Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
BAB III
RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI
ARAHAN SPASIAL RPIJM
3.1.
RTRW Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah arahan kebijakan dan
strategi pemanfaatan ruang wilayah negara yang dijadikan acuan untuk perencanaan
jangka panjang. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional merupakan :
Pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional ;
Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional ;
Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional ;
Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah provinsi, serta keserasian antar sektor ;
Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi ;
Penataan ruang kawasan strategis nasional ;
Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional disebutkan bahwa RTRWN memadukan dan menyerasikan
tata guna tanah, tata guna udara, tata guna air, dan tata guna sumber daya alam
lainnya dalam satu kesatuan tata lingkungan yang harmonis dan dinamis serta
ditunjang oleh pengelolaan perkembangan kependudukan yang serasi dan disusun
melalui pendekatan wilayah dengan memperhatikan sifat lingkungan alam dan
lingkungan sosial. Untuk itu, penyusunan RTRWN ini didasarkan pada upaya untuk
mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah nasional, antara lain meliputi :
a. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan ;
b. Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan ;
c. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota ;
d. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
e. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak
negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang ;
f. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat ;
g. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah ;
h. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antar sektor; dan
i. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional.
Struktur ruang wilayah nasional mencakup sistem pusat perkotaan nasional, sistem
jaringan transportasi nasional, sistem jaringan energi nasional, sistem jaringan
telekomunikasi nasional, dan sistem jaringan sumber daya air nasional. Pola ruang
wilayah nasional mencakup kawasan lindung dan kawasan budi daya termasuk
kawasan andalan dengan sektor unggulan yang prospektif dikembangkan serta
kawasan strategis nasional.
Selain rencana pengembangan struktur ruang dan pola ruang, RTRWN ini juga
menetapkan kriteria penetapan struktur ruang, pola ruang, kawasan andalan, dan
kawasan strategis nasional; arahan pemanfaatan ruang yang merupakan indikasi
program utama jangka menengah lima tahunan; serta arahan pengendalian
pemanfaatan ruang yang terdiri atas indikasi arahan peraturan zonasi, arahan
perizinan, arahan insentif dan disinsentif, dan arahan sanksi.
Secara substansial rencana tata ruang pulau/kepulauan dan kawasan strategis
nasional sangat berkaitan erat dengan RTRWN karena merupakan kewenangan
Pemerintah dan perangkat untuk mengoperasionalkannya. Oleh karena itu, penetapan
Peraturan Pemerintah ini mencakup pula penetapan kawasan strategis nasional.
3.2.
RTRW Kawasan Strategis Nasional
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategi Nasional (RTR KSN) merupakan
penjabaran Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang disusun sesuai
dengan tujuan penetapan masing-masing Kawasan Strategi Nasional (KSN). Muatan
RTR KSN ditentukan oleh nilai strategis yang menjadi kepentingan nasional dan berisi
aturan terkait dengan hal-hal spesifik di luar kewenangan pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota. Kepentingan nasional pada KSN merupakan dasar
pertimbangan utama dalam penyusunan dan penetapan RTRW provinsi dan RTRW
kabupaten/kota. RTR KSN juga menjadi acuan teknis bagi instansi sektoral dalam
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Dalam sistem perencanaan tata ruang dan sistem perencanaan pembangunan
nasional, kedudukan RTR KSN dapat ditunjukkan pada Gambar 3.1. sebagai berikut :
Gambar 3.1. Kedudukan RTR KSN dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
Adapun fungsi dari Rencana Tata Ruang Kawasan Strategi Nasional (RTR
KSN) yaitu sebagai :
a) Alat koordinasi dalam penyelenggaraan penataan ruang pada KSN yang
diselenggarakan oleh seluruh pemangku kepentingan ;
b) Acuan dalam sinkronisasi program Pemerintah dengan pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota, serta swasta dan masyarakat dalam rangka pelaksanaan
pembangunan untuk mewujudkan KSN ;
c) Dasar pengendalian pemanfaatan ruang KSN, termasuk acuan penentuan
ketentuan perizinan pemanfaatan ruang dalam RTRW provinsi dan RTRW
kabupaten/kota dan dapat dijadikan dasar penerbitan perizinan sepanjang skala
informasi RTR KSN setara dengan kedalaman RTRW yang seharusnya menjadi
dasar perizinan dalam hal peraturan daerah (perda) tentang RTRW provinsi dan
RTRW kabupaten/kota belum berlaku.
Kemudian untuk manfaat dari Rencana Tata Ruang Kawasan Strategi Nasional
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
b) Mewujudkan keserasian pembangunan KSN dengan wilayah sekitarnya dan
wilayah provinsi dan kabupaten/kota di mana KSN berada ; dan
c) Menjamin terwujudnya tata ruang KSN yang berkualitas.
Untuk penetapan kawasan strategis nasional dapat dilakukan berdasarkan
beberapa kepentingan, antara lain :
a) Pertahanan dan keamanan, kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan
pertahanan dan keamanan ditetapkan dengan kriteria :
Diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan
negara berdasarkan geostrategi nasional ;
Diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan
amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba
sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan ; atau
Merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang
berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
b) Pertumbuhan ekonomi, kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi ditetapkan dengan kriteria :
Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh ;
Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi
nasional ;
Memiliki potensi ekspor ;
Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi ;
Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi ;
Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam
rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional ;
Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka
mewujudkan ketahanan energi nasional ; atau
Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
c) Sosial dan budaya, kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan sosial dan
budaya ditetapkan dengan kriteria :
Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya
nasional ;
Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri
bangsa ;
Merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan
dilestarikan ;
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya ; atau
Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.
d) Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, kawasan
strategis nasional dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi ditetapkan dengan kriteria:
Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional,
pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir ;
Memiliki sumber daya alam strategis nasional ;
Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa ;
Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir ; atau
Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
e) Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, kawasan strategis nasional dari
sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup ditetapkan dengan
kriteria :
Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi
perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau
diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun
berpeluang menimbulkan kerugian negara;
Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;
Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;
Rawan bencana alam nasional; atau
Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas
terhadap kelangsungan kehidupan.
3.3.
RTRW Pulau
RTRWN, sesuai dengan penjelasan di dalam UU No. 26/2007, adalah rencana
tata ruang yang bersifat umum. Dalam rangka penjabaran dan operasionalisasi sistem
nasional yang termuat dalam RTRWN, diamanatkan untuk disusun rencana rinci yang
berupa Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan. Mengingat bahwa penataan ruang
nasional, provinsi dan kabupaten/kota dilakukan secara berjenjang dan komplementer,
maka rencana rinci dari RTRWN tersebut harus sinkron dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Provinsi, Kabupaten dan Kota hingga Rencana Detil Tata Ruang
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
sebagai acuan bagi daerah dalam melaksanakan perencanaan, pemanfaatan dan
pengendalian tata ruang di daerah.
Sebagai amanat dari RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan yang harus disusun
adalah untuk wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa-Bali, Pulau Kalimantan, Pulau
Sulawesi, Kepulauan Maluku, Kepulauan Nusa Tenggara, dan Pulau Papua. RTR
Pulau/Kepulauan tersebut, berfungsi sebagai pedoman :
a. Penyusunan rencana pembangunan daerah ;
b. Penataan ruang wilayah Provinsi, Kabupaten/Kota ;
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang ;
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah Provinsi, Kabupaten/Kota, serta keserasian antar sector.
RTR Pulau/Kepulauan tersebut kemudian harus ditetapkan dengan Peraturan
Presiden. Hingga awal tahun 2012 ini, melalui Kementerian Pekerjaan Umum selaku
Tim Teknis Badan Koordinasi Penataan Ruang (BKPRN), serta melalui koordinasi
yang efektif dalam forum BKPRN dengan seluruh stakeholder termasuk yang ada di
daerah, telah diselesaikan 2 (dua) Peraturan Presiden (Perpres) tentang RTR Pulau,
yaitu Perpres Nomor 3 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Kalimantan dan Perpres
Nomor 88 Tahun 2011 tentang RTR Pulau Sulawesi.
Kedua Perpres tersebut perlu diketahui secara umum oleh masyarakat agar
dapat dijadikan acuan pembangunan. Sebagai langkah awal dalam rangka
pelaksanaannya, sangatlah penting apabila Perpres RTR Pulau ini dapat
disosialisasikan kepada para pemangku kepentingan, baik pemerintah, swasta
maupun masyarakat.
Bagi pemerintah, terbitnya Perpres RTR Pulau ini dapat menjadi acuan bagi
penyusunan program-program pembangunan, baik rencana pembangunan
tahunan (RKP), lima tahunan (RPJM) ataupun dua puluh tahun (RPJP). Perpres
RTR Pulau diharapkan dapat memberikan arahan spasial bagi penyusunan
dokumen rencana pembangunan tersebut. Dokumen rencana pembangunan yang
telah ada, pada tingkat nasional maupun daerah, juga telah dipertimbangkan
dalam penyusunan Perpres RTR Pulau tersebut.
Bagi swasta, keberadaan Perpres RTR Pulau dapat memberikan informasi
mengenai arahan pengembangan wilayah dan kawasan, sehingga dapat
mempermudah pengambilan keputusan, khususnya dalam berinvestasi. Sebagai
contoh, pada tahun 2011 telah diterbitkan Pepres 32/2011 tentang Master Plan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). MP3EI
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Indonesia hingga tahun 2025. Dokumen tersebut juga menetapkan daftar rencana
investasi dan inisiatif strategis pada 6 (enam) koridor ekonomi di Indonesia.
Perpres RTR Pulau/Kepulauan diharapkan dapat memberikan arahan spasial
yang lebih rinci bagi pelaksanaan MP3EI tersebut.
Bagi masyarakat, Perpres RTR Pulau dapat memberikan informasi mengenai
arahan pemanfaatan ruang pada skala pulau/kepulauan. Diharapkan dengan
adanya informasi tersebut, masyarakat dapat menghindari pemanfaatan ruang
yang tidak sesuai dengan yang telah ditentukan. Selain itu, informasi di dalam
Perpres RTR Pulau juga dapat membantu masyarakat dalam berpartisipasi dalam
menyusun rencana tata ruang di daerahnya masing-masing.
3.4.
RTRW Provinsi
Berdasarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2009
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, definisi
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, yang selanjutnya disingkat RTRWP, adalah
rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah provinsi, yang merupakan
penjabaran dari RTRWN, yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang
wilayah provinsi; rencana struktur ruang wilayah provinsi; rencana pola ruang wilayah
provinsi; penetapan kawasan strategis provinsi; arahan pemanfaatan ruang wilayah
provinsi; dan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi.
Tujuan penataan ruang wilayah provinsi adalah tujuan yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah provinsi yang merupakan arahan perwujudan visi dan misi
pembangunan jangka panjang provinsi pada aspek keruangan, yang pada dasarnya
mendukung terwujudnya tujuan penataan ruang nasional yang aman, nyaman,
produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional. Untuk menunjang hal tersebut tujuan penataan ruang wilayah provinsi
dirumuskan berdasarkan :
a. Visi, misi, dan rencana pembangunan jangka panjang daerah ;
b. Karakteristik tata ruang wilayah provinsi ;
c. Isu strategis tata ruang wilayah provinsi ; dan
d. Kondisi objektif yang diinginkan.
Dalam rangka memberikan pemahaman yang komprehensif terhadap
kedudukan RTRW provinsi dalam sistem penataan ruang dan sistem perencanaan
pembangunan nasional bagi pemangku kepentingan, kedudukan RTRW provinsi
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Gambar 3.2. Kedudukan RTRW Provinsi Dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
Adapun fungsi RTRW provinsi adalah sebagai :
a) Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ;
b) Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah provinsi ;
c) Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah provinsi ;
d) Acuan lokasi investasi dalam wilayah provinsi yang dilakukan pemerintah,
masyarakat, dan swasta ;
e) Pedoman untuk penyusunan rencana tata ruang kawasan strategis provinsi ;
f) Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah
provinsi yang meliputi indikasi arahan peraturan zonasi, arahan perizinan, arahan
insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi ; dan
g) Acuan dalam administrasi pertanahan.
Sedangkan manfaat RTRW provinsi adalah untuk :
a) Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah provinsi ;
b) Mewujudkan keserasian pembangunan wilayah provinsi dengan wilayah
sekitarnya ; dan
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
3.5.
RTRW Kabupaten/Kota
Sesuai Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 11
ayat (2), pemerintah daerah kota mempunyai wewenang dalam pelaksanaan penataan
ruang wilayah kota yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kota, pemanfaatan
ruang wilayah kota dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota. Perencanaan
tata ruang wilayah kota meliputi proses dan prosedur penyusunan serta penetapan
rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota. Penyusunan RTRW kota dilakukan dengan
berasaskan pada kaidah-kaidah perencanaan yang mencakup asas keselarasan,
keserasian, keterpaduan, kelestarian, keberlanjutan serta keterkaitan antarwilayah baik
di dalam kota itu sendiri maupun dengan kota sekitarnya.
Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota adalah rencana tata ruang yang
bersifat umum dari wilayah kota, yang merupakan penjabaran dari RTRW provinsi, dan
yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kota, rencana struktur
ruang wilayah kota, rencana pola ruang wilayah kota, penetapan kawasan strategis
kota, arahan pemanfaatan ruang wilayah kota, dan ketentuan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah kota.
Pemerintah Kota Mojokerto telah menyusun Revisi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Mojokerto pada Tahun Anggaran 2007 dengan berpedoman pada
Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 26 ayat 5 bahwa rencana tata ruang wilayah kabupaten atau
kota ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun, namun dengan
diberlakukannya Peraturan Menteri Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota maka Pemerintah Kota Mojokerto
segera meresponnya dengan Merekonstruksi/merevisi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Mojokerto yang telah disusun pada tahun anggaran 2007 dengan menyesuaikan
terhadap Peraturan Menteri tersebut. Rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota
Mojokerto tersusun pada tahun 2012 dengan masa berlaku sampai dengan tahun
2032, serta sudah diperdakan melalui peraturan daerah (perda) Kota Mojokerto nomor
4 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Mojokerto 2012 - 2032.
Tujuan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Mojokerto
adalah :
a. Penyesuaian RTRW yang telah ada dengan adanya peraturan dan rujukan baru,
kebijaksanaan baru, perubahan-perubahan dinamis akibat kebijaksanaan maupun
pertumbuhan ekonomi, paradigma baru yang disesuaikan dengan analisa
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
produk perencanaan yang ada tetap relevan digunakan sebagai pedoman
pemanfaatan dan pelaksanaan pembangunan ;
b. Memberikan masukan secara optimal adanya perubahan-perubahan pemanfaatan
ruang terhadap daerah, sehingga perencanaan ini dapat berdaya dan berhasil
guna sebagai wadah keterpaduan bagi kepentingan dan aspirasi pemerintah,
swasta maupun masyarakat ;
c. Terselenggaranya pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan yang
berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional ;
d. Terselenggaranya pengaturan ruang kawasan lindung dan budidaya ;
e. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas ;
f. Mewujudkan tata lingkungan yang serasi antara sumberdaya alam, sumberdaya
buatan dan sumberdaya manusia untuk menjamin ruang wilayah yang aman,
nyaman, produktif dan berkelanjutan ;
g. Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pemanfaatan ruang ;
h. Mengakomodasi dan mensinergikan kebijakan pembangunan dari pemerintah
stakeholders dan aspirasi masyarakat dalam dimensi ruang ;
i. Mengemban kebijakan pengembangan dan mendorong pertumbuhan wilayah
berdasarkan potensi pembangunan.
Sedangkan sasaran yang akan dicapai dalam penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kota Mojokerto adalah :
a. Merangkum kebijakan-kebijakan yang terkait dengan Kota Mojokerto, terdiri dari
kebijakan Nasional, Propinsi dan kebijakan Kota Mojokerto sendiri ;
b. Mengidentifikasi kondisi yang ada di Kota Mojokerto, baik dari segi fisik dasar,
sosial, ekonomi dan budaya ;
c. Merekontruksi RTRW yang telah ada, sehingga sesuai dengan Peraturan Menteri
PU No. 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kota ;
d. Menganalisa pengembangan wilayah Kota Mojokerto yang meliputi analisa
kebijakan, analisa sosial, analisa kebutuhan fasilitas dan pengelompokannya,
analisa struktur ruang yang terdiri dari analisa pemusatan wilayah dan analisa
infrastruktur, analisa pola ruang, analisa penetapan kawasan strategis dan analisa