• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM e8dc818a8c BAB IIBAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM e8dc818a8c BAB IIBAB II"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... I

BAB II... 2

PROFIL KABUPATEN KOTA... 2

2.1 PROFIL KABUPATEN KOTA... 2

2.1.1 GAMBARANWILAYAHADMINISTRASI... 2

2.1.2 GAMBARANTOPOGRAFI... 8

2.1.3 GAMBARANGEOHIDROLOGI... 9

2.1.4 GAMBARANGEOLOGI... 11

2.1.5 GAMBARANKLIMATOLOGI... 18

2.1.6 KONDISISOSIAL DANEKONOMI... 24

2.1.7 PETAWILAYAHKABUPATEN... 27

2.2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN... 28

2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI... 35

(2)

BAB II

PROFIL KABUPATEN KOTA

2.1

PROFIL KABUPATEN KOTA

2.1.1 Gambaran Wilayah Administrasi

Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan bagian integral dari Propinsi Sulawesi Utara, beribukota Melonguane yang berjarak sekitar 271 mil laut dari Ibukota Propinsi Sulawesi Utara yaitu Manado. Terletak antara 3º 38’ 00” - 5º 33’ 00” Lintang Utara dan 126° 38’ 00” - 127° 10’ 00” Bujur Timur, berada diantara Pulau Sulawesi dengan Pulau Mindanao (Republik Philipina), sehingga Kabupaten Kepulauan Talaud, bersama dengan Kabupaten Kepulauan Sangihe, di sebut “ Daerah Perbatasan “.

Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan daerah bahari dengan luas lautnya sekitar 37.800 km2 dan luas wilayah daratan 1.251,02 Km2. Terdapat tiga pulau

utama di Kabupaten Kepulauan Talaud, yaitu Pulau Karakelang, Pulau Salibabu, dan Pulau Kabaruan.

Batas-batas wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud :

- Sebelah utara : Replubik Philipina Bagian Selatan (Pulau Mindanao); - Sebelah Timur : Laut Pasifik

- Sebelah Selatan : Kabupaten Kepulauan Sangihe; - Sebelah Barat : Laut Sulawesi.

Kabupaten Kepulauan Talaud terdiri dari 19 (sembilan belas) kecamatan, dimana

kecamatan terluas adalah Kecamatan Beo Utara (144.85 KM2) dan kecamatan terkecil

adalah Kecamatan Miangas (2.39 KM2). Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan

pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Sangihe (pada saat itu masih Kabupaten Kepulauan Sangihe Talaud), berdasarkan Undang- Undang No. 8 Tahun 2002.

Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan daerah bahari dengan

(3)

Gambar 2. 1 Peta Kab.Kepulauan Talaud

(4)

Gambar 2. 2 Persentase Wilayah (Km²) Menurut Kecamatan Di Kabupaten Kepulauan Talaud

Tabel 2.0 Persentase Wilayah (Km²) Menurut Kecamatan Di Kabupaten Kepulauan Talaud

No. KECAMATAN LUAS (km2) PERSENTASE (%)

1 Kabaruan 66,03 5,28

8 Melonguane Timur 48,35 3,86

9 Beo 70,93 5,67

10 Beo Utara 144,85 11,58

11 Beo Selatan 63,87 5,11

12 Rainis 80,68 6,45

13 Tampan’Amma 124,18 9,93

14 Pulutan 58,81 4,70

15 Essang 94,76 7,57

16 Essang Selatan 75,02 6,00

17 Gemeh 137,71 11,01

18 Nanusa 58,4 4,67

19 Miangas 2,39 0,19

1.251,02 100,00

JUMLAH

(5)

GUGUSAN NAMA PULAU LUAS PULAU

Sumber : Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud

Tabel 2. 2 Nama Kecamatan, Jumlah Kelurahan/Desa

No. KECAMATAN KELURAHAN DESA JUMLAH

1. Kabaruan - 12 12

7. Melonguane 3 10 13

(6)

10. Beo Utara 2 6 8

11. Beo Selatan - 6 6

12. Rainis - 11 11

13. Tampan’Amma - 11 11

14. Pulutan - 5 5

Sumber : Kantor Bupati Kepulauan Talaud

Kondisi topografi dan geomorfologi Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan gugusan pegunungan, perbukitan, lembah dan sungai. Gunung berapi yang ada di Kebupaten Kepulauan Talaud yaitu gunung Piapi dengan ketinggian ±864 m yang memiliki luas daerah berbahaya sementara sebesar ±20 km2, luas daerah waspada sebesar ±40 km2.

Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud dapat dilihat pada tabel berikut,

Tabel 2. 3 Nama-Nama Sungai dan Panjangnya

NAMA SUNGAI KECAMATAN PANJANG (Km)

(7)

Sungai Tuabatu

(8)

2.1.2 Gambaran Topografi

Keadaan topografi di Kabupaten Kepulauan Talaud sebagian besar terdiri dari

wilayah pegunungan dan tanah berbukit-bukit yang dikelilingi oleh lautan. Ketinggian tanah

terbagi atas : 0 – 100 mdpl, 100 – 500 mdpl dan lebih dari 500 mdpl, hampir 50 % dari luas

keseluruhan memiliki ketinggian berkisar antara 100 – 500 mdpl. Sedangkan kemiringan

lerengnya berkisar antara 0 – 2 %, 2 – 15 %, 15 – 40 % dan lebih besar dari 40 %.

Topografi wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud sebagian besar wilayah Talaud memiliki topografi bergunung-gunung yang membentang dari utara ke selatan, yang tersebar dalam pulau-pulau. Gambaran tentang morfologi wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. 4 Morfologi Kabupaten Kepulauan Talaud

No. Morfologi Luas (Ha) Prosentase

1 Batu dan pulau pulau karang (B53) 2.529,72 2,36%

2 Dataran karstik berbukit kecil (K12) 20.770,62 19,41%

3 Dataran lava basa berbulit kecil (V51) 16,984 0,02%

4 Dataran lumpur antar pasang surut dibawah

halofit (B63) 371,048 0,35%

5 Dataran sedimen bertupa yang berbukit kecil

(P08) 1.155,99 1,08%

6 Kipas aluvial non vulkanik yang melereng landai 4.818,22 4,50%

7 Punggung bukit cembung yang terorientasi di

atas batuan ultrabasa (M56) 5.084,19 4,75%

8 Punggung bukit yang panjang dan sangat curam

di atas batuan metamorfsi 14.796,19 13,82%

9 Punggung bukit yang sangat curam di atas

vulkanik basa (V52) 1.290,07 1,21%

10 Sisi Punggung Bukit Sangat Curam diatas sedimen

bertupa 1.352,38 1,26%

11 Sistem punggung bukit sedimen bertufa yang

sangat curam (M36) 54.843,16 51,24%

(9)

tersebut didominasi oleh morfologi dengan sistem punggung bukit yang sangat curam yaitu hampir mencapai 51,24 % wilayah. Sedangkan wilayah yang datar hanya mencapai 19,41 %. Adapun peta Morfologi Kabupaten Kepulauan Talaud disajikan pada gambar berikut ini.

2.1.3 Gambaran Geohidrologi

Wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud banyak terdapat aliran sungai baik yang berbentuk kecil maupun sedang. Sungai-sungai tersebut terdapat di 3 pulau utama yaitu Pulau Karakelang, Pulau Salibabu dan Pulau Kabaruan. Tabel berikut ini menjelaskan tentang nama sungai, tempat dan panjang sungai yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud.

Tabel 2.5 Nama Sungai, Tempat dan Panjangnya di Kab. Kepulauan Talaud

No. Nama Sungai Kecamatan Panjang (Km)

1 Sungai Tarun Melonguane 5.85

2 Sungai Anggun Melonguane 4.1

3 Sungai Sawang Melonguane 4.3

4 Sungai Allelo Melonguane 2.3

5 Sungai Mala Melonguane 3.2

6 Sungai Barowo Melonguane 3.85

7 Sungai Lale Melonguane 4.15

8 Sungai Tule Melonguane 4.7

9 Sungai Bawirung Timur n

Puluta

5.75

10 Sungai Beng Pulutan 3.15

11 Sungai Melam Pulutan 3.05

12 Sungai Asu Pulutan 3.5

14 Sungai Tuabatu Tampan’amma 4.8

15 Sungai Binalang Tampan’amma 7.9

16 Sungai Burre Tampan’amma 5.95

17 Sungai Riung Tampan’amma 4.3

18 Sungai Dapihe Tampan’amma 5.8

19 Sungai Dapalan Tampan’amma 3.7

20 Sungai Ammat Tampan’amma 6.35

21 Sungai Ganalo Gemeh 4.65

22 Sungai Bannada Gemeh 3.95

23 Sungai Arangkaa Gemeh 3.65

24 Sungai Gemeh Gemeh 3.7

25 Sungai Lalue Gemeh 5.55

26 Sungai Essang Gemeh 7.6

27 Sungai Kuma Gemeh 8.65

28 Sungai Ambia Gemeh 3.35

29 Sungai Tatao Gemeh 6.8

(10)

No. Nama Sungai Kecamatan Panjang (Km)

33 Sungai Rae Beo Utara 4.6

34 Sungai Lobbo Beo Utara 16.2

35 Sungai Loba Beo 4.9

36 Sungai Awula Beo 5.85

37 Sungai Pampang Beo Selatan 3.45

38 Sungai Tarohan Beo Selatan 2.85

39 Sungai Niampak Beo Selatan 4.95

40 Sungai Pampalu Beo Selatan 5.5

41 Sungai Lirung Lirung 3

42 Sungai Damau Damau 4.05

43 Sungai Akas Damau 3.75

44 Sungai Birang Damau 4.1

45 Sungai Roai Rainis 1

46 Sungai Goat Rainis 3.15

47 Sungai Manganitu Rainis 11

48 Sungai Rane Rainis 9.5

49 Sungai Luhus Rainis 3

50 Sungai Laroe Rainis 1

51 Sungai Marro Rainis 5

52 Sungai Rainis Rainis 7

53 Sungai Rainis 1.2

54 Sarrumawurru tan

Sungai Awarra

Rainis 3

55 Sungai Limbawuta Rainis 0.7

56 Sungai Winsolong Rainis 1

57 Sungai Asipi Rainis 1

58 Sungai Abitun I Rainis 2

59 Sungai Abitun 2 Rainis 2

60 Sungai Appe Rainis 6

(11)

2.1.4 Gambaran Geologi

Bahan induk formasi geologi tanah yang dapat dijumpai di Kabupaten Kepulauan

Talaud adalah non vulkanis, sedimen kapur dan batuan basah dengan jenis tanah

mediteran merah kuning dan brown fosfat soil, sesuai bahan induk pembentukan tanah.

Berdasarkan Peta Geologi lembar Sangihe Talaud skala 1: 250.000 tahun 1996. Geologi batuan penyusun wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud sangat bervariasi, antara lain berisi formasi Batuan aluvium mudacampur endapan laut; endapan aluvium berupa kipas aluvial; batu gamping, basalt andesit; tuff dan juga batu pasir. Untuk lebih jelasnya batuan penyusun Kabupaten Kepulauan Talaud dapat diuraikan pada tabel dan sebaran secara spatial dapat dilihat pada Peta Formasi Jenis Batuan.

Berdasarkan analis peta formasi jenis batuan dapat diketahui bahwa di Kabupaten Kepulauan Talaud khususnya di P. Karakelang (Pulau terbesar di Kabupaten ini) batuan penyusunnya didominasi oleh campuran Tufit, batu pasir, dan batu lumpur yang menempati hampir sebahagian Pulau Karakelang. Di Pulau ini juga terdapat formasi batu gamping, yang menempati urutan kedua.

Dengan formasi geologi yang seperti ini Kabupaten Kepulauan Talaud sebenarnya kaya akan bahan tambang terutama galian C dan juga mineral yang potensial untuk dikembangkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2. 6 Jenis Batuan di Kabupaten Kepulauan Talaud

No. Jenis Batuan Luas (Ha)

1 Aluvium muda berasal dari campuran endapan muara dan

endapan laut 371,048

2 Aluvium, endapan kipas alluvial 4.818,222

3 Andesit, Basalt 1.290,075

4 Basalt, Andesit 16,984

5 Batu gamping 20.770,624

6 Batu karang, Aluvium muda, berasal dari endapan laut 2.529,719

7 Kursit, skis, Flit 14.796,187

8 Serpentinit, Peridotit, Dunit 5.084,185

9 Tufit batu pasir batu lumpur 1.155,987

10 Tufit, batu lumpur, batu pasir 1.352,379

(12)

A. Potensi rawan bencana alam

Kabupaten Kepulauan Talaud termasuk dalam kawasan rawan bencana alam karena adanya dua gunung api aktif, adanya ancaman tanah longsor akibat topografi daerah yang berbukit dan bergunung, dan adanya kemungkinan gempa bumi akibat aktivitas

pergerakan lempeng Laut Maluku dan Halmahera yang menuju ke arah barat di bawah busur Talaud-Sangihe. Karena sebagian Kabupaten Kepulauan Talaud termasuk dalam kawasan rawan bencana ini, maka kawasan ini perlu ditetapkan sebagai kawasan lindung yang bertujuan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia.

1. Longsor

Kerawanan bencana longsor dapat dibagi dalam tiga tingkat yaitu tidak rawan, rawan dan sangat rawan. Kriteria untuk masing-masing tingkat kerawanan dapat di lihat pada Tabel 1.32

Tabel 2. 7 Kriteria Tingkat Kerawanan Bencana Longsor

No. Tingkat

kerawanan Kriteria

1. Tidak Rawan a. Jarang atau tidak pernah terjadi longsor lama ataupun baru, kecuali di tebing-tebing sungai.

b. Topografi datar – landai/ bergelombang c. Lereng < 15 %

d. Material penyusun bukan lempung ataupun rombakan longsor (talus).

2. Rawan a. Jarang terjadi longsor, kecuali bila lerengnya terganggu. b. Topografi landai - sangat terjal.

c. Klas lereng berkisar (5-15%) - (> 70%).

d. Material penyusun lereng umumnya lapuk tebal.

e. Vegetasi penutup kurang - amat kurang.

3. Sangat Rawan a. Dapat dan sering terjadi longsor. b. Topografi landai - sangat curam. c. Lereng antara (5-15%) dan (>70%).

d. Material penyusun lereng lapuk tebal dan rapuh. e. Curah hujan tinggi.

f. Vegetasi penutup kurang - amat kurang. g. Longsor lama dan baru aktif terjadi.

(13)

Tabel 2. 8 Potensi Bahaya Tanah Longsor di Kabupaten Kepulauan Talaud

Berdasarkan tabel di atas, dapat di ketahui bahwa potensi bahaya longsor yang sangat tinggi dapat terjadi di Kecamatan TampanAmma, Kecamatan Melonguane Timur diikuti oleh Kecamatan Beo. Adapun secara spatial dapat dilihat pada peta berikut ini.

Gambar 2. 2 Peta Potensi Bahaya Longsor

Potensi Longsor Nama Kecamatan Luas (Ha) Potensi Longsor Nama Kecamatan Luas (Ha)

Beo 2367,372 Beo 1522,644

Beo Selatan 464,786 Beo Selatan 1401,805

Beo Utara 3348,92 Beo Utara 4218,078

Damau 725,594 Damau 1385,03

Essang 35,511 Essang 644,799

Essang Selatan 821,376 Essang Selatan 1779,053

Gemeh 2847,48 Gemeh 5853,15

Kabaruan 1348,687 Kabaruan 2371,183

Kalongan 106,704 Kalongan 647,064

Lirung 268,22 Lirung 677,711

Melonguane 844,203 Melonguane 3254,495

Melonguane Timur 2506,642 Melonguane Timur 2315,503

Pulutan 876,509 Moronge 59,123

Rainis 2110,979 Nanusa 680,898

Salibabu 196,309 Pulutan 1060,705

TampanAmma 4278,561 Rainis 3858,628

Beo 597,513 Salibabu 1461,248

Beo Selatan 633,165 TampanAmma 4276,424

Beo Utara 1208,302 Beo 1081,819

Damau 865,623 Beo Selatan 1264,378

Essang 681,589 Beo Utara 2158,791

Essang Selatan 823,89 Damau 1254,017

Gemeh 2059,677 Essang 1536,179

Kabaruan 618,105 Essang Selatan 1914,206

Kalongan 434,467 Gemeh 3032,516

Lirung 385,69 Kabaruan 1357,703

Melonguane 2283,22 Kalongan 1178,782

Melonguane Timur 666,365 Lirung 798,971

Miangas 52,461 Melonguane 2745,982

Moronge 244,578 Melonguane Timur 927,61

(14)
(15)

2. Banjir

Pengertian banjir ada dua, yaitu:

• Meluapnya aliran sungai dari alur sungai yang disebabkan oleh debit banjir dan kapasitas alur

sungai mengecil karena sedimentasi

• inudasi, yaitu daerah tergenang air akibat dari faktor topografi datar dan drainase jelek.

Daerah rawan banjir di wilayah perencanaan mencakup daerah muara sungai, dataran banjir dan dataran aluvial terutama di sepanjang S. Tarun di Kecamatan Melonguane, Sungai Binalang di Kecamatan Rainis. Faktor-faktor penyebab banjir antara lain adalah curah hujan yang tinggi, penutupan lahan di daerah hulu berkurang dan kapasitas alur sungai terutama di daerah hilir berkurang karena sedimentasi dan topografis daerah.

3. Tsunami

Gelombang tsunami berbeda dengan gelombang laut lainnya yang bersifat kontinyu, gelombang tsunami ditimbulkan oleh gaya impulsif yang bersifat insidentil, tidak kontinyu. Periode gelombang tsunami antara 10 – 60 menit, panjang gelombangnya mencapai 100 km. Ditengah lautan tinggi gelombang tsunami paling besar sekitar 5 meter, maka saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa sampai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan dapat mencapai sejauh 500 meter dari garis pantai.

Dalam catatan sejarah kejadian tsunami yang pernah terjadi di indonesia sejak 1608 belum pernah tercatat terjadinya bencana tsunami di daerah Kabupaten Kepulauan Talaud. 4. Bencana alam geologi

B. Kawasan Rawan Gempa

Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud tergolong daerah yang berpotensi tinggi/rawan akan gempa bumi. Kegiatan penunjaman Lempeng Maluku ke arah barat di bawah busur Minahasa-Sangihe yang masih aktif sampai sekarang dapat mengakibatkan terjadinya gempa bumi tektonik. Di samping itu, di Talaud berpotensi sebagai lajur sumber gempa bumi.

(16)

disetarakan dengan skala IX-X MMI, tapi pada umumnya intensitas gempa bumi yang terjadi di daerah ini mencapai antara III-IX MMI.

Berdasarkan SNI-1726 2002 Indonesia dibagi menjadi 6 wilayah gempa seperti ditunjukkan dalam gambar dibawah ini. Dimana wilayah gempa 1 adalah wilayah dengan kegempaan yang paling rendah dan wilayah gempa 6 adalah wilayah dengan kegempaan paling tinggi. Pembagian wilayah gempa ini, didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar akibat pengaruh gempa rencana dengan periode ulang 500 tahun..

Sebagaimana dalam peta bahaya gempa bumi bahwa Kabupaten Kepulauan Talaud termasuk dalam kategori wilayah gempa 5-6 (tinggi – paling tinggi) dengan tingkat perambatan 0,25 – 30 g apabila terjadi gempa bumi lihat Peta persebaran Gempa :

Gambar 2. 4 Peta Sebaran Gempa

.

Dengan demikian untuk wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud ini adalah sangat rawan terhadap terjadinya gempa bumi.

C. Potensi sumber daya alam

Kabupaten Kepulauan Talaud dikarunia keanekaragaman tambang yang tinggi. Tercatat oleh Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Talaud. Variasi kekayaan mulai dari pertambangan emas, pasir besi maupun pertambangan galian C seperti : Batu, Pasir dan lain-lain adapula bahan tambang lain-lainnya.

Kesesuaian lahan pertanian

Analisis kesesuaian lahan bagi kawasan budidaya (khususnya pertanian, perkebunan) dilakukan berdasarkan informasi sistem lahan yang dikeluarkan oleh RePPProT (Regional Physical Planning Project for Transmigration) pada skala tinjau (1 : 250.000).

Analisis Kesesuaian Lahan pertanian bertujuan untuk menilai suatu kawasan, apakah sesuai atau tidak bagi kegiatan budidaya pertanian lahan basah (lahan basah), pertanian pangan lahan kering dan tanaman keras (tahunan). Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah:

• Kemiringan lereng

(17)

• Struktur (tekstur) tanah

• Ketersediaan air

Beberapa faktor lainnya yang ikut mempengaruhi, seperti keasaman tanah, kelembaban, kondisi perakaran, ketersediaan hara, toksisitas, dan lainnya namun karena rencana ini untuk tujuan tertentu (tidak detail), maka faktor-faktor lainnya tersebut dianggap relatif sama di seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud .

Kemiringan lereng

Kemiringan lereng di Kabupaten Kepulauan Talaud dibedakan menjadi lima kelas yaitu datar, landai, agak curam, curam dan sangat curam. Persebaran presentase Datar mencapai 24,6 % dari total wilayah Kabupaten, landai 16,2 %. Dengan demikian ada sekitar 40% wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud dapat dimanfaatkan untuk berbagai pengembangan wilayah.

Tabel 2. 9 Kelas Kemiringan Lereng di Kabupaten Kepulauan Talaud

No. Kelas Kemiringan Lereng Luas (Ha) Prosentase (%)

1. Datar 25.358,34 24,73

2. Landai 16.579,66 16,17

3. Agak Curam 17.713,36 17,27

4. Curam 19.754,59 19,26

5. Sangat Curam 23.147,85 22,57

Total 102.553,80

Sumber : Data SRTM

Secara garis besar, analisa kesesuaian lahan dari faktor kemiringan lereng bagi tanaman lahan basah, tanaman pangan lahan kering dan tanaman pangan keras (tahunan) adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 10 Kesesuaian Lahan Berdasarkan Kemiringan Lereng Kemiringan

Lereng Kesesuaian Lahan Cakupan Wilayah

0 – 8 % Sesuai untuk pekarangan dan

Sesuai untuk tanaman pangan lahan kering

(18)

Tabel 2.11 Kemiringan Lereng pada setiap Kecamatan

Sumber: Hasil Analisis tim Konsultan 2010

2.1.5 Gambaran Klimatologi

Keadaan iklim di wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud secara global menurut klasifikasi iklim dari

schmidt & Ferguson adalah bertipe iklim A (iklim basah) yang memiliki bulan basah sebanyak 8 –

9 bulan dengan jumlah curah hujan bulanan pada tahun 2014 mencapai 263.5 mm/bulan. Menurut data klimatologi yang dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi KL. III Naha Tahun 2010 – 2014 keadaan iklim di gugusan Kabupaten Kepulauan Talaud kejadian hujan lebih sering terjadi pada bulan Januari, Pebruari, Nopember dan Desember yang bervariasi antara 22 – 25 hari hujan. Intensitas tertinggi terjadi pada bulan Desember dan Januari dengan diselingi intensitas sedang pada bulan Pebruari, Maret dan Nopember, intensitas terendah terjadi pada 4 bulan pertengahan tahun yaitu bulan April, Mei, Juni dan Oktober. Bulan kering terjadi pada akhir bulan Agustus hingga pertengahan September.

Tabel berikut memperlihatkan data klimatologi untuk suhu rata – rata, jumlah curah hujan dan tekanan udara setiap tahunnya yang dicatat oleh Badan Meteorologi dan Geofisika Balai Wilayah IV, Stasiun Meteorologi KL. III Naha Tahuna sepanjang tahun 2010 – 2014.

Datar Landai Agak Curam Curam Sangat Curam

1. Beo 1081,819 597,513 589,807 932,837 2367,372

2. Beo Selatan 1264,378 633,165 659,661 742,144 464,786

3. Beo Utara 2158,791 1208,302 1707,019 2511,059 3348,920

4. Damau 1254,017 865,623 704,925 680,105 725,594

5. Essang 1536,179 681,589 458,033 186,766 35,511

6. Essang Selatan 1914,206 823,890 825,864 953,189 821,376

7. Gemeh 3032,516 2059,677 2627,300 3225,850 2847,480

8. Kabaruan 1357,703 618,105 804,244 1566,939 1348,687

9. Kalongan 1178,782 434,467 351,683 295,381 106,704

10. Lirung 798,971 385,690 321,265 356,446 268,220

11. Melonguane 2745,982 2283,220 1967,677 1286,818 844,203

12. Melonguane Timur 927,610 666,365 936,878 1378,625 2506,642

13. Miangas 264,005 52,461 - -

-14. Moronge 1189,373 244,578 50,595 8,528

-15. Nanusa 2062,455 541,524 586,429 94,469

-16. Pulutan 831,849 396,459 464,616 596,089 876,509

17. Rainis 2236,314 2035,769 1921,533 1937,095 2110,979

18. Salibabu 2364,802 820,647 870,234 591,014 196,309

19. TampanAmma 1738,594 1427,644 1865,190 2411,234 4278,561

(19)

Tabel 2.12 Keadaan suhu rata-rata (°C)

(20)

Tabel 2. 13 Curah Hujan (Milimeter)

(21)

Suhu tahunan (dalam 10 tahun) di Kabupaten Kepulauan Talaud rata – rata adalah berkisar270

(22)

Tabel 2. 15 Kecepatan Angin rata-rata Kabupaten Kepulauan Talaud 2010 -2014

(23)

Tabel 2. 16 Kelembaban Udara rata-rata (%)

(24)

Tabel 2. 17 Penyinaran Matahari rata-rata (%)

Sumber : Talaud Dalam Angka 2015 ; Stasiun Meteorologi Naha, Tahuna

2.1.6 Kondisi Sosial dan Ekonomi

• Kondisi Sosial Budaya

Ditingkat pendidikan dasar, jumlah murid pada tahun 2008 tercatat sebanyak 10.556 murid.Sedangkan jumlah guru tercatat sebanyak 823 guru. Ratio murid terhadap guru Sekolah Dasar pada tahun 2008 sebesar 12,83 atau dapat dikatakan bahwa setiap guru akan membimbing sekitar 12-13 murid. Angka ini meningkat dari tahun 2007 yaitu 11-12 murid.

Pada tingkat pendidikan menengah pertama, jumlah murid pada tahun 2008 sebanyak 4.817, sedangkan jumlah guru tercatat sebanyak 381 guru. Ratio murid terhadap guru tahun 2008 sebesar 12.64 atau setiap guru membimbing sekitar 12 -13 anak.

Untuk tingkat pendidikan menengah atas, jumlah murid yang tercatat pada tahun 2008 sebanyak 3.337 murid dan jumlah guru sebesar 214 guru. Ratio murid terhadap guru sebesar 15.59 atau setiap guru akan membimbing sekitar 15 - 16 anak.

(25)

Sumber : Talaud dalam Angka

Sesuai dengan falsafah negara, pelayanan kehidupan beragama dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa senantiasa dikembangkan dan ditingkatkan untuk membina kehidupan masyarakat dan mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang mungkin menghambat kemajuan bangsa

Gambar 2. 6 Persentase Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Kepulauan Talaud

Sumber : Talaud Dalam Angka

(26)
(27)

2.1.7 Peta Wilayah Kabupaten

(28)

2.2 Potensi Wilayah Kabupaten

Berdasarkan atas deskripsi karakteristik wilayah dan dengan berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud, maka dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki

potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti hutan produksi dan hutan rakyat, pertanian, perikanan, pertambangan, pemukiman, industri, pariwisata, pendidikan, tempat ibadah, perdagangan dan jasa, serta kesehatan.

A. Pengembangan Wilayah/Kawasan Hutan Produksi dan Hutan Rakyat

Kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi terbatas dimana eksploitasinya dilakukan dengan sistem tebang pilih dan tanam. Ditinjau dari kegiatan eksploitasi yang dapat dilakukan, kawasan hutan produksi terdiri dari hutan produksi terbatas (HPT), hutan produksi biasa (HPB) dan hutan produksi konversi (HPK). Hutan produksi terbatas hanya dapat dieksploitasi dengan cara tebang habis, serta dalam bentuk hutan tanaman industri (HTI). Hutan produksi konversi, pada dasarnya dapat dikembangkan untuk kegiatan-kegiatan lain di luar sektor kehutanan. Pemanfaatan ruang pada kawasan ini didasarkan pada tujuan utama pengembangan kawasan budidaya, yaitu mengembangkan areal (kawasan budidaya) sesuai dengan potensi yang ada.

Kawasan peruntukan hutan rakyat sebagaimana dimaksud adalah kawasan di luar kawasan hutan yang ditetapkan Menteri Kehutanan yang memiliki tingkat kelerengan lebih dari 30% yang sudah tidak sesuai untuk pengembangan kegiatan budidaya pertanian dan perkebunan dan dapat dikembangkan oleh masyarakat untuk budidaya tanaman/vegetasi hutan yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

B. Pengembangan Wilayah/Kawasan Pertanian

(29)

budidaya tanaman pangan lahan basah, tanaman pangan lahan kering, perkebunan/ tanaman tahunan, holtikultura, peternakan dan perikanan. Secara garis besar penggunaan areal pertanian di Kabupaten Kepulauan Talaud dialokasikan bagi kegiatan :

-. Ekstensifikasi: Areal ekstensifikasi umumnya bukan termasuk dalam kriteria fungsi mintakat/ zona kawasan hutan dan areal yang telah diperuntukan bagi pembangunan serta lokasi transmigrasi. Penggunaan lahan di wilayah ini pada umumnya adalah hutan atau semak belukar dengan kemiringan tanahnya <40%. Pada areal yang pada kemiringan tanahnya <15% diarahkan untuk tanaman pangan sedangkan pada areal kemiringan antara 15-40% diarahkan untuk perkebunan dengan syarat-syarat kultur teknis tertentu untuk mencegah kerusakan sumberdaya tanah dan air.

-. Intensifikasi:Pemanfaatan lahan di Kabupaten Kepulauan Talaud relatif masih belum intensif. Masalah utama pengembangan sawah di daerah ini adalah masalah irigasi dan drainase. Namun untuk pengembangan lahan kering berupa umbi-umbian mempunyai potensi untuk dikembangkan secara lebih intensif. Oleh karena itu untuk peningkatan produksi dan pendapatan masyarakat, upaya yang harus ditempuh adalah intensifikasi, peremajaan tanaman kelapa, pala dan cengkeh yang sudah tua dan perbaikan drainase. Khusus untuk kegiatan intensifikasi terutama dilakukan pada pertanian sawah, karena sisipan tanah yang ada dominasinya merupakan jenis tanah podzolik merah kuning dan sangat jelek dalam menahan air lebih lama, tergenang, kurang subur dan bersifat masam.

-. Rehabilitasi Tanaman Tahunan: Sebagian besar tanaman tahunan yang ada merupakan tanaman kelapa, pala dan cengkeh berumur tua. Untuk meningkatkan produktivitas tanah tersebut akan ditempuh upaya-upaya rehabilitasi tanaman dengan tanaman baru dan dengan menggunakan bibit unggul.

Pengembangan wilayah pertanian sebagaimana dimaksudkan diatas terdiri atas:

(30)

b. Tanaman Pangan Lahan Kering/Holtikultura: Pertanian tanaman lahan kering merupakan areal yang sifat fisiknya sesuai bagi tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, palawija dan peternakan dengan sistem pengolahan lahan kering. Pemanfaatan ruang pertanian lahan kering bertujuan untuk mendukung perekonomian lokal di kawasan sekitarnya dan pengembangan perekonomian wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud. Pengembangan kawasan pertanian lahan kering berdasarkan pada pertimbangan kondisi eksisting berupa kebun campuran, tegalan, padang rumput, ilalang dan semak belukar. Pada lahan kering diutamakan untuk pengembangkan palawija dan holtikultura (sayuran dan buah-buahan). Upaya pengembangan pertanian lahan kering dilakukan dengan usaha pengembangan perluasan pertanian lahan kering dari lahan-lahan yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimum.

Kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering sebagaimana dimaksud di wilayah Kabupaten adalah kawasan yang secara teknis dapat dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya tanaman pangan lahan kering/hortikultura, tersebar di seluruh wilayah kecamatan dengan luas keseluruhan ± 13.986,901 hektar.

kawasan pertanian tanaman tahunan / perkebunan merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan pertanian tanaman tahunan / perkebunan dengan jenis komoditi utama berupa aneka buah-buahan dan hasil perkebunan lain yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan pangsa pasar yang baik, yang dikembangkan terutama pada daerah-daerah yang masih kosong sebagai kegiatan sambilan. Pada tanaman areal tahunan ini diutamakan tanaman buah-buahan,perkebunan besar dan perkebunan rakyat. Agar jenis tanaman ini mempunyai nilai ekonomis tinggi perlu dilakukan upaya penguasaan teknologi pertanian, baik melalui pelatihan, bimbingan atau studi banding.

C. Pengembangan Wilayah/Kawasan Peternakan

(31)

ikan dan rumput laut di perairan tersebut. Apabila kewajiban ini tidak dapat dipenuhi oleh pengusaha peternakan tersebut, sebaiknya dikenakan denda setinggi-tingginya atau dihentikan kegiatan usahanya.

D. Pengembangan Wilayah/Kawasan Kelautan dan Perikanan

Kegiatan perikanan di Kabupaten Kepulauan Talaud selama ini didominasi oleh perikanan laut dibandingkan perikanan darat. Aktivitas kegiatan ini mempunyai prospek cukup baik. Secara umum kondisi perairan dan laut hampir sebagian besar berpotensi sebagai kawasan pemanfaatan perikanan tangkap. Berdasarkan potensi yang dimiliki, maka batasan aktivitas yang tidak diperbolehkan di kawasan penangkapan ikan adalah tidak boleh menggunakan cara-cara yang dapat merusak lingkungan (peledakan karang, pukat harimau, dan lain-lain) serta tidak dilakukan pada saat-saat ikan memijah/matang kelamin. Untuk meningkatkan produksi perikanan, maka kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh masyarakat nelayan sebaiknya menggunakan peralatan yang lebih baik, dengan memanfaatkan teknologi maju yang menunjang pengembangan perikanan, dengan jenis ikan yang mempunyai harga jual tinggi. Ikan-ikan tangkapan yang terlalu kecil dapat dibudidayakan dengan menggunakan keramba. Agar tingkat penangkapan ikan yang dilakukan oleh para nelayan dapat mencapai daya jelajah yang cukup jauh dengan produksi tinggi, maka harus didukung peralatan yang memadai, seperti besarnya kapal motor yang digunakan serta pemanfaatan teknologi maju yang menunjang pengembangan usaha perikanan.

(32)

Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki beberapa potensi yang besar di sektor pertambangan. Di masa mendatang, agar perkembangan kawasan pertambangan ini tidak merusak lingkungan, kegiatan ini perlu diawasi secara ketat perkembangannya dan dibuat aturan yang mengharuskan para investor untuk menguruk bekas galiannya agar tidak meninggalkan lubang-lubang bekas galian yang dapat menimbulkan dampak negatif / kerusakan terhadap lingkungan.

Areal pertambangan adalah area rencana jangka menegah 5 tahunan kegiatan eksplorasi tambang dalam kawasan pertambangan yang disahkan oleh pejabat yang berwewenang. Kewenangan pemerintah daerah (Pasal 4 ayat 2 UU No.11 Tahun 1967 (UU no 4 thn 2009) tentang Ketentuan Pokok Pertambangan) atas bahan galian mencakup atas bahan galian C yang meliputi penguasaan dan pengaturan usaha pertambangannya. Untuk bahan galian strategis golongan A dan golongan B, pengaturan usaha pertambangannya dapat diserahkan kepada`pemerintah daerah provinsi.

Kawasan pertambangan sebagaimana yang dimaksud di wilayah Kabupaten adalah kawasan yang secara teknis-geologis memiliki potensi deposit bahan tambang, atau area kontrak karya pertambangan/kuasa pertambangan/izin pertambangan daerah/tambang rakyat baik yang sudah di lakukan kegiatan pertambangan ataupun belum, yang berada di luar kawasan lindung.

F. Pengembangan Wilayah/Kawasan Pemukiman

(33)

c. Tipe kecil dengan luas kapling tanah 100 m2.

G. Pengembangan Wilayah/Kawasan Industri

Untuk memperoleh kelayakan ekonomis pemilihan lokasi industri dan pergudangan dilakukan dengan menekan biaya produksi. Hal tersebut ditempuh dengan mengacu pada pertimbangan sumberdaya energi, suplai air, dan transportasi sebagai pertimbangan utama. Kegiatan industri diarahkan pengembangannya dalam bentuk pengembangan sentra-sentra industri kecil dan industri pengelolaan hasil perkebunan di masing-masing perkebunan, serta pengolahan hasil perikanan laut.

Pengembangan peruntukan industri lebih jauh perlu mengacu pada Keppres No. 53 Tahun 1989 dan Keppres Nomor : 33 Tahun 1990, serta SK Menteri Perindustrian nomor : 291/M/SK/10/1989 tentang Tata Cara Perizinan dan Standar Teknis Kawasan Industri dengan didukung oleh studi perencanaan detail kawasan. Di luar kawasan industri tersebut diarahkan untuk kegiatan pendukung.

Kawasan peruntukkan industri sebagaimana dimaksud di wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud adalah kawasan yang diperuntukkan pengembangannya bagi pemusatan kegiatan industri pengolahan hasil pertanian maupun industri manufaktur.

H. Pengembangan Wilayah/Kawasan Pariwisata

Pengembangan pariwisata merupakan rangkaian pemanfaatan potensi secara optimal dan penganeka ragaman kegiatan untuk meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat. Pengembangan pariwisata diprioritaskan untuk menarik wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik yang memberikan konstribusi penghasilan terbesar ditingkat propinsi maupun tingkat nasional.

Kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud di wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud adalah kawasan yang memiliki potensi objek dan daya tarik wisata alam, wisata budaya, wisat agro dan wisata lainnya baik yang sudah berkembang maupun yang belum berkembang.

I. Pengembangan Wilayah/Kawasan Pendidikan

(34)

jenjang TK s/d SLTA dan Taman Bacaan. Kondisi eksisting jumlah sekolah pada tahun 2008, menunjukkan bahwa terdapat kelebihan jumlah TK,SD dan SLTA, namun untuk jumlah SLTA sudah tercukupi. Pada jenjang Sekolah Menengah, sampai tahun 2030 dibutuhkan 108 Sekolah SD, 32 SLTP, dan 31 SLTA, yang tersebar di masing-masing kecamatan sesuai dengan distribusi penduduknya. Kebutuhan fasilitas Pendidikan Tinggi diperhitungkan bagi lulusan SLTA di Kab. Kepl. Talaud maupun untuk melayani kebutuhan pendidikan tinggi bagi penduduk kawasan sekitarnya. Peluang penjurusan yang sesuai bagi Pendidikan Tinggi adalah bidang-bidang ilmu pertanian, industri, teknik, kesehatan/keperawatan, informatika, kehutanan, dan Kelautan. Bidang-bidang tersebut, disesuaikan dengan potensi alam daerah yang memerlukan pengolahan dengan mengandalkan penduduk yang memiliki keahlian yang sesuai. Adanya kegiatan pertanian, industri, pertambangan dan kehutanan dikawasan sekitar Kab. Kepl. Talaud membuka peluang upaya peningkatan keahlian pada bidang-bidang tersebut pada tingkatan pendidikan tinggi.

J. Pengembangan Wilayah/Kawasan Tempat Ibadah

Kawasan peruntukan tempat ibadah sebagaimana dimaksud di wilayah Kabupaten adalah kawasan tempat dilaksanakannya kegiatan peribadatan umat beragama; Sebaran kawasan tempat ibadah sebagaimana yang dimaksud antara lain : tersebar di seluruh Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Talaud.

K. Pengembangan Wilayah/Kawasan Perdagangan dan Jasa

(35)

2.3 Demografi dan Urbanisasi

Badan Pusat Statisik telah melakukan proyeksi penduduk berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010) yang menghasilkan informasi bahwa jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Talaud tahun 2014 sebanyak 87922. (Lihat Tabel).

Distribusi / persebaran penduduk di 19 kecamatan terlihat bervariasi, jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Melonguane, yaitu 13000 jiwa atau sekitar 14,78 persen dari jumlah penduduk Kabupaten, dan memiliki tingkat kepadatan sebesar 167,98 orang perkilometer persegi. Sedangkan kepadatan penduduk di Kabupaten Kepulauan Talaud adalah 70,29 jiwa per kilometer persegi.

Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Kepulauan Talaud pada tahun 2014 sebesar 104,24. Hal ini menggambarkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Penduduk dengan usia muda adalah penduduk terbesar di Kepulauan Talaud. Hal ini terlihat dimana penduduk dengan usia 10- 14 tahun merupakan penduduk terbesar di Kabupaten Kepulauan Talaud dan selanjutnya penduduk terbesar kedua adalah penduduk dengan usia 00-04 tahun. (Lihat Tabel)

(36)
(37)
(38)

Tabel 2.19 Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kepulauan Talaud 2014

Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

Proyeksi Penduduk Kabupaten Kepulauan Talaud selama lima tahun kedepan yakni sampai dengan 2019 bervariasi di tiap kecamatan di Kabupaten Kepulauan Talaud ini dengan Laju pertumbuhan penduduk yang berbeda maka akan dihitung proyeksi pertumbuhan penduduknya. Untuk Menghitung proyeksi laju pertumbuhan penduduk menggunakan asumsi pada pertumbuhan geometri, karena laju pertumbuhan ini bersifat berskala atau bertahap dalam selang waktu tertentu. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :

Pn = P0 ( 1 + r )n dimana :

Pn= Jumlah penduduk pada n tahun

P0= Jumlah penduduk pada awal tahun

r= Tingkat pertumbuhan penduduk

(39)

Sumber : Hasil Analisis

2.4 Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan RPJMD dan

RTRW Kabupaten

Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Talaud pada tahun 2014 yang dihitung menggunakan tahun dasar 2010 melambat bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar harga Konstan 2010, laju pertumbuhan ekonomi kabupaten Kepulauan Talaud pada tahun 2014 sebesar 5,18 persen. Nilai PDRB pada harga konstan pada tahun 2013 tercatat sebesar 1.191,79 miliar rupiah meningkat menjadi 1.253,57 miliar rupiah pada tahun 2014. Sementara nilai PDRB menurut harga berlaku untuk tahun 2014 tercatat sebesar 1.443,44 miliar rupiah.

Secara sektoral pertumbuhan ekonomi Talaud bervariasi diantara 2,33 s.d 11,73 persen. Sektor yang paling tinggi pertumbuhannya adalah sektor pengadaan listrik dan gas sebesar

11,73 persen. Kemudian diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 8,64 persen. Sedangkan sektor yang paling rendah pertumbuhannya adalah sektor industri pengolahan sebesar

Kecamatan

Kabaruan 66.03 5718 0.43% 5742.587 5767.281 5792.08 5816.986 5841.999

Damau 49.58 4239 0.28% 4250.869 4262.772 4274.707 4286.677 4298.679

Lirung 31.11 6302 0.27% 6319.015 6336.077 6353.184 6370.338 6387.538

Salibabu 21.8 5628 0.12% 5634.754 5641.515 5648.285 5655.063 5661.849

Kalongan 24.81 3269 0.69% 3291.556 3314.268 3337.136 3360.163 3383.348

Moronge 20.35 3610 0.28% 3620.108 3630.244 3640.409 3650.602 3660.824

Melonguane 77.39 13000 2.46% 13319.8 13647.47 13983.19 14327.18 14679.63

Melonguane Timur 48.35 3126 0.57% 3143.818 3161.738 3179.76 3197.885 3216.112

Beo 70.93 5740 0.41% 5763.534 5787.164 5810.892 5834.717 5858.639

Beo Utara 144.85 3709 0.30% 3720.127 3731.287 3742.481 3753.709 3764.97

Beo Selatan 63.87 3432 -0.19% 3425.479 3418.971 3412.475 3405.991 3399.52

Rainis 80.68 6120 0.25% 6135.3 6150.638 6166.015 6181.43 6196.883

Tampan'Amma 124.18 5804 0.56% 5836.502 5869.187 5902.054 5935.106 5968.342

Pulutan 58.81 2073 0.61% 2085.645 2098.368 2111.168 2124.046 2137.003

Essang 94.76 3460 0.17% 3465.882 3471.774 3477.676 3483.588 3489.51

Essang Selatan 75.02 3309 0.28% 3318.265 3327.556 3336.874 3346.217 3355.586

Gemeh 137.71 5374 -0.16% 5365.402 5356.817 5348.246 5339.689 5331.145

Nanusa 58.4 3234 -0.30% 3224.298 3214.625 3204.981 3195.366 3185.78

Miangas 2.39 775 0.64% 779.96 784.9517 789.9754 795.0313 800.1195

(40)

Struktur perekonomian Talaud tahun 2014 tidak mengalami perubahan berarti dari tahun sebelumnya. Sektor pertanian masih mendominasi struktur perekonomian Kabupaten Talaud yaitu

sebesar 44 persen. Kemudian diikuti sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 13,01 persen, sektor administrasi pemerintahan sebesar 11,44 persen dan sektor konstruksi sebesar 11,02 persen.

PDRB Perkapita Kabupaten Kepulauan Talaud secara umum mengalami peningkatan. PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 sebesar 1.307.995,6 juta rupiah dan meningkat 10,4 persen menjadi 1.443.439,5 rupiah pada tahun 2014. Sementara PDRB Perkapita atas dasar harga konstan 2010 juga memiliki trend yang sama. Pada tahun 2014 tercatat PDRB sebesar 1.253.574,6 juta rupiah atau meningkat 5,2 persen dari tahun sebelumnya.

(41)
(42)

Tabel 2.22 PDRB Seri 2010 Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha 2012-2014

Kawasan Wilayah Rawan Bencana

Kabupaten Kepulauan Talaud termasuk dalam kawasan rawan bencana alam karena adanya dua gunung api aktif, adanya ancaman tanah longsor akibat topografi daerah yang berbukit dan bergunung, dan adanya kemungkinan gempa bumi akibat aktivitas pergerakan lempeng Laut Maluku dan Halmahera yang menuju ke arah barat di bawah busur Talaud-Sangihe. Karena sebagian Kabupaten Kepulauan Talaud termasuk dalam kawasan rawan bencana ini, maka kawasan ini perlu ditetapkan sebagai kawasan lindung yang bertujuan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia.

A. Longsor

Kerawanan bencana longsor dapat dibagi dalam tiga tingkat yaitu tidak rawan, rawan dan sangat rawan. Kriteria untuk masing-masing tingkat kerawanan dapat di lihat pada Tabel II.16. berikut ini.

Tabel 2.23 Kriteria Tingkat Kerawanan Bencana Longsor

NO TINGKAT KERAWANAN KRITERIA

1 Tidak Rawan a. Jarang atau tidak pernah terjadi longsor lama ataupun baru, kecuali di tebing-tebing sungai.

(43)

d.Material penyusun bukan lempung ataupun rombakan longsor (talus).

2 Rawan a. Jarang terjadi longsor, kecuali bila lerengnya terganggu.

b. Topografi landai - sangat terjal. c. Klas lereng berkisar (5-15%) - (> 70%). d. Material penyusun lereng umumnya lapuk

tebal.

e. Vegetasi penutup kurang - amat kurang.

3 Sangat Rawan a. Dapat dan sering terjadi longsor; b. Topografi landai - sangat curam; c. Lereng antara (5-15%) dan (>70%);

d. Material penyusun lereng lapuk tebal dan rapuh;

e. Curah hujan tinggi;

f. Vegetasi penutup kurang - amat kurang; g. Longsor lama dan baru aktif terjadi.

Tabel 2.24 Potensi Bahaya Tanah Longsor di Kab. Kepl. Talaud

NO POTENSI LONGSOR KECAMATAN LUAS (Ha)

1 Sangat Tinggi Beo 2367,372

(44)

Melonguane Timur 2506,642

NO POTENSI LONGSOR KECAMATAN LUAS (Ha)

(45)

Melonguane Timur 666,365

Berdasarkan tabel di atas, dapat di ketahui bahwa potensi bahaya longsor yang sangat tinggi dapat terjadi di Kecamatan TampanAmma, Kecamatan Melonguane Timur diikuti oleh Kecamatan Beo.

B. Banjir

Pengertian banjir ada dua, yaitu:

a. Meluapnya aliran sungai dari alur sungai yang disebabkan oleh debit banjir dan kapasitas alur sungai mengecil karena sedimentasi;

b. Inudasi, yaitu daerah tergenang air akibat dari faktor topografi datar dan drainase jelek.

Daerah rawan banjir di wilayah perencanaan mencakup daerah muara sungai, dataran banjir dan dataran aluvial terutama di sepanjang S. Tarun di Kecamatan Melonguane, Sungai Binalang di Kecamatan Rainis. Faktor-faktor penyebab banjir antara lain adalah curah hujan yang tinggi,

penutupan lahan di daerah hulu berkurang dan kapasitas alur sungai terutama di daerah hilir berkurang karena sedimentasi dan topografis daerah.

C. Tsunami

(46)

a. Kawasan Rawan Gempa

Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud tergolong daerah yang berpotensi tinggi/rawan akan gempa bumi. Kegiatan penunjaman Lempeng Maluku ke arah barat di bawah busur Minahasa-Sangihe yang masih aktif sampai sekarang dapat mengakibatkan terjadinya gempa bumi tektonik. Di samping itu, di Talaud berpotensi sebagai lajur sumber gempa bumi. Data gempa bumi yang dirasakan di daerah Sulawesi Utara antara tahun 1990 dan September 2005 tercatat sebanyak 297 kali dengan kisaran magnitude 4,0-7,1 skala Richter (SR). Dari data yang ada, gempa dengan magnitude 4,0-5,0 SR terjadi sebanyak 107 kali (36,03%), dengan magnitude 5,1-6,0 SR sebanyak 163 kali (54,88%), 6,1-7.0 SR sebanyak 26 kali (8,75%), dan maginitude 7,1 sebanyak 1 kali (0,34%). Umumnya pusat gempa terletak di Laut Maluku. Daerah ini termasuk ke dalam daerah yang berintensitas cukup tinggi untuk terjadi gempa dan dapat disetarakan dengan skala IX-X MMI, tapi pada umumnya intensitas gempa bumi yang terjadi di daerah ini mencapai antara III-IX MMI. Berdasarkan SNI-1726 2002 Indonesia dibagi menjadi 6 wilayah gempa seperti ditunjukkan dalam gambar dibawah ini. Dimana wilayah gempa 1 adalah wilayah dengan kegempaan yang paling rendah dan wilayah gempa 6 adalah wilayah dengan kegempaan paling tinggi. Pembagian wilayah gempa ini, didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar akibat pengaruh gempa rencana dengan periode ulang 500 tahun.. Sebagaimana dalam peta bahaya gempa bumi bahwa Kabupaten Kepulauan Talaud termasuk dalam kategori wilayah gempa 5-6 (tinggi – paling tinggi) dengan tingkat perambatan 0,25 – 30 g apabila terjadi gempa bumi lihat Peta persebaran Gempa :

(47)

Gambar 2.12 Peta 2 Sebaran Gempa

Dengan demikian untuk wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud ini adalah sangat rawan terhadap terjadinya gempa bumi

ISU STRATEGIS

(48)

pembangunan daerah. Bagian ini menjelaskan tentang beberapa isu strategis terkait dengan justifikasi rencana RPIJM.

MASALAH

1. Terbatasnya kemampuan penyediaan prasarana dan sarana perumahan oleh pemerintah untuk kawasan rumah sederhana sehat bagi masyarakat berpendapatan rendah.

2. Rendahnya daya beli masyarakat untuk memperoleh perumahan. 3. ketersediaan perumahan yang layak huni masih kurang

SASARAN

1. Terpenuhinya kebutuhan hunian bagi masyarakat.

2. Terbentuknya pola subsidi yang tepat sasaran, tidak mendistorsi pasaran, akuntabel dan kepastian dalam hal ketersediaan setiap tahun.

3. Terbentuknya pola pembiayaan untuk perbaikan dan pembangunan rumah baru yang berbasis swadaya masyarakat dengan fasilitas kredit mikro.

Perencanaan Pembangunan

Permasalahan yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan meliputi:

1. Masih lemahnya koordinasi dan sinkronisasi dalam perencanaan pembangunan, baik di lingkup sektoral maupun lintas tingkatan pemerintahan.

2. Masih terbatasnya ketersediaan data yang dibutuhkan untuk melakukan perencanaan yang baik. 3. Masih lemahnya kualitas kajian-kajian yang dapat menunjang perencanaan pembangunan yang

baik.

4. Masih kurangnya perhatian masyarakat terhadap pentingnya penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan.

5. Masih terbatasnya intensitas kerjasama antar pelaku pembangunan terutama pihak swasta dan masyarakat pada umumnya dalam membangunpublic private partnership.

6. Masih terbatasnya kemampuan pemerintah daerah dalam menterjemahkan dan mengintegrasikan kebijakan perencanaan di tingkat nasional ke dalam perencanaan tingkat daerah baik dalam skala sektoral maupun dalam skala kewilayahan.

7. Masih lemahnya sumberdaya manusia yang memiliki kualifikasi perencana dan peneliti di hampir semua tingkatan pemerintahan mulai dari pemerintah desa, kecamatan, sampai pada kabupaten.

Isu Strategis

(49)

pembangunan daerah. Dalam periode 2014-2018, pembangunan menuju masyarakat yang mandiri, maju, bersatu, tangguh, dan berdaya saing. Identifikasi isu-isu strategis terkait dengan justifikasi dunia internasional, kebijakan nasional, regional, dan isu-isu strategis lain yang berasal dari dunia akademik, usaha/bisnis, sosial budaya, penemuan-penemuan teknologi.

Tabel 2.25 Isu-Isu Strategis Kabupaten Kepulauan Talaud

No Isu-Isu Strategis keterangan

(1) (2) (3)

1 Menegakkan prinsip-prinsip demokrasi, supremasi hukum, dan hak asasi manusia serta memantapkan landasan etik dan moral untuk mewujudkan kondisi aman, damai, nyaman, tertib, dan disiplin

2 Mengembangkan kebudayaan dan berbagai potensi alam daerah sebagai bagian dari warisan dunia

3 Memantapkan penerapanClean Governmentdan

Good Governanceyang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme serta melaksanakan pelayanan publik yang optimal

4 Mewujudkan masyarakat yang sehat, memiliki harapan hidup yang panjang, cerdas, berdaya saing tinggi, dan berprestasi

5 Memberdayakan pelaku bisnis dalam kegiatan ekonomi global, regional dan lokal yang berbasiskan pada pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM), dan koperasi

6 Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

7 Meningkatkan pembangunan di kawasan perbatasan 8 Meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke

Kabupaten Kepulauan Talaud

(50)

11 Memantapkan revitalisasi pertanian, perikanan, dan fasilitas penunjang perekonomian daerah

12 Menyediakan infrastruktur publik yang memadai

13 Mengelola sumber daya alam secara efektif, efisien, berkelanjutan, dan melestarikan lingkungan hidup serta melakukan upaya adaptasi dan mitigasi terhadap akibat-akibat perubahan iklim

14 Melaksanakan penataan kelembagaan dan pelaksanaan sistem perlindungan sosial dengan memperhatikan kepentingan kaum perempuan, anak dan lanjut usia

Gambar

Tabel 2.0 Persentase Wilayah (Km²) Menurut Kecamatan Di Kabupaten Kepulauan Talaud
Tabel 2. 1 Nama, Jumlah dan Luas Pulau
Tabel 2. 3 Nama-Nama Sungai dan Panjangnya
Tabel 2.5 Nama Sungai, Tempat dan Panjangnya di Kab. Kepulauan Talaud
+7

Referensi

Dokumen terkait

saja yang masih bertahan. Ada pula yang mencoba meningkatkan outlet mereka dengan cara lebih mengembangkan produk-produk batik yang mereka jual. Pemilihan lokasi

kegiatan Program peningkatan manajemen dan pelayanan Administrasi Persentase kinerja perkantoran yang baik Bidang pelaksana Uraian Indikator Kinerja 2016 2017 2018 2019

Dalam pembuatan interface ini, data yang dipakai berasal dari data-data yang diinputkan oleh user sendiri.. Interface ini hanya dapat digunakan oleh

a) Selama pembelajaran peserta didik mampu menumbukan kesadaran diri akan keagungan Tuhan YME dan kesadaran akan ketetapan yang terbaik untuk kehidupan umat manusia,

Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat memetakan pihak - pihak yang berkepentingan (stakeholder) terhadap keberadaan Batur

1) Kesesuaian lingkungan sosial dengan keadaan diri artinya menyesuaikan peran seperti yang diharapkan orang lain dalam situasi sosial. Hakikat manusia sebagai

Dalam uraian analisis data diatas dan dengan berbagai metode yang dijelaskan dalam bab 3 dapat diketahui bahwa investor sudah mempunyai pengetahuan tentang

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan rata-rata nilai kepercayaan diri pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sebesar 2,092, yang berarti pendampingan psikologi