• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM dc6e2ffdab BAB IIBab 2 rpijm kompres

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM dc6e2ffdab BAB IIBab 2 rpijm kompres"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

BAB 2

PROFIL KABUPATEN PURWAKARTA

2.1

Gambaran Geografis dan Administrasi Wilayah

Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak di antara 107030’ – 107040’ Bujur Timur dan 6025’ – 6045’ Lintang

Selatan. Secara administratif, Kabupaten Purwakarta mempunyai batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karawang dan Kabupaten Subang;

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung Barat;

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor; dan

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur.

Luas wilayah Kabupaten Purwakarta tercatat sebesar 971,72 km2 atau sekitar

2,81% dari luas wilayah Provinsi Jawa Barat. Sejak Januari 2001, Kabupaten Purwakarta terdiri dari 17 kecamatan dengan 192 desa/kelurahan. Luas wilayah terbesar berada pada Kecamatan Sukatani dengan luas 95,43 km2 atau 9,82%

dari luas kabupaten, sementara luas wilayah terkecil terdapat pada Kecamatan Purwakarta dengan luas 24,83 km2 atau hanya 2,56% dari luas kabupaten. Jarak

antar kecamatan bervariasi, dimana jarak terdekat sepanjang 4 km terdapat antara Kecamatan Sukatani dengan Kecamatan Plered. Sementara jarak terjauh adalah 60 km yang terdapat antara Kecamatan Bojong dengan Kecamatan Sukatani. Berikut ini daftar kecamatan-kecamatan, luasan wilayah, serta jumlah desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Purwakarta.

(2)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

1.084 Rukun Warga (RW), dan 3.455 Rukun Tetangga (RT), seperti yang tergambar dalam Tabel berikut dibawah ini :

Tabel 2.1 Pembagian Administrasi dan Luas Wilayah Kabupaten Purwakarta Tahun 2013

No Kecamatan Luas Wilayah Jumlah

(Km²) % Desa Kelurahan

Sumber: Kabupaten Purwakarta Dalam Angka, BPS Kabupaten Purwakarta, Tahun 2013

Bencana alam adalah kejadian yang dapat sangat mengganggu proses peningkatan kesejahteraan masyarakat yang senantiasa diupayakan pemerintah daerah. Pengalaman menunjukkan bahwa kejadian bencana dapat menimbulkan kerugian material, bahkan kematian yang tidak sedikit. Bencana alam dapat pula menyebabkan kerusakan infrastruktur yang menghambat berbagai aktivitas masyarakat. Jenis bencana yang teridentifikasi dapat terjadi di Kabupaten Purwakarta antara lain berupa :

a. Gerakan tanah / Longsor, Kabupaten Purwakarta termasuk daerah yang cukup rawan mengalami gerakan tanah/longsor. Berdasarkan studi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat, hampir diseluruh kecamatan terdapat kawasan rawan gerakan tanah menengah atau tinggi (9 kecamatan).

(3)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

c. Kegagalan Waduk, dalam lingkup Kabupaten Purwakarta terdapat 2 waduk besar, yaitu Waduk Jatiluhur dan Cirata. Berkaitan hal tersebut, keberadaan waduk di suatu wilayah pada dasarnya selalu mengandung resiko menimbulkan bencana.

(4)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

(5)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

2.2

Gambaran Demografi

Penduduk di suatu wilayah merupakan subyek dan obyek pembangunan. Penduduk sebagai subyek pembangunan, mereka merupakan perencana dan pelaksana yang hasil pembangunannya juga akan mereka nikmati. Sedangkan sebagai obyek, penduduk merupakan sasaran pelaksanaan pembangunan. Untuk itu di butuhkan penduduk sebagai SDM yang memiliki kualitas tinggi, sehingga pembangunan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.

Struktur penduduk memiliki kebutuhan dan permasalahan yang berbeda-beda. Permasalahan individu yang mereka hadapi perlu diidentifikasi secara cermat. Adapun permasalahan tingkat individu mereka bisa muncul dari kondisi keluarga bahkan dari kondisi masyarakat tempat mereka tinggal. Dengan demikian usaha penanganan terhadap permasalahan penduduk perlu dilakukan pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat.

Jumlah Penduduk Kabupaten Purwakarta berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2012 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) adalah sebanyak 884.916 jiwa, sedangkan Jumlah Penduduk Kabupaten Purwakarta Tahun 2017 berdasarkan data proyeksi diprediksi mencapai 967.000 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduk sebesar 1,98 %.

Kepadatan penduduk di Kabupaten Purwakarta 1.032 orang per Km2, berdasarkan kelompok umur dari data Survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, penduduk di Kabupaten Purwakarta cenderung didominasi oleh kelompok umur muda. Salah satu pendekatan untuk menganalisis kependudukan adalah berdasarkan pada kelompok umur, artinya melihat jumlah penduduk berdasarkan umur strategis masing-masing. Dalam hal ini untuk membedakan penduduk berdasarkan usia produktif dan non produktif.

Penduduk Kabupaten Purwakarta tahun 2012 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hasil Sensus Penduduk sebanyak 884.916 jiwa dengan sex ratio sebesar 105% yang berarti bahwa dari 100 penduduk perempuan terdapat 105 penduduk laki-laki. Dikarenakan Sensus Penduduk dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali (tahun berakhiran 0), maka untuk tahun 2017 Jumlah Penduduk Kabupaten Purwakarta diproyeksikan mencapai 967.000 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 1,98%. Hal ini disebabkan selain akibat faktor pertumbuhan penduduk alami, juga dipengaruhi oleh faktor migrasi, baik migrasi masuk maupun migrasi keluar.

(6)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

Sumber : Kabupaten Purwakarta dalam Angka Tahun 2013

Hampir seluruh kecamatan juga mempunyai sex ratio di atas 100, hal ini menandakan bahwa penduduk laki-laki di seluruh kecamatan yang termasuk Kabupaten Purwakarta lebih banyak daripada penduduk perempuan.

Dilihat dari komposisi umur, ada sebanyak 30,38% penduduk berusia 0-14 tahun. Sedangkan penduduk usia 15-64 tahun mempunyai komposisi terbanyak yaitu 65,14%, dan sisanya 4,48% adalah penduduk usia 65 tahun ke atas. Dengan kondisi tersebut jumlah yang berusia kurang dari 15 tahun dan diatas 65 tahun yang merupakan beban tanggungan bagi penduduk usia produktif (antara 16 - 65 tahun) akan menjadi sedikit, dan mampu ditanggung oleh penduduk usia produktif.

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Purwakarta sendiri dalam kurun waktu sepuluh tahun (2000-2010) terus mengalami kenaikan dengan angka rata-rata mencapai 2,18% per tahun. Tetapi jika dilihat dari laju penduduk di Kabupaten Purwakarta, pada tahun 2001-2011 mengalami penurunan laju pertumbuhan penduduk yaitu 2,28 % menjadi 2.18 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.3 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Purwakarta Tahun 2001-2012

Tahun Jumlah Penduduk

Sumber :Kabupaten Purwakarta Dalam Angka, Tahun 2001-2021*BPS/SSK

Persebaran penduduk di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2010 masih belum merata. Sebanyak 19,41% penduduk Kabupaten Purwakarta atau sebanyak 81.677 jiwa berada Kecamatan Purwakarta, disusul oleh Kecamatan Plered dan Kecamatan Sukatani dengan jumlah penduduk masing-masing sebesar 71.099 dan 63.730 jiwa.

(7)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

Purwakarta tahun 2010, diketahui bahwa kepadatan penduduk terbesar di Kabupaten Purwakarta terletak pada Kecamatan Purwakarta dengan kepadatan sebesar 6.663 jiwa/km2, disusul oleh Kecamatan Plered dan Kecamatan Babakancikao dengan

kepadatan 2.259 dan 1.120 jiwa/km2. Kepadatan terendah berada di Kecamatan Sukasari

dengan kepadatan hanya 157 jiwa/km2.

Untuk jumlah rumah tangga, jumlah terbesar juga terdapat di Kecamatan Purwakarta dengan jumlah sebesar 41.668 rumah tangga, sementara jumlah rumah tangga terkecil berada di Kecamatan Sukasari dengan jumlah 2.718 rumah tangga. Persebaran penduduk yang terpusat di Kecamatan Purwakarta ini dikarenakan kecamatan ini merupakan pusat kota dan pusat pemerintahan yang mempunyai banyak fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan masyarakat.

Sumber : RTRW Kabupaten Purwakarta 2011-2031

(8)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

2.3

Gambaran Topografi

Ditinjau dari aspek geografis, letak Kabupaten Purwakarta dapat dibagi atas beberapa wilayah, yaitu Bagian Utara, Barat, Selatan dan Timur. Wilayah Bagian Utara mencakup Kecamatan Campaka, Bungursari, Cibatu, Purwakarta, Babakancikao, Pasawahan, Pondoksalam, Wanayasa dan Kiarapedes dimana sebagian besar wilayahnya terletak pada ketinggian antara 25 – 500 m di atas permukaan laut (dpl).

Wilayah Barat meliputi Kecamatan Jatiluhur dan Sukasari dimana bagian yang merupakan permukaan air Danau Ir. H. Juanda mempunyai ketinggian 107 m dpl, sedangkan tanah daratan di sekitarnya berada pada ketinggian sekitar 400 m dpl. Kabupaten Purwakarta Bagian Selatan dan Timur, wilayahnya meliputi Kecamatan Plered, Maniis, Tegalwaru, Sukatani, Darangdan dan Kecamatan Bojong, dengan ketinggian lebih dari 200 m dpl.

Berdasarkan kondisi topografinya, maka Kabupaten Purwakarta secara umum mempunyai kemiringan antara 0 – 2 % meliputi tanah dengan luas sekitar 22.433,82 Ha, kemiringan antara 2 – 15 % seluas 25.716,86 Ha, kelas kemiringan antara 15 – 40 % sekitar 29.581,49 Ha dan lereng dengan kemiringan lebih dari 40 % meliputi 11.682,95 Ha. Penyebaran kemiringan lereng didominasi oleh kelas kemiringan antara 15 – 40 % yang terdapat di seluruh kecamatan, sedangkan kelas kemiringan di atas 40 % merupakan yang paling sempit penyebarannya, namun terdapat di seluruh kecamatan. Sedangkan lahan dengan kelas kemiringan antara 0 – 2 % tidak dijumpai di Kecamatan Bojong dan Kecamatan Wanayasa.

Tabel 2.4 Kemiringan Lahan di Kabupaten Purwakarta

(9)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

(10)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

(11)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

2.4

Gambaran Geohidrologi

Air permukaan yang ada di Kabupaten Purwakarta terdiri dari sungai, danau atau waduk/situ lainnya. Sumber daya air dalam wilayah Kabupaten Purwakarta sebagai bagian dari Wilayah Sungai (WS) Citarum sebagai wilayah sungai lintas provinsi.

Wilayah Kabupaten Purwakarta dilalui oleh 2 sungai utama lintas kabupaten, yaitu: 1. Sungai Citarum sepanjang 270 Km dengan luas 6.503,31 Km2.

2. Sungai Cilamaya sepanjang 184,7 Km dengan luas 390,01 Km2.

Sungai-sungai besar yang ada di dalam wilayah Kabupaten meliputi :

1. Sungai Cikao.

2. Sungai Cilangkap.

3. Sungai Ciampel.

4. Sungai Ciherang.

5. Sungai Cilalawi.

Dari sungai yang ada di Kabupaten Purwakarta tersebut, maka terdapat dua buah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di Kabupaten Purwakarta, yaitu DAS Citarum dan DAS Cilamaya. Sistem DAS yang terdapat di Kabupaten Purwakarta ini akan berpengaruh terhadap sistem drainase yang pada akhirnya akan mempengaruhi sistem kegiatan di Kabupaten Purwakarta. Berdasarkan data yang diterima, maka bulan Juni – September merupakan nilai yang rendah bagi aliran Sungai Citarum dan Sungai Cilamaya. Daerah yang sering mengalami banjir di Kabupaten Purwakarta adalah di sepanjang Sungai Cikao, Sungai Ciherang dan Sungai Cilamaya. Sungai-sungai tersebut mempunyai bentuk meander dan dedintrik. Penyebab terjadinya banjir antara lain adalah besarnya air yang masuk lebih besar dari pelepasannya (seperti karena terbentur atau morfologi di bagian hilir lebih tinggi dan sebagainya). Terjadinya perubahan pada parameter kualitas air/sungai akan dapat diketahui tercemar atau tidaknya suatu perairan. Pencemaran air akan selalu berarti menurunnya kualitas air sampai pada tingkat tertentu yang menyebabkan air/sungai tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya.

Berdasarkan hasil analisis kualitas air sungai yang dilaksanakan Laboratorium Kimia Fisika UNPAD pada tahun 2000 diketahui bahwa secara umum air sungai yang ada di Kabupaten Purwakarta memiliki kualitas yang cukup stabil dan baik yaitu PH di bawah baku mutu kecuali sungai Cilamaya PHnya di atas baku mutu 9,06. BOD paling tinggi 28,20 μg/L dan COD paling tinggi 60,284 μg/L hal ini masih berada di bawah batas minimum kualitas air sampai peruntukannya/penggolongan C dan D secara keseluruhan kondisi sungai yang diteliti masih di bawah baku mutu penggolongan air untuk golongan D, kecuali unsur koliform tinja yang masih tinggi, untuk itu masih perlu ditingkatkan pengendaliannya agar tidak menjadi kasus pencemaran di masing - masing sungai. Demikian pula hasil analisis kualitas air sumur terhadap 30 titik tersebar di Kabupaten Purwakarta, bahwa kualitas air sumur penduduk kualitasnya cukup baik, masih berada di bawah batas minimum kualitas air sesuai peruntukannya/penggolongannya B.

Selain itu, di Kabupaten Purwakarta terdapat pula 18 danau/situ, yang besar dan cukup dikenal yaitu Waduk Jatiluhur dan Waduk Cirata. Waduk Jatiluhur terletak pada empat kecamatan yaitu Kecamatan Jatiluhur, Kecamatan Sukasari, Kecamatan Tegalwaru, dan Kecamatan Sukatani sedangkan Waduk Cirata terletak di Kecamatan Maniis. Disamping itu, terdapat pula situ yang berfungsi sebagai cadangan penyimpanan air permukaan pada musim kemarau. Situ-situ yang relatif cukup besar terdapat di Kabupaten Purwakarta antara lain adalah:

(12)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

1. Situ Cibeber berada di Kecamatan Wanayasa 2. Situ Cibodas berada di Kecamatan Bungursari 3. Situ Cigangsa berada di Kecamatan Campaka 4. Situ Cikamar berada di Kecamatan Campaka 5. Situ Wanayasa berada di Kecamatan Wanayasa

(13)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

Gambar 2.5 Peta Air Permukaan Kabupaten Purwakarta

(14)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

ar 2.6 Peta Air Tanah Dangkal Kabupaten Purwakarta

(15)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

(16)

2.5

Gambaran Geologi

Kondisi geologi di Kabupaten Purwakarta terdiri dari batuan sedimen klasik, berupa: batu pasir, batu gamping, batu lempung, batuan vulkanik (turf, breksi vulkanik, batuan beku terobosan, batu lempung napalan, konglemerat dan napal). Batuan beku terobosan terdiri dari andesit, diorit, vetrofir, basal dan gabro. Batuan tersebut umumnya bertebaran di sebelah Barat Daya wilayah Kabupaten Purwakarta.

Jenis batuan napal, batu pasir kuarsa merupakan batuan yang tertua di Kabupaten Purwakarta dengan lokasi sebaran di tepi Waduk Ir. H. Juanda dan batu lempung yang berumur lebih muda (Miosen) tersebar di wilayah Barat Laut bagian Timur Kabupaten Purwakarta dengan luas 36.373,27 Ha (37,43%) dan endapan gunung api tua yang berasal dari Gunung Burangrang, Gunung Sunda berupa tuf, lava andesit basalitis, breksi vulkanik dan lahar seluas 24.155,11 Ha (24,86%). Di atas batuan ini diendapkan pula hasil erupsi gunung api muda yang terdiri dari batu pasir, lahar, lapili, breksi, lava basal, aglomerat tufan, pasir tufa, lapili dan lava scoria.

Di Kabupaten Purwakarta terdapat beberapa jenis batuan geologi yaitu gabro, Pliosen fasies sedimen, miosen fasies batu gamping, plistosen fasies sedimen, plistosen fasies gunung api, hasil gunung api kwarter tua, aluvium fasies gunung api, miosen fasies sedimen, andesit, dan aluvium.

Berdasarkan sebaran jenis batuan geologi, jenis batuan gabro hanya terdapat di sebagian kecil wilayah Kecamatan Maniis bagian utara, luas wilayah ini mencapai luas 109,81 hektar atau sebesar 0, 11 % dari luas keseluruhan. Pliosen fasies sedimen terdapat di sekitar Kabupaten Purwakarta bagian tengah, tepatnya di sekitar perbatasan Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Campaka dan Kecamatan Pasawahan. Kemudian lokasi lain yang mempunyai jenis batuan ini adalah di sekitar perbatasan Kecamatan Darangdan, Kecamatan Bojong dan Purwakarta. Luas wilayah batuan ini mencapai luas 4.202,36 hektar atau sebesar 4,32 % dari luas Kabupaten Purwakarta.

Untuk jenis batuan geologi miosen fasies batu gamping di Kabupaten Purwakarta hanya terdapat di Kecamatan Jatiluhur, yaitu di sekitar tepian Waduk Ir. H. Juanda bagian utara, dengan luas 1.008,70 hektar atau sebesar 1,04 %. Demikian juga untuk jenis plistosen fasies sedimen, hanva terdapat di Kecamatan Jatiluhur, dimana letaknya agak ke timur dari dari jenis batuan miosen fasies batu gamping. Luas wilayah batuan ini adalah 435,63 hektar atau sebesar 0,45 % dari luas Kabupaten Purwakarta.

(17)

Pasawahan. Luas wilayah batuan ini adalah 42.327,65 hektar atau sebesar 43,56 % dari luas Kabupaten Purwakarta.

Untuk batuan hasil gunung api kwarter tua hanya terdapat di bagian selatan Kabupaten Purwakarta, yaitu di Kecamatan Wanayasa, Bojong, Darang dan dan Maniis bagian selatan, luas wilayah batuan ini adalah 4.283,73 hektar atau sebesar 4,41 %. Sedangkan untuk jenis alluvium fasies gunung api umumnya terdapat di bagian tengah dan utara Kabupaten Purwakarta tepatnya di Kecamatan Plered, Purwakarta dan Campaka bagian utara serta Kecamatan Sukatani dan Wanayasa bagian barat, luas wilayah batuan ini adalah 4.957,90 hektar atau sebesar 5,10 % dari luas Kabupaten Purwakarta.

Jenis batuan miosen fasies sedimen penyebarannya di Kabupaten Purwakarta adalah di bagian timur, barat dan utara, sehingga setiap kecamatan didapati penyebaran jenis batuan ini. Namun demikian kecamatan-kecamatan yang banyak terdapat jenis batuan ini adalah Kecamatan Jatiluhur, Maniis, Tegalwaru, Purwakarta dan Kecamatan Campaka. Luas wilayah jenis batuan ini adalah 24.122,92 hektar atau sebesar 24,82 % dari luas Kabupaten Purwakarta.

Andesit penyebarannya terdapat di beberapa kecamatan antara lain di Kecamatan Jatiluhur bagian barat dan selatan, Kecamatan Tegalwaru bagian timur serta Kecamatan Plered bagian utara, luas wilayah jenis batuan ini adalah 6.633,79 hektar atau sebesar 6,83 %. Sedangkan untuk aluvium hanya terdapat di perbatasan Kecamatan Bojong dan Kecamatan Wanayasa, luas wilayah jenis batuan ini adalah 472,43 hektar atau sebesar 0,49 % dari luas Kabupaten Purwakarta. Selain jenis batuan yang telah dikemukakan di atas, di Kabupaten Purwakarta terdapat sesar sangkup dan antiklin. Sesar ini antara lain terdapat di Kecamatan Wanayasa, Pasawahan dan Kecamatan Campaka, sedangkan antiklin terdapat di Kecamatan Pasawahan dan Kecamatan Jatiluhur.

Di Kabupaten Purwakarta terdapat sesar sangkup dan antiklin. Sesar Sangkup terdapat di Kecamatan Wanayasa, Pasawahan dan Kecamatan Campaka, sedangkan antiklin terdapat di Kecamatan Pasawahan Kecamatan Sukasari dan Jatiluhur. Untuk lebih jelasnya, kondisi geologi di wilayah Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada Gambar 4.8

(18)
(19)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

(20)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

(21)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

2.6

Gambaran Klimatologi

Data curah hujan di Kabupaten Purwakarta diperoleh dari Perusahaan Umum Jasa Tirta II yang melaksanakan pemantauan di 10 Lokasi Stasiun Hujan yang tersebar di beberapa kecamatan. Rata-rata temperatur di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2012 berkisar di antara 26 – 280C dengan temperatur maksimum

360C dan minimum 21,70C. Rata-rata temperatur tertinggi di Kabupaten

Purwakarta terjadi di bulan Oktober, yaitu 28,30C.

Untuk curah hujan, curah hujan di Kabupaten Purwakarta berkisar di antara 0 – 182 mm. Curah hujan terendah di 2012 terjadi pada bulan Maret, Juli, Agustus, dan September sementara tertinggi terjadi di bulan Desember. Sesuai dengan curah hujan tertinggi tersebut, maka hari hujan terbanyak di Kabupaten Purwakarta tahun 2012 pun terjadi di bulan Desember, yaitu sebanyak 14 hari. Untuk kelembaban, tidak terdapat data kelembaban Kabupaten Purwakarta tahun 2012 yang tercatat oleh Perusahaan Umum Jasa Tirta II. Untuk lebih jelasnya data temperatur, curah hujan, hari hujan, dan kelembaban tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.5 Temperatur, Curah Hujan, Hari Hujan, dan Kelembaban Kabupaten Purwakarta Tahun 2012

Sumber: Kabupaten Purwakarta dalam Angka Tahun 2013

2.7

Gambaran Sosial dan Ekonomi

(22)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

2.7.1 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan di Kabupaten Purwakarta dapat digambarkan dengan Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Kelulusan (AL), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Purwakarta.

1. Angka Partisipasi Murni (APM)

Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012 untuk SD/MI/Paket A Sederajat secara umum mengalami perkembangan yang cukup signifikan dimana pada Tahun 2008 Angka Partisipasi Murni (APM) untuk SD/MI/Paket A Sederajat di Kabupaten Purwakarta telah mencapai sebesar 99,32% dan pada Tahun 2012 mencapai sebesar 98,22%. Angka Partisipasi Murni (APM) untuk SMP/MTs Sederajat di Kabupaten Purwakarta pada Tahun 2008 telah mencapai sebesar 94,71% dan pada Tahun 2012 telah mencapai sebesar 96,71%. Angka Partisipasi Murni (APM) untuk SMA/SMK Sederajat di Kabupaten Purwakarta pada Tahun 2008 telah mencapai sebesar 66,20% dan pada Tahun 2012 telah mencapai sebesar 77,54%. Berikut adalah Tabel Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk SD/MI/Paket A Sederajat, SMP/MTs Sederajat dan SMA/SMK Sederajat di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012:

Tabel 2.6 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Sederajat, SMP/MTs Sederajat dan SMA/SMK Sederajat di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018

2. Angka Kelulusan (AL)

(23)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

Tabel 2.7 Perkembangan Angka Kelulusan (AL) SD/MI, SMP dan SMA/SMK/MA di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

Angka Kelulusan (AL) SD/MI (%) 99,29 100,00 100,00 100,00 100,00

Angka Kelulusan (AL) SMP (%) 98,99 99,75 100,00 100,00 100,00

Angka Kelulusan SMA/SMK/MA (%) 99,29 99,29 100,00 99,97 100,00

Sumber : RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018

3. Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) sejalan dengan Angka Melek Huruf (AMH), dimana capaian Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Purwakarta terus mengalami peningkatan. Pada Tahun 2008 capaian Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Purwakarta mencapai sebesar 7,00 Tahun dan meningkat perlahan setiap tahun hingga mencapai sebesar 7,52 Tahun pada Tahun 2012. Masih besarnya proporsi penduduk yang hanya berpendidikan SD ke bawah mempunyai kontribusi sebagai penyebab lambatnya kemajuan Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Purwakarta. Berikut adalah Tabel Perkembangan Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012:

Tabel 2.8 Perkembangan Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012

Indeks 2008 2009 2010 2011 2012

Rata-Rata Lama Sekolah RLS (Tahun) 7,00 7,24 7,42 7,44 7,52

Sumber : RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018

4. Angka Melek Huruf (AMH)

Angka Melek Huruf Angka melek huruf merupakan persentase penduduk 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. Angka Melek Huruf digunakan untuk mengukur keberhasilan program pemberantasan buta huruf, menunjukkan kemampuan penduduk dalam menyerap informasi dari media, menunjukkan kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tulisan, sehingga Angka Melek Huruf mencerminkan potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah.

(24)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

Tabel 2.9 Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012

Indeks 2008 2009 2010 2011 2012

Angka Melek Huruf (AMH) (Persen) 95,59 95,65 95,71 96,07 96,20

Sumber : RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018

2.7.2 Penduduk Miskin

Perkembangan penduduk miskin di Kabupaten Purwakarta digambarkan dengan perkembangan jumlah keluarga fakir miskin, jumlah pengemis, jumlah perkembangan rumah penduduk yang tidak layak huni, dan jumlah perkembangan keluarga rentan. Secara umum jumlah penduduk miskin di Kabupaten Purwakarta dalam kurun waktu tahun 2008-2011 terus menurun, kecuali untuk jumlah keluarga fakir miskin dan jumlah rumah penduduk yang tidak layak huni yang mengalami kenaikan pada tahun 2010. Untuk pengemis, pada tahun 2011 dan 2012 jumlahnya tercatat sangat banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dikarenakan Berikut ini tabel jumlah pengemis, keluarga fakir miskin, rumah tidak layak huni, keluarga rentan di Kabupaten Purwakarta.

Tabel 2.10 Jumlah Pengemis, Keluarga Fakir Miskin, Rumah Tidak Layak Huni, Keluarga Rentan di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012

No. URAIAN Capaian Kinerja

2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018 **Pengemis Dari Wilayah Lain dan Musiman

2.8

Perkembangan PDRB

(25)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

industri pengolahan namun masih berbasis bahan baku impor, sehingga daerah akan selalu ketergantungan produk impor untuk mendukung industrinya. Kontribusi kedua diberikan oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang mencapai 26,29% dari total PDRB. Adapun sektor pertanian berkontribusi sekitar 10,31%. Walaupun Kabupaten Purwakarta sudah mengalami pergeseran struktur ekonomi dari pertanian ke industri, namun potensi pertanian masih cukup tinggi dalam mendukung perekonomian wilayah.

Penilaian PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 menunjukkan nilai PDRB Kabupaten Purwakarta pada tahun 2011 mencapai Rp 7.708,47 milyar. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi pertumbuhan sekitar 6,40%. Hal ini menunjukkan bahwa secara riil kinerja perekonomian Kabupaten Purwakarta tumbuh sekitar 6,40%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi ditunjukkan oleh sektor bangunan dan konstruksi dimana pertumbuhannya mencapai 10,88%, mengalami penurunan kenaikan dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 11,44%. Dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya, tiga sektor mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu: sektor pertambangan dan penggalian; sektor listrik, gas dan air bersih; serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sekitar 1,96%, melambat jika dibandingkan pertumbuhan sebelumnya yang mencapai 2,74%. Sektor pertanian tumbuh sebesar 1,53%, melambat drastis dari pertumbuhan 7,88% pada tahun sebelumnya. Demikian pula dengan sektor jasa-jasa, yang melambat dari 5,77% pada tahun sebelumnya menjadi 5,62% pada tahun 2011.

Tabel 2.11 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2011 (Miliar Rupiah)

No Lapangan Usaha 2008 2009 2010*) 2011**)

1 Pertanian 1.309,42 1.561,80 1.759,14 1.803,90

2 Pertambangan & Penggalian 16,92 19,22 20,20 21,05

3 Industri Pengolahan 6.298,00 6.333,27 7.123,47 7.785,35

4 Listrik Gas dan Air Bersih 301,83 426,19 456,34 488,68

5 Bangunan 376,40 407,70 466,58 532,41

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 3.202,59 3.530,93 4.064,79 4.598,86

7 Pengangkutan & Komunikasi 492,15 539,23 595,50 647,46

8 Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan 557,92 618,21 693,29 780,00

9 Jasa-jasa 660,62 719,84 777,70 838,62

PDRB 13.215,85 14.156,38 15.957,02 17.495,52

Sumber: Kabupaten Purwakarta dalam Angka Tahun 2012 *) Angka Sementara

(26)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

Tabel 2. 12 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2011 (Miliar Rupiah)

No Lapangan Usaha 2008 2009 2010*) 2011**)

1 Pertanian 633,74 683,45 737,30 748,62

2 Pertambangan & Penggalian 10,11 10,59 10,88 11,09

3 Industri Pengolahan 3.274,94 3.345,24 3.516,53 3.718,26

4 Listrik Gas dan Air Bersih 147,88 165,86 175,05 184,75

5 Bangunan 164,42 175,48 196,67 218,07

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 1.474,18 1.615,94 1.694,52 1.846,38

7 Pengangkutan & Komunikasi 197,71 209,30 223,39 238,78

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 295,88 319,96 348,99 381,99

9 Jasa-jasa 307,20 322,74 341,35 360,53

PDRB 6.506,04 6.849,56 7.244,68 7.708,47

Sumber: Kabupaten Purwakarta dalam Angka Tahun 2012 *) Angka Sementara

**) Angka Perbaikan

2.9

Investasi

Sebagaimana diketahui, perkembangan perekonomian Kabupaten Purwakarta tidak lepas dari pengaruh perkembangan ekonomi nasional secara umum. Perekonomian nasional yang terus menunjukkan pertumbuhannya baik dari segi investasi maupun sektor perdagangan memberikan imbas pada nilai investasi di Kabupaten Purwakarta yang semakin meningkat, begitupun pada sektor perdagangan memperlihatkan pertumbuhan positif dari tahun ke tahunnya. Kebijakan pemerintah pada Urusan Penanaman Modal ditujukan untuk meningkatkan pelayanan terhadap investor, baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing. Oleh karena itu dilakukan perencanaan penanaman modal daerah dan koordinasi dengan instansi terkait dalam melaksanakan pengendalian kegiatan penanaman modal, melaksanakan promosi investasi dan identifikasi pengembangan pelayanan investasi daerah. Berikut adalah Tabel Perkembangan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penanaman Modal di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012.

Tabel 2.13 Perkembangan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Penanaman Modal di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012

No. URAIAN Capaian Kinerja

2008 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah Investor Berskala Nasional

(PMA) (Unit)

83 89 104 134 143

2. Jumlah Investor Berskala Nasional

(PMDN) (Unit)

29 30 29 32 27

3. Jumlah Nilai Investasi PMA

(Rp.Trilyun)

12.612 15.486 23.584 28.900 32.033

4. Jumlah Nilai Investasi PMDN

(Rp.Trilyun)

1.073 1.791 1.455 1.813 1.787

5. Jumlah Ijin dan Realisasi Ijin dan

Non Perijinan Yang Diterbitkan

6.808 5.013 5.581 6.501 6.912

6. Lama Proses Perijinan (Hari Kerja) 1-14 1-14 1-14 1-14 1-14

7. Jumlah Perda Yang Mendukung

Iklim Usaha (Buah)

(27)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

Sumber : RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018

2.10 Inflasi

Inflasi merupakan gejala kenaikan harga umum yang terjadi pada suatu wilayah, hal ini dipengaruhi oleh harga barang dan jasa serta kebijakan pemerintah. Pengukuran inflasi bisa dilakukan dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen atau dengan menggunakan deflator PDRB. Perkembangan inflasi sebagaimana yang tercermin pada nilai PDRB atas dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan, menunjukkan adanya bentuk keseimbangan antara permintaan (demand) dengan penyediaan (supply)

Laju inflasi Kabupaten Purwakarta selama tahun 2013 (Januari-Desember) rata-rata sebesar 2,28%. Dilihat dari keempat triwulannya, pada tahun 2013 laju inflasi di Kabupaten Purwakarta cukup fluktuatif. Pada triwulan pertama (Maret) laju inflasi sebesar 2,82%, dan menurun menjadi 1,15% pada triwulan kedua (Juni). Laju inflasi ini kembali meningkat cukup jauh menjadi 4,92% pada triwulan ketiga (September). Di penghujung tahun 2013 (Desember) laju inflasi Kabupaten Purwakarta berada pada angka 0,26%. Secara umum, laju inflasi di Kabupaten Purwakarta ini termasuk ke dalam kategori inflasi ringan (di bawah 10% per tahun).

Tabel 2.14 Inflasi Kabupaten Purwakarta Tahun 2013

No Bulan Inflasi

(28)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

2.11 Potensi Ekonomi

Potensi ekonomi Kabupaten Purwakarta terdiri dari potensi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, perdagangan dan jasa, serta pariwisata.

1.Pertanian

Sektor pertanian masih merupakan sektor yang cukup dominan dalam pembangunan perekonomian di Kabupaten Purwakarta. Hasil pertanian yang terdiri dari pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan merupakan potensi wilayah yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat dan sisanya diekspor ke luar wilayah. Selain hasilnya sebagai sumber pemenuhan kebutuhan, sektor pertanian juga merupakan salah satu mata pencaharian utama penduduk di Kabupaten Purwakarta.

Pertanian tanaman pangan terdiri dari kelompok komoditi padi palawija, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Secara umum produksi padi palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan pada tahun 2012 mengalami peningkat jika dibandingkan dengan produksi pada tahun 2011.

Produksi padi di Kabupaten Purwakarta tahun 2012 sebanyak 223.504 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau naik sekitar 0,05 persen dibandingkan dengan produksi tahun 2011. Kenaikan ini sebagai dampak dari meningkatnya hasil perhektar yang terjadi di Kabupaten Purwakarta. Sedangkan luas panen mengalami penurunan dari 38.975 menjadi 37.152 hektar , dan rata-rata produksi per hektar pun naik dari 57,31 per hektar menjadi 60,16 ton per hektar.

Produksi palawija pada tahun 2012 mengalami penurunan. Penurunan tertinggi terjadi pada komoditi kedelai, dimana pada tahun 2012 ini produksinya menurun sekitar 66,05 persen, yaitu dari 1.131 ton pada tahun 2011 menjadi 384 ton di tahun 2012. Kemudian komoditi ubi jalar menurun sekitar 17,88 persen yaitu dari 17.560 ton pada tahun 2011 menjadi 14.421 ton pada tahun 2012. Komoditi palawija lainnya juga mengalami penurunan produksi dibandingkan tahun sebelumnya jagung menurun 12,51 persen, kacang tanah menurun 2,76 persen sedangkan komoditi palawija yang mengalami peningkatan adalah kacang hijau dan ubi kayu yang meningkat sebesar 8,41 persen dan 0,66 persen.

Secara umum sayur-sayuran mengalami peningkatan produksi, kecuali komoditi bayam dan sawi yang mengalami penurunan produksi. Peningkatan tertinggi terjadi pada komoditi kubis yang meningkat sekitar 75,57 persen.

(29)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

yang mengalami peningkatan cukup besar selain salak adalah manggis dan pepaya dengan peningkatan sebesar 115,04 untuk manggis dan 48,57 persen untuk pepaya. Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan paling besar adalah jambu air yang mengalami penurunan sebesar 63,87 persen.

Luas areal perkebunan rakyat di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2012 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2011. Pada tahun 2012 luas areal perkebunan rakyat sekitar 9.597,32 hektar atau meningkat sekitar 1,45 persen dari luas tahun 2011. Peningkatan luas areal perkebunan rakyat diikuti dengan peningkatan hasil produksi perkebunan. Jika pada tahun 2011 hasil produksi perkebunan mencapai 8.298,21 ton tapi pada tahun 2012 naik mencapai 10.493,72 ton atau meningkat sekitar 26,46 persen.

Komoditi teh sebagai salah satu komoditi perkebunan yang merupakan potensi dari Kabupaten Purwakarta, pada tahun 2012 juga mengalami peningkatan produksi demikian juga dengan luas areal penanamannya juga mengalami peningkatan. Produksi teh tahun 2012 mencapai 5.397,59 ton meningkat sekitar 0,37 persen dari produksi tahun 2011 yang mencapai 5.377,35 ton, sedangkan jumlah pemilik lahan perkebunan teh tidak mengalami perubahan. Komoditi perkebunan lainnya seperti karet, kopi, aren, vanili, melinjo, dan kapok, mengalami peningkatan produksi. Peningkatan produksi komoditi perkebunan tertinggi terjadi pada komoditi cengkeh yang mencapai peningkatan sekitar 52,54 persen.

Selain komoditi perkebunan, Kabupaten Purwakarta juga memiliki potensi sumber daya tanaman obat, seperti jahe, kunir, dan kencur. Produksi jahe pada tahun 2012 mengalami penurunan , yaitu sekitar 58,74 persen.

(30)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

Populasi sapi potong pada tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu mencapai 48,93 persen. Kerbau mengalami peningkatan populasi sekitar 6,18 persen, sedangkan kuda hanya mengalami peningkatan tiga ekor ternak pada tahun 2012. Sedangkan sapi perah tidak mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011. Adapun populasi dari ternak kecil, yaitu domba dan kambing mengalami peningkatan jumlah populasi yang cukup besar pada tahun 2012. Populasi domba meningkat sekitar 32,44 persen pada tahun 2012, sedangkan kambing meningkat sekitar 2,37 persen.

Populasi unggas yang mengalami peningkatan terbesar adalah ayam ras pedaging yaitu meningkat sekitar 40,39 persen. Ayam buras populasinya meningkat sekitar 16,94 persen dari populasi tahun 2010. Sedangkan ayam ras petelur mengalami penurunan populasi sekitar 57,66 persen. Tingkat konsumsi masyarakat terhadap hasil produk peternakan secara umum masih lebih rendah dari target norma gizi yang ditetapkan. Konsumsi daging per kapita per tahun pada tahun 2012 di Kabupaten Purwakarta yaitu 9,62 kg per kapita per tahun, padahal targetnya adalah 10,3 kg per kapita per tahun, masih kurang sekitar 0,68 kg per kapita per tahun.

Rumah tangga perikanan di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2012 secara umum mengalami peningkatan dari tahun 2011. Jumlah rumah tangga perikanan pembudidaya ikan pada tahun 2012 sebanyak 8.3245 orang dan banyaknya nelayan penangkap ikan di kabupaten purwakarta tahun 2012 sebanyak 3.471 orang.

2.Pertambangan dan Penggalian

Perusahaan penggalian yang terdaftar di Dinas Energi, Sumber Daya Alam dan Mineral Kabupaten Purwakarta sampai tahun 2012 jumlahnya berkurang jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2011 yaitu sebanyak 13 unit. Pada tahun 2012 terdapat dua kegiatan penggalian, yaitu penggalian pasir sebanyak satu perusahaan, penggalian batu gunung dengan jumlah sebanyak dua belas perusahaan.

Pada kenyataannya, jumlah kegiatan penggalian golongan C di lapangan jauh lebih banyak terutama yang dilaksanakan oleh perorangan, tetapi belum seluruhnya mendaftarkan kegiatannya di Dinas Energi, Sumber Daya Alam dan Mineral Kabupaten Purwakarta. Hal lain yang menyebabkan rendahnya angka perusahaan penggalian di Kabupaten Purwakarta adalah terintegrasinya kegiatan penggalian dengan industri pengolahan, seperti yang terjadi pada industri bahan bangunan bata merah, genteng ataupun industri keramik untuk hiasan dan rumahtangga.

(31)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

3.900 m3 dan yang terkecil adalah tanah merah dengan jumlah produksi sebesar 335 m³.

3.Industri Pengolahan

Industri pengolahan merupakan salah satu sektor potensi dari Kabupaten Purwakarta. Rincian kegiatan dalam sektor industri pengolahan didasarkan jenis/klasifikasi menurut ISIC (International Standard Industrial Calssification) atau di Indonesia dikenal dengan istilah KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia).

Badan Pusat Statistik mengelompokkan kegiatan industri yang sudah terklasifikasi berdasarkan KBLI berdasarkan jumlah tenaga kerja. Berdasarkan jumlah tenaga kerja, kegiatan industri pengolahan meliputi kegiatan industri besar dan sedang, industri kecil, dan industri rumah-tangga. Industri Besar mencakup kegiatan industri dengan tenaga kerja 100 orang dan lebih, Industri Sedang mencakup kegiatan industri yang mempunyai tenaga kerja 20 - 99 orang. Industri Kecil dan Rumah tangga mencakup kegiatan industri kecil yang mempunyai tenaga kerja 5 -19 orang dan industri rumahtangga yang mempunyai tenaga kerja 1- 4 orang.

Jumlah perusahaan industri besar/sedang pada tahun 2011 sebanyak 152 perusahaan dan mampu menyerap sebanyak 51.187 orang tenaga kerja. Jika dibandingkan tahun 2010, maka jumlah perusahaan industri besar/sedang tidak mengalami peningkatan. Demikian juga dengan penyerapan tenaga kerja, pada tahun 2011 Terjadi penurunan sekitar 0,14 persen. Adapun industri kecil terdapat 3.312 usaha dan mampu menyerap sebanyak 8.957 orang tenaga kerja.

Industri Besar/Sedang di Kabupaten Purwakarta tersebar pada 11 Kecamatan dan terkonsentrasi pada sentra-sentra industri, seperti Kecamatan Tegalwaru dan Plered serta kawasan industri Kota Bukit Indah di Kecamatan Bungursari. Kecamatan Plered dan Tegalwaru merupakan sentra industri dimana sebagian besar industrinya tergolong ke dalam kategori Industri Sedang dengan jumlah tenaga kerja antara 20 hingga 99 orang. Sementara itu di Kecamatan Bungursari dan Jatiluhur sebagian besar adalah Industri Besar dengan tenaga kerja 100 orang atau lebih.

4.Perdagangan dan Jasa

(32)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

ekspor terbesar bagi nilai ekspor Kabupaten Purwakarta diantaranya adalah Gear and Shifrod, Polyster, Serat Rayon, dan Nylon Filament Yarn.

Perusahaan yang melakukan wajib daftar pada tahun 2011 sebanyak 927 perusahaan, yang berbadan hukum PT, CV, Koperasi, Perorangan, maupun badan usaha lainnya. Jumlah ini mengalami penaikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adapun SIUP yang diterbitkan oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purwakarta sebanyak 657 SIUP, juga mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 595 SIUP.

5.Pariwisata

Berdasarkan data dari BPS Purwakarta jumlah hotel dan akomodasi lainnya yang menunjang Sektor Pariwisata di tahun 2012 sebanyak 21 buah. Usaha restoran jumlahnya 30 buah dan rumah makan sebanyak 116 buah.

Kabupaten Purwakarta memiliki potensi sumberdaya yang dapat dikembangkan untuk kegiatan wisata, antara lain:

a) Objek wisata alam seperti Waduk Jatiluhur (Kec. Jatiluhur), Situ Buleud (Kec. Purwakarta), Situ Wanayasa (Kec. Wanayasa), Perkebunan Kertamukti dan Situ Cikumpay (Kec. Campaka), Air panas Ciracas (Kec. Kiarapedes), Bumi perkemahan (Kec. Pondoksalam), Desa wisata Pesanggrahan (Kec. Bojong), b) Objek wisata budaya seperti: wisata kriya, dan sentra keramik, home

industri kain songket (Kec.Plered), Rumah adat Citalang (Kec. Purwakarta), c) Objek wisata sejarah seperti: Makam Syech Baing Yusuf, Makam R.

Suryakencana, Makam Mama Sempur, Makam Dalem Santri (Kec. Purwakarta) d) Objek wisata lainnya seperti wisata kuliner, studio alam indosiar, Kota Bukit

Indah City.

Untuk lebih lengkapnya data mengenai potensi kepariwisataan di Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.15 Potensi Sumber Daya Wisata di Kabupaten Purwakarta

No Nama Objek Wisata Potensi

Internal Eksternal Gabungan

1 Gramma Tirta Jatiluhur (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang

2 Situ Buleud (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang

3 Home Industri Kain Songket (>12-14) Tinggi (>12-14) Tinggi (>12-14) Tinggi

4 Makam Syech Baing Yusuf (>12-14) Tinggi (>12-14) Tinggi (>12-14) Tinggi

(33)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019

No Nama Objek Wisata Potensi

Internal Eksternal Gabungan

6 Situ Cikumpai (6 – 9) Rendah (>9 – 12) Sedang (6 – 9) Rendah

7 Perkebunan Kertamukti (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang

8 Studio Alam Indosiar (>12-14) Tinggi (>12-14) Tinggi (>12-14) Tinggi

9 Kota Bukit Indah City (BIC) (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang

10 Wisata Kriya ( Litbang Plered ) (>12-14) Tinggi (>12-14) Tinggi (>12-14) Tinggi

11 Makam Mama Sempur (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang

12 Gunung Parang (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang

13 Makam R Suryakencana (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang

14 Desa Cirata (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang

15 Sentra Keramik Plered (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang

16 Situ Wanayasa (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang (>9 – 12) Sedang

17 Makam Dalam Santri (6 – 9) Rendah (>9 – 12) Sedang (6 – 9) Rendah

18 Curug Cipurut (6 – 9) Rendah (>9 – 12) Sedang (6 – 9) Rendah

19 Air Panas Ciracas (>12-14) Tinggi (>12-14) Tinggi (>12-14) Tinggi

20 Goa Jepang (6 – 9) Rendah (>9 – 12) Sedang (6 – 9) Rendah

21 Desa Wisata Pesanggrahan (>12-14) Tinggi (>12-14) Tinggi (>12-14) Tinggi

Gambar

Tabel 2.1 Pembagian Administrasi dan Luas Wilayah Kabupaten Purwakarta Tahun 2013
Gambar 21 Peta Administrasi Kabupaten Purwakarta
Tabel 2.3 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Purwakarta Tahun 2001-2012
Gambar 2.2 Peta Persebaran Penduduk Kabupaten Purwakarta Tahun 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu wujud konkrit untuk mewujudkan trasnparansi pengelolan laporan keuangan negara adalah diundangkannya Undang – Undang No.17 Tahun 2003 tentang keuangan negara

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk menurunkan logam berat yang terkandung dalam kerang bulu sebelum

Penelitian ini juga mencari bagaimana pengaruh konflik sosial yang terjadi terhadap perubahan sosial masyarakat pasca konflik pada masyarakat desa Kusumadadi dengan desa

Dengan demikian maka peneliti mengangkat judul penelitian yaitu mengenai “ Tinjauan Atas Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Terhadap Penerimaan Pajak

(3) Dapat mengetahui proses perubahan kelas kata dalam novel katresnan karya Soeratman Sastradiharja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.Sumber data

wadiah tiap tahun mengalami peningkatan. Sehingga dari penjelasan tersebut bahwa pembiayaan murabahah adalah usaha yang dijalankan bank dalam menyalurkan dana yang telah

Organ et al (2006) mengelompokkan OCB ke dalam lima dimensi yaitu (1) altruism yaitu perilaku membantu karyawan lain tanpa ada paksaan pada tugas-tugas yang berkaitan erat

Form Saldo Awal Produk Jadi berfungsi untuk meng- input data jumlah persediaan barang jadi yang ada di gudang perusahaan Mebel Sri Murah Rejeki pada setiap