• Tidak ada hasil yang ditemukan

1) Air Limbah Domestik/Rumah Tangga

Untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman di masa datang, maka diperlukan adanya perencanaan sistem pembuangan air kotor yang optimal, meliputi :

Sistem pembuangan setempat (On Site Sanitation)

Sistem pembuangan terpusat 2) Air Limbah Industri

Arahan pengembangan sistem pengelolaan air limbah Kota Mojokerto antara lain yaitu :

Manajemen sanitasi-air limbah

Pengembangan prasarana limbah padat

Monitoring kapasitas untuk pengendalian pencemaran dengan cara : mencatat kualitas

Pemerintah Kota Mojokerto

Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang

pengembangannya yaitu :

Untuk pasar tradisional ini diarahkan pada : Kelurahan Kranggan, Kelurahan Prajurit Kulon, Kelurahan Mentikan, Kelurahan Kedundung, Kelurahan Balongsari, Kelurahan Jagalan, dan Kelurahan Purwotengah dengan luas 6,93 Ha.

Selain itu juga ada rencana revitalisasi pasar tradisional Tanjung Anyar yang bisa mengakomodasi pasar tradisional dan pasar modern.

Adanya rencana membangun pasar lingkungan di bagian timur kota yaitu di Kelurahan Kedundung atau Kelurahan Gunung Gedangan.

Adanya rencana membangun pasar lingkungan di bagian barat kota yaitu di Kelurahan Blooto atau Kelurahan Pulorejo.

Adanya relokasi atau revitalisasi pasar Kranggan dan pasar Prajuritkulon.

Kawasan perdagangan dan jasa sebagai pusat perbelanjaan meliputi : Jl. Mojopahit dan Mojopahit Selatan,Jl. Bhayangkara, Jl. Gajah Mada, Jl. HOS Cokroaminoto, Jl. PB Sudirman, Jl. Residen Pamuji, Jl. Letnan Kolonel Sumarjo, Jl. Ahmad Yani, Jl. Raya Prajuritkulon, Jl. Surodinawan, Jl. Benteng Pancasila, Jl. Ijen dan Jl. Bypass, dan dengan luas 120,58 Ha atau kira-kira sebesar 3,32%.

3) Kawasan Perkantoran, diarahkan sebagai berikut :

Pusat pemerintahan tetap dipertahankan di pusat kota, dan fasilitas pemerintahan tersebar di beberapa tempat diarahkan menyatu untuk efisiensi pelayanan, tersebar di : Jl. Pahlawan, Jl. Gajah Mada, Jl. Bhayangkara, Jl. Raden Wijaya, Jl.Bypass, Jl. Jawa, Jl. Letkol Sumarjo, dan Jl. Raya Prajuritkulon.

Peningkatan fisik pembangunan pemerintahan diarahkan pada intensifikasi lokasi, jika lahan terbatas dapat dikembangkan secara vertikal.

Rencana pengembangan kawasan perkantoran terpadu di Kelurahan Surodinawan dengan luasan total sebesar kurang lebih 20,98 Ha atau sekitar 1,27%

Pengembangan kawasan perkantoran swasta diarahkan pada kawasan pusat kota dan pada pusat-

air limbah, khususnya untuk industri dan air sungai dan monitoring kualitas air dilaksanakan di 60 lokasi di Sungai Brantas oleh PJT1

Pengadaan prasarana dan sarana pengolahan lumpur tinja berupa truk pengangkut tinja dan modul Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) komunal

Pengembangan IPLT SANIMAS PLUS

Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) skala kawasan dan kota yang diprioritaskan pada wilayah-wilayah permukiman dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi

Fasilitasi pembangunan IPAL untuk kawasan industri rumah tangga

Meningkatkan peran aktif masyarakat dan dunia usaha sebagai mitra pengelola.

Pengendalian limbah hasil kegiatan industri menengah-besar dan jasa melalui studi dokumen lingkungan dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis; dan

Penerapan sanksi dan pola insentif- disinsentif terkait pengendalian limbah, khususnya kegiatan industri.

D. Persampahan

Arahan pengembangan sistem persampahan di Kota Mojokerto antara lain, meliputi :

1) Pengembangan Aspek Fisik

Penataan, rehabilitasi, dan pengembangan TPA Randegan antara lain adalah : penambahan cell penampung dan pengurangan secara bertahap proses sanitary landfill dengan memroses sampah baik organik maupun anorganik, dan reklamasi dan penggalian TPA Randegan.

Arahan rencana pembangunan TPA baru yang dialokasikan di Kelurahan Blooto adalah sebagai salah satu upaya untuk mengatasi apabila TPA Randegan yang sudah ada sekarang ini tidak mampu menampung

Pemerintah Kota Mojokerto

Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang

Bypass, Jl. Pahlawan, Jl. Gajahmada, Jl. Mojopahit, Jl. Raya Prajuritkulon, dan Jl. Surodinawan.

4) Pengembangan industri di Kota Mojokerto diarahkan sebagai berikut :

Wajib menyiapkan prasarana lingkungan, utilitas umum, bangunan perumahan pekerja dan fasilitas sosial dengan proporsi 40%.

Pembangunan dilakukan secara terpadu dengan lingkungan.

Pembangunan harus memenuhi kebutuhan luas lahan, jenis ruang dan fasilitas pelayanan publik meliputi parkir, ruang terbuka hijau, ruang pedagang kaki lima, pencegahan dan penanggulangan kebakaran; dan

Pembangunan dan pelaksanaan kegiatan industri harus disertai upaya-upaya terpadu mencegah dan mengatasi terjadinya pencemaran lingkungan mulai dari penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan (UKL/UPL), penyediaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan disertai pengawasan oleh Pemerintah Daerah secara intensif terhadap kegiatan industri yang dilaksanakan. 5) Pengembangan wisata di Kota Mojokerto diarahkan

sebagai berikut :

Pengembangan semua wisata yang ada di Kota Mojokerto.

Wisata air jogging track dan kuliner terdapat di Sungai Brantas, Jalan Hayam Wuruk Kelurahan Magersari dengan luas 0,47 Ha atau 0,03%.

Wisata penunjang perbelanjaan, yang meliputi : pengembangan sentra PKL untuk makanan di Jl. Bayangkara, Alun–Alun dan Jl. Benteng Pancasila, pengembangan big sale dan exebhition di mall, pengembangan sentra pemasaran indutri rumah tangga/kecil di Jl. Bypass, dan pasar wisata di Kelurahan Gunung Gedangan dengan konsep pasar burung, bunga, hewan piaraan, barang antik dan buku- buku bekas.

Pengembangan jalur pariwisata GKS, jaringan sejarah, dan aset alamiah (termasuk pengembangan rekreasi olah raga, pusat informasi, dan wisata alam).

6) Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau :

Rencana pengembangan aspek fisik Tempat Pengolahan Sampah (TPS) dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), transfer depo tersebar di seluruh wilayah kota dan dilakukan dengan teknologi ramah lingkungan. Arahan yang perlu dilaksanakan dalam rencana pengembangan TPS, TPST, dan transfer depo yaitu :

- Lokasi penampungan dan alat pemrosesan sampah yang ramah lingkungan.

- Terdapat kegiatan penataan dan pengolahan sampah di lokasi sebagai bagian sistem 3R.

- Bangunan yang aman dari rembesan air lindi dan tidak berbau menyengat sehingga tidak mencemari lingkungan.

Rencana pengembangan aspek fisik dengan pengembangan angkutan persampahan kota adalah : pemeliharaan dan penambahan armada pengangkut sampah yang berupa gerobak sampah, motor sampah dan dump truk.

2) Pengembangan Aspek Non Fisik

Sistem yang terintegrasi antara budaya pemusnahan sampah pada sumbernya, proses pemilahan sampah, dan tempat pengelolaan sampah terpadu di setiap kelurahan yang mampu menghasilkan kompos, barang kerajinan, dan bahan berguna lainnya dengan pangsa pasar sebagai tempat penjualan produk.

Pemantauan dan pengendalian pembuangan sampah di sungai dan saluran irigasi, serta pembuangan sampah secara sembarangan di ruang terbuka publik melalui pelibatan peran serta masyarakat.

Pembentukan kelembagaan dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat ditingkat kelurahan dengan pendirian KSM bidang pengelolaan persampahan daerah. E. Drainase

Pemerintah Kota Mojokerto

Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang

Pengembangan kawasan ini dilakukan adalah dengan tetap mempertahankan keberadaan ruang terbuka non hijau dan mencegah pengalihfungsian kawasan menjadi kawasan dengan intensitas kegiatan tinggi (permukiman, perdagangan, dan sebagainya). Adapun kawasan RTNH ini terdiri atas : lapangan olahraga tertutup, stadion Ahmad Yani di Jl. Ijen, Kelurahan Wates, dan rencana pembangunan GOR dan tempat rekreasi di Kelurahan Prajuritkulon. Untuk kawasan ini direncanakan seluas 11,24 Ha atau sekitar 0,68%. 7) Kawasan Ruang Evakuasi Bencana

Kawasan ruang evakuasi bencana yang terdapat di Kota Mojokerto antara lain adalah : Alun-alun Kota Mojokerto, stadion Ahmad Yani, rencana pembangunan GOR dan taman rekreasi di Kelurahan Prajuritkulon, lapangan parkir Kantor Walikota, lapangan parkir Rumah Sakit Gatoel, dan lapangan parkir kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi.

8) Kawasan Ruang Bagi Sektor Informal

Pengembangan kawasan ruang bagi sektor informal di Kota Mojokerto diarahkan pada lokasi : Kelurahan Surodinawan (Jl. Prajuritkulon), Kelurahan Meri (Jl.Benteng Pancasila), dan Kelurahan Miji (Jl. Bhayangkara), dengan luas sebesar 1,15 Ha atau 0,07%.

Mojokerto antara lain :

Meningkatkan kapasitas saluran air

Memelihara saluran dengan baik dengan maksud untuk mempertahankan sistem serta kapasitas saluran drainase yang ada dan merevitalisasi saluran drainase sesuai dengan jenis dan klasifikasi saluran.

Membuat penahan sekaligus pengatur aliran hasil limpasan air hujan yang tidak sempat diserap tanah sehingga aliran tidak terpusat pada salah satu saluran drainase dengan membangun embung atau polder pada daerah hulu.

Membuat pengendalian banjir pada bagian hilir sekaligus berfungsi pengendalian banjir akibat banjir pasang rob.

Meningkatkan kapasitas terhadap tindakan darurat untuk mengatasi bencana yang bisa dilakukan dengan cara meningkatkan peran masyarakat, dunia usaha, dan stakeholder lainnya.

Sumber : RTRW Kota Mojokerto Tahun 2012 - 2032

Tabel 3.9. Identifikasi Kawasan Strategis Kota Mojokerto (KSK) Berdasarkan RTRW Kawasan Strategis Kota

Mojokerto Sudut Kepentingan Lokasi/Batas Kawasan

(1) (2) (3)

Kawasan Perdagangan dan Jasa Ekonomi a) Pasar Tradisional meliputi : Pasar Tanjung.

b) Perdagangan skala besar (grosir), kelontong, elektronika, garment dan alat perlengkapan sehari-hari diarahkan bisa terlayani di sekitar pusat kota meliputi : Jl. Mojopahit Utara dan Selatan, Jl. Bhayangkara, Jl. HOS

Pemerintah Kota Mojokerto

Kawasan Strategis Kota