• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Dalam Mata Pelajaran IPA Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Payungan 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Semester I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Dalam Mata Pelajaran IPA Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Payungan 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Semester I"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

17 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian

a. Tempat penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri Payungan 01 yang berada di kecamatan Kaliwungu kabupaten Semarang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – April, pada tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan 2 siklus, yang dimana setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan.

3.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang peneliti lakukan adalah seluruh siswa kelas 4 yang berjumlah 23 anak, terdiri dari 13 anak laki-laki dan 10 anak perempuan SD Negeri Payungan 01, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang

Setiap kelas meliliki 1 ruang kelas yang digunakan untuk proses belajar mengajar. Masing – masing kelas diampu oleh 1 guru kelas yang merangkap sebagai wali kelas, 1 guru agama kristen, 1 guru agama islam, 1 guru olahraga, dan 1 guru mulok yang merangkap sebagai guru SBK. Kegiatan belajar mengajar pada hari senin sampai dengan kamis kegiatan belajar mengajar dimulai pada pukul 07.00 dan diakhiri pada pukul 12.15, sedangkan pada hari jum’at dan sabtu dimulai pada pukul 07.30 yang kemudian diakhiri pada pukul 11.15.

Kondisi ekonomi dari orang tua siswa SD Negeri Payungan 01 masih tergolong rendah, yaitu sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Hal tersebut berdampak pada kesadaran dan perhatian mereka terhadap pendidikan sangatlah kurang selain itu sarana dan prasarana sekolah juga minim. Akan tetapi hal itu tidak mengurangi semangat dan niat para guru dalam melaksanakan tugas di sekolah ini.

3.2Variabel Penelitian

“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

(2)

kesimpulan” (Sugiyono, 2009:60). Variabel penelitian ini dibedakan menjadi dua,

yaitu:

3.2.1 Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang

sifatnya berdiri sendiri. Variabel bebasnya adalah menggunakan model

pembelajaran inkuiri.

Dalam variabel ini yang digunakan adalah model pembelajaran

inkuiri, yang berarti salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat mencari

pemecahan permasalahan dengan kritis, analisis, dan ilmiah dengan menggunakan

langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan karena

didukung oleh data atau kenyataan.

3.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variable lain

yang sifatnya tidak berdiri sendiri. Variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya.

3.3Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas

(PTK).Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research. Dengan

menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2)

tindakan, dan (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan

tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh

siswa. (Arikunto, 2008:2-3)

Peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

berkolaborasi dengan guru kelas. Penelitian ini menggunakan 2 siklus yang terdiri

dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Peneliti tidak

(3)

observasi, sedangkan pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas. Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dilakukan oleh guru untuk memperbaiki keadaan yang

kurang memuaskan dan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

3.4 Desain Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari

Kemmis dan Taggart (1988:14) yang berbentuk spiral yaitu dari siklus satu ke

siklus berikutnya ( Daryanto, 2011:183). Setiap siklus terdiri atas planning

(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).

Langkah yang dilaksanakan pada siklus berikutnya ameliputi perencanaan yang

sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1

dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus

(4)

Gambar 3.1 Alur PTK menurut Kemmis dan Taggart (1988: 183)

3.5 Rencana Siklus 3.5.1 Rencana siklus I

1. Perencanaan

Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan model

pembelajaran inkuiri peneliti perlu membuat perencanaan sebelum melakukan

tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi penerapan model

pembelajaran inkuiri.

b. Menyiapkan materi ajar berupa buku IPA kelas 4 SD.

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Perm asalahan Perencanaan

t indakan I

Pelaksanaan t indakan I

Pengam at an/ pengum pulan

dat a I Refleksi I

Siklus I

Perbaikan hasil refleksi I

Perencanaan t indak II

Pelaksanaan t idak II

Siklus II Refleksi II Pengam at an/

pengum pulan dat a II

Apabila perm asalahan belum t erat asi

(5)

d. Membentuk kelompok secara acak tanpa melihat kepandaian siswa.

e. Membuat lembar kegiatan diskusi siswa.

f. Menyusun tes disetiap akhir pertemuan pada siklus 1 untuk mengetahui

hasil belajar yang telah dilaksanakan.

g. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

h. Mengumpulkan data dari hasil pelaksanaan pembelajaran

2. Pelaksanaan Kegiatan awal:

a. Menyiapkan kondisi kelas dan materi untuk mengajar.

b. Melihat kesiapan belajar siswa.

c. Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti:

a. Guru menyiapkan bahan ajar sesuai dengan materi yang telah disusun

pada RPP dengan menggunakan model inkuiri.

b. Mengatur siswa berdasarkan kelompok anggota 3-4 siswa yang telah

dirancang oleh guru secara acak.

c. Setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompok berisi materi tentang

gaya mempengaruhi gerak benda.

d. Siswa dalam kelompok diberi permasalahan - permasalahan yang

berkaitan dengan gaya yang telah disediakan oleh guru dalam lembar

diskusi kelompok.

e. Siswa mencari jalan keluar dari permasalahan – permasalahan diberikan

oleh guru bersama teman satu kelompoknya.

f. Peneliti bersama guru kelas mengamati jalannya kerjasama dalam

kelompok.

g. Guru berkeliling mengamati kerjasama dalam kelompok.

(6)

i. Guru meminta salah satu siswa yang kelompoknya dipanggil untuk

membacakan jawabannya di depan sebagai perwakilan dari

masing-masing kelompok.

j. Guru membahas jawaban siswa bersama siswa yang lain dan

memberikan skor atas jawaban kelompok yang benar.

Kegiatan akhir :

a. Guru memberikan kesimpulan dari pembelajaran.

b. Guru memberikan penguatan kepada siswa.

c. Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal evaluasi pada setiap

pertemuan disiklus 1 secara mandiri.

3. Observasi

a. Peneliti bersama dengan guru kelas melakukan observasi.

b. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan

guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.

c. Peneliti mengisi lembar observasi siswa dan guru berdasarkan hasil

observasi.

4. Refleksi

Hasil pembelajaran IPA dengan menggunakan model inkuiri dianalisis

untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan dalam

penerapannya. Hasil dari pembelajaran sudah sesuai dengan penerapannya atau

belum dan pelaksanaan tindakan pada kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

pada Siklus 1, sebagai bahan untuk memperbaiki perencanaan untuk siklus

berikutnya.

3.5.2 Rencana Siklus 2

Rancangan pelaksanaan siklus II dilakukan setelah mengkaji

(mengevaluasi) hasil tindakan pada siklus I, meskipun tahap yang akan dilakukan

(7)

1. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan pada siklus II sama seperti yang

dilakukan pada siklus I. Peneliti juga perlu membuat perencanaan sebelum

melakukan tindakan, tetapi pada siklus II dilaksanakan setelah melihat hasil dari

siklus 1. Pada siklus II ini langkah-langkahnya sama seperti siklus 1 tetapi

berbeda kompetensi dasarnya.

2. P elaksanaan Kegiatan awal:

a. Menyiapkan kondisi kelas dan materi untuk mengajar.

b. Melihat kesiapan belajar siswa.

c. Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti:

a. Guru menyiapkan bahan ajar sesuai dengan materi yang telah disusun pada

RPP dengan menggunakan model inkuiri.

b. Mengatur siswa berdasarkan kelompok anggota 3-4 siswa yang telah dirancang

oleh guru secara acak.

c. Setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompok berisi materi tentang gaya

dapat mengubah bentuk benda.

d. Siswa dalam kelompok diberi permasalahan - permasalahan yang berkaitan

dengan gaya yang telah disediakan oleh guru dalam lembar diskusi kelompok.

e. Siswa mencari jalan keluar dari permasalahan – permasalahan diberikan oleh

guru bersama teman satu kelompoknya.

f. Peneliti bersama guru kelas mengamati jalannya kerjasama dalam kelompok.

g. Guru berkeliling mengamati kerjasama dalam kelompok.

(8)

i. Guru meminta salah satu siswa yang kelompoknya dipanggil untuk

membacakan jawabannya di depan sebagai perwakilan dari masing-masing

kelompok.

j Guru membahas jawaban siswa bersama siswa yang lain dan memberikan skor

atas jawaban kelompok yang benar.

Kegiatan akhir :

a.Guru memberikan kesimpulan dari pembelajaran.

b.Guru memberikan penguatan kepada siswa.

c.Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal evaluasi pada setiap pertemuan

disiklus II secara mandiri.

3. Observasi

a. Peneliti berkerjasama dengan guru kelas untuk melakukan observasi.

b. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru

dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.

c. Peneliti mengisi lembar observasi siswa dan guru berdasarkan hasil observasi.

4.Refleksi

Hasil kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri akan

dianalisis. Analisis tersebut menggunakan pengumpulan data-data yang telah

dicatat dalam lembar observasi baik siswa ataupun guru serta penilaian dalam

menyelesaikan tes formatif dianalisis untuk mendapat kesimpulan.Hasil analisis

akan dicatat apakah pada setiap tahapan sudah menunjukkan peningkatan atau

belum. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan aktivitas serta hasil pembelajaran

pada mata pelajaran IPA materi gaya, dengan demikian pembelajaran dapat lebih

(9)

3.6 Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar IPA yang diperoleh dari

siswa

b. Data Kualitatif

Data Kualitatif diperoleh dari data yang dilakukan pada penelitian ini

adalah metode observasi, metode tes, catatan lapangan.

3.7 Instrumen Penelitian

Tabel 3.1

Kisi –kisi Lembar Observasi

No Variabel Indikator Sumber Data Alat/Instrumen

(10)
(11)

 Mengelola

waktu

 Melaksanakan refleksi

3. Hasil belajar

siswa terhadap

materi tentang

gaya

mempengaruhi

gerak dan

bentuk benda

dengan

menggunakan

model

pembelajaran

inkuiri

 ketrampilan

hasil diskusi  kelancaran

dalam

menyampaikan

hasil diskusi

 Siswa  Lembar

observas

i

 Tes

(12)

Penelitian ini menggunakan teknik tes tertulis yang berbentuk pilihan

ganda. Kisi-kisi butir soal tes tertulis siklus 1 sapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Soal Tes Siklus 1 Standar

perubahan gerak suatu

(13)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Soal Tes Siklus 2 Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Nomor

Item

3.8. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah:

Analisis kuantitatif

a. Teknik analisis data yaitu menggunakan data kuantitatif sederhana

menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil

tes siklus 1 dengan hasil tes siklus 2. Untuk mengetahui keberhasilan tiap

siklus yang telah digunakan untuk penelitian tindakan kelas ini, yaitu

dengan ketuntasan belajar siswa dengan pencapaian KKM= 6. Hasil

belajar dapat diukur apabila setiap siswa telah mencapai KKM= 65, maka

dikatakan tuntas dan berhasil.

Untuk menghitung hasil belajar IPA dianalisis dengan cara menghitung

(14)

Menghitung ketuntasan hasil belajar

Persentase= X 100%

Dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 100% populasi kelas telah

tuntas belajar.

b. Data kualitatif berupa data hasil observasi aktifitas siswa dan aktifitas guru

dalam pembelajaran kontekstual, serta hasil catatan lapangan dan angket

dianalisis dengan deskriptif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat

yang dipisah-pisahkan menurut katagori untuk memperoleh kesimpulan.

3.9Uji Instrumen

3.9.1 Analisis Validitas Instrumen

Validitas adalah ketetapan atau kecermatan suatu instrumen dalam

mengukur apa yang diukur (Dwi Priyatno, 2010:90). Uji validitas sering

digunakan untuk mengukur ketetapan suatu item kuisioner atau skala, apakah

item-item pada kusioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin

diukur. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Validitas item

ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor

total), item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat skor koefisien korelasi

yang digunakan untuk mengatur tingkat validitas suatu item dan untuk

menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak.

Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang digunakan,

biasanya digunakan uji signifikasi 0, 50, artinya suatu item dianggap valid jika

berkorelasi signifikan terhadap skor total. Atau jika melakukan penelitian

langsung terhadap koefisien korelasi, bisa digunakan batas nilai minimal korelasi

0,30. Menurut Azwar (1999) semua item yang mencapai koefisien korelasi

minimal0, 30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan

bahwa bila jumlah item belum mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas

kriteria 0, 30 menjadi 0, 25 tetapi menurunkan batas kriteria di bawah 0, 20 sangat

(15)

5% atau 0, 05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).

Pada program SPSS teknik pengujian yang sering digunakan untuk uji validitas

adalah menggunakan korelasi Bivariate pearson ( Produk Momen Pearson) dan

Corected Item- Total Correlation.

Berdasarkan soal tes yang diujikan pada siswa SD Negeri Mukiran 04

maka hasilnya diolah dengan menggunakan program SPSS versi for windows dan

hasil analisisnya dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini adalah tabel hasil uji

validitas instrumen siklus 1 dan siklus 2.

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Tes Siklus 1 dan Siklus 2

Siklus Bentuk

Instrumen Item Soal Valid

Tidak

Gambar tabel menunjukkan bahwa setelah dilakukan analisis dari 30

soal tes siklus 1 terdapat 7 soal yang correted item to total correlation ≤ 0,2

(16)

telah dianalisis diperolrh hasil 9 soal tes yang correted item to total correlation

0,2 sehingga tidak valid.

3.9.2 Analisis Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,

apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika

pengukuran tersebut diulang. Ada beberapa metode pengujian reliabilitas

diantaranya metode tes ulangan, formula belah dua dari Spearman Brown,

formula Rulon, formula Flanagan, Chronbach,s Alpha, metode formula KR- 20,

KR-21, dan metode Anova Hoyt. Dalam SPSS akan dibahas uji yang sering

digunakan mahasiswa adalah dengan menggunakan metode Chronbach,s Alpha.

Untuk pengujian biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,6.

Menurut Sekaran (1992), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik. Hasil

perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan, dapat dilihat pada lampiran.

Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel di bawah ini sebagai berikut:

Tabel 3.3

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus 1 dan Siklus 2

Siklus Bentuk Soal Koefisien Alpha Kriteria

1 Pilihan Ganda 0, 817 Reliabilitas baik

2 Pilihan Ganda 0,818 Reliabilitas baik

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa dari uji reliabiliras 30 item

soal evaluasi 1 diperoleh Koefisien Alpha= 0, 817 yang termasuk dalam kriteria

(17)

reliabilitas 30 item soal evaluasi 2 diperoleh Koefisien Alpha 0, 818 yang

termasuk dalam kriteria reliabilitas baik karena alpha lebih dari 0, 8.

3.9.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Agar dapat diperoleh kualitas soal yang baik selain memenuhi

validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesukaran soal

adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan

sukar (Sudjana, 2011 : 137)

Analisis taraf kesukaran soal dalam penelitian ini menggunakan tabel

Rose dan Stenley dengan kriteria berikut ini:

Tabel 3.4

Tabel Rose dan Stenley

Persentase Option Kategori

2 3 4 5

1. Option 2 adalah bentuk benar-salah

2. Option 3, 4, 5 adalah bentuk pilihan ganda

3. n adalah 27 % dari banyaknya siswa yang mengikuti tes

Dalam menghitung indeks kesukaran soal, dapat menggunakan rumus

sebagai berikut :

SR + ST

(18)

1. SR adalah siswa yang menjawab salah satu dari kelompok rendah.

2. ST adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok tinggi (Sudjana,

2011: 138 – 139)

Pengumpulan data dalam penelitian perlu dilakukan untuk

memperoleh data atau informasi. Proses pengumpulan data diperlukan sebuah alat

atau instrumen pengumpulan data. Pengambilan data dilakukan selama proses

pembelajaran dengan mengambil skor prestasi belajar siswa dalam bentuk tesdi

akhir pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mengetahui keberhasilan atau

kegagalan dalam proses pembelajaran (sebagai alat ukur keberhasilan

pembelajaran). Teknik dan alat pengumpulan data memiliki makna yang berbeda.

Teknik pengumpulan data memiliki arti cara atau prosedur yang dilakukan untuk

mengumpulkan data. Alat pengumpulan data berarti instrumen atau perangkat

yang dihunakan untuk mengumpulkan data.

Menurut Endang Mulyatiningsih (2012:12).

Alat pengumpulan data dapat dibedakan menjadi dua yaitu, tes dan

non tes. Instrumen yang berwujud tes digunakan pada variabel yang mengukur

pengetahuan, kemampuan dan kompetensi sedangkan instrumen non tes

digunakan untuk mengukur variabel yang memiliki cakupan luas, tidak

mengandung unsur benar atau salah seperti sikap, kepemilikan, pribadi, dan

lain-lain.

Teknik pengumpulan data ysng digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari 3 teknik yaitu:

a. Observasi

Menurut Endang Mulyatiningsih (2012:26) menjelaskan bahwa:

Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui observasi dan

pencatatan perilakusubjek penelitian yang dilakukan secara sistematik. Alat yang

(19)

Alat tersebut, perilaku yang diamati sudah tertulis sehingga pada saat peneliti

melakukan observasi, peneliti tinggal memberikan tanda cek atau skor nilai.

Perkembangan dan kemajuan aktivitas belajar siswa dapat diketahui

dengan melakukan observasi. Peneliti bertugas untuk melakukan obsevasi dan

penilaian melalui pengamatan lembar aktivitas siswa dan kegiatan mengajar guru

pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan di kelas 4 SD Negeri Payungan 01.

b. Teknik Tes

Endang Mulyatiningsih (2010:25) mengungkapkan bahwa:

Tes merupakan teknik pengumpulan data penelitian yang berfungsi

untuk mengatur kemampuan seseorang. Tes dapat digunakan untuk mengatur

kemampuan yang memiliki respon/jawaban benar atau salah. Jawaban benar akan

mendapat skor dan jawabn salah tidak mendapat skor. Hasil pengukuran dengan

menggunakan tes termasuk kategori data kuantitatif.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersifat nilai siswa yang

diperoleh dari tes hasil belajar IPA. Tes diadakan setiap akhir pertemuan disetiap

pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2.

c. Teknik Non Tes

Endang Mulyatiningsih (2010:26) mengungkapkan bahwa:

Teknik pengumpulan data non tes mengandung pengertian ‘tidak ada

jawaban yang benar ataun salah’. Teknik pengumpulan data ini bisa digunakan

untuk mengukur pendapat/opini, sikap, motivasi, kinerja, dan lain-lain. Respon

yang diberikan oleh subjek penelitian dapat diberi skor, tetapi skor tersebut tidak

digunakan untuk memberi nilai benar atau salah. Respon subjek penelitian dapat

dikategorikan pada skala positif atau negatif, muncul atau tidak muncul, baik atau

kurang baik dan sesuai atau tidak sesuai. Respon positif kemudian diberi skor

lebih tinggi dari respon negatif. Beberapa teknik pengumpulan data non tes antara

(20)

d. Dokumentasi

Berdasarkan Sukmadinata(Abdul Mutholib, 2009:18), “studi

dokumenter merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan menghimpun

dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokuman trtulis, gambar, maupun

elektronik”. Dalam penelitian ini model yang digunakan peneliti adalah model

pembelajaran inkuiri. Model ini peneliti gunakan untuk memperoleh data awal

tentang nama siswa, nomer induk, nilai hasil ulangan siswa kelas 4 di SD Negeri

payungan 01 Semester II tahun pelajaran 2013/2014.

3.9Indikator Kinerja

Untuk mengukur keberhasilan tiap siklus dalam penelitian tindakan

kelas ini tolok ukurnya adalah sistem belajar tuntas yang pencapaian nilai KKM=

65. Dalam penelitian ini dikatakan mencapai ketuntasan klasikal apabila

ketuntasan mencapai 100%. Jika pada siklus 1 belum mencapai ketuntasan 100%

Gambar

Gambar 3.1 Alur PTK menurut Kemmis dan Taggart (1988: 183)
Tabel 3.1 Kisi –kisi Lembar Observasi
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes Siklus 1
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Tes Siklus 2
+4

Referensi

Dokumen terkait

Alexandrite adalah salah satu yang paling langka dari semua batu permata berwarna.. dan terkenal untuk perubahan warna dari hijau menjadi merah di siang hari

Dengan dukungan kuat dan aliansi strategis antara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan PT Tunas Ridean Tbk serta hadirnya brand baru "Mandiri Tunas

Tujuan dari Promosi adalah untuk memberikan informasi atau pemahaman tentang Produk kepada konsumen, mendapatkan kenaikan penjualan, mendapat pelanggan baru dan pelanggan

Dalam Undang-Undang nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal

Gender adalah sifat yang melekat baik pada kaum laki-laki maupun perempuan yang di kontruksikan baik secara social maupun cultural. Misalnya perempuan dikenal lemah lembut,

Local Regulation on The Protection and Empowerment of The Farmer must started from real problem which generally occur in a region with basis on it’s enactment upon

Kebijakan pelayanan kesehatan menjadi salah satu komponen yang utama (Pujowati, 2012). Peningkatan pelayanan kesehatan yang baik seharusnya tidak berhenti sampai pada

Seed Vigor Testing Handbook.. Association of Seed Analysts,