• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membuat Keputusan / Kemantapan Hati

Dalam dokumen J. MATERI KEPELATIHAN PENJAGA GAWANG Hal (Halaman 57-62)

Keberanian

Komunikasi

A. KUALIFIKASI PENJAGA GAWANG

1) PENEMPATAN POSISI

Kemampuan menempatkan posisi adalah modal utama seorang penjaga gawang/ kiper yang andal. Apabila seorang penjaga gawang mampu menempatkan posisi dengan baik, yang paling sering terjadi adalah penjaga gawang seakan-akan menjadi magnet sehingga bola seakan terus melaju ke arah penjaga gawang. Dengan penempatan posisi yang benar seorang penjaga gawang tidak perlu melompat jauh ke kiri dan ke kanan. Hal ini dikarenakan segitiga yang terbentuk oleh bola dan ke dua tiang gawang menjadi lebih kecil. Istilah umumnya adalah memperkecil sudut. Sebenarnya istilah ini dari sudut pandang matematika salah. Sudut tidak mungkin menjadi lebih kecil. Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram-diagram di bawah ini:

Diagram # 1

Pada diagram # 1 terlihat bagaimana rentang gawang yang harus

dijangkau kiper adalah 3,16 m ke kiri dan 3,16 m ke sebelah kanan kiper. Angka 3,16 m didapat dari

perhitungan sebagai berikut:

(rentang gawang : 2) –

(rentang badan kiper :2) = (7,32 m : 2) – (1 m : 2) = (3,66 – 0,5) = 3,16 m.

Pada diagram ini juga terlihat bahwa segitiga yang tercipta antara letak bola dan kedua tiang gawang cukup luas. Selanjutnya, pada diagram # 2 terlihat kiper bergerak naik mendekati lawan. Akibatnya, rentang jarak ke sebelah kiri maupun kanan kiper yang harus dijangkau oleh kiper guna menggagalkan tendangan lawan adalah jauh di bawah angka 3,16 m Semakin naik posisi kiper, semakin kecil luas segitiga.

Diagram # 2

Saya pribadi pada umumnya menganjurkan kiper untuk naik sejauh-jauhnya (paling sedikit 2/3 jarak antara bola dan garis gawang)

apabila lawan berada di dekat gawang. Apabila posisi bola jauh saat shooting dilakukan, kiper cukup maju selangkah-dua langkah saja. Maksudnya sama: memperkecil segitiga (bukan sudut!) yang akibatnya adalah rentang jarak yang harus dijangkau kiper ke kiri maupun ke kanan semakin dekat. Efeknya jelas, bola yang dilesatkan lawan akan sulit melewati kiper.

Selain penempatan posisi yang benar secara vertikal (naik-turun), posisi kiper juga harus benar secara horisontal (kiri-kanan). Nah, untuk penempatan posisi yang benar secara horisontal kiper harus memiliki pengetahuan akan The Invisible Line atau garis lurus yang tak tampak. Seorang kiper yang baik akan selalu membuat garis imaginatif antara titik tengah gawang dan letak bola. Untuk kemudian memosisikan dirinya di atas garis imajinatif tersebut. Perhatikan diagram di bawah ini:

Diagram # 3

Saat bola berpindah posisi kiper pun diharuskan bergerak agar ia bisa terus berada di atas garis

invisible line. Untuk bisa melakukan itu seorang kiper dituntut untuk (1) sesekali menoleh ke belakang guna mencari titik tengah gawang, dan (2) memiliki kecepatan kaki agar bisa dengan cepat memosisikan dirinya dengan tepat. Oleh karena itu, saat melatih posisi kiper seorang pelatih yang bijaksana akan sekaligus melatih kecepatan kaki.

Perhatikan dua contoh latihan di bawah ini, masing-masing satu contoh latihan untuk penempatan posisi yang benar dan satu latihan untuk mengasah kecepatan kaki kiper (footwork).

Contoh latihan posisi: Diagram # 4

Keterangan:

1) Letakkan sebuah cone di titik tengah gawang sebagai alat bantu orientasi.

2) Letakkan beberapa bola di berbagai posisi (dekat dan jauh, kiri maupun kanan).

3) Pelatih menunjuk ke sebuah bola. Kiper bergerak dari titik tengah gawang ke arah bola tanpa meninggalkan sedikit pun garis

invisible line. Asisten pelatih atau kiper cadangan memosisikan dirinya di belakang gawang guna memeriksa ketepatan posisi (apakah kiper menyimpang dari garis invisible line atau tidak).

Contoh latihan kecepatan kaki: Diagram # 5

Keterangan:

1) Buatlah tanda plus dari cones

masing-masing dengan jarak 3 m dari cones pusat.

2) Instruksikan kepada kiper untuk bergerak secepat mungkin dari A→B→A→C→A→D→A→E→A

3) Pergerakan kaki kiper hendaknya ke samping, ke belakang, ke depan, dst.

4) Kiper hendaknya bergeser dengan langkah-langkah yang kecil, sedikit menjinjit dan dengan lutut yang sedikit ditekuk.

5) Sebagai variasi, di akhir 1 set pergerakan pelatih bisa melepaskan tembakan keras untuk ditangkap kiper dengan lengket.

2) BERANI !

Keberanian seorang kiper/penjaga gawang begitu penting artinya. Dalam sebuah pertandingan, seorang kiper begitu sering harus berhadapan 1 vs 1 dengan pemain lawan. Begitu sering terjadi situasi di mana lawan melepaskan tembakan dengan keras dari jarak dekat. Betul-betul dibutuhkan sebuah keberanian yang luar biasa. Tanpa mentalitas “berani mati” tingkat kehebatan seorang kiper akan drop secara signifikan.

Bagaimana caranya menanamkan sifat berani dalam diri kiper Anda? Jawabannya: sulit! Pada umumnya sifat berani adalah pembawaan sejak kecil. Anak saya Brandon saat berusia dua tahun sudah berani meloncat dari ketinggian dua meter lebih ke dalam kolam renang, naik seluncur yang begitu tinggi, dan lain-lain. Betul-betul tidak mengenal rasa takut. Putri saya Shania Cinta lain lagi. Shania sangat hati-hati dalam bertindak dan cenderung tidak berani. Begitu juga dengan orang-orang di seluruh dunia; ada yang berani dan ada yang tidak mau ambil risiko. Jadi, bisa dikatakan keberanian adalah bakat alam yang tidak dimiliki oleh semua kiper.

Di sisi lain pemain dan juga pelatih tidak boleh putus asa dan pasrah mengenai ketidakberanian seorang kiper. Kiper harus berani. Tidak bisa tidak. Apabila seorang kiper tidak ada niat untuk memperbaiki kelemahannya dalam segala hal termasuk dalam hal keberanian, maka sebaiknya ia berhenti menjadi seorang kiper. Jadilah pemain catur saja. Kita kembali ke pertanyaan semula; bagaimana caranya melatih keberanian seorang kiper? Dengan cara sering berdialog untuk menanamkan positive thinking dan kepercayaan diri dalam diri kiper Anda. Kalau Anda sendiri adalah seorang kiper, maka cara melatih diri Anda sendiri adalah lewat positive self talk atau berbicara dalam hati secara positif; “Aku Bisa! Aku berani! Aku adalah singa! Kalaupun luka nanti juga sembuh! Si A bisa kenapa aku tidak?!” Dll. Bisa juga lewat mendengarkan musik-musik yang insipratif dan penuh semangat. Selain itu tontonlah film-film yang menonjolkan keberanian seperti Gladiator, Any Given Sunday, Rudy, dll.

Hal lain yang dapat Anda lakukan adalah: challenge yourself atau tantang diri Anda sendiri melakukan hal-hal yang membutuhkan keberanian. Teman saya Garret Hurtle pernah masuk ke dalam kandang buaya. Setelah memegang bahkan duduk di atas beberapa buaya, salah satu buaya marah dan hampir saja mencaplok mukanya. Dramatis sekali. Bagaimana tidak, antara moncong buaya dan mukanya hanya berjarak sekitar 5 cm! Yang kemudian dilakukannya membuat saya lebih tercengang lagi, Garret yang masih schock hebat, saat berjalan keluar kandang buaya menyempatkan dirinya memegang punggung seekor buaya. Saya bertanya kepadanya,”Apa kamu gila? Kamu hampir mati tadi, kok sempat-sempatnya memegang buaya saat keluar?” Garret menjawab dengan pasti, “Kalau saya langsung keluar tanpa memegang buaya terlebih dahulu saya akan selamanya takut akan buaya.” Betul-betul luar biasa teman saya yang satu ini. Komodo pun di alam bebas dijadikan mainan seakan-akan komodo adalah kelinci!

Tentu saja saya tidak bermaksud mengajak Anda untuk melakukan hal-hal yang “gila” seperti Garret. Namun, prinsipnya patut untuk dicontoh: perasaan takut harus dihadapi bukan dihindari. Tantanglah perasaan takut itu dan “ciutkan nyalinya!” Selain itu yang bisa dilakukan seorang pelatih adalah dengan sengaja membuat program latihan yang memberikan kesempatan kepada kiper untuk menantang rasa takutnya. Shooting jarak

Kesimpulannya jelas:

1. Keberanian mutlak harus dimiliki seorang kiper !

2. Kelemahan dalam hal keberanian bisa diperbaiki walaupun sulit. Untuk itu diperlukan dedikasi tinggi dan sifat pantang menyerah. Di sinilah letak rahasia orang sukses: manusia sukses pantang menyerah. Manusia sukses selalu ingin maju, lebih baik lagi dan lebih baik lagi. Manusia sukses melawan rasa malas. Manusia sukses melawan rasa minder dan putus asa. Manusia sukses berkata “Tidak bisa tidak, aku harus bisa!”

3) PEMAIN BOLA YANG ANDAL

Kemampuan mengolah bola dengan baik mutlak harus dimiliki seorang kiper karena seorang kiper sering mendapat umpan dari rekannya selama pertandingan berlangsung. Seorang kiper harus mampu mengontrol bola dengan baik, memberikan umpan dengan pasti dan tepat, serta paham mengenai ke mana bola harus diarahkan. Maka, biarkan kiper ikut berlatih bersama pemain-pemain lain sesering mungkin. Dengan demikian, kemampuan mengolah bola dengan kedua kakinya semakin terasah.

Contoh latihan:

Lakukan possession game (tim A vs tim B) di seluruh lapangan. Masing-masing tim diperkuat seorang kiper yang diperbolehkan menggunakan baik kaki dan tangannya guna mengolah bola.

4) MEMILIKI REAKSI YANG BAIK

Mampu untuk bereaksi secara cepat adalah sebuah nilai plus yang mahal harganya bagi seorang kiper. Betapa tidak, banyak sekali tendangan ke arah gawang dilesatkan dari jarak pendek sehingga dibutuhkan kemampuan refleks yang tinggi.

Guna melatih kemampuan bereaksi seorang kiper, lakukan latihan-latihan di bawah ini:

Contoh latihan mengasah reaksi #1:

Diagram # 6

Keterangan:

Pelatih (P) melesatkan tembakan demi tembakan ke arah gawang. Daerah depan gawang telah dipenuhi

cones-cones tinggi yang berpotensi mengubah arah bola. Dengan

demikian, kiper dituntut bereaksi secara cepat dan sigap.

Contoh latihan mengasah reaksi #2:

Dua kiper berhadap-hadapan dengan jarak 5 m. Masing-masing kiper melemparkan bolanya ke arah rekannya secara bersamaan. Bola yang “muntah” harus secepatnya ditangkap. Begitu seterusnya.

5) TEKNIK MENANGKAP BOLA

Bila bola yang ditangkap kiper ternyata lepas dari genggaman tentu runyam akibatnya. Oleh karena itu, seorang kipper hendaknya memiliki teknik menangkap bola sesempurna mungkin. Ajarilah kiper Anda untuk membentuk huruf “W” saat menangkap bola lambung. Untuk bola yang mengarah ke badan bentuklah huruf “A” (atau sebuah segitiga) dengan kedua jari telunjuk dan jempol tangan. Sedangkan untuk bola-bola yang menyusur tanah bentuklah huruf “V” dengan kedua telapak tangan Anda.

6) KUALITAS LOMPATAN

Rentang gawang yang lebar dan melebihi daya jangkau memaksa seorang penjaga gawang untuk memiliki kemampuan lompatan yang mumpuni. Untuk itu teknik melompat dengan benar perlu dikuasai. Setali tiga uang kemampuan daya eksplosifitas otot seorang penjaga gawang perlu dilatih agar mampu memberikan daya yang dibutuhkan untuk terbang ke kiri, ke kanan maupun ke atas.

Untuk latihan mengasah daya eksplosifitas lihat bagian plyometrics dihalaman 158.

7) TUBUH YANG LENTUR DAN KOORDINASI YANG MULUS

Latihan seorang penjaga gawang seharusnya didominasi oleh latihan koordinasi dan fleksibilitas. Otot seorang penjaga gawang harus lentur agar mampu melakukan lompatan-lompatan serta gerak-gerik dengan seefisien dan semulus mungkin.

Seorang penjaga gawang yang baik sering diibaratkan seekor kucing yang piawai melompat dengan mengandalkan tubuhnya yang lentur.

Karena itu latihan penjaga gawang hendaknya menghindari segala bentuk latihan yang mengakibatkan tubuh menjadi kaku. Setiap latihan yang dilakukan guna memperbaiki daya eksplosifitas otot hendaknya diimbangi dengan latihan kelenturan tubuh.

Demikian Penjabaran sebagian materi kepelatihan untuk penjaga gawang.

Dalam dokumen J. MATERI KEPELATIHAN PENJAGA GAWANG Hal (Halaman 57-62)

Dokumen terkait