• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPIJM - DOCRPIJM a5aaf1fa88 BAB IIIBAB III RPIJM Moker

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPIJM - DOCRPIJM a5aaf1fa88 BAB IIIBAB III RPIJM Moker"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018

BAB III

RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI

ARAHAN SPASIAL RPIJM

3.1.

RTRW Nasional

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah arahan kebijakan dan

strategi pemanfaatan ruang wilayah negara yang dijadikan acuan untuk perencanaan

jangka panjang. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional merupakan :

Pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional ;

Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional ;

Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional ;

Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan

antarwilayah provinsi, serta keserasian antar sektor ;

Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi ;

Penataan ruang kawasan strategis nasional ;

Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional disebutkan bahwa RTRWN memadukan dan menyerasikan

tata guna tanah, tata guna udara, tata guna air, dan tata guna sumber daya alam

lainnya dalam satu kesatuan tata lingkungan yang harmonis dan dinamis serta

ditunjang oleh pengelolaan perkembangan kependudukan yang serasi dan disusun

melalui pendekatan wilayah dengan memperhatikan sifat lingkungan alam dan

lingkungan sosial. Untuk itu, penyusunan RTRWN ini didasarkan pada upaya untuk

mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah nasional, antara lain meliputi :

a. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan ;

b. Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan ;

c. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan

kabupaten/kota ;

d. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk

(2)

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018

e. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan

kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak

negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang ;

f. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat ;

g. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah ;

h. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antar sektor; dan

i. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional.

Struktur ruang wilayah nasional mencakup sistem pusat perkotaan nasional, sistem

jaringan transportasi nasional, sistem jaringan energi nasional, sistem jaringan

telekomunikasi nasional, dan sistem jaringan sumber daya air nasional. Pola ruang

wilayah nasional mencakup kawasan lindung dan kawasan budi daya termasuk

kawasan andalan dengan sektor unggulan yang prospektif dikembangkan serta

kawasan strategis nasional.

Selain rencana pengembangan struktur ruang dan pola ruang, RTRWN ini juga

menetapkan kriteria penetapan struktur ruang, pola ruang, kawasan andalan, dan

kawasan strategis nasional; arahan pemanfaatan ruang yang merupakan indikasi

program utama jangka menengah lima tahunan; serta arahan pengendalian

pemanfaatan ruang yang terdiri atas indikasi arahan peraturan zonasi, arahan

perizinan, arahan insentif dan disinsentif, dan arahan sanksi.

Secara substansial rencana tata ruang pulau/kepulauan dan kawasan strategis

nasional sangat berkaitan erat dengan RTRWN karena merupakan kewenangan

Pemerintah dan perangkat untuk mengoperasionalkannya. Oleh karena itu, penetapan

Peraturan Pemerintah ini mencakup pula penetapan kawasan strategis nasional.

3.2.

RTRW Kawasan Strategis Nasional

Rencana Tata Ruang Kawasan Strategi Nasional (RTR KSN) merupakan

penjabaran Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang disusun sesuai

dengan tujuan penetapan masing-masing Kawasan Strategi Nasional (KSN). Muatan

RTR KSN ditentukan oleh nilai strategis yang menjadi kepentingan nasional dan berisi

aturan terkait dengan hal-hal spesifik di luar kewenangan pemerintah provinsi dan

pemerintah kabupaten/kota. Kepentingan nasional pada KSN merupakan dasar

pertimbangan utama dalam penyusunan dan penetapan RTRW provinsi dan RTRW

kabupaten/kota. RTR KSN juga menjadi acuan teknis bagi instansi sektoral dalam

(3)

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018

Dalam sistem perencanaan tata ruang dan sistem perencanaan pembangunan

nasional, kedudukan RTR KSN dapat ditunjukkan pada Gambar 3.1. sebagai berikut :

Gambar 3.1. Kedudukan RTR KSN dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional

Adapun fungsi dari Rencana Tata Ruang Kawasan Strategi Nasional (RTR

KSN) yaitu sebagai :

a) Alat koordinasi dalam penyelenggaraan penataan ruang pada KSN yang

diselenggarakan oleh seluruh pemangku kepentingan ;

b) Acuan dalam sinkronisasi program Pemerintah dengan pemerintah provinsi dan

kabupaten/kota, serta swasta dan masyarakat dalam rangka pelaksanaan

pembangunan untuk mewujudkan KSN ;

c) Dasar pengendalian pemanfaatan ruang KSN, termasuk acuan penentuan

ketentuan perizinan pemanfaatan ruang dalam RTRW provinsi dan RTRW

kabupaten/kota dan dapat dijadikan dasar penerbitan perizinan sepanjang skala

informasi RTR KSN setara dengan kedalaman RTRW yang seharusnya menjadi

dasar perizinan dalam hal peraturan daerah (perda) tentang RTRW provinsi dan

RTRW kabupaten/kota belum berlaku.

Kemudian untuk manfaat dari Rencana Tata Ruang Kawasan Strategi Nasional

(4)

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018

b) Mewujudkan keserasian pembangunan KSN dengan wilayah sekitarnya dan

wilayah provinsi dan kabupaten/kota di mana KSN berada ; dan

c) Menjamin terwujudnya tata ruang KSN yang berkualitas.

Untuk penetapan kawasan strategis nasional dapat dilakukan berdasarkan

beberapa kepentingan, antara lain :

a) Pertahanan dan keamanan, kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan

pertahanan dan keamanan ditetapkan dengan kriteria :

Diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan

negara berdasarkan geostrategi nasional ;

Diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan

amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba

sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan ; atau

Merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang

berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.

b) Pertumbuhan ekonomi, kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan

pertumbuhan ekonomi ditetapkan dengan kriteria :

Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh ;

Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi

nasional ;

Memiliki potensi ekspor ;

Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi ;

Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi ;

Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam

rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional ;

Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka

mewujudkan ketahanan energi nasional ; atau

Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

c) Sosial dan budaya, kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan sosial dan

budaya ditetapkan dengan kriteria :

Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya

nasional ;

Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri

bangsa ;

Merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan

dilestarikan ;

(5)

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018

Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya ; atau

Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.

d) Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, kawasan

strategis nasional dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam

dan/atau teknologi tinggi ditetapkan dengan kriteria:

Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional,

pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir ;

Memiliki sumber daya alam strategis nasional ;

Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa ;

Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir ; atau

Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

e) Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, kawasan strategis nasional dari

sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup ditetapkan dengan

kriteria :

Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;

Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi

perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau

diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;

Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun

berpeluang menimbulkan kerugian negara;

Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;

Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;

Rawan bencana alam nasional; atau

Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas

terhadap kelangsungan kehidupan.

3.3.

RTRW Pulau

RTRWN, sesuai dengan penjelasan di dalam UU No. 26/2007, adalah rencana

tata ruang yang bersifat umum. Dalam rangka penjabaran dan operasionalisasi sistem

nasional yang termuat dalam RTRWN, diamanatkan untuk disusun rencana rinci yang

berupa Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan. Mengingat bahwa penataan ruang

nasional, provinsi dan kabupaten/kota dilakukan secara berjenjang dan komplementer,

maka rencana rinci dari RTRWN tersebut harus sinkron dengan Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Provinsi, Kabupaten dan Kota hingga Rencana Detil Tata Ruang

(6)

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018

sebagai acuan bagi daerah dalam melaksanakan perencanaan, pemanfaatan dan

pengendalian tata ruang di daerah.

Sebagai amanat dari RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan yang harus disusun

adalah untuk wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa-Bali, Pulau Kalimantan, Pulau

Sulawesi, Kepulauan Maluku, Kepulauan Nusa Tenggara, dan Pulau Papua. RTR

Pulau/Kepulauan tersebut, berfungsi sebagai pedoman :

a. Penyusunan rencana pembangunan daerah ;

b. Penataan ruang wilayah Provinsi, Kabupaten/Kota ;

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang ;

d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan

antarwilayah Provinsi, Kabupaten/Kota, serta keserasian antar sector.

RTR Pulau/Kepulauan tersebut kemudian harus ditetapkan dengan Peraturan

Presiden. Hingga awal tahun 2012 ini, melalui Kementerian Pekerjaan Umum selaku

Tim Teknis Badan Koordinasi Penataan Ruang (BKPRN), serta melalui koordinasi

yang efektif dalam forum BKPRN dengan seluruh stakeholder termasuk yang ada di

daerah, telah diselesaikan 2 (dua) Peraturan Presiden (Perpres) tentang RTR Pulau,

yaitu Perpres Nomor 3 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Kalimantan dan Perpres

Nomor 88 Tahun 2011 tentang RTR Pulau Sulawesi.

Kedua Perpres tersebut perlu diketahui secara umum oleh masyarakat agar

dapat dijadikan acuan pembangunan. Sebagai langkah awal dalam rangka

pelaksanaannya, sangatlah penting apabila Perpres RTR Pulau ini dapat

disosialisasikan kepada para pemangku kepentingan, baik pemerintah, swasta

maupun masyarakat.

Bagi pemerintah, terbitnya Perpres RTR Pulau ini dapat menjadi acuan bagi

penyusunan program-program pembangunan, baik rencana pembangunan

tahunan (RKP), lima tahunan (RPJM) ataupun dua puluh tahun (RPJP). Perpres

RTR Pulau diharapkan dapat memberikan arahan spasial bagi penyusunan

dokumen rencana pembangunan tersebut. Dokumen rencana pembangunan yang

telah ada, pada tingkat nasional maupun daerah, juga telah dipertimbangkan

dalam penyusunan Perpres RTR Pulau tersebut.

Bagi swasta, keberadaan Perpres RTR Pulau dapat memberikan informasi

mengenai arahan pengembangan wilayah dan kawasan, sehingga dapat

mempermudah pengambilan keputusan, khususnya dalam berinvestasi. Sebagai

contoh, pada tahun 2011 telah diterbitkan Pepres 32/2011 tentang Master Plan

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). MP3EI

(7)

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018

Indonesia hingga tahun 2025. Dokumen tersebut juga menetapkan daftar rencana

investasi dan inisiatif strategis pada 6 (enam) koridor ekonomi di Indonesia.

Perpres RTR Pulau/Kepulauan diharapkan dapat memberikan arahan spasial

yang lebih rinci bagi pelaksanaan MP3EI tersebut.

Bagi masyarakat, Perpres RTR Pulau dapat memberikan informasi mengenai

arahan pemanfaatan ruang pada skala pulau/kepulauan. Diharapkan dengan

adanya informasi tersebut, masyarakat dapat menghindari pemanfaatan ruang

yang tidak sesuai dengan yang telah ditentukan. Selain itu, informasi di dalam

Perpres RTR Pulau juga dapat membantu masyarakat dalam berpartisipasi dalam

menyusun rencana tata ruang di daerahnya masing-masing.

3.4.

RTRW Provinsi

Berdasarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2009

tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, definisi

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, yang selanjutnya disingkat RTRWP, adalah

rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah provinsi, yang merupakan

penjabaran dari RTRWN, yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang

wilayah provinsi; rencana struktur ruang wilayah provinsi; rencana pola ruang wilayah

provinsi; penetapan kawasan strategis provinsi; arahan pemanfaatan ruang wilayah

provinsi; dan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi.

Tujuan penataan ruang wilayah provinsi adalah tujuan yang ditetapkan oleh

pemerintah daerah provinsi yang merupakan arahan perwujudan visi dan misi

pembangunan jangka panjang provinsi pada aspek keruangan, yang pada dasarnya

mendukung terwujudnya tujuan penataan ruang nasional yang aman, nyaman,

produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan

Nasional. Untuk menunjang hal tersebut tujuan penataan ruang wilayah provinsi

dirumuskan berdasarkan :

a. Visi, misi, dan rencana pembangunan jangka panjang daerah ;

b. Karakteristik tata ruang wilayah provinsi ;

c. Isu strategis tata ruang wilayah provinsi ; dan

d. Kondisi objektif yang diinginkan.

Dalam rangka memberikan pemahaman yang komprehensif terhadap

kedudukan RTRW provinsi dalam sistem penataan ruang dan sistem perencanaan

pembangunan nasional bagi pemangku kepentingan, kedudukan RTRW provinsi

(8)

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018

Gambar 3.2. Kedudukan RTRW Provinsi Dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional

Adapun fungsi RTRW provinsi adalah sebagai :

a) Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ;

b) Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah provinsi ;

c) Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah provinsi ;

d) Acuan lokasi investasi dalam wilayah provinsi yang dilakukan pemerintah,

masyarakat, dan swasta ;

e) Pedoman untuk penyusunan rencana tata ruang kawasan strategis provinsi ;

f) Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah

provinsi yang meliputi indikasi arahan peraturan zonasi, arahan perizinan, arahan

insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi ; dan

g) Acuan dalam administrasi pertanahan.

Sedangkan manfaat RTRW provinsi adalah untuk :

a) Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah provinsi ;

b) Mewujudkan keserasian pembangunan wilayah provinsi dengan wilayah

sekitarnya ; dan

(9)

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018

3.5.

RTRW Kabupaten/Kota

Sesuai Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 11

ayat (2), pemerintah daerah kota mempunyai wewenang dalam pelaksanaan penataan

ruang wilayah kota yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kota, pemanfaatan

ruang wilayah kota dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota. Perencanaan

tata ruang wilayah kota meliputi proses dan prosedur penyusunan serta penetapan

rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota. Penyusunan RTRW kota dilakukan dengan

berasaskan pada kaidah-kaidah perencanaan yang mencakup asas keselarasan,

keserasian, keterpaduan, kelestarian, keberlanjutan serta keterkaitan antarwilayah baik

di dalam kota itu sendiri maupun dengan kota sekitarnya.

Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota adalah rencana tata ruang yang

bersifat umum dari wilayah kota, yang merupakan penjabaran dari RTRW provinsi, dan

yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kota, rencana struktur

ruang wilayah kota, rencana pola ruang wilayah kota, penetapan kawasan strategis

kota, arahan pemanfaatan ruang wilayah kota, dan ketentuan pengendalian

pemanfaatan ruang wilayah kota.

Pemerintah Kota Mojokerto telah menyusun Revisi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Mojokerto pada Tahun Anggaran 2007 dengan berpedoman pada

Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, sebagaimana

diamanatkan dalam Pasal 26 ayat 5 bahwa rencana tata ruang wilayah kabupaten atau

kota ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun, namun dengan

diberlakukannya Peraturan Menteri Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman

Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota maka Pemerintah Kota Mojokerto

segera meresponnya dengan Merekonstruksi/merevisi Rencana Tata Ruang Wilayah

Kota Mojokerto yang telah disusun pada tahun anggaran 2007 dengan menyesuaikan

terhadap Peraturan Menteri tersebut. Rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota

Mojokerto tersusun pada tahun 2012 dengan masa berlaku sampai dengan tahun

2032, serta sudah diperdakan melalui peraturan daerah (perda) Kota Mojokerto nomor

4 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Mojokerto 2012 - 2032.

Tujuan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Mojokerto

adalah :

a. Penyesuaian RTRW yang telah ada dengan adanya peraturan dan rujukan baru,

kebijaksanaan baru, perubahan-perubahan dinamis akibat kebijaksanaan maupun

pertumbuhan ekonomi, paradigma baru yang disesuaikan dengan analisa

(10)

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018

produk perencanaan yang ada tetap relevan digunakan sebagai pedoman

pemanfaatan dan pelaksanaan pembangunan ;

b. Memberikan masukan secara optimal adanya perubahan-perubahan pemanfaatan

ruang terhadap daerah, sehingga perencanaan ini dapat berdaya dan berhasil

guna sebagai wadah keterpaduan bagi kepentingan dan aspirasi pemerintah,

swasta maupun masyarakat ;

c. Terselenggaranya pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan yang

berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional ;

d. Terselenggaranya pengaturan ruang kawasan lindung dan budidaya ;

e. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas ;

f. Mewujudkan tata lingkungan yang serasi antara sumberdaya alam, sumberdaya

buatan dan sumberdaya manusia untuk menjamin ruang wilayah yang aman,

nyaman, produktif dan berkelanjutan ;

g. Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap

lingkungan akibat pemanfaatan ruang ;

h. Mengakomodasi dan mensinergikan kebijakan pembangunan dari pemerintah

stakeholders dan aspirasi masyarakat dalam dimensi ruang ;

i. Mengemban kebijakan pengembangan dan mendorong pertumbuhan wilayah

berdasarkan potensi pembangunan.

Sedangkan sasaran yang akan dicapai dalam penyusunan Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Kota Mojokerto adalah :

a. Merangkum kebijakan-kebijakan yang terkait dengan Kota Mojokerto, terdiri dari

kebijakan Nasional, Propinsi dan kebijakan Kota Mojokerto sendiri ;

b. Mengidentifikasi kondisi yang ada di Kota Mojokerto, baik dari segi fisik dasar,

sosial, ekonomi dan budaya ;

c. Merekontruksi RTRW yang telah ada, sehingga sesuai dengan Peraturan Menteri

PU No. 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kota ;

d. Menganalisa pengembangan wilayah Kota Mojokerto yang meliputi analisa

kebijakan, analisa sosial, analisa kebutuhan fasilitas dan pengelompokannya,

analisa struktur ruang yang terdiri dari analisa pemusatan wilayah dan analisa

infrastruktur, analisa pola ruang, analisa penetapan kawasan strategis dan analisa

Gambar

Gambar 3.1. Kedudukan RTR KSN dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem
Gambar 3.2. Kedudukan RTRW Provinsi Dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem

Referensi

Dokumen terkait

Menurut anda, apakah barang yang di jual di toko ini sangat

Selain itu kinerja bisnis juga dapat digunakan untuk mengukur apakah tipe kepemimpinan sudah sesuai dengan harapan bawahan atau belum, karena dengan gaya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses inovasi es krim berbahan dasar susu kedelai dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif melalui tehnik pengambilan

Pathway to political participation: The influence of online and offline news media on internal efficacy and turnout of first-time voters.. Media Sosial dan Partisipasi

mengenai “ Pengaruh iklim organisasi dan motivasi mengajar terhadap kinerja profesional guru di SMK,SMA,MA Muhammadiyah di Kabupaten.

serta dalam melakukan akad pembiayaan murabahah kedua belah pihak melakukan negosiasi margin keuntungan dan waktu pembayaran sesuai dengan kesepakatan kedua belah

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk meneliti ada tidaknya hubungan antara persepsi remaja terhadap verbal abuse yang dilakukan orangtua dengan

Dengan pertimbangan bahwa ada banyak sekali komponen penilaian kinerja setiap dosen tersebut, selain terjadinya peningkatan jumlah dosen yang seiring dengan