Pemerintah Kota Mojokerto
BAB II
PROFIL KOTA MOJOKERTO
Profil Kota Mojokerto merupakan bagian yang penting dalam penyusunan RPI-JM
Bidang Cipta Karya, sebagai dasar perencanaan pembangunan infrastruktur di Kota
Mojokerto pada masa yang akan datang. Bagian profil Kota Mojokerto pada RPI-JM Bidang
Cipta Karya ini menggambarkan kondisi daerah Kota Mojokerto dari berbagai aspek, yaitu
gambaran administrasi wilayah, potensi wilayah, demografi dan urbanisasi, serta isu
strategis sosial, ekonomi, dan lingkungan.
2.1. Wilayah Administrasi
Kota Mojokerto terletak di tengah-tengah Kabupaten Mojokerto, terbentang pada
7o33’ Lintang Selatan dan 112o28’ Bujur Timur. Wilayahnya merupakan dataran rendah
dengan ketinggian rata-rata 22 m diatas permukaan laut dengan kondisi permukaan tanah
yang agak miring ke Timur dan Utara antara 0-3%. Kota Mojokerto memiliki luas wilayah
1.646 Ha, merupakan satu-satunya kota di Jawa Timur yang memiliki satuan wilayah
ataupun luas wilayah terkecil, dengan wilayah administrasi hanya terbagi 3 Kecamatan
yakni Kecamatan Prajurit Kulon, Kecamatan Magersari dan Kecamatan Kranggan, 18
Kelurahan, 669 Rukun Tetangga (RT), 178 Rukun Warga (RW) dan 70 dusun/lingkungan,
data selengkapnya lihat pada Tabel 2.1. dan Peta 2.1. Administrasi Kota Mojokerto
berbatasan langsung dengan :
a. Batas Sebelah Utara : Sungai Brantas
b. Batas Sebelah Selatan : Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto
c. Batas Sebelah Barat : Kec. Sooko dan Kec. Puri Kabupaten Mojokerto
Pemerintah Kota Mojokerto
Tabel 2.1. Luas Area Setiap Kelurahan Kota Mojokerto
No Kecamatan/Kelurahan Luas Luas
Pemerintah Kota Mojokerto
Pemerintah Kota Mojokerto
2.2. Potensi Wilayah Kota Mojokerto
Potensi pengembangan wilayah menurut Permendagri No. 54 Tahun 2010,
ditentukan berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang
memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti perikanan,
pertanian, pariwasata, industri, pertambangan dan lain-lain dengan berpedoman pada
RTRW.
Yang dimaksud dengan kawasan budidaya Kota Mojokerto adalah kawasan yang
diperuntukkan sebagai kawasan dengan kegiatan terbangun dan diusahakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Penataan kawasan budidaya bertujuan
untuk mewujudkan pemanfaatan ruang yang efisien dan efektif sesuai dengan
kemampuan daya tampung dan daya dukung lingkungan. Kawasan yang dikategorikan
sebagai kawasan budidaya di Kota Mojokerto antara lain adalah : kawasan perumahan,
kawasan perdagangan dan jasa, kawasan perkantoran, kawasan industri, kawasan
pariwisata, kawasan ruang terbuka non hijau, kawasan ruang evakuasi bencana, kawasan
ruang bagi kegiatan sektor informal, kawasan peruntukan lainnya. Kawasan peruntukan
lainnya ini terdiri dari : kawasan pertanian, kawasan pelayanan umum (meliputi :
kawasan pendidikan, kawasan kesehatan dan kawasan peribadatan), dan kawasan
pertahanan dan keamanan negara.
2.2.1. Identifikasi Potensi
2.2.1.1. Kawasan Perumahan
Potensi dari kawasan perumahan di Kota Mojokerto, antara lain :
a) Berkembangan pembangunan rumah oleh individu/perorangan sebagai akibat dari
perkembangan jumlah penduduk.
b) Perkembangan pemukiman oleh pikak swasta atau developer berkembang pesat.
2.2.1.2. Kawasan Perdagangan dan Jasa
Potensi dari kawasan perdagangan dan jasa di Kota Mojokerto, antara lain :
a) Memilki banyak kawasan perdagangan dan jasa seperti pertokoan dan Swalayan, yang
berpotensi untuk dijadikan pariwisata modern.
b) Memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa regional
yaitu sebagai pusat perdagangan dan jasa Kabupaten Mojokerto dan kabupaten
Pemerintah Kota Mojokerto
c) Memiliki banyak kawasan perdagangan dan jasa seperti pertokoan dan Swalayan, yang
berpotensi untuk dijadikan pariwisata modern, Diantaranya Perdagangan dan Jasa
Modern dan Tradisional skala regional diantaranya Perdagangan Modern berupa
Swalayan (CAREFOUR di Jalan Benteng Pancasila, SANRIO Jl. Residen Pamuji, SULTAN
KRATON MOJOPAHIT di Jl. Mojopahit, dan BENTAR di Jl. Mojopahit), Perdagangan
Modern berupa Pertokoan di sepanjang Jalan Mojopahit, Jl. Gajah Mada, Jl. PB.
Sudirman, Jl. Residen Pamuji, Jl. Bayangkara, Jl. Empu Nala dan Jl. By Pass. Pasar
Tradisional berupa Pasar Tanjung Anyar di Kelurahan Jagalan dan Pasar Hewan di
Kelurahan Miji.
d)Memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa regional
yaitu sebagai pusat perdagangan dan jasa Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten
Jombang.
e) Memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan industri sedang, karena
letaknya strategis di Jl. By Pass Kelurahan Kedundung yang merupakan jalan nasional
arteri primer. Selain itu juga ditunjang dengan sudah berkembangnya beberapa
industri besar/sedang yang ada di Kota Mojokerto. Dimana sampai dengan tahun 2010
berdasar pada Mojokerto Dalam Angka (MDA) Tahun 2015 jumlah industri sedang
sebanyak 47 unit.
f) Selain industri sedang, di Kota Mojokerto juga terdapat beberapa industri kecil yang
juga bisa membantu menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran di Kota
Mojokerto.
2.2.1.3. Kawasan Perkantoran
Potensi dari kawasan perkantoran di Kota Mojokerto, antara lain :
a) Kantor pemerintahan Kota Mojokerto tersebar di wilayah Kota Mojokerto dan sebagian
terdapat di Jl. Gajah Mada, Jl, Bayangkara, Jalan Raden Wijaya, Jalan Jawa Jl. Pahlawan,
Jl. By Pass Jl. Benteng Pancasila dan di Kelurahan Surodinawan.
b) Perkantoran Swasta tersebar di Kota Mojokerto dan sebagian mengumpul di Jalan
Mojopahit, Jalan A. Yani dan Jalan Empu Nala.
2.2.1.4. Kawasan Industri
Potensi dari kawasan industri di Kota Mojokerto, antara lain :
Pemerintah Kota Mojokerto
kulit, home industri kerajinan miniatur perahu, hom e industri logam cetakan kue,
home industri batik, home industri makanan onde-onde, keciput, krupuk yang
lokasinya tersebar di Kota Mojokerto.
b) Kegiatan industri dan home industri didukung oleh kebijakan pemerintah Kota
Mojokerto sehingga semakin berkembang dari segi kualitas maupun kwantitasnya.
c) Letak Kota Mojokerto yang strategis memudahkan distribusi hasil produksi.
2.2.1.5. Kawasan Pariwisata
Memilki potensi wisata yang belum di kelola secara optimal diantaranya wisata air
jogging track dan kuliner di Sungai Brantas, Jalan Hayam Wuruk Kelurahan Magersari
dengan luas 0,47 Ha atau 0,03%, wisata penunjang perbelanjaan, wisata pemandian Tirta
Suam, wisata pemandian Sekar Sari, wisata Sentra Industri dan Kerajinan (SIK) di Jalan By
Pass, wisata kampung sepatu di Kelurahan Miji, wisata religi Masjid Al-Fatah di Kelurahan
Kauman, wisata di kawasan alun-alun, wisata kampung bunga di Kelurahan Kauman,
wisata kampung cor di Kelurahan Pulorejo, wisata kampung batik di Kelurahan
Surodinawan dan Kelurahan Gunung Gedangan, wisata sumber air panas di Kelurahan
Kedungsari, dan wisata religi makam KH. Achyat Chalimy di Jalan. KH. Wachid Hasyim.
2.2.1.6. Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau
Potensi dari kawasan ruang terbuka non hijau di Kota Mojokerto berupa alun-alun,
lapangan olahraga, stadion dan tempat rekreasi.
2.3. Gambaran Demografi
2.3.1. Jumlah Penduduk dan Jumlah Kepala Keluarga
Jumlah penduduk Kota Mojokerto tahun 2016 yang disajikan pada tabel 2.2.
adalah merupakan hasil dari registrasi penduduk akhir tahun 2016 melalui entry database di aplikasi e-KTP. Kota Mojokerto mempunyai penduduk sebanyak 140.161 jiwa yang
tersebar di 3 (tiga) kecamatan dan 18 (delapan belas) kelurahan. Penduduk perempuan
sebanyak 70.674 jiwa atau sebesar 50,42 persen; dan penduduk yang berjenis kelamin
laki-laki adalah sebanyak 69.487 jiwa atau sebesar 49,58 persen yang tergambar pada
Pemerintah Kota Mojokerto
Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan/Kelurahan dan Jenis Kelamin
Tahun 2016
Kecamatan/Kelurahan Jenis Kelamin Total %
Laki-laki % Perempuan %
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Mojokerto 2017
Berdasarkan komposisi penduduk laki-laki dan perempuan seperti tertera pada
tabel diatas, dapat dikemukakan bahwa rasio jenis kelamin (sex ratio) Kota Mojokerto adalah sebesar 98,32%, yang berarti di setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98
penduduk laki-laki.
Perkembangan penduduk di Kota Mojokerto dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya memiliki pertumbuhan yang fluktuatif. Pada tahun 2016 pertumbuhan
penduduk Kota Mojokerto mengalami penurunan sebesar 0,57 persen dari tahun
sebelumnya (1,57% menjadi 0,97%). Penurunan laju perkembangan penduduk ini terkait
Pemerintah Kota Mojokerto
penduduk pindah dari Kota Mojokerto sebesar 600 jiwa (2.877 jiwa pada tahun 2015).
Kemudian untuk angka kelahiran dan kematian pada tahun 2016 berjumlah 359 jiwa dan
208 jiwa (1959 jiwa dan 1097 jiwa pada tahun 2015) pada tahun 2016 hanya sebesar 648
jiwa Untuk kepadatan penduduk di Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel 2.3 dan peta
2.2 dibawah ini.
Tabel 2.3. Perkembangan dan Kepadatan Jumlah Penduduk Kota Mojokerto Tahun 2016
Tahun
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Mojokerto 2017
2.3.2. Jumlah Penduduk Miskin dan Persebaran Penduduk
Kemiskinan sering dihubungkan dengan masalah kesulitan dan kekurangan di
berbagai keadaaan hidup. Beberapa mengartikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan
dalam meningkatkan kualitas hidupnya, sedangkan lainnya memberikan pengertian yang
luas dengan memasukkan dimensi-dimensi sosial dan moral. Umumnya ketika orang
berbicara mengenai kemiskinan maka yang dimaksud adalah kemiskinan material, dengan
pengertian ini seseorang dikategorikan miskin apabila tidak mampu memenuhi standar
minimum kebutuhan pokoknya agar dapat hidup secara layak.
Pemerintah Kota Mojokerto
menjadi 3 (tiga) kategori yaitu sangat miskin, miskin dan hampir miskin. Untuk lebih
jelasnya mengenai data kemiskinan di Kota Mojokerto, dapat dilihat pada tabel dibawah
Pemerintah Kota Mojokerto
Pemerintah Kota Mojokerto
Tabel 2.4. Jumlah Kelurga Miskin Kota Mojokerto Tahun 2016
Kecamatan/Kelurahan Kategori Kemiskinan Total
Sangat Miskin Miskin Hampir Miskin
Kecamatan Prajurit Kulon
Sedangkan untuk persebaran penduduk di Kota Mojokerto, berdasarkan jumlah
penduduk di tiap kecamatan dapat diketahui bahwa Kecamatan Prajurit Kulon yang paling
banyak penduduknya berada di Kelurahan Surodinawan kemudian yang paling sedikit
jumlah penduduknya berada di Kelurahan Kauman, untuk Kecamatan Magersari yang
paling banyak penduduknya berada di Kelurahan Wates kemudian yang paling sedikit
jumlah penduduknya berada di Kelurahan Gedongan, Kecamatan Kranggan paling banyak
penduduknya berada di Kelurahan Kranggan kemudian yang paling sedikit jumlah
penduduknya berada di Kelurahan Purwotengah. Untuk lebih jelasnya persebaran
Pemerintah Kota Mojokerto
Tabel 2.5. Sebaran Penduduk Kota Mojokerto Tahun 2016
Kecamatan/Kelurahan Jumlah Penduduk %
Sebagai modal dasar pembangunan, kelompok umur produktif dari komposisi
penduduk Kota Mojokerto mencapai 59.590 jiwa atau 42,52 % dari total penduduk Kota
Mojokerto tahun 2016. Komposisi ini diharapkan memberikan dampak positif pada
pertumbuhan ekonomi demi kesejahteraan masyarakat. Berikut ini adalah data sebaran
jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Kota Mojokerto tahun 2016.
Tabel 2.6. Sebaran Penduduk Kota Mojokerto Menurut Umur Tahun 2016
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah %
0-14 31.688 44.656 33.439 57,48 %
15-59 35.221 24.369 59.590 42,152%
59 + 2.571 1.645 14.550 3,01 %
Total 70.310 71.514 141.824 100 %
Pemerintah Kota Mojokerto
2.3.3. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Lima Tahun ke Depan
Proyeksi penduduk tiap Kecamatan di Kota Mojokerto tahun 2018 - 2022 disajikan
dalam tabel 2.7 dibawah ini. Dari tabel 2.7. diketahui seluruh wilayah Kota Mojokerto
adalah perkotaan, jumlah penduduk di kecamatan Kranggan sedikit lebih banyak dari
kecamatan Prajurit Kulon. Sedangkan untuk jumlah KK di Kecamatan Magersari pada
proyek tahun 2021 sebanyak 15.733 KK, Kecamatan Prajurit Kulon berjumlah 10.888 KK,
dan yang paling rendah Kecamatan Kranggan sebanyak 10.312 KK.
Tabel 2.7. Proyeksi Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga 5 Tahun ke Depan
Nama
Tabel 2.8. Proyeksi Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan 5 Tahun ke Depan
(berdasarkan luas terbangun)
Nama Kecamatan
Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (org/Ha)
Tahun Tahun
Pada tabel 2.8. dapat diketahui tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduk per
kecamatan dimana tingkat pertumbuhan penduduk terbesar pada Kecamatan Kranggan
sebesar 1,22%, kemudian diikuti Kecamatan Prajurit Kulon sebesar 1,07% dan Kecamatan
Magersari sebesar 0,94%. Sedangkan kepadatan penduduk terbesar berada di Kecamatan
Magersari sebesar 160 orang/Ha, Kecamatan Prajurit Kulon sebesar 111 orang/Ha, dan
Pemerintah Kota Mojokerto
2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
2.4.1. Kondisi Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi ini diukur dari PDRB atas harga konstan tahun 2010. Salah
satu ukuran keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah tingkat pertumbuhan
ekonominya. Dengan asumsi bahwa dengan pertumbuhan yang tinggi akan menyerap
tenaga kerja yang tinggi pula, yang pada hakekatnya meningkatkan pendapatan dan daya
beli masyarakat. Sehingga pertumbuhan yang tinggi tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kemakmuran penduduk.
Pertumbuhan ekonomi didasarkan pada besaran PDRB atas dasar harga konstan,
sehingga di dalamnya sudah tidak terkandung perubahan harga. Dengan kata lain, harga
konstan digunakan untuk melihat perubahan atau kenaikan bahkan penurunan
faktor-faktor produksi seluruh faktor-faktor produksi. Tingkat pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan yang dihitung dari PDRB merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat
pertumbuhan sektoralnya. Apabila sebuah sektor mempunyai kontribusi besar dan
pertumbuhannya lambat, maka hal ini akan menghambat tingkat pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan. Sebaliknya, apabila sebuah sektor mempunyai kontribusi yang besar
terhadap totalitas perekonomian, maka apabila sektor tersebut mempunyai tingkat
pertumbuhan yang tinggi, maka sektor tersebut sekaligus akan menjadi lokomotif
pertumbuhan yang secara total tingkat pertumbuhan ekonominya menjadi besar.
Selama 5 (lima) tahun terakhir ini (2012-2016), PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) Kota Mojokerto mengalami peningkatan yang cukup berarti. Kenyataan ini
memberikan indikasi nyata bahwa perekonomian Kota Mojokerto secara nominal terus
meningkat. Pada Tahun 2013 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kota Mojokerto
sebesar 3,663 trilliun dan mengalami peningkatan pada Tahun 2013 sebesar 10,18 %
menjadi 4,036 trilliun. Pada Tahun 2014 PDRB ADHB Kota Mojokerto juga naik mencapai
Rp. 4,433 trilliun. atau meningkat sebesar 9,85 %. Sementara pada Tahun 2015 juga masih
tetap mengalami kenaikan menjadi 4,881 trilliun atau naik sebesar 10,46%. Pada Tahun
2016 PDRB ADHB Kota Mojokerto juga naik sebesar 10,03 % atau menjadi sebesar 5,371
trilliun. Hal ini menunjukkan bahwa selama 5 (lima) tahun terakhir (2012-20116) PDRB
ADHB Kota Mojokerto mengalami peningkatan yang sangat nyata yaitu sebesar 46,59%.
Peningkatan PDRB ADHB sebesar 46,59 % dari tahun 2012 sampai dengan Tahun
2016 ini, tidak serta merta menunjukkan peningkatan pertumbuhan ekonomi atau
meningkatnya kesejahteraan rakyat, karena seperti diutarakan diatas pengaruh besarnya
Pemerintah Kota Mojokerto
Tabel 2.9. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Tahun 2012 - 2016
Lapangan Usaha/Industry 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
C. Industri Pengolahan/Manufacturing 407.971,5 444.758,4 493.475,9 543.717,2 607.057,6
Pemerintah Kota Mojokerto
Lapangan Usaha/Industry 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Printing and Reproduction of Recorded Media
Pemerintah Kota Mojokerto
Lapangan Usaha/Industry 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es/Manufacture of Gas and Production of Ice
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
E. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang/Water supply, Sewerage,
Waste Management and
Remediation Activities
5.365,0 5.341,1 5.420,0 5.436,1 5.901,3
F. Konstruksi/Construction 416.139,2 447.848,4 498.294,2 551.399,4 590.293,6
G. Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Pemerintah Kota Mojokerto
Lapangan Usaha/Industry 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
M,N Jasa Perusahaan/Business Activities 27.650,2 31.355,5 34.439,7 38.264,6 42.042,4
O. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib/Public Administration and
Sosial/Human Health and Social Work Activities
Selama tahun 2016, kegiatan ekonomi di Kota Mojokerto menunjukkan adanya
pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 5,77 persen (harga konstan tahun 2010). Dengan
pertumbuhan ekonomi sebesar 5,77 persen dan inflasi Kota Mojokerto sebesar 2,55
persen, hal ini akan menjadi titik terang dan harapan untuk semakin lebih membaiknya
perekonomian Kota Mojokerto di masa-masa mendatang.
Tabel 2.10. Pertumbuhan Ekonomi Kota Mojokerto Tahun 2012 - 2016 (%)
Pemerintah Kota Mojokerto
Kemudian untuk potensi ekonomi yang ada di Kota Mojokerto, meliputi :
1. Industri Kecil Menengah
Mayoritas jenis industri di Kota Mojokerto adalah industri kecil menengah. Untuk lebih
jelasnya mengenai jenis dan jumlah industri kecil di Kota Mojokerto dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 2.11. Jenis dan Jumlah Industri Kecil Menengah Kota Mojokerto
No Jenis Komoditi Total Usaha
(Unit)
Sumber : Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto, 2016
2. Industri Berbasis Agro
Sebagian besar industri yang ada di Kota Mojokerto adalah industri pengolahan
berbasis agro. Industri berbasis agro tersebar merata di Kota Mojokerto. Didukung dari
letak geografis yang berada di jalur “GERBANGKERTOSUSILA (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan)” membuat Kota Mojokerto menjadi
tempat singgah bagi para wisatawan yang melewati jalur ini.
Pemerintah Kota Mojokerto telah banyak memberikan fasilitas untuk pengembangan
usaha bagi IKM ini, agar seluruh industri berbasis agro yang ada di Kota Mojokerto bisa
Pemerintah Kota Mojokerto
b) Izin edar sebagai Industri Rumah Tangga
c) Sertifikasi Halal
d) Barcode
e) Pelatihan teknologi industri makanan dan minuman
f) Promosi melalui Pameran dan Website
g) Fasilitasi Merk
3. Industri Alas Kaki
Selain Industri Berbasis Agro, Kota Mojokerto sendiri memiliki KIID (Kompetensi Inti
Industri Daerah) yakni Industri Alas Kaki. Hal ini bisa terjadi karena masyarakat Kota
Mojokerto sebagian besar kegiatan ekonominya bergerak di bidang alas kaki. Produk
yang dihasilkan terdiri dari :
Komoditi industri alas kaki adalah industri andalan Kota Mojokerto, sehingga untuk
kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. Desain produk yang bermacam–macam
disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, membuat produsen alas kaki Kota
Mojokerto tidak kesulitan dalam memasarkan produknya.
Pemerintah Kota Mojokerto memberikan fasilitas untuk pengembangan usaha di
bidang alas kaki ini, diantaranya :
a) Pelatihan desain alas kaki
b) Pelatihan teknologi alas kaki
c) Fasilitasi Merk
d) Sosialisasi dan bimbingan SNI/ISO
e) Promosi produk melalui pameran dan website
f) Temu usaha antara IKM dengan pengusaha besar/buyers/Suplier
g) Penguatan pembentukan KUB IKM alas kaki
h) Optimalisasi Sentra KUB IKM alas kaki
4. Industri Batik Tulis
Industri batik tulis dan cap di Kota Mojokerto mempunyai bermacam–macam varian.
Sebagian besar motif batik Kota Mojokerto bertema akan Kerajaan Majapahit agar
Pemerintah Kota Mojokerto
motif yang disesuaikan dengan tradisi dan budaya Kota Mojokerto sendiri. Seperti
motif yang sekarang ini dipakai oleh seluruh pegawai di jajaran Kota Mojokerto, yakni
motif batik rengkik yang menggambarkan ikan rengkik ciri khas Kota Mojokerto.
Fasilitas yang diberikan oleh pemerintah Kota Mojokerto pada pengembangan usaha di
bidang ini antara lain :
a) Pelatihan teknologi batik dalam pewarnaan zat sintetis dan pewarnaan zat remasol
b) Fasilitasi pendaftaran Merk dan hak cipta (HKI) ke Ditjen HKI Jakarta
c) Promosi Produk melalui pameran dan website
5. Industri Handicraft
Di Kota Mojokerto, Industri di bidang ini mulai banyak diminati dan menjamur. Industri
di bidang ini memiliki banyak varian, dari berupa konveksi tas katun, aksesoris kawat,
sulam pita, kerajinan bambu, dan sebagainya.
6. Industri Miniatur Perahu
KIID Kota Mojokerto adalah Industri Alas Kaki, sedangkan OVOP (One Village One
Product) Kota Mojokerto adalah Industri Miniatur Perahu. Hal ini dikarenakan Miniatur
Perahu adalah produk unik dan hanya ada di salah satu daerah di Kota Mojokerto
yakni, Kelurahan Miji. Walapun sekarang ini industri ini juga sudah berkembang di
daerah lain di sudut Kota Mojokerto. Namun tetap menjadi keyakinan di Kota
Mojokerto, bahwa penghasil miniatur perahu hanya di Kelurahan Miji.
7. Industri Cetakan Kue
Industri Cor Aluminium Cetakan Kue adalah salah satu termasuk Industri tertua di Kota
Mojokerto, dikarenakan industri ini sudah lama berdiri di Kota Mojokerto dan turun
temurun. Cetakan kue yang dihasilkan bermacam–macam sesuai dengan kebutuhan
konsumen.
2.4.2. Pendapatan Perkapita dan Proporsi Penduduk Miskin
Pendapatan per kapita merupakan sebuah indikator yang sangat dikenal, terutama
oleh para birokrat yang berkecimpung dalam penanganan peningkatan kemakmuran
masyarakat. PDRB Perkapita adalah PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun. Besaran ini dipengaruhi oleh jumlah penduduk pertengahan tahun dalam arti
bahwa semakin tinggi jumlah penduduk akan semakin kecil besaran PDRB per kapita
wilayah tersebut. Semakin tinggi PDRB perkapita suatu wilayah semakin baik tingkat
perekonomian wilayahnya, walaupun ukuran ini tidak dapat memperlihatkan kesenjangan
Pemerintah Kota Mojokerto
paling tidak sebagai acuan memantau kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan
produk domestik barang dan jasa wilayah tersebut.
Pada umumnya PDRB per kapita disajikan berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku,
karena PDRB per kapita selain dipengaruhi faktor produksi juga dipengaruhi oleh harga
barang/jasa. Namun gambaran tersebut tidak dapat langsung dijadikan sebagai ukuran
peningkatan ekonomi maupun penyebaran di setiap strata ekonomi karena pengaruh
inflasi sangat dominan dalam pembentukan PDRB Atas Dasar Berlaku.
Gambar 2.1. PDRB Perkapita Kota Mojokerto Tahun 2012 - 2016 (Juta Rupiah)
Sumber : PDRBKota Mojokerto, 2017
Dari gambar diatas tampak bahwa PDRB per kapita Kota Mojokerto lima tahun
terakhir setiap tahun meningkat. Pada Tahun 2012 PDRB per kapita Kota Mojokerto telah
mencapai sekitar 29,889 juta rupiah. Tahun 2013, 2013 dan 2015 PDRB per kapita Kota
Mojokerto berturut-turut mencapai 32,60 juta, 35,55 juta dan 38,83 juta rupiah. Pada
tahun 2016, PDRB per kapita Kota Mojokerto mencapai 42,49 juta atau meningkat 3,66
persen dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan, bahwa secara umum
kesejahteraan masyarakat Kota Mojokerto dari tahun ke tahun semakin membaik.
Dalam kurun waktu tahun 2012 - 2016 jumlah penduduk miskin di Kota Mojokerto
mengalami penurunan menjadi 5,87%. Pada tahun 2013 jumlah penduduk miskin dan
persentase kemiskinan di Kota Mojokerto mengalami sedikit peningkatan dari 6,46 %
tahun 2012 menjadi 6,63 % tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh belum berkualitasnya
pertumbuhan ekonomi di Kota Mojokerto dan bertambahnya pekerja rentan. Akan tetapi
Pemerintah Kota Mojokerto
Tabel 2.12. Angka Kemiskinan Kota Mojokerto (Hasil SUSENAS Tahun 2012 - 2016)
Tahun Jumlah Penduduk
Kota Mojokerto berada pada ketinggian antara 18,75 - 25 meter di atas permukaan
laut. Sebagian besar wilayah di Kota Mojokerto berada pada ketinggian 18,75 mdpl. Data
dan peta topografi di Kota Mojokerto dapat dilihat pada Tabel 2.13. dan Peta 2.3.
Tabel 2.13. Kondisi Topografi Kota Mojokerto
No Kecamatan/Kelurahan Topografi Jumlah (Ha)
Pemerintah Kota Mojokerto
2.4.3.2. Gambaran Geohidrologi
Kondisi geohidrologi Kota Mojokerto sangat dipengaruhi oleh sungai-sungai yang
melintasi Kota Mojokerto dan kedalaman air tanahnya. Terdapat 7 sungai yang melintasi
Kota Mojokerto yaitu Sungai Brantas, Sungai Brangkal, Sungai Sadar, Sungai Cemporat,
Sungai Ngrayung, Sungai Watu Dakon, dan Sungai Ngotok. Air tanah di Kota Mojokerto
memiliki kedalaman antara 25 m. Lebih jelasnya dilihat padaTabel 2.14. dan Peta 2.4.
Tabel 2.14. Panjang Sungai di Kota Mojokerto
NO NAMA SUNGAI PANJANG SUNGAI (M) KARAKTER
1. Sungai Brantas 11088,661 Bertanggul
2. Sungai Brangkal 7616,542 Bertanggul
3. Sungai Sadar 7860,713 Bertanggul
4. Sungai Cemporat 1874,852 Bertanggul
5. Sungai Ngrayung 3818,769 Bertanggul
6. Watu Dakon 4211,452 Bertanggul
7. Ngotok/Pulo 4902,914 Bertanggul
Pemerintah Kota Mojokerto
Pemerintah Kota Mojokerto
Pemerintah Kota Mojokerto
2.4.3.3. Gambaran Geologi
Kondisi Geologi lapisan batuan yang terdapat di Kota Mojokerto sebagian besar
merupakan seri batuan Aluvium, Plistosen Fasies Sedimen dan Alluvium Fasies Gunung
Api. Jenis aluvium mendominasi disebagian besar wilayah di Kota Mojokerto seluas
980,35 Ha, Plistosen Fasies Sedimen seluas 223,40 Ha terdapat di Kelurahan Gunung
Gedangan dan Kedundung, Alluvium Fasies Gunung Api seluas 442,79 Ha meliputi
Kelurahan Surodinawan, Miji, Prajurit Kulon, Blooto, Mentikan, Kauman, Pulorejo, Jagalan,
Sentanan, Purwotengan dan Magersari. Luas geologi setiap kelurahan dapat dilihat pada
Tabel 2.15.
aluvial kelabu dan aluvial coklat kekuningan. Jenis tanah Asosiasi aluvial kelabu dan
Pemerintah Kota Mojokerto
Magersari terdapat di seluruh Kelurahan dengan luas total untuk Kota Mojokerto seluas
624,57 Ha. Sedangkan jenis tanah Grumosol mendominasi jenis tanah di Kota Mojokerto,
luas wilayah yang memiliki jenis tanah tersebut adalah 1.021,97 Ha terdapat di Kelurahan
Meri, Gunung Gedangan, Kedundung, Balongsari, Jagalan, Santanan dan seluruh wilayah di
Kecamatan Prajurit Kulon. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.16.
Tabel 2.16. Jenis Tanah Kota Mojokerto
Kota Mojokerto mempunyai perubahan iklim 2 jenis setiap tahunnya yaitu musim
penghujan dan musim kemarau. Curah hujan pada bulan Februari merupakan curah hujan
tertinggi yang terjadi selama tahun 2016 yaitu mencapai 848,70 mm. Sedangkan rata-rata
curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 33,80 mm.
Kemudian untuk kondisi temperatur udara, Kota Mojokerto memiliki temperatur
udara maksimum 33,8°C yang terjadi pada bulan Mei dan Nopember, dan minimum
Pemerintah Kota Mojokerto
terjadi pada bulan Mei yaitu sebesar 99%, dan minimum sebesar 42% yang terjadi pada
bulan September. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.17. dan peta 2.5.
Tabel 2.17. Kondisi Cuaca Tiap Bulan di Kota Mojokerto Tahun 2016
NO BULAN
Pemerintah Kota Mojokerto
Pemerintah Kota Mojokerto
2.4.4. Resiko Bencana Alam
Pada dasarnya Kota Mojokerto tidak mempunyai kawasan rawan bencana alam
yang memerlukan perhatian khusus. Rawan bencana alam yang ada di Kota Mojokerto
yaitu rawan bencana banjir.
Bencana banjir yang terjadi di Kota Mojokerto tepatnya berada pada lokasi
Kelurahan Kauman, Kelurahan Gedongan, Kelurahan Purwotengah, Kelurahan Jagalan,
Kelurahan Sentanan, Kelurahan Mentikan, Kelurahan Kranggan, Kelurahan Miji, Kelurahan
Pajuritkulon, Kelurahan Blooto, Kelurahan Surodinawan, Kelurahan Magersari, Kelurahan
Wates, Kelurahan Kedundung, Kelurahan Balongsari, Kelurahan Gunung Gedangan, dan
Kelurahan Meri. Untuk data genangan air hujan lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 2.18. Data Genangan Air Hujan di Kota Mojokerto
Pemerintah Kota Mojokerto
2.4.5. Isu-isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Kota
Mojokerto untuk mencapai target pembangunan di bidang cipta karya. Isu tersebut
didapat melalui serangkaian koordinasi dalam lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto.
Pemerintah Kota Mojokerto
di masing-masing kecamatan memiliki kesenjangan yang cukup tinggi dengan tingkat kepadatan tertinggi di pusat kota. Kepadatan yang tinggi tersebut tidak diimbangi dengan prasarana lingkungan yang memadai sehingga
kemudian muncul masalah
permukiman kumuh.
Masih terdapatnya rumah tidak layak huni di beberapa kelurahan
Terdapat kawasan pemukiman yang
berada di sempadan sungai, dan sempadan kereta api.
Tingginya kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau masih belum
diimbangi oleh kemampuan
penyediaan baik oleh masyarakat, dunia usaha dan pemerintah.
layak huni dan berkelanjutan
karena terbatasnya ruang dan terjangkau khususnya bagi MBR.
Air Minum Jumlah rumah tangga yang
menggunakan air bersih di Kota Mojokerto cenderung menurun.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa kandungan logam khususnya Fe di air tanah cukup tinggi, termasuk diantaranya adalah kandungan bakteri e-colli yang tinggi akibat sanitasi yang - Banyaknya meteran pelanggan yang
usang/rusak
- Banyak jaringan pipa PDAM yang
telah usang
- Debit air dari pelayanan air bersih
Cakupan pelayanan dan kualitas
Pemerintah Kota Mojokerto
SEKTOR PERMASALAHAN ISU STRATEGIS
seluruh wilayah Kota Mojokerto secara merata.
Air Limbah Masih banyak penduduk yang belum
punya jamban pribadi yang memenuhi standart SNI.
Di beberapa titik di Kota Mojokerto,
banyak masyarakat yang masih
membuang limbah cair domestik ke
dalam saluran drainase /sungai.
Limbah Rumah tangga/domestik ini berpotensi untuk mencemari tanah permukaan ataupun air tanah.
Persampahan Terbatasnya sarana prasarana
pengelolaan sampah pengelola sampah sebagai regulator sekaligus operator pengelolaan serta belum memadainya SDM.
Drainase Kondisi topografi kota Mojokerto
relatif datar bahkan dibagian tengah relatif rendah sehingga membentuk cekungan yang rawan terjadi genangan banjir.
Kondisi topografi yang datar
menyebabkan pengaliran air
dipermukaan tidak dapat mengalir dengan cepat.
Kota Mojokerto dikelilingi oleh sungai Brantas, Kali brangkal dan Kali Ngotok. Pada saat terjadi hujan deras elevasi permukaan banjir di Kali Brantas, Kali Brangkal dan Kali Ngotok lebih tinggi dari pada elevasi saluran drainase sehingga air dari saluran drainase kota
Sistem drainase belum sepenuhnya
berfungsi dengan baik sebagai sarana pembuang air hujan karena sebagian besar salurannya masih menjadi satu dengan saluran pembuangan limbah.
belum dijadikan sebagai salah satu hal yang cukup penting
disatu sisi akan memberikan dampak terhadap drainase pada saat musim hujan.