Pemerintah Kota Mojokerto
BAB III
ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS
INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
3.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang
Infrastruktur permukiman memiliki fungsi strategis dalam pembangunan nasional karena turut berperan serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka kemiskinan, maupun menjaga kelestarian lingkungan. Oleh sebab itu, Ditjen Cipta Karya berperan penting dalam implementasi amanat kebijakan pembangunan nasional.
3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Dalam arahan pembangunan bidang cipta karya ini berisikan tentang arahan pembangunan yang berdasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019 dan Renstra Ditjen Cipta Karya 2015 – 2019. RPJMN 2015 – 2019 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 menyebutkan bahwa infrastruktur merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dengan mendorong partisipasi masyarakat dalam rangka pemenuhan hak dasar untuk tempat tinggal dan lingkungan yang layak sesuai dengan UUD 1945 pasal 28H, pemerintah memfasilitasi penyediaan perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah serta memberikan dukungan penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman, seperti air minum, air limbah, persampahan, dan drainase.
Dokumen RPJMN juga menetapkan sasaran pembangunan infrastruktur permukiman pada periode 2015 - 2019, yaitu :
a. Tersedianya akses aman air minum sebesar 100 % di tahun 2019; b. Menurunnya kawasan kumuh sebesar 0% di tahun 2019; dan c. Terwujudnya akses 100% sanitasi layak di tahun 2019.
Untuk mencapai sasaran tersebut maka kebijakan pembangunan diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan air minum dan sanitasi yang memadai, melalui :
Pemerintah Kota Mojokerto
c. Meningkatkan prioritas pembangunan prasarana dan sarana permukiman,
d. Meningkatkan kinerja manajemen penyelenggaraan air minum, penanganan air limbah, dan pengelolaan persampahan,
e. Meningkatkan sistem perencanaan pembangunan air minum dan sanitasi, f. Meningkatkan cakupan pelayanan prasarana permukiman,
g. Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),
h. Mengembangkan alternatif sumber pendanaan bagi pembangunan infrastruktur, i. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan swasta,
j. Mengurangi volume air limpasan, melalui penyediaan bidang resapan.
3.1.2. Arahan Penataan Ruang
Untuk arahan penataan ruang berisikan mengenai arahan penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN), Kawasan Strategis Nasional (KSN) pada Kabupaten/Kota sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Pada bagian ini juga akan berisikan arahan spasial untuk Bidang Cipta Karya berdasarkan RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten/Kota.
3.1.2.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
A. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional
1) Tujuan Penataan Ruang Wilayah Nasional
Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan :
1. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan; 2. Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
3. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota;
4. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;
5. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dalam rangka perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang;
6. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat;
Pemerintah Kota Mojokerto
9. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) menjadi pedoman untuk : 1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional;
2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional;
3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional; 4. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar
wilayah provinsi, serta keserasian antar sektor; 5. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; 6. Penataan ruang kawasan strategis nasional;
7. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
2) Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional, meliputi kebijakan
dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang.
1. Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi :
Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi
wilayah yang merata dan berhirarki;
Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,
telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah nasional.
Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah meliputi :
Menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan
perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah disekitarnya;
Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh
pusat pertumbuhan;
Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai;
Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif
dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah disekitarnya. 2. Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi :
Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung
Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup;
Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup.
Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya
Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan
Pemerintah Kota Mojokerto
Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya
dukung dan daya tampung lingkungan.
Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional
Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Strategi :
Menetapkan kawasan strategis nasional berfungsi lindung;
Mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis nasional yang
berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;
Membatasi pemanfaatan ruang disekitar kawasan strategis nasional yang
berpotansi mengurangi fungsi lindung kawasan;
Membatasi pengembangan sarana dan prasarana di dalam dan disekitar
kawasan strategis nasional yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya;
Mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun disekitar kawasan
strategis nasional yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budi daya terbangun;
Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak
pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional;
Pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat
perkembangan antar kawasan. Strategi :
Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan;
Membuka akses dan meningkatkan aksesbilitas antar kawasan tertinggal
dan pusat pertumbuhan wilayah;
Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi
masyarakat;
Meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan;
Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam
pengelolaan kegiatan ekonomi.
3.1.2.2. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional
Pemerintah Kota Mojokerto
pembahasan yang terkait dengan Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karrya adalah sistem perkotaan nasional.
Sistem perkotaan nasional terdiri atas Pusat Kegiatan Nasional (PKN),Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang dapat berupa : a) Kawasan megapolitan;
b) Kawasan metropolitan; c) Kawasan perkotaan besar; d)Kawasan perkotaan sedang; atau e) Kawasan perkotaan kecil.
Untuk Provinsi Jawa Timur PKN ditentukan di Kawasan Perkotaan Gerbangkertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan) serta di Malang. Sedangkan PKW di Provinsi Jawa Timur diarahkan pada wilayah Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, dan Pacitan. Berikut arahan pengembangan perkotaan di Provinsi Jawa Timur.
Tabel 3.1. Sistem Perkotaan Nasional dan Arahan Pengembangannya di Jawa Timur
NO SISTEM
PERKOTAAN WILAYAH ARAHAN
1 PKN Gerbangkertasusila Termasuk dalam tahapan pengembangan I
dengan fokus kegiatan revitalisasi kota-kota
yang telah berfungsi
Malang Termasuk dalam tahapan pengembangan I
dengan fokus kegiatan pengembangan/
peningkatan fungsi kawasan perkotaan
2 PKW Probolinggo Termasuk dalam tahapan pengembangan II
dengan fokus kegiatan pengembangan/
peningkatan fungsi kawasan perkotaan
Tuban Termasuk dalam tahapan pengembangan I
dengan fokus kegiatan pengembangan/
peningkatan fungsi kawasan perkotaan
Kediri Termasuk dalam tahapan pengembangan I
dengan fokus kegiatan pengembangan/
peningkatan fungsi kawasan perkotaan
Madiun Termasuk dalam tahapan pengembangan II
dengan fokus kegiatan pengembangan/
peningkatan fungsi kawasan perkotaan
Banyuwangi Termasuk dalam tahapan pengembangan I
dengan fokus kegiatan pengembangan/
Pemerintah Kota Mojokerto
NO SISTEM
PERKOTAAN WILAYAH ARAHAN
Jember Termasuk dalam tahapan pengembangan II
dengan fokus kegiatan pengembangan baru
kawasan perkotaan
Blitar Termasuk dalam tahapan pengembangan II
dengan fokus kegiatan pengembangan baru
kawasan perkotaan
Pamekasan Termasuk dalam tahapan pengembangan II
dengan fokus kegiatan pengembangan baru
kawasan perkotaan
Bojonegoro Termasuk dalam tahapan pengembangan II
dengan fokus kegiatan pengembangan baru
kawasan perkotaan
Pacitan Termasuk dalam tahapan pengembangan II
dengan fokus kegiatan pengembangan baru
kawasan perkotaan
Sumber : Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional
3.1.2.3. Rencana Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan : a) Pertahanan dan keamanan;
b) Pertumbuhan ekonomi; c) Sosial dan budaya;
d)Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan/atau e) Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Tabel 3.2. Kawasan Strategis Nasional di Provinsi Jawa Timur
NO KAWASAN STRATEGIS
NASIONAL KOTA/KABUPATEN SUDUT KEPENTINGAN
1 Kawasan Perkotaan Gresik
– Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan (Gerbangkertosusila)
Kab. Gresik, Kab.
Bangkalan, Kota Mojokerto,
Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo,
Kab. Lamongan
Ekonomi
2 Kawasan Stasiun Pengamat
Dirgantara Watukosek
Penggunaan Sumberdaya
Alam dan Teknologi Tinggi
Penggunaan Sumberdaya
Alam dan Teknologi Tinggi
3 Kawasan Perbatasan Negara
Pulau Barung
Kabupaten Jember Pertahanan dan Keamanan
Pemerintah Kota Mojokerto
NO KAWASAN STRATEGIS
NASIONAL KOTA/KABUPATEN SUDUT KEPENTINGAN
Pulau Sekel dan Panehan
Sumber : Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional
3.1.2.4. RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan
RPIJM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut : a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN. b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa :
Ekonomi
Lingkungan Hidup
Sosial Budaya
Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi
Pertahanan dan Keamanan
c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup :
Arahan pengembangan pola ruang :
Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti
pengembangan RTH.
Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti
pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase.
Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang
khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut : a. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;
b. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;
c. Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;
Pemerintah Kota Mojokerto
e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;
f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan
Karimun.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kawasan-kawasan di wilayah Provinsi Jawa Timur belum ada yang memiliki Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis.
3.1.2.5. Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Nasional atau PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi. Penetapan PKN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 14, yaitu sebagai berikut :
a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional;
b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi;
c. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
PKN suatu wilayah dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, atau kawasan perkotaan kecil.
Tabel 3.3. Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Berdasarkan PP Nomor 26
Tahun 2008 tentang RTRWN
No Provinsi PKN
(1) (2) (3)
1. Nanggroe Aceh Darussalam Lhokseumawe
2. Sumatera Utara Kawasan Perkotaan Medan -Binjai - Deli Serdang -
Karo (Mebidangro)
3. Sumatera Barat Padang
4. Riau Pekanbaru, Dumai
Pemerintah Kota Mojokerto
No Provinsi PKN
(1) (2) (3)
6. Jambi Jambi
7. Sumatera Selatan Palembang
8. Bengkulu
9. Bangka Belitung
10. Lampung Bandar Lampung
11. DKI Jakarta - Jawa Barat - Banten Kawasan Perkotaan Jabodetabek
12. Banten Serang, Cilegon
13. Jawa Barat Kawasan Perkotaan Bandung Raya, Cirebon
14. Jawa Tengah Surakarta, Kawasan Perkotaan Semarang - Kendal -
Demak - Ungaran - Purwodadi (Kedungsepur), Cilacap
15. Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta
16. Jawa Timur Kawasan Perkotaan (Gerbangkertosusila), Malang
17. Bali Kawasan Perkotaan Denpasar - Bangli - Gianyar -
Tabanan (Sarbagita)
18. Nusa Tenggara Barat Mataram
19. Nusa Tenggara Timur Kupang
20. Kalimantan Barat Pontianak
21. Kalimantan Tengah Palangkaraya
22. Kalimantan Selatan Banjarmasin
23. Kalimantan Timur Kawasan Perkotaan Balikpapan - Tenggarong -
Samarinda - Bontang - Tarakan
24. Gorontalo Gorontalo
25. Sulawesi Utara Kawasan Perkotaan Manado - Bitung
26. Sulawesi Tengah Palu
Pemerintah Kota Mojokerto
No Provinsi PKN
(1) (2) (3)
Takalar - Maros (Maminasata)
28. Sulawesi Barat
29. Sulawesi Tenggara Kendari
30. Maluku Ambon
31. Maluku Utara Ternate
32. Papua Barat Sorong
33. Papua Jayapura, Timika
3.1.2.6. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nasional atau PKSN adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara. Penetapan PKSN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 15, yaitu sebagai berikut :
a. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga
b. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga
c. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya
d. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.
Tabel 3.4. Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Berdasarkan PP
Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
NO PUSAT KEGIATAN
STRATEGIS NASIONAL STATUS PROVINSI
(1) (2) (3) (4)
Pemerintah Kota Mojokerto
NO PUSAT KEGIATAN
STRATEGIS NASIONAL STATUS PROVINSI
(1) (2) (3) (4)
2. Kota Dumai I / A / 1 : Pengembangan/Peningkatan
Fungsi (Tahap I)
Riau
3. Kota Batam I / A / 1 : Pengembangan/Peningkatan
Fungsi (Tahap I)
Kep. Riau
4. Ranai (Ibukota Kab.
Natuna)
I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I) Kep. Riau
5. Atambua (Ibukota Kab.
Belu)
I / A / 1 : Pengembangan/Peningkatan
Fungsi (Tahap I)
Nusa Tenggara Timur
6. Kalabahi (Ibukota Kab.
Alor)
I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap II) Nusa Tenggara Timur
7. Kefamenanu (Ibukota
Kab. Timor Tengah
Utara)
I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I) Nusa Tenggara Timur
8. Paloh - Aruk (Kab.
Sambas)
I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I) Kalimantan Barat
9. Jagoi Babang (Kab.
Bengkayang)
I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I) Kalimantan Barat
10. Nangabadau (Kab.
Kapuas Hulu)
I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I) Kalimantan Barat
11. Entikong (Kab.
Sanggau)
I / A / 1 : Pengembangan/Peningkatan
Fungsi (Tahap I)
Kalimantan Barat
12. Jasa ( Kab. Sintang) I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap II) Kalimantan Barat
13. Nunukan (Kab.
Nunukan)
I / A / 1 : Pengembangan/Peningkatan
Fungsi
Kalimantan Timur
14. Simanggaris (Kab.
Nunukan)
I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I) Kalimantan Timur
15. Long Midang (Kab.
Nunukan)
I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I) Kalimantan Timur
Pemerintah Kota Mojokerto
NO PUSAT KEGIATAN
STRATEGIS NASIONAL STATUS PROVINSI
(1) (2) (3) (4)
Kutai Barat)
17. Long Nawan (Kab.
Malinau)
II / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap II) Kalimantan Timur
18. Melonguane (Ibukota
Kab. Talaud)
I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I) Sulawesi Utara
19. Tahuna (Ibukota Kab.
Kep. Sangihe)
I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I) Sulawesi Utara
20. Saumlaki (Kab. Maluku
Tenggara Barat)
I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I) Maluku
21. Ilwaki (Kab. Maluku
Barat Daya)
II / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap II) Maluku
22. Dobo (Kab. Kep. Aru) II / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap II) Maluku
23. Daruba (Kab. Pulau
Morotai)
I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I) Maluku Utara
24. Kota Jayapura I / A / 1 : Pengembangan/Peningkatan
Fungsi (Tahap I)
Papua
25. Kota Tanah Merah
(Ibukota Kab. Tanah
Merah)
I / A / 1 : Pengembangan/Peningkatan
Fungsi (Tahap I)
Papua
26. Kota Merauke (Ibukota
Kab. Merauke)
I / A / 1 : Pengembangan/Peningkatan
Fungsi (Tahap I)
Papua
3.1.2.7. Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Pemerintah Kota Mojokerto
warisan dunia. Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan beberapa kepentingan, yaitu :
a. Pertahanan dan keamanan
b. Pertumbuhan ekonomi c. Sosial dan budaya
d. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi e. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
3.1.2.8. Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Jawa - Bali
A. Definisi
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan merupakan rencana rinci dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) berisi tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang, rencana struktur dan pola ruang, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang, strategi operasionalisasi perwujudan struktur dan pola ruang, serta indikasi program jangka menengah lima tahun.
B. Fungsi Rencana Tata Ruang Kepulauan Terhadap RPIJM
Arahan pemanfaatan ruang Pulau/Kepulauan dan KSN merupakan acuan dalam mewujudkan struktur ruang dan pola ruang (yang memuat rincian indikasi program utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi instansi pelaksana, dan indikasi waktu pelaksanaan), sehingga untuk operasionalisasinya perlu disusun Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM).
C. Kedudukan
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan disusun untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan ketentuan Pasal 123 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Dalam aturan tersebut RTR Pulau/Kepulauan dan KSN disusun sebagai perangkat operasional dan merupakan rencana rinci untuk RTRWN. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut.
Tabel 3.5. Amanat UU 26/2007 dan PP 26/2008 terkait RTR Pulau/Kepulauan dan KSN
A. UU 26/2007 tentang Penataan Ruang
1. Pasal 14 ayat (4)
RTR Pulau/Kepulauan dan KSN disusun sebagai perangkat operasional RTRWN
Pemerintah Kota Mojokerto
RTR Pulau/Kepulauan dan KSN disusun apabila :
RTRWN belum dapat dijadikan dasar pelaksanaan pemanfaatan ruang & pengendalian
pemanfaatan ruang
RTRWN mencakup wilayah perencanaan yg luas & skala peta memerlukan perincian sebelum
dioperasionakan
3. Pasal 21 ayat (1)
RTR Pulau/Kepulauan dan KSN diatur dengan peraturan presiden.
4. Penjelasan Pasal 14 Ayat (3)
RTR Pulau/Kepulauan dan KSN merupakan rencana rinci untuk RTRWN
B. PP 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Pasal 123 ayat (4)
RTR Pulau/Kepulauan dan KSN ditetapkan dengan peraturan presiden.
Sesuai dengan tabel diatas kedudukan dari RTR Pulau/Kepulauan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.1. Kedudukan RTR Pulau/Kepulauan
D. Tujuan
Penataan ruang Pulau Jawa - Bali bertujuan untuk mewujudkan : 1. Lumbung pangan utama nasional;
Pemerintah Kota Mojokerto
4. Pemanfaatan potensi sumber daya mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi secara berkelanjutan;
5. Pemanfaatan potensi perikanan, perkebunan, dan kehutanan secara berkelanjutan;
6. Pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional;
7. Pusat pariwisata berdaya saing internasional berbasis cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition/MICE);
8. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang memadai untuk pembangunan;
9. Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara yang berkembang dengan memperhatikan keberadaan kawasan lindung dan kawasan rawan bencana; dan 10. Jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan daya saing.
E. Kebijakan dan Strategi
Kebijakan dan strategi penataan ruang dalam Rencana Tata Ruang Pulau Jawa - Bali dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.6. Kebijakan dan Strategi Dalam PP 28 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang
Pulau Jawa - Bali
Pasal Tujuan Kebijakan Strategi
Pasal 6 Lumbung pangan
utama nasional
Pemertahanan lahan
pertanian untuk tanaman
pangan, termasuk lahan
pertanian pangan
berkelanjutan
Mempertahankan luas lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan dengendalikan
kegiatan budi daya lainnya
Mengendalikan alih fungsi peruntukan lahan pertanian untuk tanaman pangan; dan Mengendalikan perkembangan fisik kawasan
perkotaan nasional untuk menjaga keutuhan
lahan pertanian tanaman pangan
Pengembangan dan
pemertahanan jaringan
prasarana sumber daya air
untuk meningkatkan luasan
lahan pertanian untuk
tanaman pangan
Mengembangkan dan memelihara bendungan beserta waduknya untuk
mempertahankan daya tampung air yang
menjamin penyediaan air baku bagi kegiatan
pertanian tanaman pangan
Memelihara dan meningkatkan jaringan irigasi teknis pada daerah irigasi (DI) untuk
meningkatkan luasan lahan pertanian
Pemerintah Kota Mojokerto
Pasal Tujuan Kebijakan Strategi
Pengembangan sentra
pertanian tanaman pangan
melalui peningkatan fungsi
industri pengolahan dan
industri jasa hasil pertanian
tanaman pangan untuk
mewujudkan ketahanan
pangan nasional.
Mengembangkan sentra pertanian tanaman pangan untuk ketahanan pangan nasional
Mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri
pengolahan dan industri jasa hasil pertanian
tanaman pangan
Mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat penelitian dan
pengembangan pertanian tanaman pangan.
Pasal 7 Kawasan
Mengendalikan perkembangan kawasan permukiman, perdagangan, jasa, dan/atau
industri di kawasan perkotaan nasional
sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup
Mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan nasional yang berdekatan dengan
kawasan lindung.
Pengendalian perkembangan
kawasan perkotaan nasional
di kawasan rawan bencana.
Menetapkan zona-zona rawan bencana beserta ketentuan mengenai standar
bangunan gedung yang sesuai dengan
karakteristik, jenis, dan ancaman bencana di
kawasan perkotaan nasional
Mengendalikan perkembangan kawasan budi daya terbangun di kawasan perkotaan
nasional yang berpotensi terjadinya bencana
Mengembangkan prasarana dan sarana perkotaan yang berfungsi sebagai lokasi dan
jalur evakuasi bencana
Membangun sarana pemantauan bencana Pasal 8 Pusat industri
yang berdaya
Mengembangkan dan/atau meningkatkan kualitas prasarana dan sarana penunjang
kegiatan industri
Meningkatkan penataan lokasi kegiatan industri di dalam kawasan industri; dan Mengembangkan dan/atau meningkatkan
kegiatan industri yang benilai tambah tinggi
dengan penggunaan teknologi tinggi dan
ramah lingkungan
Pengembangan kawasan
untuk kegiatan industri
Pemerintah Kota Mojokerto
Pasal Tujuan Kebijakan Strategi
dan ramah lingkungan di
kawasan perkotaan nasional
Mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan industri kreatif
Peningkatan keterkaitan
ekonomi antar pusat industri
Memantapkan jaringan jalan nasional,
jaringan jalur kereta api
nasional, pelabuhan, dan/atau bandar udara
Pasal 9 Pemanfaatan
potensi sumber
minyak dan gas bumi, serta
panas bumi secara terkendali
dengan memperhatikan
kelestarian sumber daya
alam dan meminimalkan
dampak negative terhadap
lingkungan hidup
Mengembangkan kawasan peruntukan pertambangan mineral, minyak dan gas
bumi, serta panas bumi yang ramah
lingkungan dan berbasis mitigasi dan
adaptasi bencana;
Mengendalikan perkembangan kawasan peruntukan pertambangan mineral, minyak
dan gas bumi, serta panas bumi yang
berpotensi merusak fungsi kawasan lindung
dan mengubah bentang alam; dan
Mengendalikan perkembangan kawasan peruntukan pertambangan mineral, minyak
dan gas bumi pada kawasan peruntukan
permukiman
Pengembangan kawasan
perkotaan nasional sebagai
pusat industri pengolahan
dan industri jasa hasil
pertambangan minyak dan
gas bumi yang ramah
lingkungan
Mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan
pertambangan minyak dan gas bumi melalui
Peningkatan fungsi industri pengolahan hasil pertambangan minyak dan gas bumi yang
didukung oleh pengelolaan limbah industri
terpadu
Memantapkan aksesibilitas antara kawasan perkotaan nasional dan sentra pertambangan
Pasal 10 Pemanfaatan
potensi
pengolahan dan industri jasa
hasil perikanan
Mengembangkan sentra perikanan tangkap dan perikanan budi daya yang ramah
lingkungan
Merehabilitasi kawasan peruntukan perikanan budi daya untuk menjaga
ekosistem sekitarnya;
Mengembangkan kawasan minapolitan berbasis masyarakat
Mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri
pengolahan dan industri jasa hasil perikanan
yang ramah lingkungan
Pemerintah Kota Mojokerto
Pasal Tujuan Kebijakan Strategi
perkebunan dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan
yang didukung peningkatan
fungsi industry pengolahan
dan industri jasa hasil
perkebunan
berbasis bisnis yang didukung prasarana dan
sarana dengan memperhatikan daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup;
Merehabilitasi kawasan peruntukan pertanian untuk kegiatan perkebunan yang
terdegradasi; dan
Mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri
pengolahan dan industri jasa hasil
perkebunan yang bernilai tambah tinggi dan
ramah lingkungan
dan industri jasa hasil hutan
Merehabilitasi kawasan peruntukan hutan yang terdegradasi;
Mengembangkan sentra kehutanan pada kawasan andalan dengan memperhatikan
daya dukung dan daya tamping lingkungan
hidup; dan
Mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri
pengolahan dan industri jasa hasil hutan
pusat perdagangan dan jasa
yang berskala internasional
sesuai dengan daya dukung
dan daya tamping
lingkungan hidup
Mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat perdagangan dan jasa
yang berskala internasional
Mengembangkan dan memantapkan prasarana dan sarana untuk meningkatkan
keterkaitan antarpusat perdagangan dan jasa
yang berskala internasional sesuai dengan
daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup
Pasal 12 Pusat pariwisata
berdaya
Merehabilitasi kawasan peruntukan pariwisata cagar budaya dan ilmu
pengetahuan, bahari, ekowisata, serta
mengembangkan penyelenggaraan
pertemuan, perjalanan insentif, konferensi,
dan pameran
Mengembangkan dan memantapkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan
pariwisata cagar budaya dan ilmu
Pemerintah Kota Mojokerto
Pasal Tujuan Kebijakan Strategi
perjalanan
penyelenggaraan pertemuan, perjalanan
insentif, konferensi, dan pameran
Pengembangan kawasan pariwisata di kawasan perkotaan nasional;
dan
Memantapkan akses prasarana dan sarana untuk meningkatkan keterkaitan antara
kawasan perkotaan nasional dan
kawasan-kawasan pariwisata cagar budaya dan ilmu
pengetahuan, bahari, serta penyelenggaraan
pertemuan, perjalanan insentif, konferensi,
dan pameran
Pengembangan keterpaduan
antarpusat pariwisata yang
berbasis cagar budaya dan
ilmu pengetahuan, bahari,
ekowisata, serta
penyelenggaraan pertemuan,
perjalanan insentif,
konferensi, dan pameran
Meningkatkan keterkaitan antar PKN di Pulau Jawa - Bali sebagai pusat pariwisata
dalam kesatuan tujuan pariwisata
Pasal 13 Kapasitas daya
dukung dan
sedikit 30% (tiga puluh
persen) dari luas Pulau
Jawa-Bali sesuai dengan kondisi
ekosistemnya
Mempertahankan luasan kawasan berfungsi lindung dan merehabilitasi kawasan
berfungsi lindung yang terdegradasi; Mengendalikan kegiatan budi daya yang
berpotensi mengganggu kawasan berfungsi
lindung
Mengendalikan dan merehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) kritis;
Mengendalikan dan merehabilitasi kawasan lindung di bagian hulu Wilayah Sungai (WS),
kawasan hutan lindung, kawasan resapan air,
dan kawasan konservasi; dan
Mengendalikan perubahan peruntukan dan/atau fungsi kawasan hutan
Pengembangan kawasan
lindung dan kawasan budi
daya untuk meningkatkan
daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup
Mengembangkan kawasan lindung dan kawasan budi daya dengan menggunakan
teknologi lingkungan;
Mengembangkan pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budi daya melalui kerja
sama antardaerah untuk kelestarian
Pemerintah Kota Mojokerto
Pasal Tujuan Kebijakan Strategi
Mengembangkan kawasan perkotaan nasional dengan konsep kota hijau yang
hemat energi, air, lahan, dan minim limbah
Pasal 14 Pulau Jawa
kawasan andalan di Pulau
Jawa bagian selatan serta
keterkaitan Pulau Jawa
bagian selatan dengan Pulau
Jawa bagian tengah dan
Pulau Jawa bagian utara
Mengembangkan sentra produksi untuk kegiatan sektor unggulan berbasis mitigasi
dan adaptasi bencana serta memperhatikan
keberadaan kawasan lindung;
Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan sektor unggulan; dan Meningkatkan aksesibilitas yang
menghubungkan antarkawasan andalan di
Pulau Jawa bagian selatan, serta antara
kawasan andalan di Pulau Jawa bagian
selatan dan kawasan perkotaan nasional di
Pulau Jawa bagian tengah dan Pulau Jawa
bagian utara
Percepatan pengembangan
kawasan andalan di Pulau
Bali bagian utara serta
keterkaitan Pulau Bali bagian
utara dengan Pulau Bali
bagian selatan
Mengembangkan sentra produksi untuk kegiatan sektor unggulan berbasis mitigasi
dan adaptasi bencana serta memperhatikan
keberadaan kawasan lindung;
Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan sektor unggulan; dan
Meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan kawasan andalan di Pulau
Bali bagian utara dengan kawasan perkotaan
di Pulau Bali bagian selatan
Pengembangan sentra
produksi di luar kawasan
andalan yang berada di
Pulau Jawa bagian selatan
dan Pulau Bali bagian utara
Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan sentra produksi
Meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan sentra produksi di luar
kawasan andalan dengan kawasan perkotaan
nasional sebagai pusat pengembangan
kawasan andalan yang berada di Pulau Jawa
bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara
Pemertahanan eksistensi 6
(enam) pulau kecil terluar di
Pulau Jawa bagian selatan
sebagai titik-titik garis
pangkal kepulauan Indonesia
untuk penegasan wilayah
kedaulatan negara
Mengembangkan prasarana pengamanan pantai di Pulau Deli, Pulau Manuk, Pulau
Nusa Kambangan, Pulau Nusa Barung, Pulau
Sekel, dan Pulau Panehan
Pemerintah Kota Mojokerto
Pasal Tujuan Kebijakan Strategi
Kambangan, Pulau Nusa Barung, Pulau Sekel,
dan Pulau Panehan
Menyediakan dan meningkatkan prasarana dan sarana untuk pemenuhan kebutuhan air
baku di Pulau Nusa Kambangan
Pasal 15 Jaringan
transportasi
antarmoda
yangdapat
meningkatkan
daya saing
Pengembangan dan
pemantapan jaringan
transportasi yang terpadu
untuk meningkatkan
keterkaitan antarwilayah
dan efisiensi ekonomi
Mengembangkan dan/atau memantapkan akses prasarana dan sarana transportasi
darat, laut, dan/atau udara yang
menghubungkan antarkawasan perkotaan
nasional dan memantapkan koridor ekonomi
Pulau Jawa-Bali;
Memantapkan akses prasarana dan sarana transportasi darat yang meliputi jaringan
jalan, jaringan jalur kereta api, serta jaringan
transportasi penyeberangan yang
menghubungkan kawasan perkotaan
nasional dengan sentra produksi, pelabuhan,
dan/atau bandar udara; dan
Mengembangkan jaringan transportasi dengan memperhatikan fungsi kawasan
pertanian pangan berkelanjutan, kawasan
lindung, dan kawasan rawan bencana,
dan/atau penerapan prasarana dan sarana
yang ramah lingkungan
Pengembangan jaringan
transportasi untuk
meningkatkan aksesibilitas
kawasan tertinggal dan
terisolasi, termasuk
pulau-pulau kecil
Mengembangkan jaringan transportasi yang menghubungkan perkotaan nasional dengan
kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk
pulau-pulau kecil
Sumber : Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Pulau
Jawa-Bali
3.1.2.9. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur
1. Visi dan Misi Penataan Ruang Provinsi
Visi Penataan Ruang Provinsi adalah “terwujudnya ruang wilayah Provinsi berbasis agribisnis dan jasa komersial yang berdaya saing global dalam pembangunan berkelanjutan”.
Sedangkan Misi Penataan Ruang Provinsi adalah mewujudkan :
Pemerintah Kota Mojokerto
b. Pengembangan pusat pertumbuhan wilayah dalam meningkatkan daya saing daerah dalam kancah Asia;
c. Penyediaan sarana dan prasarana wilayah secara berkeadilan dan berhierarki serta
bernilai tambah tinggi;
d. Pemantapan fungsi lindung dan kelestarian sumber daya alam dan buatan;
e. Optimasi fungsi budidaya kawasan dalam meningkatkan kemandirian masyarakat dalam persaingan global;
f. Keterpaduan program pembangunan berbasis agribisnis dan jasa komersial yang didukung seluruh pemangku kepentingan; dan
g. Kemudahan bagi pengembangan investasi daerah serta peningkatan kerja sama regional.
2. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi
A. Pengembangan Wilayah
Kebijakan dan strategi pengembangan wilayah meliputi:
1) Pemantapan sistem perkotaan PKN sebagai kawasan metropolitan di Jawa Timur. Strategi :
Pengembangan ekonomi wilayah berbasis strategi pemasaran kota;
Pemantapan fungsi-fungsi perdagangan jasa berskala nasional dan internasional;
Pengembangan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi skala internasional;
Peningkatan kemudahan investasi untuk pembangunan infrastruktur
metropolitan;
Peningkatan aksesibilitas barang, jasa, dan informasi antara kawasan metropolitan
dan perkotaan lainnya; dan
Pengembangan kawasan metropolitan berbasis ekologi.
2) Peningkatan keterkaitan kantong-kantong produksi utama di Jawa Timur dengan pusat pengolahan dan pemasaran sebagai inti pengembangan sistem agropolitan. Strategi :
Pemantapan sentra-sentra produksi pertanian unggulan sebagai penunjang
agrobisnis dan agroindustri;
Pengembangan sarana dan prasarana produksi pertanian ke pusat-pusat
pemasaran hingga ke pasar internasional;
Pemantapan suprastruktur pengembangan pertanian yang terdiri atas lembaga
tani dan lembaga keuangan; dan
Pemerintah Kota Mojokerto
B. Pengembangan Struktur Wilayah
Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang wilayah provinsi, meliputi: 1) Kebijakan dan strategi pengembangan sistem pusat pelayanan, yaitu :
Pembentukan sistem perkotaan
Strategi :
Penetapan sistem perkotaan secara berhierarki dengan membentuk PKN, PKW,
dan PKL;
Revitalisasi dan percepatan pembangunan kawasan metropolitan sebagai pusat
pertumbuhan utama di Jawa Timur yang didukung oleh pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan pusat-pusat pertumbuhan lokal; dan
Pengembangan kawasan perkotaan sesuai dengan fungsi dan perannya.
Pengembangan sistem perdesaan
Strategi :
Penguatan dan memantapkan hubungan desa-kota melalui pemantapan sistem
agropolitan;
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan pada kawasan perdesaan sebagai inti
kawasan agropolitan;
Pengembangan kawasan perdesaan berbasis agropolitan untuk dua atau lebih
wilayah kabupaten dilaksanakan oleh Provinsi sebagai kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi; dan
Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur, terutama infrastruktur jalan
untuk mendukung sistem agropolitan.
Pembentukan sistem dan fungsi perwilayahan
Strategi :
Pembentukan WP berdasarkan potensi dan permasalahan;
Pembentukan struktur pelayanan dan sistem kegiatan pada setiap WP; dan
Pengembangan WP sesuai dengan fungsi dan perannya.
2) Kebijakan dan strategi pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah.
Pemerintah Kota Mojokerto
Sistem jaringan transportasi;
Strategi :
Pemantapan dan pengembangan jaringan transportasi darat, laut, dan udara
yang terintegrasi dengan kebijakan pengembangan wilayah;
Peningkatan integrasi intermoda dan antarmoda yang didukung dengan sarana
dan prasarana; dan
Pengembangan sistem jaringan transportasi turut mempertimbangkan
kepentingan evakuasi bencana.
Sistem jaringan energi;
Strategi :
Pengembangan diversifikasi sumber energi baru dan terbarukan, antara lain:
energi mikrohidro, energi angin, energi surya, energi air, energi panas bumi, energi gelombang laut, energi biogas,dan energi biomassa;
Pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik di kawasan perkotaan dan
perdesaan;
Peningkatan eksplorasi dan eksploitasi migas dengan teknologi dan metode
yang ramah lingkungan; dan
Pembukaan peluang investasi sumber energi potensial berupa panas bumi
sebagai sumber energi baru yang ramah lingkungan.
Sistem jaringan telekomunikasi dan informatika;
Strategi :
Pengembangan jaringan primer dengan sistem kabel dan nirkabel; dan
Pengembangan sistem prasarana telekomunikasi dan informatika yang efektif
dan efisien.
Sistem jaringan sumber daya air
Strategi :
Pengembangan pemanfaatan air permukaan yang meliputi sungai, danau, rawa,
dan sumber air permukaan lainnya;
Perlindungan dan pelestarian sumber air melalui konservasi kawasan lindung;
Peningkatan kualitas air dan pengendalian pencemaran air;
Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi;
Pengembangan sarana pengendali banjir yang didukung kerja sama antara
Pemerintah Kota Mojokerto
Pengendalian daya rusak air yang dilakukan pada sungai, danau, waduk,
dan/atau bendungan, rawa, cekungan air tanah, sistem irigasi yang mencakup pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan; dan
Penyediaan informasi sumber daya air yang meliputi informasi kondisi
hidrologis, hidrometeorologis, hidrogeologis, kebijakan sumber daya air, prasarana sumber daya air, teknologi sumber daya air, danlingkungan pada sumber daya air dan sekitarnya.
Sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan.
Strategi :
Pembangunan dan pemfasilitasankerja samaantardaerah dalam pengelolaan
sampah;
Pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu antarwilayah yang dikelola
secara bersama
Pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan limbah B3 yang melayani
wilayah provinsi;
Pengendalian pencemaran di sekitar tempat pengolahan sampah dan limbah
B3; dan
Mengkoordinasi pengembangan sistem drainase di kawasan perkotaan.
C. Pengembangan Pola Ruang
Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang wilayah provinsi meliputi: 1) Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung.
Kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputi pemantapan, pelestarian, dan perlindungan kawasan lindung untuk mencapai perlindungan lingkungan sumber daya alam/buatan dan ekosistemnya, meminimalkan risiko dan mengurangi kerentanan bencana, mengurangi efek pemanasan global yang berprinsip partispasi, menghargai kearifan lokal, serta menunjang pariwisata, penelitian, dan edukasi pada :
Kawasan hutan lindung
Strategi :
Pengembangan sistem tata batas (deliniasi) persebaran hutan lindung di
seluruh wilayah Jawa Timur sehingga jelas batasan antara kawasan hutan lindung dan sekitarnya untuk meminimalkan potensi perusakan oleh masyarakat;
Penetapan luas kawasan hutan minimal 30% dari luas daratan dalam setiap
Pemerintah Kota Mojokerto
Pengembangan upaya untuk mempertahankan dan menambah luasan hutan,
terutama hutan dengan fungsi lindung;
Pemantapan fungsi lindung dengan prinsip pengelolaan berkelanjutan; dan
Pengendalian perubahan fungsi kawasan hutan lindung.
Kawasan perlindungan setempat
Strategi :
Penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kawasan perlindungan
setempat;
Pengamanan kawasan perlindungan setempat dengan prinsip konservasi;
Pengendalian kegiatan yang tidak berkaitan dengan perlindungan; dan
Peningkatan nilai ekonomis kawasan dengan tetap mempertahankan fungsi
lindungnya.
Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
Strategi :
Penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kawasan suaka alam,
pelestarian alam, dan cagar budaya;
Pemantapan perlindungan kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar
budaya;
Mempertahankan dan peningkatan kelestarian keanekaragaman hayati yang
masih berkembang beserta ekosistemnya;
Peningkatan nilai ekonomis kawasan dengan tetap mempertahankan fungsi
lindung kawasan; dan
Peningkatan keterpaduan pembangunan kawasan konservasi dengan
pembangunan wilayah, terutama peningkatan kesejahteraan dan kepedulian masyarakat disekitar kawasan konservasi.
Kawasan rawan bencana alam
Strategi :
Penetapan kawasan rawan bencana alam;
Pengidentifikasian tingkat risiko wilayah pada kawasan rawan bencana alam;
dan
Pengembangan manajemen pengelolaan pada kawasan rawan bencana alam.
Kawasan lindung geologi
Strategi :
Menetapkan kawasan lindung geologi;
Pemerintah Kota Mojokerto
Mengidentifikasi tingkat risiko wilayah pada kawasan rawan bencana alam
geologi; dan
Mengembangkan manajemen pengelolaan pada kawasan rawan bencana alam
geologi.
Kawasan lindung lainnya.
Strategi :
Memantapkan perlindungan terumbu karang;
Melarang pemakaian alat atau bahan berbahaya untuk mencari ikan;
Merehabilitasi terumbu karang yang telah rusak; dan
Mengembangkan terumbu karang pada kawasan-kawasan yang potensial.
2) Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya.
Kebijakan pengembangan kawasan budi daya dilakukan melalui upaya pengembangan kawasan budidaya sesuai dengan karakter dan daya dukung yang dimiliki, terutama untuk mendukung pemantapan sistem metropolitan dan sistem agropolitan dalam rangka peningkatan pertumbuhan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat, meliputi :
Kawasan peruntukan hutan produksi
Strategi :
Mengembangkan kawasan hutan produksi dengan pemanfaatan secara lestari
dan partisipatif;
Membatasi alih fungsi hutan produksi untuk kegiatan di luar kehutanan; dan
Mengawasi pemanfaatan hutan produksi.
Kawasan hutan rakyat. Strategi pengembangan kawasan hutan rakyat dilakukan
dengan membangun dan mengembangkan kegiatan hutan rakyat secara partisipatif.
Kawasan peruntukan pertanian
Strategi :
Pemertahanan luasan sawah beririgasi termasuk lahan pertanian pangan
berkelanjutan dengan mengendalikan secara ketat alih fungsi sawah dan lahan produktif;
Peningkatan upaya pengelolaan untuk mengoptimalkan hasil produksi
pertanian;
Pengoptimalan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil produksi
pertanian melalui pengembangan agropolitan;
Pemerintah Kota Mojokerto
Peningkatan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan untuk pengembangan
pertanian;
Pengembangan kemitraan antarpemangku kepentingan; dan
Pengembangan sarana dan prasarana pendukung kawasan agropolitan.
Kawasan peruntukan perkebunan
Strategi :
Mengembangkan komoditas unggulan perkebunan di wilayah potensial dan
prospektif; dan
Mengoptimalkan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil perkebunan
melalui pengembangan agropolitan.
Kawasan peruntukan peternakan
Strategi :
Mengembangkan komoditas unggulan peternakan besar, kecil, serta unggas di
wilayah potensial dan prospektif; dan
Mengoptimalkan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil peternakan
melalui pengembangan agropolitan.
Kawasan peruntukan perikanan
Strategi :
Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi perikanan;
Membentuk sentra pengolahan hasil perikanan untuk mendukung
pengoptimalan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil perikanan melalui pengembangan minapolitan;
Menata wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai dengan daya dukung yang
dimiliki untuk menjamin keberlangsungan ekosistem pada wilayah tersebut;
Pemantapan kawasan tambak garam;
Pemertahanan luasan dan sebaran kawasan tambak garam; dan
Pengoptimalan produksi garam dan peluang pengembangan serta kerja sama
produksi garam dengan investor.
Kawasan peruntukan pertambangan
Strategi :
Pengidentifikasian potensi kandungan bahan tambang;
Peningkatan eksplorasi dan eksploitasi potensi minyak dan gas bumi dengan
berwawasan lingkungan; dan
Pemerintah Kota Mojokerto
Kawasan peruntukan industri
Strategi :
Pengembangan kawasan peruntukan industri yang memperhatikan
keseimbangan antara pertumbuhan wilayah, pemerataan, dan keberlanjutan;
Pengidentifikasian potensi pengembangan industri;
Pengembangan industri melalui penyediaan ruang dan didukung
pengembangan infrastruktur wilayah;
Pengembangan industri berteknologi tinggi dan ramah lingkungan di kawasan
perkotaan;
Pengembangan industri kecil, menengah, dan rumah tangga;
Pengembangan perindustrian berdasarkan prinsip keterkaitan antara kegiatan
hulu-hilir, klaster, dan sentra;dan
Pengembangan sarana dan prasarana pendukung industri.
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Strategi :
Pengidentifikasian potensi daya tarik wisata alam, budaya, dan hasil buatan
manusia;
Penetapan potensi daya tarik wisata unggulan;
Pembentukan jalur pengembangan wisata yang terintegrasidengan
pengembangan infrastruktur wilayah;
Pengembangan kegiatan penunjang wisata;
Pelestarian tradisi atau kearifan masyarakat lokal; dan
Peningkatan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan kepada masyarakat
dan/atau perajin lokal untuk pengembangan pariwisata.
Kawasan Peruntukan Permukiman
Strategi :
Pengembangan kawasan permukiman perkotaan, terutama pengembangan
permukiman yang efisiendan terintegrasi dengan sistem transportasi;
Pengembangan kawasan permukiman yang mendukung pengembangan
agropolitan di kawasan perdesaan;
Pengembangan penyediaan perumahan dengan pola hunian berimbang;
Pengembangan penyediaan perumahan untuk semua lapisan masyarakat; dan
Pengembangan kawasan perumahan yang berwawasan lingkungan dan
Pemerintah Kota Mojokerto
Kawasan Andalan
Strategi :
Mengakomodasi penetapan kawasan andalan di wilayah Provinsi Jawa Timur
sebagai bagian dari pengembangan kawasan andalan nasional; dan
Mendukung pengembangan kawasan andalan agar terintegrasi dan operasional.
Peruntukan Kawasan Budi Daya Lainnya.
Strategi :
Penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kawasan pertahanan dan
keamanan;
Penetapan jarak bebas aman kawasan pertahanan dan keamanan dengan guna
lahan lainnya, terutama permukiman;
Pengendalian pemanfaatan lahan di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan
secara ketat;
Mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus
pertahanan dan keamanan;
Mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar
kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan negara;
Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak
terbangun di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya tidak terbangun; dan
Turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan
negara.
3) Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. Kebijakan pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi:
Peningkatan konservasi ekosistem kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang
menjadi fungsi perlindungan, baik perlindungan bagi kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, maupun cagar alam.
Strategi :
Penetapan zonasi pemanfaatan ruang kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
Pemerintah Kota Mojokerto
Pempertahanan dan penjagaan kelestarian ekosistem kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil; dan
Pembatasan kegiatan yang mengakibatkan terganggunya ekosistem di kawasan
pesisir dan pulau-pulau kecil.
Pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.
Strategi :
Pengoptimalan pemanfaatan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai
kawasan permukiman, pelabuhan, dan industri;
Peningkatan kegiatan kepariwisataan dan penelitian di kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil; dan
Peningkatan operasionalisasi perwujudan pengembangan kawasan andalan
laut melalui pengembangan produk unggulan sektor kelautan dan perikanan. D. Pengembangan Kawasan Strategis
Kebijakan pengembangan kawasan strategis provinsi meliputi:
1) Pengembangan kawasan ekonomi potensial yang dapat mempercepat perkembangan wilayah
Strategi :
Mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis
kawasan;
Meningkatkan komoditas unggulan, sarana, dan prasarana pendukung proses
produksi;
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, baik sebagai tenaga
ahli maupun tenaga pendukung;
Mempercepatalih teknologi yang lebih efisien dan efektif;
Memberikan dukungan kebijakan melalui pemberian instrumen insentif antara
lain berupa keringanan pajak dan pembebasan pajak sementara;
Menjalin kerja sama dengan pihak investor, terkait pemberian kredit/modal
usaha;
Menelusuri potensi kawasan atau sub sektor strategis yang dapat dikembangkan
dengan penetapan kawasan ekonomi unggulan baru; dan
Meningkatkan kerja sama antar daerah untuk mengoptimalkan pertumbuhan
daerah perbatasan, baik antar kabupaten/antar kota di Jawa Timur maupun antar kawasan perbatasan provinsi.
Pemerintah Kota Mojokerto
Strategi :
Penelusuran potensi kawasan atau subsektor strategis yang dapat dikembangkan
di kawasan tertinggal;
Pemasukan subsektor strategis ke kawasan tertinggal sebagai pemacu
pertumbuhan wilayah;
Penyediaan infrastruktur strategis sebagai pemacu pertumbuhan wilayah;
Peningkatan kualitas sumber daya manusia,baik sebagai tenaga ahli maupun
tenaga pendukung; dan
Pemberian dukungan kebijakan melalui pemberian instrumen insentif.
3) Pemantapan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan wilayah nasional di provinsi. Strategi dilakukan dengan mengakomodasi dan mendukung pengembangan kawasan pertahanan dan keamanan dalam lingkup nasional.
4) Pemantapan dan peningkatan fungsi dan peran kawasan sosial dan budaya Strategi :
Pelestarian kawasan sosial dan budaya;
Pengendalian perkembangan lahan terbangun di sekitar kawasan;
Peningkatan nilai ekonomis kawasan, antara lain pemanfaatan sebagai aset wisata,
penelitian, dan pendidikan; dan
Pembinaan masyarakat sekitar untuk ikut berperan dalam menjaga peninggalan
sejarah.
5) Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Strategi :
Pengoptimalan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis
kawasan, antara lain dengan pengembangan kegiatan penunjang dan/atau kegiatan turunan dari pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi;
Peningkatan keterkaitan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi dengan kegiatan penunjang dan/atau turunannya; dan
Pencegahan dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi
tinggi terhadap fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat.
Pemerintah Kota Mojokerto
Strategi :
Pembatasan dan pencegahan pemanfaatan ruang yang berpotensi mengurangi
fungsi perlindungan kawasan;
Pelarangan alih fungsi pada kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan
lindung;
Pembatasan pengembangan sarana dan prasarana di dalam dan di sekitar kawasan
yang ditetapkan untuk fungsi lindung yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya;
Perehabilitasian fungsi lindung yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang
yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan lindung;
Pengoptimalan pengembangan kawasan denganpeningkatan nilai ekonomis
kawasan lindung melalui pemanfaatan untuk daya tarik wisata, pendidikan, dan penelitian berbasis lingkungan hidup, dan/atau pemanfaatan bakau dan terumbu karang sebagai sumber ekonomi perikanan yang berkelanjutan;
Peningkatan kerja sama antara pemerintah daerah provinsidan masyarakat
setempat;
Pengembalian kegiatan yang mendorong pengembangan fungsi lindung;
Peningkatan keanekaragaman hayati kawasan lindung; dan
Pengendalian kawasan sekitar perlindungan ekosistem dan lingkungan hidup
secara ketat.
3. Arahan Penataan Ruang Wilayah Provinsi
A. Arahan Pengembangan Struktur Ruang
Sistem perkotaan Provinsi Jawa Timur, meliputi :
a) PKN : Kawasan Perkotaan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan (Gerbangkertosusila) dan Malang;
b) PKW : Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, dan Pacitan;
c) PKWP : Pasuruan dan Batu;
d) PKL : Jombang, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk, Tulungagung, Lumajang, Sumenep, Magetan, Situbondo, Trenggalek, Bondowoso, Sampang, Kepanjen, Mejayan, Kraksaan, Kanigoro, dan Bangil; dan
Pemerintah Kota Mojokerto
Wilayah Pengembangan di Provinsi Jawa Timur terdiri atas 8 (delapan). Wilayah Pengembangan (WP) Provinsi Jawa Timur beserta arahan pengembangannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.7. Wilayah Pengembangan Provinsi Jawa Timur dan Arahan Pengembangannya
No Wilayah
Pengembangan Kabupaten/Kota Pusat Fungsi
1 Gerbangkertasusila
Plus
Kota Surabaya, Kabupaten Tuban,
Kabupaten Lamongan, Kabupaten
Bojonegoro, Kabupaten Gresik,
Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten
Mojokerto, Kota Mojokerto,
Kabupaten Jombang, Kabupaten
Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten
Bangkalan, Kabupaten Sampang,
Kabupaten Pamekasan, dan
Kabupaten Sumenep
Kota Surabaya Pertanian tanaman pangan,
perkebunan, hortikultura,
Kota Malang Pertanian tanaman pangan,
perkebunan, hortikultura,
Kota Madiun, Kabupaten Madiun,
Kabupaten Ponorogo, Kabupaten
Magetan, Kabupaten Pacitan, dan
Kabupaten Ngawi
Kota Madiun Pertanian tanaman pangan,
perkebunan, hortikultura,
Kota Kediri, Kabupaten Kediri,
Kabupaten Nganjuk, Kabupaten
Trenggalek, dan Kabupaten
Tulungagung
Kota Kediri Pertanian tanaman pangan,
Pemerintah Kota Mojokerto
No Wilayah
Pengembangan Kabupaten/Kota Pusat Fungsi
6 Blitar Kota Blitar dan Kabupaten Blitar Kota Blitar Pertanian tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan,
peternakan, kehutanan,
perikanan, pertambangan,
pendidikan, kesehatan dan
pariwisata
7 Jember dan
Sekitarnya
Kabupaten Jember, Kabupaten
Bondowoso dan Kabupaten Situbondo
Perkotaan
Jember
Pertanian tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan,
peternakan, kehutanan,
perikanan, pertambangan,
pendidikan, kesehatan, dan
pariwisata
8 Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi Perkotaan
Banyuwangi
Pertanian tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan,
peternakan, kehutanan,
perikanan, pertambangan,
industri, pendidikan,
kesehatan, dan pariwisata
Sumber : Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Tahun 2011-2031
B. Arahan Pengembangan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Sistem jaringan sumber daya air meliputi :
a) Jaringan sumber daya air untuk mendukung air baku pertanian;
b) Jaringan sumber daya air untuk kebutuhan air baku industri dan kebutuhan lain yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
c) Jaringan sumber daya air untuk kebutuhan air minum; dan
d) Pengelolaan sumber daya air untuk pengendalian daya rusak air di wilayah provinsi serta mendukung pengelolaan sumber daya air lintas provinsi.
Rencana pengembangan jaringan irigasi dalam rangka mendukung air baku pertanian dilaksanakan dengan memperhatikan rencana pengembangan air baku pada wilayah sungai yang bersangkutan, yaitu:
a) Wilayah Sungai Bengawan Solo meliputi:
1) Waduk Kedung Bendo di Kabupaten Pacitan;
Pemerintah Kota Mojokerto
3) Bendung Gerak Bojonegoro, Waduk Nglambangan, Waduk Kedung Tete, Waduk Pejok, Waduk Kerjo, Waduk Gonseng, Waduk Mundu, Waduk Belung, dan Bendungan Belah di Kabupaten Bojonegoro;
4) Bendung Gerak Karangnongko, Waduk Kedung Bendo, Waduk Sonde, Waduk Pakulon, Waduk Alastuwo, dan Bendungan Genen di Kabupaten Ngawi;
5) Waduk Kresek dan Waduk Tugu di Kabupaten Madiun; 6) Waduk Tawun dan Waduk Ngampon di Kabupaten Tuban;
7) Bendung Gerak Sembayat, Waduk Gondang, dan Waduk Cawak di Kabupaten Lamongan; dan
8) Waduk Gonggang di Kabupaten Magetan; b) Wilayah Sungai Brantas meliputi:
1) Bendungan Genteng I, Bendungan Lesti III, Bendungan Kepanjen, Bendungan Lumbangsari, Bendungan Kesamben, Bendungan Kunto II, dan Karangkates III, IV di Kabupaten Malang;
2) Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek;
3) Bendungan Beng dan Bendungan Kedungwarok di Kabupaten Jombang; 4) Bendungan Ketandan, Bendungan Semantok, dan Bendungan Kuncir di
Kabupaten Nganjuk;
5) Bendungan Babadan di Kabupaten Kediri; dan 6) Bendungan Wonorejo di Kabupaten Tulungagung; c) Wilayah Sungai Welang Rejoso meliputi:
1) Bendung Licin di Kabupaten Pasuruan; dan
2) Waduk Suko, Waduk Kuripan, dan Embung Boto di Kabupaten Probolinggo;
d) Wilayah Sungai Pekalen Sampean meliputi:
1) Waduk Taman, Embung Pace, Embung Gubri, Embung Klabang, Waduk Tegalampel, Waduk Karanganyar, Waduk Sukokerto, Waduk Botolinggo, Embung Blimbing, dan Embung Krasak di Kabupaten Bondowoso; dan 2) Embung Banyuputih, Embung Tunjang, Embung Wringinanom, dan
Embung Nogosromo di Kabupaten Situbondo;
Pemerintah Kota Mojokerto
f) Wilayah Sungai Bondoyudo Bedadung, yaitu Waduk Antrogan di Kabupaten Jember;
g) Wilayah Sungai Kepulauan Madura meliputi:
1) Waduk Nipah di Kabupaten Sampang; 2) Waduk Blega di Kabupaten Bangkalan;
3) Waduk Samiran di Kabupaten Pamekasan; dan 4) Waduk Tambak Agung di Kabupaten Sumenep.
Selain rencana pengembangan jaringan irigasi, juga terdapat rencana pengembangan sistem irigasi teknis yang meliputi :
a) DAS Kondang Merak di Kabupaten Malang;
b) DAS Ringin Bandulan di Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung; dan c) DAS Tengah di Kabupaten Situbondo.
Rencana pengembangan jaringan air baku untuk air minum regional meliputi : a) Sistem Penyediaan Air Minum Regional Pantura;
b) Sistem Penyediaan Air Minum Regional Lintas Tengah; c) Sistem Penyediaan Air Minum Regional Malang Raya; dan d) Sistem Penyediaan Air Minum Regional Umbulan.
Selain rencana pengembangan air baku, terdapat rencana pengembangan WS, yaitu:
a) WS Strategis Nasional yaitu WS Brantas;
b) WS Lintas Provinsi yaitu WS Bengawan Solo; dan
c) WS Lintas Kabupaten/Kota dalam provinsi yang meliputi: 1) WS Welang–Rejoso;
2) WS Pekalen–Sampean; 3) WS Baru–Bajulmati;
4) WS Bondoyudo–Bedadung; dan 5) WS Kepulauan Madura.
Sistem Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan :
Rencana pengembangan sistem prasarana pengelolaan lingkungan berupa :
a) Kawasan pengelolaan sampah dan limbah terpadu yang disebut sebagai Kawasan Daur Ulang Ramah Lingkungan; dan
b) Sistem drainase perkotaan.
Rencana pengembangan TPA regional meliputi :