17 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian
a. Tempat penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri Payungan 01 yang berada di kecamatan Kaliwungu kabupaten Semarang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – April, pada tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan 2 siklus, yang dimana setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan.
3.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang peneliti lakukan adalah seluruh siswa kelas 4 yang berjumlah 23 anak, terdiri dari 13 anak laki-laki dan 10 anak perempuan SD Negeri Payungan 01, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang
Setiap kelas meliliki 1 ruang kelas yang digunakan untuk proses belajar mengajar. Masing – masing kelas diampu oleh 1 guru kelas yang merangkap sebagai wali kelas, 1 guru agama kristen, 1 guru agama islam, 1 guru olahraga, dan 1 guru mulok yang merangkap sebagai guru SBK. Kegiatan belajar mengajar pada hari senin sampai dengan kamis kegiatan belajar mengajar dimulai pada pukul 07.00 dan diakhiri pada pukul 12.15, sedangkan pada hari jum’at dan sabtu dimulai pada pukul 07.30 yang kemudian diakhiri pada pukul 11.15.
Kondisi ekonomi dari orang tua siswa SD Negeri Payungan 01 masih tergolong rendah, yaitu sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Hal tersebut berdampak pada kesadaran dan perhatian mereka terhadap pendidikan sangatlah kurang selain itu sarana dan prasarana sekolah juga minim. Akan tetapi hal itu tidak mengurangi semangat dan niat para guru dalam melaksanakan tugas di sekolah ini.
3.2Variabel Penelitian
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
kesimpulan” (Sugiyono, 2009:60). Variabel penelitian ini dibedakan menjadi dua,
yaitu:
3.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang
sifatnya berdiri sendiri. Variabel bebasnya adalah menggunakan model
pembelajaran inkuiri.
Dalam variabel ini yang digunakan adalah model pembelajaran
inkuiri, yang berarti salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat mencari
pemecahan permasalahan dengan kritis, analisis, dan ilmiah dengan menggunakan
langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan karena
didukung oleh data atau kenyataan.
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variable lain
yang sifatnya tidak berdiri sendiri. Variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya.
3.3Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research. Dengan
menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2)
tindakan, dan (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan
tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh
siswa. (Arikunto, 2008:2-3)
Peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
berkolaborasi dengan guru kelas. Penelitian ini menggunakan 2 siklus yang terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Peneliti tidak
observasi, sedangkan pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dilakukan oleh guru untuk memperbaiki keadaan yang
kurang memuaskan dan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
3.4 Desain Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari
Kemmis dan Taggart (1988:14) yang berbentuk spiral yaitu dari siklus satu ke
siklus berikutnya ( Daryanto, 2011:183). Setiap siklus terdiri atas planning
(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).
Langkah yang dilaksanakan pada siklus berikutnya ameliputi perencanaan yang
sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1
dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus
Gambar 3.1 Alur PTK menurut Kemmis dan Taggart (1988: 183)
3.5 Rencana Siklus 3.5.1 Rencana siklus I
1. Perencanaan
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan model
pembelajaran inkuiri peneliti perlu membuat perencanaan sebelum melakukan
tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi penerapan model
pembelajaran inkuiri.
b. Menyiapkan materi ajar berupa buku IPA kelas 4 SD.
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Perm asalahan Perencanaan
t indakan I
Pelaksanaan t indakan I
Pengam at an/ pengum pulan
dat a I Refleksi I
Siklus I
Perbaikan hasil refleksi I
Perencanaan t indak II
Pelaksanaan t idak II
Siklus II Refleksi II Pengam at an/
pengum pulan dat a II
Apabila perm asalahan belum t erat asi
d. Membentuk kelompok secara acak tanpa melihat kepandaian siswa.
e. Membuat lembar kegiatan diskusi siswa.
f. Menyusun tes disetiap akhir pertemuan pada siklus 1 untuk mengetahui
hasil belajar yang telah dilaksanakan.
g. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
h. Mengumpulkan data dari hasil pelaksanaan pembelajaran
2. Pelaksanaan Kegiatan awal:
a. Menyiapkan kondisi kelas dan materi untuk mengajar.
b. Melihat kesiapan belajar siswa.
c. Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti:
a. Guru menyiapkan bahan ajar sesuai dengan materi yang telah disusun
pada RPP dengan menggunakan model inkuiri.
b. Mengatur siswa berdasarkan kelompok anggota 3-4 siswa yang telah
dirancang oleh guru secara acak.
c. Setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompok berisi materi tentang
gaya mempengaruhi gerak benda.
d. Siswa dalam kelompok diberi permasalahan - permasalahan yang
berkaitan dengan gaya yang telah disediakan oleh guru dalam lembar
diskusi kelompok.
e. Siswa mencari jalan keluar dari permasalahan – permasalahan diberikan
oleh guru bersama teman satu kelompoknya.
f. Peneliti bersama guru kelas mengamati jalannya kerjasama dalam
kelompok.
g. Guru berkeliling mengamati kerjasama dalam kelompok.
i. Guru meminta salah satu siswa yang kelompoknya dipanggil untuk
membacakan jawabannya di depan sebagai perwakilan dari
masing-masing kelompok.
j. Guru membahas jawaban siswa bersama siswa yang lain dan
memberikan skor atas jawaban kelompok yang benar.
Kegiatan akhir :
a. Guru memberikan kesimpulan dari pembelajaran.
b. Guru memberikan penguatan kepada siswa.
c. Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal evaluasi pada setiap
pertemuan disiklus 1 secara mandiri.
3. Observasi
a. Peneliti bersama dengan guru kelas melakukan observasi.
b. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan
guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.
c. Peneliti mengisi lembar observasi siswa dan guru berdasarkan hasil
observasi.
4. Refleksi
Hasil pembelajaran IPA dengan menggunakan model inkuiri dianalisis
untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan dalam
penerapannya. Hasil dari pembelajaran sudah sesuai dengan penerapannya atau
belum dan pelaksanaan tindakan pada kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
pada Siklus 1, sebagai bahan untuk memperbaiki perencanaan untuk siklus
berikutnya.
3.5.2 Rencana Siklus 2
Rancangan pelaksanaan siklus II dilakukan setelah mengkaji
(mengevaluasi) hasil tindakan pada siklus I, meskipun tahap yang akan dilakukan
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus II sama seperti yang
dilakukan pada siklus I. Peneliti juga perlu membuat perencanaan sebelum
melakukan tindakan, tetapi pada siklus II dilaksanakan setelah melihat hasil dari
siklus 1. Pada siklus II ini langkah-langkahnya sama seperti siklus 1 tetapi
berbeda kompetensi dasarnya.
2. P elaksanaan Kegiatan awal:
a. Menyiapkan kondisi kelas dan materi untuk mengajar.
b. Melihat kesiapan belajar siswa.
c. Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti:
a. Guru menyiapkan bahan ajar sesuai dengan materi yang telah disusun pada
RPP dengan menggunakan model inkuiri.
b. Mengatur siswa berdasarkan kelompok anggota 3-4 siswa yang telah dirancang
oleh guru secara acak.
c. Setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompok berisi materi tentang gaya
dapat mengubah bentuk benda.
d. Siswa dalam kelompok diberi permasalahan - permasalahan yang berkaitan
dengan gaya yang telah disediakan oleh guru dalam lembar diskusi kelompok.
e. Siswa mencari jalan keluar dari permasalahan – permasalahan diberikan oleh
guru bersama teman satu kelompoknya.
f. Peneliti bersama guru kelas mengamati jalannya kerjasama dalam kelompok.
g. Guru berkeliling mengamati kerjasama dalam kelompok.
i. Guru meminta salah satu siswa yang kelompoknya dipanggil untuk
membacakan jawabannya di depan sebagai perwakilan dari masing-masing
kelompok.
j Guru membahas jawaban siswa bersama siswa yang lain dan memberikan skor
atas jawaban kelompok yang benar.
Kegiatan akhir :
a.Guru memberikan kesimpulan dari pembelajaran.
b.Guru memberikan penguatan kepada siswa.
c.Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal evaluasi pada setiap pertemuan
disiklus II secara mandiri.
3. Observasi
a. Peneliti berkerjasama dengan guru kelas untuk melakukan observasi.
b. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru
dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.
c. Peneliti mengisi lembar observasi siswa dan guru berdasarkan hasil observasi.
4.Refleksi
Hasil kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri akan
dianalisis. Analisis tersebut menggunakan pengumpulan data-data yang telah
dicatat dalam lembar observasi baik siswa ataupun guru serta penilaian dalam
menyelesaikan tes formatif dianalisis untuk mendapat kesimpulan.Hasil analisis
akan dicatat apakah pada setiap tahapan sudah menunjukkan peningkatan atau
belum. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan aktivitas serta hasil pembelajaran
pada mata pelajaran IPA materi gaya, dengan demikian pembelajaran dapat lebih
3.6 Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar IPA yang diperoleh dari
siswa
b. Data Kualitatif
Data Kualitatif diperoleh dari data yang dilakukan pada penelitian ini
adalah metode observasi, metode tes, catatan lapangan.
3.7 Instrumen Penelitian
Tabel 3.1
Kisi –kisi Lembar Observasi
No Variabel Indikator Sumber Data Alat/Instrumen
Mengelola
waktu
Melaksanakan refleksi
3. Hasil belajar
siswa terhadap
materi tentang
gaya
mempengaruhi
gerak dan
bentuk benda
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
inkuiri
ketrampilan
hasil diskusi kelancaran
dalam
menyampaikan
hasil diskusi
Siswa Lembar
observas
i
Tes
Penelitian ini menggunakan teknik tes tertulis yang berbentuk pilihan
ganda. Kisi-kisi butir soal tes tertulis siklus 1 sapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Soal Tes Siklus 1 Standar
perubahan gerak suatu
Tabel 3.3
Kisi-kisi Soal Tes Siklus 2 Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Nomor
Item
3.8. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah:
Analisis kuantitatif
a. Teknik analisis data yaitu menggunakan data kuantitatif sederhana
menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil
tes siklus 1 dengan hasil tes siklus 2. Untuk mengetahui keberhasilan tiap
siklus yang telah digunakan untuk penelitian tindakan kelas ini, yaitu
dengan ketuntasan belajar siswa dengan pencapaian KKM= 6. Hasil
belajar dapat diukur apabila setiap siswa telah mencapai KKM= 65, maka
dikatakan tuntas dan berhasil.
Untuk menghitung hasil belajar IPA dianalisis dengan cara menghitung
Menghitung ketuntasan hasil belajar
Persentase= X 100%
Dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 100% populasi kelas telah
tuntas belajar.
b. Data kualitatif berupa data hasil observasi aktifitas siswa dan aktifitas guru
dalam pembelajaran kontekstual, serta hasil catatan lapangan dan angket
dianalisis dengan deskriptif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat
yang dipisah-pisahkan menurut katagori untuk memperoleh kesimpulan.
3.9Uji Instrumen
3.9.1 Analisis Validitas Instrumen
Validitas adalah ketetapan atau kecermatan suatu instrumen dalam
mengukur apa yang diukur (Dwi Priyatno, 2010:90). Uji validitas sering
digunakan untuk mengukur ketetapan suatu item kuisioner atau skala, apakah
item-item pada kusioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin
diukur. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Validitas item
ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor
total), item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat skor koefisien korelasi
yang digunakan untuk mengatur tingkat validitas suatu item dan untuk
menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak.
Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang digunakan,
biasanya digunakan uji signifikasi 0, 50, artinya suatu item dianggap valid jika
berkorelasi signifikan terhadap skor total. Atau jika melakukan penelitian
langsung terhadap koefisien korelasi, bisa digunakan batas nilai minimal korelasi
0,30. Menurut Azwar (1999) semua item yang mencapai koefisien korelasi
minimal0, 30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan
bahwa bila jumlah item belum mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas
kriteria 0, 30 menjadi 0, 25 tetapi menurunkan batas kriteria di bawah 0, 20 sangat
5% atau 0, 05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).
Pada program SPSS teknik pengujian yang sering digunakan untuk uji validitas
adalah menggunakan korelasi Bivariate pearson ( Produk Momen Pearson) dan
Corected Item- Total Correlation.
Berdasarkan soal tes yang diujikan pada siswa SD Negeri Mukiran 04
maka hasilnya diolah dengan menggunakan program SPSS versi for windows dan
hasil analisisnya dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini adalah tabel hasil uji
validitas instrumen siklus 1 dan siklus 2.
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Tes Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus Bentuk
Instrumen Item Soal Valid
Tidak
Gambar tabel menunjukkan bahwa setelah dilakukan analisis dari 30
soal tes siklus 1 terdapat 7 soal yang correted item to total correlation ≤ 0,2
telah dianalisis diperolrh hasil 9 soal tes yang correted item to total correlation ≤
0,2 sehingga tidak valid.
3.9.2 Analisis Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang. Ada beberapa metode pengujian reliabilitas
diantaranya metode tes ulangan, formula belah dua dari Spearman Brown,
formula Rulon, formula Flanagan, Chronbach,s Alpha, metode formula KR- 20,
KR-21, dan metode Anova Hoyt. Dalam SPSS akan dibahas uji yang sering
digunakan mahasiswa adalah dengan menggunakan metode Chronbach,s Alpha.
Untuk pengujian biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,6.
Menurut Sekaran (1992), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik. Hasil
perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan, dapat dilihat pada lampiran.
Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel di bawah ini sebagai berikut:
Tabel 3.3
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus Bentuk Soal Koefisien Alpha Kriteria
1 Pilihan Ganda 0, 817 Reliabilitas baik
2 Pilihan Ganda 0,818 Reliabilitas baik
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa dari uji reliabiliras 30 item
soal evaluasi 1 diperoleh Koefisien Alpha= 0, 817 yang termasuk dalam kriteria
reliabilitas 30 item soal evaluasi 2 diperoleh Koefisien Alpha 0, 818 yang
termasuk dalam kriteria reliabilitas baik karena alpha lebih dari 0, 8.
3.9.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Agar dapat diperoleh kualitas soal yang baik selain memenuhi
validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesukaran soal
adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan
sukar (Sudjana, 2011 : 137)
Analisis taraf kesukaran soal dalam penelitian ini menggunakan tabel
Rose dan Stenley dengan kriteria berikut ini:
Tabel 3.4
Tabel Rose dan Stenley
Persentase Option Kategori
2 3 4 5
1. Option 2 adalah bentuk benar-salah
2. Option 3, 4, 5 adalah bentuk pilihan ganda
3. n adalah 27 % dari banyaknya siswa yang mengikuti tes
Dalam menghitung indeks kesukaran soal, dapat menggunakan rumus
sebagai berikut :
SR + ST
1. SR adalah siswa yang menjawab salah satu dari kelompok rendah.
2. ST adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok tinggi (Sudjana,
2011: 138 – 139)
Pengumpulan data dalam penelitian perlu dilakukan untuk
memperoleh data atau informasi. Proses pengumpulan data diperlukan sebuah alat
atau instrumen pengumpulan data. Pengambilan data dilakukan selama proses
pembelajaran dengan mengambil skor prestasi belajar siswa dalam bentuk tesdi
akhir pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mengetahui keberhasilan atau
kegagalan dalam proses pembelajaran (sebagai alat ukur keberhasilan
pembelajaran). Teknik dan alat pengumpulan data memiliki makna yang berbeda.
Teknik pengumpulan data memiliki arti cara atau prosedur yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Alat pengumpulan data berarti instrumen atau perangkat
yang dihunakan untuk mengumpulkan data.
Menurut Endang Mulyatiningsih (2012:12).
Alat pengumpulan data dapat dibedakan menjadi dua yaitu, tes dan
non tes. Instrumen yang berwujud tes digunakan pada variabel yang mengukur
pengetahuan, kemampuan dan kompetensi sedangkan instrumen non tes
digunakan untuk mengukur variabel yang memiliki cakupan luas, tidak
mengandung unsur benar atau salah seperti sikap, kepemilikan, pribadi, dan
lain-lain.
Teknik pengumpulan data ysng digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari 3 teknik yaitu:
a. Observasi
Menurut Endang Mulyatiningsih (2012:26) menjelaskan bahwa:
Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui observasi dan
pencatatan perilakusubjek penelitian yang dilakukan secara sistematik. Alat yang
Alat tersebut, perilaku yang diamati sudah tertulis sehingga pada saat peneliti
melakukan observasi, peneliti tinggal memberikan tanda cek atau skor nilai.
Perkembangan dan kemajuan aktivitas belajar siswa dapat diketahui
dengan melakukan observasi. Peneliti bertugas untuk melakukan obsevasi dan
penilaian melalui pengamatan lembar aktivitas siswa dan kegiatan mengajar guru
pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan di kelas 4 SD Negeri Payungan 01.
b. Teknik Tes
Endang Mulyatiningsih (2010:25) mengungkapkan bahwa:
Tes merupakan teknik pengumpulan data penelitian yang berfungsi
untuk mengatur kemampuan seseorang. Tes dapat digunakan untuk mengatur
kemampuan yang memiliki respon/jawaban benar atau salah. Jawaban benar akan
mendapat skor dan jawabn salah tidak mendapat skor. Hasil pengukuran dengan
menggunakan tes termasuk kategori data kuantitatif.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersifat nilai siswa yang
diperoleh dari tes hasil belajar IPA. Tes diadakan setiap akhir pertemuan disetiap
pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2.
c. Teknik Non Tes
Endang Mulyatiningsih (2010:26) mengungkapkan bahwa:
Teknik pengumpulan data non tes mengandung pengertian ‘tidak ada
jawaban yang benar ataun salah’. Teknik pengumpulan data ini bisa digunakan
untuk mengukur pendapat/opini, sikap, motivasi, kinerja, dan lain-lain. Respon
yang diberikan oleh subjek penelitian dapat diberi skor, tetapi skor tersebut tidak
digunakan untuk memberi nilai benar atau salah. Respon subjek penelitian dapat
dikategorikan pada skala positif atau negatif, muncul atau tidak muncul, baik atau
kurang baik dan sesuai atau tidak sesuai. Respon positif kemudian diberi skor
lebih tinggi dari respon negatif. Beberapa teknik pengumpulan data non tes antara
d. Dokumentasi
Berdasarkan Sukmadinata(Abdul Mutholib, 2009:18), “studi
dokumenter merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokuman trtulis, gambar, maupun
elektronik”. Dalam penelitian ini model yang digunakan peneliti adalah model
pembelajaran inkuiri. Model ini peneliti gunakan untuk memperoleh data awal
tentang nama siswa, nomer induk, nilai hasil ulangan siswa kelas 4 di SD Negeri
payungan 01 Semester II tahun pelajaran 2013/2014.
3.9Indikator Kinerja
Untuk mengukur keberhasilan tiap siklus dalam penelitian tindakan
kelas ini tolok ukurnya adalah sistem belajar tuntas yang pencapaian nilai KKM=
65. Dalam penelitian ini dikatakan mencapai ketuntasan klasikal apabila
ketuntasan mencapai 100%. Jika pada siklus 1 belum mencapai ketuntasan 100%