• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 4 - 1 - DOCRPIJM 50982db85c BAB IV4. BAB 4 PROFIL DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bab 4 - 1 - DOCRPIJM 50982db85c BAB IV4. BAB 4 PROFIL DAERAH"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 Sejarah Kabupaten Tapanuli Utara

Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan salah satu daerah Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara terletak di wilayah dataran tinggi Sumatera Utara dan berada pada ketinggian antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan kondisi Topografi dan kontur tanah untuk kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, bahwa Kabupaten Tapanuli Utara memiliki karakteristik wilayah bergelombang dan berbukit serta merupakan bagian dari pegunungan Bukit Barisan. Sebagai salah satu wilayah di dataran tinggi, maka Kabupaten Tapanuli Utara sangat potensial untuk pengembangan tanaman holtikultura dan berada pada jalur lintas antara beberapa kabupaten/kota.

Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan salah satu daerah Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara terletak di wilayah dataran tinggi Sumatera Utara dan berada pada ketinggian antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan kondisi Topografi dan kontur tanah untuk kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, bahwa Kabupaten Tapanuli Utara memiliki karakteristik wilayah bergelombang dan berbukit serta merupakan bagian dari pegunungan Bukit Barisan. Sebagai salah satu wilayah di dataran tinggi, maka Kabupaten Tapanuli Utara sangat potensial untuk pengembangan tanaman holtikultura dan berada pada jalur lintas antara beberapa kabupaten/kota.

Pada masa Hindia Belanda, Kabupaten Tapanuli Utara termasuk Kabupaten Dairi, Toba Samosir, Samosir, dan Humbang Hasundutan yang sekarang termasuk dalam Keresidenan Tapanuli yang dipimpin seorang Residen bangsa Belanda yang berkedudukan di Sibolga. Keresidenan Tapanuli yang dulu disebut

Residentie Tapanuli yang terdiri dari 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen,

BAB

IV

(2)

Afdeling Padang Sidempuan, Afdeling Sibolga dan Afdeling Nias. Afdeling Batak

Landen dipimpin seorang Asisten Residen yang ibukotanya Tarutung yang

terdiri dari 5 Onder Afdeling (Wilayah).

Sesudah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, pemerintah mulai membentuk struktur pemerintahan baik di pusat dan di daerah. Dengan diangkatnya Dr. Ferdinand Lumbantobing sebagai Residen

Tapanuli, disusunlah struktur pemerintahan dalam negeri di Tapanuli khususnya di Tapanuli Utara sebagai berikut:

a. Nama Afdeling Batak Landen diganti menjadi Luhak Tanah Batak dan sebagai Luhak pertama diangkat Cornelis Sihombing. Nama Onder Afdeling

diganti menjadi Urung yang dipimpin Kepala Urung, Para Demang

memimpin Onder Afdeling sebagai Kepala Urung.

b. Onder Distrikten diganti menjadi Urung Kecil dan dipimpin Kepala Urung

Kecil yang dulu disebut Asisten Demang.

Kemudian pada tahun 2003 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan kembali menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan.

4.2 Kondisi Geografi

(3)

Tabel 4.1. Luas Wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara Menurut Kecamatan Tahun 2010

No. Kecamatan Ibu Kota Kecamatan Kelurahan Desa Luas/Area

(Km2)

Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 – 2032 Ket: * Belum Termasuk Luas Danau Toba: 6,60 Km2

Secara administratif Kabupaten Tapanuli Utara berbatasan dengan lima kabupaten tetangga. Adapun batas-batas adalah sebagai berikut:

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah dan

Kabupaten Humbang Hasundutan;

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu;

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir;

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan.

(4)

Gambar 4.1. Peta Orientasi Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara

(5)

Gambar 4.2. Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara

(6)

4.3 Kondisi Demografi

Uraian mengenai profil kependudukan dan sumberdaya manusia wilayah Kabupaten Tapanuli Utara akan membahas jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk menurut struktur umur, jenis kelamin, dan perkembangan kepadatan penduduk.

A. Jumlah Penduduk Secara Keseluruhan

Jumlah penduduk akhir tahun Kabupaten Tapanuli Utara pada Tahun 2013

yang disajikan dalam tabel 4.2 dihitung berdasarkan data jumlah penduduk

hasil Sensus Penduduk 2010. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk

relatif rendah, yaitu 76 jiwa per kilometer persegi. Banyaknya rumah

tangga Tahun 2013 sebesar 67.568 rumah tangga, dengan rata-rata

anggota rumah tangga sebesar 4 orang.

Tabel 4.2. Luas Wilayah, Rumah Tangga, Penduduk, dan Kepadatan

Penduduk menurut Kecamatan 2013

1 Parmonangan 257,35 3.266 13.339 13.389 52

2 Adiankoting 502,9 3.409 14.218 14.271 28

3 Sipoholon 189,2 5.587 22.811 22.898 121

4 Tarutung 107,68 9.534 40.472 40.620 377

5 Siatas Barita 92,92 3.086 13.379 13.434 145

6 Pahae Julu 165,9 2.999 12.030 12.078 73

7 Pahae Jae 203,2 2.706 10.829 10.869 53

8 Purbatua 191,8 1.791 7.339 7.366 38

9 Simangumban 150 1.765 7.479 7.507 50

10 Pangaribuan 459,25 6.391 27.401 27.496 60

11 Garoga 567,58 3.754 15.964 16.022 28

12 Sipahutar 408,22 5.813 25.138 25.232 62

13 Siborongborong 279,91 10.284 45.258 45.420 162

14 Pagaran 138,05 3.934 16.948 17.011 123

15 Muara 79,75 3.249 13.513 13.553 170

(7)

B. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin 2013

Jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013 sebesar 287.166

jiwa yang terdiri dari 141.893 jiwa laki-laki dan 145.273 jiwa perempuan.

Rasio jenis kelamin sebesar 97,67 ini berarti bahwa jumlah penduduk

perempuan di Tapanuli Utara lebih banyak dari pada jumlah penduduk

laki-laki. Maka dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin 2013

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin

13 Siborongborong 22.829 22.591 45.420 101,05

14 Pagaran 8.422 8.589 17.011 98,06

15 Muara 6.603 6.950 13.553 95,01

(8)

C. Jumlah Penduduk Miskin 2013

Pada umumnya, masih terdapat penduduk Kabupaten Tapanuli Utara yang

masih dibawah garis kemiskinan. Jumlah kepala keluarga miskin yang

paling banyak terdapat pada tahun 2012 sebanyak 33.923 jiwa yang

menurun dari tahun sebelumnya tahun 2011 sebanyak 34.674 jiwa. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut.

Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2008-2012

Sumber: Buku Putih Sanitasi (BPS) Tahun 2014

Jumlah rumah tangga yang terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara adalah

sebanyak 26.144 Rumah Tangga (Kepala Keluarga). Jika dibandingkan

antara jumlah rumah tangga dengan jumlah penduduk, maka rata-rata

jumlah anggota keluarga pada setiap rumah tangga sebanyak 5 orang.

D. Jumlah Pertumbuhan Penduduk 2013

(9)

E. Persebaran dan Kepadatan Penduduk

(10)

Tabel 4.5. Persebaran dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara 5 Tahun Terakhir

Nama Kecamatan

Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan penduduk (jiwa/km2)

Tahun Tahun Tahun Tahun

(11)

Gambar 4.3. Peta Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013

(12)

F. Komposisi Penduduk Menurut Golongan Umun dan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk Kabupaten Tapanuli Utara menurut jenis kelamin pada tahun 2013 yang tertinggi adalah laki-laki pada golongan umur 0-4 tahun 18.733, sedangkan perempuan 17.986 jiwa. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.6. berikut.

Tabel 4.6. Komposisi Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2013

Golongan

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0 – 4 18.773 17.986 36.759

Tahun 2012 140.830 144.240 285.070

(13)

G. Proyeksi Penduduk

Berdasarkan laju pertumbuhan penduduk rata-rata per Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, maka dapat dihitung proyeksi penduduk hingga akhir tahun perencanaan dengan menggunakan Metode Bunga Berganda (Pt= Po (1+r)t ).

Hasil dari proyeksi penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara (315,646 jiwa) dapat diketahui bahwa untuk jumlah penduduk tertinggi hingga akhir tahun perencanaan masih terdapat di Kecamatan Siborong-borong (45,042 jiwa) dan kemudian di Kecamatan Tarutung (40,620 jiwa). Sedangkan untuk jumlah penduduk terkecil hingga akhir tahun perencanaan masih terdapat di Kecamatan Purba Tua (7,366 jiwa). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7berikut.

Tabel 4.7. Proyeksi Penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara 2013 – 2017

Nama Kecamatan

Jumlah Penduduk Kepadatan penduduk

Tahun Tahun

(14)

4.4 Kondisi Topografi

Berdasarkan kondisi Topografi dan kontur tanah untuk Kabupaten Tapanuli Utara di Provinsi Sumatera Utara, bahwa Kabupaten Tapanuli Utara memiliki karakteristik wilayah bergelombang dan berbukit serta merupakan bagian dari pegunungan Bukit Barisan. Berdasarkan topografinya daerah ini dapat dirinci sebagai berikut:

a. Menurut Ketinggian

 150 - 1.700 meter diatas permukaan laut.

b. Menurut Kemiringan/Kelerengan Tanah

 Kontur tanah beraneka ragam, yaitu tergolong datar (3,16 persen),

landai (26,86 persen), miring (25,63 persen) dan terjal (44,35 persen).

Kabupaten Tapanuli Utara yang berada pada rata-rata ketinggian 900 meter diatas permukaan laut sangat berpeluang memperoleh curah hujan yang banyak. Kabupaten Tapanuli Utara termasuk daerah yang beriklim tropis yang memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Berdasarkan data BPS Kabupaten Tapanuli Utara dalam angka Tahun 2013, rata-rata curah hujan bulanan terjadi paling besar di Kecamatan Pahae Jae yaitu sebesar 444,08 mm dengan ratarata lama hari hujan bulanan sebanyak 14,33 hari. Dari curah hujan bulanan tahun 2013, terlihat curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November dengan rata-rata curah hujan 329,13 mm.

Kondisi Topografi Kabupaten Tapanuli pada umumnya memiliki karakteristik antara lain:

 Kondisi lereng yang relatif cembung dengan kemiringan lebih curam dari

200 (40%) untuk daerah lereng bukit/perbukitan, atau lereng gunung/pegunungan, dan lereng relatif landai dengan kemiringan sekitar 100 (20%) hingga 200 (40%).

 Kondisi tanah/batuan penyusun umumnya merupakan lereng yang

tersusun oleh tanah lempung yang mudah mengembang apabila jenuh air.

 Curah hujan mencapai 70 mm/jam atau 100 mm/hari. Curah hujan

(15)
(16)

Gambar 4.4. Peta Ketinggian dan Kountur Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara

(17)

Gambar 4.5. Peta Topografi Kabupaten Tapanuli Utara

(18)

4.5 Kondisi Hidrologi

Potensi Hidrologi cukup penting untuk menunjang pembangunan, baik untuk kepentingan irigasi, air minum (sanitasi), transportasi maupun untuk kepentingan lainnya. Beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) berada di Kabupaten Tapanuli Utara, seperti: Aek Garut, Sungai Batang Toru, Aek Rabon, dan Sungai Batugarsi.

Kabupaten Tapanuli Utara yang berada pada rata-rata ketinggian 900 meter diatas permukaan laut sangat berpeluang memperoleh curah hujan yang banyak. Kabupaten Tapanuli Utara termasuk daerah yang beriklim tropis yang memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Berdasarkan data BPS Kabupaten Tapanuli Utara dalam angka Tahun 2013, curah hujan bervariasi antar kecamatan, selama Tahun 2012 rata-rata curah hujan terjadi paling besar berada di kecamatan Muara mencapai 504,17 mm dengan rata-rata lama hari hujan bulanan sebanyak 19,42 hari. Dari curah hujan bulanan Tahun 2012, terlihat curah hujan tertinggi terjadi Pada bulan Nopember dengan rata-rata curah hujan 420,73 mm.Kabupaten Tapanuli Utara berada dalam wilayah sungai (WS) Toba Asahan dengan DAS/SUB DAS sebagai berikut:

Tabel 4.8. DAS di Kabupaten Tapanuli Utara

NO Kecamatan DAS/SUB DAS Luas (Ha)

DTA. Danau Toba, Batang Toru Bilah

DTA. Danau Toba, Batang Toru Batang Toru

(19)

Gambar 4.6. Peta DAS Asahan Barumun

(20)

4.6 Kondisi Geologi

(21)

Gambar 4.7. Peta Geologi Kabupaten Tapanuli Utara

(22)

Gambar 4.8. Peta Jenis Tanah Kabupaten Tapanuli Utara

(23)

4.7 Gambaran Klimatologi

Salah satu unsur cuaca/iklim adalah curah hujan. Kabupaten Tapanuli Utara yang berada pada rata-rata ketinggian lebih dari 900 meter di atas permukaan laut sangat berpeluang memperoleh curah hujan yang banyak. Selama tahun 2011, curah hujan tahunan terjadi paling besar di Kecamatan Pahae Jae yaitu sebesar 3.560 mm dan lama hari hujan bulanan sebanyak 14,58 hari. Dari curah hujan bulanan tahun 2011, terlihat curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan November dengan total curah hujan 3.784 mm.

Gambar 4.9. Grafik Rata-rata Hari Hujan Menurut Bulan Tahun 2011

(24)

Tabel 4.9. Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan per Bulan Tahun 2013

Kecamatan

Januari Februari Maret

Curah

(25)

Kecamatan

(26)

Kecamatan

Juli Agustus September

Curah

(27)

Kecamatan

Oktober November Desember

Curah

(28)

4.8 Kondisi Sosial dan Ekonomi

4.8.1 Kondisi Sosial Budaya

Nilai budaya merupakan ide-ide abstrak yang mempengaruhi cara berpikir, berperasaan dan bertindak seseorang. Nilai-nilai ini merupakan mesin penggerak masyarakat untuk mencapai tujuan akhir yang digariskan dalam nilai-nilai budaya yang berlaku. Sebagian besar penghuni yang mendiami Kabupaten Tapanuli Utara adalah suku Batak khususnya Suku Batak Silindung. Dikalangan orang Batak ada singkatan 3 H yang populer yang mengekspresikan nilai-nilai budaya mereka yakni, Hamoraon, Hagabeon dan Hasangapon.

Hamoraon berarti bahwa seseorang harus berjuang keras meraih kekayaan sepanjang hidupnya. Tanah yang luas, rumah yang banyak dan hak milik lainnya merupakan bentuk nyata kekayaan. Untuk mencapai semua ini, orang Batak harus bekerja keras, meraih pendidikan tinggi dan kadang-kadang terlibat dalam konflik untuk mempertahankan status atau posisinya. Hagabeon

berarti seseorang harus dikarunai keturunan dan pada akhirnya memiliki jaringan kekerabatan. Ini tampak jelas dalam pemberkatan pasangan nikah yang baru dimana keluarga dekat akan menyampaikan pesan lewat kiasan:

“Bintang na rumis, ombun na sumorop; Anak pe riris, boru pe antong torup”. Memiliki harta yang banyak memang penting, tapi belum cukup tanpa diberkahi banyak keturunan, laki-laki maupun perempuan.

Yang terakhir, hasangapon (kebanggaan) diraih ketika seseorang menerima pengakuan dari orang lain. Pengakuan ini diraih ketika seseorang telah memiliki harta kekayaan yang melimpah dan keturunan yang banyak sepanjang hidupnya. Ia akan dipanggil dengan sebutan manusia yang mulia (Jolma Na Sangap).

(29)

ini juga menciptakan konflik yang mengakar untuk mempertahankan status atau kekuasaan mereka.

4.8.2 Kondisi Pendidikan

Pembangunan sektor pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) dan merupakan asset utama yang sangat

strategis dalam menggerakkan laju pembangunan.

Keberhasilan sektor pendidikan salah satunya dapat dilihat dari indikator

meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah (APS). Peningkatan Angka Partisipasi

Sekolah haruslah didukung oleh penyediaan sarana dan prasarana pendidikan

yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

Ditingkat Sekolah Dasar (SD) jumlah sekolah pada tahun ajaran 2013/2014

sebanyak 390 unit termasuk 4 unit diantaranya Madrasah Ibtidaiyah, dengan

jumlah guru sebanyak 3.622 orang dan banyaknya murid 47.278 orang. Pada

tingkat SMP/ MTS jumlah sekolah sebanyak 80 unit dimana 2 diantaranya

adalah MTS. Jumlah tenaga guru sebanyak 1.483 orang dan siswa yang

menuntut ilmu sebanyak 21.028 orang.

Pada tahun ajaran 2013/2014, jumlah Sekolah Menengah Umum (SMU)

sebanyak 26 unit termasuk Madrasyah Aliyah sebanyak 1 unit, jumlah tenaga

guru sebanyak 748 orang dan murid sebanyak 10.765 orang. Untuk tingkat

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada tahun ajaran 2013/2014 ini tercatat

jumlah sekolah 23 unit, guru 595 orang, dan 6.611 siswa. Rasio murid SD/MI

terhadap sekolah pada tahun ajaran 2013/2014 sebesar 108 dengan perkataan

lain setiap SD/MI di Kabupaten Tapanuli Utara rata-rata menampung sekitar

108 murid. Untuk masing-masing tingkat SMP/MTS dan SMU/MA rasionya

adalah sebesar 262 dan 414 sedangkan pada tingkat SMK 287. Untuk lebih

(30)

Tabel 4.10. Fasilitas Pendidikan yang Tersedia Di Kabupaten Tapanuli Utara

(31)

Gambar 4.10. Grafik Jumlah Murid menurut Jenjang Sekolah Tahun 2011 – 2014 Di Kabupaten Tapanuli Utara

Sumber : Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014

Tabel 4.11. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid menurut Jenjang Sekolah

Jenjang Sekolah 2011/2012 2012/2013 2013/2014

(1) (2) (3) (4)

(32)

Tabel 4.12. Jumlah Sekolah menurut Kecamatan dan Jenjang

Sekolah 2013/2014

Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014

4.8.3 Kondisi Kesehatan dan Keluarga Berencana

Jumlah Rumah Sakit Umum yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013

sebanyak 1 buah yang berlokasi di Kecamatan Tarutung, sedangkan sarana

kesehatan lainnya pada tingkat kecamatan terdapat sebanyak 19 unit

puskesmas (6 unit diantaranya puskesmas berstatus rawat inap) dan 60 unit

puskesmas pembantu. Poskesdes sebanyak 86 unit, posyandu ada sekitar 377

unit, apotek sebanyak 8 unit, took obat sebanyak 40 unit, klinik bersalin swasta

2 unit dan balai pengobatan swasta 5 unit.

Jumlah dokter di Kabupaten Tapanuli Utara (tidak termasuk RSUD) pada Tahun

(33)

orang. Banyaknya Pasangan Usia Subur (PUS) di Kabupaten Tapanuli Utara

Tahun 2013 sebanyak 34.264 PUS dengan akseptor aktif sebanyak 22.864 atau

sekitar 66,37%. Pada Tahun 2013 terdapat 7.272 akseptor baru atau sekitar

79,57% dari jumlah Pemenuhan Permintaan Masyarakat (PPM).

Gambar 4.11. Grafik Jumlah yang Berobat di RSUD Wadana

Tarutung menurut Jenis Penyakit 2013

(34)

Tabel 4.13. Jumlah Sarana Kesehatan menurut Jenis Sarana 2013

No. Sarana Kesehatan 2012 2013

1 RSU 1 1

2 Puskesmas 19 19

3 Puskesmas Pembantu 60 60

4 Pondok Bersalin Desa 20 45

5 Pos Kesehatan Desa *) 225 86

6 Pos Pelayanan Terpadu 380 377

7 Apotek 9 8

8 Toko Obat 49 40

9 Klinik Bersalin 9 2

10 Balai Pengobatan Swasta 0 5

Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014

*) terjadi perubahan konsep oleh Dinas Kesehatan Jumlah Poskesdes hanya poskesdes dengan status bangunan milik pemerintah, sedangkan untuk berstatus kontrak tidak termasuk.

4.8.4 Kondisi Agama Kabupaten Tapanuli Utara

Sesuai dengan Falsafah Negara, pelayanan kehidupan beragama dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa senantiasa dikembangkan dan

ditingkatkan. Di Kabupaten Tapanuli Utara kerukunan antar umat beragama

terjalin dengan sangat baik.

Sarana ibadah umat beragama di Kabupaten Tapanuli Utara pada Tahun 2013

adalah sebagai berikut: Gereja Protestan 923 unit, Gereja Katolik 75 unit,

Mesjid 67 unit, dan Langgar/Surau 34 unit.

4.8.5 Kondisi Penduduk Miskin Kabupaten Tapanuli Utara

Jumlah kepala keluarga miskin yang paling banyak terdapat pada tahun 2012

sebanyak 33.923 jiwa yang menurun dari tahun sebelumnya tahun 2011

sebanyak 34.674 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.14.

(35)

Tabel 4.14. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Tapanuli Utara

Sumber: Buku Putih Sanitasi (BPS) Tahun 2014

4.8.6 Kondisi PDRBKabupaten Tapanuli Utara

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu

indikator dalam melihat keberhasilan pembangunan di suatu daerah, dimana

pertumbuhan PDRB suatu daerah merupakan gambaran pertumbuhan ekonomi

suatu daerah.

PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Atas Dasar Harga Berlaku pada Tahun 2012

sebesar 4.564,75 milyar rupiah dan pada Tahun 2013 sebesar 5.121,10 milyar

rupiah, sedang PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000

pada Tahun 2012 sebesar 1.805,19 milyar rupiah dan pada Tahun 2013

sebesar 1.914,41 milyar rupiah.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara jika dilihat berdasarkan PDRB

Atas Dasar Harga Konstan 2000 pada Tahun 2012 sebesar 5,95 persen dan

Tahun 2013 sebesar 6,05 persen, maka Tahun 2013 mengalami kenaikan 0,1

persen.

PDRB Perkapita Harga Berlaku Kabupaten Tapanuli Utara pada Tahun 2012

sebesar Rp.16.080.379 dan pada Tahun 2013 meningkat menjadi sebesar

Rp.17.898.571,67.

Sektor pertanian merupakan kontributor terbesar dalam membentuk PDRB

(36)

Jut

a

Rup

iah

sebesar 50,52 persen, yang diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran

dengan kontribusi sebesar 15,90 persen, dan sektor jasa-jasa sebagai

kontributor terbesar ketiga yaitu sebesar 15,85 persen. Sedangkan sisanya

sebesar 17,73 persen disumbangkan oleh enam sektor yang lainnya, dimana

sektor penyumbang terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian, yaitu

sebesar 0,15 persen.

Gambar 4.12. Grafik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

menurut Lapangan Usaha

Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014

(37)

Gambar 4.13. Grafik Distribusi PDRB menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku 2013

50.52%

Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014

Tabel 4.15. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku 2012-2013

No. Lapangan Usaha 2012 (juta rupiah) 2013 (juta rupiah)

1 Pertanian 2.386.474,62 2.587.168,99

2 Pertambangan dan Penggalian 6.572,42 7.549,70

3 Industri 74.642,23 83.058,98

4 Listrik, Gas,dan Air Bersih 41.759,78 46.600,60

5 Bangunan 309.863,15 373.573,54

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 701.551,63 814.160,30

7 Pengangkutan dan Komunikasi 190.935,39 213.788,90

8 Keuangan, Asuransi, Usaha

Persewaan Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan

163.427,16 183.614,68

9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan

perorangan

689.526,92 811.587,82

PDRB Tapanuli Utara 4.564.753,31 5.121.103,53

(38)

Tabel 4.16. Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2012-2013

No. Lapangan Usaha 2012 (juta rupiah) 2013 (juta rupiah)

1 Pertanian 928.069,42 963.456,63

2 Pertambangan dan Penggalian 1.431,54 1.579,06

3 Industri 37.165,94 38.493,57

4 Listrik, Gas,dan Air Bersih 13.369,23 14.372,10

5 Bangunan 126.735,22 141.802,85

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 242.805,50 260.000,29

7 Pengangkutan dan Komunikasi 67.482,59 72.376,65

8 Keuangan, Asuransi, Usaha

Persewaan Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan

58.036,39 63.173,66

9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan

perorangan

330.097,74 359.160,36

PDRB Tapanuli Utara 1.805.193,56 1.914.415,17

Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014

Tabel 4.17. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku 2012-2013

No. Lapangan Usaha 2012 (%) 2013 (%)

1 Pertanian 52,28 50,52

2 Pertambangan dan Penggalian 0,14 0,15

3 Industri 1,64 1,62

4 Listrik, Gas,dan Air Bersih 0,91 0,91

5 Bangunan 6,79 7,29

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 15,37 15,90

7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,18 4,17

8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan

Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan

3,58 3,59

9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan

perorangan

15,11 15,85

PDRB Tapanuli Utara 100,00 100,00

(39)

Tabel 4.18. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan

Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2012-2013

No. Lapangan Usaha 2012 (%) 2013 (%)

1 Pertanian 51,41 50,33

2 Pertambangan dan Penggalian 0,08 0,08

3 Industri 2,06 2,01

4 Listrik, Gas,dan Air Bersih 0,74 0,75

5 Bangunan 7,02 7,41

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 13,45 13,58

7 Pengangkutan dan Komunikasi 3,74 3,78

8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan

Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan

3,21 3,30

9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan

perorangan

18,29 18,76

PDRB Tapanuli Utara 100,00 100,00

Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014

Tabel 4.19. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Tapanuli Utara menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2012-2013

No. Lapangan Usaha 2012 (%) 2013 (%)

1 Pertanian 4,40 3.81

2 Pertambangan dan Penggalian 7,47 10.31

3 Industri 4,39 3.57

4 Listrik, Gas,dan Air Bersih 4,25 7.50

5 Bangunan 8,92 11.89

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,38 7.08

7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,85 7.25

8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan

Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan

4,36 8.85

9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan

perorangan

9,86 8.80

PDRB Tapanuli Utara 5,95 6,05

(40)

Tabel 4.20. Indeks Berantai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2013

No. Lapangan Usaha 2012 2013

1 Pertanian 107,91 108,41

2 Pertambangan dan Penggalian 113,14 114,87

3 Industri 107,70 111,28

4 Listrik, Gas,dan Air Bersih 112,43 111,59

5 Bangunan 115,32 120,56

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 112,51 116,05

7 Pengangkutan dan Komunikasi 110,72 111,97

8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan

Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan

108,08 112,35

9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan

perorangan

111,61 117,70

PDRB Tapanuli Utara 109,79 112,19

Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014

Tabel 4.21. Indeks Berantai PDRBAtas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2013

No. Lapangan Usaha 2012 2013

1 Pertanian 104,40 103,81

2 Pertambangan dan Penggalian 107,47 110,31

3 Industri 104,39 103,57

4 Listrik, Gas,dan Air Bersih 104,25 107,50

5 Bangunan 108,92 111,89

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 106,38 107,08

7 Pengangkutan dan Komunikasi 104,85 107,25

8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan

Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan

104,36 108,85

9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan

perorangan

109,86 108,80

PDRB Tapanuli Utara 105,95 106,05

(41)

Tabel 4.22. Indeks Implisit PDRB menurut Lapangan Usaha

Tahun 2012-2013

No. Lapangan Usaha 2012 2013

1 Pertanian 257,15 268,53

2 Pertambangan dan Penggalian 459,12 478,11

3 Industri 200,83 215,77

4 Listrik, Gas,dan Air Bersih 312,36 324,24

5 Bangunan 244,51 263,45

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 288,94 313,14

7 Pengangkutan dan Komunikasi 282,95 295,38

8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan

Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan

281,58 290,65

9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan

perorangan

208,88 225,97

PDRB Tapanuli Utara 252,85 267,50

Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014

Tabel 4.23. Angka Agregat PDRBTahun 2012-2013

RINCIAN 2012 2013

NILAI ABSOLUT

- PDRB Harga Berlaku (Juta Rp)

- PDRB Harga Konstan 2000 (Juta Rp)

4.564.753,31 1.805.193,56

5.121.103,53 1.914.415,17

- PDRB Perkapita Harga Berlaku (Rp) 16.080.379,15 17.898.571,67

- PDRB Perkapita Harga Konstan 2000 (Rp) 6.359.203,86 6.690.998,72

INDEKS PERKEMBANGAN (2000 = 100)

- PDRB Harga Berlaku 465,29 522,00

- PDRB Harga Konstan 2000

- PDRB Perkapita Harga Konstan 2000 165,75 174,40

INDEKS BERANTAI (Tahun sebelumnya = 100)

- PDRB Harga Berlaku 109,79 112,19

- PDRB Harga Konstan 2000

- PDRB Perkapita Harga Konstan2000 105,21 105,22

Percapita GRDP at 2000 Constant Prices

(42)

4.8.7 Pontensi Ekonomi

Pontensi ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara menurut data BPS 2014 bahwa pertumbuhan ekonomi sangat cukup signifikan baik dibidang sektor pertanian dan sektor lainnya. Berikut ini dapat dilihat perkembangan ekonomi dari beberapa sektor.

A. Sektor Pertanian

Sektor pertanian, bagi daerah Kabupaten Tapanuli Utara sampai saat ini

masih merupakan tulang punggung perekonomian daerah sebagai

penghasil nilai tambah dan devisa maupun sumber penghasilan atau

penyedia lapangan pekerjaan sebagian besar penduduk. Hal ini

ditunjukkan dari kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB

pada Tahun 2013 masih tetap dominan yakni mencapai 50,25 persen dari

total PDRB yang dihasilkan.

Mengingat pentingnya sektor pertanian bagi daerah Kabupaten Tapanuli

Utara yang mana memberikan fasilitas dan dorongan yang lebih terarah

bagi perkembanganpembangunan kerakyatan. Pemerintah daerah

Kabupaten Tapanuli Utara mempunyai visi yakni “Mewujudkan

Kemakmuran Masyarakat Berbasis Pertanian”.

1) Tanaman Bahan Makanan

Sektor pertanian, terdiri dari sub sector tanaman bahan makanan,

perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sub sektor

pertanian yang paling dominan yang dibudidayakan masyarakat di

Kabupaten Tapanuli Utara adalah sektor tanaman bahan makanan

mencakup tanaman padi, palawija dan hortikultura. Untuk tanaman

padi dan palawija, padi memiliki luas panen terbesar seluas 27 ribu

hektar. Sedangkan untuk tanaman sayuran, cabe memiliki luas panen

(43)

Gambar 4.14. Grafik Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang

Tahun 2013 (ton)

Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014

Gambar 4.15. Grafik Produksi Tanaman Sayur-Sayuran menurut Jenisnya

Tahun 2013 (ton)

(44)

2) Perkebunan

Pada umumnya perkebunan di Kabupaten Tapanuli Utara adalah

perkebunan rakyat, belum terdapat usaha perkebunan yang diusahakan

oleh perusahaan perkebunan. Walaupun demikian dimasa mendatang

diharapkan perkebunan rakyat ini semakin berkembang. Jenis komoditi

unggulan yang dibudidayakan masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara

adalah tanaman kemenyan. Hal ini terlihat dari besarnya luas tanaman

kemenyan yaitu seluas 16.127,50 Ha dan luas tanam terbesar ada di

Kecamatan Pangaribuan seluas 5.081,50 Ha. Kemudian diikuti oleh

tanaman kopi arabika dengan luas tanam sebesar 13.980,50 Ha dengan

luas tanam terbesar juga terdapat di Kecamatan Pangaribuan yaitu seluas

2.432,50 Ha.

Gambar 4.16. Grafik Produksi Tanaman Kemenyan per Kecamatan

Tahun 2013 (ton)

(45)

3) Peternakan

Pada Tahun 2013 populasi kerbau sebanyak 9.243 ekor. Sedang untuk

ternak kecil seperti babi sebanyak 42.599 ekor. Pada Tahun 2013 dan

untuk ternak unggas seperti itik contohnya, bertambah dari 30.038 ekor

pada tahun 2012 menjadi 31.836 ekor pada tahun 2013.

Tabel 4.24. Populasi Ternak Besar, Kecil dan Unggas Menurut Jenis

Tahun 2011-2013

No. Jenis Ternak (ekor) 2011 2012 2013

A. Ternak Besar

Sapi 479 526 431

Kerbau 9.249 9 341 9 243

Kuda 240 235 204

Ayam 422 492 425 661 421 851

Itik 29 815 30 038 31 836

Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014

4) Perikanan

Daerah Kabupaten Tapanuli Utara selain memiliki Danau Toba juga

terdapat kolam, rawa dan beberapa aliran sungai yang cukup panjang

yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan perikanan.Namun usaha

perikanan pada umumnya adalah usaha rumah tangga dalam skala kecil.

Menurut sifat usahanya ada yang sudah dikelola secara budidaya dan

melalui penangkapan di perairan umum. Rumah tangga budidaya ikan

lokasi usahanya ada di kolam dan sawah sedangkan penangkapan ikan

dilakukan di sungai, rawa dan danau. Jumlah rumah tangga budidaya

ikan pada Tahun 2013 sebanyak 3.427 rumah tangga dan penangkapan

ikan ada sebanyak 1055 rumah tangga. Dan hasil produksi sebanyak

(46)

Tabel 4.25. Jumlah Rumah Tangga Budi Daya Ikan dan Penangkapan Ikan

Tahun 2013

No. Kegiatan Rumah tangga

A. Budi Daya Ikan 3.427

1. Kolam Air Tenang 1.157

2. Kolam Ikan Mina Padi 1.990

3. Kolam Air Deras

-4. Jaring Apung 43

5. Pembenihan 237

B. Penangkapan Ikan 1.055

1. Nelayan Danau Toba 460

2. Nelayan di Rawa dan Sungai 595

Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014

B. Perindustrian

Dilihat dari kelompok usaha industri, kelompok usaha industri sandang

dan kulit paling banyak terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara, yaitu

sebanyak 2.243 unit dengan jumlah tenaga kerja 4.226 orang, sementara

kelompok industri kimia dan bahan bangunan paling sedikit jumlahnya,

yaitu 167 unit dengan jumlah tenaga kerja 569 orang. Berikut dapat

(47)

Tabel 4.26. Jumlah Perusahaan/Usaha dan Tenaga Kerja Industri Kecil

menurut Kecamatan dan Kelompok Industri Tahun 2013

No. Kecamatan

Pangan Sandang dan Kulit Kimia dan Bahan

Bangunan

3 Sipoholon 68 120 24 26 20 124

4 Tarutung 110 236 947 1 853 50 143

5 Siatas Barita 18 46 926 1 955 4 8

13 Siborongborong 132 856 12 21 24 126

14 Pagaran 16 36 2 4 2 3

15 Muara 16 33 254 264 7 15

Tahun 2013 645 1 828 2 243 4 226 167 569

Tahun 2012 645 1 828 2 243 4 226 167 569

Tahun 2011 640 1 822 2 239 4 221 159 594

(48)

Tabel 4.27. Jumlah Perusahaan/Usaha dan Tenaga Kerja Industri Kecil

menurut Kecamatan dan Kelompok Industri Tahun 2013

No. Kecamatan

(49)

Gambar 4.17. Peta Jumlah Unit Perusahaan/Usaha Industri Kecil menurut Kecamatan Tahun 2013

(50)

C. Pertambangan

Pada sektor pertambangan dapat dilihat pada tabel 4.28 berikut.

Tabel 4.28. Jenis, Lokasi, dan Kegunaan Bahan Tambang

No. Jenis Bahan

Tambang Lokasi Kegunaan

1 Calcium Carbonate  Desa Simasom, Kec. Pahae Julu Cat, Dempul, Sabun, Keramik

2 Pozolan  Desa Situmeang, Desa Habinsaran,

 Desa Sipoholon,

 Desa Lumban Maria, Kec. Tarutung

Semen

3 Batako Trass  Desa Situmeang Desa Habinsaran,

Kec. Sipoholon.

 Desa Lumban Maria, Kec. Tarutung

Batu Bata / Batako

4 Kapur Fosfat  Desa Situmeang Habinsaran, Kec.

Sipoholon.

 Desa Simasom, Kec. Pahae Julu

Menetralisir Keasaman Lahan

5 Pupuk Majemuk  Desa Situmeang Habinsaran, Kec.

Sipoholon. sebagai imbuh dalam peleburan dan pemurnian besi atau logam

7 Batu Apung  Kec.Pahae Jae,Muara, dan

 Kec. Parmonangan

Konstruksi dan Industri

8 Belerang  Kec. Tarutung, Adiankoting,

 Kec. Pahae Julu

Industri Pupuk, Kimia, Titanium dan pewarna Lainnya, industri rayon dan film, industri besi dan baja serta minyak bumi

9 Felspar  Kec. Pangaribuan Keramik Halus,Glasir, Bahan

Pengisi (Filter), industri gelas amber

10 Kaolin Kec. Pahae Julu, dan Parmonangan Keramik, Pestisida, Cat

11 Oker  Kec. Tarutung, Muara,

 Kec. Parmonangan,

 Kec. Adiankoting

(51)

No. Jenis Bahan

Tambang Lokasi Kegunaan

12 Mika  Kec. Pangaribuan, Isolasi alat listrik, setrika listrik,

penutup beton, email bahan lincir, penutup

13 Zeolit  Kec. Pahae Jae Penjernih air limbah,di bidang

peternakan, bidang perikanan, pengeringan dan pemurnian gas, bahan Filter, keramik, gasifikasi batubara dan bahan bangunan

 Kec. Pahae Julu Perhiasan dan Dekorasi

18 Batu Kapur  Kec. Pahae Jae,

 Kec. Sipoholon, Pahae Julu

Pupuk, pakan ternak,

pengolahan kapur

19 Perlit  Kec. Tarutung dan Pahae Julu Keramik Halus, dekorasi

20 Silika  Kec. Pangaribuan Bahan Baku Keramik Halus

Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014

D. Perdagangan

Pada Tahun 2013, jumlah perusahaan/usaha yang mengurus Izin Usaha

Tanda Daftar Industri tercatat 1 usaha, Surat Izin Usaha Perdagangan

(SIUP) sebanyak 176 usaha, dan Izin Gangguan sebanyak 938 usaha.

Dapat dilihat pada tabel 4.30 dan tabel 4.29 berikut.

Pasar merupakan tempat transaksi dan juga tempat bertemunya antara

penjual dan pembeli. Jumlah pasar di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun

2013 adalah sebanyak 14 pasar. Tempat berjualan sebanyak 5.625 unit

(52)

balairung 2.559 unit. Jumlah pedagang sebanyak 4.118 orang. Dapat

dilihat pada tabel 4.30 dan tabel 4.31 berikut.

Tabel 4.29. Jumlah Pengurusan Izin menurut Jenis dan Bulan Tahun 2013

Jenis Surat Ijin Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

(53)

Tabel 4.30. Jumlah Tempat Berjualan yang Ada di Pasar menurut

Kecamatan Tahun 2013

No. Kecamatan

Tempat Berjualan

Kios Los Undung-Undung Balairung Jumlah

1 Parmonangan 0 0 61 124 185

(54)

Tabel 4.31. Jumlah Pedagang di Pasar menurut Kecamatan Tahun 2013

No. Kecamatan Jumlah Pedagang (orang)

1. Parmonangan 150

Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014

E. Jasa lainnya

Pada sektor jasa ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Air Minum

Air minum merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat,

sehingga pemerintah selalu berupaya membangun sarana air minum.

Penyediaan air minum bias diusahakan sendiri oleh masyarakat atau

perusahaan. Menurut data dari PDAM Mual Natio Tarutung pada Tahun

2013, jumlah pelanggan air minum sebanyak 7.358 pelanggan. Volume

air minum yang dikonsumsi pelanggan sebanyak 1.964.328 m3 dan

nilai penjualan Rp.3,24 miliar rupiah. Kategori pelanggan air minum

(55)

Niaga. Pelanggan yang terbanyak yaitu Golongan Non Niaga sebanyak

6.582 pelanggan terdiri dari 6.503 golongan rumahtangga dan 79

golongan pemerintah. Sementara Golongan Niaga sebanyak sebanyak

598 pelanggan dan Golongan Sosial sebanyak 178 pelanggan.

Tabel 4.32. Jumlah Pelanggan, Volume dan Nilai Air Minum yang Disalurkan

PDAM menurut Kategori Pelanggan Tahun 2011-2013

Kategori Pelanggan Pelanggan Volume air Minum

(M3) Nilai Air Minum (Rp)

Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014

2) Listrik

Listrik di Indonesia sebagian besar diproduksi oleh Perusahaan Listrik

Negara. Menurut data dari PLN Cabang Sibolga Ranting Tarutung pada

Tahun 2013, ada sebanyak 32.944.728 KWh energi listrik yang

terpakai dengan nilai penjualan sebanyak Rp.20.224.381.297. Untuk

(56)

Tabel 4.33. Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung, dan Penjualan Listrik

PT. PLN (Persero) Ranting Tarutung menurut Jenis Tarif

No. Jenis Tarif Jumlah

Pelanggan

2 S-2 Badan Sosial Kecil 876 1.314.250 1.902 654 1.342.186.847

3 S-3 Badan Sosial Besar 0 0 0 0

4 S4/TR + S4/TM 0 0 0 0

5 R1-RT Sederhana 27.932 15.334.100 23.784.049 11.543.489.801

6 R2-RT Kecil 23 91.900 125.831 132.860.473

7 R3-RT Sedang 3 47.200 58.171 75.571.846

8 R4-RT Besar 0 0 0 0

9 U1 / B1 774 874.200 1.621.584 1.327.206.922

10 U2 / B2 37 548.200 641.932 838.244.473

11 U3-Usaha Besar 0 0 0 0

12 U4-Sambungan

Sementera + U4/Opal

127 81.907 404.860 154.46362

13 I1-Industri Kecil 6 67.100 58.001 59.470.612

14 I2- Industri Sedang 1 23.000 11.040 9.884.816

15 I3- Industri Besar 0 0 0 0

16 I4- Industri Besar 0 0 0 0

17 I5-/TT 0 0 0 0

18 G1-Gedung , Kantor P1 139 360.500 599.491 650.233.041

19. G2-Gedung, Kantor 0 0 0 0

20. J-Penerangan Jalan P3 94 442.610 1.797.836 1.666.701.382

21. L-ATSI 74 1.012.700 1.939.279 2.424.067.522

Jumlah 30.086 20.197.667 32.944.728 20.224.381.297

(57)

F. Hotel dan Parawisata

Pembangunan sarana/ prasarana wisata mencakup hotel, akomodasi, objek

wisata maupun prasarana pendukungnya. Pada Tahun 2013 jumlah hotel

tercatat 15 unit dengan 391 kamar dan 657 tempat tidur. Pada Tahun

2013, jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Tapanuli Utara

sebanyak 96.841 orang terdiri dari 480 orang wisata asing dan 96.361

orang wisatawan domestik.

Gambar 4.18. Grafik Jumlah Wisatawan Asing yang Datang ke Tapanuli

Utara menurut Bulan Tahun 2013

(58)

Tabel 4.34. Jumlah Hotel, Kamar, dan Tempat Tidur menurut Kecamatan

Gambar

Tabel 4.5. Persebaran dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara 5 Tahun Terakhir
Gambar 4.3. Peta Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013
Tabel 4.7. Proyeksi Penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara 2013  – 2017
Gambar 4.5. Peta Topografi Kabupaten Tapanuli Utara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengambilan keputusan dalam keorganisasian biasanya dilakukan secara sepihak oleh penguasa modal dan petani sepenuhnya sebagai penerima keputusan (“ price taker ”). Sistem

pertolongannya-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Konsistensi Penyajian Laporan Keuangan Pada PT Varia.. Usaha” sebagai salah

KEYwORDS: chimeric antigen receptor, CAR-T cells, adoptive cell therapy, ACT, T cell receptor, TCR, cancer, immunotherapy.. Indones

Pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran interaktif, menjadi tantangan tersendiri bagi penulis untuk mengembangkan media pembelajaran yang mampu menyajikan

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk menurunkan logam berat yang terkandung dalam kerang bulu sebelum

Keran air otomatis ini menggunakan sensor Ultrasonik HCSR-04 sebagai on/off pada keran solenoid valve yang akan aktif ketika suatu objek menghalangi sensor ultrasonik

Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat adalah, menciptakan guru yang dapat menerapkan metode pembelajaran BCCT pada siswa, membantu guru dalam penyampaian materi

Hasil uji mekanik selanjutnya didukung oleh analisa scanning electron microscopy (SEM) yang menunjukkan pati biji alpukat memiliki ukuran granula besar dan pada