Pemerintah Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2018 - 2022
Bab. 7. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA VII-1
BAB VII
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
CIPTA KARYA
Pada bab 7 (tujuh) tentang rencana pembangunan infrastruktur cipta karya di Kota Mojokerto akan menjelaskan per sektor (sektor pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan sistem penyediaan air minum, serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase) tentang kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan selanjutnya adalah melakukan analisis terkait sasaran program dan usulan kebutuhan program.
7.1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.
Kegiatan pengembangan kawasan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.
Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam pengembangan kawasan permukiman, khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.
7.1.1. Kondisi Eksisting
Pemerintah Kota Mojokerto
permukiman terbagi atas permukiman yang sengaja dikembangkan oleh developer, permukiman yang dibangun oleh masyarakat.
Luas keseluruhan kawasan permukiman di Kota Mojokerto mencapai 512,31 Ha dimana Kelurahan Wates memiliki luas kawasan pemukiman paling tinggi. Jika dibandingkan dengan luas wilayah Kota Mojokerto, kawasan permukiman mencapai 31,11%. Dimana perkembangan kawasan tersebut terdiri atas fungsi perumahan kepadatan tinggi, kepadatan sedang, dan kepadatan rendah.
1. Permukiman Kepadatan Tinggi
Permukiman kepadatan tinggi di Kota Mojokerto diantaranya terletak di Kelurahan Kranggan, Kelurahan Miji, Kelurahan Prajuritkulon, Kelurahan Mentikan, Kelurahan Kauman, Kelurahan Pulorejo, Kelurahan Balongsari, Kelurahan Jagalan, Kelurahan Sentanan, Kelurahan Purwotengah, Kelurahan Sentanan, Kelurahan Gedongan, dan
Kelurahan Magersari. Permukiman dengan kepadatan tinggi ini memiliki luas 6,71% dari luas wilayah Kota Mojokerto.
2. Permukiman Kepadatan Sedang
Permukiman kepadatan sedang adalah seluas 12,89% dari luas total wilayah kota. Untuk permukiman kepadatan sedang berada di wilayah : Kelurahan Surodinawan, Kelurahan Kranggan, Kelurahan Miji, Kelurahan Prajuritkulon, Kelurahan Blooto, Kelurahan Meri, Kelurahan Gunung Gedangan, Kelurahan Kedundung, Kelurahan Balongsari, Kelurahan Gedongan, Kelurahan Magersari, dan Kelurahan Wates.
3. Permukiman Kepadatan Rendah
Permukiman kepadatan rendah terlatek di Kelurahan Surodinawan, Kelurahan Blooto, Kelurahan Kauman, Kelurahan Pulorejo, Kelurahan Gedongan, Kelurahan Magersari, dan Kelurahan Wates seluas 6,57% dari luas wilayah Kota Mojokerto.
Tabel 7.1. Luas Kawasan Permukiman Kota Mojokerto
NO KECAMATAN/KELURAHAN LUAS PERMUKIMAN
(HA) LUAS WILAYAH (HA)
PROSENTASE PERMUKIMAN
(%) Kecamatan Prajurit Kulon
1. Surodinawan 47,05 145,9 32,25
2. Prajurit Kulon 38,83 119,5 32,49
3. Blooto 32,1 178,1 18,02
4. Mentikan 8,52 18,9 45,08
5. Kauman 10,55 18,6 56,72
6. Pulorejo 36,16 142,4 25,39
JUMLAH 173,21 623,4 27,78
Kecamatan Magersari
1. Gunung Gedangan 41,34 170,5 24,25
2. Kedundung 58,45 228,6 25,57
3. Balongsari 20,92 82,9 25,24
Pemerintah Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2018 - 2022
Bab. 7. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA VII-3 NO KECAMATAN/KELURAHAN LUAS PERMUKIMAN
(HA) LUAS WILAYAH (HA)
PROSENTASE PERMUKIMAN
(%)
5. Magersari 16,44 32,9 49,97
6. Wates 59,01 132,1 44,67
JUMLAH 206,41 661,7 31,19
Kecamatan Kranggan
1. Kranggan 51,84 113,3 45,75
2. Miji 18,75 39,6 47,35
3. Meri 41,13 164,8 24,96
4. Jagalan 8,31 16,6 50,06
5. Sentanan 4,97 13,9 35,76
6. Purwotengah 7,69 13,5 56,96
JUMLAH 132,69 361,7 36,69
KOTA MOJOKERTO 512,31 1646,8 31,11
Sumber : RTRW Kota Mojokerto 2012 – 2032, diolah
Untuk menuju 100-0-100 terkait 0% permukiman kumuh, Pemerintah Kota Mojokerto telah melakukan identifikasi kawasan perumahan kumuh yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Walikota Mojokerto Nomor : 188.45/646/417.111/2015 tentang Penetapan Kawasan Pembangunan dan Pengembangan Permukiman Prioritas di Kota Mojokerto. Dalam SK Walikota tersebut jumlah kawasan yang masuk permukiman prioritas adalah sebanyak 7 (tujuh) kelurahan dan 21 (dua puluh satu) lingkungan, untuk lebih jelas mengenai kawasan permukiman prioritas tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 7.2. Kawasan Permukiman Prioritas di Kota Mojokerto
No Kawasan Permukiman Prioritas Lokasi Kawasan Lingkungan
1 Permukiman Kumuh Sentanan Sentanan Lor
Sentanan Kidul
Kawasan Prioritas
Sentanan
Balongsari Sumolepen
Balongcok
Mangunrejo
Gembongsari
Kawasan Prioritas
Balongsari
Kedundung Balongrawe
Kawasan Prioritas
Kedundung
Kranggan Ngaglik
Kawasan Prioritas
Kranggan
Mentikan Mentikan
Cakar Ayam-1
Cakar Ayam-2
Pemerintah Kota Mojokerto
No Kawasan Permukiman Prioritas Lokasi Kawasan Lingkungan
Kawasan Prioritas
Mentikan
Kauman Kradenan
Kawasan Prioritas
Kauman
Pulorejo Balongkrai
Kawasan Prioritas
Pulorejo
2 Permukiman Sekitar Makam China dan
TPA Kedundung Kedundung
Sekarputih
Randegan
Kawasan Prioritas
Kedundung
3 Permukiman disekitar perdagangan
dan jasa serta industri Kranggan Kranggan
Panggreman
Penarip
Suratan
Kawasan Prioritas
Kranggan
Total
7 Kawasan
Permukiman 21 Lingkungan
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa untuk kawasan prioritas di Kota Mojokerto dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu 1) permukiman kumuh; 2) permukiman sekitar makam china dan TPA; serta permukiman disekitar perdagangan dan jasa serta industri. Untuk permukiman kumuh berdasarkan SK Walikota memiliki luas 226,2 Ha; permukiman sekitar makam china dan TPA memiliki luas 166,8 Ha; sedangkan permukiman disekitar perdagangan dan jasa serta industri memiliki luas 74,4 Ha.
Pada tahun 2015, pengurangan kawasan kumuh sudah mencapai 28%. Artinya, pemerintah Kota Mojokerto sudah berhasil mengurangi luasan kawsan kumuh sebesar
161,39 Ha dari total luas 225,40 Ha. Kemudian pada tahun 2016, pengurangan kawasan kumuh di Kota Mojokerto mencapai 146,7 Ha. Pada tahun 2017, pemerintah Kota Mojokerto berhasil mengurangi 62 Ha Kawasan Kumuh. Total Kawasan kumuh yang sudah ditangani berjumlah 370,9 Ha. Jumlah luasan total kawasan kumuh sesuai dengan Surat Keputusan Kawasan Kumuh Walikota Mojokerto Nomor 188.45/646/417.111/2015
Pemerintah Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2018 - 2022
Bab. 7. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA VII-5
Data tersebut masih bersifat sementara karena ada beberapa program yang multi year dalam satu lokasi.
Adapun potensi dan tantangan pengembangan kawasan permukiman di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 7.3. Potensi, Permasalahan, Tantangan dan Hambatan Kawasan Permukiman
Potensi Permasalahan Tantangan Hambatan
(1) (2) (3) (4)
3. Adanya perkembangan industri sepatu dan Rokok Bokor Mas yang mengakibatkan perlunya 5. Kawasan permukiman
cenderung mengikuti jaringan jalan yang sudah ada dan menyebar mengikuti jalan lingkungan.
6. Untuk permukiman yang berkembang pada sepanjang jalan utama kota cenderung berkembang secara memusat karena pada lokasi ini memiliki akses jalan yang baik dengan kelengkapan fasilitas, didukung juga dengan adanya pusat
perdagangan dan jasa. 7. Masih banyaknya lahan
pada daerah pinggiran
2. Masih terdapatnya rumah tidak layak
5. Terdapat kawasan pemukiman yang berada di sempadan sungai, dan sempadan kereta api. 6. Tingkat kepadatan
bangunan yang tinggi di beberapa kawasan.
1. Memenuhi kebutuhan permukiman terutama prasarana dan sarana antar tingkat golongan masyarakat di Kota Mojokerto.
Pemerintah Kota Mojokerto
Potensi Permasalahan Tantangan Hambatan
(1) (2) (3) (4)
dikembangkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa yang mendorong perkembangan
permukiman. 8. Masih banyak
permukiman peninggalan Belanda dan kampung lama yang dapat di konservasi untuk cagar budaya
9. Perbaikan lingkungan terutama permukiman di pusat kota dan wilayah pinggiran
Sumber : RP2KP/SPPIP Kota Mojokerto
Tabel 7.4. Potensi, Permasalahan, Tantangan dan Hambatan Infrastruktur Permukiman
Infrastruktur Potensi Permasalahan Tantangan Hambatan
(1) (2) (3) (4) (5)
Jaringan Jalan Jalan di lingkungan permukiman mayoritas berkondisi baik sehingga memudahkan pergerakan masyarakat setempat.
Prasarana transportasi di Kota Mojokerto relatif lengkap dan memadai, secara keseluruhan setiap Kecamatan dan Kelurahan telah dihubungkan oleh jalan dengan akses ke pusat pelayanan/pusat kota.
Timbulnya titik-titik simpul kemacetan seperti di sekitar terminal Kota Mojokerto.
Penggunaan bahu jalan untuk area parkir.
Masih terdapat beberapa ruas jalan lingkungan permukiman berupa jalan makadam atau dalam kondisi rusak.
Air Bersih Terdapat sungai Brantas yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih
Jumlah rumah tangga yang menggunakan air bersih di Kota Mojokerto cenderung menurun
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa kandungan logam khususnya Fe di air tanah cukup tinggi, termasuk diantaranya adalah kandungan bakteri e-colli yang tinggi akibat sanitasi yang kurang sehat khususnya di permukiman padat penduduk di tengah kota.
Pelayanan PDAM juga belum
Pemerintah Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2018 - 2022
Bab. 7. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA VII-7
Infrastruktur Potensi Permasalahan Tantangan Hambatan
(1) (2) (3) (4) (5)
memuaskan. Persampahan Terdapatnya unit-unit
komposting yang
Terbatasnya sarana prasarana pengelolaan sampah.
Rendahnya kualitas pengelolaan persampahan terutama pengelolaan TPA.
Keterbatasan lahan TPA.
Masih rendahnya kesadaran, kepedulian dan pengetahuan masyarakat dalam mengelola sampah.
Sosialisasi program 3R (Reduce, Reuse,
Sanitasi Terdapat MCK Umum bagi
masyarakat yang belum
Beberapa industri telah dilengkapi oleh IPAL
Limbah rumah tangga berpotensi untuk mencemari tanah permukaan ataupun air tanah.
Masih banyak penduduk yang belum punya jamban pribadi.
Di beberapa titik di Kota Mojokerto, banyak masyarakat yang masih membuang limbah cair domestik ke dalam saluran drainase/sungai.
Drainase Terdapatnya jaringan
saluran drainase primer, sekunder dan tersier akan sangat membantu pengaliran air hujan.
Sebagian besar jalan-jalan utama Kota Mojokerto
Kondisi topografi Kota Mojokerto relatif datar bahkan dibagian tengah relatif rendah sehingga membentuk cekungan yang rawan terjadi genangan banjir.
Kondisi topografi yang datar
Pemerintah Kota Mojokerto
Infrastruktur Potensi Permasalahan Tantangan Hambatan
(1) (2) (3) (4) (5)
Kota Mojokerto dikelilingi oleh Sungai Brantas, Kali Brangkal, dan Kali Ngotok. Pada saat terjadi hujan deras elevasi permukaan banjir di Sungai Brantas, Kali Brangkal, dan Kali Ngotok lebih tinggi dari pada elevasi saluran drainase sehingga air dari saluran drainase kota tidak bisa dibuang menuju ketiga sungai tersebut secara gravitasi.
Perubahan fungsi tata guna lahan, sehingga berkurangnya daerah resapan.
Masih ada ruas jalan yang belum memiliki drainase.
Sistem drainase belum sepenuhnya berfungsi dengan baik sebagai sarana
pembuang air hujan karena sebagian besar salurannya masih menjadi satu dengan saluran pembuangan limbah.
drainase
Dari aspek sosial drainase belum dijadikan sebagai salah satu hal yang cukup penting untuk
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan di Kota Mojokerto terdiri dari :
1) Pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa Pondok Pesantren di Kelurahan Wates dengan sasaran santri, serta
2) Peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH, berupa bedah kampung.
Selain kegiatan fisik di atas, program/kegiatan pengembangan permukiman di Kota Mojokerto dapat berupa kegiatan non-fisik seperti penyusunan RP2KP/SPPIP, penyusunan profil kawasan kumuh dan RTBL KSK ataupun review bilamana diperlukan.
7.1.2. Sasaran Program
Pemerintah Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2018 - 2022
Bab. 7. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA VII-9
tingkat Kabupaten/Kota. Untuk lebih jelasnya mengenai sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.5. Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
No
7.1.3. Usulan Kebutuhan Program
Dalam usulan kebutuhan program ini beisikan mengenai rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program di Kota Mojokerto untuk pencapaian sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman yang akan dijabarkan setiap tahunnya. Untuk lebih jelasnya mengenai matriks usulan kebutuhan program sektor pengembangan kawasan permukiman di Kota Mojokerto dan matriks usulan kebutuhan pembiayaan sektor pengembangan kawasan permukiman di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.6. Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
No Kawasan
I Penyusunan RKP-KP
Pemerintah Kota Mojokerto
Tabel 7.7. Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
No
Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket/
Sub Paket
Detail Lokasi
Tahun
Anggaran
Vol
Satuan
Sumber Pendanaan ( x Rp. 1.000,-)
Kec.
Kel./ Desa
APBN
APBD I
APBD II
PHLN
DAK
Swasta
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Pembinaan dan Pengembangan
Kawasan Permukiman
245.000.000
0
1.000.000
0
0
Pembinaan dan Pengawasan
Pengembangan Kawasan Permukiman
2.500.000
0
500.000
0
0
1
Penyusunan Kebijakan, Strategi, dan
Rencana Pengembangan Kawasan
Permukiman
2.500.000
0
500.000
0
0
Penyusunan DED Penataan Kawasan
Permukiman disekitar perdagangan
dan jasa serta industri
PRAJURIT
KULON
2019
0
KAB/KOTA
0
0
250.000
0
0
Penyusunan DED Penataan kawasan
permukiman sekitar Makam China dan
TPA
MAGERSARI
KEDUNDUNG
2019
1
KAB/KOTA
0
0
250.000
0
0
Penyusunan Rencana Pembangunan
dan Pengembangan Kawasan
Permukiman
000
000
2019
1
KAB/KOTA
900.000
0
0
0
0
Penyusunan RP2KPKP
000
000
2019
1
KAB/KOTA
800.000
0
0
0
0
Rencana Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan di Kota Mojokerto
MAGERSARI
2019
1
KAB/KOTA
800.000
0
0
0
0
Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Permukiman Perkotaan
140.000.000
0
500.000
0
0
2
Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh Perkotaan
140.000.000
0
500.000
0
0
DED Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh
2020
195
Ha
0
0
500.000
0
0
Kawasan Magersari
MAGERSARI
BALONGSARI
2020
132.4
Ha
0
0
250.000
0
0
0
Kawasan Prajuritkulon
PRAJURIT
KULON
MENTIKAN
2020
62.7
Ha
0
0
250.000
0
0
0
Pembangunan/Peningkatan
Insfrastruktur Kawasan Permukiman
Kumuh
2021
226
Ha
105.000.000
0
0
0
0
Kawasan Kranggan
MAGERSARI
2021
24.2
Ha
35.000.000
0
0
0
0
0
Kawasan Magersari
MAGERSARI
BALONGSARI
2021
132.4
Ha
40.000.000
0
0
0
0
0
RIT
ON
KAN
1
69.7
.000
0
0
0
0
0
9
9
RIT
ON
EJO
9
4
.000
0
0
0
0
0
SARI
9
5
.000
0
0
0
0
0
Pemerintah Kota Mojokerto
No
Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket/
Sub Paket
Detail Lokasi
Tahun
Anggaran
Vol
Satuan
Sumber Pendanaan ( x Rp. 1.000,-)
Kec.
Kel./ Desa
APBN
APBD I
APBD II
PHLN
DAK
Swasta
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Peningkatan Kualitas Kawasan
Permukiman Kumuh naglik Kranggan
PRAJURIT
KULON
MENTIKAN
2019
4
Ha
5.000.000
0
0
0
0
Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh
MAGERSARI
KEDUNDUNG
2020
4
Ha
5.000.000
0
0
0
0
Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh kawasan sumopelan, kel.
Balongram
MAGERSARI
BALONGSARI
2019
5
Ha
5.000.000
0
0
0
0
Infrastruktur Berbasis Masyarakat
97.500.000
0
0
0
0
3
Program Peningkatan Kualitas Kawasan
Permukiman
97.500.000
0
0
0
0
Penataan Permukiman di sekitar
perdagangan dan jasa serta industri
2020
0
Kelurahan
27.500.000
0
0
0
0
I
PRAJURIT
KULON
2020
40.2
Ha
15.000.000
0
0
0
0
0
II
PRAJURIT
KULON
2021
19.1
Ha
7.500.000
0
0
0
0
0
III
PRAJURIT
KULON
2022
15.1
Ha
5.000.000
0
0
0
0
0
Penataan Permukiman sekitar makam
china dan TPA
2020
0
Kelurahan
70.000.000
0
0
0
0
I
MAGERSARI
KEDUNDUNG
2020
62
Ha
30.000.000
0
0
0
0
0
II
MAGERSARI
KEDUNDUNG
2021
65.6
Ha
25.000.000
0
0
0
0
0
III
MAGERSARI
KEDUNDUNG
2022
39.2
Kelurahan
15.000.000
0
0
0
0
0
Pemerintah Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2018 - 2022
Bab. 7. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA VII-13
7.2. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
7.2.1. Kondisi Eksisting
Tata letak perkotaan Kota Mojokerto sesuai dengan RTRW Kota Mojokerto, dimana pusat kota berada di Kantor Walikota Mojokerto yang disekitarnya terdapat fasilitas-fasilitas perkantoran Pemerintah Daerah dan fasilitas umum peribadatan, pendidikan serta fasilitas umum kesehatan. Namun demikian, pada bangunan-bangunan tersebut sebagian telah ada yang direnovasi, sehingga bentuk peninggalan jaman dahulu telah tertutup oleh bangunan modern.
Selain bangunan-bangunan tersebut di atas, bangunan perumahan-perumahan penduduk masih ada yang menggunakan bangunan lama. Hal tersebut dapat dilihat di Jalan Gajah Mada maupun di sekitar alun-alun. Ciri khas bangunan lama masih terlihat dengan jelas. Di wilayah perkotaan dominasi bangunan modern sangat jelas terlihat. Bangunan-bangunan pertokoan dengan segala fasilitasnya berdiri disekitar jalan utama kota dan sekitar pusat kota, sehingga mengurangi estetika dari bangunan kuno. Saat ini konservasi bangunan kuno belum diterapkan di Kota Mojokerto, sehingga apabila bangunan tersebut tidak dipelihara, akan hilang peninggalan-peninggalan tersebut.
Bangunan-bangunan di wilayah Kota Mojokerto secara umum saat ini diarahkan kepada penataan sesuai dengan fungsi kawasan yang telah direncanakan yaitu perdagangan dan jasa, industri, permukiman, perkantoran, pertanian, pariwisata, kesehatan dan pendidikan.
1) Kondisi Aturan Keselamatan, Keamanan, dan Kenyamanan
Secara umum bangunan-bangunan yang berada di semua kota di wilayah Kota Mojokerto disyaratkan untuk mengikuti aturan standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan baik bagi pengguna bangunan maupun lingkungan sekitarnya. Aturan-aturan ini antara lain terdapat pada Aturan-aturan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan aturan bangunan yang lain. Sedangkan untuk daerah-daerah rawan bencana misalnya kebakaran dan banjir, maka disyaratkan bangunan-bangunan tersebut harus tahan dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi tehadap ancaman bencana tersebut.
2) Kondisi Prasarana dan Sarana Hidran
Pemerintah Kota Mojokerto
Namun sampai saat ini belum semua gedung yang disebutkan di atas memiliki sarana hidran, atau kalau pun ada kondisinya belum sesuai dengan standar yang telah ditentukan bahkan ada yang dalam kondisi rusak/tidak berfungsi. Keberadaan hidran ini sangat penting untuk menjadi sarana pertolongan pertama pada bencana kebakaran yang tentu saja bila tidak ditangani secara serius akan mengakibatkan kerugian baik materi maupun korban jiwa. Oleh karena itu perlu ada penataan sarana hidran, dengan membuat rencana induk sistem proteksi kebakaran yang sampai saat
ini belum dimiliki oleh pemerintah daerah ataupun dinas terkait.
3) Kondisi Kualitas Pelayanan Publik dan Perijinan Bangunan
Beberapa daerah kawasan di Kota Mojokerto memang telah memiliki rencana tata bangunan dan lingkungan, namun belum terdapat penegakan aturan tata bangunan dan lingkungan tersebut dikarenakan RTBL yang ada belum disahkan yang berarti
belum memiliki landasan hukum untuk ditegakkan. Keadaan demikian tentu saja sangat mengganggu proses perijinan pendirian bangunan yang sesuai dengan fungsi kawasan. Akibat pelayanan publik terhadap perijinan mendirikan bangunan gedung ini tidak terlaksanakan secara baik, maka bermunculan bangunan gedung yang tidak sesuai dengan fungsi lahan/ kawasan. Akhirnya ini berdampak pada tidak tertibnya kawasan yang telah direncanakan dan akan menurunkannya citra kawasan itu sendiri. Tingkat keselamatan, keamanan serta kenyamanan bangunan dan lingkungan tidak bisa terwujud dengan baik.
4) Kondisi Sumber Mata Air
Parameter kunci untuk estimasi atau prediksi kuantitas dari sumber air adalah debit dan kecepatan arus yang dihasilkan overflownya. Arus dan debit adalah parameter fisika air yang dapat dijadikan pembeda beberapa ekosistem perairan tawar. Secara kasat mata adalah pembeda untuk ekosistem perairan air tawar menggenang (kolam, waduk, dan sumber air) atau mengalir (sungai dan saluran air). Selain itu, sebagai pelengkap kedua parameter fisika ini juga dapat mempengaruhi kualitas fisik kimia dari sumber air.
Sumber air Kota Mojokerto adalah berasal dari Sungai Brantas. Sungai Brantas
sebagai sumber aliran air baku melalui 2 unit pipa saluran diameter 20” yang
Pemerintah Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2018 - 2022
Bab. 7. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA VII-15
tanpa endapan maka kapasitas yang dihasilkan mencapai 270 liter/detik. Kemudian untuk kebutuhan air rata-rata harian untuk memenuhi target sebesar 60% penduduk di area pelayanan diperkirakan sebesar 179,8 liter/detik dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan mengantisipasi fluktuasi pemakaian air oleh masyarakat, maka kapasitas sistem distribusi harus diperhitungkan terhadap debit jam puncak yang besarnya 323,62 liter/detik dan kapasitas terpasang IPA dan transmisi sebesar 217,75 liter/detik.
5) Kondisi Ruang Terbuka Hijau
Untuk memenuhi kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Mojokerto, perlu dilakukan inventarisasi dan alokasi terhadap lahan-lahan yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau.
Data kondisi eksisting terkait dengan Peraturan Daerah yang telah disusun
mengenai sektor PBL di Kota Mojokerto masih belum ada (Perda Bangunan Gedung tahun 2016 ini masih dalam proses pengajuan ke dewan).
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa potensi dan tantangan yang dihadapi di Kota Mojokerto, antara lain :
Penataan Lingkungan Permukiman :
Masih terdapatnya permukiman penduduk yang tergolong kumuh dapat menyebabkan
penurunan citra kawasan daerah sebagai kawasan wisata dan budaya. Permukiman kumuh tersebut memiliki keterbatasan sarana prasarana untuk berkembang menjadi permukiman sehat.
Belum terkelolanya sarana parkir, dan bus transmition system (BTS) menjadikan
sarana-sarana tersebut memiliki dampak negatif terhadap sosial dan lingkungan di wilayah perkotaan.
Keberadaan usaha Pedagang Kaki Lima di ruang-ruang publik yang tidak tertib ikut
memberikan dampak negatif terhadap citra lingkungan yang serasi dan selaras.
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara :
Masih banyaknya bangunan tradisional bersejarah yang tidak terpelihara, rusak
bahkan hilang karena pembangunan fasilitas perkotaan yang tidak terencana, tertata dan terkendali.
Saat ini belum ada penataan terhadap bangunan gedung dan rumah negara. Hal ini
berdampak pada tidak tertibnya dan ketidaksesuaian antara fungsi bangunan dan fungsi lahan pada masa-masa mendatang.
Saat ini belum ada penegakan hukum yang dilakukan oleh lembaga yang berwenang
Pemerintah Kota Mojokerto
ada sanksi yang tegas terhadap pelanggaran ketentuan bangunan gedung misalnya pembangunan gedung yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan.
Letak bangunan yang semakin padat dan bentuk bangunan yang semakin bervariatif
seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kawasan aglomerasi perkotaan Kota Mojokerto sering menyulitkan penanggulangan terhadap bencana kebakaran di Kota Mojokerto.
Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau :
Sarana lingkungan hijau berupa ruang terbuka hijau, taman jalan dan sarana olah raga
belum tersedia dengan baik sehingga belum dilakukan penataan dan pemeliharaan terhadap ruang terbuka hijau, taman jalan serta sarana olah raga.
Kapasitas Kelembagaan Daerah :
Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan
penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan.
Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan
pelaksanaan otonomi dan desentralisasi.
Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di
daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa potensi dan tantangan yang dihadapi di Kota Mojokerto, antara lain :
Penataan Lingkungan Permukiman :
Masih terdapatnya permukiman penduduk yang tergolong kumuh dapat menyebabkan
penurunan citra kawasan daerah sebagai kawasan wisata dan budaya. Permukiman kumuh tersebut memiliki keterbatasan sarana prasarana untuk berkembang menjadi permukiman sehat.
Belum terkelolanya sarana parkir, dan bus transmition system (BTS) menjadikan
sarana-sarana tersebut memiliki dampak negatif terhadap sosial dan lingkungan di wilayah perkotaan.
Keberadaan usaha Pedagang Kaki Lima di ruang-ruang publik yang tidak tertib ikut
memberikan dampak negatif terhadap citra lingkungan yang serasi dan selaras.
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara :
Masih banyaknya bangunan tradisional bersejarah yang tidak terpelihara, rusak
Pemerintah Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2018 - 2022
Bab. 7. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA VII-17 Saat ini belum ada penataan terhadap bangunan gedung dan rumah negara. Hal ini
berdampak pada tidak tertibnya dan ketidaksesuaian antara fungsi bangunan dan fungsi lahan pada masa-masa mendatang.
Saat ini belum ada penegakan hukum yang dilakukan oleh lembaga yang berwenang
terhadap penataan bangunan gedung dan rumah negara, hal ini mengakibatkan tidak ada sanksi yang tegas terhadap pelanggaran ketentuan bangunan gedung misalnya pembangunan gedung yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan.
Letak bangunan yang semakin padat dan bentuk bangunan yang semakin bervariatif
seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kawasan aglomerasi perkotaan Kota Mojokerto sering menyulitkan penanggulangan terhadap bencana kebakaran di Kota Mojokerto.
Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau :
Sarana lingkungan hijau berupa ruang terbuka hijau, taman jalan dan sarana olah raga
belum tersedia dengan baik sehingga belum dilakukan penataan dan pemeliharaan terhadap ruang terbuka hijau, taman jalan serta sarana olah raga.
Kapasitas Kelembagaan Daerah :
Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan
penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan.
Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan
pelaksanaan otonomi dan desentralisasi.
Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di
daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.
7.2.2. Sasaran Program
Dalam sasaran program ini akan mengaitkan kondisi eksisting yang ada di Kota Mojokerto dengan target yang harus dicapai. Sasaran program juga terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor penataan bangunan dan lingkungan baik di tingkat pusat maupun di tingkat Kabupaten/Kota. Untuk lebih jelasnya mengenai sasaran program sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.8. Matriks Sasaran Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
No
Uraian Sasaran Program
Sasaran Penangan
an
Sasaran Program
Keterangan Tahun
I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Pemerintah Kota Mojokerto
7.2.3. Usulan Kebutuhan Program
Dalam usulan kebutuhan program ini beisikan mengenai rincian usulan hasil
Pemerintah Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2018 - 2022
Bab. 7. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA VII-19
penataan bangunan dan lingkungan di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.9. Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Pemerintah Kota Mojokerto
No
Kegiatan Penataan Bangunan dan
Lingkungan
Satuan
Rencana Program
Keterangan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Barat
1.Penyusunan
RTBL Kawasan Jalan Nusantara (Jalan Lingkar Barat)
Ha 622,9 Ha
IX. Program
Perencanaan Tata Ruang
1.Penetapan
kebijakan tentang RTBL (Penyusunan Perwali RTBL Kaw. Jalan Lingkar Barat)
NSPK 1
X. Rencana Tindak
Penataan dan Revitalisasi Kawasan
1.Rencana Tindak
Penataan dan Revitalisasi Kawasan
Pemerintah Kota Mojokerto
Tabel 7.10. Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
No
Kegiatan/ Output/ Sub Output/
Paket/ Sub Paket
Detail Lokasi
Tahun
Anggaran
Vol
Satuan
Sumber Pendanaan ( x Rp. 1.000,-)
Kec.
Kel./ Desa
APBN
APBD I
APBD II
PHLN
DAK
Swasta
Ma
1
2
3
4
15
5
6
8
9
10
11
12
13
Pembinaan dan Pengembangan
Penataan Bangunan
6.079.000
0
350.000
0
0
0
Peraturan Penataan Bangunan
dan Lingkungan
1.215.000
0
350.000
0
0
0
1
Penyusunan Ruu/Rapermen
Penataan Bangunan dan
Lingkungan
500.000
0
0
0
0
0
Pendampingan penyusunan Perda
RTH
000
000
2019
1
NSPK
500.000
0
0
0
0
0
2
Penyusunan Standar/Pedoman
Bidang Penataan Bangunan dan
Lingkungan
715.000
0
350.000
0
0
0
Penyusunan DED RTH
000
000
2019
1
NSPK
0
0
250.000
0
0
0
Penyusunan Masterplan Kota
Hijau
000
000
2019
0
NSPK
500.000
0
0
0
0
0
Penyusunan NSPK PBL
000
000
2019
1
NSPK
215.000
0
0
0
0
0
Penyusunan Perwali RTBL
2020
1
NSPK
0
0
100.000
0
0
0
Kawasan Jalan Lingkar Barat
PRAJURIT
KULON
SURODINAWAN
2020
1
NSPK
0
0
100.000
0
0
0
Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Bangunan
Gedung
2.114.000
0
0
0
0
0
3
Perencanaan dan Analisa Teknis
514.000
0
0
0
0
0
Rencana tindak penataan dan
revitalisasi kawasan
000
000
2022
1
KAB/KOTA
514.000
0
0
0
0
0
4
Fasilitasi Penguatan Kapasitas
Pemda (Penyusunan RTBL)
1.600.000
0
0
0
0
0
Penyusunan RTBL
2019
0
KAB/KOTA
1.600.000
0
0
0
0
0
Kawasan Jalan Benteng Pancasila
MAGERSARI
BALONGSARI
2019
418,2
Ha
800.000
0
0
0
0
0
Kawasan Jalan Lingkar Barat
PRAJURIT
KULON
SURODINAWAN
2020
622,9
KAB/KOTA
800.000
0
0
0
0
0
Revitalisasi Kawasan Tematik
1.500.000
0
0
0
0
0
gan
9
at
9
Pemerintah Kota Mojokerto
7.3. Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
7.3.1. Kondisi Eksisting
Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum. Penyelenggara pengembangan SPAM adalah badan usaha milik negara (BUMN)/badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum. Penyelenggaraan SPAM dapat melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa pemeliharaan, perlindungan sumber air baku, penertiban sambungan liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM.
SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air. Pengembangan SPAM menjadi kewenangan/tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif sesuai dengan peraturan perundang-undangan, seperti yang diamanatkan dalam PP No. 16 Tahun 2005.
Terkait penanganan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kota Mojokerto dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Mojokerto yang sepenuhnya milik Pemerintah Kota Mojokerto, ditetapkan dalam SK Walikota Mojokerto Nomor 44 Tahun 1996 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Mojokerto.
Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Kota Mojokerto untuk mencapai target pembangunan di bidang air minum. Isu tersebut didapat melalui serangkaian koordinasi dalam lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto, khususnya
Dinas Pekerjaan Umum bidang Cipta Karya dengan PDAM Kota Mojokerto. Isu-isu strategis tersebut antara lain :
Pengembangan pendanaan
Pemerintah Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2018 - 2022
Bab. 7. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA VII-23 Pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum
Peningkatan peran dan kemitraan badan usaha dan masyarakat
Salah satu cara untuk melihat tingkat kesejahteraan suatu wilayah adalah dengan melihat sampai seberapa besar prosentase masyarakat yang menggunakan air bersih. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut dapat dicerminkan dari rata-rata konsumsi air bersih. Kebutuhan Air bersih Kota Mojokerto terlayani oleh jaringan PDAM. Wilayah pelayanan PDAM Kota Mojokerto meliputi 18 desa/kelurahan yang memiliki total
luas sebesar 1.646,54 ha.
1) Aspek Teknis Fisik Sistem Penyediaan Air Minum
Sumber Air Baku
Pada tahun 2006 PDAM Kota Mojokerto hanya memanfaatkan Kali Brantas sebagai sumber air baku sistem penyediaan air minum untuk Kota Mojokerto, sebelum
dikonsumsi air baku terlebih dahulu diolah di instalasi pengolahan air bersih yang terdapat di Desa Wates dengan kapasitas desain 110 lt/dt. PDAM Kota Mojokerto memiliki potensi sumber air baku yang dapat dikembangkan. Pada awalnya air baku yang digunakan PDAM Kota Mojokerto berasal dari Mata Air Jubel yang terletak di Kabupaten Mojokerto yang sekarang pengelolaannya diserahkan kepada PDAM Kabupaten Mojokerto. Sumber air yang potensial dikembangkan lainnya adalah penggunaan air tanah dalam. Terdapat 8 sumur bor yang pernah digunakan Kota Mojokerto. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7.11. Sumur Bor Yang Pernah Digunakan PDAM Kota Mojokerto
Uraian Balongsari Gunung
Gedangan Panggreman Raung Welirang Arjuna Meri
Benteng Pancasila
Pembuatan 1990 1981 1982 1993 1982 1989 1990 1993
Dimatikan 1997 1997 1997 1997 1997 1997 1997 1997
Kapasitas 15 lt/dt 20 lt/dt 10 lt/dt 10 lt/dt 10 lt/dt 10
lt/dt
10 lt/dt 10 lt/dt
Kedalaman 125 m 125 m 125 m 125 m 125 m 125 m 125 m 125 m
Penampungan air
Menara air 250 m3
- - - - G Res.
750 m3
G Res. 750 m3
-
Bangunan lain Bak aerasi
200 m3
- - - -
Pemerintah Kota Mojokerto
Pipa pembawa intake ke IPA Wates terdiri dari pipa berdiameter 500 mm sepanjang kurang lebih 100 m dari bahan steel pipa berdiameter ini dipasok oleh 7 unit pompa dimana untuk pengamanan terhadap arus balik dipasang check valve pada masing masing pipa discharge guna pengamanan.
Dari Sungai Brantas aliran air baku melalui 2 unit pipa saluran diamater 20” yang
tertanam dan dilengkapi oleh 2 bak kontrol untuk pemeliharaan. Diperkirakan dengan asumsi kecepatan aliran lebih dari 0,3 m/dt dan kemiringan garis hidraulik
2 cm/10 meter atau 0,2% maka kapasitas aliran yang diperoleh sekitar 87 lt/dt
sedangkan untuk garis hidraulik 0,5 dengan aliran penuh 20” dalam keadaan
bersih tanpa endapan maka kapasitas yang dihasilkan mencapai 270 lt/dt. Untuk mengetahui panjang pipa yang digunakan oleh PDAM Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7.12. Panjang Pipa Distribusi PDAM Kota Mojokerto
Jenis pipa Diameter (mili meter)
Panjang (meter)
1 PVC 12 6.500
2 PVC 10 2.300
3 ACP 8 9.000
4 PVC 6 12.000
5 GI 5 2.000
6 PVC 4 9.500
7 PVC 3 19.300
8 PVC 2 157.800
Pipa Primer ( 8" - 12") 17.800
Pipa Sekunder (4" - 6") 23.500
Pipa Tersier (2" - 3") 177.100
Jumlah Panjang Pipa 218.400
Pemerintah Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2018 - 2022
Bab. 7. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA VII-25
Gambar 7.1. Jaringan Pipa Belanda di Kota Mojokerto
Unit pengolahan dan produksi air minum
Instalasi Pengolahan Air IPA wates terdiri dari Bangunan Intake, Bangunan Bak flokulator, Bak Sedimentasi dan Bak Filtrasi.
- Intake
Intake terletak di Sungai Brantas terbuat dari bangunan beton berupa kanal intake dengan dimensi panjang 8,9 m lebar 6,4 m dan tinggi 8 m. Air baku intake disalurkan menggunakan pompa untuk diolah di IPA yang terletak di seberang jalan terdapat dua pompa yang dipakai yaitu pompa submersible dan pompa centrifugal. Pada mula operasional sistem terpasang 4 buah pompa submersible yang masing masing berkapasitas 50 lt/dt sedangkan yang
RUKO REGENCY
JL. TRIBUANA TUNGGA DEWI
JL
JL. KH.DAHLAN JL. HOS COKROAMINOTO
JL
JL. RA.KARTINI JL. WR SUPRATMAN JL. TAMAN SISWA
Pemerintah Kota Mojokerto
beroperasi saat ini hanya 2 unit. Pada tahun 2004 dipasang 1 unit pompa submersible berkapasitas 40 lt/dt yang diletakkan pada kompartemen yang
baru dibangun. Pada pertengahan tahun 2006 di pasang 2 unit pompa turbin untuk masing masing berkapasitas 25 lt/dt.
- Bak Flokulator
Terdiri dari 2 unit dengan kapasitas desain masing masing bak sebesar 50 lt/dt. Pencampuran bahan kimia dilakukan pada bak pencampur yang dilengkapi alat
ukur V-notch dan dilengkapi oleh gate valve sebanyak 10 buah yang berfungsi untuk pengurasan bak flokulator namun untuk saat ini dalam keadaan rusak dan tidak bisa dioperasikan.
- Bak Sedimentasi
Bak sedimentasi mempunyai penampang persegi panjang, terdiri dari 2 unit
dengan dimensi panjang 12 m, lebar 7,5 m dan tinggi 7,3 m, ruang koagulasi menggunakan tube settler.
- Bak Filtrasi
Bak filtarasi terdiri dari 6 unit, penampang bak filtrasi berbentuk empat persegi panjang dengan dimensi panjang 6 meter, lebar 2 meter dan tinggi 5,6 meter untuk setiap bak.
2) Reservoir Dan Sistem Penampungan
Air yang telah diolah di alirkan ke Ground reservoir dengan kapasitas sebesar 2000 m3. Ground reservoir ini berfungsi untuk menampung air dan memberi waktu yang cukup untuk proses desinfeksi guna mencegah pertumbuhan bakteri dalam pompa distribusi sebelum dipompa ke konsumen dengan 5 unit pompa centrifugal yang masing masing berkapasitas 50 lt/dt. Pada sistem distribusi terdapat menara air Balongsari yang terletak di tengah kota berkapasitas 250 m3 yang saat ini tidak lagi difungsikan.
3) Sambungan Pelanggan Air PDAM
Pemerintah Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2018 - 2022
Bab. 7. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA VII-27
Tabel 7.13. Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kota Mojokerto Tahun 2016
No Uraian Satuan Sistem Perpipaan Keterangan
1 Pengelola PDAM -
2 Tingkat Pelayanan % 21,37% -
3 Kapasitas Produksi Lt/detik 95 -
4 Kapasitas Terpasang Lt/detik 110 -
5 Jumlah Sambungan Rumah (Total) Unit 4,748 -
6 Jumlah Kran Air Unit 4,748 -
7 Kehilangan Air (UFW) % 53,72 -
8 Retribusi/Tarif (rumah tangga) M3 1,115 -
9 Jumlah pelanggan 4,748 -
Sumber : Statistik Kota Mojokerto 2017
4) Kapasitas produksi dan Distribusi
Perhitungan kapasitas produksi dan distribusi di PDAM Kota Mojokerto dilakukan dengan mengukur debit pada dua titik yaitu sebelum masuk IPA dan setelah keluar dari rumah pompa. Pada kenyataannya dilapangan kondisi meter induk di dua titik dalam keadaan rusak maka PDAM Kota Mojokerto. Mengasumsikan perhitungan kapasitas produksi berdasarkan lamanya operasi pompa yang dioperasikan.
5) Sistem non perpipaan
Aspek Teknis
Masyarakat Kota Mojokerto yang tidak terlayani oleh PDAM, sebagian besar masih menggunakan sumur gali serta sumur pompa. Masyarakat yang belum mendapatkan pelayanan air minum dari PDAM dominan merata di kawasan Kota Mojokerto, diantaranya Kecamatan Prajurit Kulon dan Kecamatan Magersari
dengan jumlah kelurahan yang belum terlayani sebanyak 3 (tiga) kelurahan yaitu untuk Kecamatan Prajurit Kulon di Kelurahan Pulorejo dan Kelurahan Blooto sedangkan Kecamatan Magersari berada di Kelurahan Gunung Gedangan. PDAM Kota Mojokerto memiliki kendala untuk memberi pelayanan terutama di kawasan barat mengingat lokasinya terpisah oleh Sungai Brangkal. Ketiga lokasi ini dimungkinkan untuk dikembangkan secara mandiri sistem air minumnya dengan mengembangkan peran serta masyarakat.
Aspek Kelembagaan dan Peraturan
Pemerintah Kota Mojokerto
Adapun beberapa permasalahan pengembangan SPAM di Kota Mojokerto antara lain :
a) Peningkatan cakupan dan kualitas
- Tingkat kehilangan air pada sistem perpipaan yang cukup besar serta tekanan air pada jaringan distribusi yang masih rendah ;
- Pelayanan air minum melalui perpipaan yang masih terbatas waktunya dan harus membayar lebih mahal ;
- Tingkat pertumbuhan cakupan pelayanan air minum sistem perpipaan belum seimbang dengan tingkat perkembangan penduduk ;
- Perkembangan pesat SPAM non-perpipaan terlindungi masih memerlukan pembinaan (pada pembangunan sumur dan tandon sering berdekatan atau masuk pada area pelayanan PDAM).
b) Pendanaan
- Penyelenggaraan SPAM di Kota Mojokerto mengalami kesulitan dalam masalah pendanaan untuk pengembangan, maupun operasional dan pemeliharaan ;
- Investasi untuk pengembangan SPAM di Kota Mojokerto selama ini masih tergantung dari APBD Kota ;
- Komitmen dan prioritas pendanaan dari Pemerintah Kota Mojokerto dalam pengembangan SPAM yang masih rendah.
c) Kelembagaan dan perundang-undangan
- Lemahnya fungsi PDAM Kota Mojokerto terkait penyelanggaraan SPAM ;
- Prinsip pengusahaan belum sepenuhnya diterapkan oleh penyelenggara SPAM (PDAM Kota Mojokerto).
d)Air baku
- Kontinuitas sumber air baku (sungai Brantas) kurang yaitu ketika pada musim kemarau ;
- Kualitas sumber air baku yang semakin menurun. e) Peran masyarakat
- Air masih dipandang sebagai benda sosial meskipun pengolahan air baku menjadi air minum memerlukan biaya relatif besar dan masih dianggap sebagai urusan pemerintah ;
- Potensi yang ada pada masyarakat dan dunia usaha belum sepenuhnya diberdayakan oleh Pemerintah Kota Mojokerto ;
Pemerintah Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2018 - 2022
Bab. 7. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA VII-29
Sedangkan tantangan dalam pengembangan SPAM di Kota Mojokerto, antara lain : a) Tantangan Internal
- Tantangan dalam peningkatan cakupan kualitas air minum di Kota Mojokerto saat ini adalah mempertimbangkan masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki akses air minum yang aman ;
- Adanya tuntutan kebutuhan air minum yang secara kuantitas dan kontinuitasnya diharapkan mengalir selama 24 jam serta untuk penerapan tarif dengan prinsip full
cost recovery ;
- Adanya potensi masyarakat dan swasta dalam pengembangan SPAM yang belum diberdayakan ;
- Adanya tuntutan penjaminan kualitas air baku untuk memenuhi standart yang diperlukan ;
- Adanya tuntutan di masa depan untuk penyelanggaraan SPAM yang profesional di Kota Mojokerto.
b) Tantangan Eksternal
- Adanya tuntutan pembangunan yang berkelanjutan dengan pilar pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup serta pelibatan masyarakat Kota Mojokerto dalam proses pembangunan ;
- Tuntutan peningkatan ekonomi di Kota Mojokerto dengan pemberdayaan potensi lokal dan masyarakat, serta peningkatan peran serta dunia usaha, swasta ;
- Belum adanya aturan atau peraturan daerah Kota Mojokerto yang mendukung iklim investasi yang kompetitif.
Wilayah PDAM saat ini meliputi wilayah administrasi Kota Mojokerto bahkan telah menjangkau wilayah Kabupaten Mojokerto yaitu di Perumahan Wikarsa. Pelanggan PDAM di wilayah administrasi Kota Mojokerto terus mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebanyak 4.399 SR (sambungan rumah), kemudian sampai dengan tahun 2015 meningkat menjadi 4.748 SR, sedangkan jumlah pelanggan di wilayah Kabupaten Mojokerto di Perumahan Wikarsa sebanyak 61 SR.
Luas wilayah terbangun di Kota Mojokerto mencapai 647,79 Ha, dengan mengambil asumsi 1 pelanggan membutuhkan 18 meter pipa servis dan 1 pelanggan luas cakupan SPAM membutuhkan 250 m2, maka dengan kondisi eksisting pipa servis yang terpasang diprediksikan wilayah cakupan SPAM Kota Mojokerto telah mencapai 40 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Pemerintah Kota Mojokerto
Tabel 7.14. Wilayah Cakupan Pelayanan SPAM PDAM Kota Mojokerto
Panjang Pipa Servis PDAM
Mojokerto
Kemampuan Penyerapan Pelanggan
(1 pelanggan = 18 m)
Luas Cakupan SPAM
(1 pelanggan = 250 m2)
Diamater (m) Unit Ha
4 9.500 528 13
3 19.300 1.072 27
2 157.800 8.767 219
186.600 10.367 259
Luas Terbangun (Ha) 647,79 40%
Sumber : PDAM Kota Mojokerto
Kemudian jumlah air bersih pada tahun 2015 yang disalurkan PDAM Kota Mojokerto pada pelanggan sebanyak 852.359 m3. Lebih jelasnya dapat dilihat berikut ini.
-Tabel 7.15. Pelanggan, Air yang Disalurkan dan Nilai Produksi Menurut Jenis Pelanggan
No Jenis Pelanggan Pelanggan (SR) Air Disalurkan (m3)
1. Sosial Umum 4 1.712
2. Sosial Khusus 8 1.604
3. Rumah Tangga A 4.373 777.075
4. Rumah Tangga B 200 29.085
5. Instansi Pemerintah 32 10.607
6. Niaga Kecil 99 13.064
7. Niaga Besar 21 13.097
8. Industri Kecil - -
9. Industri Besar 2 840
10. Tangki dan Lain sebagainya 8 5.275
Jumlah 4.748 852.359
Nilai Produksi Rp 1.786.399.110
Sumber : PDAM Kota Mojokerto
Pemerintah Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2018 - 2022
Bab. 7. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA VII-31
7.3.2. Sasaran Program
Dalam sasaran program ini akan mengaitkan kondisi eksisting yang ada di Kota Mojokerto dengan target yang harus dicapai. Sasaran program juga terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan SPAM baik di tingkat pusat maupun di tingkat Kabupaten/Kota. Untuk lebih jelasnya mengenai sasaran program sektor pengembangan SPAM di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.16. Matriks Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan SPAM
Pemerintah Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2018 - 2022
Bab. 7. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA VII-33 No
7.3.3. Usulan Kebutuhan Program
Dalam usulan kebutuhan program ini beisikan mengenai rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program di Kota Mojokerto untuk pencapaian sasaran program sektor pengembangan SPAM yang akan dijabarkan setiap tahunnya. Untuk lebih jelasnya mengenai matriks usulan kebutuhan program sektor pengembangan SPAM di Kota Mojokerto dan matriks usulan kebutuhan pembiayaan sektor pengembangan SPAM di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.17. Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan SPAM
No
2.Feasibility Study 1 Laporan 1 Laporan
3.DED 1 Laporan 1 Laporan
4.AMDAL 1 Laporan 1 Laporan
5.Pembangunan
SPAM Regional
100 L/Det 100 L/Det
Pemerintah Kota Mojokerto
III. Optimalisasi dan
pengembangan
IV. Optimalisasi dan
pengembangan unit pelayanan
1.Peningkatan SR 1323 KK 1323 KK
2.Pengadaan dan
pemasangan sambungan rumah murah
1 Kaw 1 Kaw
V. Optimalisasi dan
Peningkatan Unit
VI. Optimalisasi dan
pengembangan
VII. Optimalisasi dan
pengembangan unit pelayanan
Pemerintah Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2018 - 2022
Bab. 7. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA VII-35 No
VIII.. Optimalisasi dan
Peningkatan Unit
IX. Optimalisasi dan
pengembangan
X. Optimalisasi dan
pengembangan
XI. Optimalisasi dan
pengembangan unit pelayanan
1.Peningkatan SR 1323 KK 1323 KK
2.Pengadaan dan
pemasangan sambungan rumah murah
1 Kaw 1 Kaw
XII. Optimalisasi dan
Peningkatan Unit
XIII. Optimalisasi dan
Pemerintah Kota Mojokerto
No
Kegiatan Pengembangan
SPAM
Satuan
Rencana Program
Keterangan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
pemasangan pipa lengkap dengan asesoris (perkotaan)
3.Percepatan
perbaikan kebocoran pipa
1 Kaw 1 Kaw
XIV. Optimalisasi dan
pengembangan unit pelayanan
1.Peningkatan SR 1323 KK 1323 KK
2.Pengadaan dan
pemasangan sambungan rumah murah
1 Kaw 1 Kaw 1 Kaw
3.Perbaikan
gedung kantor PDAM