4.1 Sejarah Kabupaten Tapanuli Utara
Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan salah satu daerah Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara terletak di wilayah dataran tinggi Sumatera Utara dan berada pada ketinggian antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan kondisi Topografi dan kontur tanah untuk kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, bahwa Kabupaten Tapanuli Utara memiliki karakteristik wilayah bergelombang dan berbukit serta merupakan bagian dari pegunungan Bukit Barisan. Sebagai salah satu wilayah di dataran tinggi, maka Kabupaten Tapanuli Utara sangat potensial untuk pengembangan tanaman holtikultura dan berada pada jalur lintas antara beberapa kabupaten/kota.
Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan salah satu daerah Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara terletak di wilayah dataran tinggi Sumatera Utara dan berada pada ketinggian antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan kondisi Topografi dan kontur tanah untuk kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, bahwa Kabupaten Tapanuli Utara memiliki karakteristik wilayah bergelombang dan berbukit serta merupakan bagian dari pegunungan Bukit Barisan. Sebagai salah satu wilayah di dataran tinggi, maka Kabupaten Tapanuli Utara sangat potensial untuk pengembangan tanaman holtikultura dan berada pada jalur lintas antara beberapa kabupaten/kota.
Pada masa Hindia Belanda, Kabupaten Tapanuli Utara termasuk Kabupaten Dairi, Toba Samosir, Samosir, dan Humbang Hasundutan yang sekarang termasuk dalam Keresidenan Tapanuli yang dipimpin seorang Residen bangsa Belanda yang berkedudukan di Sibolga. Keresidenan Tapanuli yang dulu disebut
Residentie Tapanuli yang terdiri dari 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen,
BAB
IV
Afdeling Padang Sidempuan, Afdeling Sibolga dan Afdeling Nias. Afdeling Batak
Landen dipimpin seorang Asisten Residen yang ibukotanya Tarutung yang
terdiri dari 5 Onder Afdeling (Wilayah).
Sesudah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, pemerintah mulai membentuk struktur pemerintahan baik di pusat dan di daerah. Dengan diangkatnya Dr. Ferdinand Lumbantobing sebagai Residen
Tapanuli, disusunlah struktur pemerintahan dalam negeri di Tapanuli khususnya di Tapanuli Utara sebagai berikut:
a. Nama Afdeling Batak Landen diganti menjadi Luhak Tanah Batak dan sebagai Luhak pertama diangkat Cornelis Sihombing. Nama Onder Afdeling
diganti menjadi Urung yang dipimpin Kepala Urung, Para Demang
memimpin Onder Afdeling sebagai Kepala Urung.
b. Onder Distrikten diganti menjadi Urung Kecil dan dipimpin Kepala Urung
Kecil yang dulu disebut Asisten Demang.
Kemudian pada tahun 2003 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan kembali menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan.
4.2 Kondisi Geografi
Tabel 4.1. Luas Wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara Menurut Kecamatan Tahun 2010
No. Kecamatan Ibu Kota Kecamatan Kelurahan Desa Luas/Area
(Km2)
Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 – 2032 Ket: * Belum Termasuk Luas Danau Toba: 6,60 Km2
Secara administratif Kabupaten Tapanuli Utara berbatasan dengan lima kabupaten tetangga. Adapun batas-batas adalah sebagai berikut:
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah dan
Kabupaten Humbang Hasundutan;
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu;
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan.
Gambar 4.1. Peta Orientasi Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara
Gambar 4.2. Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara
4.3 Kondisi Demografi
Uraian mengenai profil kependudukan dan sumberdaya manusia wilayah Kabupaten Tapanuli Utara akan membahas jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk menurut struktur umur, jenis kelamin, dan perkembangan kepadatan penduduk.
A. Jumlah Penduduk Secara Keseluruhan
Jumlah penduduk akhir tahun Kabupaten Tapanuli Utara pada Tahun 2013
yang disajikan dalam tabel 4.2 dihitung berdasarkan data jumlah penduduk
hasil Sensus Penduduk 2010. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk
relatif rendah, yaitu 76 jiwa per kilometer persegi. Banyaknya rumah
tangga Tahun 2013 sebesar 67.568 rumah tangga, dengan rata-rata
anggota rumah tangga sebesar 4 orang.
Tabel 4.2. Luas Wilayah, Rumah Tangga, Penduduk, dan Kepadatan
Penduduk menurut Kecamatan 2013
1 Parmonangan 257,35 3.266 13.339 13.389 52
2 Adiankoting 502,9 3.409 14.218 14.271 28
3 Sipoholon 189,2 5.587 22.811 22.898 121
4 Tarutung 107,68 9.534 40.472 40.620 377
5 Siatas Barita 92,92 3.086 13.379 13.434 145
6 Pahae Julu 165,9 2.999 12.030 12.078 73
7 Pahae Jae 203,2 2.706 10.829 10.869 53
8 Purbatua 191,8 1.791 7.339 7.366 38
9 Simangumban 150 1.765 7.479 7.507 50
10 Pangaribuan 459,25 6.391 27.401 27.496 60
11 Garoga 567,58 3.754 15.964 16.022 28
12 Sipahutar 408,22 5.813 25.138 25.232 62
13 Siborongborong 279,91 10.284 45.258 45.420 162
14 Pagaran 138,05 3.934 16.948 17.011 123
15 Muara 79,75 3.249 13.513 13.553 170
B. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin 2013
Jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013 sebesar 287.166
jiwa yang terdiri dari 141.893 jiwa laki-laki dan 145.273 jiwa perempuan.
Rasio jenis kelamin sebesar 97,67 ini berarti bahwa jumlah penduduk
perempuan di Tapanuli Utara lebih banyak dari pada jumlah penduduk
laki-laki. Maka dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin 2013
No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin
13 Siborongborong 22.829 22.591 45.420 101,05
14 Pagaran 8.422 8.589 17.011 98,06
15 Muara 6.603 6.950 13.553 95,01
C. Jumlah Penduduk Miskin 2013
Pada umumnya, masih terdapat penduduk Kabupaten Tapanuli Utara yang
masih dibawah garis kemiskinan. Jumlah kepala keluarga miskin yang
paling banyak terdapat pada tahun 2012 sebanyak 33.923 jiwa yang
menurun dari tahun sebelumnya tahun 2011 sebanyak 34.674 jiwa. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut.
Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2008-2012
Sumber: Buku Putih Sanitasi (BPS) Tahun 2014
Jumlah rumah tangga yang terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara adalah
sebanyak 26.144 Rumah Tangga (Kepala Keluarga). Jika dibandingkan
antara jumlah rumah tangga dengan jumlah penduduk, maka rata-rata
jumlah anggota keluarga pada setiap rumah tangga sebanyak 5 orang.
D. Jumlah Pertumbuhan Penduduk 2013
E. Persebaran dan Kepadatan Penduduk
Tabel 4.5. Persebaran dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara 5 Tahun Terakhir
Nama Kecamatan
Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan penduduk (jiwa/km2)
Tahun Tahun Tahun Tahun
Gambar 4.3. Peta Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013
F. Komposisi Penduduk Menurut Golongan Umun dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk Kabupaten Tapanuli Utara menurut jenis kelamin pada tahun 2013 yang tertinggi adalah laki-laki pada golongan umur 0-4 tahun 18.733, sedangkan perempuan 17.986 jiwa. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.6. berikut.
Tabel 4.6. Komposisi Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2013
Golongan
Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
0 – 4 18.773 17.986 36.759
Tahun 2012 140.830 144.240 285.070
G. Proyeksi Penduduk
Berdasarkan laju pertumbuhan penduduk rata-rata per Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, maka dapat dihitung proyeksi penduduk hingga akhir tahun perencanaan dengan menggunakan Metode Bunga Berganda (Pt= Po (1+r)t ).
Hasil dari proyeksi penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara (315,646 jiwa) dapat diketahui bahwa untuk jumlah penduduk tertinggi hingga akhir tahun perencanaan masih terdapat di Kecamatan Siborong-borong (45,042 jiwa) dan kemudian di Kecamatan Tarutung (40,620 jiwa). Sedangkan untuk jumlah penduduk terkecil hingga akhir tahun perencanaan masih terdapat di Kecamatan Purba Tua (7,366 jiwa). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7berikut.
Tabel 4.7. Proyeksi Penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara 2013 – 2017
Nama Kecamatan
Jumlah Penduduk Kepadatan penduduk
Tahun Tahun
4.4 Kondisi Topografi
Berdasarkan kondisi Topografi dan kontur tanah untuk Kabupaten Tapanuli Utara di Provinsi Sumatera Utara, bahwa Kabupaten Tapanuli Utara memiliki karakteristik wilayah bergelombang dan berbukit serta merupakan bagian dari pegunungan Bukit Barisan. Berdasarkan topografinya daerah ini dapat dirinci sebagai berikut:
a. Menurut Ketinggian
150 - 1.700 meter diatas permukaan laut.
b. Menurut Kemiringan/Kelerengan Tanah
Kontur tanah beraneka ragam, yaitu tergolong datar (3,16 persen),
landai (26,86 persen), miring (25,63 persen) dan terjal (44,35 persen).
Kabupaten Tapanuli Utara yang berada pada rata-rata ketinggian 900 meter diatas permukaan laut sangat berpeluang memperoleh curah hujan yang banyak. Kabupaten Tapanuli Utara termasuk daerah yang beriklim tropis yang memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Berdasarkan data BPS Kabupaten Tapanuli Utara dalam angka Tahun 2013, rata-rata curah hujan bulanan terjadi paling besar di Kecamatan Pahae Jae yaitu sebesar 444,08 mm dengan ratarata lama hari hujan bulanan sebanyak 14,33 hari. Dari curah hujan bulanan tahun 2013, terlihat curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November dengan rata-rata curah hujan 329,13 mm.
Kondisi Topografi Kabupaten Tapanuli pada umumnya memiliki karakteristik antara lain:
Kondisi lereng yang relatif cembung dengan kemiringan lebih curam dari
200 (40%) untuk daerah lereng bukit/perbukitan, atau lereng gunung/pegunungan, dan lereng relatif landai dengan kemiringan sekitar 100 (20%) hingga 200 (40%).
Kondisi tanah/batuan penyusun umumnya merupakan lereng yang
tersusun oleh tanah lempung yang mudah mengembang apabila jenuh air.
Curah hujan mencapai 70 mm/jam atau 100 mm/hari. Curah hujan
Gambar 4.4. Peta Ketinggian dan Kountur Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara
Gambar 4.5. Peta Topografi Kabupaten Tapanuli Utara
4.5 Kondisi Hidrologi
Potensi Hidrologi cukup penting untuk menunjang pembangunan, baik untuk kepentingan irigasi, air minum (sanitasi), transportasi maupun untuk kepentingan lainnya. Beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) berada di Kabupaten Tapanuli Utara, seperti: Aek Garut, Sungai Batang Toru, Aek Rabon, dan Sungai Batugarsi.
Kabupaten Tapanuli Utara yang berada pada rata-rata ketinggian 900 meter diatas permukaan laut sangat berpeluang memperoleh curah hujan yang banyak. Kabupaten Tapanuli Utara termasuk daerah yang beriklim tropis yang memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Berdasarkan data BPS Kabupaten Tapanuli Utara dalam angka Tahun 2013, curah hujan bervariasi antar kecamatan, selama Tahun 2012 rata-rata curah hujan terjadi paling besar berada di kecamatan Muara mencapai 504,17 mm dengan rata-rata lama hari hujan bulanan sebanyak 19,42 hari. Dari curah hujan bulanan Tahun 2012, terlihat curah hujan tertinggi terjadi Pada bulan Nopember dengan rata-rata curah hujan 420,73 mm.Kabupaten Tapanuli Utara berada dalam wilayah sungai (WS) Toba Asahan dengan DAS/SUB DAS sebagai berikut:
Tabel 4.8. DAS di Kabupaten Tapanuli Utara
NO Kecamatan DAS/SUB DAS Luas (Ha)
DTA. Danau Toba, Batang Toru Bilah
DTA. Danau Toba, Batang Toru Batang Toru
Gambar 4.6. Peta DAS Asahan Barumun
4.6 Kondisi Geologi
Gambar 4.7. Peta Geologi Kabupaten Tapanuli Utara
Gambar 4.8. Peta Jenis Tanah Kabupaten Tapanuli Utara
4.7 Gambaran Klimatologi
Salah satu unsur cuaca/iklim adalah curah hujan. Kabupaten Tapanuli Utara yang berada pada rata-rata ketinggian lebih dari 900 meter di atas permukaan laut sangat berpeluang memperoleh curah hujan yang banyak. Selama tahun 2011, curah hujan tahunan terjadi paling besar di Kecamatan Pahae Jae yaitu sebesar 3.560 mm dan lama hari hujan bulanan sebanyak 14,58 hari. Dari curah hujan bulanan tahun 2011, terlihat curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan November dengan total curah hujan 3.784 mm.
Gambar 4.9. Grafik Rata-rata Hari Hujan Menurut Bulan Tahun 2011
Tabel 4.9. Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan per Bulan Tahun 2013
Kecamatan
Januari Februari Maret
Curah
Kecamatan
Kecamatan
Juli Agustus September
Curah
Kecamatan
Oktober November Desember
Curah
4.8 Kondisi Sosial dan Ekonomi
4.8.1 Kondisi Sosial Budaya
Nilai budaya merupakan ide-ide abstrak yang mempengaruhi cara berpikir, berperasaan dan bertindak seseorang. Nilai-nilai ini merupakan mesin penggerak masyarakat untuk mencapai tujuan akhir yang digariskan dalam nilai-nilai budaya yang berlaku. Sebagian besar penghuni yang mendiami Kabupaten Tapanuli Utara adalah suku Batak khususnya Suku Batak Silindung. Dikalangan orang Batak ada singkatan 3 H yang populer yang mengekspresikan nilai-nilai budaya mereka yakni, Hamoraon, Hagabeon dan Hasangapon.
Hamoraon berarti bahwa seseorang harus berjuang keras meraih kekayaan sepanjang hidupnya. Tanah yang luas, rumah yang banyak dan hak milik lainnya merupakan bentuk nyata kekayaan. Untuk mencapai semua ini, orang Batak harus bekerja keras, meraih pendidikan tinggi dan kadang-kadang terlibat dalam konflik untuk mempertahankan status atau posisinya. Hagabeon
berarti seseorang harus dikarunai keturunan dan pada akhirnya memiliki jaringan kekerabatan. Ini tampak jelas dalam pemberkatan pasangan nikah yang baru dimana keluarga dekat akan menyampaikan pesan lewat kiasan:
“Bintang na rumis, ombun na sumorop; Anak pe riris, boru pe antong torup”. Memiliki harta yang banyak memang penting, tapi belum cukup tanpa diberkahi banyak keturunan, laki-laki maupun perempuan.
Yang terakhir, hasangapon (kebanggaan) diraih ketika seseorang menerima pengakuan dari orang lain. Pengakuan ini diraih ketika seseorang telah memiliki harta kekayaan yang melimpah dan keturunan yang banyak sepanjang hidupnya. Ia akan dipanggil dengan sebutan manusia yang mulia (Jolma Na Sangap).
ini juga menciptakan konflik yang mengakar untuk mempertahankan status atau kekuasaan mereka.
4.8.2 Kondisi Pendidikan
Pembangunan sektor pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) dan merupakan asset utama yang sangat
strategis dalam menggerakkan laju pembangunan.
Keberhasilan sektor pendidikan salah satunya dapat dilihat dari indikator
meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah (APS). Peningkatan Angka Partisipasi
Sekolah haruslah didukung oleh penyediaan sarana dan prasarana pendidikan
yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Ditingkat Sekolah Dasar (SD) jumlah sekolah pada tahun ajaran 2013/2014
sebanyak 390 unit termasuk 4 unit diantaranya Madrasah Ibtidaiyah, dengan
jumlah guru sebanyak 3.622 orang dan banyaknya murid 47.278 orang. Pada
tingkat SMP/ MTS jumlah sekolah sebanyak 80 unit dimana 2 diantaranya
adalah MTS. Jumlah tenaga guru sebanyak 1.483 orang dan siswa yang
menuntut ilmu sebanyak 21.028 orang.
Pada tahun ajaran 2013/2014, jumlah Sekolah Menengah Umum (SMU)
sebanyak 26 unit termasuk Madrasyah Aliyah sebanyak 1 unit, jumlah tenaga
guru sebanyak 748 orang dan murid sebanyak 10.765 orang. Untuk tingkat
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada tahun ajaran 2013/2014 ini tercatat
jumlah sekolah 23 unit, guru 595 orang, dan 6.611 siswa. Rasio murid SD/MI
terhadap sekolah pada tahun ajaran 2013/2014 sebesar 108 dengan perkataan
lain setiap SD/MI di Kabupaten Tapanuli Utara rata-rata menampung sekitar
108 murid. Untuk masing-masing tingkat SMP/MTS dan SMU/MA rasionya
adalah sebesar 262 dan 414 sedangkan pada tingkat SMK 287. Untuk lebih
Tabel 4.10. Fasilitas Pendidikan yang Tersedia Di Kabupaten Tapanuli Utara
Gambar 4.10. Grafik Jumlah Murid menurut Jenjang Sekolah Tahun 2011 – 2014 Di Kabupaten Tapanuli Utara
Sumber : Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014
Tabel 4.11. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid menurut Jenjang Sekolah
Jenjang Sekolah 2011/2012 2012/2013 2013/2014
(1) (2) (3) (4)
Tabel 4.12. Jumlah Sekolah menurut Kecamatan dan Jenjang
Sekolah 2013/2014
Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014
4.8.3 Kondisi Kesehatan dan Keluarga Berencana
Jumlah Rumah Sakit Umum yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013
sebanyak 1 buah yang berlokasi di Kecamatan Tarutung, sedangkan sarana
kesehatan lainnya pada tingkat kecamatan terdapat sebanyak 19 unit
puskesmas (6 unit diantaranya puskesmas berstatus rawat inap) dan 60 unit
puskesmas pembantu. Poskesdes sebanyak 86 unit, posyandu ada sekitar 377
unit, apotek sebanyak 8 unit, took obat sebanyak 40 unit, klinik bersalin swasta
2 unit dan balai pengobatan swasta 5 unit.
Jumlah dokter di Kabupaten Tapanuli Utara (tidak termasuk RSUD) pada Tahun
orang. Banyaknya Pasangan Usia Subur (PUS) di Kabupaten Tapanuli Utara
Tahun 2013 sebanyak 34.264 PUS dengan akseptor aktif sebanyak 22.864 atau
sekitar 66,37%. Pada Tahun 2013 terdapat 7.272 akseptor baru atau sekitar
79,57% dari jumlah Pemenuhan Permintaan Masyarakat (PPM).
Gambar 4.11. Grafik Jumlah yang Berobat di RSUD Wadana
Tarutung menurut Jenis Penyakit 2013
Tabel 4.13. Jumlah Sarana Kesehatan menurut Jenis Sarana 2013
No. Sarana Kesehatan 2012 2013
1 RSU 1 1
2 Puskesmas 19 19
3 Puskesmas Pembantu 60 60
4 Pondok Bersalin Desa 20 45
5 Pos Kesehatan Desa *) 225 86
6 Pos Pelayanan Terpadu 380 377
7 Apotek 9 8
8 Toko Obat 49 40
9 Klinik Bersalin 9 2
10 Balai Pengobatan Swasta 0 5
Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014
*) terjadi perubahan konsep oleh Dinas Kesehatan Jumlah Poskesdes hanya poskesdes dengan status bangunan milik pemerintah, sedangkan untuk berstatus kontrak tidak termasuk.
4.8.4 Kondisi Agama Kabupaten Tapanuli Utara
Sesuai dengan Falsafah Negara, pelayanan kehidupan beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa senantiasa dikembangkan dan
ditingkatkan. Di Kabupaten Tapanuli Utara kerukunan antar umat beragama
terjalin dengan sangat baik.
Sarana ibadah umat beragama di Kabupaten Tapanuli Utara pada Tahun 2013
adalah sebagai berikut: Gereja Protestan 923 unit, Gereja Katolik 75 unit,
Mesjid 67 unit, dan Langgar/Surau 34 unit.
4.8.5 Kondisi Penduduk Miskin Kabupaten Tapanuli Utara
Jumlah kepala keluarga miskin yang paling banyak terdapat pada tahun 2012
sebanyak 33.923 jiwa yang menurun dari tahun sebelumnya tahun 2011
sebanyak 34.674 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Tapanuli Utara
Sumber: Buku Putih Sanitasi (BPS) Tahun 2014
4.8.6 Kondisi PDRBKabupaten Tapanuli Utara
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu
indikator dalam melihat keberhasilan pembangunan di suatu daerah, dimana
pertumbuhan PDRB suatu daerah merupakan gambaran pertumbuhan ekonomi
suatu daerah.
PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Atas Dasar Harga Berlaku pada Tahun 2012
sebesar 4.564,75 milyar rupiah dan pada Tahun 2013 sebesar 5.121,10 milyar
rupiah, sedang PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000
pada Tahun 2012 sebesar 1.805,19 milyar rupiah dan pada Tahun 2013
sebesar 1.914,41 milyar rupiah.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara jika dilihat berdasarkan PDRB
Atas Dasar Harga Konstan 2000 pada Tahun 2012 sebesar 5,95 persen dan
Tahun 2013 sebesar 6,05 persen, maka Tahun 2013 mengalami kenaikan 0,1
persen.
PDRB Perkapita Harga Berlaku Kabupaten Tapanuli Utara pada Tahun 2012
sebesar Rp.16.080.379 dan pada Tahun 2013 meningkat menjadi sebesar
Rp.17.898.571,67.
Sektor pertanian merupakan kontributor terbesar dalam membentuk PDRB
Jut
a
Rup
iah
sebesar 50,52 persen, yang diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran
dengan kontribusi sebesar 15,90 persen, dan sektor jasa-jasa sebagai
kontributor terbesar ketiga yaitu sebesar 15,85 persen. Sedangkan sisanya
sebesar 17,73 persen disumbangkan oleh enam sektor yang lainnya, dimana
sektor penyumbang terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian, yaitu
sebesar 0,15 persen.
Gambar 4.12. Grafik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
menurut Lapangan Usaha
Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014
Gambar 4.13. Grafik Distribusi PDRB menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku 2013
50.52%
Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014
Tabel 4.15. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku 2012-2013
No. Lapangan Usaha 2012 (juta rupiah) 2013 (juta rupiah)
1 Pertanian 2.386.474,62 2.587.168,99
2 Pertambangan dan Penggalian 6.572,42 7.549,70
3 Industri 74.642,23 83.058,98
4 Listrik, Gas,dan Air Bersih 41.759,78 46.600,60
5 Bangunan 309.863,15 373.573,54
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 701.551,63 814.160,30
7 Pengangkutan dan Komunikasi 190.935,39 213.788,90
8 Keuangan, Asuransi, Usaha
Persewaan Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan
163.427,16 183.614,68
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan
perorangan
689.526,92 811.587,82
PDRB Tapanuli Utara 4.564.753,31 5.121.103,53
Tabel 4.16. Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2012-2013
No. Lapangan Usaha 2012 (juta rupiah) 2013 (juta rupiah)
1 Pertanian 928.069,42 963.456,63
2 Pertambangan dan Penggalian 1.431,54 1.579,06
3 Industri 37.165,94 38.493,57
4 Listrik, Gas,dan Air Bersih 13.369,23 14.372,10
5 Bangunan 126.735,22 141.802,85
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 242.805,50 260.000,29
7 Pengangkutan dan Komunikasi 67.482,59 72.376,65
8 Keuangan, Asuransi, Usaha
Persewaan Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan
58.036,39 63.173,66
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan
perorangan
330.097,74 359.160,36
PDRB Tapanuli Utara 1.805.193,56 1.914.415,17
Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014
Tabel 4.17. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku 2012-2013
No. Lapangan Usaha 2012 (%) 2013 (%)
1 Pertanian 52,28 50,52
2 Pertambangan dan Penggalian 0,14 0,15
3 Industri 1,64 1,62
4 Listrik, Gas,dan Air Bersih 0,91 0,91
5 Bangunan 6,79 7,29
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 15,37 15,90
7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,18 4,17
8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan
Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan
3,58 3,59
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan
perorangan
15,11 15,85
PDRB Tapanuli Utara 100,00 100,00
Tabel 4.18. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan
Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2012-2013
No. Lapangan Usaha 2012 (%) 2013 (%)
1 Pertanian 51,41 50,33
2 Pertambangan dan Penggalian 0,08 0,08
3 Industri 2,06 2,01
4 Listrik, Gas,dan Air Bersih 0,74 0,75
5 Bangunan 7,02 7,41
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 13,45 13,58
7 Pengangkutan dan Komunikasi 3,74 3,78
8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan
Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan
3,21 3,30
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan
perorangan
18,29 18,76
PDRB Tapanuli Utara 100,00 100,00
Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014
Tabel 4.19. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Tapanuli Utara menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2012-2013
No. Lapangan Usaha 2012 (%) 2013 (%)
1 Pertanian 4,40 3.81
2 Pertambangan dan Penggalian 7,47 10.31
3 Industri 4,39 3.57
4 Listrik, Gas,dan Air Bersih 4,25 7.50
5 Bangunan 8,92 11.89
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,38 7.08
7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,85 7.25
8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan
Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan
4,36 8.85
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan
perorangan
9,86 8.80
PDRB Tapanuli Utara 5,95 6,05
Tabel 4.20. Indeks Berantai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2013
No. Lapangan Usaha 2012 2013
1 Pertanian 107,91 108,41
2 Pertambangan dan Penggalian 113,14 114,87
3 Industri 107,70 111,28
4 Listrik, Gas,dan Air Bersih 112,43 111,59
5 Bangunan 115,32 120,56
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 112,51 116,05
7 Pengangkutan dan Komunikasi 110,72 111,97
8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan
Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan
108,08 112,35
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan
perorangan
111,61 117,70
PDRB Tapanuli Utara 109,79 112,19
Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014
Tabel 4.21. Indeks Berantai PDRBAtas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2013
No. Lapangan Usaha 2012 2013
1 Pertanian 104,40 103,81
2 Pertambangan dan Penggalian 107,47 110,31
3 Industri 104,39 103,57
4 Listrik, Gas,dan Air Bersih 104,25 107,50
5 Bangunan 108,92 111,89
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 106,38 107,08
7 Pengangkutan dan Komunikasi 104,85 107,25
8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan
Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan
104,36 108,85
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan
perorangan
109,86 108,80
PDRB Tapanuli Utara 105,95 106,05
Tabel 4.22. Indeks Implisit PDRB menurut Lapangan Usaha
Tahun 2012-2013
No. Lapangan Usaha 2012 2013
1 Pertanian 257,15 268,53
2 Pertambangan dan Penggalian 459,12 478,11
3 Industri 200,83 215,77
4 Listrik, Gas,dan Air Bersih 312,36 324,24
5 Bangunan 244,51 263,45
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 288,94 313,14
7 Pengangkutan dan Komunikasi 282,95 295,38
8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan
Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan
281,58 290,65
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan
perorangan
208,88 225,97
PDRB Tapanuli Utara 252,85 267,50
Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014
Tabel 4.23. Angka Agregat PDRBTahun 2012-2013
RINCIAN 2012 2013
NILAI ABSOLUT
- PDRB Harga Berlaku (Juta Rp)
- PDRB Harga Konstan 2000 (Juta Rp)
4.564.753,31 1.805.193,56
5.121.103,53 1.914.415,17
- PDRB Perkapita Harga Berlaku (Rp) 16.080.379,15 17.898.571,67
- PDRB Perkapita Harga Konstan 2000 (Rp) 6.359.203,86 6.690.998,72
INDEKS PERKEMBANGAN (2000 = 100)
- PDRB Harga Berlaku 465,29 522,00
- PDRB Harga Konstan 2000
- PDRB Perkapita Harga Konstan 2000 165,75 174,40
INDEKS BERANTAI (Tahun sebelumnya = 100)
- PDRB Harga Berlaku 109,79 112,19
- PDRB Harga Konstan 2000
- PDRB Perkapita Harga Konstan2000 105,21 105,22
Percapita GRDP at 2000 Constant Prices
4.8.7 Pontensi Ekonomi
Pontensi ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara menurut data BPS 2014 bahwa pertumbuhan ekonomi sangat cukup signifikan baik dibidang sektor pertanian dan sektor lainnya. Berikut ini dapat dilihat perkembangan ekonomi dari beberapa sektor.
A. Sektor Pertanian
Sektor pertanian, bagi daerah Kabupaten Tapanuli Utara sampai saat ini
masih merupakan tulang punggung perekonomian daerah sebagai
penghasil nilai tambah dan devisa maupun sumber penghasilan atau
penyedia lapangan pekerjaan sebagian besar penduduk. Hal ini
ditunjukkan dari kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB
pada Tahun 2013 masih tetap dominan yakni mencapai 50,25 persen dari
total PDRB yang dihasilkan.
Mengingat pentingnya sektor pertanian bagi daerah Kabupaten Tapanuli
Utara yang mana memberikan fasilitas dan dorongan yang lebih terarah
bagi perkembanganpembangunan kerakyatan. Pemerintah daerah
Kabupaten Tapanuli Utara mempunyai visi yakni “Mewujudkan
Kemakmuran Masyarakat Berbasis Pertanian”.
1) Tanaman Bahan Makanan
Sektor pertanian, terdiri dari sub sector tanaman bahan makanan,
perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sub sektor
pertanian yang paling dominan yang dibudidayakan masyarakat di
Kabupaten Tapanuli Utara adalah sektor tanaman bahan makanan
mencakup tanaman padi, palawija dan hortikultura. Untuk tanaman
padi dan palawija, padi memiliki luas panen terbesar seluas 27 ribu
hektar. Sedangkan untuk tanaman sayuran, cabe memiliki luas panen
Gambar 4.14. Grafik Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang
Tahun 2013 (ton)
Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014
Gambar 4.15. Grafik Produksi Tanaman Sayur-Sayuran menurut Jenisnya
Tahun 2013 (ton)
2) Perkebunan
Pada umumnya perkebunan di Kabupaten Tapanuli Utara adalah
perkebunan rakyat, belum terdapat usaha perkebunan yang diusahakan
oleh perusahaan perkebunan. Walaupun demikian dimasa mendatang
diharapkan perkebunan rakyat ini semakin berkembang. Jenis komoditi
unggulan yang dibudidayakan masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara
adalah tanaman kemenyan. Hal ini terlihat dari besarnya luas tanaman
kemenyan yaitu seluas 16.127,50 Ha dan luas tanam terbesar ada di
Kecamatan Pangaribuan seluas 5.081,50 Ha. Kemudian diikuti oleh
tanaman kopi arabika dengan luas tanam sebesar 13.980,50 Ha dengan
luas tanam terbesar juga terdapat di Kecamatan Pangaribuan yaitu seluas
2.432,50 Ha.
Gambar 4.16. Grafik Produksi Tanaman Kemenyan per Kecamatan
Tahun 2013 (ton)
3) Peternakan
Pada Tahun 2013 populasi kerbau sebanyak 9.243 ekor. Sedang untuk
ternak kecil seperti babi sebanyak 42.599 ekor. Pada Tahun 2013 dan
untuk ternak unggas seperti itik contohnya, bertambah dari 30.038 ekor
pada tahun 2012 menjadi 31.836 ekor pada tahun 2013.
Tabel 4.24. Populasi Ternak Besar, Kecil dan Unggas Menurut Jenis
Tahun 2011-2013
No. Jenis Ternak (ekor) 2011 2012 2013
A. Ternak Besar
Sapi 479 526 431
Kerbau 9.249 9 341 9 243
Kuda 240 235 204
Ayam 422 492 425 661 421 851
Itik 29 815 30 038 31 836
Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014
4) Perikanan
Daerah Kabupaten Tapanuli Utara selain memiliki Danau Toba juga
terdapat kolam, rawa dan beberapa aliran sungai yang cukup panjang
yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan perikanan.Namun usaha
perikanan pada umumnya adalah usaha rumah tangga dalam skala kecil.
Menurut sifat usahanya ada yang sudah dikelola secara budidaya dan
melalui penangkapan di perairan umum. Rumah tangga budidaya ikan
lokasi usahanya ada di kolam dan sawah sedangkan penangkapan ikan
dilakukan di sungai, rawa dan danau. Jumlah rumah tangga budidaya
ikan pada Tahun 2013 sebanyak 3.427 rumah tangga dan penangkapan
ikan ada sebanyak 1055 rumah tangga. Dan hasil produksi sebanyak
Tabel 4.25. Jumlah Rumah Tangga Budi Daya Ikan dan Penangkapan Ikan
Tahun 2013
No. Kegiatan Rumah tangga
A. Budi Daya Ikan 3.427
1. Kolam Air Tenang 1.157
2. Kolam Ikan Mina Padi 1.990
3. Kolam Air Deras
-4. Jaring Apung 43
5. Pembenihan 237
B. Penangkapan Ikan 1.055
1. Nelayan Danau Toba 460
2. Nelayan di Rawa dan Sungai 595
Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014
B. Perindustrian
Dilihat dari kelompok usaha industri, kelompok usaha industri sandang
dan kulit paling banyak terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara, yaitu
sebanyak 2.243 unit dengan jumlah tenaga kerja 4.226 orang, sementara
kelompok industri kimia dan bahan bangunan paling sedikit jumlahnya,
yaitu 167 unit dengan jumlah tenaga kerja 569 orang. Berikut dapat
Tabel 4.26. Jumlah Perusahaan/Usaha dan Tenaga Kerja Industri Kecil
menurut Kecamatan dan Kelompok Industri Tahun 2013
No. Kecamatan
Pangan Sandang dan Kulit Kimia dan Bahan
Bangunan
3 Sipoholon 68 120 24 26 20 124
4 Tarutung 110 236 947 1 853 50 143
5 Siatas Barita 18 46 926 1 955 4 8
13 Siborongborong 132 856 12 21 24 126
14 Pagaran 16 36 2 4 2 3
15 Muara 16 33 254 264 7 15
Tahun 2013 645 1 828 2 243 4 226 167 569
Tahun 2012 645 1 828 2 243 4 226 167 569
Tahun 2011 640 1 822 2 239 4 221 159 594
Tabel 4.27. Jumlah Perusahaan/Usaha dan Tenaga Kerja Industri Kecil
menurut Kecamatan dan Kelompok Industri Tahun 2013
No. Kecamatan
Gambar 4.17. Peta Jumlah Unit Perusahaan/Usaha Industri Kecil menurut Kecamatan Tahun 2013
C. Pertambangan
Pada sektor pertambangan dapat dilihat pada tabel 4.28 berikut.
Tabel 4.28. Jenis, Lokasi, dan Kegunaan Bahan Tambang
No. Jenis Bahan
Tambang Lokasi Kegunaan
1 Calcium Carbonate Desa Simasom, Kec. Pahae Julu Cat, Dempul, Sabun, Keramik
2 Pozolan Desa Situmeang, Desa Habinsaran,
Desa Sipoholon,
Desa Lumban Maria, Kec. Tarutung
Semen
3 Batako Trass Desa Situmeang Desa Habinsaran,
Kec. Sipoholon.
Desa Lumban Maria, Kec. Tarutung
Batu Bata / Batako
4 Kapur Fosfat Desa Situmeang Habinsaran, Kec.
Sipoholon.
Desa Simasom, Kec. Pahae Julu
Menetralisir Keasaman Lahan
5 Pupuk Majemuk Desa Situmeang Habinsaran, Kec.
Sipoholon. sebagai imbuh dalam peleburan dan pemurnian besi atau logam
7 Batu Apung Kec.Pahae Jae,Muara, dan
Kec. Parmonangan
Konstruksi dan Industri
8 Belerang Kec. Tarutung, Adiankoting,
Kec. Pahae Julu
Industri Pupuk, Kimia, Titanium dan pewarna Lainnya, industri rayon dan film, industri besi dan baja serta minyak bumi
9 Felspar Kec. Pangaribuan Keramik Halus,Glasir, Bahan
Pengisi (Filter), industri gelas amber
10 Kaolin Kec. Pahae Julu, dan Parmonangan Keramik, Pestisida, Cat
11 Oker Kec. Tarutung, Muara,
Kec. Parmonangan,
Kec. Adiankoting
No. Jenis Bahan
Tambang Lokasi Kegunaan
12 Mika Kec. Pangaribuan, Isolasi alat listrik, setrika listrik,
penutup beton, email bahan lincir, penutup
13 Zeolit Kec. Pahae Jae Penjernih air limbah,di bidang
peternakan, bidang perikanan, pengeringan dan pemurnian gas, bahan Filter, keramik, gasifikasi batubara dan bahan bangunan
Kec. Pahae Julu Perhiasan dan Dekorasi
18 Batu Kapur Kec. Pahae Jae,
Kec. Sipoholon, Pahae Julu
Pupuk, pakan ternak,
pengolahan kapur
19 Perlit Kec. Tarutung dan Pahae Julu Keramik Halus, dekorasi
20 Silika Kec. Pangaribuan Bahan Baku Keramik Halus
Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014
D. Perdagangan
Pada Tahun 2013, jumlah perusahaan/usaha yang mengurus Izin Usaha
Tanda Daftar Industri tercatat 1 usaha, Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) sebanyak 176 usaha, dan Izin Gangguan sebanyak 938 usaha.
Dapat dilihat pada tabel 4.30 dan tabel 4.29 berikut.
Pasar merupakan tempat transaksi dan juga tempat bertemunya antara
penjual dan pembeli. Jumlah pasar di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun
2013 adalah sebanyak 14 pasar. Tempat berjualan sebanyak 5.625 unit
balairung 2.559 unit. Jumlah pedagang sebanyak 4.118 orang. Dapat
dilihat pada tabel 4.30 dan tabel 4.31 berikut.
Tabel 4.29. Jumlah Pengurusan Izin menurut Jenis dan Bulan Tahun 2013
Jenis Surat Ijin Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Tabel 4.30. Jumlah Tempat Berjualan yang Ada di Pasar menurut
Kecamatan Tahun 2013
No. Kecamatan
Tempat Berjualan
Kios Los Undung-Undung Balairung Jumlah
1 Parmonangan 0 0 61 124 185
Tabel 4.31. Jumlah Pedagang di Pasar menurut Kecamatan Tahun 2013
No. Kecamatan Jumlah Pedagang (orang)
1. Parmonangan 150
Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014
E. Jasa lainnya
Pada sektor jasa ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Air Minum
Air minum merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat,
sehingga pemerintah selalu berupaya membangun sarana air minum.
Penyediaan air minum bias diusahakan sendiri oleh masyarakat atau
perusahaan. Menurut data dari PDAM Mual Natio Tarutung pada Tahun
2013, jumlah pelanggan air minum sebanyak 7.358 pelanggan. Volume
air minum yang dikonsumsi pelanggan sebanyak 1.964.328 m3 dan
nilai penjualan Rp.3,24 miliar rupiah. Kategori pelanggan air minum
Niaga. Pelanggan yang terbanyak yaitu Golongan Non Niaga sebanyak
6.582 pelanggan terdiri dari 6.503 golongan rumahtangga dan 79
golongan pemerintah. Sementara Golongan Niaga sebanyak sebanyak
598 pelanggan dan Golongan Sosial sebanyak 178 pelanggan.
Tabel 4.32. Jumlah Pelanggan, Volume dan Nilai Air Minum yang Disalurkan
PDAM menurut Kategori Pelanggan Tahun 2011-2013
Kategori Pelanggan Pelanggan Volume air Minum
(M3) Nilai Air Minum (Rp)
Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2014
2) Listrik
Listrik di Indonesia sebagian besar diproduksi oleh Perusahaan Listrik
Negara. Menurut data dari PLN Cabang Sibolga Ranting Tarutung pada
Tahun 2013, ada sebanyak 32.944.728 KWh energi listrik yang
terpakai dengan nilai penjualan sebanyak Rp.20.224.381.297. Untuk
Tabel 4.33. Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung, dan Penjualan Listrik
PT. PLN (Persero) Ranting Tarutung menurut Jenis Tarif
No. Jenis Tarif Jumlah
Pelanggan
2 S-2 Badan Sosial Kecil 876 1.314.250 1.902 654 1.342.186.847
3 S-3 Badan Sosial Besar 0 0 0 0
4 S4/TR + S4/TM 0 0 0 0
5 R1-RT Sederhana 27.932 15.334.100 23.784.049 11.543.489.801
6 R2-RT Kecil 23 91.900 125.831 132.860.473
7 R3-RT Sedang 3 47.200 58.171 75.571.846
8 R4-RT Besar 0 0 0 0
9 U1 / B1 774 874.200 1.621.584 1.327.206.922
10 U2 / B2 37 548.200 641.932 838.244.473
11 U3-Usaha Besar 0 0 0 0
12 U4-Sambungan
Sementera + U4/Opal
127 81.907 404.860 154.46362
13 I1-Industri Kecil 6 67.100 58.001 59.470.612
14 I2- Industri Sedang 1 23.000 11.040 9.884.816
15 I3- Industri Besar 0 0 0 0
16 I4- Industri Besar 0 0 0 0
17 I5-/TT 0 0 0 0
18 G1-Gedung , Kantor P1 139 360.500 599.491 650.233.041
19. G2-Gedung, Kantor 0 0 0 0
20. J-Penerangan Jalan P3 94 442.610 1.797.836 1.666.701.382
21. L-ATSI 74 1.012.700 1.939.279 2.424.067.522
Jumlah 30.086 20.197.667 32.944.728 20.224.381.297
F. Hotel dan Parawisata
Pembangunan sarana/ prasarana wisata mencakup hotel, akomodasi, objek
wisata maupun prasarana pendukungnya. Pada Tahun 2013 jumlah hotel
tercatat 15 unit dengan 391 kamar dan 657 tempat tidur. Pada Tahun
2013, jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Tapanuli Utara
sebanyak 96.841 orang terdiri dari 480 orang wisata asing dan 96.361
orang wisatawan domestik.
Gambar 4.18. Grafik Jumlah Wisatawan Asing yang Datang ke Tapanuli
Utara menurut Bulan Tahun 2013
Tabel 4.34. Jumlah Hotel, Kamar, dan Tempat Tidur menurut Kecamatan