• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM ba24102521 BAB IIIRPIJM Rohil BAB 3 Arahan Kebijakan dan Renstra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM ba24102521 BAB IIIRPIJM Rohil BAB 3 Arahan Kebijakan dan Renstra"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

III - 1 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

BAB III

ARAHAN KEBIJAKAN DAN

RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR

BIDANG CIPTA KARYA

3.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang

Infrastruktur permukiman memiliki fungsi strategis dalam pembangunan

nasional karena turut berperan serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,

mengurangi angka kemiskinan, maupun menjaga kelestarian lingkungan. Oleh

sebab itu, Ditjen Cipta Karya berperan penting dalam implementasi amanat

kebijakan pembangunan nasional.

(2)

III - 2 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

3.1.1.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014

RPJMN 2010-2014 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 5 Tahun

2010 menyebutkan bahwa infrastruktur merupakan salah satu prioritas

pembangunan nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial yang

berkeadilan dengan mendorong partisipasi masyarakat Dalam rangka pemenuhan

hak dasar untuk tempat tinggal dan lingkungan yang layak sesuai dengan UUD 1945

Pasal 28H, pemerintah memfasilitasi penyediaan perumahan bagi masyarakat

berpendapatan rendah serta memberikan dukungan penyediaan prasarana dan

sarana dasar permukiman, seperti air minum, air limbah, persampahan dan

drainase.

Dokumen RPJMN juga menetapkan sasaran pembangunan infrastruktur

permukiman pada periode 2010-2014, yaitu:

a. Tersedianya akses air minum bagi 70 % penduduk pada akhir tahun 2014,

dengan perincian akses air minum perpipaan 32 persen dan akses air

minum non-perpipaan terlindungi 38 %.

b. Terwujudnya kondisi Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) hingga

akhir tahun 2014, yang ditandai dengan tersedianya akses terhadap

sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site) bagi 10% total penduduk,

baik melalui sistem pengelolaan air limbah terpusat skala kota sebesar 5%

maupun sistem pengelolaan air limbah terpusat skala komunal sebesar 5

% serta penyediaan akses dan peningkatan kualitas sistem pengelolaan

air limbah setempat (on-site) yang layak bagi 90 % total penduduk.

c. Tersedianya akses terhadap pengelolaan sampah bagi 80 % rumah

tangga di daerah perkotaan.

d. Menurunnya luas genangan sebesar 22.500 Ha di 100 kawasan strategis

perkotaan.

Untuk mencapai sasaran tersebut maka kebijakan pembangunan diarahkan

untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan air minum dan

sanitasi yang memadai, melalui:

a. menyediakan perangkat peraturan di tingkat Pusat dan/atau Daerah,

b. memastikan ketersediaan air baku air minum,

(3)

III - 3 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

d. meningkatkan kinerja manajemen penyelenggaraan air minum,

penanganan air limbah, dan pengelolaan persampahan,

e. meningkatkan sistem perencanaan pembangunan air minum dan sanitasi,

f. meningkatkan cakupan pelayanan prasarana permukiman,

g. Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS),

h. Mengembangkan alternatif sumber pendanaan bagi pembangunan

infrastruktur,

i. meningkatkan keterlibatan masyarakat dan swasta,

j. mengurangi volume air limpasan, melalui penyediaan bidang resapan.

3.1.1.2. Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019

Tema besar RPJMN 3 adalah daya saing (competitiveness), dengan demikian

selayaknya ketersediaan layanan infrastruktur, khususnya infrastruktur dasar (jalan

dan air) sudah terpenuhi terlebih dahulu. Beberapa arahan dalam bidang Cipta

Karya, sesuai dengan arahan Renstra Cipta Karya 2015-2019 adalah terpenuhinya

penyediaan air minum dan sanitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat,

dengan indikator meningkatnya akses penduduk terhadap air minum layak menjadi

100% dan sanitasi layak menjadi 100%; pemenuhan kebutuhan hunian yang

dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung, didukung oleh sistem

pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel,

dengan indikator berkurangnya proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan

permukiman tidak layak menjadi 0%; dan pengembangan infrastruktur perdesaan,

terutama untuk mendukung pembangunan pertanian atau yang biasa disebut target

100-0-100.

Dalam rangka percepatan terhadap pencapaian kesejahteraan masyarakat

yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

RPJMN 2014 – 2019 tentunya dibutuhkan investasi yang cukup besar khusunya dalam rangka pelayanan kebutuhan infrastrukutur dasar bagi masyarakat. Kebijakan

pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat khusunya di bidang keciptakaryaan di

fokuskan dalam rangka pencapaian kebijakan program pemenuhan kebutuhan air

minum, penanganan kawasan kumuh serta penanganan sanitasi yang layak melalui

(4)

III - 4 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

Direktorat Jenderal Cipta Karya telah mengidentifikasi data kawasan

permukiman kumuh yaitu 37.407 Ha yang tersebar di 2.883 kawasan di 415

kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Dari 415 kabupaten/kota tersebut, sebanyak

129 kabupaten/kota telah menetapkan kawasan permukiman kumuh di wilayahnya

dengan surat keputusan Walikota/Bupati sebagai syarat mendapatkan program

Pemerintah (APBN).

3.1.2. Arahan penataan Ruang

Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang.

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana

dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat

yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah

distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang

untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan

bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang

dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan

berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang

yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam

penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan

sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif

terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

3.1.2.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan

Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,

b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,

d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan

(5)

III - 5 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,

f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan

g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam

RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

Kriteria:

i. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan

internasional,

ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat

kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa

provinsi, dan/atau

iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Kriteria:

i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,

ii. ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat

kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa

kabupaten, dan/atau

iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

Kriteria:

i. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas

dengan negara tetangga,

ii. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional

yang menghubungkan dengan negara tetangga,

iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang

(6)

III - 6 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang

dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:

i. Pertahanan dan keamanan,

a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan

pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional,

b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah

pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang

amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan

industri sistem pertahanan, atau

c) merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil

terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau

laut lepas.

ii. Pertumbuhan ekonomi,

a) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,

b) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan

ekonomi nasional,

c) memiliki potensi ekspor,

d) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan

ekonomi,

e) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,

f) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional

dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,

g) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi

dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau

h) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

iii. Sosial dan budaya

a) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat

atau budaya nasional,

b) merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta

(7)

III - 7 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

c) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi

dan dilestarikan,

d) merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,

e) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau

f) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.

iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

a. diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu

b. pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam

strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan

nuklir

c. memiliki sumber daya alam strategis nasional

d. berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa

e. berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau

f. berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

a. merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,

b. merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang

c. ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang

hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi

dan/atau dilestarikan,

d. memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap

tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,

e. memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro

f. menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup

g. rawan bencana alam nasional

h. sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai

dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, pada Kabupaten Rokan

Hilir terdapat Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu pada Kota Bagan Siapi-api.

Sedangkan untuk lokasi Pusat KegiatanStrategis Nasional, di Kabupaten Rokan Hilir

(8)

III - 8 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

Untuk penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN), di Kabupaten Rokan Hilir

terdapat kawasan Pulau Jemur, yang merupakan kawasan pulau terluar untuk

kepentingan pertahanan dan keamanan.

3.1.2.2. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan

Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi

untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:

a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:

i. Arahan pengembangan pola ruang:

a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti

pengembangan RTH.

ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti

pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan

drainase

b. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya

untuk bidang Cipta Karya.

Berdasarkan dokumen materi teknis RTRW Provinsi Riau, di Kabupaten Rokan Hilir

terdapat Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu : Perkotaan Bagan Siapi-api dan Pusat

Kegiatan Lokal (PKL) yaitu : Perkotan Bagan Batu.

Selanjutnya pada penetapan Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Riau dalam RTRW

Provinsi Riau, ternyata tidak ada KSP (lainnya) yang terletak atau terkena dengan

wilayah Kabupaten Rokan Hilir.

Dalam RTRW Provinsi Riau juga disebutkan bahwa Provinsi Riau memiliki

beberapa pulau – pulau kecil dan yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis

Nasional adalah Batu Mandi (Kepulauan Arwah) di Kabupaten Rokan Hilir. Kepulauan

ini merupakan garis terdepan wilayah Indonesia yang mempunyai peran sangat

strategis karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka yang berfungsi sebagai

perairan internasional. Kepulauan ini berperan sebagai gugusan terdepan pertahanan

dan keamanan Negara dan sekaligus merupakan bukti kedaulatan yang harus tetap

(9)

III - 9 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

memiliki potensi sumber daya alam yang besar seperti perikanan, habitat pelestarian

penyu serta memiliki keindahan alam yang sangat potensial dikembang.

3.1.2.3. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota

Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun

arahan dalam RTRW Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan dalam penyusunan

RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut

kepentingan:

i. Pertahanan keamanan

ii. Ekonomi

iii. Lingkungan hidup

iv. Sosial budaya

v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi

b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:

i. Arahan pengembangan pola ruang:

a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya

seperti pengembangan RTH.

ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti

pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan,

drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.

c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya

yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk

kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan

prasarana.

d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur

ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

(10)

III - 10 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

Pengembangan kawasan strategis dengan pempertimbangkan kriteria

sebagaimana diuraikan di atas maka diusulkan kawasan strategis di Kabupaten Rokan

Hilir yaitu:

A. Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu :

 kawasan penunjang ekonomi yang merupakan kawasan peruntukan sentra produksi dan kawasan prospektif pengembangan investasi,

 kawasan cepat tumbuh yang merupakan kawasan pengembangan agroindustri.

B. Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut fungsi daya dukung lingkungan hidup yaitu kawasan lingkungan hidup yang mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antarkeduanya, yaitu:

 Kawasan muara Sungai Rokan

 Kawasan muara Sungai Kubu, dan

 Kawasan muara Sungai Sinaboi.

Selain itu di Kabupaten Rokan Hilir terdapat satu Kawasan Strategis Nasional

(KSN) yaitu Pulau Jemur yang terletak di Kepulauan Aruah. Kawasan tersebut

merupakan kawasan pulau-pulau kecil terluar di Provinsi Riau dan Kep. Riau yang

merupakan kawasan perbatasan laut RI dan merupakan kawasan strategis Nasional

(11)

III - 11 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Tabel 3. 1 Kawasan strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan

Ekonomi di Kabupaten Rokan Hilir

No. Kawasan Strategis Kabupaten

Kaw. Strategis dari sudut Pertumbuhan Ekonomi

1. Kawasan Pedamaran – Teluk Bano I

Kawasan Pengembangan Pariwisata dan Bandara

2 Kawasan Teluk Merbau Kawasan Pengembangan Agrobisnis

3. Kawasan Sinaboi Kawasan Pengembangan Industri

4. Kawasan Panipahan Kawasan Pengembangan Minapolitan

5. Kawasan Ujung Tanjung Kawasan Pengembangan Dan Perdagangan

6. Kawasan Pujud Kawasan Pengembangan Agroindustri

7. Kawasan Bagan Batu Kawasan Pengembangan Perdagangan dan Jasa

8. kawasan Rimba Melintang Kawasan Agrobisnis. Sumber : Draft RTRW Kab Rokan Hilir

3.1.2.3.2. Arahan Pengembangan Pola Ruang Bidang Terkait Cipta Karya

Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang cipta karya adalah arahan

mengenai rencana peruntukan Kawasan Permukiman dan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Kawasan permukiman diarahkan pada kawasan yang secara teknis dapat

digunakan untuk kegiatan permukiman yang aman dari bencana alam, sehat dan

mempunyai akses untuk kesempatan berusaha. Kawasan ini terdapat di seluruh

wilayah kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir dengan luas 3.936,89 Ha terletak di

Kepenghuluan Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kepenghuluan Bagan Batu

Kecamatan Bagan Sinembahi, Kepenghuluan Bagan Hulu, Kepenghuluan Bagan Timur,

Kepenghuluan Bagan Kota, dan Kepenghuluan Bagan Barat Kecamatan Bangko,

Kepenghuluan Bangko Sampuma Kecamatan Bangko Pusako, Kepenghuluan Sedinginan

Kecamatan Tanah Putih, Kepenghuluan Sinaboi Kecamatan Sinaboi; dan Kepenghuluan

Pedamaran Kecamatan Pekaitan. Pengembangan kawasan permukiman perdesaan

dikembangkan mengikuti pola pengembangan kawasan agrobisnis dan atau

minapolitan, di mana keduanya baik permukima perkotaan maupun permukiman

(12)

III - 12 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

Ruang terbuka hijau atau RTH merupakan area memanjang/jalur dan/atau

mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman,

baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Pembangunan dan

pengembangan kawasan RTH di Kabupaten Rokan Hilir direncanakan berada di setiap

wilayah perkotaan, baik berupa taman kota, margin jalan, ruang publik, dan lain-lain

dengan luas mencakup 30% dari luas perkotaan yang ada di Kabupaten seluas kurang

lebih 62.650 ha perkotaan terdiri atas:

a. RTH publik yang merupakan luas perkotaan meliputi:

1) lapangan olahraga;

2) taman kota;

3) taman pemakaman umum;

4) ruang hijau sepanjang jalan dan sungai.

b. RTH privat yang merupakan luas perkotaan berupa kebun atau halaman rumah,

gedung milik masyarakat dan swatsa yang ditanami tumbuhan.

3.1.2.3.3. Arahan Struktur Ruang Terkait Bidang Cipta Karya

A. Pengembangan Prasarana Sarana Air Minum

Instalasi pengolahan air berada di Kepenghuluan Jumrah Kecamatan Rimba

Melintang dan Melayu Besar Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan, pemanfaatan

Sungai Rokan sebagai sumber air baku.

Sistem prasarana air minum didistribusikan menggunakan sistem perpipaan dan

sistem non-perpipaan:

1. pengembangan pendistribusian air minum dengan sistem perpipaan

dikembangkan pada kawasan yang lokasinya tidak jauh dari sumber air baku,

yaitu Kecamatan Rimba Melintang, Kecamatan Batu Hampar, Kecamatan

Bangko, dan Kecamatan Sinaboi;

2. peningkatan pendistribusian air minum dengan sistem non perpipaan

dialokasikan pada kawasan yang jauh dari sumber air baku menggunakan

sumur dangkal, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air,

(13)

III - 13 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

B. Pengembangan Prasarana Air Limbah

Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air

limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia

tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri,

tipus, kolera dsb. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak

membahayakan kesehatan lingkungan.

Pembuangan air limbah baik yang bersumber dari kegiatan domestik (rumah

tangga) maupun industri ke badan air dapat menyebabkan pencemaran lingkungan

apabila kualitas air limbah tidak memenuhi baku mutu limbah. Air limbah harus

dikelola untuk mengurangi pencemaran. Pengelolaan air limbah dapat dilakukan

dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan dengan memperhatikan

ketentuan sebagai berikut ;

1. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air

dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.

2. Tidak mengotori permukaan tanah.

3. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.

4. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.

5. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.

6. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat

dan murah.

Pengelolaan air limbah di Kabupaten Rokan Hilir merupakan penanganan limbah

yang terdiri dari:

1. pelayanan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat (off-site) berupa

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal dan Instalasi Pengolahan

Lumpur Tinja (IPLT); dan

2. pelayanan pengelolaan air limbah dengan sistem setempat (on-site) di setiap

perkotaan dan perdesaan berupa jamban pribadi dan fasilitas umum.

(14)

III - 14 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

Pengelolaan persampahan kawasan Kabupaten Rokan Hilir dilakukan berdasarkan

kebijakan dan strategi meliputi:

1. Pengurangan timbulan sampah semaksimal mungkin dari sumbernya, melalui:

a. meningkatkan pemahaman masyarakat tentang 3 R, yaitu reuse, reduce, dan

recycle dengan fasilitasi pengembangan serta pembentukan forum koordinasi

interdepartemen untuk penerapan 3 R di permukiman;

b. mendorong koordinasi lintas sector.

2. Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha atau swasta sebagai mitra

pengelolaan, melalui:

a. meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan persampahan sejak dini melalui

pendidikan di sekolah;

b. menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan kepada

masyarakat umum;

c. mendorong peningkatan pengelolaan berbasis masyarakat;

d. mengembangkan system insentif dan iklim yang kondusif bagi dunia

usaha/swasta.

3. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas system pengelolaan, melalui:

a. Optimalisasi prasarana/sarana persampahan Kabuapaten Rokan Hilir;

b. Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana dan berkeadilan;

c. Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran pelayanan;

d. melaksanakan rehabilitasi TPA yang mencemari lingkungan;

e. meningkatkan TPA regional.

4. Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan, melalui:

a. Meningkatkan status, kapasitas, dan kineja institusi pengelola;

b. Meningkatkan kelengkapan produk hokum pengelolaan persampahan;

c. Mendorong implementasi/penerapan hokum bidang persampahan.

5. Pengembangan alternatif sumber pembiayaan:

Sistem pengelolaan persampahan dikembangkan secara terpadu untuk melayani

wilayah Kabupaten Rokan Hilir diselenggarakan untuk meminimalkan volume sampah,

memanfaatkan kembali sampah, mendaur ulang, dan mengolah sampah sesuai dengan

ketentuan kriteria teknis dan/atau peraturan perundang-undangan melalui kerja sama

(15)

III - 15 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

pengelolaan sampah dikembangkan dengan pola (sanitary landfill) pada masing-masing

TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang terletak di Kecamatan Bangko dan Kecamatan

Bagan Sinembah.

Pengelolaan sampah sebagian besar direncanakan merupakan kawasan

permukiman mengacu pada Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman (SNI

19-3242-1994), Tata Cara Teknik Pengelolaan Sampah Perkotaan (SNI 19-2454-2002)

terutama mengenai persyaratan hukum dan persyaratan teknis operasionalnya.

Timbunlan sampah yang dihasilkan di berasal dari kawasan perumahan (domestik),

industri, kawasan komersial, wisata dan fasilitas umum lainnya. Timbulan sampah yang

dikelola adalah timbulan sampah non B-3 (Bahan Beracun dan Beracun/Hazardous

Waste). Laju timbulan sampah adalah adalah 2,5 kg/orang/hari, sesuai dengan SNI

19-3983-1995, sehingga pada akhir tahun perencanaan mencapai 865 m³/hari .Proyeksi

timbulan sampah di Kabupaten Rokan Hilir dibutuhkan untuk perencanaan

peengelolaah persampahan terhadap timbulan sampah. Proyeksi timbulan sampah

dapat dilihat pada Tabel 3-8:

Tabel 3. 2 Proyeksi timbulan Sampah di Kabupaten Rokan Hilir

Kecamatan Proyeksi Jumlah Penduduk

2011 2014 2019 2024 2029

610025 634503 677500 723411 772434 Rasio Timbulan Sampah 2.63 2.75 2.95 3.15 3.35

(16)

III - 16 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

D. Pengembangan Prasarana Drainase

Pengelolaan drainase merupakan pengelolaan saluran untuk mengendalikan limpasan air hujan yang berlebihan, menurunkan tinggi permukaan air, dan menciptakan lingkungan yang bersih dan teratur. Sistem jaringan drainase di wilayah perkotaan di Kabupaten Rokan Hilir menggunaan drainase alami (Natural Drainage) yang terbentuk secara alami seperti seperti sungai dan drainase buatan (Artificial Drainage) yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.

Sistem jaringan drainase di Kabupaten Rokan hilir menurut letak bangunan merupakan drainase permukaan tanah (Surface Drainage) yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan dengan analisa aliran pada saluran terbuka (open channel flow) dan berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan baik secara bercampur maupun bergantian, seperti air buangan rumah tangga. Untuk konstruksi saluran merupakan saluran terbuka, dengan fungsi mengalirkan aliran air hujan ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan dan tidak mengganggu lingkungan.

(17)

III - 17 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir 3.1.3. Arahan Wilayah Pengembangan Strategis

Dalam rangka mendorong pembangunan dari pinggiran ini, Kementerian PUPR

(18)

III - 18 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

Strategis (35 WPS) yang tersebar 4 WPS di Pulau Papua, 2 WPS di Kepulauan

Maluku, 4 WPS di Pulau Kalimantan, 5 WPS di Sulawesi, dan 5 WPS di Kepulauan

Bali-Nusa Tenggara, maupun 6 WPS di Sumatera.

Gambar 3. 2 Konsepsi Pembangunan Infrastruktur melalui Pendekatan

Wilayah

Pada Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) di Pulau Sumatera, terdapat :

1. WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Merak-Bakauhuni-Bandar

Lampung-Palembang-Tanjung Api-Api

2. WPS pusat pertumbuhan terpadu Metro Medan-Tebing

Tinggi-Dumai-Pekanbaru

3. WPS pusat pertumbuhan terpadu Batam-Bintan

4. WPS Baru terpadu Sibolga-Padang-Bengkulu

5. WPS Sumber Daya Ekonomi Domestik Sabang-Banda Aceh-Langsa

(19)

III - 19 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Gambar 3. 3 Konsep Pengembangan Wilayah Pulau Sumatera

Provinsi Riau masuk dalam Wilayah Pengembangan Strategis Metro Medan – Tebing Tinggi – Dumai – Pekanbaru yang mana menjadi konsentrasi pengembangan wilayah industri serta menjadi simpul karet dan kelapa sawit yang

dapat mendorong percepatan pembangunan ekonomi nasional. Sedangkan untuk

(20)

III - 20 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

Gambar 3. 4 Konsep Wilayah Pengembangan Strategis Metro Medan

Tebing Tinggi – Dumai – Pekanbaru

3.1.4. Arahan RPJMD

3.1.4.1. Visi

Pasal 5 ayat (2) Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional menetapkan bahwa RPJM Daerah

merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah terpilih yang

penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM

Nasional. Berdasarkan kondisi masyarakat dan Kabupaten Rokan Hilir saat ini dan

tantangan yang dihadapi dalam 5 tahun mendatang maka Visi Pembangunan

Kabupaten Rokan Hilir yang hendak diwujudkan pada tahun 2021 adalah:

Terwujudnya Rokan Hilir sebagai Kawasan Industri guna menuju

(21)

III - 21 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

3.1.4.2. Misi

Misi Pembangunan Kabupaten Rokan Hilir 2016-2021 terdiri dari 5 misi yaitu:

a. Membangun masyarakat Rokan Hilir yang berbudaya melayu, berakhlak,

beriman dan bertaqwa.

b. Mengembangkan industri hulu dan hilir sebagai alternatif pengganti sumber

pendapatan daerah yang selama ini bersumber dari migas sekaligus

membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.

c. Mengembangkan Sumber Daya Manusia berkualitas melalui peningkatan

derajat kesehatan dan derajat pendidikan individu dan masyarakat.

d. Mengedepankan prinsip good governance untuk pelayanan kepada

masyarakat dan peningkatan iklim investasi.

e. Pembangunan infrastruktur untuk pengembangan perekonomian di

perdesaan dan perkotaan.

3.1.4.3. Tujuan dan Sasaran

Dalam mewujudkan Visi melalui pelaksanaan Misi yang telah ditetapkan, maka

perlu adanya kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran

yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan dijalankan akan

memberikan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah, baik

urusan wajib maupun urusan pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud.

Tabel 3. 3 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kabupaten Rokan Hilir

Visi : Terwujudnya Rokan Hilir sebagai Kawasan Industri guna menuju masyarakat madani dan mandiri yang sejahtera

Misi Tujuan Sasaran

1 Membangun masyarakat Rokan Hilir yang berbudaya melayu, berakhlak, beriman dan bertaqwa

1.1 Mewujudkan budaya melayu sebagai jati diri masyarakat Rokan Hilir

1.1.1 Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap budaya Melayu

1.2 Membangun

masyarakat Rokan Hilir yang beraklaq, beriman dan bertaqwa

1.2.1 Meningkatnya kesadaran kerukunan umat beragama

(22)

III - 22 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Visi : Terwujudnya Rokan Hilir sebagai Kawasan Industri guna menuju masyarakat madani dan mandiri yang sejahtera

Misi Tujuan Sasaran

sumber pendapatan daerah yang selama ini bersumber dari migas sekaligus

membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat

Menggerakkan Sektor-Sektor Ekonomi Strategis dalam Rangka

Memperkuat Struktur Perekonomian Daerah dan Keseimbangan

Infrastruktur Antar Wilayah

Masyarakat pada Sektor Pertanian, Perikanan, Perkebunan, dan Peternakan sesuai dengan Potensi Wilayah 2.1.2 Terciptanya

pertumbuhan ekonomi, lapangan perkerjan baru, untuk meningkatkan Pendapatan dan

Kemandirian Masyarakat

3 Mengembangkan Sumber Daya Manusia berkualitas melalui peningkatan derajat kesehatan dan derajat pendidikan individu dan masyarakat

3.1 Meningkatkan pemerataan akses dan kualitas pelayanan kesehatan

3.1.1 Tersedianya obat dan perbekalan

kesehatan yang cukup 3.1.2 Meningkatnya upaya kesehatan masyarakat

3.1.3 Tersedianya pelayanan kesehatan untuk penduduk miskin 3.1.4 Tersedianya pelayanan kesehatan di puskesmas

3.1.5 Tersedianya pelayanan kesehatan berkualitas untuk anak balita dan ibu melahirkan

3.2 Meningkatkan

pelayanan kesehatan pada

(23)

III - 23 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Visi : Terwujudnya Rokan Hilir sebagai Kawasan Industri guna menuju masyarakat madani dan mandiri yang sejahtera

Misi Tujuan Sasaran

RSUD RSUD

3.3 Meningkatkan dan pemerataan akses dan mutu pelayanan pendidikan dasar

3.3.1 Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan, tenaga pendidik, dan

manajemen pendidikan yang merata dan

berkualitas

3.4 Meningkatkan pelayanan PAUD, kreativitas siswa,

pendidikan non formal dan luar biasa kualitas pendidikan non formal

3.4.4 Meningkatnya layanan pendidikan luar biasa

3.5 Meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peluang kerja

3.5.1 Meningkatnya kualitas dan peluang kerja

3.7 Meningkatkan budaya dan pariwisata daerah

3.7.1 Meningkatnya nilai budaya dan destinasi pariwisata

3.8 Meningkatkan peran serta pemuda dan kegiatan olahraga

3.8.1 Meningkatnya peran pemuda dan kegiatan olahraga di masyarakat

3.9 Meningkatkan kualitas perempuan, pelayanan KB, dan anak

(24)

III - 24 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Visi : Terwujudnya Rokan Hilir sebagai Kawasan Industri guna menuju masyarakat madani dan mandiri yang sejahtera

Misi Tujuan Sasaran

4 Mengedepankan prinsip good governance untuk pelayanan kepada masyarakat dan

Peningkatan iklim investasi

4.1 Mewujudkan Good Governance Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan

4.1.1 Terciptanya tata pemerintahan yang baik dan bersih

4.2 Meningkatkan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Keuangan Daerah

4.2.1 Terkelolanya keuangan daerah secara akuntabel dan

transparansi

4.3 Menciptakan

Keamanan, ketertiban dan kapastian Hukum

4.3.1 Terciptanya suasana aman dan tertib serta adanya kepastian hukum 4.4 Meningkatkan

Pelayanan publik

4.4.1 Terwujudnya pelayanan publik yang prima

5 Pembangunan infrastruktur untuk pengembangan

perekonomian diperdesaan dan perkotaan

5.1 Menyediakan

infrastruktur pendukung perekonomian daerah

5.1.1 Tersedianya Jaringan Transportasi darat, laut dan

(25)

III - 25 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Visi : Terwujudnya Rokan Hilir sebagai Kawasan Industri guna menuju masyarakat madani dan mandiri yang sejahtera

Misi Tujuan Sasaran

pemerataan pembangunan antar wilayah perdesaan dan perkotaan

pedesaan dan perkaotaan

5.2.2 Meningkatnya jangkawan dan akses masyarakat terhadap listrik dan air bersih 5.2.3 Meningkatnya pembangunan

infrastruktur perbatasan dan wilayah terisolir

3.2. Rencana Strategi Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.2.1. Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung

3.2.1.1. Ketentuan fungsi bangunan gedung

Fungsi bangunan gedung merupakan ketetapan mengenai pemenuhan

persyaratan teknis bangunan gedung ditinjau dari segi tata bangunan dan

lingkungan maupun keandalannya serta sesuai dengan peruntukan lokasi yang

diatur dalam RTRW Kabupaten Rokan Hilir dan/atau RTBL.

Fungsi bangunan gedung meliputi:

a. Fungsi bangunan meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan

budaya serta fungsi khusus.

b. Bangunan fungsi hunian meliputi bangunan untuk rumah tinggal tinggal,

rumah tinggal deret, rumah susun dan rumah tinggal sementara

c. Bangunan fungsi keagamaan meliputi masjid, musholla, rumah suluk,

gereja, pura, wihara dan kelenteng.

d. Bangunan fungsi usaha meliputi bangunan untuk perkantoran nin

pemerintahan, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan

rekreasi, terminal dan penyimpanan, gardu PLN serta bangunan

telekomunikasi.

e. Bangunan fungsi sosial dan budaya meliputi bangunan untuk perkantoran

pemerintah, pendidikan, kebudayaan, pelayanan kesehatan', laboratorium,

(26)

III - 26 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

f. Bangunan fungsi khusus meliputi bangunan untuk reaktor nuklir, instalasi

pertahanan dan keamanan, dan bangunan sejenis yang diputuskan oleh

Menteri.

g. Satu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi.

3.2.1.2. Persyaratan bangunan gedung

Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan

persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung. Adapun persyaratan

administratif bangunan gedung meliputi:

1. Status hak atas tanah dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas

tanah;

2. Status kepemilikan bangunan gedung,

3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

4. Sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku

Sedangkan persyaratan teknis bangunan gedung meliputi:

1. Persyaratan tata bangunan yang meliputi persyaratan peruntukan dan

intensitas bangunan, arsitektur bangunan dan persyaratan pengendalian

dampak lingkungan.

2. Persyaratan peruntukan bangunan meliputi: lokasi, kepadatan, ketinggian

dan jarak bebas bangunan yang ditetapkan untuk lokasi yang

bersangkutan

3.2.1.3. Penyelenggaraan bangunan gedung

Penyelenggaraan bangunan gedung terdiri atas kegiatan pembangunan,

pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran.

1. Dalam penyelenggaraan bangunan, penyelenggara berkewajiban

memenuhi persyaratan bangunan.

2. Penyelenggara bangunan terdiri atas pemilik bangunan, penyedia jasa

konstruksi dan pengguna bangunan.

3. Pemilik bangunan yang belum dapat memenuhi persyaratan bangunan

(27)

III - 27 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, penyelenggara bangunan gedung

wajib memenuhi persyaratan administrasi dan persyaratan teknis untuk menjamin

keandalan bangunan gedung tanpa menimbulkan dampak penting bagi lingkungan.

Penyelenggaraan bangunan gedung dapat dilaksanakan oleh perorangan atau

penyedia jasa di bidang penyelenggaraan gedung.

3.2.1.4. Peran masyarakat dan pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan

gedung

Peran masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung dapat terdiri

atas:

1. Pemantauan dan penjagaan ketertiban penyelenggaraan bangunan

gedung;

2. Pemberian masukan kepada pemerintah dan/atau pemerintah daerah

dalam penyempurnaan peraturan, pedoman dan standar teknis di bidang

bangunan gedung;

3. Penyampaian pendapat dan pertimbangan kepada instansi yang

berwenang terhadap penyusunan rtbl, rencana teknis bangunan tertentu

dan kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung yang menimbulkan

dampak penting terhadap lingkungan;

4. Pengajuan gugatan perwakilan terhadap bangunan gedung yang

mengganggu, merugikan dan/atau membahayakan kepentingan umum.

3.2.2. Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten/Kota

(RISPAM)

3.2.2.1. Rencana Sistem Pelayanan

Dalam Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten

Rokan Hilir, sistem pelayanan air minum akan dibagi kedalam 5 wilayah sistem

penyediaan air minum, yaitu :

1. Wilayah 1, terdiri dari kecamatan :  Kecamatan Bangko

(28)

III - 28 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

 Kecamatan Pekaitan

2. Wilayah 2, terdiri dari kecamatan :  Kecamatan Tanah Putih

 Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan  Kecamatan Rantau Kopar

3. Wilayah 3, terdiri dari kecamatan :  Kecamatan Bangko Pusako  Kecamatan Rimba Melintang 4. Wilayah 4, terdiri dari kecamatan :

 Kecamatan Kubu

 Kecamatan Kubu Babussalam  Kecamatan Bagan Sinembah  Kecamatan Bagan Sinembah Raya  Kecamatan Balai Jaya

 Kecamatan Simpang Kanan  Kecamatan Pasir Limau Kapas 5. Wilayah 5, terdiri dari kecamatan :

 Kecamatan Pujud

(29)

III - 29 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Gambar 3. 5 Wilayah SPAM Kabupaten Rokan Hilir

WILAYAH 1

WILAYAH 2

WILAYAH 3

WILAYAH 4

(30)

III - 30 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

3.2.2.2. Rencana Pengembangan SPAM

Untuk mempermudah dalam pengembangan sistem, maka Rencana

Pengembangan SPAM Kabupaten Rokan Hilir dibagi dalam 3 tahap yaitu :

a. Tahap 1 : Mendesak 3 Tahun, tahun 2017 – 2019

b. Tahap 2 : Jangka Menengah 6 Tahun, Tahun 2020 – 2025 c. Tahap 3 : Jangka Panjang 11 Tahun, Tahun 2026 – 2036

a. Wilayah 1

Daerah pelayanan wilayah 1 Kabupaten Rokan Hilir adalah :

1. Kecamatan Bangko

2. Kecamatan Sinaboi

3. Kecamatan Batu Hampar

4. Kecamatan Pekaitan

Total kebutuhan air sampai dengan Tahun 2036 untuk wilayah 1 ini

adalah 691,9 liter/detik. Pada Tahap 1 atau tahap mendesak (Tahun

2017 – 2019) kebutuhan air di wilayah 1 adalah 52,1 liter/detik, penambahan kebutuhan air pada Tahap 2 atau jangka menengah 6

Tahun (Tahun 2020 – 2025) adalah 246,2 liter/detik sedangkan penambahan kebutuhan air pada Tahap 3 atau jangka panjang 11

Tahun (Tahun 2026 – 2036) adalah 393,6 liter/detik.

Tabel 3. 4 Kebutuhan Air dan Penambahan Kebutuhan Air Wilayah 1

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

1 Bangko 15,95 25,54 35,52 47,05 61,16 87,60 118,24 155,59 203,34

2 Sinaboi 2,59 4,15 5,77 7,64 9,94 14,23 19,21 25,28 33,04

3 Batu Hampar 1,68 2,68 3,73 4,94 6,43 9,21 12,43 16,35 21,37

4 Pekaitan 3,18 5,10 7,08 9,39 12,20 17,48 23,59 31,04 40,56

23,4

37,5 52,1 69,0 89,7 128,5 173,5 228,3 298,3

23,4

14,1 14,6 16,9 20,7 38,8 44,9 54,8 70,1

Penambahan Kapasitas Tiap Tahun Jumlah

No Daerah Pelayanan TAHUN PROYEKSI

(31)

III - 31 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

Rencana pengembangan SPAM di wilayah 1 menggunakan sumber

air permukaan sebagai sumber air bakunya. Perencanaan SPAM untuk

wilayah 1 adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 5 Rencana Pengembangan SPAM di Wilayah 1

N

1. SPAM Regional Durolis

SPAM Regional Durolis merupakan SPAM yang diinisiasi oleh

pemerintah Provinsi dengan wilayah pelayanan mencakup Rokan

Hilir, Bengkalis dan Dumai. Dari sistem ini Kabupaten Rokan Hilir

mendapatkan alokasi debit sebesar 400 liter/detik yang akan

dibangun bertahap dari tahun 2018 – 2030. Kecamatan di wilayah 1 yang akan mendapatkan suplai air dari SPAM Reginaol Durolis

adalah Bangko dan Batu Hampar.

2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036

1 Bangko 241,10 257,19 277,95 296,27 315,68 340,86 362,95 386,36 416,85 443,46 471,63 2 Sinaboi 39,17 41,79 45,16 48,14 51,29 55,38 58,97 62,78 67,73 72,05 76,63 3 Batu Hampar 25,34 27,03 29,21 31,13 33,17 35,82 38,14 40,60 43,80 46,60 49,56 4 Pekaitan 48,10 51,31 55,45 59,10 62,97 68,00 72,40 77,07 83,16 88,46 94,08

353,7

377,3 407,8 434,6 463,1 500,1 532,5 566,8 611,5 650,6 691,9 55,4

23,6 30,5 26,9 28,5 36,9 32,4 34,3 44,7 39,0 41,3 Penambahan Kapasitas Tiap Tahun

Jumlah

No Daerah Pelayanan TAHUN PROYEKSI

(32)

III - 32 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Gambar 3. 6 Lokasi Intake SPAM Regional dan Rencana Daerah Pelayanan

Wilayah 1

LOKASI

INTAKE SPAM

REGIONAL

KAP. 400 LOKASI IPA

SPAM

REGIONAL

KAP. 400 RESERVOAR

OFF TAKE SPAM

REGIONAL

KAP. 400 Wilayah

Pelayanan SPAM

(33)

III - 33 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Gambar 3. 7 Skematik SPAM Regional TAHAP 1

UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI Sumber Air Baku

TP TJ Melawan Sungai Rokan Q = 801 m3/det

Intake Elv. ± 20 mdpl Q = 1.650 l/det Kapasitas 5000 m3

UNIT DISTRIBUSI RESERVOAR OFF TAKE

Elv. ± 28 mdpl

RESERVOAR OFF TAKE Elv. ± 17 mdpl

RESERVOAR OFF TAKE Elv. ± 58 mdpl

 Rimba Melintang

 Batu Hampar

 Bangko

 Bangko Pusako

KOTA DUMAI

 Dumai Kota

 Dumai Barat

 Dumai Timur

 Dumai Selatan

KAB. BENGKALIS

 Mandau

 Pinggir

(34)

III - 34 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Gambar 3. 8 Skematik SPAM Regional TAHAP 2

UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI Sumber Air Baku

TP TJ Melawan Sungai Rokan Q = 801 m3/det

Intake Elv. ± 20 mdpl Q = 1.650 l/det Kapasitas 5000 m3

UNIT DISTRIBUSI RESERVOAR OFF TAKE

Elv. ± 28 mdpl

RESERVOAR OFF TAKE Elv. ± 17 mdpl

RESERVOAR OFF TAKE Elv. ± 58 mdpl

 Rimba Melintang

 Batu Hampar

 Bangko

 Bangko Pusako

KOTA DUMAI

 Dumai Kota

 Dumai Barat

 Dumai Timur

 Dumai Selatan

KAB. BENGKALIS

 Mandau

 Pinggir

SKEMATIK SPAM REGIONAL TAHAP 2 (400 liter/detik)

(35)

III - 35 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Gambar 3. 9 Skematik SPAM Regional TAHAP 3

UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI Sumber Air Baku

TP TJ Melawan Sungai Rokan Q = 801 m3/det

Intake Elv. ± 20 mdpl Q = 1.650 l/det RESERVOAR OFF TAKE

Elv. ± 28 mdpl

RESERVOAR OFF TAKE Elv. ± 17 mdpl

RESERVOAR OFF TAKE Elv. ± 58 mdpl

 Rimba Melintang

 Batu Hampar

 Bangko

 Bangko Pusako

KOTA DUMAI

 Dumai Kota

 Dumai Barat

 Dumai Timur

 Dumai Selatan

KAB. BENGKALIS

 Mandau

 Pinggir

SKEMATIK SPAM REGIONAL TAHAP 3 (400 liter/detik)

(36)

III - 36 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Gambar 3. 10 Skematik SPAM Regional TAHAP 4

UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI Sumber Air Baku

TP TJ Melawan Sungai Rokan Q = 801 m3/det

Intake Elv. ± 20 mdpl Q = 1.650 l/det RESERVOAR OFF TAKE

Elv. ± 28 mdpl

RESERVOAR OFF TAKE Elv. ± 17 mdpl

RESERVOAR OFF TAKE Elv. ± 58 mdpl

 Rimba Melintang

 Batu Hampar

 Bangko

 Bangko Pusako

KOTA DUMAI

 Dumai Kota

 Dumai Barat

 Dumai Timur

 Dumai Selatan

KAB. BENGKALIS

 Mandau

 Pinggir SKEMATIK SPAM REGIONAL

TAHAP 4 (300 liter/detik)

(37)

III - 37 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Gambar 3. 11 Dokumentasi Lahan Intake SPAM Regional

2. IPA Jumrah

SPAM Jumrah direncanakan untuk dapat melayani Kecamatan

Rimba Melintang, Kecamatan Batu Hampar, Kecamatan Bangko

dan Kecamatan Sinaboi. Lokasi intake SPAM Jumrah berada di

(38)

III - 38 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

akan diambil dari sistem ini adalah 300 liter/detik. Dengan

peruntukan sebagai berikut :

 Wilayah 1 sebanyak 250 liter/detik  Wilayah 3 sebanyak 75 liter/detik

Gambar 3. 12 Lokasi Intake Jumrah dan Daerah Pelayanannya

LOKASI IPA

SPAM

JUMRAH

KAP. 300 LOKASI IPA

SPAM

JUMRAH

KAP. 300 LOKASI IPA

SPAM

JUMRAH

KAP. 300 LOKASI IPA

SPAM

JUMRAH

KAP. 300 LOKASI

(39)

III - 39 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Gambar 3. 13 Skematik Sistem SPAM Jumrah

UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI Sumber Air Baku

Desa Jumrah Sungai Rokan Q = 801 m3/det

Intake Elv. ± 20 mdpl Q = 300 l/det

Pipa Transmisi Ø HDPE 630 mm

L = ± 200 meter

RES. 5000 m3

UNIT DISTRIBUSI RESERVOAR OFF TAKE

RESERVOAR OFF TAKE

RESERVOAR OFF TAKE

UNIT PELAYANAN

Q 50 liter/detik

Q 195 liter/detik

Q 75 liter/detik

KECAMATAN SINABOI

KECAMATAN BANGKO

KEC. BATU HAMPAR KEC. RIMBA MELINTANG

SKEMATIK SPAM JUMRAH (325 liter/detik)

IPA JUMRAH Elv. ± 20 mdpl

300 l/det

(40)

III - 40 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

3. IPA SIAK

IPA Siak merupakan sistem pengolahan air bersih yang

dibangun pada tahun 2004. Namun karena biaya operasional yang

tidak dapat dicover maka IPA ini tidak beroperasi. IPA ini

direncanaan untuk direhabilitasi dan upgrade kapasitas, mengingat

PEMDA setempat sudah membebaskan lahan seluas ± 5.590 m2

dan infrastruktur di daerah tersebut masih bisa dioptimalkan

kembali.

IPA Siak direncanakan untuk direhabilitasi dan diupgrade

menjadi kapasitas 150 liter/detik secara bertahap. IPA Siak ini

(41)

III - 41 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Gambar 3. 14 Lokasi Intake Siak dan Daerah Pelayanannya

LOKASI IPA

SPAM SIAK

KAP. 150

liter/detik LOKASI IPA

SPAM

JUMRAH

KAP. 300 LOKASI

(42)

III - 42 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Gambar 3. 15 Skematik Sistem SPAM IPA SIAK

UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI

Sumber Air Baku Kec. Bangko Sungai Rokan Q = 801 m3/det

Intake Q = 150 l/det

Pipa Transmisi L = ± 100 meter

RES. 3000 m3

UNIT DISTRIBUSI RESERVOAR OFF TAKE

RESERVOAR OFF TAKE

UNIT PELAYANAN Q 25 liter/detik

Q 125 liter/detik

KECAMATAN SINABOI

KECAMATAN BANGKO

SKEMATIK SPAM SIAK

(150 liter/detik)

(43)

III - 43 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

4. IKK Pekaitan

IKK Pekaitan merupakan SPAM yang dibangun khusus untuk

melayani Kecamatan Pekaitan. Total Kebutuhan air sampai dengan

akhir tahun perencanaan, Tahun 2036, untuk Kecamatan Pekaitan

adalah mencapai 94,08 liter/detik. Pembangunan SPAM IKK

Pekaitan akan dilakukan dalam 4 tahap yaitu 10 liter/detik, 30

liter/detik, 25 liter/detik dan 30 liter/detik.

Gambar 3. 16 Lokasi IKK Pekaitan dan Daerah Pelayanannya

LOKASI IPA

SPAM IKK

PEKAITAN

KAP. 95 LOKASI

(44)

III - 44 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

Gambar 3. 17 Skematik Sistem SPAM IKK Pekaitan

UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI Sumber Air Baku

Kec. Pekaitan Sungai Rokan Q = 801 m3/det

Intake Q = 95 l/det

Pipa Transmisi L = ± 200 meter

IPA TAHAP 2 Q = 30 l/det

RES. 500 m3

UNIT DISTRIBUSI UNIT PELAYANAN KECAMATAN PEKAITAN

SKEMATIK SPAM IKK PEKAITAN

4 TAHAP (95 liter/detik)

IPA TAHAP 1 Q = 10 l/det

RES. 1000 m3

IPA TAHAP 3 Q = 25 l/det

(45)

III - 45 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

b. Wilayah 2

Daerah pelayanan wilayah 2 Kabupaten Rokan Hilir adalah :

1. Kecamatan Tanjung Putih

2. Kecamatan Tanjung Putih Tanjung Melawan

3. Kecamatan Rantau Kopar

Total kebutuhan air sampai dengan Tahun 2036 untuk wilayah 2 ini

adalah 521 liter/detik. Pada Tahap 1 atau tahap mendesak (Tahun

2017 – 2019) kebutuhan air di wilayah 2 adalah 39,2 liter/detik, penambahan kebutuhan air pada Tahap 2 atau jangka menengah 6

Tahun (Tahun 2020 – 2025) adalah 185,4 liter/detik sedangkan penambahan kebutuhan air pada Tahap 3 atau jangka panjang 11

Tahun (Tahun 2026 – 2036) adalah 296,4 liter/detik.

Tabel 3. 6 Kebutuhan Air dan Penambahan Kebutuhan Air Wilayah 2

Rencana pengembangan SPAM di wilayah 2 menggunakan sumber

air permukaan sebagai sumber air bakunya. Perencanaan SPAM untuk

wilayah 2 adalah sebagai berikut :

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

1 Tanah Putih 13,48 21,59 30,01 39,76 51,68 74,03 99,92 131,49 171,85 2 Tanah Putih Tanjung Melawan 2,83 4,53 6,29 8,34 10,84 15,52 20,95 27,57 36,03 3 Rantau Kopar 1,31 2,11 2,93 3,88 5,04 7,22 9,74 12,82 16,76

17,6

Penambahan Kapasitas Tiap Tahun

No Daerah Pelayanan TAHUN PROYEKSI

2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036

1 Tanah Putih 203,76 217,35 234,90 250,38 266,79 288,07 306,74 326,51 352,28 374,77 398,58

2 Tanah Putih Tanjung Melawan 42,72 45,57 49,25 52,50 55,94 60,40 64,31 68,46 73,86 78,58 83,57

3 Rantau Kopar 19,87 21,19 22,91 24,42 26,02 28,09 29,91 31,84 34,35 36,55 38,87

266,3

Penambahan Kapasitas Tiap Tahun

(46)

III - 46 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Tabel 3. 7 Rencana Pengembangan SPAM Wilayah 2

No Daerah

Pelayanan

Total Kebutuhan

Air

SPAM

Regional IPA TPTM

IKK Tanah Putih

IKK Rantau

Kopar

Total

(liter/detik) (liter/detik) (liter/detik) (liter/detik) (liter/detik) (liter/detik)

WILAYAH 2

1 Tanah Putih 398,58 50,00 60,00 290,00 400,00

2

Tanah Putih Tanjung

Melawan 83,57 50,00 40,00 90,00

3 Rantau Kopar 38,87 40,00 40,00

1. SPAM Regional Durolis

Sama hal dengan yang dijelaskan pada bab sebelumnya SPAM

Regional Durolis merupakan SPAM yang diinisiasi oleh pemerintah

Provinsi dengan wilayah pelayanan mencakup Rokan Hilir,

Bengkalis dan Dumai. Dari sistem ini Kabupaten Rokan Hilir

mendapatkan alokasi debit sebesar 400 liter/detik yang akan

dibangun bertahap dari tahun 2018 – 2030. Kecamatan di wilayah 2 yang akan mendapatkan suplai air dari SPAM Reginaol Durolis

(47)

III - 47 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Gambar 3. 18 Lokasi Intake SPAM Regional dan Rencana Daerah Pelayanan

Wilayah 2

2. SPAM TPTM

SPAM TPTM merupakan SPAM Eksisting yang sudah dibangun

sejak Tahun 2006/2007 dengan kapasitas 2,5 liter/detik, namun

sampai saat ini SPAM TPTM tidak berfungsi dengan baik

dikarenakan tidaknya adanya operator dan biaya OM untuk

mengoperasikannya. Dalam Rencana Induk SPAM Kabupaten

Rokan Hilir ini, SPAM TPTM direncanakan untuk direhabilitasi dan

diupgrade kapasitas menjadi 100 liter/detik.

LOKASI

INTAKE SPAM

REGIONAL

KAP. 400 LOKASI IPA

SPAM

REGIONAL

KAP. 400 Wilayah Pelayanan SPAM

(48)

III - 48 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Gambar 3. 19 Lokasi Intake SPAM TPTM dan Kondisi Eksisting Saat ini

LOKASI

MEUSAH

(49)

III - 49 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Gambar 3. 20 Skematik Sistem SPAM TPTM

UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI Sumber Air Baku

TPTM Sungai Rokan Q = 801 m3/det

Intake Q = 200 l/det

Pipa Transmisi

IPA TAHAP 2 Q = 55 l/det

RES. 1.200 m3

UNIT DISTRIBUSI UNIT PELAYANAN

SKEMATIK SPAM TPTM 4 TAHAP (200 liter/detik)

IPA TAHAP 1 Q = 50 l/det

RES. 600 m3

IPA TAHAP 3 Q = 60 l/det

IPA TAHAP 4 Q = 35 l/det

Kecamatan Tanah Putih 60 liter/detik

Kecamatan TPTM 40 liter/detik

Kecamatan Rimba Melintang 50 liter/detik Kecamatan Bangko

(50)

III - 50 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

3. SPAM IKK Tanah Putih

SPAM IKK Tanah Putih merupakan SPAM yang baru dibangun

pada tahun 2016 dengan kapasitas 2 x 20 liter/detik. SPAM ini

diperuntukan untuk melayani daerah pelayanan Ujung Tanjung.

Gambar 3. 21 Lokasi SPAM IKK Wilayah II Kecamatan Tanah Putih

Pada tahap selanjutnya akan dibangun SPAM IKK Tanah Putih,

baik di lokasi desa yang sama maupun yang berbeda, untuk

memenuhi kebutuhan air. Total kapasitas SPAM IKK Tanah Putih

yang akan dibangun adalah 290 liter/detik.

LOKASI

SPAM IKK

Tanah

Putih

Daerah

(51)

III - 51 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Gambar 3. 22 Lokasi Intake SPAM Tanah Putih

Lokasi IPA

SPAM Tanah

Putih

Lokasi IPA

SPAM Tanah

Putih Lokasi IPA

SPAM Tanah

Putih Lokasi IPA

SPAM Tanah

Putih Lokasi IPA

SPAM Tanah

(52)

III - 52 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Gambar 3. 23 Skematik Sistem SPAM Tanah Putih

UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI Sumber Air Baku

Kec. Tanah Putih Sungai Rokan Q = 801 m3/det

Pipa Transmisi

RESERVOAR

UNIT DISTRIBUSI UNIT PELAYANAN KECAMATAN TANAH

PUTIH SKEMATIK SPAM IKK TANAH PUTIH

4 TAHAP (290 liter/detik)

(53)

III - 53 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

4. SPAM IKK Rantau Kopar

SPAM IKK Rantau Kopar merupakan SPAM IKK yang dibangun

khusus untuk melayani masyarakat di Kecamatan Rantau Kopar.

Debit air yang akan dimanfaatkan dari sistem ini adalah 40

liter/detik dan akan dibangun dalam 4 tahap, masing – masing tahap dibangun IPA Kapasitas 10 liter/detik.

Gambar 3. 24 Lokasi Intake SPAM Rantau Kopar

Lokasi IPA

SPAM Rantau

(54)

III - 54 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Gambar 3. 25 Skematik Sistem SPAM Rantau Kopar

UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI Sumber Air Baku

Kec. Rantau Kopar Sungai Rokan Q = 801 m3/det

Intake Q = 40 l/det

Pipa Transmisi L = ± 200 meter

IPA TAHAP 2 Q = 10 l/det

RES. 350 m3

UNIT DISTRIBUSI UNIT PELAYANAN KECAMATAN RANTAU

KOPAR SKEMATIK SPAM IKK RANTAU KOPAR

4 TAHAP (40 liter/detik)

IPA TAHAP 1 Q = 10 l/det

RES. 350 m3

IPA TAHAP 3 Q = 10 l/det

(55)

III - 55 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

c. Wilayah 3

Daerah pelayanan wilayah 3 Kabupaten Rokan Hilir adalah :

1. Kecamatan Rimba Melintang

2. Kecamatan Bangko Pusako

Total kebutuhan air sampai dengan Tahun 2036 untuk wilayah 3 ini

adalah 584,1 liter/detik. Pada Tahap 1 atau tahap mendesak (Tahun

2017 – 2019) kebutuhan air di wilayah 3 adalah 44,0 liter/detik, penambahan kebutuhan air pada Tahap 2 atau jangka menengah 6

Tahun (Tahun 2020 – 2025) adalah 207,8 liter/detik sedangkan penambahan kebutuhan air pada Tahap 3 atau jangka panjang 11

Tahun (Tahun 2026 – 2036) adalah 332,3 liter/detik.

Tabel 3. 8 Kebutuhan Air dan Penambahan Kebutuhan Air Wilayah 3

Rencana pengembangan SPAM di wilayah 3 menggunakan sumber

air permukaan sebagai sumber air bakunya. Perencanaan SPAM untuk

wilayah 3 adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 9 Rencana Pengembangan SPAM Wilayah 3

No Daerah

(liter/detik) (liter/detik) (liter/detik) (liter/detik) (liter/detik) (liter/detik)

WILAYAH 3

1 Rimba Melintang 221,98 100 75 50 225,00

2 Bangko Pusako 362,11 100 50 220 370,00

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

1 Rimba Melintang 7,51 12,02 16,72 22,14 28,78 41,23 55,65 73,23 95,70 2 Bangko Pusako 12,25 19,61 27,27 36,12 46,95 67,26 90,78 119,46 156,12

19,8

31,6 44,0 58,3 75,7 108,5 146,4 192,7 251,8 19,8

11,9 12,3 14,3 17,5 32,7 37,9 46,3 59,1 Jumlah

Penambahan Kapasitas Tiap Tahun WILAYAH 3

No Daerah Pelayanan TAHUN PROYEKSI

2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036

1 Rimba Melintang 113,48 121,05 130,82 139,44 148,58 160,43 170,83 181,84 196,19 208,72 221,98 2 Bangko Pusako 185,11 197,46 213,40 227,47 242,38 261,71 278,67 296,64 320,05 340,48 362,11

298,6

318,5 344,2 366,9 391,0 422,1 449,5 478,5 516,2 549,2 584,1 46,8

19,9 25,7 22,7 24,0 31,2 27,4 29,0 37,8 33,0 34,9 Jumlah

Penambahan Kapasitas Tiap Tahun WILAYAH 3

(56)

III - 56 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

Skema pelayanan SPAM Regional, IPA Jumrah dan IPA TPTM

sama seperti skema pada wilayah 1 dan 2. Untuk SPAM IKK Bangko

Pusako direncanakan untuk dibangun kapasitas 220 liter/detik.

Rencana pembangunan ini dibagi kedalam 4 tahap untuk

menyesuaikan kebutuhan air di Kecamatan Bangko Pusako.

Gambar 3. 26 Lokasi Intake Wilayah 3

Lokasi IPA

SPAM Regional

Lokasi IPA

SPAM TPTM Lokasi IPA

Jumrah

Lokasi IPA

(57)

III - 57 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

Gambar 3. 27 Skematik Sistem IKK Bangko Pusako

UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI Sumber Air Baku

Bangko Pusako Sungai Rokan Q = 801 m3/det

Intake Q = 220 l/det

Pipa Transmisi L = ± 200 meter

IPA TAHAP 2 Q = 50 l/det

RES. 1800 m3

UNIT DISTRIBUSI UNIT PELAYANAN KECAMATAN BANGKO

PUSAKO

SKEMATIK SPAM IKK BANGKO PUSAKO 4 TAHAP (220 liter/detik)

IPA TAHAP 1 Q = 50 l/det

RES. 2000 m3

IPA TAHAP 3 Q = 50 l/det

(58)

III - 58 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

d. Wilayah 4

Daerah pelayanan wilayah 4 Kabupaten Rokan Hilir adalah :

1. Kecamatan Bagan Sinembah

2. Kecamatan Bagan Sinembah Raya

3. Kecamatan Balai Jaya

4. Kecamatan Simpang Kanan

5. Kecamatan Kubu

6. Kecamatan Pasir Limau Kapas

7. Kecamatan Kubu Babusalam

Total kebutuhan air sampai dengan Tahun 2036 untuk

wilayah 4 ini adalah 1.582,3 liter/detik. Pada Tahap 1 atau tahap

mendesak (Tahun 2017 – 2019) kebutuhan air di wilayah 4 adalah 119,2 liter/detik, penambahan kebutuhan air pada Tahap

2 atau jangka menengah 6 Tahun (Tahun 2020 – 2025) adalah 563,0 liter/detik sedangkan penambahan kebutuhan air pada

Tahap 3 atau jangka panjang 11 Tahun (Tahun 2026 – 2036) adalah 900,1 liter/detik.

Tabel 3. 10 Kebutuhan Air dan Penambahan Kebutuhan Air Wilayah 4

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

1 Bagan Sinembah 14,69 23,52 32,70 43,32 56,31 80,66 108,88 143,27 187,24 2 Bagan Sinembah Raya 6,04 9,67 13,45 17,82 23,16 33,17 44,78 58,92 77,00

3 Balai Jaya 3,89 6,23 8,66 11,47 14,91 21,36 28,82 37,93 49,57

4 Simpang Kanan 12,16 19,47 27,06 35,85 46,60 66,76 90,10 118,57 154,96

5 Kubu 4,35 6,97 9,69 12,84 16,68 23,90 32,26 42,45 55,47

6 Pasir Limau Kapas 7,80 12,49 17,37 23,01 29,91 42,84 57,83 76,10 99,45

7 Kubu Babusalam 4,59 7,35 10,22 13,54 17,59 25,20 34,02 44,76 58,50

53,5

Penambahan Kapasitas Tiap Tahun

Gambar

Tabel 3. 1 Kawasan strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Rokan Hilir
Tabel 3. 2 Proyeksi timbulan Sampah di Kabupaten Rokan Hilir
Gambar 3. 2 Konsepsi Pembangunan Infrastruktur melalui Pendekatan Wilayah
Gambar 3. 3 Konsep Pengembangan Wilayah Pulau Sumatera
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.3 Dimensi Persepsi Yang Paling Dominan dalam Mempengaruhi Keputusan Pembelian Notebook Acer Pada Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Universitas Binadarma

besi cor yang mana membuat kualitas produk rendah karena adanya bagian permukaan dari molten metal yang meleleh menempel pada permukaan pipa.. rendah dan umur

Simpulan : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kadar kortisol pada kedua kelompok yang diberi obat analgetik ketorolak ataupun kelompok yang diberi

a) Menunjang pelaksanaan Fungsi Teritorial dalam upaya membangun kesadaran pertahanan aspek darat. b) Mengurangi timbulnya sikap mental aparat kewilayahan

Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka pemberian perlakuan didasarkan pada rancangan dan variabel penelitian, sehingga data keterampilan

antara kemahiran berbicara dan prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014 tergolong

Pada penelitian kali ini, dapat dilihat bahwa, sikap seorang user dalam menggunakan suatu aplikasi pada pekerjaannya hanya dipengaruhi oleh dari manfaat aplikasi (PU) tersebut

Hasil pengukuran kecernaan bahan pada penelitian menunjukkan adanya peningkatan kecernaan BKS yang telah dihidrolisis dengan enzim cairan rumen domba sebagai bahan pakan ikan patin