BAB IV
PROFIL KABUPATEN SAMOSIR
4.1 Administrasi Wilayah
Kabupaten Samosir adalah pemekaran dari Kabupaten Toba Samosir yang di bentuk dengan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Serdang Bedagai
yang diremikan pada tanggal 07 Januari 2004 oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik
Indonesia. Dengan diresmikannya Kabupaten Samosir kemudian ditindaklanjuti dengan pelantikan
Penjabat Bupati Samosir pada tanggal 15 Januari 2004.
Kabupaten Samosir terletak pada posisi geografis antara 2021’38” dan 2049’48” Lintang Utara, dan antara 98024’00” dan 99001’48” Bujur Timur, dengan ketinggian antara 904 meter dan 2.157 meter di atas permukaan laut.
Kabupaten Samosir merupakan daerah pulau yaitu seluruh Pulau Samosir yang dikelilingi oleh
Danau Toba ditambah sebagian wilayah daratan Pulau Sumatera. Luas wilayahnya mencapai 2.069,05
km2, terdiri dari luas daratan 1.444,25 km2 dengan topografi dan kontur tanah yang beraneka macam,
yaitu datar, landai, miring dan terjal, dan luas danau 624,80 km2
Secara administratif wilayah Kabupaten Samosir memiliki 9 (sembilan) kecamatan yang terdiri dari
128 desa dan 6 kelurahan. Kabupaten Samosir diapit oleh 7 Kabupaten sebagai batas-batas wilayah yaitu
sebagai berikut:
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun; Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir;
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan; Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat.
Sedangkan nama, luas wilayah per-Kecamatan Jumlah Desa dan Kelurahan Kabupaten Samosir dapat
dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1 Nama, Luas Wilayah Per-Kecamatan Jumlah Desa, Kelurahan
Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan
Kecamatan dengan wilayah terluas adalah Kecamatan Harian dengan luas ± 560,45 km2 atau seluas
38,81% dari luas kabupaten. Terluas kedua adalah Kecamatan Simanindo dengan luas 198,20 km2 atau
13,72% dari luas kabupaten, sedangkan Kecamatan Sitio-tio dengan luas 50,76 km2 atau 3,51% dari luas
kabupaten merupakan wilayah kecamatan paling sempit.
4.2 Demografis Kabupaten Samosir
Kabupaten Samosir dengan luas daratan 1.444,25 km2 berdasarkan proyeksi penduduk pertengahan
tahun 2012, jumlah penduduk Kabupaten Samosir adalah 121.594 jiwa, terdiri dari 60.384 penduduk
laki-laki (49.66%) dan 61.210 penduduk perempuan (50.34%) dengan rasio jenis kelamin sebesar 98.65 dan
angka kepadatan penduduk mencapai 84.19 jiwa/km2. Sementara itu jumlah rumah tangga adalah 29.775
rumah tangga dengan rata-rata penduduk tiap rumah tangga sebesar 4,08 jiwa/rumah tangga.
a) Proyeksi Penduduk Kabupaten Samosir
Untuk memprediksikan jumlah penduduk Kabupaten Samosir sampai dengan akhir tahun
perencanaan yaitu tahun 2016, akan digunakan pendekatan Aritmetic rate of growth berdasarkan pada
angka pertumbuhan rata-rata Kabupaten Samosir sebesar 0.02% per tahun untuk memprediksikan jumlah
penduduk Kabupaten Samosir hingga tahun 2016.
Berdasarkan perhitungan proyeksi penduduk yang dilakukan dengan menggunakan metode tersebut
maka jumlah penduduk Kabupaten Samosir pada tahun 2016 adalah sebesar 129.387 jiwa. Selengkapnya
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Dan Kepadatannya 3 Tahun Terakhir
Kecamatan
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Jumlah Penduduk
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Saat Ini Dan Proyeksinya
Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah RT Kepadatan Penduduk
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2011 2012 2013 2014 2015 2016
SIANJUR MULA MULA 9.138 9.286 9.311 9.497 9.687,16 9.880,91 2.318 2386 2.394 2.584 2.778 2.975 65,16 66,22 66,39 69 69,08 70,46
HARIAN 7.860 7.988 8.010 8.170 8.333,60 8.500,28 1.875 1929 1.937 2.100 2.267 2.437 14,02 14,25 14,29 15 14,87 15,17
SITIO-TIO 7.124 7.239 7.260 7.405 7.553,30 7.704,37 1.750 1801 1.808 1.956 2.107 2.261 140,35 142,61 143,03 149 148,80 151,78
ONAN RUNGGU 10.329 10.497 10.525 10.736 10.950,21 11.169,21 2.657 2734 2.744 2.959 3.178 3.401 169,63 172,39 172,85 180 179,84 183,43
NAINGGOLAN 11.849 12.041 12.074 12.315 12.561,79 12.813,03 2.956 3042 3.053 3.299 3.551 3.807 134,86 137,05 137,42 143 142,98 145,83
PALIPI 16.087 16.348 16.392 16.720 17.054,24 17.395,32 3.797 3907 3.922 4.256 4.597 4.945 124,18 126,19 126,53 132 131,64 134,27
RONGGURNIHUTA 8.356 8.492 8.514 8.684 8.857,97 9.035,12 1.959 2016 2.023 2.197 2.374 2.555 88,08 89,51 89,74 93 93,37 95,24
PANGURURAN 29.412 29.889 29.970 30.569 31.180,79 31.804,40 6.733 6929 6.954 7.565 8.189 8.825 242,21 246,14 246,81 257 256,78 261,92
SIMANINDO 19.498 19.814 19.868 20.265 20.670,67 21.084,08 4.889 5031 5.050 5.455 5.869 6.290 98,38 99,97 100,24 104 104,29 106,38
TOTAL 119.653 121.594 29.885 124.361 126.850 129.387 28.934 29.775 29.885 32.372 34.909 37.497 1076,87 1094,33 1097,3 1142 1141,65 1164,48
b) Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah dan persentasi penduduk miskin di Kabupaten Samosir sejak tahun 2004 hingga 2012
mengalami penurunan yaitu dari 26,20 (ribuan) jiwa atau sebesar 21,89 persen pada tahun 2004 menjadi
18,30 (ribuan) jiwa atau sebesar 15,16 persen pada tahun 2012 atau dengan rata-rata penurunan sebesar
4,39 persen per tahun.
Angka garis kemiskinan penduduk Kabupaten Samosir sejak tahun 2005 hingga 2012 mengalami
peningkatan yaitu Rp.126.207,- pada tahun 2005 menjadi Rp.240.310,- perkapita perbulan pada tahun
2012 atau dengan rata-rata kenaikan sebesar 9,64 persen per tahun.
Berdasarkan data dari Kantor Keluarga Berencana Kabupaten Samosir jumlah Keluarga Pra
Sejahtera/KS I di Kabupaten Samosir pada tahun 2012 adalah sebanyak 13.831 keluarga, mengalami
peningkatan sebesar 21,35 persen bila dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu 11.398 keluarga.
Menurut kecamatan, keluarga pra sejahtera/KS I yang paling banyak pada tahun 2012 terdapat di
Kecamatan Pangururan yaitu, 3.477 keluarga (25,14 persen) dan yang paling sedikit adalah di Kecamatan
Harian yaitu 288 keluarga (2,08 persen).
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)
Sianjur Mula-mula 1,201
Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan Kabupaten Samosir (2008-2012)
No Tahun Jumlah Penduduk
Tabel 4.6 Banyaknya Keluarga Pra Sejahtera /KS I menurut Kecamatan di Kabupaten Samosir (2008-2012)
No Kecamatan Keluarga Pra Sejahtera / KS I
2008 2009 2010 2011 2012
No Kecamatan Keluarga Pra Sejahtera / KS I
Berdasarkan letak astronomis Kabupaten Samosir merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi Sumatera Utara yang secara geografis terletak pada posisi 2021’38’’-2049’48’’ Lintang Utara dan 98024’00”-99001’48’’ Bujur Timur dengan ketinggian antara 904-2.157 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Samosir sebelah utara berbatasan dengan Luas wilayah Kabupaten Samosir +2.069,05 km2
terdiri dari luas daratan +1.444,25 km2 (69,80 persen) yaitu seluruh Pulau Samosir yang dikelilingi Danau
Toba dan sebahagian wilayah daratan Pulau Sumatera dan luas wilayah danau +624,80 km2 (30,20
persen). Kabupaten Samosir berada di dataran tinggi pegunungan bukit barisan dengan ketinggian
904-2.157 m.dpl.
Sementara itu, rata-rata banyaknya hari hujan tiap bulan selama tahun 2012 yang tertinggi terdapat
di Kecamatan Sianjur Mulamula yaitu 15,17 hari hujan, disusul oleh Kecamatan pangururan 12,50 hari
hujan, Kecamatan Sitio-tio 10,67 hari hujan, Kecamatan Simanindo 9,92 hari hujan, Kecamatan Onan
runggu 9,67 hari hujan, Kecamatan Palipi 9,08 hari hujan, Kecamatan Ronggurnihuta 7,83 hari hujan, dan
yang terkecil terdapat di Kecamatan Nainggolan dan Kecamatan Harian hari 7,50 hari hujan.
4.4 Gambaran Topografi Kabupaten Samosir
Kabupaten Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan ketinggian antara 904 - 2.157
meter di atas permukaan laut, dengan komposisi sebagai berikut:
Tabel 4.7 Persentase Ketinggian Lahan Di Kabupaten Samosir
No Ketinggian % Luas
1 904 m s / d 1.000 m dpl ± 10 %
2 1.000 m s / d 1.500 m dpl ± 25 %
3 > 1.500 m dpl ± 65 %
Sumber: RTRW Kab. Samosir dan www.pemkabsamosir.go.id
Topografi dan kontur tanah di Kabupaten Samosir pada umumnya berbukit dan bergelombang, dengan
Tabel 4.8 Persentase Kemiringan Lahan Di Kabupaten Samosir
No Kemiringan lahan Klasifikasi % Luas
1 0 – 20 (datar) ± 10 %
2 2 – 150 (landai) ± 20 %
3 15 – 400 (miring) ± 55 %
4 > 400 (terjal) ± 15 %
Sumber data: www.pemkabsamosir.go.id
Ekosistem Danau Toba adalah bagian dari Zona Batak Kulminasi yang merupakan bagian dari Zona
Bukit Barisan di Sumatera Bagian Utara bersama rangkaian Pegunungan Aceh (Van Bemmelen, 1949).
Danau Toba merupakan kawah bekas kaldera dari aktivitas vulkanik yang menjadi water catchment area.
Cekungan yang terjadi secara alamiah tersebut digunakan untuk menampung air hujan, sungai maupun
mata air. Namun fungsi danau yang terpenting sebenarnya adalah untuk menjamin keberlanjutan
ekosistem, termasuk siklus hidrologi-nya.
Berdasarkan hasil analisis tutupan lahan dengan menggunakan citra spot 5 tahun 2005 diketahui
pola tutupan lahan Kabupaten Samosir pada tahun 2006 masih didominasi oleh vegetasi hutan, yaitu
sekitar 49% dari total wilayah kabupaten. Namun di lain pihak vegetasi rumput dan tanah terbuka juga
cukup dominan, yaitu sekitar 27%. Hal ini menggambarkan bahwa wilayah Kabupaten Samosir masih
dominan bersifat alamiah. Untuk lebih jelas tentang kondisi topografi Kabupaten Samosir dapat dilihat pada
Peta 4.2 Peta Profil Topografi
4.5 Gambaran Geohidrologi Kabupaten Samosir
Sub DAS Kabupaten Samosi termasuk ke dalam DAS Asahan Toba. Adapun DAS Asahan Toba
terdiri dari 66 (enam puluh enam) sub DAS yang tersebar pada 10 (sepuluh) Kabupaten dan 34 (tiga puluh
empat) kecamatan. Sub DAS terluas adalah Sub DAS Kuasan dengan ukuran 21.372,53 ha yang berada
di Kabupaten Asahan sedangkan sub DAS yang tersempit berada di wilayah Kabupaten Samosir yaitu
sub DAS Arun dengan ukuran 13.481,16 ha. Dari 66 sub DAS tersebut yang masuk ke dalam wilayah
Kabupaten Samosir adalah sebanyak 13 (tiga belas) sub das yang diuraikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.9Sub Daerah Aliran Sungai (Sub DAS) di Wilayah Kabupaten Samosir
No Nama Sub DAS Kecamatan Luas (Ha)
1 Sijama-jama Onanrunggu 6.741,50
2 Binanga Bolon Onanrunggu 5.557,28
3 Guluan Pangururan 10.133,19
4 Silabung Simanindo 5.822,76
5 Simala Onanrunggu 5.247,19
6 Simaratuang Pangururan 8.710,75
7 Ringgo Sianjur Mula-mula 6.396,17
8 Bodang Kecamatan Harian 9.221,49
9 Sitiung-tiung Onanrunggu 4.532,05
10 Arun Pangururan 0,117
11 Parembakan Harian 7.892,91
Sumber: Buku I Penyusunan Review Batas Sub DAS di SWP DAS Asahan Barumun Tahun 2010, BPDAS Asahan Barumun Pematang Siantar.
Peta 4.3 Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Samosir
4.6 Gambaran Geologi Kabupaten Samosir
Berdasarkan hasil analisis geologi tata lingkungan diketahui bahwa batuan yang tersusun di
Kabupaten Samosir umunya didominasi oleh material letusan gunung api yang sudah berusia ribuan
tahun. Hal ini jelas terlihat dengan ditemukannya tanah-tanah berbatu di berbagai tempat di Kabupaten
Samosir. Selain itu, pada lapisan atasnya banyak sekali dijumpai kandungan tanah diatomea. Jenis tanah
ini cukup ekonomis untuk dijadikan bahan baku pada beberapa jenis industri. Namun tentunya perlu ada
kajian tersendiri mengenai kandungan unsur-unsur fisik dan kimia pada tanah diatomea tersebut.
Jenis batuan lainnya yang terdapat di Kabupaten Samosir adalah jenis sirtu (pasir batu) dan batu
kapur yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan konstruksi bangunan. Saat ini sudah ada beberapa usaha
masyarakat yang menggali jenis batuan sirtu serta mengolah batu kapur menjadi batu bata, seperti yang
bisa kita jumpai di Desa Siambalo.
Kabupaten Samosir mempunyai tingkat kekuatan gempa yang berkisar antara skala V hingga VIII (skala
MMI) dimana zona tertinggi terletak pada jalur patahan regional Sumatera (Semangko). Kisaran kekuatan
gempa tersebut dapat dilihat pada keterangan berikut:
1. Skala V - VI, tersebar merata di wilayah Kabupaten;
2. Skala VI - VII, hanya terisolir di daerah Dolok Nabarat - Aritonang - Siborong-borong - Aek Nauli
hingga Dolok Sanggul;
3. Skala VII - VIII, tersebar pada bagian dalam zona VI - VII yang tersebar di daerah
Parmiahan-Lumban Pancur-Pagaran.
Sedangkan daerah patahan memiliki zona-zona percepatan yang berbeda-beda, yang terdiri dari:
1. Zona A = 0,20 - 0,25g, tersebar di bagian Utara Kabupaten Samosir (Dolok Sibutan - Dolok Suara -
Dolok Sigaung-gaung);
2. Zona B = 0,25 - 0,30g, tersebar di bagian tengah Danau Toba (sisi tebing utara dan Selatan)
3. Zona C = 0,30 - 0,35g, tersebar di bagian tengah Patahan Semangko, mulai dari tepi tebing. Selatan
Danau Toba hingga bagian Selatan Pardomuan - Sihabong-habong - Pusu
Fenomena gerakan tanah sendiri ditemukan dalam berbagai jenis gerakan, seperti:
1. G1 = Gelinciran, dengan lereng >10% atau beda tinggi >100m, hanya terdapat pada batuan Tmppt
yang kedudukannya searah lembah;
2. G2 = Runtuhan, dengan lereng >10% atau beda tinggi >100m, terdapat pada batuan Qvt, Qvs,
TMPPT, Pub, Tmvh, Puk. Dikontrol juga oleh patahan yang banyak terdapat pada bagian tersebut
(umumnya berarah U 300 - 330o T) dan patahan lain yang memotongnya sehingga mempermudah
gerakan tanah. Begitu pula dengan adanya sesar atau retakan yang biasanya akan memotong
patahan besar ini dan menghasilkan bongkah-bongkah batuan yang mudah runtuh/ meluncur;
3. G3 = Longsoran, hanya terdapat pada unit batuan Qvt dan Qvs. Tanpa adanya kontrol bidang
Walaupun Kabupaten Samosir tidak memiliki gunung api aktif (Tipe A/B/C) namun tetap memiliki
potensi terkena sebaran abu letusan Gunung Sinabung dan Helatobi yang menuju ke arah Kabupaten
Samosir. Selain itu Gunung Pusuk Buhit juga masih berpotensi untuk dapat aktif, sehingga daerah di
sekitarnya dapat dikatakan juga sebagai daerah rawan bencana. Ini berarti perlu dilakukan mitigasi plan
atau rencana jalur-jalur evakuasi apabila terjadi bencana. Untuk lebih jelas dapat dilhat pada peta di
4.7 Gambar Klimatologi Kabupaten Samosir
Sesuai dengan letaknya yang berada di garis khatulistiwa, Kabupaten Samosir tergolong ke dalam
daerah beriklim tropis basah dengan suhu berkisar antara 170C-290C dan rata-rata kelembaban udara
85%. Pada tahun 2009, terdapat 9 (sembilan) lokasi stasiun pengamatan curah hujan di Kabupaten
Samosir yang tersebar di setiap kecamatan yaitu di Sianjur Mula-mula, Harian, Sitio-tio, Onan Runggu,
Nainggolan, Palipi, Ronggur Nihuta, Pangururan dan Simanindo.
Berdasarkan lokasi pengamatan, curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Sianjur Mula-mula, pada
bulan Oktober, yaitu sebesar 526 mm. Daerah pengamatan dengan curah hujan terrendah adalah di
Tabel 4.10 Curah Hujan (Ch) Dan Hari Hujan (Hh) Di Kabupaten Samosir Tahun 2009
BULAN
SIANJUR
MULA-MULA HARIAN SITIO-TIO ONAN RUNGGU NAINGGOLAN
CH
BULAN PALIPI RONGGUR NIHUTA PANGURURAN SIMANINDO
4.8 Kondisi Sosial dan Ekonomi 4.8.1. Kondisi Pendidikan
Salah satu amanat yang diemban Pemerintah menurut UUD 1945 adalah upaya mencerdaskan
bangsa. Sejauhmana amanat ini dilaksanakan tercermin antara lain dari profil pendidikannya. Pendidikan
merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan suatu daerah untuk menyediakan sumber
daya manusia yang berkualitas. Sarana pendidikan di Kabupaten Samosir sudah cukup memadai dari
jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) 203 Unit dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau Sekolah
Menengah Pertama (SLTP/SMP) sebanyak 34 Unit, untuk Sekolah Menengah Umum/MA 15 Unit dan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 7 unit pada tahun 2014 baik sekolah negeri dan swasta
dengan jumlah seluruhnya 25 unit. Lebih jelasnya jumlah dan penyebaran sarana pendidikan yang ada di
Kabupaten Samosir tahun 2014 baik sekolah negeri dan swasta dengan jumlah seluruhnya 259 dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.11 Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia Di Kabupaten Samosir
Nama Kecamatan
Berdasarkan data partisipasi sekolah penduduk Kabupaten Samosir usia 10 tahun ke atas diketahui
bahwa jumlah penduduk yang tidak bersekolah mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 1,21%
dari tahun 2011. Persentase penduduk yang bersekolah tingkat SD, SMTA dan Diploma/Sarjana
mengalami peningkatan di tahun 2011 namun persentase penduduk yang bersekolah di tingkat SMTP
mengalami penurunan di tahun 2012. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan kesadaran
masyarakat akan arti penting pendidikan.
Berdasarkan tingkat pendidikan, Angka Partisipasi Kasar (APK) penduduk Kabupaten Samosir tahun
2012 pada tingkat Sekolah Dasar adalah 107,20 persen, tingkat Sekolah Menengah Tingkat Pertama
adalah 92,82 persen, dan Sekolah Menengah Tingkat Atas adalah 102,35 persen. Sementara itu, Angka
mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2011, yaitu dari 2,16 persen menjadi 1,70 persen.
Menurut jenis kelamin, persentase penduduk perempuan yang buta huruf, yaitu 3,01 persen, lebih tinggi
dari penduduk laki-laki yang hanya sebesar 0,36 persen.
Tabel 4.12 Persentase Penduduk Kabupaten Samosir Berusia 10 Tahun ke Atas Menurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin Tahun 2010 - 2012 (%)
Partisipasi Sekolah Laki – Laki Perempuan Total
2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012
Ukuran makro yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca dan
menulis penduduk usia 10 tahun ke atas. Tingkat buta huruf dapat dijadikan indikator tingkat pendidikan
karena diasumsikan bahwa dengan adanya kemampuan baca tulis seseorang dapat mempelajari dan
menyerap ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, angka melek huruf dapat dijadikan ukuran kesejahteraan
sosial dan kemajuan suatu bangsa.
Berdasarkan data Samosir Dalam Angka tahun 2012, jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas yang
mampu baca dan tulis mengalami naik turun dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Di setiap tahunnya,
jumlah penduduk laki-laki yang mampu baca dan tulis lebih banyak dari pada penduduk perempuan.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.13 Persentase Penduduk Kabupaten Samosir Berusia 10 Tahun ke Atas Menurut Kepandaian Membaca dan Menulis (%) Sumber: Samosir Dalam Angka, 2013; *) Digabung dalam huruf lainnya
b. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Data IPM Kabupaten Samosir menunjukkan kenaikan sepanjang tahun 2010-2012, dimana pada
tahun 2010 meningkat sebesar 73,70 sedangkan pada tahun 2011 meningkat sebesar 0,57 menjadi
74,24. Pada tahun 2012 meningkat juga sebesar 0,45 menjadi 74,72 dari tahun 2011 sebesar 74,27. Dari
menerus mengalami tren kenaikan rata-rata sebesar 0,33. Kenaikan capaian IPM ini bukanlah
semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi, namun disertai pula dengan pemerataan pembangunan
yang merupakan jaminan bahwa semua penduduk dapat menikmati hasi-hasil pembangunan.
4.8.2. Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah dan persentasi penduduk miskin di Kabupaten Samosir sejak tahun 2004 hingga 2012
mengalami penurunan yaitu dari 26,20 (ribuan) jiwa atau sebesar 21,89 persen pada tahun 2004 menjadi
18,30 (ribuan) jiwa atau sebesar 15,16 persen pada tahun 2012 atau dengan rata-rata penurunan sebesar
4,39 persen per tahun.
Angka garis kemiskinan penduduk Kabupaten Samosir sejak tahun 2005 hingga 2012 mengalami
peningkatan yaitu Rp.126.207,- pada tahun 2005 menjadi Rp.240.310,- perkapita perbulan pada tahun
2012 atau dengan rata-rata kenaikan sebesar 9,64 persen per tahun.
Berdasarkan data dari Kantor Keluarga Berencana Kabupaten Samosir jumlah Keluarga Pra Sejahtera/KS
I di Kabupaten Samosir pada tahun 2012 adalah sebanyak 13.831 keluarga, mengalami peningkatan
sebesar 21,35 persen bila dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu 11.398 keluarga.
Menurut kecamatan, keluarga pra sejahtera/KS I yang paling banyak pada tahun 2012 terdapat di
Kecamatan Pangururan yaitu, 3.477 keluarga (25,14 persen) dan yang paling sedikit adalah di Kecamatan
Harian yaitu 288 keluarga (2,08 persen).
Tabel 4.14 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)
Sianjur Mula-mula 1,201
Tabel 4.15 Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan Kabupaten Samosir (2008-2012)
Tabel 4.16 Banyaknya Keluarga Pra Sejahtera /KS I menurut Kecamatan di Kabupaten Samosir (2008-2012)
No Kecamatan Keluarga Pra Sejahtera / KS I
2008 2009 2010 2011 2012
Rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua anggota keluarga dan menghabiskan sebagian
besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan sangat berperan sebagai media penularan
penyakit di antara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya. Total rumah yang ada di Kabupaten
Samosir adalah 29.775 unit. Jumlah rumah paling banyak adapada ibukota Kabupaten Samosir yaitu
Pangururan sebesar 6929 unit, disusul dengan Kecamatan Simanindo yaitu, 5031 unit dan yang paling
sedikit adalah Kecamatan Sitio-tio.
Berdasarkan data hasil Susenas Tahun 2012, persentase rumah tangga di Kabupaten Samosir
yang sudah menggunakan listrik PLN sebagai penerangan utama adalah 94,07 persen, listrik non PLN
sebesar 3,99 persen, petromak 1,15 persen dan obor sebesar 0,79 persen.
Menurut sumber air minum utama, persentase rumah tangga yang menggunakan air kemasan
bermerek/air isi ulang/leding dengan meteran/leding eceran adalah 10,32 sedangkan yang menggunakan
sumur bor/pompa/sumur terlindung/mata air tidak terlindung/sumur tidak terindung/mata air terlindung/air
sungai/danau/air hujan adalah 61,91 persen dan yang lainnya adalah 28,68 persen.
Sementara itu persentase rumah tangga yang memiliki lantai rumah terbuat dari bukan tanah
adalah 99,25 persen dan terbuat dari tanah adalah 0,75 persen. Jumlah rumah per kecamatan dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.17 Jumlah Rumah Per Kecamatan di Kabupaten Samosir Tahun 2012
Tabel 4.18 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas di Kabupaten Samosir Tahun 2012
NO Jenis Lantai Terluas Tahun 2012
1. Bukan tanah 99,25
Tabel 4.19 Persentase Rumahtangga Menurut Sumber Air Minum di Kabupaten Samosir Tahun 2012
6 Sumur tidak terlindung 1,94
7 Mata air terlindung 13,89
8 Mata air tidak terlindung 23,23
9 Air sungai/danau 9,94
Menurut Mosley and Chan (1984) faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
adalah keadaan lingkungan, budaya/adat istiadat, konsumsi makanan bergizi dan pelayanan kesehatan
termasuk pengobatan, teknologi dan aksesibilitas pelayanan kesehatan. Upaya perbaikan kesehatan
masyarakat dilakukan dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya kebersihan lingkungan
sekitar tempat tinggal terutama golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Selain itu upaya
pembangunan sarana kesehatan juga lebih ditingkatkan seperti puskesmas, posyandu dan sarana
penunjang lainnya dalam upaya mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta peningkatan kualitas dan
kuantitas tenaga kesehatan. Tabel berikut akan menggambarkan banyaknya tenaga kesehatan
pemerintah di Kabupaten Samosir Tahun 2012.
Tabel 4.20 Banyaknya Tenaga Kesehatan Pemerintah Di Kabupaten Samosir Menurut Kecamatan Tahun 2012
No Kecamatan Dokter
Tabel 4.21 Banyaknya Fasilitas Kesehatan Pemerintah dan Swasta Di Kabupaten Samosir Menurut Jenisnya Tahun 2012
No Jenis Sarana Pemerintah Swasta Jumlah
1. Rumah Sakit Umum 1 1 2
Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Samosir Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2012 adalah 2.019.689 juta rupiah, mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2011
yaitu sebesar 1.835.397 juta rupiah. Sementara itu nilai PDRB tahun 2012 Atas Dasar Harga Konstan
2000 adalah 1.189.691 juta rupiah juga mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2011
dengan nilai PDRB 1.121.617 juta rupiah. Sektor pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi
paling besar (67,69%) terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Samosir tahun 2012, disusul oleh sektor
jasa-jasa (18,47%), sementara sektor-sektor yang lain hanya memberikan peranan kurang dari 13,84%.
Sektor yang memberikan peranan terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu 0,04%.
NO LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011*) 2012**)
Sumber: Samosir Dalam Angka 2012: Ket : *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara
Tabel 4.23 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008 - 2012 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Samosir
Tabel 4.24 Perkembangan Kontibusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008 – 2012 Atas Dasar Harga Berlaku (HB) dan Harga Konstan (HK) Kabupaten Samosir
NO LAPANGAN USAHA
2008 2009 2010 2011*) 2012**)
HB HK HB HK HB HK HB HK HB HK
% % % % % % % % % %
1 Pertanian, Perkebunan, Peternakan,
Kehutanan, dan Perikanan 61,30 68,07 60,65 68,12 60,39 68,12 59,80 67,95 59,02 67,69 8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan
Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Samosir atas dasar harga berlaku
tahun 2012 adalah sebesar Rp.2.019,69 milyar dengan laju pertumbuhan selama tahun 2011-2012 adalah
10,04 persen, dan nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 tahun 2012 adalah sebesar Rp.1.189,69
milyar dengan laju pertumbuhan selama tahun 2011-2012 adalah 6,07 persen. Laju pertumbuhan atas
dasar harga konstan 2000 ini adalah juga merupakan ukuran laju pertumbuhan ekonomi.
Selama tahun 2012 seluruh sektor mengalami laju pertumbuhan yang positif, bahkan terdapat 7
sektor yang mengalami laju pertumbuhan atas dasar harga konstan yang lebih tinggi dari laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Samosir, yaitu sektor pertambangan/ penggalian, listrik, gas dan air
minum, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, serta
jasa-jasa. Namun demikian, sumber pertumbuhan ekonomi Kabupaten Samosir tahun 2012 sebesar 6,07
persen.
Tabel 4.25 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Samosir Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (%)
NO LAPANGAN USAHA ADHB ADHK 2000
2010 2011*) 2012**) 2010 2011*) 2012**)
1 Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 9,42 8,86 8,62 5,58 5,71 5,66
2 Pertambangan dan Penggalian 10,25 15,39 15,86 6,27 8,06 8,59
8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan
11,47 12,67 14,29 5,48 7,90 10,27
9 Jasa-jasa 10,42 11,34 11,66 5,76 6,44 6,74
TOTAL 9,89 9,93 10,04 5,59 5,96 6,07
Sumber: Samosir Dalam Angka, 2013; Ket :*) Angka Sementara, **) Angka Sangat Sementara
b. Laju Inflasi
Berdasarkan data Samosir Dalam Angka, selama tahun 2012, tercatat sebelas kali terjadi inflasi
bulanan di kota Pangururan, yaitu pada bulan Januari, Pebruari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus,
Oktober, Nopember, dan Desember serta satu kali deflasi, yaitu pada bulan September. Laju inflasi umum
bulanan yang tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar 1,36% sedangkan deflasi terendah terjadi
pada bulan September yaitu sebesar -0,41%.
Tabel 4.26 Laju Inflasi Bulanan di Kota Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2012
No. Kelompok Bulan
Dalam rangka mencapai target kinerja daerah yang telah ditentukan, kerangka pendanaan
menjadi bagian sangat penting, memberikan fakta dan analisis terkait perkiraan sumber-sumber
pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor potensial, perkiraan kemampuan pembelanjaan
dan pembiayaan untuk pembangunan tahun 2015. Kerangka pendanaan ini menjadi basis kebijakan
anggaran untuk mengalokasikan secara efektif dan efisien dengan perencanaan anggaran berbasis
kinerja. Fakta dan analisa yang diberikan terkait rancangan kerangka ekonomi tahun 2015 diharapkan
akan mempu menjembatani fungsi perencanaan dan penganggaran yang efektif dalam mengawal
pencapaian target kinerja pembangunan maupun menyelesaikan permasalahan dan isu-isu strategis yang
telah terindentifikasi di Kabupaten Samosir.
Berdasarkan kondisi perekonomian makro Tahun 2012, Provinsi Sumatera Utara masih tumbuh
relatif baik, hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,22%, PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku sebesar Rp.351.118,16 miliar, PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 sebesar Rp.134.463,95
miliar. Pencapaian tingkat inflasi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012 mencapai 7,07%, tingkat inflasi ini
meningkat dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2011 yang mencapai 6,63%. Adapun kondisi Nilai Tukar
Petani (NTP) Kabupaten Samosir pada tahun 2013 mencapai sebesar 100,14 kondisi ini berada dibawah
capaian tahun 2012 yang mencapai 100,71.
4.11 Kondisi Ekonomi Daerah Sampai Dengan Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun 2014
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan di bidang/sektor
ekonomi. Fluktuasi pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun dapat diketahui berdasarkan laju
pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan menurut lapangan
usaha secara berkala, dimana pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian
dan sebaliknya apabila negatif menunjukkan adanya penurunan.
Perkembangan kondisi ekonomi daerah dapat dilihat dari indikator ekonomi makro serta
perekonomian daerah. Perekonomian suatu daerah tidak dapat terlepas dengan perekonomian regional,
perekonomian nasional bahkan perekonomian global. Ada faktor-faktor perekonomian yang tidak dapat
dikendalikan oleh daerah seperti yang menyangkut kebijakan pemerintah pusat menyangkut sektor
Indikator kinerja bidang makro ekonomi daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
tingkat inflasi, sumbangan dari setiap sektoral, tingkat investasi (termasuk PMA dan PMDN), ekspor dan
indikator pembangunan daerah bidang ekonomi yang tersedia di daerah.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan ukuran kinerja ekonomi makro di suatu
wilayah. Untuk melihat fluktuasi pertumbuhan ekonomi tersebut secara riil dari tahun ke tahun, disajikan
melalui PDRB Atas Dasar Harga Konstan menurut lapangan usaha secara berkala. PDRB suatu wilayah
menggambarkan struktur ekonomi daerah, peranan sektor-sektor dan pergeserannya yang didasarkan
pada PDRB atas dasar harga berlaku atau berdasarkan harga konstan.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Samosir Tahun 2012 yang diukur berdasarkan kenaikan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 adalah sebesar 6,07%,
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2011 yang berada pada angka 5,96%.
Sedangkan perkiraan pertumbuhan PDRB tahun 2013 Kabupaten Samosir adalah sebesar 6,52% dan
perkiraan pertumbuhan PDRB tahun 2014 adalah sebesar 6,83%.
Dinamika perekonomian makro Kabupaten Samosir selama tahun 2012 telah mengakibatkan
adanya pergeseran peranan antar sektor. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan distribusi persentase
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011 dan 2012. Sektor-sektor yang mengalami peranan yang
meningkat adalah sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan
restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan dan sektor jasa. Sektor yang
peranannya menurun adalah sektor pertanian dan sektor bangunan dan sektor yang peranannya menetap
adalah sektor pertambangan dan penggalian.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor bangunan dan sektor listrik, gas dan air bersih yaitu
sama-sama sebesar 10,55%, disusul oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar
10,27%, sektor pertambangan dan penggalian 8,59%, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar
7,24%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 6,75%, sektor jasa-jasa 6,74, sektor pertanian
sebesar 5,66%, dan sektor industri pengolahan sebesar 4,04%.
Prediksi perubahan struktur PDRB Kabupaten Samosir cenderung bergeser dari sektor primer ke
sektor sekunder dan jasa, walaupun masih tetap didominasi oleh sektor primer atau pertanian, yang
kemudian diikuti oleh sektor jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran. Perkiraan perubahan PDRB
dari sektor pertanian dari tahun 2013 sebesar 58,36% menjadi 57,44% pada tahun 2014. Diikuti sektor
jasa sebesar 26,68% pada tahun 2013 menjadi 27,73% pada tahun 2014, sedangkan sektor
Tabel 4.27 Persentase Penduduk Kabupaten Samosir dan Provinsi Sumatera Utara Menurut Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (%)
Gambar 4.1 Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Samosir dan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2006-2012
Struktur perekonomian suatu wilayah dapat dilihat dari besarnya peranan
masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB wilayah tersebut pada waktu tertentu dilihat dari
peranan struktur PDRB tahun 2012 Atas Dasar Harga Berlaku, perekonomian Kabupaten Samosir masih
didominasi oleh sektor pertanian sebesar 59,02%, diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 5,02% dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 9,67%. Ketiga sektor tersebut memberikan total peranan yang
sangat tinggi yaitu sebesar 93,71% terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Samosir. Peranan ketiga
sektor ini mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2011 dengan total peranan ketiga sektor
mencapai 95,04%. Gambaran ini menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten Samosir masih sangat
tergantung pada ketiga sektor tersebut.
TAHUN
SAMOSIR SUMATERA UTARA
PDRB Pertumbuhan
ekonomi (%)
PDRB Pertumbuhan
ekonomi (%)
ADHB1) ADHK2) ADHB1) ADHK2)
1 2 3 4 5 6 7
2006 1196.46 868.59 3.64 160376.80 93347.40 6.24 2007 1287.46 908.46 4.59 181819.74 99792.27 6.90 2008 1392.38 953.85 5.00 213931.78 106172.36 6.39 2009 1519.31 1002.46 5.10 236353.62 111559.22 5.07 2010 1669.60 1058.49 5.59 275056.51 118718.90 6.42 2011 1835.40 1121.62 5.96 314372.44 126587.62 6.63 2012 2019.69 1189.69 6.07 351118.16 134463.95 6.22
2013P 2526.46 1268.04 6,52 - - 6,01
komunikasi sebesar 1,47%, sektor bangunan sebesar 0,40%, sektor listrik, gas dan air bersih sebesar
0,17%, dan peranan sektor yang paling kecil adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar
0,06%.
PDRB perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk
sebagai hasil dari proses produksi. Berdasarkan PDRB Perkapita maka pemerintah daerah mendapatkan
gambaran tentang perkembangan kesejahteraan masyarakat di daerahnya sehingga langkah-langkah
konkrit yang mengarah kepada perkembangan perekonomian penduduk dapat dilakukan secara lebih
terarah. Dilihat dari PDRB per Kapita, pada 5 (lima) tahun terakhir, pertumbuhan PDRB per Kapita
Kabupaten Samosir berdasarkan harga konstan telah mengalami pertumbuhan dari Rp.7.864.480,- pada
tahun 2008 menjai Rp.9.784.130,- pada tahun 2012 dengan persentase pertumbuhan rata-rata sebesar
5.35%. Sementara PDRB per Kapita berdasarkan harga berlaku mengalami peningkatan dari Rp.
11.480.160,- pada tahun 2008 menjadi Rp. 16.610.100,- di tahun 2012 dengan rata-rata persentase
pertumbuhan sebesar 9,30%.
Pencapaian keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu wilayah dapat dilihat dari pendapatan
perkapita masyarakat yang mengalami peningkatan secara terus-menerus (dalam jangka panjang) dan
disertai terjadinya perubahan fundamental dalam struktur ekonomi. Dengan demikian, keberhasilan
perbaikan perekonomian ditandai dengan transformasi struktur perekonomian dari agraris ke sektor jasa.
Struktur perekonomian modern ditandai dengan sumbangan lapangan jasa, industri pengolahan,
listrik-gas-air bersih, bangunan/konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi,
serta keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
Berdasarkan perhitungan Koefisien Gini (Gini Ratio) terhadap distribusi rata-rata pengeluaran per
kapita per bulan menurut golongan pengeluaran sebagai pendekatan (proxy) rata-rata pendapatan per
kapita per bulan penduduk Kabupaten Samosir Tahun 2012, diketahui bahwa Koefisien Gini Kabupaten
Samosir pada tahun 2012 adalah sebesar 0,447 yang mempunyai arti bahwa ketimpangan pendapatan/
pengeluaran dalam distribusi pendapatan/ pengeluaran penduduk Kabupaten Samosir selama tahun
2012 adalah sedang dan moderat.
Tabel 4.28 Perkembangan Distribusi Pendapatan Penduduk Kabupaten Samosir Menurut Ukuran Gini Ratio Tahun 2008-2012
Tahun Gini Ratio Ketimpangan Dalam Distribusi Pendapatan/ Pengeluaran
2008 0,259 Rendah dan relative merata
2009 0,229 Rendah dan relative merata
2010 0,273 Rendah dan relative merata
2011 0,252 Rendah dan relative merata
2012 0,447 Sedang dan Moderat
Sumber: Inkesra Kabupaten Samosir Tahun 2012
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan sejak tahun 2008 hingga 2012 Gini ratio Kabupaten
Samosir adalah berada dibawah 0,4 yang mempunyai arti bahwa ketimpangan dalam distribusi
merata, atau dengan pengertian lain bahwa sejak tahun 2008 sampai 2012 pendapatan yang diterima
oleh penduduk Kabupaten Samosir menurut berbagai kelompok pendapatan adalah relatif tidak
mempunyai perbedaan yang begitu tajam.
Namun pada tahun 2012 Gini Ratio Kabupaten Samosir meningkat menjadi 0,447 dengan
kategori sedang/moderat. Hal ini menunjukkan bahwa ketimpangan pendapatan dalam distribusi
pendapatan penduduk Kabupaten Samosir selama tahun 2008 sampai 2011 adalah relatif lebih baik bila
dibandingkan dengan tahun 2012, atau dengan kata lain distribusi pendapatan yang diterima oleh
penduduk Kabupaten Samosir menurut berbagai kelompok pendapatan pada tahun 2012 adalah relatif
semakin tidak merata dibandingkan dengan selama tahun 2008 hingga 2011.
4.12 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015
Perekonomian Kabupaten Samosir baik secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi
oleh fenomena-fenomena yang berkembang saat ini dan yang akan datang, baik pada tatanan
perkembangan lingkungan eksternal maupun internal. Perkembangan lingkungan eksternal perekonomian
Kabupaten Samosir sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah Propinsi dan Nasional bahkan turut
dipengaruhi kondisi perekonomian internasional (global).
Prospek perekonomian Kabupaten Samosir pada Tahun 2015 diperkirakan akan mengalami
peningkatan yang signifikan melalui penentuan dan pelaksanaan beberapa kebijakan yang dapat
mendorong sektor perekonomian rakyat, melalui pemberdayaan masyarakat dalam hal ekonomi lokal dan
ketahanan pangan di pedesaan.
Di sisi permintaan, sektor konsumsi rumah tangga menjadi salah satu pendorong utama
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Samosir. Adanya peningkatan belanja pada sektor konsumsi rumah
tangga akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan daya beli masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan
sebagai dampak dari kenaikan upah minimum regional yang telah ditetapkan Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara maupun sebagai akibat peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui kebijakan
perekonomian di wilayah Kabupaten Samosir yang tepat guna.
Perekonomian Kabupaten Samosir pada tahun 2013 diprakirakan tumbuh melambat sehingga
sejumlah risiko dan tantangan perlu diantisipasi. Seiring dengan kondisi yang penuh ketidakpastian dan
lambatnya proses pemulihan perekonomian dunia dan Indonesia, terutama pada semester II 2013,
perekonomian Kabupaten Samosir diprakirakan akan tumbuh sekitar 6,52 persen. Permintaan domestik
diprakirakan tetap menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi. Namun sejumlah tantangan dan
risiko perlu diantisipasi untuk menjaga stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan.
Kebijakan fiskal dihadapkan pada masalah kualitas belanja yang masih rendah tingkat efektifitas
dan efisiensinya sebagai pendorong perekonomian. Hal ini dikarenakan semakin mengecilnya proporsi
menunjukkan angka defisit, begitu pula pada APBD 2013 dan RAPBD 2014. Pemerintahan ke depan perlu
lebih memperhatikan indikator ini mengingat hal ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keberlanjutan fiskal. Di sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Samosir diharapkan akan
didorong oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai wujud pengembangan kepariwisataan yang
dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta. Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor pariwisata,
Pemerintah Kabupaten Samosir telah membenahi obyek-obyek wisata. Adanya pembenahan obyek
wisata tersebut telah meningkatkan jumlah wisatawan, hal ini dapat dilihat dari kunjungan wisatawan pada
tahun 2011 wisatawan Nusantara/mancanegara sebanyak 132.629 orang sedangkan pada tahun 2012
meningkat menjadi 144.827 orang. Disamping pertumbuhan ekonomi Kabupaten Samosir yang semakin
meningkat, akuntabilitas kinerja pemerintahan juga diharapkan akan semakin membaik, dan hal ini
merupakan komitmen Pemerintah Kabupaten Samosir.
Beberapa tantangan yang diperkirakan masih akan dihadapi dan yang perlu dibenahi pada tahun
2015 adalah:
a) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dengan mengembangkan pertumbuhan sektor-sektor
ekonomi dominan, yang bertumpu pada peran ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Pertumbuhan
ekonomi dengan percepatan yang lebih tinggi, terjaganya stabilitas ekonomi makro. Dengan
pembenahan yang sungguh-sungguh pada sektor riil, diharapkan akan dapat mendorong peningkatan
investasi dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dengan fokus utama untuk menurunkan
tingkat pengangguran dan kemiskinan. Dalam hal ini diperlukan strategi kebijakan yang tepat dengan
menempatkan prioritas pengembangan pada sektor-sektor yang mempunyai efek pengganda tinggi
dalam menciptakan kesempatan kerja.
b) Menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif merupakan tantangan yang cukup berat karena ini
menyangkut beberapa peraturan baik tingkat pusat maupun daerah. Perbaikan iklim investasi perlu
dilakukan pemerintah daerah dengan mensikapi atas perbaikan di bidang peraturan
perundangundangan di daerah, perbaikan pelayanan dan penyederhanaan birokrasi.
c) Menyediakan infrastruktur yang cukup dan berkualitas. Hal ini merupakan prasyarat agar dapat
mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan. Ketersediaan infrastruktur yang tidak
memadai akan menjadi kendala bagi masuknya investasi.
d) Meningkatkan daya saing ekspor daerah, untuk mencapai peningkatan pertumbuhan nilai ekspor.
Pertumbuhan ekspor akan mempengaruhi keberlangsungan usaha dan perekonomian daerah
sehingga dapat mempertahankan ketersediaan lapangan kerja bahkan mungkin dapat menambah
lapangan kerja.
e) Meningkatkan partisipasi swasta melalui kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan swasta (
public-private partnership). Tantangan ini menjadi cukup penting karena terbatasnya sumber daya
pemerintah dalam pembiayaan pembangunan, terutama terkait dengan efisiensi pembiayaan investasi
f) Membangun promosi bersama (joint marketing) dalam memasarkan potensi daerah dengan melalui
kerjasama pemerintah dengan pemerintah, dan pemerintah dengan swasta serta masyarakat.
g) Pada tahun 2015 mendatang, Kabupaten Samosir akan melaksanakan PILKADA yang ketiga kalinya
sejak pemekaran Kabupaten Samosir dari Kabupaten Tobasa.
Melihat letak geografis Kabupaten Samosir yang wilayahnya sebagian pada kepulauan dan di
kelilingi Danau Toba dan sebagian lagi berada pada daratan Sumatera mempunyai potensi yang besar
dibidang kepariwisataan, pertanian dan perikanan. Potensi tersebut harus dimanfaatkan untuk
peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Samosir. Beberapa potensi tersebut
akan diuraikan sebagai berikut:
1. Pariwisata a. Wisata Pantai
Dengan keindahan Danau Toba yang didukung oleh pantai yang ada hampir semua pinggiran
daratan Kabupaten Samosir merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan berbagai event
wisata dan olah raga antara lain: jet sky, volley pantai, dayung dan renang serta olah raga pantai
lainnya.
b. Wisata Budaya
Kabupaten Samosir terkenal dengan sebutan asal-muasal bagi semua orang Batak sehingga banyak
terdapat situs budaya dan adat-istiadat yang sangat unik dan menarik yang dapat disajikan sebagai
objek tujuan wisata seperti : Batu hobon dan perkampungan si Raja Batak di Kecamatan Sianjur
Mula-mula, Makam Raja Sidabutar, Meja persidangan Siallagan, Tari tradisional Tortor dan
Sigale-gale di Kecamatan Simanindo.
c. Wisata Alam
Alam Kabupaten Samosir yang didominasi pegunungan, sehingga menciptakan suatu panorama
alam yang indah sangat berpotensi dijadikan sebagai wisata alam antara lain: Danau Sidihoni
(danau di atas danau), Pea Porogan berada di Kecamatan Ronggur Nihuta; Mata air tanjungan,
pemandangan indah Tuktuk Siadong, pulo Malau berada di kecamatan Simanindo; Tano Ponggol,
pemandian air panas berada di kecamatan Pangururan; Air tujuh rasa berada di kecamatan Sianjur
Mula-mula. Disamping panorama alam di atas masih banyak dijumpai objek wisata alam yang lain
seperti: Goa alam yang berada di kecamatan Palipi dan Simanindo, Air terjun Efrata di kecamatan
Harian, Air terjun Bonandolok di kecamatan Sianjur Mula-mula, Panjat Tebing di kecamatan Onan
Runggu, dan mata air pemandian Boru Saroding di kecamatan Sitio-tio. Alam Kabupaten Samosir
juga sangat sesuai dikembangkan sebagai arena olah raga tantangan seperti: gantole, sepeda
gunung, festival Layang-layang dan lain-lain. Disamping berbagai potensi wisata ini, sejarah
terbentuknya kawasan Danau Toba dan sekitarnya akan dikembangkan menjadi pariwisata Geopark
Akibat peristiwa evolusi bumi tersebut maka terbentuklah panorama alam yang luar biasa indah serta
beragam bentang alam dengan kandungan batuan dan bahan lain yang diakui dan dikagumi oleh
semua umat manusia. Penetapan Geopark Nasional Kaldera Toba ini didasarkan pada hasil-hasil
penelitian geologi, dimana pada beberapa tempat ditemukan adanya peninggalan proses geologi
melalui peristiwa letusan Gunung Toba beberapa ratus ribu tahun yang lalu dan telah ditetapkan
sebagai Geopark Nasional Indonesia melalui Keputusan Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Nomor 20/KEP/D.PDP/III/2012 tanggal 25 Maret 2012 tentang Penetapan
Geopark Toba sebagai Geopark Nasional Indonesia, dan saat ini sedang dipersiapkan untuk
diusulkan menjadi anggota Global Geoparks Network (GGN) ke badan dunia UNESCO.
d. Wisata Rohani
Beberapa tempat di Kabupaten Samosir mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai wisata rohani
antara lain: pegunungan Pusuk Buhit saat ini sudah banyak dikunjungi untuk wisata rohani yang
berada di Kecamatan Pangururan dan Goa Maria yang berada di Kecamatan Palipi.
Disamping potensi wisata alam dan budaya tersebut di atas, Pemerintah Kabupaten Samosir sedang
berbenah dengan melakukan pengembangan wisata minat khusus yakni pembangunan etalase Geopark
Nasional Kaldera Toba dan penataan geosite unggulan yakni:
a. Geosite Gunung Pusuk Buhit, dengan objek lokasi Aek Rangat di Kecamatan Pangururan dan Tulas
serta Simpang Batu Hobon di Kecamatan Sianjur Mula-mula;
b. Geosite Metasedimen Parmokarbon, dengan objek lokasi Tanjung Bunga/Simarsasar di Kecamatan
Pangururan dan Simpang Limbong di Kecamatan Sianjur Mula-mula;
c. Geosite Aek Rangat Sampean, dengan objek lokasi Aek Rangat Sampean di Kecamatan Pangururan
dan Kecamatan Palipi;
d. Geosite Huta Tinggi, dengan objek lokasi terdiri dari Huta Tinggi 1, Huta Tinggi 2, Huta Tinggi 3 di
Kecamatan Pangururan serta Danau Sidihoni di Kecamatan Ronggur Nihuta;
e. Geosite Salaon Toba, dengan objek lokasi Salaon Toba di Kecamatan Ronggur Nihuta;
f. Geosite Tuktuk Timbul Pindaraya, dengan objek lokasi Tuktuk Timbul Pindaraya di Kecamatan
Simanindo;
g. Geosite Panatapan Tele, dengan objek lokasi Huta Bolon di Kecamatan Simanindo;
h. Geosite Huta Bolon, dengan objek lokasi Huta Bolon di Kecamatan Simanindo;
i. Ada 27 geosite lainnya yang sudah diteliti namun masih perlu dikonservasi dan dikembangkan, yang
letaknya menyebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Samosir.
2. Pertanian
Berdasarkan data Badan Pusat Statisik Kabupaten Samosir, produksi padi sawah dan padi ladang
Kabupaten Samosir pada tahun 2012 adalah 44.558 ton gabah kering giling dengan produktivitas 50,12
kuintal per hektar, mengalami peningkatan produksi sebesar 4,92% bila dibandingkan dengan tahun 2011,
sedangkan produksi tanaman pangan yang lain adalah jagung 6.099 ton, kedelai 40 ton, kacang tanah
Produksi tanaman sayuran di Kabupaten Samosir pada tahun 2012 antara lain adalah tanaman
kentang sebanyak 14.644 ton, cabe sebanyak 889 ton, bawang merah sebanyak 1.316 ton, tomat
sebanyak 337 ton, kubis sebanyak 1.700 ton, kacang panjang sebanyak 15 ton, dan bawang daun
sebanyak 1,38 ton.
Luas lahan pertanian yang potensial untuk diusahakan menjadi kegiatan budidaya pertanian adalah
42.325 Ha, namun yang produktif atau diusahakan petani hingga saat ini belum mencapai 50 % (18.409
Ha), dengan demikian masih ada seluas 23.916 Ha lagi yang mempunyai potensi untuk dikembangkan
meningkatkan pendapatan petani, dari potensi lahan tersebut dapat diuraikan berdasarkan fungsinya
yakni: Lahan sawah irigasi ±2.422 Ha, Lahan sawah tadah hujan ±3.792 Ha, Lahan kering/palawija
(sayuran dan buah-buahan) ±2.346 Ha, Lahan perkebunan ±5.449 Ha, Lahan penggembalaan ±4.500
Ha, dan luas lahan yang belum diusahai sebesar ± 23.816 Ha.
Petani masyarakat Samosir pada umumnya menanam tanaman padi, hal ini disebabkan karena
komoditi tersebut menjadi kebutuhan pokok masyarakat, dapat disimpan lama serta menjadi pengaman
kebutuhan keluarga. Tanaman perkebunan/keras pada umumnya diusahakan masyarakat masih dalam
skala kecil, hal ini disebabkan kurangnya modal usaha dan belum adanya jaminan harga panen. Ada
beberapa komoditi perkebunan yang telah diusahakan dengan skala usaha sedang seperti kopi,
berdasarkan data dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir bahwa pada tahun 2012
luas tanaman kopi ada seluas 4.306,90 Ha.
Usaha peternakan yang dilakukan masyarakat pada umumnya masih sampingan dan belum dikelola
secara profesional sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal. Beberapa ternak yang diusahakan
masyarakat secara turun temurun dan ditangani secara tradisional terdiri dari ternak besar: Kerbau,
Lembu dan Kuda, ternak kecil: Kambing, Domba dan Babi serta ternak unggas: Ayam dan Itik. Tahun
2012 jumlah populasi ternak besar Sapi 2.141 ekor, Kerbau 27.812 ekor dan Kuda 385 ekor. Populasi
ternak kecil yaitu Kambing 9.850 ekor, Domba 281 ekor dan Babi 44.465 ekor.
Kabupaten Samosir yang mempunyai perairan Danau Toba dan lahan sawah pertanian sangat
potensial untuk pengembangan perikanan air tawar, hal ini dapat dilihat dari usaha budidaya ikan mas dan
ikan nila pada keramba jaring apung pada tahun 1996 hingga tahun 2004 akhir sangat pesat diusahakan
masyarakat khususnya di Kecamatan Pangururan. Produksi ikan yang dihasilkan perhari mencapai
puluhan ton, namun pada akhir tahun 2004 terjadi wabah penyakit ikan (Virus koi herves) yang hingga
saat ini perairan Danau Toba belum steril terhadap Virus tersebut. Potensi perikanan tersebut harus
dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah
Kabupaten Samosir telah mencoba melakukan pembangunan Balai Benih Ikan (BBI) di Kecamatan
Harian, dimana dari BBI ini diharapkan akan dapat mensuplai kebutuhan bibit ikan yang akan di
kembangkan di Wilayah Kabupaten Samosir, baik di darat maupun di perairan Danau Toba. Dan untuk
khususnya yang berada dipinggiran pantai Danau Toba. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah
memfasilitasi Pemerintah Kabupaten se-kawasan Danau Toba membentuk Forum yang disebut dengan
Lake Toba Regional Management (LTRM) dengan sekretariatnya berada di Kabupaten Samosir. Tujuan
dari forum tersebut adalah untuk mengembangkan kerjasama dalam pengembangan perekonomian
Pemerintah Kabupaten/Kota se-Kawasan Danau Toba, dengan lingkup kerjasama adalah di bidang
pariwisata, perhubungan, pertanian (agribisnis) dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
3. Industri Rumah Tangga
Potensi industri khususnya industri rumah tangga/kerajinan tangan berpeluang untuk dikembangkan
dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal yakni: kerajinan tenun ulos, anyam-anyaman, gerabah dan
ukir-ukiran yang dapat dijadikan souvenir bagi wisatawan serta agro industri seperti kacang rondam,
keripik, dan lain-lain. Disamping itu dengan dimekarkannya Kabupaten Samosir menjadi Kabupaten yang
baru maka industri-industri rumah tangga akan menjadi salah satu alternatif yang perlu dikembangkan