• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KINERJA KEUANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KINERJA KEUANG"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN (KINERJA KEUANGAN)

UNTUK MEMBERIKAN DASAR PENGAMBILAN

KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM PADA

PERUSAHAAN SUB SEKTOR PULP DAN

KERTAS YANG TERDAFTAR DI BEI

Andiana Yunirahmayanti

Wahyu Eko Budi Santoso, Drs., Ak., MBA

Asep Alipudin, SE., M.Ak.

Program Studi Akuntansi Universitas Pakuan Bogor

Mei

2016

Abstrak (Abstract)

Investasi merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dimasa depan. Investasi yang saat ini marak dilakukan adalah investasi dalam bentuk saham. Bursa Efek Indonesia menjadi satu-satunya tempat untuk melakukan jual-beli saham. Dalam melakukan investasi saham di BEI menjanjikan keuntungan yang cukup tinggi, namun disertai dengan risiko yang cukup tinggi juga. Agar para investor dan calon investor tidak melakukan kesalahan dalam berinvestasi, maka harus dilakukan analisis guna mengurangi tingkat risiko dalam menentukan media investasi. Salah satu metode menganalisis dengan menggunakan analisis kinerja keuangan perusahaan melalui laporan keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kinerja saham, kinerja perusahaan dan untuk melakukan pengambilan keputusan dalam melakukan investasi saham terhadap perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014. Sehingga calon investor dapat menentukan pilihan berinvestasi saham pada perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang paling baik. Penelitian untuk menentukan pengambilan keputusahn investasi saham pada perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014. Metode pengolahan data yang digunakan adalah dengan analisis laporan keuangan menggunakan metode analisis pertumbuhan dan analisis cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa analisis laporan keuangan dapat menunjukan sebaik apa kinerja keuangan perusahaan, sehingga dapat berpengaruh terdahap pengambilan keputusan investasi saham. Perusahaan yang paling layak dijadikan sebagai media investasi saham, adalah perusahaan yang memiliki total skoring analisis pertumbuhan dan analisis cross sectional yang paling tinggi. Hal itu menunjukan perusahaan tersebut memiliki tingkat risiko yang paling rendah dan juga future cash flow yang paling tinggi. Dan dari delapan perusahaan sub sektor pul dan kertas yang terdaftar di BEI, ALDO menjadi perusahaan dengan total skor paling tinggi, dan paling layak dijadikan sebagai media investasi saham. Dari penelitian ini menunjukan bahwa dalam berinvestasi perlu melakukan analisis terlebih dahulu yang salah satu caranya dengan menggunakan analisis laporan keuangan. Para investor dan calon investor sebaiknya memilih berinvestasi pada perusahaan yang memiliki future cash flow paling baik dan risiko yang paling rendah. Future cash flow yang baik dapat dilihat dari pertumbuhan aset, pendapatan, laba, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Sedangkan tingkat risiko dapat dinilai dari pertumbuhan utang, analisis likuiditas dan analisis solvabilitas.

(2)

2 PENDAHULUAN

Investasi merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dimasa depan. Investasi dapat dilakukan secara langsung dalam bentuk aset seperti tanah, bangunan dan harta. Investasi dapat juga dilakukan untuk menjalankan usaha. Bentuk investasi lain yang adalah investasi tidak langsung dalam bentuk instrumen keuangan seperti saham, obligasi dan turunannya. Pertumbuhan investasi keuangan di Indonesia dalam dekade terakhir telah berkembang sangat luar biasa. Berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014 rata-rata frekuensi transaksi saham sebanyak 212.635 kali perhari dengan total volume transaksi sebanyak nasional dan global menunjukan indikasi yang kurang menguntungkan. Namun kinerja BEI masih dinilai baik. Berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015, rata-rata frekuensi transaksi sebanyak 221.583 kali perhari dengan total volume transaksi sebanyak 5.764 juta saham dengan rata-rata nilai sebesar Rp 5.928 miliar per hari. Berdasarkan data tersebut, jumlah frekuensi saham naik 4,21%, volume saham yang diperdagangkan naik 5,2% dan nilai saham yang diperdagangkan turun -1,3%.

Berdasarkan penelitian awal terhadap perusahaan tersebut menunjukan bahwa harga saham perusahaan-perusahaan tersebut sangat berfluktuatif Rp 50 sampai dengan Rp 1.680. Permintaan masyarakat akan sub sektor pulp dan kertas sampai saat ini masih cukup tinggi dari berbagai kalangan masyarakat. Akan tetapi harga, volume, nilai dan frekuensi saham dari perusahaan sub sektor pulp dan kertas tidak ada yang sangat tinggi atau sangat rendah, hal tersebut membuat investor enggan untuk

melakukan investasi pada sub sektor pulp dan kertas.

Untuk meningkatkan keyakinan bahwa investasi saham pada perusahaan pulp & kertas yang listed di BEI, para investor dapat memanfaatkan laporan keuangan yang disajikan emiten saham baik yang bersifat triwulan maupun tahunan yang sudah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik untuk melihat potensi kinerja finansialnya. Sebagaimana kita ketahui berdasarkan analisis laporan keuangan tersebut, maka investor akan mengetahui lebih lanjut tentang kekuatan, kelemahan dan kinerja finansialnya.

Berdasarkan kajian tentang kekuatan, kelemahan dan kinerja finansial, maka investor dapat memilih saham perusahaan pulp & kertas yang tepat untuk berinvestasi. Bertitik tolak dari argumentasi tersebut maka Penulis mengangkat penelitian skripsi dengan judul: “Analisis Laporan Keuangan (Kinerja Keuangan) Untuk Memberikan Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Pulp dan Kertas, yang Terdaftar di BEI.”

TINJAUAN PUSTAKA LAPORAN KEUANGAN

Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti melakukan kegiatan finansial, baik berupa pengeluaran maupun pemasukan. Hakikatnya dalam menjalankan suatu usaha, perusahaan pasti mengharapkan agar pemasukan atau pendapatan dari usaha yang dijalankannya lebih besar dari pengeluaran yang dilakukan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.

(3)

3 Laporan keuangan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial. Laporan keuangan juga digunakan sebagai laporan pertanggungjawaban dari pihak internal perusahaan kepada pihak eksternal perusahaan, atas sumber daya yang dipercayakan untuk dikelola kepada pihak internal perusahaan. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2013) tentang penyajian laporan keuangan, Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata, yaitu analisis yang berarti menguraikan secara lebih terperinci, dan laporan keuangan yang berarti suatu informasi yang menggambarkan kondisi perusahaan, yang dicatatkan menggunakan sistem akuntansi. Maka dari itu, dapat kita simpulkan bahwa analisis laporan keuangan adalah serangkaian kegiatan menguraikan laporan keuangan secara lebih terperinci, guna mengetahui posisi keuangan hasil operasi dan perkembangan suatu perusahaan, sehingga memperoleh informasi mengenai kelemahan dan kekuatan perusahaan yang dapat menjadi gambaran bagi kinerja perusahaan dimasa mendatang.

Analisis laporan keuangan merupakan suatu metode yang membantu para pengambil keputusan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan melalui informasi yang didapat dari laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dapat membantu manajemen untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan

yang ada dan kemudian membuat keputusan yang rasional untuk memperbaiki kinerja perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Analisis laporan keuangan juga berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit (Hery, 2015, 113).

KINERJA KEUANGAN

Menurut Irham Fahmi (2012, 2) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

Menurut munawir (2010, 30) kinerja keuangan perusahaan merupakan satu diantara dasar penelitian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisa terhadap rasio keuangan perusahaan. Pihak yang berkepentingan sangat memerlukan hasil dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan untuk dapat melihat kondisi perusahaan dan tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

(4)

4 Jadi, dapat disimpulkan bahwa investasi adalah suatu transaksi pemberian dana yang akan dikelola oleh pihak-pihak tertentu yang telah diberikan kepercayaan.

INVESTASI SAHAM

Menurut Bursa Efek Indonesia, saham merupakan bukti penyertaan atau kepemilikan dalam suatu perusahaan yang memberikan hasil investasi bersifat variabel tergantung dari kemampuan investor dalam mengelolanya. Saham (stock) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Tjiptono, Fakhrudin, 2012, 5).

Sedangkan definisi saham menurut Irham Fahmi (2011, 53) saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan.

Maka dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana seseorang atau badan, dalam suatu perusahaan yang memberikan hasil investasi sesuai dengan kemampuan investor dalam mengelolanya. METODE PENGUMPULAN DATA

Prosedur pengumpulan data yang penulis gunakan dalam menyusun penelitian kali ini menggunakan bebrapa jenis prosedur pengumpulan data dan informasi dengan cara: 1. Riset Kepustakaan

Penulis melakukan riset kepustakaan guna melengkapi dan pencari refrensi untuk penelitian kali ini. Adapun riset kepustakaan yang penulis gunakan kali ini melalui buku teks, catatan-catatan, makalah, dan berbagai literatur lainnya.

2. Sumber Sekunder

Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan sumber sekunder, yaitu penulis tidak mendapatkan data secara langsung, tetapi data yang digunakan diperoleh dari penyedia data. Sumber data dalam penelitian yang penulis lakukan kali ini, bersumber dari situs resmi perusahaan yang ditelita, dan situs

resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.

METODE PENGOLAHAN ATAU ANALISIS DATA

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode untuk mengolah atau menganalisis data, adapun metode-metode yang penulis gunakan yaitu:

1. Analisis Pertumbuhan, yaitu penulis

membandingkan data dari perusahaan-perusahaan yang berada dalam sub sektor yang sama dan dari beberapa periode tahun laporan keuangan, menggunakan aset, utang, penjualan, dan laba dari tahun ke tahun. 2. Analisis cross sectional, yaitu analisis yang

membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan rata-rata rasio perusahaan yang sejenis dalam jangka waktu yang sama. Pengambilan keputusan untuk investasi dilakukan dengan menilai dan melakukan perhitungan keuangan untuk rata-rata nilai tertimbang penilaian angka (score) analisis pertumbuhan, analisis common size, dan analisis cross sectional. Dari metode tersebut keputusan investasi akan dilakukan pada perusahaan yang memiliki score atau nilai tertimbang paling tinggi.

PEMBAHASAN

ANALISIS PERTUMBUHAN

Dalam analisis pertumbuhan, penulis membandingkan data dari perusahaan-perusahaan yang berada dalam sub sektor yang sama dan dari beberapa periode tahun laporan keuangan, menggunakan aset, utang, penjualan, dan laba dari tahun ke tahun. Berikut adalah analisis pertumbuhan aset, utang, pendapatan dan laba, dari perusahaan-perusahaan yang terdapat di dalam sub sektor pulp dan kertas.

1. Analisis Pertumbuhan Aset

(5)

5 2011, 30). Semakin baik pertumbuhan aset perusahaan, menunjukan hal yang baik bagi perusahaan. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa DAJK menjadi perusahaan yang memiliki pertumbuhan laba paling baik, pertumbuhannya pada tahun 2013 dan 2014 terus mencapai angka lebih dari 60%. Sedangkan FASW menjadi oleh pihak perusahaan yang bersumber dari dana eksternal baik yang berasal dari sumber pinjaman perbankan, leasing, penjualan obligasi dan sejenisnya (Irham Fahmi, 2011, 80). Semkain kecil pertumbuhan utang perusahaan, menunjukan kemampuan perusahaan yang baik dalam membiayai usahanya dengan kemampuannya sendiri. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa KBRI menjadi perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang memiliki pertumbuhan utang paling tinggi mencapai angka lebih dari 220% pada tahun 2013 dan lebih dari 550% pada tahun 2014, hal ini tidak mengindikasikan hal yang baik bagi perusahaan, karena belum tentu perusahaan dapat menyelesaikan kewajiban yang dimilikinya. Sedangkan INKP perusahaan yang pertumbuhan utangnya paling buruk, namun hal ini menunjukan hal yang baik bagi perusahaan, karena perusahaan dapat membiayai usahanya dengan seluruh biayanya sendiri.

3. Pertumbuhan Pendapatan

Menurut Jumingan, dalam buku Irham Fahmi (2011, 99) pendapatan adalah penghasilan utama dari perusahaan dagang, perusahaan jasa, atau perusahaan industri berupa hasil penjualan barang atau jasa kepada pembeli, langganan, penyewa dan pemakai jasa lainnya. Semakin besar pertumbuhannya maka semakin baik. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa KBRI menjadi perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan paling baik, hal itu dinilai dari pertumbuhan pendapatannya pada tahun 2013 yang mencapai -73% dapat meningkat pada tahun

2014 mencapai nilai 195% ini menunjukan pertumbuhan pendapatan yang sangat baik. sedangkan INKP menjadi perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan paling buruk dikarenakan perutmbuhan pendapatannya pada tahun 2014 mengalami penurunan nilai yang sangat drastis dari tahun sebelumnya.

4. Pertumbuhan Laba

Menurut Committee on Terminology dalam buku Irham Fahmi (2011, 98) laba adalah jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain, dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. Semakin besar pertumbuhan laba perusahaan, menunjukan hal yang semakin baik bagi perusahaan. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa DAJK menjadi perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang memiliki pertumbuhan laba paling baik, hal tersebut dapat dilihat dari nilai laba perusahaan tahun 2012-2014 yang terus meningkat. Sedangkan TKIM menjadi perusahaan sub sektorpulp dan kertas yang memiliki pertumbuhan laba paling buruk, karena labanya dari tahun 2012-2014 terus mengalami penurunan.

ANALISIS CROSS SERCTIONAL

Penulis menggunakan analisis cross sectional untuk membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan rata-rata rasio perusahaan yang sejenis dalam jangka waktu yang sama. Adapun rasio-rasio keuangan yang akan saya gunakan yaitu likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas.

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Melalui rasio likuiditas, pemilik perusahaan dapat menilai kemampuan manajemen dalam mengelola dana yang telah dipercayakan, termasuk dana yang dipergunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek perusahaan. Adapun rasio likuiditas yang akan gunakan yaitu: a. Rasio Lancar (Current Ratio)

(6)

6 Rasio Lancar perusahaan akan di nilai dari nilai rasio lancar yang paling baik atau yang bernilai paling tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, pertumbuhannya juga dinilai yang memiliki pertumbuhan paling tinggi dan yang memiliki penyimpangan atau standar deviasi paling rendah setiap rasio lancar, pertumbuhannya dan penyimpangan yang paling baik akan mendapatkan skor 8 dan sampai yang paling buruk akan mendapat skor 1, hal tersebut ditentukan dari perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang diteliti sebanyak 8 perusahaan. Dari rata-rata penilaian itu DAJK menjadi sedangkan FASW menjadi perusahaan yang total skor untuk rasio likuiditasnya paling kecil. b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat perusahaan akan di nilai dari nilai rasio cepat yang paling baik atau bernilai paling besar jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, pertumbuhannya juga dinilai yang memiliki pertumbuhan paling tinggi dan yang memiliki penyimpangan atau standar deviasi paling rendah. Setiap rasio lancar, pertumbuhannya dan penyimpangan yang paling baik akan mendapatkan skor 8 dan sampai yang paling buruk akan mendapat skor 1, hal tersebut ditentukan dari perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang diteliti sebanyak 8 perusahaan. SPMA menjadi perusahaan yang memiliki rasio cepat paling baik sedangkan FASW menjadi perusahaan dengan nilai yang paling kecil.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar beban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan aset. Atau dapat digunakan juga sebagai pengukuran, seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang. Adapun rasio solvabilitas yang akan digunakan adalah:

a. Debt to Total Asset Ratio

Debt to total asset ratio akan di nilai dari perusahaan yang memiliki nilai yang paling rendah, untuk pertumbuhan dan penyimpangannya juga akan dilihat dari yang paling rendah. Perusahaan yang memiliki nilai debt to total asset ratio, pertumbuhannya dan

penyimpangannya paling rendah berarti merupakan perusahaan yang memiliki debt to total asset ratio yang paling baik. Perusahaan yang paling baik sampai yang terburuk akan diberikan nilai dari skala 8-1 hal ini dikarenakan ada delapan perusahaan sub sektor pulp dan to total asset ratio yang paling kecil.

b. Debt to Total Equity Ratio

Debt to total equity ratio akan di nilai dari perusahaan yang memiliki nilai yang paling rendah, untuk pertumbuhan dan penyimpangannya juga akan dilihat dari yang paling rendah. Perusahaan yang memiliki nilai debt to total equity ratio, pertumbuhannya dan penyimpangannya paling rendah berarti merupakan perusahaan yang memiliki debt to total equity ratio yang paling baik. Perusahaan yang paling baik sampai yang terburuk akan diberikan nilai dari skala 8-1 hal ini dikarenakan ada delapan perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang diteliti.

Untuk nilai debt to total equity ratio setelah dilakukan skoring, DAJK dan INRU menjadi perusahaan yang memiliki total nilai debt to total equity ratio yang paling baik sedangkan untuk digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya, termasuk untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Adapun rasio aktivitas yang digunakan adalah:

a. Inventory Turn Over

(7)

7 dengan rata-rata industrinya, pertumbuhannya juga dinilai yang memiliki pertumbuhan paling tinggi dan yang memiliki penyimpangan atau standar deviasi paling rendah. Setiap rasio invevtory turn over, pertumbuhannya dan penyimpangan yang paling baik akan mendapatkan skor 8 dan sampai yang paling buruk akan mendapat skor 1, hal tersebut ditentukan dari perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang diteliti sebanyak 8 perusahaan. Setalah dilakukan skoring, TKIM menjadi perusahaan yang memiliki nilai invevtory turn over yang paling baik. Sedangkan KBRI menjadi perusahaan dengan nilai invevtory turn over terendah.

b. Account Receivable Turn Over

Account receivable turn over perusahaan akan di nilai dari nilai rasio account receivable turn over yang paling baik atau bernilai paling besar jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, pertumbuhannya juga dinilai yang memiliki pertumbuhan paling tinggi dan yang memiliki penyimpangan atau standar deviasi paling rendah. Setiap rasio account receivable turn over, pertumbuhannya dan penyimpangan yang paling baik akan mendapatkan skor 8 dan sampai yang paling buruk akan mendapat skor 1, hal tersebut ditentukan dari perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang diteliti sebanyak 8 perusahaan. Setelah dilakukan skoring ALDO menjadi perusahaan dengan nilai account receivable turn over paling baik, sedangkan KBRI menjadi perusahaan yang memiliki account receivable turn over paling buruk.

c. Fixed Assets Turn Over

Fixed assets turn over perusahaan akan di nilai dari nilai rasio fixed assets turn over yang paling baik atau bernilai paling besar jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, pertumbuhannya juga dinilai yang memiliki pertumbuhan paling tinggi dan yang memiliki penyimpangan atau standar deviasi paling rendah. Setiap rasio fixed assets turn over, pertumbuhannya dan penyimpangan yang paling baik akan mendapatkan skor 8 dan sampai yang paling buruk akan mendapat skor 1, hal tersebut

ditentukan dari perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang diteliti sebanyak 8 perusahaan. Setelah melakukan skoring ALDO menjadi perusahaan yang memiliki nilai fixed assets turn over paling baik, sedangkan INRU dan KBRI menjadi perusahaan yang memiliki nilai fixed assets turn over yang paling buruk.

d. Total Asset Turn Over

Total asset turn over perusahaan akan di nilai dari nilai rasio total asset turn over yang paling baik atau bernilai paling besar jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, pertumbuhannya juga dinilai yang memiliki pertumbuhan paling tinggi dan yang memiliki penyimpangan atau standar deviasi paling rendah. Setiap rasio total asset turn over, pertumbuhannya dan penyimpangan yang paling baik akan mendapatkan skor 8 dan sampai yang paling buruk akan mendapat skor 1, hal tersebut ditentukan dari perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang diteliti sebanyak 8 perusahaan. Setelah melakukan skoring ALDO menjadi perusahaan yang memiliki nilai total asset turn over paling baik, sedangkan KBRI dan TKIM menjadi perusahaan dengan nilai total asset turn over yang paling buruk.

e. Working Capital Turn Over

(8)

8 capital turn over paling rendah dan penyimpangan yang dimiliki paling tinggi. 4. Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya. Adapun rasio profitabilitas yang digunakan adalah:

a. Gross Profit Margin

Gross profit margin perusahaan akan di nilai dari nilai rasio gross profit margin yang paling baik atau bernilai paling besar jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, pertumbuhannya juga dinilai yang memiliki pertumbuhan paling tinggi dan yang memiliki penyimpangan atau standar deviasi paling rendah. Setiap rasio gross profit margin, pertumbuhannya dan penyimpangan yang paling baik akan mendapatkan skor 8 dan sampai yang paling buruk akan mendapat skor 1, hal tersebut ditentukan dari perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang diteliti sebanyak 8 perusahaan. Dari hasil skoring ALDO menjadi perusahaan dengan nilai gross profit margin paling tinggi, sedangkan untuk perusahaan yang memiliki nilai gross profit margin yang paling buruk yaitu FASW, INRU dan TKIM.

b. Net Profit Margin

Net profit margin perusahaan akan di nilai dari nilai rasio net profit margin yang paling baik atau bernilai paling besar jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, pertumbuhannya juga dinilai yang memiliki pertumbuhan paling tinggi dan yang memiliki penyimpangan atau standar deviasi paling rendah. Setiap rasio net profit margin, pertumbuhannya dan penyimpangan yang paling baik akan mendapatkan skor 8 dan sampai yang paling buruk akan mendapat skor 1, hal tersebut ditentukan dari perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang diteliti sebanyak 8 perusahaan. Dari hasil skoring ALDO dan TKIM menjadi perusahaan yang memiliki nilai net profit margin yang paling baik, sedangkan KBRI menjadi perusahaan yang memiliki nilai net profit margin yang paling buruk.

c. Earning Per Share

Earning per share perusahaan akan di nilai dari nilai rasio earning per share yang paling baik atau bernilai paling besar jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, pertumbuhannya juga dinilai yang memiliki pertumbuhan paling tinggi dan yang memiliki penyimpangan atau standar deviasi paling rendah. Setiap rasio earning per share, pertumbuhannya dan penyimpangan yang paling baik akan mendapatkan skor 8 dan sampai yang paling buruk akan mendapat skor 1, hal tersebut ditentukan dari perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang diteliti sebanyak 8 perusahaan. Dari hasil skoring DAJK dan FASW menjadi perusahaan yang memiliki nilai earning per share yang paling baik, sedangkan INKP dan INRU menjadi perusahaan yang memiliki nilai earning per share yang paling buruk.

d. Return On Equity

Return on equity perusahaan akan di nilai dari nilai rasio return on equity yang paling baik atau bernilai paling besar jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, pertumbuhannya juga dinilai yang memiliki pertumbuhan paling tinggi dan yang memiliki penyimpangan atau standar deviasi paling rendah. Setiap rasio return on equity, pertumbuhannya dan penyimpangan yang paling baik akan mendapatkan skor 8 dan sampai yang paling buruk akan mendapat skor 1, hal tersebut ditentukan dari perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang diteliti sebanyak 8 perusahaan.

Dari hasil skoring ALDO menjadi perusahaan yang memiliki nilai return on equity yang paling baik, sedangkan INKP dan KBRI menjadi perusahaan yang memiliki nilai return on equity yang paling buruk.

e. Return On Assets

(9)

9 paling baik akan mendapatkan skor 8 dan sampai yang paling buruk akan mendapat skor 1, hal tersebut ditentukan dari perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang diteliti sebanyak 8 perusahaan.

Dari hasil skoring SPMA dan TKIM menjadi perusahaan yang memiliki nilai return on equity yang paling baik, sedangkan untuk perusahaan yang memiliki nilai paling rendah yaitu KBRI.

SKORING UNTUK RASIO KEUANGAN Untuk melakukan keputusan pengambilan keputusan investasi pada perusahaan sub sektor pulp dan kertas dilakukan analisi laporan keuangan untuk mengetahui kinerja keuangan yang paling baik dari perusahaan-perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang terdaftar di BEI.

Salah satu metode analisis yang dilakukan yaitu dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan-perusahaan tersebut. Setelah rasio keuangan dihitung, maka akan diklakukan penilaiian untuk mengetahui perusahaan mana yang memiliki nilai rasio keuangan paling baik jika dibandingkan dengan nilai rata-rata industrinya. Dalam penilaian ini peniulis memberikan skor 8-1 untuk perusahaan yang nilai rasionya paling baik sampai yang kurang baik, nilai ini penulis tentukan berdasarkan jumlah perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang penulis teliti sebanyak delapan perusahaan.

1. Rasio Likuiditas

Semakin besar nilai rasio perusahaan jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya akan mendapat nilai yang semakin baik.

Tabel 1

Scoring Rasio Likuiditas

ENTITAS ALDO DAJK FASW INKP INRU KBRI SPMA TKIM

RASIO LANCAR 15 17 6 14 13 14 16 13

RASIO CEPAT 16 16 7 13 12 15 17 12

TOTAL 31 33 13 27 25 29 33 25

Sumber : hasil skoring menggunakan microsoft excel (data diolah oleh penulis) Dari tabel di atas menunjukan SPMA dan

DAJK menjadi perusahaan yang memiliki nilai likuiditas yang paling baik, hal ini menunjukan SPMA dan DAJK memiliki tingkat resiko yang paling rendah. Sedangkan FASW menjadi perusahaan yang memiliki nilai likuiditas yang paling rendah, hal ini dapat mengindikasikan FASW memiliki tingkat resiko yang cukup tinggi.

2. Rasio Solvabilitas

Semakin kecil nilai rasio perusahaan jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya akan mendapat nilai yang semakin baik. Jadi untuk total nilai tetap dilihat yang total nilainya paling besar, itulah perusahaan yang nilai

solvabilitasnya paling baik.

Tabel 2

Scoring Rasio Solvabilitas

ENTITAS ALDO DAJK FASW INKP INRU KBRI SPMA TKIM

DAR 13 18 12,5 15,5 17,5 9 9 13,5

DER 16 17 10 13 17 10 12 13

TOTAL 29 35 22,5 28,5 34,5 19 21 26,5

Sumber : hasil skoring menggunakan microsoft excel (data diolah oleh penulis) Tabel di atas menunjukan DAJK menjadi

perusahaan yang memiliki nilai solvabilitas yang paling baik, hal ini menunjukan DAJK memiliki kemungkinan risiko yang paling rendah jika dinilai dari rasio solvabilitasnya. Sedangkan

(10)

10 Semakin besar nilai rasio perusahaan jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya akan

mendapat nilai yang semakin baik. Tabel 3

Scoring Rasio Aktivitas

ENTITAS ALDO DAJK FASW INKP INRU KBRI SPMA TKIM

ITO 15 7 15 16 16 3 15 21

ARTO 18 11 11 12 14 10 15 17

F ATO 18 15 15 15 11 11 11,5 11,5

TATO 17 12,5 16 15 12 11,5 12,5 11,5

WCTO 9 11 19 16 17 8 13 15

TOTAL 77 56,5 76 74 70 43,5 67 76

Sumber : hasil skoring menggunakan microsoft excel (data diolah oleh penulis) Rasio aktivitas perusahaan juga dapat

menunjukan baik atau tidaknya kondisi future cash flow perusahaan, dari data di atas ALDO menjadi perusahaan yang memiliki nilai aktivitas yang paling baik. sedangkan KBRI menjadi perusahaan yang memiliki nilai aktivitas yang paling buruk jika dibandingkan dengan

perusahaan lain yang berada dalam sub sektor pulp dan kertas yang terdaftar di BEI.

4. Rasio Profitabilitas

Semakin besar nilai rasio perusahaan jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya akan mendapat nilai yang semakin baik. Tabel 4

Scoring Rasio Profitabilitas

ENTITAS ALDO DAJK FASW INKP INRU KBRI SPMA TKIM

GPM 19 17 8 15 8 17 16 8

NPM 17 15 12 11 11 10 15 17

EPS 15 16 16 10 10 15 15 11

ROE 17 13 14 10 14 10 15 15

ROA 15 15 14 11 13 8 16 16

TOTAL 83 76 64 57 56 60 77 67

Sumber : hasil skoring menggunakan microsoft excel (data diolah oleh penulis) Semakin tinggi nilai profitabilitas perusahaan

menunjukan hal yang baik,karena berarti kemungkinan perusahaan menghasilkan future cash flow juga semakin baik. dari tabel di atas ALDO menjadi perusahaan yang memiliki nilai profitabilitas yang paling baik. sedangkan INRU menjadi perusahaan yang memiliki nilai profitabilitas yang paling buruk jika dibandingkan dengan perusahaan yang terdapat

dalam sub sektor pulp dan kertas yang terdaftar di BEI.

5. Scoring Analisis Cross Sectional

Semakin besar total nilainya maka semakin baik, perusahaan yang memiliki nilai paling tinggi menunjukan perusahaan tersebut menjadi perusahaan yang memiliki future cash flow paling baik dan tingkat resiko yang paling rendah.

Tabel 5

Scoring Analisis Cross Sectional

ALDO DAJK FASW INKP INRU KBRI SPMA TKIM

Rasio Likuiditas 31 33 13 27 25 29 33 25

(11)

11

Rasio Aktivitas 77 56,5 76 74 70 43,5 67 76

Rasio Profitabilitas 83 76 64 57 56 60 77 67

Total 220 200,5 175,5 186,5 185,5 151,5 198 194,5

Sumber : hasil skoring menggunakan microsoft excel (data diolah oleh penulis) Dari tabel di atas menunjukan ALDO menjadi

perusahaan yang memiliki nilai dari hasil analisis cross sectional yang paling baik. Sedangkan KBRI menjadi perusahaan yang memiliki hasil analisis cross sectional yang terburuk.

6. Scoring Analisis Pertumbuhan

Pada analisis pertumbuhan perusahaan telah diberikan peringkat, perusahaan dengan peringkat pertama akan diberikan skor paling besar yaitu

delapan, dan perusahaan yang memiliki peringkat terendah dari delapan perusahaan yang ada akan pendapatka skor paling rendah yaitu 1. Untuk pertumbuhan aset, pendapatan dan laba perusahaan yang memiliki nilai paling tinggi akan mendapatkan skor paling tinggi, sedangkan untuk pertumbuhan utang, perusahaan yang memiliki pertumbuhan utang paling rendah akan mendapat skor paling tinggi.

Tabel 6

Skoring Analisis Pertumbuhan

ALDO DAJK FASW INKP INRU KBRI SPMA TKIM

ASET 5 8 1 2 3 7 6 4

UTANG 4 2 7 8 5 1 3 6

PENDAPATAN 6 7 2 1 5 8 3 4

LABA 7 8 4 6 5 3 2 1

TOTAL 22 25 14 17 18 19 14 15

Sumber : hasil skoring menggunakan microsoft excel (data diolah oleh penulis) Dari tabel di atas menunjukan DAJK memiliki

nilai yang paling tinggi yaitu 25. Namun jika diharuskan memilih mana yang lebih baik, ALDO akan menjadi pilihan yang lebih baik karena pertumbuhan labanya yang lebih tinggi dan pertumbuhan utangnya yang lebih rendah. Sedangkan TKIM menjadi perusahaan dengan nilai pertumbuhan yang paling rendah, karena pertumbuhan labanya paling kecil jika dibandingkan dengan perusahaan dalam sub sektornya, namun TKIM memiliki nilai

pertumbuhan utang yang baik, karena cenderung memiliki pertumbuhan utang yang rendah. 7. Skoring Akhir

Dari hasil scoring analisis cross sectional dan pertumbuhan, menunjukan perusahaan yang memiliki nilai terbaik. Hasil nilai ini menunjukan perusahaan mana yang paling baik untuk dipertimbangkan sebagai media investasi, karena memiliki future cash flow paling baik dan tingkat

risiko yang paling rendah.

Tabel 7 Scoring Akhir

ALDO DAJK FASW INKP INRU KBRI SPMA TKIM

CROSS

SECTIONAL 220 200,5 175,5 186,5 185,5 151,5 198 194,5

PERTUMBUHAN 22 25 14 17 18 19 14 15

TOTAL 242 225,5 189,5 203,5 203,5 170,5 212 209,5

PERINGKAT 1 2 7 5,5 5,5 8 3 4

Sumber : hasil skoring menggunakan microsoft excel (data diolah oleh penulis) Dari hasil scoring akhir, dapat dilihat bahwa

ALDO menjadi perusahaan dengan nilai skor

(12)

12 setiap metode analisis. Sehingga ALDO dapat menjadi perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang terdaftar di BEI yang paling baik guna dijadikan sebagai media investasi saham. Sedangkan KBRI menjadi perusahaan yang memiliki nilai skor paling rendah yaitu 170,5 dan memiliki nilai rasio keuangan yang paling buruk jika dibandingkan dengan industrinya. paling baik jika dibandingkan dengan industrinya, hal ini dinilai dari harga saham hampir semua perusahaan sub sektor pulp dan kertas mengalami penurunan harga saham dari tahun 2012-2014 kecuali ALDO dan KBRI, namun walau harga sahamnya

terus menurun namun pada tahun 2014 volume, nilai, dan frekuensi sahamnya meningkat lebih dari 600%. Sedangkan SPMA menjadi perusahaan dengan kinerja saham yang paling buruk jika dibandingkan dengan industrinya, karena dari tahun 2012-2014

harga, volume, nilai dan frekuensinya terus menurun dengan penurunan mencapai 1000%.

2. Diantara delapan perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang terdaftar di BEI, ALDO menjadi perusahaan yang memiliki kinerja

keuangan paling baik, hal ini dinilai dari hasil scoring analisis cross sectional dan analisis pertumbuhan ALDO mendapat skor paling tinggi sebesar 242. Sedangkan KBRI menjadi perusahaan dengan kinerja keuangan paling buruk, berdasarkan hasil scoring KBRI hanya

mendapat skor sebesar 170,5 yang jauh berada dibawah skor perusahaan lainnya.

Untuk memilih investasi saham, dari penelitian ini sebaiknya memilih perusahaan yang memiliki future cash flow yang paling

tinggi dan tingkat risiko yang paling rendah. Diantara delapan perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang terdaftar di BEI, ALDO menjadi perusahaan dengan nilai scoring keseluruhan yang paling baik, hal ini menunjukan ALDO memiliki nilai future cash flow yang paling baik dan juga tingkat risiko yang paling rendah. SARAN

Adapun saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan permasalahan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Kondisi perusahaan yang baik akan dinilai dari kinerja keuangan perusahaan yang ditampilkan dalam suatu laporan keuangan, baik atau tidaknya laporan keuangan perusahaan dapat dianalisis melalui pertumbuhan aset, utang, pendapatan dan laba. Selain itu rasio-rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas juga dapat menunjukan baik atau tidaknya kinerja keuangan. Semakin baik pertumbuhan aset, pendapatan, laba, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas, menunjukan semakin baik future cash flow yang akan dimiliki perusahaan. Sedangkan pertumbuhan utang, rasio solvabilitas, rasio likuiditas dan penyimpangan rasio-rasio keuangan menunjukan sebesar apa tingkat risiko yang dimiliki. Maka dari itu perusahaan harus memperhatikan pertumbuhan aset dan juga nilai dari rasio-rasio keuangan agar future cash flow yang dihasilkan dapat semakin baik dan juga tingkat risiko yang dimilikinya bisa semakin rendah.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

(13)

13 perusahaan-perusahaan dengan metode analisis yang lain, guna mengurangi tingkat risiko investasi dan mengetahui perusahaan yang terbaik dalam sub sektornya jika dinilai dari berbagai aspek.

3. Bagi Investor dan Calon Investor

a. Kinerja saham perusahaan yang baik dapat dinilai dari harga, volume, nilai, dan frekuensi sahamnya, sebaiknya

memilih perusahaan yang memiliki tingkat harga, volume, nilai dan frekuensi yang paling stabil.

b. Kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai dari hasil scoring analisis pertumbuhan dan analisis cross

sectional. Perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang paling baik akan memiliki hasil scoring yang paling baik juga.

c. Untuk menentukan perusahaan yang paling layak dijadikan sebagai media

investasi saham, dapat dilihat dari tingkat risiko yang paling rendah dan juga future cash flow yang paling baik. Tingkat risiko dapat dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas dan juga penyimpangannya. Sedangkan future

cash flow yang baik dapat dinilai berdasarkan pertumbuhan aset, utang, pendapatan, laba, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Untuk perusahaan sub sektor pulp dan kertas yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014 ALDO menjadi

perusahaan yang paling layak untuk dijadikan sebagai media investasi saham.

DAFTAR PUSTAKA

Ajeng Wind. 2014. Buku Saku Akuntansi Edisi Paling Lengkap, Laskar Aksara, Jakarta. Hery, S.E., M.Si., CRP.,RSA. 2015. Analisis Kinerja Manajemen, Grasindo, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Ebook Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Edisi Revisi. Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta.

Irham Fahmi. 2011. Analisis Laporan Keuangan, Alfabeta, Bandung.

Irham Fahmi. 2012. Analisis Kinerja Keuangan, Alfabeta, Bandung.

Irham Fahmi. 2014. Studi Kelayakan Bisnis Dan Keputusan Investasi, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Mahargo Andriyanto. 2013. Analisa Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Automotive and Components (yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Disertai Program Sarjana Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya. Mangsa Simatupang. 2010. Pengetahuan Praktis

Investasi Saham dan Reksadana, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan Edisi 4, Liberty, Yogyakarta

Nada Tazkia Ambadar. 2015. Analisis Laporan Keuangan Dalam Penilaian Kinerja Keuangan Pt. Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013. Disetrai Program Sarjana Universitas Pakuan, Bogor.

Rahmi Kurnia Galib. 2015. Analisis Manfaat Rasio Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada Kelompok Industri Logam Mineral Lainnya (Studi Kasus pada Perusahaan Logam Mineral Lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013). Disertai Program Sarjana Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya. Sabar Warsini. 2009. Manajemen Investasi,

Semesta Media, Jakarta

Sofyan Syafri Harahap. 2013. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Tjiptono Darmaji dan Hendi M. Fakhruddin. 2012. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan dan Tanya Jawab, Salemba Empat, Jakarta.

(14)

14 http://duniainvestasi.com (diakses pada 1

September 2015)

http://finance.yahoo.com (diakses pada 1 September 2015)

http://idx.co.id (diakses pada 1 September 2015) https://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_efek (diakses pada 10 September 2015)

Gambar

Tabel 2 Rasio Solvabilitas
Tabel 5 Analisis
Tabel 6  Analisis Pertumbuhan

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa setelah Terdakwa menerima uang dari Saksi-6 tersebut selanjutnya Terdakwa menghubungi Saksi-2 menyampaikan kalau uangnya sudah siap dan kapan diserahkan, Saksi-2

 Jika sebuah gelombang memiliki simetri ½ gelombang, maka sembarang integral untuk menghitung koefisien Fourier dari harmonisa gasal dihitung hanya lewat ½ siklus dan hasilnya

Jika melihat persebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2013, maka Kecamatan Siborong- borong dan Kecamatan

This study aims to reveal the representation of African American women and racial relation between African American women and White men in Flawless music

Observatorium merupakan sebuah tempat edukasi wisata dalam lingkup luar angkasa yang memberikan fasilitas seperti teater bintang, pameran antariksa, observatorium, IMAX,

Manajerial Menyusun perencanaan sekolah Kepala sekolah menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan Wawancara dan dokumentasi Mengembangkan organisasi sekolah

Ketidaksiapan dalam menghadapi menopause dapat menimbulkan masalah pada wanita menopause sehingga perlu dilakukan penelitian: ”Bagaimanakah Pengaruh Peran Tenaga

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Katingan Nomor 5 Tahun 2012 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Ketahanan Pangan dan