• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 6bb81681e3 BAB IIBAB II RPIJM 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 6bb81681e3 BAB IIBAB II RPIJM 2017"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022

II-

1

BAB

2

(2)

DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022

II-

2

BAB 2 PROFIL KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

2.1 Wilayah Administrasi

Kabupaten Sidenreng Rappang terletak didiantara 3043’ – 4009’ Lintang Selatan dan

119041’ – 120010’ Bujur Timur kira-kira 183 Km di sebelah Utara Kota Makassar (Ibukota

Propinsi Sulawesi Selatan). Kabupaten ini Terletak diantara 3043’ – 4009’ Lintang Selatan

dan 119041’ – 120010’ Bujur Timur.Letak Kabupaten Sidenreng Rappang berbatasan

dengan :

 Sebelah Utara : Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Pinrang

 Sebelah Timur : Kabupaten Luwu dan Kabupaten Wajo

 Sebelah Selatan : Kabupaten Barru dan Kabupaten Soppeng

 Sebelah Barat : Kota Pare-Pare dan Kabupaten Pinrang

Gambar 4. 1 Peta Administrasi Kabupaten Sidenreng Rappang

Wilayah Admnistrasi Kabupaten Sidenreng Rappang dengan luas 1.883,25 Km2

terbagi dalam 11 Kecamatan dan 106 Desa/Kelurahan.

Tabel1Luas Daerah Wilayah KabupatenSidenrengRappangmenurutkecamatan (Ha), PersentaseLuasdanJumlahKelurahan/Desa 2016

N o

Kecamatan Luas (Ha)

PersentaseLuasKecamatanterhadapL uasKabupaten

JumlahDesa/Kelu rahan

Keluraha n

Desa

(3)

DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022 dimaksud dengan Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan.

(4)

DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022

II-

4

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.

Pengembangan kawasan budidaya melalui optimasi fungsi kawasan dalam mendorong ekonomi dan kesejahteraan masyarakat meliputi:

a.

Mengembangkan hutan produksi dan hutan produksi terbatas dengan

pengembangan hutan yang bernilai ekonomi tinggi dantetap memiliki fungsi perlindungan kawasan dengan melakukan peningkatan nilai tambah kawasan melalui penanaman secara bergilir, tebang pilih dan pengelolaan bersama masyarakat;

b.

Mengembangkan kawasan pertanian melaluipenetapan dan pengendalian secara

ketat kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan, pengembangan intensifikasi dan ekstensifikasi, pemanfaatan teknologi tepat guna, pengembangan sentra produksi dan agribisnis, pengembangan hortikultura dengan pengolahan hasil pertanian dan melakukan upaya eksport serta peningkatan sarana dan prasarana pertanian untuk meningkatkan produktivitas pertanian;

c.

Mengembangkan kawasan perkebunan melalui pemulihan lahan yang rusak atau

marjinal, alih komoditas menjadi perkebunan, peningkatan produktivitas dan pengolahan hasil perkebunan dengan teknologi tepat guna serta pengembangan kemitraan dengan masyarakat yang tinggal disekitar perkebunan;

d.

Mengembangkan kawasan peternakanmelalui pengembangan dan pengelolaan

hasil peternakan dengan industri peternakan yang ramah lingkungan yang didukung dengan adanya pengembangan cluster sentra produksi peternakan terutama terkait dengan industri pakan ternak dan pemanfaatan kotoran ternak;

e.

Mengembangkan kawasan perikanan melalui pengembangan dan pengelolaan

hasil perikanan dengan industri perikanan yang ramah lingkungan yang didukung dengan teknologi tepat guna serta menetapkan kawasan reservant sebagai kawasan bebas penangkapan;

f.

Mengembangkan kawasan pertambangan dilakukan melalui penetapan kawasan

pertambangansesuaidenganjenisbahangalian, pengembangan kawasan

pertambangan yang sudah

adadanmelakukanrehabilitasikawasanbekaspertambangansesuaidengandokumena mdal yang menyertainya;

g.

Mengembangkan kawasan peruntukan industri melalui pengembangan dan

pemberdayaan industri kecil dan home industry yang diikuti dengan peningkatan

(5)

DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022

II-

5

h.

Mengembangkan kawasan pariwisata melalui pengembangan obyek wisata

andalan prioritas berbasis alam dan agrowisata, membentuk zona wisata yang dikaitkan dengan kalender wisata dalam skala nasional yang disertai pengembangan paket wisata, pengadaan kegiatan festival wisata atau gelar seni budaya yang didukung oleh pemasaran hasil industri kecil kerajinan hasil pertaniandan hasil pengolahan produksi pertanian;

i.

Mengembangkan kawasan permukiman sesuai karakter fisik, sosialbudaya dan

ekonomi masyarakat perdesaan yang didukung dengan penyediaan sarana dan prasarana permukiman perdesaan dan peningkatan kualitas permukiman perkotaan serta pengembangan perumahan terjangkau dan layak huni;

j.

Mengembangkan kawasan eksploitasi sumber daya air dan mineral melalui

pelestarian daerah di sekitar kawasan eksploitasi sumberdaya air dan mineral dengan melakukan reboisasi dan penghijauan di daerah sekitarnya untuk menjaga agar siklus daur hidrologi berjalan dalammempertahankan debit air;

k.

Mengembangkan ruang terbuka hijau dengan penetapan kawasan ruang terbuka

hijau di wilayah perkotaan minimal 30% dari luas wilayah perkotaan, dengan proporsi luas ruang terbuka hijau publik minimal 20% dari luas wilayah perkotaan selebihnya adalah wilayah ruang terbuka hijau privat.

Strategi pengembangan kawasan untuk pengembangan ekonomi wilayah, dan lingkungan hidup guna mewujudkan kabupaten yang lestari dan berdaya saing tinggi meliputi:

a. Mengembangkan kawasan strategis pertumbuhan ekonomi kabupaten

meliputipengembangankawasanindustridi Kecamatan Pitu Riawa yang

ditunjang dengan pengembangan kawasan Agroindustri Modern;

b. Mengembangkan fungsi lindung pada kawasan sosio-kultural termasuk

objek-objek bersejarah melalui upaya peningkatan pemanfaatan untuk

penelitian

,

pendidikan, pariwisata dan pengendalian perkembangan

kegiatan di sekitarnya; dan

Mengembangkan kawasan sumber daya alam strategis melalui upaya pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

2.3 DemografidanUrbanisasi

(6)

DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022

II-

6

Tabel2

JumlahPendudukPerkecamatanMenurutJenisKelamin

No Kecamatan

JenisKelamin

Jumlah Sex ratio Laki-laki Perempuan

1 PancaLautang 8.364 8.878 17.242 94.21

2 TelluLimpoE 11.223 12.359 23.582 90.81

3 WatangPulu 16.971 17.264 34.235 98.30

4 Baranti 14.415 15.348 29.763 93.92

5 PancaRijang 13.727 14.656 28.383 93.66

6 Kulo 5.875 6.156 12.031 35.44

7 MaritengngaE 24.080 25.483 49.563 94.49

8 WatangSidenreng 8.716 8.987 17.703 96.98

9 PituRiawa 12.833 13.151 25.984 97.58

10 DuaPitue 14.013 14.762 28.775 94.93

11 PituRiase 11.371 11.155 22.526 101.94

Jumlah 141.588 148.199 289.787 95.54

Sumber: BPS-2016

Jumlahpendudukmiskinpadatahun2015 adalah16.030 jiwaatausebesar 5,5%

Tabel3GariskemiskinandanJumlahpendudukMiskin di KabupatenSidenrengRappang

TAHUN GARIS KEMISKINAN PENDUDUK MISKIN

JUMLAH PERSENTASE

2012 219.715 16.900 6

2013 255.406 17.900 6.3

2014 242.303 16.700 5.82

2015 16.030 5.55

2.4 Isu Strategis SosialEkonomidanLingkunganBerdasarkan RPJMD dan RTRW KabupatenSidenrengRappang.

(7)

DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022

II-

7

masyarakat. Pergerakan ekonomi daerah, ditunjang oleh perkembangan sector-sektor riel yang menunjang pertumbuhan ekonomi.

Struktur perekonomian ini memberikan gambaran masing-masing sektor dalam pembentukan total PDRB suatu daerah. Semakin besar persentase suatu sektor semakin besar pula pengaruh sektor tersebut di dalam perekonomian suatu daerah, dimana variabel yang digunakan dalam PDRB terdiri dari 9 (sembilan) sektor lapangan usaha, yaitu sektor Pertanian, Pertambangan dan penggalian, Industri Pengolahan, Listrik, Gas dan Air Bersih, Konstruksi, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Angkutan dan Komunikasi, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan serta sektor Jasa-Jasa.

Berdasarkan hasil perhitungan PDRB Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2015, nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku telah mencapai 9.284.22 miliar rupiah. Jika dibandingkan dengan PDRB Tahun 2014 terjadi peningkatan sebesar 7.52%%, sebagai terlihat pada tabel berikut :

Tabel4Produk Domestic Regional Grass Rational Domestic Bruto

Tahun

Atasdasarhargaberlaku Atasdasarhargakonstan

(miliar Rp)

Karakteristik penting yang melekat dalam proses pertumbuhan ekonomi yaitu tingkat perubahan struktural dan pergeseran struktural ini meliputi pergeseran secara bertahap kegiatan-kegiatan dari bidang pertanian ke non pertanian. Struktur perekonomian Kabupaten Sidenreng Rappang dari tahun 2012-2015 tidak banyak mengalami perubahan.

adalah pada 5 (lima) kecamatan.

(8)

DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022

II-

8

Kemiringan lereng diatas 40 %, pada kategori ini terdapat di 5 (lima)

kecamatan.

Dalam hal ketinggian dataran, maka yang dataran tertinggi adalah kecamatan pituRiase diatas 1000m, dan daerah yang dataran rendah di kecamatan Maritengngae, Panca Rijang, Baranti dari 0-25m.

Gambar1

PetaKetinggianKabupatenSidenrengRappang

Tabel5

KondisiTopografi di KabupatenSidenrengRappang, 2016

No

Kecamatan

Keadaan Tanah (%)

Datar Berbuki

t

Bergunun

g

Rawa/

Danau

Total

1

PancaLautang

15

25

57

3

100

2

TelluLimpoE

15

35

49

1

100

3

WatangPulu

25

5

70

-

100

4

Baranti

100

-

-

-

100

5

PancaRijang

97

3

-

-

100

6

Kulo

90

5

5

-

100

7

MaritengngaE

100

-

-

-

100

8

WatangSidenren

g

85

15

-

-

100

9

PituRiawa

60

10

30

-

100

10

DuaPitue

100

-

-

-

100

11

PituRiase

35

25

40

-

100

(9)

DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022

II-

9

a. GEOHIDROLOGI

Pada wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang, terdapat 38 (Tiga Puluh Delapan) sungai yang mengaliri berbagai Kecamatan. Di Kecamatan Panca Lautang terdapat 6 (enam) aliran sungai sepanjang 33.750 M, Kecamatan Tellu LimpoE dengan panjang 18.000 M, Kecamatan Watang Pulu dengan panjang 39.000 M, Kecamatan Baranti dengan panjang 15 M, Kecamatan Panca Rijang dengan panjang 19.550 M, Kecamatan Kulo dengan panjang 25.700 M, Kecamatan MaritengngaE dengan panjang 5.000 M, Kecamatan Dua PituE dengan panjang 68.460 M, merupakan Kecamatan yang memiliki aliran sungai terpanjang di Kabupaten Sidenreng Rappang, Kecamatan Pitu Riawa dengan panjang 7.500 M. Untuk mengetahui lebih jelas, dapat diketahui nama, panjang, lebar dan kedalaman sungai yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang seperti tabel berikut ini :

Tabel6

Nama Sungai, Panjang, LebardanKedalaman Sungai Di

KabupatenSidenrengRappang, 2016

(10)

DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022

Sumber : BPS Tahun 2012

b. GEOLOGI

Berdasarkan Peta Tinjauan tanah yang dikeluarkan oleh Lembaga Penelitian Bogor Tahun 1966, maka jenis tanah yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang terdiri dari

alluvial, regosol, grumusol, mediteran dan pedsolit. Jenis tanah Alluvial meliputi 21,08 %

dari luas wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang yang paling luas terdapat pada Kecamatan Pitu Riawa yaitu 12.110 Ha dan yang paling sempit pada Kecamatan Panca Rijang yaitu 228 Ha. Bahkan ada 2 (dua) Kecamatan yang tidak terdapat jenis tanah ini yaitu Kecamatan Kulo dan Watang Pulu. Fisik tanah ini berupa dataran dan merupakan endapan tanah liat bercampur paisr halus hitam kelabu dengan daya penahan air cukup baik dan tersedia cukup mineral yang berguna bagi tumbuh-tumbuhan. Jenis tanah alluvial terdiri dari alluvial hidromorf daerah kering, alluvial hidromorf, alluvial kelabu tua, alluvial coklat kekelabuan.

Jenis tanah Regosol seluas 19,74 % atau 37.174 Ha dari luas wilayah Kabupaten

Sidenreng Rappang dan yang terluas di Kecamatan Wattang Pulu yaitu 14.322 Ha atau sekitar 38,52 % dari luas areal yang berjenis tanah regusol dan yang paling sempit terdapat di Kecamatan Panca Rijang seluas 1.033 Ha. Bahkan terdapat 3 (tiga) Kecamatan yang tidak terdapat jenis tanah ini yaitu Pitu Riawa, Dua PituE dan Pitu Riase.

Jenis tanah Regusol kadang–kadang terdiri dari lapisan cadas terutama yang berpasir

berwarna kelabu hitam sampai kelabu coklat, porositas sedang dan agak mudah kena erosi. Tanah regusol vulkanik baik untuk tanaman padi, tebu, tembakau, palawija, sayuran

dan beberapa jenis tanaman perkebunan lainnya.Jenis tanah Grumosol seluas 1,20 %

atau 2.251 Ha dari luas wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang dan yang terluas di Kecamatan MaritengngaE yaitu 1.334 Ha atau sekitar 50,37 % dari luas areal yang berjenis tanah grumusol, kemudian berturut-turut Kecamatan Watang Pulu seluas 809 Ha (35,94%) dan Kecamatan Tellu LimpoE seluas 308 Ha atau sekitar 13,69%, sedangkan Kecamatan lainnya tidak terdapat jenis tanah ini.

Jenis tanah Mediteran seluas 11.416 Ha atau 6,06 % dari luas wilayah Kabupaten

Sidenreng Rappang dan yang terluas di Kecamatan Panca Lautang seluas 5.121 Ha (44,85%) dari luas areal yang berjenis tanah mediteran, kemudian berturut-turut Kecamatan Pitu Riase yaitu 3.116 Ha atau sekitar 27,30%, Kecamatan Tellu Limpoe seluas 1.677 Ha (14,69%) dan kecamatan PituRiawa seluas 1.502 Ha (13,69 %), sedangkan Kecamatan lainnya tidak terdapat jenis tanah ini. Jenis tanah mediteran tersebut terdiri dari komplek mediteran coklat kekelabuan dan regosol komplek meditreran

coklat regosol dan latosol.Jenis tanah Podsolitseluas 94.891 Ha atau 50,39 % dari luas

(11)

DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022

II-

11

Kecamatan Pitu Riawa yaitu 7.431 Ha atau sekitar 7,83%, Kecamatan Kulo seluas 5.408 Ha (5,70 %), Kecamatan Watang Sidenreng seluas 2.977 Ha (3,14 %) dan Kecamatan Panca Rijang seluas2.141 Ha (2,26 %), sedangkan Kecamatan lainnya tidak terdapat jenis tanah ini.

Sumber daya alam berupa tanah dan tambang yang terkandung di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh struktur batuan dan proses geologi yang terjadi. Berdasarkan pengamatan peta geologi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Geologi dan Pertambangan 1977, maka di Kabupaten Sidenreng Rappang terdapat beberapa peristiwa geologi.Peristiwa geologi yang ada dan mempunyai luasan yang paling luas adalah Alluvium dan Endapan Pantai (Qac) yang mencapai 29,86 % dari luas Kabupaten Sidenreng Rappang, kemudian peristiwa geologi Batuan Gn Api besifat Basah (TPv) seluas 38.788 Ha (20,60%), Mulosa Sulawesi Sorasin (Tcm) seluas 30.638 Ha.

c. KLIMATOLOGI

Kabupaten Sidenreng Rappang berdasarkan klasifikasi Shcmidt dan fergusson terdapat tiga macam iklim di Kabupaten Sidenreng Rappang yaitu :

Tipe Pertama: Adalah iklim tipe C, yaitu iklim yang bersifat agak basah jumlah bulan kering rata-rata kurang dari tiga bulan dan bulan-bulan lainnya adalah bulan basah. Bulan basah adalah jumlah curah hujan bulanan lebih dari 100 mm. Bulan kering tersebut rata-rata terjadi pada bulan Juni,Julidan Agustus, bulan-bulan lainnya adalah bulan basah.Daerah yang termasuk iklim ini terletak sebelah Utara bagian Timur mendekati Pegunungan Latimojong di Kecamatan Pitu Riase.

Tipe Kedua : Adalah iklim tipe D, artinya bersifat sedang dimana jumlah bulan

kering rata-rata 3 – 4 bulan . Bulan-bulan kering terjadi pada bulan Mei,Juni,Juli dan

Agustus. Daerah yang termasuk iklim ini terletak disebelah Timur dan bagian Tengah

Kabupaten Sidenreng Rappang, Kecamatan Dua PituE, Watang

Sidenreng,MaritengngaE,Panca Rijang dan sebagian Kecamatan Watang Pulu (bagian Barat) serta sebagian kecil Kecamatan Kulo ( bagian Barat sebelah Utara).

Tipe Ketiga : Adalah iklim tipe E, artinya yang bersifat agak kering, dimana jumlah

bulan kering rata-rata 4 – 6 bulan. Bulan-bulan kering terjadi pada bulan April,Mei,

(12)

DOKUMEN RPIJM KAB. SIDRAP TAHUN 2018-2022

II-

Gambar

Gambar 4. 1 Peta Administrasi Kabupaten Sidenreng Rappang

Referensi

Dokumen terkait

Miras oplosan telah mengakibatkan banyak korban jiwa, bahkan Kabupaten Bandung telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Meskipun saat ini status tersebut telah

Proses “Pengolahan Awal” adalah proses persiapan permukaan dari benda kerja yang akan mengalami proses pelapisan logam.Pada umumnya proses pelapisan logam

10 Accuracy or grammar mastery on using the expression of telling and asking about intention in writing 11 Mechanics mastery on using the. expression of telling and

kepada Desa-desa yang baru (hasil pemecahan) sebagai stimulans, terutama dalam membangun perkantoran prasarana fisik Pemerintahan Desa; 6.Mengirimkan laporan secara

Jika dari wawancara awal yang dilakukan dan penulis merasa data tersebut masih kurang dan membutuhkan penjelasan yang lebih mendalam, maka penulis akan melakukan kunjungan

“Bahasa adalah satu cara tulen yang non- instingtif yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan buah fikiran (ide), perasaan dan hasrat dengan menggunakan suatu sistem

wadiah tiap tahun mengalami peningkatan. Sehingga dari penjelasan tersebut bahwa pembiayaan murabahah adalah usaha yang dijalankan bank dalam menyalurkan dana yang telah

SISTEM DTMF SEBAGAI PENGENDALI JARAK JAUH PADA RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS ALAT PENGHANCUR SAMPAH ORGANIK PENGHASIL PUPUK PADAT.. (2016 : xvii + 65halaman + 46gambar