KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA
Untuk Usia Dini (U5-U12), Usia Muda (U13-U20) & Senior
Copyright @2012 by Timo Scheunemann
Penyusun : Timo Scheunemann
Penulis : Timo Scheunemann
Claudio Reyna DR. Javier Perez
DR. Paul Gunadi
Tim Revisi : Bert Pentury, Emral Abus, Indra Syafri
Penerjemah : Gheeto TW dan Timo Scheunemann
Lay out : Gheeto TW, Timo Scheunemann, Kasmawati
Penyunting : Kasmawati
Tata Letak : Kasmawati
Desain Sampul : Gheeto TW
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama dan terutama Puji Syukur kepada Tuhan; sumber kekuatan dan kemampuanku.
Beribu ucapan terima kasih saya tujukan kepada banyak pihak yang ikut andil secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan Kurikulum Sepak bola Indonesia ini.
Bp. Djohar Arifin selaku Ketua PSSI, Bp. Bob Hippy selaku Exco Pembinaan Usia Muda PSSI dan Bp. Arifin Panigoro atas dukungannya.
Tom Byer dan Claudio Reyna yang sudah menjembatani perijinan penggunaan sebagian dari US Soccer Curriculum.
Bert Pentury, Emral Abus, Indra Syafri dan Wim Rijsbergen untuk masukan-masukannya.
DR. Perez, DR. Paul Gunadi, Matias Ibo dan Heru Sugiri untuk sumbangan materinya.
Gheeto TW dan Kasmawati Wicaksono yang peran dan bantuannya sangat saya hargai.
Isteri saya tercinta Devi dan orang tua serta kakak saya Sven, Rainer, Ralph dan Silke atas dukungan morilnya selama ini.
Asisten pelatih saya yang setia Heri serta sahabat James, Rino, Nehemia Wagiyono, dan Paul Richardson.
Mentor saya Martin Hagele serta Markus Weidner, Bernd Stroeber, Horst Hrubesch, Inggo Weniger, Stefen Freund dan Ralf Peter dari DFB.
Semua pelatih yang pernah melatih dan semua pemain yang turut andil dalam perkembangan saya sebagai pemain dan pelatih sepak bola.
Terima kasih.
In Loving Memory : Puji Purnawan (Mantan Punggawa Pra-Olimpiade 1992).
Untuk Bangsaku demi berkumandangnya “Indonesia Raya”
Sambutan Exco Usia Muda
Pembinaan sepakbola usia muda Indonesia tengah menjadi perhatian yang serius dan terus menerus ditekuni PSSI untuk mempersiapkan sebuah desain timnas masa depan Indonesia .
Fondasi untuk membentuk timnas senior yang tangguh sudah jelas harus dimulai dengan mempersiapkan pemain sejak usia muda. Maka pola pembinaan pemain usia muda yang seharusnya
menjadi tanggung jawab klub telah beralih menjadi “peluang “ dengan hadirnya Akademi Sepakbola
Nusantara di Indonesia .
Kehadiran Akademi Nusantara yang dibangun oleh PSSI dengan kepemimpinan pembaharuan telah mendapatkan porsi yang layak . Ini dibuktikan dengan adanya kompetisi usia muda dan lahirnya kurikulum untuk pelatihan bagi pemain usia muda .
Visi dari kurikulum pembinaan usia muda ini juga sekaligus menjadi fondasi dasar untuk pembinaan pelatih dalam melatih pemain usia muda .
Target kurikulum sepakbola ini adalah, untuk memberikan panduan bagi para pelatih. Maka diharapkan, akan hadir pemain berbakat dan tangguh di Indonesia di masa depan.
Terima kasih . Jakarta , 1 April 2012 Bob Hippy
Pendahuluan
Xavi, gelandang FC Barcelona, saat ditanya soal kehebatan FC Barcelona menjawab demikian,
“Di La Masia (akademi FC Barcelona) kami tidak ditempa untuk menang namun untuk berkembang.” Salah satu kelemahan yang paling mendasar dalam pembinaan “grass root” (U5-U12) dan usia muda (U13-U20) di Indonesia adalah fokus SSB yang salah; fokus SSB lebih ke arah menggapai kemenangan daripada membina pemain hingga bisa mencapai potensi maksimalnya.
SSB sibuk menggapai prestasi sebagai klub hingga lupa bahwa prestasi sebenarnya adalah pembentukan pemain secara menyeluruh; teknik (bagaimana melakukan sesuatu), taktik (pengertian permainan atau pengertian akan mengapa melakukan sesuatu), fisik dan mental (menempa karakter yang positif dan kuat yang begitu penting artinya baik untuk kehidupan sang pemain secara keseluruhan maupun untuk perkembangannya sebagai pemain bola).
Sudah saatnya kita bersama menyatukan tekad memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Bukan untuk kita pribadi atau SSB kita masing-masing namun untuk Indonesia. Mari kita berlomba menelurkan pemain-pemain yang berbakat dan berkarakter demi kemajuan sepak bola Indonesia. Kurikulum ini adalah bagian dari langkah-langkah konkret yang dilakukan oleh Badan Usia Muda PSSI. Dengan adanya kurikulum ini harapan kami program latihan di semua SSB di seluruh Indonesia
menjadi; (1) lebih berkualitas , (2) lebih “age specific” atau tepat usia, (3) lebih terarah secara baku
atau dengan kata lain memiliki standar yang sama.
Segala kekurangan yang ada mohon dimaaafkan. Semoga pada edisi kedua berikutnya dapat lebih mendekati sempurna.
Untuk memahami dan melaksanakan pedoman ini diperlukan kesungguhan dan usaha yang maksimal dari anda. Dibutuhkan kemauan untuk belajar serta totalitas dalam melaksanakan profesi anda sebagai seorang pelatih. Entah dibayar atau bekerja secara suka rela, seorang pelatih harus mengerti bahwa perannya begitu penting di dalam menempa generasi penerus bangsa. Berangkat dari pemahaman ini diharapkan anda sebagai seorang pelatih menganggap serius peran anda dan karenanya berusaha untuk terus belajar, mempersiapkan latihan secara maksimal dan berinteraksi dengan pemain dengan penuh rasa tanggung jawab.
Tetap semangat, jangan putus asa! Bersama kita bisa meraih keajaiban yang kita idam-idamkan
bersama; mendengar “Indonesia Raya” berkumandang di pentas Piala Dunia!
Semoga Tuhan memberkati usaha kita bersama. Salam,
Timo Scheunemann
Daftar Isi
Ucapan Terima kasih ………... ii
Sambutan Ketua Umum PSSI ... iii
Sambutan Ketua Komite Pengembangan Sepak Bola Usia Muda……….. iv
Pendahuluan Direktur Pembinan Usia Muda ……….. v
Daftar Isi ... ... vi
1. Hubungan Latihan dengan Pertandingan ………. ……… 10
2. Empat Komponen yang saling melengkapi ……….… …… 10
C. Intisari Materi Kepelatihan ... 11
H. Materi kepelatihan Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental ... 38
I. Materi Kepelatihan Situasi Standar (Set Piece) dan Formasi ... 39
1. Penjabaran Situasi Standar ... 40
J. Materi Kepelatihan Penjaga Gawang ... 46
1. Kualifikasi Penjaga Gawang ... 47
K. Gaya kepelatihan ... 53
1. Garis Besar Mengenai Kepelatihan & Persiapan Latihan ... 53
2. Menciptakan suasana dan sarana berlatih yang kondusif bagi perkembangan Pemain ... 55
3. Meracik Menu Latihan & Organisasi Latihan ... 56
Bab III Kurikulum Sesuai Kelompok Umur ... 59
B. Frekuensi Materi Latihan Sesuai Kelompok Umur ... ... 63
1. Frekuensi Latihan Fisik Sesuai Kelompok Umur .. ... 63
2. Frekuensi Latihan Teknik Sesuai Kelompok Umur ... 64
3. Frekuensi Latihan Taktik Sesuai Kelompok Umur... 65
4. Frekuensi Latihan Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental Sesuai Kelompok Umur... 66
C. Kurikulum setahun untuk masing-masing kelompok umur... 67
D. Struktur Program Latihan Untuk Masing-masing Tingkatan Kelompok Umur... 81
1. Tingkat Pemula/Fun Phase (U5-U8 Tahun)... 81
1) Struktur Program Latihan ... 81
2) Contoh Program Latihan ... 82
2. Tingkat Dasar/Foundation Phase (U9-U12 Tahun) ... 84
1) Struktur Program Latihan ... 84
2) Contoh Program Latihan ... 85
3. Tingkat Menengah/Formative Phase (U13-U14 Tahun) ... 88
1) Struktur Program Latihan ... 88 Bab IV Kesalahan-kesalahan yang umum terjadi di Indonesia dalam hal organisasi latihan, pembuatan program latihan serta eksekusi latihan ... 106
Bab V Teori Sepak Bola Modern ... ... 109
A. Prinsip-prinsip Sepak Bola Modern ……… 109
B. Prinsip-prinsip Dasar Bermain 4-4-2 Dengan Benar ………. 111
C. Langkah-Langkah Menuju 4-4-2 (sekaligus 4-3-3) ………... 118
D. Pengertian Taktik 4-3-3 ……….…….. 135
1. Pengertian Taktik Lapangan Kecil Sebagai Tahapan Menuju 4-3-3 ……….. 137
1) Formasi 2-2 ……….……… 138
4. Berbagai Cara Mengevaluasi Fisik Secara Obyektif & Praktis ……….. 152
5. Panduan Khusus Penggunaan Gym (Fitness Studio) ……….… 157
B. Teori Melatih Teknik ……… ………….… .…… 159
D. Teori Melatih Mental ……… 163
1. Pemahaman Dasar ……….. 163
2. Pembinaan Mental Pemain ……… 164
3. Kiat Praktis Meningkatkan Mental Pemain ……… 170
Bab VII Berbagai Variasi Latihan Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil……… 173
A. Variasi Latihan Fisik Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil ...….. 173
B. Variasi Latihan Teknik Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil …… 179
C. Variasi Latihan Taktik Dalam Bentuk Drill dan Permainan Lapangan Kecil …… 198
Bab VIII Mencegah dan Merawat Cedera ... 199
A. Petunjuk Umum ………..………… 199
B. Penangganan Pada Cedera ………..…………. 201
C. Sepuluh Hal Praktis Menangkal Flu ………..……… 220
Bab IX Pemahaman Dasar Peraturan Pertandingan (Laws of the Game)... 222
Bab X Lampiran ………. 262
A. Scouting Pemain ……….. 262
B. Formulir Data Diri Pemain & Panduan Scouting ……… 266
C. Scouting Tim Lawan ……….. 270
BAB I
PRINSIP BERMAIN
A.
GAYA PERMAINAN - GARIS BESAR
Elemen kunci untuk pelatih dan pemain
yang membentuk gaya permainan
1.
Pertandingan
Gaya penyerangan
Semua tim disarankan untuk menunjukkan gaya bermain yang menyerang yang ditunjukkan saat menguasai bola dan dengan melakukan pergerakan tanpa bola dengan cepat.
Transisi cepat dan penyelesaian akhir
Mendorong semua kelompok umur untuk mengusahakan kecepatan bermain, menghindari menggiring bola berlebihan (over dribbling), mengusahakan pergerakan yang terorganisasi dan pergerakan cepat tanpa bola serta cepat mencari penyelesaian akhir.
Posisi spesifik
Sebuah tim harus memiliki pertahanan yang terorganisasi, menjaga posisi spesifik masing -masing dalam formasi. Dilain pihak, pemain akan mencari ruang dan melakukan pergerakan untuk mendukung penyerangan walau harus bergerak jauh dari posisi mereka semula.
2. Formasi
Formasi 4-3-3 dan 4-2-2
4 Bek
Semua formasi yang digunakan oleh tim pada pertandingan 11 v 11 harus terus membuat 4 baris bek. 4 bek menyediakan konsistensi dalam pertahanan dan memberikan ruang bagi bek luar untuk bergerak maju saat menyerang.
B. GAYA PERMAINAN : SPESIFIKASI
Elemen kunci bagi pelatih dan pemain yang
menegaskan gaya permaian
1. Fisik
Speed and Agility (Kecepatan dan ketangkasan)
Kualitas-kualitas ini akan terkandung dalam pertandingan (game) dan permainan yang menggunakan bola sejak kelompok usia dini/grassroot (U5 - U12).
Endurance (Daya Tahan)
Pemain secara individu dan seluruh tim dilatih untuk mampu melakukan pergerakan dengan intensitas tinggi. Usia dini/grassroot (U5 - U12) mendapatkan daya tahan hanya melalui
game/permainan dan latihan teknik. Latihan khusus endurance diharamkan.
Ketahanan dan Kekuatan
Pemain yang kuat mengembangkan kecepatan mereka dengan lebih cepat, mampu menangkal cedera dan lebih kompetitif dalam pertandingan. Usia dini/grassroot (U5 - U12) tidak perlu berlatih ketahanan dan kekuatan karena belum adanya hormon testosterone.
2. Teknik
Passing dan receiving (mengumpan dan menerima bola)
Passing bola bawah yang dilakukan dengan keras/tegas selagi berhadap-hadapan pada jarak yang bervariasi serta menerima bola yang bergerak dilakukan di semua kelompok umur.
Shooting (melesatkan tembakan)
Pemain harus menumbuhkan kemampuan untuk shooting dari jarak yang bervariasi. Semua pemain harus didorong untuk banyak melakukan shooting dari jarak-jarak yang berbeda selama permainan.
Ball Control and turning (kontrol bola dan berbalik dengan bola)
3. Taktik
Bermain dari belakang
Semua tim harus merasa nyaman bermain bola semenjak dari belakang melewati lapangan tengah dan dari sana menuju bagian akhir lapangan. Umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki yang sudah menjadi ciri khas sepak bola Indonesia hendaknya dipertahankan dan diperbaiki kualitasnya.
Possession and Transition (penguasaan bola dan transisi)
Semua tim harus terus menjaga penguasaan bola dengan hanya menggunakan satu/dua sentuhan saja. Pemain harus didorong untuk mendukung dan bergerak sambil berkreasi dalam menentukan arah passing. Setelah permainan penguasaan bola berjalan dengan baik tim harus belajar bagaimana mengumpan bola dari satu sisi lapangan ke sisi lainnya dengan mulus dan efektif.
Transisi Penyerangan/Pertahanan dan Serangan Balik yang cepat
Ketika penguasaan bola hilang, pemain harus bereaksi cepat dan melakukan tekanan untuk mendapatkan bola kembali. Ketika bola kembali dikuasai, pemain harus segera mungkin melakukan serangan balik.
4. Jiwa Kebersamaan (
Psychososial
)/Mental
Respect and Discipline (respek dan disiplin)
Pemain harus beradaptasi pada aturan di dalam tim dan menghargai rekan satu tim, pelatih, wasit dan lawan.
Cooperation (Kerjasama)
Setiap pemain menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari tim dalam satu unit, dan harus bekerjasama dengan rekan satu tim untuk meraih sasaran bersama dalam tiap sesi dan permainan, sebagaimana untuk seluruh musim kompetisi.
Competitiveness (Menumbuhkan Jiwa Kompetisi)
C. PRINSIP BERMAIN (PRINSIPLES OF PLAY)
Untuk pelatih, pemain dan tim
1.
Pelatih
Permainan penguasaan bola (possession) dan permainan lapangan lebih kecil (small sided games) dengan lebih sedikit pemain sangat baik untuk menumbuhkan pengertian taktis sekaligus mengasah kemampuan teknis pemain.
Berlatih dengan lawan dan kompetisi dengan sistim reward and punishment (pemberian penghargaan dan hukuman) dalam sesi latihan harus dilakukan untuk menumbuhkan jiwa kompetisi dalam diri pemain.
Permainan yang memiliki intensitas tinggi didasari oleh kecepatan dan ketangkasan. Singkat tetapi intensif dalam setiap bagian latihan. Beri waktu untuk istirahat lalu pacu kinerja mereka saat latihan sehingga memaksimalkan hasil latihan.
2. Pemain
Maksimal satu, dua atau tiga sentuhan : Meminimalkan jumlah sentuhan menambah kecepatan permainan. Bermainlah dengan sederhana : jangan paksakan situasi, terlalu banyak menggiring bola, sembarangan dengan bola, atau memilih opsi yang sulit.
Tetap menjaga bola di tanah : Bola yang dimainkan mendatar di atas tanah akan lebih mudah dikontrol dan dapat didistribusikan dengan lebih efektif dan cepat oleh tim.
Akurasi dan kualitas passing : Passing harus keras dan akurat, dengan bobot yang tepat.
Sentuhan pertama : Pastikan sentuhan pertama dilakukan secara terkontrol tanpa menghentikan bola. Sentuhlah bola menjauh dari tekanan dan arahkan ke daerah yang bebas.
Pemahaman dan kewaspadaan : Semua pemain, dengan atau tanpa bola harus terus menerus mengamati lapangan, kawan dan lawan.
Situasi 1 v 1 : Bentuk determinasi pemain untuk secepatnya menguasai bola kembali saat bertahan dan bermain sederhana saat menyerang dangan cara menyentuh bola ke samping dengan cepat guna melewati lawan.
Transisi individu : Pemain harus bereaksi dengan cepat ketika penguasaan bola berganti dari penyerangan ke pertahanan dan sebaliknya.
Shooting : Selalu perhatikan gawang lawan. Semua pemain didorong untuk melesatkan tembakan.
3. Tim
Semua pemain bertahan dan semua pemain menyerang : Semua pemain harus terlibat dalam permainan sebagai satu unit.
Ciptakan situasi menang jumlah : Sepak bola adalah permainan yang mengandalkan jumlah pemain. Saat menyerang diupayakan untuk menang jumlah sedangkan bertahan untuk minimal tidak kalah jumlah.
Aliran bola : Bola harus mengalir dari dalam ke luar, dari luar ke dalam sisi permainan. Bola lebih mudah dikuasai di sisi luar lapangan karena sisi dalam lapangan tekanan lawan lebih besar (tentu saja hal ini bisa berubah tergantung situasi).
Prinsip segitiga dan pilihan arah passing : Pemain yang menguasai bola harus terus menerus menerima dukungan dan setidaknya memiliki 2 pilihan untuk melakukan passing. Saat usia dini/grassroot (U5-U12) ajarkan pemain membentuk ketupat saat menyerang guna menciptakan 3 opsi mengumpan; ke kiri, ke kanan dan kedepan/belakang.
Kecepatan permainan : Pergerakan cepat bola (saat menyerang), sedangkan saat bertahan (tanpa bola) menciptakan situasi 2 v 1 (menang jumlah).
Pergerakan tanpa bola : Cari ruang terbaik yang tersedia untuk memberikan pilihan arah untuk mengumpan bagi pemain yang sedang menguasai bola.
Melakukan tekanan sebagai satu unit : Melakukan gerakan menekan yang terorganisasi dengan rapi (menekan secara bersama-sama) sehingga memaksa lawan melakukan kesalahan.
Perpindahan (Transisi) : Upayakan perpindahan dengan mengurangi jumlah operan yang dibutuhkan untuk mendekati area target atau gawang lawan.
Arah permainan : Permainan mengalir dalam 2 arah (bertahan dan menyerang). Selalu tekankan prinsip sederhana namun penting ini dalam semua latihan yang dilakukan.
BAB II
KONSEP MELATIH
1.
Fasilitas & Faktor Pendukung
Lapangan Yang Memadai
Lapangan paling tidak harus rata (berdebu tidak masalah asal rata). Jika di desa Anda hanya ada lapangan kecil, bentuklah tim U12, U10 atau U8, dan bermainlah 5 v 5 atau 7 v 7. Pemain berusia 12 tahun keatas harus bermain di lapangan besar sesuai standar FIFA.
Pengetahuan Gizi
Orang tua dan pemain memiliki pengetahuan akan gizi dan disiplin dalam mengkonsumsi makanan dan minuman yang membantu perkembangan fisik pemain.
Dukungan Penuh Orang Tua
Kegiatan anak harus diketahui dan direstui oleh orang tua masing-masing. Dukungan penuh tidak berarti tekanan. Biarkan pemain berkembang dengan nyaman; didukung tapi tidak ditekan.
Liga Dan Turnamen Yang Tertata Rapi
Liga dan turnamen SSB dalam lingkup PENGCAB (Pengurus Cabang) perlu dilaksanakan sesering mungkin. Agar tidak tergantung pada PENCAB, bentuklah sebuah asosiasi SSB di daerah anda atau bergabunglah secara gratis dengan asosiasi SSB Pusat (ASSBI). Lihat di www.ssbindonesia.com. Prinsip kunci adalah bertindaklah secara pro aktif.
Jumlah Pemain Atau Grup Yang Dibatasi
Peserta latihan yang terlalu banyak tidak efektif dan sulit untuk diawasi secara individu.
Banyak Bola!
Penting tersedia satu bola untuk setiap pemain.
Cones
Sediakan cones beragam warna guna efisiensi latihan.
Kostum dan Rompi
Kostum dan rompi latihan beragam warna harus tersedia guna efisiensi latihan.
Peralatan Bantu Lainnya
2. Faktor Pembina (Pelatih)
Kualitas
Standar sertifikasi D dan C.
Sering/banyak ikut pelatihan atau seminar lebih baik, mau belajar (melalui buku, internet, dll).
Memiliki semangat, jeli dalam melakukan pembenaran pada pemain.
Kuantitas
Pembina yang berkualitas harus banyak, PSSI Pusat dan pengurus propinsi, mutlak perlu mengadakan kursus-kursus dan seminar kepelatihan. Coach Bert Pentury saat ini tengah melakukan tour ke semua provinsi guna melatih pelatih khusus usia dini/grassroot (U5 - U12).
Teladan
Seorang pelatih mutlak harus menjadi teladan baik dalam perkataan dan tingkah laku : tidak suka omong kotor, tepat waktu, bisa menjaga emosi, tidak melakukan pencurian umur, dll.
Motivator
Bukan pencela atau pemaki. Sering dan terus menerus memberikan semangat dengan perkataan dan bahasa tubuh yang positif.
Mengutamakan Pendidikan Formal
Perlu memahami konsep “Student athlete”; seorang pemain adalah seorang murid sekolah,
baru kemudian menjadi atlit. Dengan kata lain, sekolah harus diutamakan oleh pemain, pelatih dan orang tua. CI PELATIH YANG BERKUALITAS
Dapat Mengelompokkan Kualitas Masing-Masing Pemain
Pelatih sangat bergantung kepada pemain. Pelatih harus bisa melihat potensi pemain misalnya dengan latihan atau pergantian posisi. Yang diperhatikan adalah : Teknik, Speed
dengan bola, Speed tanpa bola, Visi, Penempatan posisi, Karakter atau Mental. Karakter perlu diperhatikan karena karakter adalah faktor penentu kesuksesan pemain itu sendiri sekaligus berpengaruh pada kebersamaan tim.
Berjiwa Pemimpin
Kualitas pelatih sebagai pemimpin sangat berpengaruh pada respek pemain pada pelatih. Sebagai sorang pemimpin pelatih harus :
Menjadi Contoh Hidup : Teladan dalam perkataan dan tingkah laku.
Mampu menjadi Pengatur / Penengah Hubungan antar manusia : Terutama dibutuhkan saat terjadi perselisihan atau ketegangan antar pemain. Baik di dalam tim sendiri maupun dengan tim lawan .
Peduli pada pemain : Tunjukkan kepedulian kepada para pemain, seperti masalah pendidikan atau kesehatan pemain. Jangan sekadar menuntut pemain berprestasi. Kenali dan selalu tunjukkan kepedulian anda pada pemain.
Maka perlu untuk terus menerus belajar menambah pengetahuan, baik secara umum maupun dalam bidang kepelatihan.
Fair (sifat adil) : Pelatih tidak pilih kasih kepada anak-anak didiknya, melihat potensi terbaik berdasarkan kemampuan, bukan pilih-pilih.
Konsisten : Tegakkan peraturan dan hukum. Pujilah pemain tanpa pandang bulu. Setali tiga uang dengan prinsip ini adalah kemampuan pelatih untuk selalu menegakkan peraturan tanpa berubah sejalan dengan waktu.
Pelatih harus mampu/ahli dalam menyusun program latihan
Buatlah program latihan yang : Realistis : Sesuai kebutuhan saat pertandingan.
Variatif : Memiliki kreativitas latihan yang beragam dan tidak membosankan.
Metodis : Memiliki metode latihan yang tertata rapi dan berjenjang; , bukan sembarangan membuat program latihan.
Mencakup semua aspek : Fisik, Teknik, Taktik, Mental dan Karakter.
Tematis : Memiliki tema atau tujuan yang dipersiapkan. Dari awal hingga akhir latihan, tema latihan terlihat jelas lewat variasi-variasi latihan yang dipilih. Membuat program yang tematis dikhususkan bagi usia 15 tahun ke atas dan dewasa.
Sesuai prinsip “Benang Merah “ : Masing-masing sesi latihan saling berkaitan, saling berhubungan antara latihan yang satu dan yang lainnya sehingga menghasilkan keutuhan latihan yang baik.
Terencana (Tertulis) : Untuk dokumentasi dan supaya dapat dikoreksi dari waktu ke waktu. Merencanakan latihan anda bisa mengetahui perlengkapan apa saja yang dibutuhkan sehingga latihan bisa berjalan dengan efektif.
Pengetahuan Taktik
Selain masalah teknik, sepak bola juga sangat ditentukan oleh taktik. Pemahaman mendasar mengenai taktik yang wajib dimiliki oleh seorang pelatih adalah :
Taktik bertahan ; Pengertian permainan saat bertahan sebagai individu/grup/tim.
Taktik menyerang ; Pengertian permainan saat menyerang sebagai individu / grup/tim.
Situasi standar; Lemparan ke dalam, free kick, tendangan penjuru dan goal kick.
Taktik hari pertandingan; Penentuan tipe pemain dan formasi yang dipilih, pergantian pemain dan arahan spesifik sesuai kelebihan/kelemahan lawan pada saat bertanding.
3. Program Pembinaan Sehari-Hari/Rutin
Program pembinaan yang rutin dilakukan harus mencakup dan sesuai dengan falsafah program pembinaan sepak bola modern yang di jabarkan dalam halaman berikut.
”Practice doesn’t makes perfect, perfect practice makes perfect” (latihan saja tidak menghasilkan kematangan,
B. FALSAFAH PROGRAM PEMBINAAN
Pengertian inti metode melatih
1.
Hubungan Latihan Dengan Pertandingan
Tujuan dari sesi latihan adalah untuk mempersiapkan pemain untuk kompetisi.
Pertandingan memperlihatkan perkembangan taktik, teknik, fisik dan jiwa kebersamaan (Psychososial)/Mental dalam diri pemain.
2. Empat Komponen Yang Saling Melengkapi
Fisik
Pemain yang kuat dan ulet akan memberikan keuntungan yang besar untuk tim. Sebaliknya seorang pemain yang kelelahan harus berjuang sangat berat untuk menjaga konsentrasinya dan cenderung melakukan banyak kesalahan.
Teknik
Semua pemain di dalam tim diharuskan memiliki kemampuan individu yang sesuai dengan posisi masing-masing. Sebagai contoh, seorang pemain tengah tentu memiliki teknik dan keahlian yang berbeda dengan seorang pemain di posisi bek luar.
Taktik
Bagian ini menolong pemain agar menyatu dengan tim. Tujuannya adalah untuk menghasilkan pemain yang cerdas, mampu beradaptasi dalam situasi yang berganti-ganti dalam pertandingan-pertandingan yang dihadapi.
Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental
Manusia sering dipengaruhi oleh emosinya. Pelatih harus bisa melatih pemain untuk menggunakan emosi-emosi ini untuk keuntungan mereka dan mengarahkan emosi mereka menjadi sebuah kekuatan dan bukan kelemahan bagi mereka.
Titik lemah terbesar pemain kita selain kualitas umpan dan
kecepatan dalam bermain adalah
mental
dan
pengertian taktik.
Titik lemah pemain = Titik lemah pelatih!
C. Intisari Materi Kepelatihan
Area Pengembangan saat berlatih sepak bola
Materi Kepelatihan
1. Fisik
2. Teknik
3. Taktik
4. Jiwa kebersamaan (
Psychososial
)/Mental
5.
Set piece
(gerakan dan alur bola yang direncanakan - Situasi
Standar)
6. Formasi
D. MATERI KEPELATIHAN : ISTILAH UMUM
Definisi untuk Istilah-istilah khusus dalam Sepak Bola1. Taktik
Aksi individu atau bersama-sama yang ditunjukkan oleh pemain atau sekelompok pemain untuk mengambil kesempatan dari seorang pemain lawan atau sekelompok pemain lawan atau tim lawan secara keseluruhan.
Penjelasan : Sebuah taktik adalah alat untuk membangun strategi.
Contoh : Perpindahan bola dengan cepat dari satu sisi lapangan ke sisi lain.
2. Strategi
Sebuah pemahaman atau ide yang disepakati bersama oleh seluruh anggota tim sejak awal pertandingan dengan tujuan mengalahkan lawan.
Penjelasan : Strategi berhubungan dengan formasi tim dan juga sistim yang digunakan oleh tim.
Contoh : Strategi pertahanan - tiga striker maju guna melakukan tekanan dan pemain gelandang tengah mendekati lawan di area tengah untuk menghalangi mereka berbalik. Diharapkan dengan cara demikian bola bisa direbut kembali di area pertahanan lawan.
3. Formasi
Pengaturan posisi pemain dan pembagian tugas pada masing-masing pemain di lapangan yang diatur sejak awal pertandingan.
Penjelasan : Ini biasanya ditulis dalam tiga angka yang mengidentifikasi pemain di posisi pertahanan, tengah dan penyerangan.
Contoh : 4-3-3, berarti ada 4 pemain bertahan (defenders), 3 pemain tengah (midfielders) dan 3 penyerang (strikers).
4. Sistem
Sebuah formasi yang secara khusus menyorot pada bentuk dan atau peran untuk satu atau beberapa pemain.
Penjelasan : Sebuah Sistim adalah kombinasi formasi dan strategi.
E. MATERI KEPELATIHAN : FISIK
1. Hal-hal yang Meningkatkan Kemampuan Tubuh
1) Kekuatan
Daya Tahan Kekuatan/Power
Daya Eksplosifitas
Kekuatan Maksimal
2) Daya Tahan
Kemampuan Gerak Tubuh (Aerobic Capacity)
Kekuatan Gerak Tubuh (Aerobic Power)
Tenaga yang Dihasilkan Otot dengan laktat (Anaerobic Lactic)
Tenaga yang dihasilkan Otot tanpa Laktat (Anaerobic Alactic)
3) Kecepatan
Reaksi
Kemampuan Akselerasi (Acceleration)
Kecepatan Maksimal
Daya tahan tubuh mempertahankan kecepatan
Kemampuan merubah arah lari dengan cepat (Acyclic Speed)
4) Kelenturan & Mobilitas Otot
5) Koordinasi & Kelincahan
6) Kemampuan Motorik Dasar
2. Pemaham Istilah-Istilah Fisik
Hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan tubuh
1) Kekuatan
Kemampuan otot melakukan gerakan tiba-tiba dengan intensitas yang tinggi dan dengan beban yang bervariasi.
Daya Tahan Kekuatan/Power
Kemampuan untuk memelihara gerakan sentak otot di dalam intensitas dan beban tinggi dalam kurun waktu yang lama.
Dengan Cepat Menghasilkan Kekuatan Tubuh Yang Besar ( Daya Eksplosifitas )
Kemampuan untuk mengendalikan gerakan sentak otot di dalam intensitas dan beban tinggi dalam kurun waktu sependek mungkin (secepat mungkin).
Kemampuan tubuh untuk melakukan aktifitas fisik dengan intensitas tertentu dan dalam kurun waktu tertentu.
Kemampuan Gerak Tubuh (Aerobic Capacity)
Kemampuan untuk melakukan aktivitas gerak tubuh secara aerobic. Pengertian aerobic
itu sendiri adalah: Tenaga yang dihasilkan otot dengan bantuan oksigen. Semakin lama jangka waktu latihan, semakin dominan fungsi oksigen.
Penjelasan : Ini adalah sebuah aktivitas latihan dengan oksigen yang cukup sehingga tidak menyebabkan gangguan tertentu pada tubuh. Artinya karena adanya keseimbangan antara produksi energi tubuh dan energi yang digunakan oleh tubuh pemain bisa melakukan latihan tanpa halangan.
Contoh : Tergantung pada usia dan tingkat kemampuan pemain, latihan yang bersifat
aerobic terjadi secara terus menerus dan dinamis dalam kurun waktu 4 hingga 6 menit dan menggunakan sekitar 85% fungsi kerja maksimal jantung.
Kekuatan Gerak Tubuh (Aerobic Power)
Kemampuan untuk menggabungkan antara kemampuan aerobic dan sistim energi
anaerobic di dalam jangka waktu lama dengan tujuan untuk memperoleh performa terbaik dalam aktivitas fisik yang dinamis.
Penjelasan : Ini adalah sebuah latihan dengan persediaan oksigen yang cukup namun juga membutuhkan sumber energi lain. Jika sumber energi lain tidak tersedia, akan mengakibatkan gangguan dan pengurangan kekuatan pada tubuh.
Tenaga Yang Dihasilkan Otot Dengan Laktat (Anaerobic Lactic)
Merupakan aktivitas fisik yang terus menerus menghasilkan asam laktat konsentrasi tinggi di dalam kurun waktu yang pendek. Berbeda dengan aktifitas aerobic yang menggunakan oksigen, anaerobic adalah tenaga yang dihasilkan otot tanpa oksigen dan laktat terbentuk. Kondisi ini dapat terjadi misalnya saat berlari cepat dalam kurun waktu lama.
Penjelasan : Ketika intensitas latihan terlalu tinggi dan dalam waktu yang lama, sistem energi tubuh yang menggunakan oksigen (aerobic) tidak mampu menyediakan semua energi yang dibutuhkan dengan cepat. Jika kondisi ini terjadi, maka tubuh membutuhkan sistem energi yang lainnya dan hal ini justru menjadi penyebab berkurangnya kekuatan tubuh. Oleh sebab itu sistem energi (anaerobic lactic) kemudian menghasilkan sebuah zat kimia yang disebut sebagai asam laktat (lactic acid). Jika dalam jumlah banyak akan memengaruhi kemampuan tubuh selama aktivitas fisik. Oleh karena itu, tingkat aktivitas fisik sewaktu-waktu perlu dikurangi dengan tujuan untuk mendaur ulang asam laktat dan mendorong terjadinya performa tingkat tinggi. Untuk alasan inilah, ketahanan pemain dalam mentolerir asam laktat yang terbentuk di dalam tubuh menjadi sangat penting.
Contoh : Tergantung dari kemampuan dan tingkat usia pemain, kondisi seperti ini tercipta saat melakukan aktivitas yang dinamis dan berkelanjutan dengan kekuatan maksimal selama kurun waktu 45 detik. Sebagai contoh, melakukan sprint selama 45 detik adalah contoh aktifitas pengerakan otot tanpa oksigen yang menyebabkan terbentuknya asam laktat.
Tenaga Yang Dihasilkan Otot Tanpa Laktat (Anaerobic Alactic)
Aktivitas fisik yang dinamis, intensitas tingkat tinggi namun singkat dengan menggunakan sumber energi yang tersimpan di dalam otot. Ini adalah tenaga yang dihasilkan otot tanpa oksigen dan tanpa terbentuknya laktat. Misalnya seperti yang terjadi pada lari cepat jarak pendek. Sebagai contoh, berlari sprint sejauh 20 meter dengan di selingi istirahat adalah contoh aktifitas pergerakan otot tanpa oksigen namun tidak sampai menyebabkan terbentuknya asam laktat.
Keterangan Tambahan
Sistem yang dilakukan tubuh kita saat berolah raga ada 3 tahapan, yaitu: a. Anaerobic alactic selama 15 detik pertama
b. Anaerobic lactic pada 2 menit berikutnya, lalu
c. Aerobic untuk latihan dengan jangka waktu 4 menit ke atas.
Jalan kaki, bersepeda atau renang santai termasuk olah raga ringan. Di sini kebutuhan otot akan oksigen terpenuhi dengan baik ketika bernafas. Proses pembuatan energinya didapat dari karbohidrat dan tidak menghasilkan asam laktat, sehingga energinya bisa bertahan lama. Ini berguna untuk diet.
Sedangkan lari cepat, angkat berat, push up atau olah raga yang lain yang membutuhkan tenaga besar dan membutuhkan waktu lama seperti sepak bola, termasuk dalam olah raga berat. Ketika tiba-tiba diperlukan energi yang besar di saat oksigen tidak ada maka
dengan lemak tubuh supaya otot tetap normal. Lemak bisa diurai dengan energi yang digunakan pada saat melakukan olah raga ringan selama 20 menit terus menerus. Mengapa kita dapat kelelahan? Kelelahan pada otot di saat tubuh membuat energi, disebabkan oleh asam laktat yang dihasilkan oleh glikogen di saat proses penguraiannya. Jika melakukan olah raga dengan menumpukkan asam laktat, akan mengakibatkan kelelahan pada otot.
Dalam istilah kesehatan ada istilah yang disebut mitochondria mass, kemampuan sel otot untuk menyerap laktat yang terbentuk saat sel otot kekurangan oksigen. Dasar
endurance yang baik ditambah berlatih keras dalam waktu singkat (interval) meningkatkan masa mitochondria. Sedangkan mitochondria itu sendiri adalah semacam “pabrik energi” dalam sel otot kita.
3) Kecepatan
Kemampuan pemain melakukan gerakan atau menempuh jarak tertentu dalam kurun waktu sesingkat mungkin.
Reaksi
Proses yang tercepat yang dapat dilakukan seseorang baik secara fisik maupun menggunakan otaknya dalam menanggapi peristiwa yang terjadi dilapangan dengan tujuan melakukan gerakan yang diperlukan sesuai situasi.
Kemampuan Akselerasi (Acceleration)
Peningkatan kecepatan secara tiba-tiba dari posisi berdiri atau langkah lambat ke berlari.
Kecepatan Maksimal
Gerakan tercepat yang mungkin dilakukan oleh tubuh atau salah satu bagian tubuh.
Daya Tahan tubuh Mempertahankan Kecepatan (Speed Endurance)
Menjaga kecepatan semaksimal mungkin sesuai kemampuan selama mungkin.
Kemampuan Merubah arah lari dengan cepat (Acyclic Speed)
Berbeda dengan seorang pelari 100 meter, seorang pemain bola harus mampu berlari sekaligus merubah arah lari dengan cepat.
4) Kelenturan Dan Mobilitas Otot
Kemampuan tubuh atau salah satu bagian dari tubuh untuk menggabungkan kelenturan otot dan pergerakan sendi guna mencapai jarak terjauh yang dapat dilakukan.
5) Koordinasi Dan Kelincahan
Koordinasi adalah kemampuan pemain mengatur bagian-bagian tubuhnya guna menghasilkan gerakan tepat guna dengan mulus.
Kelincahan (Agility) adalah kemampuan pemain merubah arah dan kecepatan baik saat mengolah bola maupun saat melakukan pergerakan tanpa bola.
kemampuan-kemampuan di bawah ini :
Balance/Keseimbangan : Kemampuan untuk menilai faktor-faktor di dalam dan luar diri pemain sehingga membuat pemain mampu mengendalikan gerakan tubuh atau posisi tubuhnya tanpa kehilangan keseimbangan.
Persepsi jarak (Depth Perseption): Kemampuan mengira-ngira jarak dan kecepatan bola/lawan.
Pergerakan Kompleks (Complex Movement ) : Kemampuan melakukan beberapa gerakan tubuh secara bersamaan atau berturut-turut.
Contoh : Melakukan gerakan berputar dengan bola lalu melakukan trik individu untuk kemudian melesatkan tembakan atau umpan adalah gerakan kompleks.
Kemampuan bereaksi dengan cepat (badan) dan mengantisipasi situasi (otak).
Kemampuan Orientasi : kemampuan untuk cepat kembali mengetahui arah setelah terjatuh, tabrakan atau berputar dengan cepat.
Kemampuan berganti arah lari (badan) dan berganti fokus (mental) dari menyerang ke bertahan dan sebaliknya.
Ritme (Rhythm) : Kemampuan merubah ritme lari dari pelan ke cepat, cepat ke pelan, langkah kecil ke langkah panjang, langkah panjang ke langkah kecil, serta berlari sambil melompat.
Keseimbangan : Kemampuan untuk menilai faktor di dalam dan di luar diri pemain sehingga membuat pemain mampu mengendalikan gerakan tubuh atau posisi tubuhnya tanpa kehilangan keseimbangan.
6) Kemampuan Motorik Dasar
Pergerakan tubuh dalam menyesuaikan diri dengan keadaan di luar tubuh (misalnya saat berjalan, berlari, melompat, menjatuhkan diri atau mengubah arah tubuh). Kemampuan motorik dasar lainnya mencakup menendang, melempar, menangkap dan lain-lain.
7) Daya Tanggap Dan Kewaspadaan (
Awareness
)
Ketangkasan di dalam melihat dan menilai situasi tertentu serta mampu menggabungkan penilaian dengan aksi yang cepat.
Umur emas melatih aneka koordinasi dan kelincahan adalah antara 10 – 12 tahun! Utamakan juga latihan koordinasi dan kelincahan untuk pemain umur 13 – 15 tahun karena pemain di kelompok umur ini umumnya mengalami penurunan kemampuan koordinasi dan kelincahan.
F. MATERI KEPELATIHAN : TEKNIK MENYERANG
& BERTAHAN
TEKNIK MENYERANG
1
.Mengumpan dan menerima umpan (
passing and receiving
)
2. Berlari dengan bola (
Speed Driblling
)
3. Mengolah bola (
Dribbling
)
4. Berbalik dengan bola (
Turning
)
5. Melesatkan tembakan (
Shooting
)
6. Kontrol Bola (
Ball Controll
)
7. Menyundul (
Heading
)
8. Menyerang 1 lawan 1 (1 v 1
Attacking
)
9. Melindungi Bola (
Shielding the Ball
)
10. Menerima sekaligus berputar (
Receiving to Turn
)
11. Umpan Silang dan Penyelesaian akhir (
Crossing and Finishing
)
TEKNIK BERTAHAN
1
.Pertahanan 1 v 1 (1 v 1
Defending
)
2. Penempatan Posisi dan sikap tubuh (
Body shape
)
4. Reaksi
5. Mencegat (
Intercept
)
6. Mencegah lawan berbalik
7.
Melakukan
tackling
1.
Pemahaman Istilah-Istilah Teknis Menyerang (Ofense)
Teknik : Kemampan pemain untuk melakukan tugasnya dan mengeksekusi gerakan-gerakan sepak bola dengan mulus dan efisien.
1) Mengumpan dan menerima umpan (passing and receiving)
:
memindahkan bola mendatar atau di udara dari satu pemain ke pemain lainnya dengan jarak yang bervariasi.
2) Berlari dengan bola (Speed Driblling)
: Gerakan kontrol pada bola dengan kecepatan tinggi tanpa mengubah lintasan bola.3)
Mengolah bola (Dribbling)
:
Gerakan kontrol bola dengan rapat, menggunakan kedua kaki serta terus meneruskan mengubah lintasan/arah bola.4) Berbalik dengan bola (Turning)
: Menggunakan satu atau lebih dari satu sentuhan pada bola dengan tujuan berputar bersama dengan bola.5) Melesatkan Tembakan (Shooting)
: Menendang bola ke arah gawang dengan tujuan untuk menciptakan gol.6) Kontrol Bola (Ball Controll
) : Menerima dan mengarahkan bola secara tepat di
udara atau di lapangan.7) Menyudul (Heading)
: Mengarahkan bola dengan kepala dengan tujuan untuk menjaukan bola dari gawang, passing, atau mencetak gol.8) Menyerang 1 lawan 1 (1 v 1 Attacking)
: Gerakan penyerangan dengan bola di kaki untuk mengalahkan pemain bertahan lawan. Disini yang ditempa adalah Skill(kemampuan teknis dengan lawan).
10)
Menerima sekaligus berputar (Receiving to Turn)
: Perubahan arah bola dengan kaki saat menerima umpan dari rekan tim dengan tujuan untukmembuat gerakan berikutnya seperti dribbling, passing, atau shooting.
11) Umpan Silang dan Penyelesaian akhir (Crossing and Finishing)
: Umpan bola dari sisi lebar lapangan ke sisi tengah ke arah gawang dengan tujuan untuk memberi kesempatan pada rekan satu tim untuk menciptakan gol.2. Pemahaman Istilah-Istilah Teknik Bertahan (Defense)
1) Pertahanan 1 v 1 (1 v 1 Defending)
: Berbagai upaya dengan tujuan untuk memperoleh kembali penguasaan bola yang dikuasai lawan.2)
Penempatan posisi dan sikap tubuh ( Body Shape )
: Sikap ataupenempatan posisi tubuh sehingga pemain dapat melakukan gerakan pertahanan berikutnya dengan tepat.
3)
Melakukan Antisipasi
Antisipasi pemain untuk mempersulit lawan melakukan serangan. Pemain bertahan membaca/menebak alur bola atau pergerakan lawan sebelum terjadi.
4) Reaksi
Reaksi pemain terhadap gerakan - gerakan lawan sesaat setelah dilakukan.
5) Mencegat (Intercept)
Gerakan mencegat alur bola untuk memeroleh kembali penguasaan bola ketika bola tersebut sedang dioper oleh pemain-pemain lawan.
6) Mencegah Lawan Berbalik
Tekanan pada lawan yang membelakangi gawang dengan tujuan menggagalkan niat lawan untuk berbalik menghadap gawang.
7) Melakukan Tackling
G. MATERI KEPELATIHAN : TAKTIK
MENYERANG & BERTAHAN
Berbagai aspek untuk mengembangkan pemahaman pada sebuah pertandingan/game
Untuk keterangan masing-masing istilah di atas baca halaman-halaman berikut serta bagian pengertian sistim 4-4-2 dan 4-3-4 halaman 109 - 145.
1. Prinsip Penyerangan
Mengkreasi ruang (membuka ruang)
Mendukung rekan tim (support)
Melebar : menggunakan lebar lapangan
Memanjang: menggunakan panjang lapangan
Berlari diagonal
Bermain ke arah depan
Kecepatan permainan (bola bawah, 1-3 sentuhan umpan tegas, banyak
melakukan pergerakan tanpa bola)
Pergantian posisi: saling mengisi posisi sesuai situasi
Kreativitas (gerakan pemain untuk memasuki daerah pertahanan lawan dengan cara bervariasi seperti
“overlap”, umpan 1-2 yang dikenal
dengan “one-two”, pantulan,
terobosan, umpan silang, trik individu,
kecepatan membawa bola atau “speed dribbling”)
2. Penguasaan Bola 3. Transisi
4. Kombinasi Permainan 5. Pergantian sisi Permainan
Pergantian langsung dari sisi ke sisi
Pergantian sisi dengan memakai pemain jangkar sebagai jembatan
6. Serangan balik (Counter Attacking) 7. Membangun serangan dari belakang
8. Melakukan penyelesaian di daerah
pertahanan lawan
1. Prinsip Pertahanan
Menjaga pemain lawan (marking)
Menekan lawan (Press)
Melindungi, (cover)
Keseimbangan melalui pergeseran
Mengamati pergerakan lawan dan bola (reaksi) serta mampu
memprediksi (membaca) arah pergerakan/alur bola (antisipasi)
Berganti tempat (saling mengisi)
2. Zona Defense
Membentuk “segitiga” dan “pisang”
Bergeser bersama secara diagonal
Bergantian menjaga lawan (Tidak terus menjaga lawan yang sama)
3. Memberi Tekanan (Pressing)
Dilakukan secara kolektif sehingga tercipta 2 V 1 (double) atau 3 V 1 (triple)
4. Gerakan Mundur dan Kembali ke
Posisi Awal
Lari ke dalam/masuk
Mengisi posisi paling belakang lebih dulu.
1-3 pemain melakukan tekanan, memberi waktu pemain lain untuk turun kembali ke posisi bertahan
1. Pemahaman Istilah-Istilah Taktik Menyerang (
Ofense
)
1)
Prinsip penyerangan
: Pergerakan dasar individu atau bersama-sama untuk satu atau beberapa pemain yang bertujuan untuk mengkreasi peluang bagi penyerang.
1a. Mengkreasikan ruang (membuka ruang) : Pergerakan pemain ke ruang kosong untuk menghasilkan kesempatan melakukan operan yang efektif.
Sebagai contoh: 4 v 1 permainan penguasaan bola di mana para pemain bergerak ke area lebar untuk membuat pilihan arah passing.
Penting: Jangan biasakan pemain menempati pojok kotak permainan guna memudahkan penguasaan bola (tidak terkepung di pojok).
1b. Mendukung rekan tim (Support) : Menawarkan bantuan oleh rekan setim yang berada di sekitar bola dengan tujuan untuk menerima umpan.
Satu pemain bergerak pada sisi yang dekat dengan rekan setim yang menguasai bola guna menciptakan opsi yang jelas.
1c. Aksi Lanjutan (Anschlussaktion)
Setelah memberikan umpan sang pengumpan melakukan aksi lanjutan bergerak ke daerah kosong guna mendukung rekan tim (support). Apabila umpan tidak berhasil aksi lanjutan sang pengumpan berupa gerakan bertahan.
Sebagai contoh : Setelah memberikan umpan pada pemain depan (1),
winger bergerak ke sisi kiri guna memberi support
pada pemain depan (2).
1d. Melebar : menggunakan lebar lapangan. Pergerakan dan distribusi penyerang ke arah lebar lapangan untuk menciptakan ruang dan membangun serangan dalam sebuah pertandingan/game.
Seorang pemain bergerak ke area lebar untuk membuka ruang.
Tujuannya adalah untuk menyulitkan pertahanan lawan.
1e. Memanjang : Menggunakan panjang lapangan. Pergerakan seorang pemain atau sekelompok pemain ke posisi depan untuk menciptakan opsi saat menyerang dalam pertandingan/game.
Seorang pemain bergerak maju dengan tujuan untuk memeroleh bola sehingga makin dekat dengan gawang.
1f. Overlap run : Pergerakan rekan setim dari belakang pemain yang sedang menguasai bola ke arah depan untuk menciptakan kesempatan passing atau keuntungan lainnya untuk tim.
Gelandang tengah atau bek sayap berlari ke depan dari
belakang pemain sayap untuk menciptakan
1g. Overlap Pass : Umpan kepada rekan se tim yang melakukan overlap run. Umpan diberikan secara langsung atau melewati orang ketiga (tidak langsung).
Sebagai contoh: Pemain gelandang tengah memberikan umpan langsung ke pemain sayap yang muncul dari belakang (1) atau memberikan umpan pada striker
(2a) yang kemudian meneruskan pada pemain sayap yang telah bergerak maju (2b).
1h. Pantulan (Pin ball) dan umpan terobosan (through pass) : Usaha menembus pertahanan lawan dengan memantulkan bola serta melakukan umpan terobosan ke daerah di belakang garis pertahanan lawan.
Gelandang
mengumpankan bola ke
striker (1) yang memantulkan bola dengan satu sentuhan bisa kembali pada gelandang yang sama atau ke gelandang lainnya (2). Selanjutnya gelandang melesatkan umpan terobosan (diantara pemain
1i. Umpan One - Two : Melesatkan umpan (biasanya jarak pendek). Untuk kemudian melakukan pergerakan (biasanya ke depan) guna langsung menerima umpan kembali.
Guna membebaskan diri dari tekanan lawan seorang pemain memberikan umpan jarak dekat kepada rekan se tim nya (1), melakukan
pergerakan maju dan langsung menerima umpan kembali (2)
1j. Lari Diagonal : Sebuah gerakan serang diagonal ke arah depan, membuat ruang yang biasanya di depan bola untuk menciptakan kesempatan passing.
1k. Bermain ke arah depan (Forward play) : Alur bola yang efektif dan tepat ke daerah pertahanan lawan atau gawang lawan.
Gelandang tengah mengoper kepada pemain lapangan tengah atau mengarahkan pada
striker yang tak dijaga lawan guna
memindahkan bola ke daerah pertahanan lawan.
1l. Kecepatan Permainan : Alur bola yang cepat menciptakan kesempatan pada tim penyerang untuk menembus pertahanan lawan.
1m. Pergantian Posisi (saling mengisi posisi sesuai situasi) : Sebuah pergantian posisi oleh dua orang pemain dalam satu tim, biasanya di depan bola untuk menciptakan kesempatan pada pemain bertahan dan menghasilkan pilihan untuk passing.
Penyerang kiri dan kanan saling berganti posisi untuk membingungkan perhatian pemain bertahan lawan dan menciptakan
kesempatan utnuk passing.
2) Penguasaan Bola (Possession)
: Umpan bola berulang-ulang di antara pemain dalam tim yang sama.
Contoh : 5 v 3. Lima pemain di dalam satu tim mempertahankan
penguasaan bola dari tekanan tiga pemain lawan.
3) Transisi
: Upaya untuk mengumpan bola secara kolektif, bersama-sama sebagai sebuah tim dimulai dari daerah pertahanan hingga daerah penyerangan tanpa melakukan long ball langsung ke depan.Usaha bersama untuk mengumpan bola mulai dari daerah pertahanan hingga daerah
penyerangan.
4) Kombinasi Permainan
: Pengaturan alur bola dengan cepat dan efektif dengan bola oleh dua pemain atau lebih dari tim yang sama.
Aksi yang melibatkan tiga pemain dengan pergerakan cepat, baik kecepatan bola
maupun kecepatan pemain.
5) Pergantian sisi Permainan
: Mengirimkan bola dari satu sisi lapangan ke sisi yang berseberangan. Misalnya dari sisi kanan luar ke sisi kiri luar, dengan tujuan untuk mengacaukan organisasi pertahanan lawan dan mengambil keuntungan dari kelengahan lawan.
Umpan jauh (long pass) dari sisi luar kanan ke sisi luar kiri, dengan tujuan mengacaukan
pertahanan lawan dan memudahkan
pergerakan maju dari bola.
6) Serangan Balik (Counter attack)
: Gerakan vertikal yang cepat dan efektif untuk mengirim bola ke depan secepatnya setelah tim berhasil merebut bola kembali dengan tujuan untuk mengejutkan lawan dan memeroleh keuntungan dari pertahanan lawan yang masih belum sempat terorganisir dengan baik.
Umpan jauh dari penjaga gawang kepada pemain di sisi luar kiri ketika bola kembali dikuasai, memberi peluang kepada pertahanan lawan yang belum
7) Membangun serangan dari belakang
: adalah sebuah usaha bersama untuk mengirimkan bola dari daerah pertahanan menuju ke daerah penyerangan melalui serangkaian umpan pendek dan sedang (tidak langsung mengumpan jauh ke depan).
Sebagai contoh : Penjaga gawang membangun
serangan melalui bek kiri. Bek kiri
kemudian
mengumpan pada gelandang bertahan yang selanjutnya mengumpankan bola pada sayap kiri.
8) Penyelesaian di daerah pertahanan lawan
: Usaha bersama di sisi ke-3 lapangan, (attacking third atau daerah pertahanan lawan) dengan tujuan untuk menciptakan kesempatan mencetak gol.
2. Pemahaman Istilah-istilah Taktik Bertahan
(Defense)
1) Prinsip Pertahanan
: Gerakan yang dilakukan baik secara individual atau bersama-sama oleh satu atau lebih pemain yang tujuannya mengatasi serangan lawan.
1a. Menjaga pemain lawan (marking) : Seorang atau sekelompok pemain bertahan memerhatikan pemain-pemain penyerang, dengan tujuan mengurangi kesempatan mereka berpartisipasi di dalam penyerangan.
Pertahanan menjaga jalur lari lawan, yang berupaya mendukung rekan se timnya yang sedang menguasai bola.
1b. Menekan lawan (Press) : Aksi individu pemain bertahan yang menjaga dengan tujuan untuk melakukan penguasaan bola.
1c. Melindungi (Cover) : Seorang pemain menciptakan garis pertahanan kedua yang tujuannya untuk menambah kekuatan pertahanan.
Seorang pemain
pertahanan tengah yang berada di belakang seorang gelandang tengah siap membantu jika mungkin saja penyerang lawan mengecoh gelandang tengah.
1d. Keseimbangan melalui Pergeseran : Pergeseran posisi yang terkordinasi dari para pemain bertahan, dari satu sisi ke sisi lainnya sesuai dengan pergerakan bola di lapangan dengan tujuan untuk mengatur kembali posisi pertahanan (Lihat bagian pengertian sistem 4-4-2 dan 4-3-3 serta pengertian taktik lapangan kecil).
Pergerakan yang
dilakukan secara kolektif (bersama-sama) dengan tujuan untuk mengatur kembali daerah
1e. Mengikuti (Tracking) : Seorang pemain bertahan mengejar penyerang lawan yang membuat gerakan maju untuk menciptakan kesempatan passing.
Seorang bek kiri
mengikuti atau menempel sayap kanan tim lawan guna mencegah adanya kesempatan
mengumpan.
1f. Berganti tempat (saling mengisi) : Pergantian posisi dari 2 pemain bertahan dengan tujuan menggalang pertahanan dengan lebih efisien.
Seorang bek tengah bergerak dari area tengah untuk menjaga
penyerang kanan lawan, di saat yang sama bek kiri belari ke area tengah untuk menempati posisi bek tengah.
2) Daerah Pertahanan (Zona Defense)
: Pengaturan pemain bertahan di area pertahanan berdasarkan ruang (bukan lawan) untuk menciptakan pertahanan yang efektif. (lihat bagian pengertian sistem 4-4-2).
Penyebaran posisi yang seimbang dengan jarak yang sama dalam area pertahanan untuk mencegah penyerang lawan mencetak gol.
3) Menekan secara kolektif (Pressing)
: gerakan pertahanan yang mantap, terus menerus dan terorganisasi dari para pemain bertahan untuk menutup pergerakan para penyerang.
4) Gerakan Mundur dan Kembali ke Posisi Awal
: Pergerakan seorang atausekelompok pemain belakang, ke arah posisi pertahanan dengan tujuan untuk mengatur kembali pola pertahanan tim.
Pemain bertahan di kiri, tengah dan kanan berlari ke belakang untuk memperkuat garis pertahanan dekat dengan gawang.
5) Kepadatan Pertahanan (Compact)
: Sebuah aksi penumpukan pemain bertahan di area tengah, menjaga gawang mereka dan mencegah tim lawang membangun serangan.Para pemain bertahan dekat dengan gawang mereka sendiri, menempatkan diri mereka sendiri saling berdekatan dalam jarak yang sama dengan tujuan untuk menjaga gawang dan mempersulit
H. MATERI KEPELATIHAN :
Jiwa Kebersamaan (Psychososial
)/Mental
1.
DASAR
Motivasi
Kepercayaan Diri
Kerjasama
Membuat Keputusan/Kebulatan Tekad
2. TINGKAT LANJUT
Jiwa Kompetisi
Konsentrasi
Komitmen
Pengendalian Diri
3. SOSIAL
Komunikasi
I. MATERI KEPELATIHAN :
Situasi Standar (
Set Piece
) & Formasi
SITUASI STANDAR/BOLA MATI (
SET PIECE)
1. Awal Pertandingan (
Kick Off
)
2. Tendangan Gawang (
Goal Kick
)
3. Lemparan ke Dalam (
Throw-in
)
4. Tendangan Sudut (
Corner Kick
)
5. Tendangan Bebas Langsung (
Direct Free Kick
)
6. Tendangan Bebas Tidak Langsung (
Indirect Free Kick
)
7. Penalti
[Baca halaman-halaman berikut tentang penjabaran situasi standar/Bola mati]
FORMASI*
5 v 5 = 3 - 1 - 0 Saat bertahan, 1-2-1 (ketupat) saat menyerang
6 v 6 = 3 - 2 - 0 Saat bertahan, 1-3-1 saat menyerang
7 v 7 = 3 - 2 - 1 Saat bertahan, 2-3-1 saat menyerang
8 v 8 = 3 - 1- 2 - 1 Saat bertahan,
double diamond/
ketupat saat
menyerang (1 - 2 - 1 - 2 - 1)
9 v 9 = 4 - 3 - 1 atau 3 - 3 - 2
11 v 11 = 4 - 3 - 3 atau 4 - 4 - 2
1. Penjabaran Situasi Standar (Bola Mati)
Saya sempat terheran-heran dengan perhatian yang diberikan klub-klub Eropa terhadap situasi-situasi standar atau bola mati. Porsi latihan yang tergolong besar diberikan untuk melatih tendangan penalti, tendangan bebas, tendangan penjuru, bahkan lemparan ke dalam. Hampir setiap latihan diakhiri dengan latihan bola-bola mati. Hal ini dilakukan karena rata-rata setiap dua atau tiga gol terjadi lewat situasi bola mati. Tidak percaya? Coba Anda perhatikan saat menonton bola di TV. Menurut statistik di majalah Sport Bild edisi pertengahan Desember 2006, bisa disimpulkan bahwa pada prinsipnya semakin tinggi kelas permainan atau dengan kata lain, semakin tinggi liganya, semakin penting pula situasi standar.
Begitu seringnya kita melihat seorang Ronaldihno, Beckham, Lampard, Ballack, Gerrard, dan masih banyak lagi pemain lain yang memecah kebuntuan lewat situsai bola mati. Karena statistik membuktikan bahwa situasi standar begitu penting peranannya dalam sepak bola masa kini, seorang pelatih yang bijaksana dengan sendirinya akan mempersiapkan pasukannya baik dalam menghalau maupun melesatkan bola mati.
Situasi standar menjadi semakin penting peranannya di era sepak bola modern yang begitu kompetetif seperti sekarang ini karena kualitas antar tim secara keseluruhan hampir sama. Oleh karena itu, setiap kesempatan bola mati betul-betul dipergunakan dengan sebaik mungkin guna memenangkan pertandingan yang sebenarnya berlangsung cukup seimbang.
1) TENDANGAN BEBAS
a) Di bawah ini beberapa contoh variasi tendangan bebas:
Variasi 1
Keterangan:
Pemain B berlari ke bola seolah- olah akan menendang bola untuk kemudian melompati bola lalu terus berlari sesuai arah panah. Sesaat setelah pemain B mulai berlari, pemain A berlari ke arah bola, berpura-pura melakukan tembakan untuk kemudian mengumpankan bola secara mendatar ke depan pemain B. Pemain B mengumpankan bola dengan keras ke mulut gawang guna disambar oleh pemain G, F atau E. Pemain E, F dan G hendaknya mempertajam efek tipuan dengan cara berpura-pura menginginkan bola diumpankan kepada mereka secara langsung.
Variasi 2
Keterangan:
Pemain A mengumpan bola pada pemain B yang berlari di depan pagar betis lawan dari sebelah kanan ke sebelah kiri
b) Prinsip dasar bertahan saat lawan melakukan tendangan bebas:
Semakin dekat letak tendangan bebas ke gawang semakin panjang pagar betis itu sendiri. Sebaliknya, semakin jauh letak tendangan bebas semakin sedikit pula pemain yang dibutuhkan di dalam barisan pagar betis.
Pengaturan pagar betis dilakukan oleh kiper atau seorang pemain depan yang berdiri di belakang posisi bola.
Pengaturan pagar betis dilakukan sesuai tinggi badan. Pemain tertinggi berdiri di sebelah paling luar pagar betis. Semakin ke dalam semakin pendek pula tinggi badan pemain. Logikanya di bagian gawang yang terjaga oleh kiper, pagar boleh rendah. Bagian gawang yang jauh dari jangkuan kiper idealnya terjaga oleh pemain-pemain yang yang setinggi mungkin.
Selain pagar betis, penjagaan lawan biasanya dilakukan secara man to man marking. Posisi badan pemain bertahan semestinya berada di antara lawan dan titik tengah gawang (di atas “invisible line”).
[Usahakan semua pemain bertahan naik hingga selevel dengan pagar betis. Saat tendangan
Catatan :
“
Invisible Line”
adalah garis imjinasi yang tentunya tidak bisa dilihat dengan mata. Secara mental tarik garis lurus antara bola dan titik tengah gawang. Di atas garis inilah - di antara bola dan titik tengah gawang—seorang pemain seharusnya menempatkan dirinya sehingga penjagaan lawan secara optimal bisa terlaksana. Bagi seorang penjaga gawang prinsip invisible line juga sangat membatu dalam menempatkan posisi. Prinsipnya sama; penjaga gawang menempatkan dirinya di atas garis imajinasi yang membentang lurus antara bola yang hendak ditendang ke arah gawang dan titik tengah gawang. Semakin jauh posisi bola semakin dekat posisi penjaga gawang dengan garis gawang. Sebaliknya, semakin dekat bola ke gawang posisi kiper semakin mendekati bola yang hendak ditendang guna menyempitkan sudut tendang. Jangan lupa; tempatkan posisi di atasinvisible line, jangan disamping kiri atau kanannya (lihat bagian penjaga gawang halaman 46).
2) TENDANGAN PENJURU
Variasi tendangan penjuru yang paling populer di Eropa saat ini, khususnya di Jerman adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Pemain A melakukan tendangan penjuru.
Pemain I dan J mengawal pertahanan untuk mengatisipasi kemungkinan serangan balik.
Pemain G dan H menjaga second line. Dengan kata lain, kedua pemain ini bertugas mencari bola muntah untuk kemudian secepat mungkin melesatkan tembakan ke arah gawang lawan. Perlu ditekankan bahwa pemain G dan H haram mengontrol bola dengan lama apalagi mendribel bola. Mengumpan pun sebaiknya jangan dilakukan karena risiko kehilangan bola teralu besar. Apabila pemain second line kehilangan bola ujung-ujungnya adalah serangan balik yang bisa fatal akibatnya. Disiplin tinggi untuk bermain aman mutlak dimiliki kedua pemain ini.
Pemain B berlari ke depan tiang jauh. Tugas pemain B adalah; (1) memberi aba-aba kepada pemain A untuk melakukan tendangan penjuru saat semua pemain telah siap, (2) mengganggu konsentrasi kiper lawan, serta (3) menyambar bola liar yang sekiranya terjadi di daerah tiang jauh.