• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 569a9a28f5 BAB IIBAB II RPIJM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 569a9a28f5 BAB IIBAB II RPIJM"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Akhir II - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya

1

BAB II

RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH

Perkembangan sistem pemerintahan ke arah otonomi daerah memberikan

wewenang dan tanggung jawab yang Iebih besar kepada pemerintah daerah. Lahirnya

UU No 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanan Nasional dan UU No. 32 Tahun

2004 Tentang Pemerintah Daerah semakin mempertegas wewenang dan tanggung

jawab pemerintah daerah untuk merencanakan dan melakukan pembangunan

daerah dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum

dan daya saing daerah.

Berdasarkan amanat undang Nomor 25 Tahun 2005 dan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 maka Pemerintah Daerah Kabupaten Batang Hari

telah menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah yaitu berupa Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) periode 2006 - 2025 berdasarkan Peraturan

Daerah Nomor Tahun 2006, sedangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) Tahun 2006 - 2011 berdasarkan Peraturan Bupati Batang Hari Nomor 5

Tahun 2006, dengan memuat Vlsi, Misi dan Arah Kebijakan, merupakan acuan dalam

pelaksanaan pembangunan daerah pada Tahun 2006 - 2011.

Penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Batang Hari Tahun 2006 - 2011 ini

merupakan salah satu bentuk dan wewenang dan tanggungjawab pemerintah daerah

Kabupaten Batang Hari sesuai dengan yang diamanatkan oleh dua produk perundang

undangan tersebut di atas.

2.1. Visi dan Misi Pembangunan Tahun 2006 - 2011

Visi Pembangunan Jangka Menengah secara hierarki adalah suatu kondisi yang

akan dicapai dalam rangka merealisir keadaan Kabupaten Batang Hari idaman

dimasa depan. Dengan demikian Visi Pembangunan Jangka Menengah harus

mengarah pada pencapaian Visi Pembangunan Jangka Panjang serta berpatokan

pada pemecahan permasalahan pembangunan Kabupaten Batang Hari yang masih

dirasakan.

(2)

Laporan Akhir II - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya

2 Visi Pembangunan Jangka Panjang, maka Visi Pembangunan Daerah Kabupaten

Batang Hari Tahun 2006 - 2011 adalah :

MASYARAKAT KABUPATEN BATANG HARI YANG MAJU, ADIL DAN SEJAHTERA

BERLANDASKAN KETAQWAAN

Secara Iebih eksplisit dan agar dapat digunakan sebagai acuan arah

pembangunan lima tahun yang Iebih terukur, maka VISI PEMBANGUNAN JANGKA

MENENGAH tersebut selanjutnya diuraikan sebagai berikut :

1. Maju

Salah satu kondisi yang menjadi visi pembangunan Kabupaten Batang Hari

yang akan diwujudkan dalam lima tahun ke depan adalah kabupaten yang maju.

Secara harfiah, maju dapat diartikan berada pada posisi yang lebih baik dari yang

ada saat ini. Dengan demikian indikator yang dapat digunakan menjadi pengukur

kemajuan yang dicapai adalah terlaksananya pembangunan disegala bidang yang

bergerak dengan cepat dan berkesinambungan. Pertumbuhan ekonomi yang dapat

mengimbangi laju inflasi serta membuka lapangan pekerjaan yang Iebih besar adalah

salah satu gambaran dari kemajuan yang dapat diukur secara mudah. Selain sektor

yang mengalami pertumbuhan, terwujudnya percepatan pemerataan pembangunan

juga merupakan visi yang akan dicapai dalam lima tahun pembangunan Kabupaten

Batang Hari ke depan.

2. Adil

Kondisi Kabupaten Batang Hari Iainnya yang akan dicapai dalam lima tahun

ke depan adalah kabupaten yang adil dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan

budaya. Adil dapat diartikan sebagai suatu kondisi untuk mencapai keseimbangan

yang dinamis dan harmonis antar golongan dalam masyarakat dan keseimbangan

antar daerah/ruang geografis dalam wiiayah Kabupaten Batang Hari yang

perwujudannya dilakukan secara demokratis, serta menjunjung tinggi supremasi

hukum dan HAM. Kabupaten Batang Hari yang berkeadilan dapat diwujudkan

melalui penyelenggaraan tata Pemerintahan Daerah yang baik (Good Govemence).

Tolok ukur Good Governence tercermin dari pemerintahan yang profesional,

akuntabel, transparan, partisipatif, efektif dan efisien.

3. Sejahtera

Sejahtera adalah suatu kondisi masyarakat yang aman, sentosa dan makmur.

Kondisi aman dan sentosa pada dasarnya adalah suatu prakondisi yang dapat

mewujudkan kemakmuran. Kabupaten Batang Hari yang sejahtera dengan demikian

(3)

Laporan Akhir II - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya

3 akuntabel. Perbaikan penyelenggaraan Pemeritah Daerah yang berlangsung secara

cepat dan tegas sangat dibutuhkan dalam upaya mewujudkan masyarakat yang

sejahtera.

Sejahtera juga berarti makmur yang ditunjukkan oleh pendapatan perkapita

yang tinggi dan merata. Produktivitas perekonomian yang tumbuh dengan cepat

dapat diwujudkan melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia serta

pemanfaatan sumberdaya modal dan alam secara arif dan cerdas.

4. Ketaqwaan

Pembangunan Kabupaten Batang Hari lima tahun ke depan diarahkan pada

perwujudan kondisi politik, ekonomi, sosial dan budaya yang lebih baik dan

berlandaskan pada ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ketaqwaan yang

menjadi landasan visi pembangunan Kabupaten Batang Hari tersebut akan diukur dengan “terwujudnya tatanan masyarakat yang agamais” Secara lebih eksplisit, terwujudnya masyarakat yang agamis dapat ditunjukkan oleh adanya pola pikir dan

pola tindakan yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan disegala sektor kehidupan

masyarakat Kabupaten Batang Hari.

Selanjutnya berdasarkan Visi Pembangunan tersebut, ditetapkan MISI

PEMBANGUNAN TAHUN 2006 - 2011, yaitu :

1. Mewujudkan peningkatan kualitas SDM.

2. Mewujudkan peningkatan kesejahteraan rakyat.

3. Mewujudkan percepatan pemerataan pembangunan.

4. Mewujudkan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang profesional, akuntabel,

transparan, partisipatif, efektif dan efisien; dan

5. Mewujudkan tatanan masyarakat yang agamais, demokratis, serta menjunjung

tinggi supremasi hukum dan HAM.

2.2. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah

Dalam mewujudkan Visi dan menjalankan Misi Pembangunan Daerah

Kabupaten Batang Hari tersebut diatas, ditempuh 3 (tiga) strategi pokok

pembangunan, yaitu : peningkatan laju pertumbuhan ekonomi, peningkatan peran

serta masyarakat dalam pembangunan, serta pelaksanaan pemerintahan yang baik

(Good Governance).

1. Peningkatan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kinerja perekonomian yang ditunjukkan oleh PDRB sangat berguna bagi

(4)

Laporan Akhir II - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya

4 dilakukan. Secara umum dijumpai bahwa terdapat empat sektor, yakni sektor

Pertanian, Industri Pengolahan, Perdagangan Hotel dan Restoran, serta

Pertambangan yang menjadi kontributor utama dalam menyusun PDRB Kabupaten

Batang Hari selama sepuluh tahun terakhir. Selain itu, satu hal yang cukup menarik

untuk dicermati adalah bahwa sektor Jasa-jasa juga telah mulai turut memberikan

kontribusi rata - rata diatas sepuluh persen per tahun terhadap nilai perolehan PDRB

Kabupaten Batang Hari, khususnya sejak Tahun 2001. Potensi Sektor Jasa-Jasa

sebagai kontributor utama dalam menyusun PDRB Kabupaten Batang Hari dapat

dikembangkan dan diwujudkan sebagai kekuatan baru dalam menciptakan

kesempatan kerja baru sehingga bersama-sama dengan Sektor Pertanian, Industri

Pengolahan, Perdagangan Hotel dan Restauran, serta Pertambangan dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat dan memacu laju pertumbuhan ekonomi

daerah.

2. Peningkatan Peran Masyarakat

Masyarakat adalah pelaku utama dalam pembangunan daerah, oleh karena itu

percepatan laju pembangunan salah satunya dapat dilakukan dengan lebih

memberdayakan masyarakat dalam setiap aspek dan tahapan pembangunan daerah

yang dilakukan. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan dapat

dilakukan, baik melalui pelatihan dalam jangka pendek maupun pendidikan dalam

jangka yang lebih panjang.

3. Pemerintahan Yang Baik (Good Governance)

Upaya mewujudkan masyarakat Kabupaten Batang Hari yang maju, adil dan

sejahtera dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah tanggung jawab

pemerintah. Agar perwujudan visi tersebut dapat terlaksana dengan efektif dan

efisien, maka harus dimulai dari adanya jaminan pemerintahan yang profesional,

akuntabel, transparan, partisipatif, efektif dan efisien. Setiap kebijakan diharapkan

disusun dan dijalankan sesuai dengan jalur dan tepat sasaran tanpa adanya distorsi

dalam proses pengimplikasiannya.

2.3. Agenda Pembangunan

Upaya mewujudkan Visi dan menjalankan Misi serta Strategi Pembangunan

Daerah Kabupaten Batang Hari tersebut, diarahkan pada tercapainya 5 (lima)

AGENDA PEMBANGUNAN TAHUN 2006 - 2011, yaitu :

(5)

Laporan Akhir II - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya

5 2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.

3. Mempercepat pemerataan pembangunan;

4. Menyelenggarakan Pemerintahan Daerah yang profesional, akuntabel,

transparan, partisipatif, efektif dan efisien; dan

5. Mewujudkan Iingkungan masyarakat yang harmonis.

2.4. Prioritas Pembangunan Tahun 2006 - 2011

Pada dasarnya tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat yang secara bertahap pengwujudannya dicantumkan

dalam Visi dan Misi pembangunan pada masing-masing agenda pokok pembangunan

tahun 2006 - 2011. Selanjutnya diterjemahkan kedalam program-program

pembangunan yang hendak dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang, yakni sebagai

berikut :

1. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia;

Peningkatan kualitas SDM diarahkan pada membaiknya angka Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) yang ditunjukkan oleh meningkatnya akses masyarakat

terhadap pendidikan sehingga jumlah penduduk buta aksara dapat dikurangi atau

bahkan dihilangkan sama sekali serta program wajib belajar 9 tahun dapat

dilaksanakan dengan baik. Peningkatan kualitas SDM juga tercermin dari akses

masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masyarakat sehingga agenda

pembangunan ini juga diarahkan untuk membuka kesempatan yang Iebih luas

kepada masyarakat untuk memperoleh Iayanan kesehatan dan perlindungan sosial.

Guna mewujudkan peningkatan kualitas SDM Kabupaten Batang Hari

ditempuh dengan 5 (lima) prioritas pembangunan yakni :

1. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Pendidikan Masyarakat;

2. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat;

3. Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Kecil Berkualitas;

4. Pembangunan Pemuda dan Olahraga; dan

5. Peningkatan Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK.

2. Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Peningkatan kesejahteraan masyarakat pada hakekatnya adalah merupakan

tujuan utama dari pembangunan jangka panjang yang ditransmisikan pada

(6)

Laporan Akhir II - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya

6 Iebih singkat. Agenda peningkatan kesejahteraan rakyat Kabupaten Batang Hari

disamping secara simultan tercermin pada setiap agenda pembangunan yang dipilih,

secara khusus juga akan diwujudkan melalui 6 (enam) prioritas pembangunan, yakni

:

1. Perbaikan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Pelestarian Fungsi

Lingkungan Hidup;

2. Revitalisasi Pertanian;

3. Peningkatan Daya Saing Agroindustri

4. Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;

5. Peningkatan Perlindungan dan Kesejahtenaan Sosial; dan

6. Peningkatan Pembiayaan Pembangunan Daerah.

3. Mempercepat Pemerataan Pembangunan

Agenda pembangunan ke empat yang akan dikerjakan pada periode Tahun

2006 - 2011 adalah mempercepat pemerataan pembangunan, baik antar kelompok,

golongan serta antar wilayah. Issu kantong kemiskinan di daerah yang sulit

dijangkau menjadi salah satu yang diperhatikan dalam agenda pembangunan.

Peningkatan kualitas infra struktur perhubungan serta akses terhadap kebutuhan

listrik, air bersih dan telepon diharapkan akan dapat mengurangi kesenjangan

kesejahteraan antara kelompok, golongan dan wilayah. Percepatan pemerataan

pembangunan juga akan didukung oleh penataan persebaran dan mobilitas

penduduk yang akan diarahkan menuju persebaran yang Iebih seimbang sesuai

dengan daya dukung dan daya tampung Iingkungan melalui pemerataan

pembangunan ekonomi dan wilayah dengan memperhatikan keragaman etnis dan

budaya serta pembangunan berkelanjutan. Agenda percepatan pemerataan

pembangunan untuk periode Tahun 2006 - 2011 dilakukan dengan prioritas

pembangunan pada :

1. Percepatan Pembangunan Infrastruktur, Termasuk Layanan atas Kebutuhan

Listrik, Air Bersih dan Telepon;

2. Peningkatan Dukungan Tata Ruang dalam Pembangunan Daerah; dan

3. Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan serta Kesejahteraan

dan Perlindungan Anak.

4. Menyelenggarakan Pemerintahan Daerah yang Profesional, Akuntabel,

Transparan, Partisipatif, Efektif dan Efisien Menuju Tata Pemerintahan Yang

(7)

Laporan Akhir II - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya

7 Agenda pembangunan ke tiga dalam rangka mewujudkan Visi dan

melaksanakan Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Batang Hari adalah

menyelenggarakan Pemerintah Daerah yang profesional, akuntabel, transparan,

partisipatif, efektif dan efisien. Tanpa peningkatan kinerja aparatur pemerintah

daerah, maka berbagai agenda pembangunan yang lainnya tidak akan berjalan dalam

mewujudkan cita-cita pembangunan daerah yang hendak dicapai. Agenda

peningkatan kinerja pemerintahan daerah akan diwujudkan dengan melakukan 2

(dua) prioritas pembangunan yang menjadi issu sentral dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang Iebih baik yakni

1. Penciptaan Tata Pemerintahan Daerah yang Baik dan Bersih; dan

2. Penguatan Otonomi Desa.

5. Mewujudkan Lingkungan Masyarakat yang Harmonis;

Mewujudkan Iingkungan masyarakat yang harmonis diarahkan untuk: (1)

memperkuat solidaritas antar golongan masyarakat yang telah ada dan mencegah

tindakan-tindakan yang menimbulkan ketidakadilan, sehingga terbangun masyarakat

sipil yang kokoh, termasuk membangun kembali kepercayaan sosial antar kelompok

masyarakat. Di samping itu, masyarakat yang harmonis juga ditunjukkan oleh

keadaan Iingkungan kehidupan intern dan antar umat beragama yang saling

menghormati dalam rangka menciptakan suasana yang aman dan damai,

menyelesaikan dan mencegah konflik antar umat beragama serta meningkatkan

kualitas pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakat agar dapat

memperoleh hak-hak dasar dalam memeluk agamanya masing-masing dan beribadah

sesuai agama dan kepercayaannya. Keadaan masyarakat Kabupaten Batang Hari

yang harmonis direncanakan akan diwujudkan melalui 6 (enam) prioritas

pembangunan yakni :

1. Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama;

2. Perwujudan Kesatuan Bangsa, Politik dan Demokratisasi

3. Pembenahan Peraturan Perundangan Daerah dan Pembinaan Hukum Adat;

4. Peningkatan Kesadaran Hukum dan Hak Asasi Manusia;

5. Peningkatan Ketenteraman dan Ketertiban serta Perlindungan Masyarakat,

dan

6. Pengembangan Budaya Daerah.

(8)

Laporan Akhir II - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya

8 2.5.1. Konsep Operasional Tata Ruang

Pelaksanaan penataan pemanfaatan ruang dijabarkan dalam kerangka formal

berdasarkan ketentuan-ketentuan yuridis yang menjadi acuan perencanaan adalah

UU No. 24/1992 tentang Penataan Ruang khususnya terkait dengan Pasal 21.

Kebijaksanaan pemerintah sebagai upaya penguatan proses desentralisasi dan

otonomi daerah sesuai dengan jiwa UU No. 22 dan 25 tahun 1999, UU No. 54 Tahun

1999 Tentang telah dikeluarkannya Propinsi Jambi menjadi 9 (sembilan) daerah

kabupaten dan satu kotamadya (kota).

Selain mengacu pada kerangka formal, konsep ini juga dilandasi timbangan

terhadap teknis kondisi wilayah, baik aspek fisik, sosio-ekonomi maupun

kebijaksanaan pembangunan daerah. Perkembangan fisik wilayah dalam konteks tata

ruang wilayah Kabupaten Batang Hari menunjukkan pola perkembangan sumbu

(regional axis) mengikuti pola jaringan jalan utama wilayah. Pola perkembangan

sumbu wilayah pada koridor perkembangan (depelopment coridor) akan

menpengaruhi arah perkembangan tata ruang wilayah kabupaten Batanghari.

Berkaitan dengan perletakkan dan fungsi dalam perkembangan wilayah, maka

sumbu wilayah utama mengikuti jaringan jalan regional utama (arteri) yaitu dan kota

Jambi ke arah Bungo mengikuti jalan lintas tengah Sumatera. Sedangkan sumbu

wilayah cabang cenderung mengikuti jaringan jalan cabang (kolektor) seperti halnya

dari arah Muara Bulian menuju Muara Tembesi dan terus kearah Sarolangun (lihat

Gambar 2.1.).

2.5.2. Kebijaksanaan Pengembangan Wilayah

2.5.2.1. Perwilayahan Pembangunan

Dalam konteks pembangunan daerah melalui pengembangan perwilayahan

pembangunan (pusat-pusat pertumbuhan) di Kabupaten Batang Hari faktor-faktor

yang harus dipertimbangkan yaitu letak geografis kota untuk menentukan

eksesibilitas pusat pertumbuhan terhadap wilayah sekitarnya sehingga tercipta

keterkaitan antar kawasan dan daerah belakangnya (hinterland) serta prioritas

investasi yang meliputi infrastruktur fisik, social budaya dan ekonomi.

Berdasarkan analisis hirarki, potensi ekonomi dan karakteristik tiap

kecamatan, maka Kabupaten Batang Hari menetepkan 3 (tiga) wilayah/pusat

pertumbuhan yaitu (lihat Gambar 2.2.):

(9)

Laporan Akhir II - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya

(10)

Laporan Akhir II - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya

10 a. Wilayah Pembangunan Muara Bulian terdiri dari Kecamatan Muara Bulian,

Kecamatan Bajubang, Kecamatan Maro Sebo Ilir dan Kecamatan Pemayung

dengan pusat pertumbuhan Kota Muara Bulian, dengan potensi pengembangan

budidaya ternak, pertanian tanaman pangan, perkebunan dan industri berbasis

perkebunan.

b. Wilayah Pembangunan Muara Tembesi, terdiri dari Kecamatan Muara Tembesi

dan Kecamatan Batin XXIV dengan pusat pertumbuhan Kota Muara Tembesi.

Dengan potensi pengembangan budidaya ternak dan industri berbasis

perkebunan.

c. Wilayah Pembangunan Sungai Rengas, terdiri dari Kecamatan Maro Sebo Ulu dan

Kecamatan Mersam dengan pusat pertumbuhan Kota Sungai Rengas. Dengan

potensi pengembangan budaya ternak khususnya ternak kerbau dan ayam serta

perkebunan.

2.5.2.2. Pengembangan Sistem Kota-Kota

Pertumbuhan tidak terjadi disetiap tempat dan serentak, tetapi pada titik-titik

atau kutub-kutub perkembangan dengan intensitas yanmg berbeda. Pertumbuhan

menyebar melului aneka ragam saluran aktivitas social-ekonomi.

Sistem kota-kota di Kabupaten Batang Hari tidak hanya untuk pelayanan

internal, tetapi juga diarahkan sebagai titik-titik pusat pertumbuhan. Titik pusat

pertumbuhan tesebut perlu berada dalam suatu sistem yang mengkaitakan fungsi,

peran dan jangkauan pelayanan dari setiap titik tersebut, sehingga didapat

optimalisasi pelayanan dari titik-titik pusat pertumbuhan. Dengan demikian

dipaerlukan kejelasan mengenai hirarki fungsi dan keterkaitan dari masing-masing

pusat pertumbuhan.

Pola pengembangan sistem kota-kota merupakan bagian yang tak terpisahkan

dari struktur tata ruang kabupaten. Dalam struktur tata ruang Kabupaten Batang

Hari, keberadaan kota-kota tersebut perlu dilihat keterkaitannya dalam konteks

wilayah Kabupaten Batang Hari sendiri maupun kabupaten-kabupaten disekitarnya,

baik secara spatial maupun fungsional. Pola pengembangan sistem kota-kota secara

umum akan mencakup arahan mengenai hirarki serta pengembangan fungsi kota.

Berdasarkan studi RSTRP dan analisa maka rencana sistem kota-kota di

(11)

Laporan Akhir II - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya

(12)

Laporan Akhir II - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya

12

Untuk jelasnya mengenai hirarki dan arahan fungsi kota-kota di Kabupaten

Batang Hari dapat dilihat pada Tabel 2.1.danGambar 2.3.

Tabel 2.1.

Arahan Fungsi Kota-Kota di Kabupaten Batang Hari

Hirarki

Kota Skala Pelayanan Nama Kota

Fungsi

Sumber : RTRW Kabupaten Batang Hari Tahun 2002

Keterangan :

A. Pusat pelayanan wilayah belakang

B. Pusat komunikasi dan transportasi antar wilalyah C. Pusat kegiatan industri/perekonomian

D. Pusat pemukiman

Peningkatan fungsi yang sudah ada ~ Pengembangan fungsi baru

2.5.2.3. Pusat-Pusat Pertumbuhan

Penomena perkembangan pusat-pusat pertumbuhan yang terjadi di Kabupaten

Batang Hari berdasarkan analissi “skalogram” dikenal ada tiga hiraki pusat-pusat

pertumbuhan (orde) yaitu pusat pertumbuhan primer, pusat pertumbuhan sekunder

(13)

Laporan Akhir II - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya

(14)

Laporan Akhir II - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya

14 a. Pusat Pertumbuhan Primer

Pusat pertumbuhan primer atau pusat kota hirarki I, pada Kecamatan Muara

Bulian. Pusat pertumbuhan primer didominasi oleh pusat pemerintahan

kabupaten, pusat perdagangan dan jasa, pusat pendidikan, pusat pelayan

kesehatan serta kelengkapan kegiatan transportasi, sarana air bersih, listrik dan

telekomunikasi

b. Pusat Pertumbuhan Sekunder

Pusat pertumbuhan sekunder atau kota hirarki II pada Ibukota Kecamatan

Muara Tembesi, Ibukota Kecamatan Maro Sebo Ulu dan Ibukota Kecamatan

Bajubang.

Pusat pertumbuhan sekunder adalah kota hirarki II, dimana mempunyai

jangkauan pelayanan Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) atau sebagian dari

wilayah kabupaten.

c. Pusat Pertumbuhan Tersier

Pusat pertumbuhan tersier atau kota hirarki II, pada Ibukota Kecamatan

Mersam, Ibukota Kecamatan Pemayung, Ibukota Kecamatan Maro Sebo Ilir dan

Gambar

Tabel 2.1.

Referensi

Dokumen terkait

(1) kruna alus mider yaitu kata-kata halus dwifungsi (bisa digunakan dalam bahasa alus singgih dan alus sor), (2) kruna alus madia yaitu kata-kata halus menengah untuk unsur

Diberikan jarak sebuah objek yang ditempatkan dari lensa objektif, jarak fokus lensa objektif dan okuler sebuah mikroskop serta pengamatan dilakukan dalam keadaan akomodasi

Hasilnya adalah sebuah CD Interaktif yang diharapkan mampu menyajikan informasi tentang Flu Burung sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi yang mereka butuhkan

Berdasarkan gambar satelit cuaca pada tanggal 6 Juni 2015 hingga 7 Juni 2015 yang diambil mulai jam 01.00 sampai 12.00 UTC (08.00-07.00 WIB) memperlihatkan awan-awan konvektif

Kapang pelapuk putih selektif (contoh: Ceriporiopsis subvermispora, Dichomitus squalens, Phanerochaete chrysosporium, Phlebia radiata), lignin dan hemiselulosa

• Hepatitis B kronis biasa terjadi bila fase akut berlangsung terus >6 bulan dengan tes fungsi hati meningkat dan tidak ditemukan konversi HBeAg menjadi anti HBe  penyebab

Sekretariat Komisi Penilai AMDAL adalah staf bidang AMDAL yang diangkat dan ditatapkan dengan SK Kepala Dinas Pengelola Lingkungan Hidup Provinsi Papua selaku

Dari hasil penelitian dna enjelasan tersebut, Laznas Yayasan Yatim Mandiri Cabang Sidoarjo mengajak orang melakuakn ZISWAF tidakmemandang variabel dalam segmentasi