rasio profitabilitas, rasio produktifitas, rasio utilitas aktiva,
rasio stabilitas dan rasio potensi pertumbuhan. Rasio ini dijabarkan
menjadi 26 rasio keuangan, yang nantinya bisa memberi gambaran
perusahaan secara menyeluruh apakah perusahaan dalam kondisi sangat
baik, baik, normal, buruk dan sangat buruk.
Rasio-rasio yang dipergunakan dalam metode radar ini
dikelompokkan menjadi lima kelompok besar (Setyawan, Bertuah,
15
1) Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang mengukur kinerja manajemen
secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat
keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan tingkat
penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas terdiri dari:
a) Return On Investment (ROI) adalah kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan penerimaan dari modal yang ditanam.
%
ROI (Syamsuddin,2009:63)
b) Gross Profit Margin (GPMR) adalah kemampuan perusahaan
c) Operating Margin Ratio (OMR) adalah kemampuan perusahaan
dalam menilai kegiatan operasinya. Rasio ini dihitung dengan
menggunakan rumus:
d) Net Profit Margin Ratio (NPM) adalah kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan usaha bersih dari operasi. Rasio ini dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
16
e) Return On Net Worth (RONW) adalah kemampuan perusahaan
dalam mengembangkan modal sendiri. Rasio ini dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
%
RONW (Munawir, 2007:105)
f) Ratio Sales to Sales Administration and Selling Expense (StS
ASE) adalah kemampuan perusahaan dalam menghitung
penjualan terhadap biaya-biaya penjualan. Rasio ini dapat
dihitung dengan rumus:
%
(Setyawan, Bertuah, Kurniasih 2006:09)
2) Rasio Produktivitas, merupakan rasio spesifik analisis metode radar,
yang mencerminkan indikator produktivitas faktor produksi manusia
didalam perusahaan. Ukuran rasio yang digunakan adalah:
a) Sales per employee (SPE), adalah rasio yang menunjukkan
rata-rata pendapatan perusahaan yang dihasilkan oleh setiap
karyawan. Semakin besar rasio ini berarti semakin produktif.
Rumusnya adalah:
Karyawan Jumlah
Penjualan SPE
b) Net Added Value per Employee (NAVE) adalah rasio nilai tambah
17
kecanggihan teknologi produksi yang dimiliki oleh perusahaan.
Semakin besar rasio ini semakin padat modal proses produksi
mencerminkan tingkat pemerataan atau ketimpangan upah dari
berbagai tingkat dalam organisasi. Semakin kecil rasio semakin
baik perusahan tersebut.
anggaji
atau insentif dasar. Semakin besar resiko tingkat kenaikan gaji
dasar menunjukkan meningkatnya produktivitas karyawan atau
tenaga kerja.
Kemudian menentukan beberapa tingkat aktivitas-aktivitas tersebut
pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat
18
kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tertentu. Perhitungan
rasio ini adalah:
a) Total asset turnover (TATO) adalah kemampuan perusahaan
dalam memutar semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Aktiva Total
Penjualan
TATO (Warsono , 2003:36)
b) Working capital turnover (WCTO) adalah kemampuan
perusahaan dalam memutar modal kerja yang dimiliki oleh
perusahaan.
Lancar Aktiva
Penjualan
WCTO
c) Account receivable turnover (ARTO) adalah rata-rata periode
pengumpulan piutang, karena menunjukkan berapa lamanya
waktu yang diperlukan sejak penjualan sampai pembayaran.
Bersih
d) Inventory turnover (ITO) adalah kemampuan perusahaan dalam
memutar persediaan yang dimiliki dalam satu periode. Rasio ini
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Persediaan Penjualan
ITO
e) Fixed assets turnover (FATO) adalah kemampuan perusahaan
dalam memutar aktiva tetap yang digunakan dalam menjalankan
19
Tetap Aktiva
Penjualan
FATO
4) Rasio Stabilitas, rasio ini merupakan rasio khas analisa metode radar
yang isinya merupakan gabungan rasio likuiditas dan rasio
solvabilitas pada analisis rasio klasik/tradisional. Rasio ini dikatakan
sebagai rasio stabilitas karena rasio-rasio tersebut mencerminkan
indikator stabilitas jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.
Rasio-rasio ini terdiri dari:
a) Net fixed tangible asset to long term debt (NFTAtLTD) adalah
rasio aktiva tetap berwujud bersih terhadap sumber dana jangka
panjang sehingga semakin besar rasio semakin terjamin pemilik
modal sehingga semakin stabil perusahaan.
penggunaan modal pinjaman jangka panjang dan modal sendiri.
sendiri Modal
panjang jangka
Pinjaman
DTE (Syamsuddin, 2009:71)
c) Quick ratio (QR), adalah kemampuan perusahaan menilai
kelancaran perputaran persediaan.
lancar
20
e) Interest charges ratio (ICR), adalah kemampuan laba perusahaan
dapat menutup biaya bunga.
Penjualan bunga Beban ICR
5) Rasio Potensi Pertumbuhan, merupakan rasio yang menggambarkan
pertumbuhan potensi perusahaan dalam arti pertumbuhan sektor riilnya
atau untuk mengukur sebaik apa perusahaan mempertahankan posisi
ekonomisnya didalam industri. Rasio pertumbuhan terdiri dari:
a) Sales growth (SG), adalah pertumbuhan penjualan bersih dari
setiap penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
(Setyawan, Bertuah, Kurniasih 2006:09)
t = tahun yang dihitung
t-1 = tahun sebelumnya
b) Ned Added Value To Sales Growth (NAVSG) adalah rasio yang
mengukur berapa pertumbuhan nilai tambah bersih yang
dihasilkan oleh setiap pertumbuhan penjualan.
NAVSG = NTBt / NTB t-1 : Pertumbuhan penjualan
c) Labour Stength Increase (LSI) adalah kemampuan peningkatan
kualitas tenaga kerja dengan kesadaran perusahaan membayar
21
LSI = Biaya TKt / Biaya TK t-1 : Jumlah TKt / Jumlah TK t-1
d) Net Worth increase ratio (NWIR) adalah kemampuan perusahaan
dalam meningkatkan modal sendiri.
%
dalam meningkatkan laba bersih.
%
5. Tolak Ukur Rasio Metode Radar
Penentuan posisi atau kategori derajat kinerja keuangan
masing-masing rasio berdasarkan ke lima kategori yaitu:
a. Sangat buruk, apabila rasionya 2 kali atau lebih berada di bawah
standar deviasi
b. Buruk, apabila rasio yang dihitung berada di bawah standar deviasi
c. Normal, seandainya hasil rasio sesuai dengan standar deviasi
d. Baik, apabila rasio yang dihitung di atas standar deviasi
e. Sangat baik, apabila rasio yang dihitung menghasilkan 2 kali atau
22
Berdasarkan hal di atas, maka untuk lebih jelasnya tentang rasio
metode radar bisa digambarkan dalam Gambar 2.1 yang menjelaskan
tentang ke lima rasio yang akan dianalisis. Masing-masing rasio
mempunyai variabel-variabel penelitian.
Rasio Laba
Sumber : {Setyawan, Bertuah, Kurniasih (2006:09)}
23
Berdasarkan gambar 2.1, Pola rasio radar digambarkan dalam suatu
lingkatran yang menyerupai suatu bentuk radar dimana jari-jari dari
lingkaran tersebut merupakan suatu jarum penunjuk yang diarahkan
terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan yang mencerminkan suatu nilai
rasio keuangan. Perusahaan dikategorikan dalam kinerja yang jelek apabila
mendekati sumbu radar, dan sebaliknya jika jauh dari sumbu radar maka
perusahaan dikategorikan dalam kinerja yang bagus.
C. Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan di atas, maka dapat
disusun suatu kerangka pikir yang menggambarkan penilaian kinerja
keuangan perusahaan dengan metode radar. Skematik kerangka berpikir
dapat dilihat pada gambar 2.2
Gambar 2.2 di bawah ini menjelaskan bahwa metode radar
merupakan gabungan dari beberapa aspek dan sebagai penyempurna dari
analisis rasio yang sudah ada, yang dapat menunjukkan kunci-kunci
keberhasilan ataupun kegagalan manajemen dalam menjalankan fungsinya.
Alat analisis yang digunakan adalah rasio profitabilitas, produktifitas, utilitas
aktiva, stabilitas dan potensi pertumbuhan perusahaan dan dari hasil uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa kelima rasio tersebut akan dapat memberi
gambaran perusahaan dalam posisi sangat baik, baik, normal, buruk, dan sangat
24