BAB II
PROFIL KOTA MOJOKERTO
Profil Kota Mojokerto merupakan bagian yang penting dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, sebagai dasar perencanaan pembangunan infrastruktur di Kota Mojokerto pada masa yang akan datang. Bagian profil Kota Mojokerto pada RPI2-JM Bidang Cipta Karya ini menggambarkan kondisi daerah Kota Mojokerto dari berbagai aspek, yaitu gambaran administrasi wilayah, potensi wilayah, demografi dan urbanisasi, serta isu strategis sosial, ekonomi, dan lingkungan.
2.1. Wilayah Administrasi
Kota Mojokerto terletak di tengah-tengah Kabupaten Mojokerto, terbentang pada 7o 33’ Lintang Selatan dan 112o 28’ Bujur Timur. Wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 22 m diatas permukaan laut dengan kondisi permukaan tanah yang agak miring ke Timur dan Utara antara 0-3%. Kota Mojokerto memiliki luas wilayah 1.646 Ha, merupakan satu-satunya kota di Jawa Timur yang memiliki satuan wilayah ataupun luas wilayah terkecil, dengan wilayah administrasi hanya terbagi 3 Kecamatan yakni Kecamatan Prajurit Kulon, Kecamatan Magersari dan Kecamatan Kranggan, 18 Kelurahan, 669 Rukun Tetangga (RT), 178 Rukun Warga (RW) dan 70 dusun/lingkungan, data selengkapnya lihat pada Tabel 2.1. dan Peta 2.1. Administrasi Kota Mojokerto berbatasan langsung dengan :
a. Batas Sebelah Utara : Sungai Brantas
b. Batas Sebelah Selatan : Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto c. Batas Sebelah Barat : Kec. Sooko dan Kec. Puri Kabupaten Mojokerto d. Batas Sebelah Timur : Kec. Puri dan Kec. Mojoanyar Kabupaten Mojokerto
No Kecamatan/Kelurahan
Luas Luas
(Ha) (Km2)
1 Kecamatan Prajurit Kulon
Surodinawan 145,9 1,459
Prajurit Kulon 119 1,19
Blooto 178 1,78
Mentikan 19 0,19
Kauman 19 0,19
Pulorejo 142 1,42
Sub Total 622,9 6,229
2 Kecamatan Magersari
Gunung Gedangan 170,5 1,705
Kedundung 228,6 2,286
Balongsari 82,9 0,829
Gedongan 14,7 0,147
Magersari 32,9 0,329
Wates 132,1 1,321
Sub Total 661,7 6,617
3 Kecamatan Kranggan
Kranggan 113,3 1,133
Miji 39,6 0,396
Meri 164,8 1,648
Jagalan 16,6 0,166
Sentanan 13,9 0,139
Purwotengah 13,5 0,135
No Kecamatan/Kelurahan
Luas Luas
(Ha) (Km2)
Total 1.646 16,46
2.2. Potensi Wilayah Kota Mojokerto
Potensi pengembangan wilayah menurut Permendagri No. 54 Tahun 2010, ditentukan berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti perikanan, pertanian, pariwasata, industri, pertambangan dan lain-lain dengan berpedoman pada RTRW.
Yang dimaksud dengan kawasan budidaya Kota Mojokerto adalah kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan dengan kegiatan terbangun dan diusahakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Penataan kawasan budidaya bertujuan untuk mewujudkan pemanfaatan ruang yang efisien dan efektif sesuai dengan kemampuan daya tampung dan daya dukung lingkungan. Kawasan yang dikategorikan sebagai kawasan budidaya di Kota Mojokerto antara lain adalah : kawasan perumahan, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan perkantoran, kawasan industri, kawasan pariwisata, kawasan ruang terbuka non hijau, kawasan ruang evakuasi bencana, kawasan ruang bagi kegiatan sektor informal, kawasan peruntukan lainnya. Kawasan peruntukan lainnya ini terdiri dari : kawasan pertanian, kawasan pelayanan umum (meliputi : kawasan pendidikan, kawasan kesehatan dan kawasan peribadatan), dan kawasan pertahanan dan keamanan negara.
2.2.1. Identifikasi Potensi 2.2.1.1. Kawasan Perumahan
Potensi dari kawasan perumahan di Kota Mojokerto, antara lain :
a) Berkembangan pembangunan rumah oleh individu/perorangan sebagai akibat dari perkembangan jumlah penduduk.
b) Perkembangan pemukiman oleh pikak swasta atau developer berkembang pesat.
2.2.1.2. Kawasan Perdagangan dan Jasa
Potensi dari kawasan perdagangan dan jasa di Kota Mojokerto, antara lain :
a) Memilki banyak kawasan perdagangan dan jasa seperti pertokoan dan Swalayan, yang berpotensi untuk dijadikan pariwisata modern.
b) Memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa regional yaitu sebagai pusat perdagangan dan jasa Kabupaten Mojokerto dan kabupaten Jombang.
Modern dan Tradisional skala regional diantaranya Perdagangan Modern berupa Swalayan (CAREFOUR di Jalan Benteng Pancasila, SANRIO Jl. Residen Pamuji, SULTAN KRATON MOJOPAHIT di Jl. Mojopahit, dan BENTAR di Jl. Mojopahit), Perdagangan Modern berupa Pertokoan di sepanjang Jalan Mojopahit, Jl. Gajah Mada, Jl. PB. Sudirman, Jl. Residen Pamuji, Jl. Bayangkara, Jl. Empu Nala dan Jl. By Pass. Pasar Tradisional berupa Pasar Tanjung Anyar di Kelurahan Jagalan dan Pasar Hewan di Kelurahan Miji.
d) Memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa regional yaitu sebagai pusat perdagangan dan jasa Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang.
e) Memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan industri sedang, karena letaknya strategis di Jl. By Pass Kelurahan Kedundung yang merupakan jalan nasional arteri primer. Selain itu juga ditunjang dengan sudah berkembangnya beberapa industri besar/sedang yang ada di Kota Mojokerto. Dimana sampai dengan tahun 2010 berdasar pada Mojokerto Dalam Angka (MDA) Tahun 2015 jumlah industri sedang sebanyak 47 unit.
f) Selain industri sedang, di Kota Mojokerto juga terdapat beberapa industri kecil yang juga bisa membantu menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran di Kota Mojokerto.
2.2.1.3. Kawasan Perkantoran
Potensi dari kawasan perkantoran di Kota Mojokerto, antara lain :
a) Kantor pemerintahan Kota Mojokerto tersebar di wilayah Kota Mojokerto dan sebagian terdapat di Jl. Gajah Mada, Jl, Bayangkara, Jalan Raden Wijaya, Jalan Jawa Jl. Pahlawan, Jl. By Pass Jl. Benteng Pancasila dan di Kelurahan Surodinawan.
b) Perkantoran Swasta tersebar di Kota Mojokerto dan sebagian mengumpul di Jalan Mojopahit, Jalan A. Yani dan Jalan Empu Nala.
2.2.1.4. Kawasan Industri
Potensi dari kawasan industri di Kota Mojokerto, antara lain :
home industri batik, home industri makanan onde-onde, keciput, krupuk yang lokasinya tersebar di Kota Mojokerto.
b) Kegiatan industri dan home industri didukung oleh kebijakan pemerintah Kota Mojokerto sehingga semakin berkembang dari segi kualitas maupun kwantitasnya. c) Letak Kota Mojokerto yang strategis memudahkan distribusi hasil produksi.
2.2.1.5. Kawasan Pariwisata
Memilki potensi wisata yang belum di kelola secara optimal diantaranya wisata air jogging track dan kuliner di Sungai Brantas, Jalan Hayam Wuruk Kelurahan Magersari dengan luas 0,47 Ha atau 0,03%, wisata penunjang perbelanjaan, wisata pemandian Tirta Suam, wisata pemandian Sekar Sari, wisata Sentra Industri dan Kerajinan (SIK) di Jalan By Pass, wisata kampung sepatu di Kelurahan Miji, wisata religi Masjid Al-Fatah di Kelurahan Kauman, wisata di kawasan alun-alun, wisata kampung bunga di Kelurahan Kauman, wisata kampung cor di Kelurahan Pulorejo, wisata kampung batik di Kelurahan Surodinawan dan Kelurahan Gunung Gedangan, wisata sumber air panas di Kelurahan Kedungsari, dan wisata religi makam KH. Achyat Chalimy di Jalan. KH. Wachid Hasyim.
2.2.1.6. Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau
Potensi dari kawasan ruang terbuka non hijau di Kota Mojokerto berupa alun-alun, lapangan olahraga, stadion dan tempat rekreasi.
2.3. Gambaran Demografi
2.3.1. Jumlah Penduduk dan Jumlah Kepala Keluarga
Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan/Kelurahan dan Jenis Kelamin Tahun
2015
Kecamatan/Kelurahan
Jenis Kelamin
Total %
Laki-laki % Perempuan %
Kecamatan Prajurit Kulon
Surodinawan 4.097 2,89 4.097 2,89 8.194 5,78
Prajurit Kulon 3.972 2,80 3.888 2,74 7.860 5,54
Blooto 3.228 2,28 3.189 2,25 6.417 4,52
Mentikan 3.492 2,45 3.560 2,51 7.052 5,04
Kauman 1.543 1,09 1.673 1,18 3.216 2,27
Pulorejo 3.992 2,81 4.015 2,83 8.007 5,65
Sub Total 20.324 14,32 20.422 14,4 40.746 28,8
Kecamatan Magersari
Gunung Gedangan 3.686 2,60 3.652 2,58 7.338 5,17
Kedundung 8.034 5,66 7.866 5,55 15.900 11,21
Balongsari 4.127 2,91 4.186 2,95 8.313 5,86
Gedongan 1.214 0,86 1.284 0,91 2.498 1,76
Magersari 2.977 2,10 3.120 2,20 6.097 4,30
Wates 10.278 7,25 10.615 7,48 20.893 14,73
Sub Total 30.316 21,38 30.723 21,67 61.039 43,03
Kecamatan Kranggan
Kranggan 6.990 4,93 7.222 5,09 14.212 10,06
Miji 4.736 3,34 4.899 3,45 9.635 6,88
Meri 4.280 3,02 4.365 3,08 8.645 6,10
Jagalan 1.603 1,13 1.650 1,16 3.253 2,29
Sentanan 1.182 0,83 1.283 0,90 2.465 1,74
Kecamatan/Kelurahan
Jenis Kelamin
Total %
Laki-laki % Perempuan %
Sub Total 19.670 13,88 20.369 14,35 40.039 28,36
Total 70.310 49,58 71.514 50,42 141.824 100
JUMLAH
2014 69.297 70.380 139.677
2013 67.528 68.845 136.373
2012 66.818 68.206 135.024
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Mojokerto
Berdasarkan komposisi penduduk laki-laki dan perempuan seperti tertera pada tabel diatas, dapat dikemukakan bahwa rasio jenis kelamin (sex ratio) Kota Mojokerto penduduk dari luar Kota Mojokerto yang meningkat serta meningkatnya angka kelahiran. Untuk kepadatan penduduk di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel 2.3 dan peta 2.2 dibawah ini.
Tabel 2.3. Perkembangan dan Kepadatan Jumlah Penduduk Kota Mojokerto Tahun 2015
Tahun
2003 112.547 29.620 1,17 6.838
2004 113.275 29.647 0,65 6.882
2005 113.193 30.216 -0,07 6.877
2006 114.088 30.421 0,79 6.931
2007 115.519 31.046 1,25 7.018
2008 116.355 31.417 0,72 7.069
2009 119.500 38.482 2,70 7.260
2010 120.064 35.479 0,47 7.294
Tahun
Jumlah
Perkembangan
Penduduk (%)
Kepadatan Penduduk
(Jiwa/km2)
Penduduk Kepala Keluarga
2012 135.024 38.301 0,60 8.203
2013 136.373 38.627 0,99 8.285
2014 139.677 42.056 2,36 8.486
2015 141.824 44.383 1,54 8.616
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Mojokerto
2.3.2. Jumlah Penduduk Miskin dan Persebaran Penduduk
Kemiskinan sering dihubungkan dengan masalah kesulitan dan kekurangan di berbagai keadaaan hidup. Beberapa mengartikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan dalam meningkatkan kualitas hidupnya, sedangkan lainnya memberikan pengertian yang luas dengan memasukkan dimensi-dimensi sosial dan moral. Umumnya ketika orang berbicara mengenai kemiskinan maka yang dimaksud adalah kemiskinan material, dengan pengertian ini seseorang dikategorikan miskin apabila tidak mampu memenuhi standar minimum kebutuhan pokoknya agar dapat hidup secara layak.
Tabel 2.4. Jumlah Kelurga Miskin Kota Mojokerto Tahun 2015
Kecamatan/Kelurahan
Kategori Kemiskinan Total
Sangat Miskin Miskin Hampir Miskin
Kecamatan Prajurit Kulon
Surodinawan 6 150 307 463
Prajurit Kulon 10 206 389 605
Blooto 2 94 306 402
Mentikan 12 258 264 534
Kauman 6 89 136 231
Pulorejo 3 163 358 524
Sub Total 39 960 1.760 2.759
Kecamatan Magersari
Gunung Gedangan 12 184 338 534
Kedundung 32 437 738 1.207
Balongsari 4 133 367 504
Gedongan 3 39 51 93
Magersari 2 74 211 287
Wates 2 146 443 591
Sub Total 55 1.013 2.148 3.216
Kecamatan Kranggan
Kranggan 12 352 541 905
Miji 22 213 361 596
Meri 4 158 248 410
Jagalan 2 49 106 157
Sentanan 1 42 74 117
Purwotengah 0 19 47 66
Kecamatan/Kelurahan
Kategori Kemiskinan Total
Sangat Miskin Miskin Hampir Miskin
Total 135 2.806 5.285 8.226
Sumber : Bappeko Mojokerto
Sedangkan untuk persebaran penduduk di Kota Mojokerto, berdasarkan jumlah penduduk di tiap kecamatan dapat diketahui bahwa Kecamatan Prajurit Kulon yang paling banyak penduduknya berada di Kelurahan Surodinawan kemudian yang paling sedikit jumlah penduduknya berada di Kelurahan Kauman, untuk Kecamatan Magersari yang paling banyak penduduknya berada di Kelurahan Wates kemudian yang paling sedikit jumlah penduduknya berada di Kelurahan Gedongan, Kecamatan Kranggan paling banyak penduduknya berada di Kelurahan Kranggan kemudian yang paling sedikit jumlah penduduknya berada di Kelurahan Purwotengah. Untuk lebih jelasnya persebaran penduduk dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.5. Sebaran Penduduk Kota Mojokerto Tahun 2015
Kecamatan/Kelurahan Jumlah Penduduk %
Kecamatan Prajurit Kulon
Surodinawan 8.194 5,78
Prajurit Kulon 7.860 5,54
Blooto 6.417 4,52
Mentikan 7.052 5,04
Kauman 3.216 2,27
Pulorejo 8.007 5,65
Sub Total 40.746 28,8
Kecamatan/Kelurahan Jumlah Penduduk %
Gunung Gedangan 7.338 5,17
Kedundung 15.900 11,21
Balongsari 8.313 5,86
Gedongan 2.498 1,76
Magersari 6.097 4,30
Wates 20.893 14,73
Sub Total 61.039 43,03
Kecamatan Kranggan
Kranggan 14.212 10,06
Miji 9.635 6,88
Meri 8.645 6,10
Jagalan 3.253 2,29
Sentanan 2.465 1,74
Purwotengah 1.829 1,29
Sub Total 40.039 28,36
Total 141.824 100
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Mojokerto
Sebagai modal dasar pembangunan, kelompok umur produktif dari komposisi penduduk Kota Mojokerto mencapai 93.835 jiwa atau 66,16 % dari total penduduk Kota Mojokerto tahun 2015. Komposisi yang besar ini diharapkan memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi demi kesejahteraan masyarakat. Berikut ini adalah data sebaran jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Kota Mojokerto tahun 2015.
Tabel 2.6. Sebaran Penduduk Kota Mojokerto Menurut Umur Tahun 2015
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah %
0-14 17.069 16.370 33.439 23,58 %
15-59 46.799 47.036 93.835 66,16 %
Total 70.310 71.514 141.824 100 %
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Mojokerto
2.3.3. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Lima Tahun ke Depan
Proyeksi penduduk tiap Kecamatan di Kota Mojokerto tahun 2016 - 2020 disajikan dalam tabel 2.7 dibawah ini. Dari tabel 2.7. diketahui seluruh wilayah Kota Mojokerto adalah perkotaan, jumlah penduduk di kecamatan Prajurit Kulon sedikit lebih banyak dari kecamatan Kranggan. Sedangkan untuk jumlah KK di Kecamatan Magersari pada proyek tahun 2020 sebanyak 18.563 KK, Kecamatan Prajurit Kulon berjumlah 13.418 KK, dan yang paling rendah Kecamatan Kranggan sebanyak 12.149 KK.
Tabel 2.7. Proyeksi Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga 5 Tahun ke Depan
Nama Kecamatan
Jumlah Penduduk Wilayah Perkotaan
Tahun
2016 2017 2018 2019 2020
Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK
Prajurit
Tabel 2.8. Proyeksi Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan 5 Tahun ke Depan
(berdasarkan luas terbangun)
Nama Kecamatan
Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (org/Ha)
Tahun Tahun
2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020
Prajurit Kulon 4,87 4,87 4,87 4,87 4,87 166 174 182 191 200
Magersari 3,51 3,51 3,51 3,51 3,51 169 175 181 187 194
Kranggan 3,70 3,70 3,70 3,70 3,70 197 204 212 219 228
Sumber : Hasil Analisa
2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
2.4.1. Kondisi Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi ini diukur dari PDRB atas harga konstan tahun 2010. Salah satu ukuran keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah tingkat pertumbuhan ekonominya. Dengan asumsi bahwa dengan pertumbuhan yang tinggi akan menyerap tenaga kerja yang tinggi pula, yang pada hakekatnya meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat. Sehingga pertumbuhan yang tinggi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemakmuran penduduk.
Pertumbuhan ekonomi didasarkan pada besaran PDRB atas dasar harga konstan, sehingga di dalamnya sudah tidak terkandung perubahan harga. Dengan kata lain, harga konstan digunakan untuk melihat perubahan atau kenaikan bahkan penurunan faktor-faktor produksi seluruh faktor-faktor produksi. Tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan yang dihitung dari PDRB merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat pertumbuhan sektoralnya. Apabila sebuah sektor mempunyai kontribusi besar dan pertumbuhannya lambat, maka hal ini akan menghambat tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Sebaliknya, apabila sebuah sektor mempunyai kontribusi yang besar terhadap totalitas perekonomian, maka apabila sektor tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka sektor tersebut sekaligus akan menjadi lokomotif pertumbuhan yang secara total tingkat pertumbuhan ekonominya menjadi besar.
Selama 5 (lima) tahun terakhir ini (2011-2015), PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kota Mojokerto mengalami peningkatan yang cukup berarti. Kenyataan ini memberikan indikasi nyata bahwa perekonomian Kota Mojokerto secara nominal terus meningkat. Pada Tahun 2011 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kota Mojokerto sebesar 3,331 trilliun dan mengalami peningkatan pada Tahun 2012 sebesar 10,64 % menjadi 3,663 trilliun. Pada Tahun 2013 PDRB ADHB Kota Mojokerto juga naik mencapai Rp. 4,036 trilliun. atau meningkat sebesar 10,16 %. Sementara pada Tahun 2014 juga masih tetap mengalami kenaikan menjadi 4,433 trilliun atau naik sebesar 9,85%. Pada Tahun 2015 PDRB ADHB Kota Mojokerto juga naik sebesar 10,46 % atau menjadi sebesar 4,897 trilliun. Hal ini menunjukkan bahwa selama 5 (lima) tahun terakhir (2010-2014) PDRB ADHB Kota Mojokerto mengalami peningkatan yang sangat nyata yaitu sebesar 41,11%.
Peningkatan PDRB ADHB sebesar 41,11 % dari tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 ini, tidak serta merta menunjukkan peningkatan pertumbuhan ekonomi atau meningkatnya kesejahteraan rakyat, karena seperti diutarakan diatas pengaruh besarnya angka inflasi juga akan sangat dominan dalam pembentukan PDRB ADHB ini.
Lapangan Usaha/Industry 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A. Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan/Agriculture, Forestry and Fishing
24.817,3 26.863,5 27.365,9 30.417,1 32.494,8
1. Pertanian, Peternakan,
Perburuan dan Jasa
Pertanian/Agriculture, Livestock, Hunting and Agriculture Services
22.847,5 24.468,1 25.001,1 27.766,4 29.569,1
a. Tanaman Pangan /Food Crops
14.996,5 16.484,5 17.091,9 19.257,6 20.760,6
b. Tanaman
d. Peternakan/Livestock 6.190,7 6.270,9 6.077,4 6.554,8 6.759,6
e. Jasa Pertanian dan
3. Perikanan/Fishery 1.969,8 2.395,4 2.364,8 2.650,7 2.925,7
B. Pertambangan dan
C. Industri Pengolahan/Manufacturing 379.281,0 407.971,5 444.758,4 493.475,9 543.717,2
1. Industri Batubara dan
Pengilangan
Migas/Manufacture of Coal and Refned Petroleum Products
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
2. Industri Makanan dan
Minuman/Manufacture of
Food Products and Beverages
95.801,4 104.598,3 112.182,6 122.935,3 135.329,6
3. Industri Pengolahan
Tembakau/Manufacture of Tobacco Products
90.230,4 98.224,7 106.461,1 116.203,9 126.844,9
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi/Manufacture of Textiles; and Wearing Apparel
5.881,0 6.419,7 7.028,2 7.662,4 8.459,9
5. Industri Kulit, Barang dari
Kulit dan Alas
Kaki/Manufacture of Leather and Related Products and Footwear
148.510,9 158.065,8 176.331,1 200.770,1 223.909,2
6. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya/ Manufacture
Lapangan Usaha/Industry 2011 2012 2013 2014 2015
13.334,4 13.760,0 14.185,0 14.810,5 15.681,3
8. Industri Kimia, Farmasi dan Logam/Manufacture of Other
Non-Metallic Mineral
Dasar/Manufacture of Basic Metals
Fabricated Metal Products, Computer, and Optical Products, ande Electrical Equipment of Machinery and Equipment
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Industri Pengolahan Lainnya;
Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan Peralatan/Other
Manufacturing, Repair and Installation of Machinery and
1. Ketenagalistrikan/Electricity 2.931,5 3.059,0 2.915,2 2.958,6 3.022,3
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es/Manufacture of Gas and Production of Ice
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
E. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang/Water supply, Sewerage,
Lapangan Usaha/Industry 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Waste Management and
Remediation Activities
F. Konstruksi/Construction 377.301,6 416.139,2 447.848,4 498.294,2 551.399,4
G. Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor/Wholesale and Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and Motorcycles
954.883,8 1.075.500,8 1.198.910,9 1.305.946,5 1.444.349,6
1. Perdagangan Mobil, Sepeda
Motor dan Reparasinya / Wholesale and Retail Trade and Repair of Motor Vehicles and Motorcycles
274.538,0 307.514,2 350.613,8 380.283,5 423.181,0
2. Perdagangan Besar dan
Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor / Wholesale Trade and Retail Trade Except of Motor Vehicles and Motorcycles
680.345,9 767.986,6 848.297,1 925.663,1 1.021.168,6
H. Transportasi dan
Pergudangan/Transportation and Storage
90.388,9 94.819,3 104.338,2 115.493,1 124.909,5
1. Angkutan Rel/Railways
Transport
3.951,7 4.668,9 5.380,1 6.226,6 7.073,1
2. Angkutan Darat/Land
Transport
55.725,4 58.068,9 63.950,5 70.582,4 75.710,4
3. Angkutan Laut/Sea Transport 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Transportation, Postal and Courier
30.711,8 32.081,6 35.007,7 38.684,0 42.126,0
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum/Accommodation and Food Service Activities
206.220,8 231.981,4 253.413,3 287.329,3 321.756,7
1. Penyediaan
203.517,5 229.059,3 250.048,9 283.562,3 317.502,8
J. Informasi dan
Komunikasi/Information and
Communication
422.454,1 461.680,4 500.057,9 541.917,6 589.550,2
K. Jasa Keuangan dan
Asuransi/Financial and Insurance Activities
240.326,7 279.051,9 318.695,8 357.948,4 408.825,5
1. Jasa Perantara
Keuangan/Financial Intermediary Services
142.545,7 168.968,7 194.519,4 217.049,1 247.372,8
2. Asuransi dan Dana
Pensiun/Insurance and
Pension Fund
39.769,2 44.322,9 49.969,0 56.919,7 65.201,4
3. Jasa Keuangan Lainnya/Other
Financial Services
57.939,1 65.677,8 74.112,5 83.873,1 96.130,1
Lapangan Usaha/Industry 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Keuangan/Financial Supporting Service
L. Real Estat/Real Estate Activities 97.709,8 107.133,8 119.925,8 128.767,5 141.670,9
M,N Jasa Perusahaan/Business Activities 25.275,3 27.650,2 31.355,5 34.439,7 38.264,6
O. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib/Public Administration and Defence; Compulsory Social Security
170.865,5 188.877,0 201.924,6 210.739,4 228.886,2
P. Jasa Pendidikan/Education 148.290,9 161.349,1 183.611,3 202.236,4 223.691,7
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial/Human Health and Social Work Activities
35.912,0 40.842,6 46.131,0 51.391,0 58.100,3
R, S, T, U
Jasa lainnya/Other Services Activities
129.763,9 135.569,2 149.537,3 166.797,7 181.241,9
Produk Domestik Regional Bruto/Gross Regional Domestic Product
3.311.592,0 3.663.853,8 4.036.130,9 4.433.572,5 4.897.316,8
Sumber : BPS Kota Mojokerto
Selama tahun 2015, kegiatan ekonomi di Kota Mojokerto menunjukkan adanya pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 5,90 persen (harga konstan tahun 2010). Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,90 persen dan inflasi Kota Mojokerto sebesar 2,55 persen, hal ini akan menjadi titik terang dan harapan untuk semakin lebih membaiknya perekonomian Kota Mojokerto di masa-masa mendatang.
Tabel 2.10. Pertumbuhan Ekonomi Kota Mojokerto Tahun 2011 - 2015 (%)
No Sektor 2011 2012 2013 2014 2015
1. Pertanian (0,33) 1,70 (4,83) 4,63 2,17
2. Pertambangan dan
Penggalian
0.00 0.00 0.00 0.00 0,00
3. Industri Pengolahan 4,45 3,47 4,75 5,49 4,51
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 13,51 10,79 0,93 1,03 6,56
5. Pengadaan air,pengelolaan
sampah,limbah daur ulang
(3,69) 3,60 (2,32) (0,20) 0,36
6. Bangunan/Konstruksi 6,38 5,52 6,12 6,02 5,89
7. Perdagangan besar & eceran
6,16 7,26 6,55 5,72 6,11
8. Transportasi & pergudangan
3,37 3,22 3,21 3,88 3,49
9. Penyediaan akomodasi 6,96 5,94 4,41 6,26 5,54
10 .
Informasi & Komunikasi 7,25 8,47 7,89 7,87 8,17
11 .
Jasa Keuangan & Asuransi 7,18 7,24 9,02 6,27 6,77
12 .
Real Estate 3,97 6,74 6,69 4,72 6,05
13 .
Jasa Perusahaan 5,73 4,78 5,46 7,09 6,10
14 .
Administrasi Administrasi Pemerintahan,Pertahanan, Jaminan Sosial
6,67 3,73 2,38 1,15 3,48
15 .
Jasa Pendidikan 4,07 3,35 7,99 5,09 4,17
No Sektor 2011 2012 2013 2014 2015 .
17 .
Jasa Lainnya 4,85 3,97 6,31 5,53 5,16
PDRB 5,97 6,09 6,19 5,76 5,90
Sumber : BPS Kota Mojokerto
Kemudian untuk potensi ekonomi yang ada di Kota Mojokerto, meliputi : 1. Industri Kecil Menengah
Mayoritas jenis industri di Kota Mojokerto adalah industri kecil menengah. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis dan jumlah industri kecil di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.11. Jenis dan Jumlah Industri Kecil Menengah Kota Mojokerto
No Jenis Komoditi Total Usaha
(Unit)
Total Tenaga Kerja (Orang)
Total Nilai Produksi (Rp.)
1. Industri Berbasis Agro 482 1.633 53.094.792.000
2. Industri Alas Kaki 399 4.133 287.050.208.800
3. Industri Batik Tulis dan Cap 66 89 624.600.000
4. Industri Handicraft 52 207 4.576.700.000
5. Industri Miniatur Perahu 13 35 1.254.800.000
6. Industri Cor Aluminium 11 98 9.981.920.000
Sumber : Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto
2. Industri Berbasis Agro
Sebagian besar industri yang ada di Kota Mojokerto adalah industri pengolahan berbasis agro. Industri berbasis agro tersebar merata di Kota Mojokerto. Didukung dari letak geografis yang berada di jalur “GERBANGKERTOSUSILA (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan)” membuat Kota Mojokerto menjadi tempat singgah bagi para wisatawan yang melewati jalur ini.
Pemerintah Kota Mojokerto telah banyak memberikan fasilitas untuk pengembangan usaha bagi IKM ini, agar seluruh industri berbasis agro yang ada di Kota Mojokerto bisa layak beredar dan bisa diterima di pasar regional maupun nasional.
Adapun fasilitas yang telah diberikan antara lain :
a) Kemasan produk yang menarik dan memenuhi standar; b) Izin edar sebagai Industri Rumah Tangga
c) Sertifikasi Halal d) Barcode
e) Pelatihan teknologi industri makanan dan minuman f) Promosi melalui Pameran dan Website
g) Fasilitasi Merk 3. Industri Alas Kaki
Selain Industri Berbasis Agro, Kota Mojokerto sendiri memiliki KIID (Kompetensi Inti Industri Daerah) yakni Industri Alas Kaki. Hal ini bisa terjadi karena masyarakat Kota Mojokerto sebagian besar kegiatan ekonominya bergerak di bidang alas kaki. Produk yang dihasilkan terdiri dari :
b) Sepatu Casual c) Sepatu Anak – Anak d) Sepatu Safety e) Sepatu Fashion f) Sandal
Komoditi industri alas kaki adalah industri andalan Kota Mojokerto, sehingga untuk kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. Desain produk yang bermacam–macam disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, membuat produsen alas kaki Kota Mojokerto tidak kesulitan dalam memasarkan produknya.
Pemerintah Kota Mojokerto memberikan fasilitas untuk pengembangan usaha di bidang alas kaki ini, diantaranya :
a) Pelatihan desain alas kaki b) Pelatihan teknologi alas kaki c) Fasilitasi Merk
d) Sosialisasi dan bimbingan SNI/ISO
e) Promosi produk melalui pameran dan website
f) Temu usaha antara IKM dengan pengusaha besar/buyers/Suplier g) Penguatan pembentukan KUB IKM alas kaki
h) Optimalisasi Sentra KUB IKM alas kaki 4. Industri Batik Tulis
Industri batik tulis dan cap di Kota Mojokerto mempunyai bermacam–macam varian. Sebagian besar motif batik Kota Mojokerto bertema akan Kerajaan Majapahit agar mengingatkan kita pada kebesaran Kerajaan Majapahit. Dan selain itu juga ada motif– motif yang disesuaikan dengan tradisi dan budaya Kota Mojokerto sendiri. Seperti motif yang sekarang ini dipakai oleh seluruh pegawai di jajaran Kota Mojokerto, yakni motif batik rengkik yang menggambarkan ikan rengkik ciri khas Kota Mojokerto.
Fasilitas yang diberikan oleh pemerintah Kota Mojokerto pada pengembangan usaha di bidang ini antara lain :
a) Pelatihan teknologi batik dalam pewarnaan zat sintetis dan pewarnaan zat remasol b) Fasilitasi pendaftaran Merk dan hak cipta (HKI) ke Ditjen HKI Jakarta
c) Promosi Produk melalui pameran dan website 5. Industri Handicraft
Di Kota Mojokerto, Industri di bidang ini mulai banyak diminati dan menjamur. Industri di bidang ini memiliki banyak varian, dari berupa konveksi tas katun, aksesoris kawat, sulam pita, kerajinan bambu, dan sebagainya.
6. Industri Miniatur Perahu
KIID Kota Mojokerto adalah Industri Alas Kaki, sedangkan OVOP (One Village One Product) Kota Mojokerto adalah Industri Miniatur Perahu. Hal ini dikarenakan Miniatur Perahu adalah produk unik dan hanya ada di salah satu daerah di Kota Mojokerto yakni, Kelurahan Miji. Walapun sekarang ini industri ini juga sudah berkembang di daerah lain di sudut Kota Mojokerto. Namun tetap menjadi keyakinan di Kota Mojokerto, bahwa penghasil miniatur perahu hanya di Kelurahan Miji.
Industri Cor Aluminium Cetakan Kue adalah salah satu termasuk Industri tertua di Kota Mojokerto, dikarenakan industri ini sudah lama berdiri di Kota Mojokerto dan turun temurun. Cetakan kue yang dihasilkan bermacam–macam sesuai dengan kebutuhan konsumen.
2.4.2. Pendapatan Perkapita dan Proporsi Penduduk Miskin
Pendapatan per kapita merupakan sebuah indikator yang sangat dikenal, terutama oleh para birokrat yang berkecimpung dalam penanganan peningkatan kemakmuran masyarakat. PDRB Perkapita adalah PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Besaran ini dipengaruhi oleh jumlah penduduk pertengahan tahun dalam arti bahwa semakin tinggi jumlah penduduk akan semakin kecil besaran PDRB per kapita wilayah tersebut. Semakin tinggi PDRB perkapita suatu wilayah semakin baik tingkat perekonomian wilayahnya, walaupun ukuran ini tidak dapat memperlihatkan kesenjangan pendapatan antar penduduk. Meskipun masih terdapat keterbatasan, indikator ini cukup memadai untuk mengetahui tingkat perekonomian suatu wilayah dalam lingkup makro, paling tidak sebagai acuan memantau kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan produk domestik barang dan jasa wilayah tersebut.
Pada umumnya PDRB per kapita disajikan berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku, karena PDRB per kapita selain dipengaruhi faktor produksi juga dipengaruhi oleh harga barang/jasa. Namun gambaran tersebut tidak dapat langsung dijadikan sebagai ukuran peningkatan ekonomi maupun penyebaran di setiap strata ekonomi karena pengaruh inflasi sangat dominan dalam pembentukan PDRB Atas Dasar Berlaku.
Gambar 2.1. PDRB Perkapita Kota Mojokerto Tahun 2011 - 2015 (Juta Rupiah)
Dari gambar diatas tampak bahwa PDRB per kapita Kota Mojokerto lima tahun terakhir setiap tahun meningkat. Pada Tahun 2011 PDRB per kapita Kota Mojokerto telah mencapai sekitar 27,25 juta rupiah. Tahun 2012, 2013 dan 2014 PDRB per kapita Kota Mojokerto berturut-turut mencapai 29,89 juta, 32,60 juta dan 35,55 juta rupiah. Pada tahun 2015, PDRB per kapita Kota Mojokerto mencapai 38,96 juta atau meningkat 9,59 persen dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan, bahwa secara umum kesejahteraan masyarakat Kota Mojokerto dari tahun ke tahun semakin membaik.
Dalam kurun waktu tahun 2011 - 2015 jumlah penduduk miskin di Kota Mojokerto mengalami penurunan. Hanya pada tahun 2013 jumlah penduduk miskin dan persentase kemiskinan di Kota Mojokerto mengalami sedikit peningkatan dari 6,46 % tahun 2012 menjadi 6,63 % tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh belum berkualitasnya pertumbuhan ekonomi di Kota Mojokerto dan bertambahnya pekerja rentan. Akan tetapi pada tahun berikutnya turun di kisaran angka 6%, yaitu sebesar 6,42% tahun 2014 dan pada tahun 2015 sebesar 6,28 %. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.12. Angka Kemiskinan Kota Mojokerto (Hasil SUSENAS Tahun 2011 - 2015)
Tahun Jumlah Penduduk
2012 8,1 6,46 287.728
2013 8,2 6,63 312.919
2014 8,02 6,42 328.250
2015 7,96 6,28 353.440
Sumber : BPS Kota Mojokerto
2.4.3. Kondisi Lingkungan Strategis 2.4.3.1. Gambaran Topografi
Kota Mojokerto berada pada ketinggian antara 18,75 - 25 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah di Kota Mojokerto berada pada ketinggian 18,75 mdpl. Data dan peta topografi di Kota Mojokerto dapat dilihat pada Tabel 2.13. dan Peta 2.3.
Tabel 2.13. Kondisi Topografi Kota Mojokerto
No Kecamatan/Kelurahan
Topografi
Jumlah (Ha)
18,75 m dpl 25 m dpl
I. Kecamatan Prajurit Kulon
1. Surodinawan 141.52 4.46 145.88
2. Prajurit Kulon 118.88 0.65 119.53
No Kecamatan/Kelurahan
Topografi
Jumlah (Ha)
18,75 m dpl 25 m dpl
4. Mentikan 18.90 0.00 18.90
5. Kauman 18.63 0.00 18.63
6. Pulorejo 142.35 0.00 142.35
II. Kecamatan Magersari
1. Gunung Gedangan 170.45 0.00 170.45
2. Kedundung 228.58 0.00 228.58
3. Balongsari 82.86 0.00 82.86
4. Gedongan 14.68 0.00 14.68
5. Magersari 32.89 0.00 32.89
6. Wates 132.10 0.00 132.10
III. Kecamatan Kranggan
1. Kranggan 113.31 0.00 113.31
2. Miji 39.60 0.00 39.60
3. Meri 164.63 0.21 164.84
4. Jagalan 16.55 0.00 16.55
5. Sentanan 13.85 0.00 13.85
6. Purwotengah 13.47 0.00 13.47
Total 1.641,22 5,32 1.646,54
Sumber : RTRW Kota Mojokerto 2012 - 2032
2.4.3.2. Gambaran Geohidrologi
Tabel 2.14. Panjang Sungai di Kota Mojokerto
N
O NAMA SUNGAI PANJANG SUNGAI (M) KARAKTER
1. Sungai Brantas 11088,661 Bertanggul
2. Sungai Brangkal 7616,542 Bertanggul
3. Sungai Sadar 7860,713 Bertanggul
4. Sungai Cemporat 1874,852 Bertanggul
5. Sungai Ngrayung 3818,769 Bertanggul
6. Watu Dakon 4211,452 Bertanggul
7. Ngotok/Pulo 4902,914 Bertanggul
2.4.3.3. Gambaran Geologi
Kondisi Geologi lapisan batuan yang terdapat di Kota Mojokerto sebagian besar merupakan seri batuan Aluvium, Plistosen Fasies Sedimen dan Alluvium Fasies Gunung Api. Jenis aluvium mendominasi disebagian besar wilayah di Kota Mojokerto seluas 980,35 Ha, Plistosen Fasies Sedimen seluas 223,40 Ha terdapat di Kelurahan Gunung Gedangan dan Kedundung, Alluvium Fasies Gunung Api seluas 442,79 Ha meliputi Kelurahan Surodinawan, Miji, Prajurit Kulon, Blooto, Mentikan, Kauman, Pulorejo, Jagalan, Sentanan, Purwotengan dan Magersari. Luas geologi setiap kelurahan dapat dilihat pada Tabel 2.15.
Tabel 2.15. Jenis Geologi Kota Mojokerto
No Kecamatan/Kelurahan Jagalan, Kelurahan Sentanan dan Kelurahan Purwotengah, sedangkan untuk Kecamatan Magersari terdapat di seluruh Kelurahan dengan luas total untuk Kota Mojokerto seluas 624,57 Ha. Sedangkan jenis tanah Grumosol mendominasi jenis tanah di Kota Mojokerto, luas wilayah yang memiliki jenis tanah tersebut adalah 1.021,97 Ha terdapat di Kelurahan Meri, Gunung Gedangan, Kedundung, Balongsari, Jagalan, Santanan dan seluruh wilayah di Kecamatan Prajurit Kulon. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.16.
Tabel 2.16. Jenis Tanah Kota Mojokerto
No Kecamatan/Kelurahan
No Kecamatan/Kelurahan
Kemudian untuk kondisi temperatur udara, Kota Mojokerto memiliki temperatur udara maksimum 35,0°C yang terjadi pada bulan April dan Oktober, dan minimum sebesar 21,0°C yang terjadi pada bulan September. Sedangkan kelembaban udara maksimum terjadi pada bulan Januari - April yaitu sebesar 98%, dan minimum sebesar 24% yang terjadi pada bulan September. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.17. dan peta 2.5.
Tabel 2.17. Kondisi Cuaca Tiap Bulan di Kota Mojokerto Tahun 2014
N
O BULAN
TEMPERATUR °C KELEMBABAN (%) TEKANAN
UDARA (MBS)
KECEPATAN ANGIN (KNOT)
MAX MIN MAX MIN
1 Januari 33,4 22,6 98 56 1.012,1 22,0
2 Februari 34,0 22,4 98 58 1.012,8 22,0
3 Maret 33,5 23,1 97 53 1.012,8 18,0
4 April 35,0 23,4 98 54 1.011,5 16,0
5 Mei 33,0 23,2 95 46 1.011,9 17,0
6 Juni 34,0 23,3 97 54 1.013,2 17,0
7 Juli 32,0 21,2 94 52 1.013,9 16,0
8 Agustus 32,0 21,1 91 45 1.014,9 19,0
9 September 34,0 21,0 86 24 1.015,0 15,0
10 Oktober 35,0 22,5 83 31 1.013,9 18,0
11 Nopember 31,3 28,7 93 33 1.013,2 16,0
12 Desember 34,8 22,8 97 56 1.011,8 18,0
2.4.4. Resiko Bencana Alam
Pada dasarnya Kota Mojokerto tidak mempunyai kawasan rawan bencana alam yang memerlukan perhatian khusus. Rawan bencana alam yang ada di Kota Mojokerto yaitu rawan bencana banjir.
Bencana banjir yang terjadi di Kota Mojokerto tepatnya berada pada lokasi Kelurahan Kauman, Kelurahan Gedongan, Kelurahan Purwotengah, Kelurahan Jagalan, Kelurahan Sentanan, Kelurahan Mentikan, Kelurahan Kranggan, Kelurahan Miji, Kelurahan Pajuritkulon, Kelurahan Blooto, Kelurahan Surodinawan, Kelurahan Magersari, Kelurahan Wates, Kelurahan Kedundung, Kelurahan Balongsari, Kelurahan Gunung Gedangan, dan Kelurahan Meri. Untuk data genangan air hujan lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.18. Data Genangan Air Hujan di Kota Mojokerto
No Kabupaten/Kota Luas
1 RT 03/RW 01 Balongrawe 1,4225
2 RT 03/RW 02 Balongrawe 1,4225
3 RT 03/RW 03 Balongrawe 1,4225
4 RT 04/RW 01 Balongrawe 1,4225
5 RT 03/RW 01 Randegan 1,56
6 RT 04/RW 01 Randegan 1,56
7 RT 02/RW 02 Randegan 1,56
8 RT 03/RW 01 Kedundung 2,55
9 RT 02/RW 02 Kedundung 2,55
10 RT 03/RW 02 Kedundung 2,55
11 RT 04/RW 02 Kedundung 2,55
12 RT 03/RW 04 Balong Rawe Baru 4,84
II Kelurahan Balongsari
1 RT 01/RW 02 Gembong Sari 1,60
2 RT 02/RW 02 Gembong Sari 1,70
3 Gang 8 (timur) 1,8
4 Rt 03 /RW 03 (Gang 10) 1,20
5 Belakang Rumah Sakit 2,50
6 Sawah Depan Rumah Pak Wali 1,05
No Kabupaten/Kota Luas
1 Jl. Magersari Gg. II 0,24
2 Jl. Magersari Gg. V 0,35
3 Jl. Magersari Gg. VI 0,46
4 Jl. Magersari Gg. VII 0,66
5 Jl. Magersari Gg. VIII 0,15
6 Jl. Anggur 0,33
7 Jl. Trunojoyo 1,85
8 Jl. Ronggolawe 1,44
9 Jl. Magersari Gg. I 0,25
IV Kelurahan Purwotengah
1 Jl. Purwotengah Gg. II 0,63
2 Jl. Purwotengah Gg. III 0,29
3 Jl. Purwotengah Gg. IV 0,48
4 Jl. Purwotengah Gg. V 1,12
5 Jl. Purwotengah Gg. VI 0,74
6 Jl. Purwotengah Gg. VII 0,53
7 Jl. Lektol Sumardjo 2,24
8 Jl. Taman Siswa 1,63
9 Jl. Pemuda 3,97
10 Jl. Jaksa Agung Suprapto 8,29
V Kelurahan Wates
8 Jl. Batok Raya 0,65
9 Jl. Batok 0,66
10 Jl. Bromo 0,35
11 Jl. Raya Penanggungan 2,28
12 Jl. Argopuro 0,22
No Kabupaten/Kota Luas
20 Jl. Banjar Anyar Gg. I 0,66
21 Jl. Banjar Anyar Gg. II 0,53
22 Jl. Bancang Gg. Cempaka 0,24
VI Kelurahan Mentikan
1 Mentikan Gg. I 2,21
2 Mentikan Gg. II 0,86
3 Mentikan Gg. III 0,8
4 Mentikan Gg. IV 0,33
5 Sidomulyo Gg. I 0,43
6 Sidomulyo Gg. II 0,37
7 Sidomulyo Gg. III 0,5
8 Sidomulyo Gg. IV 0,47
9 Sidomulyo Gg. V 0,49
10 Sidomulyo Gg. VI 0,41
VII Keluruhan Gunung Gedangan
1 Sawah (Keboan) 5
2 Perumahan (Keboan) 2,91
3 Kuti 22,44
4 Jl. Kebohan Gunung Gedangan 7,61
5 Gunung Anyar 27,16
5 Perumahan Griya Permata Meri 12,43
6 Terminal jika sungai jabon
No Kabupaten/Kota Luas
9 Panggreman/ SD Kranggan III 0,22
10 Ngaglik Gotong Royong 7,34
11 Ngaglik 3,12
12 Jl. Jawa 1,24
13 Kranggan Barat Gg. III 1,22
X Miji
1 Miji Baru III 0,65
2 Asrama Polisi 0,16
3 Sebrang Kelurahan Miji 0,25
4 Sinoman (Gg. III paling parah) 0,45
5 Kedung Kwali 1,56
6 Jl. Cinde dan sekitarnya
(termasuk lapangan) 1,45
XII Kelurahan Jagalan
1 Jagalan Gg. III 0,89
2 Jl. Cokro 0,54
3 Jl. KH. Nawawi 1,25
XIII Kelurahan Sentanan
1 Jl. Sentanan Gg. II 0,23
2 Jl. Sentanan Gg. I 0,33
3 Jl. Sentanan Gg. III 0,15
4 Jl. KP. Tendean 0,11
5 Jl. Karyawan 0,23
6 Jl. Karyawan Baru 0,32
7 Jl. KH. Ahmad Dahlan 0,22
8 Jl. Majapahit 2,34
9 Joko Sambang 0,44
10 Perkampungan depan stasiun 0,54
XIV Kelurahan Kauman
No Kabupaten/Kota Luas
2 Kauman Gg. II sebelah barat 0,12
3 Kauman Gg. III 0,13
4 Kauman Gg. IV 0,14
5 Jl. Kredanan Gg. IV 0,15
6 Jl. Kartini 0,15
7 Aloon-aloon sebelah timur 0,35
XV Kelurahan Pulorejo
2 Murukan Gg. II 1,29
3 Murukan Gg. III 0,94
4 Surodinaman Gg. I 0,25
5 Perumnas 2,76
XVIII Kelurahan Gedongan
1 Gedongan Gg. II 0,4
2 Gedongan Gg. III 0,35
3 Gedongan Gg. IV 0,25
4 Jl. Gadjah Mada RW 3 1,94
TOTAL 85,41 188,7
Sumber : Dinas PU Kota Mojokerto
2.4.5. Isu-isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Kota Mojokerto untuk mencapai target pembangunan di bidang cipta karya. Isu tersebut didapat melalui serangkaian koordinasi dalam lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto. Adapun isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya di Kota Mojokerto, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.19. Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya di kesenjangan yang cukup tinggi dengan
 Secara fungsional, kualitas
SEKTOR PERMASALAHAN ISU STRATEGIS
 Tingginya kebutuhan perumahan yang
layak dan terjangkau masih belum
kawasan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan karena terbatasnya ruang terbuka hijau, infrastruktur permukiman yang kurang memadai.
 Ekspansi perkembangan
permukiman dengan
memanfaatkan sempadan
sungai dan sempadan rel kereta api.
 Secara fisik bangunan, masih terdapat permukiman yang melebihi daya tampung dan daya dukung lingkungan, sehingga muncul permukiman
kumuh dengan kondisi
infrastruktur yang belum memadai maupun rumah tidak layak huni
 Perkembangan permukiman di
Kota Mojokerto cenderung berkembang di pusat kota, sehingga terjadi ketimpangan penyebaran penduduk dimana kepadatan penduduk dan kepadatan bangunan cukup tinggi berada di pusat kota.
 Keterbatasan lahan dan
pembiayaan untuk
pembangunan dan
pengembangan perumahan dan permukiman yang layak huni bahwa kandungan logam khususnya Fe di air tanah cukup tinggi, termasuk diantaranya adalah kandungan bakteri e-colli yang tinggi akibat sanitasi yang kurang sehat khususnya di pemukiman padat penduduk di tengah kota.
 Banyak kendala teknis yang dihadapi PDAM dalam melayani air minum pada masyarakat
- Tingkat kebocoran yang masih tinggi - Banyaknya meteran pelanggan yang
 Cakupan pelayanan dan kualitas
SEKTOR PERMASALAHAN ISU STRATEGIS membuang limbah cair domestik ke
dalam saluran drainase /sungai. Limbah Rumah tangga/domestik ini berpotensi untuk mencemari tanah permukaan ataupun air tanah.
dalam bidang sanitasi
khususnya sektor air limbah.
Persampahan  Terbatasnya sarana prasarana pengelolaan sampah
 Rendahnya kualitas pengelolaan
persampahan terutama pengelolaan TPA
 Masih terjadinya fungsi ganda lembaga
pengelola sampah sebagai regulator sekaligus operator pengelolaan serta belum memadainya SDM.
 Keterbatasan lahan dan dana
mengakibatkan pengelolaan
sampah kurang maksimal.
 Belum optimalnya pengelolaan
sampah dengan metode 3R.
 Kemampuan pendanaan
terutama berkaitan dengan rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah Kota Mojokerto yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas
penanganan pengelolaan
sampah.
Drainase  Kondisi topografi kota Mojokerto relatif datar bahkan dibagian tengah relatif rendah sehingga membentuk cekungan yang rawan terjadi genangan banjir.
 Kondisi topografi yang datar
menyebabkan pengaliran air
dipermukaan tidak dapat mengalir dengan cepat.
 Kota Mojokerto dikelilingi oleh sungai Brantas, Kali brangkal dan Kali Ngotok. Pada saat terjadi hujan deras elevasi permukaan banjir di Kali Brantas, Kali Brangkal dan Kali Ngotok lebih tinggi dari pada elevasi saluran drainase sehingga air dari saluran drainase kota tidak bisa dibuang menuju ketiga
 Terbatasnya pendanaan dalam
rangka peningkatan,
pembangunan, rehabilitasi dan pengawasan jaringan irigasi dan drainase.
 Dari aspek sosial drainase
belum dijadikan sebagai salah satu hal yang cukup penting untuk dipahami keberadaannya oleh masyarakat, sehingga masyarakat sering menjadikan drainase sebagai tempat membuang sampah sebagai upaya menyelesaikan masalah sampah buangannya namun disatu sisi akan memberikan dampak terhadap drainase pada saat musim hujan.